FAKTOR PENYEBAB DAN IMPLIKASI DARI KONVERSI LAHAN SA WAH MENJADI LAHAN NON SA\V AH DI KECAMAT AN SOREANG DAN MAJALA YA KABUPATEN BANDUNG

Oltla:

SHINTA SITI HABSYOH NPM 2!0S-200S-7002

ttSIS UalUk m...auhl slll.it oatD

•1-

YJlllll

111aa ....,.peroldl lfbr MAO•ltt Su11

ProttU> hndld..,, !Cn-trwi ~--

Ml11Ci1tu ......,,... S11141 nm.. Unrlaulpn s.n.i.tril!7•Al- daD LID......... ffi•11p

P<11aelolau

PROGRAM STUDI MAGISTERILMU LINGKUNGAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITASPADJADJARA~ BANDUNG

2009

FAKTOR PENYEBAB DAN IMPI,IKASI DARI KONVERSI LAHAN SAW AH MENJADJ LAHAN NON SAWAH DI KECAMATAN SOREANG DAN MAJALAYA KABUPATEN BANDUNG

Oleb:

SHlNTA SITJ llABSVOH Nl'M 2505-20011· 700?

TES[S tlnluk mcmcnubl sat•h $•lu syaral ujian guna mcmptroleh gelar l\tagi•ttr S•lns Pmgrain Peadldlkan Magilftr Program Slodl M1gbter llmu Lingkung•n Konsentutl Percnca11•1n Peogclolaan Sumbcnlaya Alam dan Llnr;k.1111ga111fldup lal lclah dlsetlljul ol~b Tim Pcml>lmblng p•da 1a11gga.1 seperll torten di bawah IDI

Bandung,

Nopember 2009

Pembimbing

' Prof. Dr. Benny Joy

Chay Asdak, MSc., Ph.D

Ketua Ti•rl Pembimbing

Anggnta Tim Pembimbing

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PADJADJARAN

PROGRAM

PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU LINGKUNGAN Joi.,, S<:kc!oa Sclawi I, B~

•0131, Telq>on: (022) 250887!,

r... : (022) 2508871,

a,,..u:[email protected]

LEMBAR PERSETUJUA.~ PERBAJKAN (REVISI)

UJIANTESJS

-··------·---·---·,-TGL. UJlAN

: 29 Oktober 2009

NAMA

: Shinta Siti Habsyoh

NPM :2505200870002 PROGRAM STUDT : Magister Ilmu Lingkungan BKU : Perencanaan Pengelolaan Sumberdaya Alam & LH WDUL

: Faktor Peoyebab dan lmplikssi dari Konversi Laban Sawah Menjadi L11han Non Sawab di Keca1J1atan Soreang dan Majalaya K•bt1paten Bandung.

TELAH DlREVISl, DlSE'TIJlln OLEH TIM Pe.NELAAH/TlM PFJvffirMBINO DAN OTPERKENANJ<.AN UNTUK DIFERBANYAK I DICET AK NAMA

NO.

TANDA TANOA'.'J

I

Prof. Ock:an S Abdoellah. MA .• Ph.D

2

Dr.Tb. Bcn,Lt.o~ Kurolllli_, lr., lliP-~ST -·

3

Parikesit. '.\1Sc._ph,U

4

Ir. Totok Herwanto, M.Flnl(

Bandung,

'November 2009

Mengetahui;

I~ ~rof Dr Benny Joy

Chtly Asdak, MSc.,Ph.D

Pembhubing l

Pembimbing II

v

PEllNYATAAN

Dengan ini saya rnenyatakan bahwa: Karya tulis saya, tesis int, adalah asli dan behan pemah di11Jukan untuk mendaJ)Qlkan gelar akadentik (sarj!Wll, magister, dall/atau dokror), baik di Universitas Padjadjaran maup1m di perguruao tinggi lain. 2.

Karya tulis ini adalah muroi gagasan, rumusan, dan penelit1an saya sendiri, tanpa baetuen pihek lain, kccuali araheu Tnn Pemb1mbing

3

Dalam karya tulis ini tidak terd11plil karya atau pmiapat yang ielah ditults atau dipublikasikau orang la.in. kecuali secara tertulis dengn jeles dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengau disebutkan oama pengerang dan dicantumkan dalam daftar puStaka

4

Pemyataan ini saya buttt dengan sesungguhnya dan apabtla di kemudian

hari terdapat penyimpaogan dan ketidakbenaran dalam pemyataan ini, maka saya bersedia menenma srmksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh kareoa karya tulis im, serta ssaksi l.a1Mya sesua1 dengan norms yang bcrlaku di perguruan tinggi ini.

Bandung. November 20()<) Yang membuat pemyataan,

• fSHINT A SITI HABSYOH) NPM. 250S-200R-7002

¥BukDnkah Kami relah melapanokon untulcmu dodomu. Dan Kami ttlah mtnghflangkon darifllu bebonmu yang membetatkan punggutlflmu? Dan Kami tlnggllcan &aglmu sebutan (m1mo} mu. Karena uwn111111hnyo tewdoh keS11//t,on

ltll ada **mlldohon moka apablla kDlflU telah ~lttsal (darl sotu urwanJ kttjakantah dtngan sungguh-sungguh (urusan} yang l11fnnyu, don hanya kepado 1uhanmu/ahhendaknJlll kamu berltarap." Q.S. M:l-8

vi

Along with economic de-.elopmmt and populauon growth. competition of land rt.source utilization increases rcpidly. That prompted rite convers1

e1'$/0fl efpaddy field and the re11Ulting lmplicanon.1 in the Surc:arig and Majafayo District, BOl'ltbmg Regency. Re.r,.arch melMds W4!.e P'.rfotmtd using a quantitative and qualitative approach 10 bww the !SIU ef the mflumce of each variablefactors and how the.sefactors can qffec1 ti~ conwrslon t( paddy field. T1t1s: llSi!t:lrt:/t was htld for 312 retpo1'dents conversionfanner.1and1Jon converston farmers in Soreang alld Maja/aya District Bandwtg R~ u.1mg .rimple mlldom -..piing me/hod. The penod of this re:s~h is from April 111tti/ October 2009. Data ....as analyzed using path analysts to see the oorrelatil»I nmong variables. The rt.JUlt:t shewed tha social factor; 011d economic factors stmu/1a11eously or Joiritly hove reat impact on paddy field conversion to non-paddy paddy field tn the Sortang and Mojalaya D1stn,·1, &mdtmg RegellC)! In the amorDll of 69. 7".4 urrd 64.8%. Jn addition, government po/1c1es (R17W) trrfluence the conwnlon<>fpaddy field in Bandu11g Regency. The tmpllcatlons of the ~mon of paddy field that occurred

In those dutnc: ore a profession and etlanc diversity, the mfgrollon offarmers, shift work, cltanglng c:v11SVmp11on pollttm and changes 111 fQn/fers' income. Envtronmenta! lmp/tcotfons are anting out of flooding and decreasing 1he quanrrry and quality of water.

Keywords: conversion, paddy field, non-paddy fields, tirefactorsand effect.

ABSTRAK

Seiring dengan pel'keulbangan perdcommian dJm J)611lln)buh!Jn penduduk , tajadi peningkatm yang tajam dalam pcnaingan pananf'a1llll swnber daya Jahan. Hal itu inendorong lerjadinya konveni lahan saw ke penggunaan non $8Wlh. Selama lcunm waktu 10 !llJlln (1992-2002) lahan sawah di Kabupaten Bandung beJ\rurang 15.280 helctu (10.46%) dari luasaa 146.114 hektar pada tahun 19')2 meojadi 130.834 hel<1ar p4da tahun 2002. Pcoelitian ini bcrtujuan 1llltUI<. roengetabui faldor-faktor yang niempcogarnhi retjldinya konverai lahan sawah dan iJnplika.si yang ditimbullrmnya di JCec1mntan Soreaog dan Majalaya Kabupateo Bandung. Mctode penelitian yang diJaknkan menggunabo pendeliamn ku111Jtitatif dan kualtitatif yaitu 1111tulc mcngclllhui btsunya pengaruh masiugmasin[l variable t:llkror penyebab clan bapimana faktor-faklor ~but bisa !i~garuh terhadlf) konyerst laban ~ab. Penelitian ini dibk\lkan pada 312 rcspoodeo pellmi pelalru konw:rsi din bWcan pelakll .lalnversi labm u.wah di Kecamatan SoreaD.8 dan Majalaya Kabupaleo Ba!lduu&.dcngan m~

metode simple random 1KJmp/11tg. Waktu peocUtial dilakubn pada Bulan April W!lpe.i Bulan Oktober 2009. Peogolahao data dil.aknkan dcngao maigunakanpath analysis iwtak mclibat hubungan antar variabel tcdladap konven.i Jahan sawah. Hasil penelltian lllClllll)jnidcan be.hwa fak!or soslal ~bahan perilaku, hubungao pcmilik dcngan Jahau dan ~.,, lallao) dan faktor ekonom.i ( kebutuhan bid.up
Kec81Jl1ltan Soreang dM MajRlaya KabupaleD Band1111g yaitu sebeesr 69,7% dan 64,8%. Setllin itu faktor kebijakao pcmerioolll berupa RTRWiJ...-ut mcmpengaruhi ttirjadinya konversi lahan sawalt di Kabupaten Bandung. lmplikasi dui konversi lahan sawah Ylll8 tajadi di dua kecawatan te~llbut adalah adaaya k.eberagam.an profesi dan suku.. tcrjadinyft migrasi petalli, pergesenm peJcerjaan, perubahan pola konsumsi dan perubaban peoda.patzu peuiui. l.ttipl~i

linglomgan yang timbul

yaitu banjir dan menuruney1 lruantita.~ dan lcualitas air.

Kata kunci · lronversi., laba.n sawah, lahan oon SBW8b. fuktor dllll dainpak.

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, dengan memanjatkall p11ji d1111 syukur .Ice hadira! Allah

SWT attts !i111pah11n Rahm.tt dan Karunia-Nya, akhirnya pemtlis d«pKt menyel~

penyusunan Tesis denganjoduI "'Faktor Penyebab dan lmp.lllwi

dari Konvtni Labao Sa'1!'ab Maijacli Laluu1 Non Sawab d1 KCC1JD1t11n Sornng da11 Majalaya Kabupatm Bandung;". Tesis ini disusun dan diajulcan dalam ran@ka memcnuhl salah satu syaca1 ujian llUJ'a memperoleb gelac Magista Sains Linglrungan

Konsentrasi Perencmaan

Program Studi Magister Ilmu

Pengclolaan Sumberdaya Alam dao

Lingkunsan Hidup pada Program P&!casarjaaa Uoivcrsilas Padjlldjaran Bandung. Dalam kesempatan llli penulis mC11gUQ1pkan lCrima b.sih yang sednlamdlllamnya kepeda betbagai pihak yang telah membaotu dan mc:ndulrung dalsm penyusunan Tesis ini dan tanpa

disebutkan

satu denu

~:111gt

rasa hor:mat tidak mungki.n

sam, mili seeara khusus ucapao 1erill1a kosih diS111Dpa.ikan

lc:epadR ' 1.

Pn:Jf. Dr. Qanjac Kwn.ia, Ir., DEA selaku Rdctor UllivCl'5itas Pldjadjlll'llD..

2.

Prof Oekan S AbdoeUah.MA,PhD ielahi ketua Program St\ldi Magister

llmu Lingkung1(1 Universrtas Padjadjann.dan dosen penguji. 3.

Dr. Tb Benito A Kumani, l.r.,.Dip ,EST selaku Sekretaris Program Studi

Magister llmu Liagkungan UnneTSitas Padjadjaran d1U1 dosen penguji. 4.

Pro[ Dr. Ir Benny Joy selaku Kel\.lA Tim Pemhimbing.

5

Chay Asdak M.Sc., Ph.D selaku Anggota Tim Pembimbing.

6.

Parikesit. MSc.,Pb.D, dan Ir. Torok Herwanr.o selaku dosee penguji

7.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yang telah memberi beasiswa kepada penuhs.

8.

H. Obar Sobarna, S.Ip Bupati Bandung yang telah memberikan izin lllUdi kepada peoolis.

9.

Pimpinan dan rekan sejawat di Dinas Perumaban, Peeataan Rnang clan Kebersihau Kabupat.en Bandung, kbususnya di Bldang l'engembangan

I<.waW'.I. 10.

Rekan mahasiswa aol!ktttil.O IV Bappenas dan Sekretariat Program Studi Maglstcr Ilmu Linglrungan UNPAD..

11.

Kedua orang tua, lbwlda Hj. Neoeng Sadlah da.n Ayahanda H. Ob.im Wahyudin, yang sangat berjau dalam membesarkan dan mendldik dengBll penuh kosib sayang dalam segala suka dan dulcanya, serta adikku, VM Sltl

Sofioh dan kepouaka.o-keponakaolu tc:rcima, Aaz, Diva clan Kimi yang selslu memberikon motivesi den kckuatao belajar. 12

Mertuaku, 'Emu" terimakasih atas segala doanya.

13.

Suamiku tersayoog ntas kesabaran, motivasi, cinta dan kasih yang diberiken.

14.

Satu 'muzija1' yang tert.anam dolwn mhimlru, eugkaulah yang memberiku kekuaten.

Semoga Allah SWT, senantiasa memberikan balasan atas scgala bantuan , kebflikan yang telah diberikan kepada penulis. Akhir kata semoga Tesis ini bermanlaat bagi penulis khususaya dan pihak-pihak yang berl<epcotingao pada

x

nmnmnya, serta mengbarapluln s111an den laitili: untuk kemajuan yang akan datang. Demilrian, semoga apa yang penulis lakukan dapat menjadi kebaikan untuk membllllgUD lingkuogllll yang lebih bllik bagi kelangswigan hidup manusia pada 11mumnya.

Bandung, November 2009

Penulis

DAFrARISI

LEMBAR PERSETUJUAN REVISL

-

.ii

f.EMBAR PE.NGESAHAN

-

ili

_

LEMBARPl:RSEM1"JIA.~

IV

PERNYATAAN

v

ABSTRACT.....................

.

vi

ABSTRAK.

-.

vii

KA TA PENGANTAR...........................

.

DAFTAR JSl

viii xi

-

DAFTAR TABEL

xv

DAFTARGAMBAR

xvi

DAPTAR LAMPIRAN BAB I.

.xvii

PENDAllULUAN

l I Latar Belakaog.... 1.2 Rumusan Masalab

1

.. .

-.. __

l J Mllk$tKI d~o Tujuan Peaeklian... 1.3. l Maksud Penelnian

.

. .

. .. . .. .

8

.

1.3.2 Tujuan Peueliti1111 1.4 Keguaaan Peneiitian.................. BABU. KAJIAN

.. .. .! 7

PUSTAKA.

.. . 8

.. . . .. . .

8 9

.

KERANGKA

PEMIKIRAN

HIPOTESIS

DAN .10

2.1 Kajian Pustaka.............

.I0

.

2 I.I Laban Pcrtanitul

10

2. 1.2 LllhM Sawah. . .. .. . . . .. . .. . . .. .

..

2.1.3 Konversi Laban Sawah....................

.

. ..

.

II .14

2.1 4 Faktor-taktor yang Mernpeoglll'\lhi TerjadiDya Konveni Labm

.17

2.1.5 Potensi Dampak Konveni L&lum PCJtanian

25

2.1.5. I

Darnpak

Konversl

Lingkungan.

Laban terhadap Ekonomi, Sosial dan ··-··

27

Jlii

2.2 Kerangka Pemikir.111

31

2.3 Hipotesis.

36

BAB UL BAHAN/OBJEK DAN ME10DE PENELITIAN

.38

3.1 Objek dan Waktu Penelitian

38

3.2 Metode Peneliliao

39

3.2.l Metode l'enelitian K.ttantitatif. 3.2.1.1

39

S811lj)el Penelitim

.43

3.2.1.2 Prosedur Kerja Pengumpulan Data.

44

3.2.1.3 Validitllli dan R<:liabilitas Alat Ulrur

45

J.2.1.4 AnalisisUata

47

3.2.2 Metode Penelitian Kualitatif:

S3

3.2.2.1

Desaln Peoelitian

53

3.2.2.2 Dcsain Sampel..

53

3.2.2.3 Jell.is dan Sumber Data.

54

3.2.2.4 Telcnlk Peul!\llDpulan Dal.II

54

3.2.2.5 A.oallsls Data

55

BAB IV. HASlL PENRLITIAN DA.'I PEMBAHASAN

56

4.1 OamblVllD Umum LOklilli Pcue1Jtiao

S6

4.2 Gamt>arao ICarakteristilc. Responden

59

4.3 Gambaran Data Tanggapa11 Respondet Terhadnp Konversi Laban Sawah

63

4.3.I Perub!lha.o. Perilaku Petani

64

4.3.2 Hubungiw I'emilik Dengllll Laban

66

4.3.3 Pemecahan Lahan,

67

.

4.3.4 Kebutuhan Hidup

69

4 .3 .5 Daya Saing Padi MCDIUUll

70

4.3.6 Luas Laban Terkonversi

72

4.4 Aoal.isis Kuantitatif Pengaruh faktor Penyebab Kooversi Laban Sawllll Terbadap Luas Laban Sawah Terkonversi di Kecamatan Soreaug

4.S Pengujian Vanabel Secara Parsial di Kecamatan Soreani:

7S 80

4.S. l Penguub Perub
.. . .

80

xiii

4.5.2 Pengiuuh Hubwigan Pemilik Dengan Laban Terhidap Luas l.ahan

Sawab Takonversi. di Kecamatllll Soreang 83 4.S.3 .Penganih Pemecahan Laban Tediadap Luas Laban Sawah Terkonvmi di Kecamatan Soreang. 84 4.S.4 Pengaruh Kebutulwl Hidup Tc:Jbodap LIW Laban Sawah Ter.konversi di KccamataoSo~g

86

4.5.S Peogaruh PellU1Ullall Daya Saing Padi T~

Luas Laban Sawab

Terkonveni. di Keamatan Soreang 88 4.6 Anali$is Kuantitatif Pengaruh Faktor Penyebab Konvmi Laban Sawah Terhadap Luas Lohan Sawah Tcrkoover&i di Ktcamatan Majabya

90

4.1 Pengujian Variabel Seeara Panial di Kecamatan M.ajalaya

94 4.7.J Pengaruh Perubahao Perilaku Terhadap Luas Laban Sawab Terkonversi di K.ec•matan Majalays

94

4.?.2 Pengarub Hubwigan Pemilik Dengan Laban Terhadap Luas lahan Sawab Ter:konveni. di Kecamatan Majalaya

9.S

Laban Terbadap Luas Lahllll Sawab Terkonversi

4.7.3 Pengarah P~

di Kecamatan Majabya

%

4.7.4 Pengaruh Kebulultan Hidup Terhadap l.wis Lahsn Sawah Terkonversi di Kecamatan Majalaya

97

4.7.S Pengamh Pcnurunu Daya Saing Padi Terhadap Luas Laban Sawah Terkonvmi. di Kecamatan Majalaya 98 4.8 Rencana Tata Ruang Wilayab (RTRW) sebagai Pengendali Konversi lahan

saw ah

Menjadi

Non

Sawah

di

Kabupalen

RandUDj!

4.9 Implikasi

99

Konversi

Lahllll

Sa..U

Sawah 4.9.l lmplikasi Sosial

menjadi

Laban

Nun 104 104

4.9. l. I Solidaritas Petani

104

4.9.1.2 Keragaman 4.9. l.3 lnteraksi Antar Masyarakat

106

4.9.l.4 Mlgrasi Petani

109

108

xiv

4.9.1.S Pergescran Pekerjaan

4.9.2 lmplikasi Ekonomi...

4.9.2. I Pola KOllBll!DSi 4.9.2.2 Perubahan Pendapatan Petani.. 4.9.3 Implikasi L~ 4.9.3.I Banjir 4.9.3.2 Ketersediaan Air 4.9.4 hnplikasi Terlud&p Ketahanan Panagan DAB V. SIMPULAN DAN SARAN

,

111

112

112 113 114 114 117

119 122

5.1 Simpnlan

.122

S.2 Slllllll

12)

DAFTAR PUSTAKA LAMPJRAN

125

RIWAYAT HIDlll'

xv

DAFTAR TABEL

Nomor

Hal

3.1

OperasiOlllll variabel.........

3.2

Paiilaim skala SJl:ap Liken.

3 .3

Popula~j dan sampel penelitian.

3.4 4 .I 4.2

Hasil uji reliabiliw kuesioner variabel paielitian.

47

Betas Mlayah desa-desa lolcssi penelitian Letak geografi, Iuas dm iklim

.56

.. . .. . . . . . . . . . . . .

41 ..42

,

43

desa-desa

penelitian.

lokasi 57

Jahan desa-dese lokasi peoelitian.

4.3

Tata

4.4

Jumllh pmduduk dan keluarga desa-d¢sa lokasi penelitian

58

4.5

Mata pencaharian pokok pendudulc desa-desa lokasi penelitian

S9

4.6

Tanggapan responden terhadap fakt<>r-Qktor yang mempengaruhi

guDll

konversi lahllll sawah

4.7 4.8

74

Koefisien korelasi amar ,'lfiribd KPl':l!IT!••an Soreang 76 Koeftsien jalur variabel indepemlen tcmadap lus lahan sawah terkonvmi di Kecamatan Soreang

4 .9

.58

77

Besar penp-uh variabel iDde:penden secara bmaroa-sama dan parsial terbadap luas laban &11w tetkonvcni (Y) di Kecamatan SQre:ang

79

4.10

Koefisien Korelasi Antar V&riabel Kecamatan Majalaya

90

4. I I

Koefisien jalur iodependen terbadap lua~ lahan sawab rerkonversi di

Kec•maun Majalaya.

4. 12

91 Beser peogaruh variabd indq)endai sewa bersan-.a-S21ClU1 clan ~iii! terhadap

Majalaya

luas

llllutn sawah lel'konversi (Y) di Kecamatao

93

DAFTAR GAMBAR

Nomor

2.1 2.2

Judul

Klasitikasi manfaat lahan pertanian Bagan proses kouversi lahan

Bal

sawah

chm

dampak

ditimbulkan 2.3

l4 yang 27

Kerangka pentikiran falctor penyebab terjadinya konversi lahan saw ah dan implikasinya

.36

4.1

K.eterkaitan antar variabel dalam pe11elitiau. Langkah-laogk.ah analisls penel.itian lrualitatif Peta administrasi Kabupaten Bandung

4.2 4.3

Distribusi responden berdasarlcan konversi lahan Di3b:ibu:ii responden bcrdasarkanJmis kclamlu

60 60

4.4 4.5 4.6

Distribusi rtl!Sponden berdasarkan pendfdUcan Disllibust reSj)Ollden betdasarkan usia Dis1rih1L~i respondea berdasarlam pengitasllau. dari sawah

61 61 62

4.7

DiSlhbusi responden berdosarkon penshnsilan

3.1 3.2

48 .50 57

dari clan usaha

laia

63 63

4.9

Distribusl responden benlasarkan luas lahllll saw ah Hasil kategorisasi perubaban perilaku pemilik Jaban.................

4.10

Hasil kategorisasi hubungan pemilik dengan lahan

66

4.11

Ha3il katcgoreasi pemecahan lahan

67

4.12

Hasil kategorisasi kebutuhaa hidup.

4.13

Hasil kategorisesi da}'ll saing padi menurun

70

4.14

Hasil ketegonsesi luas lahan terkonversi

72

4.15

Diagram jalur pengaruh kelima variabd independen telhadap luas

4 .8

lab1111 terkonversi di Kecamatan Sol'Wlg 4 .16

. 64

..

69

78

Diagram jalur pengaruh kelima vanabel mdependea telhadap luas lahan terkonversi di Kecamatan MaJalaya.... . 92

J(VIJ

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul

1

Kuesioner Unhlk Petani

2

Pedoman Wawanc.m Untuk Kepala Desa & Tokoh Masyarak:al

3

Pedaman Wawancara Untuk Camat & Aplll'llt Pemerintah Dinas Terkait

4

Hasil Uji Validitas Vllriabel Penelitian

s

Nilai Minimum, Nilai Kuat\il dan Nilal MeksimllDI Masing· Wlli!iug Veriabel

6

Output JaJur Soreang

7 8

OutputJalur Majalaya Contoh Konvcml Lahan Sawah Meqjadi Laban Nan 5awah di Kecamatau Soreuug
BABI .PENDAmJLUAN

1.1

Lamr Re1akang Dalam beberapa tabun ~ir.

masalah ketahanan P8118l11 dUI koaversi

lahan menjadi isu penting di Indonesia. J>ellingkatan ketaha11an pllllg8ll merupakan salah satu tujuan pembangunan nasional yang diupayahn

melalui peningkatan

beres teruamia yang dihasilkan dari lahen sawah (lrawan, 2005). Bents sebagai baban makanan pokok bagi sebagian besar rakyat Indonesia .selain sebagai penywnl>ang paling besar terhadap kom1D11si kalori dan protein yaitll sebesar 45SS% (SUSENAS 1999) juga masih mmilliki kedudukan sosial budaya ekonomi yang tinggi dan diidentikao dengan pangan (Soenarwoto, 2001). Oleb karenanya usaha mencapai ketahanan Jl81lJlaD masih rerfbkus kepada swasembada betas Di Indonesia kebijakan kesahanan pauglill mo:njadi isu semral dalam pernbangunan serta merupakan

fokus utama dalam pembangunan

penanian

ruunun di sisi lain laju lconvecsi lahan sawah terns terjadi. Laaan sawah men1pakao sumberdaya yang sangat penliog dalain mc.aentukan kelllhanan p.angao kareaa .lahan sawah memiliki per.man dalam memproduksi bahnn pangm. Beras sebagian besar berasal dari padi sawah dan 3isanya dari padi gogo kareee itu

sumber pangan Indonesia yang penting adalah sawah (Soemarwoto, 2001 ). Set.ring dengan pertumbubaa tvilayah yang membawa impJikasi terltadap semak.in

beragam dan moo.ingkatnya aktivitas ekcmomi di luar bidang pertallian kebutuhan akan labao sawah akan terns semakin meningkat. Karena luasan bhan relatif tetap

I

2

mska pada ~irmnya akan menyebabbn terjadiQya perubtha.n penggunaan (konvem) lahan di suam wilayah. Dengm ~

konvcrsi lahan sawab tersebut

secara lllllgsung dapat menyebabkaa palUI1lllall kuantitas produksi padi alaoat lahan pertmtiA!I yang dapat ditanami padi.

b~ya

Berkurangnya produlcsi padi akibat koaveesi lahan saw-11 sifatnye

permanen (Jraw811, 2005). Kemungkinan

sualu

lahan sawah yang telah berubeh

fungsi kembali menjadi sawah sangat lcecil. fhmpir lidak pemah dijumpai bahwa

laban sawah yang telah beralih fungsi menjadi non sawab kemudiea berubah kemb3li menjadi sawah. Fenomeoa deQikian mempunylli implikasi yang serius terhadi!p perhirungan meugenai dampak negati f konversi lah1111 sawah terhadap proJuksi panpn .karena walallJlWl ada upeya pencetakan lahan sawah ham teeapi diperlukan wllktu S -1 S tahun agar sawah yang baru dibangun dapat berprodnksi secara optimal (Dep Penanien, 2008). Hasil penelinan Sumaryantc, dli (19%) dalam Ilham dkJr, (2008) yang dilakukan di Ja wa rnenunjukkan bah wa alih limgsi lahan sawah ke non pertanian (63%) lebih tiaggi dibandingkao kc pertmiaD non sawah (37%). Dari 63 persen tersebur, 33 perzn Wltuk penrukiman, 6

pct5e11 1mnik

illdusui, 11 persea unruk

praserana dan 13 persen untuk lainuya. Hasil pcnelit:ian·pc:nelitian sebelumnya meiuajukkan

bahwa penggunaan laban sawah untuk penanemen pmli sangat

lrlferior diban
Rasio

land rent sawah dibandingkan deogan indosni adalah 1 :500, sawah dib11D.dingkan perumahan I :622 clan sawah dibandingkan pariwisata l : 14 artinya nilat lahan

3

IUlruk indUB!ri 500 kali lebih tingggi dari sawah, p~

622 k.ali dan uilai

bhaa untulc pariwisata 14 .k.ali lebih tiagi dari lahan sawah (Ilham, 2008) Data BPS tnenlD\jukkan behwa selama pcriode 1~2002

J)engurangan lahan aawah di Indonesia seluas 563.159 hektar,

telah tcrjadi ataU

nta rata

187.720 hektar pertahun. Sekihr 30 pergen sawah yllllg hilang itu benda di Jawa

(167. ISO hektar), dan 70 persen binnya menyebar di lear Jawa. Hal ini terjadi lwena lamversi lalian di plllai Jawa didorong oleh kebutuhu

lakm untuk

pcmbangunan perumahan yang diruigsanag oleh pertambahan jumlah peoduduk y1.111g tinggi. Scdllllgkan di luar Jawa kD11v=i lahan sawah terutama disebabkan

oleb keblltllhan lab811 untuk pembangunan sat11na ttansportasi dan sarana publik la.iooya dal&n rangka mmdorong pertUmbuban ekonomi (lrawan, 2008). Untuk Jawa kon\'el'Si :yang cukup tinggi terjadi di Jawa Barat (5,2 persen) dan Jawa

Timm (6,3 persenj, Padahal, kontnl>usi kcdua provitlSi ini tedladap padi nasional sangat besar, seki1ar 33 persen dari total produksi.

Feooniena peni:iurangim lahan sawah iersebut menunjukbn

bahwa

dinamib perubahan peDgguDaaa tanah mmjadi semalcin Uiteosif dengan semakin berkembangnya perckOllOOlian wilayah. Pennasalllhllll iDi tidak terlepas dari proses tn.nsfonnasi sttuktur ekenomi yang terjadi di Indonesia yakui dart yang

berbasiskan sektor primer (pertanian) kc scktor sckundu dao tertier (industri, jasa, dan perdagangan). Sebagai suato konsekuenai pembangunap, ha! ini dtpat dinilai

wajll!' tesjadi. Pertumbuhan petlduduk

kota dan aktivitas perekonomian

memerlulcan raaah untuk perumahan, induslri, sarana dan prasarana penunjang laillllya (Nasoetion, 2005).

4

H.asil l>Cllelitian Pukpahan, dlcJ.: (l994) dan Sumacyanto, tilt (199S) menwtjukkan pada periode 1987-1991 luas iahan sawah yang telkonversi di Jawa Barat ymg sejalc dulu dikerud sebagai lumbUDg padi nasional adalah 37.000 ha.

Sawah sawah yang berubah fungsi itu terdapat di wilayab llotabek, Jal11t Pantura, 0

dBD Kabupaten Bandung. Menurut Perda Propinsi Jawa Barai No 1 Tahun 2003 tentang Pola Dssar Pembangunm

Propinsi Jawa Bai:at menunjllkk.an bahwa di

Jawa Barat sejak tahnn 1994 sld 2001 cebh terjadi konversi la.ban sawahmenjadi non sawah sebesar 165.903 Ha atau belkurang 17% dariluas sebelumnya. Pertumbuhan penduduk dan perla:mbangan ekonomi yang cukup pesar di Kabupaten Bandung

berdampak pula kepada terjadiDya konversi laban s11wah

yang cukup lin~. Menurut Susilo ....ati, dkk (2004) selama lrurun waktu l 0 tahun (1992-2002) lahan penanian di Kabupaten Bandllllg berlcu'C'8118 15.280 hektar (10.46%) dan luasan 146.114 hektar J)ada tahun 1992 mcojadi 130.R14 hektar pada tahun 2002. Seinng

d111ig1111 penurunan

luas lahan sawah tersebut terjadi pula

pcourunan produk.si padi yang cukup besar 194.196 ton (24%) yakni dari produksi 804.6S9 ton tahtm 1992 menjadi 610.499ton tabun 2002 (R.uswandi, dkk, 2008).

Berdasaik11J1 laporan tahllllllll Dinas Pertaaien, Perkebun811, dill Kehutanan Kab. Bandung Tahun 2004-2008 selama kurun waktu S tabun (2004-2003) lahan sawah di Kabupaten Bandung tdah berkunmg sebuyak 19.298 ha. Berdllsarkan jenisnya luas pengurangan lahan sawah

)'8llg

terjadi yaitu i.rigasi tckni5 beikimmg

3.118 ha, irigasi V. teknis 2.973 ha, iriga&i sederbana (PU) berlrurang 3.215 M, irigasi desa 6.469 ha dan sawah tadah bujan berl
5

tehun sebellllllllya kareoa selain pcillglltallgan disebabkan kon..,eni 111enjlldi noo sawah juga karena semenjak Kabupaten &nduog dimchrlcan kcmudian terbentuk Kabupatell Bandung Barat bJwi qwah ymig ada terbagi menjadi wilayah

Kabupaten Bmdung Ba:rat. Mcnurut Soemuwoto (2001) di kebanyakan negara agnms seperti

Indonesia, kota 1U11Qmnya berlrembang di pusac produbi pemnian dan bl ini terjadi pula di KJibupateD Raiidq di antaranya Kata ~

dan Majalaya.

Berdasaikao penelitian yang sudah dilakukan sebeluamya, fak1or-faktor yang mroyebabkan terjadinya konversi lahan di a.nWanya adalah fuktor sosial seperti perubahan perilaku clan pemecahan lab.an, .lilktor ekooami bcrhubamgaq doogan

kebutuhan htdup Wilt adanya kebija.bn pemerintah meagenai pengen-i lahan pettanian. Konversi labau sawab yang terjadi, juga tidak. terlepas dari permasalahan kesesuaian dtogan tata ruang. Menurut Reacana Tata Ruang Wilayah

(RTRW)

Kallupateu

Bandung,

Soreang

merupalaln

wiJayah

pengcmbangan peramiau sawah iriga~iteknis sebagai lumbung padi Meuopolitan Bandung namun di sisi lain dijadibn scbagai pusat pemerintahan dan perketaan, Begitu pula dengan Majalaya yang

fimgsl utmuanya

~ai

wilayah

pengooibangan pertanian .sekaligus pnsat pcrindu.mian. Berdasarkan Ila! tu.lebut

make di Y.ilayah Soreang dau Majalaya beipotcnsi lerjadinya konveni laban Rawah yang tinggi l.-arena berdasarkan fiuigsl utamAl kcdua wilayah seperti

dikemulrakm di atas mah akan. baayak t
6

Pemllrintah sebeclamya sud411 incngupayakan berbagai cara ~ konversi lahm sawah salah satunya dengan meogcluarbn betbdgai ~tullln yang terkait dengm pl'm•nmaWI lahan sawah di antaranya S11111t Mentcri Neg111a

Perencanaan Pembangunan/Ketua BAPPENAS Nomor S4171MK/IQll994tanggal 4Oktober1994;

dan Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 474(4263/SJ tanggal 27

Desember 1994 yang menyatakan bahwa perubahan peuggunun tanah pertanian ke nonpenaaian

tidak flleJ\gatbankan wiah pertanian subur clan berpengairau

teknis namun upaya tersebut helum mampu menahan laju konversi lahan sawah. Hal ini teljadi karella Iii.stem kebijabn t.mebut masib meinilild banyak lcelemahan di amaraoya karena peraturan tersebut merupakan Iarangan namun tidak admya

kejela.san ,!l811jaran Blau Wlksi yang sk8il diberikan bagi yang melanggar ablnln sehmgga bespotensi memicu terjadinya alih fungsi lahan sawab beririgasi teknis ke nonpertanien (Jrawao, dkt, 2008).

Dengan adanya konversi laban ~awah ke non perumain yang cukup tinggi diperlcirakan akao berdaoipak kepada masalah sosial, ekonom1 dan lingkungan masyarakat di kedua wilayah tersebut, So:pcrti yang dinyalakan Rahmanto, dkJc (2004) bahwa konversi Jaban saweh ke non perumian yang culrup tinggi bukan

lwtya berdampak kepada masalah ketahanan pangan tetapi mcnyangkut pula hal yang lebih luas yaitu aspek-aspek pcrubah!Ul orienwi ekonomi, sosial, budllya, dan politik IQllsyaralcat. Hal tersebut sesuai dcngan apa yang dipapwkau oleh

Setiyanto, dick (2005) bahwa di lndooesta, la.ban pertaDian khususnya lahan sawah tidak hanya berperan scl>ag& penghasil p31lgan, akau tetapi juga memiliki pct1111

lainnya yang dapat dirulai dari segi ekonomi, sosiaJ budaya, dan lingkungan,

7

babkan politis. f11Dg5i laban sawah akan berkwciog ablu bilaog jika laban pertanian dikonvcrsilam ke mmimbulkan

pcuggll.llllalJ

di llllll' ptflllnim r.laD llal ini aka.n

ekstemalitas aklbat bedammguya atau hil!lllgllya fung&i lllhlm

pestanian dalam kebidupan manusia. FW18Si lahan pertanian te1aebut ada yang dapat dinilai secara ekooomis dan ada pula yong tidak clapat dinilai atau bclum meoilliki pasar. Menurut Pakpahan dkk, (1993) dala.m Rwwandi dkk, (2007) masalllh konversi lahan sawah ke non pertaDian selain mcayangl.,tt 11laWah pangan, herkaitan pub. dengan lllta ruang, dampak dan manfiiat ekonomi serta lingkungan. Sdain itu hcrhubtmgan pula dengan hal-.bal lain yang dapat dilakukan agar manfaatnya lebih besar daripada dampllknya.

