Fakultas
: Teknologi Industri
Pertemuan
:
Jurusan
: Teknik Industri
Modul
:3
Praktikum
: Kecepatan Reaksi
Tanggal
: Juni 2015
KECEPATAN REAKSI A. TUJUAN 1.
Mahasiswa mampu memahami kecepatan reaksi terhadap tampilan visual.
2.
Mampu mengetahui dan memahami konsep memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
3.
Mampu menganalisa memori jangka pendek seseorang
4.
Membandingkan kecepatan reaksi perempuan dan laki-laki terhadap suatu stimulus menggunakan uji hipotesa.
B. INPUT DAN OUTPUT Input yang diperlukan dalam praktikum kecepatan reaksi adalah beberapa Display visual. Kemudian output yang dihasilkan berupa: 1.
Waktu kecepatan reaksi
2.
Jawaban yang benar berupa grafik memori jangka pendek.
3.
Uji hipotesa perbandingan kecepatan reaksi perempuan dan laki-laki terhadap suatu stimulus.
C. ALAT Alat yang digunakan pada praktikum kecepatan reaksi adalah sebagai berikut; 1.
LCD
2.
Visual warna
3.
Stopwatch
4.
Lembar pengamatan
D. PROSEDUR PRAKTIKUM Praktikum kecepatan reaksi terdiri dari 2 macam tes. Tes pertama short term memory test merupakan tes untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menyimpan memori kedalam
Fakultas
: Teknologi Industri
Pertemuan
:
Jurusan
: Teknik Industri
Modul
:3
Praktikum
: Kecepatan Reaksi
Tanggal
: Juni 2015
memori jangka pendek. Output pada tes pertama ini berupa seberapa banyak stimulus yang bisa ditangkap oleh reseptor (memori jangka pendek) pada otak. Prosedurnya sebagai berikut; 1.
Tes Angka
: Setiap mahasiswa diberikan waktu 5 detik untuk mengingat beberapa
jumlah angka, kemudian setelah 5 dektik mahasiswa akan di berikan waktu untuk menulis angka yang diingat. 2.
Tes Huruf
: Setiap mahasiswa diberikan waktu 5 detik untuk mengingat beberapa
jumlah huruf, kemudian setelah 5 dektik mahasiswa akan di berikan waktu untuk menulis huruf yang diingat. 3.
Tes Kata
: Setiap mahasiswa diberikan waktu 60 detik untuk mengingat beberapa
40 kata, kemudian setelah 60 detik mahasiswa akan di berikan waktu untuk menulis sebanyak mungkin kata yang diingat. 4.
Tes Gambar
: Setiap mahasiswa diberikan waktu 30 detik untuk mengingat beberapa
20 gambar, kemudian setelah 30 dektik mahasiswa akan di berikan waktu untuk menulis sebanyak mungkin gambar yang diingat. Tes kedua adalah visual display test merupakan tes untuk mengetahui kecepatan reaksi mahasiswa saat diberikan rangsangan. Output pada tes kedua ini berupa waktu yang deperlukan mahasiswa dalam memberikan aksi pada suatu reaksi. Prosedurnya sebagai berikut; 1.
Mahasiswa akan dihadapkan pada display yang terdiri dari beberapa lampu dengan warna berbeda.
2.
Mahasiswa diminta untuk menekan tombol (pada remot control) sesuai warna yang menyalah pada display warna secepat mungkin.
3.
Waktu kecepatan reaksi yang tertera pada display warna kemudian dicatat pada lembar pengamatan.
E. REFERENSI Bruning, R. H., Scraw, G. J., Norby, M. N., & Ronning, R. R. (2004). Cognitive Psychology and Instruction (4 ed.). Ohio: Prentice Hall. Niebel, B. W., Freivalds, A. (2009). Methods Standard and Work Design. Eleventh Edition. Mc Graw Hill., New York.
