FAKTOR IKLIM DAN TANAMAN UBIJALAR: ANALISIS POLA TANAM DAN PROFIT USAHA TANI DI DESA CIKARAWANG
IRZA ARNITA NUR
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Faktor Iklim dan Tanaman Ubijalar: Analisis Pola Tanam dan Profit Usaha Tani di Desa Cikarawang adalah benar karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Januari 2015 Irza Arnita Nur NIM G24100022
ABSTRAK IRZA ARNITA NUR. Faktor Iklim dan Tanaman Ubijalar: Analisis Pola Tanam dan Profit Usaha Tani di Desa Cikarawang. Dibimbing oleh IMPRON.
Ubijalar merupakan salah satu tanaman palawija yang dapat dipakai sebagai makanan pokok dan dapat diolah menjadi bahan makanan olahan. Ubijalar merupakan komoditas unggulan di Desa Cikarawang. Desa Cikarawang memiliki rata-rata curah hujan bulanan 314 mm/bulan, rata-rata suhu bulanan berkisar 25oC hingga 28oC, dan rata-rata lama penyinaran matahari 64%. Secara umum di Desa Cikarawang terdapat tiga pola tanam; pola tanam A: ubijalar (bulan Januari-April) – ubijalar (bulan Mei-Agustus) – padi (bulan September-Desember), pola B: ubijalar (bulan Januari-April) – kacang tanah (bulan Mei-Agustus) – padi (bulan September-Desember), dan pola tanam C: ubijalar di sepanjang tahun. Terdapat perbedaan produktivitas, biaya produksi dan profitabiltas pada tiga jenis pola tanam tersebut. Hasil analisis menunjukan bahwa suhu, curah hujan dan lama penyinaran matahari mempengaruhi biaya produksi dan profit. Curah hujan yang tinggi, suhu yang rendah, surplus dan run off yang tinggi mengakibatkan produksi serta biaya produksi tinggi. Biaya produksi yang tinggi umumnya terjadi pada periode Januari-April. Hasil survai menunjukan pola tanam A sebagai pola tanam yang paling menguntungkan karena memberikan pendapatan yang paling tinggi. Kata kunci: faktor iklim, pola tanam, profit, ubijalar ABSTRACT IRZA ARNITA NUR. Climate Factor and Sweet Potato: Cropping Pattern Analysis and Farming Profit in Cikarawang. Supervised by IMPRON.
Sweet potato is one of the crop that can be used by Indonesian people as a staple or a processed foods. Sweet potato becomes the main commodity in Cikarawang village. Cikarawang has average rainfall of about 314 mm/month, average monthly temperature 25 oC to 28 oC, and average monthly sunshine duration of 64%. Cikarawang has three cropping patterns; cropping pattern A: sweet potato (month January-April) – sweet potato (May-August) – paddy (September-December), cropping pattern B: sweet potato (January-April) – peanut (May-August) – paddy (September-December), and cropping pattern C: only plants sweet potato all years. There were differences in productivity, production costs, and profitability in the three types of cropping pattern in Cikarawang. The analysis showed that temperature, rainfall, and sunshine duration affect the production costs and profit. A high rainfall, low temperature, high surplus and runoff caused high production costs. High production mostly commonly occurred in period of January-April. The survey indicated that cropping pattern A is the most profitable resulted from highest profit. Keywords: climate factor, cropping pattern, profit, sweet potato
FAKTOR IKLIM DAN TANAMAN UBIJALAR: ANALISIS POLA TANAM DAN PROFIT USAHA TANI DI DESA CIKARAWANG
IRZA ARNITA NUR
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Geofisika dan Meteorologi
DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah Faktor Iklim dan Tanaman Ubijalar: Analisis Pola Tanam dan Profit Usaha Tani di Desa Cikarawang. Penulis mengucapkan terima kasih yang terdalam kepada kedua orang tua yaitu Ibu Lestari dan Bapak Mochammad Nur Faizien (Alm) yang menjadi inspirasi utama penulis, lalu kepada: 1. Bapak Dr.Ir. Impron, M.Agr.Sc selaku pembimbing yang telah memberikan ide, ilmu, pengarahan, masukan, nasehat, dan tentu saja bimbingan hingga tugas akhir ini terselesaikan. 2. Ibu Dr.Ir. Tania June, M.Sc selaku ketua Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB. 3. Bapak Yon Sugiarto, S.Si, M.Sc dan Bapak Dr. Perdinan, S.Si, M.NRE selaku dosen penguji skripsi. 4. Staff BMKG Dramaga, Bapak Henry atas bantuan data iklim wilayah Bogor. 5. Bapak Ahmad Bastari selaku ketua kelompok tani di Desa Cikarawang 6. Kedua saudaraku mbak Nina Dahliana Nur dan Muhammad Deliar Nur yang selalu aku sayangi. 7. Gembelle (Pipit, Shailla, Yadisti, Anggi, Icanur) dan mbak Desty Dwi Sulistyowati atas dukungan dan semangatnya. 8. Teman sebimbingan (Angga, Fitri Moe, Dewi sul , Aji, Murni, Duwi, Ichakar, Mail, mbak Gina ) atas perjuangan bersamanya. 9. Segenap sahabat GFM 47, GFM 48, GFM 49, penghuni kost Aisyah Family, teman-teman fokma Bahurekso Kendal, Staff Pengajar serta Staff TU Departemen Geofisika dan Meteorologi IPB yang senantiasa menyemangati dan mendukung penulis, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua dukungannya selama ini. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih memiliki banyak kekurangan, walaupun demikian harapannya semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang memerlukan. Amin Bogor, Januari 2015 Irza Arnita Nur
