::
-'***"'t 'r':'':l':':" .',.,.,:ii... g-O lS S N 2 3 i, 2 8.'',8;irl :'
:t:i.3
:,tti.ii, :-.,.:,.: :i-:.
.,.,.,',,.,.,.
PROSIDING
;
i:11!,-::,,iil
t.'.,:trjlSjilj
SEMINARNASIONAL ,.',.ffi
rrElvtrlrfl^f\ rrflattLrlrlaL ,1,,,r..:,,,,,r**i.iLil''....... P E N D I D I I(A N T E KN I K OTO M OT I F.!.,',..,,,;:,,::,,::i::,::,:.:,,
Y
'1
.,..::
.-:3rff t+:.]-:-:il.t4:4aE: #= v"
{
& i
I
*
@ffiFdms ffiTreKEfiKftrcn
EIhNilffiWr+doffiffiNGffiS FAKULTAS KEGUR,UAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MU HAMMADIYAH PURWOREJO 2015
ISSN:2338-0284
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Purworej o 23 Mei 2015 Tantangan dan Peluang Pendidikan Vokasi Kejuruan dalam Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Penyunting:
Arif
Susanto, M.Pd. Bambang Sudarsono, M.Pd. Widyatmoko, M.Pd. Dwi Jatmoko, M.Pd.
Tata Letak: Mike Elly Anitasari, S.Pd. Hardi Setioko, S.E.
Daftar Isi 1.
TANTANGAN DAN PELUANG PENDIDIKAN VOKASI DALAM
MEMASUKI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
waluyo"...' 2.
Siswanto.....
............5
UPAYA MENGEMBANGKAN SMK NEGERI 2 PENGASIH SEBAGAI MODEL SEKOLAH CERDAS ISTIMEWA DAN BAKAT ISTIMEWA (CI-BT) DALAM MENYIAPKAN LULUSANNYA MEMASUKI DUNIA USAHA DAN DLINIA INDUSTRI (DU/DI) DI ERA GLOBAL Ipnugraha
4.
t2
PENGARUH METODE PROBLEM-BASED LEARNING DAN DIRECT TEACHING TERIIADAP IIASIL BELAJAR ALAT UKUR DITINJAU DARI MOTIVASI DAN KREATryITAS SISWA Heru Raharjo
5.
1
TEACHING FACTORY SMK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK OTOMOTIF Ibnu
3.
.....................
21
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN BE-COOLS (BLENDED COOPERATIVE WITH NANO LESSON STADY) I}NTUK MENINGKATAN KOMPETENSI MAIIASISWA Marsono, Mingchang Wu, Fitria Khasanah
6.
PROGRAM PERCEPATAN PENULISAN TUGAS AKHIR SKRIPSI
MAHASISWA JTIRUSAN PT. OTOMOTIF'FT TINY Ibnu
7.
Siswanto................
..................40
MEMILTH METODE PEMBELAJARAN IINTUK MATA PELAJARAN PRODI.IKTIF' PADA SMK PROGRAM STUDI KEAHLAH TEKNIK OTOMOTIF Rabiman
B.
PERAN GURU PROFESIONAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN
INDUSTRI Arif Bintoro Johan
55
9. PERAN GURU SMK DALAM
MENTIIVIBUHKAN KESIAPAN BERWIRAUSAHA SISWA SMK PROGRAM STTIDI TATA KECANTIKAN Ade Novi Nurul Ihasani................ .....................61
10. PERAN PENDIDIKAN SMK DI ERA GLOBALISASI Agny
Ardiansyah.........
..................66
PERAN GURU PROFESIONAL DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN INDUSTRI
Arif Bintoro Johan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa abej
1j anoko@yahoo.
