PERKEMBANGAN KOMPOSISI TUBUH DOMBA PADA BERBAGAI FASE PEMBESARAN BERDASARKAN METODE “UREA SPACE” (The Body Composition Development of Sheep at Various Growing Period Based on the Urea Space Method) T. Warsiti1, IW. S. Dilaga2 dan M. Arifin2 Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto 2 Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang
1
ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mempelajari komposisi tubuh domba pada berbagai fase pembesaran berdasarkan metode “urea space”. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 ekor domba lokal jantan lepas sapih dengan rata-rata bobot badan 14,1 + 1,44 kg. Domba penelitian diberi pakan konsentrat (15,88 % protein kasar) sebanyak 2,5 % dari kebutuhan BK, rumput dan air diberikan ad libitum. Selama 3 bulan periode penelitian dilakukan pengukuran kandungan protein, lemak dan air tubuh masing-masing pada 0, 1, 2 dan 3 bulan dari fase pembesaran. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisis peragam dan uji regresi dengan polinomial ortogonal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fase pembesaran berpengaruh terhadap komposisi tubuh domba lokal. Pada fase pembesaran lebih dari 1,6 bulan kandungan protein dan air tubuh sudah mulai menurun, sedangkan kandungan lemak semakin meningkat. Berdasarkan pada komposisi tubuh , maka fase pembesaran yang paling baik adalah 1,6 bulan. Kata kunci : komposisi tubuh, fase pembesaran, “urea space”, domba ABSTRACT A study to investigate body composition of native sheep at various growing period was conducted using an urea space technique. Nine weaned male native sheep with average body weight of 14.1 + 1.44 kg were fed concentrate (15,88 % crude protein) at a level of 2,5 % of dry matter requirement, and field grass ad libitum. During the 3 months of experimental period, body composition (protein, fat and water content) was measured serially at month 0, 1, 2 and 3 using the urea space technique. The data were analyzed using the covariance analysis and regression analysis with orthogonal polynomial technique. The results of this research showed that the growing period affected body composition of native sheep. At 1.6 months of growing period, the content of body protein and body water began to decrease, whereas the content of body fat was increased. Keywords : body composition, growing period, urea space, sheep
188
J.Indon.Trop.Anim.Agric.29(4) December 2004
PENDAHULUAN Satu di antara beberapa ternak yang mempunyai potensi untuk memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat, khususnya di Indonesia adalah ternak domba. Berdasarkan data statistik peternakan tahun 2002 populasi domba di Indonesia adalah 7.427.000 ekor (BPS, 2002). Sementara itu di Jawa Tengah (2002) populasi domba adalah 1.972.322 ekor dengan produksi daging dari domba mencapai 6.581.180 kg (Dinas Peternakan Jawa Tengah, 2003). Dewasa ini dan juga untuk masa mendatang, tujuan penyediaan pangan bermutu bagi penduduk mendapatkan perhatian utama dari pemerintah. Hal ini sesuai dengan tuntutan masyarakat yang awalnya lebih mementingkan kecukupan karbohidrat sebagai sumber kalori kemudian bergeser ke peningkatan permintaan pangan seperti daging, telur, ikan dan susu. Perkembangan lebih lanjut permintaan akan pangan seperti daging mengalami diferensiasi baik dalam hal produk maupun harga (Mudikjo, 2002). ‘Feed lot’ merupakan suatu bentuk kegiatan penggemukan