Berdasari:an uraian di aias hahwa telah terjadi konveni lahao sawah yall!! cukup tinggi di Keawatan Soreng dan Majalaya make penelilian ini penting dilakukan wiruk meogetahui faktor-faktor apa yang .llllllljsdi penyebabnya: dan da111pu.k apa yang ditimbulkannya.

1.2

Rumlll!lloMasabh

Dari urai.m pada law belakang, masalalt pokok yang dapat diejukan adalah besarnya lllju konversi laban sawah ruenjadi lahlUI non sawah di Kabupaten Bandung. Dari masalah tersebut dapat din.1musk411 da1aJn penanyaan penelitian sebagai beriknt:

I.

Apakah faktor sosial (perubahan perilaku, hubungan pemilik dengau !aban. peme4:ahan lahan), ek011omi (kebutuluui .lridup, penunmm

daya

saing padi) dan kebijakan pernerintah mempengaruhi terjadinya konversi

8

lahan sawah m.enjadi lahan non sawah di Kecamatan Son'lllllg dan Majalaya Kabupaten Bandllllg? 2.

Apa imp.hbsi yang terjadi abllat konveni lahan sawah Dll!lljadi .laban non sawah di Kecametan Sotean(! dan ~alaya Kaboupateo Bandwig?

1.3

Makitudd•n Tajuan Penelttian

l.J.1 Maksud Pmelitian Maksud dilakukannya penelitian ini edalah untuk meng1~i faktor·falctor J)ellyebab konverst lahan sawah daD mengdahui besamya pengaruh masingmming faktor tersebut serta dampak yang ditimbulkaonya, di Kecamat4n Sommg dan lvllljalaya Kabupaten Bandung.

1.3.2 Tujuan Puelilian Tujuan dilakukannya penelitian iw adalab untuk: l.

Mcnguji fal«or·faktor sosial dao ek.ouumi yang mempengaruhi terjadinya

koaversi l.ll!um sawah menjadi hlban non sawah di Kecamallln &ireang dan Majalaya Kabupaten BandUllg.

2.

.\{engetahui besarnya pengaruh masing·masing

fak:or-faktor tersebut

terhadap tetjadinya konversi lahan sawah menjadi lahan non sawah di KCC3D1atan Soreang dan Majalaya Kabupaten Bandung.

3.

Mengetahui implikasi konversi lahan sawab menjadi lahan non sawah terhadap peW!i di Kecamatan Soreeng dan Majalaya Kabupaten Bandung.

9

IA

Kepnua PenelJtiaq Kcgunaan penelitian ini adalah sdlagai balum bjian bagi paielitian-

penelitian lain khususnya yang bakaium deiigan kooveni lahan clan sumbangan berupa masukan serta sanm kepeda pemerintah Kabupaten Blllldung da.lam

menentukan kebijakan pembaogunan pertanian yang bedlubuugan deagan konwrsi lahan dan tata ruang.

BABU KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESJS

2.1

Kajlan Pwtalr.t

1.1.l Lall.la Pertanian Pertanian merupakan suaru kegiallln manusia dalain biding yang berduarkan pad.a proses hiologi dari tumbuban dan hewan, suatu proses yang mengubab llDSllr anorganik menjadi senyawa organik dengan melaJui tumbuhan clan bewan (Widodo, 2008). Definisi lahan pa1aDian ro.eourut Rancangmi Undaog· Unda.og Perlindlll18Jln Laban Pertanian P81181R Berkelanjutan (RUU PLPPB) adalab bid&Dg lllfwl yang diguulc1111 uotuk IL,aha pertllllian. Dari detlnisi-detinisi tenebut dapat disilnpulkan bahwa lahsn pertMiao merupakan 111nah tetbulca

dlmana tenlapat campur tangan msnusia dalam proses kebidupau t\111\buhan dan hewan ualUk memenuhi keburuhan hidllJ)Dya. Laban pertan.lan di Indonesia sehagi1111 besar adalah laban tadah hujan dan sisanya lahan kering, sebagiao lahwt berlcemiringan sedang dan sebagja.Q lagi <:lB'lllll

Dalam lllti sempit pertanian meliputi perkebunan, lceltulanm, petemakM,

petikanao. dan dalam perkembangannya meliputi pem8.$8ran dan peogolaban hasilnya (Wido
pealing

dalam perekollOOlian nasionaJ d.an keJangsuogan hidup

masyaralalt, terutama dalam sumbangan terhadap PDB. penyedia lapangan ketja dan penyedia pangan dalam negeri (Bappenas. 2006).

to

11

2.1.2

Laban Sawab Sawah IDellWUI Kamus Besar Bab~ lndousia adalab tallah yang digarap

dll!l dialiri untuk tempat

11.tenanam

padi. Di daerab detigan lllllSlln bujan yang

JWljang dan di daerah dengan sist«n pengainn yang baik S11wah dilllllami sepanjang !Mun, paneo dapat dilakukan dua kali setahun. Di demb dengan musim kemarau yang paajq clan tidak ada sistem pcngairan yang baik

$l1Wab

hanya ditanami sekali setahundi musim hujan (Soemarwoto, 2001). Rahmanto, dlrJc (2004) meoyebutkan bahwa lahan sawah dapat dianggap

sebagai barang publik karena selain memberikao manfaat yang bersifut individual bagi pemiliknya juga memberikan numfaat yang bersifat konnmal. Sebagai baning publik, Jahan sawab memihki fungsi yang sangat luas yang terlc:ait dengau manfaat langsung, manfaat tidak l1111gmng, den manfaat bawaan ~i

mama laban sawah adalah untuk mendulrung J)erlgembangm

prod«ksi pangan khuimsnya padi (Bappenas, 2006) narnun secara holistik lahan

sawah M~mpunyai llWl(llllt ganda (multi fungsi). Memrut lrawm (2005), secara gans besar manfaat lah1111 sa wah terdiri atas dua .kategori yaitu: I).

Use Valttes atae nilai peoggunaan yang biasa disebut sebagai Personal Use Value. Manfaat yang dipa-oleb dari kegiaten eksp!Oitasi at.au kegiaan

usahataai yang dilakukatt pada rumberdaya lahan pcnanian. 2).

Non-use Value biasa disebut Intnnsic Value atau milllmat bawaan. Yang tenn!ISllk daJam kategori ini adalah bt1'ba88i manfaat yang t~ipta dmgan sendirinya wala11p1111 buken merupakan tujuan dari kesiata.11 elsploitasi )'Mg

dilakukan oleh pemilik lahan. Contohnya terpeliharanya kemgaman

12

biolo~ yang mungkin saat ini belvm diketabui manfaat;oya tapi di masa depen lDllllgkin dapat bergana btgi lrehidupan Dlllllusia. lrawan (2005) menjelasbn bahwa manhat patama (use vcilue) ciaplll

di!Jedabn mas manfaat laopung dm manfsat tidak .lallgS11Dg. Manwt lang1JU11g yang diperoleh dari lcegiatan eksploiWi pada Jahm pertauian ada dua jcnis yaitu: 1 J.

Berupa output yang dapat dipas8rbn. atau marketed 011tput, yaitu berbaga.i jenis barang yang ni 1ainy11 dapat tt:rmir seca.ra empirik dan die.kspres:ikao

dalarn harga 011tpu1 di antmnya adalJh daun, jerami dan kayu yang dapat dimanfaatkan

seba.gai bioma.n Jeais manfaa~ ini bersifat individual,

artinya mllllfiat yang banya ~

2 ).

oleh p11ra pemi1ik bban.

Berupa rnanfam yang nilainya tidak t.a1Jbr secara empirik stsu harganya

tidak dapat ditentukan seeara eksplisit (unpriced benefit). Jenis manfaat ini sclain dinikmati oleh pcmilik lahao juga dapat dillikmati o)eh masyaraht

luas atau bersifat komuual Cwrohoya adalah rersedianya bahan pangan, sarena rekreesi, wahaoa bagi bell:embangnya tradisi clan budaya pedesaan dan tersedianye lapangan kerja bagi ma.syarakat pedesean, Manfaat ndak Jangsung yang dipaoldi daci keberulaart lahan sawah umumnya tertait espel( lingkUDgan. Rt! ini di•mgkapkan oleh Yoshida (1994) clan So go Kenkyu ( 1998) daLun Ira wao (2005) bahwa lceberadaan lahan pe:i:llloian dari

aspek linglcungan dapat memberikao lima jenis manfaai yaitu wencegah terjadinya banjir, sebagai pengendali kesrimbangan tata air, mencegab terjadinya

erost, menguraagi pence11111n111 lingicungao

yang berssal dari tiinbah rumah

tangga, dan mencegab pencemarao udara }'3tJg berasa1 dari gas buangan,

13

Ralunmlo, dkt (2004) roanaparlqm Nhwa 1118!lfiat lan@sung sawah dapat dibitkan dengim sepu!llh

WlSUr

berikut; {1) pengbasil bahuJ pangaD, (2) pei>yedia

kestmpatan kerja peflllllian, (3) surnbor Peodapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak lahao, (4) sumber PAD mN.alui pajak lainoya, ( S) llll!llce8)1h wbanisasi melalui kesempatan kerja yang dicipQbn, (6) ~bagai sanma bagi tlllllbululya

li:ebuda.yaan b'lldi.sional, (7) sebagai ~

fnmhnhnya rasa kebersamaan at.tu

gotong royong, (8) sebagai &Umber J)elldapmn tna9yarllkat, (9) sebagai

S8lllil8

rekreasi dan (10) sebagai sarium paii,.isaQ. Sedangkan roan&Bf tidal;: iangsllllg

mmcakup fungsi-fungsi peleseartan Jinglrungao yang terdiri dari uosur-unsl!l' bc:rikut (1) meng?ltangi peluang banjir, (2) meDgurani peluang erusi., (3)

meugunngi

peluang tanah longsor, (f) menjaga kcscimbangan sirkulasi air,

teratama di mmim kemarau, (5) mengurangi pencemaran udan akibat polusi induseri, clan ( 6) mengurangi pencemaran lingkungan mel alui pengem balian

pupuk organik pada Wwi sawah. Ulltllk manfaar bawaan terdiri dari dua unsur berilrut: (1) sebagai sacaua pendidikan, dan (2) sebagai sarana mempertahankan keragaman hayati Bagan klasllika&i m;mfilat lahan pertanian dapat dilibat pada Gambar2.I.

Menurut Soemarworo (2001), sawlh scl4in be:rfungsi sebagai pengeodah erosi juga sebagai pencageran ~

gcnetis karena saMll tradisiooal

ditanami dengm banyak sekali variew padi. Padi lokal mcrupakan sueru ClllQf)uran banyak varietas, Selain itu, sawah ;.ig. mempllllyai fungsi produlsi dan

sosi41 budaya yang pentieg,

14

I

Ta.!aa.i

I

em.-; '

I Manfalrpcott1twn (CMwilttt4)

Mllll»ol "'"'""" Onlffi1sa'e. w:~lw:s)

I

, -

M3Dfaat

Mm&et

~

lidat~-

I

I

Morlwed

~

ou1p111

• I

•

'f\JllgSl ?euda1)318l

raasyanklllno~•n

I

• • •

F\IQirsl U...llf"',,,_

•

==didibn

banbm .i:rnpman baytri

·-

! • Funpit.a-i I

•

/}.,~

-

I

?roo.lk P<mlllm • Pall@Ao • Tcc.W'l
I

Fuagsi sesi&I • lmdayo ~·iJ)asi

F.Ust!ima

•

FtlllJS' knosetvosi tanah daa lllr • Fwigs1 pcl@IC!Jdab pc...:=srec Ude!•

•

fllllgSl pcpgeadali

•

F~d&urul~

I '

''ala' balnm:Y limbal!

- ···-

Gamba:- 2. I Klasifikasi man1i!at lahan pertanian S...Nr. ~-
2.1.3 Koavetsi Labao Sawah Konversi lalum d4pat diartikan sebagai beruhlihnya fungsi sebagian atau seluruh kawasen dart fungsinya semula seperti direnCAnakan menjadi fungsi lain yang berdampak negatif teffiadap liaglalngan dan potemi labao itu sendrri (Utomo dick, 1992). Meaurut Kustiawan (1997), konversi Iaban berarti alih fimgsi atau

mutasi lahan secara

WllWll

mcayaogkvt b ausfurmasi dalam pengarokasian

sumberdaya lahan dM'i satu ~kc penggmiam iainnya. Dari definisi-

definisi tersebut dapat dikatakan bahwa koovcrsi lahan sawah berarti berubalmya fimgsi lahan yang semula diperuntul:kan untuk sawah meojadi peruntukkan lain

beik yang bersifst sementara lllaupun tetap.

IS

..

Sihaloho (2004) 111e111bagi kOnversi lahan ke dllbm! tujuh pols atau tipologi, yaitu:

I.

Konversi gradual berpola sporedis; dipengAl\lhi ol~ dua filktor

utama

yaitu lahan yang kurang!tidak produktif Win keterdesakan ekonomi pelala1

kooveni

2.

Konversi .~istematilc berpola miring; disebabkan !ah.an kUTU1g produkli( sebingga konversi dilakubn

secani

sorecnpak IJJ)llJk meningkatkan

nilai

tamban. 3

Kouversi laban sebagai respom atas pertumbuhan peeduduk (population growth driven land oonversion); lebih la.Jtj11t disebut kouversi adaptasi demograli, dimana dengan meitingk4tnya p«IWlJbuban pcnduduk, lalum terkonversi unlUk mememlhi kebutuh1111 tempat tinggal.

4

Konvers! yang disebablran olch masalab sosial (soc/Ill problem dnven land conversion);disebabkaa oleh dua faktor yakni keterdesoJ.:an ekollOIDi d4Q

perubahankesejabternan. Kooversi taopa beban; dipengarubi oleh faktor lceinginan unruk mengcbah hidup yang lebih baik dart keedaan ~llllt ini d11D ingin keluar dari klllllpullg. 6

Kon versi adapta.si agrari.s; di.sebabkan karena keteroesakan ekonomi du keinBirum Wllllk: berubah dari masylll'akat dengftll tujuan nteningk:atkan hasil pertauian,

7.

Konvecsi multi benru.k atau ranpa bentuk; kOtlver~i dipengaruhi oleh bc:roagai takror, .khu:rusnya tllktor peruntukao untuk perkantoran, sekolah,

16

koperall, perdagangao, tennasuk sistem waris yang tidak. dijelaskan dalam

ko.nversi demografi. Pola konversi lahan dspat ditinjau dari beberapa aapek (Swnaryanto, dick, 2008). Jika dilihat dari pelaku lconversi, dapat dibcdakan menjadi dua. Pertama, ahb fungsi secara langsmig oleh pernilik laban yang bmangkutan.

Motifuya ada

tiga yaitu· (I) untuk pemenuhankebutuhan akan tempattinggal, (2) dalalu rangka

meningkatkan pendaparan melalui alih usaha, (3) kombillaai dari {l) dart (2) misalnya untuk membaugun rumab tinggal yang sekaligus dijadilcan tempat Wlllha. Pola konvcrsi seperti ini terjadi di sembarang tempat, kecil-k~il dan lersebar. Dampalc dari kegia!lln konversi konversi terhadap eksistensi la!ian sawah di

scltit1Unya baru terasa secara signifikan dalam jang)ca waktu lam.a. Kedua, alih fW1gsi yang diawalt deogan alih penguasasn. Pemilik menjual kepada pihak lain yang akan memanfaarkannya

untuk usaba nonsawah atau

kepada makelar Secara empiris. alih fungsi lahan mel11lui cara ini terjadi dalam

hamparan yang lebih luas, terkonsemrasi den umumnya berkon:lasi positif dengan proses urbanisasi (pengkotaan). Dampak konversi terhadap etsistensi lahan sawah ~ekilamya berlangsung cepat dan uyata. Dalam Strategi PengendaJian Aili Fungsi Laban Peneaien, Bappenas (200.S), pola alih fungsi labliu sawah dipilah menjadi d114: (I) sistematis, dan (2) sporadis. A1ih fangsi lahau sawah untuk pentbct.ngunan bwasan ind11stri, perkotaen, kawasan pemukiman (real estate), jalan raya, komplek pcibntorau, dan sebagainya mengakibatkan

terbentubiya

pola alih fungsi yaog sistematis.

Laban sawah yang beralihfungsi pada umum11ya inencakup suatu hamparaa yang

17

cukup luas dan tetkoasolidasi

Di Ui Jam, &lib twp lahmJ sawah YD1f diJaknbn

seodiri oleb pemilik Jahan Sll~U lllllUIMya betsifat sporadis. Luas lalwl sawah

yang lerkonveni kecil-lcec:il dan

t.crpenalr.

Proses &lib fungsi labm sawn jue&

bersifat J)f()gresif artinya lahaa sawlh di setitar lokasi ya11g tdah tcrkonveni dalam waktu yllllg relatif pendek cellCknog bl:nlihfw>g:si pul4 dmgan luas yang cendcrung 11101ingk.at Secans ~' progtaivitas alih fungsi IJban dengan pola si&tematit ccnderung lebih WI~ dlr'ipada pola yaag tpOrJdis.

l.1.4

Faktor-faktor yaq MeaipeapruW Ttrjadiaya Koa•etil IA... a Irawan (2005) mengemubkan

pcnamao

blhM koo\lC:ni lahao

ceijadi

Uibat adaoya pmaiopn dalam ~faaWI labD IDtlll1I sektor pmmian dao

sc:lttur non penanian. Persainpn dallm pmianO.Can laban 1CtSebut muncul ida'bat adi!Jlya Liga fenomena eltooolll[ den sosial yaitu: (1) ket~tasao SUJDberd&ya lab.an. (2) pcrolmbuhan

peadud~ dan (3) pcrrumbahan ekOllOllli. DJ $Cl.iap

daerab luas laban )&0& tcrsedia reb1tif~

la.ban yeng dapat dialokasikm untuli:

penduduk alcau 1neaingl(atbn k~ kcgiawi pcrtaDian dan

DOO

mu terbetas sehingga pa111mbul1au

in ptrtumbuban ckonomi

per1alUn. Sementan

cen
lebih

ringgi dhnd.iag pennlnwn

i.ti111 untul: ~

penniDUsan pcoduk OO!Jpmanlan k:bih c:lastis tefbadap

pertani» k111CD11

rc:ro.tao..

Selaojutny& llawm mcnjelaskan blhwa dari soda

Jl""'•ng ekooomi

konversi lah&n pataniao dapat disebsbbo oleb tailcan pemrintaan lahu Ulllllk kegiatao DOI\ perta111an dan OOrougan

l)Cllawatall

Jahaa

(lelt~

oteh petani

18

pemilik lahan. Perilaku tersebur tidak terlepas dari kebijabn pemhangnnan

elronomi, sosial, d.m sarana publik sehingga feuomem konverri laban cidak rerfepas dari kebijakao yang ditempuh pemerintah. Adapun tiga faktor penting yang meayebabkan terjadinya alih fungal laban sawah sebagaimana yang diwigkapkan Kmtiwan (199'1) adalah: Faktor Ekstemal. Merupakaa faktor yang disebabk.an oleli adanya

I

dioamil:a pertumbuhan pertowm (fisik ma11pUQ spesial), deDlOgrafi maupWl donomi.

Faktor lnterual. Fid.10r ini lebih melihat mi }'llllg disebablc311 oleh kondisi

2.

sosial-ekonomi rwml1 tangga penuim peogsuna !&ban.

Fsktor .Kebijakau. Yaitu aspdc regulasi yang dikeluarkan o!eb pemerintah

3

pusat moupun dacrah yaug belkaitan dengan perubahan fimgsi laban pertanian

Rusastra, d!lc (2002) memaparkan, di luar J11w11. (kasus Kalimantan Selatan), alesan dell kinerja konversi Iahan pertaaian e.dalah karena kebutuban dan harga lahan tinggi, skala usaba yang kurrmg cfisieu untuk diusahakm bila

dilakukan pembagia11 wwisan, dan S1Dgat jaracg karena lllasao teqiaksa. Penelitian yaug telah dilakukan S.ibalobo (2004) di Bogar Jawa Banu maJWljulckan bahwa .lli.ktor-faktor penyebab konversi lahan adalab sebagai

beril:w: I.

Fllktor pertllmbahan pendudµk

y.uig

begjtu cepat bcrimplikasi kepada

penni.nraan telhadap lllhan pemukirnan yang semakin menillgkat dari tahun ke talum;

19

2.

Faktor ekonomi yaug ideotik deogan mualab kemjskinan Masyarabt pede$aan yang tidak mampu mancauhi kebutuban hidupnya melalui hasil

penjuabn kegiatan pert&Qian yang mmuonya raid.ah, berusaha mencari bentuk usaha lain yang dapat !M>ingkafhn kesejabteraanm~

Untuk

mendapallcan modal da1ain mc:mulaj 11sabtmya, petaoi peda WDl!lllll)'ll menjual tanah yang dimilil:inya.

3.

Faktor tuar, yaim pengaruh wsga dari desa-kelurahan perbatasa.n y1111g telah lebih dahnlu menjual tanah mmb kepada pihak Perseroan Terbalas (Pl);

4.

Adanya penanam•n modal pihal swastt dengan membeli lahan-laban produkti f rnilik warga;

5.

Proses pengaliaan pemillik Jahn dari Warga ke beberapa PT dan Ice beberapa oTI1IJg yang menguasai laban dalam luasan yang lebih dari 10 hektar; dan

6.

Intervensi pemerintah melalui RcnrJll)8 Tata Ruang Wilayah (RTRW). Ilham, dick (2008) menge!OlllpCkbn faktnr·fakror yang menentukan

konversr lahan menjodi tiga, yaitu fakror sosial, .faktor ekonomi, dan peraruran pertanahan yang ada.

I)

Faktor Soslal Witjaksono

mempengaruhi dengan

(1996) memaparkan ballwa ada lima faktor sosial yang

alih fungsi lahan, yaicu: perubaban perilaku, bubunga.n pemilik

lahen, pemecaban

lahan,

pmgmibilan

kepuiusan,

den apresiasi

pemerintah terhadep aspirasi lllU)'arakat Dua faktor terakhir berbubungan deagan

20

si.stem pemerintahan. Deligan a~

ponerintah scbagai J)(mgayllm WI abdi

masyJilll]at, sehammya dapat bertindU seba81'i pengendali terjadinya alih fungsi llhan (llh4m, dJ:k, 2008).

(a) PeruOO/itmperl/olru. Menurut Manlnl'IOno (2008) pcrubehan perilalru masyarakat dapat bernifat intern maupua ebtem dan dapat lx:rsi&t positif maupllJl negatif Intern dalam arti peril~ku lcesebarian yug meeyangkur diri sendiri seperti rua 11p11tis, apnori,

traum.atik dan lain-lain,

sedaiig

ebtc:m addah perilaku kescharian yang

menyanglcut terhadap orang lain baik di d4lam kcluarga DlallJ)un luar keluarga sepcrti kerjasama, patemali&tis dan Im-lain.

lndikator perubahan perilaku menu:nit Notoatmodjo (2003) yaitu: I.

Pengetabuan (.Kno1Vledge) Pengetahuan merupakan basil tahu clan ini 1erjadi sctelah orang me1alculcao

peoginderaa.u teibadap suatu objek terteatu, Penginderaan terjadi melalul panca

indera manosia, yalrni penglihatan, peodengaran, penciUDlan, rasa dim rsba, Sebagian besar peogetahu811 manusia dipCl'oleh melalui UIALl dan telingil. 2.

Sikap (All1hlde) Sikap merupal
terbadap

suatu

Stimulus atau objek. Sibp belum merupa\an &uirtu t:iodakan atau

aJ..1ivitas akan tetapi merupllkan predisposisi tindak111 alllu perilaku. Sikap itu

maslh merupakan reaksi tettutup bult.an merupakan reaksi terbub tingkah lalw y1111g terbuka.

21

~.

.P.ralctek atau Tindalcan (Practice) Suatu sikap belum otomatis terwujwl dalazn bentuk tindakan (overt

hehtn>lor). Untuk rerwujudnya sikap menjadi &uatu p¢tbllllflln nyat.t diperlW.U

faktor pendukung arau suatu kondisi yang memwigkinkan, an14m lain adalah

fasilitas. Soembodn (2008) memaparkan, ciri modernisasi pada masyaratat

pedesaan adalah, pemhangunan jalall-jalan penghubung serta adanya alat aansportasi yang memudahkan lllllSyaralcat pedesaaa 1111ruk melakukan pergerakau kc luar daerabnya, pembangunan saluran irigasi dan kehadiren teknologi pertanian y11.11g baru, rennasuk: peralatan pertanian

yang serba mesm, pembahan lahan

untuk induscri dan pendiriao pabnk, pergeseran kesempatan kerja dari sektor pertenian ke sektor yang lain. sena sumbangan sektm non-pettanian yang semakin besar tcrhadap pertumbuhan ckonomi pedesaan. Perubahan bubungan antara petani dan lini;kungan sosial, duaulai ketika proses modemisasi yang dicirikan dengan lromersialisasi pertamau (yang serba uang) clan pendidikall. telah mengubah perillllru petani. Perubehan perilaku petani dapat dilihat dalam bat: (1) orientasi pendidikan sebagei jalan untuk memperolelJ kedudukalt (deraJad}, (2) diferenS1asi peketjaan sebagai tuntutan kebutuhan materi, dan (3) perktmbangm

kelemnagaan sosial desa sebagai tuntutm kebutuhan nhayu dan rasa aman, Perubahan orientasi pendidilcan telah membuka kesempatan bagi petani untuk memasuki golongiu1 pnyayi.

22

(b) Huhunsan Pem1lik tkngan Lohan Bagi petani yang hanya mmggimtmgkan k:ehidupan dau pe.ogbidupamtyil pada usahlltani akan sulit dipi$8hkM da:ri I.than penanian yang dikuasaioya. Mereka tidak berani 111eo111ggung

risiko

ms lrelidakpastian

pengbidupmaya

sesudah laban pertanillllll}'a dilqui•hn kqiada orang lain. Di samping itu, sratus sosial pc:nduduk pedesaan masih ada ya:ng dikaitkan dengan luas kepem ilibn labannya. Dalain bal ini, lahan pertanian merupakan aset sosial bagi pemiliknya yang dapat digunakan sebagai instrumc:ri UDtuk manperfahankan keoonnatan

keluarganya. Laban pertanian yang memiliki fungsi sosial seperti ini tidak mudah tergantikan

dengan imbalan ganti rugi berupa uang meskipuo jumlahnya

memadai. ~amun sebaliknya bagi pelani yang merasakan bahwa lahan pertanian penghidupannya maka mereka

sudah tida1'. dapat lagi diandalkan uatuk ~ tidak akan segan uotuk meniualnya. (c) Pemecahan Lahan

Sisteen waris dapat menyelmbkan kepemilikan lahan yang semakin menyempit. Laban pcrtaaiaa y1111g sewpi1 di samping pengelolaannya kurang efisiea juga hanya memberikan sedikit kontribusi bagi p=ndispatan keluarga petani pemiliknya. Unruk itu petam menjual labllll pertaniannya untuk modal menceri pendapatJm di sektor nonpertanim. Se1ain itu banyak laban yang diwariskm:t petani

kepeda

anaknya

dignMkan

Ulltul: pemukiman

sebegai

akibat

pengembangan keluarga melalui perbwin.m. Bentuk lain yang berhu bungan dengat! pemecahan lahan adalah lanbaga perka win an yang umUillnya berlalru di linglmngin masyarakat pelalli di pedesaan.

23

Terbentulcnya Jceluarya baru biasanya dibekali sebidq laban oleh masiiig·masmg pihak

OWlgtua

suami dan isteci untuk digabu.ngk.an lllelljadi milik berll&lJUI.

PenDas•l•h•nnya letak kedua lab.an tersebut cenderusg terpisah, aebingga kurang efisien dalam pengelolaannya dan sulit menge11dalikannya. Dua kondisi ini mendorong pemiliknya untuk menjual sebagian lahan tcrscbat. 2)

Falctor Eli.onomi Scwa ekonomi alih fungsi lahao yang dilakukan petan.i baik melalni

transaksi penjualan Ice pibak lain ataupun meDAAanti pada usaba non pertanian merupakan keputusan yang f'lll!ion-1. Sebab dengan kepurusan tersebut petani b«elcspektasi pendap.'11aJ1 tota!nya, bailc d41am jangka peodek maupun dahtm jaogka panJ1111g llkan meningkat. Daya saing pmmtan, khuausnya padi di mana

usaha berproduksi padi di la.ban sawab sudah tidak memberikan losentif bagi petanJ d11n harga lnhan yang cenderung terus menmgkat mendorong petani untuk menjual lahan sawahnya den bcralih Ice usaha lain. Nasuction (200$) memaparkan

sebaQian besar petani mcogin8Wk1111 anaknya tidak bekerja di sektor penllllian karena pertanian sudah ttdak dapat diandalkan lagi. Akib11tnya t.erjadl ktlangkaan yBllg

mendorong tingkat penninlaaa

tenap kerja

peruwian

scliingga

menyebabkan harga tenaga korja pertanion mcnjadl semakin lllllhal. Ha~l

penelitian

yang

dilakukan

Syafllat,

dkk

(1995)

di

Jawa

memperlihatkan &llUllll utama petani melakukan konversi lah411 karcna kebutuhaa,

lahannya herada dalam kawasau. industri, dan harga la.ban. Selanjutnya Syafa'lll, dftk (2001) menyehutkao fl!ktor ekonomi yang roenetukan ahh fungsi lahan s11wah

kc pemm.ian dan non pertanian ada.lab : (I) nilai kompetitif padi terbadllJ)

komoditas lain menurun; (2) mpo11 pelllDi kfbadap dinamjka pasar, lingbmgan, dftll daya saing usabatani maiingkat.

Rahmanto, dJd<. (2004) menjel utan babwa penusalab

(I)

1111 lingkungan

yaog

menyebabbn produl:tivita.~lahan sawah menurun, seperti debit air irigasi tidal(

mencukupi, pencanaran limbah ke lahan sawah, perubahan fimgsi

saluran irigasi menjadi tempat pecnbuangan limbah pabrik, dan banjir reguler merupakan faktor pendorong yang lruat bagi peuni tVltllk 1De11jual sawabnya Di lain pibak, faktor-11ktor yang menjadi perekat bagi petani untuk tidak menjual sawabnya amara lain: (a) faktor risiko, dimana kbawatir

U
petani

.basil penjnaiail sawab lidak dapat menjamin wttuk

llll:mCOahi keblltUhan, (b) fllktot kepeicayaan bahwa taoah warisaa tidab boleh dijual, (c) fakt.or keterhafasan ketenmpilan, dan (d) adanyajaminan keterscdiaan beras .

.J)

Peratura11 Pengendi1Jiao .1(1nweni LaJuui Pcrtanian Untuk mengendalikan

konve:rsi lahan pertaruan ke non pertallien

pemerintab mengantisipasi denglJJ memooat pcwuran penanahan. Peogaturan ini bertujuan untuk membenkan man!lw yang sebe;ar-besamya bagi pertembangan

perekonomiao pada wnumnya. Irawan (2008) menjelaskan tnhwa berdasarbn kewcoangan pemerintah lconversi lahao sawah yang tetjadi sc:bewmya ditentukan oJeb efuktivitas kebijakan

pengende.lian kon versi IAl1<111 yang dilalrukaa pemerinud1 begitu pula

dengan besamya dampak yang dilimbulkan terbadap masalah pengsn, elroooroi

dan sosial, Selanjutnya

lrav.llJl

mcnyebutkan terdapat tiga instrumen utama yang

25

diguoakan dalam menerapkan kebijakan konversi lah1111 yaitu; (1) penywunan Rem.ma Taut Ruang dan W.ilayah (RTRW) di se!iap lcabupatenlkotamadya, (2) pemeberiao izin lolcasi yang m~akan isnttumen "Ulltuk

lllell~

lolwi

kegiatan clan mengendalikan besamya setiap jeais kegiatllll pembangunan yang di.8esuailcan dengan RTRW dan, (.1) Rerbagai

peratutan tawmg

konversi bhun

yang meru{lakan instrumcn llDlnk meogendelikan jeais 1ahan pertaniao yang dQpat dikonversi ke peoggunaan nonpenanian. Namun, memuut Irawau (2005) peraturan-peral:llfan yang telah diteibilkaa

pemcriutah kurang efektif dan efisien karena beberapa filktor yaitu: (I) Kelemahan pada peraruran itu sendiri terutama yang ierkait deogan masalah sangsi pelanggllill!I dan akurasi obyck lahan yang di.larang dik()Jlvem, (2) Perangkat supremasi hukwn dewasa ini masili lemah, (3) Pada masa pemerintaban

otonomi petatunm•pcratwan tersebut diterbitkan

sccara sentralistis kurang

meiniliki kekuatan hukum, (4) Sosialisasi peramren yang belum menjaogkau

seluruh lapisan masyarakat 3ehingga kontrol masyarakat tidak dapat berlaugsung secara efekti f, dab {s) Peroturlln-puaturan tersebut tefkesan beneatangaa dengan

fenomena lconversi lahan yang tidak mungkin dibindari selama penumbuhan ekonomi masih merupakan tujuan pembangu11an.

1.1.S Potensi Dampak Konvenl Laban Pertuia•

Lahan sawah membcrikan manfaat yang dapat dinikmati masyarabt lnas etau bersifat kmnunal. Maka apabila lahan penanian hilang alcibat dikonversi ke peoggunaan non pertanian dampak negalif atau kerugia11 yang ditimbulkan lebih

26

d.i.rasabm oleh m.asyaiakat luss daripeda mgWi kecil IDll.1)lllC8kat pcmilil: laban. (fnwm, 200S). Dampak konversi laban sawab dapat dipandang menjadi deri dUB sisi.

Pertsma dari fung;sinya, lahm sawah dipauntukkan untuk memproduksi padi dengan demikian adanya konversi lahcl saWlh ke fuugsi lain akim menurunbn

produksi padi nasional sehingga berdampak pada masalah ketabanaa Kedua, dari bentoknya perubahan khan ~ pnisarana

pang8ll.

ke pemmkiruan, perlcantor8n,

jalm clan lainnya berimpl ilcMi besarnya kerugian akibat sudab

diinvestasikallya Ilana Wltuk mencetak sawah. meml>angun wadulr dan sistem irigasi ( llham, dk/r., 2008). Di smnping

akan

meninglratbn

masalah pangan, Anwar (2008)

meayebutkan, konversi !alum pertanian Akan menimbulkan dl!lllpak negatif secera sosial akibat berkurangnya lapangan

ketJa pemmian

dan secara lingkungan karena

lahsn pertanian memiliki fungsi lillgkungan )'llllg cukup besar. Gambar 2 2 di

bawah ini menunjukan peluang terjadiny11 konversi lahan sawah akibat adanya kebijakan pemcrilttah mengenai pcmbangunan dan dampak yang ditimbullamnya. Kelika proses pembllllgUllan manerlabn lahan sedangkan lahan

)'llll,g

tersedia

tcsbatas maka peluang terjadinya km "E'.rSi lalwi sawah tcrbuka lebar dan dampalc yang ditimbull:an akibat konveni lahan selain masalah pangmi juga berdampak l:e masalah elcOllllli, sosial dan Ji~.

27

U.jolooi F

·-

_,...

d J

. Ek!mCalli

.

