Pelaksanaan Teaching Factory….(Yoga Rianaji) 63
PELAKSANAAN TEACHING FACTORY DI SMK N 2 PENGASIH KULON PROGO THE IMPLEMENTATION OF TEACHING FACTORY AT VOCATIONAL HIGH SCHOOL 2 PENGASIH KULON PROGO Oleh: Yoga Rianaji (08504241027), Universitas Negeri Yogyakarta.
[email protected] 1. Yoga Guntur Sampurno, M.Pd 2. Bambang Sulistyo, M.Eng
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pelaksanaan teaching factory, serta faktor pendukung dan penghambat teaching factory di SMK Negeri 2 Pengasih. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif., dengan pedoman wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai instrumen penelitian. Subyek penelitiannya kepala sekolah, koordinator teaching factory, guru dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembentukan manajemen untuk merencanakan sasaran, mengatur pekerjaan dan kerjasama industri; (2) standar kompetensi sesuai kebutuhkan industri; (3) siswa yang dilibatkan adalah siswa yang menguasai kompetensi kejuruan dan melalui seleksi; (4) perlengkapan dan peralatan digunakan untuk proses produksi/jasa; (5) pengajar ditetapkan berdasarkan kriteria akademis dan pengalaman industri; (6) proses pelaksanaan produksi dilakukan dengan prosedur jelas; (7) pemasaran produk dilaksanakan dengan promosi media cetak dan elektronik; (8) evaluasi dilakukan oleh koordinator tetapi belum menyeluruh; (9) faktor yang mendukung adalah SDM berkompeten, sarana, prasarana dan memiliki pasar yang jelas; (10) faktor yang menghambat adalah jauhnya jarak sekolah dengan tempat pelaksanaan dan kesibukan guru pendamping. Kata Kunci : Teaching Factory, Faktor Pendukung, Faktor Penghambat. Abstract The study aims to describe the implementation of teaching factory, supporting factor and obstacle factor of its implementation at Vocational High Schools 2 Pengasih Kulon Progo. This research is descriptive study. Instrument of this study uses interview guide, observations and documentation. The subjects of this research were principals, coordinator of teaching factory, teacher assistant, and students involved in teaching factory activities. The results of the analysis are as follows (1) management building implemented for target planning, work order, and industry cooperation; (2) competency standart that has been used was needed in the industry; (3) students involved was they where able in their vocational, teacher selection, and those who have in interest; (4) equipment and tools can be used to carry out the production or service; (5) the teacher is not only focused on academic factor but also has industry experience; (6) the implementation of production all service was did by the explicit procedure (7) the product/service distribution already implemented, the promotion can be found on printed media and electronic; (8) the evaluation was did by the coordinator to saw student’s achievement, but overall evaluation was never did before; (9) the supporting factor were competential human resources, supporting facilities and infrastructure also the explicet market shere; (10) the obstacle factor are the distance from the place of research to the school that is far enough and the busyness of the teacher. Key Word: Teaching Factory, Supporting Factor, Obstacle Factor
64 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XII, Nomor 2, Tahun 2016
sistem
PENDAHULUAN
kelompok
dalam
suatu
pekerjaan,
(SMK)
pembagian tugas yang sesuai dalam kelompok,
sebagai salah satu dari penyelenggara pendidikan
administrasi yang fleksibel, dan program yang
di
dilaksanakan standar sesuai dengan kapasitas.
Sekolah
Menengah
Indonesia
Kejuruan
memiliki
tujuan
untuk
mempersiapkan peserta didik agar dapat bekerja
Teori
sesuai bidang ketrampilanya dan melanjutkan
pemerintah dalam mengembangkan program
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. Oleh
pembelajaran teaching factory yang berorientasi
karena
ke dunia kerja.