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
METODE
2
Bahan
2
Alat
2
HASIL DAN PEMBAHASAN
4
Hasil
4
Pembahasan
4
SIMPULAN DAN SARAN
22
Simpulan
22
Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
22
LAMPIRAN
24
RIWAYAT HIDUP
62
DAFTAR TABEL 1 Produksi, luas panen dan produktivitas ubi jalar di beberapa Kecamatan wilayah Kabupaten Bogor 2007-2008 2 Luas wilayah menurut tata guna lahan Desa Cikarawang 3 Pola tanam petani di Desa Cikarawang 4 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang 5 Perbandingan pendapatan usahatani pada pola tanam A (ubijalar, ubijalar, padi) periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember 6 Perbandingan pendapatan usahatani pada pola tanam B (ubijalar, kacang tanah, padi) periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember 7 Perbandingan pendapatan usahatani pada pola tanam C (ubijalar, ubijalar, ubijalar) periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember
1 5 8 11
17
18
18
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Peta Desa Cikarawang Persentase informasi responden petani di Desa Cikarawang Rata-rata curah hujan bulanan Dramaga tahun 2004-2013 Suhu rata-rata bulanan Cikarawang periode tahun 2004-2013 Lama penyinaran matahari rata-rata bulanan Dramaga Bogor periode 2004-2013 Nilai ETp bulanan pertahun periode 2004-2013 di Desa Cikarawang Nilai Surplus dan APWL bulanan di Cikarawang Dramaga periode 2004-2013 Nilai Run off bulanan pertahun per periode 2004-2013 di Desa Cikarawang Hubungan antara curah hujan dan produktivitas ubijalar Hubungan antara suhu dan produktivitas ubijalar Hubungan lantara lama penyinaran matahari dengan produktivitas ubijalar Hubungan antara curah hujan dengan biaya pengeluaran per pola tanam Hubungan antara run off dengan biaya produksi per pola tanam Hubungan surplus neraca air dengan biaya pengeluaran produksi per pola tanam Hubungan antara curah hujan profit petani per pola tanam Hubungan antara suhu dan profit petani per pola tanam Hubungan antara ETp dan profit petani per pola tanam Hubungan antara lama penyinaran matahari dengan profit petani di setiap pola tanam
4 5 6 7 8 12 12 13 13 14 14 16 16 17 19 20 20 21
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5
6
7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
24
25
26
Curah hujan (mm) bulanan Dramaga periode 2004-2013 Jumlah hari hujan periode tahun 2004-2013 di Dramaga Bogor Estimasi suhu rata-rata (oC) di daerah Cikarawang Lama penyinaran matahari di Dramaga (%) antara pukul 08.00-16.00 Perbandingan penerimaan usahatani pola tanam A (ubijalar, ubijalar, padi) pada periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan SeptemberDesember Perbandingan penerimaan usahatani pola tanam B (ubijalar, kacang tanah, padi) pada periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember Perbandingan penerimaan usahatani pola tanam C (ubijalar, ubijalar, ubijalar) pada periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember Rata-rata penggunaan biaya usahatani ubijalar pada pola tanam A (ubijalar, ubijalar, padi) Rata-rata penggunaan biaya usahatani ubijalar pada pola tanam B (ubijalar, kacang tanah, padi) Rata-rata penggunaan biaya usahatani ubijalar pada pola tanam C (ubijalar, ubijalar, ubijalar) Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2004 Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2005 Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2006 Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2007 Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2008 Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2009 Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2010 Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2011 Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2012 Neraca air lahan di daerah Cikarawang tahun 2013 Foto beberapa kegiatan usahatani dan saat wawancara dengan petani Peta wilayah Desa Cikarawang berdasarkan pola tanam Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam A (ubijalar, ubijalar dan padi) dengan periode tanam bulan Januari-April Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam A (ubijalar, ubijalar dan padi) dengan periode tanam bulan Mei-Agustus Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam A (ubijalar, ubijalar dan padi) dengan periode tanam bulan September-Desember Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa
24 24 24 25
25
25
26 26 27 27 28 28 28 28 29 29 30 30 30 31 32 33
34
28
31
27
28
29
30
31
Cikarawang, Bogor pada pola tanam B (ubijalar, kacang tanah dan padi) dengan periode tanam bulan Januari-April Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam B (ubijalar, kacang tanah dan padi) dengan periode tanam bulan Mei-Agustus Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam B (ubijalar, kacang tanah dan padi) dengan periode tanam bulan September-Desember Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam C (ubijalar, ubijalar dan ubijalar) dengan periode tanam bulan Januari-April Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam C (ubijalar, ubijalar dan ubijalar) dengan periode tanam bulan Januari-April Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam C (ubijalar, ubijalar dan ubijalar) dengan periode tanam bulan Januari-April
34
37
40
43
46
49
PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra ubi jalar (BPS 2010). Hal ini dapat dilihat dari segi luas tanam, luas panen, produksi, dan hasil per hektar. Ubijalar di Kabupaten Bogor menempati posisi tertinggi kedua setelah Kabupaten Kuningan, seperti yang ditunjukkan di atas (Tabel 1). Desa Cikarawang yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, merupakan salah satu daerah penghasil ubijalar. Produktivitas ubijalar di kecamatan ini pada tahun 2007 dan 2008 sebesar 14.57 ton ha-1 dan 14.32 ton ha-1. Produktivitas ubijalar selain dipengaruhi pemeliharaan yang umumnya masih dilakukan secara konvensional juga sangat dipengaruhi oleh faktor iklim setempat seperti suhu lingkungan, lama penyinaran matahari, ETp, dan curah hujan (Arifin 2013). Tabel 1 Produksi, luas panen dan produktivitas ubi jalar di beberapa Kecamatan wilayah Kabupaten Bogor 2007-2008 2007 2008 Luas Luas Kecamatan Produksi panen Produktivitas Produksi panen Produktivitas (ton) (Ha) (ton ha-1) (ton) (Ha) (ton ha-1) Tenjolaya 8 857 291 14.59 8 732 603 14.48 Cibungbulang 244 655 14.35 8 822 601 14.68 Ciampea 2 540 122 14.61 8 576 586 14.63 Dramaga 2 040 135 14.57 2 720 190 14.32 Megamendung 2 604 152 13.71 3 644 269 13.55 Sumber: BPS Kabupaten Bogor 2010
Petani di daerah Kecamatan Dramaga lebih banyak memilih untuk menanam komoditas ubijalar, sehingga mempengaruhi kondisi perekonomian di daerah Bogor. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis pola tanam ubijalar di wilayah Desa Cikarawang dengan tujuan melihat seberapa besar faktor iklim yang mempengaruhi produksi ubijalar dan profit petani. Faktor-faktor iklim seperti curah hujan, suhu, lama penyinaran matahari dan ETp akan berpengaruh pada proses pertumbuhan serta produktivitas ubijalar, sedangkan penggunaan pupuk, biaya produksi yang dikeluarkan akan mempengaruhi profit petani, oleh sebab itu dianalisis pengaruh keterkaitan faktor iklim dan profit yang didapatkan petani agar dapat diketahui faktor iklim apa yang paling berpengaruh dan seberapa besar pengaruh faktor iklim terhadap profit petani, sehingga petani dapat menentukan waktu tanam dan pola tanam ubijalar yang menghasilkan profit jika dilihat dari analisis faktor iklim Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan menganalisis pola tanam dominan yang sering dilakukan masyarakat Desa Cikarawang dan melihat seberapa besar pengaruh
