FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEUNTUNGAN USAHATANI TERNAK AYAM PEDAGING DI KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO Titis Krismadita, Sutarto, Arip Wijianto Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jalan Ir. Sutami No. 36 A Kentingan Surakarta 57126 Telp./ Fax.(0271) 637457 E-mail:
[email protected]. Telp. 08562581363 Abstract: This research is aims to know the cost, revenue, profit, influence factors and the factors that most influence the broiler poultry farm profits in Pengasih District Kulon Progo Regency. The basic method of this essay is descriptive and analytical use of survey techniques. The determination of the samples is conduted by multistage cluster random sampling method. Data analysis methods used analysis of cost, revenue, profit and multiple linear regression analysis using SPSS. Based on the results obtained the equation persamaan Ln Y = 6,776 - 0,490 ln X1 + 0,028 ln X2 - 0,377 ln X3 - 2,495 ln X4 - 0,751 ln X5 + 0,339 ln X6 + 0,507 ln X7 - 0,859 ln X8. The model has a R2 value of 84,9%. From the results of the t-test using 95% confidence level is known that the factors that affect the profit is labor costs, feed costs, drug costs, the selling price and mortality, whereas no effect factor is the experience of a business, the cost of DOC and heating costs. The factors that most affect the profits of farming broiler chickens in Pengasih District Kulon Progo Regency is the selling price. Keywords : Farming, Profit, Broiler, Selling Price, Mortality Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya biaya, penerimaan, keuntungan, pengaruh faktor-faktor serta faktor yang paling berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Metode dasar penelitian ini adalah deskriptif analitis dengan teknik survei. Penentuan sampel dilakukan dengan metode multistage cluster random sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis biaya, penerimaan, keuntungan dan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan SPSS. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh persamaan persamaan Ln Y = 6,776 - 0,490 ln X1 + 0,028 ln X2 - 0,377 ln X3 - 2,495 ln X4 - 0,751 ln X5 + 0,339 ln X6 + 0,507 ln X7 - 0,859 ln X8. Model mempunyai nilai R2 sebesar 84,9%. Hasil uji t menggunakan tingkat kepercayaan 95% diketahui bahwa faktor yang berpengaruh terhadap keuntungan adalah tenaga kerja, pakan, obat-obatan, harga jual dan mortalitas, sedangkan faktor yang tidak berpengaruh adalah pengalaman usaha, bibit dan pemanas. Faktor yang paling berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo adalah harga jual. Kata Kunci : Usahatani, Keuntungan, Ayam Pedaging, Harga Jual, Mortalitas
rangka meningkatkan kualitas hidup melalui pemenuhan makanan yang seimbang. Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan oleh Al-Masad (2010) yaitu daging unggas menyediakan protein dari segi kualitas dan kuantitas yang dapat mengurangi masalah pasokan protein hewani dalam waktu singkat jika dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya. Berdasarkan data Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa kondisi ayam pedaging memiliki laju pertumbuhan populasi per tahun yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa minat peternak untuk mengusahakan ternak ayam pedaging tinggi. Hal tersebut dikarenakan ternak ayam pedaging memberikan keuntungan yang tinggi bagi peternak ayam pedaging di Kabupaten Kulon Progo.
PENDAHULUAN
Sektor pertanian merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Salah satu subsektor pertanian yang memiliki peran yang cukup penting dalam pembangunan perekonomian Indonesia adalah subsektor peternakan. Peternakan terdiri atas ternak besar seperti ternak sapi perah, sapi potong, kambing, domba dan babi, ternak kecil seperti ternak kelinci serta ternak unggas seperti ternak itik, ayam petelur, ayam pedaging, ayam buras, dan burung puyuh. Subsektor peternakan di Kabupaten Kulon Progo berperan dalam menopang perekonomian daerah khususnya peternakan unggas ayam yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat khususnya bagi masyarakat Kulon Progo. Terutama konsumsi kebutuhan protein dalam Tabel 1. Kondisi Peternakan Ayam di Kabupaten Kulon Progo Tahun 2008-2012 No. 1.