domba atau sapi yang dilakukan secara intensif pada waktu tertentu dengan pemberian pakan yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat mencapai bobot potong yang sesuai dan kualitas daging yang baik (Blakely dan Bade, 1991). Apabila hewan yang digunakan belum dewasa, maka kegiatan tersebut bersifat membesarkan sambil menggemukan atau memperbaiki kualitas karkas (Parakkasi, 1999). Waktu pembesaran/ penggemukan berpengaruh terhadap komposisi tubuh. Variasi komposisi tubuh ini terutama disebabkan oleh adanya variasi jumlah maupun kandungan lemak. Perbedaan jumlah lemak ini berpengaruh terhadap daging yang diperoleh dari ternak tersebut. Oleh karena itu telah dilaksanakan penelitian mengenai perkembangan komposisi tubuh domba lokal pada berbagai fase pembesaran, untuk mengukur komposisi tubuh ternak guna mendapatkan kualitas karkas yang baik. Laju pertumbuhan, status nutrisi, umur dan bobot tubuh merupakan faktor yang berhubungan erat antara satu dengan yang lain, secara sendiri atau kombinasi dapat mempengaruhi komposisi tubuh atau karkas (Soeparno, 1992). Komposisi tubuh adalah suatu nilai yang menunjukkan proporsi dari komponen penyusun tubuh antara lain air, protein
dan lemak. Komposisi tubuh sangat dipengaruhi oleh tingkat kegemukan ternak. Ternak domba yang kurus komponen tubuhnya berturut-turut air 74 %, protein 16 % dan lemak 5 %, sedangkan ternak domba yang gemuk komponen tubuhnya berturut-turut air 40 %, protein 11 % dan lemak 46 % (Parakkasi, 1981). Menurut Emery (1969) bahwa kandungan air, protein dan lemak tubuh domba umur 8 bulan sebesar 67 %, 13 % dan 16 %, sedangkan domba umur 20 bulan 58 %, 22 % dan 16 %. Penelitian bertujuan untuk mempelajari komposisi tubuh domba pada berbagai fase pembesaran berdasarkan metode “urea space”. MATERI DAN METODE Materi yang digunakan adalah 9 ekor ternak domba lokal jantan lepas sapih umur 4 – 5 bulan dengan kisaran bobot badan 14,1 + 1,44 kg. Semua materi diberi pakan konsentrat (15,88 % PK) sebanyak 2,5 % kebutuhan BK per hari, rumput dan air diberikan ad libitum. Selama periode penelitian 3 bulan dilakukan pengukuran komposisi tubuh (air, protein dan lemak) masing-masing pada 0, 1, 2 dan 3 bulan. Variabel komposisi tubuh dikukur dengan teknik “urea space” yaitu dengan cara menyuntikkan urea (20 % w/v) sebanyak 0,65 ml per bobot badan metabolik langsung ke dalam peredaran darah melalui vena jugularis, kemudian dilakukan pengambilan darah setelah 12 menit sejak penyuntikan urea. Tiga mililiter contoh darah diambil dengan menggunakan spoit dan dimasukkan ke dalam tabung vacutainer berheparin dan disentrifus lebih kurang 10 menit untuk mendapat plasma darah. Kemudian plasma darah dianalisis kandungan ureanya baik saat sebelum dan sesudah penyuntikan larutan urea. Untuk menghitung ruang urea (“urea space”) menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Nonaka (2002) yaitu US (%) = [(volume urea yang disuntikkan) x (konsentrasi larutan urea)] / [perubahan (beda) konsentrasi urea N dalam darah tubuh] Kandungan protein, lemak dan air tubuh dihitung dengan persamaan yang dikemukakan oleh Astuti dan Sastradipradja (1999) yaitu protein tubuh = 6,714 + 0,2082 US (%), lemak tubuh = 23,837 – 0,2965 US (%) dan air tubuh = 16,519 + 1,047 US (%). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis
The Body Composition Development of Growing Sheep Based on the Urea Space Method (Warsiti et al.)