2 faktor iklim di Desa Cikarawang yang berkaitan dengan profit usaha tani ubijalar di lokasi Desa ini.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai profit yang diperoleh petani dari hasil analisis usahatani, dan seberapa besar pengaruh faktor iklim yang mempengaruhi profit usaha tani yang dianalisis berdasarkan pola tanam yang ada di Desa Cikarawang sehingga bagi para petani dapat menentukan waktu tanam ubijalar yang menghasilkan profit jika dilihat dari analisis faktor iklim.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai Juni 2014 di Desa Cikarawang, Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat dengan koordinat 6º50’ LS, 106º70’ BT dan di Laboratorium agrometeorologi, Departemen Geofisika dan Meteorologi, Institut Pertanian Bogor. Bahan Bahan atau data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Data curah hujan bulanan stasiun klimatologi klas I Dramaga Bogor dari tahun 2004-2013. 2. Data suhu udara bulanan stasiun klimatologi klas I Dramaga Bogor dari tahun 2004-2013. 3. Data lama penyinaran matahari bulanan stasiun klimatologi klas I Dramaga Bogor dari tahun 2004-2013. 4. Peta wilayah Desa Cikarawang dan peta lahan pertanian ubijalar. 5. Data potensi dan profil Desa Cikarawang Kecamatan Dramaga Bogor . Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat PC (Personal Computer) dan perangkat lunak (Software) Microsoft office untuk pengolahan data. Prosedur Penelitian Survai kuesioner di Desa Cikarawang Bogor Kajian fisik lahan dilakukan dengan observasi lapang (Huntington 2000; Mulyoutami Rismawan dan Joshi 2009) mengumpulkan berbagai data dan peta mengenai kondisi lahan pertanian di daerah Cikarawang. Survey dilaksanakan untuk memperoleh data melalui partisipasi aktif dari masyarakat lokal dengan menggunkan sistem wawancara semi terstruktur. Wawancara dilaksanakan dengan membagikan angket berisi kuesioner (kuesioner terlampir) kepada 91 petani
3 secara acak, di Desa Cikarawang Bogor yang merupakan daerah penghasil ubijlar. Kuesioner terdiri dari beberapa pertanyaan seperti : Luas lahan, waktu tanam, biaya sewa lahan, biaya bibit ubijalar, biaya obat-obatan, biaya pupuk organik, biaya pupuk anorganik, biaya irigasi, biaya tenaga kerja, produksi dan hasil panen, serta harga jual hasil panen. Selain itu pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan permasalahan pertanian yang dihadapi baik dari sisi iklim maupun dari sisi ekonomi sehingga menggambarkan sistem usaha tani ubijalar di Desa Cikarawang. Proses pengolahan data Perhitungan neraca air lahan dipengaruhi fluktuasi dari data curah hujan bulanan dan evapotranspirasi potensial (ETp) bulanan. persamaan penentuan evapotranspirasi menggunakan persamaan Thronthwaite (Palmer dan Harvens 1958) sebagai berikut : ETpi = evapotranspirasi potensial pada bulan i (mm) Ti = suhu pada bulan ke i (°C) I = jumlah 12 bulan dari Σ(T i /5) 1,54 = (6.75 x 10 -7 x I3) –(7.71 x 105 x I2) + ( 1.792 x 10-2 x I) + 0.44239 A Nilai neraca air yang lain yang dicari yaitu mencari keadaan air surplus atau tidak dan besarnya run-off yang terjadi. Surplus berarti kelebihan air ketika CH >ETp sehingga: Surplus (S) = CH-Etp Run off merupakan aliran permukaan atau limpasan. Thornthwaite dan Mather (1957) membagi Run off menjadi dua bagian: a) 50% dari surplus bulan sekarang (Sn). b) 50% dari Run off bulan sebelumnya (RO n-1). Sehingga : RO bulan sekarang (Rn) = 50% (Sn+ RO n-1) Khusus run off bualan Januarai, karena RO n-1 belum terisi maka RO n-1 diambil 50% dari surplus bulan Desember. Analisis data Analisis yang dilakukan yaitu menganalisis usahatani hasil pertanian di Desa Cikarawang dari hasil wawancara untuk dapat mengetahui profit petani. Menurut Soekartawi dkk (2002) pendapatan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Penerimaan total usahatani (Total Farm Revenue) merupakan nilai produk total yang dihasilkan dalam jangka waktu satu musim tanam. Biaya usahatani adalah semua nilai faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode tertentu. Profit total usahatani adalah selisih antara penerimaan total dan pengeluaran total. Perhitungan dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut: TR TC Profit TR P
=PxQ = Biaya tunai + biaya non tunai = TR – TC = total pendapatan petani (Total Revenue) (Rp) = harga hasil panen (Price) (Rp/kg)
4 Q TC Biaya Tunai Biaya non tunai Keuntungan
= total produksi (Quantity) (kg) = biaya total usahatani (Total Cost) (Rp) = pengeluaran berupa uang tunai yang dikeluarkan secara langsung oleh petani (Rp) = pengeluaran petani berupa faktor produksi tanpa mengeluarkan uang tunai (Rp) = profit petani (Rp)
Selanjutnya analisis data dilakukan dengan cara menghubungkan keterkaitan faktor-faktor iklim seperti curah hujan, suhu, lama penyinaran matahari, dan ETp yang dicari dengan regresi linier untuk mencari tahu seberapa besar pengaruh faktor iklim tersebut terhadap profit yang diperoleh petani.