2.
3.
Jenis Data Ayam Buras Jumlah populasi Jumlah produksi telur Jumlah produksi daging Laju pertumbuhan populasi per tahun Ayam Petelur Jumlah populasi Jumlah produksi telur Jumlah produksi daging Laju pertumbuhan populasi per tahun Ayam Pedaging Jumlah populasi Jumlah produksi daging Laju pertumbuhan populasi per tahun
2008
2009
Tahun 2010
2011
688 421 772
695 346 486
763 487 793
784 494 834
-0,32
1,02
9,77
2,81
442 2.876 243
705 4.355 783
655 4.618 405
742 5.575 441
0,02
59,67
-7,15
13,34
1.220 2.013
1.221 2.051
1.236 2.101
1.306 2.194
-0,78
0,11
1,25
5,30
2012 782 502 848
Satuan Ekor/th (ribu) Kg (ribu) Kg (ribu) %
763 5.952 459
Ekor/th (ribu) Kg (ribu) Kg (ribu) %
1.253 2.117
Ekor/th (ribu) Kg (ribu) %
Sumber : Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, 2012
Usaha peternakan ayam pedaging diusahakan secara komersial oleh peternak dengan skala usaha yang bervariasi mulai dari skala kecil sampai dengan skala yang besar, selain itu menurut Cahyono (1995), ayam pedaging mempunyai kemampuan tumbuh dan berkembang sangat cepat yaitu pada umur 5-6 minggu ayam sudah dapat dipanen dengan berat rata-rata 1,75 kg. Kecamatan Pengasih merupakan daerah dengan jumlah populasi ayam pedaging terbesar dengan jumlah populasi sebesar 271.000 ekor (Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo, 2012). Populasi ayam pedaging tersebar di 5 desa yaitu Desa Sidomulyo, Pengasih, Karangsari, Sendangsari dan Margosari. Jumlah populasi ternak ayam pedaging tersebut menunjukkan bahwa ternak ayam pedaging dapat memberikan keuntungan bagi peternak, dimana keuntungan merupakan tujuan dari adanya usaha peternakan ayam pedaging yang diusahakan secara komersial dengan kelebihan ayam dapat dipanen dalam waktu singkat. Oleh karena itu, faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan ayam pedaging perlu diperhatikan agar dapat memaksimalkan keuntungan yang diperoleh peternak ayam pedaging. Dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan, maka peternak dapat memaksimalkan keuntungan dari beternak ayam pedaging. Untuk itu peternak perlu mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap keuntungan.
METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual (Surakhmad, 1994). Sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik survei, yaitu teknik penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penentuan lokasi penelitian dilakukan berdasarkan lokasi dengan jumlah populasi ternak ayam pedaging terbesar. Kabupaten Kulon Progo dipilih sebagai lokasi penelitian karena ternak ayam pedaging di Kabupaten Kulon Progo memiliki laju pertumbuhan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Kecamatan Pengasih digunakan sebagai lokasi penelitian dipilih berdasarkan jumlah populasi ternak ayam pedaging terbesar di Kabupaten Kulon Progo yaitu sebesar 271.000 ekor. Metode yang digunakan untuk menentukan sampel adalah multistage cluster random sampling (acak kelompok banyak tahap) populasi dibagi terlebih dahulu dalam kelompok-kelompok yang homogen berdasarkan sumber keragaman yang telah diketahuidan pengelompokan dilakukan melalui beberapa tahap untuk kemudian dari masing-masing kelompok diambil sampel secara acak sederhana sebanyak menurut proporsionalnya atau minimal 1 (satu) (Irianto dan Totok, 2011). Pada teknik ini pengelompokan dilakukan
