FAKTOR PREDISPOSISI DALAM PEMILIHAN TENAGA PENOLONNG PERSALINAN DI KABUPATEN SOLOK SELATAN TAHUN 2013
Oleh: Devi Syarief, S.Si.T, M.Keb1 Nur Fadjri Nilakesuma, S.Keb, Bd 2 1,2 Prodi D3 Kebidanan STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG ABSTRAK Fenomena dukun bayi merupakan salah satu bagian yang cukup besar pengaruhnya dalam menentukan status kesehatan ibu dan bayi, karena sekitar 40% kelahiran bayi di Indonesia dibantu oleh dukun bayi. Keadaan ini semakin diperparah karena umumnya dukun bayi yang menolong persalinan tersebut bukan dukun terlatih. Dalam konteks budaya (tradisi) masyarakat kita sering terdapat kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang merugikan bahkan membahayakan kesehatan bagi wanita hamil dan ibu pasca bersalin. Di kabupaten Solok Selatan propinsi Sumatera Barat, terdapat 101 dukun beranak yang masih aktif menolong persalinan, dan semua dukun tersebut tidak terlatih untuk menolong persalinan tersebut. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel pengetahuan, sikap, tradisi dan budaya, dan pemilihan tenaga penolong persalinan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang telah melahirkan di wilayah kerja Puskesmas Sangir Kab. Solok Selatan Tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan September 2013 dengan jumlah 150 orang. Sampel yang dipergunakan sebanyak 57 orang dan diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang telah disediakan, dan teknik pengolahan data dengan langkah editing, coding, entry dan cleaning. Analisis data yang dipergunakan adalah analisis univariabel dan bivariabel. Hasil uji Chi- Square didapatkan adanya hubungan antara pengetahuan, sikap, tradisi dan budaya responden dengan pemilihan penolong persalinan dengan ρ <0,05. Perlunya pendekatan budaya dan adat istiadat setempat dalam penempatan bidan sehingga masyarakat memilih bidan untuk menolong persalinannya dan peningkatan penyuluhan terhadap masyarakat tentang penolong persalinan yang baik.
Keywords : pertolongan persalinan, pemilihan tenaga penolong persalinan
adalah menurunkan AKI sebesar tiga –
PENDAHULUAN Pada
sebagian
besar
negara
perempatnya antara tahun 1990 – 2015
berkembang, kematian ibu memegang
dengan indikator tingkat kematian ibu (per
porsi terbesar dari kematian dikalangan
100.000) dan kelahiran yang dibantu
wanita reproduktif. Rata – rata angka
tenaga terlatih.
kematian ibu di negara berkembang adalah 450
per
100.000
kelahiran
Kondisi lingkungan dan pola fertilitas
hidup,
di banyak negara berkembang menjadi
sedangkan untuk negara maju angka
penyebab utama kematian ibu. Keadaan
kematian ibu mencapai rata – rata 30 per
menjadi lebih buruk sebab kehidupan pada
100.000 kelahiran hidup.
Setiap tahun,
sebagian terbesar dari penduduk di negara
sekitar setengah juta ibu meninggal karena
berkembang masih dilatar belakangi oleh
penyakit yang berkaitan dengan kehamilan
kemiskinan, malnutrisi dan masalah sosial
atau persalinan. Tingginya angka kematian
budaya yang erat hubungannya dengan
ibu di negara – negara berkembang
status wanita.
disebabkan berbagai faktor diantaranya
kematian ibu terjadi di rumah karena
masih rendahnya pendidikan, gizi kurang,
pertolongan persalinan oleh tenaga tidak
sanitasi yang buruk, penyediaan air bersih
terlatih.
yang tidak memadai dan masalah sosial
Sebagian besar dari
Persalinan yang aman memastikan
budaya yang erat hubungannya dengan
bahwa
semua
penolong
persalinan
status wanita (POGI, 2012).
mempunyai pengetahuan, keterampilan,
Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu
dan alat untuk memberikan pertolongan
kepada jumlah kematian ibu yang terkait
yang aman dan bersih, serta memberikan
dengan masa kehamilan, persalinan dan
pelayanan nifas kepada ibu dan bayi.
nifas.