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Desa Cikarawang Kondisi fisik dan topografi Tanah Desa Cikarawang merupakan dataran dan persawahan yang berada pada ketinggian antara 193 m diatas permukaan laut. Desa Cikarawang berbatasan sebelah utara dengan sungai Cisadane, sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Situ Gede kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Batas sebelah selatan yaitu sungai Ciapus, dan batas sebelah barat adalah sungai Ciapus atau sungai Cisadane. Tabel 2 Luas wilayah menurut tata guna lahan Desa Cikarawang tahun 2009 Tata guna lahan Pemukiman dan pekarangan Sawah Ladang Jalan Pemakaman Perkantoran Bangunan Pendidikan Bangunan Peribadatan
persen (%) 19.37% 59.84% 16.45% 3.50% 0.28% 0.07% 0.28% 0.18%
Sumber: Potensi Desa Cikarawang 2009
Sumber ://www.google.com/maps/place/Cikarawang,+Dramaga,+Bogor
luas (ha) 41.465 128.109 35.226 7.5 0.6 0.16 0.6 0.4
5 Gambar 1 Peta Desa Cikarawang, Dramaga, Bogor Karakteristik Petani Responden Responden yang diperoleh dari survai wawancara petani di Desa Cikarawang mendapatkan hasil informasi usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan pekerjaan sampingan petani.
Gambar 2 Persentase yang menunjukan informasi keadaan petani di Desa Cikarawang, meliputi persentase usia petani, tingkat pendidikan petani, jenis kelamin, dan pekerjaan sampingan petani Umur merupakan faktor yang berpengaruh pada pola pikir dan kemampuan fisik untuk bekerja. Menurut BPS (2011) Usia produktif yaitu usia 15-64 tahun sedangkan usia non produktif yaitu penduduk dengan kelompok usia 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas. Umur responden didominasi oleh umur petani yang memiliki rentang umur antara 41-50 tahun. Rata-rata petani di Cikarawang masih terbatas pendidikannya, dan menggunakan teknologi sederhana diperoleh secara turun temurun dalam kegiatan usahatani. Penyerapan teknologi baru cenderung lebih cepat ditangkap oleh petani yang berpendidikan (Hendayana 2003). Tingkat pendidikan petani responden bervariasi mulai dari SD hingga S1. Sebagian besar petani responden menempuh pendidikan sampai dengan tingkat dasar (SD). Tingkat pendidikan petani yang masih mayoritas hanya mengenyam pendidikan dasar hal ini juga berpengaruh terhadap pekerjaan sampingan yang di lakukan oleh petani di daerah Cikarawang. Mayoritas masyarakat Desa Cikarawang bekerja sampingan sebagai peternak, sebab mereka juga memanfaat kotoran ternak mereka untuk digunakan sebagai pupuk. Kondisi Iklim Karakteristik iklim Cikarawang Karakteristik iklim setempat di Cikarawang berdasarkan hasil perhitungan klasifikasi Oldeman di Desa Cikarawang Bogor selama periode tahun 2004-2013
6 memberikan informasi bahwa Desa Cikarawang memilki tipe pola iklim A1 sebab rata-rata jumlah bulan basah yang diperoleh sebanyak 10 bulan dan bulan kering nol bulan serta bulan lembab sebanyak dua bulan. Tipe iklim A1 dapat diinterpretasikan bahwa lahan pertanian di Cikarawang sesuai untuk padi terusmenerus tetapi produksi kurang karena pada umumnya radiasi matahari rendah (Dwiyono 2009). Kenyataannya lahan pertanian yang ada di Cikarawang tidak menggunakan pola iklim Oldeman untuk penanamannya. Para petani lebih memilih pola klasifikasi iklim dengan sistem penanaman dengan kebiasaan mereka. Petani di daerah ini justru hanya sekali dalam setahun. Petani menanam padi jika musim penghujan ketika bulan September-Desember, selain itu mereka menanam palawija diantaranya ubijalar dan kacang tanah. Mereka tidak mengandalkan padi ditanam terus menerus sebab banyak faktor yang tidak mendukungnya, diantaranya sistem irigasi yang diatur dari pemerintah daerah pusat sehingga lahan yang mendapatkan irigasi hanya pada waktu tanam padi saja sekali penanaman dalam setahun. Selain itu padi yang ditanam hanya digunakan untuk dikonsumsi petani sendiri, sehingga tidak harus menanam padi di setiap musim tanam walaupun jika dilihat dari klasifikasi iklim Oldeman berpotensi untuk ditanami padi. Curah hujan Unsur iklim yang paling banyak berpengaruh dalam usaha pertanian adalah curah hujan rata-rata (mm) dan suhu rata-rata (oC). Curah hujan sangat mempengaruhi keberlangsungan usaha pertanian terutama bagi daerah yang mengandalkan hujan sebagai sumber daya air utama. Curah hujan merupakan sumber air utama untuk pertumbuhan awal ubi jalar. Data curah hujan yang diperoleh dari BMKG periode tahun 2004-2013 memperlihatkan hasil bahwa curah hujan rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Februari dengan curah hujan rata-rata sebesar 412 mm, dan curah hujan rata-rata terendah yaitu pada bulan Juli 184 mm (Gambar 3). 450
curah hujan (mm)
400 350 300 250 200 150 100 50 0 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Sumber : BMKG Dramaga Bogor (2014)