189
peragam dan analisis regresi dengan ortogonal polinomial. HASIL DAN PEMBAHASAN Rata-rata kandungan komposisi tubuh domba lokal jantan adalah protein 20,68 % (19,44 – 22,32 %), lemak 22,91 % (20,59 – 24,79 %) dan air 42,61 % (38,42 – 48,34 %) dari bobot tubuh dipuasakan (Tabel 1). Hasil ini cukup tinggi dimungkinkan karena konsumsi pakan (BK/%BB) yang cukup tinggi yaitu pada fase pembesaran 1 bulan = 4,0 % BB, fase pembesaran 2 bulan = 4,2 % BB dan fase pembesaran 3 bulan = 4,1 % BB. Konsumsi BK tersebut merupakan jumlah yang cukup tinggi untuk pertumbuhan yang normal pada ternak domba masa pertumbuhan, sehingga memungkinkan ternak domba mendepositkan protein dan lemak sesuai dengan sifat genetiknya. Herman (1977) menyatakan bahwa salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemberian pakan domba adalah kandungan bahan kering (BK), karena dari BK tersebut ternak akan memperoleh energi, protein, vitamin dan mineral. Kebutuhan BK per ekor per hari untuk domba Indonesia dengan bobot 10 – 20 kg adalah 3,1 –4,7 % dari bobot badan untuk pertambahan bobot badan harian sebesar 0 – 100 g (Haryanto dan Djajanegara, 1993), sedangkan menurut Ranjhan (1990) kebutuhan BK untuk domba masa pertumbuhan adalah 3 – 4 % dari bobot badan. Rata-rata kandungan protein tubuh domba lokal jantan adalah 20,68 % dari bobot tubuh (Tabel 1). Kandungan protein tersebut masih lebih tinggi daripada hasil penelitian Astuti dan Sastradipradja (1999) dan Kabbali et al. (1992) yang melaporkan bahwa kandungan protein tubuh domba lokal 16,87
% dari bobot tubuh hidup. Hal ini diduga karena perbedaan bangsa domba yang digunakan Astuti dan Sastradipradja (1999) menggunakan domba priangan dan Kabbali et al. (1992) menggunakan domba Tamahdit dan D’man, sedangkan peneliti menggunakan domba lokal hasil persilangan antara domba ekor gemuk dan domba ekor tipis. Menurut Berg dan Butterfield (1976) bangsa merupakan salah satu faktor yang menentukan komposisi tubuh. Namun kandungan protein tersebut masih dalam kisaran kandungan protein untuk ternak domba yaitu antara 16 – 22 % (Forrest et al., 1975 dan Soeparno, 1992). Pada Tabel 1 terlihat bahwa pada fase pembesaran 2 kandungan protein dan air tubuh menurun, hal ini kemungkinan disebabkan di samping kondisi kesehatan ternak domba yang kurang baik karena mencret juga ternak domba masih muda atau belum dewasa sehingga kandungan protein belum konstan. Parakkasi (1999) menyatakan bahwa apabila selama pertumbuhan ternak mengalami sakit atau trauma akan terjadi perubahan kandungan protein tubuh dan jaringan. Besarnya masukan dan ekskresi nitrogen serta sintesis dan pemecahan protein tubuh yang diakibatkan oleh ketidak seimbangan antara laju sintesis dan pemecahan protein akan mengakibatkan penambahan atau penurunan protein tubuh. Hasil analisis data menunjukkan bahwa fase pembesaran berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan protein tubuh dan bersifat kuadratik dengan mengikuti persamaan Y = 25,194 – 5,332 X + 1,634 X2 dengan R2 = 27,12 % (Ilustrasi 1). Hal ini diduga karena ternak domba materi penelitian masih muda sehingga pertumbuhan jaringan otot/protein belum konstant. Tillman et al. (1991) menyatakan