beberapa tahap yaitu pertama dikelompokkan berdasar letak desa, skala usaha, kemudian pemilihan responden dilakukan secara random atau acak yaitu semua individu dalam populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi responden yang dilakukan dengan cara undian. Menurut Soekartawi (2006), cara undian pada prinsipnya dilakukan dengan mendaftar semua anggota populasi kemudian dipilih responden sesuai dengan hasil undian. Metode Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: Analisis Biaya Usahatani Ternak dengan rumus: C = TFC+TVC ………………….(1) Keterangan: C adalah total biaya alatalat luar, TFC adalah total biaya tetap, dan TVC adalah total biaya variabel dengan satuan Rp/periode. Selanjutnya untuk mengetahui total biaya menghasilkan dihitung dengan rumus: TC = C+Bmi……………………..(2) Keterangan: TC adalah total biaya menghasilkan, C adalah total biaya alat-alat luar dan Bmi adalah bunga modal investasi dengan satuan Rp/periode. Analisis penerimaan usahatani ternak ayam pedaging dengan rumus: TR = Y.P.B……………………....(3) Keterangan: TR adalah total penerimaan usahatani ternak ayam pedaging satuan Rp/periode, Y adalah jumlah ternak ayam pedaging yang hidup satuan ekor, P adalah harga ayam pedaging satuan Rp/kg, B adalah rata-rata berat ayam pedaging setiap periode satuan kg/periode. Analisis keuntungan usahatani ternak ayam pedaging dengan rumus: K = TR-TC…………………..…(4)
Keterangan: K adalah keuntungan usahatani ternak ayam pedaging, TR adalah total penerimaan usahatani ternak ayam pedaging, dan TC adalah total biaya menghasilkan usahatani ternak ayam pedaging) dinyatakan dalam Rp/periode. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo dilakukan dengan menggunakan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Dengan model regresi: ln Y = ln bo+ b1 ln X1 + b2 ln X2 + b3 ln X3 + b4 ln X4 + b5 ln X5 + b6 ln X6 + b7 ln X7 + b8 ln X8+ b9 ln X9+ e…………………………………..(4) Keterangan: ln Y adalah log natural keuntungan usahatani satuan Rp/periode, ln bo adalah log natural intersep, b1-b7 adalah nilai koefisien dari masing-masing variabel, ln X1 adalah log natural tenaga kerja satuan Rp/periode, ln X2 adalah log natural skala usaha ekor/periode, ln X3 adalah log natural pengalaman usaha satuan tahun, ln X4 adalah log natural bibit/DOC satuan Rp/periode, ln X5 adalah log natural pakan satuan Rp/periode, ln X6 adalah log natural obat-obatan Rp/periode, ln X7 adalah log natural pemanas satuan Rp/periode, ln X8 adalah log natural harga jual satuan Rp/kg, dan ln X9 adalah log natural mortalitas satuan %. Pengujian asumsi klasik dengan melakukan uji normalitas, jika data normal maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mendekati garis diagonalnya. Uji multikolinearitas, apabila nilai PC< 0,8 maka antar variabel bebas tidak terjadi multikolinearitas dan jika
nilai VIF dan TOL < 10, maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolinearitas. Selanjutnya uji heteroskedastisitas, apabila tidak terbentuk pola tertentu (menyebar secara acak) pada hasil scatterplot, maka menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji autokorelasi, apabila nilai Durbin Watson diantara 1,65-2,35 maka tidak terjadi autokorelasi (Suliyanto, 2011). Pengujian statistik dilakukan untuk mengetahui keabsahan suatu model agar suatu model tidak diragukan lagi (Gujarati, 2010). Pengujian statistic meliputi nilai R2, Uji F dan Uji t dari hasil output. Nilai R2 menyatakan berapa besar proporsi (%) variasi variabel tak bebas bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana nilai R2 berkisar antara 0-1, semakin mendekati 1 maka semakin besar proporsi variasi variabel tak bebasnya. Uji F untuk mengetahui tingkat pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya. Uji t untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya dengan tingkat kepercayaan dan tingkat signifikansi (α) tertentu, dengan rumus (Suliyanto, 2011).