itu,
diharapkan
SMK
dapat
terus
yang
terdapat
dalam
dunia
Kenyataanya, banyak dari para pemakai jasa lulusan SMK maupun para pakar pendidikan yang berpendapat bahwa lulusan SMK masih belum memiliki kemampuan yang diharapkan oleh dunia kerja. Hal ini dapat dilihat dari keluhan pemakai tenaga kerja terhadap lulusan SMK, seperti yang dinyatakan oleh Teguh Arief (2012: 1), bahwa sebagian lulusan SMK yang bekerja
beradaptasi
di
industri
dengan
kurang
lingkungan
dan
mampu sarana
prasarana yang ada di industri, sehingga tidak dapat menyelesaikan permasalahan yang sedang
Menurut
Charles
Prosser
dalam
Hansipedia (2010) pendidikan kejuruan akan berjalan
efektif
dan
efisien
apabila
memenuhi sejumlah kriteria yaitu, lingkungan kerja
yang
pekerjaan
teaching
acuan
factory
memerlukan persiapan yang matang karena
sesuai
sesuai
pada proses belajar tentang kegiatan produksi industri semata akan tetapi penerapan budaya industri menjadi hal penting dalam pendekatan pembelajaran
teaching
replika
dengan
sesungguhnya,
standar
industri,
kebiasaan kerja yang sesuai dengan industri, guru memiliki pengalaman sesuai tuntutan industri, standar kerja yang digunakan sesuai dengan kebutuhan industri, produk yang dihasilkan sesuai dengan tuntutan pasar, tercapainya realisasi proyek, jenis pekerjaan yang spesifik, adanya
factory.
Berdasarkan
pemaparan di atas perlu adanya penelitian mengenai pelaksanaan teaching factory di SMK N 2 Pengasih Kulon Progo, sehingga nantinya dapat
berjalan
dengan
lancar
dan
dapat
menghasilkan lulusan yang berkompeten dalam bidang otomotif. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian
dihadapi di industri.
dapat
sebagai
pendekatan pembelajaran ini tidak hanya sebatas
industri.
telah
dijadikan
Pembelajaran
berkembang agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan
tersebut
deskriptif
yang
ini
merupakan
dilakukan
penelitian
dengan
cara
mengumpulkan data, menyajikan informasi yang akurat dan obyektif tentang pelaksanaan teaching factory di SMK N 2 Pengasih. Data dan informasi yang diperolah digunakan untuk mendeskripsikan pelaksanaan teaching factory di SMK N 2 Pengasih. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di SMK N 2 Pengasih. Adapun pelaksanaannya yaitu bulan Agustus - Oktober 2015.
pada
Pelaksanaan Teaching Factory….(Yoga Rianaji) 65 dihimpun serta dianalisis guna memberikan
Target/Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah pengelola
kemudahan
bagi
peneliti
untuk
mencari
teaching factory yang meliputi: Kepala Sekolah
pemecahan masalah sekaligus sebagai bukti
SMK N 2 Pengasih, koordinator unit produksi,
bahwa
guru, dan siswa yang terlibat dalam pelaksanaan
Penggunaan metode ini, diharapkan data yang
teaching factory di SMK N 2 Pengasih.
diperoleh benar-benar valid. Dokumen-dokumen
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
penelitian
ini
benar
dilakukan.
tersebut dapat berupa foto, rekaman video, dan dapat berupa catatan transkrip, buku, dan
Data
sebagainya.
1. Wawancara Wawancara dilakukan untuk menggali
Teknik Analisis Data Analisis
data pemahaman guru mengenai teaching factory,
data
dalam
penelitian
ini
faktor
dilakukan sejak awal sampai akhir penelitian,
pendukung serta penghambat dalam pelaksanaan
dengan cara ini diharapkan terdapat konsistensi
teaching factory. Supaya mendapatkan respon
analisis
yang terbuka dari responden, maka peneliti dalam
menyajikan data yang diperoleh tersebut agar
mengikuti petunjuk wawancara Husaini Usman
lebih bermakna dan mudah dipahami, maka untuk
(1996: 58), bahwa dalam melakukan wawancara
menyajikan langkah analisis data yang digunakan
peneliti harus memperhatikan hal-hal berikut:
dalam penelitian ini adalah analysis interactive
hendaknya pewawancara menjaga hubungan baik
model dari Miles dan Huberman dalam Sugiyono
dan memelihara suasana santai yang dapat
(2012: 246) yang membagi kegiatan analisis
memunculkan kesempatan timbulnya respon
menjadi beberapa bagian, yaitu: pengumpulan
terbuka.