Tabel 1. Komposisi Tubuh Domba Lokal Berdasarkan Metode “Urea Space” dan Konsumsi Bahan Kering Komposisi Tubuh Fase Komsumsi BK Pembesaran Protein Lemak Air 0 bulan
-----------------(%)--------------------19,64 b 24,322 ab 39,04 bc 22,32
a
2 bulan
21,32
a
3 bulan
19,44 b
1 bulan
20,39
c
21,96
bc
24,79 a
-
48,34
a
4,03 b
44,66
ab
4,25 a
38,42 c
4,13 ab
a,b
Angka yang diikuti oleh huruf superskrip yang berbeda pada variabel yang sama berarti berbeda nyata (P < 0,01)
190
J.Indon.Trop.Anim.Agric.29(4) December 2004
kandungan lemak kandungan protein kandungan air
50
Y = 36,881 + 12,863 X – 3,873 X2 R2 = 24,72
Persentase ( %)
40 30
Y = 18,954 + 3,808 X – 1,634 X2 R2 = 27,12 Y = 25,881 – 5,332 X + 3,873 X2 R2 = 25,46
20 10 0 0
1
2
3
Fase Pembesaran (bulan) Ilustrasi 1. Kurva Pengaruh Fase Pembesaran Terhadap Persentase Kandungan Protein, Lemak dan Air Tubuh Domba Lokal
bahwa kandungan protein tubuh akan konstant dan persentasenya tidak dipengaruhi oleh umur dan pakan setelah kedewasaan (pubertas) tercapai. Menurut Soeparno (1992) pada umumnya pertumbuhan setelah dewasa menghasilkan komposisi tubuh (protein, lemak, air dan abu) yang relatif konstant. Rata-rata kandungan lemak tubuh domba lokal jantan adalah 22,91 % dari bobot tubuh (Tabel 1). Dari Tabel 1 terlihat bahwa kandungan lemak tertinggi pada fase pembesaran 0 bulan. Hal ini diduga karena sebelum domba digunakan sebagai materi penelitian sudah diberi pakan konsentrat yang mengandung protein dan energi cukup tinggi, sehingga dengan sendirinya menghasilkan lemak tubuh yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan pendapat Hays dan Preston (1994) yang menyatakan ada hubungan yang erat antara energi yang dikonsumsi dengan kandungan lemak tubuh (R2 = 94 %). Hasil analisis data menunjukkan bahwa fase pembesaran berpengaruh sangat nyata terhadap kandungan lemak tubuh dan bersifat kuadratik dengan mengikuti persamaan Y = 18,954 + 3,808 X – 1,138 X2 dengan R2 = 25,46 %. Pola pertumbuhan ini sesuai dengan Hays dan Preston (1994) bahwa apabila kandungan lemak tubuh semakin tinggi maka
kandungan protein dan air tubuh semakin menurun (Ilustrasi 1). Rata-rata kandungan air tubuh domba lokal 42,61 % dari bobot tubuh dipuasakan. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Parakkasi (1981) yang melaporkan bahwa kandungan air tubuh domba sebesar 40 %. Kandungan air tubuh pada fase pembesaran 0 bulan rendah kemudian naik pada fase pembesaran 1 bulan kemudian menurun lagi sampai pada fase pembesaran 3 bulan (Tabel 1). Hasil ini berbanding terbalik dengan kandungan lemak tubuh pada masig-masing fase pembesaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Soeparno (1992) yang menyatakan bahwa perbedaan kandungan air tubuh dipengaruhi oleh kandungan lemak. Semakin tinggi kandungan lemak tubuh maka semakin rendah kandungan air tubuh atau kandungan air tubuh mempunyai koefisien korelasi negatif yang nyata dengan kandungan lemak tubuh. Hasil analisis data menunjukkan bahwa fase pembesaran berpengaruh nyata terhadap kandungan air tubuh domba lokal dan bersifat kuadratik dengan mengikuti persamaan Y = 36,88 + 12,86 X – 3,87 X2 dengan R2 = 24,72 % (Ilustrasi 1). KESIMPULAN
The Body Composition Development of Growing Sheep Based on the Urea Space Method (Warsiti et al.)