com
Abstrak Peran Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam menyiapkan tanaga guru SMK yang nantinya akan menghasilkan anak didik yang layak dan punya kompetensi untuk
terjun memenuhi kebutuhan industri harus merestrukturisasi sistem ieplndidikan dan sajian kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pembenahan juga diperlukan dalam kajian analisis kebutuhan serta kerjasama yang lebih luas lagi. LPTk -harus mampu meredesain kurikulum calon guru SMK yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan industri. Era globalisasi yang berlangsung saat ini menuntut peran pendidikan teknologi d"an kejuruan agar semakin mantap. Masalah relevansi, peninglatan mutu dan efisien"si p"ny"l"ngguru=u1 pendidikan teknologi dan kejuruan sudah sering dipertanyakan, Hal ini didasarkan bahwa semakin sulitnya lulusan pendidikan teknologi dan kejuruan untuk memperoleh pekerjaan, sementara jumlah lulusannya semakin bertambah. Seluruh bidang keahlian dalam dunia terja terbentuk dari hubungan antara manusia dengan benda. Manusia terdiri dari komponen jasmani dan komponen rohani atau ide, sedangkan benda dapat berbentuk perangkat keras dan perangkat lunak yaitu data. Dengan demikian bidang keahlian dalam dunia terja ierbentuk atas hubungan manusia, ide, benda dan data. Pengembangan sistem pendidikan teknologi dan kejuruan pe-rlu dirancang sesuai dengan kebutuhan industri. Untuk dapat mencapai tuJuan ini, keterlibatan dunia industri h|-ru: dikembangkan dalam menetapkan berbagai standar keahlian, pengembangan kurikulum dan kebijakan pengelolaan sistem pendidikan. Tingkat pendidikan angkatan kerja Indonesia diharapkan akan berubah. Hal ini akan mengubah pila harapan dan keinginan generasi muda dan orang tuanya. Indonesia diperkirakan akan mengikuti jejak pengalaman berbagai negara lain, dimana tingkat pendidikan yang semakin tinggi m".oputu1 kebutuhan individu dan keluarganya. Meninglatnya tingkat pendidikan arrgkaiai keq'a harus diimbangi pula dengan meningkatnya keterampilan ke{a lan pioduktivitasnyi. Kata kunci: guru, SMK, kebutuhan industri
PENDAIIULUAN Pada hakekatnya, penyelenggaraan
dan keberhasilan proses pendidikan pada semua jenjang dan semua satuan pendidikan ditentukan oleh faktor guru, disarnping perlunyu uorrrr-orr.ur penunjang
lainnya' Kualitas kemampuan guru yang rendah aki berdamp* puau rendahnya mutu pendidikan. Sedangkan derajat kemampuan guru sejak mula disiapkan pada suatu lembaga pendidikan guru yang ditangani oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikur, 6lrry, baik secara berjenjang maupun secara keseluruhan. LPTK merupakan lembaga penghasil tenaga edukasi (guru) di lndonesi a, yang sangat berperan bagi peningkatan kualitas sumbei daya malusia dalam" meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya. Kebutuhan guru bagi sekolah negeri maupun swasta dapat diprediksi dengan demikian pemerintahpun dapat menghasilkan tenagi pendidik yang selektif serta :"^:i* L:p", DerKualrtas.
Pada peradaban bangsa mana pun, termasuk Indonesia, profesi guru bermakna strategis karena penyandangnya mengemban tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan, pembudayaan, dan pembangun karakter bangsa. Makna strategis guru sekaligus meniscayakan pengakuan guru sebagai profesi. Lahirnya Undang-undang (UU) No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bentuk nyata pengakuan atas profesi glrru dengan segala dimensinya. Di dalam IJU \o' 14 Tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru adalah pendiJik prJfesional denga., tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, *"ngu.uhkan, melatih, menilai, dan mengevalu"asi peserta" didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, daipendidikan menengah.
