ISSN : 1907-942X
Jurncl iAotemotiko, Soins don Pe4gojoronnyc Volume I - Nonor 4 - Pebruori 2008
FAKULTAS MATEMATIKA DAhI IPA UNIVERSITAS NEGERI MANADO DI TONDANO
PAY&NGKdK Journal Matematika, Sains dan Pengajarannya
Volume 1
- Mrnor 4 - Pebrvori 2OO8 Penerbit
:
FAUPA Unive6iios Negeri trldhodo di Tondoho
ALAMAT PENERBITIREDAKSI :
I'NIIIA
FMIPA
DT
TONDANO
Kamlus FMIPA UNIMA Dl TONDANO 95817,Tetp/fnl. (043rF22549
.-nait :
[email protected]. TERBTT PERDANA TAHUN: 20n6 ISSN
t9t7-912X PETITN,IPIN I{EDAKSI/LENANGC UNG JAWAB :
J.L.LLolnbok (Rektor UNIMA) Pn.D.A.Tuersh (PR 1 UNTMA) R. A. Repi (Dckan 1'I{IPA)
SEKRETARIS RET}AI<SI :
Arriilni, H.D. Rocpts,
Boy J.A,
Lmbok
ADMIMSTRASI DAN KEUANGAN Emqla
!I.
:
Moko
PENryUJ\TING PELAKSAI\A
:
sakidi4 lLTatrr(Da !s, J.Lotodbulan, A.rU noi, S.sidrodjutrr.tg PENYUNTINGAHLI:
Tuerrt,lll.si DEA. l.of.Dr. 1U.I.J. Umboh
Dr. Ph- E A.
Dr. R. A. Repi, t!-pd_ Dr. Dedi Dlrnaedi Dr. Elizrbeth A. wiiayr Prof.Dr-{ntosids Sujrnto Prof.Dr.AIer H.rtam Prof.Dr. D. Co.cbi ,
ProtDr.ItSusilo, M.Sc
(FMIPA UNIIIIA) (FMIPA UNIMA) {FMIPA UNIMA) (Kebun Riya Bosor) {KonfirD) (r{erba.iun Bosoricnse) (Kontird)
(IPB Boeor) (Konfi.n) (IPB Bogo.) (Konfirm)
(UM Malary) (Konlirm) (UM MaLry) (Ko!firltr)
PAYANGKA, Jumrl Matemstik! sain! dan perysj,ratrnJa mempubtikaikd hasil pcneilian originat teleh pustab (rc"ey, dalam lingkup Marematika da, s"in. lnu a^* a..
maupun
*,i*ir.r"r. *,* *-* jenj.ns pendidikan. seiiap n6kah y,"s nEsuk ke redak.r".uug"i ur,"i ai,"r"ur, or.r, p."'r"_?il;;i;k*". pcnrJnrins aHijiU tidh adr' pcn)an( ins pe tdrsna yane memirrri "", r€hrian v;;icrrd, Icrbir 4 Lati selzl u p6d" bujan M eL Jui. scprembq aan o",..6*.'
pAyAl.l6(/( VolunP 1,l.lotltor 4. PebNori 2008, hot.t5-28
PENGARUH ZAT ALELOPATI, AIR LAUT, DA.N NAUNGAN TERIIADA} PERKECAMBAHAN DAN PERTTMBIJIIAN ANAKAN AKASIA {Acaciq nilotica) (L.) Willd. ex. Del.
THE EFFECT OF ALELOPIIATY, SALINITY. AND LE'VEL TOO GERMINATION AND SSEDLING GROWTII OF A (,4cacia nilotica) (L..) Willd. ex. Del.
DJUf,'RI'), HASANUDDIN2). dAN SUJI IIAR'fINIJ,/
1,2- Staf Pengajat
PMIPA FMp WSVIAH Darussatam Bq da Aceh NAD 2J111 MT'N Cikarary Kabupaten Bekdsi Jawd Barat
3. Guru IpA
*#iffifitr.
The objectives of this research Influence of salinity concenrration (AL), allelophaty of alang-alang and sereh to seed germination of A. nirotica.'(2). :u,.e..ction influence. allelopiaty of alang-alang (AL). sereh iSn,'-".n tn',n'" concentration 1AI) to germination,-of L nilolica, and (3 t. Intemction influence salinity concentartion and intensitv
level to se€dling g.o\,th oI A. nilotica. .Method used in examination of germination is Completely Randomize Design (CRD) in factorial pattem with two factor. The first factor is salinity with 6 corsentration (AL0%,
-
le_vel
AL20yq
AIA0o/o, N-60%, Al-80%, and ALl00Zo). The second factor i, .ffefopf1"ty ufang_uluag and-serelr_with 6 consentration level (AA0%, AA2 O%, AA40%, AA600/., AAS6Z,
iat
OOX ana
SRo%, SR20%, SR40%, SR60%, SR80% and SRt00%). Whiie method used in examination of .fire seedling growh is Block Randomize Design @RD) in factorial pattem wittr two racior. r'st tactor rs satrnty with 6 concenrration level (AL0%, AL20%, AIIO%, lJtr,O%, AL80%, and ALl00%")- The secojld faclo. is intensity with3 ittensrty level.(NG55%, NC6SZ" *a NC'SX). Data analysed by ANOVA and ifthere are influence of treatmint hence will be continuerl witi DUNCAN and LSD restResult of research indicate that (l). Single factor of salinity, and extract of sereh effective obshuction germination of se€d l_ n r/orila with concentratio'n +OZ"_iOO"Zq ut ao not that wayfre.things of with alang-alang exhac! (2). There are effect is strengtf,enlng 1"io".gi") between treatrn€nt mmbination of alang_alang extract and salinity concentrati-og and'also sereh exrafi and satlnrty concentration to seed germination of A_ nilotica. The best of obshuction ellect is combination AL 100% and AA 100%, and also 100% and SR IOO"Z", u"tion €ffect. reach 90%. (3). Single factor of intensity level ana concentation "t"t t gro\ath paramete. ( high, amount ofbranch. diameter, and percentage "ff""teo"n of a""At ""firit" i.')1iitt"o. of heatment give different effect. But the combination most effec,ive to Z. rilottca. is NG3AL5 (intensity level 75% and rhe salinity concenrration lOOy"J_ fir"." _" inleraction is strenglhening (sinergic) of is each the facior to grouh Th; of land ground fertiliry parameter anal)sis indicate that there is lanJ gr.""J'pJ.,l"la ,y",parn ofeffect oftreatmenl salinity concenEation at media test..
