OUTLINE PENELITIAN
PENDAHULUAN
“Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang berperan penting dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap pasien di rumah sakit, dikarenakan tim keperawatan melakukan pelayanan keperawatan selama 24 jam secara terus menerus terhadap pasien”
(Sari, 2012)
Selain tugas pokok, perawat melakukan tugas tambahan lainnya seperti administrasi pasien, tugas sebagai tim ambulance 118 dll
Beban kerja berat dari segi jam kerja yang panjang dan jenis-jenis tugas keperawatan yang harus dilakukan.
Salah satu beban kerja perawat yang berat dialami oleh perawat Unit Gawat Darurat
(Farida, 2011)
UGD adalah ujung tombak dalam pelayanan keperawatan rumah sakit.
Perawat UGD dituntut mempunyai kemampuan lebih dibandingkan unit lain
Hardianti (dalam Syaer, 2011)
Bekerja di UGD membutuhkan kecekatan, keterampilan, dan kesiagaan setiap saat
• Beban kerja fluktuatif • Shift kerja panjang • Waktu istirahat kurang
• Tuntutan pimpinan rumah sakit • Tuntutan keluarga terhadap keselamatan pasien • Karakteristik pasien
• Kelelahan, tekanan dan stres akibat beban kerja • Keandalan menurun dan menimbulkan human error
• Menurunnya produktivitas kerja perawat • Stres berkepanjangan berujung kelelahan fisik, mental, dan emosional (BURNOUT) Munandar (dalam Andarika 2004)
Pekerja kesehatan (khususnya perawat) adalah peringkat pertama pekerjaan yang mudah mengalami burnout (43 %) dibanding dokter dan apoteker (Schaufelli, dalam Eviaty 2005)
Rating tertinggi ditemukan pada perawat-perawat dalam lingkungan kerja yang penuh dengan stres, seperti intensive care unit (ICU), emergency (UGD), atau terminal care (Mallet, price, Jurs & Slenker,1991; Moos & Schaefer dalam Taylor, 1999)
• 25 tenaga perawat (10 orang perempuan, 15 orang lakilaki) • 3 shift kerja (4-6 orang per shift) • Total hari kerja 287 hari/tahun • ± 2.500 pasien per bulan
• Keluhan fisik Nyeri punggung dan nyeri otot Insomnia Pusing, kaku pada leher • Keluhan non fisik Mudah panik Susah mengontrol emosi Merasakan kejenuhan
No.
1
2
Jenis Beban Kerja
Jenis Pekerjaan Menyeleksi pasien yang datang ke UGD sesuai triase Melakukan asuhan keperawatan (memasang infus, memasang oksigen, melakukan injeksi dll) Beban Kerja Fisik Melaksanakan transportasi pasien ke ruangan lain (berhubungan langsung (mendorong, mengangkat dan memindahkan pasien) dengan usaha fisik yang Membuat diagnosa keperawatan diberikan untuk pasien) Melaksanakan tugas sebagai tim ambulance 118 Memelihara dan menyiapkan peralatan kesehatan untuk pasien Melengkapi pencatatan dan pelaporan perawat setiap hari Memasukkan data pasien ke billing Melaksanakan rujukan ke RS lain (membuat surat Beban Kerja Non Fisik rujukan) Membuat rencana asuhan keperawatan Mengecek pengisian kelengkapan blangko pasien Melaksanakan tugas lain dari atasan
UGD RSU HAJI,2012
PERUMUSAN MASALAH Bagaimana cara melakukan perbaikan sistem kerja terhadap perawat UGD Rumah Sakit Umum Haji Surabaya agar dapat mengurangi burnout pada perawat dan meningkatkan produktivitas kerja ditinjau dari segi human reliability dan pendekatan ergonomi
TUJUAN PENELITIAN Mengukur beban kerja perawat ditinjau dari segi beban kerja fisik dan non fisik
Mengukur kondisi burnout perawat UGD Rumah Sakit Haji Surabaya yang bertugas pada masing-masing shift Mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perawat yang berpotensi menimbulkan human error sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan (burnout) dan penurunan produktivitas
Memberikan saran atau rekomendasi perbaikan sistem kerja
MANFAAT PENELITIAN Pihak rumah sakit dapat mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya burnout dan penurunan produktivitas pada perawat dengan melakukan analisa terhadap task dan kondisi lingkungan kerja perawat yang bertugas Memberikan saran dan rekomendasi perbaikan terhadap rumah sakit mengenai aturan metode kerja yang lebih baik sehingga produktivitas karyawan dapat meningkat. Pihak rumah sakit dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh perawat dan dapat menciptakan susana kerja yang lebih baik bagi perawat dibanding sebelumnya sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pasien.
