FAKTOR LINGKUNGAN DAN KEBAKARAN HUTAN SERTA PENURUNAN EMISI CARBON
Oleh: PEMERINTAH PROVINSI RIAU
Disampaikan Pada : FOCUS WORKING GROUP (FWG) DAMPAK PP 57 TAHUN 2016 TENTANG GAMBUT DAN IMPLEMENTASINYA
KEARIFAN BUDAYA MELAYU RIAU Nilai-nilai Normatif masyarakat Melayu Riau tertuang dalam tunjuk ajar, pantun, bidal dan gurindam berkaitan dengan pelestarian lingkungan antara lain :
“tanda orang berbudi pekerti, merusak alam ia jauhi, tanda ingat kehari tua, laut dijaga bumi dipelihara”. “ kalau hidup hendak selamat, pelihara laut beserta selat, pelihara tanah berhutan lebat, disitu terkandung rezeki dan rakhmat, disitu tamsil ibarat, disitu terkandung aneka nikmat, disitu terkandung beragam manfaat, disitu terkandung petuah adat”.
“mencari teladan kepada hutan, mencari contoh kepada rimba, menengok yang patut kepada laut, menengok yang baik kepada tasik, menengok pedoman
kepada bulan, menengok musim kepada bintang” Nilai-nilai Normatif inilah yang dirumuskan dalam kebijakan Pengelolaan
Lingkungan di Provinsi Riau sebagai Landasan dan kekuatan Etik Pembangunan.
KONDISI HIDROLOGIS GAMBUT PROVINSI RIAU
3
KAWASAN HIDROLOGIS GAMBUT Berdasarkan Master Plan Ekosistem Gambut Riau (Kementerian LH RI, 2009) Kawasan Hidrologis Gambut Riau seluas 5.719.583 ha (>60% dari luas total Riau) Kawasan Hidrologis Gambut terdiri atas ; A.Kawasan Budidaya Gambut: 4.026.598 ha (70%) B.Kawasan Lindung Gambut: 1.692.985 ha (30%) Sumber : Masterplan Pengelolaan Ekosistem Gambut Provinsi Riau, KLH RI, 2010
No 1 2 No 1 2 3 4 5
Keberadaan Dalam Kawasan Hutan Diluar Kawasan Hutan Total Kawasan Hutan Kawasan Suaka Alam/ Pelestarian Alam/ Taman Buru Hutan Lindung Hutan Produksi Terbatas Hutan Produksi Tetap Hutan Produksi yang dapat Dikonversi Total
Luas (Ha) 3.287.676 1.810.857 5.098.533 Luas (Ha) 231.690 31.117 535.233 1.773.811 715.824 3.287.676
% 64,48 35,52 100,00 % 7,05 0,95 16,28 53,95 21,77 100,00
Luas Kesatuan Hidrologi Gambat : + 5.098.533 Ha (56.42%) dari Luas Daratan Riau, tersebar dalam 59 kelompok pada 11 kabupaten/ kota
LUAS KESATUAN HIDROLOGIS GAMBUT (KHG) PROVINSI RIAU No
Kabupaten/kota
Kawasan Budidaya Gambut/KGB (ha) 765.740
Kawasan Lindung Kubah Gambut /KLG (ha) 474.383
Kesatuan Hidrologis Gambut/KHG (ha) 1.240.122
1.044.531
222.706
1.267.237
1
Bengkalis
2
Indragiri Hilir
3
Pelalawan
670.373
234.088
904.461
4
Siak
503.845
231.990
735.835
5
Rokan Hilir
471.018
263.032
734.050
6
Dumai
175.204
123.317
298.521
7
Indragiri Hulu
117.697
107.938
225.635
8
Kampar
137.887
15.924
153.811
9
Rokan Hulu
98.036
19.607
117.645
10
Pekanbaru
42.266
0
42.266
Jumlah
4.026.598
1.692.985
5.719.583
Sumber : Masterplan Pengelolaan Ekosistem Gambut Provinsi Riau, KLH RI, 2010
PERIZINAN DI PROVINSI RIAU
NO
JENIS KONSESI
LUAS (Ha)
(unit)
1. 2. 3.