Tenaga
Laporan
Kesehatan
Survei
Indonesia
Demografi
dapat
memberikan
terakhir
pertolongan persalinan dapat dibedakan
memperkirakan AKI adalah 228 per
menjadi dua, yaitu tenaga profesional dan
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.
dukun
Bahkan WHO, UNICEF, UNFPA dan
cakupan pelayanan kesehatan ibu dan
World
angka
anak, pertolongan persalinan sebaiknya
kematian ibu yang lebih tinggi yaitu 420
oleh tenaga kesehatan yang memiliki
per 100.000 kelahiran hidup (Trisnantoro
kompetensi kebidanan (dokter spesialis
L, 2011), sementara target yang ditetapkan
kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu
oleh Dirjen Bina Gizi dan KIA untuk
bidan, dan perawat bidan) tidak termasuk
tahun 2014 adalah sebesar 110 per
oleh dukun bayi.
Bank
(SDKI)
yang
memperkirakan
bayi.
Berdasarkan
indikator
100.000 kelahiran hidup (Rakornas PKH
Fenomena dukun bayi merupakan
Kemenkes RI, 2011). Hal ini sejalan
salah satu bagian yang cukup besar
dengan target yang ingin dicapai MDGs
pengaruhnya dalam menentukan status
kesehatan ibu dan bayi, karena sekitar
persalinan, dan semua dukun tersebut tidak
40% kelahiran bayi di Indonesia dibantu
terlatih untuk menolong persalinan tersebut
oleh dukun bayi. Keadaan ini semakin
(Dinas Kesehatan Kab. SolSel, 2012).
diperparah karena umumnya dukun bayi
Menurut Laporan Dinas Kesehatan
yang menolong persalinan tersebut bukan
Kabupaten Solok Selatan pada tahun 2010
dukun terlatih. Dalam konteks budaya
terdapat 2 orang ibu yang meninggal, namun
(tradisi) masyarakat kita sering terdapat
pada tahun 2011 AKI di Kabupaten tersebut
kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang
naik menjadi 9 orang. Sementara pada tahun
merugikan
2012, terdapat 6 orang ibu yang meninggal
bahkan
membahayakan
kesehatan wanita hamil dan ibu pasca
(Dinas
bersalin.
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
Andi Prabowo (2001) menyatakan
Kesehatan
kesehatan
di
Kab.
Kabupaten
SolSel,
Solok
2012).
Selatan
bahwa sosio-kultural masyarakat, khususnya
menempati urutan pertama terendah dari target
ibu hamil, tentang penolong persalinan oleh
Renstra pada tahun 2011 yaitu 62,30%.
dukun antara lain disebabkan oleh tradisi
Sementara dari 43,2 % ibu yang melahirkan di
masyarakat yang masih percaya pada dukun
rumah, 40,2 % diantaranya ditolong oleh
Menurut
dukun (Rakornas PKH, 2011).
Kusnaka
Adimihardja
dalam
Djamhoer Martaadisobrata (2005), seorang
Banyak faktor yang mempengaruhi
dukun bayi akan menasehati ibu hamil untuk
seseorang dalam memilih penolong persalinan.
tidak mengkonsumsi ikan air tawar dan laut
Menurut Green, perilaku tersebut dipengaruhi
karena dipercayai air susu ibu akan menjadi
oleh faktor predisposisi (pengetahuan, sikap
amis yang kurang baik bagi sang bayi. Di
masyarakat, tradisi dan kepercayaan, sistem
samping itu, ibu hamil juga tidak dianjurkan
nilai yang dianut, tingkat pendidikan, dan
untuk mengkonsumsi telur karena dipercayai
tingkat sosial ekonomi), faktor pendukung
kepala
akan
(ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan),
terjangkit bisul – bisul, serta ibu hamil juga
dan faktor penguat (sikap dan perilaku tokoh
tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi hati
masyarakat serta petugas kesehatan).
bayi
yang
dikandungnya
ayam yang dapat dipercayai mengakibatkan
Penelitian yang dilakukan oleh Efi
tubuh bayi menjadi kecil serta bayi menjadi
Yuliarti di wilayah kerja Puskesmas Bangko
bodoh.