Gambar 3 Rata-rata curah hujan bulanan Dramaga tahun 2004-2013 Suhu dan evapotranspirasi potensial rata-rata Daerah penelitian Desa Cikarawang diperoleh suhu sekitar dari data BMKG Dramaga yaitu suhu rata-rata tertinggi terjadi pada bulan Oktober dengan suhu rata-rata 27.57 oC. Nilai suhu Cikarawang terendah yaitu 25.29 oC yaitu pada
7 bulan Februari dan suhu rata-rata di Cikarawang yaitu sebesar 27.08 oC (Lampiran 3). Evapotranspirasi merupakan istilah perpaduan dari evaporasi dan transpirasi. Menurut Asdak (1995) evaporasi adalah banyaknya air yang menguap dari lahan dan tanaman dalam suatu petakan karena panas matahari. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi. Kondisi iklim pada waktu pengukuran evapotranspirasi harus diperhatikan, sebab evapotranspirasi sangat dipengaruhi oleh lingkungan (Sosrodarsono dan Takeda 1983). Proses hilangnya air akibat evapotranspirasi merupakan salah satu komponen penting dalam hidrologi karena proses tersebut dapat mengurangi simpanan air dalam badan-badan air, tanah, dan tanaman. Sedangkan untuk kepentingan sumber daya air, data ini untuk menghitung kesetimbangan air dan lebih khusus untuk keperluan penentuan kebutuhan air bagi tanaman (ubijalar) dalam periode pertumbuhan atau periode produksi, sehingga data dari evapotranspirasi berguna untuk menentukan kebutuhan air yang diperlukan bagi tanaman. Nilai evapotranspirasi dihitung berdasarkan suhu di Desa Cikarawang yaitu menggunakan rumus Thornthwaite (Palmer dan Havens 1958). Hasil nilai evapotranspirasi yang ada di Tabel 4 menyatakan jika nilai evapotranspirasi terbesar terjadi pada bulan Oktober yaitu sebesar 142 mm, untuk nilai evapotranspirasi rata-ratanya yaitu 132 mm. Nilai evapotranspirasi terkecil yaitu di bulan Februari yaitu 117 mm hal ini disebabkan input suhu pada perhitungan di bulan Februari merupakan suhu yang terendah, sehingga menghasilkan nilai ETp terendah di bulan Februari. Hal ini berbanding lurus antara evaporasi dengan suhu. Suhu yang semakin tinggi maka evapotranspirasi semakin besar nilainya begitu pula sebaliknya. 28.0
Suhu ( oC )
27.5 27.0 26.5 26.0 25.5 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Sumber : BMKG Dramaga Bogor (2014)
Gambar 4 Suhu rata-rata bulanan Cikarawang periode tahun 2004-2013 Lama penyinaran matahari Sinar matahari merupakan hal penting dalam proses terjadinya fotosintesis. Proses fotosintesis ini menggunakan lama penyinaran matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang mempunyai hijau daun. Hasil dari fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Peningkatan lama penyinaran dan cahaya matahari juga berpengaruh dalam mempercepat proses pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya penurunan intensitas lama penyinaran matahari matahari akan memperpanjang masa
8 pertumbuhan tanaman. Jika air cukup maka pertumbuhan dan produksi tanaman hampir seluruhnya ditentukan oleh suhu dan lama penyinaran matahari (Stark dan Wright 1985). Gambar 5 memperlihatkan lama penyinaran matahari rendah pada bulan Februari dengan lama penyinaran rata rata sebesar 42 % dan terus naik sehingga mencapai puncak tertinggi pada bulan Agustus dengan lama penyinaran sebesar 85 %, pada bulan September sampai Desember lama penyinaran terus menurun. Hal ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi pada bulan Januari hingga April, sedangkan pada bulan Mei hingga Agustus curah hujan rendah dan mulai meningkat pada bulan September hingga Desember. Lama penyinaran matahari (%)
100 80 60 40 20 0 Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
Sumber : BMKG Dramaga Bogor (2014)
Gambar 5 lama penyinaran rata-rata bulanan Darmaga periode tahun 2004-2013 Pola Tanam dan Potensi Unggulan Pertanian Desa Cikarawang Pola tanam yang dilakukan oleh petani berbeda-beda setiap musim tanamnya. Para petani melakukan 3 jenis pola tanam yang berbeda dengan sistem monokultur dan rotasi. Sistem pola tanam monokultur yaitu ditanami dengan ubijalar semua, sedangkan untuk sistem rotasi ditanami dengan ubijalar, kacang tanah dan padi. Tabel 3 memperlihatkan 3 jenis pola tanam yang dilakukan petani yang ada di Cikarawang. Lokasi penanaman berdasarkan pola tanam petani di Desa Cikarawang dapat dilihat pada Lampiran 22. Tabel 3 Pola tanam petani di Desa Cikarawang
pola tanam
1 2
3
4
waktu (bulan) 5 6 7 8 9
10
11 12
A (ubijalar, ubijalar,padi) B (ubijalar, kacang tanah, padi) C (ubijalar) Keterangan :
= ubijalar;
= padi;
= kacang tanah
Pada umumnya petani di Desa Cikarawang sangat mengusahakan menanam ubijlar karena permintaan akan ubijalar selalu ada sebab Cikarawang adalah salah satu sentra produksi dan pemasok kebutuhan ubijalar di daerah Bogor. Namun dengan memperhatikan faktor iklim, unsur hara dan pengalaman yang ada mereka melakukan sistem pola tanam rotasi.