Al
.i
.tnl*i.r'g.*,f, "ff*, ;.;,./.;;'i;;. ;;;
Ke! Wotd : Gemhdioft, crowth, Aletophaty, S,.tini'|,, and Level inten itv
@ 2008, 15
FMIPA UNIMA
PAyA|.lcK,( Voluft l, i.b'ior 4, Pebrudri 2008, hdt.l5-?s
PEI\DAIII]LI]AN Akasia (A. nilotica (L.) Willd.
kemampuan perkecambahan ex.
Del, merupakan spesies berduri, tumbuhan ini awalnya ditemukan di ba.at daya Queesland Ausaali4 dengan laju penyebaran sangat mcngkhawatirkaq, hal yang sama terjadi di Taman Nasional Baluran Jawa Timur (Djufri,2004a: BTNB. t999). Akasia tersebar luas di Aliika tropika dan subtropika (Reynolds dan Carter, 1990).
lnvasi A_ nilotica menyebabkan {erdesaknya berbagai spesies rumput sebagai komponen utama pen)rusun savana Balumn. Rumput sebagai sumber pakafl utama satwa
itu
perkecambaian dan
pemberian naungan. Radiasi matahari fakor penting bagi tanaman. Energi matahari mempunyai tiga efek penting dalam proses fisiologi tanaman, yaitu (a) Efek panas yang nrempengaruhi pertukaran panas jaringan dan ling(-uogan, proscs transpirasi- respirasl rcaki biokimia dalam fotosintesis dan metabolisme lainny4 (b). Efek fotokimia yaitu fotosintesis, (c). Efek morfogenik yang berperan dalam merupakan
et al-,
pengaruh inlensitas penyinaran terhadap
pertumbuhan tanaman
lebih
besar
dibandingkan pcngaruh perubahan mutu penynaran. Tujuatr Penelitian
l ujuan Jang ingin dicapai dari
penelitiar ini adalah untuk: l. Membukikan pengaruh perlakuan air laut, ekstrak alang-alang dan
menyebabkan
ekstrak serch
teranennya kehidupan satwa di ka\ asan ini (Djufti, dkk., 2005).
Penelitian ini berupaya untuk mengunglapkan sifat frsiologis l. ,,i/orr'ca sebagai spesies yang bersifat sangat invasif di tomunitas savana Taman Nasional Baluran Jawa Timu.. Kehadiraftya akan menurunkan luas daemh teeding ground bagi banteng, rusa dan herbivora lainn!€. Bila tidak diantisipasi segora akan menurunkan kualitas ekosistem di kawasan ini secara
2. 3.
keseluruhan.
terhadap
perkecambalEn biji A. nilotice, serla interaksinya. Membuktikan pengaruh perlakuan naungan dan air laut tcrhadap pertumbuhan analan A. nilotics, sefia interaksi antar keduanya.
Mengetahui perubahan kimia fisik tanah pada media percobaan atibat perlakuan air laut.
BAIIAN DAN METODE PENELITIAN
Rrncangan percobaan
Salah safu cara unfuk menghambat pertumbuhan biii adalah dengan memberikan zat penghambat tumbuh benrpa alelopati dari alang-alang llnperak rytindrica), setelt (Cynbopogon nodus) da.o air laut. pemberian alelopati dan air laut rnemberika{ pengaruh yang bervariasi lergantung susunan kimia dan spesies tanaman. peningtatan
Lonsentnsi alelopati ber(orelasi
Selain
pertumbuhan juga dapat dihambqt dengan
regulasi dan stimulan dalarn berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Pitono 1996). Junawati dan Muhanrmad (1997) nenambahkan bahwa
keberadaannya oleh l. nilotica, st.hingga satwa mencari altematif pakan lain- Salah satunya adalah daun dan biji A. nilotica.Nafivn sebagai sumber pakan rlrma rumFut tetap tjdrk dapal lergant;lan (Sabamo. 2002; Djufri.20O2: Djufri. 2004b; Djutri dan Setiadi,2004). lenomena ini menyebabkan terganggunla Leseimbangan e(osistem di Taman Nasional Balufan. sehingga menyebabkan berkurang dan menJrusutnya pakan utana bagi herbivora. Kondisi ini bila tidak &rtangani secara baik,
telah bergeser
maka pada gilirannya
darl
pertumbuhan tanaman (Waftimena 1988).
digunakan
unn*
pengujian
yang perlakuan
lerhadap perl,ecambahan biji A. nilorirc adalah Rancangan Acal Lenekap (RAL) pola faktorial. Fakor yang dimaksud adalah air laut (AL), ekstrak alang-alang (AA) dan eLstrak sereh (SR) masing-masins 6 taraf Jairu 0%. sebagai kontol, 20./.. 40v", 60vo, 8090 dan 100%. Lafutan 100% diperoleh
dengan
t6
PAyAMKA VolunE l. Mhor 4. Pebnrori 2008, hot.15-28
dali pembuatan ekshak l: 5 (aquades : ala{lgalang/serch) Setiap perlakuar dilakukan 5 ulangan. Kombinasi yang dicobal€n uttuk peakecambahan adalah antara air laut dengan ekstrak alalg-alang, dan air laut dengar ekshak sereh. Sedangkan untuk mengetahui pergaruh perlakuan air laut (At) dengan naungan (NC) terhadap pertumbuhan anakan A. nilotica menggunalan Rancaogan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Faklor air laut dengan 6 taraf yaitu: ALO (0% air laut sebagai kontrol). N-7 = 20o/o, N-2 = 40, AL3 = 60Yo, NA = 80%, d^ 1J-5 = rcO%. Fa(tor naungan dengan 4 taraf yaitu NCo (tidak dinaunei, sebaeai kontrol), NCj = 55%, NG2 = 65%, dan NG3 = 7,yo. Data dianalisis dengan ANOVA dan untuk
menguji pengaruh antar perlakuan menggunalan uji DMRT (Santoso, 2004; Steel dan Torrie, 1980; Maniik dan Su
mcrtaiaya. 200
).