-

,__,..llllm • Waa ""'3pit · &demum • l.Ulplll

. ~-buhon

_,_ ~

K«-~""" -

0-poJ......,.,.,. LilMo

RTRJf

'Wr---'\I .~-

- [flnU;lwo

,.....__,,,,,

. I,._-lah.,,

. ~i

_,,~

- Sano/

Gambar 2.2 Bagan proses konversi bhan sawab dan dampak yeog ditimbulkan s....bu. m.- (111(/!JJ

2.1.S.1 Dawpak Konversl .Lah111 ~

EbDomi, Sos.la! dan Unglrungan

Sumberdaya lahan pertasun mcmberikan manfaat yang sangat IWLs secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Bagi petam

)alw)

tidak hanya sebaas sumber

ekonomi dan lcmp;lt tinggal, Cetapi tmlapat juga fuogsi-fungsi SOMal yang menmngkinkan mereka melak\ikan interaksi dan berkembang (Tjondronegoro & Wiradi 1984). Sellllljutnya, penyempitan !&ban daa masuknya ekono.roi uang ke pedesaan membawa peogaruh kepada pcrgc~u11t struktw sosial yang dapat disejajarkan dengan proses induvidnalisasi. Menurut Parson (19S6) merubah

fungsi lahan berarti merubab sumber~

kchidupan dalam mengernbangalm

nilai-nilai. Men1l111t prosesnya perubahan itu signifikan dalam hal dcmografi, sikap, nilai. sistem strarifikasi dan sistem ke!uuga. Pada tingkat mtifikasi sosiel,

28

perubehan ymg mmdasar dalain lllU)"!IUet biasanya terus bergerak ke anh modem, seperti pada ma~t tradisiooal di mana pola kcrjanya sering

digambamm homogen maka proses peig1seran kerjmya tclah mtDimbulkan pembagian kerja yang nyata dan spesiatisasi ke.rja terus meniogbt yang pada gilirannya melahllbn perubeaan struktur pekerj aan karma tin.gkat mobili Ills

sosial culcllJ) tingi pula, Hasil penelitian Izzah (2005) di Kabupaten Sidoarjo menunjukkan bahWll

konversi lah8ll pertaruan meniiliki dlllllp3k yang besar rerbadap kebidupan sosial dan ekonomi Jietani

Dampalc

sosiaJ yang terjadi yaitu adanya perubahan

soliderues petani, perubahan lceberagunaan, perubahan hubungan dalam keluarga.,

peruoahan imcraksi antar anggoia masymkat, munculnya kawn spekulau, migrasi petaai sena pergeseran pekeriaan petatii ke bidang non penanian. Sedangkan dampak ekonomi yang Jitimbulkan yaitu perubahao pola konsumsi pelJlni serta perubahan pendepatan pellllli dari sektor pertanian ke DOll·pertanian .Yanya

dampak-dampak tersebut menyebabkm timbulnya kesenjangan di antara kelompok petani don munculnya kapitaJis baru di desa, Menurut Irawan (2008) dampek negatif seem sosial terjlldi akibat berkmangnya lapangim kerja pertanian. Perubahan i()siaj sebagai fenomena sosill menurut Socdjito (l 972) y11ng diklll:ip oleh Sahab (2002) merupakan gaIRbm dinmnika masyanikat yang mengaiami ahh mlai-nilai tn1disional di mana dalam aspek lcchidupan masyarakat

pedesaan yang dilanda si semangat kekeluargaaa, gotong royoog, agami& dm belum berorientasi kapital menuju lcehidopan yang bergerak ke arah nilai-nilai kapitais dao individualis. Selaajutnya Sahab (2002) memaparkao basil peoelitian

29

pada masyarabt Bulang Bengkulu bebwa dampak sosial maupun ekonomi dari pet1llihan fungsi !ahan ke dWm aspok di luar pola kerj a agrari.s bersrti telah meuguhab

C8Ill

produksi dan mengnbah Jlruktm pemanfaatan fnngsi laba.n. Selain

itu dilcarenakao ketesba11san ~""

dan ketemmpilan, pet.soi relatif tidak

memi!iki benyak alternatif pilihan hidup wa/aupun telah melah •k1111 beebagai peuyesuaian

bidmg ussha Yane ~

pasar, Akhirnya implikasinya

berpeogaruh ke dalaln dimensi-
yang telah berakar pada tradisi masyarabt secara nV1111 temurun, sepeni nilai-nilai kerja kellWgll yang terikat dengan pola ketj a keberr.amaan berubah menjadi indi"idualis

dall hubungazmya maenggang

.lkabn lcekeluargaan menjadi

uierenggang dan n:ienipis merupakan implibsi dari sikap dan spesialisasi kerja masyarakat beregam, aktivitas kerja mereta tidak sama satu dengan yang lainnya. Al
anak dalarn suatu kerabat sering t«&haibtn Sedaagkan Ilham (2008) Dlell)'Etnrtbn keragian ekonomi akibat komusi lahan sa'R'tlh berupa hilangoya produksi padi, tidak berfun~inya sistem irigasi dan

tidak herfungsinya kelembagaan pertlmian. Di!)elkirakan secara ekonomi 1111ai lcerugian itu sangat besar. Lebih lanjut Iqbal (2007) m.e.nuturiwl kerugiea tersebut juga bcrdampalc pllda hilanguya peluaog peodapllan dall kese:mpatan kerja, baik

secen Iaogsllllg m.aupun tidak langsuog ke depan (forward Iinkage} dan kc belakang (backward linkage) dari tegiatao elconomi U$ahatani.

30

dJ:lc (2002) be~

Ru.sastra,

lconvm.i lahan .sawah memberi

swnbangan terbadap peningladan penyerapan rmaga lcerja, namllll pendudut pedesaan sangat minimal dalaJn perolehan m•nfaat ini. Dampaknya begi kaw85811 terkooversi

adalah nyata

dalam

bentuk pellingkatan

ketunakism8AJI dan

penyempitan tataan pemililain lahan. Buruh tmli dan petaai kectl setempat adalab golongan yang

sanp reutan

temadap dampak negatifkonversi

Bagi petani ya.qg mompunyai

kemompuon

lahan.

ekonomi

tinggi dan

pemilikao l11han luas, lconveISi lahan sawah ceodening berdampak positip dimaoa pemilikilo sawab dan sumber pendapatao

akan meningkat sete.14h konversi.

Mereka melak.takan ekspansl pembelian lahaa dan meodesek eksistemi petani gurem. Pola konversi lahan untuk kepentingan industri, sarena dan prasarana, dan pemukiman cendernng bersimt masal sehingga peran birokrasl sangat dominan baik dalam penentuan hargs, wa tawar-menawar,d.an waktu pembayaran. Dalam kood.isi iu.i, petani berada dalam posi~ y.anll lemab dan proses konvers! cewlel'llllG merugikan petaai . .Rallmanto, dkA: (20!>4) menyatakan. dari aspek sosial laban sawab.

merupakao media gotOng royong. Namun karena adanya modemisasi pertanian diwaua melrnnisme dan penerapan telmologi intensifika.~i telah merubab sistem kelembagaaa dalam pengerjaan sawah, yang tadinya dilakukan seeara gotnng royong sekarang digantikan deagan sistem upah barian atu.1 borongan, telah meegakibetken

tetjadi

perubaban-perul>aban

yang

menyebabkan

tingkat

kegotongroyoogan memudar. Begitu pule pe!\lbahan stl\lktur ekonoml dan

31

desakan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi m.emberibn aodil da1ain merubah sifat kegotongroyongan masyarakat deaa ke arah sifat individu.alistis. HllSil peneliti611 Ruswandi, dkk (2007) di Bandung Utara menuqjukkbn

konveui lahan pertauian dalaJn j1111gka pujang abD meniJJ.gkadcan peluang terjadinya penurunan cingkat kesejahtet88D petani yang dapllt diidentifikasi dari

peaunman Joas lahan milik dan Juas lab.an garapan, penunman pendapataa pertaniao

$4rlA

tidal:: signifikannya peningkaflln. pcndapamn llOnpettaIDllll.

Sed•ngl
yaitu menceGIJh terjadi.nya banjir, sebagai

pengendali keseimbaogan air, mencegah terjlldlnya erosi, meo.gurangi penccmaran

linglamgan dllD mencegab pencemarau udara akan hilaug jib lob.an pc:rtanian dilconversi ke penggu.naan nonpertll.Dian. Dampak konvmi laluln sawah terbadap degradasi ~11111berdaya air secara potenslal meruiliki koutribusi yang tidal kecil (Rusastra, dU, 2002). Dampak 1.i.ngkuogan aklbat konversi laban perwtian mencakup mat>yantkat yang lebih luM kareaa masalah lingkuosan dapat bersifut lintas daerah oootobnya l«mversi l!lbao pertanin di Bogor dan Cianjor tidak. hanya

menimbulkan masalah linglrungan di kawasan tersebut yang berupa peningkatan suhu udara tetapi dapal pula menimbulkan banjir di wilayah Jakarta (lrawan, 2005)

2.2

Kera111kaPemlldno

Sallt ini di lmlonesia tetjadi pellyWJutan lahan pertanian khlL~\l.Sll)'ll lahao sawah yang cuku1> tinggi, Penyusutan ini terjadi karena pesatnya pemsnbuhan pwduduk dan ekonomi yang berdaropak kepada meningkatnya pennmtaan akan

lahaa. Seinaki11 meningkalllya ~

akan Jahaa namun sumberdaya tubalas

maka yang terjadi ad.alab adanya alih fimgsi (konversi) lahan dari -Jiinpi yang sam ke fungsi yang lain.

Menurut Ruswandi, dkJ. (2007) Ilda dua haI yang mempenganihi permint!all lahan, yaitu direct ~mOJtd (perminraan langmng)clan derived demand (pendorong pcrmintaan). Dalarn direcrJonand .lahan berlimgsi sebagai baraog kOllSUlllsi dan memberikan manfaat secam langsvng. Sroangkan derived demand, peningkatan jumlah penduduk akan mmingbthn

pmnintaan harang dan jasa

sebagai alat pemuas kebutuhan. Di sini lahan diperlulcan untuk mempmduhi banng dan jlllil!. Dalam hal ini lahan lidlk meniberikan manfaat seeara IRngsung, manfaat diperoleb ketika mengkon snmsi baraDg dan jasa, Pernanbuhan penduduk dan ckooolni )'allg pesat di KabllJ)llten Bandung menyebablcan terjadinya pengewbangan wilayab yang berdampak pula kepada lingginya pennintaan akan laban.

Karen11 l!llllll

yang ada telbatas sedanglcm

konswnsi lahan meniagkat, maka J)tnlbthan peagguoaan lablm tid~

daJ16!

dielakkan Perubahan pengguQllall laban {h)aversi) tajadi secera langsuog dan ti
untuk membangun rumah, mend.irikan usaha di bidang non pertaaian untuk memperoleh pendapatan

yang lebih tinggi maupuo kombinasi keduanya.

Sedangsan konver~i tidak langsung

dilalmkan

oleh pihak kenga yang membeli

lahan sa wah kepada petani. Bias:anya lahlm yang sudah dibeli kemudian dijadikan

kawasan J)ernlUkiman. pabrik, jalan raya dan kOIJlplel-s perlcantoran.

33

Kabupaten Handuag sebagai sa1ah aatu daerah pengbasil padi terbesar di

Jawa Barat dengao bias wilayah 176.239 hebar memifild poteDSi lahan sawah yang cukup hias yaitu sekitar 306.231 bekttr (Dinas Pertanian, 2006) sehingga

kon versi laban yaag ll!rjadi di Kabupa1m Bendung seuagi.an bes8I' dari lahltll sawall tnenjadi laban llOll sawab. SdllDA lairaD waktu l 0 1al11:m, dari Wtun

Im-

2002 telah terjadi l)Qlgunmgan lahan sawab seluas 15 .lSO ha dan selama 111hun

2004-2008

pai}'llSUlan

lalwl sawab yang terjadi di Kabupatea Bandung selu11.~

19.298 ha. Dipilibnya Kecamaun S-Oreaog sebagai pusat pemerintahan. jasa, pennukiman dan perdagwigan ~

kq>tda laju konveru lahan penanian

yang cukup tinggi begitu pula di Keqimaran Majalaya sebagai pusat paindustrian Padabal, ketersedi11411 lahan pertanian merupakan fiikror penting uotuk meojamin kelangsungan pcnycdiaan pangaa dllll tempat bagi kcgiis1an ekonomi bagi mayoriw masyaraker di lndonesia. Hasd penelitian-penelitian di daerah lain yang telah dilakukan sebelumrzya menunjukkan bahwa, faktoc-fukto1 yang mempengaruhi terjadinya kenversi .lalwi

~wah adalab fulctor sosial (petubahan perib.ku, hubU11g1m pemilik depgan lahan, pemecahan lahan), faktor ekonomi (kebutuhan bidup, daya saing padi menurun) serta adanya kebijakan pemerintah berupa perahtran pengelldalian kooversi lahan pertanian (llham, dkk, 2008) dan R'mW yang disusna di daerah (lrawan, 2008 ).

Perubaban perilaku petani terjadi akibat terbuka dan bettatnbabnya wawasan petani karcoa k.elllajuan telaiologi clan sarana sena prasarana komunikasi dan

tnnspOJtijgi yang memadai. Bagi m.ereb profesi petaei sudah tidal lagi

menjanjikan dflll kurang berg~

Sbp petanipun berubah bagi wereb

mengknnversi lab.an lllJtUk mendapadcm kchidup1111 yang lsyak wajar dilakukan. Bagi peuini yang sangai litt'g8ntll8g pada lahan awahnya llbn Slllit unlnk melepaskan lahmnya ke oraog Jain. ~

jib muJb mcoganggap behwa

kepemilikan laban sawah dapat mcningkttbn status mc:rcka di ma111 masyarakat. Namun, bagi se!Jasian pefalli w.laupun mcmili.ld ikatan emosisooal dcngm lahan sawahnya misalnya kar«ia merupalcan. warisan orang rua tapi karcna terdesek kebutuhan hidup m.aka mereka tidak keberatan. untulc 111enjual lahann)'a. Faktor sosial lain yang mempengaruhi konvcrsi lalui sawah adalab pcmecahan Laban. Pemec•han laban ini terjadi akibat dari sistem waris yang membual !&ban s.aw'11

menjadi menyempit Jcare:.na I.ah.an sawah yans ada dibagi-bagi. Sela.in 1111 Jcmbaga pernlkahan j11ga menycbablam 1'rjadinya pem.cc:ahan lshan lcarei1a kctil::a terllentlrk 1'el11arga baru biasanys in~b letalolya berpeacer-pencar Koll
dibebli dengan lahan sawah Mmun menyebabkan lahaa sawsh tidsk

efektif jika digarap seliingga mend<>rang pdani untuk mengk.onversi lahan sawahnya. Kebutuban hidup dan penun11\&11 d!lya laing padi juga me:ndorong petani untuk mengkonvel3i lahao sawahnya Kondisi ekonoml yang sulit sekarang ini, di

IDlll\a

biaya pendidilcan, Jcesehalal> dan kebuluhan rumah rangga

seroa

mahal membuat pelalli roengt.onvi:rst lahalmya. Apalagi biaya menggarap '8wah tinggi sedangkan

daya aaiag padi lllellunm chl>andingbn dengan produksi

penaman lain menga.kibatkau basil dari menjual padi tidak: scbanding dengen biaya yang telah dikeluarbn. Kep11tusan J)etani lllltllk menglronversi !ahan sawahnya tersebut rasional

waui dengan mengkanversi

lahlm ~wahnya petani

35

berekspeklasi peadapatan to!alnya, baik dalain jmigka waktu pendek !)3lljllllg

akan meningbt (Ilbml,
lllaupuD

HAii lain yang mempengaruhi

konversi lahan sawah adalah kebijakln pemerintah yaitu Rencann Tata Rang

Wilayah yang dibuat di daerah. Kebi.jabo )-mg tidak ~folaifmenyebabkan laju kon vetSi lahan semakin meningkat Benlasarbn basil penelitian Uc'eel>ut, maka tesis ini akan menguji apalcah faktor-Uktor yang disebutbn di alaS berpeogaruh pula terltadap konversi lahan ttwah yang terjadi di Kabupaten Bandung

khususnya di Kecanwan Soreang dan ~ Terjadinya J.:onversi laban sawah menjadi lahan non sawah seperti pCllllukiman, perkanroran. dan indu$tri menimbulkan implik:asi selain terbadap

masalilh

PiU1gall

juga terbadap ~

petani di antamnya berdampalc

kcpada solidarius peraai, rneningkamya keragaman suku dan protesi di swttu wilayah, mtenksi au1 ..ra masyarakat beruball, timbulnya migrasi petani ke kota dan pergeseran pekerjaan dari benani ke DOO pettanian .. Implikasi ekonomi yang terjadi adaiah berubahnya pola kOllStmllA di

lllllDa

dulu l:etil::a .11U1Sih memililci

sawah mereka ti
berubahnya pendapatan petam karena pmdapm n yang dipero!eh bukan himya dari sawah iapijuga dari usaha non per1aniaD.

implikasi lain yang tidak blah pentiug adalah ma sa!ab lingkuagan, yaitu hilangnya manfaat langsung dari sawah yaitu dengan semakin berlcurangnya Jahan

sawah berpoteasi menirnbulkan banjir dan menurunnya kualitas dan kuanlitas air bersih . Ka~a fangsi fain sawah adalah sebagai mitigasi batljir dan ternpat daur

36

ulang 81lmberdaya air. BenWarlcan inian di aias, maka kenmgka pemikiran

penelitim ini dapet diilustra.sikan pad.a Gam1- 2.3 di bswah ini:

~..,_

I

f'
I

I ~- ........ r (lifl
I

Sc...I

""'' ~

•

Pm

I

mc:!;.ebd'

•"""""1

Unllll: f>'"""'limtll

j

J

n

fits

I

i

I!

1

•

'J

io1k•

-po&h

1.&ruk~

I

(bol-)

I

.t:•••(~z

~

,...,,,,

a

.,.

I

~

-

"'-1>luo liopaaililioo

po1:a.......

m.p<11 iu.,

I

•• ------·····------·-···-~---·-----~

-----·-·---------------········-------~ l.

i

--penla· _....._

hlwsoow

-

,

I

Foka-

-

Rlib!qao pcmibk ~lailla

I

p:;,,1

Ntor-J-

.... '"""'

sraw """°"""

.

.0.,.-pq-

• •• I

l.

---

KDDvauW........iw.

!

.•

I

!mj)bbsiiertiomp......i,llMlU+ die I ~ ilD ..,._

I

.•' I

I

•• I

• •

.

•

.--·····-------·-·-------··------· - ·-------------···-·-····-------·······--2.3 Kerangka pcmikiran faktor terjadinya konversi sawah ••

Gamber

pcnyellab

' ' '

laban

dan implikasinya

2.J

IDpotesU

l.

FaJctor,faktor yaog me.mpengamhi tetjadinya konversi lahan sawah menjad i lahan non sawah adalah faktor sosi.al (perubaban perilaku,

hubungan pemilik dengan 1ahan, pemecahan lahan), faktor ekonomi

1

37

(lcebutulian rucfup, da~ saing padi

IDtllU!Ullr dan

11.eOijaian pemerinlah

(RTRW). 2.

Konveni Illian -ah

-yang- lllrjadi berimp~i i.cpllda m•••'•b :.o.W,

ekonomi, lingkungan d111 htahaom pangm.

BABm BAHAN, OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1

Objekdan WakJu Peaditiaa Penelitian t.:ntmg filktor-lalaor yang mempeogaruhi tetjlldEya konversi

laban sawah menjadi Jahan non sawab di}alqikJ!D di Kebupaten Bandung. Objek pcoclitian adalah petani pelaku lonY«Si dan yang tidak molakakan konvcrsi di Desa Cingcin, Desa Pamekaran Kcqmatan Soreeng, Desa Padaulun dm Desa Biru Kecamatan M.ajalaya Kabupaten Bandnng. Lokasi lerSc:but dipilih .lwel:ia menuntt RrRW Kabupaten Bandung Wilayah Soreaag merupakmi salah satu wilayab peogembangan pusat pertumbuban yaag di~wnsikan kegiatan ko11\'ersi

lahan saW8hnya menjadi lahlm non pe1tanian baDyak tajadi. Di lain pihllk wilayah tersebut rnerupakan daerah ~

padi sawah yang cukup bcsar yang

merupakan lumbung padi bagi Metropolitan Bandung. Dipililmya Kecamaten Majalaya karena wi laya h tersebut merupaku wilayah pengembangan pertanian sekaligus merupakan kawasan industri. Dari kedua kec•matJJn tersebur dilibat apakab ada perbedaan faktor-faktor yang me•4engaruhi terjadillya konversi lahan sawah. Peaelitian ini dilalrukan selama tujuh bu!an dari bulan April sampai dengan

Oktuber 2009 dimulai dari tahap persiapan

usulan penelitian,

pecgwnpulan data di lapangan dan pen@Olaban data pada Bulan Juli-Agnsms, pcaulisan tesis peda Bulan September' --Oloober, sampai dengan sidang tesis.

38

39

J.l

Metode Penelitla11

Untuk mencapai tujuan penelitian do berdasatkan kenmglca pemilinm yang telah dibangun penelitian ini meogguoakm pendekatan kwmtitatif clan

kualitatif (Creswell, J.W, 1994). Pendeblan

kuantitatif dilaknkan untuk

menjelaskan scberapa beser pengarub dari masing-masillg faktor terbadap kegiatan konversi lahan sawah dan implibsi konversi laban yang dinsakan petani. Sedaagkan pendekatan kualitatif digumkan untuk melljelaskan bagaimana

faktor-faktor dimaksud berpcngaruh dalmn lrubungannya dengan konversi laban sawah yllllg terjadi di lokast penehtian.

3.2.l

Mdode Penell11an Kuaodtatlf Data yang dpedukan dalam penelitian ini adalah data yang menjelaska.n

tentang faktor-faktor

yang

mempeugarllhi sibp peumi dalam mengambil

keputusan untuk mengalihfungsikan lahan penmiannya menJadi lahan non sawah yaitu faktor sosial den ekonomi seeta scbcrapa hew pengnruh dari masing·masing

faktor tersebut, DalaJn penehtian ioi f4ktor kebijalum pemeriolah tidllk dimasukkan ke dalam model karena ebo sulit diukur jika dilakukan pada respooden petani. Kebijakan pemerinuh berupa Rencana Tara RWIJlg Wililyah

tidak langsung dirasakan petani yang dapat mempengaruhi keputusan mercb uotuk mengkonversi lahan sawahnya. SeWn kebijak:an tersebut belum menyentuh pihak perorangan juga

efektivitas suatn kebijakan tergantung pada level

pelaksananya yaitu aparat pemetintah dines terltait (Nasoetion, 2005) Se lain itu

40

meourut Edward ( 1980) dalam lrawqn (2008) meosemnlcakao

bahwa ada

beberapa falctor yang menentukan efd
kebijakan, kelengkapan infonnasi yang

dimililci oleh pelaksana kebijakan, ketersedillQJJ sumbcrdaya, perilaku pclaksana kebijalcan dan struktur birokrasi organisasi pelwana kebijabn. Oleh sebab itu data ymg diambil rnengenai kebijak.an i-terintab ad!!.14h d8fa primer basil

wawanC8111 penulis decgan key informant sorta data sekunder yang diperoleh dari srudi literatur dan dokumen-dokumen yang terkait. Selain itu data lain yang diperlukao adalah data yang menjellSlrnn dampak yang dirasakan petani akibat lconveni lahao. Data peno.litian yang d.ipertubo merupakan data primer yang dipe1oleb dari basil jawaban kuesioner den jawaban dari hy mfonnant~

dat11 seklmder dari dokwnen-dokumeo clan literatur yang

berl:aitan dcngan penelitiaD ini. Variabel·variabcl penelitian ini terdiri dari vanabel bebas yaitu faktorfillaor yang tenebut di atas yang dilambtlllgkan dengan. simbol X (Independent vartabel) dan variabel teri.kal yaltu koaversi !ah.an uwah

dengan simbol Y

(dependent vanabel}, Variabel yang telah ditetapkan kemudian diturunkan ke dalam dimensi dan indikator untuk memberikan penjelasan dan kemudehan dalam pengukuran sebagal berikut:

41

Tabet 3.1 Op!:IJISiODlll variabel lndikator

Variabel

&amber Data

1u Faldor vano mem ..... •arubl ko11versl laban sawab

Te.kalk Ptopmbila• Data

Jt!lli•

Data

A.Solla!

Perubaban

-Sitap - Pengetalwan

Primer

-Tindelbn

Petani Kuesinner • Kepa1a desa - Tokoh masvaratat Wawancata

Hubu~

-~~lahan

Pctani

pemshk

Kuee1oner

-Peme:whan

Pnmer

dell$811 lahan

keb~tuh1111 dari

• 1'.epllla desa

(Xi)

1arunsawa1i

- Tokoh masyarakat Wawancara

Primer

Pemecahan

- Penyemp1tan lahlm

Petant - Kcpala desa

Kuesi
Primer

- Lolcaai

• Tokoh masyarekal

Wawancara

Primer

Kuestoner

Primer

Wawancara

!'rimer

. Hargapadi

- Tokoh masyarakal WR\vmcera

Pnmer

. d1banding

-Aparat

(")Erilalcu (X,)

1llllall (Xi)

berpencar-

Primer

.,...car B. Eko11.omi

Kebutuhan

Biayayang

.l'etani

htdup (X.)

dikeluarlcan

- Kepala desa

Jumlah panen

- Tokoh masyamkat -Aparat ......,-•ntab - Kepala desa

Daya•oiag padi menarun (X,)

j komodites

n.n•,,ian llWl C. Ktbilaku Pemeriata• RlRW Konver.11 laban terkendah

'

I

oemennla;h l.11ttatur

Studi l1teratur

Selcunder -

-Aparat oemerintab

\\'~an<'.Eml

Primer

L1teratur

S!udi literaiur Kuesioner

Selcunder Primer

Kuesioner

!'rimer

• Kepala desa

K.onven• lahan LW1$ lahan Petan1 oawah ke non lerkonversi sawah \Y) ~

lmDllkasi Koavenl

La.. n S--.h

A. Sosi1l .Perubahan solodarit& petani

S1stem kelembagaan

Keragamaa

. .- ..

-Tokoh masyarakal

pengeqllSll sawab

-Kepala desa

Wawancara

Primec

-Profesi

Petlllli

Kues1oner

beragam

-Tokoh nuuyar:akm:

Primer

Wawancara

Pnmer

. Banyaknya J

Petani

pendawi12

-Kepela desa

'I

42

V•ri•h•I

l•dlkator

lnleraksJ

ancara masyarabt

M1psi petani

Pergeserm pel<erjaan

- Frdciiut31 berlamjuns - Komunikasi - UlbaniSM1 - Jumlah pel8lli b«kunrig

Sumb«Data Pe(ani -Tokoh masyarakst -1(-aladesa Pelani

Telcalk

Pmgambllao Data K.uaioner

leols Data

Primer

Wawancara Kuesioner

Primer

·K.....,fad~. Pdali -Tokoh nwyarakal

Wawancara Knesioner

Primer Prim«

di selctoc non l)E
• J
WawanCllnl

l'rimec

Pcrubahan pengeluarm bia~RT ·Jumbb pmd.apa!An

Petaiii

Kuesioner

Primer

Petanl

Ku<Stooer

Primec

Kucsioner

Primor

Wawancara Stud1 lirer31Ur Kue:s1oner

Pruner

-Lamanya waklll bckctja

Prima

-Tokob R>Myamkat

B. Elmnomi Pola konsu1usi

PeoJapat<sn

pemni

- Kecuku""" C. Lin°""n"•!I Petani Luasan ban11c • Kepala dcsa • Frekuensi ban11c • Anarat Demeriatah -Lia:raiur Pctaru Ketersedtaan • Kualltas ·Kepaladesa Hir ·Kuanuias ·A nbh -Litcratur D. Katallanan Pallpll 'Keiaiianan / :Culcup ··· I -ADaral-,:;;_ennuih pangan • Tac1ai1sl.au · - Literaiur Benjir

-

Wawancaca Studi ilterat11r ··-

Wawancara Stud1 htenitur

Sek under Primer

; Primer Sokunder

; Primer Setunder

Scdangbn skab Liken (sbla ordinal) digwiakan Wltuk mengukur sikap petani meogenai koovcrsi lahan sawah (Riduwan d1111 Kunwm, 2008). Tabet 3.2 Penileian skala sikap Liken.

srup ~ftOAl~•

Scruiu. I

Neira! Tidak .- .. u

L .. ~bdal:-·1 .'11tmbtr Rlt!IMan & """"""'- (10{)fl)

Nllai POOttr

s

- •3 z I

Ne-::;..I

2 l

•s

..

43

3.l.1.1 Sampel Penelldau Pengambilan data dilalcukan dengan si&te.n sampliog. Lokasi pellelitiao. diteotukan secara smgaja (purpoustve sampling) yaitu Kecamatan Soi:eang dan

Majalaya Dari jumlah desa di Kecamatsn Soreans dan Majalaya dipero!eh primary sample unit masing·masing 2 desa. Jumlah sa.mpel ditentukan denpn cara Simple random sampling, yaitu jmnl11'1 petani pelaku k
pelaku konversi diambil dan dua desa di masing·ma.~ing kecamatan dengan taraf

ko::.alllhan 5% (Isaac clan Michael dalam Sugiyono, 2008). Jumlah popu1asi, yaitu pemilil. lahan sawllh pada keempat desa yang dijadikan lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabd 3.3. Tabel 3.3 Populasi dan sampel penelitian Kecamatan Majalaya

Screaug

Desa

Biro Padalllun

. Pamekaran Cingcin Total

PoDulll3i Samrel 891

123

679 317

94 44

286 2173 f

40 301

Dengan jllllllah populasi sebllllyak 2173 petani pemilik lahan sawah,

diperoleh $atnpel sebanyak 30 l petlllli. Di Kecamatan Majalaya. peneliti mcnycbarkan sebanyak 2SO lwl'Sioner, yang kembali sebanyak 183 dao yang layak diolah sebanyak l S9 lmesio!ICI', hal ini terjadi karena 24 kuesioner yang Ilda tidak memberilum data yang lcogkap. 81 di antaranya pernah melakukaa alih

fungsi lahan sawah dan sisaoya tidak panah melakukan alih fungsi Jahan sawab. Di Kecamatan

Soreang peneliti mcnycbarlcan sebanyak 21 S kuesioner, yang

kembali sebanyak 171, kareoa 18 kuesioner tidak memberibn jawahan yang

44

lengkap maka yang layak diolab haoya sebaD)'llk 153 kuesioner. Sebaoyak 86 di antaranya pernah melahlkan alih fimgsi Jahan sawah dao sisanya tidak pomab

mdakukan alih fu.ngsi lahu sawah. Seltingga total jwnlalt kuesioner yang dapat diolah sebanyak 312 kuesioner.

3.2.1.2 Prosedur ~rja PeagumplllaaData A. Sumber Dall

Data yang digunakan dalam ptne!itian ini adalah data primer dan dalll sekunder, Da.la primer diperoleh dengao metode survey. SM•nglran data sekullder diperoleh dengan mengumpulkan dokumaHlolcumen,

data-data dari iostansi

pcmerintah dan literatur-litentur yang bed
Teknik pcngwnpulan data primer dil•kukan melalui peuyebaran knesioner, wawaucara tidak terstrukrer dan observasi, Wawancara dilakukan untulc mcmper-oleh data kwmtitatif dan JmaliWif UDIUk mengecahui berbagai isu dan perm&Mlahan yang ada ekibet lronversi lahan :ia Wiili menjadi lahan oon pelWlian di daetah penelitian. Kegiatan ini dilakukaD deogan mewawancarai infoillll!I yang dianggap tahu dan ahli dari instansi pemaintah yang lerltait.

Ooservasi dilakukan dengao 111CDga111ati Jangsq lokasi peneliti8ll untuk mengetabui keadaan yang sebeoarnya di Japangan, alat bantu y11ng digunakan

dalam znelaksanakan observasi yaitu

c:ara1a11

dan peta lokasi. Data sekuzder

45

dilalrulcan dengsn melakukan penelmurm literatur-literaaur, c!o!nnnen-dokumeo yang berinibungan dengao tujuan penelirian

3.1.1.3 Valldlw den RdlabilitH Abt Ulmr

V alidit!s adalah indeks yang mmmjukkan sejsuh

lll8llll

suatu &lat

pengukur betul-betul dapat mengulrur apayang ]1erlu diulmr. Valid tidalcnya suatu alat ulrur tergantung pada mampu tidalalya a!at ukur tersebut mencapai ntjuan pengukuran yang dikehend8ki deogan lep8t. Insttumen pengu)wr dikatakan valid

atau sahih selain dapat meogukur ape yang bendak dilllrur juga ma.mpu mengunghp data Wltang kankteristik gtjaJa yang diteliti seeara lepat.

Pendekatan statistik yang digunakan 1llJIUk lllellgUji validitas dalam penelitian ini adalah dengan persamaan korelasi Product Momen dengan rumus sebagai berikut (Silalahi, 2009).

r"'

Keterangan: r"Y

=

Koefisien korelasi Produa Montent

X

=

Slcor itew

Y

=

Skor itmi total

N

=

JlllTl!ah respondea

Pengujian validitAs dilakukan lefhadap setiap ife!D pertanyaao lruesioner pada masing-masing variabcl yaitu mehlW niJai lcoefisien korelasi skor bulir

46

pemyataan

deogan

skor WW butir pemyataan lainnya. Apabila koefisien

torclasiny• lebih besar atau sama denpn dinyBtabn

vlllid

menggimabn

(Silabhi,

0 ,30 maJca pcrnyataan tersebut

2009). Ben!asukan hasil

pcngolahan data

lcorelasi p1'Cduct mo!ffet (r) dipemleb lwil uji validitas bahwa

terdapat 3 item perny•taan yaitu ittm s, 22 dan item 43 yang memiliki nilai koefisieo validitas lrurang dari O.JO sellingga dinyatakan lidak valid, basil uji vallditas dapa! dilihat pada l..ampiran 4. Deogao demilian kctiga butir pemyauan yang tidak valid, tidak akan diilrutsenakan pada anali&is selanjlltllya. J:<eliabilitas alat ukur ada.lab iadeb yang memmjukkan sejauh maJl3 suatu alat pengukur dapat dipe.aya 11311 dapat di1111dalkao. Suatu almt ukur memib"ki reUabi!iw atau .lceendalan atau da{l8t dipercaya jib basil pengukunn dari alat ukur rersebur stabil atau konsistm (Silalalti, 2009). Dalam. penelitiao ini, alat ukur tliltituug menggunakan pendekBtan M!Cllra statistika dengan menggunalam metodo alpho-cronbach, yaitu me\alui koefisien reliabilitas dan apabila koefisien

n:liabilJC8SJiya lebih besar dari 0. 7Q mah sears lceseluruhao pernyataan tersebu! dinyatakan andlll (reliabel). Berdasarkan basil pengolahan menggunakan metode alpha-cronbacll

diperoleb basil uji reliabilitas kuesioner muillg-masing variabel

seperti terlibat pad a Tabet 3 A berikut:

47

Tabel 3. 4 Has ii uji reliabilitas kuesioner variabel penelitian Variabel

x,

x,

Junllah PUlallyean

Koefuien lleliab1htas

17

-

0,106

10

0,719

7

0,770

~ Reh able Rabable Rle

8 7

0,791

Reliable

0,709

Roitable

-

x. ~

x,

x,

,/cdtOll data

Pengujian "Wliditas dan reliabilitu dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 11.owpuler wftware S1a11s11cal Packagefor Sosia! Science (SPSS) 15.0.

3.2.1,4 ADalill! Data Huit

jawabau

kuesiouer

yamg diperoleb

kernudlan

dlolab

dan

d ideskripsil
48

Gambar 3. l Keterbitan anlaea Ylfiabel da1am penelitian

X 1 = varlabcl perubaban perila.ku Xi • variabel hub11Dgan pem.ilik dengan lahao

x, • variAbel pem<Xahan lllllan X. = variabel kebutubao hidup Xs = varillbel daya saing padi menun.rn Y ~ variabel tcrikat konversi lahan sawab meqjad.i lalun non pcrtaoian 6

= vanabel luar yang mempengaruhi y tllpi tidllk ditcliti

rxJxt = koefisien korelasi aoatar X 1 dao X., P)'Xt = kofisien jalur yang menggambarlcan besamya pengmib X1 terbadap Y pl" • koefisieo jalur ymg menggambarkan besamya peagaruh e texhadap Y

49

Untuk

mempercepat

pcriritungan

selanjulnyll

daUI

diolah

dengan

mengguaakan peranglcac hinak progru11 SPSS 15.0 (Sratuhcoi Produc: and Service Solution) untuk meiigelllhui seinua koefisien jalur ~1.