Pusako Kabupaten Rokan Hilir Riau pada Kabupaten Solok Selatan merupakan
tahun 2009, menunjukkan bahwa faktor-faktor
salah satu kabupaten di Propinsi Sumatera
yang
Barat. Di daerah ini masih ditemui dukun bayi
pertolongan persalinan oleh dukun bayi adalah
yang masih aktif melakukan pertolongan
faktor predisposisi, yaitu pengetahuan, sikap,
persalinan.
dinas
kepercayaan, pendapatan dan pendidikan serta
kesehatan Kabupaten Solok Selatan, terdapat
faktor penguat yaitu orang tua, makcik (adik
101 dukun beranak yang masih aktif menolong
mamak), dukun bayi dan reference group.
Berdasarkan
data
dari
berhubungan
dengan
pemilihan
Hasil penelitian Bangsu(2001) di Bengkulu,
menggunakan analisa univariat dan
bahwa
bivariat (uji chi – square) .
keputusan
masyarakat
memilih
pertolongan oleh dukun bayi
cenderung
dipengaruhi oleh kemudahan mendapatkan
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
pelayanan dukun bayi, selain itu pelayanan
1.
Karakteristik responden
yang dilakukan oleh dukun bayi bersifat“all
Responden dalam penelitian
in”,yaitu menolong persalinan, membantu
ini adalah ibu postpartum yang telah
pekerjaan ibu hamil pada hari persalinannya,
memenuhi kriteria inklusi. Deskripsi
memandikan bayi,
karakteristik
dan bahkan bersedia
merawat bayi hingga lepas tali pusat sampai
untuk
kondisi ibu pulih.
mengenai
responden
mendapatkan
bertujuan gambaran
subjek
penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas
berdasarkan data dan variabel yang
peneliti
melakukan
diperoleh.
penelitian tentang “faktor predisposisi dalam
penelitian
pemilihan tenaga penolong persalinan di
dalam tabel berikut.
maka
tertarik
untuk
Kabupaten Solok Selatan tahun 2013”.
Karakteristik selengkapnya
subjek disajikan
Tabel. 5.1 Distribusi frekuensi responden menurut usia di wilayah
SUBJEK DAN METODA PENELITIAN Penelitian
ini
bertujuan
kerja Puskesmas Sangir tahun 2013
untuk
USIA
f
%
mengetahui faktor predisposisi dalam
Beresiko
13
22,8
pemilihan tenaga penolong persalinan
Tidak Beresiko
44
77,2
di wilayah kerja puskesmas Sangir
Jumlah
57
100
Kabupaten Solok Selatan tahun 2013 . Jenis penelitian ini adalah bersifat
Pada tabel diatas diperoleh bahwa dari
deskriptif analitik dengan desain cross
57
sectional. Sampel pada penelitian ini
didominasi pada usia tidak berisiko yaitu >20
berjumlah 57 orang yang diambil
tahun dan <35 tahun (77,2%). Pada penelitian
dengan
ini, karakteristik responden tersebut ditetapkan
Penelitian
menggunakan ini
dibantu
rumus. oleh
eunomerator yang mendata responden dirumahnya
untuk
menanyakan
orang
responden,
karakteristik
usia
sebagai variabel perancu. 2.