RUANG LINGKUP PENELITIAN Batasan : 1. Penelitian dilakukan pada Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Haji Surabaya 2. Objek penelitian adalah perawat yang bertugas pada Unit Gawat Darurat RSU Haji yang merepresentasikan perawat yang bertugas pada shift pagi, sore dan malam hari (penelitian hanya berpatokan pada shift)
Asumsi : 1. Tidak ada perbedaan karakter individu perawat yang bertugas dari hari ke hari. Perbedaan hanya diamati berdasarkan jadwal shift jaga 2. Tidak terdapat perubahan jumlah perawat yang bertugas serta perubahan job description serta kebijakan kerja selama dilakukan penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Ergonomi dan Produktivitas
Human Reliability
NASA-TLX
Produktivitas Dalam Keperawatan
Maslach Burnout Inventory
Metode HEART
Burnout Pada Perawat
Pengukuran Beban Kerja Fisik
Penelitian Terdahulu
PENELITIAN TERDAHULU Sofia Rahma Yunita (2008)
Analisis beban kerja mental dengan NASA-TLX Erys Handini (2013)
Ratih Ardia Sari (2009)
Perbaikan sistem kerja operator dengan konsumsi energi, NASATLX dan metode HEART
Ria Fatmawati (2012
Pengukuran Burnout dengan Maslach Burnout Inventory (MBI)
Liam Chadwick dan Enda F. Fallon (2009)
Pengukuran Human Reliability dengan Metode HEART pada perawat radiotherapy
Perbaikan Sistem Kerja Perawat UGD untuk mengurangi burnout dengan metode konsumsi energi, NASA-TLX, Maslach Burnout Inventory dan pengukuran keandalan dengan metode HEART
METODOLOGI PENELITIAN
TAHAP PERSIAPAN
Tahap identifikasi permasalahan dan perumusan masalah
Studi Literatur
TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
ANALISIS DATA, PENARIKAN SIMPULAN DAN SARAN
Studi Lapangan
Penentuan Tujuan Penelitian
TAHAP PERSIAPAN
TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
ANALISIS DATA, PENARIKAN SIMPULAN DAN SARAN
Pengumpulan Data : • Profil Objek amatan • Kondisi kerja eksisting perawat UGD (task analysis perawat) • Penyebaran kuisioner NASA-TLX & MBI • Pengukuran denyut nadi perawat
Pengolahan Data: • Persamaan konsumsi energi • NASA-TLX • Pengolahan Maslach Burnout Inventory • Metode HEART • Rekomendasi Perbaikan
TAHAP PERSIAPAN
Analisa Beban Kerja Fisik Perawat Analisa Beban Kerja Mental Perawat Analisa Tingkat Burnout Perawat
TAHAP PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Analisa Human Reliability Perawat Analisa Rekomendasi Perbaikan
ANALISIS DATA, PENARIKAN SIMPULAN DAN SARAN
Penarikan Simpulan dan Saran
Pengumpulan dan Pengolahan Data
• Rata-rata pasien yang ditangani oleh IGD Rumah Sakit Haji cukup tinggi setiap bulannya
Kondisi gawat darurat semu Kondisi gawat darurat ringan Kondisi gawat darurat berat Kondisi gawat darurat mengancam jiwa Kondisi datang sudah meninggal
UGD RSU HAJI,2012
PENGOLAHAN DATA BEBAN KERJA FISIK Persamaan konsumsi energi : Y= 0,014 HR + 0,017 BB – 1,706 Keterangan : Y = Konsumsi Oksigen (liter/menit) HR = Heart Rate (Denyut Jantung) (denyut/menit) BB = Berat Badan (kg) Rakhmaniar (dalam Sari, 2009)
Kategori Beban Kerja Fisik
1
Kategori Beban Kerja Ringan
2
Sedang
100-125
5,0-7,5
3
Berat
125-150
7,5-10,0
4
Sangat berat
150-175
10,0-12,5
5
Ekstrim
>175
>12,5
No.