data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
2. Observasi
kesimpulan.
pelaksanaan
teaching
factory
dan
Observasi menurut Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2008: 145) merupakan suatu proses
data
secara
keseluruhan,
untuk
Pengumpulan Data
Display Data
Reduksi Data
Penarikan Kesimpulan
yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis dua diantaranya adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengobservasi keadaan di bengkel dan pelaksanaan
dalam
pembelajaran
teaching
Gambar. 1 Analysis Interactive Model dari Miles dan Huberman
untuk
1. Pengumpulan data
mendukung data-data yang didapatkan dalam
Pengumpulan
factory,
observasi
ini
dilakukan
data
dilakukan
dengan
wawancara.
wawancara dan obervasi. Data-data tersebut
3. Dokumentasi
dicatat
Dokumentasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data
yang
dikumpulkan
dan
dalam
catatan
lapangan
berbentuk
deskriptif. Catatan deksriptif berisi tentang apa
66 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XII, Nomor 2, Tahun 2016
yang dilihat, didengar dan diamati oleh peneliti
pelaksanaan teaching factory dan produk/jasa
selama melakukan proses pengambilan data.
yang
2. Reduksi data
masyarakat
Reduksi data merupakan bentuk analisis yang
mempertajam,
menggolongkan,
dihasilkan
tersebut
sehingga
dibutuhkan
dapat
oleh
menghasilkan
keuntungan yang didapat dari produk/jasa yang terjual
mengarahkan, membuang yang tidak diperlukan,
Tujuan dan sasaran dari pelaksanaan
dan mengorganisir data yang diperlukan sesuai
teaching factory tersebut kemudian dijadikan
fokus permasalahan penelitian. Reduksi data
dasar dalam menentukan tindakan. Salah satunya
berlangsung
adalah dengan menjalin kerjasama dengan pihak
secara
terus
menerus
selama
penelitian.
industri. Kerjasama tersebut dilakukan bersama
3. Penyajian data.
dengan pihak Pemda Kulon Progo dengan cara
Penyajian data merupakan tahapan untuk
membuka bengkel Aneka Usaha yang berada di
memahami data yang diperoleh untuk dianalisis
JL. KH. Ahmad Dahlan, Tambak Triharjo, Wates,
dan disimpulkan, dalam penelitian ini data yang
Kulon Progo.
telah dikumpulkan
2. Standar kompetensi
4. Verifikasi dan penarikan kesimpulan
Standar kompetensi yang digunakan oleh
Verfikasi dan penarikan kesimpulan
SMK N 2 Pengasih dalam pelaksanaan teaching
dilakukan untuk mencari fakta yang utuh dan
factory
merupakan
sebenarnya tentang kegiatan teaching factory
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
yang dilakukan di SMK N 2 Pengasih. Kegiatan
dan kemudian dikorelasikan dengan kebutuhan
verifikasi dan penarikan kesimpulan dilakukan
dunia industri dalam hal ini adalah kebutuhan dari
berdasarkan data-data yang telah diperoleh, dan
bengkel
direduksi.
digunakan tersebut
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
pengetahuan dan keterampilan. Aspek sikap
1. Pembentukan manajemen.
meliputi kedisiplinan, tanggung jawab, inisiatif,
Aneka
penerapan
Usaha.
dari
Kompetensi
mencakup
Standar
yang
aspek sikap,
kegiatan
kerajinan dan kerjasama. Aspek pengetahuan
pembelajaran teaching factory di SMK N 2
meliputi pengetahuan dasar yang telah diberikan
Pengasih adalah untuk mengupayakan siswa
dalam kegiatan belajar dan disesuaikan dengan
menjadi
kebutuhan
Tujuan
lebih
dari
pelaksanaan
berkompeten
dengan
cara
dari
bengkel
Aneka.