HASIL DAI\ PXMBAIIASAN Pengaruh ekstrak atatrg-Nlang (AA) dan laut (AL) terhadap perk€c{mbahan biii A nilotica
rir
Pengaruh faktor tmggal ekstrak alang-alang dengan konsentrasi yang berteda tidak efeklif menghambat perkecambahan
bii A. nilotica. Pemberian ekstrak alang-
alang 100%. biii A. nilotica masih mamDu bakecambai meocapai 80%. Hasil ;ji ANOVA dan DMRT Cfabet-l) menuniuktan ballwa pemberian eksiral alang-alang jengan konsentrasi yang berbeda tidak berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan
biji
nilotica. Hasil uji lanjut
DMRT
menunjukkan bahwa antar perlakuan tidak
menunjukleLn perbedaan yang oyata. Dengan demikian dapat dikemukalan
bahwa konsenhasi ekstmk alang-alang yang dicobakan terhadap
tidak efekif
penghambatan perkecambahan
b
jji
,{.
Faktor tunggal berbagai konsenrrasi
air laut memberikan pedgaruh yang nyata terhadap prosentase perkecambahan biii L nilotica, hambatan tertinggi lada koDsenlrasi air laut 10tr/o (ALAAo) dan
terendah (AL1AA0).
prosentaso
perkecambahan terbesar pada kontrol (Al-0A40). Hal inidisebabkan karena pada
Lonfol biji A. nilotica tidal urcrrsdlami snes aliibai salinitas. SebalilnF pada
/. nilotica mengaluni stres, sehingga lidal dapal berlecaDbah s€cara optimal. Menurut Cushnahaq Baily dan Cordon (1995) bahwa NaCI dapat rnengbambal proses perkecambaban dalam konscntrasi terlentu. SemaUn ringgi konsentmsi NaCl ma-ka semakin besar da\a hambatnya. Hal ini sangal relevan dengan data yang ditunjukkn pada cambar-l dan Tabel-l. Selanjuhya Porcelli et al. (tggs) menyatakaD bahwa pengaruh buruk salinitas lebih banyak berkaitan dengan potensial osmotik dan bukan oleh hubungan antar ion-ion. Hal ini dimrmgkinkan karem tumbuhan memiliki kemampuan untuk mempe(ahankan keseimbangan ion secara aktil'lerhadap perubahan lingtungan (Diem dan Godbold, 1993). perlakuan air laut biji
,{.
Tabel 1. Uji beda nyata pengaruh kombinasi p€dakuan air laut (AL)dan ekstrak alang€lang (A4 terhadap prcsentase perkecambaha; biji A.
r/otca
PAV/{}.I6KA Volun€
1,
flrnp.4.
9. 10.
AL1M2
11.
AL,IAA4
62 del
12.
AL1A,A5
48
44 Sh 40 hij
13.
AL2AAO
14.
AL2IA1
15.
AL2AA2 AL2AA3
16. '17.
18. 19.
AL3AAO AL3AA1
21. 22.
AL3M2 AL3M3
lLel..:
jliqk:€nska Fns
24.
d
AL3AA5
30 ikr 26 klm
AL4AAO
22klnno
26.
AL4AA1 AL4AA2
20 lmno 22 Kmno
28. 29.
AL4M3 AL4M4
40 h! 38 hij 42 hi 34 hijk
30. 31.
ALsAAO
16 mno
ALspd1
12 no
34 hlk 32 hijkt
34.
AL5M2 AL5M3 AL5M4
12 no '12
34 hijkr
36
AL5Aq5
100
ef
44 gh
AL2M4 AUAA5
20.
AAM4
66 de 70 cd
AI1AA3
[email protected] 2OOB, hot.15 28
AL4AA5
28
jkr
24 klmn 24 klmn
12 no
no
jiku@
rcak,Derueda nyata berd€sarft_an uji DMRT S%. ALo = Air taut 0% 1konro4. 20% 0% (konbot), AL2 = 40%. Au 60%, ar4 Bo% = da; idodlneri= errltl,t = alarg-alang 0% (konhol), AA1 = 2O%,l\A2 40 o/,, 143 = = 69.6, 144 = 9996 6"n-p;5 100%
nu:
Pengaruh perlakuan air laut datr ekstrak sereh terhadap perkec{mbahan biji ,.t.
lain yang berasosiasi_ Silaflder et at. daldm bahwa senr?wa yang menghambal perkecambaha-n tersebut berupa fenol yang mudah larul dalam air, volar;l dan t€rpen. Hal yang sarna dilaDorkan oleh Al-Mousawi d€n Al-Naib dalam Diufri (1s99) bahwa alelopati ekshak rumb;hdn dap6l menghambat perkecambahan semai herba yang hidup di bawah ndonsan hufdn seperti Acacia- EucalFthut Melaieuca_ dan lain sebagainya. Za pengfiambal tersebur mereka identifilasi sebagaj volalil bersifal in]ribitor. misalnya d -pinine, chamDene. dan cicola Selain itu. dijurnpai iuaa senrawa "air
sereh
memberikan pengaruh yatg nyata terhadap prosentase perkecarnbahnj btji A. nilodc;, hambatan tertinggi pada l.onsentrasi ektral
sereh 100% (SRAI0) dan terendah 20%
(SR1AI0) selain kontrol.
prosentase
perkecarnbahan te(ingg; pada kontrol (SROAL0,. Ltal ini disebabkan karena Dada konltrol biji A. nitotica lidak menealami stcs alibat alelopati. sebaliknya padi perlakuan elstrak sereh biji,{. mengalarni stres, ',r'lolta sehingga tidal dapat bertecambah secam optimal.
Sejumlah penelitian
:
Djufii (1q99) meoyarakan
Hasil uji ANOVA dar DMRT (Tabel-2) menunjutkan bahwa faktor runggal
berbagai Lonsentrasi ekstmk
iri=
inhlbllor yang larul aitarn
sJoert,
klorcgenal. isoklorcgenal ferola! P-kumamq asam-asam kafeat, s€rta kelomook ienol
Berdasarlan
efek dava
hambat
eksaal sereh yang cukup kuat diduea bahwa komposisi kimia tercebut di atai benilat alelokemi ierhadap perlecambahan biii ,4. n ilotica. T emuan ini dapat digunatal seLagai langl,ah awal unruL melalulan oenelitiar lebih lanjut lentang senya\\a yang mana
tentang
pengaruh alelopari terhadap perkecambahan biji menunjutkan bah\.ra senyawa aleloDali
yang dilepa5kan Le
linglungan mempcngaruhi perkecambahan tumbuhan
l8
PAy.{MM Vollme l.