(Sari,2009)
Denyut Nadi Kerja (per menit) 60-100
Kcal/menit <2,5-5,0
• Perawat masuk kategori beban kerja ringan, sedang dan berat
PERHITUNGAN ECPT DAN ECPM
• Nilai ECPT > ECPM maka faktor lingkungan berpengaruh dominan dalam memberikan beban kerja fisik pada perawat • Nilai ECPT < ECPM maka faktor beban kerja utama Dimana : memang sudah berat • P0 adalah denyut nadi istirahat • P1,P2,P3,P4,P5 adalah denyut nadi pemulihan menit ke1, 2, 3, 4, dan 5
(Sari, 2009)
Pengolahan Data Beban Kerja Mental
• Deskriptor tingkat usaha dan tingkat stres merupakan deskriptor yang mempengaruhi beban kerja mental perawat
Pengukuran Tingkat Burnout Perbedaan Perawat shift- Mean t-value df P-value 1 Shift Pagi 3,38 -0,47 8 0,651 Shift Sore 4,04 2 Shift Pagi 3,38 -1,42 8 0,194 Shift Malam 4,92 Shift Sore 4,04 -0,91 8 0,389 jenis3 kelamin perempuan Shift Malam 4,92
• Perawat pada shift malam, dan perawat dengan usia muda lebih rentan terkena burnout
Keterangan Tidak ada perbedaan signifikan Tidak ada perbedaan signifikan Tidak ada perbedaan signifikan
Task Analysis dan possible error No
Tasks
Stopping Rule Perawat menerima registrasi pasien
1
2
3
4
Proses penerimaan pasien
Perawat Menyeleksi pasien yang datang ke UGD sesuai Triase Perawat memberikan label kegawatan pasien (seleksi pasien)
Possible Error Perawat terlambat menerima registrasi pasien Perawat mengabaikan proses triase
Akibat Awal
Akibat Lanjut
Pasien gawat darurat terlalu lama menunggu
Kondisi pasien bertambah parah
Dapat berakibat salah dalam pemberian label kegawatan
Kondisi pasien bertambah parah
Perawat salah Kesalahan dalam diagnosa memberikan label dan pengobatan kegawatan Perawat tidak Perawat mengarahkan mengarahkan pasien ke Pasien terlantar pasien ke ruang pemeriksaan ruang pemeriksaan Perawat melakukan Perawat tidak Tidak mengetahui kondisi pemeriksaan fisik seperti melakukan proses tekanan darah, suhu tubuh mengukur tekanan darah, pemeriksaan fisik awal pasien mengukur suhu badan dll Perawat salah membuat Salah dalam pemberian Membuat diagnosa diagnosa terhadap pertolongan dan keperawatan pasien pengobatan selanjutnya Proses melakukan Perawat tidak asuhan keperawatan Perawat menyiapkan pasien menyiapkan pasien Pasien menunggu lama untuk pemeriksaan untuk pemeriksaan dokter untuk diperiksa dokter dokter Perawat memberikan pertolongan pertama pada Perawat terlambat Pasien terus kesakitan pasien (injeksi, pemberian dalam proses pemberian selama proses pemberian obat, pasang infus, pasang pertolongan pertama pertolongan pertama oksigen dll) Perawat melakukan Tidak mengetahui hasil Perawat mengabaikan pemeriksaan lab terhadap pemeriksaan medis dari proses pemeriksaan lab pasien laboratorium Proses evaluasi Perawat mengevaluasi Perawat tidak tindakan keperawatan tindakan keperawatan mengevaluasi dan Pasien tidak mengetahui (mengecek kondisi pasien) mengontrol kondisi progress kesembuhannya secara berkala (maks.3 jam) pasien
Proses pengadministrasian
Perawat membuat rekam medik pasien Perawat memasukkan data pasien ke billing (rekap data
Kondisi pasien bertambah parah Kondisi pasien bertambah parah Kondisi pasien bertambah parah Kondisi pasien bertambah parah Kondisi pasien bertambah parah
Kondisi pasien bertambah parah Kesalahan dalam melakukan proses asuhan keperawatan selanjutnya Kondisi pasien bertambah parah