P)'V) dan koefisien korelasi (rd'..,1

,

Py,a, J)yx3, Jlyx4, ....

r.,.r. rw1, '""''· r.,12, r.. "2, r.aia, r~""3. r,s~ don

r..w.) Tahapan-tahapan yang dilak:ukan adalllh d>agni bcriknt: 1)

Tabulasi dcngan tnellggllmkan Mktt00ft. Excel,

2)

Tarnsformasi data ordinal kc dalll intcrnil dcogan mc:ngguoalalll program Methcd4

of

Successtve lnrerval (MSI) dari

Thumooo. Tllh4pao

perhibm88n sebagai bcrikut: 3)

Meaeotukan frelwcosi setiarp respon;

4)

Menentuken proposi setiap re.poo mclalui pembagiall frekucnsi dengan jumlah sampel,

S)

Meitjumlabtran proposi secara berurutan pada setiep respon schi.ugga diperoleh proposisi kwnulatif;

6)

Meoemukan nilai Z wiluk. wasiag-masiag proporsi kumulatif yang dianggop rocuycbar mcngikuti sebsran nounal blku;

7)

Menghitung Scale Value (SV) uatuk mas.ing-ma.;ng respon dengan rumus

SVI

=

Dcnsiw pada batu ~wah - dem.itas paWi batas Illas Area di ba wah betas aw - ITC4 di batas bawah

50

8)

Mengubeh scale value (SV) ~ii menjadi sama dengao .WU clan

mentransformasikan ll188ing-maring sbla

IDe11111Ut perubaban.

Skala terkecil dengan Transjonned Scala Value (fSV). Penamaan yang

digunak.an; Score= Scale Valu£ 9)

+I

Scale

vo1~1 + l

Menghitung koefisien deteuninasi (R2) mC'llgglD!akan &/114'fJre Stlllistical Packag« for Social Scit1101!(SPSS) 15.0

l O)

Melakukan anal.isis inferensia (811atls1s varian} etas pemodelan yang dilakuken menggunakao Software SPSS. 15.0. Hipotesis yaug diguoakan:

Ho = variabcl bebes OC1. Xi, x,, X. clan Xs) secara bersama-uma tidak betpengaruhseara nyata terlladap varabel Y.

H1 'F vanabel bebss OC1, X2, betpeogaruh secara nyata 11)

x,,

X. dan X.,) sowa bersarae-sama

temadar Vlllllbel

Y.

Menghitung koefisien korelasi (rm,1 , ru.1. TICAJ<J. r.sx1, riOia,r""°' r.sx.2. r,,._,. r.s.;. dan r..,.s) meoggi11lliwl Softwor« SPSS 15.0.

Hipotcsi.5 yang diuji:

Ho = tidak uda buoungan

aDl&r variabel bebts (X1,

XJ, X3, X., dan Xs)

SJ

Dasar pepgambilan

signifilamsmya berdasann probabilitas dalam ha! ini

diambil nilai 0.05. Kriten. peoolabD

Ho jika

basil petbitungan test

signifibn two-tailed lebib bear dllri 0.01. 12)

MegbjlUIJg koefisien jalur (p,.1, p,,a, Py..!, Pi'K'l, ..., py.s,) meuggunaJwi program SPSS 15.0. Hipotesis pada pengujiall kebcran:ian model yang digunakan adalab sebagai berikut:

Ho:

PY', - 0 (tidal< ada penganlh lllriable bcbl-' terliadap variable tcrikat)

H1 : Pl"1 +- 0 (ada peagaruh variable bebas tcrliadap variable krikat) Statistil: ujinya:

Dengan kriteria penolakan:

13)

Jika uji F signifikan, maka masing-masingkoefisimjalurdiguoatao l.llltuk menguji keberartiannya dengan laugb-Wiglcah sebaga.i berikut:

Ho :

Pr.-1 = O (tidak ada pengaruh pcrubahan periJaku (X,) terhadap

keputusan konversi lahan (Y)) H1 : Pyx1

7 0 (ada penguuh variable perubehaa perilal"U (X1) teiiladAlp kep~

konvmi Wian (Y))

S2

Ho: Py.a

= 0 (tidak ad.a pengaruh Vllri.tble hubungan pemilik dengan

lahan (Xz) terbadap kepatusan konversi lahan (Y)) He : P¢

+0

(ada pecipuh variable hubungan pemilik demgan .lahlm

(Xz) terhadap kepumsan konveni !Bhan (Y)) Hg : P)')C3 = 0 (tidak ada pengamh variable pemecahan

lahan (XJ)

terliadap keputusan konversi lahan (Y))

H1 : Pr><J

.J, 0 (ada peugaruh variable peme.cahan lahan (X,) terbadllP 1.:eputuSllD konvcrsi lallan (Y))

Ho · P}-.4 =

0 (lidak ada peogarub variable kebutuhan hidup (X4) terhadap keputusan konversi lahan (Y))

H1 : Pl«'I

#> 0 (ada pengaruh variable lreburuhan hidup (X.) terhadap

keputusan konversi lahan (Y)) Ho : P)'ld = 0 (tidek ada pengaruh variable daya saing padi menurun (X5)

terhadap keputusan konversi lahan (Y)) H1 : P )XS

f. 0 (ada penganih variable daya saing padi meounm (X,) terhadap keputusan konveni lahan (Y))

Dengan kriteria penolakan: Tolak I lo jib T llit>.q > T 101>e1 Hasil analisis membuktikan hipotesis yang dibtlngun dalam kerangka pcmikiran.

Benlmtnya dilakukan interpretasi untulr. menjelaslcan besar pengaruh .faktor ekonomi dan sosial terhadap keputusan melakukan alih fwgsi laban yang

53

dilakukan petani Sedangka11 data mengeoai dampak konversi laban sawab ke non pertanian abn didesk:ripsikan tanpa uji statistik.

3.2.2 Metode PeneUtian K\lllli.tatif

3.2.2.I Dt$81ll Peoelitlan Uot~ melakukan pendekatan lcwdill!tif didahulubn penelitian deskriptif untuk menggali penyebab petani mengalihfungsiklln lahanoya. Lebih lanjut digali

Rktor-faktor apa yang menyebabkan konversi lahan. Moowut kaidah lrualitatif pew:liti merupakan insttwneo penelitian. Oleb karena itu peoeliti berusaha Ulllllk memahallli objc:k penehnsn

.sebaik-b.aiknya dao berusaha uotuk men81Jfa11gi

semllksimal mnngkin bias yang mungkin terjadi yang akan mempeogaruhi basil pencliti1U1 yang diperoleb. Tehapan ini dilakubn

dengan cara meoanyakan

kembali jawaban yang dianggap tidek. tegas Ihm jelas pada saat wawancara, merekam pembicaraan atau meminta penielesan secara leblh rinci.

3.2.2.2 Desain S.mpel T clalik sampling yang digunaka.n adalahpu"P<>Sive .angan tcltentu.

l:'ertimbangan tertentu ini yaitu orang-orang yang dianggap paling tabu mengenai masalah penclitian yaitu konversi lalum sawah. Key informant dalam penelitian ini adalah kepala desa, camet, tokoh mai;yarabt dm pegawai pemerintah terkait.

54

3.2.2.3 Jeni~dao Sumber Data Data yang digunakan dalaJn penelitian ini ada 2 jenis &11111ber data yaitu (1) data primer, data yang diperoleb langsung dari key ll(ormanl dan dari

basjJ

observasi yang dilaknlran d1111; (2) data ~elawder yaitu data yang diperoleh dari

Iaopran•laporan. dokurnen-dokumen, clan literatur yang bt1"kaibUl dengan

mssalidi

penelitian.

3.2.2.4 Telmik Peagumpulan

Data

Data primer yang dilcumpuJkan dalam penelitian ini dilakukao dengan metode

wawancaia

tidak

terstruktur

(Mn-stnl/ctural in~)

Tekmik

wawancara i.ni dilakllkau dengu cara mengajukan sejumlah penanyaan tertulis seeara li88JI melalui

tally« jawab

seeara bebas dan terarah }'llllg ditujukan khusus

kepada infomum kunci yang telah dipilih. Dalam melakukan wawancara peoeliti

berpedomsn kepada pertanyaan-pertanyaan berupa gans-garis besar pe11118.Slilidian

yang teJab disiapkan. Tujucmnya unmk mcnemukan pc:nnasalahan secara terbuka dan rnendapalkan gambaran pennasalahan yang lebilt Jengbp, di 111aDa pihak yang diwawancua diminta.i pendapar (Sugiyono, 2008). Sedanglaui data sekuader diperoleh melalui atudi kepustakaan. Tahapu ini dilakukan dengan memperlajari semua dokumen, data-data, literatur yang relevan dengan masalah penelitian digunakan untuk membandingkan jawaban yang diberikan infonnan kunci. DihArapkan dengan melakukan tabapan ini diperoleh infonnasi yang lengkap dan dapat digunak8ll untuk merneriksa ulang informui

yan1;: diperoleh sebeluumya.

SS

J.l.2,5 Analisia Data Analisis data .kuatitatif adalah beisifat induktif yaitu

suatu

analisis

berdasarkan data yang diperoleh sehmjntnya clikembangkan menjadi hipotesis (Sugiyooo, 2008). Hubungan interaklif peogumpu)an data dengan aoalisi8 data :sepeni tedihat d8iam Gambar 3 .2

Gambar 3.2 Uu!gkah-Lmgbh J!nalisis penelitian kualitatif S-w Milt~& ~

dolar1~

(1!JOll)

Data lcualitatif yang diperoleh penulis merupakon basil wawancara dengan key mfonnant. Data yang diperoleh dari lepangan cukup banyak,

kemudian dicatat dan diranglcmn, dipilih hal-bal yang pokok saja. Data yang ada disajikan dalam bentuk cabel kemudian dimalisis 1alu diiarik J.:esimpulan yang

berupa hipotesis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.J

Gambaran Umum Lobsi Penelffiao Desa Pamekaran dan Cingcin merupakan dua desa yang berada di

Kecamatan Soreang Kabupaten Bandllllg Propinsi Jawa Barat sedangkan Desa Padanltm daa Biro bentda di wilayah Kecamatan Majalaya. Kecamatan Soreang termasuk Ice dalem wilayah Kola Soreang yang mel'llpakan ibu kota Kabupaten

Bandung. K.ecamatan Majalaya dabulu terkenal deogan sebntan !rota dclar ka.reoa kecamat.ln tersebut ad.alah pUSllt indiutri tebtil Jawa Buat yang mulai

berkemba.ng sejak awal tahun 1930-an. Tabcl 4.1 di bawab iai meonqjukkan batas·batas wilayah lokasi penelltian Tabcl 4.1 Batas wilayah dese-desa lokasi penelinan

.. No

Lolw1

s-..~ W.!!l'X~.. -

UW9

I

!

I

'

2

Selatan

1'imw

--

Sant Desa SOlllllOJI &. CmgcioKec. Soreang

Dose

Dela

Desa rsoreong

1>C$a Pada&uka

Pamebran Kee Soreang

PUUA8Serab &:

Kee SOJ'e8J1g

Sebrwwgi K.ec.

Kec.Kutawario gio 0"'8 o.ndasan Kee

Desa Soremig &.

Oft• Submul

Desa 811:11 Kee.

so.......,

Desa :>d:lllWall!!J Kee. SmeRng

Desa Soreaiig

K°"' Soolma

'

v... Padaulun

Do.a MR."''""

Deio NeglllSllli

4

DesaBiru

Desa CingOD

Kee. Majalaya

Koc. Majalaya

Kee Sor~

Kee. Cipaiay

Kee Majalaya

Desi Mek.,.ori K"'. C1pamy

o-sasara C1ptaKec. Ctparay

Suilf"'1': Dajlw 1"11n Pott""
-

S."""-g11{§< Sore..~ Majalaya

o...

De9&

PadaullDl Kee. M11alava

MSiunghalJa ~.Ci........

D<sofli.ellln>hmi Cl••IJC,. (10()8), Pamtkurnn (.luar).

56

57

SU BANC>

IANJUR SUMEOA·~G

, -'\ "'-r Gl.N.JtlCIW..U

7

-

KEC. SOREANG 1,.___....,

M1

KEC. MAJALA YA

Qlli(}ffGK
'

BANDUNG BARAT

ARU

Gambar 4.1. Peta administrasi Kabupaten Bandung

Tabel 4.2 Letak geografi, luas dan iklim desa-desa lokasi penelitian No

1 2

3 4

Lokasi Desa Cingcin Kee. Soreang Des a Pamekaran Kee. Soreang Desa Padaulun Kee. Maialava DesaBiru Kee. Maialava

Topografi Wilayah

Luas

Ketinggian

Curah Hujan

Suhu

(ha)

(mdl)

(mm)

(°C)

Jml Bin (bulan)

Dataran

197.870

710

2000-2500

22-30

7

Dataran

158.545

710

2000 -2500

22-30

6

Dataran

389.300

700

700

28-32

6

Dataran

432.542

719

621

29-32

7

Sumber: Kabupaten Bandung dalam Angka Tohun 2008

T opografi lokasi penelitian merupakan daratan dengan ketinggian rata-rata 710 meter di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata 22-30°C dan 28-32°C seperti ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tata guna lahan di Kecamatan Soreang, luas

58

lallan non petturian lebih luas daripach lalaan sawnh sebaliknya di J(cqmatan Majalaya IU&1 lahan sawnh .lll8Sih lebih 1uas daripada Iues Jahan non permniao (fabel4.3).

Tabel 4.3 Tata guna lab.1n desa-desa Jokasi paielitian No

Lokasi

Luas

I..ahan S..wb (ha) 1

Desa Pamekalu Koc. Sormrur 0-Cingcitt

2

LoasLlbmBuba J LuasLS!anNon Saw1111 (ladaag, Portsruan(mdurtri, l3nlbtllc, perumd:um, ~4'1>) pe(UnOJr&ll, (ha) penotoan, d!;b) (ha)

u-.

51045

0.000

85 870

1 700

Kee. Soc"""'

Totdtuas (ha)

.

r

IOLSOO

158.545

110 300

197 g70

3

Dela PadaullDl

. 206 600

s 700

irzooo

389300

4

Kee. MAiaJ""" Desa B1ru Kee

336900

20.142

74 900

432.542

M.,.Ja..,

...,......

..

-

..

Tabel 4.4 Jumiab penduduk dan keluarga desa-desa lokllsi peeelnian No

I

Lobsi

I

: Desa Pairebnn Uc.S~• ~ 2 De.a Cingcin

f

3

Kee s~ft· Desa Padtulun Kee. .u.;.,,.

4

DesaB1ruKec. Maia/a~

.

lml Penduduk

1ml PmliJcluk

Lab.lab

l'et
(Ji"'ol

r",.-a)

6.749

S!IM

12. 734

2 S48

8H4

8

)01

IG 481

4 219

7~)

7.Sl
15.015

3.850

6.854

6603

13 451

4265

Tot<J (J>wa)

Jumlah K•luari;;a (kel)

-

Jumlab peudu.duk di masing.masing lokasi penelitian tidak jauh berbeda

seperti terliliat pada Tabel 4.4. Jumlah Jl""itduk terl>anyilk ada di Desa CiDgcin Kecamatan Soreang sedangkan jumlah yang paling sedikit di Desa Pamekann Kecamatan Soreeng,

59

Tabel 4.5 menunjukan bahwa mm pencahariao pokok peoduduk di Kecamatan Soreaag mayoritas oclalah PNS dan karyawan sw.sta S(".dangknn di Majalaya mll}'oritas peodlldukny1 adalah 11ebagai buruh tani selain

~

karyaWll!I swuta. Hal ini dikannalam KeairnaW! Sorcang sclain mcrvpabn areal

perdagangan, jasa clan pertanian juga mcrupakan 1hu kota Kabupako Bmdung di mana di sana terdlpat l:ompleks perbnlonm pcmcrintah daenh dan b.uyak terdapat lcomplelc.! pcnmWian yang mayoriru penghllllinya besprofesi sebagai PNS. Seliangkan K.ecani.atan Majalaya walaupua di wilayahnya banyak tadapat pabn1c tapi areal sawab.nya masih luas kareoa semenjak lai!is moneter pembangunan pabrilc di Majalaya terhent.i sohi11gga masih memungkinlwi pendudubiya belccrja sebegai buruh tani.

Tabcl 4.5 Mata pcocaharian pokok penduduk desa-desa lok:asi penelitian No

;

lctUJ Pdceriaan

De.. P•m•karan

[

Pe!Mi

3U

2 3

Buruh WU

362 7'.IA

4

p

s

PNS ' Katyawvi

I«<: Sor•-•

1,6

Pt:rlguaah.a 1-il &

Des& Pldaul..,

Kee Naoalava

DesaH-;;;;-Kee ., -aJava

2t6 JIS

970

94Z

4806

1676

1171

64 ISO

17 28

618

'

JOT.!

1600

413

40

34

!lWUtl1

6

O....Cinp:1n Kee •

.,,,__...,. meru:•••k ,'1Jim/J..,..

/RJft
Dutl!K#-

4,2

Gambarau. Karakteri~tik Respoodm

01tg
Kankteristik responden yang akan dijebutan berikut ini meliputi kooversi

lahan, jenis kelamin, usia, pendidiku tenkhir, pendapatan basil sawah,

60

pendapatan ~

Wimya, dao luas Jahan sawah. Berikut gambamn karakreristik

312 responden yangmenj~ sampel pads penelitian ini.

Gamber 4.2 Distribusi rapondeo berdUl!bll konversi lahan S..Hr. fiMIJ Jl"f8<

I ..,.,

dJJta

Hasil peagolalum data diperoleh babwa petani pelaku koaversi lahan lebih bmyak daripada yang buksn pelabi koovetsi Iahan karena dari 312 responden sebanyak 53.5% adalab petani pelaku k~vem sedangkan 46.5% sisctnya petaai y1111g tidak melakukan konversi lahaa sawah, hal tersebut dapat dilihat pada

Gambar4.2 Untuk jenis .kclamin, responden lah·lala lebih banyak daripada respacden perElllpum. Gambar 4 3 menunjukkan n.9% merupakan rcspondc:n laki-Jaki dan 22.1 % adalah responden perempuan. Jeni• -AMpond!n

Gamber 4 .3 Disttibusi 1espondeo beidasarlcan jenis kelamm S>mbtr Htl#l Pgololran "1111

61

Tingkat pendidikan msponden mayoritas adalah Sekolah O.sar (SD) yaitu 64.3%, kemudian SLTP sebtnyllk 20.5%, SLTA 12.3%, 03 0.6% dan SI seb1111Yak 2.3%.(Gambar 4.4). Usia rcspoaden paling banyak di anlall. 56-65 Wiun yaitu sebesar 38.5%, krmndim 24.90-' beoisia antara 46-55 tahun, usia antaca 3545 tahun sebanyak 16.8%, sedai\gkan usi1 lrunmg dari 35 tahim hanya 1.3% dan

usia di alas 65 tahun sebanyak 18.4•,4 scpcrri yang dituojukkan pada 011mbar 4.5.

•SO

• 51.ll>

.a.r" •Ol •SI

Gambar 4.4 Distnbusi respoadco berdawnn peudidiltan ~: H.-11P<,.,,,W.0.. dala

U!!o ........

• Kw."'g 35 t.ahun

•35·45....,..n

,

•
• 50 • 85 ta~un • DI llao e51Bhin 24~

Gambac 4 .5 Di.stribusi respoo
HaIIJ~aJwm

""1o

Ditinjau dari pengb Holan y1111g dipcroleh dari 911wah sctiap tahWlllya Ilda perbedaan antara petani pelaku kon-si daD yang bukan pelaku koaveesi, Tcrlihat pada Gamba! 4.6 bahwa pelaku konversi yang memperolch pcaghasilan lebih

62

dari 10 juta hanya 7.1% dtb&IKlingkan bukaP pelalm konvem sebesar 16.0%, pMghasj!ep sebesar >5 - IO juta dib .. 1lkan oleh petani 1ruku pelalru konversi sebanyak 43.6% sedangkan pcami pelalm konveJSi hanya 21.3%. Dari data terse~t menunjukkan bahwa peWli yang ti
SO.OICo

~o.~ 30.°"' 18 9'lo 10

°"'

. ._Ill_

00% l<.ura...i 1 ,.,.

1J\llo· 2,llAll

>2t1Ao-~,.,..

•~

>S)
1Ab1b 10J.U

Konvtni • 81.dttn Pt!leku Konv•rs1

Oambar 4 .6 Dislribiui responden berdasar1wi penglwilan dari sawah

Sil'"'-

l{odi p<"f0/0JoJ1t dda

Petani yang tel ah melalruJcm konveni dan bulcanpelaku konversi ada yang memlliki usaba lain di bidaag non penaaian, scpcl1i yang ditunjuldran pado

Gambar 4.7 umumnya mcreka weudal)lllbn pca1gb•silan kuraog dari satu juta tiap bulanoya. Apabila dlbandingtan 8Dla1I keduanya maka pelaku konversi Jebih banyak mendapatkan penglwilan

anwa l s.d lebih dari 2 jutalbulan. Art:inya

peng)wi Ian yang diperoleh pelatu konversi di 111111' non pertanian lebih besar di'bandingkan ketika maSlb bertani.

63

800'16 700!(,

CIO Dl6 50.0 .. I

CO.~

I

300~ 200!!.

10~ 00!!.

Kurona 1 Jl

1-2JW

<Jam.bar 4.7 Dimibusi responden benlasattan pengbasilm dari usaba lain 5'on6er: Ha.ii r"IPl•1-

""'4

Kepemilikan lahan sawall dari pellllli pelaku konversi clan bukan petani pclaku konversi kedua-duanya paling banyak memiliki k:urang dari 0.25 ha. Hanya 2.3% untuk pelaku konvers! dao 1.7% bukan pelaku konversi yang memiliki lahan

$11Wah

lcbih dari l ha (Gambar 4.8).

90~-

:.:l~

800% .

SM% 400% :JO 01<>

20 oi.

.

100% ' 00!()

Ku...,,g0,25 Ho

0,25Ho ·0.5 ltl

>0.5Ho·1 Ho

LB..,, I Ho

Gambar 4.8 Distribusi responden berdasarkanluas laltan llwah .'WmMr: ff'1<11 l""!l<'lnkan

4.3

dtrla

Gambara.o Data Tanggapan Rapoudea. Terbadap Konve.ni Lllb•n Saw ah

Tanggapan re~nden dijabarkao melalui jumlah skor jawaban responden, yang se!anjutnya melalui skor jawaban responden ditentukan kriteria jawaban

64

selursh respondeQ pada seti.ap indikator mallpllll aspek ymg diteliti. Data ordinal

yang diulmr menggunakm skala Likert dan dari basil peogolahan data diperoleh gambaran Wiggapan responden tethadap konv.mi lab.an sawah sebagai berilut:

4.3.1 Perubahan Perilaku Petani V ariabel perubahan

pernyataan

perilalru petani diukur menggwiakan

17 butir

tetapi ssm dianlllrnnya tidal< valid. Berilrut ditajibn gambaran

perubahan perilaku pebni yang melakukan konversi Jahen dan yang tidak melekubn konversi ltthan pertsnian. P•Nl!fh•n Ped!tlru

80

t>angat 1 ingg1

61 28

64 Ting;1 48 Rendah

l2. ~arg&t HO•lllah '. 16.f.-

...

I<•• MtJh>"• • ~

l
Gambar 4.9 H113i1 kategonsasi perebahen pcrilllku pemibk lahan Slimb.,. HIJSll p
Melalu.i Gambar 4.9 dapat diketahui bahwa perubahau peri1aku pemilik sawah yang bu.kan pelaku konversi justru sebenamya lebih tinggi dibanding petaku konversi, bait di Kecamatan Majal11.ya maupwi di Kec8111.3ton Soreaog meskipun semuanya wa~ih dalam kategori yang sama, yaitu lcategmi tinggi dengan skor rata-rata lebih dari 55. Hal tersebut memperlihatkan bahwa pellmi bukan pelaku konversi pun memiliki persepsi yang same tentang konversi Jahan sawah dan p1ofesi petani dengan pelaku konversi yaitu mereka mengangg,ap

6S

konversi lahan sawah wajar dilakukan jib tenlesak kebuluban dan jika ingin mcndapat peDgbasilao yang lebih baik. Bahwa saal i.oi unmk mendapatbn

lcehidupan dlltl kedudukan y1111g layak di owyarakat maka han1s bcrpendidikan tinggj dan beketja di luar pertui1111 sepcni sebagai pcpwai negeri IUu swasta.

Hal mi terjadi karena petani ymig tidak melakukan konvo=rsi lahan sangat tergantung kepada lahan sawahnya den mcrcka mengandallam hidupnya dari sawah, untuk meoooba usaha di luar bertani mereka tidak memiliki keiahlian Jain. Hal ini tcrliliat dari jawaban respondea sobanyak 57.45% menyatakan alawl

mereb tidak menjual 1-hAD sawaJmya kareoa sawahlah SllD!~ mata pMCahari11.11 merd<.a dllri sanalah mereka wembiayai keburuban hidupoya. Gambar 4.4 menuajuldcan hahwa pendidil<M reponden mayoritas sedngkat selcolah daser, yaitu sebanyak 64%
menyukai pekerja dengan usia muda dan pendidikan mirlimal SLTA plus Kalaupun ada kualitil<:asi untu.k: usia yang lebih tua itupun harus yang sudah berpengalamao. Begitupula kesempatan sebagai pegawai negen yang bekerja di pemeriotahan daerah minimal hams berusia 3S tahun dan berpendidilcan Diploma II Oleh karenanya untulc mempertahankan hidupnya petani yang tidak melalrukan t.onversi lahan tetap bergantung k.epada lahan sawahnya.

66

4.3.2 Hubunga11

Pemilik Ompn I.ahan

Variabel bubtmgan pemilik dengm laban diukur menggunakao 10 butir

pemyataan, tetapi satu di imtanmyt tWlc valid. Beriltut disajikan gambaran bubungan pflllilik dengan lahaD. pada pel8lli yang melakukan konversi lahan dan yang tidak melakuklm konversi labsn pertniaa.

Hu!!W!O«n ~k

C!en@n Llhan

45 ' Safig21 Kuet 3503

36 !«lat

X1 Umah

1a Sangat Le'l'Qh

9•-•-

r.onv.,.. • B\Qn l"olelo.l ~''"'"''

Gamber 4. ! 0 Hasil katcgorisasi hubungan pe:milik dcngan lahan SumlHr. Hatl~dara

Gambar 4.10 memperlihatkan bahwa baik respondea petani pelaku

konversi maupua yang bukan pela.lcu lronvem memiliki hubungan yang kuat dengan lahan sawahnya dinmjukkm dengan skor rata-rata jawaban responden lcbih dari 30. Hal ini menuni ukkan babwa bagi pdani pelaku konversipun lahan sawah m.asih merupakan sesuaru yang bedlarga dan terdapat ikatan emosiooal yang k:wit

antara

pemilik dengan lahannya. Namun jib diba.ndingan an1:llra

keduanya, hubungan yang di~

pclaai bubn pe!llku konversi lebih k:uat

dibanding pelalru konversi, baik di Keciunatm Majelaya ruaupllll di Keicamatan Soreang bal ini terjadi karena petmi tersebut Sllllgat t(!rgantung kepada lahan sawahnya, dari sawahlah mereka memenuhi kebutuhan hidupnya. Merelui tidak

67

IDllll

meoanggung resiko tidak: dapat membiayai kelluluhan hidupnya jib barus

menjual lahanaya Selain itu petani bukan pelalru konvcrsi maaib menganggap bahwa sratu.s sosial ~

dilihat dari luamya kepemilikan lahan. Semaldn

Ina& laban sawah yang dimiliki semakin dia dihonnati di muyorakat. Anggapan seperti ini mempedihadcan bahwa lahan sawah bagi mereka merupakan aset sosial yang digunakan tmtulr ~ertahankan

kehonnatan keluarga (Dham, dKk, 2008).

Oleb karenanya, lah1111 sawah den8JU1 fimgsi sosial tersebut tidak akan mcreka lepas atau jual walaupun diganti deogllll hsrga tinggi.

4.3.3 Ptmecahan Lahu Variabel pemec:ahao lahan dlulmr menggunaken 7 b\ltir pcmyataan dan semuanya \111.id. Bcnlcut d.i.sajikan gambaran pemecahan lahan peda petmi yang

melakulcao konversi laban clan yang tidak melak11k11.n konversl lahan pertanian P!mH•Q•p LaMn 2S.06

... _,,. Oambar 4. I I Hasil .kategorisw pemecalum lahen Swm.,,., Ha1il pqrf8t>ktltM data

Dari G11111bar 4. l 1 di alas terlihat bshwa menurut responden pelaku konversi di Kecamat.an Soreang dan Majalaya serta pelaku bukan konversi di Majalaya bahwa di daerahnya banyak terjadi pemecahan lahan sawah dengan skor

68

jawaban lebih dari 21. Pemec:ahan lahan torjadi kareaa sistem waris yang mmyebabbn kepemilikm laban semakin 112e11Yempit. Aaalc-aoak mendapatbn lalum sawabnya dari hasi1 warisan CJl8ll8 tua namun kaiena sa"1111 yang ada harus dibagi-bagi dengan saudara-saudatanya )'llllg lain maka luas laWm yang dipcroleh

tidak seberapa luas. Beginr pula deogan lernbaga pemikahan, di pedes11111 biasanya pada saat menikah bal"k. pibak pemnpuan maupun laki-lalci diberi sawah sebagai bekal

namun umumnya lahan sawah tersebut selain tidak l:iegitu luas lokasinya pun lla]Xmcar. Petani yang mcfllkukan konvmi laban sawah merasa bahwa lab.an sawah basil waris yang tidak seberapa luas maupun badiah dari orag ma yllllg lokasinya terpencar tersebet, jika digaiap kurang men~nmgkan

dan tidak dapat

diandalkan untuk biaya hidup (llWun, dkk; 2008). Oleb sebab itu mereka lebih meoyukni menjual sawahaya kemudian uang basil menjual sawah tersebut dijadikan modal untuk usaba lain atau laba11 y1111g ada bagi yang baru meoikah

kemudian dibangun pennukiman Hal ini sesuai dengan hasil wawancara deagsn Kepala Desa Pamelcaran bahwa di Kecamatan SorcaDg khusu&nya di Desa Pamekar:111 laban sawah milik, sekitar SS-60% adalab basil warisan oiling tua. Sawah ba~il warisao tersebut kemudia.n diju.al apalagi jika lolcasinya berada di pinggir jalao raya karena nilai laban yang tinggi. Lagipula bogi mcreka lebih mudah membagi

warisan

bempa uaog daripada

mernbagi

lahan .sawah.

Berdasarkan data yang dimiliki desa saat ini banyak laha!l sawah yang .sudah beralib kepemililcan dan

llllllllllllya

pemihk lahan uwah yang sekaraag bukan

penduduk setempat melainkan dari kota, khususnya Kota Bandung.

Bagi

tietani yang tidak me!Unbn konveni l3han sawahnya aebaayok

21.28% responden menganggap bah-rn lahan sawah basil warisan ata11 peineberil!ll iorang

Ila

mer11pakan pmpat batin antara anak dengan onmg tuanya

scbingga barns dijaga jangan sunpei dij8a1. Bahlran warisan tersebut diupayakan untuk tetap dijaga supeya dapat diwariskan kembali ke 8D8k cucunya kelak.

4.J..4 Ktbutuhan Hidup Variabel kebutuhan hidup diukur mmgganabn 8 butir pmiyataan dan scmuanya valid. Berilrut disajiklm gambmn kebutuban hidup pada petaai yang melakukan ko1rveru lllh;m cl.an yang tidak melakukail konversi lab.an pertanim.

3123 2748

~726

Rt:ndah

I& i:>angat R"'1d>h

I

e +-·· ·Keo. MIJ1laya

Gambar 4 .12 Hasil kategori3asi kehutulllUlhidup Slmrber. Htail~dalo

Gambar 4.12 menunjukkan lndnvls pellEi pclaku konvers.i dan bukan pelaku konversi mcrasakaa bahwa saat ioi bi.aya untuk keburuhan hidup linggi dengan skor iata~ata jawab1m lcbih dari 25. Dagi pelani pelalu kDllversi basil dari sawah tidak dapat memenuhi kebutuhim hidupoya nt4ka mereka menj ua!nya kemudian wmgnya dibuat modal usaha lain seperti konveksi yang rerjadi di

70

Kecamatan Soreang lllal!pun mengalihfrmpan lahannya untuk betemak itik dao dibuat lrolam ikan seperti yang dilakubn di Kecamatan Majalaya. SMangkan bagj peWli yang tidalc me)akutan konversi seperti yang telah

diuraikan sebelumnya mereka merasalain dari berwri cul'UJl UlllUk membiayai kebutub.m hidup seperti terlihat pada Gambar 4.6 bahwa 43.6% petani Y\1118 buk8n pelaku konveni memperoleh penghui1an dari sawah antara >SlOjuta/tahun dan 16.0% uya berpenghasilao lebih dari 10 jutaltahun. Adapun al.asan lain mereka tidak menjual sawatuzya karena merupelam wariS811 dari Olllflg tua dan karena memililci usaha di bid&ng lain yang dapar membaotu perekouomian mereka sepefti berdagang, buruh benaimaa dan bet.ernalc domba.

4.3.~ Daya Salni P1dl Menunm V ariabel day a saing padi maiuruu diuJcur meoggimabn

lllJnh butir

peiuyntaw1 tctapf terdapat satu bulil pemyataan tidllk valid. Berikut disajikan

gambaran peaunwan daya sa.iug padi pada pe1mi ya.og 111elakubn kouversilahau dan yang tidak melllkuklll'l konversi llbm perolllim Dan S•l!IC! P1dl Menurun JO" s;)ns;;i~ T119;11 ~

2067

• -.i.

llOl'lversf

• Bultar. l'ofalou Konversl

Gambar 4.13 Hasil kategorisasi daya saing padi menurun Sllmbtr HasJIJ!'flllOlchan dam

7l

Pecaoi pelaku konvem di Kecamatao Soreang

mCJ11sakan

bahwa

penurunan daya saing pad.i dibandingkan produk pertanian lain till88i begitu pula yang dirasahn petaoi pelaku dan bukan pelaku konversi di KecametQn Majalaya de1J8811 skor jawaban rata-rata lebih dari 18 seperti yang terlihat pada Gambill' 4.13. Dikarenabn biaya hidup tinggi sedaogkan basil dari menjual padi rendah,

karma daya saing raulah l!laka sebagian pelani .kemudian menjual lahan sawallnya apalagi jika lahannya memiliki nilai ju.al tinggi. Sebagian lagi mengkonversi laban sawahnya meitjadi lahan leering untuk ditanami plllawija, dirubah menjadi peremakan itik dan dibuat kolam ikan. Walaupun ditasa berat lwena hasil dari menjual padi tidal: sebanding dengaa biaya menggarap sawah Jwena daya saiDg padi rendah sehingga harga padipun rendab, l8pi ~batlian petani teeap bertahan dengan tidak mengkonvers.i Johan sawabnya. Sepem yang lt:lith disdlutkan scbelumnya alasan mereka tidak

mengkonversi lohannya kareaa kehidupan mereka &llDIJllf tergannmg kepada lahan sawahnya, sebanyak 19,2% Je5ponden menyatakan bahwa dari sawah mereka bisa membiayai kebutuhan lndupnya. Al4san lain karena merupabu wmsan orang tua yang harus tetap dijaga dan sel>agian lagi beralastlR kareea selain bertani meiw memilki nsaha lain seperti berdaguig, betetnak dombq clan mcnjadi buruh sehingga walaupun penghasilan dari bertaoi tidak cukup mereka terbantu dari usaha lain tersebut.

72

4.3.6 I.AW Lahan Teriionversi

Variabel lw lahm terkonveni diulrur mengguaykan 2 butir pemyataan, berikut disajikan gambaran lw lahan hlrkon~i peda petaui ymg melakukan konversi lahan di Kecamatan Soreazig dan Kecamatan Majalaya.