}.blnor
paling berpcngaruh terhadap perk€cambahan biji A. nilotica. tentunya melalui penelitian yang Iebih mendalam dengan wakru lebih panjang. Meskipun untuk m€mbukikan
faktor tunggal yang paling
4. pebrucri2OO8,
hdt.15-zs
diperlukan benih )"ng baik pula D:a.1menanam benih yang berkualitas bai dihampkan dapat menghasilkan semai ]dtrg baik dan pada gilirannya menghasillan iasil yang baik pul4 demikian juga sebalikrya Mrnurut Mayer dan Maybers, 1989; pouls€n, l9q4l Copeland dan McDonald. I995) bahwa
berpengaruh
terhadap gejala fisiologi tanaman bukanlah sesuatu yang mudah. Menurut Barbour et a/. (1987) mengemukakan bahwa sangat sulir unruk menenlukan fahor tunggal yaflg berpengaruh teftadap mekanismc fisiologi di ,lam. sebab setiap fahor saling lerkail satu dengan yang lainnya (sinergik). Namuo perlu
Lualitas benih djtenrukan oleh
kemasakan buahBerdasarkan Tabel-2 diketahui bahvra
dihgar bahwa lidak semua falror iama pentingn)a untuk semua gejala fisiologi tanaman (Siegler, 1996;'lang et al., lgg5.,
ada interaki antara kombinasi perlakuan air
laut
dengan ekstrak sereh
biji A. nilotica berupa efek saling memperkuat. dimana dengan peningkatan konsentrasi air laut dan
ekstrak sereh memberikan
AL5SR5. kemudian diikuri AfSSna.
AL5SRJ,
AL5SR2,
konsentmsi air laut (AL) dao ekstrak alng€lang (AA) Rata-rata
I
1.
ALOSRO
perkecam-
No
Pedakuan
19.
AL3SRO AL3SR1
bahan f%l
lz IJ
ln.
ls l9 lo
ALOSRl ALOSR2 ALOSR3 ALOSR4 ALOSR5
ALlSRO ALlSR1
ALlSR2 10.
11.
12.
AL1SR3 AL1SR4 AL1SRs
96a 76 ab 66 ab 64 ab 52 abc 46 abc 76 ab 66 ab 56 abc 54 abc 50 abc
20.
21.
24. 26.
AL4SRO AL4SR1
nijk
27.
AL4SM
'16 tm
29.
AL4SR3 AL4SR4 AL4SRs
18 ijk
16lm
ALsSRO AL5SR1
12 lmn
23.
42.n
30.
46 cd 40 ef
Jl.
16.
AL2SR2 AL2SR3
17.
AUSR4
30 fgh 24 hi 20 hij
18.
AL2SR5
36 fqh
14. 15.
Rata-lata perkecambahan {%) 36 fgh 30 fgh
AUISR2 AL3SR3 AL:}SR4 AL3SR5
'),
AL2SRO AL2SR1
13.
efek
penghambatan terbesar yaitu mencapai g604
Tabel 2- Rata-rata prcsentase pe*ecambahan bijiA. nilot/ca (%) pada b€rbagai
Periakuan
terfiadap
penghzrmbatan perleca mbahan
Einhetling, 1995). Konsekuensi lebih lanjul rentang ekstrak sereh lerhadap perleiamianan biii,4. nilotica adalel, menurunlan mutu benih bila berkecambah. Benih sangat berpengaruh terhadap kualitas semai dan hasil tansman Agar mendapatkan hasil yang baik
No
ienis,
leorumjan benih bentuk benih. ul,uran #nih, tinglat kematangan benih atau tinskat
AL5SM 34. 35.
l9
AL5SR3 ALsSR4 AL5SR5
24 22
hij ik
18 ijk
16 lm 24 hij
18 ijk
14lmn 14lmn 14lmn 14 lmn 10 no
AL5SR1.
PdyAl.lcKA VohnE l,
fbhor 4- Pebrudli 2008, hol.1&?8
Ket : Angka-angka yang diikuli dengan huni kecit yang sama pada kolom yang sarna tjdak bebeda nyah berdasa*an uji D[,{RT 5%. ALo = Air taut 0"6 (koitol), ALi = 20%, AU = 40%, AL3 = 60%, AL4 = 80% dan ,{-5: 100%. AA0 = EtGlrak atans alang 0% {kontol), A,{1 = 20oA, ll2= 40 %, 443 = 6py,, 1,q4 = 69"7" 66n 445 =
100%.
Peng:rruh perlakualr naungan datr
air
Iaut terhadsp tinggi taa man A. nilotica Berdasarkan uji ANOVA dan DMRT terlihat bahwa pengaruh perlaktan naungan memberikan hasil berbeda nyata terhadap tinggi tanaman. Berdasarkan data pada Tabel-3 dapat dikemukakan bahwa ada kecenderungan yang nyata efek perlakuan faktor tunggal naungan (NG) terhadap pertumbuhan tinggi tanamafl dimana semakin tinggi prosentase naungan yan€"--- -
diberikan maka semakin rendah pertumbuhan tinggi tanaman. Hal ini mengindikasikan bafiwa ada efek
25 cm atau lebih. Pertumbuhan karena pembelahan sel tedadi pada dasar ruas (yaitu interkalar) dan bukannya pada meristem ujung. Walaupun demikian, allivitas me.istematik inierkalar itu didistribusikan ke seluruh panjang lamina daun selubung dam, dan ruas pada tahap primordia. Dengan meningkatn]€ kedewasaan aktivitas meristem berpindah ke daerah basal dan kemudian berhenti (Gardner et a/., 1991). Pengaruh fakor funggal air laut (Af) pada Tabel-3 rnemmjukkan bahwa perhmtluhan tinggi tanaman terbaik
diperoleh pada perlakuan
penghambatan pertumbuhan tinggi tanaman
akibat perlal-uan persen naungan yang berbeda. Hal tersebut diduga bahwa
NGOALO
(konaol), seoara berurutan adalah 16.70, 21.31, 42.24,48.84, dan 52.12 (2 MST, 4