Distribusi pengetahuan
responden
berdasarkan
responden
tentang
tentang variabel pengetahuan, sikap,
penolong persalinan di wilayah kerja
tradisi dan budaya, status ekonomi,
Puskesmas Sangir Kabupaten Solok
dan
Selatan Tahun 2013.
penolong
responden.
persalinan
Setelah
data
terakhir didapat,
kemudian data diedit, coding, entry dan tabulating serta dioleh dengan
Tabel. 5.2 Distribusi frekuensi
persalinan yaitu 61,4%. Sikap dalam penelitian
pengetahuan responden di wilayah
ini adalah pandangan atau respon ibu terhadap
kerja Puskesmas Sangir tahun 2013
upaya pemeriksaan kehamilan, pertolongan
Pengetahuan
f
%
persalinan yang sehat dan normal. Pada
Rendah
18
31,6
prinsipnya sikap merupakan manifestasi dari
Sedang
23
40,4
pengetahuan, artinya jika pengetahuan ibu baik
Tinggi
16
28,1
maka sikap ibu terhadap sesuatu pun akan
Jumlah
57
100
positif walaupun dipengaruhi oleh faktor –
Berdasarkan
tabel
diatas,
terlihat
faktor yang lain disekitarnya. Perilaku
bahwa hampir separuh responden memiliki
yang
didasari
oleh
pemilihan
pengetahuan akan lebih langgeng dibanding
penolong persalinan yaitu 42,1%. Menurut
dengan perilaku tanpa didasari pengetahuan
Kuncoroningrat (1997) yang dikutip oleh
yang baik. Keterkaitan anatara pengetahuan
Nursalam dan Pariani (2001), makin tinggi
dan sikap atau perbuatan seseorang sangat
tingkat pendidikan seseorang makin mudah
berpengaruh dalam pengambilan keputusan
menerima informasi sehingga makin banyak
untuk memilih alternatif pemilihan penolong
pula pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya
persalinan mana yang akan dipilih oleh ibu
pengetahuan seseorang yang rendah akan
yang akan bersalin.
menghambat sikap seseorang terhadap nilai –
4.
pengetahuan
sedang
tentang
nilai baru yang diperkenalkan. 3.
Distribusi
responden
berdasarkan
Distribusi
responden
Tradisi
dan
mempengaruhi
berdasarkan
Budaya
yang
responden
tentang
penolong
penolong persalinan di wilayah kerja
persalinan di wilayah kerja Puskesmas
Puskesmas Sangir Kabupaten Solok
Sangir
Selatan Tahun 2013.
sikap
responden
tentang
Kabupaten
Solok
Selatan
Tahun 2013.
Tabel. 5.4 Distribusi frekuensi
Tabel. 5.3 Distribusi frekuensi sikap
Tradisi dan Budaya yang
responden di wilayah kerja
mempengaruhi responden di
Puskesmas Sangir tahun 2013
wilayah kerja Puskesmas Sangir tahun 2013
Sikap
f
%
Negatif
22
38,6
Tradisi dan Budaya
f
%
Positif
35
61,4
Rendah
19
33,3
Jumlah
57
100
Cukup
17
29,8
Tinggi
21
36,8
Jumlah
57
100
Berdasarkan
tabel
diatas,
terlihat
bahwa lebih dari separuh responden memiliki sikap positif
tentang pemilihan penolong
Berdasarkan
tabel
diatas,
terlihat
Tabel. 5.5 Distribusi frekuensi
bahwa hampir separuh tradisi dan budaya di
penolong persalinan responden di
daerah
wilayah kerja Puskesmas Sangir
setempat
yang
responden
tentang
persalinan
yaitu
mempengaruhi
pemilihan
36,8%.