Lua& L.ahan Telkonwl'!! 10 S.n~atT.rQll

e T1ngg1

en 591

6 ""'1da~

4 S••got~ida~ J 2-1-'--

Gambar 4.l4 Basil kategorisasi luas bhan terkonveni

Sim:•..-. Nm/I porgola1-tfmA

Gambar 4 .14 menwtiukkan bahwa menurut responden di Kecamataa Soreang luas lahan ter.konveni di daerabnya tinggi dengan skor jawaban 6,77 sctlangkan menurut responden di Kecamatan Majalaya luas lab.an terkonversi di

daerahuy11 rendah dengan skor jawaban !i,91. Hal tersebut menunjukkan bahwa luas laball terkonversi di Kecamaran Soreang lebih tinggi dibandingkan di Majala)11. Hal ini di11111julckan pu1a dmgan luasan tata guna lahan di kedll4

kecamatan tersebut. P8'1a Tabet 4.3 terlihat bahwa sawah dt dua desa di Kecamatan M11jlll11ya rcllltif lebih luas (543.500 hit) dibandioglcan dengan dua desa di Keeamatan Soreang (142915 ha). Hal ini lerjadi karena semenjak Kecamatan Sommg dijad1bn pusat pemerintahan Kabupaten Bandung dan dibangunnya komplek pemda di lahan

73

MB.ah .'81t14S

24 ha di Desa P~kar.ui

pada tahun 1939-1993, mab fenomena

konversi lahan sawah mulai terjadi. Selllin karena pertambahan penduduk alami jugii banyAlrnya pendatang terutama yang bekerja sebagai PegaWBi Negei Sipil, malca komplek-lcruqilek

perumahan, pusat perdagaagan,

jasa,

sanuia

clan

prasarana umnm, mulai banyak dt"bangun sampai sekanwg. Menurut RTRW 20072010 Kecamaan Soreang telah menjadi jalur kuning, yaitu daerah yang diizinkan untuk d!lim:igun pennukiman

•ehingga ketika sudah tidak ada lagi lahan kciring

yang bisa dijadikan dasar pemhMguni1n pennnahan, maka

}'llllg

terjadi la.ban

saWlll!lah yang menjadi korbsn sehingga semakin lama luas laban sawab semakin menyusut Luas laltan sawab yang hilang di Desa Clngcin wtulc pembangunaa pell1Jl1aban adalah 45 ha. Padahal sebagian besar l•ha.n $8wah di Kec.amatan

Sereang adalah sawab irigasi teknis yaitu seluas 46% dan irigasl sederbana seluas 49"/o yang menurut peraturan lidak boleb dialihfungsdcan

Jil
pusar penwnbuhan dan pemerintahau. Selain perkantoillD., bangwian-bangunan laiu yang dlbuat di atas Iahan sawah irigasi yaitu jalao, bllllk., gedung olah raga, pom bensin daa ten11im1I illlglrutan umum yOJtg sudah tidak berfuagsi, dan lain

sebagainya. K~aiu111an Majalay11 stjak dahulu sudah ditetapkan pemerintab sebagai

pusat industri teksdl, Tahun I 930"i111 merupllkan tonggak awal perlrembangan industri tekstil Majalaya yllllg dipelupori oleh beberapa peogusaha tekstil lokal yang beropcrasi di rumah-rumah. Tahuu l %0-1980an mulai dibangun pabn'k.-

74

pabrik besar yang memproduksi kain dan sejak itulah feu.omCllll konversi lahan sawah menjadi pabrik mulai terjadi. Namun, scjllk a.k.bir 1990an hingga sekawig koodisi industri iekstil di Majlbya mmjadi sanakin memuun akibat llda!ya krisis

ekonomi Tidak ada lagi pabrik yang dibuigim balikan yang inaaih bcntiripun banyak yang sudah tidalt beiopenai lagi. ljill Pemallfa111m Tanah (lPT) yang diajukao Ice pemerintah bukSD untuk membel1gun pabrik, tapi hanyn uatuk merubah jeni! kegiatan pabrilc raja. Kareo2 h81 tersebut penyusutan lahan aawah karena dialihfungsikan menj11di pabrilc d.dak selinggi dahu\u kttika indulllri tekstil di Majalaya masih jay.a, yang banyak. te:rjadi sdcarang l8hu saM!t berubah fungsi meJtjadi rumah (permukimm pendudulc). Mltlik langgapan responden terbadap fllktor-faktor peeyebab koa.vmi lahan sawab dapat diliha1 pada Tabel 4.6.

-

Tabet 4 .6 Tanggapan respondell terbadap faktDr·falctor yaog mempengaruhi

-

, _on,.. l'olob

kon vcrsi Ja11411 sawah.

..ao...,. ·-· Mlj
.

~- - ·---- .,,_-··-... -_ -~,.. _ - -........ --·--.... _,_ ---~·-.-. .... ..._ ... :'tm1W

H•!'.no.tit._ ~

-bolrn oodoh WU. C.p1t

I•

.... k

Mm M-·

.......

-.....

~

·:, .........

nod .......

M.ttlll•)'ll

Qllftll-Qla

w.t.....mllta WJJi.an

llJtl

.a- herllm. ...

..........

IH)>9-

• lloo)Ok-

k.n...,.

.Lop ....

ic.-..-

"""' ........... ·K,. ...... ..... . I.Imi.w.,... ..... ..,.. ,,... ........... _,_, . .............. ........I"°' . . ... ._,_ _,,.,.. ...... """""' .._ ........... ...... ............ .-... *>"•• .... .......... ,... i..,...i .. ..... ....... """' ..... ...... ..b.,. i....._ ·~ ........_ .,..._ ,................ ~.::.. •lerii....., . _,_ ........... ........ ...,..., -~,...... "°>" ....

;..._ ,.,....... . i"""' t . .....,,.._ .. ""' ,,.._ . ...... 8"o>,oloi» ........... .,.."'",..du. .. •Tct;·ad1

.......

b'S

o.i.i.

-

KQl.'Wll

laloon

r-

"""""

\

. Klal4on

"''"" ........... ..... ...........

._ ...

-lllD\il

W.p

, PeeoftlbD.

...... d-

r;,.., I-

75

-.

...

K.ouo.

- _.....__ -- ....... -- . . ... -... ..- --- -.-.. -- -l r!::;..

HJ
I.Mm

-"bo t

I

i.-.

..

4A

~

t..o.

i....

1.-

.p

; '11111 .,o;...i•

i:.-

,...." """ ........ thpa.

n.,.~

1

'•

--;....

...... .

.,..., ...... ......... ldAlp

..

Anallsb Kuandiatlf Penpndl Fakter Pt11yebab Kl>nveni Laban Sawah Terhad~p Lau Lahan S.'ll'lth Terk:onversl di Keca.mata.n So rang Pada bagian sebelumnya telah d.iurabn bagaimau pendapatlmnggapan

nspODden terbadap butir·butir pemya1un

)'8ll8

d.iajulcan dalam kuesioner

pene\itian. Selanjutoya aknn dikaji bobungan xb8b akibat dari .kclima variabel bebas tertladap luas laban sa~ah lcd(oovcni scperti yani: telab ditwmgkan dalam hiporesis peoeblian.

Tujuan yang ingin dicapai pada peoguji1111 hipotesis ini adalab untuk membuktikao ada tidak:nye. pengaruh dlti variabel bebas balk. secar-11 sirnultan maupun secera persial terbadap luas laban $Bwah terlconversi di K«MDa!lo Soreeng clan Majalaya. Jenis mitistik yang digunaknn untuk mco~

kcdua

tujuan tersebut adalab. analisis j41ur, benlnrt basil pengolabao date. yang diperolch

menggumlran software SPSS. Korelasi antar variabel mempakm dasar JJOThitungan dalam llll81isis jalur, dimana sebelum melangicah ke analisis jalur terlebih dahulu dihirung koefisien korelasi amar veriabel untuk mengetahui lceenlall hubungen antar vanabel yang

76

sedeng ditelili. Berikut iQi disajibn kocfuieo koreWi illltarl! kelima v8!'11bel bebas (perubahan peril4ku (X1), hubunpn pani!ik dC!lglD laban (X2), pemecahan l4han (X,), kei>lduhan hidup (XV, clan peauruDlll daya saing padi (Xs)] dengan venbel terikat [luas lahan sawah terlcooversi (Y)] untuk KecamalBn Soreang. Ha8il perhitungan k:oefisien korcbsi antar variahel di Keumalllll Soreang dapat dlliba1 pada Tnbel 4.7

label 4.7 Koellsien korelmi antar vari8l>el Kec:ama111D Soreang

0611

Dari tabel matriks korelasi di

1 000

llt8s


variabel independen semuanya memilild ltubungan posirif' deagan lull~ lish1111

saweh terkonversi di Kecamatan Soreaog. Dilihat dari angka korelasinya hubuagan sesama variabel bebas ada yang masuk dalBD1 katcgori swgat rcndah dengan nilai korelasi au.tan 0,00 hingga 0,199, dao ada yang masuk dalam kategori readeh dengan nilai korelasi antm. 0,20 bingga 0,399 Dcmikiau jaga hUbUDgllll anlllnl Vlriabel

bebas deugan variabcl terikat eda yang mllSUk dal11111

kategon se
77

Sebelum diuji pengaroh independeo terbadap luas IWa s.awah terironYel'Si di Kecamat.an Soreang, tedebih dahulu diani lroefisie:n jalur dari k.dim.a v11r.iabel

beeas tenebut terUdap luas lahan sawab tedonveni dan dari basil peagclahan diperoleh basil sebagai berikut, sepelti terh'llat pada Tabel 4.8.

Tabet 4.8

.

.

Koefisiea jalur vuiabcl indepcnden tcd!adap 1118!< lahan sawah terlconversi di Kecam8fan Soreang .

. ·~·

:-~ . ' i .'~-~~ ... '

I

I'

• ; ... '

--

Perobaban perilalru (X1)

... -. .. ~ -

Hubuagan pemilik deQ8311 labtn (Xi) Pemecaban laban (Xi)

.. --·J<ebutuha.n hldup 04)

~·

Pcnurunan daya s~ 1--•

padi (X.s)

'

0,200

2,856

0,005

0,132

1,958

0,054

0,338

4,925

<1),001

0)08

4,466

<0,001

0.296

4,S43

~.001

..

' •

R-Square • 0,697; F.,.... - 36,838; p-volu~ • <0,001 Sember: Hasil p<:ngolohan data Dilihat dari rulai lme.fi.~ie11 jalur menunjullan

bshwa di antara kelima

variabel independen, variabel pClllccahao lahan, kebutuhan hidup sena variebol penurunan daya saiog padi rnemberilc.an kOnbibu.si l111gsuug yang paling besar terhedep Iuas lab.an SAWllh terkon\'1:13i di Kecamatan Soreang, semeaeera variabel hubungan pemilik dengan lahan memberikan komibusi lmgsung yang paling keeil, Berdasarkan uraiao di atas mcounjullao bllhwu faktor yang paling nyata

mempengoruhi konvcrsi lahan sa wah di Kecamatao Soreang adalah pemecah8n lehan, kebutuhan hidup dan pcnurunan daya saiBg padi. Hal ini dik:uatkan oleh basil wawancara dengan key informant bahwa memang Iaktor utama terjadinya

78

konversi lahan di .Kecarnatan Soreang adalah bbutuhim

bidup. Di saat

perekooomian sulit, biaya setba mabal, sedangkan biaya mengsanip tidak sebanding dengan lust1 dari maijual

8lbeh mab altematifyang dinua

baik dan

menguntungkan adalah dengan mengkoonasibban sawahnya. Secara diagram bubllllgan sttuknnl kelima variabel indepcoden decgan luas lahan sawah 1etkonv~sj di KC('M!lf& Soreaag dapat digambarlain ~eb&gai

berikut.

Gambar 4.15. Diagramjalur pCllglll\lb kefuna variabel independen terbadap luas lahan terlronversi di Kecamatan Soreang

Sl.mw

O
Selaujutnya dihitung besar pengaruh kelima variabel independen secant

bersama -sama terll.adap luas Jahan sawah lerlconversi di Kecamatan Soreeng, yang dikenal dengan istilah koetisien dctcm1i11Mi Dari basil pcngolahau data diperoleh ni1ai koetisien deterrninasi kclima variabel indepcndcn tc:rhadap luas laha.n sawah terkonversi di Kecamatan Sorcang seper1i yang ditlmjukkan pada Tabet 4.9.

79

T abel 4 .9 Beser pcngaruh variabel independen 9eCll.fl bersama-sema dan parsial tclhadap luas lahan sawah lerkonversi (Y) di KecamataD Soreang

Melalul k:oefisien derenninasi (R-Square) diketahui bahwa total penganih kelima variabel independen secara bersama-sama temadap luas lalum sawall

terkonvcni di Kecwnatldl Soreang adalab sebesar 69 ,lo/o, Jadl meJalui hasil pencUd4D mi diperoleh inronuasi l>ehwa luas leltan sawah terl<:onversi di Kocam.atan SOCOIJlg dapai dijelaskan oleh variabel perubaban perila.ku (X1). hubung1111 pemilik dengaa Iaban (Xi), pemecahan lahan (XJ). kebutu.han bidap (Xi), dart penuruuan daya saJng padi (X,) secara bersama-SAma sebesar 69,7o/o, sernentara s1sanya sebesar 30,3% dijelasluw olt
tetangga atau warga dori deee-kelurahen perbatasm y111g telah lebih dahuJu meujual tanah mereka kepada pihak swasta karena kouvesi lllfum sifatttya m.enular

dan penurunan kesubu.ran lahan :lllwah. Kemudian, dari basil perbitungan diperoleh nilai F1utw, sebesar 36,838,

dari t:abel F untuk tingkat signifikoDsi O,OS dim dcrajat beoas (5;80) diperoleh nilai Ft4bel sebesar 2,329. Karena

F,.,_.. (36,838) lebih bcaar dari F-

(2,329), maka

pada fingkat kekeliruan 5% HD dilolak dan H1 diterima, maka dengan tingkat keperceyaan 95% dapat disimpulkan bahwa vatialx:J

perubllh&11 perilaku,

80

hubungan pemilik dcngan lilh1111, pemecalwi laban, kebutuhall hidup, dan

penunman daya lllling padi sew-a bcrsama-881Da berpengaruh signifikaa terbadap luas lahan sawab terkonversi di Kecamat.an Soreang. Kesimpnl1111 yang sama juga jug11 diperoleh melalui nilai aignifikansi ip-value ), dimana ni1ai p-vahie Jebilt tecil dari 0,OS y11ng artinya secera bersama-aama

hubungan

variabel

perubahan pc:rilalu,

pemib"k dengan lahan, pemooaban lahan, kebutuhan hidup, dan

penwunan daya saing padi

berpecgsruh

nyata tei:hadap luas Wlan sawah

terkonversi di Kecamatan Soreaag,

4.5

Pe.opjum Vll'iabd Swlra Pllnlal di ~cam•tao Soreaog Setelah prosedur pcn!Niiao see81a bersama-5a!llll menyimpullian tordapat

pengaruh yang oyata dari kel.ima variabel

indeponden secera bmiama-tama

terhadap luas lahan sawab terkonvenl di Kecamatan Sorea.ug. Sclaqjutnya dilalrnkan pengujian secera porsial untuk me>igltj1 kebermaknaan

pengarub

masing-ffill~ing dari keliml variabel bebas tersebut terbadap luas lahan sawab terkonversi di kecamatan tersebur menggunalcan smtistik uji t yang dibandingkan dengan t label. Berikut analisisnya:

4.S.l

Penganda Perubabao Peril•l
LuH

Laban

S•wab

laugsuug memberikau

pengaruh sebesar 4,0"/o terhadap luas lalwi sawah terkonversi, dan secara tidal

langswlg karena hubungannya dengan 1ima variabcl bebas lainnya sebesar 6,7% sehingga secara total pengaruh vnriobel perubahan perilllku terbadap Jua.s lahan

81

sawah tel"konversi di Kecamaten Sorcang ~ lebih besar deri

t.-

10,7%. Karena ta...,. (2,&.56)

(l ,990). rmka !)'da lingbt kckeliruan 5"!1. Ho ditolalcdsn H1

diterima mu p-value lebih kceil dari 0,05. ArtiDya, pada tingkat l::epm:ay81111 9.5% dapat disimpulkun bahwa pcnibahan perilaku secara parsial bcrpmgmuh ny111a terhadap luas lahan saw.ii menunjukbn lahan yang

tcrkorn·crsi di Kec;amatan Soreemg. Hal ini

bahW11 semakia tinggi tingtat pe!Ubahan peri1aku petani, mab

dil::onversi di Kecamatan Soreang uan semakin Juas.

Kecamatm

Soreang sebegai stlab satn wil1yah pcngeaibangan kota

menuajuklcan kemajuan yaog cukup pesat baik di bid&og ekooomi maupuu leknoloei dlbaod~!)k.an Kecamataa lai.llnya di .Kabupaten D1111dung. ~lagi bcrdasarlcao Reocan.a Detail Tata Ruang Ka~uan Pericotaan Soreeng, dengan dijadikannya Kecamatan Soreang sebagai pusat perlamtoran, pcrdagangan dlJ1 jasa, rnaka sema.kln banyak pembaogunan yang dilakukan di

$1111&

schingga

peluang uAAhR dJ luar pertaaian semalun terbuka, Akses jalan dan transportasi yang banyak tnemp1111Dudab penduduk Soreang untuk pergi ke lcota khususnya Kota Baudung. Den1)81l banyako.ya pembangunan,

SllCalla

transportasl dan lcomunika.si yang memadai mernbuka

wawruan mm:ka terbadap dunia di luu ln~annya.. Petani mengkonvesi

lahaonya karena periJaku yang berubah. Modcrnisaasi clan kemajuan media infonnasi

menyebabkan

pengetahlilll

merelc.a bertambab, peniepsi mereka

terhadap profesi taaipua bcrubab bahwa Ulel\iadi J)Clani sudah ketinggalao .zaawi. Menjlldi pegawar negeri atau pegawai pabrik lebih meninglcatkao gengsi merelca daripada menjadi penni. Selain itu petlllli juga lebih menginginkan anak-an.aknya

sekolah tinggi supaya mud •h mendapatba pebrjaao dm kedudukaa yang layak

di masyvakat Perubahan perilaku jup ditunjullan oleh sibp petani terhadap kegiatlUl lronv~ui lahan sawah. Bagi mereb maigkonversi Jahan sawah bukanlab

tindakan yang melanggar hulam dao wajar di1akukan di simi petani cenderung menilai fungsi lahan dari sisi ekon<>mi semata. .Ketika merel:a didCd'Ollg oleb

kebutuhan sedangkan yang d.apat mereka and8litan hanyalah laban sawabnya maka tindakan yang mereb lakukan adslah mengkonversi lahan sawalmya baik

secara langsung maupun tidak: Jang:mng karena berdasarkan teori fungsi, seseoraog berubah perilakunya kareDa kebutuhan Berani srirnrdus yang dapat mengllkibatkan perubahan peri]aku seseorang apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang ta'Sebut. Seperti yang cliungkapkan oleh Walgito (1999) perJ1alu atau aktivitu yang ada pada individu sebagai akibat

dari stimulus yang diterima oleh iodividu yang bersaogkutaa baik stimulus ekstemal maupua internal, Naman, sebagiaD beser pe:rilaku itu sebagi respons terhadap stimlus ekstemal. Maka, ketilca petani merasalam bahwa k:ebutuhan hidup seniakin linggi,

mereka mulai berhltung nilai ekonomis roam yang lebiIt menguntungkan memperoihankan

atau meajwtl 1alwl sawahnya. Kctika dirasakan dengan

menggarap sawah sudah tidal.:: mampu 1agi memeouhi k:el>uruban hidupnya, .llUlb petani akao menjual lahan sawahnya atau mcng;dihfungsikan ke us!lha lain di luar

pertanian. Hal ini sesuai deogan hasil wawancara penulis dengaa Irey informant bahwa saat ini basil dari sawab sodah tidak lagi menguntungkan lcarena biaya menggarap lebih besar dari basil panen maka ketika Ilda peluang menjual Jahan

83

apalagi ditawui dengan harga tinggi mab mereka alcan dengan seaang ba1i

menjU8lnya. Bahkan menurut ~y infanna111, saat ini mereka telap berWli hanya untuk menunggu lahan sawahnya lalru dijual. Hal ini ditunjllldcan di lapangao dengan banyaknya plang-plruig di lahan ~wah yang bertuliskan bahwa lahan alaln dijual.

4$.2

Pengaruh Hubuagan Pemllik Denpn Laban Terbadap Luas Laban SaWllhTerkouversl di Kecamafan SoR11ng

HubW1gan pemilik dengan lahan secera langmmg ~ar

1,7% techadap luas lalwt sawah terlro11versi, dtu1

memberikan peogarub -'CCMll

tidak langsung

lwena hubungannya deogan limll Vllliabol be bes lllionya sebew 4, I%. Secara total pengaruh variabel blbungan pcmillk dengan laban telhadap hw lahill.l

sawah terk.ouveni di Kecamatan Soreang sebeelll' 5,8%. Karena ti..ru., (I,9S8) berada di anWI\ negatif lu11o1 (· 1,990) dan postrif

t,.t.i (

1,990), mak:a pada tingkat

keke!iruan S% Ho diterima d&n H1 ditolak atau p-va/11e lebib besar dari O,OS. Artinya, prufa tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkllD. bohwa

hubungan

pemilik dengan lahan seeara parsial tidak berpengarub oyaltl tediudap luas la.ban

sawah terkonversi di Kecamatan Soreang. Hal ini meuunjukkan babwa bagi petani tidak adauya keteribtsn aotam pttaDi dengan

emosi

lahan sawahaya bukanlab alesaa bagi mereka uutuk

mengkonversi laban sawahnya. Status Sllsittl seseorang, dihormati atau tidakuya seseolllllg bagi petani di Sore.ang s11dah Cidak lagi ditunjukk:an dengau Juas atau sempimya laban sawah yang dimili.ki. Pertumbuhan wilayah yang menyebabk.an

Soreang menjad1 koui dan lebih modem menyebabkRn semakin terbukanya

84

wawasan petmi, cam pandang mereka pun berubah bahwa jib ingin hidup layal dan mcmd pat keduduknn yq 11

ringgi di masyarab1,

walul men:ka harus

beipendjdjlu!n tinggi dan memiliki pekerjaan ya11g dipandang

tayak sdlagai

tunMaD kebutuhan materi. (Soembodo, 2008).

Oleh sebab itu untuk mendapadam

kehidupQll yang lcbih baik dan

dihonnati di masyarakat petani menjual lahan sawahnya atau mengko11versinya ke usaha non pertanian sepert:i restoraa dan toko. Hal ini bisa 1erlihat di lapangan dengan semakin ba11yaknya tempat perdagangan dan jasa di Soreang.

4.5.3 Penpnlh Pemeahan Lahan Terlla
Luu

Lahan Sawab

SOOIU'a langsung pemecahan lahall memberikan peagamh sebeser 11,4% terhadap luas lahan saWDh teekoeversi, dan sccara tidal

langsung kareDa

hubungannya dengen lima variabel bebas lainnya selx:sar 9.2% Secara tOllll pengaruh variabel pemeeahan Jaba.n terlladap luas lahan sawah terko11veni di kecamatan Soreang sebesar 20,6%. Karena ti.o.o: ( 4 ,925) lebih besar dori 1..bd (1,990) maka pada tingkat kekelinian S% Ho ditolak dan H1 diterima atau p-value lebih bcil dari 0,05. Artinya pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan

bahwa pemecahan lahao secara parsial berpengatuh nyata tedtadap luas lahan

sawab terlconversi di Kecamatan Soreaog (.llham, dick.. 200&). Pemecahan lahan berpeogaruh positif tcrhadap luas laban sawah terkonversi, artinya semakin banyak penyempitan lahan dan terpeecer-pencar cenderung meningkatkan Iuas Iaha11 S11wilh terl<.onversi di Kecamataa Soreang Hal ini disebabkan lahan yang sempu (>2.4 ha) hanya dapat memproduksi padi yang sedikit, huil yang

85

diperoleh tidak sebandiog deiigan biaya menggarap dan lallan yang terpencar-

pencar tidak ab efi~en apabila digarap. Oleh rebab itu kueoa tidak menguntungkan

karena hmya memberikan konlribusi

yang sedikit bagi

pemiJ.ikm-a maka petani cenderung mengkonversi lahan ~ahya bUk secara langsuog

malJl)IUI

tidak langsUDg.

Di Kecam•tan Soreang l>anyalc terdapat Jaban ~awah y1111g meropaka.n .hasil warisan orang tua lrepada anak-anakn)a. Biasanya lahan sawah tersebut dipetakpetal kemndian dibagi-bagikan, haI tersebut .sesuai dcnga.n basil 'Vl'llW81lcara

penulis deugau kepala desa

Ketika luas lllhan sawab menyempit ditambah

dcngan lokasi bhan sawah yang berpeecar-pencar maiyebabkan basil ya.ng diperoleh tidak mengwitwlgkan, maka mereka lebih menyukai uotuk menjualnya apalllgi jika sawah tersebut berada di lokasi yang suategis, yaim di pinggir jalan

raya harga lahan sawah akan semakin tinggi membuat minkit tergiur uncuk menjualnya. Umumnya di Kecamatan Soreng kh11susnya di Desa Pamekaran uaui; basil menjual sawah kemudiao dijadikan modal untuk usaha lain di luar pertaniao seperti konveksi karena di Kecamatan Soreang banyak tcrdapat usaha konvcksi

rumahan daa berdagang. Seat ini bagi penduduk Soreang waha konveksi dan berdagang lebih bisa diandalkan daripada bertani. Dengan usaha .lronveksi dan berdagang la!aga dan modal yang dikeluarkan tidak begim besar, tapi basil yang diperoleb eukup Jayal{ dan dapat memennhi kehutuha11 hidup.

86

4.5.4

Pu1aruh

Kebutalla11 Hidap Terhadap Luas Terkn11veni cl Keeamatan Sorang Secara langsung kebutuhm hidup memberilan

terl!adap luas lahan sawah teJtonversi,

Laun S.Wab

pengaruh sebesar 9,6%

dan secara tidak langsung bre11a

hubungannya dengan lilna variabel beoas laionya sebesar 8,0o/o. Seeara toial pmgaruh variabel kebutuhan bid up ternadap luas lahan sawah terkonversi di kecamacan Soreang sebeser 17.6%. Karena

ti..,,,.1

(4,466) lebih besar d.ari t..baJ

(1,990) D1Ua pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak dan H1 diterima atau p-value lebih kecil dari 0,05. Artinya pada tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulbo bahwa k.ebutl&ban hidup secara pmlal berpeoganlh sigoifikan terhadap luas lahao sawah te.rlrool'llNi di Kecamaran Soreaag. Keb!lluhan hidup berpeugarub ayata tcrbadllj) IUM lahao sawab terltooversl, artloya kcbutuban hidup petllDi yaog

scmakl.o tinggi ccnderung u11:ningkatkan luas lahan sawah terkonversi d1 Kecamstan Soreang, Menurut data yang dipcroleb dari Bapeda Kitbuparen Bandung bahwa rula1 ekonomis lohan sawah dianggap layakjlka peta.ni memiliki Jaban sawah 2.4 ba/klc atau 0.56 IWjiwa dengan p1111en 2 kali tiap tahuwiy11. Yung ada sekarang ioi petani di Kabupaten Benduog termasuk pctani di Kecematsn Soreaog rata-ralll lllmyu memiliki lahan sawah seluas 0.25-0.3 halkk (Dinas Pertaaien) hal tersebut tergambar pula pada Gambar 4.8. Muka., ketilul biaya bidup yang hams dikeluarkan semakin hari semalrin tinggi, ditamboh biaya meaggarap sawah juga tinggi sedangkan sawah yang dim.iliki tidak tedolu luas maka basil dari pancnpuo tidak besar sehmgga petani tidak. ragu untuk menjuol Iahan sawahnya atau

mengrigalihtilll8siJ..llll Ice usalta Jain di lu.ar sawah. Bahkan menurut hasil

87

wawancara

dengan .Ketua Kolompak Taoi Nelayan Andalan Kabuparen Bandung

umumnya petaDi di Kabupmen Bandung baoya mampu mcndapetkan uotung bertib deri menggarap sawah sebesar Rp.200.000 per bulan scperti ditunjukkan pada Gambar 4.7 sebanyak 3S.4% pdani pelaku k.onvasi b1111ya mcmperoleh penglwilan dari sawah sebesar >2 - S jutaltohlill. Hal ini terjadi karcna sclain

harus mengcluarkm biaya llle!lggatap Gepefti untuk membeli pupuk, bcnih, se'Mt lrllktor, dan upah buruh, pe(ani jui;a hanm meng&IWl!krm biaya babon yaitu upah panen sehesar l 0% dari basil panen dlWllbah adanya loosing yaJtu faktor kehilangllll sebesar 10.20% babbo bampir 30% dari mulai paoen S8!Dpai pa.sea

panen. Maka. lc:etilca mereka lwlya meodapatbn unrung yang mmim S¢danglc8n biaya hidup yang haru~ diketuadcao uoggi, mCTeka berliitwlQ ekonomis. Ketika nilai lahao tiaggi mereka tidak segan UDl1llc: menjual lahannya. Bagi peta.ni di Soreang sebeoamya

merasa diUlllllllgkan jika J.ahao sawah yang dim.ill.Id

dikonv«Si meujadi perumaban., kantnr, jalan dan sebsgainya km:eua menyebabkao nilai lahan menjadi tinggi dimana ruio land rtJJI sawah dengan perumahao adalah I: 622 (Ilbam, 2008). Val am ekonomi pasar, konversi lahan ber!&.ogsung dari

ak.tivitas dengan land

re111

yang lcbih n:ndah ke lktivita.s dengan land rent yang

lebih liJJggi (Rustiadi, 2001 ). Sehingga dengA!I uang basil meajual sa wah mereka bisa memenuhi biayu hidllP yang dibutuhlam dan memililti modal untuk usaha lain

yaug dirasakan lebih mengimtungkan dimana 11saha yang banyak dilakukan di Kecamatan Soreang yaitu di bidang konvek.si seperti tertih.tt pada Gambar 4.8,

88

sebanyak 36.:\% responde11 meoyatalam memperoleh pengbqsilan dari uaaha di luar lJenani sebaayak 1-2 juta/bulan.

4.5~. Pe.ngaruh Penurun•u Daya Saine Padi Terbadap Luu Laban S.wah Terl©nvenil di Keannalan Soiuq Secara langBUDg

penmunan daya saing padi meri>erikan

pengarub

sebesar 8, 7% terbadap luas Iehan sawah terkonversi, dan secara tidal!; ~ung k3.l\lll8 hubungannya dengan liiru.t variabel bebas lainnya sebesar 6.,3%. Seca111 total pengaroh variabcl

~111\Ullm

daya saing padl tertiadap luas lahan sawab

te.rkonversi di kccam.atan Sorea.ng sebesar 15,0o/o. Karena llu4WA (4,543) leblh besar dari

r.-

(1,990), tnaka pada tiDgkat kckcliruan S% Ho ditolalc clan

H1

ditcrima

atau p-value lebih kecil d4J'i 0,05. Art.inya, pada ringkat kepen;ayaan 95% dapet disi.mpull
(HllllltUDail

daya saing padi secai·a pmiid beipengaruh oyata

terbadap luas lahao sawah rerkonversi di Kecematan Son:ang, utinya penuruaan daya saing padi yang semekio tlnggi cenderuag meningkatkau 1118$

lal11111

sawah

terl
k:emajuan, misalnya dengan ditemuka.noya varietas baru dan teknologi yang diterapkan untuk meningktkan produksi namun penaopnan

pasca panen yaog

lemah mengalcibatkan daya saing produk pertanian khususnya padi masih rendllh. Peoanganan pasca panen Dlllsih tertinggal dibandingkao penaoganan pra-panco. Peruwganao pasca paneo yang belum tepat mengakibatkan

kerusabn

dan

kehilanl!BD hasil. serta menurunnya lrualitas basil. Seperti yang t•lah disebutkau

89

sebelumnya,

tinglcat kebilangan (loosillg) h.asi1 panen al:ibat ktlilllahan pasca

panen mencapai 30 peraeo. Penanganan paBCa panen di lingkat petani dan pedagang pengumpul masih dilakukan secara tradisional dengan altt yang sedeJhana, dan paneo dilaknkan tidak sesuai waktu sehlngga mutu produl::nya readsh. Sclain itu, padi tennasul: produk pertanian yans cepat rusak dan maaih harus menjalani proses fisiologis yang

pada

batu-batas

peruba.banllc.erusakan. rerjadi

t:erteDIU

bisa

mengab'batka.u

Wrjadif!Ya

FAktor-faktos fisiologis yang mempeugaruhi

k.eru.saJcao. seperti

cepatnya

resp[rasi, lnDSpirasl (kebilangan air), blotik (penyakit

atau mikro-ogranisme) dan non biotilc (me.mar, Juko, rotalc, d.11). Berdasarlcan b41b.al tersebut m.engab'batkan mutu padl rend.ab sehingga daya aaing padipun meujadi rendah. Selain itu seperti yang ditunukan oleh Kasie Pengembanpn Produbi Sereli1, Kcang-kacangan dan Umbi hal lain yang menyebabkan daya saing padi rendab karena barga padi terlalu dijaga (pro1ec1) oleh pemerintah berbeda dengon produk. holtilcultura laio yang harg1111ya tergaamng pasar (bebas), Beras sampai saat ini masih merupakan bahan mal
Peraturan Menteri Pertaniao/Ketua

Dewan Ketahanan Pangan No 06 tabun 2009. Berdasarkan hal tersebut sampai i;uat ini tidak ada investor arau pihal swesta yang menginvestasikan lahan sawah(padi) karena mereks takut merugi.

uangnya ke

90

4.6

Analills Kuatitalif' Penpnb Faldor l'arycbab Konveni Laba:n SaW11b Tuh.adap Luu Lalaao Sawu Terlumvel'li di Keca111Atan

Maj.taya Dari basil peogolahan dab diperolfb lcoefisien ko.reb$i lllf3ra kelima

Variabel bebas [perubabm perilalcu (X1). hub1U1gan pemili.lc dengan lahan {X,). pemecahan lab.an (~). kebutuban bidup (x.). dan penurunan daya saing padi (X!)l dengan varibel tetikat [luas laban sawah lerkonvmi (Y)} seperti pada Tabel

4.10 di bawab ini.

Tllbel 4.10 Koefisien Korelasi Aotar Variabcl Kecamawi t..ujalaya

1000 060

0636

I 00

Dari label matrikll lc0telasi di alas dapat dilihat babwa di antara kelima variabel indqicodeo, semww.ya mcmililci hubungan positif dengan luas lWn sawah terkonvasi di Kecamatan Majalaya. Dilihat dari 1111gb lr.orelasioya hubungan

SCsaDl4

variabel bebas .ia yang masuk dalaln kategori sangat rendah

dengan nilei korelasi antara 0,00 hingga 0,199, ada yang awul:: dalam kategori

rendab dcngan nilai korelasi aotua 0,20 hingga 0,399 dan ada jugs yang masuk dHllllll kategon sedang dengan nilai korelasi antara 0 ,40 hingga 0 .s~ Demikian juga bubungan antara vanabel bebas dengan variabel terikar Ada yang masuk

9]

d.dam kBtegori rendab, blegori ...mag dan blegori lruat, yaitu solara 0,60 hingga 0,799. Kemudian dibitung lroefisien jallir dari telima variabel ~

tersebut

t.erbadap luas lalum sawdl terlronveni dan d3ri lwil pengolahan diperoleb hat;11

sebasai berikut sepeiti yang dapa dililiat pada label 4.11.

Tabel 4.11 Koefisiee jahu .ind'1>"""en tO'hadnp luas Jahan sawah terlmnversi di

Kecamaran ~8)'8.

Perubahlll perilaku (Xi)

0,2S6

2,858

0,006

Hubungim pemilik dengan lahan (X2)

0,030

0,391

0,697

Pemecabaa lalwi (X3)

· -- hidui> (X.) Kebutuhan

0,().42

0,505

0,615

o,4.fo-·

S,7.50

-0,000

Penurunm da.)'11 saing padi (Xs)

0,338

3,745

0,000

R-Square "'0,648; ~

• 21,51S;p-WJJ.11.c--q),OOI

~ml>u: Ha."/ ~"ao/ohmo do/a

Dilibat deri nilal koefisicn jalur memUljukbn bahwa di

8lltua

k.elnna

variabcl indepeodeo, variabel kebuluban bidup serta variabel peo.111UDao daya

slling pad! memberikan kontribusi !angsung ~

paliag besar rert\adap luas lahan

sawab terkonversi di KC('Sm•l8n Majalaya, semen.tan 'Vllrinbel bubungan pemilik d~

Iahan serta ~atiabel pemtQW.n labaa memberilcan kontribusi laogsung

yaug paling kecil. Berdawkan

h.al tersebut mw.unjuklcan blhwa faktor yang paling

berpengaruh secara nyata terhadap konversi llhan sawah di Kecamatan Majalaya sama seperti di Kecsmatan Soreang yeitu kebutulw! hidup dan pcnurunan daya

92

seing padi 3lc!n tetapi di Majalaya faktor pcmecahan laban bubm merupaknn

falctor yang paling nyata. Hal ini lllelllllljukbn bahwa lab.an sawah yang sempit dan lokasi yang berpencar-bencar

bnbnlab

alasim bagi petani di Majalaya

wttuk

meagkonvmi lahan sawatmya. Hal iDi semai dengaa apa :rang dibrabn key tnfermat yaitu apam Desa Biro bahwa telcad nwymkat untuk memiliki laban

masih tinggi, terbukti dengan ma.sih diga111pnyalahan savralt hasil waris walaupun luasaanya menyempit karena telab dibagi-bagi tetapi tetap digarap dan biasanya dikoordiuir Oleh satu orang, Secan diagram hubungan suuktural kdima variabel indq>eoden dengan

luas bhan sawah terkonversi di Kec••yd!!n Majalaya dapat digwbarlcan sebagai

berikut

_-.~

__-~\-_ ,,

....

hat •0..-

,.,.,

o.:~

""""'~ x. keliina variabel independeP terladap luas lahan teitonversi di K!Q!!Ntan ~alaya

Oluubar4.16 Diagramjalurpenganih

s...se-

l(asJJ~"""'

Kemudian dihittmg besar penpruh kelima variabel indepeoden secDJ11 bersama-sama tetba
93

y1111g dikelllll dengan istilah lcoefisien detenninasi. Dari basil pcngolahan data

diperoleh .llillli. koefisien dctenninaai kelima variabel independeo terhadap luas lahan sawah takonversi di K.eC8111allln Majalaya sebagai berikut sepero yang

dapai dilibat pada TabeJ 4.12.

