perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
SKRIPSI
FASHION PUNK DAN IDENTITAS REMAJA (Analisis Semiologi Terhadap Simbol-Simbol Visual dalam Fashion Komunitas Punk Modis Solo Grand Mall (SGM) di Surakarta) perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Oleh: ARUM SUTRISNI PUTRI D0204033
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik to user Jurusancommit Ilmu Komunikasi
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Telah Diuji dan Disahkan oleh Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada hari : Kamis Tanggal : 20 Januari 2011 digilib.uns.ac.id Panitia Penguji : 1.Ketua : Dr. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D ( NIP. 19600813 198702 2 001 2. Sekretaris : Drs. Aryanto Budhy S, M,Si ( NIP. 19581123 198603 1 002 3. Anggota : Dra. Hj. Sofiah, M.Si ( NIP. 19530726 197903 2 001 perpustakaan.uns.ac.id
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan
Drs. H. Supriyadi, SU NIP. 19530128 198103 1 001
commit to user
commit to user
) ) )
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman Persetujuan
Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik perpustakaan.uns.ac.id Universitas Sebelas Maret digilib.uns.ac.id Surakarta
Surakarta, 25 November 2010 Pembimbing
Dra. Hj. Sofiah Msi NIP. 19530726 197903 2 001
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk :
Djoko Sutrisno dan Sumiyati perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sugijarto Marto Moeljono Keluarga besar Terandou (Shin mum, Dieddy, Duele) Dir en Grey (Kaoru, Toshiya, Die, Shinya, & Kyo) All Punkers in the world And all the street musician in the world
~*~
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Setiap orang hanya mempunyai satu takdir. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ~ Don Vito Corleone the Godfather
Don’t blame the heavens. If fate wants you to have something, you will get it. If not, don’t bear any grudges. ~ Niikura Kaoru “Dir en Grey”
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK ARUM SUTRISNI PUTRI. D0204033. FASHION PUNK DAN IDENTITAS REMAJA (Analisis Semiologi Terhadap Simbol-Simbol Visual dalam Fashion Komunitas Punk Modis Solo Grand Mall (SGM) di Surakarta), Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010. Skripsi perpustakaan.uns.ac.id ini melaporkan hasil penelitian daridigilib.uns.ac.id analisis semiologi terhadap fashion subkultur remaja komunitas punk modis di kawasan Solo Grand Mall (SGM) Surakarta. Fashion komunitas Punk Modis SGM menunjukkan bahwa ada pesan yang ingin disampaikan oleh mereka. Dengan pengamatan terhadap atribut yang disandang mereka, penelitian ini ingin memaknai bagaimana perlawanan dan pemberontakan subkultur remaja direpresentasikan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan kajian semiologi komunikasi dan memberikan pengetahuan bahwa komunitas punk modis mempunyai sisi yang unik dan tidak selalu identik dengan kelakuan yang buruk. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengungkapkan adanya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi pustaka, dan wawancara. Analisa data dilakukan dengan metode semiologi melalui tahap penandaan Roland Barthes untuk mengetahui apa saja makna yang terkandung dalam fashion komunitas punk modis SGM di Surakarta terkait dengan makna pemberontakan subkultur remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam fashion komunitas punk modis SGM di Surakarta terdapat makna dan pesan pemberontakan atau perlawanan subkultur remaja terhadap budaya orangtua dan masyarakat dominan atau mainstream. Walaupun pemberontakan tersebut hanya terdapat pada level simbolik saja. Fashion punk modis bermakna: (1)Gaya Rambut: Hitam bermakna kekuatan sedangkan warna menyala bermakna menarik perhatian. Ciri khas yaitu jambul pendek bermakna protes (2)Gaya Riasan: gelap bermakna kehidupan tanpa masa depan (3)Fashion: (a)Kaos: Warna gelap bermakna tak ada harapan akan masa depan, warna menyala bermakna perasaan beda (b)Celana: jeans robekrobek bermakna protes terhadap kondisi masyarakat dominan, model baggy atau commit to user pensil bermakna bagaimana melepaskan diri dari kesulitan hidup, dipakai melorot bermakna kemerosotan moral (c)Jaket: jeans lusuh dan kotor dengan coretan bermakna agar mengingat kelakuan buruk diri sendiri, sedangkan jumper cut-up bermakna anarki, agresi, dan frustrasi (d)Boxer: sengaja diperlihatkan bermakna pemberontakan, kemerosotan moral, sikap acuh tak acuh akan norma, nilai, dan tata tertib sosial. (4)Sepatu: kanvas atau sneakers melambangkan jiwa muda, sedangkan boots bermakna perlawanan terhadap represi aparat. (5)Asesoris: (a)Ikat pinggang: bermakna terkekang atau terfragmentasi (b)Gelang: gelang rantai bermakna perbudakan, perlawanan dan pemberontakan, juga bermakna ikatan erat dengan teman satu komunitas (c)Kalung : bermakna pengekangan diri (6)Piercings: bermakna penyiksaan diri dan penderitaan. commit to user ABSTRACT
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ARUM SUTRISNI PUTRI. D0204033. PUNK FASHION STYLE AND YOUTH IDENTITY (Semiological Analysis Research About Visual Symbols of Solo Grand Mall (SGM) Poser-Punk Community’s Fashion Styles in Surakarta), Communication Science, Faculty of Social and Political Science, Sebelas Maret University, Surakarta, 2010. This research reports results from a semiology study of Poser-Punk youth community subculture in Solo Grand Mall (SGM) Surakarta. The SGM PoserPunk community’s fashion styles shows that there is any messages they want to perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id say by their visual symbols. By observating their attributes, this research wants to explore the meaning on how the resistance of the young subcultures represented. Hopefully, this research can be useful in semiology communication study and gives a different point of view that poser-punk community has a unique side and not always identified as a bad behaviour. The type of this research is descriptive qualitative in purpose to reveal the relations between one symptom to another symptoms in society. The technique to gathers the files by observation, literary study, and interviews. The files analyze with semiological theory from Roland Barthes through signification process to reveals the meaning of the visual symbols of the SGM Poser-Punk Community’s fashion styles in relation with the essensial of youth subcultural resistance. The results of this research shows that in SGM Poser-Punk Community’s fashion styles in Surakarta, there is a resistance meaning and messages of youth subculture to parents culture and dominant culture. Eventhough the resistance only on symbolic levels. Poser-punk’s fashion styles means: (1)Hairstyles: Black means power, shocking neon color means attractness. The special characteristic is semi Mohawk, or short Mohawk means protest (2) visual style : dark means life without future (3) fashion styles: (a)T-shirt: dark color means no hope of future, shocking color means difference (b)pants: cut-up jeans means protest against society conditions, baggy style or pencils means how to set them free from difficult life, showing their boxer means moral degradation (c)jacket: dirty jeans with graffiti means to remember their bad habit, cut-up jumper means anarchy, agression, and frustration (d)Boxer: show their boxer means rebellion, moral degradation, don’t care about social norm, values, and regulation. (4)shoes: sneakers means youth power, boots fights against police repression commit tomeans user (5)Accesories: (a)belt: means fragmentation (b) bracelet chain : means slave, fights and rebellion, it also means closeness with their community (c)necklace : means self-indulgence (6)Piercings: means self-torture and sorrow.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................. i PERSETUJUAN .............................................................................................. ii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id PENGESAHAN ............................................................................................... iii MOTTO ........................................................................................................... iv PERSEMBAHAN............................................................................................ v KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi DAFTAR ISI.................................................................................................... viii DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv ABSTRAK ....................................................................................................... xvi ABSTRACT..................................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1 commit to user
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 12 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 12 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 12 E. Obyek Penelitian ............................................................................ 13 F. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 14 1. Komunikasi ........................................................................ 14 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Semiologi ........................................................................... 19 3. Subkultur............................................................................ 36 4. Fashion ............................................................................... 40 5. Punk ................................................................................... 57 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id G. Metodologi Penelitian ................................................................... 63
1. Jenis Penelitian ................................................................ 63 2. Metode Penelitian ............................................................. 64 3. Teknik Sampling ................................................................ 64 4. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 65 5. Sumber Data
.................................................................. 66
6. Unit Analisa ..................................................................... 66 7. Teknik Analisis Data ....................................................... 67 BAB II SEJARAH PUNK .............................................................................. 68 A. Definisi Punk........................................................................................ 69 B. Anak Punk Atau Punker....................................................................... 71 C. Sejarah Kemunculan Punk ................................................................... 72 D. Gaya Hidup Punk ................................................................................. 79 commit to user
1. Musik ............................................................................................... 80 2. Fashion ............................................................................................. 101 3. Komunitas ........................................................................................ 108 4. Ideologi ............................................................................................ 111 E. Punk Di Indonesia ................................................................................. 120 F. Punk Sekarang ....................................................................................... 136 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III ANALISIS SEMIOLOGI GAYA PAKAIAN PUNK MODIS......... 142 A. Narasumber 1 : Bandeng................................................................ 142 1. Gaya Rambut...................................................................... 143 2. Gaya Riasan ....................................................................... 144 digilib.uns.ac.id 3. Pakaian ............................................................................... 145
perpustakaan.uns.ac.id
a. Kaos Oblong ................................................................. 145 b. Celana ........................................................................... 146 c. Boxer ............................................................................ 147 d. Jaket .............................................................................. 148 4. Sepatu................................................................................. 149 5. Asesoris.............................................................................. 150 a. Ikat Pinggang.................................................................. 150 b. Gelang ............................................................................ 151 6. Piercings............................................................................. 152 B. Narasumber 2 : Udin ...................................................................... 153 1. Gaya Rambut............................................................................ 154 2. Gaya Riasan ............................................................................. 155 commit to user
3. Pakaian ..................................................................................... 156 a. Kaos Oblong ...................................................................... 156 b. Celana................................................................................. 157 c. Boxer.................................................................................. 158 d. Jaket ................................................................................... 159 4. Sepatu....................................................................................... 160 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Asesoris.................................................................................... 161 a. Ikat Pinggang ..................................................................... 161 b. Gelang ................................................................................ 162 C. Narasumber 3 : Plenthon................................................................ 163 digilib.uns.ac.id 1. perpustakaan.uns.ac.id Gaya Rambut............................................................................ 164
2. Gaya Riasan ............................................................................. 165 3. Pakaian ..................................................................................... 166 a. Kaos Oblong ...................................................................... 166 b. Celana................................................................................. 167 c. Jaket ................................................................................... 168 4. Sepatu....................................................................................... 169 5. Asesoris.................................................................................... 170 a. Ikat Pinggang ..................................................................... 170 b. Kalung................................................................................ 171 c. Gelang ................................................................................ 172 BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 173 A. Kesimpulan .................................................................................... 173 commit to user
B. Saran............................................................................................... 176 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pelopor Band Punk Inggris “The Sex Pistols”........................................... 3 Gambar 2. Komunitas Punk di London Inggris ........................................................... 6 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 3. Cover Single “God Save The Queen” The Sex Pistols .............................. 7 Gambar 4. Green Day .................................................................................................. 9 Gambar 5. Good Charlotte ........................................................................................... 9 Gambar 6. Tren Rambut Punk (a) 2005 (b) 2010 ........................................................ 10 Gambar 7. The Ramones.............................................................................................. 72 Gambar 8. Blondie ....................................................................................................... 72 Gambar 9. Malcolm McLaren...................................................................................... 74 Gambar 10. Vivienne Westwood ................................................................................. 74 Gambar 11. Kaum Mods.............................................................................................. 76 Gambar 12. Vintage Mods dan scooter........................................................................ 76 Gambar 13. Discharge.................................................................................................. 81 Gambar 14. Billy Bragg ............................................................................................... 81 commit to user
Gambar 15. The Beatles............................................................................................... 82 Gambar 16. The Rolling Stones................................................................................... 82 Gambar 17. Pogo.......................................................................................................... 85 Gambar 18. Crowd Surfing.......................................................................................... 85 Gambar 19. Iggy and The Stooges............................................................................... 86 Gambar 20. MC5.......................................................................................................... 86 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 21. The Dead Boys ......................................................................................... 86 Gambar 22. The Talking heads .................................................................................... 86 Gambar 23. The Damned ............................................................................................. 87 Gambar 24. The Clash ................................................................................................. 87 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 25. Black Flag ................................................................................................ 88
Gambar 26. The Dead Kennedys ................................................................................. 88 Gambar 27. Misfits ...................................................................................................... 89 Gambar 28. Sonic Youth.............................................................................................. 89 Gambar 29. Rancid ...................................................................................................... 89 Gambar 30. NOFX....................................................................................................... 89 Gambar 31. The Offspring ........................................................................................... 98 Gambar 32. Blink 182.................................................................................................. 98 Gambar 33. Simple Plan .............................................................................................. 99 Gambar 34. Sum41 ...................................................................................................... 99 Gambar 35. Model Rambut Mohawk .......................................................................... 101 Gambar 36. Model Rambut Perempuan Punk ............................................................. 101 Gambar 37. Toko Spesialis Fashion Punk “Sex” di Inggris ........................................ 104 commit to user
Gambar 38. Bandeng tampak (a) depan, (b) samping.................................................. 142 Gambar 39. Gaya Rambut Bandeng tampak (a) depan, (b) samping, (c) belakang..... 143 Gambar 40. Riasan Mata Bandeng .............................................................................. 144 Gambar 41. Kaos Oblong yang Dipakai Bandeng....................................................... 145 Gambar 42. Celana yang Dipakai Bandeng ................................................................. 146 Gambar 43. Boxer yang Dipakai Bandeng .................................................................. 147 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 44. Jaket yang dipakai Bandeng..................................................................... 148 Gambar 45. Sepatu Boot yang Dipakai Bandeng ........................................................ 149 Gambar 46. Ikat pinggang yang Dipakai Bandeng ...................................................... 150 Gambar 47. Gelang yang Dipakai Bandeng................................................................. 151 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Gambar 48. Piercings Bandeng (a) Bibir (b) telinga (c) lidah ..................................... 152
Gambar 49. Udin tampak (a) depan, (b) belakang, (c) duduk, (d) samping .............. 153 Gambar 50. Gaya Rambut Udin tampak (a) depan (b) samping.................................. 154 Gambar 51. Riasan Mata Udin..................................................................................... 155 Gambar 52. Kaos Oblong Udin tampak (a) depan, (b) belakang................................. 156 Gambar 53. Celana Udin tampak (a) depan, (b) belakang........................................... 157 Gambar 54. Boxer yang Dipakai Udin......................................................................... 158 Gambar 55. Jaket Udin tampak (a) depan, (b) samping............................................... 159 Gambar 56. Sneakers Udin tampak (a) depan (b) belakang ........................................ 160 Gambar 57. Ikat pinggang yang Dipakai Udin ............................................................ 161 Gambar 58. Gelang rantai yang Dipakai Udin............................................................. 162 Gambar 59. Plenthon tampak (a) depan (b) tanpa jaket ( c ) duduk ( d) belakang ...... 163 Gambar 60. Gaya Rambut Plenthon tampak (a) depan (b)samping ............................ 164 commit to user
Gambar 61. Riasan mata Plenthon............................................................................... 165 Gambar 62. Kaos oblong Plenthon .............................................................................. 166 Gambar 63. Celana Jeans Plenthon tampak (a) depan (b) samping............................. 167 Gambar 64. Jaket Plenthon tampak (a) depan (b) belakang ........................................ 168 Gambar 65. Sneakers yang Dipakai Plenthon.............................................................. 169 Gambar 66. Ikat pinggang yang Dipakai Plenthon ...................................................... 170 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 67. Kalung Etnik yang Dipakai Plenthon...................................................... 171 Gambar 68. Gelang Rantai yang Dipakai Plenthon ..................................................... 172
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Signifikasi Dua Tahap Roland Barthes.................................................. 24 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Bagan 2. ”The Real Vestimentary Code” Barthes ................................................ 32 Bagan 3. Langkah-langkah Analisis Fashion Punk Modis .................................. 35
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Remaja merupakan kelompok masyarakat dalam rentang usia yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bukan anak-anak lagi, tetapi juga belum bisa disebut dewasa. Masa remaja
merupakan tahapan transisi dari masa anak-anak menuju dewasa. Di sini, remaja mendapatkan lebih banyak tanggung jawab daripada anak-anak. Namun di sisi lain, mereka masih terikat kontrol orang dewasa. ”Jadi, remaja tidak mendapatkan akses kepada dunia orang dewasa, namun mereka mencoba mengambil jarak antara dirinya dengan dunia anak-anak.”1 ”Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin adolescere (kata bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti ’tumbuh’ atau ’tumbuh menjadi dewasa.’”2 Menurut Siagian, ”Remaja adalah mereka yang berumur kira-kira 15-20 tahun. Atau bila dihubungkan dengan generasi yang masih bersekolah, batasnya adalah mereka yang belajar di tingkat SMP, SMA, dan tahun-tahun awal perguruan tinggi.”3 Sedangkan WHO (Organisasi Kesehatan
Dunia) menyatakan bahwa,
”Remaja merupakan periode
commit to user
perkembangan antara pubertas, peralihan biologis, dan masa dewasa. Sesuai dengan ketetapan WHO tahun 1971, usia mereka berada pada kelompok umur 10-24 tahun.”4
1
Chris Barker, Cultural Studies Teori dan Praktik, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2005, hal. 336 Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Erlangga, Jakarta, 2004, hal. 206 3 T. O. Ihromi, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1999, hal. commit to user 118 4 Ibid, hal. 119 2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Menurut Cohen, ”Transisi dari ketergantungan kanak-kanak menuju otonomi orang dewasa biasanya melibatkan satu fase pemberontakan, yang dengan sendirinya menjadi bagian dari tradisi budaya yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.”5 Masa remaja merupakan masa perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pencarian jati diri atau identitas. Dalam masa ini biasanya melibatkan fase
pemberontakan untuk mewujudkan emansipasi nyata dari otoritas orang tuanya. Mereka ingin bertahan dan melawan secara struktural terhadap budaya orang tua dan budaya dominan, sementara itu mereka juga ingin membedakan diri secara simultan dari budaya ini. Remaja membutuhkan seorang panutan yang dianggap pahlawan sebagai kiblat perlawanan atau pemberontakannya. Biasanya mereka akan menemukan simbol perlawanan itu pada sosok seorang ikon pop yang dianggap ideal dan sesuai dengan gaya hidup anak muda. Para pahlawan populer atau tokoh terkenal itu, sebagaimana diungkapkan oleh sosiolog Orrin Klapp, ”Membantu ’mengkristalisasikan suatu tipe sosial.’”6 Ikon pop tersebut menampakkan suatu gaya hidup baru dan selera yang baru pula. Biasanya tokoh yang menjadi idola remaja berasal dari kalangan selebritis seperti commit to user
musisi, bintang film, dan olahragawan. Contohnya, band The Sex Pistols yang menjadi ikon subkultur Punk.
5
6
commit to user Chris Barker, Op. Cit., hal. 335 Alvin Toffler, Kejutan Masa Depan, Pantja Simpati, Jakarta, 1970, hal. 275
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 1. Pelopor Band Punk Inggris “The Sex Pistols”7
Dimana ada ikon pop yang dianggap pahlawan di situ ada pengikut kultus. Bagi seorang remaja, pahlawan populer mereka dianggap memenuhi kebutuhan eksistensial yang penting akan identitas. Memang para ikon tersebut menjadi penentu gaya hidup remaja, akan tetapi gaya itu sendiri diperagakan dan dipasarkan kepada publik oleh suatu subkultur. Dalam sosiologi, antropologi, dan studi budaya, ”subkultur adalah sebuah kelompok orang dengan suatu budaya (baik terbuka maupun tersembunyi) yang membedakan mereka dari budaya yang lebih luas dimana mereka berada.”8 ”’Budaya’ dalam subkultur mengacu kepada ’seluruh cara hidup atau ’peta commit to user
makna’ yang menjadikan dunia ini dapat dipahami oleh anggotanya. Kata ’sub’ mengandung konotasi suatu kondisi khas dan berbeda dari masyarakat dominan atau mainstream.”9
7
http://www.live4ever.uk.com/2009/10/the-story-of-the-sex-pistols-never-mind-the-bollocks/ commit to user http://wiki.media-culture.org.au/ 9 Chris Barker, Op. Cit., hal. 337 8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Subkultur dilihat sebagai solusi ajaib atau simbolis atas persoalan struktural kelas. Atau sebagaimana dikemukakan Brake, ”Subkultur memunculkan suatu upaya untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami secara kolektif yang muncul dari kontradiksi berbagai struktur sosial… ia perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id membangun suatu bentuk identitas kolektif dimana identitas individu bisa
diperoleh di luar identitas yang melekat pada kelas, pendidikan, dan pekerjaan.”10 Dengan menggabungkan diri pada suatu subkultur yang dipilih secara sadar, remaja berusaha mencari identitas diri sekaligus menjadikan subkultur sebagai ruang untuk melakukan pemberontakan terhadap otoritas budaya orangtua dan budaya dominan yang mereka anggap kolot dan kaku. Menurut Abercombie dan Warde (1988), ”Salah satu ciri umum yang menandai budaya orang muda, ditandai dengan kepedulian mereka terhadap gaya.”11 Kepedulian remaja terhadap gaya, merupakan perwujudan mereka dalam memanfaatkan objek materi. Gaya inilah yang kemudian memberi makna pada pakaian, penampilan, bahasa, ritual, mode interaksi, dan jenis musik dalam hubungannya satu sama lain. Dengan kata lain, subkultur pemuda ditandai dengan perkembangan gaya tertentu. commit to user
Gaya subkultur remaja ditunjukkan lewat atribut yang mereka pakai yang merupakan penggambaran atas karakter khas mereka. Gaya mereka menjelaskan sumber daya yang terkandung dalam kolektivitas dan teritorialitas melalui koherensi dan loyalitas geng terhadap kawan-kawannya. Ikatan seorang remaja dengan suatu subkultur tertentu menentukan gaya hidup 10 11
commit to user Ibid., hal. 339 Celia Lury, Budaya Konsumen, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1998, hal. 257
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
remaja tersebut. Dengan gaya hidup itu seorang remaja mengekspresikan identifikasinya dengan suatu subkultur. Anggota-anggota subkultur sering menandai keanggotaan mereka melalui penggunaan gaya yang berbeda dan simbolik. perpustakaan.uns.ac.id Selera musik, fashion, bahasa, tingkahdigilib.uns.ac.id laku dan lain-lain, adalah
modal subkultur agar bisa dipahami oleh anggota-anggotanya untuk membedakan diri dari subkultur lain, budaya orangtua atau budaya dominan. Secara internal, gaya hidup subkultur bertujuan membangun otentisitas status sosial dan membuat demarkasi dari budaya mainstream. Dengan demikian, karya subkultur remaja yang kreatif, ekspresif dan simbolis bisa dibaca sebagai bentuk perlawanan. Namun, tidak ada solusi subkultur terhadap upah rendah, kerja rutin, yang membosankan dan tiadanya pendidikan, sehingga resolusi subkultur pemuda tetap berada pada level ritual simbolis. Dewasa ini akan sulit mengidentifikasi suatu subkultur tertentu karena gaya mereka, terutama fashion, diadopsi oleh budaya dominan untuk tujuan komersil. Industri fashion mengambil keuntungan dari suatu subkultur yang digemari remaja. Proses industrialisasi ini pada akhirnya menyebabkan commit to user
kematian atau
evolusi dari subkultur tersebut, karena pengikutnya
mengadaptasi nilai-nilai baru yang memunculkan sesuatu yang asing pada masyarakat mainstream. Subkultur berbasis musik dengan fashion yang khas rentan terhadap proses ini, seperti yang terjadi pada subkultur Punk.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 2. Komunitas Punk di London Inggris
12
Punk merupakan subkultur yang berkembang pesat di London, Inggris, yang identik dengan ideologi anti kemapanan dengan semboyan ”do it yourself”. Fashion subkultur Punk merupakan manifestasi dari semboyan mereka. Mereka mengekspresikan diri dengan cara yang luar biasa berbeda dengan gaya Inggris yang anggun. Penampilan mereka jauh lebih mengagetkan dan membuat ngeri orang yang melihat karena benda-benda yang tidak pantas seperti peniti (safety pins), jepitan pakaian dari plastik, komponen televisi, silet, tampon bisa menjadi asesoris dari fashion Punk. Bahkan mereka memakai T-Shirt yang berlumuran darah. Rambutnya dicat hijau dengan gaya spike, mohawk, bihawk, atau trihawk. commit to user Punk mempunyai kode fashion jauh lebih radikal, anarkis, dan memberontak. Tujuan dari penampilan subkultur Punk ini memang untuk membuat shock sekaligus menimbulkan kesan aneh bagi orang yang melihatnya. Selain itu, gaya seperti ini memang disengaja untuk menimbulkan kesan seperti anak yang teraniaya dan mengalami kekerasan di dalam 12
commit to user http://image.guardian.co.uk/sys-images/Education/Pix/pictures/2008/06/16/Punks460.jpg
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
keluarganya, atau menunjukkan diri sebagai orang yang terbuang yang dibenci oleh masyarakat. Mereka memilih kekerasan dengan gaya sadomasokistik, karena mereka hidup di lingkungan kelas pekerja di London yang penuh kekerasan dan kemiskinan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id subkultur Punk pun Dengan penampilan yang mengejutkan tersebut
menarik perhatian media karena telah menyebabkan kepanikan moral. Momen yang paling mengejutkan adalah ketika ikon subkultur Punk generasi pertama, band The Sex Pistols, pada tahun 1977 meluncurkan single kedua mereka “God Save The Queen”. Inilah ekspos mereka yang paling verbal untuk mencaci-maki kerajaan. ”Lihat saja bagaimana Jamie Reid mendesain cover single itu. Wajah Sang Ratu ditampilkan dalam dandanan Punk, lengkap dengan tindikan pin di hidungnya.”13 Belakangan ini, desain kover album tersebut diaplikasikan pada kaos oblong, badge, dan asesoris lainnya.
commit to user
Gambar 3. Cover Single “God Save The Queen” The Sex Pistols14
13
Moer, Punk is Dead?, Juice Magz Edisi September 2005 http://moer.multiply.com/journal/item/54commit to user 14 http://www.live4ever.uk.com/2009/10/the-story-of-the-sex-pistols-never-mind-the-bollocks/
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Inovasi fashion Punk secara langsung memberi umpan balik kepada fashion mainstream. Penyebarluasan gaya remaja subkultur menuju ke industri fashion bukan sekedar proses kultural, melainkan suatu jenis baru institusi komersial dan ekonomi. Jadi, setelah inovasi fashion orisinal yang digilib.uns.ac.id dan dibuat tersedia menandai perpustakaan.uns.ac.id subkultur Punk diubah menjadi komoditas
secara umum, ia lalu terkodifikasi, dibuat dapat dimengerti sekaligus dibentuk menjadi milik publik dan barang dagangan yang menguntungkan. Subkultur remaja mungkin melakukan resistensi secara simbolik melalui gaya, tetapi mau tak mau, perlawanan itu harus berakhir dengan terciptanya komoditas baru di bidang industri fashion. Ketika perlawanan subkultur, baik secara visual dan verbal, mulai dikenal dan digemari para remaja di seluruh dunia, Punk menjadi lahan baru bagi industri, meliputi industri fashion, rekaman, dan lain-lain. Punk kini menjadi sebuah komoditas dengan memperhalus tampilannya. Penghalusan terhadap fashion Punk tersebut berakibat pada melemahnya makna isolasi diri dan pemberontakan. Inti dari Punk menjadi sangat pop dan bisa dinikmati siapa saja, termasuk golongan mapan. Bahkan benda-benda berbau Punk ini commit to user
tak jarang ditemui di toko-toko dengan harga yang begitu mahal dan tak bisa dijangkau oleh kalangan bawah. Sehingga fenomena remaja berpenampilan seperti kaum Punk ini merebak dimana-mana. Oleh kaum Punk yang merasa sebagai bagian dari komunitas Punk jalanan asli, remaja berpenampilan Punk ini disebut poser atau Punk modis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fakta ironis bahwa Punk yang selama ini dicaci maki kini menjadi konsumsi kultural dapat dilihat pada resensi majalah remaja yang merupakan standar tren fashion budaya mainstream. ”Pada musim panas 1977, dan pada September tahun itu Cosmopolitan menampilkan resensi koleksi mutakhir perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Zandra Rhodes tentang pakaian gila yang seluruhnya adalah variasi dari tema
Punk. Model-modelnya bergolek dari balik gunung peniti dan plastik (penitinya diberi permata, ”plastik”nya satin yang tampak basah dan artikel pendampingnya ditutup dengan aforisme –”to shock is chic.”15 Punk kembali menjadi trend di tahun 2000-an dan grup band seperti Green Day, Blink 182, Sum 41, Simple Plan, The Ataris, dan Good Charlotte meraih kesuksesan internasional yang luar biasa, Punk mengalami perubahan drastis dan kehilangan semangat anti kemapanannya.
commit to user
Gambar 4. Green Day16
15
Gambar 5. Good Charlotte17
DickHebdige, Asal-Usul dan Ideologi Subkultur Punk, Buku Baik, Yogyakarta, 1999, hal. 187 http://img2.timeinc.net/people/i/2005/specials/grammys05/show/bwhair/greenday.jpg 17 commit to user http://4.bp.blogspot.com/_Zs9nNlwuDUI/SEd7l53XkdI/AAAAAAAAAYM/_nIbBR11brg/ s1600-h/good_charlotte.jpg 16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Band-band Punk tersebut tak lagi menyerukan kritik sosial, lirikliriknya tidak lagi berbau politis, bahkan mengikat kontrak dengan label mayor, dan bergelimang kesuksesan seperti rocker di tahun 1970-an. Apalagi, ironisnya asesoris Punk, rambut mohawk, dan sepatu combat diproduksi dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dikemas ulang oleh perusahaan-perusahaan dengan label desainer dan dijual di
mal-mal, sehingga fashion Punk bukan lagi menjadi simbol pemberontakan, tetapi sudah menjadi fetisisme komoditas yang dapat dipasarkan secara meluas oleh kaum kapitalis. Pada tahun 2005, majalah CosmoGIRL! Indonesia menampilkan resensi gaya rambut Punk untuk kaum perempuan. Di samping gambar tersebut terdapat narasi yang bertajuk ”Forever Punk!” yang menyebutkan slogan ”Punk is not dead!”18 Sedangkan menurut Maestro rambut Indonesia, Rudy Hadisuwarno, mengenai tren rambut di tahun 2010, ”Inspirasi dari potongan model Punk Rock tahun 80-an itu akan kembali lagi.”19
commit to user
(a)
(b)
Gambar 6. Tren Rambut Punk (a) 200520 (b) 201021
18
Majalah CosmoGIRL! Indonesia edisi Januari 2005, hal. 56 http://www.infospesial.com/article/trend/2010-model-rambut-Punk-rock-80-an-kembalipopuler.htm 20 commit to user Ibid. 21 http://www.chntw.com/wp-content/uploads/2010/01/2010-Celebrity-Punk-Hairstyles-2.jpg 19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
”Saat ini, jika kita melihat ada orang memakai pin di T-Shirtnya dengan rantai, melihat rambut mohawk yang dicat hijau, tindikan di telinga dan hidung, dan sepatu combat, kita langsung percaya bahwa dia adalah anggota kelompok anak Punk. Dia merasa menjadi bagian dari anak Punk, dan digilib.uns.ac.id pakaiannyaperpustakaan.uns.ac.id mencerminkan bahwa dia mempunyai kepercayaan dan nilai-nilai
sama seperti anak-anak Punk. Bahkan dia dapat bercermin pada anak Punk lainnya dengan melihat penampilannya.”22 Sehingga akan sulit membedakan mana yang anak Punk jalanan dan mana yang sekedar mengikuti tren atau biasa disebut Punk modis. Punk jaman sekarang lebih tepat diidentifikasi sebagai Punk modis bukan Punk ideologis. Fashion Punk modis merupakan manifestasi sebuah perpaduan ambigu antara resistensi dan penerimaan ide-ide hegemoni. Punk modis ini mempunyai dimensi perlawanan immanen karena mengekspresikan penyimpangan stilistik dan merefleksikan kontradiksi terhadap kekuasaan institusi dominan tetapi menggunakan pakaian pabrikan. Walaupun evolusi banyak terjadi seiring dengan perkembangan Punk tetapi ada pesan-pesan yang dikomunikasikan secara non-verbal melalui commit to user
tampilan visual mereka. Fenomena tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengetahui makna di balik simbol-simbol visual dalam fashion Punk modis terkait dengan pembentukan identitas remaja. Pembahasan secara deskriptif kualitatif dengan kajian semiologi ini diharapkan dapat mengungkap makna simbol-simbol visual dalam fashion Punk tersebut. commit to user 22
Dadang Rusbiantoro, Generasi MTV, Jalasutra, Bandung dan Yogyakarta, 2008, hal. 103
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah Rumusan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: “Bagaimana makna simbol-simbol visual fashion Punk modis terkait dengan identitas remaja?” perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yaitu: 1. memperkaya kajian komunikasi non-verbal secara semiologis dalam disiplin ilmu komunikasi; 2. memberi sumbangan terhadap studi tentang tanda terutama yang berkaitan dengan makna simbol-simbol visual dalam fashion Punk modis; 3. secara akademis, penelitian ini diajukan sebagai syarat meraih gelar kesarjanaan penulis di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.