Aspek
mendekatkan siswa yang melaksanakan kegiatan
keterampilan meliputi ketrampilan yang telah
praktik sesuai suasana yang sesungguhnya yang
diperoleh oleh siswa ketika melakukan kegiatan
terdapat di DU/DI dan bisa menghasilkan
praktik di sekolah.
produk/jasa yang dimana hasil nya bisa memiliki
3. Siswa
nilai jual. Sasaran dari pelaksanaan teaching
Siswa yang terpilih dalam pelaksanaan
factory ini adalah siswa dan masyarakat umum
teaching factory merupakan siswa yang telah
dimana sekolah dapat menghasilkan produk/jasa
melaksanakan kompetensi kejuruan yang telah
yang dikerjakan oleh siswa sebagai bagian dari
Pelaksanaan Teaching Factory….(Yoga Rianaji) 67 diajarkan di sekolah. Siswa - siswa yang terpilih
karena pernah merasakan bekerja di bengkel
sudah melewati seleksi yang dilakukan oleh guru
kendaraan, hal ini tentunya dapat diketahui bahwa
pendamping teaching factory, proses seleksi ini
pengalaman industri yang dimiliki oleh guru
dilakukan dengan melihat kemampuan serta
pendamping
perkembangan
mereka
kebutuhan dalam pelaksanaan teaching factory.
melaksanakan kegiatan praktik di sekolahan.
Selain itu pengajar yang terlibat juga sengaja
kemampuan dari siswa yang dipilih oleh guru
dipilih karena memiliki komitmen untuk terlibat
pendamping berdasarkan yang memiliki rata -
aktif dalam teaching factory.
rata nilai 80 dari rentang nilai 0 - 100 yang
6. Proses Produksi/Jasa
dari
siswa
ketika
tersebut
sudah
sesuai
dengan
didapatkan oleh siswa ketika mengikuti ujian
Proses diawali ketika konsumen yang
produktif. Selanjutnya siswa yang telah terpilih
datang akan ditemui oleh mekanik dan salah
tadi ditawari untuk
seorang siswa SMK yang melaksanakan teaching
melaksanakan kegiatan
teaching factory di bengkel Aneka Usaha.
factory yang bertugas sebagai asisten mekanik
4. Perlengkapan dan peralatan
untuk
Secara berkala pemeriksaan peralatan dan
didengarkan
kendaraan
apa
aja
keluhan
pada
yang didapatkan olehnya, untuk
perlengkapan dilakukan dalam waktu satu bulan
memastikan kondisi kendaraan telah sesuai
sekali, hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
dengan keluhan yang diutarakan oleh pelanggan
dari perlengkapan dan peralatan yang ada.
maka mekanik bersama siswa melakukan test
Pemeriksaan juga dilakukan sebelum dan sesudah
kendaraan sebelum dikerjakan. Ketika telah
peralatan digunakan oleh pengguna. Saat proses
dilaksanakan test kendaraan maka mekanik dan
melaksanakan jasa, satu tenaga siswa diberikan
siswa pun melakukan penanganan keluhan sesuai
satu set perlengkapan dan peralatan yang
dengan work order, Ketika pengerjaan kendaraan
dibutuhkan selama proses pengerjaan. Satu set
telah selesai dilakukan maka dilakukan test
alat tersebut terlihat sudah dimanfaatkan sesuai
kendaraan terakhir, apabila masih ada keluhan
dengan fungsinya. Peralatan yang mengalami
maka dilakukan penanganan ulang. Jika dirasa
kerusakan saat proses service segera diganti dan
bahwa kendaraan telah selesai dikerjakan maka
diperbaiki
tidak
mekanik wajib menandatangani work order yang
sedang
dikerjakan olehnya. Lalu barulah konsumen
mengganggu
oleh
teknisi
pekerjaan
sehingga yang
dilaksanakan.
dipanggil untuk mengambil kendaraannya dan
5. Pengajar
diberi penjelasan mengenai apa yang sudah
Pengajar yang dilibatkan dalam kegiatan
dikerjakan oleh mekanik pada kendaraan tersebut
teaching factory dipilih oleh pihak sekolah
dan biaya dari pekerjaan yang dilakukan. Ketika
berdasarkan dari kualifikasi akademis yang
konsumen
sesuai, hal ini dapat diketahui dari gelar yang
konsumen diperbolehkan untuk meninggalkan
diperolehnya yang berupa sarjana pendidikan,
bengkel.