55
23 Mei 2015
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Tor,nrgon clan Peluang Penttidiknn Vokasi Kejuruan dalam Memasuki
untuk menempuh ini, UU diundangkannya sejak yang diangkat -"r,&putt uo Sertifikat Pendidik. Guru jabatan, yang diharapkan bisa tuntas sampai dengan tahun 2015 guru dalam sertifikasi p.ogruor (Kemendikbud, 2015 : 1). khususnya dalam bidang Era globalisasi yang berlangsung saat ini penuh dengan persaingan, dalam rangka meningkatkan informasi, transformasi durikomorrikasi. Sehubottgutt dengan hal tersebut mampu berperan sebagai harus kejuruan dan teknologi kualitas sumber daya manusia, pendidikan Namun berdasarkan teknologi' dan pengetahuan pusat kebahasaan intelektual dan muara ilmu kejuruan masalah dan teknologi pendidikan kenyataan yang dialamipada dunia pendidikan khrrsusnya dan dunia kerja lulusan relevansi pemerataan kesempatan, peningkatan mutu, efisiensi dan masalah kesesuaian) dan (keterkaitan masih menjadi isu strateiis yaig perlu dibicarakan. Masalah relevansi menjadi menlrit< untuk dibahas' antaralulusan pendidikan teknoligi dan kejuruan dengan dunia.kerja (pengangguran)' Menurut data dari terlebih dengan semakin banyaknya lulusan yang tidak b9\erja SMK yang terserap oleh lapangan lulusan Dinas Tenaga Kerja tahun 2009, hunyu 35% dai setiap yang menunjukkan masih tingginya angka pengangguran, kerja. KonJisi ini adalah gambaran -teknologi dan-kej.r*un yang sekaligus dapat mengambarkan ketidakkhususnya bagi pendidikan industri. Mengamati permasalahan sesuaian kualitas lulusan dengan kebutuhan dunia usaha/dunia dilakukan untuk meningkatkan lulusan tersebut, perlu dirumuskan bagaimana upaya yang dapat dunia usaha/industri (Tampubolon, kebutuhan d"trgin pendidikan teknologi dan kejuruan agar sesuai 200e) Sebagai implikasi dari
uu No. 14 Tahun 2005, guru harus menjalani proses sertifikasi
PEMBAHASAI{ Mengapa Guru Profesional?
di pertengahan 1980-an Seiring dengan perubahan orientasi kehidupan masyarakat Indonesia pekerjaan guru kurang dan guru terpuruk citra yang menjadikan materi sebagai ukuran dominarl gemilang bagi generasi muda' yang depan diminati. Pekedaan gu.u diang'gap tidak menjanjikan masa Celakanya semua itu. semacam luru putu, p"naiOit"u.r pun fdaf bisa berbuat banyak atas kondisi juga setuju membelakangkan bidang pendidikan dibanding bidang-bidang kehidupan yang kalangan
lain (Mirdianto, 2009).
bangsa menjadi Bersamaan 6"ngun kondisi seperti di atas hakikat pendidikan untuk memiliki peran pendidikan manapun di dan terlupakan. Padahal dalam konteks itu, kapanpun generasi mempersiapkan selalu dan depan antisipatoris dan prepatoris, yakni selalu mengu"r, k" masa menyiapkan kegiatan muda untuk kehidupan mara depan. Secara filosofis, pendidikan merupakan mempertahankan eksistensinya, tetapi juga supaya bisa -uru a"pun suatu bangsa yang Oltal hlnya pada rataran nasional maupun internasional secara berperan dalam berbigai diriensi kehidupan bermartabat. pendidikan di Dengan dasar hlosofis seperti di atas tidak beralasan kiranya menafikkar bidang merupakan hakikatnya pendidikan juga karena demikian, negeri ini. iada belahan yurrg luin, pada tempat guru memposisikan pendidik terf,adap peserta didik, tidak layaklah
baituan/pelayanan berijasah serta yang tidak slmestinya. Sebagai seU.rah pekerjaan yang dengan keahlian khusus dan persyaratan untuk disebut profesi diakui oleh masyarakat dan/atau negafa, pekerjaan guru memenuhi (Mangkupraw
tr a,
2002:44).