D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat: commit to user
a. Secara teoritis, penelitian ini diharap dapat memberi sumbangan positif bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya komunikasi non-verbal secara semiologi. b. Secara praktis, penelitian ini diharap dapat memberikan wacana mengenai subkultur Punk yang keberadaannya belum sepenuhnya diterima dalam masyarakat kita yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya lokal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Obyek Penelitian Sumber penelitian adalah komunitas Punk modis Solo Grand Mall (SGM) yang kadang mangkal di foodcourt SGM atau citywalk (depan SGM), Slamet Riyadi, Surakarta. Punkers yang dimaksud bukan remaja Punk yang digilib.uns.ac.id tergabung perpustakaan.uns.ac.id dalam suatu komunitas Punk jalanan tertentu (misal: Punk
Baluwarti, Punk STSI, Punk Purwosari, Punk Kleco, Punk Soniten dan lainlain), melainkan sekelompok kecil remaja dengan dandanan Punk. Mereka tidak keluar dari rumah dan atau tidak hidup di jalanan. Komunitas Punk jalanan beranggapan bahwa Punk yang tidak turun ke jalan bukanlah anak Punk sejati. Remaja Punk modis dianggap hanya meniru atau sekedar mengikuti tren dan sama sekali tidak mengetahui ideologi di balik penampilan seorang Punker. Penelitian ini mengambil obyek fashion Punk modis. ”Stacey Thompson di dalam bukunya ’Punk Productions; Unfinished Business’ mengungkapkan bahwa secara historis Punk dipengaruhi oleh empat unsur utama,
yaitu
musik,
fashion,
geng
(komunitas)
dan
pergerakan
(pemikiran).”23 Peneliti mengambil unsur fashion sebagai obyek penelitian commit to user
karena cara berpenampilan adalah sebuah tanda untuk membentuk citra tubuh, menunjukkan identitas seseorang, serta nilai budaya yang dianut. Jadi, obyek yang dianalisis dalam penelitian ini adalah setiap simbol-simbol visual dalam fashion style komunitas Punk modis, meliputi: pakaian, gaya rambut, riasan, sepatu dan asesoris lainnya. commit to user 23
Fathun Karib, Sejarah Komunitas Punk Jakarta, www.jakartabeat.com
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
F. Tinjauan Pustaka 1. Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses sosial yaitu sesuatu yang berlangsung atau berjalan antar manusia. Manusia sebagai makhluk sosial perpustakaan.uns.ac.id menempatkan interaksi antar sesama sebagaidigilib.uns.ac.id sebuah kebutuhan. Dalam
berinteraksi komunikasi menjadi perhatian utama. Maka, komunikasi merupakan hal yang fundamental dalam kehidupan manusia. ”Istilah ’komunikasi’ atau dalam Bahasa Inggris ’communication’ berasal dari kata Latin ’communicatio’ dan bersumber dari kata ’communis’ yang berarti sama.”24 Maksud kesamaan tersebut adalah sama makna atau arti, yang diusahakan melalui penggunaan bersama tandatanda oleh para pelaku komunikasi, yaitu komunikator dan komunikan. John Fiske menegaskan bahwa, ”Komunikasi tidak dilihat hanya sebagai transmisi pesan, melainkan juga pada produksi dan pertukaran pesan, yaitu dengan memperhatikan bagaimana suatu pesan atau teks berinteraksi dengan masyarakat yang bertujuan memproduksi makna.”25 Konsep ini menunjukkan bahwa pesan adalah susunan tanda-tanda yang commit to user
menghasilkan makna. Karena itu, ‘teks’ dan bagaimana membacanya menjadi bagian yang penting dalam proses pemaknaan. Di sini yang dimaksud dengan ‘membaca’ adalah proses menemukan makna-makna ketika seseorang berhadapan dengan ‘teks’. Dengan demikian, pengertian pesan selanjutnya mengacu pada pengertian makna. 24
Onong U. Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1997, commit to user hal. 10 25 Ibid, hal. 189
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Definisi makna sendiri mengalami kerancuan di kalangan ilmuwan. Menurut David K. Berlo, ”Makna tidak terletak pada lambang-lambang tapi terletak pada pikiran setiap orang, pada persepsinya. Makna menurutnya terbentuk dari pengalaman individu.”26 ”Brodbeck kemudian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memberikan pengertian makna dalam tiga corak, yaitu:27
1. Makna inferensial, yaitu makna satu kata (lambang) adalah obyek, pikiran, gagasan, konsep yang dirujuk oleh kata tersebut. 2. Makna yang kedua menunjukkan arti (significane) suatu istilah sejauh dihubungkan dengan konsep-konsep yang lain. 3. Makna intensional, yaitu makna yang dimaksud oleh seorang pemakai lambang, makna ini tidak dapat divalidasi secara empiris atau dicari rujukannya. Makna ini hanya terdapat pada pikiran orang dan hanya dimiliki oleh dirinya sendiri.” Pesan yang disampaikan oleh sumber tidak akan memiliki arti jika penerima pesan tidak mempunyai kemampuan mengencode (memaknai) pesan tersebut. Ketidakpahaman atas sebuah pesan yang disampaikan oleh sumber kepada penerima sering terjadi. Ini bukan berarti telah terjadi commit to user
kegagalan dalam berkomunikasi. Penyebabnya adalah latar belakang sosial dan budaya yang berbeda antara kedua belah pihak. Sehingga perbedaan dalam memaknai suatu teks sangat mungkin terjadi.
26 27
commit to user Jalalludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1996, hal. 276 Ibid, hal. 278
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
”Ketika berkomunikasi kita menerjemahkan gagasan ke dalam bentuk lambang verbal dan non verbal.”28 Jalalludin Rakhmat membagi pesan ke dalam dua bentuk yaitu pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal adalah pesan yang diucapkan dengan menggunakan kalimat dalam digilib.uns.ac.id bahasa perpustakaan.uns.ac.id atau linguistik. Sedangkan pesan non verbal adalah pesan yang
disampaikan
dengan
menggunakan
cara-cara
tertentu
(pesan
paralinguistik) dan juga pesan yang disampaikan dengan isyarat (pesan ekstralinguistik). Bentuk-bentuk komunikasi non verbal berupa bahasa tubuh, seperti gerak isyarat (dengan mata, tangan, atau anggota tubuh lainnya), tekanan suara, dan ekspresi wajah. Bentuk-bentuk penyampaian pesan tersebut dapat ditampilkan melalui media yang dikemas secara kreatif seperti fotografi, lukisan, musik, film, iklan, arsitektur, komik, dan fashion. ”Adapun fungsi dari pesan non verbal ada lima, yaitu:29 1. Repetisi, adalah mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misal: menggeleng-gelengkan kepala berkali-kali; 2. Substitusi, adalah menggantikan lambang-lambang verbal. Misal: commit to user
menunjukkan persetujuan dengan mengangguk-angguk; 3. Kontradiksi, adalah menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal. Misal: memuji prestasi tapi mencibirkan bibir.
28
Steward L. Tubbs, Sylvia Moss, Human Communication, McGraw Hill Co., New York, 2000, commit to user hal. 66 29 Ibid, hal. 287
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Komplemen, adalah melengkapi dan memperkaya makna pesan non verbal. Misal: air muka menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata; 5. Aksentuasi,
adalah
menegaskan
pesan
verbal
atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.idkejengkelan dengan menggarisbawahinya. Misal: mengungkapkan
memukul mimbar.” Pesan-pesan non verbal sangat penting dalam komunikasi, seperti yang dikatakan oleh Dale G. Leathers yang dikutip Jalaludin Rakhmat. Ia menyebutkan alasan pentingnya pesan-pesan non verbal antara lain:30 a. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan melalui pesan non verbal ketimbang verbal; b. Pesan non verbal memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan (fungsi metakomunikatif) yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas; c. Pesan non verbal merupakan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Fashion merupakan bentuk komunikasi non verbal. Di sini, garmen commit to user
yang merupakan butir fashion menjadi medium atau saluran yang dipergunakan seseorang untuk mengkomunikasikan pesan pada orang lain. Kebanyakan orang merasa, fashion dan pakaian yang mereka pakai, memiliki makna tertentu. Kebanyakan orang memilih fashion dan pakaian seperti makna yang mereka persepsi terkandung dalam garmen tersebut. commit to user 30
Jalaludin Rakhmat, Op. Cit., hal. 288
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam kata-kata Thomas Carlyle, “Pakaian menjadi ‘perlambang jiwa’ (emblems of the soul). Pakaian bisa menunjukkan siapa pemakainya. Dalam kata-kata tersohor dari Eco, ‘I speak through the cloth.’ (Aku berbicara lewat pakaianku).”31 Pakaian yang kita kenakan membuat perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pernyataan tentang diri kita. Orang yang berinteraksi dengan kita akan
menafsirkan penampilan kita seolah-olah kita sengaja membuat suatu pesan. Pernyataan ini membawa kita pada fungsi komunikasi dari pakaian yang kita kenakan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh Kefgen dan Touche disebut sebagai pesan artifaktual, ”Pakaian
menyampaikan
pesan,
pakaian
terlihat
sebelum
suara
terdengar.”32 Pakaian, “adalah bentuk komunikasi artifaktual (artifactual communication). Komunikasi artifaktual biasanya didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung melalui pakaian dan penataan pelbagai artifak, misalnya: pakaian, dandanan, barang perhiasan, kancing baju, atau furnitur di rumah Anda dan penataannya, ataupun dekorasi ruang Anda.”33 Fashion memunculkan sistem penandaan (signifikasi) yang menjadi tempat pembentukan dan pengkomunikasian tatanan sosial. commit to user
Fashion bekerja dengan berbagai cara yang berbeda, namun memiliki kesamaan bahwa fashion merupakan tempat tatanan sosial dialami, dipahami, dan berlalu. Fashion dianggap sebagai salah satu makna yang diinginkan oleh individu atau kelompok sosial dalam mengkomunikasikan identitas mereka. 31
Malcolm Barnard, Fashion Sebagai Komunikasi, Jalasutra, Yogyakarta & Bandung, 2007, hal.vi commit user XIV/2005, hal. 12 Isnawati, Aku Berdandan Maka Aku Ada, Edisi 4toTahun 33 Malcolm Barnard, Op. Cit., hal. vii 32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Semiologi “Semiologi”, berasal dari dua kata Yunani, “semeion” dan “logos”. Semeion artinya “tanda” dan logos artinya “kisah”, “catatan” atau “ilmu”. Jadi, “semiologi” bisa diartikan sebagai ilmu tentang tanda atau sistem perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tanda. Dalam Bahasa Inggris disebut “semiotics”. Dalam Bahasa Indonesia
disebut “semiologi” atau “semiotika”. “Semiologi (atau semiotika) adalah ilmu umum tentang tanda dan mencakup strukturalisme dan hal-hal lain yang sejenis, yang karenanya semua hal yang berkaitan dengan signifikasi (signification), betapapun sangat tidak berstruktur, beraneka ragam, dan terpisah-pisah.”34”Semiotika meliputi studi bukan hanya ’tanda-tanda’ dalam percakapan keseharian, tetapi dari apapun yang ’menunjuk’ sesuatu hal yang lain. Dalam semiotik, tanda mengambil bentuk berupa kata-kata, gambar, suara, geestur, dan objek.”35 Semiologi memfokuskan perhatiannya terutama pada teks. Teks yang dimaksud dalam hubungan ini adalah segala bentuk serta sistem lambang (signs) baik yang terdapat pada media massa (seperti berbagai commit to user
paket tayangan televisi, karikatur media cetak, film, sandiwara radio, dan berbagai bentuk iklan) maupun yang terdapat di luar media massa (seperti karya lukis, patung, candi, monumen, fashion show, dan menu masakan pada suatu food festival).36
34
Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, 1996, hal. 181 commit to user Pamela Nilan, Applying Semiotic Analysis to Social Data in Media Studies, Makalah, hal. 6 36 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, LKiS, Yogyakarta, 2008, hal. 155-156 35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam perkembangannya, terdapat dua peristilahan: semiologi (semiology) dan semiotika (semiotics). Kedua istilah di atas mengacu pada ilmu ini dan secara prinsip tidak ada perbedaan, kecuali dalam hal orientasi semiologi pada Saussure dan orientasi semiotika pada Pierce.37 digilib.uns.ac.id Denganperpustakaan.uns.ac.id kata lain, kedua istilah tersebut dapat sama-sama dipakai. Untuk
penelitian ini lebih dipilih penggunaan istilah semiologi, sebagaimana yang biasa digunakan Roland Barthes. Sejarah kajian tentang tanda atau semiologi modern mencatat ada dua nama yang berperan besar dalam perkembangannya, yaitu Ferdinand de Saussure dari Perancis dan Charles Sanders Pierce dari Amerika. Keduanya mendasarkan teori semiotikanya pada landasan yang berbeda. Saussure sebagai ahli linguistik, mengembangkan dasar-dasar dari linguistik dan memberi tekanan pada struktur yang menyusun tanda, sementara Pierce lebih menekankan pada konsep-konsep dari luar tanda.38 Saussure meletakkan tanda dalam konteks komunikasi manusia dengan melakukan pemilahan antara signifiant (penanda) dan signified (petanda). Signifiant adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang commit to user
bermakna (aspek material), yakni apa yang dikatakan dan apa yang ditulis atau dibaca. Signified adalah gambaran mental, yakni pikiran atau konsep (aspek mental) dari bahasa.39 Konsep strukturalisme linguistik yang dirintis Ferdinand de Saussure inilah yang dikembangkan oleh Roland Barthes dan disebut 37
Kurniawan, Semiologi Roland Barthes, Indonesia Terra, Magelang, 2001, hal. 20 commit to user Ibid, hal. 12 39 Ibid, hal. 29 38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
semiologi Barthes. Jika Saussure menekankan fungsi strukturalisme linguistik untuk mencari makna yang terkandung dan disampaikan dalam sistem penandaan bahasa, maka Barthes mencoba mengembangkan konsep Saussure untuk menyelidiki sistem di luar bahasa (other than language). Bagi
Barthes,
perpustakaan.uns.ac.id
semiologi
hendakdigilib.uns.ac.id mempelajari
bagaimana
kemanusiaan (humanity) memaknai hal-hal (things). Memaknai berarti bahwa obyek-obyek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana obyek-obyek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur dari tanda. Barthes melihat signifikasi sebagai sebuah proses yang total dengan suatu susunan yang sudah terstruktur. Signifikasi itu tidak terbatas pada bahasa, tetapi terdapat pula pada hal-hal yang bukan bahasa. Pada akhirnya, Barthes menganggap kehidupan sosial sendiri merupakan suatu bentuk dari signifikasi. Dengan kata lain, kehidupan sosial, apapun bentuknya, merupakan suatu sistem tanda tersendiri pula.40 Konsep dasar semiologi Barthes adalah konsep tentang tanda dalam suatu sistem penandaan, signifikasi, dan tingkatan signifikasi. ”Tanda adalah setiap ‘kesan bunyi’ yang berfungsi sebagai ‘signifikasi’ commit to user
sesuai yang ‘berarti’ –suatu objek atau konsep dalam dunia pengalaman yang ingin kita komunikasikan.”41”Tanda menjadi kode alamiah. Transparansi makna adalah suatu hasil pembiasaan budaya, yang efeknya adalah menyembunyikan praktik pengkodean budaya. Objek budaya mengungkapkan makna, dan semua praktik budaya tergantung kepada 40 41
Ibid, hal. 53 Dennis McQuail, Op. Cit., hal. 181
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
makna yang dibangun oleh tanda. Walhasil, kebudayaan dikatakan bekerja ‘seperti bahasa’ dan semua praktik budaya terbuka bagi analisis semiotik.”42 ”Tanda memiliki dua prinsip dasar, yakni arbitrer dan linear. Tanda perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tanpa motif, bukan dikatakan arbitrer (semena-mena) dalam pengertian
berarti pilihan bebas penutur terhadap penanda, tetapi bahwa tidak ada hubungan yang sungguh-sungguh alami antara penanda dan petanda dalam kenyataan. Tanda dikatakan linear karena penanda yang sifatnya auditori (berhubungan dengan pendengaran.)”43 Karakter arbitrer hubungan penanda-petanda mengandung arti bahwa makna bersifat cair, spesifik secara historis dan kultural, ketimbang tetap dan universal. Namun, ini juga berarti bahwa makna diatur berdasarkan kondisi sosial historis yang spesifik. Sebagaimana dikatakan Culler, ”Karena dia arbitrer, tanda bergantung sepenuhnya kepada sejarah dan kombinasi pada momen tertentu dari penanda, dan petanda merupakan hasil tak menentu dari proses historis ini.”44 Baik petanda maupun penanda, menurut Barthes, ”memuat bentuk commit to user
dan substansi. Bentuk adalah apa yang dapat dilukiskan secara mendalam, sederhana, dan koheren (kriteria epistemologis) oleh linguistik tanpa melalui premis ekstralinguistik; substansi adalah keseluruhan rangkaian
42
Chris Barker, Op. Cit., hal. 71 Kurniawan, Op. Cit., hal. 31-32 44 Chris Barker, Op. Cit., hal. 71 43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
aspek-aspek fenomena linguistik yang tidak dapat dilukiskan secara mendalam tanpa melalui premis ekstralinguistik.”45 Maka tanda memiliki 4 hal yang dapat diuraikan sebagai berikut:46 1. Substansi ekspresi: misalnya suara dan artikulator; perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2. Bentuk ekspresi: yang dibuat dari aturan-aturan sintagmatik dan
paradigmatik; 3. Substansi isi: misalnya aspek-aspek emosional, ideologis atau pengucapan sederhana dari petanda, yakni makna “positif”nya; 4. Bentuk isi: ini adalah susunan formal petanda di antara petandapetanda itu sendiri melalui hadir atau tidaknya sebuah tanda semantik. ”Maka tanda semiologis juga tersusun dari penanda dan petanda, tetapi berbeda pada tingkat substansinya. Banyak sistem-sistem semiologis (obyek, bahasa isyarat, imaji piktorial) memiliki sebuah substansi ekspresi yang esensinya tidak untuk menandai, tetapi semata karena kebiasaan belaka dan asal-usulnya bersifat utilitarian dan fungsional” (Barthes, 1967: 41). Contohnya: pakaian untuk perlindungan. Pakaian tidak dikenakan untuk menunjukkan bahwa seseorang merupakan anggota suatu kelompok commit to user
sosial. ”Dalam menganalisis makna dari lambang atau tanda (signs) erat kaitannya dengan tingkatan penafsiran. Penafsiran seringkali adalah sebuah makna yang keluar dari makna literal. Makna tersebut muncul dari sebuah pengalaman tertentu, dalam budaya tertentu, dan pada konteks 45 46
Kurniawan, Op. Cit., hal. 55-56 Ibid, hal. 56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tertentu. Makna dikatakan meningkat dari tanda yang ada sampai dengan tanda tunggal yang penuh dengan makna yang berlapis-lapis.”47 Untuk membahas lingkup makna yang lebih besar ini para ahli membedakan antara makna denotatif dan makna konotatif. Roland Barthes perpustakaan.uns.ac.id menggunakan istilah
orders
of
digilib.uns.ac.id significations.
Roland
Barthes
membedakan antara first orders significations dengan second orders significations. “Sistem tanda pertama kadang disebutnya dengan istilah denotasi atau sistem terminologis, sedang sistem tanda tingkat kedua disebutnya sebagai konotasi atau sistem retoris atau mitologi. Fokus kajian Barthes terletak pada sistem tanda tingkat kedua atau metabahasa.”48 Tahap signifikasi Barthes bisa dilihat pada bagan di bawah ini:
First Order
Reality
Second Order
Reality signifier
Culture form
connotation
dennotation signified commit to user
content
myth
Bagan 1. Signifikasi Dua Tahap Roland Barthes49
Ringkasnya, denotasi dan konotasi dapat dijelaskan sebagai berikut:50 47
Chris Barker, Op. Cit., hal. 72 Kurniawan, Op. Cit., hal. 114-115 commit to user 49 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal. 127 48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Denotasi adalah interaksi antara signifier dan signified dalam sign, dan antara sign dengan referan dalam relitas eksternal. Denotasi dijelaskan sebagai makna sebuah tanda yang defisional, literal, jelas, (mudah dilihat dan dipahami) atau ‘commonsence’. Dalam kasus terhadap perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id linguistik, makna denotatif adalah apa yang dijelaskan dalam kamus;
b. Konotasi adalah interaksi yang muncul ketika sign bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca atau pengguna nilai-nilai budaya mereka. Makna menjadi ‘subyektif’ dan ‘intersubyektif’. Istilah konotasi merujuk pada tanda yang memiliki asosiasi sosiokultural dan personal. Ini biasanya dikaitkan dengan kelas, umur, gender, etnik, dan sebagainya
dari
sang
penafsir.
Tanda
lebih
terbuka
dalam
penafsirannya pada konotasi daripada denotasi. ”Ketika konotasi dinaturalisasikan sebagai sesuatu diterima secara ‘normal’ dan ‘alami’, ia bertindak sebagai peta makna konseptual dimana seseorang memahami dunianya. Itu semua adalah mitos (berasal dari bahasa Yunani ’mutos’ berarti cerita).”51 ”Bagi Barthes, mitos adalah sistem semiologis urutan kedua atau metabahasa. Mitos adalah bahasa commit to user
kedua yang berbicara tentang bahasa tingkat pertama. Tanda pada sistem pertama (penanda dan petanda) yang membangun makna denotatif menjadi penanda pada urutan kedua makna mitologis konotatif.”52
50
Antonius Birowo (editor), Metode Penelitian Komunikasi Teori & Aplikasi, Gitanyali, Yogyakarta, 2004, hal. 57-58 51 commitKanal, to user ST. Sunardi, Semiotika Negativa, Yogyakarta, 2002, hal. 88 52 Chris Barker, Op. Cit, hal. 72
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dalam tahap konotasi, Barthes membangun konsep tentang mitos yang didefinisikannya sebagai “‘a type of speech’, mitos adalah tipe wicara.”53 Disebut speech (wicara) karena mitos adalah cara orang berbicara, jadi bahasa sebagaimana kita berbicara. Mitos dipakai untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mendistorsi atau mendeformasi kenyataan (signifikasi dari sistem tanda
tingkat pertama). Mitos berfungsi untuk mendistorsi makna dari sistem semiotik tingkat pertama sehingga makna itu tidak lagi menunjuk pada realitas yang sebenarnya. “Fungsi ini dijalankan dengan mendeformasi bentuk dengan konsep. Deformasi terjadi karena konsep dalam mitos terkait erat dengan kepentingan pemakai atau pembuat mitos (yaitu kelompok masyarakat tertentu). Dilihat dari proses signification, mitos berarti menaturalisasikan konsep (maksud) yang historis dan menghistorisasikan sesuatu yang intensional.”54 Proses itu terjadi sedemikian rupa sehingga pembaca mitos tidak menyadarinya. Mitos
berfungsi
untuk
mengungkapkan
dan
memberikan
pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam periode tertentu. commit to user
Mitos adalah bagaimana kebudayaaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Melalui mitos-mitos tersebut akan lahir berbagai stereotipe tentang suatu hal. Mitos primitif misalnya memahami mengenai manusia dan dewa, hidup dan mati,
53 54
commit to user2004, hal. 151 Roland Barthes, Mitologi, Kreasi Wacana, Yogyakarta, ST Sunardi, Op. Cit., hal. 106-114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sedangkan mitos masa kini mengenai gender, feminisme, ilmu pengetahuan dan lainnya. Ciri-ciri mitos: 1. Distortif perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Hubungan signifier (atau form) dan signified (atau konsep) dalam
sistem mitos bersifat distortif dan deformatif. Unsur yang mendistorsi adalah konsep. Barthes mengatakan bahwa ciri ini membuat konsep bisa mengasingkan makna dari tanda tingkat pertama. 2. Intensional Mitos dibuat bukannya tanpa maksud melainkan intensional. Mitos secara personal memanggil, menyapa dengan sengaja. Signification mitos muncul bukan pertama-tama dari sistem linguistik atau sistem tingkat pertama melainkan oleh maksud. 3. Statement of fact Mitos tidak lagi sekedar sapaan melainkan statement of fact. Artinya mitos lebih dari sekedar bisikan, ajakan, atau perintah melainkan menjadi bukti bahwa konsep itu faktual. Mekanisme signification ini commit to user
menimbulkan efek lain. Pesan yang berada pada status historis berubah menjadi status natural. Status natural membuat pesan itu tidak dapat lagi diganggu gugat, ia sudah diyakinkan. 4. Motivasional Bentuk mitos tidak arbitrer tapi mengandung motivasi. Signification yang terjadi pada sistem semiotik tingkat kedua bukan unmotivated commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
melainkan motivated. Motivasi pada sistem mitis bekerja dengan menggunakan prinsip analogi. ”Meskipun mitos adalah konstruksi budaya, tapi ia bisa tampak sebagai kebenaran universal yang telah ada sebelumnya dan melekat pada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id nalar awam (commonsense). Mitos kemudian mirip dengan konsep
ideologi, yang bekerja pada level konotasi.”55 Menurut Volosinov, ”Ranah ideologi bertepatan dengan ranah tanda... kapanpun ada tanda, di situ ada ideologi.”56 Menurut Barthes, mitos dan ideologi bekerja dengan menaturalkan interpretasi tertentu dari individu yang khas secara historis. Mitos menjadikan pandangan dunia tertentu tampak tak terbantahkan karena alamiah atau ditakdirkan Tuhan. ”Mitos bertugas memberikan kehendak historis suatu justifikasi alamiah, dan menjadikan berbagai peristiwa yang tak terduga tampak abadi.”57 Mitos menurut Barthes, ”adalah sebuah sistem komunikasi yang dengan semikian dia adalah sebuah pesan. "Mitos kemudian tak mungkin dapat menjadi sebuah obyek, sebuah konsep, atau sebuah ide, karena mitos adalah sebuah mode penandaan yakni sebuah bentuk. Mitos sebagai commit to user
bentuk tidak dibatasi oleh obyek pesannya, tetapi dengan cara apa mitos menuturkan pesan itu. Dengan demikian ada batas-batas formal dari mitos, tetapi tak ada batasan yang ’substansial.”58
55
Chris Barker, Op. Cit, hal. 72 Ibid, hal. 130 57 Ibid, hal. 73 58 Kurniawan, Op. Cit, hal. 84 56
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
”Meskipun semiologi Barthes menjadikan linguistik Saussure sebagai modelnya, tetapi Barthes mengingatkan bahwa semiologi tidak bisa sama dan sebangun dengan linguistik. Petanda dari garmen busana, misalnya, meski diperantarai melalui tuturan (majalah), tidaklah tentu perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id didistribusikan seperti petanda dari bahasa selama keduanya tak memiliki
‘panjang’ yang
sama (di sini sebuah kata, di sana sebuah kalimat).
Petanda itu tidak memiliki material lain kecuali penanda tipikalnya. Dalam kasus sistem isologis seperti ini, orang kemudian tidak dapat menerimanya kecuali dengan memaksakan padanya sebuah metabahasa.”59 Sintagma dan sistem berperan dalam proses pemahaman atas tanda. Menurut Barthes: ”Berlawanan dengan simbol, tanda sebenarnya didefinisikan bukan oleh analogisnya dan dalam makna berhubungan secara alami dengan sebuah isi, tetapi secara esensial oleh tempatnya di dalam sebuah sistem perbedaan-perbedaan (sistem oposisi pada tingkat paradigmatik dan sistem asosiasi pada tingkat sintagmatik).60 Contoh perbedaan antara Sistem dan Sintagma:61 Sistem Sistem garmen
commit to user Susunan dari helai, bagian atau pernik yang tak dapat dipakai pada waktu yang sama pada bagian tubuh yang sama, dan variasinya berkorespondensi dengan sebuah perubahan dalam makna pakaian: - Toque (topi kecil wanita tanpa tepi) - Topi bertali di dagu - Kerudung
Sintagma Campuran pada tipe pakaian yang sama dari unsur-unsur yang berbeda: Rok-blus-jaket
Tabel 1. Perbedaan Sistem dan Sintagma dalam Garmen
59
Ibid, hal. 57-58 Ibid, hal. 61-62 61 Ibid, hal. 64 60
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
”Paradigma adalah klasifikasi tanda-tanda atau satu kumpulan tanda-tanda yang diasosiasikan, yang merupakan semua anggota dari semacam kategori tetapan; tetapi setiap tanda itu berbeda secara signifikan. Sebuah sintagma adalah kombinasi beraturan dari tanda-tanda perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang berinteraksi yang membentuk keseluruhan yang bermakna.”62
Kedua jenis perbedaan itu pun dikaji dalam produksi makna dalam fashion. Perbedaan sintagmatik adalah perbedaan di antara hal-hal yang membentuk rangkaian penandaan atau keseluruhan. Jadi, perbedaan sintagmatik adalah perbedaan di antara bagian pembentukan garmen. Yaitu perbedaan antara garmen dalam satu pakaian atau setelan pakaian. Sebagai contoh, perbedaan antara kerah, kancing, bahu. Semuanya penting untuk membentuk sintagma atau keseluruhan penandaan, yakni kemeja. Perbedaan paradigmatik adalah perbedaan antara hal-hal yang saling menggantikan. Misalnya, perbedaan antara model kerah pada kemeja. Ini adalah perbedaan antara jenis-jenis jas yang berbeda yang dapat dipiih untuk pakaian atau setelan pakaian. Perbedaan paradigmatik adalah perbedaan antara gaya kerah yang berbeda yang menjadi sumber commit to user
untuk dipilih membuat kemeja. Jadi, relasi sintagmatik dan paradigmatik adalah konteks tempat eksisnya sesuatu dan dari sanalah makna berasal. Di sini dapat ditegaskan bahwa relasi sintagmatik dan paradigmatik dapat menjelaskan semua konteks: satu garmen, setelan pakaian, dan fashion jadi didiami. commit to user 62
Ibid, hal. 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Komunikasi bukanlah suatu aktivitas tanpa pamrih atau netral. Komunikasi merupakan salah satu cara untuk memproduksi dan mereproduksi posisi timpang, dominan, dan subordinat dalam masyarakat. Posisi dominan dan subordinat, yang merupakan hasil perilaku manusia, digilib.uns.ac.id dibuat perpustakaan.uns.ac.id tampak alamiah. Hal ini menunjuk pada hegemoni, yaitu situasi
dimana kelompok sosial pada posisi dominan, menggunakan otoritas sosialnya sebagai hasil dari kekuasaannya, menjadi alamiah dan absah. Fashion, sebagai bentuk komunikasi, merupakan bagian dari proses itu. Melalui fashion, pakaian, posisi dominan dan subordinat tampak terjadi alamiah, dan bukan merupakan hasil dari tindakan manusia. Hegemoni dapat dianggap sebagai bentuk peperangan yang bergerak yang secara konstan harus direbut lagi sebagai rangkaian medan perang perbedaan termasuk fashion. “Dalam ‘The Fashion System’, Barthes memperoleh dua kelas komutatif besar: Dengan menggabungkan semua tuturan yang menyatakan semacam struktur, kita dibawa untuk menempatkan adanya (pada tingkat busana tertulis) dua kelas komutatif besar: Di satu sisi ditemukan semua commit to user
segi busana dan di lain sisi semua segi karakter (bijak, menghibur, dan lain-lain) atau segi lingkungan (sore, akhir pekan, belanja, dan lain-lain); di satu sisi: bentuk, susunan, warna, dan yang lain: situasi, kesibukan, keadaan, suasana hati; atau untuk menyederhanakan lebih jauh, di satu sisi: pakaian, dan di sisi lain: dunia.”63 commit to user 63
Ibid, hal. 74
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“Barthes menempatkan sebuah garmen nyata dalam hubungan dengan lingkungan empiris di dunia. Tanda tipikalnya adalah: garmen nyata. Hal ini disebut Barthes: ‘The Real Vestimentary Code.’ Jadi, tampaklah bahwa bahasa mengkonstitusi sistem informasi kedua yang digilib.uns.ac.id disebut perpustakaan.uns.ac.id Barthes ‘kode vestimentary tertulis’ atau ‘sistem terminologis’ dan
menjadi bagan seperti di bawah ini:64 Sistem 2 / teminologis
Pn kalimat
Sistem 1 / vestimentary code
Pn Pakaian yang nyata
Pt Proposisi Pt Dunia yang nyata
Keterangan : Pn = Penanda (Signifier) Pt = Petanda (Signified) Bagan 2. ”The Real Vestimentary Code” Barthes
Semiologi sebenarnya merupakan suatu metode untuk membaca tanda-tanda kebudayaan sebagai suatu sistem. Dengan kata lain, Barthes sebenarnya melakukan suatu interpretasi kebudayaan. Interpretasi yang dimaksud adalah membuat sebanyak mungkin makna, bukannya menemukan suatu makna ultim dari fenomena yang diinterpretasi. Semiologi Barthes menyarankan pluralitas makna dan interpretasi commit to user
yang nyatanya tak dapat dipungkiri. mengingat ada perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia, sejarah, dan kebudayaan masing-masing. Semiologi Barthes dapat menjadi suatu bentuk dekonstruksi terhadap pemahaman-pemahaman yang selama ini sudah dianggap tuntas dan mapan. commit to user 64
Ibid, hal. 75
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Barthes mengembangkan analisa struktural atau analisa tekstual yang diterapkan untuk mengkaji naskah atau teks-teks. Suatu naskah, oleh Barthes dipotong-potong dan disusun kembali dalam suatu sistem baru dalam jumlah tak terbatas. Dengan metode ini peran pembaca begitu besar 65 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dalam menentukan sistem makna baru yang terbentuk.