Hak Pengusahaan Hutan Alam Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Hak Pengusahaan Hutan-Restorasi Ekosistem
3 55 5
181.437 1.615.728 149.807
4. 5. 6. 7.
Hak Pengusahaan Hutan Kemasyarakatan Hutan Desa (tahap : penetapan areal kerja) Hak Pengusahaan Hutan-Bukan Kayu Temporary Use Permit of Forest Area Total
5 7 2 14 91
2.792 19.949 29.620 9.224 2.008.557
NO 1
JENIS PERIZINAN Hak Pengusahaan Hutan Tanaman
UNIT 44
LUAS (HA) 1.134.334
2 3
Hak Pengusahaan Hutan Alam Hak Pengusahaan Hutan-Restorasi Ekosistem
3 5
180.841 150.191
4
Hak Pengusahaan Hutan-Non Kayu
2
29.835
5
Hutan Desa
2 56
4.299 1.499.500
Total
LUAS PENGGUNAAN PADA LAHAN GAMBUT (Ha) AREA LINDUNG AREA BUDIDAYA
NO KABUPATEN/KOTA BERIZIN
TIDAK JUMLAH BERIZIN *)
BERIZIN
TIDAK BERIZIN *)
TOTAL
JUMLAH
1 2 3
BENGKALIS DUMAI INDRAGIRI HILIR
2,347.43 74.05 48,756.97
18,692.25 21,039.68 30,759.23 3,341.61 3,415.66 52,373.98 101,130.95 139,210.00
173,790.00 45,916.64 351,093.09
204,549.23 45,916.64 490,303.09
225,588.91 49,332.30 591,434.04
4 5 6
INDRAGIRI HULU KAMPAR KEP. MERANTI
1,358.90 7,332.57 -
628.11 1,987.01 24,429.83 12,453.87 19,786.44 82,036.13 20,434.52 0,434.52 -
19,801.70 125,884.73 79,581.52
44,231.53 207,920.86 79,581.52
46,218.54 227,707.30 100,016.04
7 8 9 10 11
PEKANBARU PELALAWAN ROKAN HILIR ROKAN HULU SIAK
9,498.09 6,402.90 2,691.11 14,148.21
6,421.36 3,380.15 12,878.24 50,403.25 45,632.90 52,035.80 56,634.11 2,354.11 5,045.22 9,694.30 24,108.13 38,256.34 69,525.38
30,501.77 70,531.79 248,383.42 15,125.98 131,682.74
36,923.13 120,935.04 305,017.53 24,820.28 201,208.12
36,923.13 133,813.28 357,053.33 29,865.50 239,464.46
12 KUANTAN SINGINGI Total
92,610.23 183,399.63 276,009.86 469,113.59 1,292,293.38 1,761,406.97 2,037,416.83
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
PERMASALAHAN UMUM KEJADIAN KARHUTLA DI PROVINSI RIAU • SECARA HISTORIS KEJADIAN KARHUTLA SELALU BERULANG • BMKG, DATA HUJAN 30 TAHUN TERAKHIR DI RIAU ADA PERUBAHAN POLA HUJAN DIMANA BULAN FEBRUARI – APRIL MUSIM KERING, CURAH HUJAN TERBATAS SEHINGGA MUDAH TERBAKAR • BILA SUDAH TERJADI KEBAKARAN, AKAN SULIT DI PADAMKAN, KARENA RIAU TERDIRI LAHAN GAMBUT DENGAN KEDALAMAN S/D 16 METER, YANG BERBEDA BILA DIBANDINGKAN DENGAN PROPINSI LAIN
FAKTOR PEMICU KARHUTLA DI RIAU
IKLIM DAN KONDISI GEOGRAFIS
ASPEK TATA RUANG DAN SOSIAL EKONOMI
•Dominasi lahan gambut 5,7 juta ha (56,1 % total gambut Sumatera). •Cuaca ekstrim: curah Hujan rendah dan suhu tinggi. •Kanalisasi (pengeringan) lahan gambut secara berlebihan. •Arah angin cenderung ke Barat Daya menyebabkan polusi asap lintas batas (Transboundary haze polllution) •Pola pemukiman dan pembukaan lahan pertanian yang sporadis.
