FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHATANI DAN KLASIFIKASI USAHATANI Tujuan Intruksional Khusus : 1. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor sosio-biofisik yang mempengaruhi usahatani 2. Mahasisiwa mampu menjelaskan klasifikasi usahatani berdasarkan corak dan sifat, organisasi serta pola dan tipe
USAHATANI
FAK. EKONOMI
FAK. SOSIAL NILAI ADAT
EKONOMI MAKRO EKONOMI MIKRO
KEPERCAYAAN
AGAMA NORMA ---Prilaku Umum Masy-
LINGK. FISIK Kesuburan Kemasama n,topografi struktur Dan Tekstur, Iklim Dll
LINGKNG BIOLOGIS HAMA, PENYAKIT GULMA
TEKNOLOGI
TEKNOLO GI TERKINI
KEBIJAKAN DAN PERATURAN
SOSIAL BUDAYA - Agama - Kepercayaan - Adat
RUMAH TANGGA PETANI - Petani dan Keluarga - Tujuan - Sumberdaya usahatani
PASAR -Sarana Produksi - Output - Tenaga Kerja
USAHATANI TANAMAN DAN HEWAN
TEKNOLOGI - Budidaya - Pengolahan Hasil - Transportasi - Komunikasi
KELEMBAGAAN - Penguasaan Lahan - Penyuluh Pertanian - Koperasi
FAKTOR BIOLOGIS - Hama - Penyakit
FAKTOR FISIK -Kondisi Tanah
Hernanto (1989) faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani yakni faktor intern dan faktor ekstern FAKTOR INTERN TERDIRI DARI : 1. Petani pengelola 2). Tanah Usahatani 3). Tenaga Kerja 4). Modal 5). Tingkat Teknologi 6). Kemampuan petani mengalokasikan penerimaan keluarga, dan 7). Jumlah anggota keluarga
FAKTOR EKSTERN TERDIRI DARI : 1. Tersedianya sarana transportasi dan komunikasi 2. Aspek-aspek yang menyangkut pemasaran hasil dan bahan-bahan usahatani (harga hasil, harga saprodi dan lainlain) 3. Fasilitas kredit 4. Sarana penyuluh bagi petani
Klasifikasi Usahatani •
Klasifikasi terjadi karena adanya perbedaaan Sosio-biofisik dari satu tempat (daerah) ke tempat yang lain.
•
Sehingga menyebabkan tertentu yang hanya tanaman tertentu pula.
•
Agar usahatani dapat dikenal dengan baik, maka perlu ada upaya penggolongan usahatani secara konsisten.
tempat-tempat mengusahakan
Menurut Soeharjo (1978)Klasifikasi Usahatani dibedakan : 1.
2. 3. 4. 5.
Pola usahatani Tipe Usahatani Struktur Usahatani Corak usahtani Bentuk Usahatani
1. POLA USAHATANI
Klasifikasi menurut pola pada dasarnya menggolongkan usahatani berdasarkan macam lahan atau menunjukan kepada ciri dominan sumberdaya yang digunakan
Pada tanaman ada 3 pola pokok yaitu usahatani pada lahan basah atau sawah, pola usahatani lahan kering, pola usahatani pasang surut. Kita mengenal beberapa jenis sawah yang variasinya di pengaruhi oleh sifat pengairannya yaitu : 1. Sawah dengan pengairan tekhnis 2. Sawah dengan pengairan setengah tekhnis 3. Sawah tadah hujan 4. Sawah pasang surut 5. Sawah lebak
Pada usahatani ikan budidaya kita mengenal 4 pola : 1. Pola Air Tawar Biasa 2. Pola Air Tawar Deras 3. Pola Mina Padi 4. Pola Air Asin Usahatani ternak kita mengenal 2 pola: 1. Pola Kandang atau kereman 2. Pola lepas Pada pola kandang bermacam –macam (pola batre,sel dan biasa)
2. Tipe Usahatani Tipe menunjukan klasifikasi tanaman yang di dasarkan pada macam atau cara penyusunan tanaman 1. Macam tipe usahatani: Usahatani padi, Usahatani palawija Pada pola air tawar biasa Ikan kita mengenal : Tipe gurami, tipe ikan mas, tipe nila, tipe lele dsb Pada usahatani ikan pola air asin (ikan bandeng, udang, rumput laut, mutiara, kerang..etc) Pola mina padi hanya terdapat satu tipe (padi – ikan campuran) Pada ternak (terdapat tipe unggas, tipe ternak ruminansia, dsb)
Lanjut.....2. Tipe Usahatani 2. Cara penyusunan tanaman Usahatani Monokultur : satu jenis tanaman sayuran yang ditanam pada suatu lahan. Pola tanam monokultur banyak dilakukan petani sayuran yang memiliki lahan khusus Usahatani Campuran/tumpangsari : penanaman campuran dari dua atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan lahan. Pola tanam tumpang sari akan berhasil guna dan berdaya guna apabila beberapa prinsip tidak ditinggalkan.