Di mata Barthes, suatu karya atau teks merupakan sebentuk konstruksi belaka. Bila hendak menemukan maknanya, maka yang dilakukan adalah rekonstruksi dari bahan-bahan yang tersedia, yang tak lain adalah teks itu sendiri. Sebagai sebuah proyek rekonstruksi, maka pertama-tama teks tersebut dipenggal-penggal terlebih dahulu menjadi beberapa leksia atau satuan bacaan tertentu. Dengan memenggal teks itu maka pengarang tak lagi menjadi perhatian. Maksud dari pengarang yang selama ini dijadikan pusat perhatian dalam upaya menginterpretasikan suatu teks sudah ditinggalkan.66 Metode dalam mendekati suatu teks atau dilihat dari bagaimana pembaca memproduksi makna (tingkat kedua). Barthes mengajak untuk menilai suatu teks dengan dua cara: writerly dan readerly. Kedua cara ini commit to user
menghasilkan dua teks, writerly text dan readerly text. Writerly text adalah apa yang dapat ditulis pembaca sendiri terlepas dari apa yang ditulis pengarangnya.67 Sedangkan readerly text adalah apa yang dapat dibaca, tetapi tidak dapat ditulis, yakni teks terbaca yang merupakan nilai reaktif dari writerly 65
Ibid, hal. 115 Ibid, hal. 93 67 Ibid, hal. 89-90 66
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
text. Barthes sendiri memilih writerly text sebagai penilaian. Karena Barthes beralasan bahwa: karena tujuan dari karya sastra (tujuan sastra sebagai karya) adalah untuk membuat pembaca tak selamanya seorang konsumen, tapi seorang produsen teks.68 digilib.uns.ac.id Teks kemudian menjadi terbuka terhadap segala kemungkinan.
perpustakaan.uns.ac.id
Pembaca akan berhadapan dengan pluralitas signifikasi. Pergeseran pusat dari perhatian kepada pengarang (author) kepada pembaca merupakan konsekuensi logis dari semiologi Barthes yang menekankan semiologi derajat kedua yang memberi peran besar bagi pembaca untuk memperoduksi makna. Pembaca kemudian dapat melakukan interpretasi terhadap suatu karya.69 Teks itu bukan lagi milik pengarang, tetapi sudah menjadi milik pembaca. Produksi maksa dari pembaca itu sendiri akan menghasilkan kejamakan. Pembaca kemudian aktif menghasilkan tulisan, dalam istilah Barthes sebagai writerly text, yakni teks yang kita tulis sendiri. Semiologi dengan kata lain, berupaya melakukan “pembebasan makna”, karena selama ini makna telah dijajah oleh sistem-sistem yang telah mapan yang commit to user
hanya menghasilkan interpretasi tunggal yang dianggap benar dan tuntas.70 Penerapan
analisis
semiologi
membuka
peluang
untuk
menyingkapkan lebih banyak arti yang mendasari teks, yang diambil secara keseluruhan, ketimbang yang akan mungkin dilakukan dengan hanya mengikuti kaidah tata bahasa atau berpedoman pada arti kamus dari 68
Ibid. Ibid., hal. 91-92 70 Ibid., hal. 93-95 69
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kata-kata yang terpisah. Cara ini mengandung manfaat khusus yang dapat diterapkan pada ‘teks’ yang mencakup lebih dari satu sistem tanda dan tanda (misalnya kesan visual dan bunyi) untuk mana tidak ada ‘tata bahasa’ yang ditetapkan dan kamus juga tidak tersedia.71 digilib.uns.ac.id Dengan semiologi Barthes, simbol-simbol dalam fashion Punk
perpustakaan.uns.ac.id
modis diuraikan secara bertahap. Mulai dari first order signification (denotasi) lalu dijabarkan dalam second order signification (konotasi). Terakhir, mitos digunakan untuk mendeformasi kenyataan sehingga bisa diperoleh makna di balik fashion Punk modis. Melalui semiologi, bentukbentuk mitos dan muatan ideologis di balik fashion Punk modis bisa ditemukan melalui serangkaian proses analisis sebagai berikut:
fashion Punk modis
fashion: 1. gaya rambut 2. gaya riasan 3. pakaian 4. sepatu 5. asesoris 6. piercings
Simbol-simbol visual fashion Punk modis
pemaknaan
signifikasi tahap 1 (denotasi) Semiologi Roland commit to user Barthes
signifikasi tahap 2 (konotasi) mitos (myth)
Makna Bagan 3. Langkah-langkah Analisis Fashion Punk Modis
commit to user 71
Dennis McQuail, Op. Cit., hal. 182
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Subkultur Dalam sosiologi, antropologi, dan studi kebudayaan, ”Subkultur adalah sekelompok orang dengan budaya (apakah terang-terangan atau tersembunyi) yang membedakan mereka dari budaya yang lebih luas di perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mana mereka berada.”72 Subkultur ini berbeda karena usia anggota, ras,
gender, serta berbagai kualitas yang menentukan suatu subkultur berbeda dari sisi estetis, politis, seksual, atau kombinasi dari faktor-faktor ini. ”Budaya dalam subkultur mengacu kepada ‘seluruh cara hidup’ atau ‘peta makna’ yang menjadikan dunia ini dapat dipahami oleh anggotanya.”73 Kata ‘sub’ mengandung konotasi suatu kondisi khas dan berbeda dari masyarakat dominan atau mainstream. Subkultur dipandang rendah dan suatu kesadaran akan perbedaan. Subkultur dilihat sebagai solusi simbolis atas persoalan struktural kelas. Sebagaimana dikemukakan Brake, “Subkultur memunculkan suatu upaya untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami secara kolektif yang muncul dari kontradiksi berbagai struktur sosial. Ia membangun suatu bentuk identitas kolektif dimana identitas individu bisa diperoleh di commit to user
luar identitas yang melekat pada kelas, pendidikan, dan pekerjaan.”74 Menurut Brake, ada lima fungsi subkultur bagi para anggotanya:75 a. menyediakan solusi ajaib atas berbagai masalah sosio-ekonomi dan struktural;
72
http://wiki.media-culture.org.au/ Chris Barker, Op. Cit., hal. 337 74 Ibid, hal. 339 75 Ibid, hal. 339 73
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. menawarkan suatu bentuk identitas kolektif yang berbeda dari sekolah dan kerja; c. memperoleh suatu ruang bagi pengalaman dan gambaran alternatif realitas sosial; perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id d. menyediakan berbagai aktivitas hiburan bermakna yang bertentangan
dengan sekolah dan kerja; e. melengkapi solusi bagi dilema identitas eksistensial. Subkultur terdiri dari ekspresi perbedaan dan identifikasi dengan budaya orang tua dan budaya dominan. Pemuda memiliki kesadaran dan kehidupan generasi yang spesifik dengan seperangkat institusi dan pengalaman yang berbeda dengan budaya orang tua dan budaya dominan. Oleh karena itu, subkultur sering mendefinisikan dirinya sebagai perlawanan terhadap budaya orang tua dan nilai-nilai budaya dominan. ”Karya subkultur yang kreatif, ekspresif dan simbolis bisa dibaca sebagai bentuk perlawanan.”76 Menurut Dick Hebdige, anggota subkultur sering menunjukkan keanggotaannya melalui penggunaan gaya yang berbeda dan simbolik. Hal commit to user
ini merupakan suatu bentuk deviasi sebagai tindakan penyimpangan perilaku yang bertentangan dengan masyarakat, dan digunakan sebagai perjuangan melawan budaya dominan atau kelompok dominan (orang tua, kalangan elite masyarakat, norma sosial yang ketat, atau negara).
commit to user 76
Ibid, hal. 340
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Subkultur remaja ditandai dengan perkembangan fashion tertentu. Gaya mereka menjelaskan sumber daya yang terkandung dalam kolektivitas dan teritorialitas kelas pekerja melalui koherensi dan loyalitas geng tersebut terhadap kawan-kawannya. Subkultur pemuda berusaha perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menanamkan ulang nilai-nilai kelas pekerja yang hilang melalui stilisasi.
Perpaduan stilistik adalah satu bentuk perlawanan simbolis. Fashion
adalah
sebuah
praktek
penandaan,
sebuah
arena
penciptaan makna. Fashion merupakan pembentuk identitas kelompok. Dalam subkultur remaja, fashion dijadikan alat perlawanan terhadap nilainilai dominan dengan cara penataan secara aktif sejumlah objek dengan aktivitas serta sikap melalui fashion. Ini merupakan bentuk bricolage, dimana objek mengalami proses penemuan makna baru dengan cara rekontekstualisasi yang dilakukan oleh subkultur tertentu. Mereka mencuri gaya dari kebudayaan atau subkultur lain untuk ditransformasikan ke dalam gaya hidup mereka. Jadi, objek yang membawa makna simbolis dimaknai ulang terkait dengan artefak lain dalam suatu konteks baru. Tidak semua subkultur demikian agresif dalam hubungan pers, commit to user
tetapi kekuatan kumulatifnya dalam masyarakat menakjubkan. Kekuatan ini bersumber pada kedambaan manusia universal untuk menjadi bagian dari kelompok. Kompleksitas masyarakat begitu jauh di luar jangkauan pengertian
individu
manapun,
sehingga
remaja
hanya
mungkin
mengaitkan diri pada salah satu atau lebih subkulturnya agar dapat mempertahankan sedikit rasa identitas dan kontak dengan keseluruhannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sekali remaja berafiliasi secara psikologis dengan suatu subkultur, mereka akan mulai merasakan tekanannya. Remaja akan mengalami bahwa memang menguntungkan untuk mengikuti kelompok. Hal itu mendatangkan
kehangatan,
persahabatan,
dan
pengakuan,
jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menyesuaikan diri dengan model gaya hidup mereka. Tetapi kelompok
dapat
menghukum
seseorang
tanpa
ampun
dengan
penghinaan,
pemboikotan, atau taktik lain jika seseorang menyimpang dari mereka. Dengan menawarkan model fashion, berbagai subkultur mencuri perhatian remaja. Subkultur langsung menyerang sisi psikologis remaja yang paling rawan yaitu citra diri (self-image). Subkultur tidak menawarkan produk tunggal atau gagasan tunggal, tetapi suatu cara pengorganisasian semua produk dan gagasan; bukan sepotong komoditi tetapi seluruh gaya seutuhnya, seperangkat garis pedoman yang membantu mengurangi kompleksitas pilihan. Kebanyakan remaja justru sangat mendambakan garis pedoman demikian. ”Redhead menyatakan bahwa konsep subkultur tidak lagi sesuai. ‘Akhir subkultur’ dibicarakan bukan karena budaya pemuda yang khas commit to user
tidak pernah terjadi, namun karena mereka semakin terfragmentasi, dan gagasan tentang subkultur autentik akar-rumput yang bebas-media tidak bisa lagi dipertahankan.”77
commit to user 77
Chris Barker, Op. Cit., hal. 352
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Fashion Fashion dapat diartikan sebagai kata kerja dan kata benda. Sebagai kata benda, fashion berarti sesuatu seperti bentuk dan jenis atau buatan atau bentuk tertentu. Sebagai kata kerja, fashion memiliki arti kegiatan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id membuat atau melakukan. Polhemus dan Procter menunjukkan bahwa,
“Dalam masyarakat kontemporer Barat, istilah ‘fashion’ kerap digunakan sebagai sinonim dari istilah ‘dandanan’, ‘gaya’, dan ‘busana.’” 78 Seperti halnya kata “fashion”, kata “dandanan”, “gaya”, “busana”, dan “pakaian” juga bisa digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Semuanya mengacu pada kegiatan yang digunakan dalam kegiatan maupun produk dari kegiatan tersebut.79 Meski semua pakaian adalah dandanan, tetapi tidak semua dandanan itu fashion. Meski semua pakaian adalah dandanan, tetapi tidak semua fashion adalah pakaian. Meski semua fashion itu dandanan, tak semua fashion itu pakaian. Meski semua butir busana itu akan tampil dalam gaya tertentu, tak setiap gaya akan menjadi fashion, begitu gaya itu berlalu lintas menjadi ketinggalan jaman alias tidak fashion lagi. Dan, meski setiap butir busana commit to user
itu akan berlalu dalam fashion tertentu, tak semua fashion bisa dimasukkan sebagai anti gaya. Bisa dinyatakan, meski semua fashion itu gaya namun tak semua fashion itu merupakan busana. Beberapa fashion terkait dengan perubahan warna dan bentuk tubuh. Di sini tak ada arti atau makna tunggal yang menyeluruh untuk setiap kata-kata yang digunakan. 78 79
Malcolm Barnard, Op. Cit., hal. 12-13commit Ibid, hal. 14
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
”Busana, komunikasi
pakaian,
artifaktual
kostum,
dan
(artifactual
dandanan
adalah
communication).80
bentuk
Komunikasi
artifaktual didefinisikan sebagai komunikasi yang berlangsung melalui pakaian dan penataan berbagai artefak, misal: pakaian, dandanan, perpustakaan.uns.ac.id perhiasan, kancing baju, dan lain-lain.”
digilib.uns.ac.id
Douglas menunjukkan, ”Manusia membutuhkan barang-barang untuk berkomunikasi dengan manusia lain dan untuk memahami apa yang terjadi di sekelilingnya.”81 Fashion dan pakaian bisa digunakan untuk memahami dunia serta benda-benda dan manusia yang ada di dalamnya, sehingga fashion dan pakaian merupakan fenomena komunikatif. Sistem makna yang terstruktur, yaitu budaya, memungkinkan individu untuk mengonstruksi suatu identitas melalui sarana komunikasi. Dalam artian fashion, model ini memiliki beberapa hal yang bisa dipahami. Misal, rambut mohawk, peniti, celana jeans sobek-sobek, kaos lusuh, sepatu boot, atau sneakers, menunjukkan orang itu anggota Punk. Seorang individu bukan pertama-tama seorang berkepala mohawk lalu mengenakan fashion seperti itu, melainkan fashion itulah yang commit to user
membuat individu menjadi Punk. Itulah interaksi sosial dengan menggunakan fashion, yang membuat individu sebagai anggota dari suatu kelompok dan bukan sebaliknya, orang itu anggota dari suatu kelompok dulu baru kemudian berinteraksi secara sosial.
80 81
Ibid, hal. vii Ibid, hal. 42
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Garmen merupakan medium untuk mengirimkan pesan pada orang lain. Melalui garmen itulah seseorang bermaksud mengomunikasikan pesannya pada orang lain. Pesan adalah maksud pengirim dan pesan itu ditransmisikan melalui garmen dalam proses komunikasi. Pesan adalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id apa yang diterima oleh penerima. Dalam pandangan ini, maksud pengirim
sangat penting: hal utama adalah pesan, yang mesti disusun berdasarkan prinsip bisa diperoleh kembali (retrievable) atau bisa ditemukan (discoverable). Dengan demikian bisa dinyatakan bahwa seseorang mengirim pesan tentang dirinya sendiri melalui fashion yang dipakainya. Berdasarkan pengalaman sehari-hari, fashion dipilih sesuai dengan apa yang akan dilakukan pada hari itu, bagaimana suasana hati seseorang, siapa yang akan ditemuinya, dan seterusnya, menegaskan pandangan bahwa fashion digunakan untuk mengirimkan pesan tentang diri seseorang pada orang lain. Sedangkan model semiologi merumuskan interaksi sosial sebagai tindakan yang mendasari individu sebagai anggota dari masyarakat atau commit to user
budaya tertentu. Dengan begitu, komunikasi membuat individu menjadi anggota suatu komunitas; komunikasi sebagai interaksi sosial melalui pesan membuat individu menjadi anggota suatu kelompok. Komunikasi di antara individu-individulah yang pertama-tama membuatnya menjadi anggota suatu kelompok budaya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fashion mempunyai berbagai fungsi. Sebagai bentuk komunikasi, fashion menyampaikan pesan artifaktual yang bersifat non verbal. Fashion dan pakaian melindungi dari cuaca buruk atau dari olahraga tertentu dari kemungkinan cedera. Fashion dan pakaian memiliki fungsi kesopanan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id bagian-bagian tubuh (modesty function) yang membantu menyembunyikan
tertentu. Seringnya tidak terlalu sulit mengenali negara atau daerah asal-usul seseorang dari pakaian yang mereka kenakan. Di sini, fashion dan pakaian bisa menunjukkan identitas nasional dan kultural si pemakainya. “Menurut Desmond Morris, dalam Manwatching: A field Guide to Human Behaviour (1977), pakaian juga menampilkan peran sebagai pajangan budaya (cultural display) karena ia mengkomunikasikan afiliasi budaya kita.”82 Orang membuat kesimpulan tentang siapa seseorang itu melalui apa yang dipakainya. Fashion dan pakaian akan mempengaruhi pikiran orang lain tentang seseorang dan bagaimana mereka bersikap terhadapnya. Hal ini menunjukkan bahwa fashion dan pakaian dan penampilan commit to user
seseorang ditentukan oleh konvensi-konvensi sosial yang diwariskan secara kultural dari satu generasi ke generasi berikutnya. Fashion dan pakaian tak bisa lepas dari perkembangan sejarah kehidupan dan budaya manusia. Di samping itu, “fashion pakaian merupakan ekspresi identitas pribadi, oleh karena memilih pakaian, baik di commit to user 82
Ibid, hal. viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
toko maupun di rumah, berarti mendefinisikan dan menggambarkan diri kita sendiri.”83 Setiap orang punya persepsi mengenai penampilan fisik seseorang, baik itu busananya (model, kualitas bahan, warna) dan juga ornamen lain perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id yang dipakainya, seperti kaca mata, sepatu, tas, jam tangan, kalung,
gelang, cincin, anting-anting, dan sebagainya.84 Tidak dapat pula dibantah bahwa pakaian, seperti juga rumah, kendaraan dan perhiasan, digunakan untuk memproyeksikan citra tertentu yang diinginkan pemakainya.85 ”Setiap bentuk dan jenis pakaian apapun yang dikenakan oleh seseorang,
baik
secara
gamblang
maupun
samar-samar,
akan
menyampaikan penanda sosial (social signals) tentang si pemakainya. Pakaian merupakan bahasa diam (silent language) yang berkomunikasi melalui pemakaian simbol-simbol non verbal.”86 Fashion adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang dengannya orang menempatkan diri mereka terpisah dari yang lain, dan selanjutnya, diidentifikasikan sebagai suatu kelompok tertentu. commit to user
Dalam bukunya yang berjudul “Fashion sebagai Komunikasi”, Malcolm Barnard menguraikan beberapa fungsi fashion dan pakaian, yaitu sebagai berikut:
83
Celia Lury, Op. Cit., hal. 5 Deddy Mulyana, MPK: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal. 346 85 commit to user Ibid., hal. 347 86 Alex Sobur, Op. Cit., hal 170 84
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Fungsi retoris : meyakinkan Pakaian dan fashion diidentifikasikan sebagai lambang kasat mata dari ikatan tak terlihat pada manusia, yang memungkinkan masyarakat jadi bagian dari produksi dan reproduksi posisi kekuasaan relatif. perpustakaan.uns.ac.id b. Perlindungan
digilib.uns.ac.id
Pakaian dan fashion untuk “menyatakan atau menyembunyikan” identitas kita dan untuk menarik perhatian seksual. Pakaian dan fashion menawarkan perlindungan dari cuaca. Pakaian melindungi tubuh mulai dari dingin, panas, “kecelakaan tak terduga hingga tempat dan olah raga berbahaya”, musuh manusia atau hewan, dan bahayabahaya fisik atau psikologis. c. Kesopanan dan menyembunyikan Pakaian dan fashion menunjukkan fungsi kamuflase, untuk menutupi bentuk
bagian-bagian
tubuh.
Pakaian
dan
fashion
berfungsi
mengkamuflase pemakainya agar tak menarik perhatian pada dirinya. d. Ketidaksopanan dan daya tarik Motivasi mengenakan fashion dan pakaian adalah ketidaksopanan atau commit to user
ekshibisionisme, untuk menarik perhatian pada tubuh. e. Komunikasi Pakaian dan fashion secara simbolis mengikat satu komunitas. Fungsi fashion dan pakaian untuk mengkomunikasikan keanggotaan satu kelompok kultural baik pada orang-orang yang menjadi anggota kelompok tersebut maupun bukan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Ekspresi individualistik Pakaian dan fashion untuk mengekspresikan suasana hati melalui pilihan warna, untuk merefleksikan, meneguhkan, menyembunyikan atau membangun suasana hati. Pakaian dan fashion adalah cara yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id digunakan individu untuk membedakan dirinya sendiri sebagai
individu dan menyatakan keunikannya. g. Nilai sosial atau status Pakaian dan fashion sering digunakan untuk menunjukkan nilai sosial atau status. Orang sering membuat penilaian terhadap nilai sosial atau status orang lain berdasarkan apa yang dipakai orang tersebut. h. Definisi peran sosial Pakaian
dan
fashion
digunakan
untuk
menunjukkan
atau
mendefinisikan peran sosial yang dimiliki seseorang. Perbedaanperbedaan status dan peran tersebut dibuat alamiah dalam bingkai fashion dan pakaian. i. Nilai ekonomi dan status Pakaian dan fashion merefleksikan bentuk organisasi ekonomi tempat commit to user
seseorang hidup di samping merefleksikan statusnya di dalam ekonomi itu. Pakaian dan fashion menunjukkan apa jenis pekerjaan orang itu dan pada level manakah dalam ekonomi orang tersebut bergerak atau bekerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
j. Simbol politis Bekerjanya kekuasaan pun jelas erat terkait pada status sosial dan ekonomi. Pakaian dan fashion pun terkait erat dengan bekerjanya kekuasaan. Pakaian dan fashion berimplikasi terhadap bekerjanya dua digilib.uns.ac.id jenisperpustakaan.uns.ac.id atau konsepsi tentang kekuasaan yang berbeda.
k. Kondisi magis religius Baik dikenakan secara permanen maupun secara berkala, pakaian dan fashion menunjukkan keanggotaan atau afiliasi, pada kelompok atau jamaah agama tertentu. Pakaian dan fashion menandakan status atau posisi di dalam kelompok atau jamaah tersebut, dan menunjukkan kekuatan atau kedalaman keyakinan atau tingkat partisipasi. l. Ritual Sosial (seperti perkawinan dan pemakaman) Pakaian dan fashion akan dipandang hanya dalam artian cara yang digunakan untuk menandai awal dan akhir ritual untuk membuat pembedaan antara yang ritual dan non ritual. Orang tidak biasa mengenakan fashion dan pakaian yang biasa dipakai sehari-hari saat menghadiri perkawinan atau pemakaman. commit to user
m. Rekreasi Pakaian dan fashion digunakan sebagai rekreasi. Untuk menunjukkan bahwa fashion dan pakaian memiliki aspek rekreasional dan menimbulkan kenikmatan, karena itu fashion dan pakaian sekadar untuk kesenangan, cara menimbulkan kenikmatan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pakaian dan fashion merupakan praktik penandaan, di dalamnya terjadi pembangkitan makna, yang memproduksi dan mereproduksi kelompok-kelompok budaya tersebut. Pakaian dan fashion tak digunakan sekedar untuk menunjukkan posisi-posisi sosial dan kultural, tetapi juga perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id realitas digunakan untuk mengkonstruksi dan menandai sosial dan
kultural. Pokok masalahnya di sini adalah melalui fashion dan pakaian kita membentuk diri kita sebagai makhluk sosial dan kultural dengann menyandi lingkungan sosial dan kultural. Banyak subkultur mengenakan fashion yang khas sebagai simbol keanggotaan mereka. Para pengikut subkultkur akan dengan bangga mengenakan berbagai atribut fashion sebagai ciri bahwa mereka adalah bagian dari komunitas yang diikuti. Fashion subkultur Punk misalnya, adalah satu gaya yang menciptakan perpaduan pembangkangan dengan karakter abnormal. Peniti, rambut yang diwarnai, baju yang dicorat-coret dan ikonografi fetisisme seksual (bondage gear dari kulit, stocking yang berlubang-lubang, dan lain-lain) merupakan bukti bahwa mereka mempunyai simbol-simbol tertentu sebagai identitas komunitas mereka. commit to user
Pakaian dan fashion adalah cara untuk memunculkan, menandai, dan mereproduksi posisi kelas. Pakaian dan fashion adalah cara tempat posisi kelas, termasuk posisi kekuasaan yang timpang seperti halnya eksploitasi satu kelas oleh kelas lain, jadi tampak benar dan tepat. Dalam posisi dan ketimpangan yang dibuat tampak benar dan tepat ini, terus direproduksi dan terus dijamin keberadaannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pakaian dan fashion bisa dipakai untuk mengkonstruksi, menandai dan mereproduksi kelas sosial yang memberi tempat bagi kelas-kelas sosial yang berbeda dan tak setara. Pakaian dan fashion digunakan untuk mengonstruksi perbedaan identitas bagi kelas yang berbeda serta perpustakaan.uns.ac.id menaturalisasikan ketimpangan kemakmurandigilib.uns.ac.id dan kekuasaan. Perbedaan
dalam fashion dipandang sebagai sumber otoritas kelas dan bukannya refleksi posisi atau kondisi ekonomi. Fashion mungkin tersajikan sebagai rangkaian sesuatu yang baru: dapat dilihat sebagai satu bentuk, warna, tekstur, dan terus saling menggantikan. Rangkaian baru ini bukanlah barang baru dan segera mengadopsi desain yang paling memalukan. ”Seperti ditunjukkan FoxGenovese, kejutan adalah salah satu alat perniagaan fashion sehingga “apa yang selalu ditarik fashion adalah keluarbiasaan.” Akibatnya, apa dengan sekali mengejutkan dan luar biasa menjadi bisa diterima apa adanya.”87 Sistem yang dianggap berlawanan segera menguatkan diri kembali dan bahkan mampu mengambil manfaat dari kejutan itu. ”Dengan memandang pakaian Punk kini dapat dibeli dimana saja, Fox-Genovese commit to user
mengemukakan, ’ironi menyakitkan dalam pemberontakan sosial’ yang memandang tanda-tanda pemberontakannya dengan menggunakan bahan yang sangat indah.”88 Hal yang tampak sebagai kritik fundamental atas barang yang diproduksi massal, gaya jalanan dikaitkan dengan gaya itu dan kini dijual di jalan-jalan. 87 88
Ibid, hal. 175 Ibid, hal. 175-176
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Fashion bisa digunakan untuk menentang atau menantang identitas-identitas kelas dan gender, seperti halnya relasi-relasi kekuasaan dan status yang mengiringi identitas itu. Fashion berperan sebagai perlawanan. Perlawanan memiliki dua bentuk dasar, “penolakan” dan perpustakaan.uns.ac.id “pembalikan”. Penolakan adalah usaha untukdigilib.uns.ac.id melangkah di luar struktur
yang salah dan pembalikan berusaha untuk membalikkan posisi kekuasaan dan hal istimewa yang beroperasi pada struktur itu. Musik yang membosankan serta fashion awal tahun 1970-an dilihat sebagai merepresentasikan budaya dominan, arus utama dan borjuis, menghasilkan uang dari anak muda yang membeli produknya. Kondisi demikian membuat Punk awalnya berkembang sebagai semacam budaya “lakukanlah sendiri” (do-it-yourself culture). Punk menghasilkan musik dan fashion mereka sendiri untuk menentang sistem musik dan fashion monolitik. Punk berusaha menentang budaya borjuis dan sistem kapitalis yang mendorong dan menjual produk yang hambar dari budaya itu. Fenomena Punk tahun 1970-an dapat digambarkan sebagai upaya memanfaatkan fashion untuk menantang identitas dan posisi kelas. Rouse commit to user
menunjukkan bahwa Punk muncul untuk dikembangkan “sebagai suatu reaksi atas komersialisasi besar-besaran musik dan fashion bagi kaum muda”.89
commit to user 89
Ibid, hal. 185
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Yang ditawarkan oleh budaya dominan, arus utama, dan borjuis pada jamannya, di samping hal lain, adalah estetika. Estetikalah yang merumuskan materi dan objek mana yang indah atau bernilai, atau keduanya, dan merumuskan bagaimana dan dimana materi dan objek digilib.uns.ac.id standar dan norma tersebutperpustakaan.uns.ac.id dapat dipakai. Selain itu juga menawarkan
daya tarik pribadi: aturan bagaimana harus terlihat, potongan rambut yang ‘disepakati’, aturan tentang kosmetika dan pemakaiannya, dan sebagainya. Contohnya, logam mulia seperti emas, perak, dan berlian dapat dipakai di sebagai gelang dan kalung. Katun halus dan bersih serta wol lembut dapat dibuat menjadi setelan pakaian, kemeja putih, celana hitam pria. Rambut wanita dapat mengembang dan feminin, sedang rambut pria pendek dan rapi; keduanya konservatif dan tak mencolok. Estetika ini menjadi aturan bagi praktik dan institusi, seperti juga pada materi dan objek. Ada aturan apa yang harus dipakai pada situasi tertentu, atau untuk melakukan sesuatu. Juga ada jaringan kerja profesional dan para ahli di toko
perhiasan,
tukang
jahit,
pengecer,
yang
memberi
saran,
menginformasikan dan melakukan arbitrasi konsumen dalam soal keaslian, commit to user
harga, atau kelayakan barang yang dijual. Punk mungkin bisa dipahami sebagai tawaran kritik menyeluruh terhadap estetika tersebut. Hal itu bisa dijelaskan sebagai pembalikan atas penilaian yang diberikan atas warna, tekstur, dan bahan dari sistem dominan. Praktik konvensional dan institusi jalanan atau rancangan pakaian ditinggalkan demi suatu pendekatan yang lebih ”do-it-yourself”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Materi dan objek yang sejak lama dianggap baik itu tak bernilai atau buruk, tak ditinggalkan. Ada cara aturan dan norma daya tarik konvensional yang secara umum dilanggar, dicemooh, dan diabaikan. Misalnya, barang-barang murah dan kurang berharga seperti peniti perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id dipasang di dagu, telinga dan bibir, rantai toilet menghiasi dada, tampon
dan pisau cukur digantung di telinga pria dan wanita. Barang-barang murah dan kurang berharga (PVC, plastik, lurex dan sebagainya) dan warna-warna mengejutkan seperti hijau lime dan pink, menjadi bagian pakaian Punk. Rambut pria dan wanita dibentuk dengan bermacam pola dan gaya; diwarnai dengan berbagai warna seperti kuning, hitam, atau oranye cerah, gayanya disebut “Mohican”, gaya seperti paku dan berkas. Hiasan, memajang tanda konstruksi mereka. Jadi begitu pakaian disobek, dan kelim dipajang di bagian luar, maka kosmetika dipakai untuk dilihat baik oleh pria & wanita. Fashion Punk merupakan representasi dari protes mereka, yang bukan bagian dari kata-kata santun dalam budaya dominan. Begitu pula fashion Punk bukan bagian dari fashion borjuis konvensional. Fashion Punk merupakan paduan unsur-unsur penantangan commit to user
ras dan etnis atas nilai-nilai dominan. Punk merepresentasikan sejumlah tantangan penting atas nilai-nilai kelas dominan. Materi, objek, praktik, dan lembaga yang ditantang Punk dari budaya borjuis arus utama lebih dekat dengan beberapa visi “kekelasan pekerjaan”, bila sebenarnya bukan berasal dari kelas-kelas pekerja. Pakaian kotor, gaya seronok, serta warna-warni dan pola yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
“kampungan.” Misalnya,
digilib.uns.ac.id
semuanya bisa saja dipandang sebagai
penggunaan elemen-elemen yang mungkin dipikirkan kelas menengah untuk menandai gaya dan selera khas kelas pekerja. Dari sisi ini, Punk dapat dilihat sebagai usaha membalikkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id previlese berdasarkan gaya, bahan pakaian, dan warna. Apa yang dianggap
sebagai selera bagus oleh kelas dominan ditentang dengan menggunakan apa yang dianggap sebagai selera buruk oleh kelas tersebut. Melihat hal ini, mengejutkan bahwa Punk bisa secepat ini diterima sistem kapitalis dan diadopsi kelas dominan. Adopsi gaya Punk oleh toko-toko pakaian adalah ironi yang menyakitkan karena tak ada gaya yang dimunculkan lebih cepat oleh bisnis fashion selain gaya fashion Punk. Hal tersebut menunjukkan bahwa bukan hanya fashion Punk yang diterima sistem kapitalis tetapi juga ia disesuaikan oleh sistem tersebut lebih cepat dari fashion lain meski ini merupakan tindakan ofensif. Meski lebih lemah dan “jinak”, versi gaya rambut Punk dapat dilihat dengan jelas di banyak tempat sekarang ini. Meski tindikan di telinga tak pernah benarbenar populer, namun adanya pria dan wanita yang ditindik menunjukkan commit to user
pengaruh Punk sekarang ini. Ini adalah contoh lain bekerjanya proses penggabungan atau penyesuaian. Pada proses ini, begitu ada tantangan atas sistem dominan maka terjadi penyesuaian dan perubahan yang tak membahayakan. Ini dicapai sistem dominan dengan mengadopsi atau mengadaptasi nilai-nilai yang direpresentasikan tantangan tersebut. Sebagai contoh, warna, barang, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pakaian, dan tekstur yang digunakan oleh Punk sebagai fashion jalanan, dan memungkinkan untuk dibeli sebagai pemberontakan Punk. Nilai estetis dan politis Punk disesuaikan oleh sistem dan kelas dominan, atau dijadikan hak miliknya. Apa yang pada awalnya tantangan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id atas sistem dan kelas lantas diubah tanpa membahayakan. Fashion yang
diilhami Punk dapat segera dibeli setelah fashion itu muncul di jalanan merupakan bukti efektivitasnya penyesuaian Punk. Pakaian dan fashion dapat dipandang “revolusioner”, tantangan atas identitas kelas dan gender yang berlaku dan dominan. Pakaian revolusioner digambarkan dalam artian perlawanan, sebagai suatu rangkaian tantangan dan pertentangan yang terus berlanjut, selain sebagai tindak revolusioner yang menyeluruh dan utama. Pakaian dan fashion bisa menjadi bagian dari upaya menghindar dari semua bentuk identitas kelas dan gender borjuis atau patriarki. Dalam fashion, baik penolakan atau pembalikan, Punk, telah mampu untuk menghindar dari penyesuaian dengan struktur kelas dan gender dominan dengan cara pastiche dan bricolage. commit to user
”Pastiche adalah parodi tanpa motivasi retorika. Dengan begitu, mengimitasi gaya tanpa “motif parodi yang tersembunyi”, tanpa “dorongan satiris” dan tanpa perasaan di luar imitasi itu, dan ada gaya asli tertentu yang ditiru. Uraian tentang pastiche ini terkait erat dengan apa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang disebut Jameson sebagai nostalgia atau “la mode retro” dan pada tempat yang dianggapnya menjadi asal mula gagasan simulacrum.”90 Semua produksi budaya adalah produksi imitasi gaya masa lalu. Akibatnya, produser budaya hanya mampu merampas masa lalu; sejarah digilib.uns.ac.id tak sulit memahami sendiri perpustakaan.uns.ac.id menjadi suatu kumpulan besar citra. Mestinya
bagaimana fashion, busana atau pakaian, bisa sesuai dengan uraian tentang pastiche dan retro ini. Seperti dikemukakan Baudrillad, “fashion selalu retro”; fashion selalu merupakan “daur ulang total dan langsung dari masa lalu.”91 Fashion Punk, melalui proses pastiche, muncul menjadi bagian kecil dari penyesuaian gaya yang berbeda, yang di antaranya merupakan gaya masa lalu. ”Levi-Strauss menunjukkan bahwa bricolage adalah ’pengetahuan umum’ yang senimannya adalah semacam bricoleur. Levi-Strauss mengusulkan makna ’orang yang bekerja dengan tangannya dan menggunakan alat yang berbeda dengan pengrajin.’ Jadi, bricoleur menggunakan alat dan bahan yang ada di tangan untuk menyelesaikan pekerjaannya. Bricoleur mengumpulkan dan memperoleh alat dan bahan commit to user
dengan cara semua itu pada saatnya bisa diperoleh.”92 Masih
menurut
Levi-Strauss,
”Selanjutnya,
bricolage
menggunakan ’sisa-sisa puing-puing’ kejadian, ’ganjil dan genap’, ’bukti sejarah
yang
memfosil
dari
individu
atau
masyarakat’,
untuk
mengonstruksinya. Konstruksinya saat ini selalu terbuat dari bahan-bahan 90
Ibid, hal. 232 Ibid, 92 Ibid, hal. 235-236 91
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang sudah digunakan pada masa lalu: bricolage adalah rekonstruksi lanjutan dari bahan yang sama, bahan yang selalu digunakan sebelumnya.”93 ”Oleh karena itu, bricolage melibatkan kombinasi ulang unsur perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id secara terus menerus. Unsur itu bisa saja terbatas jumlahnya tetapi selalu
baru, sehingga mampu bertahan dalam relasi lanjutan dengan keseluruhan bagian. Perubahan dalam relasi yang membuat unsur tertentu yang ada dapat memengaruhi semua unsur yang ada di dalam struktur dan mengubah makna tiap-tiap bagiannya.”94 Konsep tentang bricolage memiliki beberapa kemiripan dengan konsep pastiche. Bricolage pun tampak memiliki ciri-ciri tertentu yang sama dengan konsep “retro”. Pastiche dan retro, seperti halnya bricolage, mengacu pada masa lalu; semua melibatkan pandangan atas materi dan gaya yang digunakan pada masa lalu. Bricolage seperti halnya retro, berimplikasi pda penciptaan makna dari bahan dan gaya yg diambil dari masa lalu. Namun pastiche tak menciptakan makna baru; pastiche hanyalah nihilistik. commit to user
93 94
Ibid, Ibid, hal. 236-237
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Punk ”Subkultur Punk adalah sebuah subkultur berbasis Punk Rock. Meliputi musik, ideologi, fashion, seni visual, tari, literatur, dan film. Scene Punk merupakan gabungan dari bermacam-macam kelompok lebih perpustakaan.uns.ac.id kecil yang membedakan dirinya dari yangdigilib.uns.ac.id lain melalui variasi unik.