Fakultas
: Teknologi Industri
Pertemuan
:
Jurusan
: Teknik Industri
Modul
:3
Praktikum
: Kecepatan Reaksi
Tanggal
: Juni 2015
R.E, Slavin,.(2000) Educational Psychology: Theory and Practice. Sixth Edition. Boston: Allyn and Bacon. Shiffrin, R. M., & Atkinson, R. C. (1969). Storage and Retrieval Process in Long Term Memory. Psychological Review, 76(2), 179-193. Sutalaksana, (1996) .Materi Ergonomi, Antropometri. Wickens, C., Gordon, S., & Liu, Y. (1997). An Introduction to Human Factor Engineering. New York: Addison-Wesley Educational Publisher, Inc.
Fakultas
: Teknologi Industri
Pertemuan
:
Jurusan
: Teknik Industri
Modul
:3
Praktikum
: Kecepatan Reaksi
Tanggal
: Juni 2015
DESKRIPSI TEORI Dalam kehidupan sehari hari kita membutuhkan informasi. Informasi dalam kehidupan sehari-hari merupakan
suatu
pengetahuan
yang
diterima
terhadap fakta tertentu dan dapat mengurangi ketidakpastian pada fakta yang belum memiliki kejelasan (Niebel, 2009). Teori informasi mengukur suatu informasi secara detail, dimana hal tersebut dapat digunakan untuk memutuskan dua alternatif yang memiliki kemungkinan sama. Menurut Slavin (2000), teori informasi adalah proses kognitif yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Berikut tahapan pengolahan suatu informasi jika dilihat dari segi proses kognitifnya (Green dan Muir, 1991), pertama adalah sensasi, sensasi adalah proses penerimaan rangsangan (stimulus) dari indera-indera yang dimiliki manusia, kemudian ke pusat saraf. Kemudian output dari sensari akan di kirim ke pusat saraf, rangsangan (stimulus) tersebut diolah dengan memanfaatkan memori yang telah ada sehingga dapat memutuskan respon yang paling sesuai untuk suatu rangsangan tertentu. Yang terakhir adalah aksi yang mana melalui proses translasi, respon balik ini menjadi gerakan-gerakan tertentu yang juga dikontrol oleh pusat saraf. Visual transfer informasi dari stimulis hingga aksi dapat dilihat sebagai berikut :
Gambar 1. Sistem Informasi
Fakultas
: Teknologi Industri
Pertemuan
:
Jurusan
: Teknik Industri
Modul
:3
Praktikum
: Kecepatan Reaksi
Tanggal
: Juni 2015
Menjelaskan suatu model generik yang terdiri dari empat tahap utama yaitu persepsi, keputusan dan pemilihan respon, eksekusi respon dan sumber daya tambahan yang didistribusikan pada beberapa tahap. Dalam suatu pengambilan keputusan, persepsi seseorang dipengaruhi oleh memori yang bekerja dan memori jangka panjangnya yang berguna sebagai pusat pengolahan persepsi menjadi suatu keputusan yang akan diambil sehingga dapat memberikan eksekusi respon (Wickens, Gordon, and Liu, 1997).
Gambar 2. Prosess Informasi
1.
SENSASI (STIMULUS)
Stimulus merupakan informasi yang dapat diindera oleh panca indera dan dapat merangsang terjadinya respon tertentu. Display merupakan bagian dari stimulus yang yang memberi informasi kepada pekerja agar tugas-tugasnya menjadi lancar (Sutalaksana, 1996). Arti informasi disini cukup luas, menyangkut semua rangsangan yang diterima pada indra manusia baik langsung maupun tidak langsung biasanya berbentuk energi seperti cahaya, suara, tekanan, gelombang, dan lain-lain. Stimulus dibagi menjadi 3 yaitu auditory, visual dan pain.