Analisis faktor paling berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo menggunakan koefisien beta. Variabel yang dapat dibandingkan koefisien beta-nya hanyalah variabel independen yang mempunyai t-hitung signifikan. Variabel yang koefisien betanya paling tinggi adalah variabel yang paling kuat pengaruhnya terhadap variabel dependen (Arief, 1993). HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Peternak Sampel Karakteristik peternak sampel merupakan gambaran umum mengenai latar belakang dan keadaan petani yang berkaitan dengan usahatani ternak ayam pedaging. Karakteristik peternak sampel usahatani ternak ayam pedaging dapat dilihat pada Tabel 2. Rata-rata umur sampel peternak ayam pedaging masih tergolong dalam umur produktif yaitu 14-65 tahun. Hal ini dikarenakan pada umur yang produktif, peternak cenderung memiliki tenaga yang lebih tinggi. Umur produktif cenderung memiliki beban tanggungan keluarga sehingga memiliki semangat kerja yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tabel 2. Karakteristik Peternak Sampel Usahatani Ternak Ayam Pedaging No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Uraian Rata-rata usia peternak (tahun) Rata-rata jumlah ternak (ekor) Rata-rata pendidikan peternak (tahun) Rata-rata pengalaman usaha peternak (tahun) Rata-rata jumlah anggota keluarga (orang) Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam UT ternak ayam pedaging (orang)
Sumber : Analisis Data Primer, 2014
Keterangan 41 4.500 9 4 4 1
Peternak berumur produktif akan lebih terampil dalam melakukan kegiatan usahatani ternak ayam pedaging sehingga mampu meningkatkan keuntungan usahataninya. Skala usaha ternak akan berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh peternak. Skala usaha ternak di Kecamatan Pengasih termasuk ke dalam skala kecil atau peternakan rakyat yaitu antara 1.00025.000 ekor. Peternakan rakyat memiliki beberapa karakter yaitu modal terbatas, kontinuitas usaha sepanjang tahun tidak berjalan lancer, kandang dibangun sederhana dan dekat dengan tempat tinggal, serta kepemilikan bersifat perseorangan. Rata-rata tingkat pendidikan sampel peternak ayam pedaging adalah 9 tahun atau tamat SMP. Tingkat pendidikan peternak berpengaruh terhadap sikap peternak dalam mengambil keputusan terkait kegiatan usahatani yang dilakukannya seperti pemilihan bibit, pakan, obatobatan, pakan, mitra kerjasama, penggunaan tenaga kerja dan teknik pemeliharaan. Lama pengalaman berusahatani ternak ayam pedaging juga berpengaruh terhadap pengetahuan yang diperoleh para peternak dalam mengusahakan usahatani ternak ayam pedaging. Peternak ayam pedaging sudah cukup lama mengusahakan usahatani ternak ayam pedaging. Hal ini dikarenakan ternak ayam pedaging dapat memberikan keuntungan dan resiko kerugian kecil dengan adanya kemitraan. Jumlah anggota keluarga peternak menjadi indikator seberapa banyaknya tanggungan keluarga peternak. Semakin banyak jumlah anggota keluarga peternak maka akan
semakin tinggi tanggungan keluarga peternak dengan kebutuhan hidup keluarga yang lebih tinggi. Keadaan demikian menjadi motivasi peternak dalam mengusahakan usahatani untuk lebih giat dan terampil, sehingga akan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi. Kegiatan usahatani ternak ayam pedaging rata-rata menggunakan tenaga kerja dalam atau tenaga kerja dari keluarga sebanyak 1 orang dan selebihnya dibantu oleh tenaga kerja luar. Hal ini dikarenakan kegiatan usahatani ternak ayam pedaging cukup berat memerlukan fisik yang kuat dan tenaga yang cukup banyak. Selain itu, anggota keluarga peternak cenderung lebih memilih untuk bekerja di sektor lain. Peternakan ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo melakukan kerjasama dengan perusahaan mitra. Kemitraan yang terjalin yaitu kemitraan inti plasma, yaitu perusahaan mitra sebagai inti dan peternak sebagai plasma. Adanya kemitraan akan memberikan jaminan serta menekan kerugian peternak apabila terjadi gagal panen dalam beternak. Tabel 3. Rata-Rata Biaya Usahatani No. 1.