Beberapa dari kelompok ini telah berkembang keluar dari Punk hingga menjadi subkultur tersendiri.”95 Punk yang saat ini dikenal muncul pada pertengahan 1970-an sebagai gerakan pemberontakan melawan beberapa gaya musik pada saat itu. Subkultur Punk muncul di Amerika Serikat, Inggris Raya, dan Australia. Namun, Punk berakar di New York, Amerika Serikat. Punk hadir di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an dimana band-band semacam The Ramones, Television, Patti Smith, dan Blondie muncul. Saat Inggris resesi akibat Perang Dunia II, kaum muda kelas pekerja menunjukkan kecewa dan frustrasinya dengan mengadopsi gaya scene Punk New York. Musik Punk menguat dengan munculnya band seperti The Sex Pistols. Subkultur Punk melawan budaya mainstream commit to user
dengan semboyan anti-kemapanan. ”Punk, kenyataannya, mencari untuk menjadikan objek sebagai citra diri melalui gaya dan, pada beberapa kasus, Punk bersandar pada inovasi stilistik dengan tujuan untuk bertahan dengan pencurian budaya.”96
95
http://en.wikipedia.org/wiki/Punk_rock to user Punk through Ideology and Philip Lewin, dan J. Patrick Williams,commit Reconceptualizing Authenticity, Paper dipresentasikan di the annual meeting of the American Sociological 96
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Punk Rock mempunyai berbagai jenis keaslian musikal dalam rock and roll dan di luar itu. Bentuk awal dari Punk Rock, disebut protoPunk, bermula sebagai kebangkitan rock garasi atau garage rock di timur laut Amerika pada akhir 1960-an. Scene musik yang pertama kali menandai perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id label Punk muncul di New York antara 1974 dan 1976. Dalam waktu yang
bersamaan, scene Punk berkembang di London. Tak lama kemudian, Los Angeles menjadi rumah bagi scene mayor Punk ketiga. Ketiga kota ini membentuk tulang punggung dari perkembangan pergerakan. Musik Punk Rock menghentak keras, cepat, tak beraturan, dan enerjik, strukturnya sederhana, dengan distorsi gitar dan drum yang berisik. Lagu-lagu Punk biasanya pendek, aransemennya sederhana, dan liriknya mengekspresikan nilai-nilai Punk dan ideologi nihilisme, seperti lagu “No Future” dari band The Sex Pistols hingga yang positif, bermuatan pesan anti-narkoba seperti lagu “Straight Egde” dari Minor Threat. Punk Rock biasanya dimainkan oleh band kecil yang terdiri dari vokalis, satu atau dua gitaris, bassis dan drummer, kadang vokalis merangkap pemain musik. commit to user
Dua jenis gaya tari klasik Punk adalah pogo dan moshing, yaitu melompat ke atas dan ke bawah sesuai dengan hentakan irama. Stage diving dan crowd surfing aslinya terkait dengan band protoPunk seperti The Stooges. SkaPunk mempromosikan versi terbaru skanking.
to 11, user Association, TBA, New York, New Yorkcommit City, Aug 2007 Online
. 2010-08-25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Punk hadir dari berbagai kelas ekonomi. Subkultur ini didominasi oleh kaum pria, dengan pengecualian gerakan ”Riot Grrrl”. Dibandingkan dengan beberapa kultur alternatif, Punk lebih dekat sebagai gender equalist dalam ideologinya. Meskipun subkultur Punk antirasis, anggotanya perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kebanyakan berkulit putih, paling tidak di negara berpenduduk dominan
kulit putih. Bagaimanapun, anggota dari ras lain, seperti kulit hitam, latin, dan asia, juga berkontribusi dalam perkembangan subkultur Punk. Scene Punk terbentuk dari band Punk dan hardcore; penggemar yang datang ke konser, demo, dan kegiatan lain; penerbit majalah; pengkritik band dan penulis; artis visual yang menciptakan ilustrasi untuk majalah, poster, dan cover album; orang-orang yang mengorganisasi konser; dan orang-orang yang bekerja di jalur musik dan label rekaman independen. Internet berperan besar dalam dalam membentuk komunitas virtual dan berbagi data dalam menjual musik. Secara politik, Punk dikategorikan sayap kiri atau progresif. Ideologi Punk peduli akan kebebasan individual dan anti-kemapanan. Sudut pandang umum Punk meliputi anti-otoritarianisme, etika DIY (Docommit to user
it-yourself), aksi nyata, dan tidak menjual. Tren lain dalam politik Punk meliputi
nihilisme,
anarkisme,
sosialisme,
antimiliterisme,
anti-
kapitalisme, anti-rasisme, anti-sexisme, anti-nasionalisme, anti-homofobia, cinta lingkungan, vegetarian, veganisme, dan hak asasi hewan. Bahkan ada pula Punk berpandangan sayap kanan, neo-Nazi (Nazi Punk), atau apolitis (misal, horor Punk).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Estetik Punk mengedepankan sensibilitas underground yang minimalis, ikonoklastik, dan satiris. Artwork Punk menghiasi cover album, flyers konser, dan Punk zines. Seni Punk peduli akan isu politik seperti ketimpangan sosial dan ekonomi. Penggunaan citra penderitaan untuk perpustakaan.uns.ac.id mengejutkan dan menciptakan rasa empati. digilib.uns.ac.id Artwork Punk mengandung
citra tentang keegoisan, pembodohan, atau apati untuk memprovokasi orang yang melihat. Banyak dari artwork awal berupa hitam putih karena didistribusikan dengan majalah yang direproduksi dari fotokopi. Punk Inggris awal mengekspresikan pandangan nihilistik dengan slogan “No Future” yang berasal dari lagu God Save The Queen dari Sex Pistols. Di Amerika Serikat pendekatan Punk mengenai nihilisme berdasar “ketidakpedulian” dan “disafeksi standar kelas menengah dan kelas pekerja”. Nihilisme Punk diekspresikan melalui penggunaan “substansi seperti heroin dan amfetamin, lebih self-destructive, penghapusan kesadaran” dan dengan “mutilasi tubuh” dengan mata pisau cukur. Punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu Punk mirip dengan para pendahulu commit to user
gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyeleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para performer berkualitas rendah, dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Mereka meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Punk mencari penghinaan dengan penggunaan pakaian teatrikal tingkat tinggi, gaya rambut, kosmetik, tato, perhiasan dan modifikasi tubuh. Fashion Punk awal diadaptasi dari objek keseharian demi efek estetis: pakaian sobek-sobek yang disatukan dengan peniti atau dibalut digilib.uns.ac.id dengan perpustakaan.uns.ac.id pita; pakaian dihiasi spidol atau cat; bin liner hitam menjadi baju,
kaos, atau rok; dan mata pisau cukur digunakan sebagai perhiasan. Juga populer menggunakan pakaian dari kulit, karet elastis, dan vinyl yang publik umum mengasosiasikannya dengan praktek seksual transgresif. Pada awal tahun 1980-an beberapa anak Punk menggunakan jeans pipa sempit ketat, celana tartan, rok, T-shirts, jaket kulit (yang sering didekor dengan logo band, pin dan kancing, dan spikes), dan sepatu seperti sneakers Converse, sepatu skate, brothel creepers, atau sepatu boot Dr. Martens. Beberapa anak Punk awal kadang-kadang mengenakan pakaian yang menunjukkan swastika Nazi untuk mengejutkan. Beberapa anak Punk memotong rambut mereka menjadi Mohawk atau bentuk dramatis lain, membentuknya hingga berdiri seperti paku, dan mewarnainya dengan corak tak alami yang penuh semangat. Beberapa commit to user
anak
Punk
“anti-fashion”,
berargumen
bahwa
Punk
seharusnya
didefinisikan melalui musik atau ideologi. Ini yang umum pada scene hardcore Punk Amerika Serikat pasca 1980-an dimana anggota subkultur sering memakai jeans dan t-shirt sederhana, ketimbang perlengkapan dan rambut spike dicat seperti Punk Inggris. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ketika Punk dianggap mati, diva Amerika, Madonna tampil dalam aksen Punk pada tahun 1990-an. Madonna berdandan dalam busana jaring, rambut berwarna, lengkap dengan bibir merah, khas fashion Punk perempuan di awal kemunculan Punk. Di belahan dunia lain, ekshibisi mode perpustakaan.uns.ac.id tahun 2000-an memamerkan sweetdigilib.uns.ac.id Punk tanpa pesan-pesan kebencian dan arogansi. Dalam terminologi ini, rantai anjing, peniti dan kunci gembok, tak lagi pakem. Kalau pun harus hadir, elemen-elemen tersebut tak perlu harus berbahan besi dan baja, tapi cukup imitasi plastik. Konsep pemberontakan semiologi melalui fashion menjadi gagal, karena bermunculan Punker yang menganggap bahwa fashion adalah segalanya dalam Punk. Pada akhinya, fashion bergaya Punk menjadi tidak lebih dari sebuah komoditi tersendiri. Kegagalan ini juga diperkuat oleh kondisi di mana t-shirt dengan desain radikal dapat didapatkan dengan mudah di mall-mall besar yang terkenal dengan harga mahal. Revolusi sudah diubah maknanya menjadi sekedar alat pengeruk uang. Punk menjadi: (1) artikulasi antimodern, dan (2) sebuah jalan menjadi subkultur sementara menunjuk masalah-masalah diskursif commit to user
mengenai subkultur. Inilah masalah kontemporer subkultur Punk, setelah kematian dari subkultur Punk klasik, terbukti menjadi lebih intim dengan karakteristik modern dewasa ini. Punk, kemudian, berada pada posisi dari artikulasi posisi ideologi tanpa menghindari perhatian mainstream.97
commit to user Dylan Clark, The Death and Life of Punk, The Last Subculture, dalam David Muggleton and Rupert Weinzierl (eds.), The Post-Subcultures Reader, Oxford: Berg. 2003, pp. 223-36 97
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
G. Metodologi Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Adapun alasannya karena penelitian kualitatif lebih mampu mendekatkan peneliti dengan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id obyek yang dikaji. Metode deskriptif kualitatif yaitu suatu metode yang
menafsirkan dan menuturkan data yang ada, pandangan sikap yang tampak dan menafsirkan data yang ada. Penelitian ini tidak bertujuan untuk menguji teori. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka tidak dinyatakan dengan angka-angka. Jenis penelitian ini bersifat interpretatif kualitatif. Interpretatif, sebab dalam penelitian ini menggunakan pendekatan subyektif yang mengasumsikan bahwa pengetahuan bersifat tidak tetap melainkan bersifat interpretif.98 Kualitatif, karena jenis penelitian dengan analisis semiotik ini memberi peluang yang besar bagi dibuatnya interpretasi-interpretasi alternatif.99 Obyek penelitian disusun secara kategori subtantif yang kemudian
diinterpretasikan.
Tujuan
penelitian
kualitatif
berupaya
memahami situasi tertentu. Penelitian kualitatif di sini dimaksudkan untuk commit to user
mengungkap makna simbol-simbol visual dalam fashion Punk modis.
98 99
commit to user Deddy Mulyana, Op. Cit., hal. 33 Alex Sobur, Analisis Teks Media, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001, hal. 82
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Metode Penelitian Salah satu karakteristik penelitian kualitatif adalah menganggap makna sebagai perhatiannya. Hasil penelitian ini berupa data deskriptif yang menjelaskan fenomena sosial. Untuk mencapai tataran makna yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tersembunyi digunakan metode analisis semiologi, dengan asumsi bahwa
makna dikomunikasikan melalui seperangkat tanda atau lambang. Pendekatan yang digunakan adalah semiologi Roland Barthes yang dipandang
mampu
memberikan
ruang
yang
luas
untuk
menginterpretasikan teks sehingga bisa didapatkan makna yang ada pada simbol-simbol visual dalam fashion.
3. Teknik Sampling Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Yaitu teknik pemilihan sample dengan tujuan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian. Obyek penelitian ini adalah fashion Punk modis maka dari itu sampel yang diambil adalah tiga orang remaja anggota komunitas Punk modis SGM Surakarta. Populasi mereka keseluruhan ada empat orang, commit to user
tetapi karena yang seorang pindah ke kota lain maka penulis mengambil ketiga remaja Punk modis tersebut sebagai sampel dalam penelitian ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan: a. Observasi Observasi dalam penelitian ini bersifat non partisan, di mana peneliti perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tidak ikut ambil bagian dalam fenomena yang akan diobservasi.
Observasi dilakukan dengan cara mengamati obyek penelitian. Hasil pengamatan tersebut merupakan data yang dianalisis. Alat untuk menganalisis data berupa: literatur dan berbagai sumber informasi yang relevan untuk kemudian digunakan dalam proses analisis data. b. Wawancara Mengadakan wawancara langsung dengan narasumber sesuai dengan kebutuhan peneliti tentang kejelasan masalah yang diteliti. Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan narasumber untuk memperoleh informasi dan kejelasan data yang diperlukan. c. Studi pustaka Teknik ini merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan perumusan commit to user
masalah penelitian. Studi pustaka dilakukan melalui artikel koran, majalah, buku-buku, artikel-artikel di situs-situs internet yang mengkaji masalah Punk dan semiologi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Sumber Data a. Sumber Data Primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian yaitutandatanda visual fashion beserta segala atribut Punk modis. perpustakaan.uns.ac.id b. Sumber Data Sekunder
digilib.uns.ac.id
Yaitu berbagai jenis data yang diperoleh dengan studi kepustakaan, informasi media massa (baik cetak maupun elektronik) dan wawancara dengan narasumber.
6. Unit Analisa Unit Analisa dalam penelitian ini adalah simbol-simbol visual fashion Punk modis beserta segala atribut yang disandangnya. Fashion Punk modis akan dianalisis berdasarkan penampilan anak Punk. Punkers yang akan dijadikan narasumber adalah Punkers yang biasa mangkal di city walk Slamet Riyadi (depan Solo Grand Mall), Surakarta. Untuk memudahkan proses penelitian, maka dibuat skema analisis penelitian dengan tujuan untuk mengetahui unit terteliti. commit to user
Berikut unit-unit analisis dalam penelitian ini: Unit Terteliti Non verbal - non vokal / visual (fashion Punk Modis)
Unsur a. b. c. d. e. f.
gaya rambut gaya riasan pakaian sepatu asesoris piercings
to user Data Tabelcommit 2. Unit Analisa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis makna dari simbol-simbol visual pada fashion Punk modis ini digunakan metode semiologi. Tanda mewakili konsepkonsep, ide, dan perasaan dalam cara tertentu sehingga memungkinkan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id orang lain untuk membaca, menyandi balik, atau menafsirkan makna
mereka dalam cara yang kira-kira sama dengan yang dilakukan oleh si pemilik pesan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data adalah dengan mengelompokkan data yang berupa fashion ke dalam beberapa bagian. Data tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan teori semiologi Roland Barthes, melalui dua tahap, yaitu denotatif dan konotatif. Dalam tahap pertama (denotatif) mencakup semua tanda-tanda visual dari fashion Punk modis. Kemudian tahap kedua adalah tahap konotatif. Dalam tahap konotatif ini, proses penandaan lebih luas dan dalam, dimaknai yang menghubungkan bahasa ke dalam cakupan yang lebih lebar kepada makna. Dari sinilah kemudian diperoleh penanda baru yang sangat terkait dalam commit to user
konteks sosial budaya, dan sistem nilai yang ada. Pada tingkat konotasi inilah makna tersembunyi yang hendak digali dapat diperoleh. Dari kedua tahap tersebut, akan diperoleh makna fashion Punk modis, kemudian memasuki tahap analisis terakhir, yaitu mitos.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II SUBKULTUR PUNK
Ilmuwan dan penulis Stacey Thompson di dalam bukunya “Punk digilib.uns.ac.id yang Productions; perpustakaan.uns.ac.id Unfinished Business” memberi ilustrasi baik dalam
merekonstruksi sejarah Punk di Amerika dan Inggris. Ia membagi tujuh periode Punk di Amerika dan Inggris berdasarkan scene-scene besar seperti the New York Scene, the English Scene, the California Hardcore Scene, the Washington D.C. (First Wave Straight Edge), the New York Hardcore Scene (Second Wave Straight Edge), the Riot GRRRL Scene, the Berkeley/Lookout! Pop-Punk scene.100 Salah satu buku Punk lain yang terpenting ditulis oleh Craig O’Hara dengan karyanya “Philosophy of Punk” (1997) yang memberikan pemahaman mendasar mengenai Punk sebagai sebuah counterculture. Para pelaku komunitas Punk dapat dilihat melalui individu dan kelompok seperti band atau geng. Selanjutnya, meminjam Stacey Thompson, pelaku dalam komunitas Punk secara historis dipengaruhi oleh empat unsur utama di dalam counterculture Punk, yaitu a) musik, b) fashion (busana), c) tongkrongan dan d) pergerakan (pemikiran). commit to user
Keempat unsur ini hadir di dalam komunitas Punk tidak pada saat bersamaan. 101
A. Definisi Punk Menurut answers.com, Punk (dibaca pÅngk) berarti:102
100
Fathun Karib, Op. Cit. Ibid. 102 http://www.answers.com/ 101
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Slang a. Anak muda, anggota dari kelompok kultur tanding yang memberontak. b. Pemuda yang tak berpengalaman. 2. Musik perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Punk Rock. b. Seorang Punk Rocker. Sedangkan menurut Wikipedia, Punk bisa diartikan sebagai Punk Rock, sebuah genre musik Rock :103 1. Subkultur Punk, sebuah subkultur yang berasosiasi dengan Punk Rock. 2. Gaya pakaian Punk, gaya pakaian yang berasosiasi dengan subkultur Punk. 3. Ideologi Punk, sebuah kelompok kepercayaan sosial dan politik yang berasosiasi dengan subkultur Punk. 4. Seni visual Punk, karya seni yang berasosiasi dengan subkultur Punk.
commit to user
Sebagian sumber menyatakan kalau lahirnya kaum Punk diawali pada tahun 1971 ketika Lester Bangs, wartawan majalah semi-underground Amerika, “Creem”, menggunakan istilah Punk untuk mendeskripsikan sebuah aliran musik Rock yang semrawut, asal bunyi, namun bersemangat tinggi. Kata Punk itu sendiri lazim digunakan oleh kaum narapidana Amerika untuk commit to user 103
Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyebut partner atau pasangan pasif dalam hubungan homoseksual. Sejak saat itu, para napi disana seringkali menggunakan istilah Punk dan Punkers.104 Subkultur Punk adalah sebuah subkultur berbasis Punk Rock. Meliputi musik, ideologi, gaya pakaian, seni visual, tari, literatur,dan film. Scene Punk digilib.uns.ac.id terdiri dari perpustakaan.uns.ac.id bermacam-macam kelompok yang lebih kecil yang membedakan
mereka dari lainnya melalui variasi unik.105 Punk lebih dari sekedar musik; tetapi juga seni Punk, video Punk, komik Punk, atletik Punk, fashion Punk, politik Punk, dan bahkan komedian Punk.106 Punk didefinisikan oleh O’Hara (1999) dalam tiga bentuk. Pertama, Punk sebagai tren remaja dalam fashion dan musik. Kedua, Punk sebagai keberanian memberontak dan melakukan perubahan. Terakhir, Punk sebagai bentuk perlawanan yang “hebat” karena menciptakan musik, gaya hidup, komunitas, dan kebudayaan sendiri.107
B. Anak Punk atau Punker Dinilai dari segi usia, sebagian besar penganut Punk adalah kaum remaja yang berusia antara 15-22 tahun.commit Menurut Cahill, “Asumsi aman adalah bahwa to user mayoritas kaum Punk adalah muda, berkulit putih dan berasal dari kelas
104
http://www.dudioke.co.cc/2010/02/asal-muasal-Punk.html http://en.wikipedia.org/wiki/Punk_rock 106 Donny The Punk, A Punk Primer, http://www.bunnysneezes.net/page192.html 107 commit to user Pondra Novara Priyono, Identitas Anak Punk dalam Berita Kriminal (Kasus-kasus Pemberitaan Kenakalan Anak), http://pondraz.multiply.com/journal/item/46 105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menengah. Jumlah anak-anak muda dalam kultur adalah salah satu faktor mengapa Punk Rock melangkah lebih cepat mengikuti jaman dan enerjik.”108 Para remaja yang bergabung dengan subkultur Punk biasanya artistik, pintar, dan tertutup. Mereka memiliki kecenderungan merasakan kegelisahan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id jalan keluar dalam yang mendalam dan terlihat seolah mampu menemukan
pergerakan Punk. Mönks, Knoer, dan Haditono, mengatakan bahwa “masa inilah manusia merasa kehilangan status kanak-kanaknya namun belum memperoleh status dewasa.” 109 Status dewasa ini bersifat primer, artinya status tersebut diperoleh berdasarkan kemampuan dan usaha sendiri. Walaupun berusaha mencapai status dewasa, remaja berusaha menonjolkan originalitas dirinya, yaitu sesuatu yang membedakan dirinya dengan orang dewasa, bukannya menonjolkan identitas sendiri. Mereka menunjukkan originilitasnya bersama-sama dengan kelompok sebayanya dengan berpakaian, berdandan, tingkah laku, kesenangan musik, dan gaya rambut. C. Sejarah Kemunculan Punk Sebenarnya tidak ada yang benar-benar tahu siapa dan darimana commit to user subkultur Punk itu bermula. Punk lahir sebagai budaya tanding, jadi tidak bisa dipastikan secara akurat kapan kemunculan pergerakan tersebut. “Subkultur Punk muncul di Amerika Serikat, Inggris, dan Australia pada pertengahan
108
Tara Swanepoel, Analysis of a Subculture Group: Punk, http://www.bunnysneezes.net/page192.html 109 commit to userPunk Di Yogyakarta, J. E. Ronaldo, Proses Internalisasi Nilai pada Remaja http://robeeon.net/tag/proses-internalisasi-nilai-pada-remaja-Punk-di-yogyakarta
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tahun 1970-an. Di negara mana tepatnya Punk original lahir telah menjadi kontroversi utama di dalam pergerakan tersebut.”110 “Punk berakar di New York, Amerika Serikat. Punk muncul di akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an dimana band-band semacam The perpustakaan.uns.ac.id Ramones, Television, Patti Smith, dan Blondie digilib.uns.ac.id muncul di scene Punk New
York. Sangat penting untuk diingat bahwa Punk adalah sebuah scene dan bukan pergerakan yang terjadi di Inggris Raya pada akhir tahun 1970-an.” Scene Punk di Amerika Serikat tersisa sedikit hingga gerakan Punk di Inggris menyita perhatian media.111
Gambar 7. The Ramones112
Gambar 8. Blondie113
Di Inggris, embrio Punk berasal dari hidup yang serba gamang akibat Perang Dunia II. Saat itu, banyak anak muda yang dilahirkan tanpa ayah karena meninggal dalam Perang Dunia II. Tahun 1960-an mereka jadi remaja, commit to user
dan tiba-tiba saja mereka merasakan betapa susahnya hidup. Mereka menyalahkan pemerintah yang telah menggiring ayah-ayah mereka ke medan
110
http://en.wikipedia.org/wiki/Punk_rock Tara Swanepoel, Op. Cit. 112 http://4.bp.blogspot.com/_Zs9nNlwuDUI/SEePV53XlJI/AAAAAAAAAds/LnjNzRKST5E/ commit to user s1600-h/ramones.jpg 113 http://migratingtaste.oldeenglish.org/music/YearEnd2008/Images/More/blondie.jpg 111
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perang. Di Amerika, situasi diperkeruh lagi oleh perang-perang baru, seperti Perang Vietnam.114 Depresi ekonomi yang melanda Eropa mengakibatkan pengangguran meningkat. Bersamaan dengan itu imigran berdatangan. Inggris menjadi tujuan digilib.uns.ac.id kerja terjadi antara migrasi dariperpustakaan.uns.ac.id orang-orang Jamaika. Perebutan lapangan
mereka, orang kulit putih dan pendatang dari Afrika. Hingga mengakibatkan kerusuhan rasial antara kulit putih dengan kulit hitam pada parade tahunan Nothing Hill.115 Krisis ekonomi pasca perang memunculkan kelas pekerja yang kehidupannya berada di bawah kemapanan rata-rata. Mereka terkelompok di daerah sekitar industri dan membentuk sebuah subkultur tersendiri, khas kelas pekerja. Mereka marah, frustrasi, dan kecewa atas situasi dan kondisi. Kemudian kaum muda kelas pekerja Inggris mulai menggunakan gaya scene Punk New York. Pendapat lain menyatakan bahwa kemunculan Punk di Inggris tidak terlepas dari pengaruh seorang tokoh. Ide akan perlunya sebuah budaya yang dapat dijadikan ancaman terhadap keberadaan sistem dan tatanan sosial yang commit to user
sudah mapan, dimulai dari ide seorang seniman inggris bernama Malcolm Mclaren. Mclaren mendapatkan ide tersebut setelah dia terinspirasi oleh revolusi Perancis pada tahun 1963.116
114
Moer, Op. Cit. Aryo Bhawono, Sebuah Usaha untuk Keluar dari Kejenuhan Budaya, Kentingan Edisi 4 Tahun commit to user XIV/2005, hal. 13 116 http://hustlerPunk.blog.friendster.com/2008/08/sejarah-resistensi-Punk1/ 115
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Paruh pertama 1970, Malcom McLaren pulang ke London setelah gagal bisnis di New York. Bersama istrinya, Vivienne Westwood, McLaren membuka gerai busana “Let It Rock” di Kings Road.117 T-Shirts dan aksesori untuk kaum underground jadi mata dagangan mereka.
Dia melihat ada saat
perpustakaan.uns.ac.iduntuk melakukan sebuah digilib.uns.ac.id yang menguntungkan pergerakan, yaitu saat di
Inggris, pajak mulai terlalu tinggi dan naiknya angka pengangguran. McLaren berpendapat bahwa massa dapat diarahkan pada pemikiran yang lebih kritis apabila melihat adanya ketidakberesan sosial.
Gambar 9. Malcolm McLaren118
Gambar 10. Vivienne Westwood119
Mclaren memulai dengan membentuk band bernama Sex Pistols. 120 Hit mereka yang terkenal adalah “Anarchy in The U.K.” Dalam tiap pertunjukkannya, selalu dihadiri anak-anak muda dengan dandanan berbeda. Wabah ini secara cepat menyebar ke Eropa. Kemarahan-kemarahan ini commit to user
diwujudkan dalam bentuk musik yang berisi lirik-lirik perlawanan dan protes sosial politik serta cara berpakaian yang tidak lazim. Konser-konser musik digelar sebagai media untuk mengkampanyekan ide-ide mereka.