pendidik harus diposisikan sebagai tenaga profesional. Seperti jenis pekerjaan yang tiga pilar yang melekat berkualifikasi profesionat yang lain, maka p"t"4uut pendidik harus dilandasi (iob quality), menjaga pekerjaan sebagi etos kerja, yaitu tlmfinan untuk menjunjung tinggi mutu prima kepada pelayanan harga diri dalarn pelaksanaan pekerjaan, dan teinginan untuk memberikan ke{a semacam itu' maka malyarakat (Buchori, 2000). i-ltttol senantiasa menjunjung tinggi etos
di atas perlu selalu diingal landasan filosofis peran dan hakikat pendidikan seperti telah dikemukakan
persyaratan yang mengikat ker;1a dan dipedomani. btos kerja itu iuga berimplikasi pada berbagai manusia, seperti panggilan jiri: daya profesi, sebagaimana disepekati paia ahli manajemen sumber kebakuan yang untuk menjalankan tugas mulia (vokasi), pengetahuan dan kecakapan/keahlian, kecakapan diagnqstik da: universal (teoretis, pri"nsipal, proiedural, dan asumtif), pengabdian, kompetensi aplikatif, otonomi, kode etik, dan klien' 56
FakuttasKeguruandanrmur",o,i,#)'lLIiiJi!,i1,';;,';:I;:;,"#t\i#::,:: Dengan pemenuhan persyaratan sebagai profesi, pekerjaan guru atau pendidik tidak dapat dipandang remeh, baik oleh kelompok pelaku maupun kelompok di luarnya. Bagi guru selaku pete4a profesi tentu saja riskan dengan tuntutan masyarakat adanya anak-anak yang salah asuh, salah didik,
atau salah ajar, seperti halnya dokter yang bisa saja melakukan kesalahan penanganan pasien
(malpraktik). Sejak pascareformasi politik di Indonesia, para ahli pendidikan juga berupaya melakukan reformasi pendidikan, dengan salah satu agendanya adalah peningkatan kesejahtlraan guru atau mengangkat citra guru atau menjadikan pekerjaan gum sebagai profesi. Buah dari agenda ieformasi pendidikan itu adanya konstitusi yang mengatur tentang guru dalam pendidikan. Guru mempunyai jurt kedudukan sebagai tenaga profesional --pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan -"n"ogui, pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal-- diangkat sesuai dengan peraturan perundangundangan, dibuktikan dengan sertifikat pendidik (UU No.1412005 Pasal 2 ayat (1) dan ayat 1271. Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan menuntut persyaratan kemampuan yang secara akademik dan pedagogis maupun secara profesional dapat diterima oleh pihak di mana guru bertugas, baik penerima jasa layanan secara langsung maupun pihuk luin terhadap siapa guru bertanggung jawab. Guru sebagai penyandang jabatan profesional harui disiapkan melalui program pendidikan yang relatif panjang dan dirancang berdasarkan standar kompetensi guru. Oleh sebab itu, diperlukan waklu dan keahlian untuk membekali para lulusan dengan beibagai kompetensi, yaitu penguasaan bidang studi, landasan keilmuan dari kegiatan mendidik, -uup.ro strategi menerapkannya secara pro fesional di lapangan. Sebagai pekerja profesional, guru harus memiliki kemampuan mengemban fungsi pendidikan, mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, 1'aitu dan memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan yaitu mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.
, I L I I I I I I I I I
Peran LPTK dalam membentuk guru vokasional yang profesional Kemajuan suatu negara tidak terlepas dari sistem pendidikan di negara itu, sebab pendidikan nerupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu. Setiap individu ,""uru langsung, ataupun tidak dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi. Untuk itu peranan lembaga pendidikan sangat besar dalam menghasilkan Sumber Daya \lanusia (SDM) yang potensial guna menyokong pelaksanaan pembangunan bangsa dan Negaia. Dengan kata lain pendidikan merupakan suatu titik sentral dalam pimbangunan. Salah satu lembaga pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), =erupakan lembaga pendidikan di bidang teknologi yang menyiapkan tenagate4a tingtat menengah. :{al ini sejalan dengan pendapat Purba (2002) yang merumuskin empat Llsi penoiOikan kejurian, 'akni: 1) Menghasilkan sumber daya manusia yang dapat menjadi faktor keunggulan dalam berbagai --Ltor pembangunan, 2) Mengubah peserta didik dari status beban menjadi ass=J pembang.rnun yulrrg ::oduktif, 3) Menghasilkan tenaga kerja yang profesional untuk memenuhi tuniutan rebutuhanindustrialisasi khususnya tuntutan pembangunan pada umumnya, 4) Membekali peserta - drk untuk mengembangkan dirinya secara berkelanjutan. Sejalan..dengan itu Hadiwaratama (2001) menyatakan bahwa "sekolah kejuruan bertujuan .