penolong
Budaya
dalam
tahun 2013 Penolong persalinan
F
%
penelitian ini adalah pandangan responden
Non Nakes
29
50,9
tentang kepercayaan, adat istiadat yang ada
Nakes
28
49,1
dimasyarakt
Jumlah
57
100
tentang
pemilihan
penolong
persalinan. Dari pertanyaan mendalam mengenai
Berdasarkan
tabel
diatas,
terlihat
bagaimana budaya dan tradisi mempengaruhi
bahwa lebih dari separuh proses persalinan
ibu untuk melahirkan dengan dukun dapat
responden ditolong oleh tenaga non kesehatan
diungkapkan bahwa pemilihan tersebut terjadi
(dukun) yaitu 50,9 %. Dukun dianggap sebagai
karena sudah menjadi kebiasaan yang turun
orang yang memiliki kekuasaan karismatis,
temurun
yaitu kemampuan atau wibawa yang khusus
dari
keluarga
mereka,
seperti
pernyataan salah seorang responden: “bagaimana lagi
terdapat dalam dirinya. Wibawa tadi dimiliki
buk?nenek saya
tanpa dipelajari, tetapi ada dengan sendirinya
adalah dukun beranak. Kan lebih enak
dan merupakan anugerah dari Tuhan. Menurut
melahirkan dengan nenek dibanding
Kusnada Adimihardja, dukun bayi adalah
bu bidan. Lagian sudah tradisi di
seorang wanita atau pria yang menolong
rumah saya, kalo mau melahirkan
persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara
dengan nenek, sepupu juga begitu.”
turun menurun dari ibu kepada anak atau dari
Pada
kebudayan
keluarga dekat lainnya. Cara mendapatkan
terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam
keterampilan ini adalah melalui magang dari
membentuk, mengatur dan mempengaruhi
pengalaman sendiri atau saat membantu
tindakan atau kegiatan individu-individu suatu
melahirkan.
dasarnya,
peran
kelompok sosial untuk memenuhi berbagai
Dukun
dipercayai
memiliki
kebutuhan kesehatan. Memang tidak semua
kemampuan yang diwariskan turun-temurun
praktek/perilaku.
untuk memediasi pertolongan medis dalam
Mereka
masih
percaya
kepada dukun karena kharismatik dukun
masyarakat.
tersebut yang sedemikian tinggi, sehingga ia
memperoleh citra sebagai “orang tua” yang
lebih senang berobat dan meminta tolong
telah “berpengalaman”. Profil sosial inilah
kepada ibu dukun.
yang berperan dalam pembentukan status
5.
Distribusi penolong wilayah
responden persalinan kerja
berdasarkan responden
Puskesmas
Sebagian
dari
mereka
juga
sosial dukun yang karismatik dalam pelayanan
di
medis tradisional. Hal ini juga didukung
Sangir
dengan bidan yang jarang berada di tempat
Kabupaten Solok Selatan Tahun 2013.
pada waktu si ibu akan melahirkan. Seperti
penyataan yang disampaikan oleh responden
Ρvalue = 0,022
berikut : “dukun
itu
sudah
pengalamannya,
banyak
sehingga
enak
“bidan tidak ada ditempat pada waktu melahirkan,
secara parsial mempunyai keeratan hubungan dengan pemilihan penolong persalinan, artinya
melahirkan dengan dukun.”