Tabel 4.12 Besar peogaruh variabel indepmden secara benama-sama dan parsial telhadap luas laban sawah terltonversi (Y) di Kecama!Jln MajaJaya

Dari lroefisien detenninasi (R-Square) dilcetahui bahwa total penguuh kelima variabel independen secara bersama-sama terhadap luas lahan sawah terkonversi di Kecamatan Majalaya adalah sebesar 64,8%. Jadi dari basil

penelitian dipcroleh infonnasi bahwa luas lahan sawah terkonversl di Kecamatan

Majalaya dapat dijelask1111 secara bersama-sama oleb varlabel perubahan perilaku (X1), bu!>ungan pcmilik deogao bhan (X1), pemecaban lahan (X3), kebutuban

hidup (X..), dan penW'Ullllll daya saing padi (X~) sebesar 64,8%, sementara sisaaya sebesar 35,2% dijelaskan okh fliktor!variabel lain diluar kelima variabel

independen tersebut. SelanjutDya dari basil perltihlngan dipcroleh nilai Fi.,""' sebesar 27 ,S7S,

dan label F unnik tinglcat sigoifikansi O,OS dan derajat bebas (S;7S) diperoleb niliai Ftabel sebesar 2,3.17. Karena F1u .. >& (27,575) lebih besar da.ri F1a1'er (2,337), maka

pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak dan H1 ditenma, jadi berdasarkan basil

94

pengujian deogm

tingkat

kepercayaan 95% dapat disimpulbn bahwa secera

bmama-sama Vlliabel pcrubahall perilaku. bubungan pcmilik dengan lahan, pemecahan lahan, kebutulwl IOOup, dan pawrunan daya saing plldi berpe:Dgaruh signifibn

terlladap luas 1ahan 8&wah tedtonversi di Kecamatan Majalaya.

Ke:simpulan yang sema juga juga diperoleb melalni nilai signililcamri (p-value),

dimana nilai

p-volu«

lebih

1"eQJ

variabel perubahan perilaku,

dmi 0,05 yog lll'linya secara bersama-sama

1mbutJean

pemilir d«lg21l 14ban, pemecahan lahm,

keburuhan hidup, dan penurunan daya saing pa4i betpengeruh nyata teriuuiap luas lahan saWlh rerkonvetSi di Kearnatan Mtjalaya seperti halnya rerjadi di

4.7

Peagujilm VariabelSeacan Panial di Kecamatanl\.lajalaya

4.7.1 Peoprub

Penbaban

Perilaku Terbadap .Luas Laban Sawah

Terkonveni di Kecamataa Majalaya

Pada Tabel 4.13 dapat d.ilihat bahwa secars langsung perubahan perilaku memheriksn pengaruh sebesar 6,6% tafiadap luas laban sawah tericooversi, dan

secare tidak langsung karena hubungaonya dengan lima variabel bebas lainnya sebesar 8.6% sebingga secara total pcngaruh variabel

perubahan perilalm

terlladap Illas lahan sawah terkon versi di Kccamatan Majala.va sebeser 15 ,2%. Karena llW>g (2,858) lebih besar dari 1- (l,9'7l), maka pada tingkat kekeliruan 5% Ho ditolak dan H1 ditenma aau p-va/ue lebih kecil dari 0,05. Artinya, dengan

tingkat kepercayaan 95% dapat dmmpu.Iku bahwa perubahan perilaku secara parsial memiliki pengaruh yang uyata rediad•p Juas lahan sawah terkonversi di

Kecamatan Majalaya.

95

Hal tenebut di atas menunjulcba bahwa telah tcrjadi perubaban perilaku petani sqief1i yang terjadi di Ktoimatan Soreang. Dengan masuknya modernlsasi ke pedesaan, lkSC3 dan tran sportasi yang memudahkan pendudult pergi ke kota semaJcin bertambalmya wawasan peWli yang membuat penepsi mer.b terbadap profesi bertani berubah. Selain illl dcngan beayUnya pabrik di Majlll&ya membut mereka lebib tertanlc meajadi pepwai pabnlc kareu tanpa perlu bek:erja mengeluarkan tenaga terlalu bany&k mereka bisa mendapatkan pengha•ilm setiap bulannya.

4.7.2 Penp111b Hubungu Pemllik Deapn Lab•n Terbadap Lwts Laban Sa"tl'ab Tttlro11ve"i di Kecamataa Majahlya

Seara lan&BUDg hubungan pemilik deogan lahan memberilcan pengaruh seeesar 0, 1 % telhadap luas lahan sawab terknnversi, d11n ~

tidal langrung

karena hubungannya deogan lima variabel bebas laiunya ~beiar 0,8%. Secara total peogllCUb vartabel hubungan pemalik den.gan lllhan terluid
sawllh tetkonversi di Kecamatan Maja(A)'a scbcsar 0,9"/o. Dari Tabel 4. l 2 dapat dilihat nilai ti..111111: lodisienjalur variabel bubungan pemilik dengan lahan terl!adap luas lahan saWllb terkonversr adiilnh sebesar 0,391. Karena ltuw.g (0,391) berada d illllWl aegJtift.bd (-1,992) dan positifi.i..1 (1,992), maka pada tingkat kekeliruaa 5%

Ho ditcrima

dau H1 dill>lal atau p-value leblb

beser dari 0,05. Artinya, dengan tingJ
nyata rerhadap luas lab.an sawah terkonversi di Kecamatan .Majalaya.

96

Berdasarkan maiall di

ala$

metlUlljuklam babm seperti di Kccamataa

Soreang petani di Kecamatan Majalayap1111 seat ini tidak me11ganggap bahwa

status seseonmg ditentlllcan oleh has 1ahan sawah yang dimiliki, hal ini dipertegu oleb Kepala Deea Bim bahwa bagi pet:alli kepemilikan Jahan sawah tidalc bcruti orang tersebut dihormati di daerabnya sehingsa merekll tidak mau mcnjual lahann}·a. Sudab tidak ada lag:i rasa b*eluargiian antara peWJi deogan buruh

peoggarapnya bukan pola menjadi al8Wl mereb mengkonversi lahan sawllhnyo. Alasaa pe(aui meokonversi lahan sawahn,ya berdasaikan apa yang dirasakan langSUDg oleh petani. yaitu keb11t11ban ekonom.i bulcan k.ateoa filktor psikologis.

Pelllnl pelaJ::u konvesi banya men&i lahlm sawah secara ekonomi tidak menilai

secara soslal atau nilal·nilili yang tidak dapat diraba (i11ta11glble).

4.7.3 Pcnprub Pemecaban l.aban Terbadap Terlr.oaver!i di K«amatan MJljalaya

LUJ1s Laban S.wah

Secara langsung pemecaban lohan memberika.n pengaruh sebeser 0,2% 1erhadsp luas laruu1 sawah terlconveni, don secara tidak laagsUllg karew! hubungannya dengan lima variabel bellas lainnya sebeser 1,60/o. Secara total pengamh "~nabt'J pemecabao lahau te.Jbadap Juas Jahan 34wah terkl>nversi dt Kecamatan Majalaya sebesar l ,8o/o. Hasil pengolal11m data menwliukkan nilai i-..1"'6 koefisien jalur variabel pemecahan lab.an terbadap luas lalum. sawah terkonversi adalah sebesar O,SOS. Karena 11..t.uis (O,S0.5) berada dtanta.ra .oegatift1.abcl (·l,992) dan posilift.,l>cl (l ,992), maka pada lingkat l.ekeliruan So/o

Ho diterima

dan H1 ditolak atau p-val1'e lebih

besar dari o,os. Artinya, dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan

97

bahwa pemec8han lahao sec:ara parsial ~

memiliki pcngaruh yang ayata

terhadap lua.~ lahan sawUi Ufton vetlli di I\ NW!!at1n Maja]aya Tidak seperti di Kecamat.an So1'e811g, pem""ahan labim di Kecamatan Majalaya bukanlah faktor y411g menyebabbn peuini menskonveni Wum sawahnya. SaWllh hasil "'1aris yang lokasinya berpencari)Cncar dat.t tidak seberapa luas tetap digmp oleh petani. Ada jug& laba sawah hesil waris dibagi-bagi kemudian dikotak-kotak lllpi tetl,p digarap dengan dikoordinir old! satu orang keroudian dibagi basil. Hal ini ditunjukkanolell Tabel 4.3 di mana labao sawah di

Kecamat!l!! Majal.aya masih lebih lu3s daripada di Kec811!atan Soreang. Alasan laionya, karena Aelain bertmi mereka memiliki usaha lain yang

mampu menopang biaya hiduo di anWUya dengan beidagang d111 ~rnak sehingga lahan saw yang sempit dan lokasi yq alasan bagi mereka lllltuk meagkon~

4.7.4

berpencar-pencar bu.lain

lahan sawahnya..

Pengarub KebuCUl1an HJclup femadap Lu•• L•han Sawalr Terko.11versi ell Keaunalllll Majalaya Secara langsung kebutuhllll bidup mcmberibn pengarub sebesar 17,6%

terbadap luas Wian sawah tedi:ou\lersi, dat.t seeara tidlk langguog brcna hubunpzmya. denp.o. lilua variabel bebas lainnya sebesar 7,7%. Seeara to1al pcngaruh vari.abel kebutubM bidup tedlad4p luas lahllll sawab terkon~i

di

Kecametan Maja.laya sebessr 25 ,3%. N ilai

ta.... koefisien

jallU' variabel kebub.lban hidup tuhadap luas lah4o

sal\llh terkonveni di Kecamatan Majalaya adala.b sebesar 5,561. Karena ti.1111& (5,750) lebih besar dari t.,IMI (l ,W2), make paib tingkat kekeliruan 5%

Ho ditolak

98

dall Hi diterima

at.au p-.value lebih

kea1 dari O,OS. Artinya, dengan tingkat

kepercayaan 9.5% dapat disimpu)l
Kecmnatan

Majalaya. Kebu!Ulum bidup betpmgaruh nyata telbadap luas !alum

sawah 1eikonvcrsi, aninya kdlutuhan .lridup petani yang semaldn tinggi cendcn.mg

meningkatkan hw lahan S11Wdh terlronveisi di Keoimatan Majalaya. Seperti petani di Kecau1atan Soming, petani di Kecamatan Majalayapun

merasakan babwa saat mi meseb mrus meogeluarkan bia}a rumah tangga yang tidllk. liedikit khususnya untuk pemlidikan dan kesebatan. Kc:tib ha<1il dart sawah tidak. mencukupi sedengkan harta berharga yang dillltliki hanya saweh maka mereka kemudian akan mengkonvem lehan sawahnya baik secara lang$1111g dengan mengul>ah lahan sawah menjadi kolam ikan etau petcmakan itik atau secara tidak langsung dengm menjualnya ke orang lain. Seperti y1111g sudah dii.ebutkan sebelumnya bahwa petani di Kabuparen Bandung termasuk kepada kategori petani mi~kin yaog hanya memiliki lahan sawah rata-rata 0.25-0.2 ha/kk. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Salikin (2003 ), bahwa kemiskiasn idendk dmgan pelalli kecil alall gurem dengan ciri-ciri memi!ikj luas penguasaan !Bhan kurang dari 0.S ha; bclpendidikan reodah; bermodal lemah; kurang

responsive telbadap iDovasi baru; dan berpola usaha awi subsisten.

4.7.S .Palgaruh Penunmm Daya Salng Padi Terhadap Luas Laban Sawah Terkooversl di Kecamatan Majalaya

Sec.ara langsung

penunman daya saing padi memberikan pmgaruh

seoesar 11,5% tedtadap luas laltan sawah terkonversi, dan seeara tidak langS'Ullg

99

lcarena bubungannya dengan lifnt variabel bebes lainnya sebesar 10,1%. Sec.ca total pengaruh variabel penurunan daya saing padi tcrbadap luas l4han sawah

tttkooversi di Kecamatan Majalaya sebesar 21,6,_,.,. Nilai

ti."'"«

koe&ieo jalur vllriabel penurunen daya saing padi tahadap

lua.' lahan sawah terko.nverai di Ke
Karena ti.;..,. (3,745) lebih besardari t..bol (1,992), maka p«da tingkat kekeliruan 5%

Ho ditolak dan H1 diterima atau p-value lel>ih kecil dnri 0,0S. Artinya, denpn

tingkat kepercayaan 95% dapat dilimpulkan bahwa penurunan daya aa.ing pedi secara parsial rnemiliki penguuh yang signifikau terhadap luas lllhan sawah terlronveu.i d.i Kecam.atan Majalay~ Peuurunan daya saing padi berpengaruh nyata terbadap luas lalum sawah lerkoovers.i, utlnya penuruoan daya sa.ing padi

yllllg ae!llakin tloggi ceodenmg meu.ingkatkan luas llhan &awah todconversl di

Kecamatan Majalaya. Peo1U11Dan daya salng padi yang semakin menurun tidak hanya dira.sakan pem:ni di Kecamatan Soreang tapi juga retani di MajaJaya. Laban yang tidak seberapa luas, harga gabah yaog relatif murah menyebabkan pctani semakin terpuruk. Dengan kondisi seperti itu maka wajar jika l<emudian petan.i mengl(onv~i lllban sawahnya.

4.8 Rencana Tata Ruallll Wilayab (RTRW) sebagai Kebljakan l'emerl.nhlb

dalam Mengendalikan Konversi Laban Sawab Saal ini Kabupateo Bandwig behun memilik.i peraturao daerah ~) wttulc menyelfilruttlc1111 areal sawah produlctif agar tidak dialihfung.sikan menj11d1

daerah iodu~tri. perumahan d11D lain sebagaioya. Karena belum maniliki perda,

100

Pemkab Bandung belum memili!
alih fungsi, biaya alih fungsi,

ataupull

pengmnanan sawah-sawah produklif agar ti.dak diahbfungsikan Usaha yang te1ah dilalrukan pemerintall !Ubupaten Band1111g llllWk meogendalibn konwssi lahan sawah m.enjadi non sawalt yaitu dengan meneibitkan Penh No 3 Tahun 2008 tmtang Ren~a Tata Ruling Wilayab Kabupaten Bandung Tlllrun 2007 .lalllplli dengan 2027. P
Balldung Barat maka pemerintalJ Kabupaten Bandung melalruk.111 peuyesua.ian RTRW. RTRW Kabupaten

Bandung disusun sebagai arah8n pelaksanaan

pembangunan dan payw>g k<:bijakan (policy) dalaiu rangb pemallfaatau dan penge:ndalian numg Teikait dengan sektor p<:rtanian., dalain RTRW Kabupat<:ll Bandung telah tennuat kebijakan bahwa sekitar 33.654,42 hektaratau 19,10%dari Total luas wilayah kabupateG ini dialohsikau

untuk kawaSllll pertanian labau

basah dan 11.li~R.5 l ha atau 6.62% tanawan laban kering.

Menurut Kepala Ridang Fisilc Bapeda, untuk lebih mengenalkan RTRW terseblrt kepada masyarakat luas pemerintah Kabupaten Bandung telah melakukan bebcrapa upaya yaitu dengan menyosialisasikannya kepada pihak kecamatan melalui Bapeda dan selanjumya oleh pihak k:ecamatan disosiahsasikan kembali ke tillgkat desalkelurahan. Selain nu RTRW tcrebut dengan mwlah dapat diakses melalui internet dalarn website Pemda Kabupaten Bandung. Nam11D lernyata

upaya pcmcrintah untuk. meDSOsialiasikan RTRW tersebut belwn menunjukkan hosil yang maksimal karena pada kenyataaonya banyak masyarakat terutama kbususnya kepala desa seb!lgi pelaksaaa kebijakan teldepan di tingkat lapangan

101

yang belum menglUhui apalagi paham mengem.i isi RTRW. Hal ini dilunjuldwi

dengao cenderungnya men!ka menduklmg pmjualan lahan kepada pihak investor untuk dilconversi Jee non pertanim seperti pabrik dan penmahan kmma pada setiap trllnsaksi lahan haru.s ada alokasi ~ tt.nenlll

1111tuk kas desa dengan presentaSi

dari nilai trmsalcsi !alum. Hal ini terjadi lwena lemahnya s0$ialisui di

tinglcat kelurahan dan ~

internet belum begitu familiar pida tinglcat

pedesaen. Alo:.ibatnyll Tllti)'llllar tidak peduli dan kontrol masy~t terbdapep

implementasi RTR W tidllk. berWi&liuug dm,an beik. Keclll1llltan Soreang dm1 Maja)aya menurut RTRW merupakan mah saau ltecamatan Ylll2 Dl8SUk: wil11yah pmgembmgan pueat1)US3t pertumbulwl di

Kabupeten t:Jandung. Wilayah pengetnbangan Sorcang memillci fungsi

ut.ama

sebagai kawa.san pemerintahan, jasa dan perdagangiui, pennukiman, pemni1111, p&iwisatB, dan .industti lion polutlf. Wilayah Majalaya memJ)UIJyai fungsi uuma

sebagai kawasan jasa dan pcrdaga11gan, pcltallian. industri, du permukimaa, Jika d.illhat dari fungsi llllma kedua wilayah t.ersebut maka dapat dikatakiui bahwa kegiatan konversi laban saw-41! mmjad.i non sawah yang terjadi di Kecematan Soreang dao Majalaya tidak lepas dari ad111ya kebijkan pemerint.ah.. Hal ini terjadi karews k codu kebijaan yang memang mudah dilc41akan namun sulit dnlam pelaksanaannya. Di satu sisi pemerintah berupaya kcras 1IIlluk mel.arang tcrjadiny11 alih fungsi., cetapi di sisi lain justru pemerintah yang mendorong terjadinya alih fUll&.'i lelsebut melalui kebijakal pertunibulum industti/manufaktur dan sektor llOllpertlmiim laimya yang dalam kenyataannya menggunak&n

tanah

perWIWJ. (NISOCtion,

2005). Dengan dicetapkarmya

102

Kecam.zan SORJaDg clan Majlllaya sebagai wilayah pengembangan dengaii filngsi ulama seperti disebutkan di &las maka ketika suatu kegiatan memerlukan 1alwi sedaogkan lahan yang ada terbatas maka lahan sawablah yang mcnjadi koiban.

Padahal wilayah Sore8J18 terkenal dengan produktiYitas lahan sawah yang tinigi, ilal~m satu tahun wnunmya sawah di Sorea.og dapat dipanen Iebih dari dua kali dCDglm rata-rata produksi pada tahun 2007 adalah 58,31 kwlha (BPS, 2007) d.1n kualita~ padinya yang baik.

Seiring otonomi daerah, otoritas adminis1171tif pemerint•han provimi relatif kurang berwtbawa dan agak lcmab (relatively [KllAltrless) terliadap eksisteasi

adrojnjs
pemerintthan

kabupate!l/lcor.a.

Sel11111a

ini

ada

keceoderungan bahwa pemerintaban kabupatenlkota lebih berorieatasi pada kegiatan demi meningkatkan PAD (Pendapatan .Asli Daerah), sehingga beberapa progmn pembaogunan berbenturan dengan tata niang wilayah. Misalnya pembuatao Izi11 Mendirilcan B~IOlan

(IMB) yang merupakan salah satu S111Dber

PAD Kabupatea Bandung. Di satu sisi Dinas Penanaman Modal dltunnn untuk mendatangkan PAD yang besar dengan pencrbillw 11!\m, di sisi lain konverst

labaii sowoli harus dikcndalikan akibatnya bmyak lerjadi pel111Jggnn di lapaugllD. RTRW dibuat 11Dtuk meogatur, mengarablwi Jokasi clan lnas lahan sawah yang dapat dimanfaatkan meajadi noo sawah. Untuk mmgcndalikan pemanfaatan

ruang, dua hal yang dilalrukao adalah lebih memperketat perfainan y&Dg merupakan ins1nunen utama dalam peogendalian dan pemberian insentif dan disinseotif Tnsentif diberikan bagi kegiatan pemodalan yang dilakukan olel! masyarakat perorangao maupaun badan usaha di Kabupaten Bll.lldung melalui

103

kemudaban dalam proses dan prosedur administralif. Disinsentif dibetibn jika pemanfaatan ruang tidak sesuai cleogan R1RW melaJui pengeoaan persyamtan

ywg kelllt.

Unruk mengendalikan peman&atan pettanian lllhan besah dalain RlRW Kabupatcn Bandw1g disebutbn bahwa di kawasan l«Sebut dipetkenankan adanya

bangunan yaibJ: (1) Bangunan )llll8 menunjang fuogsi kawasaR/kegiatan utama unruk kepentingan

umum. (2) lalan sesuai dongan b:butuhan,

dan (3)

Permukimao perdcsaan dan pari"isata/agrowisata Namun implementasi RTRW di lapaogan masib ballyitk

letjadi

pelanggaran dan kebanyakan yang sifatnya sporadis, k~il-ltecil dan terpencar, Konversi lahan sawah dilakukan oleh petani langsung }'llitu mcoplibfungsil.1111

lahan sawahnya menjadi tempat linggal, ternpat usaba sepern toko, rumah makan dan lam-lai11 di tempat yang tidak diizinkan dan taopa memenuhi syamt yang

ditentukan pemerintah misalnya barus memiliki I:zin Mendirikan Butgunan (IMB). Hal tersebut terjadi karena petani kurang peduli

dilweoalan

kelidaktaltuan dan kurangnya pemahaman mengenai peraturan teesebm. Bahbn

berdasarkan lwLI wawancara dengan Kepala Bidmg Kerab.man Pangan Kabupaten Bandung bahwa kurangnya pemahaman bukan hanya lerjadi d1 masyarakat tapi juga di tingkat pimpinan maupun pelaksanaan. Pibak swasta yaug melakukan alih f\mgsi skala besar, misBlnya untuk

mcmbangun kompleks perumehan, indusni, dan perkantoran umumnya sudah mulai memntuhi pcratun1n dengan mcngajukan izin kareoa :iabh ssm pecsyaratan meminjam anggaran di bank barus ada lz.in Peaiaataaian Tanah (IPT). Iadi selama

104

ini pemerintnh eendcrung han)'ll bisa IIIOD•m•u alih fungsi laban dab.an ~ bessr tapi tidak untuk skala kccil walaupun sebcnamya jika didata llih yang di.lakukan ~

fungm

individual dipertcirabn sangat luas. K4laupun terjadi

pelanggaran pemerintah bch11n bcnni 11\enindak leg& karena hd•ng ha! tersebut

terjadi lwenm kebijakan pimpinana dacnh dan lrurangnya pengawasau dari DPRD. Padahal jika dillhat isi pcrda ulab 111ernuat sanksi yang jelas begi pelanggar dan pemberian Uuentif bagi yang patuh. Jadi, supaye implen1entllsi peraturan dapat berjalan bail( h.11 utama adalah barus adftllya kemauan ciao niat

yq baik (good will) dari pemerintah supeya laju alih fuop sawah tncnjadi non sawah bisa tcrkendah.

4.9

lmplikul Konvenl L1hao. Saw1h meajadl Leban Non Sa1Vltb

4.9.l

lmpllkui Soslal

4.9.1.l Solldarttas )'etanl

Berdslsa rlcan basil peugolahan data menwijulkan l>abwa !ebih dari 80% petani pelaku konversi dan 60% bokan pelaku kooversi menyablkan kooversi lahsn sawah tidak berimpli\:ll"i ~h!ldap soliduitas pe.tuU karena sejak dahulu

sebebJill tcrjadi konversi lablm sawah sistem menggarap sawah yang ditenpkan

di Kecamatan Soreang maupun MJUalaya adalah sistem upah bllrian IW ini ditegaskan pula oleh tokoh masyarakat dao .k.epala desa. Jadi tidak ada perol>ahan sistem menggamp sawah baik sebelum dan sesudah mjadi konversi lahan uwah, kenka lahan sawah mulai menyusut. BllIUb tani yang dipekerjakan untulc menggarsp sawalt berasel dari penduduk setempat tidak merekrtut dari desa I Bin

105

Dalam sistem upah berdawkan

~1111,

secara trcritis tingkat upah diperhillmgkan

rata-rata produktivitas 1emge Jcerja perlwi (Susilowati, 2005).

Berdasarkan jawaban respondefi dan basil wawancara dengan l«y mfonnant, walaupun dengan sistem upah harian namun

rest

solidaritas an.tar J)C1alli pemilil(

dan petani pnggarap ttl.lp lerjaga. HAI ini sesiW dengan apa ylng dinyatal
mn

IM!rg,lng

r~sa Mt.vii pemililc lahan

dengan buruh. IU!lumnya masib lrnat Iii mejadibn upah lwi4n yang diberiln tidak bB11Ya berupa uaag, ruunwi buruhjup dJl>eri malcan dan minum bahbnjuga rokok,

Selatn

Iru

dengan

dibentuknya

kelompok·kelompok Uni yang

bcranggotalam pecani pemilik Iahan dan buruh blni (petani peag&lllllp) merelm

ruua mengadakan penemuan uotuk saUng bcfbagi penge1Abuan den informasl aplllagi jika ada kegiatao yang melibatkao pemerin.tab karcna kelompnlc tani tersebut dlbina oleh pemerintah melalui Badan !<eta.ban.an Pangan Wm Pelaksana

Penyuluhau Kabupaten Bandung. NADJwt deuga.u sistem upah barian. ini, kualitaS ~ga Iazja menjadi

berkurang ceodenmg asal-esalen, Hal ini disebabk:an upah burub ditetllpkan scbclum buruh bckcrja, schinw pewil.ik. lahlSll ndak llku mcogelahut &eCaTII pasti

kuali.tas kerja buruhaya bal irri 5C5111i de.ngan apa yang diungkapkao oleh uy informant. Buruh mcmiliki pnvate injonnu11un)'llllg menyngkut kualitas dao

upaya kerja yang ia berikan di stsi I.a.in panilir; lahan hanya menerima basil kerja buruh dengan 111Jai upah yang tdah ditelapbn pada awal transllksi. Akan su.lit bagi pemilik Jahan untuk menghindari pekerja 11paban yang tidak jujur, bukan

106

dalam hal iotmsicas kerja secan fisik namm jugi dalaln hal kualilas kaja. MalcA, wnuk menghiru:lari bal tersebut ada dua hal yang dapat dilalrulcan yaito menerapkan sistem bonus dan penalty. PcmbcriaD bonus diberikan kepllda pebrja unmk memotivasi

agar bekerja maksimal clan peoaify diberibn dellgan

marurunkan upah. Hal kedua yang dapat d!atn!lkn dc:ngan menerapkao hubungan

bapak dan anek (patrun
bamuan dan dulrungan

(Hayami dan Kikuchi, 1981; Scott 1972; Schimd, 1987 dalam Susil.:twati, 2005). Hubungan

ini lebih bersifat personal sellingga peluang buruh melalrukan

penyimpangan kerja akan berlrurang.

4.9.1.l Keragaman Konversi

lahan sawab

ntenJ8di

non st wah

becimplikasi telhadap

bertambahnya lreragaman profesi dan suku baik di Kecamaran Soreang maupun Majnlitya. Di .Kecamatan Soreang lebih dari 68"/oresponden menyebulkan bahwa memang banyak pendataeg yang Ilda clan mco.jadi tetangga. Begitu pula di Kecamatan Majalaya lebih dari 53% menyalakan memang bmyak pendatang dari luar desanya. Discbabkan Kecmnatan ~

dijadJ}wl sebagai J>USat

kota dan

pemerintahan seeta dibangunaya k.:tmplek panda Kabuperen Bandung, maka

107

terjadi migrasi pendatang yang bera.qal dari kota·kota sekitar Kabupaten Bandung seperti Kot.a Bandung dan Cimahi yang bekerja sebagai pegawai negeri. Selain itu pendatang lain yang banyak ditemulcan di

Wlft

adalah yang bensal dari

Tasikmalaya yang bekerja di bidang kooveksi. Sedangkan di Kecnatan Majalaya peodatang yang ada mayoritas berasal dari Jnwa Tengah, Jawa Timur, Lampung dao Kota Bandung yang berprofesi sebaga.i buruh pabrik. Selain itu banyak pendatang yang berprofesi sebagai pedagang. Hal uu meounjukkan bahwa dampak konversi lsban sawah menja.di non jlCl't8Dian meningkatkan lceragaman suku/etnis di wilayah tersebat. SUAIU wilayah pert.anlan yang berlcembang menjadi pt:rkotaan akan menank orang untuk datang mencari penmtungan kareaa peluang p~kerjaan benarnbah

Keragaman suk.u tersebut menurut ksy 111fnrmtD1t tidak

menimbulkan masalah soslal, masyarakat tctap barmools bidup benlampingan kare11a pant pendatang umu01Dya berusaba benidapwl dengan linglomgannya dan menghofl.ll11li ~duduk lokal. Malah dengan perbcdaan tersebut masyarakat akan lebih sating moogenal adat kebiasaao masing-masing sulcu yang sebelwunya tidak pcenah mereka lihat.

Dengan semakin baayab.ya pabrik, kantnr, restoran, pusat perdagangan. komeleks pcrumehan, maka semak.in beragem profesi yang ada. Di Soreang

profesi penduduk selain sebagai PNS dan wiraswmn di bidang ko11vel::si juga ada yang beiprofcsi scbagai pedageng, burul1 pabnk, pegawai loko, pembantu IUlllah tausga <11111 lain-lain begitu pula yang terjadi di Kecematan Majalaya. Ada perbedaan jawnban antara petani pelaku konversi di Kl:ilmHW Soreang dan Majal11ya ketika ditanya apakah mereka masih tenarik tn<:njadi petani, sebanyak

108

80.72% petani di Soreang sud.ah tidak ta1arik lagi meajadi petani tapi petani di Majalaya sebanyalc 76.92% rnuib tcnarik un!Uk menjadi peumi Biasanya yang duhmya petani pentilik ketilca sudah lidak memiliki lahan lagi d1111 tidak meirnliki keahlian lain mettb kemudian bemlih menjadi buruh tani. Hal illi terjadi karena

kesempatan bckerja di luar bertani diresakan petlllli di Kecamatan Majalaya lcbih keeil jika
4.9.1.3 l11tenJW Antar Masyaraktt

Jika dilihat dari n.sa kebemmaan

antara masyuakat baik sesama

penduduk lokal maupun dengan pcnda.lllng baik di Kecamaten Soreaag maupun Majalaya lebih dari 70% reponden tidak merasakao adanya perubahan. lnteraksi anatar sesama penduduk inasih berja.lan baik, sallng bertukar ia.formasi dan masih saling berkunjung. Namunjika ada kegmtau di kanlor de.a umumnya peoduduk di Kecamatan Soreang balk pendaung JD814)uu pe11.duduk lokal kurllllg alctif untuk

ikut berpar!Wptsi. Berbeda dengan penduduk Maja)ayn lebih dari .SOOA. responden menyatakan dirinya dengm tetangga muili aktif dlllltl lqiataoyang diadakan

oleh desa Sebagian responden (11%) menyatakan babwa ada ptrubahan .intensitas

interaksi di aatera mereka karena petal1i yug sudah menjual lahan sawahnya dan

109

beralih lee usaba non pertani.all mcnjadi jarang terillterabi dengan tetan gganya )'llilg

masih benani kareoa wal
akthiw di seloor yang wna yaitu di bhaD sawah. Di Kecamatan Majalaya memaag sempat timbul rasa ke«mburuan sosial terbadap peodatlmg yang bekerja sdiegai boruh pal>rik hat tersebnt disebabkan

peoduduk lokal kalah bmaing d¥lam hal mendapatkan pekerjaan. Sebelum tahun 19'JO...an pcrsyaratan kcrja ti41ak sekdat selwang, meskipun peadidl'kan rendah dan kenampuan seadanya mereka ld.ap dapat dilerima bekerj a. Naman saat ini prefereosinya berubah, syarac pendidibn minimal SMJ> bahbn perusahaan-

perusahaan besar mensyvatkan SMA, memilm tinggi badan tertentu, dan sebagainya. Perubahan irli membatasi lresempal!m bekcrja begi penduduk lokal yang rara -rata berpendidikan rendah. Merc:b hanya bisa mc:ncmpati perusahaan · perusahaan kecil yang upahnya masih jauh di bawah ketentuan upah minimum dan tidak memili.ki jaminan sosal apa pun. Namun menurut Kepala Desa Psdaulun kecemburuan sosial tersebut tidal: meoyebabkan gejolak di masyankat, pendatang dan penduduk Iola! tet.tp hidop berdampi ngen, Penduduk lokal

tecap

tecbuka cerbadap pendatang, sebaliknya peodatang pun menghorman penduduk lokal ha! ini merupakan strategi mereka unnik bertahan hidup.

4.9.1.4 Mign~ Petll DI

Petani yang sudah tidak lagi mnnibld lahao sawah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya raereka mencari altematif pekerjaan atau usaha lain. Bagi petani yang tidak dapat bertalian bitlup di tempat asalnya mereka berusaha

11()

mencari pderjU11 ke kota lchususnya Kola Bandung bal ini terjadi baik di Kecamatan Soreang maupun Majalaya, ha! tenebut dibeoarlum oleb kepala desa di empat lolwi penelitian.

Kota sendiri selalu menarik minat penduduk: desa untulc dating kareua di sanalah peluang pekerjaan ttrllulcA lebar brena kota hidup dari perdagangan,

industri, dan jasa sedan&kan pedesaan hidup h.anya dari pertanian. Biasanya pelcerjaan mereka di lrota sebagian besar belcerja sehagai bwuh L'1lli d111 sebagian Iagi sebagai pedagang. fiasil jawaban responden di K=tma1'811 Soreang hanya l.S.48% yang berusaba llleocari peke(iW! kc kota, dan di Majlllaya sebesar 20.78"/o. Hal ini terjadi karcna petani yang bcnlda di kAwasan ~bangao perkotaan seperti Sore&!!$. melakukan urbani.sasi dalaln a.rtian J)llSi~ tidak beranj ak. Merelca menghadapi suatu perubthan l.ingku.ogan, tidak $&jR dari adanya laban·lahau snwali yang beralih fungsi tapi juga beralili kcpemilik311 kc tangan orang kota

Di kanan kiri sawall merdca tumbub bangunan. Mercka pun

meogll)ilJJli pexil!lllamaa-pengalaman

baru dari lingkungao Nrut!ya yang mu.lal

berubah dari desa men;adl kora. Tapi ketlb

ditAQy1 apnkab telallggt mereka bao.yak yang meucari

peker] nao ke kota scbanyak lebih daii 60% yang menjawab iya. J lkl! bal ini terus berlanjut mah akan berdampak bunik tedladap kota, Beban kota mcnjadi bcrtambah, laju pertambeban penduduk loo. abn terus mmingl
peogaogguran dan situasi kota akan sulit unwk tertib.

111

4.9.1.5 ~manPelferj.an lmplilcasi lain dari kou~

laba& Sllwah ke non sawab adalab terjadinya

pergeserao pdcerjaan. Menurur Widodo (2008), petani merupalum bagian mwyartkat yang selalu mcnpl1111i tcbnan pendaJ)lltan yang rendab k:Brena tekanan ha.rga, baik: peda waktti produ.ktimas rendab maepun waktu produktivitas

pertanian tinggi. Apalagi jika baya incnuliki lahan sempit sebingga pendapatan petani bukan dari hnsil usaha taninya saja, melainkao juga dmi usaba non pertan.ian. Di Majalaya ha~ pelaoi y&11g svdah lidak memilild !alum, .toudisi S!Ult ini menjadi semaldn sulit kamie mereka suclah kebilangan pcnopangnya yaitu sek.tor pertanian yang beberapa periode sebelumnya masih dllptll dijadibn kctib industri tekstil sedang menpami

peDuruJlllJI

altomatif

Saal ini areal pel'1ani8Jl $Udab

ridak meajadi allmllltif mata peucaharilO penduduk, selaia karena areal pmallian yang semakin sempit (tergeser oleh areal industri) juga beralilmya orientasi pekerjlllln penduduk (terutama penduduk mudai Begitu pula bagi petani yang masih mcmiliki sawab, deugan biaya ludup yang tinggi sedangkan basil dari sawab tidalc culaip ~dai

maka petuni

berusaha mencari pekerjaan lain Umumnya lamuya m.erek.a bekerja di luar mengarav sawah lebih lama daripada mereka betetja me.nggarap sawah.