selain itu pengajar yang terlibat sudah pernah merasakan suasana bekerja di dunia industri
sudah
selesai
membayar
maka
68 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XII, Nomor 2, Tahun 2016
produksi, dimana ketua UPJ lebih banyak
7. Pemasaran. Upaya promosi produk/jasa dilakukan
berperan pada sisi koordinasi dan pelaporan,
dengan beberapa cara seperti melalui brosur,
sedangkan sebagai pelaksana dan pengawas
melalui website sekolah maupun website milik
adalah UPJ ditingkat jurusan yang seringkali
Pemda, dan peliputan yang dilakukan oleh media
merangkap sebagai koordinator, marketing,
cetak dan elektonik. Penentuan harga produk/jasa
dan bagian produksi/jasa selain itu UPJ tingkat
agar dapat diterima oleh konsumen pada dasarnya
jurusan
tergantung
merencanakan
kepada
proses
service
yang
inilah
bertugas
sasaran
dan
dilaksanakan, pajak, maupun dari pemeliharaan
mencakup
tempat dan peralatan.
kerjasama dengan industri.
8. Evaluasi
2. Standar Kompetensi
Proses evaluasi dilaksanakan pada setiap akhir
semester
dan
dilakukan
oleh
segi
yang
usaha
untuk
tujuan
serta
yang
pendidikan,
Standar kompetensi yang dipergunakan
guru
dalam program teaching factory di SMK N 2
pendamping dari pelaksanaan kegiatan teaching
Pengasih merupakan standar kompetensi yang
factory serta penanggung jawab dari bengkel
dibutuhkan di dunia industri seperti sikap
Aneka Usaha dengan cara memberikan penilaian
kerja,
terhadap para siswa yang melaksanakan kegiatan
komponen, dan keterampilan dalam bekerja.
teaching factory. Proses pelaksanaan evaluasi
Tujuan dari penggunaan standar kompetensi
dari keseluruhan program pelaksanaan teaching
dalam pelaksanaan teaching factory ini ialah
factory sendiri belum pernah dilaksanakan.
agar para siswa dapat terbiasa dengan sikap
9. Faktor pendukung dan penghambat
kerja yang ada di dunia industri, sedangkan
Faktor - faktor pendukung yang ditemui diantaranya
yaitu
faktor
peralatan
yang
penguasaan
pengetahuan
dasar
dalam penguasaan pengetahuan diharapkan pengetahuan dari siswa akan dunia industri
menunjang untuk kegiatan service, sumber daya
semakin
manusia yang berkualitas, dan memiliki pangsa
melaksanakan kegiatan teaching factory, dan
pasar yang jelas, sedangkan faktor - faktor yang
ketrampilan dipergunakan agar siswa menjadi
menghambat dalam pelaksanaan teaching factory
lebih terampil karena malakukan pekerjaan/job
yaitu jarak dari sekolahan dengan tempat
yang dilaksanakan secara berulang - ulang
pelaksanaan teaching factory yang jauh, dan
ketika
kesibukan dari guru pendamping sehingga tidak
factory.
setiap saat bisa mendampingi siswa.
3. Siswa
Pembahasan 1. Pembentukan manajemen.
bertambah
melaksanakan
ketika
kegiatan
mereka
teaching
Siswa yang dilibatkan dalam kegiatan teaching factory telah melalui proses seleksi dengan melihat kemampuan siswa ketika
Struktur manajemen yang terbentuk
melaksanakan kegiatan praktik di sekolahan
dalam pelaksanaan teaching factory SMK N 2
selanjutnya minat siswa ditunjukan dengan
Pengasih serupa dengan struktur dari unit
keinginan mereka untuk mengikuti teaching
Pelaksanaan Teaching Factory….(Yoga Rianaji) 69 factory setelah sekolah menginformasikan
Kegiatan
produksi/jasa
kegiatan tersebut. Minat tersebut diperlukan
pelaksanaan
agar siswa dapat bekerja dengan semangat
dilaksanakan SMK N 2 Pengasih sudah
karena keinginannya untuk berkembang.