Perawat tidak membuat Riwayat kesehatan pasien Rumah Sakit tidak mempunyai rekam medik tidak terecord dengan baik data rekam medik pasien Perawat tidak memasukkan data
Tidak diketahui data kunjungan pasien per shift
Proses Administrasi tidak berjalan lancar
Contoh perhitungan HEP
= ((Total Heart Effect-1) x Assesed proportion)+1 = ((1-1) x 0,1) + 1= 1 Probability of failure = Nominal Human Unreliability x Assessed Effect(i) = 0,02 x 1 = 0,02
Assessed Effect
Rekap Perhitungan untuk Semua AKtivitas No 1
2
3 4
Tasks
Possible Error HEP perawat terlambat menerima registrasi pasien HEP Perawat mengabaikan proses triase Proses penerimaan pasien HEP Perawat salah memberikan label kegawatan HEP Perawat tidak mengarahkan pasien ke ruang pemeriksaan HEP Perawat tidak melakukan proses pemeriksaan fisik awal HEP Perawat salah membuat diagnosa terhadap pasien Proses melakukan asuhan keperawatan HEP Perawat tidak menyiapkan pasien untuk pemeriksaan dokter HEP Perawat terlambat dalam proses pemberian pertolongan pertama HEP Perawat mengabaikan proses pemeriksaan lab Proses evaluasi tindakan keperawatan HEP Perawat tidak mengevaluasi dan mengontrol kondisi pasien HEP Perawat tidak membuat rekam medik Proses pengadministrasian HEP Perawat tidak memasukkan data pasien
Maka keandalan sistem secara keseluruhan adalah :
= 0,9590 x 0,5592 x 0,9794 x 0,9596 = 0,503974
HEP 0,02 0,0004 0,000404 0,0202 0,000416 0,2288 0,0202 0,191415 0,0202 0,000404 0,02 0,0204
F
R
0,0410 0,9590
0,4408 0,5592
0,0206 0,9794 0,0404 0,9596
Rekomendasi Perbaikan •
Rekomendasi Perbaikan Waktu Istirahat
Dimana
Wignjoesoebroto (dalam Devi 2011)
• R = waktu istirahat yang diperlukan (menit) • T = total waktu yang digunakan untuk bekerja (menit) • K = rata-rata energi yang dikonsumsikan untuk kerja (kCal/menit) • S = Standar beban kerja normal yang diaplikasikan (kCal/menit)
Perawat dengan beban kerja fisik berat disarankan untuk beristirahat selama 3,79 menit setelah melakukan periode pekerjaan selama 8,1 menit
•
Rekomendasi Untuk Mereduksi Human Error
Analisa Beban Kerja Fisik Perawat Hasil pengolahan data beban kerja fisik terhadap 15 perawat yang bertugas pada shift pagi, sore dan malam hari menunjukkan : • Contoh dengan beban kerja kategori berat adalah kasus • Kategori Beratkondisi perawat :1 perawat pasien dengan label (serangan jantung, stroke, kecelakaan parah • Kategori sedang :12merah perawat dll) Ringan • Kategori :2 perawat • Untuk kondisi seperti ini maka perawat tersebut harus diberikan penjadwalan waktu istirahat dan penurunan Disebabkan beban pekerjaan yang ditangani fluktuatifbeban kerja untuk periode jam kerja berikutnya • Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan ECPT dan ECPM didapatkan nilai perhitungan ECPT selalu lebih tinggi dibandingkan nilai ECPM untuk perawat pada shift pagi, sore dan malam hari, kecuali terdapat satu kondisi pada seorang perawat yang bekerja pada sore hari (perawat ke-8) Faktor kerja dan fluktuatifnya beban fisik kerja • Hal• ini dapatlingkungan diakibatkan karena bebanmempengaruhi pekerjaan yangdalam memberikan beban kerja tambahan kepada perawat. dirasakan oleh perawat
Analisa Beban Kerja Mental Perawat PAGI
SORE
MALAM
• Deskriptor paling berpengaruh adalah tingkat usaha • Dapat disebabkan karena pada pagi hari kondisi lingkungan kerja lebih sibuk dan lebih banyak pekerjaan administrasi yang harus diselesaikan selain tugas asuhan keperawatan