117
Moer, Op. Cit. http://mymetropole.files.wordpress.com/2010/04/malcolm-mclaren.jpg?w=195&h=300 119 http://1.bp.blogspot.com/_6QDgIabT-gQ/RwczJNWTHxI/AAAAAAAABz8/iyYLhiKmd88/ commit to user s400/Vivienne.Westwood.7.jpg 120 http://hustlerPunk.blog.friendster.com/2008/08/sejarah-resistensi-Punk1/ 118
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Selain itu, Malcolm McLaren juga memulai agitasinya melalui pakaian. Dia berpikir bahwa dengan melihat penampilan yang ‘tidak beres’ maka massa akan melihat bahwa ada sesuatu yang tidak beres dalam tatanan sosial masyarakat. Pakaian yang digunakan adalah aplikasi dari apa-apa yang oleh digilib.uns.ac.id masyarakatperpustakaan.uns.ac.id normal dianggap tidak berguna lagi. Ini merupakan bentuk
penolakan terhadap konsep masyarakat yang diatur oleh kepentingan pasar. Punk mendominasi tren fashion pada pertengahan 1970-an tidak terlepas dari Vivienne Westwood, istri Malcolm McLaren dan duta Punk, The Sex Pistols. Tampilan unik mereka diciptakan oleh Westwood menggunakan sobekan, rantai, bondage, dan slogan. Fashion Punk tersebut sejalan dengan musik The Sex Pistols dan motif umum Punk. Satu hal penting yang harus diingat di sini adalah bahwa kebanyakan aspek atribut fashion Punk telah ada lebih awal sebelum The Sex Pistols muncul. Dari sumber lain, diperoleh bahwa akar Punk berasal dari kaum Mod. Bentuk jamaknya disebut Mods. Kelompok anak-anak muda, khususnya di kawasan Inggris pada 1960-an, yang mengenakan pakaian rapi dan mengendarai skuter. Mods berarti anak-anak kelas menengah yang ingin commit to user
kelihatan rapi, menonjol, dan mampu menandingi penampilan kelas-kelas lainnya, ingin tampak kompetitif, bangga dan gadungan. Mereka muncul pada pertengahan 1960-an dengan gaya pakaian Italia.121 Mods original di kawasan London adalah anak-anak muda yang terbiasa dengan gaya hidup tergesa-gesa. Mereka terobsesi dengan musik R&B commit to user 121
George Marshall, Kaum Skinhead, Kreasi Wacana, Yogyakarta, 2005, hal. xxiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Amerika, motor skuter Italia, dan kesempurnaan gaya personal mereka sendiri. Puncak kejayaan scene mods orisinal adalah antara tahun 1962-1966. gaya hidup mods muncul lagi pada akhir tahun 1970-an dan sejak itu meluas ke seluruh penjuru dunia. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 11. Kaum Mods122
Gambar 12. Vintage Mods dan scooter123
Mods memiliki empat aliran, yaitu:124 1. Kelompok art-school yang menjadi cikal bakal GlamRock dan Glitter, Hippies, scene “campRock” New York, camp New Wave, dan Punk; 2. Kelompok mainstream mods yang terkenal dengan musik R&Bnya. Memakai baju-baju setelan, rapi, celana-celana sempit, sepatu-sepatu mengkilat,
dan
berkeliaran
di
sekitar
klub-klub
malam
sambil
memamerkan pakaian mereka dan menciptakan tarian-tarian baru; commit to user 3. Kelompok scooter boys; 4. Kelompok hard mods yang pada akhir 1960-an menjadi skinhead.
122 123
124
http://www.haroldhill.org/pictures/picture-gallery-five/images/mods_picture_gallery_jpg.jpg http://www.fishtailparkas.com/images/Mods/Vintage%20Mods.jpg
commit to user
George Marshall, Op. Cit., hal. xxv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Awal tahun 1970-an terjadi kombinasi antara gaya maskulin Skinhead, progresivitas kaum Hippies, dan GlamRock seperti David Bowie, Lou reed, Bolan, dan Gary Glitter.125 Kombinasi ini memperlihatkan sebuah bentuk perkembangan ke arah tanpa kelas dan menghasilkan budaya universal. Era ini digilib.uns.ac.id merupakan perpustakaan.uns.ac.id akhir perjalanan singkat berbagai subkultur kelas pekerja di Inggris
sampai digantikan oleh subkultur Punk. Punk merupakan sebuah gaya hidup baru bagi kalangan kelas bawah. Kelompok ini memberi warna baru dalam budaya Inggris yang pernah ada. Muncul dengan tampilan menyolok tapi memperolok kemapanan budaya yang pernah ada. Seolah berontak dari sebuah keadaan yang membosankan kemudian menawarkan sebuah alternatif pola hidup yang khas kelas pekerja. Mereka adalah orang-orang yang termarjinalkan secara ekonomi akan tetapi secara formal dipaksa untuk memiliki kepatuhan budaya Inggris yang anggun. Namun dalam sebuah budaya yang besar, mereka tetap saja terpinggirkan. Kaum muda pada masa itu merasa bahwa mereka benar-benar tak dianggap dan tak memiliki harapan untuk kehidupan yang lebih baik. Tak ayal lagi, oleh media Inggris mereka dicap sebagai sampah. Hal ini tidaklah commit to user
mengherankan, karena secara sikap mereka mencemooh kemapanan. Keberadaan kaum Punk merupakan sebuah kritik dan penolakan akan budaya massal yang disampaikan dengan cara yang dangkal bahkan terkesan marah dan mengumpat. Pengakuan diri sebagai sampah peradaban dan keinginan untuk mengisolasi diri dari dunia luar menjadikan mereka terlihat commit to user 125
Aryo Bhawono, Op. Cit.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kreatif dan mandiri. Kemampuan digunakan untuk melepaskan diri dari ketergantungan luar. Mereka membenci tatanan industri yang materialis. Hal ini tak lepas dari keberadaan mereka yang dianaktirikan oleh industri. Punk sebagai sebuah subkultur mulai mengambil bentuk, kemapanan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id diri dalam estetika adalah sesuatu yang ditentang oleh Punk. Menampakkan
yang sepenuhnya nihilis dibarengi oleh minat pokok yang khas (polimorf), acapkali sengaja membolak-balik seksualitas, individualisme obsesif, perasaan terfragmenasi, dan seterusnya). Secara tradisi mereka merupakan orang yang melanggar batasan tabu dan secara ekonomi merupakan sampah industri.
D. Gaya Hidup Punk Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu Punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyeleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para performer berkualitas rendah, dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. commit to user Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan harus disertai dengan hebohnya pemikiran. Subkultur Punk adalah subkultur berbasis Punk Rock. Gaya hidup Punk meliputi musik, ideologi, fashion, seni visual, tari, literatur, dan film. Berbagai gerakan filosofis, politis, dan artistik mempengaruhi subkultur ini. Berbagai commitdalam to user penulis, buku, dan literatur penting membentuk estetika Punk. Alunan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
musik, syair yang dangkal, fashion, dan aksesoris yang menempel di tubuh merupakan media abadi bagi Punk untuk menyalurkan ideologinya. Karena itu dalam bab ini, hanya akan dijabarkan empat komponen penting yang membentuk gaya hidup Punk sesuai dengan klasifikasi dari perpustakaan.uns.ac.id Stacey Thompson, yaitu:
digilib.uns.ac.id
1. Musik; 2. Fashion; 3. Komunitas; 4. Ideologi. Berikut ini adalah pembahasan aspek-aspek tersebut: 1. Musik Musik Punk adalah manifestasi dari gerakan Punk. Musik mereka adalah media untuk menyebarkan ideologi dan identitas. Punk penggabungan mustahil dari berbagai aliran musik seperti Glam Rock, Rhytm n’ Blues, bahkan Rock n’ Roll. Penggabungan ini menandakan commit to user
bahwa ada berbagai racikan dari bermacam kultur kelas bawah Inggris. Proses ini, merupakan sebuah perjalanan panjang dan sangat dipengaruhi oleh kondisi beserta kelompok-kelompok sosial di dalamnya. Pada tahun 1960-an, musik dikelompokkan menjadi musik hitam dan putih. Akan tetapi pengelompokan ini tak terjadi secara menyeluruh. Ada kelompok-kelompok kulit putih yang lebih cenderung terinspirasi commit to user musik hitam dan begitu pula sebaliknya. Pada masa awal tahun 1970-an
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dikenal adanya muncul sebuah aliran yang dinamai sebagai glitter Rock. Mereka merupakan orang-orang kulit putih yang beraroma Reggae. Punk merupakan khas pekerja kulit putih tetapi berdampingan dengan negro imigran. Sehingga ada sentuhan “hitam” dalam musik dan perpustakaan.uns.ac.idKemudian penampilannya.
muncul
digilib.uns.ac.id glam Rock
yang
mencoba
memutihkan aroma kulit hitam dalam glitter Rock. Mereka mencoret irama-irama lagu Reggae. Kemudian glam Rock menjadi sebuah representasi dari sub kultur yang yang tengah sekarat. Isi dari Glam Rock ini merupakan bentuk pengasingan diri menjadi cikal bagi Punk. Subkultur Punk berpusat di sekitar mendengarkan rekaman atau konser live dari genre musik Rock yang keras dan agresif yang disebut Punk Rock, atau disingkat Punk. Sementara kebanyakan Punk Rock menggunakan distorsi gitar dan drum yang berisik yang diturunkan dari garage Rock 1960-an dan pubRock dari 1970-an. Beberapa band Punk berelemen dari subgenre lain, seperti Metal, contohnya Discharge di era 1980-an, atau folk Rock, contohnya Billy Bragg.
commit to user
Gambar 13. Discharge126
126 127
Gambar 14. Billy Bragg127
commit to user http://cowmag.se/2010/10/28/discharge-raw-power-och-tsol-gastar-linkoping/ http://soundsxp.com/artman2/publish/news/Billy_Bragg_announces_UK_tour.shtml
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kultur Punk sebagaimana yang terlihat sekarang, dimulai pada pertengahan 1970-an sebagai gerakan atau pemberontakan melawan beberapa gaya musik yang eksis pada waktu itu seperti prog Rock dan heavy Metal yang bintangnya terlihat tak terjangkau oleh penggemar. digilib.uns.ac.id musisi Rock kelas Punk perpustakaan.uns.ac.id selanjutnya berkembang sebagai kekecewaan
bawah terhadap industri musik yang saat itu didominasi musisi Rock mapan, seperti The Beatles, Rolling Stones, dan Elvis Presley.
Gambar 15. The Beatles128
Gambar 16. The Rolling Stones129
Dalam Punk, musik dirumuskan di tengah melebarnya kesenjangan antara seniman dan khalayak. Sebagai contoh, corak kelas pekerja, kelusuhan yang membuminya Punk bertolak belakang dengan tampang seorang superstar. Semua bahasa dan sifat musik Punk ini melukiskan commit to user
kelas pekerja, bunyi-bunyian yang simpel tapi cepat, diksi yang kasar dan dianggap nihil oleh masyarakat. Pengikut subkultur Punk mengembangkan gaya musik yang dystopian mereka sendiri, yang originalnya seperti underground, Rock n’ Roll minimalis.
128 129
commit to user http://rambutklimis.blogspot.com/2010/05/beatles.html http://torocktofun.blogspot.com/2010/10/rolling-stones.html
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Musisi Punk tidak memainkan nada-nada Rock teknik tinggi atau lagu cinta menyayat hati. Sebaliknya, lagu-lagu Punk lebih mirip teriakan protes demonstran terhadap kejamnya dunia. Lirik lagu-lagu Punk menceritakan frustrasi, kemarahan, dan kejenuhan berkompromi perpustakaan.uns.ac.id dengan hukum jalanan, pendidikan rendah,digilib.uns.ac.id kerja kasar, pengangguran,
serta represi aparat, pemerintah dan figur penguasa terhadap rakyat. Punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curahan hati daripada aspek teknis bermain musik. Almarhum Sid Vicious dari The Sex Pistols tidak jago bermain bass. Meski demikian, orang-orang tidak memandangnya remeh. Justru Sid banyak digandrungi para pecinta musik Punk.130 Secara musik, Punk cenderung cepat, keras, dan menghentak secara ekstrim enerjik, berstruktur sederhana, bagus saat tampil langsung, dan tipikal bandnya dengan seorang vokalis, satu atau dua gitaris, seorang basis, dan seorang drummer.131 Anggota band merangkap sebagai backing vocal, tipikalnya teriakan slogan, chorus, atau nyanyian gaya sepakbola, daripada vokal harmonis ala band pop. commit to user
Tempat pertunjukan biasanya klub kecil, dan gedung sewaan. Punk pada dasarnya adalah minimalis akar rumput dan anti-elit. Band-band memproduksi kaset-kaset, rekaman, dan CD, menjualnya sendiri secara lokal atau melalui perusahaan rekaman dan distributor kecil independen. Beberapa band beralih ke perusahaan major label, 130 131
commit to user Ibid. Bonny, http://antikamu.blogspot.com/2009/03/sejarah-Punk.html
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang kebanyakan Punk menganggapnya “menjual” dan bukan lagi band Punk. Tapi secara umum, Punk dibuat melawan bisnis musik komersil dan radio komersil dengan band-band perusahaan yang diseragamkan, terhindar dari kontroversi dan kritik sosial. digilib.uns.ac.id Lirik musik Punk merupakan manifestasi kebencian para Punkers
perpustakaan.uns.ac.id
terhadap kapitalisme, negara, kemapanan, perang, atau kehidupan sosial. Akibatnya, Punk dicap sebagai musik Rock n’ Roll aliran kiri sehingga sering tidak mendapat kesempatan untuk tampil di acara televisi. Perusahaan-perusahaan rekaman pun enggan mengorbitkan mereka. Penikmat musik Punk berjoget kasar mengikuti nada. Bentuk tarian Punk menunjukkan kontak fisik yang cenderung keras, seperti saling membenturkan tubuh antar sesama Punkers, saling pukul-sikut-tendang, atau naik ke panggung lalu meloncat ke tengah-tengah penonton dan disambut oleh penonton. Tarian kekerasan seperti itu merupakan ekspresi kebebasan mereka. Seorang Punker yang telah masuk ke dalam arena pogo bebas mengekspresikan dirinya, karena itu merupakan suatu resiko jika ia terpukul ataupun terinjak. commit to user
Dua gaya tari terkait dengan Punk adalah pogo dan moshing. “stage diving” dan “crowd surfing” aslinya terkait dengan band-band protoPunk seperti The Stooges, dan muncul pada konser Punk, Metal, dan Rock. Ska Punk memperkenalkan versi baru dari skanking. Tarian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hardcore adalah perkembangan mutakhir yang dipengaruhi oleh semua gaya tersebut.132
Tarian klasik Punk, “pogo”, ditandai dengan melompat ke atas dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ke bawah sesuai irama, sedangkan hardcore membawa “slamming.”
Menyelam dengan kepala dulu dari panggung ke massa, “stage-diving”, adalah bagian dari itu.133 Tidak untuk hati yang pengecut, tapi keriangan yang hebat, bentuk tari paling liar dan bebas di Amerika. Orang dungu menyalahgunakannya sebagai kesempatan untuk berkelahi, tapi jika ada yang jatuh orang-orang di sekitarnya akan berhenti dan menolong.
Gambar 17. Pogo134
Gambar 18. Crowd Surfing135
Memasuki dekade 1970-an, ciri pemberontakan Punk makin kentara, dan segala rupa commit aksito user panggung yang ugal-ugalan pun mulai muncul. Dari generasi pelopor Punk ini ada dua nama yang paling menonjol yaitu MC 5 dan Iggy and The Stooges. Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan Punk yang kiprahnya masih berlanjut sampai
132
http://en.wikipedia.org/wiki/Punk_rock Donny The Punk, Op. Cit. 134 http://rayer.ic.cz/photo/antifest.13/12-pogo.jpg 135 commit to user http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTrqEDlPRfOpVObfzEERqsMuKiqmFu_ 4dAkINEftvr3I8S929xi 133
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dasawarsa 1990-an. Seiring dengan lahirnya generasi baru Punk Rock, namanya pun makin diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam musik Rock pada umumnya, dan Punk pada khususnya.
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 19. Iggy and The Stooges136
digilib.uns.ac.id
Gambar 20. MC5137
Tahun 1975 lahirlah beberapa grup musik baru seperti Blondie yang ngepop, Talking Heads yang avant garde, The Voidoids yang berkutat dengan gitar, dan The Dead Boys yang nyeleneh.
Gambar 21. The Dead Boys138
Gambar 22. The Talking heads139
Dan ada The Ramones. Ramones punya citra seperti tokoh kartun. Empat anak jalanan asal Queens commit to user yang tampil gahar dengan jaket kulit dan jeans belel, seperti geng. Gerombolan ini memancang mitos bahwa mereka satu keluarga. Pada tanggal 4 Juli 1976, Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris. Konser itu disaksikan oleh para grup yang
136
http://ripplemusic.blogspot.com/2010/05/iggy-and-stooges-raw-power-deluxe.html rocksbackpages.com 138 commit to user http://www.last.fm/music/Dead+Boys/+images/33703 139 http://teenagedogsintrouble.blogspot.com/2010_02_01_archive.html 137
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memotori kebangkitan Punk di Inggris, yaitu Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.140
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 23. The Damned141
Gambar 24. The Clash142
Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam perkembangan Punk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustrasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Di tahun 1980-an, di saat era Punk di Inggris datang dan pergi, di berbagai penjuru dunia mulai muncul berbagai macam band beraliran Punk dan belakangan menjadi legenda setempat. Di Irlandia, misalnya, ada grup The Understones. Di Australia ada The Saints. Dan di Selandia Baru ada The Clean. Di Amerika gelombang terbaru pemusik Punk Amerika bukan commit to user
berasal dari New York, melainkan dari California. Generasi ini mendapat pengaruh yang sama besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Tapi agak lain dengan kedua mentornya itu, mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip dasar Punk. Bagi mereka Punk bukan
140
Bonny, Op. Cit. commit to user http://antiPunk.org/wp-content/uploads/the-damned.jpg 142 http://nickismyhomeboy.files.wordpress.com/2009/12/theclash.jpg?w=300&h=216 141
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sekadar aliran musik, melainkan juga identitas, gaya hidup, bahkan juga bahkan prinsip. Di selatan Los Angeles, tepatnya di Hermosa Beach, sebuah kelompok Punk Metal baru bernama Black Flag menyewa gereja sebagai perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id tempat latihan mereka. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan
pencinta Punk setempat. Grup-grup yang lahir di sana The Circle Jerk, Social Distortion, dan Suicidal Tendencies, dan lain-lain. Mereka lebih berhaluan keras. Penampilannya lebih brutal dan liriknya lebih radikal.
Gambar 25. Black Flag143
Gambar 26. The Dead Kennedys144
Di San Francisco aliran Punk lebih berpolitik. Di sana muncul band-band semacam The Avengers, The Dils, dan yang paling dominan to user The Dead Kennedys. Grupcommit yang terakhir disebut tadi melancarkan protes
keras terhadap berbagai hal, mulai dari kebijaksanaan pemerintah sampai fasisme. Musik mereka berada di perbatasan antara melodic Punk dan hardcore murni. New York melahirkan grup-grup yang belakangan
143
http://garynelsonacousticroots.files.wordpress.com/2009/02/black-flag-billcommit to user daniel.jpg?w=400&h=279 144 http://www.lebMetal.com/2009/08/20/files/2009/05/dead-kennedys31.jpg
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memperkaya khazanah musiknya dengan unsur lain, seperti Beasty Boys dan Sonic Youth. Dan ada juga The Misfits, dari New Jersey.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 27. Misfits145
Gambar 28. Sonic Youth 146
Pada akhir tahun 1980-an benih kebangkitan generasi kedua mulai ditanam di LA. Dulu, awal dasawarsa ini, di San Fernando pernah berdiri sebuah grup band bernama Bad Religion. Bad Religion memiliki personelnya yang rata-rata intelek. Bad Religion merupakan band yang memelopori berdirinya generasi baru grup Punk California, semacam Dag Nasty, Pennywise, NOFX, dan tentu saja Rancid, Offspring, serta Green Day.
commit to user
Gambar 29. Rancid147
145
Gambar 30. NOFX148
http://www.truePunk.com/wp-content/uploads/2008/05/misfits.jpg commit to user http://www.devilgraphics.com/sonic-youth/SonicYouthPhoto2006.jpg 147 http://haricopter7.files.wordpress.com/2008/07/rancid4.jpg 146
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kegagalan Reaganomic dan kekalahan Amerika Serikat dalam Perang Vietnam di tahun 1980-an memanaskan suhu dunia Punk saat itu. Band-band Punk gelombang kedua, seperti Crass, Conflict, dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Discharge dari Inggris, The Ex dan BGK dari Belanda, MDC dan Dead
Kennedys dari Amerika mengubah kaum Punk menjadi pemberontak. Ideologi anarkisme yang pernah diusung oleh band-band Punk gelombang pertama, antara lain Sex Pistols dan The Clash, dipandang sebagai satu-satunya pilihan bagi mereka yang kehilangan kepercayaan terhadap otoritas negara, masyarakat, maupun industri musik. Ledakan genre Punk Rock berkembang sejak kemunculannya. Meskipun genre Punk sulit dikategorikan, mereka menunjukkan karakter berbeda pada keseluruhan struktur, gaya instrumen dan vokal, serta tempo. Kadang ciri istimewa sudah lazim pada beberapa genre. Dan genre Punk normalnya terkelompok berdasar kombinasi ciri-ciri khas. Genre Punk Rock primer, meliputi :149 a. Anarcho Punk adalahcommit bagian to user dari subkultur Punk yang terdiri dari band-band, grup, dan individu yang mendukung anarkisme melalui musiknya. Anarko Punk juga dipakai sebagai istilah pada musik Punk yang mengandung lirik anarkis. Terbentuk pada pertengahan tahun 1970-an di Inggris. Contoh yang terkenal adalah Crass, Nause, Discharge, dan Chumbawamba. 148 149
commit to user http://i80.photobucket.com/albums/j162/The-OBCD/Nofx.jpg http://en.wikipedia.org/wiki/Punk_rock
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Christian Punk (atau Christ Punk atau Crust Punk) adalah bentuk alternatif Rock Kristen dan subgenre Punk Rock dengan lirik Kristen. Contoh, The Crucified dan Headnoise. c. Garage Punk adalah subgenre Punk Rock yang sangat terpengaruh perpustakaan.uns.ac.id
oleh
garage
digilib.uns.ac.id
Rock.
Terbentuk
pada
akhir
tahun
1980-an.
Karakteristiknya adalah suara dan citra yang kotor, buruk, mentah, tipis, dan mengancam. Sering berfokus pada lo-fi di atas melodi yang mudah diingat. Contoh, New Bomb Turks, Mudhoney, dan The Horrors. d. Glam Punk (juga disebut sebagai Glitter Punk) menggabungkan elemen-elemen Punk Rock dan Glam Rock. Contoh, Iggy Pop. e. Hardcore Punk atau Hardcore adalah subgenre Punk Rock yang terbentuk pada akhir tahun 1970-an. Suaranya secara umum lebih berat, lebih cepat, dan lebih tebal dari suara band-band Punk awal. Hardcore dikeluarkan dalam koleksi berbeda subgenre dan sering dikombinasikan dengan subgenre heavy Metal. Contoh, Blag Flag, commit to user
Bad Brains, dan Minor Threat. f. Horror Punk adalah subgenre Punk Rock yang menggunakan tema film horor pada liriknya. Liriknya seringkali kisah yang terkait dengan film horor, humor gelap, dan cerita atau novel horor. Bandband horror Punk berpakaian serba hitam, kostum skeleton, dan commit to user wajah bercat tengkorak. Contoh, The Misfits.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
g. Nazi Punk adalah Punk yang mempromosikan paham neo-Nazi. h. Noise Rock (atau Noise Punk) populer pada awal 1980-an di Bristol, Inggris, dan Kyushu, Jepang. Contoh, Confuse, Gai, The Swankys, Disorder, Chaos UK, Dust Noise, Screaming Noise, dan perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
The Wankys. i.
Oi! adalah subgenre level kelas pekerja Punk jalanan yang berasal dari Inggris pada tahun 1970-an. Oi! mempunyai tujuan menyatukan Punk, Skinhead, dan kaum muda kelas pekerja lain. Contoh, The Cockney Rejects, Angelic Upstarts, The 4-Skins, dan The Business.
j.
Riot Grrrl adalah feminis Punk atau genre indie dan pergerakan. Puncak popularitasnya pada 1990-an. Pergerakannya terdiri dari band-band perempuan sentris, festival, dan pertunjukan; pertemuan grup,
jaringan
sosial,
perkumpulan-perkumpulan,
dan
grup
pendukung; pelatihan gratis, kursus pertahanan diri (seperti Home Alive), aktivisme (sering dengan konser yang menguntungkan), dan kultur underground fanzine. Contoh, Bikini Kill dan Bratmobile. commit to user
k. Skate Punk juga dikenal sebagai skate-Punk, skate-thrash, surf Punk, atau skate-core, adalah subgenre diturunkan dari hardcore Punk. Terbentuk oleh empat notasi bass, drum, dan gitar gaya Ramones, dengan tema lirik yang berpusat pada skateboarding. Nama skate Punk berasal dari fakta bahwa kebanyakan skate Punker commit to user adalah skaters, dan skate Punk populer di antara skaters.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Genre peleburan atau gabungan Punk Rock, meliputi :150 a. 2 Tone (Two Tone) adalah genre musik yang tercipta di Inggris pada akhir 1970-an dengan menggabungkan elemen-elemen ska, Punk Rock, Rocksteady, Reggae, dan musik pop. Contoh, The perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Specials, The English Beat, Madness, dan The Bodysnatchers. b. Celtic Punk adalah subgenre gabungan Celtic dan Punk. Sering, band-band akan menambahkan instrumen Celtic seperti pipa tas, fiddle, peluit kecil, akordion, mandolin, dan banjo. Contoh, The Ral McKenzies dan Flogging Molly. c. Chicano Punk merujuk pada band-band Punk etnis Mexican American yang berasal dari Chicago’s Pilsen dan persaudaraan Little Village selama pertengahan akhir 1990-an, dengan band semacam Los Crudos, kemudian menyebar ke scene Punk Los Angeles. Contoh, Los Illegals dan Cruzados. d. Cow Punk atau Country Punk adalah subgenre Punk Rock yang commit to user mengkombinasikan Punk Rock dengan musik country dan blues
pada aspek subyek, sikap, dan gaya. Istilah cow Punk juga diterapkan pada beberapa band yang memainkan bentuk cepat Southern Rock. Contoh, The Gun Club, Nashville Pussy, dan The Reverend Horton Heat. commit to user 150
Ibid.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Dance Punk adalah subgenre Punk Rock yang pertama muncul pada akhir tahun 1970-an dan dipengaruhi oleh gerakan post-Punk dan no wave, dan sekarang gerakan post-Punk revival modern dan art Punk. Dance Punk identik dengan campuran disco, funk, Punk Rock, dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.idUnits, dan Liars. electro. Contoh, The Rapture, Klaxons, Moving
f. Death Rock adalah istilah yang digunakan untuk mengidentifikasi subgenre Punk Rock yang terpisah dari kemunculan scene hardcore West Coast dengan menyatukan elemen-elemen film horor dan Dadaisme. Bermain lebih kencang dan cepat daripada band-band gothic Rock. Band-band California seperti Christian Death, 45 Grave, dan TSOL, serta band Nevada seperti Theatre of Ice adalah contoh band-band Death Rock awal. g. Folk
Punk,
secara
umum,
adalah
genre
musik
yang
mengkombinasikan elemen-elemen musik folk dan Punk Rock. Istilah tersebut juga bisa mendeskripsikan orang, budaya, dan lainlain di sekitar genre ini. Contoh, Flogging Molly, Against Me!, Steve commit to user
Lieberman, dan The Gangsta Rabbi. h. Gypsy Punk muncul diawali oleh Gogol Bordello, frontman Eugene Hutz. Subgenre ini mengkombinasikan Gypsy, Klezmer atau musik Eropa Timur dan Punk Rock. Tipikal subgenre ini adalah violin, gitar akustik, akordion, dan tenor saxophone, dengan gitar elektrik, bass, dan drum.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
i.
digilib.uns.ac.id
Pop Punk (juga dikenal sebagai Punk pop) adalah gabungan genre yang mengkombinasikan elemen-elemen Punk Rock dengan musik pop. Banyak band-band pop Punk mainstream datang dari California Selatan, sehingga kadang pop Punk disebut The SoCal Sound. perpustakaan.uns.ac.id Contoh, Blink 182 dan MxPx.
j.
digilib.uns.ac.id
Psychobilly adalah genre musik yang secara umum dideskripsikan sebagai campuran antara Punk Rock 1970-an dan America Rockabilly 1950-an. Karakteristiknya adalah referensi lirik tentang horor dan film-film eksplotitasi, kekerasan, seksualitas yang mengejutkan, dan topik lain yang tabu; meskipun seringnya disajikan dengan komedi atau fashion ‘tongue-in-cheek’. Contoh, The Meteors dan Demented Are Go.
k. Punk Blues adalah gabungan musik Punk Rock dan Blues. Juga terpengaruh oleh garage Rock. Contoh, The White Stripes dan Flat Duo Jets. l.
Punk Metal adalah istilah persilangan genre yang digunakan untuk commit to user
mendeskripsikan musik yang menggabungkan elemen-elemen Heavy Metal dengan hardcore Punk. Seringnya gabungan tersebut melibatkan genre Metal ekstrim. Gaya Punk Metal meliputi crossover thrash, Metalcore, grindcore, crust Punk, thrash Metal, sludge Metal, thrash core dan gabungan gaya-gaya tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
m. SkaPunk adalah genre musik yang mengkombinasikan ska dan Punk Rock. Karakteristik ska Punk tergantung dari gabungan genre-genre. Semakin dipengaruhi gaya Punk maka menampilkan tempo yang lebih cepat, distorsi gitar, interlude gaya Punk (biasanya chorus), perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sengau, dan kasar. Semakin diperngaruhi gaya ska, maka instrumen
lebih berkembang dan vokal yang jernih. Contoh, Less Than Jake, Rancid, Operation Ivy, Mustard Plug, dan Choking Victim. Meskipun musik Punk secara teknis dimulai di Amerika Serikat dengan band-band seperti The Ramones, Television, Patti Smith, Blondie, dan Talking Heads, Punk tertangkap dengan kekuasaan lebih di Inggris. Band-band semacam The Sex Pistols, The Clash, The Damned, dan lain-lain datang di garis depan dan menggunakan musik mereka untuk mengekspresikan frustrasi. Lirik dalam musik Punk seringkali mengandung tema-tema oposisi, anti lagu cinta romantis, anti-orang tua, anti-kemapanan, dan lain-lain. Sedikit demi sedikit Punk menjadi lebih bervariasi dan kurang minimalis dengan band-band seperti The Clash yang memasukkan commit to user pengaruh musik underground lain seperti ska, Rockabilly dan bahkan jazz ke dalam musiknya, tetapi pesan musiknya tetap sama; subversif, memberontak, salah secara politikal dan seringnya anarkis. Topik yang diusung yaitu masalah-masalah sosial, opresi kelas-kelas rendah, dan seterusnya. Musik Punk adalah sebuah pesan kepada masyarakat bahwa commit to user semuanya tidak baik-baik saja dan semua tidak sama.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Di masa lalu, daya tarik utama dalam musik Punk datang dari ideologi ‘Do It Yourself’ dan menitikberatkan pada individualisme dan ekspresi diri. Punk adalah musik sederhana yang kuat, berenergi, dan menyatakan sesuatu pesan. Yang diperlukan hanya tiga chord dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kebenaran untuk memulai sebuah band Punk. Punk sebagi sebuah scene
mencoba menggunakan ketelanjangannya untuk melawan komersialisme dan membuat rekaman dan tampil layak di depan penggemar. Punk Rock mempunyai pengaruh besar dalam musik. Ketika Punk mulai pada tahun 1970-an, Punk membawa sebuah tamparan di muka yang diperlukan terhadap kepuasan diri sendiri musik Rock dan kultur mainstream. Di awal pertengahan tahun 1980-an, Punk perlahan mati, meskipun beberapa band mempertahankan transisi dan menikmati popularitas underground yang luar biasa. “Punk’s Not Dead!” adalah ungkapan yang sering diteriakkan para pemuja musik Punk untuk menunjukkan eksistensi musik dan kultur mereka. Tapi benarkah musik Punk tidak mati? Lahirnya sejumlah grup musik di tahun 1990-an dan 2000-an seperti Blink 182, Green Day, commit to user
Bowling For Soup, Sum41, New Found Glory, Good Charlotte, The Ataris, dan Simple Plan adalah jawaban dari pertanyaan tersebut. Jawaban itu memang tidak sepenuhnya benar sebab jika disimak, aliran musik Punk yang sekarang terdengar jauh berbeda dengan warna awal di kemunculannya ketika The Ramones di Amerika atau The Sex Pistols di Inggris digemari pada tahun 1970-an. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dengan demikian lahirlah aliran musik Punk baru yang menjamur di dunia yang lebih dikenal sebagai pop-Punk atau new school Punk. Musik pop Punk ini bukan merupakan sebuah revolusi atas musik yang ada sebelumnya. Pop Punk merupakan subgenre dari Punk Rock dan perpustakaan.uns.ac.id merupakan keturunan dari musik Rock n’digilib.uns.ac.id Roll yang dihadirkan para
baby boomers (generasi angkatan 1950-an dan 1960-an). Lahirnya generasi pop Punk ini sebenarnya ditandai dengan dua gelombang. Pertama melalui kesuksesan grup musik pop Punk Amerika, seperti Green Day, Blink 182, dan The Offspring di akhir era 1990-an. Seluruh grup musik ini mempunyai kesamaan bermusik, yaitu paduan suara gitar yang dimainkan secara keras, lirik sederhana, dan melodi yang disukai stasiun radio.
commit to user
Gambar 31. The Offspring
151
Gambar 32. Blink 182152
Sedangkan gelombang kedua yang menandai kelahiran pop Punk adalah lahirnya sejumlah grup musik yang mengekor kesuksesan grup pertama dan mendapatkan keuntungan dari saluran televisi khusus
151 152
commit to user http://flmsdown.net/uploads/posts/2009-01/1231050913_offspring.jpg http://gxmusic.blogspot.com/2010/01/sejarah-terbentuknya-blink-182.html
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
musik, seperti MTV dan VH1. Yang termasuk kelompok ini antara lain, Bowling For Soup, New Found Glory, Sum41, Good Charlotte, dan Simple Plan. Gelombang kedua itu mengusung musik yang terdengar lebih lembut. Liriknya pun bercerita lebih luas dan cenderung menyoal perpustakaan.uns.ac.id kehidupan mereka, para remaja.