•RTRW Provinsi Riau belum ditetapkan •Pilihan utama masyarakat membuka lahan pertanian dan perkebunan masih dengan membakar. •Terbatasnya kemampuan masyarakat menerapkan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB). •Masih dijumpai perusahaan yang membuka lahan dengan membakar untuk alasan efesiensi •Pesatnya usaha perkebunan kelapa sawit
SUMBER MASALAH UTAMA EKOSISTEM GAMBUT GAMBUT KERING
KEBAKAR AN
EMISI GRK
SUBSIDE NSI
DEPRESI
BANJIR
DRAINAS E
GAMBUT MERUPAKAN EKOSISTEM YANG KOMPLEKS DAN RENTAN 14
DAMPAK
TAHUN
JAN
PEB
MAR
APRIL
MEI
JUN
JULI
AGUS
SEP
OKT
NOV
DEC
2009
952
1562
34
0
99
671
1213
632
171
0
0
0
2010
92
178
79
39
144
104
113
110
182
581
109
5
2011
29
252
123
222
334
385
854
731
187
125
33
0
2012
362
232
256
168
276
1320
446
804
475
46
9
12
2013
127
167
455
209
361
1523
901
1121
295
96
13
13
2014
49
1344
1227
53
88
568
658
146
154
71
36
14
2015
120
180
188
47
73
141
500
193
352
85
3
3
2016
4
16
54
33
21
15
37
133
16
30
1
12
JUMLAH LUAS LAHAN TERBAKAR PANTAUAN DARAT MULAI TGL 24 JUN – 30 OKT 2015 NO
WILAYAH
1
KOTA PEKANBARU
2
KAB. INHU
3
LUAS LAHAN TERBAKAR (HA)
LUAS LAHAN TELAH PADAM (HA)
163,5
162,75
1200
1187
KAB. KUANSING
255,5
255,5
4
KAB. BENGKALIS
327,5
327,5
5
KAB. SIAK
204
203
6
KAB. KEP MERANTI
142
141
7
KAB. ROHIL
435
435
8
KAB. KAMPAR
515
515
9
KAB. PELALAWAN
1139,75
1124,75
10
KAB. ROHUL
153
153
11
KAB. TEMBILAHAN
892
892
12
KOTA DUMAI
167
164
JUMLAH Sumber : BPBD Provinsi Riau
5594,25
5563,50
DATA LUAS KARLAHUT S.D 22 OKTOBER 2015 BERDASARKAN KEGIATAN PEMADAMAN MANGGALA AGNI No
Jenis Kawasan
Masih Terbakar Hari Ini (Ha)
Luas Pemadaman hari ini (Ha)
Total Luas Kebakaran (Ha)
Total luas Pemadaman
1
SM. Giam Siak Kecil
0
0
63,5
42
2
SM. Kerumutan
3
2
5
4
3
TWA. Sungai Dumai
0
0
3,5
3,5
4
SM. Bukit Batu
0
0
2,5
2,5
5
Bkt Rimbng/Bkt Baling
0
0
7
7
6
TNTN
0
0
12
12
7
SM. Danau P. Besar
0
0
0
0
8
Tahura SSH
0
0
7
7
9
HL. Duriangkang
0
0
0,1
0,1
10
HPT
0
0
276
192
11
HPK / APL
192
17
3.602,4
1.622,9
JUMLAH
189,5
19
3.979
1.895
Sumber Data : Laporan Harian Manggala Agni Th. 2015
Ket.