• Deskriptor paling berpengaruh adalah tingginya tingkat stres • Dapat disebabkan karena shift kerja lebih panjang, waktu kerja di luar jam kerja efektif, kondisi sepi, menjenuhkan dan harus selalu bersiaga sehingga menimbulkan tekanan stres mental di tempat kerja
Analisa Tingkat Burnout Perawat •
•
Tingkat burnout yang dialami perawat tidaklah terlalu tinggi, yaitu berkisar pada level 2 (rentang nilai 3-5). Pada tingkatan ini menunjukkan bahwa perawat mulai perlu memonitor situasi yang dihadapi dan pengambilan tindakan preventif • Hal yang dapat dilakukan oleh individu perawat untuk mengatasi sehingga kondisi burnout yang dialami tidak burnout di tempat kerja misalnya dengan pengaturan waktu bertambah parah (Hariyadi, 2006)
istirahat yang cukup • Bagi pihak manajemen rumah sakit dalam mengatasi burnout : Progam development orientation pada perawat baru Mengadakan job rotation agar tidak merasa jenuhperawat • perawat Tingkat burnout yang dialami • Tingkat burnout yang dialami perawat pria Mengadakan stress management training perawat dengan usiabagi muda lebih tinggi dibanding lebih kecil dibanding perawat wanita (Caputo, 1991) perawat dengan usia lebih matang •
Pria lebih dapat mengatasi tekanan emosional dan stress di tempat kerja dengan lebih tegas dan tegar karena perbedaan cara pria wanita tumbuh dan dibesarkan. Sehingga mempengaruhi kondisi psikis seseorang (Mizmir, 2011)
•
Perawat dengan pengalaman hidup dan kematangan usia yang lebih akan mempunyai kemampuan lebih baik untuk mengatasai tekanan dalam melaksanakan pekerjaan di UGD, sehingga dapat menekan tingginya resiko burnout. (Mizmir,2011)
Analisa Human Reliability Perawat
• Nilai keandalan sistem secara keseluruhan adalah 0,503974. • Probability of failure yang paling tinggi terjadi pada proses melakukan asuhan keperawatan • Jenis pekerjaan menuntut skill dan ketelitian yang tinggi • Upaya mereduksi error harus dilakukan untuk meningkatkan keandalan dan produktivitas perawat
Analisa Rekomendasi Perbaikan
• Perawat dengan kategori beban kerja berat disarankan untuk beristirahat selama 3,79 menit setelah periode waktu 8,1 menit (Setara dengan 28,13 menit selama periode waktu kerja 1 jam) • Perawat dengan kategori beban kerja fisik ringan dan sedang akan membutuhkan waktu istirahat sekitar 10-15 menit yang dijadwalkan di luar jam istirahat (Wignjoesoebroto, 2008)
• Melakukan job rotation sehingga perawat tidak merasa jenuh dan monoton dengan siklus kerja di UGD • Mengadakan training kepribadian dan stress management training bagi perawat baru maupun perawat yang sudah lama • Mengembangkan dan menjalankan secara kontinyu program transfer pengetahuan • Membekali setiap perawat dengan checklist urutan pekerjaan setiap melayani pasien (minimize kesalahan prosedur
Simpulan • Beban kerja fisik yang dialami oleh perawat UGD RSU Haji Surabaya rata-rata masuk kategori sedang. Ada pula yang masuk kategori berat dan ringan. • Nilai perbandingan ECPT (extra calorie due to peripheal temperature) dan ECPM (extra calorie due toperipheal metabolism) menunjukkan nilai ECPT > ECPM. Hal ini berarti faktor lingkungan lebih dominan dalam memberikan beban kerja fisik • Nilai ECPT < ECPM, dimana hal ini menunjukkan bahwa kerja fisik yang dilakukan memang sudah berat.