saya
Keadaan ini menunjukkan bahwa pengetahuan
sehingga
oleh
keluarga dipanggilah dukun untuk
semakin
tinggi
pengetahuan
pemilihan
persalinan
di
responden
tenaga
penolong
Puskesmas
Sangir
Kabupaten Solok Selatan tahun 2013 Pada penelitian ini dilakukan analisis bivariat
untuk
mengetahui
ataupun dokter dalam proses persalinannya
tenaga penolong persalinan di Puskesmas Sangir Kabupaten Solok Selatan tahun 2013 dengan CI 95% dan α = 0,05 dapat
responden
Hubungan dengan
pengetahuan
pemilihan
tenaga
penolong persalinan di Puskesmas Sangir
Total
Penolong persalinan Nakes
%
F
(94,81%) akan memilih dukun bayi untuk menolong persalinannya dibanding ibu dengan pengetahuan tinggi (5,19%). Pengetahuan merupakan domain yang
%
sangat penting dalam membentuk tindakan atau perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh pengetahuanakan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
makin
sedikit
memanfaatkan
keinginannya pelayanan
untuk kesehatan
(Wiludjeng, 2005). analisis
menunjukkan
bahwa
pengetahuan responden tentang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan
Non
di Puskesmas Sangir Kabupaten Solok Selatan
nakes F
dengan
bahwa ibu dengan pengetahuan kuarang
Hasil
Kabupaten Solok Selatan tahun 2013 Pengetahuan
sejalan
pengetahuan. Makin rendah pengetahuan ibu,
dilihat pada tabel di bawah ini: 5.6
ini
penelitian yang dilakukan Bangsu (2001),
hubungan
pengetahuan responden dengan pemilihan
Tabel
maka
kecendrungan ibu untuk memilih tenaga bidan
Penelitian
dengan
ibu
juga akan semakin tinggi.
menolong saya.”
1. Hubungan
pengetahuan
tahun 2013 (p<0,005), artinya responden yang f
%
berpengetahuan tinggi akan bersalin dengan tenaga kesehatan.
22,2 14 77,8 18
100
Rendah
4
Sedang
14 60,8
9
39,2 23
100
Tinggi
10 62,5
6
37,5 16
100
Jumlah
28 49,1 29 50,9 57
100
2. Hubungan sikap responden dengan
akan tetapi faktor akses ke bidan atau
pemilihan tenaga penolong persalinan
pelayanan kesehatan, faktor budaya dan faktor
di Puskesmas Sangir Kabupaten Solok
kemampuan membayar atau persepsi lain
Selatan tahun 2013
tentang bidan akan mempengaruhi ibu dalam
Pada penelitian ini dilakukan analisis bivariat untuk mengetahui hubungan sikap responden
dengan
pemilihan
tenaga
bersikap untuk memilih tenaga penolong persalinan. Hal ini ditegaskan oleh Abbas dan
penolong persalinan di Puskesmas Sangir
Kristiani
(2006),
bahwa
sebagian
besar
Kabupaten Solok Selatan tahun 2013
masyarakat masih menganggap bahwa tenaga
dengan CI 95% dan α = 0,05 dapat dilihat
medis cenderung belum berpengalaman karena
pada tabel di bawah ini:
rata – rata usia mereka sangat muda, sehingga masyarakat tidak percaya dengan pertolongan
Tabel 5.9 Hubungan sikap responden
persalinan yang dilakukan bidan.
dengan
3. Hubungan
pemilihan
tenaga
di
Puskesmas
persalinan
penolong Sangir
Kabupaten Solok Selatan tahun 2013
Sikap
F
%
Total
%
persalinan
di
Puskesmas
2013
nakes F
budaya
Sangir Kabupaten Solok Selatan tahun
Non Nakes
dan
responden dengan pemilihan tenaga penolong
Penolong persalinan
tradisi
Pada penelitian ini dilakukan analisis f
%
bivariat
untuk
mengetahui
hubungan
tradisi dan budaya responden dengan pemilihan tenaga penolong persalinan di
Positif
23 65,7 12 34,3 35 100
Negatif
5
22,7 17 77,3 22 100
Selatan tahun 2013 dengan CI 95% dan α
Jumlah
28 49,1 29 50,9 57 100
= 0,05 dapat dilihat pada tabel di bawah
Puskesmas
ini: Ρvalue = 0,002 Hasil analisis menunjukkan bahwa sikap responden tentang berhubungan dengan pemilihan tenaga penolong persalinan
di
Puskesmas
Sangir
Kabupaten Solok Selatan tahun 2013 (p<0,005), artinya responden yang mempunyai sikap positif akan memilih tenaga kesehatan untuk membantu proses persalinannya.