berjalan dengan prosedur kerja yang jelas
4. Perlengkapan dan peralatan
mulai dari ketika konsumen datang lalu
Dalam pelaksanaan program teaching
dilanjutkan
teaching
dari
ke
factory
proses
yang
pengerjaan
dan
factory sekolah bersama dengan DU/DI telah
dilanjutkan pula ke proses pemeriksaan akhir,
berupaya
maksimal
peralatan,
hal
pengecekan
ini
dalam
pemeliharaan
pemeriksaan akhir ini sangatlah penting untuk
dapat
terlihat
dari
dilakukan agar kualitas produk/jasa terjamin
dan
dan konsumen pun dapat merasa puas terhadap
kondisi
peralatan
perlengkapan yang dilakukan secara berkala
produk/jasa yang telah dikerjakan.
yaitu setiap satu bulan sekali, selain itu
7. Pemasaran
pemanfaatannya juga telah sesuai dengan fungsi
masing-masing
dalam
pelaksanaan teaching factory di SMK N 2
tanggap
Pengasih telah dilaksanakan, dengan adanya
penggantian.
kegiatan pemasaran ini menunjukkan bahwa
Teknisi bertanggung jawab atas perlengkapan
pihak sekolah dan pihak DU/DI berusaha agar
dan peralatan sehingga penggunaannya dapat
menyampaikan cara agar dapat menyampaikan
terkontrol dengan baik dan tidak mengganggu
informasi
selama melaksanakan proses produksi/jasa.
memenuhi kebutuhan akan barang dan jasa,
5. Pengajar
selain itu penentuan harga yang dilakukan pun
alat,
melakukan
teknisi
perbaikan
Jika
pemasaran
terjadi
kerusakan
alat.
Kegiatan
secara atau
terhadap
masyarakat
dalam
Pemilihan pengajar dalam pelaksanaan
dilakukan dengan memperhatikan konsumen
teaching factory tidak hanya dipertimbangkan
supaya dalam penentuan harga ini tidak terlalu
dari faktor akademis saja, tetapi juga yang
memberatkan pihak konsumen, hal ini terlihat
telah memiliki pengalaman di dunia industri.
dari
Pengajar
berdasarkan dari proses jasa yang dilakukan.
diindustri
yang
telah
diharapkan
merasakan dapat
bekerja
menularkan
penentuan
Produk/jasa
harga
yang
yang
telah
dan
ditentukan
selesai
kepada siswa mengenai sikap kerja maupun
diinformasikan
kedisiplinan di dunia industri sejak masih
konsumen dengan pelayanan yang baik.
berada di sekolah. Hal ini penting untuk
8. Evaluasi
segera
didistribusikan
ke
dilakukan karena dengan mempelajari sikap
Evaluasi pada dasarnya adalah proses
kerja maupun kedisiplinan sejak sekolah maka
untuk menentukan sejauh mana tujuan - tujuan
para siswa akan menjadi terbiasa dengan sikap
pengajaran telah dicapai oleh siswa. Evaluasi
dan kedisiplinan tersebut ketika mereka sudah
di sini tidak hanya untuk siswa tetapi kepada
terjun ke dunia industri.
semua yang terlibat dalam kegiatan teaching
6. Proses produksi/jasa
factory yaitu guru ataupun ketua program. Dengan
adanya
evaluasi
tersebut
dapat
70 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XII, Nomor 2, Tahun 2016
diketahui sejauh mana keberhasilan dan
puas dengan kinerja dari bengkel
perkembangan kegiatan teaching factory yang
Aneka Usaha ini.
dilaksanakan di SMK N 2 Pengasih dan
2) Sumber daya manusia yang berkualitas.
menjadi tolak ukur untuk pelaksanaan ke
SMK N 2 Pengasih merupakan
depannya nanti.
salah satu SMK favorit yang ada di
Proses evaluasi terhadap siswa adalah
daerah Kulon Progo, dengan status dari
penilaian dalam bentuk lembar penilaian
SMK favorit inilah maka tentunya
kompetensi yang harus di isi oleh guru
calon siswa yang menginginkan agar
pendamping
dengan
bisa mendapatkan pendidikan di SMK
penanggung jawab dari bengkel Aneka Usaha.