Kawasan Konservasi
Non Kawasan Konservasi
Data ISPU 1 s/d 30 September 2015
P3E Sumatera Kementerian LHK
BLH Provinsi Riau
TANGGAL
LOKASI 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15 16 17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29
Rumbai ( Pekanbaru )
307 451 447 427 241
Minas
308 443 483 354 162 140 161 408 73 116 433 416 468 >500 327 314 434 478 274 200 80 129 77
66 125 447 241 106
Duri Camp
277 270 234 178 63 111 135 342 67
61 197 423 >500 470 93 210 350 334 322 122 67 95 45
61 78 419 235 54
Duri Field
260 294 242 176 73 189 127 360 60
54 157 317 >500 374 88 159 379 307 95 82 73 93 46
62 84 420 198 60
Dumai
140 193 180 146 73
89 203 249 488 >500 59 148 319 187 85 63 64 103 37
52 57 314 142 73
Bangko
217 344 264 202 92 105 117 342 101 48 145 392 >500 166 36 107 172 280 237 90 58 58 25
60 25 135 107 31
Libo
255 459 453 453 221 189 212 462 74
73 303 372 373 454 229 192 267 391 316 122 55 61 58
80 93 383 362 72
Petapahan
214 392 360 332 255 224 183 298 84 114 234 298 314 408 332 184 187 238 369 116 62 95 58
72 135 404 468 100
30
>50 419 454 318 468 88 123 481 381 338 >500 387 324 378 440 310 212 93 149 74 200 141 490 0 151 364 383 370 410
382 361 376 262 93 135 217 89
203 333 258 >500 229 476
Pekanbaru (BLH >50 >50 Kota) 139 282 317 263 161 0 0 122 170 AQMS Mobile PPE Sumatera di 242 436 139 162 262 125 99 kantor PPE Pekanbaru Siak
>50 >50 >50 >50 >500 >500 454 447 353 353 0 198 114 119 136 160 124 0 0 0
>50 >50 820 142 402 379 393 475 0 297 0 416
DAMPAK KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI RIAU
• • • • • • •
KERUSAKAN & PENCEMARAN LINGKUNGAN
GANGGUAN KESEHATAN
Berkurangnya sumberdaya hutan dan lahan gambut Menurunnya kesuburan tanah. Menurunnya fungsi ekologis hutan Menurunnya keanekaragaman hayati Memburuknya kualitas udara Menurunnya kualitas air: Meningkatnya Gas Rumah Kaca
Terjadinya gangguan kesehatan seperti: penyakit pernafasan (ISPA), iritasi mata, keracunan darah, penyakit kulit, dll
EKONOMI
Terganggu aktivitas sosial dan perekonomian Terganggunya aktfitas transportasi Terganggunya aktifitas belajarmengajar.
RESPON BILATERAL
Polusi asap lintas batas (transboundary
haze pollution). Berpotensi menggangu hubungan dengan negara tetangga
Kab/kota Dumai
ISPA
Pneu Asma Mata
Kulit
Total
7,321
83
252
114
520
8,290
Indragiri Hilir
2,558
36
114
349
414
3,471
Kampar
3,540
16
143
109
264
4,072
Rokan Hulu
6,577
11
479
723
598
8,388
Siak
8,437
306
419
435
1,083
10,680
Meranti
1,361
30
92
11
46
1,540
Bengkalis
7,901
428
626
639
500
10,094
Pelalawan
2,875
86
122
205
246
3,534
Rokan Hilir
3,064
134
146
408
538
4,290
Kuansing
8,627
16
502
621
441
10,207
Indragiri Hulu
8,186
1
281
282
399
9,149
787 5,836
22,456 96,171
Pekanbaru Total Saat
20,267 80,714
136 512 754 1,283 3,688 4,650
UPAYA PENGENDALIAN KARHUTLA
UPAYA PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN 1. 2.
STRATEGI DALKARHUTLA
PENCEGA HAN
3. 4. 5. 6. 7.