191
Fase pembesaran berpangaruh terhadap komposisi tubuh domba lokal (protein, lemak dan air). Fase pembesaran lebih dari 1,6 bulan menghasilkan protein dan air tubuh sudah mulai menurun, sedangkan kandungan lemak tubuh semakin meningkat. Apabila domba yang dibesarkan masih muda (belum dewasa) dan hanya mengharapkan kualitas daging maka lama fase pembesaran jangan lebih dari 1,6 bulan, karena kandungan protein sudah menurun sedangkan kandungan lemak semakin meningkat. DAFTAR PUSTAKA Astuti, D. A. dan D. Sastradipradja. 1999. Evaluasi komposisi tubuh dengan menggunakan teknik ruang urea dan pemotongan pada domba Priangan. Media Veteriner 6 (3) : 5 - 9. Badan Pusat Statistik (BPS). 2002. Statistik Indonesia 2002. BPS Jakarta. Berg, R. T. and R. M. Butterfield. 1976. New Concepts of Cattle Growth. Sidney University Press. Blakely, J. dan D. H. Bade. 1991. Ilmu Peternakan. Edisi ke 4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. (Diterjemahkan oleh B. Srigandono) Dinas Peternakan Propinsi Jawa Tangah. 2003. Laporan Tahunan. Pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Ungaran. Emery, R. S. 1969. Lipids and Adipose Tissue. Dalam Hafez, E. S. E. dan L. A. Dyer (Ed.). 1969. Animal Growth and Nutrition. Lea & Febiger, Philadelphia, p. 236 – 255. Forrest, J. C., C. D. Aberle, H. B. Hendrick, M. D. Judge and R. A. Merkel. 1975. Principles of Meat Science. W. H. Freeman and Company., San Francisco. Haryanto, B. dan A. Djajanegara. 1993. Pemenuhan
192
Kebutuhan Zat-zat Makanan Ternak Ruminansia Kecil. Dalam Tomaszewska, M. W., I. M. Mastika, A. Djajanegara, S. Gardiner dan T. R. Wiradarya (Ed.). 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Sebelas Maret University Press, Surakarta (Diterjemahkan oleh I. M. Mastika; K. G. Suaryana; I. G. L. Oka dan I. B. Sutrisna), p. 159 –208. Hays, V. W. and R. L. Preston. 1994. Nutrition and feeding management to alter carcass composition of pigs and cattle. Dalam Hafs, H. D. Dan R. G. Zimbelman (Ed.). 1994. Low-Fat Meats. Design Strategies and Human Implications (Food Science and Technologiy International Series). Academic Press Inc. A Division of Harcourt Brace & Company, California, p. 13 – 33. Herman, R. 1977. Kebutuhan Bahan Kering Berdasarkan Bobot Badan Domba. Buletin Makanan Ternak 3 : 148-152. Fakultas Peteranakan Institut Pertanian Bogor, Bogor Kabbali, A., W. L. Johnson, D.W. Johnson, R. D. Goodrich and C. E. Allen. 1992. Effects of compensatory growth on some body component weights and on carcass and noncarcass composition on growing lambs. J. Anim. Sci. 70 : 2853 - 2857. Mudikjo, K. 2002. Kajian akademik bidang peternakan dalam menunjang OTDA dan menyongsong ekonomi global. Pros. Seminar Nasional Pengembangan Peternakan untuk Menunjang Otonomi Daerah dalam Rangka Menyongsong Ekonomi Global. Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Hal. 15 - 24. Nonaka, I. 2002. Urea Space, Metode Pengukuran Komposisi Tubuh. Makalah Pelatihan Urea Space. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang. (Tidak dipublikasikan).
J.Indon.Trop.Anim.Agric.29(4) December 2004
Parakkasi, A. 1981. Ilmu Gizi Ternak Pedaging. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Bogor. Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia , Jakarta. Press Jarakta.
Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, dan S. Lebdosukojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
The Body Composition Development of Growing Sheep Based on the Urea Space Method (Warsiti et al.)
193