perlakuan NG3AI0 (paranet 75%) tanaman hanya nrendapat cahayz 25Vo sehingga ,4. nilotica dapat menghasilkan pertumbuhan tanaman secas optimal. Gejala ini menunjukkan bahwa akasia tidak
MST, 6 MST, 8 MST, dan l0 MST). NaCl mengakibatkan hanbatan perfumbuhan berupa penurunan tirygi tanaman. Hal teFebut dapat menyebabkan tumbuhan mengalami pengerdilan. Menurut Shanon et al. dalam Winddi (2004), Tanaman yang dipengaruhi oleh garam akan tampa( hijau
tidak
toleran terhadap naungdn,
Pen'rlgkatan pertumbuhan tinggi tanaman menuljukkan pengaruh yang nyata
gelap dan mengalami
dimana pertumbuhan tinggi tanaman meningkat seiring dengan pertambahan waktu pengamatan. Hal mengindikasikan
intemodus. Hambatan perlumbuhan linggi taraman l. nilotica tElig terjadi fibat pe.lakuan salinitas diduga disebabkan oleh bebempa hal, yaitu menunrlllrya tekanan osmotik sel karena potensial air media )ang rcndai alau karena terganggunya proses pengangkutan air ke pucuh penurunan
bila dikaitkan dengar waktu,
ini
terjadinj.a proses pertumbuhan. Menurut Gatdrcr et al. (199J) pertombuhan tinggi batang tedadi di dalarn meristem interkalar dari ruas. Ruas tersebut memanjang sebgai akibat menirykatnya jurnlah sel dan terutama karena meluasnya sel, yang teraklir ini bemkibal peningkatan sampai
pemendekan
dinding sel. darr hormonal serta terganggunya proses fotosintesis. ekstensibilitas
ketidakseimbangan
20
PAv^l..l6KA Volun€
1.l.bnor4. Pebr6ri 2008. h.t.t5-28
3. Pengaruh kombinasi perlakuan naungan dan air laut brhadap tjnggi .Tabel tanaman A. n'iotica (cm)
Pedakuan
4[rsT
2IVST
WaKu Pengamatan 6MST 8t\rsT 42.24 a 48.M a 37.67 bc 42.39 b
NGOALO
16.70 a
21.31 a
NGOALI NGlALO
15.66 b
25.22b
15.52 b
NGIALl
lfrl
38.09 b 36.03 cd
NGOAL2
1s.21 bc 14.74
25.35 b 22.56 c 20.06 de
35.78 d
NG2ALO
14.42
cie
22.36
NGOAL3
14.35 cde
NG1AL2
14.26
NG2ALl
13.92 def 13.73 efo
NG3ALO
de
c
1B.70 efoh
35.06 d
21.00 cd 18.94 efo
U.27 de
18.77 efoh
29.20in
NGlAL3
18.07 ohii 19.88 def
26.67 ii 32.50 e
NGOAL4
13.25 foh
29.U
NG1AL4
13.01foh 13.00|sh
18.54 efqhi 18.26 tohi
NG3AL2 NG2AL2 NCNAL3 NGOALs
NC'AL3
12.90 ghi '12.85
16.86 ijk 18.68 efg
33.80 fqh
36.41cdef 37.05 cdef
38.94 de
30.'t4 hiik
U.73 defo
36.57 def
32.32 qhi
34.90 efq 37.32 def
29.87 iik
23.92kl
25.58 lm
nnG
32.31 qhi
29.46 iikt
27.80 ohi
,tu6i
39.01d 32.31qhi
36.36 cdefo 30.45 hii
27.55 klm 32.38 ghi
341, efsh-
15.19 klm 17.38 shii
Zisja
18.24 tshi
27.14 hi
11.89 jk
33.07 fshi
24.85 ik 24.49 k
26.01 Km 29.75 iik
31.90 shij 28.90 iikt 28.17 iklm
21.74
20"65 n
24.50 nm 22.04 n
11.28 k
16.86 iik 17.19 hii
9.69
t
'16.40
NCNAL4
956
I
14.79 lm
NG3AL5
t
39.79 bc
shi 12.58 hij 11.94 ijk
NG1AL5 NG2AL4 NG2AL5
Ketetangan :
38.52 bcd
28.75 fqh
13.69 efq 13.62 efo
NG3AL1
45.45 b 44.31 bc 40.47 cd 40.45 cd
42.18 b 37.97 cde
f
30.61
lOMST 52.12 6
jkt
6.94 1133 t Angka-angffi |
24.34 mn
25.37 lmn
-65fikim
as^6, ijkt
n
19.48 n n
l*tt
6M"
-
sama uoax DerDeda nyata berda$d\an uji BtU 5%. NGo lanpa naungan 1*onfoq, fuCi j = naun_gan 55%, NG2 = naungan 6s%, dan NG3 iS*. ruO = iunp" li. ari I = -= (konbol), A-11 = air laut 20% , N2 = ai hut 4OrA. A[3 = air laul 60%' AL4 = ak laut s0% dan ALs =ajrhut l
na.g-
100%
Akar lanaman yang tenjs
pemanjangan sel dan pertumbuhan. t(stensibilil.as dinding sel. turpor sel
menerus
berada dalam kondisi salin mala potensial
air media menjadi renda-h. Akibatnya tanaman
l.
rnaupun afibang balas minirnal turgor untuk
nilotica s|Jlit memperoleh sir
perbesaran
dan unsur har4 larena gradien potensial air antara a(ar taiamafl dengan media meniadi rendal. Pmurunan laju peDgangkutan- air
sel
menenfukan
besar
pertumbuban. Menurut Cosprove dan
dalan AmlallzLg 1 I 9971i penurunan Pemarlangan sel dan bambatan Barlow
menyebabkan turgor sel A. nilotica menurun (Hopkins, 1995; Kalkafi dall BersteiL 1996). Menurut Jacoby (184), turgor merupakan sJ.arat mutlak unfuk
pertumbuhan pada saat taraman tercekam alau Lekerhgan lebih banya( dipengaruhi o
2I
leh ekstensib iitas s€l_
PAyAMK
Volan€ 1.
fiolno.4. Pebru.d ?0o8, hd[lF?8
Pengaruh perlakual naungao dan air Iaut terhadrp diameter b^t^tgA. ailoliaa Berdasarkan uji ANOVA dart DMRT, pengaruh naungan memberi hasil berbeda nyata terhadap p€na$bahan diameter batlng (Tabel-4)- Pengaruh
diberikan rnala semakin kecil penambahan diamete! batang.