Sangir
Kabupaten
Solok
Tabel 5.10 Hubungan tradisi dan budaya
tentang
responden dengan pemilihan tenaga penolong
pertolongan
persalinan.
persalinan di Puskesmas Sangir Kabupaten Solok Selatan tahun 2013
pemilihan
Dukun dianggap sebagai orang yang memiliki
kekuasaan
karismatis,
yaitu
kemampuan atau wibawa yang khusus terdapat Penolong persalinan Nakes
dan
Total
Non
Tradisi
nakes
%
F
dipelajari, tetapi ada dengan sendirinya dan merupakan anugerah dari Tuhan. Menurut
budaya F
dalam dirinya. Wibawa tadi dimiliki tanpa
f
%
%
Kusnada Adimihardja, dukun bayi adalah seorang wanita atau pria yang menolong
Rendah 16 84,2
3
15,8 19 100
persalinan. Kemampuan ini diperoleh secara turun menurun dari ibu kepada anak atau dari
4
23,5 13 76,5 17 100
Tinggi
8
38,1 13 61,9 21 100
keterampilan ini adalah melalui magang dari
Jumlah
28 49,1 29 50,9 57 100
pengalaman sendiri atau saat membantu
Cukup
keluarga dekat lainnya. Cara mendapatkan
melahirkan. Ρvalue = 0,001
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil analisis menunjukkan bahwa
penelitian yang dilakukan Bangsu (2001),
tradisi dan budaya responden tentang
bahwa lingkungan sosial dan adat istiadat
berhubungan dengan pemilihan tenaga
merupakan variabel yang paling berhubungan
penolong persalinan di Puskesmas
dengan pemilihan penolong persalinan. Secara
Sangir Kabupaten Solok Selatan tahun
proporsi
2013
mempunyai lingkungan sosial yang kurang
(p<0,005),
artinya
tinggi
menyebutkan 83,
%
mendukung
disekitar
penolong persalinan dibandingkan dengan
mempengaruhi
akan
responden
untuk
dukun
yang
pengaruh tradisi dan budaya yang ada responden
pemilihan
91
sebagai
pertolongan persalinan oleh bidan (16,09%). Menurut Sumaryoto (2003), faktor
bersalin dengan tenaga non kesehatan Pada beberapa masyarakat tradisional
non medis terbukti merupakan faktor dominan
di Indonesia kita bisa melihat konsepsi
yang
budaya yang terwujud dalam prilaku
kematian ibu hamil, ibu bersalin maupun ibu
yang
nifas.
berkaitan
dengan
ponolong
memberikan
Apalagi
saat
kontribusi
ini
belum
terhadap
semua
hamil.
masyarakat siap melaksanakan perubahan
bivariat
perilaku, pengaruh sosial budaya yang bias
hubungan
gender, dan masih kurangnya informasi serta
antara tradisi dan budaya responden
kemampuan dalam menyerap informasi itu
persalinan Berdasarkan didapatkan
pada
ibu
analisis bahwa
ada
sendiri.
KESIMPULAN DAN SARAN
3. Kepala dinas kesehatan melalui pimpinan
A. Kesimpulan 1.
Hampir
puskesmas Sangir Kab. Solok selatan agar
separuh
responden
memiliki
mendata, mengokomodir seluruh dukun
pengetahuan sedang tentang pemilihan
bayi yang ada diwilayah kerjanya untuk
penolong persalinan (42,1%.)
dilakukan pembinaan pelatihan tentang
2. Lebih dari separuh responden memiliki sikap positif tentang pemilihan penolong persalinan yaitu 61,4%.
setempat
yang
mempengaruhi
penyuluhan kepada masyarakat tentang penolong persalinan yang terlatih.
responden tentang pemilihan penolong
UCAPAN TERIMA KASIH
persalinan yaitu 36,8%.