N 2 Pengasih tentunya sangat banyak,
Sedangkan untuk menilai dari keseluruhan
oleh karena itulah siswa yang mampu
program yang dilaksanakan belumlah pernah
mendapatkan pendidikan di sekolah ini
dilakukan proses evaluasi, tentunya hal ini
merupakan siswa – siswa pilihan yang
sangat disayangkan karena dengan tidak
dilakukan ketika membuka pendaftaran
adanya proses evaluasi tersebut maka pihak
siswa baru, maka dengan status siswa -
sekolah tidak dapat mendiskusikan dengan
siswa
pihak
memudahkan
yang
DU/DI
permasalahan
berkoordinasi
mengenai yang
permasalahan
dihadapi
-
selama
pilihan
tersebut
dalam
akan
penyampaian
materi dari guru kepada siswa, dan
melaksanakan kegiatan teaching factory.
tingakat pemahaman materi yang lebih
9. Faktor pendukung dan penghambat
baik.
Berikut
merupakan
penjelasan
3) Pangsa pasar yang jelas.
mengenai faktor yang mendukung maupun
Bengkel
Aneka
Usaha
menghambat dalam pelaksanaan teaching
merupakan salah satu badan usaha
factory ini:
yang dimiliki oleh pemerintah daerah
a. Faktor Pendukung 1) Peralatan
yang
Kulon Progo, maka sebagai salah satu mendukung proses
pelaksanaan produksi/jasa. Bengkel Aneka Usaha yang
badan usaha yang dimiliki pemerintah daerah
Kulon
daerah
tersebut
Progo,
pemerintah
mewajibkan
agar
merupakan salah satu badan usaha
instansi - instansi yang berada di
milik pemerintah daerah Kulon Progo
daerah kulon progo agar melakukan
telah dilengkapi dengan peralatan dan
pengerjaan jasa di bengkel tersebut,
fasilitas
selain
yang
melaksanakan
memadai proses
jasa
untuk
menerima
konsumen
dari
pada
berbagai macam instasi bengkel aneka
kendaraan, tentunya dengan adanya
usaha juga menerima konsumen umum
fasilitas dan peralatan yang memadai
dan SMK N 2 Pengasih sebagai mitra
ini bertujuan agar masyarakat merasa
dari pelaksanaan teaching factory maka mengarahkan agar karyawan dan siswa
Pelaksanaan Teaching Factory….(Yoga Rianaji) 71 yang ada di SMK N 2 Pengasih agar
untuk merencanakan sasaran dan mengatur
melaksanakan proses jasa di bengkel
serta mengalokasikan pekerjaan, wewenang,
Aneka Usaha.
sumber daya, serta mengatur bentuk kerjasama
b. Faktor penghambat 1) Jarak
dengan industri. Standar kompetensi yang
sekolah
dengan
tempat
pelaksanaan yang jauh. Jarak
dari
digunakan di SMK N 2 Pengasih dalam pelaksanaan
sekolah
dengan
teaching
factory
merupakan
kompetensi - kompetensi yang dibutuhkan di
tempat pelaksanaan teaching factory
industri
yang berjarak sekitar 10 km tetunya
pengetahuan, dan keterampilan. Siswa yang
menjadi
dalam
dilibatkan dalam pelaksanaan teaching factory
pelaksanaanya, hambatan ini dapat
adalah siswa yang menguasai kompetensi
berupa koordinasi antara pihak sekolah
kejuruan hasil dari seleksi yang dilaksanakan
dengan DU/DI yang terhambat, dengan
oleh guru dan memiliki minat atau bakat.
terhambatnya koordinasi ini maka akan
Penggunaan perlengkapan dan peralatan sudah
terhambat pula mengenai perencanaan -
dapat dimaksimalkan untuk menjalankankan
perencanaan
proses produksi/jasa. Proses produksi/jasa
hambatan
untuk
meraih
tujuan
dimasa yang akan datang.
yang
dijalankan
2) Kesibukan dari guru pendamping.
mencakup
ketika
aspek
menerima
sikap,
permintaan
produksi/jasa dan dilakukan sesuai prosedur
Kesibukan yang dimiliki oleh
kerja yang ditetapkan. Pemilihan pengajar
guru juga menjadi salah satu faktor
dalam pelaksanaan teaching factory tidak
penghambat. Guru yang dituntut untuk
hanya dipertimbangkan dari faktor akademis
mengajar minimal 24 jam disertai
saja, tetapi juga yang pernah memiliki
dengan
pengalaman
tuntutan
pekerjaan
seperti
di
dunia
industri.