PEMADA MAN
PENANGA NAN PASCA KEBAKAR AN
Sistem deteksi, Peringatan dini, SOP Manajemen Tata kelola air gambut dengan sekat kanal dan embung air Patroli Terpadu Pencegahan KARHUTLA Kampanye dan peningkatan kapasitas (Sosialisasi, pembinaan, pelatihan, bimtek) Pengawasan terhadap ketaatan perusahaan Pengembangan ProKlim dan Eko wisata Pengembangan kerjasama nasional , ASEAN dan internasional
1. Pemadaman darat • Mandiri oleh Manggala Agni • Gabungan : TNI, POLRI, MA, MPA, BPBD, RPK perusahaan perkebunan/ kehutanan dan masyarakat 2. Pemadaman udara melalui Water bombing, modifikasi cuaca 1. Pengumpulan data dan informasi 2. Penegakan hukum dengan pendekatan sistem multidoors 1. Rehabilitasi
TINDAKAN HUKUM TERHADAP PEMBAKARAN HUTAN DAN LAHAN 1
2
3
• Melakukan Evaluasi dan Peninjauan Ke Lapangan (tempat kejadian kebakaran) • Mengidentifikasi Kejadian Kebakaran
• Menginventarisasi data dan informasi terhadap kejadian kebakaran
4
• Melakukan pendalaman terhadap kejadian pembakaran hutan dan lahan oleh perseorangan dan atau perusahaan
5
• Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus pembakaran hutan dan lahan
6
• Menetapkan tersangka dan dakwaan serta keputusan hukum terhadap pihak yg melakukan pembakaran hutan dan lahan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
TARGET PENGENDALIAN KARHUTLA RIAU BEBAS ASAP • •
TARGET PENGENDALIAN KARHUTLA
JANGKA PENDEK, PANJANG
Penurunan Hotspot secara significant setiap tahun Penurunan luas kebakaran hutan dan lahan setiap tahun Ditetapkannya RTRW Provinsi Riau Dilaksanakannya Rencana Aksi Pencegahan Karhutla (Pergub No. 5 Tahun 2015) Tata kelola air terjaga PLTB pada sektor perkebunan dan sektor kehutanan Aktifnya Masyarakat Peduli Api/Bencana, setiap desa memiliki kapasitas, sarana dan biaya Penyelesaian konflik antara perusahaan dengan masyarakat Aktifnya Pos deteksi dini di setiap kab/kota Meningkatnya koordinasi dan komunikasi para pihak mulai dari pusat, daerah, kab/kota sampai tingkat desa. Penegakan Hukum berjalan konsisten
KERUGIAN NEGARA AKIBAT KARHUTLA LAHAN + GAMBUT
(Rp 1,2 Milyar/ha/1 X terbakar)
SUMBER : DR. BASUKI WASIS
GAMBUT HILANG
ANGGARAN PENGENDALIAN KARHUTLA TAHUN 2017
Rp. 48.307.584.699
BERADA PADA OPD TERKAIT
RENCANA TAHUN 2018 Rp. 208.342.726.800
BERADA PADA OPD TERKAIT
KEBIJAKAN EKOSISTEM GAMBUT
ASPEK PENGATURAN DALAM PP 71/2014 Jo. PP 57/2016 Cara pencegahan
(Pasal 23 s/d 26)
Penerapan Kriteria Baku Kerusakan (KBK)
Pencegahan
Penerapan Perizinan Larangan
(Pasal 27 s/d 29)
Pemadaman kebakaran
Pengisolasian area
Penanggulangan
Pengendalian
Pembuatan bangunan pengendali air
(Pasal 22 s/d 32)
Suksesi Alami
Cara lain yang tidak menimbulkan dampak negatif
Rehabilitasi
Pemulihan Restorasi
(Pasal 30 s/d 32A)
Cara lain sesuai perkembangan IP
33
ASPEK PENGATURAN DALAM PP 71/2014 Jo. PP 57/2016 Cara pencegahan
(Pasal 22A )
1. 2. 3. 4. 5.
Penyiapan regulasi teknis; Deteksi dini; Penguatan kelembagaan; Peningkatan DARKUM; Pengamanan areal rawan dan bekas kebakaran
Penerapan Kriteria Baku Kerusakan (KBK)
(Pasal 23)
Penerapan Perizinan
(Pasal 24 & 25)
Setiap usaha/kegiatan pemanfaatan ekosistem gambut wajib memiliki Izin Lingkungan
Larangan
1. 2. 3.
(Pasal 26)
4.