Jenis Biaya Biaya Sarana Produksi a. Bibit a. Pakan b. Obat-Obatan c. Sekam d. Pemanas e. Listrik dan Air 2. Biaya TK Dalam 3. Biaya TK Luar 4. Biaya Lain-Lain Biaya Alat-Alat Luar 1. Biaya Depresiasi 2. Bunga Modal Sendiri Biaya Menghasilkan
Rp/Periode
24.912.500 61.540.800 2.853.300 920.000 1.317.900 715.000 1.358.300 2.444.200 1.400.000 97.462.000 1.420.360 826.550 99.708.910
Sumber : Analisis Data Primer, 2014
1.420.360
Biaya Usahatani Biaya usahatani yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya alatalat luar dan biaya menghasilkan. Biaya alat-alat luar terdiri dari biaya sarana produksi dan biaya tenaga kerja luar. Sarana produksi merupakan input yang dibutuhkan untuk menghasilkan produksi dalam suatu usahatani atau biasa disebut faktor-faktor produksi. Biaya yang digunakan dalam usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo yaitu biaya alat-alat luar dan biaya menghasilkan. Biaya alatalat luar terdiri dari biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja luar dan biaya alat-alat lain. Biaya sarana produksi yang dikeluarkan oleh peternak ayam pedaging terdiri dari biaya bibit, pakan, obat-obatan, sekam, pemanas, listrik dan air. Bibit, pakan dan obat-obatan yang diperoleh dari mitra dengan rata-rata biaya bibit Rp 24.912.500,00/periode, biaya pakan Rp 61.540.800,00/periode dan biaya obat-obatan Rp 2.853.300,00/periode. Sedangkan untuk rata-rata biaya saprodi yang berupa sekam Rp 920.000,00/periode, biaya pemanas Rp 1.317.900,00/periode serta biaya listrik dan air Rp 715.000,00/periode. Rata-rata biaya tenaga kerja yang terdiri dari tenaga kerja luar dan tenaga kerja dalam Rp 3.802.500,00/periode. Rata-rata biaya lain-lain yang dikeluarkan peternak Rp 1.400.000,00. Rata-rata biaya alatalat luar yang dikeluarkan untuk usahatani ternak ayam pedaging Rp 97.462.000/periode dengan perincian biaya yang paling besar dikeluarkan adalah biaya pakan yaitu Rp 61.540.800,00/periode. Rata-rata
biaya depresiasi Rp 1.420.360,00/periode. Dengan demikian rata-rata biaya menghasilkan yang dikeluarkan oleh peternak Rp 99.708.910,00/periode. Produksi, Harga dan Penerimaan Usahatani Penerimaan usahatani ternak ayam terdiri dari hasil penjualan ternak, kotoran ternak dan penjualan karung pakan. Rata-rata produksi, harga dan penerimaan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-Rata Produksi, Harga dan Penerimaan Usahatani No. 1.