9 Budidaya Tanaman Ubijalar di Desa Cikarawang Pola tanam A terbagi atas tiga waktu tanam untuk dua jenis tanaman yaitu ubijalar dan padi. Waktu tanam periode Januari sampai April ditanami oleh ubijalar, periode Mei sampai Agustus ditanami oleh ubijalar lagi dan untuk periode tanam bulan September sampai Desember yaitu padi. Pola tanam B terbagi atas tiga waktu tanam untuk tiga jenis tanaman yaitu ubijalar dan padi serta kacang tanah. Waktu tanam periode Januari sampai April ditanami oleh ubijalar, periode Mei sampai Agustus ditanami oleh kacang tanah dan untuk periode tanam bulan September sampai Desember yaitu padi. Pola tanam C terbagi atas tiga waktu tanam untuk tiga jenis tanaman yaitu monokultur hanya ubijalar. Waktu tanam periode Januari sampai April, periode Mei sampai Agustus dan periode tanam bulan September sampai Desember. Pembudidayaan ubijalar yang dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan kondisi pengamatan lapangan dimulai dari : Persiapan lahan Persiapan lahan yakni meliputi pengolahan lahan dan pembuatan guludan hal ini bertujuan untuk memperbaiki sifat fisik dan menstabilkan kondisi tanah dari kondisi sebelumnya. Lahan yang sebelum ditanami, maka saat pembuatan guludan, tanah diberikan pupuk kandang untuk menambah unsur hara dalam tanah sehingga diperlukan tambahan modal untuk pembelian pupuk kandang dengan upah setiap tenaga kerja sebesar Rp. 1 200 tumbak-1 (4 m). Upah tenaga kerja pada pengolahan lahan pun dipengaruhi oleh jenis tanaman yang ditanam sebelumnya. Upah pengolahan lahan yang sebelumnya ditanami padi lebih mahal daripada yang ditanami ubi. Pembibitan Varietas yang ditanam oleh petani responden di wilayah penelitian adalah ubijalar varietas AC (kuningan). Alasan utama mayoritas petani menanam varietas AC dikarenakan varietas tersebut lebih cepat dipanen dibandingkan varietas lainnya. Ubi jenis ini dapat dipanen lebih cepat dibandingkan jenis ubi lainnya yaitu dalam kurun waktu 3.5-4 bulan. Selain itu, varietas AC juga memiliki beberapa kelebihan antara lain produktivitas tinggi, mudah ditanam, umbi besar, dan kecocokan dengan lahan. Terdapat beberapa cara untuk memperoleh bibit ubi jalar yaitu dengan pengipukan atau melakukan pembibitan sendiri, hasil produksi sebelumnya, atau hasil produksi petani lain yang dianggap bagus. Penanaman Penanaman ubijalar yang dilakukan mayoritas petani di Desa Cikarawang yakni dalam satu luasan lahan hanya ditanami oleh satu jenis tanaman saja yaitu ubi saja tanpa ada tanaman lain yang ditumpangsari hanya sedikit petani yang menggunakan sistem tanam tumpang sari. Pemupukan Pemupukan merupakan kegiatan terpenting dalam berusahatani ubijalar. Petani di lokasi penelitian melakukan pemupukan pada saat pengolahan lahan dan pembongkaran sementara. Pupuk yang banyak digunakan oleh petani di lokasi penelitian dalam bertani ubi jalar antara lain pupuk kandang, pupuk urea dan pupuk phonska, pupuk kimia NPK, sedangkan pupuk TSP, dan KCl jarang
10 digunakan oleh petani. Pupuk kandang diperoleh petani dari kotoran hewan ternak yang mereka pelihara atau membelinya dari peternak di Desa Cikarawang. Penyiangan tanaman Penyiangan adalah proses pencabutan gulma di sekitar tanaman ubi. Gulma merupakan tanaman lain yang kehadirannya tidak diinginkan dan dapat menggangu pertumbuhan tanaman utama. Penyiangan dilakukan agar tanaman ubi dapat memperoleh unsur hara dan cahaya matahari dalam jumlah cukup tanpa tersaingi oleh tumbuhan lain. Penyulaman Penyulaman merupakan proses penanaman kembali tanaman di lahan dikarenakan tanaman sebelumnya tidak tumbuh. Cara penyulaman yakni dengan mencabut tanaman yang mati kemudian mengganti dengan tanaman baru. Penyulaman