KBK Ekosistem Gambut dengan fungsi lindung: a. Terdapat drainase buatan; b. Tereksposnya sedimen berpirit dan/atau kwarsa dibawah lapisan Gambut; dan/atau c. Terjadi pengurangan luas dan/atau volume tutupan lahan. KBK Ekosistem Gambut dengan fungsi budidaya: a. Muka air tanah di lahan gambut lebih dari 0,4m (nol koma empat meter) dibawah permukaan gambut pada titik penaatan; dan/atau b. Tereksposnya sedimen berpirit dan/atau kwarsa dibawah lapisan Gambut.
Membuka lahan baru (land clearing); Membuat saluran drainase; Membakar lahan gambut/membiarkan terjadinya pembakaran; danatau Melakukan kegiatan lain yang mengakibatkan terlampauinya KBK. 34
INFRASTRUKTUR TATA AIR DI SEKTOR KEHUTANAN
Water Gate / Pintu Air
PINTU AIR
Drop structure
Bangunan pelimpas/spillway sebagai pengatur level air (WSL Kalbar)
Over Flow
OVER FLOW
Kanal Primer
Posisi Peat dam dan Spillways (WSL Kalbar)
Sumber : APHI, 2017
Blocking Kanal
Bendunga n
MONITORIN WATE LEVEL WATE TABLE & SUBSIDE G R , R , N AREAL PRODUKSI HTI
Kelembaban Udara Maret 2017 (RH) 100 80 60
RH
40
20 1
2
Pagi 94,0 Siang 86,0 Sore 88,0
3
4
5
6
7
8
9
0 10
11
12
13
14
15
16
17
96
93
94
93
94
89,0
93,0
94,0
93,0
93,0
94,0
89,0
93,0
94,0
90,0
93,0
79
76
84
85
86
78,0
76,0
75,0
76,0
75,0
86,0
78,0
76,0
86,0
74,0
85,0
87
87
89
93
88
91,0
85,0
82,0
84,0
86,0
78,0
79,0
74,0
87,0
76,0
93,0
Curah Hujan Maret 2017 80,0 i 60,0 ar h 40,0 /
m 20,0 m 0,0 -20,0 27 28
1
2
3
4
Curah Hujan 15,0 10,0 31,0 43,0
NO.
5 8,0
6 64,0
LOKASI
7 3,0
8 0,0
9 0,0
10 0,0
KOORDINAT
11 0,0
12 0,0
13
0,0
5,0
14 0,0
M1 WL
15
16
17
11,8
0,0
0,0
0,0
M2 WT
WL
M3 WT
WL
WT
1
SKNB004301
261495/20919
0.50
0.46
0.40
0.38
0.42
0.39
2
SKNB014901
257893/17396
0.17
0.07
0.21
0.18
0.33
0.28
3
SKNB034801
258113/10844
0.20
0.20
0.60
0.60
0.72
0.63
4
SKNB049101
257859/5804
0.41
0.35
0.28
0.27
0.41
0.35
5
SKNB072501
244398/3605
0.60
0.55
0.47
0.40
0.50
0.45
6
SKNB071201
245192/404
0.33
0.30
0.12
0.05
0.15
0.09
7
SKNB098601
265802/13541
0.38
0.30
0.31
0.28
0.51
0.40
8
Sempadan Sungai
242187/3814
0.28
0.28
0.21
0.20
0.27
0.20
9
Kawasan Lindung Gambut - KLG
249861/2017
0.45
0.37
0.30
0.30
0.40
0.38
Kawasan Pelestarian Plasma Nutfah - KPPN
264813/8967
0.30
0.29
0.18
0.20
0.40
0.35
10
Sumber : APHI, 2017
KAWASAN LINDUNG
Infrastruktur penunjang Tata Air PT.THIP
Over Flow
Over flow difungsikan untuk
mengeluarkan kelebihan air sampai batas yang diperlukan tanaman
Sistem Pemantauan (Piezometer) Piezometer di fungsikan sebagai alat untuk memonitor level air tanah (Water Table)
Sistem Pemantauan Water Level Peg
Water level peg di
fungsikan sebagai alat kontrol level permukaan air kanal di waktu musim kemarau. Sumber : PT. THIP 2017
19/05/2017