Proses
persiapan bahan mengajar, koreksi, dan
pelaksanaan produksi/jasa dilakukan dengan
penilaian membuat tugas guru sudah
prosedur yang jelas. Mulai dari penerimaan
cukup padat sehingga guru pendamping
permintaan sampai dengan pendistribusian
tidak dapat sepenuhnya berkonsentrasi
produk/jasa
pada pelaksanaan kegiatan teaching
secara bertahap. Proses pemasaran produk/jasa
factory.
dilakukan dengan baik, promosi produk/jasa
kepada
konsumen
dilakukan
dapat ditemukan pada beberapa media cetak
SIMPULAN DAN SARAN
atau elektronik. Hal ini menunjukan bahwa
Simpulan
sekolah sungguh - sungguh dan berusaha
1. Pembentukan manajemen dalam Pelaksanaan
dalam
memberikan
informasi
kepada
teaching factory di Program Studi Teknik
konsumen.
Kendaraan Ringan di SMK N 2 Pengasih
teaching factory dilakukan oleh koordinator,
menunjukkan
evaluasi
pelaksanaan
pembentukan manajemen
diawali
dari
yang tujuannya
Evaluasi
hanya
perkembangan
dalam
pelaksanaan
dilakukan untuk dan
pencapaian
melihat siswa,
72 Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif Edisi XII, Nomor 2, Tahun 2016
sementara evaluasi dalam proses keseluruhan
2. Sekolah
atau
pengurus
teaching
factory
dalam pelaksanaan teaching factory belum
hendaknya membuat rencana pengembangan
pernah dilaksanakan.
teaching factory dengan target dan indikator
2. Faktor yang mendukung pelaksanaan teaching
yang jelas sehingga dapat dijadikan sebagai
factory di Program Studi Teknik Kendaraan
pedoman untuk pengembangan dimasa yang
Ringan di SMK N 2 Pengasih adalah sumber
akan datang.
daya manusia dari siswa yang berkompeten
3. Perlunya diadakan proses evaluasi secara rutin
serta adanya sarana dan prasarana yang
agar
mendukung
proses
dilakukan serta mengatasi permasalahan -
produksi/jasa, dan memiliki pangsa pasar yang
permasalahan yang ditemui selama proses
jelas. Faktor yang menghambat pelaksanaan
pelaksanaan teaching factory.
dalam
pelaksanaan
dapat
mengevaluasi
kegiatan
yang
teaching factory di Program Studi Teknik Kendaraan Ringan di SMK N 2 Pengasih adalah jauhnya jarak sekolah dengan tempat pelaksanaan
sehingga
DAFTAR PUSTAKA Anonim.
(2010). “Pembelajaran Kejuruan menurut Charles Prossers”. Diakses tanggal 28 Februari 2015 dari www.hansipedia.com
mengakibatkan
kurangnya koordinasi, adanya kesibukan dari guru pendamping yang sudah cukup padat sehingga
guru
pendamping
tidak
dapat
sepenuhnya berkonsentrasi pada pelaksanaan kegiatan teaching factory, selain itu pada
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Sugiyono.
struktur manajemen masih memiliki jumlah
(2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
SDM yang terbatas khususnya pengelola yang masih kurang lengkap sehingga menyebabkan
Teguh
Arief. (2005). Hubungan Antara Kompetensi Bidang Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Dengan Prestasi Praktek Industri Siswa SMK Perindustrian Yogyakarta. Yogyakarta: Skripsi
Husaini
Usman. (2007). Organisasi: Teori Praktik Penelitian dan Kasus. Bandung: CV Alfabeta.
menumpuknya tugas yang dikerjakan.
Saran 1. Sekolah pengurus
hendaknya teaching
meyebabkan
menambah factory
bertumpuknya
jumlah
agar
tidak
tugas
dan
tanggung jawab dari pengurus teaching factory yang telah ada selama ini.