Gambar 33. Simple Plan153
digilib.uns.ac.id
Gambar 34. Sum41154
Jika pada genre musik lain harmoni teramat penting, musik pop Punk malah berusaha mengabaikannya. Suasana lagu yang pada bagian awalnya bermelodi dan berharmoni enak tiba-tiba disusul harmoni yang tidak beraturan dan beat menjadi cepat, lalu kembali ke suasana tenang, balik mengeras dan cepat, dan tiba-tiba saja berhenti. Pola musik seperti inilah yang membuat para pendengar musik pop Punk terhanyut secara emosional. Dengan kekuatan seperti itu, musik pop Punk benar-benar merupakan revitalisasi kekuatan musik Rock n’ Roll dan Punk. commit to user Budaya Punk yang dilahirkan generasi pop Punk berbeda dari generasi Punk sebelumnya. Meski semuanya menyuarakan kebebasan, mereka tidak sampai menyentuh masalah politik dan sosial. Baju yang mereka kenakan pun tidak lusuh, gelap, dan dekil. Tetapi sebaliknya, mereka kerap mengenakan baju berwarna terang. Topi, spikes, dan rantai 153 154
commit to user http://lyricsavenue.blogspot.com/2009/07/simple-plan-welcome-to-my-life.html http://www.last.fm/music/Sum+41/+images/2518860
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sepeda menjadi aksesoris wajib. Tatanan rambut memang mirip gaya rambut mohawk atau spike, tetapi mereka lebih rapi, tidak terlalu tinggi, dan tidak botak di tepi. Sekali lagi musik Punk menjadi sebuah kekuatan yang harus perpustakaan.uns.ac.id diperhitungkan. Tetapi Punk generasi baru digilib.uns.ac.id ini tidaklah sama. Beberapa
energi lama masih terasa tetapi secara umum musik Punk sekarang hanyalah imitasi dari musik Punk original. Musik Punk menjadi lebih komersil dan
terlihat lebih tertarik pada kesuksesan mainstream.
Padahal inilah yang dilawan Punk terdahulu. Sekarang ini, kebanyakan musik Punk Rock telah kehilangan arti politik dan menjadi komersil.
commit to user
2. Fashion Fashion Punk adalah fashion yang terkait dengan pergerakan Punk. Variasinya bermacam-macam dari gaya Vivienne Westwood hingga model gaya band seperti Good Charlotte. Fashion Punk terpengaruh oleh pakaian sosial nyata dari subkultur dan gerakan seni lainnya, meliputi commit to user Glam Rock, Skinheads, rudeboys, pelajar sekolah seni, dan Mods.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Rambut sebagai salah satu elemen mode, tidak hanya menjadi simbol kelamin, tetapi juga simbol ideologi. Seperti diungkapkan Anthony Synnot dalam “Tubuh Sosial”, “Ideologi yang bertentangan memiliki rambut yang berlawanan.” Kaum punk Inggris mempunyai digilib.uns.ac.id gaya perpustakaan.uns.ac.id rambut Mohawk atau Mohican. Mereka mencukur rambut dengan
menyisakan jambul di tengah-tengahnya. Sebagian bergaya spike-top, gaya rambut berduri-duri. Sementara perempuan Punk menata rambut dalam warna cerah, seperti hijau, kuning, ungu, biru, dan merah muda.
Gambar 35. Model Rambut Mohawk155
Gambar 36. Model Rambut Perempuan Punk156
Punk tampil untuk mengejutkan masyarakat dengan penggunaan fashion, gaya rambut, kosmetik, tato, perhiasan dan modifikasi tubuh. Fashion Punk awal diadaptasi dari objek keseharian demi efek estetik: pakaian yang disobek-sobek yang disatukan dengan peniti atau dibalut commit to user
pita; pakaian biasa dikenakan dengan dihiasi spidol atau dicat; bin-liner hitam menjadi baju, kaos atau rok; peniti; dan pisau cukur digunakan sebagai perhiasan. Juga populer menggunakan pakaian kulit, karet
155
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/8/80/ commit to user Young_mohawk_punk_c1984.jpg/424px-Young_mohawk_punk_c1984.jpg 156 http://z.about.com/d/diyfashion/1/0/Z/G/-/-/Punk_Hair.jpg
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
elastis, dan vinyl dimana di mata publik umum diasosiasikan dengan praktek transgresif seksual seperti bondage. Belum lagi atribut seperti rantai yang menggantung di celana, sepatu boot, kaos hitam, jaket kulit penuh badge atau peniti, serta gelang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berbahan kulit dan besi seperti paku. Beberapa anak Punk mengenakan
jins pipa ketat, celana tartan, rok, T-Shirt atau kaos lusuh, sepatu kanvas atau sneakers. Bahkan ada yang memakai swastika Nazi untuk memberi nilai kejut bagi masyarakat yang melihatnya. Asesoris lain yang sering dipakai Punker meliputi celana bondage, fishnet-stocking sobek-sobek, spikes, peniti, body piercings, dan celana dengan pola leopard. Juga sering dipakai pula jaket kulit pengendara motor dengan slogan, nama band, dan simbol yang tertulis di jaket dengan cat. Selain itu, merupakan hal umum dalam Punk untuk mengenakan jaket jeans atau rompi dengan tambalan nama band, perhiasan seperti spikes, peniti, tulisan, atau kombinasi semuanya. Dandanan Punk yang kita lihat saat ini, tidak bisa terlepas begitu saja pada peristiwa di Louise’s Night Club London. Pada sore hari di commit to user
pertengahan musim panas 1976, grup utama Punk London berkumpul untuk mengekspresikan diri mereka. Berlokasi di Poland’s Street, Soho, London, Louise’s adalah klub untuk para lesbian yang sudah eksis bertahun-tahun, sebelum Punk ada di sana dengan beberapa anggota wanita membiarkan dirinya menjadi lesbian atau biseksual. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Musim panas 1976, Punk grup dominan di Louise’s, gaya pakaian mereka bermacam-macam tetapi sejenis. Beberapa orang mengenakan perlengkapan fetis dari karet atau PVC. Ada juga yang sengaja mengenakan blazer sekolah dengan dasi longgar. Beberapa orang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengenakan stringvest tembus pandang, kombinasi army surplus dan
lingerie murahan. Banyak juga yang mengenakan jaket kulit dan rambut tribal dan riasan. Beberapa malah mengenakan bin-liners, sepatu boot Dr. Martin, kalung anjing, peniti dan celana pipa ketat. Salah satu toko utama spesialis fashion Punk adalah milik Malcolm McLaren yang bernama “Sex.” “Sex” spesialis pakaian kulit dan bondage atau pakaian modif yang tidak semua Punker bisa membeli. Punk sangat mencintai jaket kulit, pakaian sobek-sobek, pakaian yang tidak cocok, dan asesoris seperti peniti, swastika, dan simbol-simbol komunis. Pada dasarnya fashion Punk menitikberatkan individualisme dan merengkuh apapun di luar norma.
commit to user
Gambar 37. Toko Spesialis Fashion Punk “Sex” di Inggris157
Apa yang dapat disebut fashion Punk modern secara primer dipengaruhi oleh hardcore, grunge, dan sisanya goth atau death Rock. Sekarang ini, segi berbeda dari scene Punk mempunyai perilaku fashion commit to user 157
http://mymetropole.files.wordpress.com/2010/04/sex-boutique.jpg?w=300&h=238
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
berbeda pula. Skate Punk misalnya, umumnya mempunyai rambut pendek dan mengenakan jeans baggy, rantai dompet yang panjang, kemeja wol berkerah, sepatu skate bermerk, sabuk, dan wrist band. Grungies atau grungers umumnya terlihat dengan denim, flanel, celana digilib.uns.ac.id jeans perpustakaan.uns.ac.id sobek-sobek, rambut panjang tak diwarnai, dan sepatu boot Doc
Martens atau sepatu boot pekerja, atau sepatu Converse All Stars, celana sederhana, kaos dengan dasi, sarung tangan elastis dengan jari terpotong, blazers, dan lain-lain. Bisa dikatakan bahwa fashion Punk kontemporer dikomersilkan secara ekstrim. Sebagaimana para desainer fashion yang mapan, istimewanya seorang desainer terkenal Jean-Paul Gautier menggunakan elemen Punk dalam produksinya. Punk clothing, yang ditandai dengan buatan tangan menjadi produksi massal dan dijual di toko-toko rekaman dan toko-toko spesialis yang lebih kecil. Banyak majalah fashion dan media Glamor lain sekarang mengiklankan model rambut Punk klasik atau setelan dengan sentuhan gaya Punk sebagai citra terhormat. Ini mengindikasikan bahwa Punk commit to user
telah menjadi gaya mainstream mapan. Banyak kalangan scene Punk original generasi awal mengkritik tajam scene Punk generasi baru karena kenyamanan fashion dan mengurangi originalitas dan individualitas yang mana menjadi motivasi fashion Punk original. Beberapa Punk cenderung anti-fashion, dengan argumen bahwa Punk seharusnya didefinisikan dari segi musik dan ideologi. Ini yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
paling umum terjadi pada pasca 1980-an di scene hardcore Punk Amerika
Serikat,
dimana
anggota-anggota
subkultur
seringkali
berpakaian dalam kaos oblong sederhana dan jins, daripada outfit yang terdiri penuh paku dan asesoris lain, serta rambut dicat seperti di Inggris. digilib.uns.ac.id Gaya anti-fashion berkembang menitikberatkan pada perhiasan
perpustakaan.uns.ac.id
minimalis, mengelak dari branding dan tren fashion. Tipikal tampilan di akhir tahun 1980-an meliputi kaos oblong hitam sederhana, jeans atau celana kargo, sepatu bersol datar murahan, dan potongan rambut standar. Dikenakan oleh laki-laki dan perempuan, fashion Punk bersifat aseksual. Pada masyarakat Barat dimana permukaan dihiasi logo-logo, iklan, dan ditandai nama perusahaan, dan dimana orang-orang bekerja keras mengekspresikan kepribadian, ide-ide, gender, dan seksualitas melalui fashion, kekosongan yang sebenarnya dan pengaburan simbol-simbol ini merupakan pembedaan. Banyak anggota band-band Punk mengatakan bahwa mereka melawan tampilan Punk. Bob Mould dari band Husker Du mengatakan bahwa Punk sekarang ini sangat memperhatikan spikes atau sepatu boot commit to user
mana yang akan dipakai sehingga mereka tidak berpikir mengenai implikasi politik dalam musik. Di sisi lain, bisa dilihat seseorang menggunakan simbol swastika di satu bahu dan simbol anarki di bahu lain dan mereka tidak menyadari bahwa keduanya kontradiktif. Berbagai aksi Punk dan hardcore bermain musik hardcore tetapi mengenakan kaos oblong sederhana dan celana jeans di manapun. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kebanyakan Punk percaya bahwa Punk itu sendiri bukanlah apa yang dipakai atau bagaimana penampilan seseorang tetapi sebuah konsep yang terletak pada musik itu sendiri yang harus mendefinisikan apa sebenarnya Punk itu. digilib.uns.ac.id Meskipun telah dinyatakan bahwa Punk sejati bukanlah sebuah
perpustakaan.uns.ac.id
tampilan atau mode, tetapi, penampilan Punk sangat penting karena fashion Punk merupakan ekspresi yang tampak akan filosofi antikemapanan. Fashion Punk merefleksikan sikap. Celana jeans, sepatu boot, renda merah, jaket berasesoris, celana army atau militer, peniti, dan lain-lain adalah wujud ekspresi yang tampak akan hasrat Punk dalam menjaga anti-kemapanan dan kebebasan.
Mencoba memelesetkan adagium dari filsuf rene Descartes “Aku berpikir, maka aku ada,” “aku berdandan maka aku ada.” Bahwa eksistensi manusia dan penanda apa yang dipakainya untuk menyebut eksistensi dirinya soal berpikir, berdandan ataupun berpakaian. Dick Hebdige
dalam
“Subcultures
The
Meaning
of
Styles”
commit to user
mengidentifikasikan bahwa Punk adalah sejarah hidup yang terlihat solid tetapi membingungkan. Punk muncul sebagai wujud dari masyarakat industrial, dimana ada mekanisasi serta perputaran model yang cukup ketat sebagai akibat diterapkannya sistem aristrokasi di Inggris. Punk dengan dandanan seperti Mohawk, spike-top, celana ketat, dan sepatu boot merefleksikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ideologi mereka dalam melawan kemapanan. Punk mencoba mengadopsi cara berpikir dandanan primitif dalam era industrial, menempel tandatanda masa silam ke masa sekarang. Fashion Punk yang sekarang menjadi tren sebenarnya sudah jauh perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id berbeda dari bentuk awalnya. Tetapi semangat ‘Do It Yourself’ tetap
terasa pada nproses perkembangan fashion Punk sekarang ini. Fashionlah yang pertama kali digunakan sebagi simbol pengikat dalam komunitas Punk di pertengahan tahun 1970-an. Baju atau kaos lusuh, celana jins robek, sepatu boot, serta pernik seadanya (paku, peniti, rantai sepeda, hingga gembok), menjadi aksesori wajib bagi komunitas Punk dalm fashion, yang bertujuan untuk melawan kemapanan masyarakat. 3. Komunitas Gaya hidup Punk tampak negatif dari masyarakat karena tampilan anak Punk yang cenderung ‘menyeramkan’ seringkali dikaitkan dengan perilaku anarkis, brutal, bikin onar, dan bertindak sesuai keinginannya sendiri mengakibatkan pandangan masyarakat akan anak Punk adalah perusak, karena mereka commit bergaya mempunyai gaya yang aneh dan to user seringnya berkumpul di malam hari menimbulkan dugaan bahwa mereka mungkin juga suka mabuk-mabukan, sex bebas dan penguna narkoba. Awalnya dalam komunitas Punk tersebut terdapat prinsip dan aturan yang dibuat dan tidak ada satu orangpun yang menjadi pemimpin karena prinsip mereka adalah kebersamaan atau persaman hak di antara commit to user anggotanya. Dengan kata lain, Punk berusaha menyamakan status yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ada sehingga tidak ada yang bias mengekang mereka. Sebenarnya anak Punk adalah bebas tetapi bertanggung jawab. Artinya mereka juga berani bertangung jawab secara pribadi atas apa yang telah dilakukannya. Beberapa komunitas Punk membuat label rekaman sendiri untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran.
Kemudian berkembang menjadi semacam toko kecil yang disebut distro. Tak
hanya
CD
dan
kaset,
mereka
juga
memproduksi
dan
mendistribusikan T-shirt, aksesoris, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tato. Punk bisa datang dari berbagai jalan hidup dan kelas ekonomi. Subkultur ini didominasi kaum pria, dengan pengecualian pergerakan Riot Grrrl. Dibandingkan dengan beberapa kultur alternatif, Punk lebih dekat pada persamaan gender terkait dengan ideologinya. Meskipun subkultur Punk anti-rasis, kebanyakan Punker berkulit putih, setidaknya di negara-negara yang penduduknya dominan kulit putih. Anggotaanggota lain, seperti kulit hitam, latin dan Asia, juga memberikan konstribusi pada perkembangan subkultur. commit to user
Penyalahgunaan substansi kadang-kadang menjadi bagian dari scene Punk, dengan pengecualian yang perlu dicatat adalah pergerakan Straight Edge. Kekerasan kadang-kadang muncul pada subkultur Punk, tetapi ditentang oleh beberapa bagian dari subkultur, seperti Anarko Punk. Punk seringkali membentuk scene local, biasanya mempunyai grup kecil Punk berdedikasi yang dikelilingi batas luar yang kasual. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tipikal scene Punk, terbentuk dari band-band Punk dan hardcore, para penggemar yang menghadiri konser, demonstran, dan acara-acara lain; penerbit zine, pengamat band, dan penulis; artis visual yang menciptakan ilustrasi untuk zine, poster, dan kover album; orang-orang digilib.uns.ac.id yang perpustakaan.uns.ac.id mengorganisasi konser, dan orang-orang yang bekerja di arena
musik atau label rekaman independen.
Para penghuni liar memainkan peran dalam beberapa komunitas Punk, menyediakan perlindungan dan bentuk dukungan lain. Para penghuni liar illegal yang terabaikan atau tahanan rumah dan “rumah Punk” komunal kadang-kadang menyediakan tempat tinggal untuk bandband saat mereka tur. Internet telah memainkan peran besar dalam meningkatkan Punk, lebih spesifiknya dalam membentuk komunitas virtual dan berbagi data maupun program untuk menjual musik. Sebagai sebuah subkultur, Punk menggetarkan sekitar tekanan dinamis kreatif yang menarik di antara nilai-nilai komunitas dan individualism. Punk merupakan kelompok sosial anti-kemapanan, commit to user
memberikan diri untuk berpikir demi diri sendiri tetapi mendukung satu sama lain. Punk merupakan koleksi yang sangat beragam dari generasi muda yang teralienasi dengan seringnya sudut pandang yang mengandung konflik, berjuang untuk menguatkan ikatan mereka dan memelihara perbedaan mereka pada waktu bersamaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Punk bersikeras untuk realistik, dan idealistik. Punk merupakan rumah bagi pemberontak pilihan diri dan masyarakat terpinggirkan lain yang
pasti
menyetujui
secara
konstan
akan
penyalahgunaan
kebebasannya. Para penyebar etos Punk (yaitu perspektif, nilai-nilai, digilib.uns.ac.id sikap,perpustakaan.uns.ac.id adat, dan tradisi) pasti berjuang secara konstan dalam mendidik
gelombang suksesi para pendatang baru, yang kebanyakan tertarik karena pemberitaan sensasional di media massa. 4. Ideologi Punk lebih dari sekedar musik; Punk mempunyai filosofi berdasar pada pandangan politik anarkis dan kebebasan. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang gerakan Punk telah menyebabkan kesalahan interpretasi berkepanjangan. Motto dari anak-anak Punk adalah equality atau persaman yang membuat banyak remaja tertarik bergabung. Meskipun Punk kadang-kadang dikategorikan sebagai sayap kiri atau berpandangan progresif, politik Punk menutupi keseluruhan spektrum politik. Ideologi-ideologi Punk peduli akan kebebasan individu dan pandangan anti-kemapanan. Sudut pandang Punk umum meliputi commit to user anti-otoritarianisme, etika DIY, anti-kemapanan, aksi langsung dan tidak menjual. Tren lain yang tercatat dalam politik Punk meliputi nihilisme, anarkisme, sosialisme, anti-militerisme, anti-kapitalisme, anti-rasisme, anti-seksisme,
anti-nasionalisme,
anti-homofobia,
environtalisme,
commit user vegetarianisme, veganisme, danto hak-hak hewan. Beberapa individual
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam subkultur Punk memegang pandangan sayap kanan, pandangan neo-Nazi (Nazi Punk), atau bahkan apolitis seperti Horror Punk.
digilib.uns.ac.id Punk memaknai anarkisme tidak sebatas pengertian politik semata.
perpustakaan.uns.ac.id
Dalam Punk, anarkisme berarti tanpa aturan pengekang, baik dari masyarakat maupun perusahaan rekaman, karena mereka ingin menciptakan sendiri aturan hidup dan perubahan rekaman sesuai keinginannya. Keterlibatan kaum Punk dalam anarkisme memberi warna baru dalam gerakan politik, karena Punk memiliki kekhasan tersendiri. Di Indonesia, istilah anarki, anarkis atau anarkisme digunakan untuk menyatakan suatu tindakan perusakan, perkelahian atau kekerasan massal. Padahal menurut para pencetusnya yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin, anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri. commit to user
Anarkisme berasal dari kata dasar anarki dengan imbuhan isme. Kata anarki adalah kata serapan dari bahasa Inggris “anarchy” atau “anarchie”
(Belanda/Jerman/Prancis),
berakar
dari
kata
Yunani
“anarchos” atau “anarchein”. Merupakan kata bentukan dari “a” (tidak/ tanpa/nihil/negasi), dengan “archos” atau “Archein” (pemerintah, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kekuasaan atau pihak yang menerapkan kontrol dan otoritas –secara koersif, represif, termasuk perbudakaan dan tirani).158 Dengan begitu anarchos atau anarchein ialah tanpa pemerintahan, pengelolaan dan koordinasi, tanpa hubungan memerintah dan diperintah, perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengendalikan dan menguasai dan dikuasai, mengepalai dan dikepalai,
dikendalikan, dan lain sebagainya. Sedangkan anarkis berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan “isme” berarti paham, ajaran, atau ideologi. Kebebasan dalam anarkisme Punk bukanlah kebebasan tanpa sebab. Justru ketidakadilan negara yang mereka tuding sebagai pemicu anarkisme. Dengan kata lain, gerakan Punk bukanlah gerakan yang menolak konsep negara atau hukum yang membatasi ruang gerak dan kebebasan manusia, asalkan negara memang bisa memainkan perannya dengan baik dan menjalankan hukum dengan adil. Anarki dan Punk tak dapat dipisahkan. Punk melawan otoritas atau sistem apapun. Punk mendukung anarki yang sejalan dengan kepercayaan mereka bahwa pemerintah itu opresif dan Punk terpanggil commit to user
demi kebebasan individual. Kepercayaan Punk adalah bahwa satusatunya jalan untuk mendapatkan kebebasan individual sejati adalah melalui abolisi kemapanan, yang menciptakan struktur yang membatasi kebebasan personal. Punk merasa bahwa pemerintah tidak bersikap pada ketertarikan terbaiknya akan orang-orang. commit to user 158
http://hanyakamoe.blogspot.com/2010/02/apa-kata-punk.html
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Secara umum Punk mempunyai karakteristik yang sama: penuh semangat, memilih sebagai oposisi daripada tidak peduli dan sudah puas akan apa yang ada. Kelas pekerja dalam gaya dan sikap jika tidak pada perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id latar belakang sosial ekonomi terkini; pemberontak, tidak biasa, aneh,
mengejutkan; realistis, anti-eufemisme, anti-hipokrit, anti-omongkosong, anti-eskapis, tak berharap untuk diakui; marah, agresif, berlawanan, tangguh, berkehendak berjuang. Untuk arketip Punk yang muda, kecil, miskin, dan lemah; skeptik, terutama mengenai kekuasaan, roman, bisnis, sekolah, media massa, janji-janji, dan masa depan. Kritik sosial, kesadaran berpolitik, pro-outlaw, anarkis, anti-militer. Mengekspresikan perasaan yang disensor masyarakat sopan; anti-kepahlawanan, antiRockstar (dengan slogan : “Setiap musisi adalah penggemar dan setiap penggemar ada di sebuah band). Penuh penghinaan terhadap kehormatan dan karir; berorientasi malam; dengan kuat, ironis, satiris, mencintai selera humor, yang mana menyimpan keramahan; pemikiran intelijensi yang menegangkan dan commit to user
mencemooh kebodohan; terus terang akans seksualitas, kadang-kadang cabul; nyata-nyata memuja masokisme, menerima wanita tegar sebagai sejajar (dan Punk perempuan seringnya sama menantangnya dengan Punk pria) dan menerima biseksual, gay, dan eksperimentasi seksual secara umum; bermusuhan dengan agama-agama yang ada tapi kadangcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kadang sangat spiritual; kacau dan spontan, tetapi berenergi tinggi; di atas semua itu, Punk adalah kejujuran. Punk berkumpul di manapun mereka terbuang, suka mengkritik satu sama lain, tetapi bersatu padu dalam menghadapi permusuhan umumperpustakaan.uns.ac.id dari dunia. Menjadi Punk adalahdigilib.uns.ac.id sebuah petualangan. Punk terasing oleh pilihan, kebiasaan, atau kebutuhan, muak akan nilai-nilai nyata perintah sosial. Punk menghina mayoritas yang mana Punk mengkritiknya sebagai dimanipulasi oleh media massa, tidak berpikir, tidak berkesadaran, bermimpi dalam kehidupan, konformis, pengikut fashion terkontrol yang digiring pada perbudakan kerapuhan ekonomi dan korban perang. Punk mungkin tidak dapat mengubah dunia, tetapi berdedikasi untuk menciptakan sebuah pulau kebebasan, sebuah komunitas perbedaan paham dan percobaan, dan memutuskan untuk tidak ikut jatuh dalam masyarakat yang berkonsep. Punk mulai terlibat benar-benar secara aktif dalam berbagai kegiatan politik dan sosial. Di sini kita dapat melihat begitu banyaknya Punk yang terlibat dalam organisasi-organisasi radikal seperti Food Not commit to user
Bombs, Earth First!, atau juga organisasi-organisasi politis seperti Anti Rasis Action. Dalam konteks yang lebih radikal lagi, juga tidak sedikit Punk yang terjun langsung pada daerah yang menyangkut kepentingan politik negara secara langsung, seperti terlibatnya Punk pada organisasiorganisasi perlawanan seperti Front Zapatista di Chiapas, Mexico atau juga organisasi revolusioner kulit hitam, Black Panther Party. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tapi sayangnya, pergerakan perlawanan aktif dari kaum Punk ditandingi dengan gerakan apolitis dari kaum Punk itu sendiri yang tidak kalah hebat. Para Punk apolitis menyebarkan isu-isu individual seperti perpustakaan.uns.ac.id kenikmatan untuk menjadi seorang apolitis digilib.uns.ac.id yang tidak pernah terganggu
oleh isu apapun selain kenikmatan menghirup alkohol ataupenggunaan obat-obatan yang seringkali menjadikan kaum Punk mengalami depresi mental. Lebih disayangkan lagi bahwa justru paham apolitis inilah yang kini jsutru tampak semakin menyebar ke seluruh pelosok dunia. Punk yang merupakan gerakan perlawanan politis revolusioner berubah menjadi sebuah budaya transisi yang tidak menghasilkan apaapa selain kenikmatan diri sendiri. Punk yang adalah budaya perlawanan sosial berubah wujud menjadi sebuah bentukan budaya yang egois, yang peduli hanya kepada dirinya sendiri. Di sinilah Punk menjadi sebuah budaya yang gagal. Perlwanan terhadap sistem yang berlaku dan munculnya kultur tandingan justru menghasilkan suatu yang dominan pada penganut Punk, commit to user
yang kemudian dikenal sebagai nilai anti-kemapan. Nilai ini muncul dari filosofi “DIY”, mandiri, independen, serta percaya diri bahwa segala sesuatu tergantung pada diri kita sendiri, yang kemudian termanifestasi pada perilaku yang tidak ingin terikat dan dikendalikan oleh pihak lain. Mereka membuat lagu sendiri dengan lirik yang sifatnya mengkritik figure kekuasaan, dan menolak tunduk pada system kapitalisme. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada intinya dengan etika DIY mereka bebas mengekspresikan pemberontakan terhadap suatu hal. Contoh yang selalu menjadi pegangan adalah ketika sebuah grup Punk terkenal, Rancid, ditawari membuat album oleh sebuah perusahaan rekaman terbesar di Inggris. perpustakaan.uns.ac.id Rancid menolaknya dengan alasan bahwa digilib.uns.ac.id mereka percaya dengan cara
mereka sendiri yaitu indie label. Semangat ini menggambarkan kehidupan Punk yang tidak ingin bergantung pada sebuah sistem yang menindas. Karena hal itu pula, Punker membuat rekaman musik dan mendistribusikannya sendiri, membuat terbitan sendiri yang disebut Fanzine, hingga memiliki basis ekonomi sendiri yang biasa disebut distro yaitu tempat menjual hasil rekaman, merchandise, aksesoris, Punk, fanzine, dan lain-lain. Dalm kolektif Punk, setiap individu adalah sam, tidak ada yang lebih tinggi atau yang lebih rendah, tidak ada yang lebih ahli ataupun yang lebih pintar. Semua mendapat bagian kerja yang setara dan keuntungan yang sama. Kegemaran dan rasa cinta terhadap budaya ini kemudian diaktualisasikan melalui identitas diri yang ditampilkan dalam commit to user
perilaku sehari-hari yang menurut mereka adalah apa adanya, yang apda akhirnya akan membuahkan model perilaku sebagai tren dalam situasi serta kondisi sekarang ini. Berikut ini adalah ideologi-ideologi Punk, yaitu:159 a. Politik commit to user Benito, Ideologi Punk, Mau Tau?, http://www.forumkami.com/forum/cafe/12202-idologi-punkmau-tau 159
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ideologi politik yang sering diasosiasikan dengan Punk adalah anarkisme. Banyak aktivis-aktivis Punk yang terlibat dalam ideologi politik ini. Apabila sebuah band membantah dirinya berideologi politik sebenarrnya mereka justru menjadi bagian dari ideologi politik karena setidaknya digilib.uns.ac.id mereka tidak puas dengan
perpustakaan.uns.ac.id
kebijakan pemerintahan. Ketika Punk bertujuan memperjuangkan ideologinya, kita dapat menyebut mereka dengan Progresive. b. Kemapanan (conformity) Kemapanan
dan
ketidakmapanan
menciptakan
salah
satu
kesalahpahaman terbesar dalam ideologi Punk. Sebenarnya persoalan utama dibalik gerakan Punk adalah kebebasan berpikir. Dalam politik, hal ini menciptakan sekumpulan free thinker yang menganjurkan anarki dalam musik. Kemapanan bagi Punk dipandang sebagai bahaya sosial karena berpotensi untuk membatasi kebebasan berpikir, yang mencegah orang-orang untuk melihat sesuatu yang tidak benar di masyarakat dan sebaliknya memaksa mereka untuk menuruti kehendak mereka yang disebut commit to user penguasa dari pemerintahan atau industri musik pop. c. Selling Out Selling Out atau menjual merupakan salah satu permasalahan yang sampai sekarang masih menjadi dilema dalam gerakan Punk. Selling out berkaitan dengan penolakan seseorang atau kelompok commit to user di dalam suatu komunitas Punk karena mereka telah keluar dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
akar ideologi Punk yang sebenarnya. Karena Punk menganut antiestablismen, jaringan label musik independen berperan besar dalam mendistribusikan musik Punk. Bagi sebagian komunitas Punk, cara tersebut dirasa terlalu lambat berkembang dan tidak akan membuat digilib.uns.ac.id bergabung dengan perubahan sehingga mereka melanggarnya,
perpustakaan.uns.ac.id
major label. Bagi komunitas lain, hal tersebut tidak dapat dibenarkan. Contohnya adalah Superman Is Dead yang bergabung dengan Sony Music Indonesia. d. Agama Di Indonesia beragama bukan persoalan besar karena memang negara beragama. Namun di Barat, kebanyakan Punk identik dengan kebebasan beragama oleh sebab itu sebagian besar banyak menganut agama alternatif seperti Buddha dan Tao atau yang lainnya bahkan ada yang agnostik atau atheist. Kemudian lahir juga counter-nya yaitu Christian Punk. Di sini tentu saja kita tidak dapat menyebutnya dengan Punk Muslim, tapi lebih tepatnya Punk Straight Edge (aliran commit Punk yang bertujuan damai dan hidup bersih). to user e. DIY (Do It Yourself) Di akhir tahun 1970an, gerakan Punk bergerak di lingkungan yang dikontrol oleh mereka yang berideologi berlawanan dengan Punk. Karena ini bertabrakan dengan gerakan kebebasan, orang-orang dalam Punk scene mulai menciptakan perusahaan rekaman sendiri, commit to user mengatur konser sendiri dan menciptakan alat media sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemudian hal-hal ini dikenal dengan gerakan DIY. Mottonya yang terkenal adalah “Don’t hate the media, become the media”. Sebenarnya masih banyak lagi ideologi yang berkembang, namun kelima ideologi diatas cukup mewakili gerakan Punk di Indonesia. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
E. Punk di Indonesia Dinamika
perkembangan
komunitas
Punk
di
sebagai
sebuah
counterculture tidak terlepas dari hubungan yang terjalin dengan komunitas counterculture Punk di Barat. Perkembangan gerakan counterculture terjalin melalui hubungan saling-silang pertukaran ide, pengaruh dan inspirasi secara transmitif dari satu masyarakat ke masyarakat lainnya. Hubungan antar kelompok counterculture dari masyarakat yang berbeda bisa terbentuk melalui kontak langsung, mediasi, dan resonansi.
Punk mulai masuk ke Indonesia sekitar akhir 1970-an. Masuknya gaya hidup Punk ke Indonesia diawali oleh masuknya musik-musik beraliran Punk ke Indonesia namun perkembangannya tidak sepesat di negara-negara asalnya. commit to user Punk di Indonesia pada awalnya hanyalah sebuah komunitas kecil yang tidak terang-terangan menunjukkan gaya hidup Punk. Kemudian anak-anak muda mulau meniru fashion dan mulai memahami ideologi Punk dan akhirnya menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya. Pada perkembangannya komunitas Punk telah menjadi suatu subkultur tersendiri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Punk juga semakin populer dengan timbulnya Punk sebagai suatu tren. Contohnya dalam dunia fashion, fashion Punk menjadi tren fashion masyarakat umum. Punk sebagai bentuk subkultur seperti telah dijelaskan sebelumnya, tentu memiliki nilai-nilai yang bersifat bertentangan karena perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id subkultur ini muncul sebagai bentuk counter culture dari sistem social budaya
arus utama atau mainstream atau dominan. Perbedaan ini dapat menimbulkan anggapan menyimpang dari masyarakat tentang subkultur Punk. Di Indonesia komunitas Punk terkadang dijustifikasi sebagai pembuat onar dan kekacauan. Memang tidak dipungkiri terkadang terjadi keributan seperti itu maka akan timbul prejudice dari masyarakat bahwa Punk identik dengan kekerasan. Tetapi kekerasan hanyalah suatu tindakan bodoh tetapi entah mengapa selalu terjadi keributan dalam suatu even atau acara musik.