Ditujukan kepada :
4. Lebih dari separuh proses persalinan responden
ditolong
oleh
tenaga
non
kesehatan (dukun) yaitu 50,9 %.
responden
dengan pemilihan tenaga
penolong persalinan (ρ 0,022)
pemilihan
tenaga
penolong
persalinan (ρ 0,002) 7. Adanya hubungan antara tradisi dan budaya responden
dengan pemilihan tenaga
penolong persalinan (ρ 0,001) B. SARAN 1. Perlu pendekatan adat budaya dan istiadat setempat dalam penempatan bidan – bidan sehingga dapat diterima oleh masyarakat. Kepada
pemerintah
daerah
agar
mengembangkan daerah terisolir sehingga memudahkan mengenai
masuknya
kesehatan,
agar
informasi masyarakat
didaerah terisolir itu dapat menerima tenaga medis dan memanfaatkannya untuk kesehatan khususnya dalam pertolongan persalinan.
membantu termuatnya literatur ini.
dalam proses penyusunan literatur yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
6. Adanya hubungan antara sikap responden dengan
1. Tim redaksi jurnal MNM yang telah 2. Kepada pihak lain yang berpartisipasi
5. Adanya hubungan antara pengetahuan
2.
4. Kepada bidan di wilayah kerja puskesmas Sangir agar memberikan penyuluhan –
3. Hampir separuh tradisi dan budaya di daerah
pertolongan persalinan yang sehat.
DAFTAR PUSTAKA Adenbagoes.2010.Pengertian Pengetahuan.3 Januari 2012.20.10 Wib.http.//id.com. Amiruddin; Jakir.(2009). Pengetahuan dipengaruhi oleh sikap http://www.pdpersi.co.id. 2010, diakses 26 Mei 2012 Amirudin, Ridwan. 2007, Tenaga Penolong Persalinan. Diakses Melalui www.google.com pada 5 Maret 2013 Pukul 10:00 wib. Amilda, Nur Latifah. 2009. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemilihan pertolongan persalinan oleh dukun bayi di Kabupaten Kampar Riau. FKM UNDIP. Semarang. Anggorodi, Rina. 2009. Dukun Bayi Dalam Persalinan oleh Masyarakat Indonesia. Jurnal Kesehatan, Vol 13. No. 1 Juni 2009. FKM UI. Jakarta Arikunto,suharsini.2006.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rineka Cipta. Djamhoer Martadisoebrata. 2005. Bunga Rampai Obstetri dan Ginekologi Sosial. YBP-SP. Jakarta
Depkes RI.(2007). Pedoman Pelayanan Kebidanan Dasar. Jakarta. Depkes, RI. (2004). Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta Depkes, RI. & BPS (2006). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia 2004. Jakarta Eko Budiarto. 2002. Biostatistika Untuk Kedoketaran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Graha. 2006, Makalah Komunitas Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Medis. Diakses Melalui www.google.com. Tanggal 5Maret 2013 Pukul 10:30 wib Jahidin, Ahid,dkk. 2012. Faktor determinan yang mempengaruhi alternatif pemilihan persalinan dukun beranak di kecamatan Limboro Kabupaten Polewali Mandar. FKM UNHAS. Makasar Juliwanto, Elvistron. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan memilih penolong persalinan pada ibu hamil di kecamatan Babul Jannah Kabupaten Aceh Tenggara Tahun 2008. Tesis Pasca Sarjana USU. Medan Lukito, 2003, Pemanfaatan Fasilitas kesehatan Oleh masyarakat Pedesaan, Tesis UGM, Yokyakarta Notoatmodjo, Soekitdjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta Notoatmojo, Soekidjo.2007.Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta. Notoadmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta Manuaba, Ida Bagus, Gde. Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : 2007. Notoadmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Notoadmodjo, Soekidjo, 2007. Promo Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta Profil Daerah Kabupaten Solok Selatan. 2010. Royston, Erica. 2011. Pencegahan Kematian Ibu Hamil. Binarupa Aksara. Jakarta