--:uk menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil dan dapat memenuhi persyaiatan :ratan dalam bidang industri, perdagangan dan jasa yang mampu berusaha sendiri dalam membuka i.far,rgan kerja guna meningkatkan produksi dan perluasan kesempatan kerja" Untuk mencapai hal *Put. maka siswa SMK dituntut untuk lebih memahami dan menguasai setiap mata pelajaran yang t-olanya di sekolah karena setiap mata pelajaran saling mendukung dan saling -"*p"ogu*hi pada ;q-urskatan ilmu serta ketrampilan, perkembangan sikap dan kepribadiannya. Dunia industri saja yang bisa memiliki produksi dengan kualitas kelas-dunia yang mampu :csaing pasar global. Salah satu aspek yang mendukung perkembangan industri adalah ,dengan ';'-ber daya manusia yang maksimal. Asumsi umum beranggapan bahwa dalam pengembangan
:H,i,i::"T,#1':"ffii'::1"1'fi ilTi,"Ti:';lT:*3i:X1,ffi
I*Tiil*':I:,ff
5;,#m*:g; 57
23 Mei 2015 Tantangan dan Peluang Pendidiknn Vokasi Kejuruan dalam Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
manusia di industri. Salah satu bentuk pendidikan yang orientasinya dalam membentuk sumber daya manusia yang dibutuhkan oleh industri adalah pendidikan kejuruan. Pelaksanaan pendidikan kejuruan di Indonesia sudah dilakukan sejak lama dengan munculnya sekolah-sekolah menengah kejuruan atau SMK. Sesuai dengan Undang-Undang no. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 18. Dalam pasal itu disebutkan bahwa pendidikan menengah
merup;kan lanjutan dari pendidikan dasar (ayat 1), pendidikan menengah terdiri atas pendidikan umum dan pendidlkan menengah kejuruan (ayat 2), dan pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah (ayat 3). Aliyah - Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat jenis sekolah di lndonesia yang sederajat dengan SMK sendiri merupakan salah satu pendidikan menengah atas atau SMA, bedanya SMK lebih menekankan terhadap pendidikan vokasional. Lulusan SMK disiapkan untuk siap bekerja di lndustri namun tidak menutup kemungkinan juga lulusan SMK bisa masuk dalam perguruan tinggi. Selain itu tujuan pendidikan menengah t"j.t*un juga telah disebutkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22 Tahun 2006 tentang Siandar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah, ditegaskan bahwa pendidikan kejuruan bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya. Tantangan yang dihadapi para lulusan SMK akan semakin meningkat, untuk itu peserta didik perlu dipersiapkan secara serius dalam berbagai program kejuruan dengan mempertajam kemampuan adaptif, sejalan dengan kebutuhan kompetensi baik yang bersifat personal maupun sosial. Kompetensi perional meliputi kreativitas, ketekunan, kemampuan memikul tanggungjawab, memiliki kemampuan tejuruan darr sikap profesional, serta memiliki kecerdasan emosional. Kompetensi sosial adalah kemampuan bekerja secara efisien di dalam kelompok. Sedangkan kompetensi kerja merupakan karakteristik dasar yang dimiliki seseorang yang mengindikasikan cara berpikir dan bertindak untuk berbagai situasi dan dalam jangka waktu yang lama (Spencer & Spencer, 1993: 9-15). Kondisi tersebut membiwa konsekuensi bahwa sekolah efektif harus mampu menghasilkan lulusan dengan kompetensi yang utuh. Salah satu faktor mendasar yang menentukan ketercapaian tujuan pendidikan kejuruan adalah guru. Peran guru amat signifikan bagi setiap keberhasilan proses pembelajaran (Jones, Jenkin & Lord, 2006:1). Aspek yang bisa menunjang dalam tercapainya tujuan pendidikan kejuruan atau SMK adalah tenaga pendidik atau guru yang berperan dalam membantu pengembangan individu peserta didik agar sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut (Wagiran, 2009). Guru sebagai sumber daya manusia (SDM) yang ada di SMK mempunyai peranan yang sangat menentukan dan merupakan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan, karena guru adalah pengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi para siswa. Agar pelaksanaan KBM di berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan pembelajaran maka harus diciptakan guru yang profesional dan berkualitas sesuai dengan kebutuhan SMK baik jumlah, kualifikasi maupun spesialisasinya.