Menurut Suryanto (1990) dan Tono (1991) bahwa prinsip tumpangsari lebih banyak menyangkut tanaman diantaranya :
1. dua tanaman atau lebih mempunyai umur yang tidak sama 2. Apabila tanaman yang ditumpangsarikan mempunyai umur yang hampir sama, sebaiknya fase pertumbuhannya berbeda. 3. Terdapat perbedaan kebutuhan terhadap air, cahaya dan unsur hara. 4. Tanaman mempunyai perbedaan perakaran.
Menurut Santoso (1990), beberapa keuntungan dari tumpangsari adalah sebagai berikut : 1. 2.
3.
Mengurangi resiko kerugian yang disebabkan fluktuasi harga pertanian Menekan biaya operasional seperti tenaga kerja dan pemeliharaan tanaman. Meningkatkan produktifitas tanah sekaligus memperbaiki sifat tanah
3. Struktur Usahatani Struktur usahatani menunjukan bagaimanan suatu komoditi diusahakan atau menurut keragaman jenis komoditas yang diusahakan . cara pengusahaan itu dapat secara : a. Khusus : manakala pengelola usahatani selalu mengusahakan satu macam komoditi sebagai pilihan b. Tidak khusus manakala yang diusahakan tidak tetap, selalu berganti
c. campuran Dimaksudkan kepada pilihan yang Lebih dari satu jenis tanaman Contohnya Tumpang sari, Mixfarming (dua komoditi berbeda pola) & Diversifikasi Pilihan satu cabang usaha pada usahatani khusus dipengaruhi oleh : a)Keadaan fisik tanah yang menyangkut jaminan kelangsungan hidup. b) Pertimbangan keuntungan Pilihan tdk khusus dilakukan oleh petani karena dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki
4. Corak Usahatani
Corak usahatani merupakan perkembangan usahatani dari subsisten ke komersil Penggolongan ini mengacu kepada orientasi petani dalam mengelola usahataninya Usahatani bercorak subsiten adalah usahtani yang tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga Usahatani Bercorak Komersil adalah usahatani yang tujuannya mencari keuntungan, pemilihan komoditas berorientasi pasar
Subsistensi suatu usahatani dicirikan oleh berbagai kriteria, baik kriteria ekonomi maupun kriteria sosial seperti yang dikonsepkan oleh WHARTON (1969) : Kriteria 1. Rasio 2. 3. 4. 5.
Ekonomi ; antara produk yang dijual dengan produk tidak di jual Rasio antara tenaga kerja yang diupah dengan tenaga kerja yang tidak di upah Tingkatan tekhnologi Tingkat pendapatan dan tingkat hidup Kebebasan mengambil keputusan
Wharton (1969)………………….lanjutan Kriteria Sosiokultur ; 1. Faktor non ekonomi dalam pengambilan keputusan 2. Derajat kontak dengan dunia luar 3. Sifat hubungan interpersonal 4. Perbedaan-perbedaan psikologi
5. Bentuk Usahatani Bentuk usahatani adalah bentuk organisasi produksi yang berlaku di usahatani yang bersangkutan. Bentuk tersebut meliputi 1. Bentuk usahatani perseorangan, 2. Bentuk usahatani keluarga, 3. Bentuk usahatani kolektif 4. Bentuk usahatani kooperatif 5. Bentuk usahatani inti-plasma.
Lanjutan ……………..bentuk usahatani
Bentuk usahatani perorangan : Merupakan usahatani yang dikelola perseorangan, bentuk ini bisa berbadan hukum dan tidak berbadan hukum
Bentuk usahatani keluarga ; yaitu usahtani yang seluruh sumberdayanya milik keluarga dan pendapatan usahatani merupakan sebagian besar pendapatan rumah tangga. Tenaga kerja yang digunakan sebagian besar tenaga kerja dalam keluarga
Lanjutan ……………..bentuk usahatani Bentuk usahtani kolektif usahtani yang seluruh sumberdayanya adalah milik bersama, karena sumberdaya dimiliki bersama, maka hasilnya pun dibagi bersama Bentuk usahatani kooperatif Merupakan bentuk transisi antara perorangan dengan kolektif. Pada bentuk ini sebagian sumberdaya dan berarti sebagian hak dan kewajiban merupakan milik perorangan, namun sebagian lainnya merupakan milik bersama Bentuk usahtani Inti-Plasma dikenal dengan nama inti rakyat atau perkebunan inti rakyat (PIR)
Ada yang ingin ditanyakan ????
Sekian dan Terimakasih