Faktor intensitas
perlakuan naungan terhadap penambaian diameter batang menunjukkan hasil berbeda nyata beidasarkan uji DMRT 5%. Hasil pengukuran di lapangan tenlang pengaruh perlakuan fakor tunggal naungan (NG) menunjukkan bahwa penambahan ukuran diameter batang terbesar dihasilkan pada
perlakuan NGOAIO (kortaol), rnasing-
fotosintesis
masing secara beurutan 0.14, 0.48, dan 0.61 cm (6MST, SMST dan 10MST). Sedangkan
juga meningkal karena
produksi ATP dan NADPH cukup tinggi. Menurut Salisbury dan Roos (1995) bahwa folosintesis merupaLan proses fisiologi
penambahan ukumn diameter batalg terkecil diperoleh dari perlakuan NG3ALo (naungan 75%) masing.masing seca6 berurutan 0.20, 0.25, 0.31 (6MST, EMST dan I0MST). Dengan dem&ian dapat dikemukakan bahwa ada kecendenmgao l,'ang nyata efek perlakuan fakor tumggal
tanaman yang-'?f€nghasikan senyawa penting untuk pertumbuhaq rnisalnya Penaftbahan ukuran diameter batang yang membutuhk n karbohidra! protein, lemak dan bahan-bahan organik lainnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terhambatnya fotosintesis akan menghambat
naungan CNG) terhadap penarnbahan ukuraa
diameter batang A. nilotica. Diman semakin tinggi pe$en naungan ya{g
penambahan ukuran diameter batang.
Tabel4. Pengaruh kombinasi perlakuan naungan dan a[k laut (AL)terhadap diameter diameter batanq (cm) A. n/olica Pedakuan
Waktu Penoar natan 6MST
SMST
NGOALO
0.412a
0.,182
NGOALl
0.365 b
0.447 b 0.420 bc
NGOAL3
0.310 c
NGlALO
0.340
NGOAL2
0.335 c
c
NG1AL1
0.327 c
NGOAL4
0_300 d
NGOALs
0.252e
t f
0.427
a
k.
0.430 bc 0.402
d
0.380 d 0.337 e
I
NG2ALO
0.225
NG2ALI NG2AL2
0.225
0.205f
0.260 fqh
NG3ALO
0.200qh
NG1AL2 NG24L3
0.'187 ohi
0.247 dhi 0.245 ohi 0.240 hi
0.180 hii
cahaya
berpengaruh nyata terhadap penambahan ukumr diamet€r batang (Tabel-4). Penambahan ukuEn diameter batang lebih besar pada perlakuao NCoALo (kontrol), masing-masing 0.44, 0.48 dan 0.61 (6MST, 8MST, dar I0MST) dibandingkan dengan perlakuan naungan 75yo, 650/0, d,^n 55% karcna intersepsi calnya yang diterima tanaltrall uji lebih pendek. Dengan meningkatnya intensitas cahaya maka laju
0.287
0.272ltr
22.
,IOMST 0.610 a 0.575 ab 0.565 ab
0.517 bc 0.570 ab 0.473 cd 0.510 bcd 0.447 de 0.340 fq 0-340 fo 0.340 fq 0.307 qhi 0.382 ef 0.313 ohi
PAvAf€Kr{ Voluhe
1-
lLnor 4.
Pebruori 2008. hdl.15-28
NG3AL1 NG2AL4
0.165 iik 0.162 ik
0.210 ik
0.293 ohii
02n
NG1At3
0.160 ikt
0.220 ii
0.290ohii 0.330fqh
NG3AL2
0.147 klm
0.t95
0.265 hii
NG1AL4 NG2AL5
0.136 tm 0.126 mn
0.195 ikt 0.193 ikt
0.300ohii
NG3AL3
0.110 n
0.1s0
0.270 hii
NGlAL5
0.105 no
NG3AL4
0.085 o 0.060 o
0.170|m 0.175Im
0.290 qhii 0.260 ii
0.150 m
0.240 i
NG3AL5
ii ikr
kr
0.275 ohii
Keterangan : Angka-angka yang diikut dengan hurul kecilyang sama pada kolom Fng sama trdak befteda nyata berdasarkan uji BNJ 5%. NGo = hnpa naungan (konbol), NGI =nalngan 55%, naungan 65% dan naungan 75%. A01 = tanpa air lalt (konlrol), ALI = air laut 20%, AL2 = alr laut 40%, AL3 = air laut 60%, AL4 = air laut 80%. dan ALs = ak laut 100%.
Berdasarkan uji ANOVA dan uji DMRT (Tabel4) menunjukkan bahwa ada
PeEgaruh nauEgan dan
terhadap penambahan ukuran batang baik
di5ebabLan karena pada SMST tanaman uji baru mengalami kematian. Berdasafkan data
air laut terhad:tp prosent se kematian /. n,7ol,?4 Pengamatan prosentase kematia[ tanaman uji dilakukan mulai 8MST.
interaksi antara nalrngan dan air laut. Masing-masing kombinasi perlakuan membedkan pengaruh yang berbeda
10MST, 12MST dan I4MST-
interval pengamatan 6MST, 8MST dan I0MST. Penambahan ukuran diameter batang tcrbesar dihasilkan pada kol1hol
Hal idi
pada Gambar-l menrmjukkan bahwa ada kecenderungan yang nyata antam kombinasi perlakuan Mungan dan aL Iaut terhadap prosentase kematia[ tanaman uji. Secala uinum pada mingglr ke 8MST prosentase kbmatia! tanamair uji tertinggi dihasilkan
(NCoALo), masing-masing 0.37, 0. 48, dan 0.61 cm (6MST, 8MST, 10MST), dan penambahan ukumn diametff batang terendai diperoleh pada kombhasi perlakuan NG3AL5 (naungan 75% dan konsenhasi air laut l00o/") masing-masing 0.06, 0.16, dan 0.24 cm (6MST,8MST, dan
pada lombinasi NC3AL2. NGlALl. NG3AL5 (50%, 50y', 50o/. dan 75o/.). Demikian juga perla(uan NC2AL4. NGlAl,4. NGIAL5. dan NCoAL4 (50%.