Responden di Kecamatan Soreang sebloyak 77.38% petani pelaku konversi menyatakan mereka bekerja leblb lama di luar menggarap sswah iedangkan 60.94% respanden yang bukan pelaku k~

menjawab tidak. Hal ini mungkin

disebabkan karena bagi peuni bukan pelaku konversi hasil yang diperoleh dari

112

sawah sudah culcup untuk memenuhi Jcebutuhan hidapnya.

Sedanglam di

Kecamatan Majalaya lebih dari 67% baik pelaku lronvoni maupun bub.n pelaku konveni bekelj11 lebih lama di luar menggsrap saw.ii. Rata-rata mereka bekerjo

di luar mooggarap s.aWBh lebih dari 6 jam aehari. Proresi lain yang mereb lakoni di luar menggarap sawah benuacammaeam, paling banyak bekerja sebagai pedagang, Ilda yang menjadi burub, lllbng ojek dan lain-lain seperti betemak kambing, ayam dan ikan. Menurut key

tnfonnnat seat ioi bertani banya menjadi usab.a sampingan bukan maca pencabarian utama bagi petanl.

4.9.Z

lm11Uual l!:llonoml

4.9.1.t Pola Konsumsl

Koaversi lahan sawa.h menyebabbn perubahan pola konswnsi petani. Metck.a merasakan adanya perubaaan JumJah biaya yang hams d1keluarlcan. 70.5% responden d1 Kecamataa Majalaya menyablkan dahulu mereka ti.dale perlu banyllk mengeluarksn biaya umuk malcao dibandingkan sepeni selcanwg. Hal ini teijadi karena wc:n:ka dulu lidak perlu membeli beras karena dapat diperoleh dari llllum se1Wlllmya scadin tapi ketika mereka sudah lidak memiilki sawah mereka hams w~mbelinya dari onwg lain, Biaya Iain yang dira.sakan menjadi beban adalah biaya pendidikan, sebanyak 61.45% rcsponden di Kecamataa Soreang me.oyatakan bllhwa saat ini l>aiya pendidikanlah

y1111,g dirasaklw paling memberatkan. Dengan adanya

perubahan persepsi dari pctani da.n gco.erasi mudanya bahwa mmjadi petani sudab

ll3

lidak dapat lagi djandalhn mab mereka mesigiogjn!tan anak.-analmya dapat

selolah tin£gi sehingga memudahkan merelca memperoleb pelcerjaan d.an kedudukan yang layak di masyarakat. T api deogao biaya pendidikan yang

semakin tingg:i membuat kondisi mereka ~emakin sulit. Berdasarkan data profil desa, di Kecamatan Soreang )l8ling banyak tamatan SMA den di Kecutatan Majalaya hanya sebatas SMP. Padahal saat ini unmk bisa bersaing dalam dUllia

kerja minimal barns berpendidikan sarjana mab yang terjadi adalah semakin banyaknya pengagg111'811 terutama di k:alaogan laki.-laki lwena pemsahaanperosahaan

le bib menyukai memperkerjakan perempuan daripada laki-laki.

Pe:ru.sahaan menganggap pekerja perempuan Iebih rajln, uler dan tidltlc bertingknh

macsm-macam.

4.9.2.l Po:ruba.blln Pe11d1p1t1n Peianl

Deugan adanya pergeseran pekerjaan maka berdampak kepada perubahan pcndapatan pctani. Sebanyuk 86% respoo.deo di Kecamatao Soreang meoyatakan

memang ada perubehan pcudap31an yang diperoleh tempi responden di Kecanurtnn Majalaya yang roeQyarakaz1 ada perubaban banya 44.87%. Profesi bani mereka bagi petuni yang sudeh tidak mewiliki lagi sawah maupun pe
sebelumn.ya paling banyak sebllgai pedagang, buruh lllni, betemak, tukmg ojeg dan lain-Jain. Bagi 86.90% responden di Kecamatan Soreang peughasilan bwu tersebut dapat mencukupi kebutuhan hidupnya tapi bagi 76.92% petani di Kecamatan

114

!'.lajalaya pengbatilan lain tmebut

tidalc menculrupi. Hal ini terjadi disebobknn

beberapa fakror di antaranya kunmgnya keahlian clan kemampuan petani Majalaya di bidang banmya, kondisi linglrungan yang tidak mendulrung menyebabkan usahanya tidalc berkembang lcarena jikl. dilibat dari topogrfinya Desa Padaulun dan Desa Biru masih merupalcan daenlh pedesaan jika dibandinglcan dengan Desa Pamekaran

dan Des11 Cingcin

ketidakmampuan

petani dalam

yang sudah menjadi daerah mengelola keuangsn. Pada

kota

dan

awal mereka

memperoleh uang basil mcnjual saWllh mereka bisa disebut sejahtera tapi tnereka

tidal< pernah berfikir untuk investasi sebingg. pada akhimya uangnya babis percuma.

4.9.J lmpUkllsl Ungkungao

4.9.3.1 Banjir Fuogsi sawah sepern yang dil<erahui sebelumnya adalah untnk mengu.rangi peluang baajir dan pe)uang erosi. Salah saw l\mgsi sawab adala.h ~ehagai mitigasi blllljir ya.itu keJDmr4)uao lahan sawah unhlk. menahanlmenampwig air bqjan dan air aliran permukaan, menurunk:an altran permukaan dao meuekau intensit.as seita frckucnsi banjir di daerah hilir. Miti.l!llsi baniir ini diukur deogan Jaiteria daya 5811ggll

air dari la!JQ sawah (Agus F dan Ira wan, 2004). Laban sawah yang

dikeblingi pematang dapat dipand.ang sebagai kumpulan nbuan dam kecil atau kolam perusbm1 air (water retenuon pond:;) yang berguna Wltuk mitigasi banjir,

Jika hujan tiba air hujan abn tertahan di petak-perak sawah kemudian air yang ditampung tcrscbut digenangkan lalu dialirkan amu dirembeskan secara perlallan-

IJS

laban ke badan-badan sungai clan daerah hilir ~hi11gga resiko banji1' dan erosi dapat ctikurangi. Berdasutan basil pcnelitian di Jepang yang dilakukan oleh Nishio, 1999 memmjukkan bahwa daya pcmatang

sanm

air lahan sawah dengan rata-rata tinggi

20 cm dan tinggi genangan normal S cm adalah 15 cm. Daya sangga air

Lilian Awllh rersebut jauh lebih linggi dit>andingkandaya irangga air lahan leering

yang hanya 4 ~ nam1111 Jebih rendah dibandinglam dengan daya sangga air areal hlltanyang besamya 18 em (Agm; F clan lrawan, 2004) .• Banyalmya

lahan 3llwab

yang dijadilwz komplekll perumahm

dan

bangwian Yllll8 eda di Desa Cingcin dan Desa l'lunc:bnm Kecamatan Soreang berdampak kepada mc.oingkamya laju air larian yng me!lgllkibatkanbanjir Jokal. Kecamatan Soreang memnng bukan wilaysh bencana b.uijir sepeiti Kecamatan Majalaya hal ini tergambar dari basil qoesicner behwa 98.81% cespondeo pelaku konversi dan 80.30% bukan pelak:u konversi menyatakan bahwa daerahnya bukan

daerah banjir. Berbeda dengan di Majalaya sebanyak lebih dsri SO% menyatabn bahwa daerahnya adalah daerah tawan banjir. Bctdasarkan

ha.~I wawancara dengan Kasubdin Analisis Dampak

Linglruugan dan .Kepala Dinas Sumber Daya Air Penambangan dan Enerl:li, semenjak tabun 200312004 setiap hujan di daerah Desa Cingcin. pasti ada

genangan yang sebelumnya tidak peoah ada. Hal ini menunjukkan bahwa san#.in menyusutnya lahan sawab maka laju resapan air ke dalam tanah menurun dan laju

air aliran weaingkat Dengan banyaknya permukiman di Kecamataa Soreang mcnycbabkan

salwan

iii(!ll!!i bembeh menjadi drainase karena belum ada

116

pemisaban saluran irigasi deogan saluran draim1.<e. Perilaku masyarakat yang

tidllk bail< dengan kebiasaanya memboang sampah sembaranganjuga berdampak terjadi penyempit.an salunn, sebingga ketika hujan riba air meluap dan terjadi

baajir. Kasus khusus terjadi di kolnplelcs Cincin Pennara Indah yane setiap hujan selalu banjir mencapai ketinggian 50 cm karena Jokasi perwnahan tersebut berada

di blswllh di daerah buangan air. Hal berbeda lerjadi di Kecamatan Majalaya yang memang merupakan langganan banjir. Banjir di Majalaya merupakan banjir tahlllWI yang terjadi di antara Bulan Oktobcr dan April. Setiap talnumya Majalaya mengalami banjir tidak lebih dari 60 kali. Faktor utaltla terjadinya biwjir di Majalaya adalah kareua adanya 12 lekuJ11111 Suugai Citarum di Kecamatan M11jalaya. Dari 12 Jekukan tajam tersebut, Ilda 2 lekukan yang kurang dari 90 da-aJal, padahal idealnya adalah lebih dari JOO denjat. Hal rersebut mcmbuat daerah di sekitar Jekuk.ftll takem lontaran arus air yang selanjutnya mengakibatkan banjir. Adanya lekukan disertai dengan semakin menyempit dan dangkalnya

sungai Citarum akibat sampah dan endapan yang berasal dari gunung karena pengundulan hutan , infrastruktur yang tidak baik ditambah semakin rnenyusutnya

lahan sawah mengakibatkan bencaea banJir di Majalaya. srmakin par3h. Sebanya 90% responden di Majalaya menyatakan akihat konversi lahan sawah menjadi pabrik da.n bangunan lam ikut memberikan kontribu~i t.erjadinya banju. Hal ini terj&li kareaa tempat menampung air sudah semakin sempit, kolam pen~baa air berkurani,: ~biagga ketika hujan tiba air 1idak tenampmg,

genaDgllll Bir yang

tcrjadi semakin tinggi dan berl1111gs1111g lama mmgalcibatkan banjir semakin parah,

117

4.9.3.2 Ket.enediaan Kel>eradaan

Air sawah berfungti

anlUk meQjaga keseimbangan

terutama di musim lcemarau. Sawah menipakan budidaya ~

siriculasi air y1111g

paling

banyak meman faatkan air. Afr dipertulam banyak 1111tuk mellDl!purkaa tanab, rnenggcmngi petak tanamftll den untulc dialirlcan dari saru petak sawalt ke petal.:. lllinnya. Sawah mmdapat ma.rula!n air dari air h11jao k.etika mwim hujao dan air ingasi ketika musi.Jn kernanw. Sebagiu awah-sawah di ~

$oce&l)g

mcndapatlcan air dad irigasi SUB DAS Ciwidey sedmigkan 98wah.sawah di Kecamatan Majalaya mend.apatkan air dari irigasi SUB DAS Cirasea. Bordasarlcan lcomep omai air, air yq

ma.suk ke sawah bl!ilc 11tr h aja.n

maupun air irigasi kemudian ditampung dan digenangkan dalam petak-petak sawah kemudian ada yang dialirkan menjadi air pennuk.aan, menguap lee udara

melalui proses evaporssi dau lrm\splrasi dan sebagian lagi merembes dan disimpe.n dalarn tanah (Agus t· daa lnWllll, 2004 ). Air rCQJbes&n itu sebagian besar (75%) akan !1Ja18alir ke badan peoetima

sepem

sungai d11n bendungan

sebagai aliran bawah tanah dan sebagian lagi (2S%) akan mml!isi ulang air tanth.

Air-air te111cbut kau\ldwl dapat dignoakan lagi sebagai air ingasi Ulltuk meagairi sawah dan kcpcrlwm rwnah tangga. Budasaskan uraian di alas mcnunjuklaul. bahwa kcbcradaan sawah sangat penting bagi tcrjaganya kmisediaao air yang bennanfaat bukan bauya untllk pt'Ogainn sawah kembali juga bagi wenjaga ketersediaan air di sumur-swnur penduduk yang dipccluan bagi kcgialan rumab lllDgga sehari-bari. Maka ketik.a

118

lahan

sawah sebagai tempat mmampm1g

air bertrurmg, berkurang

pula

ketersed iaan air yang ada di selcitar sawah dao ~kurang pula kuantitu air sumur penduduk. Hal ini dllasalcan olch mponden di Kec•mamn Soreang. dan di

Ka::amatan Majall)'a lwem 92.8S% responden di Soreang dao 92.15% responden di Majalaya mcmbuat swnur smdiri unmlt meinenuhi lcebutuhao aimya. 51.71% responden di Soreang dan 77.10% respond.en di Majalaya menyatakan mereka kesulitan mendapatlc:an air benill ketik:a sawab mula.i b&rlrurang dan lcetika di

daerahoya mulai banyak dihangun pabrilc dan permulriman. Hal ini Urjadi karena

sumur-sumur artesis yang banyalc
Pedul1 Ling.l::ungan {KPL) plda Mei 2006 r:nenanjukbn, krlsis air bersib dan

ancaman kekeringan di Majalaya berbitM denpn eksploitui air taoah secara besar-besaran olch industri. Sdcitar 170-ao pabrik t~k:stil )'11118 berada di Majalaya

melakukan peayedoean aJr tanah daWu Jumlah besar melalui sumur amsis. Akibamya, debit air !aaah mcngalami peourauan hingg11 ~.9 meter per tahun

Mereka membwu sumur anesis yang kldang tidlk. mernilki iz.in sehingga semakin mcrugik.no. masyarak.at sckitar. Volume SUOllll berlrur1.11g kadang kaing ketik.a rnusim kemarau. Kualitas air pun diruakan respondea IDUlai berlcurimg yang

tadinya tidalc berwerna sekarang meqjadi lellib kcruh.. Hal ini terjadi di.sebllbkan karma

banyakn)'lt

akti Yitas manusia ymg banyak menguillcan lirnbah baik

limbeh rumah tangga maupun limbab. industti. Keib masih baoyak terbampar snwa.h limbah-limba.h tcnebut dapat diminimalisir kartna salah satu fungsi sa wab lainnya adalah menampung dan mendaurub1ng limbab orga.nil:. Namun ketika

119

sawah mulai betturaog berkurang pula tempat daur ulang limbah sehingga limbah tasebut banyd: yaag

langsung mencemari

air tamh benlarnpak

kcpada

lercemamya sumur pendnduk.

Keberadaan pabrik-pabrik tersebut selflin berdampak terhadap lruaJitru dan lruanlitas air juga menimbulkaa polusi udara apalag; dengan adanya lronveni

BBM ke batubara lerkait anjurao pemerintah untuk memakai bato hara sebagai enerlli allematit: menynrul kenailam harga semua jeois BBM di pasaran dalaln

negeri. Asap tebal berwama bitam yang merangseJc udara set.iap bari, sepa11jang bulan dan lahun. perlahan dan pasti alam merusak lrualitas udara di wila)'tlh itu. Polulan YMll bertebaran di udam ini diketab.ui dapat menim'bu.lkan penyskit pemapasen akut (ISP A) kepada manusia, di samping roenimbullcm ganggun pcngl.ibar:an. Hal i.ni dirasakan oleh penduduk di sekitar pabrlk, menutut key

mformantkeberadaan pabrik yang mengggunakan bani bata s.tngat meagganegu cerutama menggaoggu pemafasan. Dari uaraian terseout di atas dapat disirnpullcanhHhwa implikasi menyusutnya laban sawah tidak banya lerbadap masalah ke<ersediaan pangan ....... lctapi we.u.yA11'9cul hal yang leb.ib. \uai yaitu masalah sosial, ekonomi dan tidak '

kalah pent.ingnya beriwplik.ui/ terhadap

masalah lingkungan yang dapat

I

merugikan pctani itu sendiri dao luasyarakat pada umumnya.

4.9A

lmpUbsl Terhadap Knabaoao Pangan lroplikasi lain yang penting akibat konversi lahao. sawah selaiD sepertl

yang teleh disebutkan di atas adalah rnasalah .. etllhaoan pangan, DllDlpak. makro

120

konversi lahan yang dinilai paling !lel'ios adalah hiJansnya la1wi produktif yang

pada akbimya menambah

beban penJPesal•han swasembada pangan (R.usastra,

dkk, 2002). Menurut Irawan (2005) d-pak ko11veni lahan terhadap mualah pangm bersifat; ( I) permaneo, utia}'I !IW!Sfl•h p1111gan tersebut te13p akan terasa dalam ja.ngka wak1n panjang mestipun kanversi lab.an swiah tidal< terjadi lagi; (2) k:umulati( yaitu mmah pangan pad& tahun terten1u pada duamya merupakan

akmlulast d81llpa.k konversi l.ahan yang terjadi pad.a !llhun Ylll8 ben1Utgkutan dan tahWl-tahun sebelumeya; dan (3) ~f

yailll masalah pangan dari tahun ke

talum akan semalrio bew akibat Juas konversi lahan yang semakin besar dan meninglwnya pel1W1g produksi padi yang hllang per hektar lahan yang dikonversl. Lua5 konversi lahan 8.kan 11C1I1•kin besar setiap tahaonya karena

konversi !ah.an pertanian bmifat mmular. Konversi laban sawah ke non sawah berimplil::asijuga terhadap penurunan produksi padi Kabupaten Bandung. Seperti yaog telah disebulbu sebefumnya di

law bcllJkang bahwa sejalan dengan semakin meayusutnya 1ahan sawah maka scmakin turuu puln produksi pa.di yang dihasilkan yaitu selama kunm waktu I 0 tahun (1992·200Z) produk.sl padi lillUn llillua 194.196 ton (24%) (Susilowati, 2004 ). Pada tahun 2007 luas panen clan produksi saw ah moogitlami penuruoan diOandingkao !alma 2006, masiug-w.asing 6,So/• dan 0,06% (Kabupliteo B&ndu.og d«lam Augka, 2008). Akan tetapi berdasarbu Wllwancara deogan key informant

pl1llUlllllall ptOduksi padi saat ini belum mc.ngganggu k.ete.rsediaan beras di

Kabupaten Bandung, stole beras masih mcncukupi karc:na waJaupuo bhao saweh menyusut tapi pemerintah melahu dims terbit yllitu Dinas Pertsuian, Perkebuoan

121

dan .KelluWwi dan Sadan .Kemi-

Panpn dan Pelahana Peayuluhan

melakubn bertlagai upaya untulc ineniogkatbn produksi padi dan produktivibls laban sawah. Di antaianya deng&o baptnan benih, reknologi, subsidi pupuk,

perltman areal 1llDam dan pem•nWWJ 1abllll beta. Yang menjadi masalah saat jni adalah bubn ketersediaao beres tapi ~t masalah days beli masyarakat

yang rendah. Saat ini daya beli masyarakat

Kecamatan

Soreang dan Majalaya

hanya sbesar Rp. 530.000. Karena taban P"'lgan berarti cukup, harga terjangkau,

dismousi meraia dan aman seeara )niati1as Rendahnya daya beli masyarakat mcmbuat mereka kesulitan mendapatbn

beras,

Jadi hal yang pertu dilakukan

pemerintah untuk bisa taban pangan adalab dengan meningkatkan daya beli masyarukat dengan meningbtkall peOOapat.an, menurunkan barga dan menambah peluang pekerjaon sehingga masyarabt memperoleh penghaiilllll. Hal lain yang dilakukan mengantisipasi masalah ketahanan

pcmcrintah p8ll8lll

Kabupaten

Bandung dalam

adalah dcngan diversifilasi pangan

yaim menso;ialisasikan rasi (beeas singkong) yang terbuat dari behan bak11 singkong dan makaaan sej enis lainnya SEpet1i ubi jalar don singkong menjadi salab saru altematif penggami nasi (betas). Cara demikian merupakan salah satu bentuk diversifikasi pangan dan mendidilc warga untuk tidak bergannmg psda beras dalam rnemenuhi kebutuhm brbohidnit Walaupun hasilnya belum

signlfikan tapi ketergantungan masyarabt terludap beras menurun.

BABV SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Sirnpulan

Berdasarkan basil peuelitian dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

I.

Falctor sosial (perubahen perilaku, hubunsan pemillk dengan lahan dan pemecahan ls.ban) dan filktor ekonomi ( kebutuhan hidop dan dllya l!lling padi menurun) secara simultan atau bemma-sama beipeogaruh nyata te:rhadap konvml lahan sawafl menjadi lahan non sawalt di KecamataD

Soreang dan Majal11Ya Kabupatco. Namun, seeara persial, bubungan pemilik dengao lalum berpenprub

tid&k nyata l.et118tlap lconversl Jaban

sawab di Kecamatan Soreang dan di Kecamata.n Majalaya f'aktor yang tidak berpengaruh nyata adalah t8ktor

hubungim pemilik dengAn l11han

dan pemecahan lahan. Selain itu k.ebijak81l pemerintah K.ahupaten Bauduug berupa Rencaaa Tata Ruang Wilayah Kabupatco Bml.wig Tahun 2007 sampai dengao 2(1].7 ikut mempenglll'Uhi tetjadinya konversi lahan sawah di Kabupaten Bandung. 2.

Implikabi yang terjadi akibat konvers! laban sawab di Kecamatan Soreaag dan Majalaya Kabupaten Bandung adalab adanya keberagaman profesi dan suku akibat wasuko.ya peivJmng dan belbagai daerah yang belcerja

mencari penghasilan di kedua kecamatan tersebut, terjadinya migrasi pe1ani aki.bat hilangnya lahao pckerjaan di bidang penanian dan terjadi

122

123

pub pergeseran pelcerjaao kamia dui bertJini tidak mencukupi mereka

mencan pekerjaan lain di bidang

DOD

pertani4ll yang lamanya waktu

bekerja di sektor non pertanim lebih panjang dibandinglam bertani.

Implikasi lain adany11 perubahan pola kono•msi yang dnsabn petani yaitu biaya yang harus dikclualhn untuk makan dan pendidikan dirasakan

lebih tinggj dibandingkan dahnlu ketil11 masih memilild sawah, serta terjadi perulWlan peodapatan petani hrenl peqeseran pekaja&11 tersebut Konversi lahan sawah kc non sawah bctimplilcasi pula lcq)ada hilangnya fimgsi sa wall terbadav lingkungan yang mengakibalbn

kualitas lillgkungm yaitu timbulnya banjir temWDJ di

menurunnya KccllDllllluJ

Majalaya dan rMnunm:aya kua!ltitas da.u \cualitas air aki"bat \11h110

$&wab

tempat meuyimpan air berkWIDg dan masukllya Umbah pabrik maupun domestik akJbat aktivitas rnanusia,

S.2

S.ran

I.

Fllk.1or-JWr.wr yang berpenganm terbadap kooversi laban sawah dan dampak yang dittrnblllkannya pcdu terus dikaji dan dievaluasi supaya laju konveesl laluin sawab meajaili non sawah daPlt dilcet>dalikan sdringga

tidak menimbulka.lt kerll8l111 baik tecbadep petani khususnya maupwi masyarakat ~ 2.

umumnya.

Konversi lah81l sawah yang leljadi di Kabu)Jlllen Baodung tldak terlepas dari kcbijalcall pancrintah

daerah scudiri oleh k8renaDya Pemerintah

Kabupaten Bandung scyogyanya segcra menyusun peraturan diu:i'ah yang

124

mengaJur

alih fungsi 1ahao. pertmrim ldIUS11m~ lahan sawah menjedi

lah1111 non pertmian.

DAFI'Alt PUSTAKA

Agus F dan haWllll. 2004. Alih Gunu dan A.ipek Lt11glamgan Lohan Sawah. Prosiding Seminar: I .lhan Sawah dan Teknologj Peneek>lwurya. Media re]eQsc:www.balittanah.litbang.depc.n.go.id/ .. Jbultu/nmahsswah.ltanahsaw ahll.pdfCreswell, J.W. 1994. /)esain Penenion, Pendekatan K11a/itatif & Kuontitattf. Terjemahan Angkataa m a IV. Jalaula: Peae!bit KIK Press. 210 hal. Departemen Penddidiklln dllll Kcblldayaan. 1990. Komus Besar Banasa Irdonesia. Balai Pus•nka, Jakana. 1090 bal.

Departemen Penanian. 2008. Konvenr Lalw1 Sawah Menimbullam Dampak NeKotlj8agf Ketaltanan Pangtm dan linglntngon.Jakarta. Media Release: (http://www.pustaka-deptan.go.id/publikasilwa76054.pdf.) Dewf, W.S. 2008. PcmlJui:Qan Rutan, l'DlfmWOll Gtooat clan Dumpt1kn)'ClPada Llnglamgan. 1'1akal.ah Progrmi PaSCI Sarjana Univcrsitas Bl'llwijaya,

Malang. Dinas Pertanian. PerkebUllaD, dan Kehu!aoan KabU)lllten Bandung. 2004-2008. Loporan Tahunan. Kebupam1 Bandwig

Dirdctt>ra! Pangan dan Pertaoi1111. 2006. S1mteg• Pengendalian Alih F1111g,s1Lohan Pertuntan Blldan Pcrcncaoaan Pembangunan Nasioaal, Jakana. 75 bal. llham, N, Syauka Y dan friyatno S. 2008. PerJcemha11ga11 don Faktor-foktoryang mempengo,,,hi Kom;eni Laban sowak Sena Dampak Eko11om11rya. Jwna.l Soslal-Ekonomi Pertanian dm Agribisnis, Pusa1 Peneliliao dan Peagembangan Sosial EkoDOOli Peraniao, Bogor. 25 hal. Irawan,

B. 2005. Konverst Lahan .'iawah: Potensr; Dampak; Pola Pemarfaatannya,
lrawan, B. 2008. Menrngkatkon EfektMtaa Kebtjakali Konvern Lahan. Forum Peoelitian AgroekotJOmi, Volume 26 No 2. Dalai Pengkajiao Tdcnologi Pcnanilm Lampung. Hal 116- I 3 J .1 lnwan, B dm Friyatno, S. 200S. l)ampolc Kon-.en1 Lohan Sawali d1 Jawa Terhadap Produksr Beras do Kebijakan Pe11gendallarmya. Pusat Peneliti.an dan Pengembangan S-Osial aooomi Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertan.ian, R.l, Bogcr. Izzah, I, Y, U. 2005. lJampaA: Konvers» Lanan Peratman Ttrhodap Kehidupan Sosiat don Ekonom, Petam, Sludi di Desa Pepe KeCU111ata11 Sedat: Kabupaten Stdoarjo. Tesis, Program Pasca S&ljana Universitas Airlangga Surabaya.

125

126

Jamal, E. 200 l. FakiQr-Faktor yang M~; Pe1nbentukon Harga Lohan Sawah pada Proses .Alih FwlgSl Lohan k.e /'enggunaan Non Penmllm: Stw:/1 Kams di Behuapa Deso, Kob"{JQlen Karawang; Jawa Barat. Junull Agro Ekonomi, Volume 19 Nomor 1:45.03. Pusat Peaelitian dan Poogembangan Sosial Ekonomi P«1anian, Badm Penelitian dan Palgmibangan Pertanian, Departemeo Penaniao. Begor,

Jayasuriya, R- and Q. Wodon, 2002. Exp/(J{nfng Cowrtry F.jficimc)l tn Improving H~al1hand Education Indicato: The Ra/.e of v.rbaniz.ation. The World Bank.

Kustiawan, J. l 997. PenrtDsalahan Kon-,usf Lohan Pertanian dim Jmpllkwlnya ttrhadap Penatoan R11ang Wilayah Sliidl Kasu« : Wilayah Panta1 Utara Jawa. Jumal PWK. Vol.&. No 1/J11D11ari 1997 M.ahodo, R S. 1991. Str11ktur Pe1111/ikm Lalttm Pe11gwa9a1171 Lahan Dalam Penge/o/a(lfl Swn/;ertbya Lohan di Kabuparoi. Tesis, Progmm Pasca Sarjll!lll lnstin11 Pertanian Bogor.

Manumono, D. 2008. Peru/Johan Perrlak:M Ma.syatrthzt Kawasan Purstr .Ab'hat Penurunan Pendapara11 Sebagai DampokA bra.sf dan ROB di K.abupate11 Demak. Pusat Anali.sis So&al Ekooomi dao Kcbijabn Pertanlan Depenemen Peitllllian dahm Prosiding Seminar Nasional Dinamih Pembangunan Pertanim dao Perdesaan. TlllllaQgan dan Peluong bagi Peningkata11 Kel>i<:!jableraan Petuii. Nasoeuon, I. L. 200S. Ko11vus1 Lohan Pertaruan: Aspek H11kum dan ImplemenJasl>lJO Sadan Pcrtanahan NasiODBI, Jakarta dal11111 Prosidiug Seminar Naslonal: Multlfullgsi du Kooversi Laban Peltlnian. Hal 41-55. No1oatmO
Peraturan Oaerah Propinsi Jawa BKat No I Tahun 2003. Pola Dasar Pimbongull!ln Propmst Jawa Barat. Lembaran Daerah l:'ropinsi Jawa

Barat, 30 Hal.

127

Rahmanto, B., IJawan, 1:1., dan AgustiD, N. 2004. Persepn Mengenal MiJttfangs1 lahan Sawah dan Jmplillustnya Terhadap A/111 Fungsi Ke Penggwiaan Non J'ertanian. Pusat Allalisis Sosial FJrooomi dan Kebijalcan Pertanian, Litbaog Pertaoian, Bogor. 31 hal. Media Release:

http://www.lttbang.deptao.go.id/artikelfone/146/pdf1Multifimg.oio/o20Lahan %20dan%20Rcvitali1588io/o20Pertmtian.pdf Riduwan dan Kuncoro, E. A. 2008. C.an1 Me'tgg!OIClkDn dan Memai.nai Analis•s Jal11r (Path Analysis). Baodung: Penerbit Alfabeta,. 282 bal. Rnsastra I W, Saptaoa dan Supriyati. 2002. Optimailsa:n Pemanfaatan LaJtan /ntersektoral don Dalam Seksor Penatuan Pusat Penelitian
Pertaman Terhotfflp Ke9Pjahteraan Petani don Perkembangan W1layah. Jumal Agro Ekonomi Volume 25 No 2. Sabal>, K 2002. Peru/Ja'1an Ni/ai-Nilai Sosta! Buday. Kajran Kasus PeruhaJ11l11

Fungst Lohan Pertan1an ke Non Pertomon Pada Masyarakat Bengkulu. Tesis, Program PasatsarjBDa. lnstitnt Penanian Bogor. Salikin, K. 2003. Ststem Pertaman Rerkelanj11tan. Yogjakarta: Penerbit Kanisius. 126 bal. Setiyaruo A, Nunnanaf RA, Soelaeman, MayrowaoiH, Dennoredjo KS. 2005.

N1la1 Ekonomt FunJi!SI Lohan Sawah Sebaga1 Tempa: Pendaurulangon Lirnbah Orgamk. Studt Kasus di DAS C1l0Nm, Jawa Borat. Pusat Pomtlitian dan Pengembangan Sosial Ekooomi Pet1llnian, Blllai l'enelitian Tanah, Bogor Silalahi, U. 2009. Metode Penel1t1an Sosot. Bandung: Penerbit Refika Aditama. 518 hal, Sihaloho, Martua 2004. Konverst Lohan renoman dan Perubohan Struktur Agrona. Tesis, Sekolah Pucasarjana. Bogor: IDSlitutPertani1111 Bogor.

Soedjoko, S. A 2008. /'engelolaan

S11111be1"daya Lohan. Altikel. Yogyakarta.

Media Relwe: http:/fwww.mayong.staff.ugm.ac.id/artfkel_pdf/' pengelolaano/o20sumber'/.20daya•/o20Iahari.pdf Soemarwoto, 0. 2001. Atur D1ri Sendm. Yogyalwta: Penerbit Gadjah Mada University Press. 263 hal. Soerubodo, B. ZOOS. Asptras1 Sos1al Budaya !do$)
128

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian K.-1/itatlf Kualttatif don R&D. Bandung: PemeJbit Affilbeta. 334 b.al Slllll8I}'anto, dkk. IWS. Anallsi& Kebljal:.wmaan Kcmersi LaJ1t111 Sawalr ke Penggunaan No11 Pertaman. Bogoc. Laporan Penelitian Tahtm II. Pmat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian - Badan Peneli1ian daD Pengembangan Pcrtanian. Swuaryanto, friyatno, S., dll!l lraWllll, B. (2006). Ko1Wern Lahan Sawah ,re Penggunaan Nan Pertaman dan Dampak Negatifnya dalam Prosiding Seminar Nasional: Multifungsi Laban Sawah. Pusat Penelitian dan Pengemhangsn Sosial Etonomi Pertlnian, Begor. 18 hal. Media releese: http:/ibalittanab.litbang.dcp001.go.id/dokumentasi/prosidinglmflp200l/Sll owyanto.pdf Suryana, A 2005. Kebl}ah:rn Ketahanan Pangan Nasional. Badao Lltbeng PertaJl.ian. D.ipmemen Penanian. Makal.ab disampaikan pada SimposiUlll Na..\ionnl l<etahao.an dan Keam•nan Pangan pada Era Otonomi clan Globaliso6i, Faperta, IPB, Bogar. Hal N-259- fV·273.

Susilowati, Srl.H. 2005 '"GeJala fergesef'OJ1 Kelembagaan Upah pada Pertanian Pam Sawah" Fol'Ulll Peaelitien Agro El
Sya!it'at, N., W. Sudana, N. Ilham, H Supriyadi dan R Hendayana. 2001. Kaftan Pmyebob Pemeunan Produkst Padi 1'ahun 1001 di Indonesia. Leporan

Hasil Peuelilliru: Alllilisis Kebijaks11Daan Pembangunao l:'ertanian Respon terhadap l11Su Alct11al. Pusat Peoolitiall dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Badan Penelnian PeJtanian, Dqianeinen Pertanian. Bogor,

129

Tambunan, T. 2008. Kerahanan Pang"" dJ lndotsuia, Mengid21111ftlrasiBeberapo Pen)l'tbab. l'wat Studi dan UKM. Ullivmitas Tlisakti, Jakarta. 29 hal. Malcaleh di.,.~ pada Kongres lSBI, Mataram. Media release: (http://www.kadin-illdonesia.oc.id.lemnfun.ageYdokumcniKADIN·9S3024-01082008.pdf.) Tj
Utomo,

Walgito, Bimo. 1999. Pslkolog1 Soria/. (Suatu Pengantar). Penerl>it An.di, Yogyakarta. Widodo, S. 2008. Campur Sari Agro Ekonclni. Yogjakana: Penerbit Liberty. 204 ha!

Suaru Tinjauan Soslologi1. DaJam Prosiding Lokalwya "Persalngao Dalam Pemaofutao Sumberdaya Lah.an dan Air": Dampalatya tcrbadap l<e~]aqjutaD Swascmbada Beras: 113 120. Hasil Kaja SUDll Pu$at Paiditian Sosial c:konomi Pertanian dengan Ford Foundation. Bogor

Witjaksono, R. 1996 Alih Pw1gm l.Ahan:

LAMPIRAN

LAMPIRAN l KUESIONER UNTUK PETANI

I.

ldentitas Petanl

1. 2. 3.

Nama Jellis Kelamin Umur{rahun)

4.

Agama

5. 6.

Pendid.ikan Terakhir

7.

·

9.

·. ·

· ..

.

Jmnlah anggota keluarga : Penghasilan dari $1wah (Rp)

..

-

..

Per bulan

Pee tahlDl Oi.lca dipllMD lab.WWI) : l'enghasilan dari usaha lain (jika Ilda) - Nnm.a kegiatan usaha : - Jumlah pcndapatan per bulan(Rp) : Luas lahan sawah (ha) -

8

. . .

. . . . . . . . .. . . .

..

.. .. ..

10.

L::shekrus-''--lrl-~-~_ _._I_sed_lri_!_asi_an_a_.....__T_adah--buj 8 I I.

Lokasi lahan sawah: Di p~ggir•

I_ 12.