Uraian ∑ Ayam Hidup (Ekor) 2 Harga Jual Ayam (Rp/Kg) 3. Berat Rata-Rata Ayam (Kg) Penerimaan Utama (Rp) 4. Kotoran dan Karung Pakan (Rp/Karung) Penerimaan Tambahan (Rp) Penerimaan Total (Rp)
Keterangan 4.300 16.150 1,62 112.500.900 1.528.100 1.528.100 114.029.000
Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Rata-rata produksi atau jumlah ayam hidup sebesar 4.300 ekor/periode, rata-rata harga jual ayam sebesar Rp 16.150,00/kg dengan berat rata-rata ayam 1,62 kg/periode. Dengan demikian ratarata penerimaan utama yang diterima oleh para peternak ayam pedaging sebesar Rp 112.500.900,00/periode. Penerimaan tambahan pada usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo berasal dari 2 jenis penerimaan tambahan yaitu penjualan kotoran ayam dan penjualan karung pakan. Rata-rata penerimaan tambahan hasil penjualan kotoran ayam dan penjualan
karung pakan sebesar Rp 1.528.100,00/periode. Jadi, rata-rata penerimaan total pada usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo sebesar Rp 114.029.000,00. Keuntungan Usahatani Keuntungan merupakan laba yang diperoleh dalam melakukan usaha. Rata-rata keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rata-Rata Keuntungan Usahatani No. Uraian 1. Penerimaan 2. Biaya Menghasilkan Keuntungan (Rp/Periode)
Rp/Periode 114.029.000 99.708.910 14.320.090
Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Rata-rata keuntungan usahatani ternak ayam pedaging sebesar Rp 14.668.390,00/periode. Menurut Purnomo dan Adi (2012), pelaksanaan usaha ternak oleh setiap peternak selalu mengharapkan keberhasilan dalam usahanya. Salah satu parameter yang dapat dipergunakan untuk mengukur keberhasilan suatu usaha adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dengan cara pemanfaatan faktorfaktor produksi secara efisien, kombinasi penggunaan faktor-faktor produksi pada setiap usaha adalah syarat mutlak untuk memperoleh keuntungan. Sedangkan menurut Arief (2008), faktor-faktor yang akan mempengaruhi tingkat keuntungan usaha ternak ayam pedaging adalah kontinuitas ketersediaan input yaitu DOC dan pakan serta kestabilan harga-harga input tersebut. Faktorfaktor produksi dalam usaha ternak ayam pedaging antara lain bibit (DOC), pakan, tenaga kerja, obat-
obatan, vaksin dan pemanas. Selain faktor-faktor produksi tersebut, keuntungan juga dipengaruhi oleh harga jual ayam per kg, mortalitas, rata-rata berat ayam saat panen. Faktor-Faktor Mempengaruhi Keuntungan Usahatani Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-masing faktor terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo meliputi tenaga kerja (X1), pengalaman usaha (X2), bibit (X3), pakan (X4), obatobatan (X5), pemanas (X6), harga jual (X7) dan mortalitas (X8). Model regresinya sebagai berikut : Ln Y = 6,776 – 0,490 ln X1 + 0,028 ln X2 – 0,377 ln X3 - 2,495 ln X4 – 0,751 ln X5 + 0,339 ln X6 + 0,507 ln X7 - 0,859 ln X8. Pengujian Asumsi Klasik Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat hasil pada Histogram Standardized Regression Residual dan Normal Probability Plot (Suliyanto, 2011). Berdasarkan Histogram Standarized Regression Residual diketahui bahwa kurva membentuk seperti lonceng (bellshaped curve) dan berdasarkan Normal Probability Plot diketahui bahwa sebagian besar data mendekati nilai rata-ratanya atau mendekati garis diagonal, sehingga pada model ini dinyatakan berdistribusi normal. Multikolinearitas merupakan kondisi dimana terdapat korelasi linear antara variabel-variabel bebas yang digunakan dalam model. Pengujian dilakukan dengan diuji menggunakan nilai matrik Pearson Correlation (PC), nilai TOL (Tolerance) dan Variance Inflation