10MST). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa ada efek saling
50%, 50%, 50%'). Dengan demikian dapat dilemukal'an bahwa perla.kuan kombina'i naunga[ dan air laut pada pengamatan 8MST telah menyebabkan sebagian
memperkuat (sinergik) kombinasi perlaltan
naungan dafl air laut terhadap ukuan diameter batang. Semakin tinggi persen naungan dan kombinasi air laut maka semakin efektif penghambatan terhadap peoambahan ukuran diameter batang l. nilotica, dlb^ndingkan dengan perlakuan
tanaman
nati. Hal
id
mengindikasikan
baiwa pada 8MSl sebagian ranamar uji sudah tidal loleran terhadap perlakuan. Pengaruh kombinasi perlakuan Daungan dan air laul menunjukLan inleraksi
lainnya.
saling memperkuat (sinergik) dimana pros€ntase kematian tertinggi dihasilkan
Fng 23
PAy^f.l6KA VolurE
1.
flohor 4. P€bru@i2008, hdJa28
pada kombinasi naungan dan air laut yaitu NG3AL5 (naungan 7506 an kosentras air lallt I 00%). Hasil pengamatan menuniukkan bahwa ada batas melanisme toleransi terhadap stres yang diperlakukan pada tanaman uji, dimana dengan perlakuan yang kontiniu akan meemberikan dampak yang lebih kuat jika diamati pada waktu yang lebih lama. Dengan Lata lain prosenksi kematian anakan A. niloticd cenderung
bertambal banyak pada
Analisis sifat fisik dan kimia tadah media uji setelah perli|kuatr air laut Hasil analisis sifat fisik dan kimia tanah setelal penelitian (Tabel-5) menunjukkan bahwa seluroh pammeter kesuburan tanah media dalam kondisi tidak menguntungkan bagi petumbuhan, karena kadamya mela$paui batas yang diperbolehkan- schingga pada l4 HST
sebagian besar tanaman mengaiami kematian pada seluruh kombinasi perlakuan yang diberikan.
interval
pengamatan lebih lama (Garnbar- 1).
Tabel 5. Analisis sifat fsik dan kimia tanah pada media uji setelah pedakuan air laut Parameter
Tekstur Fraksi
:
L Pasir (%)
2.De
I%
NGOALO
tKontrol)
K
Sesudah Penelitian NGOALI
20 't7
't9
63
65
K
16
NGOAL3
K
16
51
66
185
R
1.44
R
'I 39
R
N-total{%)
0.18
R
R
1030
R
0.14 s.80
R
Rasio C./N P-tersedia (oom) lBrav l-ll) Ca lme/100o1 Mq (me/100 o)
't6.41
s
0.14 10.10 3.32
SR
10.87
T
13.15
T
118
9.85
0.57
s s
0.31
R
15.88
(mefioo ol
Na (me/100 al Total basa (me/100 o)
KTKlmefi00o)
1292
181
R
ST
40.6S
R
2A 23
s
ST
100 0.15
ST
R R
s
1148
T
626
T
ST
2.18 27.5A 42.13 18.25 100
ST ST
13.04 2.94 29.59 57.07
s
m.24
s
ST
100 0.16
ST
id
KCI 1 N {mefiooo)
Kcl lN lme/fo0 a)
0.t2
009
0.13 0.04
6.40
6.10
620
o10
5.S0
6.10
pH H2O PH KCL
9.80 3.18
R
SR
H+ -dd
Al+
R
1.60 0.16
5.10 6.10
17.60 73.50 0.19
KB {%]
K
18
3. L'al (%) C-oroanik {%l
K
NGOALS
20
SR
ST
ST
010 6.10 6.00
Keterangan i NGoALo = lanpa air laut (konbot), NGoALI = air laut ZO*, lico,q$ ar taut qO,/,, dan llCOnLS = = ah laut 100%. SR = sangal rendah, R =.endah, S= sedang, T = linggi, dan ST = sangal tinggi. AM = agak masam, K = Kalegori . Sumber : Hardjowigeno, 1991.
24
PAyAN6KA Voluhe I,
Mlno.4.
Pebruori 2008, hqt.l5-28
Cambar 1, Pengaruh laungan dan ak laut terhadap prosentase kenutial a$kan A. niloticd (a). NG0, (b). NGl, (c). NG2, dan (d) NG3
25
PAyA|€KA Vol!'r€ 1.l.bnpr 4. Pebruqri 2008, hdl.15'28
4. Hasil analisis sifat fisik dar KESIMPULAN
kimia tanah menuqjukkan bahwa ada gejala peningkatan unsur mikro akibat perlakuan air laut pada media uji, hal ini dapat
Bedasarkan hasil analisis dan pemtahasan, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut; 1. Perlakuan tunggal air
lau!
meracuni tanaman dan
sehingga
menyebabkan sebagian besar tanaman uji mati 14 HST.
ekstrak sereh efektif untuk menghambat perkecamabahan
brji A. niloticd
dengan
konsentasi 40%-100%, namun
tidak demikian halnya
dengan
DAI"TAR PUSTAKA
ekshak alang-alang.
2. Ada efek saling mempgrkuat (sinergik) .mlam kombinasi
Amzallag, G.N- 1997. Tolerance to
salinity in plants:
perlakuan air laut dan ekstrak sereh terhadap perkecambahan b'ji A. hilotica. Efek penghambatan paling efektif diperoleh pada kombinasi AL 100% dan AA 100%, seita AL
100% dan
SR
l00o/o. tGL
penghambatan mencapai 9002.
3. Perlakuan Fallor
rrew
concapts for old problem in Jaiwal, P.K.R. Singh, and AGulati (eds). Strqtegies for Improrihg Salt Tolerance in Higher Plants- New York. Science Publisher, Barbour, G.M., J.K. Burk and W.D. Pitts. 1987. Terresbial Plant Ecologt. The Benyamin/Cummings Publishing Company, Inc., New York. BTBN. 1999. Rancangan Pencabutan Seedling/Anakan H
tunggal
naungan dan air laut mempunyai
efek peryhambatan terhadap palameter pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah tangkai daun, diamel.er batang. dan prosentase kernatian) ,4. nilotica. Masingmasing perlakuan memberikan elek yang berbeda- Namun kombinasi paling etekrif menghambat pertumbuhan l.
Pembongkaran Secara Mekanis 150 ha di Savana Bekol Taman Nasional Bal*an.lawa"limlt.
Copeland. L.O. and M.B. Mc. Donald. 1995. Principles of Seed Science and Technologt. New York. Chapman & Hall.
nilolica adalah NClAl.5
(naungarn 75Yo dan konsentrasi 100o/o). Ada interaksi memperkuar (sinergik ) masing-masing faktor tersebut terhadap pertumbuhan A. nilotica.
air laut
efek satilg
Cushanaluq A.J., S. Berley. and F.J. Gordon. Some Effect of Sodium
Aplication on the Yield and
Chemical Composition of
Pashle Grown under Differing 26
PAy?1l\lGKA
Volure l, i.brno.4. PebMriZOOS, hot.l5.?8
Condition of Potassium and Suplay. P/aas and Soil. 176
Djufri, Setiadi, D. cuhardja E. Qayim, I. 2005. Pengaruh Kelapatan
Alelopati Ekstrak Daun
Tegakan Akasia (Acacia nilotica) (L.) Willd. ex Del. terhadap Komposisi dan
urophylla) terhadap Yiabilitas
Keanekaragaman Tumbuhan Bawah di Savana Taruan
(l):117
-127 -
Djufri. I999.