13.

r1.u11 darijalan I

Apakah Bapakllbu

I

Ya

y

melakukan aWJ fungs1 (konversi) lahan sawah?

~ Tid=

Jika tidak, mengapa7 Sebutklm alasannya.

.

R

f'ecfllnyun. Faktor Penyehal'I Konveni Lahan SaWlllh

A.

&&al

Perubaban Perilalw (Xi) I)

Bll81 peWti mengkonversi (moogalihffimgsikan) lahan sawah menjadi lah an non sawah !.Mt lllJ . . adalah lialIYBI ~wa1ar . dilllkukan. . ... . . Sangat ;1etnju Setuju Netral Tidak Sangllt tidak setuju setuju

-· ---

i

2)

Petani akaa mengk•mversi lahan sawahnya apabila lahan sawah yang dimiliki sudah tidak mengunb.l!lgl...'llll sedangkan kebutuhan bidup semakin llUlbal

l Saogat ~ju I

Setuju

I

3)

4)

l '~:

Netral

I Sangat lidak seruju.1

· aklm men· ual lahan sawalmya.. _,..,,..,,,.._-.,......, Netral Tidak Sangat tidak setuju sennu

saat IDI .. konversi Sangat setuju

an sawa

Set11ju

nv:

t

Bap, u Sanger tidak setuju

""3 I I

Tidak senuu

Netral

,__ j

S)

.

·- .

Petani hams meminta ijin lr.epada pc:nu:rintah jlka alcan mengkonversi saw ahn~va ke nou sawah senern. rumah , tokodll Sangat sctuju Setuju Netral Tidak SBDgllt lidak selUJU

sennu 6)

Sont ini keduduJ:ao.(

Saogat setuju

penting

sang at yan1 Jayalc.

J)Clldidikan 1

!

Setuju

Neual ;

Tidak semiu

untuk

111endapalkan

Sangat tidak setuju

I

7)

Petani mcngingink1111 anak-anaknya untuk bcrkerja di Iuar non penanian unruk mendamatk an kehid,, ean lebih baik Sanget setu)U Setuju Netnll I Tidak Sangat tidak setuju

sennu --.

I

I

2

Konveni yang terjadi di decrah Bapakllbu, yaitu dari lahan sawah wenjadi oennukiman, neOOintman, toko, indus1ri dll. Sangat sctuju Setuju Netnl Tidak S<mglll tidal: seruju

g)

setuiu

9)

Konversi (alih fungsi) lahan sawab ke noa sawah dilaraog pemerinmh · imuii teknis, terutama van" beriri · Sangat setuju Set11ju Nctral Tidak Sangal tidal setuju :·-'

i

..

setuju

IO)

Men..l.nnvcnikan sawah kc non sawah daru1t .mcmuruokanoroduksi P.adi. Sangat setaju Setuju Netrlil Tidak Sangat tidak setujiiseluiu .....

11)

Laban sawah yang dikonversi ke non sawab berdampak kepada masalah .ketahtllWl l)lill~ Sangat setUju , Setuiu Netta\ Tidal< SRngal tidak setuju

: 12)

sctuiu

Dampak yang limbul akibat mengkonversi la ban sawah menjadi oennukiman eteu nabn'k da1>at merusak linD1'nnoan . Sangat setuju 1 Setujn l\e1ral Tidak Sangat tidalc setuju ! semiu ;

13)

Laban sawah yang dikonvecsi ke non sawah seperti pahnlc dan permukiman harus di .... nti den"an mencetak sawah baru. Sangat setuju SetuJU Ne1ral Tidak Sangat tidak setuju setuiu

14)

Petani mengubah lahan sawah menjadi tcmpat llsaha selain bertani untuk . dani. Seruju Nelnll Tidal: Sengat tidak ~tuju

menin.,katkan Sangat seruju

seteiu

'

3

IS)

Petani meojual sawahnya ke pihllk lain uotuk mendepatbn uaog sebagai modal 11Druk usaha di bidang ooo "Ticlak Saogal 1idalc 8e1Uju I Sangat setuju Setuju Netral setuju '

' 16)

Peiaoi telah meagkoaversi semua lahao sawalmya brena s-idah tidak Pf od ukti.f ·····-·· Sangat setuju ! Setujn Netral Tidak Saogat tidak Betuju

17)

l

setuiu

I

Petani meiYual sawahnya unruk me.mbeli lnban sawab Jain yang lebih r:nurah di lokasi yang iauh dari jalao ra •. S8ngat seruju Setuju Netral Tidak Saogat tidek sctuju

setuiu

Hubuo211n Pemillk den11an Laban (X2) 13)

setu u 19)

Petani mengaoggap lahau sawah sebagai selain sebagai aset ekonomJ juga

sosiat

Sangat 11etuju

1

Setuju

Netral

Sangat tidak seruju

Tidak

setaiu

'' 20)

-·--····

...

"

Semakin l\18s lahan sawah yang peteni miliki semakin dihonoali oleh orang laiD. Sangat setuju Setuju Netral II Tidil<: Saogat lidllk 'll:tllju

setuiu

21)

Status sosial ditunjukkan oleh luas lahau :111wah yw1g dimiliki, mllka pe1811i . llah an saw ahn>ya. II. dak. meiuua San,gat setuju I Setuju Netral Tidak Sanglll tidak setuju ....

--~ju

.

22)

Karena sudah tidak ada lagi ikatan kekehiargt1an dengan buruh penggarap

· men·u1 sawahn Setuju Biasa saja

Smgat seluju

Sangat tidak setuju

Tidak

setuiu 23)

Karena hanya dari sawah petaOi mengandalkm hidupnya malca ~ tidak meniual sawahnva Sangat setuju Setuju Netral Tidak Sangat tidak setuju setuiu .. ·---·· .. -

24)

Sawah yang digarep pctani adalah sawah milik sendiri clan dari sawahlah ectani da•oat membiavai keb u tuhan bidunnva.

Setuju

Sangal setuju

25}

Tidalc seruiu

Sangat tidak setuju

Petani mau menjual lahan ~wahnya apabila llarga sesuai dengan yang dfm21·'nka n. ~angat setuju r Setl\iu Netral Tidal< Sangat tidak setuju

l 26)

Biasasaja

setuiu

Hasil dari bertani daoat menculcuui kebutuhan hidun. . Sangat seluJU Setuju Neual Tidak Sangat tidak seruju

setu1u ·-

2i)

Lahan sawah yang J)Ctalli miliki adeleh lahan warisan orang IW1 maka Derlu diiae:a dan cidak a.lean diiual. Sangat setuju Sctuju l\etral Tidak Sangal tidak setuju

setuiu

Pemecaban Laban ("3) 28)

~=

Umumnya lokasi laban sawah yang diwarislmn omng tua kepada anaknya encar· ~car~·~~-,........,..~~~----=,,,...,...,.._.....,...,_~_,.,...,...~~ 1 Sangat setuju Setuju Nelral Sangat tidak

I

~j:~

29)

Nec:n.1

Tidak

Sangat tidat: seruju

setu'u

30)

Karena lokasi yang berpencar clan seinpitnya laban sawah, basil penen kur memberikan keuntun unruk memenuhi kebutuhan hid . Sangat seruju Setuju Netral Tidak Sangat tid.ak setuju setu'u

1------

31)

l----11------l--="'-=--i-----···

·-·-·

Karena lokasi yang berpencar dan sempitnya lahan saw ah maka biaya yang diblllubl:a.n untuk mcnggmip sawah lebih besar daripada keuntungan

dan hasil nanen .,.. n« dioeroleh. Sangat setuju

Setuju

Netral

Tidak

Sangat tidal setuju

setulu 32)

Lahlll) sewah basil waris dijual kare11.1 tidak efektif dan dlanggap tidalc

memberi 8.tngal

33)

anabila dimo•ao. Seruju Netral

kCl.Ulh•noan

setuju

·-Supt

....... ~-

tidal'. senvu

Ba.oyak Jahan sawah yang diwansklln orang rua kepada allllkoya d1jadJJran laban untuk rwnah Saagat setuju Setaju

34)

Tldale setuiu

Nt:trlll

-·

Tidak setuiu

Sangat tldak setlljU

Laban sawah yang diweriskac orang tua kepada anaknya dijual untuk

modal usaha San.sat semju.

Seluju

Netral

Tidal< setuiu

Sangat tidak setuju

I

..

R.

Ekonomi

Kebutuhao hitlup (X,) JS)

herus 111eu~eluarkan bia a hid•"' u

-

Selltju

Netnll

vao11

Tidak

sennu

tidak.

't.

Sanga1 tidak semiu

6

36)

p etani mcrasa ke bid1unan

S81lgal !!etuju

Setuju

.. I~ bih saat Ill!_ . sulit Netral Tidak Sangat tidak setuju

ODODll

-·· seru;u 37)

Karena biaya hidup YllllS tingsi maka petani mencari usaha lain di bidang non sawah uutuk mend•ru tkan pell8hasilan van!! lebih baik. Sangar seruju Selaju Nctral Tidak Sangat tidak setuju >-··

semiu

--- .....

Tidak

Sangat tidak sctuju

38)

setu·u 39)

Hasll dari menjual sawah dijadilcan modal usaha lain untuk: mewpcroleh ~en2hasilan van11 lebib baik, •.. Sangat setaju Setaju Nctrnl Tidak Saogat tid&k ~u

-·-

,

semiu

40)

Petani mengubab. sawalmya 1mtuk usaha nonpertanillll supaya mendapatkan ilan anl! lebih baik Sangat setuju SehJJU Nctral Tidal< S8Jl!lul tidak setaju

-

41)

sennu

Petani membsngun rumah di atas lahan sawah supaya tidllc perlu

menaeluarkan b.iava tin2in.. Sangat setuju

Setaju

Netral

Tidak setuiu

Sangat tidak setqju

-. 42)

..

Biaya pendidik811 dan kesehatan yang nnggi roembuat peWli menjual

sawahnva. Sangat setaju

Setuju

Netrnl

Tidak seluiu

Sanga1 tidak setaju • .. -·

7

Daya Saing Padi Menurun (X&)

43)

tabun menurun. Sangat setuju . Setuju

44)

Netral

Petani lumyii mcndapadcan keuntungau kecil dari menjual padi karena I 1yarendah lcuartasn Sangat seruju i Seruju Netral Tidak Sangat tidak. selltju setoju

·-----·-·45)

Sangal lidak setuju

Tidak

Bia men Sangat ·setuju

1

padi lebih besar da111 11da basil meaiual nadi.

Setuju

Netral

Tidak

San!llll tidak sctuju

setuiu 46)

Harga jual padJ lcbfh mumh dlb311dl.ogkan dengan komoditae perl.llJliao le.w .. ~--,-.,--=--:--r-..,.:---:--i----:: SaJJ8at tidal'. setuju Lgatsmju Seruju Ncrral

I

47)

I

I :::

I

l

Karena lwsa Jual padi rmdab, petanl lebih menyuhi menanam 1a0amao pertanian laJn (n11lllwiia). Sangat setuju Sctuju Netral ' Tidak Sangat tidal se111ju senuu

-18)

Keuntungan dari mcnjwil padi kecil sehingga petani menjual lahan

sawahn1ya. Snngat sctuju

Setuju

Netral

Tidak setuju

Simgat tidak setuju

49) sennu

~----~'-----~ ·-

....

,,

......_

~

8

.Luu J.allan Terko11Veni (Y) (pertanyaan ini ldiusus bagi bapaklibu yang pemah menglllih fongsikan lahau sawah) 58}

Luss .labaa sawalt v"''" -

'!

l

'

I 59)

Kwang dari 10%

10%-25%

ujual atau dialibfun ke non sawah. 2.S%-SO% 50%-75% Leb.ib. dan ' 7S% '

Sawah "1311 dfual/dial.ibfun sikan adalllh sawllh au Sangai set11ju ; Setuju Netral Tidalc

selli'u

9

111

Pen.nyaao lmplikali Kenveni I.at.•11 Sawa.b.

A.

SosW

1.) I)

Solldarltas Pei.nl Apakah deoam Hmakin bany.&cnya saw.ah yang beralihfungi meujadinon saw.ah (semakin sempit lahan) beroampak kepada sistem kerja dalam mensgarap sawah?

I ~

Tidak

2)

3)

Apakah deogil.n sistem upahJborongm nsa kebersamaaa di aatara pa:ani me11j adi borku.nu\g? Ya Tidak

I

I

I

/ilea ya, apa al&awiya7 4)

-

.

I

L>ari manakah buruh yang 8a[lflk/lbu pekerjabn untulc menggarap sawah? Asli penduduk denj Dui luar <Xsa

J

b).

Keberapouu1

5)

Jika dibandmgkan dahulu kCIWI laban sawnh masih luas &!*
L.~: .J 6)

Tldu

I

Dengan semakin berlcurangnya lahan sawah yang dijadikao pennukiman, kantor, toko dan pabrik banyakkah pendmng yang menjadi tetangga Bapak?

I

Ya

-

Jika iya urnumaya berassl dari man.a? Dan berprofesi apa? - --

Tidak

I

.

..

10

adanya pabrik, toko clan kanror penduduk desa tertarikkah Bapakllbu bekerja sebagai blDUb psbrik, penjagn toko dan k:antol'Bll mis PNS?

7)

Dengan

I 8)

Ya

I

Tidak

Adakah keluarga

I

Ya

I

I

Brru yang bekerja selain menjadi

petani?

Tidak

Kalau ada, bekerja ~.bagai apa?.................. .. . .

..

c),

lore ... ksi Anmra M11sylll'llkat

9)

Menurut Bapak/!bu adakah perb"'1Hllll rasa kebersamaan masyarakat sekarang ketika banyak pendudulc pendatang dengan dahulu k.etika masih belum b1111 ak: dat.an ? Ya Tidak

J 10)

y11, seb~tkan alasannya

..

Deogan banyaknya pendatang apalcab Bapak/Il>u suka bertukar 1nfo1111asi men enai masalah a deagao tew.igga? Ya Tidak

i---+--·11)

L:!'·flTal.Tidak /lbu masihI sating bedrunjung ke teWtgga? Ya

Jika tidak, mengapa7

..

I?.)

Jika ya, seberapa sering'/ a) 1 x seminggu, b) 1 x sebulan, lain-lain 13)

Apakab. Yll

I

Blak/lbu selalu hadlr Tidak I

.

jika ada peetemusn di dese?

ll

d)

Mlpast Petani

14)

Apakah akibat Bapak/'lbu maijual sawah, sekarang &palc/Ibu masib

mempunyai pengbasilan?

I

I

Ya

I

Tidak

J ika masih mem1lki pengha.silan, berasaJ dari mana?..... .

.

Ap&kah a!ibat abh fugsi lahlm sawah me.njadi non sswah B3J)8k/lbu berusalia menairi~aan ke kota?

15)

I Ya

I

T==

Jika ya bekerja sebegai apa?

16)

.

Apakah banyak te!!Ulgg• Bapak/Ibu yang meocari pekerjaan ke kola?

I

~Ya

I

Tidak

Jika ya, berprofesi sebagai a-pa'/

17)

.

".l'!~~~~~b~u~m~em~1Jilo putralputri yang bekcrjadi kota? Tidak

r

e)

PeritUeran Peketjaan

18)

Jlka Bapakllbu memiliki pekerjaan lain di IWII pertaniaa, apakah wakm yang terpakai lebih lama dibandingbn bekerja di sawah (bertani)? ~Ya

19)

I

DaWn sehan, berapa lama wattu Rapak/Ibu bekerja dt luar selctor non sawah?

I 20

I

Tidak

Kurang dari 3 jam

I

3 - 6 jam

I

Lebih dari 6 jam

I

Deagao scmakin OOnyaknya 1ahm sawab mcitjadi pabrik, !Dko dllll kllnlor mempe1111udah tlapalcllbu atau putralputri Jbu/Bapak untuk cneodapatkan pekerjaan?

I

_Ya

!

Ti~

12

21)

Setelab l.ahan sawah Bapakllba dijualldialihfungsikan apWb pelcerjaan

I

i= I meor === _

Bapakllbu~ B;:11

22)

Pwgang

Apakllh B~ J

Ya

I

To=g

I

Lain-Jain. Sebotlc11n.

labao sawah mrtuk usaha lain?

Jib ya dijadikan usaha apa?

-

.

Jika Bapakl]bu masih bertani, lempi memilik1 pekerjaan lain, apakah waktu di sektor sawah lebill panjang daripeda bertani?

23)

bekta

I 24)

Ya

=

non

Tidak

I

Banyalckah tetangga Bapak/lbu yang dulunya petam sckarang beralih

~erjaan? [Ya

I

Tidak

I

Jika ya, berprofesi sebagai apa?

._

.

B.

Ekouomi

a)

Ptrubalwl Pola Konsumsi

25)

Apakah menurut Rapal.:/lbu kebumhM nunah tangga sek.vang lebih banyak dlbandinp dahulu ketika masih memiliki sawah? Ya Tidak

I

I

I

26)

13

Adakah perbedaan biaya ymg dikeluarkan dahulu ketika ~memUki sawah .tengan sebrang?

27)

c

I

masih

I

Tidak

Jika ya, biaya apa?

.

Beribn ala smnya

.

Perubaban pmdapaun petaai

b) 28)

29)

I

Ya

Tidak

I

Adabh pereedaan jumlah pendapalan ketika masih memiliki sawah dengm sekarang?

30)

pa I Tidg

Jlka ada, mana yang !ebih baik? a. Ketika masih memiliki sawah b Sam sudab tidak memilki sawah? C.

I .i ngkungan

a).

Baojir

3 I)

Apakah saat iDi daerah Bapak/Ibu sering rerkena banj ir?

32)

I

Ya

I

Tjdak

I

Jib dibandingkan d:lhulu ketika masih banyak lahan sawah dengan kondisi sekarang keolca lahan sawab berlrurang, apabh sekarang ini bmtjir sering terjadi?

I

Ya

J

Tidak

J

14

Mc:uurut Bapalcllbu apabh b8njir mi disebabkan karena lahlm Sllwab sudah yang bedaihtilll.gsi menjadi geduag, pabrik d1111 jalan?

33)

I

ban+=

I

Ya _Tidd:

Jika tidak, disebabkan apa? Sehrtbm ... Meourut Bapakllbu seberape l•mskal! banjir yang sering terjadi?

34)

[.

I !a I -

~mJ:.

Dari m11111kah Ba um Sumurmilik PDAM Pemberian sendiri llllbrik

35)

36)

SeRW

I air bersih?

Mata air

Lain-lain,

Sebuibn

Jika dibandingkan dahulu ketilc.a mam banyak lahan sawah dengan koodisi sek8Jllllg kctika lahaa sawah b~g, apakah Bapak/lbu meiasakan kesulitan memlapaJkan air bersih? Ya J Tidak

I

3 7)

J ika dibandingkan dahulu ketika masih ban yak lahan sa wah den g
38)

Jika tidak, menurut Bapalcllbu bedrnrangnya dan menurunnya kualnas air discbabkan semakin banyaknya pabrik W1n pcrn1maban yang dibangun? Ya Tidak=3

I

I·

IS

LAMPlRAN2 .PEDOMA.'1WA WANCARA UNTUK KEPALA Dl!:SA & TOKOH MASYARAKAT I.

ldmtiCa5 Respondee

Nama Alamat

Umur Peudidian Terakhir

............................................................. . ······························ ······· ······ . ........................................ ········· ············ ............................ ············ ·················· ...

IL

Pertllnyun Faktor Penyeb8b Konveni Laban

I,

Menurut Bapa]c, mengapa pelllDi di de.o;a Rnpak banyak yang meuglconversikan lahan sawahnya ? Ap1 faktor utama YlUl8 meU1loroug merek.a menglooovmi lahan sawalmya?

2.

Sejak kapan feoomena kooversi lahlm mulai bauyak terjadi di desa ini?

3.

Menimit Bapak, apa fungsi utama lahao sawah bagi QW)11Ilikat di sini?

4.

Apakah terjadi perubahan perillku petani di desa Bapak yane mencoroog mereka mengkonversi lahn sawlbnya?

S.

Meaurut Bapak masih banyakkah pemuda di desa Bapak yang wgin 1DC11jadi petani?

6.

Apakah banyak J.ahau. sawah ll&Sll waris yang dlkonversi di desa 8apak1

7

Paling banyak dijadilwl apa lahan yang dikoaversi?

8.

Mcnurot Bapak 11w1llkah peWli di desa Bapak rnmganggiip luasnya lahan sawah mcnunjllllan status sosial merelca di inasyanlc.at?

Y.

Jilca kebutuhaa

10.

Apaka harga padi sdwug .mendoroug ptUni 111C11gkonversi sawahnya7

11.

..\l>akah dengan semakm banyaknya 1)1.brik, toko, kwor di dae:mh Bapak menam bah peluang pclcerj WI bagi masyarakat Bapak 1

hidup adalab filktor utama yang mendorong pelani mengkonversi lahao sa.walmya? Mengapa demjkjan? lahan

1

12.

Dengan semakin bllrkw'angnya lahan sawah di daerah Bapelc bagaimana masyarakat di desa Bapak momenubi keburuhon sebari-barinya?

13.

Bagaimana reaksi pemeriDtah daerah tabadap fmomena konvmi hllum yaqg marak tcrjadi di desa iDi?

14.

Apabh atbs sofillllisasi dui pemaintah meDgemi kebijakan tentang

pengendalian konveni lebao tawah khus11SBya RTR.W? 15.

Mcnurut Bapak, bageimana tingkat kesejahrersan petani yang telah

mcnjual/menglronversilahan?

UL

lrnplikasi Konversi Laban Sawah

16.

Apaka.h sistem yBllg diterapkan wtuk mcngglUllp sawah di desa Bapak?

17.

Masihkah ada rasa kebersamaanlgotoog royoqg di desa Bapo.k?

HI.

Apakah akibat pembangunan yang terjadi banyak pendatang di desa Bapak?

19

Apakah profesi pendatang di desa Bapak?

20.

Dengan scmakin banyaknya pendalllng mempengaruhi kebersamaan pend\1111k desa?

21.

Jik.a dibandingkan dahulu ketik.a laban sawah masih Illas apllkah sekarang profesi penduduk desa banyak yang bukan petani?

22.

Bagaimanakah

hubungan

masyarakat

d1 desa Bapak

Bapak

baik dcogan

apakah

sesama

penduduk lokal maupam pendatang? 23.

Apakahpendatang aktifdalam kegiatan desa?

24.

Banyakkah masyarakat Bapak yllllg mencari pek¢rjaan le kota?

2S.

Danyallab peta.lli pelalm koav~i yl.illg masih memililci sawah lreketja di bidag non pertanian?

Z6.

Menurut Bapak apakah konversi lahsn sawah menyebabkan

banjir di

daerah Bapak?

2

27.

Dari ID!lrl•hh penduduk des& Bapak metllaruhi keburuhan air bersibnya?

28.

MenUClll. peagamatea Bapak, de:ngru sem•kin berturangiiya laban sawah dan semakin banyaknya pabrik berpeuprull kepad& kualitas dan kuantitas llir bcrsih di sllli?

3

f,AMPIRAN3

PEDOMANWAWANCARA UNTUK CAMAT & APARAT PEMERINTAD DINAS TERKAIT L ldeatilas Raponden N111D8 ···-···

···•·• ·-· ..•..•••.

••··•·••••·· ...•.•...••••..

Alamat

.

Umur

.

Jabatan

t'endidian Terakbir

D. 1.

·································

: . .. . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.

Pert:anyaan Faktor Peayebab Kooversi Laban Sawah Bagaimma pendapat Bapak mengenai konvcrsi laban sawah mcnjadi lahao

non sawah di Kabupaten Bandung kbQsunya di Kecamatan Bapak? 2.

Meaumt Bapak, mengapa petani banyal yang mengkonversikanimenjual labannya7 -.\pa faktor utama yang mendorong mereka mengloonversi

lahan11ya?

3.

4.

Bagaimaoa pendapitt Bapak mengeoai laju konvess, lahan sawah yang lerjadi di Kabupaten Bandung?

Apakah pemda Kabuparen Rand1wg telab nremiliki Perda untulc mengcndalikao alih funll$i lahan sawah?

5.

Apakah usaha yang telah dilalrukan pemerintah untuk menaban laju

konversi lahan sawah? 6.

Apakah ada sosialisasi mengenai peraturan pemerintah yang melarang alih fungsi lahan sawah?

7

Bagaimanakah pelalsanaan RlRW K11bupaten Bandung di lapallgllll?

8.

Apakah sangsi bagi petlllli!masyaralcat yang melakukan konversi lahan sawah sudah diterapkan?

U1.

lmplibli Konveni I...ahu. S.W911

9.

Meuurut pendap.1t Bapak impliWi apa yang terjadi terhadap linglrungan akibat konvesi Wian sswah lllCOjadi non sawnh ~ pabrik?

pcmnikiman dan

IO.

Menurot Bapak, ap&blt Wu lrooveoi Jahan ymg tinggi di wilayah Bapalt berdampak kepoda. tiinbulnya b111jir?

11.

Menurut &pak apa faktor Ulallla terjadinya banjir di wilayah Bapak?

12.

Meourut Blpak, dengan adanyu laju konvmi lllhan yang t.in!f8i berdampak kepada kuantitas dan kualiw air benih penduduk?

2

LAMPfRAN4 BASIL UJl VAUDIT AS VARIABEL PENEUTIAN

Varlabel J

i

I! •

Perubahan

Penlllku

.

!

ho~lo Validia1

r lu'ilis

Keteraaga•

Item.I item.2

0.315

Item.3

0.456

I

0,30

ilml.4

0,470

Ilem.S Jtcm.6 Item 7 Items Item.9 Item 10 ltiem.11

0,184 0,466 0,328 0,532

•!

0,30 0,30 0,30 0,30

Valid Valid Valid Valid Invalid Valid Valid Valid Vahd Vahd Voltd Valid Valid Valid

0,)0

Valid

0.30 0,30 0,30

Valid Valid Valid

0,30 0,30

Valid

laKf1111HG

hem.12

Item 13 Item 14 Jiem 1! Item 16 Item.I? Item 18 llem.19 ltem.20

Hubungan

J>cmi lik Oengan Leh1111

Pernecahen Lah1111

Item 2!

Item.22 ilcm.23

Item 24 Item 25 Item 26 ltem.27 Iiem.28 Item 29 l!.em.30 )llem.31

0,)S2

0.30 0,)0 0,30 0,30 0,30 0,)0

0,48S

O,lO

0,368 O,
o.ro

0,4S2 O,lSJ

0,.335 0,'401 O,S24 0,473 O,SlS 0,430 -0,076

1

0,.JO 0,30

0,318 0,494 0,)54

0,30

0,30 0,30 0,30 _0,30

O,Sill 0,318

0,303

O,JO 0,30 0,30

0,471 0,476

O,S06

Item 32

0,54()

ItcmB

0,639 0,507

Item 34

:

0,30

l

0,30 0,30 0,30 0,30

Vallli Valid Invalid Valid VaHd Valid Valid Vahd Valid Valid Volid

Vahd Valid

V11bd

Vahd

I

v.naw

Lutrame:o llem.36

llem.37

0,471

ltom.38

0,468 0,664 0,65
Item.JS

Kd>ulllhan Hidit>

ltem39 llem.40 ltem.41

11.,m.42

l'enurunao Daya Saing Pach

ltem43 ltem.44 ltcm.4S

ltem.40 ltem.47

0,391

ftem48 ltem49

0,434 0360 0,416 0,495

Item SI

Peraturan Perwi1an

··-

ltem52 ltem.53 Item 54

0,4511 0,449

Item SS

ltem.56

D,S61 0,033

Item $7

_....0 394

Keun11pa

o.:io

0,30 0,30 0,30

Valid Valid Valid Valid Vahd Valid Valid

0 so

Valid

0,30 0,30

Invalid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Invalid Valid

0,30

0,30 0,30 0,30 0,30 0.30 0,30 0,30 0.30 0,30 0,30 0,30 0.30

0,449

}

r krilil 0,30 0,30

o.ess 0,480 0,602 0,567

Item 50

Penacadalian K.onvetSILohan

llldtka Valid.lw 0,33S 0,389

I

OJO

....

I

2

LAl'tfPIRAN 5

NlLAI MINIMUM, NILAI KUAllTIL DAN NILAI MAKSIM.UM MASING-MASING VAIUABEL

-

..

DiviJi

Perubahan J'erilalru Huhungan Pem1hk d......,Bll Loh11r1 P~Lahan

- .KebuWhan Hidup

Pcnurunan Daya Sail\8 Padi Peraturan Pengeadalian Konversi LMM Penani1n l.ua! Lahan Koovers1

MJr::•..J K•ll1ll I 32 Niki

16

l'Cllai Ku-.til D

N">lal N1lal ICJJarril ID Mabiau1m

41

64

---so-

9

18

27

36

45

7

14

21

.28

3S

8

16

24

32

40

6

12

18

24

30

7

14

21

28

35

2

4

__...

s

10

··-

6

-

3

OUTPUTJALURSOREANG

Regression

Mean 'I XI X2 X3

Sb:I. 0e"1al!on

N

6.2155

1.47066

86

'4e 0145

3.91435

262642

3.80935

3.29eee

86 e8 86

2.52043 2.45045

86 86

M

19.8720 27 75ea

XS

18.e688

Sooean;

a. Selecting only caas for -Mlictl Kacamalall c

Pea"°"correlatio11

l

J\1

X2 )(3

N

X1

.531 1

coo 288

X2 .438 .298 1.000

)(3

.611 .320

X4 .570

X5 .50&

.380

24~

295

.2&1

2°'

.61t I .570 '

.S2!1 .3IO

.29$

1 000

.291

.300

.3110 1.000

.259 .1S9

XS y

~·

.2'5 .000

.2().1

.259

.159

1.000

.000

,i)OO

X1

.004

.001

X2

000 000

.000 .ODO

.012

)(3

00()

M XS y

.000

J(4

sru. (1-lllhdl

y 1 000 .531 ,,38

X1

000 eg

om

.004

.001 000 .412 86 8&

~ )(2 sg es X3 811 ee ag M 115 X5 Sill a. Selecllng only cases !Or w!lkh Ke-n• SO<mng

..

.OG3

.003 .030

ee 116

86

003 .003

.003 .072

88 88

88 88 S8 S8 88 !le

88 88

88 88

88 88

03t)

.00&

072

.oos

50

.ooo

1118 118 86 86 86 86

Modal 1

V•rlables

Vanables

Entered ~.X,X2. X3,X

R•moved

Melhod

Enter

• All reque.i.d ••ri•bl• enltl"'4 b Dependent Variable: Y e Models ant buad only on cases fur which l<ecamatan c S«eang

R Kecamac.nz Sote11ng

rs.,__;.

Model 1

R

~~uare

.83~

~sled

R-

.607

.678

S1d. Emrot hEstimate .83C18

a. Predictors. (Con&tant), XS, X4. X2. X3, X1

Sum of.

S•uaru

Modtl RegielSiOn

1

Res1t1ue1 Total

di

128.172

s

55.669

80 ~

183.841

--

..

25.634 .69&

F

36 8311

Si
.000"

a Predictors· (Conaiant). X5. X4, X2, X3, Xt t> ~ndent V&ri&ble· Y e, Selecting oofy cases for '"'11C?l Kecematan • SO<~

Unstandardl?ed Co9'11el8nts B SIQ. Emir

Medel

1

(COna!Jlnt,)

-9.reS

XI

.07&

X2 X3

061 .151 .190 117

X4 X5

~ caeffi lltts

1.323 .026 .021! .031 .040 .039

Bela .200 .132 .334 .308 .296

I •7.5'!1 21166

Sia. .000

1.958

.054 .000 .000 .000

~.92$ 4.486 4544

.1106

a. Oependtnl Vaflll~le: 'r b. Selecting only

ea..,. fur wtileh l(ecamltan ~ ~

2

LAMPIRAN7 OlITPUT JALUR MAJAl.AYA

Regression

T

X1 X2

xa M

X5

MNll 7.1880 50.ISS2 29.8189

Sld.Dnlaan \.48472

22.0&M 258725 20. 11511

N a\

a.~eo

81

6.13584

81

4.20076 4.l&Oet

81 81 51

s.aeat5

• Selociing only CllMI for wlllcl\ IC.eeemalM • M~.i.y.

rff.-on Cor ...i.~n

y

X2

X3 AU

X2

X3

448

X4

802

41~ .2117

eae

.129

.eoe

.25<1

XS

.:i.42

.509

.000

001

000

000

000 004

y

Xl 112

001

.000 000 .000

X5 y XI X2

xa Xo4 X5

A50

.000

X3 M N

X1 .591 1.000

1.000 5e1 .328

XI

Sig. (1-1•114<1)

v

.000 .000

.008

.,

000

81 81

81 81

at

81 31 81

11 11

et

328

.A50 1000 .285

GI GI

GO'l

.'15 2115

.'lff/ .129

.588

\,000

2841 1.000

.509 .2811

.2118

1.000

000 008 12'1

.000 000

005

.000

.004 .12& .001 81 81 81 81

X5 ... 38

)(,4

.005 .000 51 91

001

.004 JXl4 81 81

S1

8\

.!1

81 81

SI SI

342

81

81 &1 81 81 81

8f

I

Model 1

V1tiables Elltsr.d

Valiablea Remov.d

Metnod

)(5,~X2,

Elller

X3,X •· All

111quealild vllfiablea entered.

b. Oepend<W Vorilbla: Y

e. Modell 1111 bas.ed only on caae& ror wllich Keoamat.an • Majalaya

Model

8unwn111y

R Kecametans Model 1

M•Jlll•YI {Selected\

R SauaAI

A~...atd RSaua,.

.848

.$21

.806"

Sid. Elroror the Eotlm•ta

.89792

•. Pre
Model >
I

Sum Of ""lllAII 111.1$4

di &

60.46~ 171 633 •· Pred.ctora. (Conllant). X6, X4. X2,

76

MeanSauare .u ....... 806

f

Sia.

21.~7b

.000•

80

xa X1

b. Dependent Va~abla: V

c seteeUno only cam rorwttlcll l<ecamatan • ~alaya

Coelllcten_..., Uns1anda,,.zod

coamclenfa Model 1

I! (Co ... ..,,,.,

Sid. Enor

·1.83e

Slandafdlzecl Coell!Clenla

Beta

I

X1

.044

.806 .016

X2 X3

.007

,019

.014

.029

.123 .1 .. 7

.021

030 042 .A20

.oas

.338

XA

x~

.2fi6

a. Dependant Varlabta: Y e. Selectino only eases foomich Kecamatan = Majataya

Sia.

-2.280 2.853

.025

.391 .505

.6117

6.750 3.745

.ooe .615 .000

.ooo

LAl\'IPIRAN 8 CONTOH KOVERSI LAHAN SAW AH MENJADI LAHAN NON SAW AH DI KECAMA TAN SOREANG DAN MAJALA YA

Laban sawab yang dikonversi menjadi kantor pemerintah

Laban sawah yang akan dijual

1

Lahan sawah yang dikonversi menjadi permukiman

Laban sawah yang dikonversi menjadi terminal

Lahan sawah yang dikonversi menjadi tempat olahraga

Lahan sawah yang dikonversi menjadi pabrik

Laban sawah yang dikonversi menjadi bank

2

RIWAYAT BIDUP

A.

Data Pribadl I.

N11D14

2.

lTL

: Sbinta Siti Habsyoh : Cimab, 17 April 1976

3.

Agama

: Islam

4.

Asal Instansi : Kabupaten 13andung Unit Kerjn : Dinos Perumahm, Penataan Ruang dan Kebersihan Bidang Peugembangllll KaWll88.ll Afamat; a. Kantor : JI Raya Soreang Km 17, Soreang Kabupaten Badung 'l'elp: 022- 5891184

s.

6.

7.

b. Rum.ah

: Jl. Bapa Ampi No 07 RT 0 I RW 07 Baros Kee. Cimahi Tengah - Kota Cim.llh1 Telp: 022- 66.50143

Sullllli

: Mocbammad Jyan Barlyan S

B.

Rlw1tyat Pendldlkan:

C.

Rlwayaf Pekerjaaa

• -

1981-1982, TK Pertiwi Cimabi 1982-1988, SON Baros I Cimahi 1988-1991, SMPN J Cimahi 1991 - 1994, SMAN S Bandwg 1994-1999, lt:mas BMdung • 2004 - 2006, Pelakseae di Subdin Pennukiwan Dinas Permukima« dan Tata Wilayah Kabupaten Bll11d1U1g. • 2006 - sekarang, Pelaksana di Bidang Pengembzmgao KawaSilll Diaas Pe1wmlhan, Penataan Ruang dan Kebersihan Bidang Peogembang4ll Kawasan Kabupaten Bandung,