Kekerasan yang mereka lakukan kadang muncul sebagai pengaruh minuman keras. Minuman keras sudah tidak terlepas dari kehidupan mereka yang sebagian besar memang peminum minuman keras. Kekerasan dalam komunitas mereka sendiri tidak jarang terjadi. Perkelahian antar anak Punk commit to user
atau sekedar saling melakukan tindakan kekerasan ketika mereka berjoget didepan panggung sebuah acara musik Punk. Kekerasan saat mereka menikmati musik ini seperti sudah menjadi sebuah ritual dalam komunitas Punk. Saling memukul dan saling menendang bahkan bergulat bergulingan menjadi hal yang biasa saat mereka berjoget mengikuti irama lagu. Hal ini mereka anggap sebagai ungkapan kebebasan. Dalam komunitas ini kekerasan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidaklah menjadi sesuatu yang anti sosial. Menurut mereka, mereka melakukan kekerasan biasanya karena mereka diganggu lebih dahulu. Namun mereka bukanlah sumber dari kekacauan. Di Indonesia Komunitas Punk yang biasanya bermatapencaharian di perpustakaan.uns.ac.id bidang informal. Misalnya berjualan aksesoris digilib.uns.ac.id perlengkapan pakaian Punk,
kaset-kaset Punk (yang biasanya bajakan), dan usaha lainnya yang biasanya tidak jauh dari gaya hidup mereka. Tidak sedikit juga dari mereka yang menjadi polisi cepek di putaran-putaran jalan dan menjadi pengamen. Mereka dalam kehidupannya sebagaimana sudut pandang mereka yang anti kemapanan maka dalam hal mata pencaharian mereka tidak mencari untung yang sebesar-besarnya. Mereka mencari uang hanya untuk bertahan dan menikmati hidup serta untuk memenuhi kebutuhan kelompoknya. Pada akhir tahun 1980-an, deklarasi eksistensial akan adanya komunitas Punk Indonesia secara individual maupun kelompok belum dapat ditemukan. Karena genre musik yang sedang berkembang pada periode akhir 1980-an itu adalah genre musik thrash Metal. Roxx, Adaptor, Mortus, Sucker Head, Painfull Death, Rotor adalah beberapa band tanah air yang penting yang ada commit to user
pada era ini. Banyak diantara penggemar-penonton musik thrash Metal di Pid Pub yang kemudian menjadi pionir-pionir berdirinya generasi Punk pertama di Indonesia. Fashion sebagai salah satu elemen penting di komunitas Punk sudah dapat ditemukan pada periode pra- Punk ini. Dandanan Punk dengan menggunakan jaket ala The Ramone sudah terlihat. Kehadiran Punk di era tahun 1980-an commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
juga terlihat pada film ”Menggapai Matahari” dengan pemeran utama Rhoma Irama. Dalam film itu Punk digambarkan sebagai kelompok yang berperilaku deviatif. Pada salah satu bagian film, yaitu ketika Rhoma Irama manggung, terdapat figuran sekumpulan anak Punk yang menghancurkan tempat perpustakaan.uns.ac.id pertunjukkan sebagai perusuh.
digilib.uns.ac.id
Membicarakan generasi Punk pertama di Indonesia tidak terlepas dari komunitas Punk Jakarta. Pada periode 89/90-1995 ini Anti Septic dan Young Offender merupakan kelompok yang memiliki pengaruh besar terhadap dinamika komunitas Punk ini. Anti Septic dapat dikatakan sebagai band Punk pertama Jakarta. Selain itu, Young Offender juga dapat dikatakan sebagai kelompok pertama pengorganisasi acara musik khusus Punk. Lahirnya generasi pertama Punk Indonesia tidak terlepas dari peran sosialisasi beserta media yang terdapat di dalamnya. Ada beberapa jenis hubungan yang terjadi di dalam periode generasi pertama ini. Udet, salah satu orang yang berpengaruh di Young Offender, menjalin interaksi langsung dengan komunitas Punk di Amerika. Selain itu ada beberapa individu yang pernah ke luar negeri. Mereka ini mendapatkan sumber-sumber Punk seperti commit to user
literatur,
kaset,
majalah
dan
aksesoris.
Individu-individu
ini
dapat
dikategorikan sebagai mereka yang mengalami indirect contact dengan Punk luar negeri melalui media seperti karya, rekaman dan legenda. Melalui tokotoko kaset klasik, generasi Punk pertama ini mendapatkan akses mediated contact melalui kaset karya-karya Punk luar negeri. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Interaksi yang berlangsung diantara sesama Punk pada periode generasi pertama ini memiliki beberapa ciri khas. Pertama, ada arus pertukaran kaset yang intensif. Fenomena ini dapat dilihat sebagai tape syndicate (sindikasi kaset), dimana proses tukar-menukar kaset terjadi diantara mereka. Kedua, melalui
perpustakaan.uns.ac.id kaos-kaos yang
dikenakan,
digilib.uns.ac.id seorang individu
Punk
dapat
mengidentifikasi individu Punk lainnya. ”Bahasa Kaos” sebagai identitas Punk mendorong mereka untuk saling berkenalan. Ketiga, band-band Punk generasi pertama masih membawakan lagu-lagu dari band-band luar negeri yang mempengaruhi mereka.
Periode Kedua Punk Indonesia bisa dikatakan dari tahun 1996-2001. Konfigurasi aktor-aktor di komunitas Punk mengalami perubahan mendasar. Hadirnya begitu banyak kelompok-tongkrongan ini dapat dilihat sebagai era lahirnya gank-gank di tengah komunitas Punk. Salah satu faktor penting yang menyatukan individu-invidu di dalam kelompok-tongkrongan adalah faktor daerah. Individu-individu yang berasal dari daerah yang sama memiliki rute perjalanan pergi-pulang menuju tempat acara yang sama. Hal ini mendorong commit to user
individu-individu tersebut saling kenal dan mempersatukan mereka. Namun, salah satu dampak negatif dari terbentuknya gank-gank atau kelompoktongkrongan ini adalah sering terjadinya perkelahian. Perkelahian sering terjadi di setiap acara musik Punk akibat adanya masalah-masalah interaksi dan kesalahpahaman yang memicu terjadinya konflik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Seiring bertambah banyaknya kelompok-tongkrongan dalam komunitas Punk Indonesia, media sosialisasi musik Punk juga mengalami perubahan yang signifikan. Di akhir tahun 95/96, komunitas Punk mulai mengenal medium musik melalui compact disc (CD). Ada juga cara lain untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mendapatkan produk-produk Punk dari luar negeri, yaitu mail order. Mail
Order ini bersifat tradisional dengan cara mengirim surat dengan berisikan uang pesanan yang dibungkus oleh kertas karbon. Melalui mail order dan katalog-katalog pemesanan dari record label musik Punk luar negeri, komunitas Punk Indonesia dapat menjangkau begitu banyak band Punk yang tidak pernah terdengar di periode sebelumnya. Masuknya zine-zine dari luar negeri ke komunitas Punk memberikan pengetahuan mengenai pergerakan politik komunitas Punk di luar negeri dengan ideologi anarkisme. Terdapat dua pengaruh penting setelah masuknya zine atau majalah alternatif ke tengah komunitas Punk. Pertama, masuknya unsur-unsur politik. Kedua, bertambahnya kebutuhan media komunikasi antar sesama Punk di Indonesia. Media tersebut menjadi media informasi yang terlepas dari monopoli informasi institusi media kapitalistik, seperti majalah commit to user
musik HAI. Komunitas Punk Indonesia berusaha mempraktekkan kebutuhan baru di dalam komunikasi-informasi dengan membuat zine-zine Punk. Pada saat yang bersamaan mulai terjalin hubungan direct contact dengan komunitas Punk di luar negeri. Direct contact berjalan melalui hubungan interaksi surat-menyurat dengan cara tradisional menggunakan jasa kantor pos. Alamat-alamat band atau records label Punk luar negeri di dapat melalui commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
zine seperti Profane Existence tadi. Akhirnya, intensitas interaksi dengan Punk luar negeri semakin bertambah dengan merebaknya internet di Indonesia. Pada pertengahan tahun 1990-an aliran anarcho Punk mulai masuk ke Indonesia. Band-band dari Skandinavia dibawah label Distortion Records dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id label Amerika seperti Havoc Records memberikan warna dan dinamika baru
di Indonesia. Musik hardcore Punk dan crusty mulai dimainkan oleh bandband anak Punk di Indonesia. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa band-band membawakan lagu-lagu dengan lirik-lirik yang secara lebih eksplisit mengandung nilai-nilai ideologi anarkisme, seperti anti negara dan kapitalisme. Akibatnya, orientasi komunitas Punk bergeser, dari bentuk komunitas berdasarkan wilayah mengalami perubahan menjadi bentuk kolektif yang terfokus pada diskusi mengenai kondisi sosial-politik Indonesia. Kondisi sosial politik pra dan pasca reformasi 1998 juga memberikan pengaruh yang signifikan bagi berkembangnya wacana ideologi politik Punk di Indonesia. Pengaruh kekuasaan ekonomi-politik memberikan dampak bagi arah perubahan dan perkembangan komunitas Punk. Ini dapat terlihat dari proses commit to user
kooptasi, komodifikasi dan penyerapan kebudayaan oleh kapitalisme dengan perangkat institusinya seperti media. Unsur-unsur politik memasuki komunitas Punk di saat secara bersamaan perubahan internal dan perubahan eksternal bertemu dalam satu momen historis. Perubahan internal yang didorong oleh masuknya Profane Existence serta band-band aliran crust, hardcore Punk dengan lirik-lirik politis mulai mengisi pengetahuan Punk Indonesia. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Situasi politik yang memanas pada tahun 1998 membuat individu dalam komunitas Punk merasakan relevansi di antara literatur politis Punk dengan realitas politik Indonesia. Persentuhan Punk dengan gerakan politik eksternal mulai terjadi disaat adanya individu-individu Punk yang menjadi mahasiswa perpustakaan.uns.ac.id dan bergabung dengan gerakan mahasiswa didigilib.uns.ac.id universitas tempat mereka
belajar. Di luar kampus banyak individu atau kelompok tongkrongan Punk yang berafiliasi dengan kelompok-kelompok pergerakan masyarakat sipil seperti Pergerakan Kaum Miskin Kota, dan LSM-LSM lain yang bermunculan pada masa itu. Pada saat yang bersamaan, kelompok politik kiri PRD melakukan rekrutmen politik kepada kelompok-kelompok Punk di seluruh Indonesia. PRD dengan orientasi kader-kader politik anak muda melihat komunitas underground seperti komunitas Metal, komunitas Punk dan komunitas musik anak muda lainnya sebagai target rekrutmen. Teknik PRD ini memiliki kemiripan dengan British National Party atau National Front di Inggris yang menggunakan anak muda dan komunitas musik sebagai lahan pengkaderan partai politik. commit to user
Akhirnya, tanpa menyadari dirinya menjadi alat permainan politik, banyak individu atau kelompok Punk yang menjadi underbow kelompok-kelompok politik. Pada periode-periode 1998-2001 banyak individu-kelompok Punk ikut dalam demo-demo di jalan yang marak saat itu. Keterlibatan Punk di tataran ini menghilang seiring turunnya suhu politik disaat memasuki era reformasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ketidakjelasan eksistensi PRD dan kesadaran akan diperalatnya individukelompok Punk juga mematikan keterlibatan komunitas Punk dalam politik. Infiltrasi yang dilakukan oleh kekuatan eksternal komunitas Punk seperti PRD dan kelompok kepentingan lainnya sejatinya tidak berhasil menguasai digilib.uns.ac.id keseluruhanperpustakaan.uns.ac.id komunitas Punk Indonesia. Bertahannya beberapa individu dan
kelompok di dalam komunitas Punk Indonesia dari infiltrasi terutama didorong oleh kesadaran untuk lebih fokus membangun komunitas Punk itu sendiri. Dengan kata lain, pergerakan internal Punk yang hadir bersamaan dengan pergerakan politik eksternal dapat meredam pengaruh dan usaha kooptasi dari luar komunitas. Salah satu nilai yang mempengaruhi komunitas Punk Indonesia untuk tidak terlibat dengan politik praktis adalah slogan “party political bullshit”. Bagi mereka, partai politik adalah pembohong yang menyimpan agenda tersembunyi. Selain itu, nilai-nilai Do it Yourself (D.I.Y) sebagai bentuk resistensi dengan menciptakan produksi-produksi alternatif menjadi pilihan yang diambil oleh sebagian besar individu-kelompok di dalam komunitas ini. DIY merupakan metode yang menawarkan bagi mereka yang ingin commit to user
menjalankannya, menciptakan produksi, dan menguasai alat produksi sendiri, terlepas dari dominasi penguasaan mode of production oleh institusi dominan. Memasuki tahun 1999-2001, hampir seluruh band di komunitas Punk Indonesia melakukan rekaman musik dan memproduksi karyanya sendiri. Perkembangan ini tanpa disadari telah menciptakan sebuah pasar alternatif di dalam masyarakat Punk. Jaring-jaring distribusi penjualan karya-karya Punk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mulai terbentuk. Komunitas Punk telah membangun jaringan pasarnya tanpa dapat terdeteksi oleh industri musik besar. Setelah mengalami proses transisi, Punk Indonesia berkembang menuju bentuk yang berbeda dari periode sebelumnya. Pada periode ini, komunitas perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Punk di Indonesia mengalami intervensi kapitalisme melalui komodifikasi dan
penyerapan simbol-simbol Punk menjadi sesuatu yang diproduksi secara massal. Jika pada pergerakan Punk periode kedua pihak industri budaya masih mengganggap Punk tidak mempunyai nilai jual tinggi, sekarang mereka berpikir sebaliknya: Punk di Indonesia menjadi sasaran komodifikasi industri. Setelah kejatuhan Soeharto, arus globalisasi begitu deras merasuki komunitas Punk Indonesia. Masuknya MTV melalui stasiun televisi lokal seperti ANTV dan Global TV memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan wacana mengenai Punk. Selain kapitalisme, pengaruh internet juga mempengaruhi proses interaksi dan sosialisasi komunitas Punk di Indonesia. Generasi Punk yang lahir pada periode ini tidak banyak mengalami interaksi dan sosialisasi antar sesama Punk. Mereka mendapatkan informasi melalui internet dan media. Sekarang, mereka yang menyatakan dirinya Punk commit to user
hanya mengambil acuan identitas melalui media seperti MTV. Band-band Punk komersil Barat, seperti Blink 182 dan Sum 41, masuk membentuk wacana baru mengenai Punk di Indonesia. MTV juga memberikan kesempatan bagi band-band Punk yang menginginkan masuk televisi untuk dapat menayangkan video klipnya masing-masing. Band Punk seperti Superman Is Dead dan Rockets Rockers menyatakan dengan jujur bahwa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mereka ingin mendapatkan kesejahteraan lewat Punk dengan sukarela melakukan sell-out menjual imej Punk sebagai musik pembebasan demi uang. Di sisi lain, keberadaan internet memberikan energi positif bagi berkembangan komunitas Punk di Indonesia. Melalui internet, hubungan perpustakaan.uns.ac.id direct contact dengan komunitas Punk luar negeridigilib.uns.ac.id maju pesat. Punk Indonesia
mulai dikenal oleh komunitas Punk dunia. Dengan sendirinya, komunitas Punk Indonesia memasuki tataran interaksi yang semakin luas. Masuknya Punk ke Indonesia tidak lepas dari pemberitaan media mainstream. Di Indonesia, kultur Punk dikenal pertama kali sebagai bentuk musikal dan fashion statement. Kultur Punk telah hadir tanpa substansi sejak awal. Punk tidak hadir sebagai respon keterasingan dalam masyarakat modern, melainkan dari sebuah kerinduan akan sebuah bentuk representasi baru saat tak ada hal lama yang dapat merepresentasikan diri remaja lagi. Maka tidak heran, apabila hal-hal yang substansial baru muncul bertahun tahun setelah Punk dikenal secara musikal dan fashion statement. Kultur Punk memang hadir di Indonesia tanpa hal-hal yang substansial, ia lahir sebagaimana produk postmodern lainnya, lahir tanpa esensi. Ada banyak commit to user
hal yang mendorong terjadinya hal-hal ini antara lain karena gap bahasa, gap ekonomi, gap krisis masa muda. Meskipun akhirnya substansi Punk hadir di Indonesia pada pertengahan tahun 90an melalui akses internet, tak berbeda dengan yang terjadi di negara lain, di Indonesia Punk dianggap sebagai segerombolan remaja biang onar atau sekedar aliran musik keras yang vokalisnya meracau tak jelas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Pada pertengahan tahun 1990an, komunitas Punk di Indonesia merupakan komunitas Punk dengan jumlah populasi terbesar di dunia. Penganut kultur Punk di Indonesia mulai mengadopsi substansi Punk yang termasuk di dalamnya ideologi, etika DIY, pandangan politis, dan lain sebagainya. Salah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id satunya adalah gaya hidup positif Straight Edge yang menolak konsumsi
alkohol, rokok, obat-obatan terlarang, dan perilaku seks bebas. Berbekal etika DIY, beberapa scene Punk di kota-kota besar seperti Indonesia, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro. CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tato. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi Punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi's, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya. commit to user
Bila melihat asal usul kaum Punk di Inggris, dari golongan masyarakat miskin, berbeda yang terjadi di Indonesia justru sebaliknya berasal dari kelompok yang lebih mampu baik dari segi finansial maupun dari segi intelektualitas. Beberapa dari para anggota Punk berstatus mahasiswa dan pelajar dari kaum orangtua yang mampu. Di panggung, personil grup Punk tidak pernah ketinggalan untuk mengenakan aksesoris Punk-nya seperti commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memakai sepatu boot, jaket kulit, celana super ketat, gelang, kalung, anting, berbagai jenis rantai, hiasan paku-pakuan dan emblem yang menempel pada jaket dan celana, serta tidak ketinggalan tatanan rambut mohawk, spike top atau skinhead-nya perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Punk kini telah menjamah kota Solo. Sebagai komunitas mereka telah ada sejak pertengahan 1990-an seiring dengan makin maraknya gaya Punk di kotakota besar lain seperti Jakarta dan Bandung. Kemajuan komunikasi massa beserta industrialisasi multi komoditas sangat berpengaruh dalam penyebaran Punk sebagai gaya, oleh sebab itu pada awalnya komunitas Punk di Solo masih meraba-raba Punk hanya sebagai style (fashion, musik, dan tren) belum sampai pada subkultur atau lifestyle. Tetapi proses ini bisa kita lihat dalam gaya Punk yang sarat dengan keberartian yang dijelmakan dengan “melawan yang alami”, memotong proses pewajaran. Eksistensi
Punk
di
Solo
terjadi
ketika
subkultur
Punk
mulai
mempengaruhi para pemuda, bukan orang tua. Hal ini bisa dipahami karena Punk sebagai subkultur bertentangan dengan kultur-kultur orang tua puritan commit to user
yang mengikat, mendarah daging dan menjiwai seperti unsur yang menyangkut penilaian, bagaimana orang harus berlaku dan kepercayaan. Perkembangan subkultur Punk ini tak mempengaruhi kaum tua karena Punk bukanlah counter culture terhadap budaya Solo yang memiliki kecenderungan feodal tradisional. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Kemampuan Punk untuk menghadirkan tanda-tanda dari himpunan masalah yang aktual menyebabkan subkultur Punk mampu merekrut anggota baru dan menyebabkan kepanikan moral di orang tua, guru, kalangan agamawan ataupun budayawan yang puritan. Kaum Punk mengakui pentingnyaperpustakaan.uns.ac.id kontak dan pergaulan dengan kaum digilib.uns.ac.id lain, bahkan terhadap kaum lain yang secara historis pernah menjadi musuh. Berjualan pernak-pernik Punk ataupun aksesoris tubuh lainnya dilakukan beberapa anak Punk di sekitar keramaian masyarakat. Membuat kaos untuk dijual yang bertemakan band Punk atau sekedar slogan kritik sosial juga menjadi kegiatan keseharian anak Punk Solo. Selain kegiatan-kegiatan tersebut beberapa anak Punk memang hidup dari mengamen di perempatan lalu lintas. Punk itu sebuah aliran tetapi jiwa dan kepribadian pengikutnya kembali ke masing-masing individu, negatif tidaknya seorang Punk bukan karena aliran tetapi jiwa individunya. Motto dari anak Punk itu, Equality atau persamaan hak. Aliran Punk lahir karena adanya persamaan terhadap jenis aliran musik Punk dan adanya gejala perasaan yang tidak puas dalam diri masing-masing. commit to user
Sehingga mereka mengubah gaya hidup dengan gaya hidup Punk. Punk yang berkembang di Indonesia, lebih terkenal dalam hal fashion dan tingkah laku diperlihatkan. Mereka merasa mendapat kebebasan. Jumlah anak Punk di Indonesia memang tidak banyak. Tapi ketika mereka turun ke jalanan, setiap mata tertarik untuk melirik gaya rambutnya yang Mohawk, dengan warna-warna terang dan mencolok. Anak Punk bebas tetapi bertanggung commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
jawab. Mereka berani bertanggung jawab secara pribadi, atas apa yang telah dilakukan. Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para Punkers aneh, maka pandangan miring dari masyarakat selalu ditujukan pada mereka. Padahal banyak diantara Punkers yang mempunyai kepedulian sosial sangat tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Akhir-akhir ini, banyak terangkat masalah komersialisasi Punk. Menurut sebagian anak Punk, itu sudah melenceng dari ideologi Punk. Meski, tetap saja untuk Punk mainstream, komersialisasi dan industrialisasi bukanlah hal yang terlalu mengganggu ideologi mereka. semua Punk pasti memiliki anti kemapanannya sendiri-sendiri. Mereka masa bodoh dengan industrialisasi. Mereka hanya ingin suara dan apa yang diperjuangkan didengar oleh mereka yang berada di luar komunitasnya. Ini jelas berbeda dengan Punk fundamentalis yang bahkan menolak ekspos dan publikasi media. Bagi genre Punk yang tidak ikut serta gelombang industrialisasi, kebanyakan dari mereka memang tidak menjadikan musik mereka -atau gerakan Punk mereka- sebagai sumber penghasilan utama. Punk sebagai subkultur hadir sebagai suatu jawaban atas kontradiksi commit to user
ekonomi kapitalisme global. Kecenderungan untuk mandiri dalam bermusik menyebabkan mereka menjalankan suatu proses panjang dari penciptaan suatu karya. Proses ini berlawanan dengan proses ekonomi kapitalisme yang mencoba mengikatkan mereka terhadap suatu seni yang pro pasar dan juga komoditas yang menyisakan nilai lebih (kerja yang belum terbayar) yang dinikmati oleh pemilik kapital industri besar. Band Punk Endank Soekamti commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pernah mengatakan yang terpenting adalah tujuan bukanlah proses, oleh sebab itu perbedaan atas major label ataupun indie label mencoba dinegasikan band Punk tersebut. Sikap band Punk seperti Endank Soekamti, Rocket Rockers, Superman is Dead ataupun band Punk lainnya yang mencoba eksis dalam perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id protes anti kemapanan melalui industri musik memiliki ambiguitas.
F. Punk Sekarang Salah satu faktor yang menentukan arah perubahan musik Punk adalah indistri musik –yang hidup berdasarkan logika ekonomi kapitalisme dan berorientasi pada pasar dan keuntungan finansial. Dalam ungkapan lain bisa dikatakan jalan hidup Punk telah diambol alih oleh industri musik dan karakternya telah diubah menjadi fashion yang keberadaanya lebih ditentukan oleh selera publik arahan dunia industri. Punk di saat ini telah mencapai perjalanan selama hampir 40 tahun. Eksistensinya dalam kehidupan maupun musik tetap segar. Walaupun evolusi banyak terjadi seiring dengan perkembangan dan pemahaman akan kehidupan tapi pengasingan diri masih merupakan sebuah identitas yang terus dijaga. Akan tetapi industri kini semakin besar dan merambah semua hal yang dapat commit to user menghasilkan laba. Punk merupakan lahan baru untuk sebuah industri, rekaman, fashion, dan lain-lain. Bisa dilihat saat ini beberapa kaset rekaman atau anak-anak muda di jalanan memakai aksesoris dan dandanan Punk. Industri tak mau melepaskan kesempatan ini. Punk diusahakan menjadi sebuah komoditas dan pasar commit to usermembelokkan pengertian terhadap menginginkannya. Publikasi dan ketenaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
subkultur ini. Banyak penghalusan yang dilakukan terhadap Punk. Sehingga makna isolasi diri dan pemberontakannya melemah secara otomatis. Inti Punk menjadi demikian pop dan bisa dinikmati oleh siapa saja termasuk golongan mapan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Tentu merupakan sebuah kejadian ironis. Apa yang kemarin dicaci maki
kini menjadi barang konsumsi kultural, konsumsi dengan demikian menelan apa yang semula dimaksudkan untuk memberi makna dan arah. Punk yang pada awalnya memberontak pada pola produksi massal dengan isolasi dirinya dan mencaci maki kesopanan telah kini ditampilkan sebagai anak manis. Bahkan secara estetis, Punk banyak dipakai oleh para seniman sebagai inspirasi mereka yang melambangkan sesuatu yang liar. Dick Hebdige menyatakan bahwa ada dua bentuk perubahan dalam Punk di masa kini, yaitu bentuk komoditas dan bentuk ideologis. Secara komoditas, industri telah mampu mengobrak-abrik lambang-lambang rahasia Punk dan menjadikannya tanda untuk massal lalu menjualnya. Dan secara ideologis, Punk kini tak lagi dimengerti sebagai sebuah perilaku yang menyimpang. Sir John Read, ketua EMI, menyatakan bahwa setelah waktunya tiba, commit to user
menjelma menjadi dapat diterima sepenuhnya dan dapat memberi sumbangan besar bagi perkembangan musik modern. Harus diakui bahwa Punk saat ini telah memiliki pengertian yang demikian. Sebagai salah satu kehidupan tontonan yang dahulu dianggap menjijikkan menjadi diterima oleh massa. Persis seperti yang dikatakan Barthes, “Mitos selalu dapat, sebagai sandaran akhir, memaknai perlawanan yang diarahkan padanya.” commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sekiranya Rock dianggap mewakili Punk, ada banyak kelompok musik lain yang masih tetap berjalan di jalurnya. Mulai The Adverts, The digilib.uns.ac.id Undertones,perpustakaan.uns.ac.id Generation X, The Fall, The Damned, Joan Jett, Husker Du,
Black Flag, The Police, sampai The Clash. Ketika Sex Pistols reuni pada 1996 setelah bubar di tahun 1979, menyusul tewasnya Sid Vicious akibat overdosis, album mereka Filthy Lucre Live masih dianggap sebagai representasi Punk. Film dokumentasi The Filth & the Fury yang dibuat Julien Temple pada tahun 2000, masih menyebut musik mereka sebagai kelompok Punk. Atau, kematian Dee Dee, nama populer untuk Douglas Colvin, anggota Ramones pada tahun 2002, disebut sebagai kehilangan besar bagi komunitas Punk dunia. Punk memang belum mati. Lebih-lebih dalam fashion. Ketika Punk dianggap habis, Madonna tampil dalam aksen Punk dalam Konser Blond Ambition Tour 1990. Ia mengenakan bra kulit yang ujungnya diruncingkan. Sekali waktu, Jean Paul Gaultier mendandani Madonna dalam busana jaring, rambut berwana, bibir merah merekah, khas perempuan Punk di masa awal commit to user
kemunculannya. Di belahan lain, ekshibisi mode sepanjang awal tahun 2000 memamerkan Punk tanpa harus membawakan pesan-pesan kebencian dan arogansi. Mereka menyebutnya sweet Punk. Dalam terminologi ini, rantai anjing, peniti dan kunci gembok, tak lagi pakem. Kalau pun harus dihadirkan, elemen-elemen commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tersebut tak perlu harus berbahan besi dan baja, tapi cukup imitasi plastik sekadar untuk memberi aksen. Berkhianat atau tidak, itulah yang dimanifestasikan perancang-perancang ternama dalam berbagai medium. Mereka melestarikan Punk dalam kosmologi perpustakaan.uns.ac.id yang mereka yakini. Punk ditampilkan lebih digilib.uns.ac.id modis, lebih manis, minus
sumpah-serapah. Punk di masa ini lebih pantas diartikan sebagai sikap untuk tak bergantung pada siapa pun, dan membiarkan dirinya bebas lepas. Tak tertutup kemungkinan, mereka berulah-sikap seperti pendahulunya, yang terkadang salah dalam cara, namun benar dalam inti. Konsep revolusi melalui fashion menjadi gagal, karena mulai banyaknya bermunculan Punker yang menganggap bahwa fashion adalah segalanya dalam Punk, yang pada akhinya justru fashion bergaya Punk tersebut menjadi tidak lebih dari sebuah komoditi tersendiri. Kegagalan hal ini juga diperkuat dimana saat ini kita dapat melihat dan menemukan bagaimana t-shirt Crass ataupun t-shirt-t-shirt dengan desain yang radikal dapat didapatkan dengan mudah di mall-mall besar dengan harga mahal. Revolusi sudah dirubah maknanya menjadi sekedar alat pengeruk uang. commit to user
Di Amerika, Punk mulai dipinggirkan dari lapangan revolusi. Di eropa sendiri, hal itu tampaknya juga mulai terjadi walaupun belum separah yang dialami di amerika. Tapi yang terparah adalah justru apa yang terjadi di negara-negara asia, termasuk indonesia. Punk tidak diperhitungkan sama sekali dalam konteks revolusi. Punk tidak pernah sekalipun dianggap sebagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebuah pergerakan yang potensial dalam menciptakan sebuah situasi revolusioner. Hal ini tidak lepas dari peran tiap individu yang terlibat didalam scene itu sendiri. Bila Punk lalu mulai disepelekan oleh kaum revolusioner,itu adalah perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id karena kesalahan yang dibuat oleh Punk itu sendiri. Apabila di Indonesia,
Punk tidak diperhitungkan dalam lapangan revolusi, merupakan tanggung jawab komunitas Punk itu sendiri. Individu atau kelompok Punk yang memang selama ini tidak pernah mau bertindak secara nyata dalam kancah revolusi maupun pergerakan sosial. Punk yang sudah terlepas dari budaya revolusioner adalah Punk yang telah gagal. Gagal karena sudah terlalu jauh berkembang dari inti pergerakan awalnya yang merupakan sebuah resistensi. Saat ini Punk sudah terlalu meluas tapi bukan untuk kebaikannya sendiri. Punk sudah berhenti menjadi pemberontakan. Ratusan band-band pop-Punk lainnya menyerah dari revolusi dengan lagu-lagu yang bercerita mengenai gadis-gadis mereka atau kemarahan remaja biasa. Mungkin memang sudah saatnya Punk menghancurkan dirinya sendiri, untuk kemudian mencari dan muncul kembali sebagai sebuah bentuk yang baru. commit to user
Pada
awal
kelahirannya,
pemberontakan. Pemberontakan
Punk
memang
teridentifikasi
sebagai
Punk dinyatakan dengan pemberontakan
semiotik yang diaplikasikan pada fashion dan musik. Namun pemberontakan tersebut pula yang dijual oleh industri dandijadikan sebagai sumber profit yang dapat dieksploitasi. Hal ini ditandai dengan bergabungnya Sex Pistols, salah satu band Punk generasi tahun 70an, dengan industri musik mainstream commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
EMI. Kemudian pasar industri musik dipenuhi dengan band-band kloning mereka yang merubah subkultur Punk menjadi sesuatu yang mapan. Punk hadir tidak saja sebagai anak emas kapitalisme tapi secara bersamaan, mesin perlawanan terhadap kapitalisme. Punk berdiri dengan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id kedua kakinya yang berada pada dua posisi yang berseberangan, satu kaki
berada di posisi yang mendukung kapitalisme sementara kaki lainnya berada di posisi melawan kapitalisme. Di beberapa kota di Indonesia ada komunitaskomunitas Punk yang melakukan perlawanan terhadap kapitalisme. salah satu sikap tersebut adalah dengan menerbitkan newsletter, kaset yang diproduksi dan didistribusikan sendiri dengan isinya yang mengritik kapitalisme, militerisme, kemiskinan, dan sikap anti kebebasan.