Berdasarkan perhitungan dengan NASATLX, deskriptor yang mempengaruhi tingginya beban kerja mental perawat adalah : • Faktor usaha untuk perawat pada shift pagi dengan nilai rata-rata total product 290 • Tingkat stres untuk perawat pada shift sore dan malam hari. Dengan nilai ratarata total product untuk perawat pada shift sore sebesar 787 dan untuk perawat pada shift malam sebesar 774,2
• Rata-rata burnout yang dialami oleh perawat UGD RSU Haji Surabaya belumlah terlalu tinggi berkisar pada level 2 (skor 3-5). Nilai rata-rata untuk shift pagi adalah 3,38, pada shift sore hari 4,04 dan pada shift malam hari 4,92. • Faktor usia dan jenis kelamin menjadi salah satu faktor penyebab burnout dimana perawat dengan usia muda dan jenis kelamin perempuan cenderung lebih rentan terkenan burout. • Walaupun belum terlalu tinggi namun perlu dilakukan langkah monitoring dan antisipasi agar tingkat burnout tidak berlanjut semakin tinggi
Dengan metode HEART, didapatkan hasil keandalan sistem secara keseluruhan yang dilakukan oleh perawat bernilai 0,503974. • Aktivitas probability of failure tertinggi ditemukan pada proses melakukan asuhan keperawatan • Pada aktivitas ini banyak dilakukan tipe pekerjaan yang membutuhkan skill kerja yang lebih rumit dan kompleks sehingga menyebabkan nilai human unreliability bernilai besar. •
Berdasarkan perhitungan rata-rata konsumsi energi untuk melaksanakan pekerjaan kategori berat maka waktu istirahat yang disarankan bagi perawat adalah beristirahat selama 3,79 menit setelah melakukan periode pekerjaan selama 8,1 menit. • Rancangan rekomendasi perbaikan untuk mereduksi human error : Melakukan job rotation agar perawat tidak merasa jenuh dan monoton dengan siklus kerja di UGD Mengadakan training seperti training kepribadian dan stress management training bagi perawat baru maupun perawat lama Mengembangkan dan menjalankan secara kontinyu program transfer pengetahuan antara dokter dan perawat maupun antara sesama perawat Membekali setiap perawat dengan checklist urutan pekerjaan setiap melayani pasien yang datang
•
Saran • Pada penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan faktor-faktor yang berpotensi menyebabkan burnout pada perawat seperti faktor lingkungan kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia dan lamanya waktu bekerja. Faktor-faktor tersebut dicari korelasi dan hubungannya dengan uji statistik yang lebih detail untuk mengetahui faktor mana yang lebih signifikan berpengaruh sehingga dapat lebih fokus dalam memberikan perbaikan
DAFTAR PUSTAKA (1) Andarika, R. (2004). Burnout Pada Perawat Puteri RS St. Elizabeth Semarang Ditinjau Dari Dukungan Sosial. Journal psyche,Vol I, h.1-8. Andryan, B. (2010, December 22). Introduction to Human Reliability. Retrieved January 13, 2013, from Excellent Personal Development Center: http://excellent-personal-developmentcenter.blogspot.com/2010/11/introduction-to-human-reliability.html Devi, L. M. (2011). Evaluasi Faktor Lingkungan Fisik dan K3 Dengan Ergonomic Assessment Pada Pembuatan Waterwall Panel (Studi Kasus : PT. Alstom Power ESI). Surabaya: Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS. Ergonomi-fit. (2011, November). Ergonomi Tingkatkan Produktivitas. Retrieved October 20, 2012, from Ergonomi Fit: http://ergonomi-fit.blogspot.com/2011/11/ergonomi-tingkatkanproduktivitas.html Eviaty. (2005). Persepsi terhadap Dukungan Rekan Sekerja dan Gejala Burnout (Studi pada Perawat Unit Perawatan Intensif). Jurnal Phronesis program magister S2 Universitas Tarumanegara, Vol VII, h.103. Fallon, L. C. (2009). Human Reliability Assessment Of A Critical Nursing Task In A Radiotherapy Treatment Process. Applied Ergonomics journal, Vol I, h.1-6. Farida, N. L. (2011). Peranan Pelatihan Keperawatan Terhadap Produktivitas Perawat di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Semarang: Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang . Fatmawati, R. (2012). Burnout Staf Perpustakaan Bagian Layanan