Factor (VIF). Hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan SPSS pada matrik Pearson Correlation (PC) didapat nilai PC tertinggi < 0,8 yaitu, 0,789. Nilai TOL dan VIF menunjukkan bahwa nilai VIF tertinggi sebesar 9,867 dan nilai terendah sebesar 2,155 yang berarti 9,867 < 10. Dengan demikian model dinyatakan bebas dari gejala multikolinearitas. Uji autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time series) atau ruang (cross section). Berdasarkan hasil analisis uji Durbin Watson diketahui bahwa nilai DW sebesar 1,736. Nilai tersebut berada diantara 1,65 < 1,736 < 2,35. Dengan demikian, model yang digunakan tidak terjadi autokorelasi karena nilai tersebut berada di antara 1,65 < DW < 2,35. Uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Berdasarkan hasil output SPSS melalui metode grafik yaitu diagram scatterplot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa titiktitik yang ada dalam diagram scatterplot menyebar dan tidak membentuk suatu pola tertentu. Hal tersebut berarti dalam model tidak terjadi heterokedastisitas. Pengujian Statistik Nilai R Square (R2) sebesar 0,849. Nilai R2 yang mendekati 1 menunjukan persamaan regresi tersebut tepat untuk digunakan (goodness of fit). Artinya, bahwa seluruh variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian yaitu, tenaga kerja, pengalaman usaha, bibit, pakan, obat-obatan, pemanas, harga jual dan tingkat kematian secara bersama-sama mampu menjelaskan variasi perubahan yang terjadi pada variabel tidak bebasnya yaitu keuntungan ternak ayam pedaging sebesar 84,9%, sedangkan sisanya sebesar 15,1% dijelaskan variabelvariabel lain di luar model yang digunakan dalam penelitian misalnya skala usaha, biaya peralatan, dan luas kandang. Nilai probabilitas signifikansi dengan uji F sebesar 0,000a. Nilai probabilitas signifikansi lebih kecil dari α 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, yaitu tenaga kerja, pengalaman usaha, bibit, pakan, obat-obatan, pemanas, harga jual dan mortalitas secara bersamasama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebasnya yaitu keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih pada tingkat kepercayaan 95%. Uji t digunakan untuk mengetahui masing-masing pengaruh variabel bebas meliputi tenaga kerja (X1), pengalaman usaha (X2), bibit (X3), pakan (X4), obat-obatan (X5), pemanas (X6), harga jual (X7) dan mortalitas (X8) terhadap variabel tidak bebas yaitu keuntungan (Y) usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih. Penggunaan uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi masing-masing variabel bebas pada tabel coefficient hasil analisis SPSS. Hasil penghitungan uji t dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Analisis Pengaruh Masing-Masing Variabel Bebas Terhadap Keuntungan Usahatani Variabel Tenaga Kerja (X1) Pengalaman Usaha (X2) Bibit (X3) Pakan (X4) Obat-obatan (X5) Pemanas (X6) Harga Jual (X7) Mortalitas (X8)
Koefisien Regresi -0,490 0,028 -0,377 -2,495 -0,751 0,339 0,507 -0,859
Sig. 0,046** 0,826ns 0,566ns 0,005*** 0,014** 0,195ns 0,000*** 0,007***
Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Keterangan : *** : Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 99% ** : Berpengaruh nyata pada tingkat kepercayaan 95 % ns : Tidak berpengaruh atau tidak signifikan Variabel bebas yang Faktor Paling Berpengaruh mempunyai nilai probabilitas Terhadap Keuntungan Usahatani signifikansi kurang dari α 0,05 maka Standar koefisien regresi atau beta secara individu berpengaruh nyata coefficient digunakan untuk pada tingkat kepercayaan 95% mengetahui variabel bebas yang terhadap keuntungan usahatani paling berpengaruh terhadap variabel ternak ayam pedaging di Kecamatan tak bebas. Perhitungan ini dilakukan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. untuk variabel-variabel yang secara Variabel bebas yang berpengaruh individual berpengaruh terhadap secara individu terhadap keuntungan keuntungan usahatani ternak ayam usahatani ternak ayam pedaging di pedaging di Kecamatan Pengasih Kecamatan Pengasih Kabupaten Kabupaten Kulon Progo. Hasil