Mutu guru atau profesionalisme guru tidak lepas dari proses pembinaan guru baik pembinaan langsung oleh kepala sekolah dan pengawas atau juga oleh Pusat-pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan (P4TK). Pembinaan ini sangat penting karena guru pada umummnya masih banyak memiliki permasalahan mulai dari rendahnya kesejahteraan, rendahnya perlindungan, rendahnya mutu sampai tepada profesionalisme guru. Gaji dan kesejahteraan guru akhir-akhir ini menjadi isu yang dijadikan faktor penyebab rendahnya mutu guru sehingga untuk meningkatkan mutu perlu ditingkatkan gaji dan kesej ahteraannya melalui j alur sertifikasi. Guru dituntut mampu memfasilitasi proses pembelajaran aktif yang mampu membangkitkan minat dan kemauan siswa dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Dalam konteks ini menjadi penting bagi seorang guru untuk memiliki kompetensi dan bertindak efektif sebagai salahsatu kunci keberhasilan pembelajaran. Studi di negara-negara berkembang menunjukkan bahwa faklor guru memberikan sumbangan dalam prestasi belajar siswa sebesar 360/o, diikuti dengan faktor manajemen sebesar 23o/o, faktor waktu belajar sebesar 22o/o, dan faktor sarana fisik sebesar l9o/o (lndra Djati Sidi. 2000). 58
FakultasKegtruandan,,^rr"ro,ift'r':L\::;::::r'ilf :#:;,";XtL:::::;{ Menurut Charles Prosser yang dikutip oleh Wardiman (1998), ada 16 prinsip pendidikan kejuruan dan diantaranya yang terkait dengan peran industri ada tiga prinsip. pendidikan kejuruan akan afektif jika (a) tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, ian m"sin yang sama seperti 1.ang ditetapkan di tempat kerja dan (b) melatih r"r"oiung dalam kebiasaan Ue.pitii, dan bekeqfa seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. Selain dua prinsip itu ada prinsip lainnya yang terkait dengan peran industri, yaitu (c) pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih, merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja. Efisiensi ini diperoleh karena bagi industri tidak perlu menyelenggarakan pusat-pusat diklat lagi. Untuk memenuhi ketiga prinsip ini, sekolah kejuruan memerlukan biaya yang sangat besar, apatagi bila ingin memenuhi keseluruhan prinsip dari Prosser. Pemerintah Indonesia saat ini masih belum mampu sepenuhnya dalam menyediakan fasilitas can biaya yang memadai bagi sekolah kejuruan, sehingga dipastikan kualitas lulusan -"ngurungi sekolah kejuruan. Filosofi ini berimplikasi pada manaiimen dan kurikul,rri ,".t"a pembelajaran di S-\{K' SMK harus dikelola dengan mengacu pada tujuan utama, yaitu menyiapkan lulusan yang siap :remasuki dunia kerja dan bekerja. Manajemen SMK harus didisain untuk mencapai keefektifan dan sekaligus efisiensi. Merencanakan dan melaksanakan progmm sedekat mungkin dengan kondisi di :empat kerja merupakan tugas penting SMK. Kurikulum hirus disusun berdaiarkan kebutuhan dunia <e4a (demand driven). Peralatan dan mesin untuk praktik harus disediakan dengan kriteria yang sama :ahng tidak mendekati dunia kerja. Pembelajaran di SMK harus dilakukan sedJmikian rupa sehingga ':iusan benar-benar siap untuk memasuki dunia kerja, dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan, ':n sikap yang diperlukan di dunia kerja.
KESIMPULAN Memperhatikan peran guru dan tugas guru sebagai salah satu faktor determinan bagi
r:berhasilan pendidikan, maka keberadaan dan peningkatan profesi guru menjadi wacana yang sangat
:enting' Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya : :,:' l-esional dengan bernuansa pendidikan.
Kemerosotan pendidikan bukan diakibatkan
rnu*;"*"n
pendidikan modern dan
oleh kurikulum tetapi oleh
kurangnya
t:-1&ffipu?ll profesionalisme guru dan keengganan belajar siswa. Profesionalisme menekankan kefaia
:e:suasaan
ilmu
pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya.