di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) Provinsi DKI Jakarta. Depok: Thesis Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia. Hariyadi, U. (2006). Burnout Pada Pustakawan. Depok: Universitas Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA (2) Khotimah, K. (2010). Hubungan Antara Persepsi terhadap Lingkungan Kerja Psikologis dengan Burnout pada perawat Rumah Sakit Umum Budi Rahayu Pekalongan. Semarang: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro. Kirwan, B. (1994). A Guide to Practical Human Reliability Assessment. London: CRC Press. Martin, C. (2009, december). Library Burnout : causes, symptoms,solutions. Retrieved january 7, 2013, from Library worklife: http://ala-apa.org/newsletter/2009/12/01/spotlight-2/ Maslach, C., & P.Letter, M. (2012). The Areas of Worklife and Maslach Burnout Inventory Report. Mind Garden Inc. Mendenhall, S. (1986). Elementary Survey Sampling (3nd ed.). USA: Wadsworth Inc. Mizmir. (2011). Hubungan Burnout dengan Kepuasan Kerja Pustakawan di Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Depok: Skripsi Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia. Pangastiti, N. K. (2011). Analisis pengaruh Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Burnout Pada perawat kesehatan di Rumah Sakit Jiwa. Semarang: Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Ekonomi. Polikandrioti. (2009). Burnout Syndrome (Editorial Article). Health Science Journal,Vol III, h.195-196. Reza, M. (2010). Mengatasi Burnout Teller Bank Dengan Rekayasa ergonomi. Padang: Makalah Psikologi Industri Universitas Negeri Padang. Sari, L. N. (2012, March 30). Lima alasan Utama yang Melandasi Pentingnya Profesionalitas Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit untuk Meningkatkan Mutu Layanan Kesehatan. Retrieved November 10, 2012, from kompasiana website: http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/03/30/%E2%80%9Clima-alasan-utamayang-melandasi-pentingnya-profesionalitas-manajemen-keperawatan-di-rumah-sakit-untukmeningkatkan-mutu-layanan-kesehatan%E2%80%9D-450980.html
DAFTAR PUSTAKA (3) Sari, R. A. (2009). Perbaikan Sistem Kerja dengan pendekatan Ergonomi dan Human Reliability Assessment (Studi Kasus PT Industri Sandang Nusantara Unit Patal Lawang). Surabaya: Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri ITS . Sihotang, I. N. (2004, Juli). Burnout Pada Karyawan Ditinjau dari Persepsi Terhadap Lingkungan kerja Psikologis dan Jenis Kelamin. Journal Psyche, Vol I, h.10-16. Situmeang, C. A. (2011). Analisa Tingkat Keandalan dengan Metode HEART (Studi Kasus di Stasiun Kereta Api Poncol Semarang). Semarang: Tugas Akhir Program Studi Teknik Industri Universitas Diponegoro. Syaer, S. (2011, March 5). Beban Kerja Perawat Unit Gawat Darurat di Rumah Saikit Umum Lasinrang Kabupaten Pinrang Tahun 2010 . Dipetik November 12, 2012, dari Syafruddin Syaer: http://syafruddinsyaer.blogspot.com/2011/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html Tarwaka. (2004). Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press. Wibisono, A. (2009, October 2009). Apa itu Ergonomi. Retrieved January 11, 2013, from AgusWibisono.com: http://aguswibisono.com/2009/apa-itu-ergonomi/ Wignjosoebroto, S. (2008). Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya. Wijaya, T. (1998). Perancangan Fasilitas di Peternakan Ayam Petelur X dengan Memperhatikan Aspek Ergonomi. Surabaya: Tugas Akhir Teknik Industri Universitas Surabaya. Windayanti, & prawastii, C. Y. (2010). Burnout Pada perawat Rumah sakit Pemerintah dan perawat Rumah sakit swasta. Jakarta: Seminar Psikologi Terapan Universitas Mercubuana. Young, & L, Z. (2008). Assessment of workload using NASA Task Load Index in perianesthesia nursing. Georgia: US National Library of Medicine National Institutes of Health. Yunita, S. R. (2008). Analisa Beban Kerja Petugas Pemadam Kebakaran dengan Metode NASA-TLX (Studi Kasus di Dinas Kebakaran Kota Semarang). Semarang: Tugas Akhir Jurusan teknik Industri Universitas Diponegoro.