Kulon Progo yaitu, tenaga kerja (X1), penghitungan standar koefisien pakan (X4), obat-obatan (X5), harga regresi dapat dilihat pada Tabel 7. jual (X7) dan mortalitas (X8). Variabel harga jual (X7) Variabel-variabel yang lain yaitu mempunyai angka tertinggi yakni pengalaman usaha (X2), biaya bibit sebesar 2,567 dengan hubungan (X3) dan biaya pemanas (X6) positif. Hal ini menunjukkan bahwa mempunyai nilai signifikansi lebih variabel bebas harga jual (X7) dari α 0,05 maka dapat diartikan memberikan pengaruh terbesar bahwa variabel bebas ini tidak terhadap keuntungan usahatani berpengaruh secara individu. ternak ayam pedaging. Hubungan Variabel bebas harga jual dengan positif menunjukkan bahwa variabel tingkat signifikansi sebesar 0,000 bebas harga jual (X7) memberikan merupakan variabel bebas yang pengaruh terbesar terhadap paling berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo. Hubungan Kabupaten Kulon Progo. positif variabel bebas harga jual (X7)
menjelaskan bahwa apabila terjadi kenaikan harga jual (X7) sebesar 1%, maka keuntungan usahatani ternak ayam pedaging juga akan meningkat sebesar 2,567% hal ini berlaku sebaliknya. Tabel 7. Nilai Standar Koefisien Regresi Variabel yang Mempengaruhi Keuntungan Usahatani Variabel Tenaga Kerja (X1) Pakan (X4) Obat-Obatan (X5) Harga Jual (X7) Mortalitas (X8)
Standar Koefisien Regresi Beta -0,955 -0,507 -0,855 2,567 -0,376
Peringkat 5 3 4 1 2
Sumber : Analisis Data Primer, 2014 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dalam penelitian ini adalah (1) Rata-rata biaya yang dikeluarkan peternak ayam pedaging sebesar Rp 99.708.910,00/periode; rata-rata penerimaan Rp 114.029.000,00/periode dan rata-rata keuntungan Rp 14.320.090,00/periode. (2) Faktorfaktor yang berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo meliputi biaya tenaga kerja, biaya pakan, biaya obat-obatan, harga jual dan mortalitas. (3) Faktor yang paling berpengaruh terhadap keuntungan usahatani ternak ayam pedaging di Kecamatan Pengasih Kabupaten Kulon Progo adalah harga jual dengan nilai standar koefisien regresi atau beta coefficient sebesar 2,567. Saran yang dapat diberikan diantaranya adalah (1) Untuk lebih menjaga agar dalam beternak ayam pedaging tetap memperoleh
keuntungan, hendaknya peternak ayam pedaging lebih meningkatkan kualitas hasil ternak. Dengan demikian kualitas ayam pedaging yang dihasilkan dapat lebih baik. (2) Untuk menekan tingkat kematian atau mortalitas ternak ayam pedaging, terdapat beberapa hal yang harus lebih diperhatikan yaitu sanitasi kandang, lingkungan, pemberian pakan (nutrisi), obatobatan dan vaksin. DAFTAR PUSTAKA Arief H 2008. The Analysis Of Broiler Agribusiness In The District Of Tasikmalaya. Tasikmalaya. Journal of Poultry. Vol 4 2008. Al-Masad M 2010. Factors Affecting Profits of Broiler Industry in Jordan: A Quantitative Approach. Journal of Biological Sciences. Vol V (111-115) 2010. Cahyono B 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging (Broiler). Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama. Dinas
Kelautan, Perikanan dan Peternakan 2012. Peternakan Data Rilis Tahun 2012. Kulon Progo: Dinas Kelautan, Perikanan dan Peternakan Kabupaten Kulon Progo.
Gujarati DN 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid I Edisi 5. Jakarta: Erlangga. Irianto H dan Totok M 2010. Metoda Penelitian dan Evaluasi Agribisnis. Surakarta:
Jurusan/Program Agribisnis UNS.
Studi
Purnomo SH dan Adi R 2012. Manajemen Agribisnis Ayam Broiler Di Indonesia. Surakarta: UNS Press. Singarimbun M dan Effendi SI 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES. Soekartawi 2006. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Suliyanto 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: CV Andi Offset. Surakhmad 2004. Penelitian Ilmiah, Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung: Tarsito.