Fakultas
: Teknologi Industri
Pertemuan
:
Jurusan
: Teknik Industri
Modul
:3
Praktikum
: Kecepatan Reaksi
Tanggal
: Juni 2015
1.1. Auditory Pada sistem audio terdapat karakteristik khusus yang biasa digunakan sebagai suatu peringatan. Sebagai contoh suara sirine, alarm, atau mobil pemadam kebakaran biasa digunakan sebagai tanda peringatan terhadap suatu hal. Kemampuan sensitivitas pendengaran manusia sekitar 1000 Hz, maka sinyal pendengaran biasa menggunakan frekuensi kisaran 500 – 3000 Hz. Biasanya peningkatan intensitas sinyal juga memberikan arti lain yaitu akan meningkatkan kualitas pendengaran manusia dan dapat mengurangi waktu respon. Selain itu juga dapat memperjelas pembedaan sinyal dengan kebisingan/ noise. (Niebel, 2009) 1.2. Visual Pada sistem visual, terdapat dua desain utama display analog, yaitu skala tetap dengan pointer bergerak dan skala bergerak dengan pointer tetap (Niebel, 2009). Sistem visual juga biasa digunakan sebagai suatu peringatan. Salah satu bentuk peringatan yang ada pada sistem visual terdapat pada indikator cahaya yang terpancar, berikut beberapa indikator cahaya serta makna dari setiap jenis cahaya yang terpancar: Tabel 1. Indikator cahaya Diameter
State
12,5 mm
Color Red
Yellow
steady
Failire;stop action;malfunction
Delay;Inspect
25mm or larger
Steady
System or subsystem in stop action
Caution
25mm or larger
Flashing
2.
Green Circuit energized;Go ahead: Ready;Producing
White Functional;In position;Normal (on)
System or subsytem in goahead state
Emergency condition (Sumber : Niebel, 2009)
PERSEPSI
Dalam suatu pemrosesan informasi, tahap persepsi digunakan sebagai langkah penerimaan dalam pengambilan keputusan terhadap alternatif-alternatif yang ada. Tiga komponen pemrosesan informasi (Bruning, Scraw, Norby, & Ronning, 2004) yaitu:
Fakultas
: Teknologi Industri
Pertemuan
:
Jurusan
: Teknik Industri
Modul
:3
Praktikum
: Kecepatan Reaksi
Tanggal
: Juni 2015
2.1. Memori Jangka Pendek Memori jangka pendek adalah penyimpanan pasif dari informasi verbal maupun visual yang mana informasi tersebut bisa langsung di transfer menuju memori kerja dan juga otomatis bisa membuka code / mengaktifkan informasi yang telah disimpan di memori jangka panjang (mengingatkan kembali subjek terhadap kejadian lampau yang mana informasi tersebut disimpan di memori jangka panjang). 2.2. Memori Jangka Panjang Memori jangka panjang diasumsikan sebagai tempat penyimpanan pengetahuan secara permanen karena pengetahuan dapat ditahan di dalam memori ini dalam waktu lama. Memori ini juga mempunyai kapasitas yang tidak terbatas (Pass et al, 2004; Sweller, 2004) 2.3. Memori Kerja Memori kerja digunakan sebagai tempat penyimpanan sementara informasi saat sedang melakukan pekerjaan yang kompleks (Hulme & Leigh, 2005). Berdasarkan Baddeley (1986), memori kerja merupakan gambaran dari sistem yang luas yang mecakup berbagai macam baik memori jangka pendek dan memori jangka panjang.
Memori kerja dan memori jangka panjang sendiri memiliki hubungan. Interaksi antara memori kerja dan memori jangka panjang berupa pengaktifan dan pemanggilan kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang. Pada intinya, memori kerja merupakan kecakapan dalam penggunaan/ pemanggilan kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka panjang (Richardson, 1996; Wagner, 1996). Contohnya, proses memahami suatu bacaan yang panjang, membutuhkan memori kerja. Memahami suatu text bacaan yang panjang tidak dapat dilakukan tanpa membuka kembali informasi yang tersimpan di memori jangka panjang. Saat membaca, pembaca akan membangun gambaran dari teks yang dibaca didalam memori jangka panjang, hal ini dilakukan untuk untuk mengintegrasikan informasi yang terdapat pada teks, baik itu yang baru bagi memori maupun yang sudah terdapat pada memori jangka panjang.
3.
Fakultas
: Teknologi Industri
Pertemuan
:
Jurusan
: Teknik Industri
Modul
:3
Praktikum
: Kecepatan Reaksi
Tanggal
: Juni 2015
AKSI / RESPON
Timbal balik yang dilakukan untuk menanggapi stimulus disebut aksi atau respon. Kemampuan seseorang dalam merespon stimulus berbeda-beda tergantung waktu yang diperlukan. Waktu yang diperlukan untuk menanggapi stimulus dihasilkan dari waktu reaksi (reaction time) dan waktu gerak (motion time).