Pengaruh Konsentrasi
Akar Kalu Pltlh
dan (Eucalptus
Perkecambahan Beberapa Jenis
Nasional Baluran Jawa Tinr.u.
SuL:u Fabaceae. Iapotan Penelitian. Lemlit Unsyiah
Jurnal Analisis
Banda Aceh.
Diem. B. and D.
Djufii. 2002. Penentuan Pola Distribusi, Asosiasi, dan Interaksi Spesies Tumbuhan Khususnya padang Rumput di Taman Nasional
Baluran Jawa
Cloness
Ancaman
of
Populustrichocarp4
in N.J. Banow (ed.). Plant Natrition from Genetic
Timur.
Engineerihg to Field Practice. XII Intematiohal Pl.iht
1
Eksistensi Savana.
t993. and
Magnesium Antagonism in
nilotica (L.) Willd. ex Del. dan Permasalahamya di Taman Nasional Baluran Jawa Timw, Biodi'ersitas. 4Q) | 9 6-104. Djufri. 2004b. REVIEW: hvasi Spesies Eksotik Aksia Berdof, (Acacia nilorica) Q--) Willd. ex Del. di Taman Nasional Baluran Jawa
Timur
L. codbold.
Potassium, Calcium
(l): 8t -788. Djulri. 2004a. REYIEW: Acacia B iodiversitas. 3
Lingkungan.
2(l):135-14s.
lfutfuior, Colluqium, Peeth. Einhelling, F.A. 1996. Interaction
Involving Allelophaty Cropping Systeors.
in
,4goflot 1/c
Journal- 88: 886-893 . Gardner, Franklin P, R. Brenl pearce
and Roger L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya- III
terhadap
Press- Jakarla
E/fIiO.
Hopkins, W.G. 1995. Inboduction to Plant Physiolg/. New york. Jobn Wiley & Sons Inc. Hardjowigeno, Swwono. 1992. Ijmu fdaar. Melton putm. Jakarta. Kalkafi, U. And Bemstein. 1996. Root Growth Under Salinity Stress. 1lr Weisel. Y., A. Eshel, U. Kalkafi (eds.)- Plant Roots The Hidden IIalf New York. Macel Dekker,
4(2): 88-96. Djufri dan Setiadi. 2004. Invasi Akasia (Acacia nilotica) (L.) Willd. Ex. Del dan Pennasalahannya di Tarnan Nasional Baluran. irrzal Analisis Lingkungan l(2): li3_ I16
Djufii. 2005. Pola Distribusi dan Asosiasi Tumbuhan Bawah pada Tegakan (Acacia nilotica) (1,.) Willd. ex. Del. di Savana Kramat Taman Nasional Balumn Jawa Tlmw. Enviro.5
Akasia
Inc.
Jacobt B. 1994. Mechanism i4volved in salt tolerance by plants, In Peassaraki. M. (eds). A. Handbook of Plant and Crops
(1):48-54.
27
PAyAMT/ Vohtl€ l.l.lohpr 4.
Stesses. New York. Marcel Dekker Inc. Junawati, M. dan H. Muhammad. 1997.
Westem Australia- Pp. 304306.
Sabamo, M.Y. 2002. Savana Taman Nasional BaluranBiodiversitas . 3(l): 207 -212. Santoso, S. 2004. SPSS. Srarr-r/il Multivqriat. Gramedi4
Peranan Lingkungan Fisik terhadap Produksi. Dalam D.
Sitcpu. Sudiarto. Nurliani Bermawie, Supriadi, Deciyanto Soetopo, Rosita S.M.D., Hcrmani dan Amrizal, M- fuvai (eds). Jahe. Monograf No.3.
Jakarta.
Salisbuy, F.B- dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB.
Balai
Penelitiaa di:rr Pengembangan Penanian Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. Mayer, A.M. and A.P. Mayber. 1989. The Germination
of
Bandung.
Siegler, D.S. 1996. Chemestry 88:876-885.
Steel, R.C.D. and J-M. Tonie. 1980. Principles and Procedures of Statistic; A Biometric Approach. Mc-cravr'-Flill, Tokyo.
Seeds.
Mattjik, A.A. dan Sumertajay4 M. 2000. Perancahgan Percobaan
dengan Aplikasi SAS dan L IPB Press,
MINITAB. Jilid
Tang. C.S. W. Cai. K. Kohl, and R.K. Nishimoto. 1995. Plant Stress and Allelopathy. In Inderjit. K.M.M. Dakshini, and F.A. Einhelling (eds.) Allelopathy, Organisms, Processes, and Applicatibns. Ames-Iowa:ACS Synposium Series 582. Wattimena, c.A. 1988. Zat Pengatur Tutk b u h Tan aman. Laboraloillufir
Bogor. Pitono, J., M. Janurati dan Ngadiman. 1996. Pengaruh Naungan terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tema Tanaman Sambiloto. Wafta Tumbuhan Obat Indonesia. Kelompok Kerja Nasional Tumbuhan Obat Indonesia Vol. IlI1l ): 39-40. Porcelli, C.A., F.H.C. Boem and R.S. Lavado. 1995. Plant in saline environment. ln M. Passeraki
of
and Crops .Sfresses.
Jaringan Tanaman
pAU
Bioteknologi IPB., Bogor. Sr'indadi, S. brdang Angarwulan dan Sunarto. 2004. Pertumbuhan dan Al:umulasi Stump Jati Super
Plant New
York. Marcel Dekker, hc. Re)'nolds, J.A. and Cafter, J,O. 1990.
(Tectona grandis
L.f.)
pada
Cekaman NaCl Selama Masa Pembibitan. EWIRO. 4(2)t 6t-
Woody Weeds in Central Wesem Queeosland in :
Proceedings
and
Mecbenisms of AJlelophyathic Interactions. Agroflohtic Joumal
London: Pergamon Press.
(ed). A. Handbook
P€brudd 2008, ho1.15,28
68.
6 th
Biennial Conference, Auslralian Range I and Society. Camarvor; 2&