-.:::'esionalisme bukan sekadar pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi lebih"merupakan sikap, :t:eembangan profesionalisme lebih dari seorang tetnisi bukan hanya memiliki keterampilan yang -:ei tetapi memiliki suatu tingkah laku yangdipersyaratkan. Guru yang profesional pada dasamya ditentukan oleh attitudenya yang berarti pada tataran t::atangan yang mempersyaratkan willingness dwt ability, baik secara intelektual
r-::iisi yang prima. Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus maupun pada menerus. Usaha :::tgkatkan profesionalisme guru merupakan tang=gung Jawab bersama antara LpTK sebagai :F-:-'etak guru, instansi yang membina guru (dalam hai ini Kernendikbud atau yayasan swasta), pGRI r'- nasyarakat. Guru masa depan diibaratkan sebagai "air bening yang menjernihkan,,. Calon guru haruslah
r*---putri terbaik Indonesia yang dididik
secara khusus-oleh le-Luga pendidikan yang bermutu, r'l-'-gga memiliki kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik aan prof"sional secaia lengkap. Di "t--:1ng itu, guru masa depan harus bisa berfungsi seUugai pembawa perubahan perilaku belajar r:r:-:ajar, termasuk mengubah kebiasaan mengajar yung .,raun tidah sesuai dengan kemajuan r*::-dikan terkini' Pendidikan guru secara khusus oluruirtuo tidak saja untuk menguatkan kompetensi 'r:-' -;ssional dan pedagogi yang dapat diperoleh di lingkungan akademik LpTKlan sekolah, tetapi *u' :rembentuk kompetensi kepribadian dan sosial melalui pendidikan dan pengasuhan di asrama dan rlri:-Jasan di daerah khusus.
fT.{R PUSTAI(A iru - l-i, Mochtar. 2000. peranan pendidikan dalam Budaya Politik. Basis, Nomor 07-08. Tahun J
Juli-Agustus.
ke_49
59
23 Mei 2015 Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Tantangan dan Peluang Pendidikan Vokasi Kejuruan dalam
Dewantara,
Ki Hajar.
1961. Karya
Ki Haiar Dewantara: Bagian Pertama, Pendidikan (disusun oleh
M.Tauchid,dkk).Yogyakarta:MajelisLuhurPersatuanTamanSiswa Hadiwaratama.200l.BukuPetuniukMenengah,Jakarta:Depdikbud Globalisasi, Maialah Komunika No' 25 Indra Djati sidhi. 2000. Pendidikan dan Peran Guru Dalam Era /tahun VIII/2000' Jones, J., Jenkin,
M., & Lord, S.
2006. Developing
ffictive
teacher performance' London: Paul
ChaPman Publishing.
Manusia Strategik' Jakarta: Ghalia Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2002. Manajemen Sumberdaya Indonesia.
penilaian portofolio' atau pendidikan Mirdianto. 2009. Menjadi guru profesional: panggilan iiwa, profesi? niu-Ui"t dari trttp:llafmlrAianto.blogspot.com/ 20091l1/menjadi-guruprofesional 25.html Tehtologi purba, Sukarman. 2002. Faktor-Faktor yang Berkaitan Dengan Kesiapan Tenaga Pengaiar FT Medan Penelitian Laporan dan Ke.iuruan Dalam Menghadafi Pengembangoi PfAf' Unimed. M. 1993. Competence at work: Models for superior performance' New Spencer, L.
M. & Spencer, s.
York: John WileY and Sons' Dalam Menghasilkan Lulusan Tampubolon, Hotmaria. 2009. Pendidikan Telvtologi Dan Keiuruan Negeri Medan Universitas Yang Relevatn Dengan Kebutuhan Dunia Kerja. PKK FT mengembangkan pendidiknn keiuruan secara holistik dan Nasional Revitalisasi Peran implikasinya bagi penyiapan guru kJiuruon professional. Seminar 97 9820428, hal 27 -40' ISBN: UNy dalam vr"l-o3"dtu" Tenaga rependidikan Profesional.
wagiran. 2009. Peran LPTK dalam
Melalui sekolah Menengah wardiman Djojonegoro. 1998. Pengembangan Sumber Daya Manusia: Kejuruan (SMK)' Jakarta: PT' Jayakarta Agung'
60