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III ANALISIS FASHION PUNK MODIS
Dalam penelitian ini, yang menjadi narasumber adalah komunitas punk perpustakaan.uns.ac.id berkumpul di foodcourt Solo digilib.uns.ac.id modis yang kadang-kadang Grand Mall (SGM) atau
mangkal di citywalk di depan SGM untuk menghabiskan waktu luang mereka. Komunitas punk modis ini beranggotakan empat orang, tetapi hanya tiga orang anggota komunitas tersebut yang menjadi narasumber karena yang seorang pindah kerja di Yogyakarta. Ketiga anggota komunitas tersebut adalah Rizky yang biasa dipanggil Bandeng, Udin, dan Dody yang biasa dipanggil Plenthon. Berikut adalah analisis terhadap fashion punk modis yang mereka kenakan: A. Narasumber 1 : Bandeng 1. Gaya rambut
Denotasi
: Rambut yang dicat kuning tak merata
Konotasi
: Penolakan, rasa ‘beda’, menarik perhatian
Mitos
: Rambut merupakan poin vokal dalam penampilan anak commit to user
punk. Rambut yang aslinya hitam kemudian dicat kuning menyala dengan jambul di bagian depan merupakan representasi penolakan terhadap kemapanan model rambut yang normal. Rambut ditegakkan dengan bantuan gel menunjukkan penentangan terhadap kerasnya kehidupan dan ketidak adilan. Warna kuning menimbulkan kesan yang menyenangkan commit to user lain yang melihatnya. Selain itu, dan dapat menarik perhatian orang-orang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan mengecat rambut dengan warna yang kontras dengan rambut aslinya, dapat menimbulkan perasaan istimewa karena bisa tampil beda. Warna asli rambut, yaitu hitam tetap dipertahankan karena menunjukkan kekuatan. perpustakaan.uns.ac.id 2. Gaya Riasan
digilib.uns.ac.id
Denotasi
: Lingkaran mata diberi eyeliner hitam
Konotasi
: Tanpa masa depan, depresi
Mitos
: Mata akan terkesan sayu, dan wajah akan terkesan lelah
dan kuyu dengan efek eyeliner hitam di sekitar mata. Lingkaran hitam di mata terlihat seperti kantung mata pada orang yang kurang tidur akibat depresi. Hal tersebut menimbulkan kesan rasa capek yang luar biasa, kesuraman, kekelaman, kegelapan, dan seorang yang tak punya masa depan. Efek lingkaran hitam tersebut dapat menarik perhatian orang-orang yang melihatnya, sehingga timbul persepsi bahwa remaja tersebut capek pikiran, lelah fisik dan jiwa. Mata merupakan sarana dalam memandang dunia. Kegelapan yang melingkari mata bisa dimaknai bahwa pandangan commit to user
hidup remaja tersebut cenderung suram. Depresi membuat remaja tersebut tak mempercayai adanya harapan akan masa depan yang lebih baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pakaian a. Kaos Oblong
Gambar 41. Kaos Oblong yang Dipakai Bandeng perpustakaan.uns.ac.id
Denotasi
digilib.uns.ac.id
: Kaos oblong bertuliskan New York yang berwarna kuning
dan tampak luntur Konotasi
: kecenderungan pada tempat yang dipercaya sebagai asal
dari gaya hidup punk dan ketidakberdayaan Mitos
: Kaos digunakan sebagai ekspresi dan afiliasi tertentu
terhadap apa yang tergambar atau tertulis di kaos tersebut. Selain itu kaos dianggap sebagai pakaian yang nyaman, santai, fleksibel, modis, dan praktis. Tulisan New York mempunyai makna tersendiri bagi Bandeng. Karena, seperti halnya London di Inggris, New York di Amerika diyakini sebagai tempat munculnya subkultur punk. Warna kuning meluntur melambangkan ketidakberdayaan dalam menghadapi kenyataan hidup.
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Celana
Denotasi
: Celana Jeans sobek-sobek yang dipakai melorot
Konotasi
: memotong proses pewajaran dan kemerosotan moral
Mitos
digilib.uns.ac.id : celana Jeans disukai anak muda karena bersifat santai dan
perpustakaan.uns.ac.id
tahan lama. Warna biru muda merupakan warna standar yang diproduksi pabrik. Sobekan dan jahitan di celana tersebut menunjukkan semangat untuk memotong proses pewajaran, bahwa tidak selamanya hidup luruslurus saja. Sobekan celana melambangkan kondisi yang tidak wajar dan tak mampu dipahami oleh remaja seperti Bandeng. Sehingga remaja tersebut menunjukkan protesnya dengan sobekan. Meski celana diberi ikat pinggang namun cara penggunaan yang agak melorot melambangkan kemerosotan moral yang tak dapat dikendalikan walaupun ada pemerintah, orang tua, dan agama sebagai sebagai pemegang otoritas dominan di masyarakat. c. Boxer
commit to user
Denotasi
: Celana boxer warna kuning yang sengaja dipertontonkan
Konotasi
: acuh tak acuh dan pemberontakan
Mitos
: Lazimnya celana dalaman seperti boxer tidak terlihat dari
luar bila dikenakan. Akan tetapi Bandeng sengaja mempertontonkan celana boxernya sebagai simbol sikap acuh tak acuh pada segala norma, nilai, dan aturan yang berlaku di budaya orang tua dan budaya dominan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ban celana boxer yang terbuat dari karet simbol dari pengekangan diri oleh budaya yang lebih luas. Warna putih pada ban simbol tulang yang bermakna kerja keras. Warna kuning boxer simbol dari jiwa muda. Dengan penggunaan celana boxer yang sengaja melanggar tatanan yang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id alami tersebut Bandeng mengkomunikasikan pemberontakan terhadap
segala bentuk kemapanan yang ada di masyarakat.
d. Jaket
Denotasi
: Jaket Jeans yang kerahnya bertuliskan nama Bandeng dan
slogan “punk not dead” (punk tidak mati) dengan spidol permanen Konotasi
: individualisme obsesif dan alienasi
Mitos
: Jaket Jeans sering menjadi pilihan remaja karena bahan
jaket jeans mudah kotor sehingga memperlihatkan dosa, agar kelakuan buruk terlihat oleh diri sendiri. Tulisan nama di kerah dalam jaket menunjukkan sikap individualisme obsesif. Bandeng menunjukkan sikap commit to user
sentrisme atau fokus pada diri sendiri sebagai seorang individu yang terlepas dari ikatan dengan masyarakat luas. Praktek alienasi dengan melindungi diri lewat jaket terlihat jelas dengan tulisan punk not dead. Di sini Bandeng ingin menunjukkan bahwa subkultur punk masih eksis entah masyarakat mengakui keberadaan mereka atau tidak, dia tidak peduli. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Sepatu
Denotasi
: Sepatu boot hitam
perpustakaan.uns.ac.id Konotasi : anti-militer
Mitos
digilib.uns.ac.id
: Sepatu boot seringkali diidentikkan dengan tentara atau
militer. Di sini Bandeng sebagai anak punk mengadopsi cara berpikir terbalik. Memakai sepatu boot bukan berarti dia menghargai atau mempunyai
keinginan
untuk
menjadi
tentara.
Justru
sebaliknya
penggunaan sepatu boot bagi anak punk merupakan bentuk perlawanan terhadap kemapanan tentara dan aparat. Karena dalam benak dia, tentara adalah perpanjangan tangan pemerintah, sehingga mereka percaya bahwa tentara adalah bentuk ekstrim dari otoritas dominan. Selain itu sepatu boot menjadi simbol maskulinitas.
5. Asesoris a. Ikat Pinggang commit to user
Denotasi
: Ikat pinggang hitam
Konotasi
: terkekang, terfragmentasi
Mitos
: Ikat pinggang lazimnya digunakan sebagai penahan agar
celana tidak melorot bila dipakai. Bandeng menggunakan ikat pinggang yang dipakai agak erat untuk menunjukkan bahwa ia terkekang oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tekanan dan tuntutan keluarga dan masyarakat. Ia tak bisa lepas dari penilaian dan standar hidup yang telah ditentukan oleh keluarga dan masyarakat dimana ia tinggal. Warna hitam terkesan gelap dan tertutup, menunjukkan sudut pandangnya bahwa kekangan tersebut membuat dia perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id memandang dunia ini tampak gelap dan suram.
b. Gelang
Denotasi
: Gelang karet yang dipakai dalam jumlah banyak
Konotasi
: dangkal, nihilis
Mitos
: Asesoris masyarakat umum biasanya terbuat dari bahan
yang bagus seperti logam mulia. Di sini penggunaan gelang dari bahan karet murahan menjadi kontradiktif dengan kebiasaan masyarakat umum. Ini menunjukkan kritik dan penolakan terhadap estetika budaya massal. Di jaman yang serba sulit, perekonomian terpuruk, dan tak adanya jaminan pendidikan, terlihat mustahil bagi Bandeng dapat hidup enak dan mudah, commit to user
sehingga tak ada harapan bisa mendapatkan asesoris yang indah dan bagus seperti yang dkenakan masyarakat kebanyakan. Gelang karet menjadi simbol dangkalnya pola pikir yang tak punya harapan tersebut. Warna hitam menunjukkan gelapnya masa depan yang nihilis tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Piercings
Denotasi
: tindik bibir, telinga dan lidah
Konotasi
: penyiksaan diri, penderitaan
Mitos
digilib.uns.ac.id : tindik atau piercings, di masa lampau digunakan untuk
perpustakaan.uns.ac.id
mencegah atau menahan kuasa jahat, namun hal ini hanya berlaku di beberapa suku bangsa saja. Bagi anak punk, tindik menunjukkan penyiksaan diri dan penderitaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Saat pertama metal tersebut menembus kulit dan daging akan terasa sakit. Selanjutnya, pemakaian piercing terasa mengganjal bila belum terbiasa. Tindik di bibir, lidah, dan telinga menunjukkan raga yang tersiksa yang menyimbolkan penderitaan dan siksaan yang dialami oleh jiwa mereka.
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Narasumber 2 : Udin 1. Gaya rambut
Denotasi
: rambut hitam dengan jambul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Konotasi : kekuatan, perlawanan, penentangan
Mitos
: Jambul merupakan ciri khas anak punk. Potongan semi
Mohawk menjadi popular sekarang karena banyak personil band punk rock dengan potongan rambut pendek. Sehingga banyak pengikut subkultur punk yang mengikuti model rambut semi Mohawk ini. Rambut punk digunakan untuk mengekspresikan penentangan dan perlawanan terhadap norma-norma alami di masyarakat. Rambut dibiarkan berwarna hitam karena warna hitam menunjukkan kekuatan. Rambut jambul berwarna hitam menyimbolkan kekuatan diri untuk menentang dan melawan norma-norma kemapanan yang terdapat di masyarakat.
2. Gaya Riasan
commit to user
Denotasi
: lingkaran mata yang diberi eyeliner hitam
Konotasi
: Gelap, suram, kelam, tanpa masa depan, depresi
Mitos
: Mata akan terkesan sayu, dan wajah akan terkesan lelah
dan kuyu dengan efek eyeliner hitam di sekitar mata. Lingkaran hitam di mata terlihat seperti kantung mata pada orang yang kurang tidur akibat depresi. Hal tersebut menimbulkan kesan rasa capek yang luar biasa, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kesuraman, kekelaman, kegelapan, dan seorang yang tak punya masa depan. Efek lingkaran hitam tersebut dapat menarik perhatian orang-orang yan melihatnya, sehingga timbul persepsi bahwa remaja tersebut capek pikiran, lelah fisik dan jiwa. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Pakaian a. Kaos Oblong
Denotasi
: Kaos oblong hitam dengan keliman di luar
Konotasi
: masa depan gelap, generasi hampa, apa adanya
Mitos
: penggunaan kaos oblong tidak hanya untuk pemenuhan
kebutuhan penutup badan saja. Kaos oblong juga sering digunakan sebagai media untuk mengkomunikasikan ekspresi diri remaja. Kaos oblong terkesan sederhana, ini menunjukkan bahwa kehidupan anak punk yang commit to user
apa adanya. Warna hitam pada kaos menunjukkan kegelapan, masa depan yang suram. Itu sebabnya mereka tak percaya adanya harapan hidup. Hanya menjalani kehidupan dari hari ke hari tanpa memikirkan masa depan sehingga membuat mereka menjadi generasi hampa. Keliman ditampakkan di luar bertentangan dengan norma kesopanan yang berlaku commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
di masyarakat. Sedangkan kata defender di bagian leher kaos berarti remaja tersebut berada di posisi bertahan dari masyarakat dominan.
b. Celana perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Denotasi
: celana kargo baggy berwarna suram, bermotif kotak-kotak
Konotasi
: kesusahan, terfragmentasi
Mitos
: Celana kargo didisain untuk aktivitas luar ruangan dan
memungkinkan gerak bebas. Model baggy (ujungnya lancip) membuat celana tersebut susah dilepas. Jadi celana ini menyimbolkan tak ada lagi kebebasan. Sulitnya melepas celana model baggy menunjukkan sulitnya anak punk melepaskan diri dari kesusahan hidup sehari-hari. Motif kotakkotak merupakan simbol dari perasaan terfragmentasi dari masyarakat luas. Ia merasa bukan bagian dari masyarakat tetapi hanyalah pecahan dari masyarakat.
commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Boxer
Denotasi
: Celana boxer warna coklat yang sengaja dipertontonkan
Konotasi
: acuh tak acuh dan pemberontakan
Mitos
digilib.uns.ac.id : Lazimnya celana dalaman seperti boxer tidak terlihat dari
perpustakaan.uns.ac.id
luar bila dikenakan. Akan tetapi Udin sengaja mempertontonkan celana boxernya sebagai simbol sikap acuh tak acuh pada segala norma, nilai, dan aturan yang berlaku di budaya orang tua dan budaya dominan. Ban celana boxer yang terbuat dari karet simbol dari pengekangan diri oleh budaya yang lebih luas. Warna hitam pada boxer simbol dari kegelapan. Warna coklat pada boxer senada dengan warna kulit manusia, simbol diri. Dengan penggunaan celana boxer yang sengaja melanggar tatanan yang alami tersebut mengkomunikasikan pemberontakan terhadap segala bentuk kemapanan yang ada di masyarakat.
d. Jaket
Denotasi
commit to user : jaket kargo berwarna coklat dengan badge
Konotasi
: perlindungan, identitas diri, amarah
Mitos
: bahan kargo tidak mudah rusak sehingga jaket ini
bermakna bebas bergerak dan perlindungan diri. Badge yang ada di atas kantung depan dan lengan jaket menunjukkan identitas diri. Simbol bintang menunjukkan kehidupan yang utopis, terlalu tinggi standar commit to user masyarakat dan sulit dijangkau. Kilat berwarna putih dan merah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengeksrpresikan kemarahan akan kondisi kehidupan sehari-hari, perasaan marah dan frustrasi akan kehidupan yang serba sulit, perekonomian yang buruk, dan segala kekecewaan lain terhadap masyarakat dan orang tua. perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Sepatu
Denotasi
: sepatu kets (sneakers) hitam dengan tali merah
Konotasi
: amarah, isolasi diri, semangat
Mitos
: sneakers menjadi popular seiring banyaknya band punk
rock yang memakainya karena tekstur dan desain yang unik. Warna hitam pada sepatu menunjukkan kegelapan, kesuraman, kekelaman, segala macam emosi negatif yang dirasakan dalam memandang dan menjalani kehidupan sehari-hari. Aksen merah pada ujung sepatu dan tali sepatu menyimbolkan darah, amarah dan juga semangat pemberontakan. Tali yang saling silang dan diikatkan di belakang, atas tumit menyimbolkan commit to user
isolasi diri, kondisi yang terkekang oleh kerasnya tuntutan hidup di masyarakat. Noda Lumpur dibiarkan menjadi “hiasan” di sepatu untuk menunjukkan kekotoran pada diri sendiri agar teringat pada dosanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Asesoris a. Ikat Pinggang
Denotasi
: Ikat pinggang hitam
perpustakaan.uns.ac.id Konotasi : terkekang, terfragmentasi
Mitos
digilib.uns.ac.id
: Ikat pinggang lazimnya digunakan sebagai penahan agar
celana tidak melorot bila dipakai. Udin menggunakan ikat pinggang yang dipakai agak erat untuk menunjukkan bahwa ia terkekang oleh tekanan dan tuntutan keluarga dan masyarakat. Ia tak bisa lepas dari penilaian dan standar hidup yang telah ditentukan oleh keluarga dan masyarakat dimana ia tinggal. Warna hitam terkesan gelap dan tertutup, menunjukkan sudut pandangnya bahwa kekangan tersebut membuat dia memandang dunia ini tampak gelap dan suram. Gambar jaguar yang melompat menunjukkan keinginan untuk lari namun tak bisa karena terpertangkap dalam kotak kehidupan yang dikuasai budaya dominant.
commit to user
b. Gelang
Denotasi
: gelang rantai
Konotasi
: perbudakan, ikatan erat dengan kawan
Mitos
: bentuk perbudakan pada jaman dulu dan sekarang sudah
commitmakna to user perbudakan bukan orang yang berbeda maknanya. Sekarang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dirantai, tetapi mengacu pada bentuk-bentuk perbudakan lain, seperti kapitalisme. Rantai menjadi suatu bentuk perlawanan dan pemberontakan terhadap kemapanan masyarakat dan penindasan kapitalisme. Namun rantai tersebut juga bisa berarti ikatan erat dengan kawan satu geng atau digilib.uns.ac.id simbol perpustakaan.uns.ac.id ikatan dengan komunitas punk dimana ia merasa menjadi bagian
dari subkultur punk.
C. Narasumber 3 : Plenthon
Denotasi
: rambut hitam dengan jambul
Konotasi
: kekuatan, perlawanan, penentangan
Mitos
: Jambul merupakan ciri khas anak punk. Potongan semi
Mohawk menjadi popular sekarang karena banyak personil band punk rock dengan potongan rambut pendek. Sehingga banyak pengikut subkultur punk yang mengikuti model rambut semi Mohawk ini. Rambut punk digunakan untuk mengekspresikan penentangan dan perlawanan terhadap norma-norma alami di masyarakat. Rambut dibiarkan berwarna commit to user
hitam karena warna hitam menunjukkan kekuatan. Rambut jambul berwarna hitam menyimbolkan kekuatan diri untuk menentang dan melawan norma-norma kemapanan yang terdapat di masyarakat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1. Gaya Riasan
Denotasi
: Lingkaran mata diberi eyeliner hitam
Konotasi
: Tanpa masa depan, depresi
Mitos
digilib.uns.ac.id : Lingkaran hitam di mata terlihat seperti kantung mata
perpustakaan.uns.ac.id
pada orang yang kurang tidur akibat depresi. Mata akan terkesan sayu, dan wajah akan terkesan lelah dengan diberi eyeliner hitam di sekitar mata. Efek lingkaran hitam tersebut dapat menarik perhatian, sehingga timbul persepsi dari orang-orang yang melihatnya bahwa remaja tersebut capek pikiran,dan fisik. Manusia memandang dan memahami dunia melalui mata. Kegelapan yang melingkari mata bisa dimaknai bahwa pandangan hidup remaja tersebut cenderung suram. Depresi membuat remaja tersebut tak mempercayai adanya harapan akan masa depan yang lebih baik. Kehidupan terlihat gelap tanpa ada masa depan pasti bagi remaja tersebut.
2. Pakaian commit to user
a. Kaos Oblong
Denotasi
: kaos oblong berwarna biru muda dengan dua strip putih
Konotasi
: mencemooh
Mitos
: penggunaan kaos oblong tidak hanya untuk pemenuhan
kebutuhan penutup badan saja. Kaos oblong juga sering digunakan sebagai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
media untuk mengkomunikasikan ekspresi diri remaja. Kaos oblong terkesan sederhana, ini menunjukkan bahwa kehidupan anak punk yang apa adanya. Warna biru dipercaya sebagai simbol Amerika dan zionis. Maka di sini terjadi subversi simbolik, yaitu penggunaan warna biru untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mencemooh Amerika dan Negara-negara zionis yang dipercaya sebagai
sumber dari kapitalisme. Dua strip putih dianggap mewakili tulang kecil yang tak berdaya melawan kekuatan kapitalisme.
b. Celana
Denotasi
: Celana Jeans sobek-sobek
Konotasi
: memotong proses pewajaran
Mitos
: celana Jeans disukai anak muda karena bersifat santai dan
tahan lama. Warna biru muda merupakan warna standar yang diproduksi pabrik. Sobekan di kanan kiri kantong celana tersebut menunjukkan semangat untuk memotong proses pewajaran, bahwa tidak selamanya hidup lurus-lurus saja. Sobekan celana melambangkan kondisi yang tidak commit to user
wajar dan tak mampu dipahami oleh remaja. Sobekan yang tersusun di kantong celana jeans menyimbolkan keterpurukan perekonomian. Tak ada harapan perbaikan kehidupan dalam aspek ekonomi, harga-harga barang yang tinggi, dan tak tersedianya lapangan perkerjaan yang memadai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(c) Jaket
Denotasi
: jaket abu-abu sobek, dijahit sana-sini, motif alien
Konotasi
: alienasi, anarki, agresi, frustrasi
Mitos
: warna abu abu menunjukkandigilib.uns.ac.id kegamangan. Sobekan dan
perpustakaan.uns.ac.id
jahitan simbol dari anarki, agresi dan rasa frustrasi. Jiwa raga terasa compang-camping, terluka dan tercabik akibat beratnya beban kehidupan. Jahitan yang tak rapid dan zig-zag menunjukkan usaha yang sia-sia dalam memperbaiki kehidupan. Perasaan tak berguna dan percuma menghantui karena tak kuasa melawan sistem yang menguasai di budaya yang lebih dominant. Motif jaket berwarna hitam menyimbolkan kegelapan yang merajalela di masyarakat. Sedangkan alien bertanduk simbol dari alienasi diri, pengasingan diri dari kehidupan masyarakat yang umum dan mapan. Mata alien yang tajam menunjukkan sikap sinis terhadap segala aspek kehidupan. Tanduk alien menunjukkan tanduk seperti yang terdapat pada setan, menimbulkan kesan buruk dan jahat. 3. Sepatu commit to user
Denotasi
: sepatu kets (sneakers) putih dengan 3 rekatan
Konotasi
: kerja keras
Mitos
: sneakers menjadi popular seiring banyaknya band punk
rock yang memakainya karena tekstur dan desain yang unik. Sneakers berwarna putih menjadi representasi dari tulang, berarti bahwa diperlukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kerja ekras dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Warna putih mudah kotor, hal ini menimbulkan alarm pada diri sendiri. Bahwa kotor itu mengacu pada dosa, berarti agar senantiasa ingat bahwa manusia itu berlumuran dengan dosa dan kesalahan yang tak mampu dihindari. Tiga perpustakaan.uns.ac.id kelekatan pada diri sendiri, digilib.uns.ac.id strip menyimbolkan teman, dan komunitas
punk dimana ia berafiliasi.
4. Asesoris (a) Ikat pinggang
Denotasi
: ikat pinggang dengan motif tengkorak kuning
Konotasi
: terkekang, terfragmentasi
Mitos
: Ikat pinggang lazimnya digunakan sebagai penahan agar
celana tidak melorot bila dipakai. Di sini ikat pinggang yang dipakai agak erat untuk menunjukkan bahwa ia terkekang oleh tekanan dan tuntutan commit to user
keluarga dan masyarakat. Ia tak bisa lepas dari penilaian dan standar hidup yang telah ditentukan oleh keluarga dan masyarakat dimana ia tinggal. Warna hitam terkesan gelap dan tertutup, menunjukkan sudut pandangnya bahwa kekangan tersebut membuat dia memandang dunia ini tampak gelap dan suram. Gambar tengkorak menyimbolkan kematian, tak ada semangat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hidup. Warna kuning untuk mencemooh kematian. Dan graffiti di ikat pinggang tersebut menunjukkan ketidakjelasan.
(b) Kalung perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Denotasi
: kalung etnik berwarna coklat
Konotasi
: alami, gelap, suram
Mitos
: kalung biasanya dikenakan oleh wanita dan terbuat dari
bahan seperti logam mulia dengan motif indah. Sedangkan di sini, kalung digunakan pula oleh laki-laki sebagai simbol pengekangan diri. Kalung etnik menunjukkan sifat alamiah, tak lupa pada yang alami. Seringkali manusia hidup dalam dunia buatan, dengan nilai-nilai dan standar yang dipatok oleh pihak-pihak yang berkuasa di masyarakat dominant. Maka dari itu manusia sering lupa pada asalnya, pada kebutuhan dasarnya, dan dibutakan oleh gemerlapnya jaman agar disebut manusia modern. Warna gelap pada kalung menyimbolkan kegelapan, kesuraman, kekelaman, tanpa harapan, tak ada masa depan, kekecewaan dan keputusasaan. commit to user
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(c) Gelang
Denotasi
: gelang rantai
Konotasi
: perbudakan, ikatan erat dengan kawan
Mitos
digilib.uns.ac.id : bentuk perbudakan pada jaman dulu dan sekarang sudah
perpustakaan.uns.ac.id
berbeda maknanya. Sekarang makna perbudakan bukan orang yang dirantai, tetapi mengacu pada bentuk-bentuk perbudakan lain, seperti kapitalisme. Rantai menjadi suatu bentuk perlawanan dan pemberontakan terhadap kemapanan masyarakat dan penindasan kapitalisme. Namun rantai tersebut juga bisa berarti ikatan erat dengan kawan satu geng atau simbol ikatan dengan komunitas punk dimana ia merasa menjadi bagian dari subkultur punk.
commit to user
\
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Setelah melakukan penelitian, Penulis menemukan bahwa fashion punk modis mempunyai makna sebagai berikut: 1. Gaya Rambut Warna gaya rambut remaja punk modis yaitu hitam alami atau diwarnai. Hitam melambangkan kekuatan sedangkan warna menyala bermakna menarik perhatian. Ciri khas dari gaya rambut punk modis, sama seperti punk jalanan, yaitu jambul, walau lebih pendek. Jambul dapat dimaknai sebagai protes akan model rambut normal di masyarakat dominan. 2. Gaya Riasan Riasan remaja punk modis biasanya hanya memakai eyeliner di sekitar mata, cenderung gothic, yang menimbulkan kesan gelap, dan depresi. Riasan gelap bermakna kehidupan tanpa harapan akan masa depan. 3. Gaya Pakaian
commit to user
a. Kaos Ada dua warna kontras yang dikenakan remaja punk modis, yaitu warna gelap seperti hitam dan biru tua atau warna menyala seperti kuning. Warna gelap melambangkan tak ada harapan akan masa depan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kehidupan yang suram, dan apa adanya. Sedangkan warna menyala cenderung menarik perhatian, perasaan beda dari masyarakat dominan. b. Celana Remaja punk modis menyukai celana jeans atau kargo. Celana jeans digilib.uns.ac.id yangperpustakaan.uns.ac.id dirobek-robek mempunyai makna protes terhadap kondisi
masyarakat dominan. Sedangkan celana kargo model baggy atau pensil mempunyai filosofi cara melepaskan diri dari kesulitan hidup. Celana sengaja dipakai agak melorot sehingga boxer terlihat, mempunyai makna kemerosotan moral, nilai-nilai kesopanan semakin luntur. c. Jaket Remaja punk modis menyukai jaket jeans atau jumper. Jaket jeans yang lusuh dan kotor dengan coretan mempunyai makna agar mengingat dosa atau kelakuan buruk diri sendiri. Sedangkan jumper dengan desain cut-up mempunyai makna anarki, agresi, dan rasa frustrasi akan kehidupan. d. Boxer Remaja punk modis memakai celana pendek atau boxer yang sengaja commit to user
diperlihatkan mempunyai makna pemberontakan akan kondisi masyarakat yang seolah baik-baik saja padahal kemerosotan moral baik individu maupun pemerintah semakin merajalela. Selain itu juga bisa diartikan sebagai sikap acuh tak acuh akan norma, nilai, dan tata tertib sosial. 4. Sepatu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Remaja punk modis menggemari sepatu kanvas atau sneakers dan sepatu boots. Sneakers melambangkan jiwa muda, tidak hanya sekedar terinspirasi musisi punk yang mengenakan sepatu tersebut. Sedangkan sepatu boots sebagai simbol maskulinitas sekaligus mempunyai makna perpustakaan.uns.ac.id perlawanan terhadap represi aparat.
digilib.uns.ac.id
5. Asesoris a. Ikat pinggang Ikat pinggang mempunyai makna terkekang atau terfragmentasi akan rutinitas kehidupan sehari-hari yang monoton dan membosankan. b. Gelang Remaja punk modis menyukai gelang rantai, yang mempunyai makna perbudakan, perlawanan dan pemberontakan terhadap kapitalisme dan kemapanan masyarakat. Di sisi lain, rantai juga mempunyai makna ikatan erat dengan teman satu komunitas. c. Kalung Kalung mempunyai makna pengekangan diri. 6. Piercings commit to user
Piercings atau tindik mempunyai makna penyiksaan diri, dan penderitaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Betapapun
ganjil
cara
subkultur
punk
menyusun
pernyataan
perlawanannya melalui fashion, ia mengacu kepada bahasa yang biasanya berlaku atau sudah tersedia di masyarakat. Inilah yang membuat keberhasilan subkultur punk mampu menarik anggota baru dan menyebabkan ditanggapi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dengan berang oleh orang tua, guru, pegawai, dan masyarakat, yang menciptakan kepanikan moral terhadap mereka. B. SARAN 1. Saran bagi Komunitas Punk Modis perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Melalui fashion, remaja mentransformasikan dan mengkode ulang
makna objek sehari-hari. Ironisnya, kapitalismelah yang menyediakan suplai sumber daya simbolis bagi karya kreatif remaja. Penyesuaian yang dilakukan kapitalisme dikhawatirkan sebagai akhir dari punk. Akan tetapi tidak ada satu pun yang menghentikan laju punk. Sebagai subkultur yang diimpor dari Barat, punk lokal terus tumbuh dengan jumlah pengikut yang beraneka ragam dan menemukan perjalanannya sendiri. Setiap aspek dari subkultur punk telah mengalami evolusi yang drastis ketika atribut fashion punk dibawa dari golongan minoritas ke masyarakat dominan. Meskipun makna pemberontakan dari punk melemah dengan tampilan yang cenderung manis, namun makna pemberontakan itu tetap dihayati oleh remaja-remaja yang baru mengenal punk. commit to user
Hanya saja, penelitian mengenai komunitas punk, baik modis maupun jalanan kadang terasa sulit karena subkultur tersebut cenderung tertutup terhadap orang di luar komunitas mereka. Sebaiknya komunitas punk lebih membuka diri sehingga berbagai penelitian mengenai mereka dapat lebih banyak dilakukan. Dengan adanya penelitian, maka masyarakat dapat memahami makna di balik fashion punk, baik modis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
maupun jalanan. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan suatu saat punk dapat diterima seutuhnya oleh masyarakat. 2. Saran bagi Jurusan Ilmu Komunikasi Ilmu komunikasi merupakan studi yang cukup kompleks dalam perpustakaan.uns.ac.id ranah ilmu sosial. Ilmu komunikasi mengkajidigilib.uns.ac.id tentang penyampaian pesan
yang dilakukan manusia dalam kehidupan sosialnya. Fashion merupakan salah satu bentuk komunikasi non-verbal untuk menyampaikan makna pesan dan identitas seseorang baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat sosial. Berbagai analisis mengenai bentuk-bentuk komunikasi non-verbal perlu lebih dikembangkan sehingga memperkaya khasanah keilmuan bagi perkembangan ilmu komunikasi. Keanekaragaman interpretasi dalam melihat suatu teks sangatlah terbuka, tergantung latar belakang pengalaman, pengetahuan, budaya, dan keyakinan. Demikian pula belum tentu makna yang ditangkap oleh peneliti dalam fashion komunitas punk modis akan sama dengan yang dimaksudkan oleh si pemakai. Interpretasi-interpretasi tersebut kemudian akan rentan terhadap subyektivitas orang per orang. Oleh karena itu, commit to user
peneliti mengharapkan adanya penelitian lain yang senada dengan tema penelitian ini untuk mereduksi subyektivitas yang mungkin terjadi.
3. Saran bagi penelitian selanjutnya Penelitian ini masih menyisakan beberapa kekurangan dan keterbatasan oleh karena itu penulis sangat berharap akan ada penelitian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
serupa yang menggunakan pendekatan semiologi dalam usaha menyingkap makna suatu obyek secara lebih mendalam. Sebuah teks, apapun bentuknya, tidak hanya menyimpan makna secara denotatif yang tampak di permukaan tetapi juga makna konotatif yang terkandung secara implisit. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kemerdekaan dalam memberi tafsir makna harus dibudidayakan terutama
di era yang memberi kebebasan berpikir, berargumentasi, dan berekspresi. Bagaimanapun pendekatan semiologi yang diterapkan dalam sebuah penelitian tetap memiliki kelemahan. Dalam setiap penafsiran akan selalu ada perbedaan atau ketimpangan dalam pemaknaan suatu tanda. Ini tidak bisa dihindarkan karena akan selalu ada prinsip polisemi atau makna jamak dalam setiap teks. Berbagai perspektif, latar belakang pendidikan, dan pengalaman hidup seseorang memicu adanya perbedaan sudut pandang yang berpengaruh pula dalam proses pemaknaan tanda. Oleh karenanya, agar sebuah teks dapat diinterpretasikan secara obyektif dan mendalam, unsure konteks tak dapat ddipisahkan dari sebuah teks. Penangkapan makna-makna pesan perlawanan atau pemberontakan remaja dalam fashion punk modis ini berkaitan dengan konteks sosial yang commit to user
terjadi di masyarakat. Oleh karenanya, pengetahuan mengenai latar belakang, situasi dan kondisi suatu kelompok sosial atau masyarakat amat penting. Tanpa pemahaman mengenai keadaan masyarakat dominan, maka hampir tidak mungkin interpretasi terhadap fashion punk modis yang dianggap menyimpang dapat dilakukan dengan baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
commit to user