dilakukan oleh petani pada waktu satu minggu setelah tanam. Pembalikan batang Pembalikan batang atau lebih dikenal petani dengan istilah pengebatan merupakan pengangkatan tanaman ubi dari tanah agar akar-akar kecil yang baru tumbuh tidak menempel di tanah dan hasil fotosintesis seluruhnya difokuskan untuk memperbesar umbi. Pengendalian hama dan penyakit tanaman Di Cikarawang, pengendalian hama penyakit tanaman ubi jalar dilakukan sesuai kondisi hama penyakit yang menyerang tanaman. Pengendalian menggunakan pestisida dilakukan jika tanaman yang diserang sudah cukup banyak, sedangkan jika hanya sedikit hama penyakit yang menyerang hanya dilakukan penanganan dengan memangkas atau mencabutnya. Hama dan penyakit yang sering menyerang tanaman ubi adalah lanas dan ulat. Penyebabnya adalah perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya sehingga hama dan penyakit berkembang. Akibatnya ubi jalar yang sudah mendekati waktu panen menjadi membusuk dan daun umbi pun menjadi banyak berlubang. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan menyemprotkan pestisida sebanyak 50 ml dicampurkan dengan 20 liter air. Panen Ubijalar dapat dipanen pada umur 3.5-4 bulan. Pengambilan keputusan waktu panen dipengaruhi oleh permintaan pasar dan juga kebutuhan finansial petani. Jika kebutuhan finansial petani mendesak maka pada umur 3.5 bulan ubi akan langsung dipanen. Rata-rata harga jual ubijalar yaitu Rp 2 000 kg-1. Petani di Cikarawang biasanya menjual hasil panen langsung di lahannya dengan biaya panen ditanggung oleh poktan atau tengkulak selaku pembeli. Petani menerima penjualan hasil panennya setelah 3-7 hari kemudian. Adapun kegiatan pemanenan antara lain pemetikan daun untuk bibit dan pakan, penggalian ubijalar, pembersihan umbi dari tanah, pengumpulan dalam karung, dan pengangkutan hasil panen ke jalan. Umumnya tengkulak hanya akan membeli umbi dengan kualitas terbaik dan sisanya akan dibiarkan begitu saja di lahan. Sistem penjualan ubijalar dilakukan dengan sistem bukti artinya tengkulak akan memberikan tanda bukti sesuai dengan jumlah panen ubijalar pada petani. Upah yang diterima oleh tenaga kerja pemanenan disesuaikan dengan jumlah
11 umbi hail panen yang dikerjakan. Setiap satu kilogram umbi dihargai Rp 100 untuk setiap pekerja. Neraca Air Keadaan Desa Cikarawang yang diapit oleh beberapa anak sungai seperti yang telah sungai Ciapus dan sungai Cisadane, namun sungai ini tidak selalu dapat digunakan untuk irigasi. Sebab sistem irigasi di Desa Cikarawang diatur oleh birokrasi pemerintah daerah. Irigasi dengan sungai diberlakukan ketika musim tanam padi saja karena untuk memenuhi kebutuhan air pada padi. Ketika musim tanam padi pun diatur lagi oleh ulu-ulu (nama lokal sebutan pengatur irigasi di Desa Cikarawang), sehingga para petani memanfaatkan hujan untuk memenuhi kebutuhan air sebab curah hujan yang cukup melimpah dan jumlah hari hujan yang hampir terjadi setiap hari, hal ini mengakibatkan terjadinya keadaan yang selalu surplus ketersediaan air pada periode tahun 2004-2013 (Tabel 4). Surplus yang terjadi pun mengalami perbedaan yang signifikan bulan Juli dan Agustus nilai surplus sangat kecil hanya 57 mm dan 63 mm. Hal ini terjadi karena pada bulan tersebut curah hujan mencapai titik terendah, yaitu 184 mm dan 192 mm. Kelebihan air tanah dapat mengakibatkan terjadinya limpasan. Berdasarkan (Tabel 4), limpasan terjadi di setiap bulan. Input yang berupa curah hujan dikurangi dengan evapotranspirasi menghasilkan nilai surplus. Namun untuk jumlah air yang tidak dapat ditampung akan menjadi limpasan. Limpasan terbesar terjadi pada bulan Februari, sebab curah hujan yang terjadi bernilai tinggi dan limpasan terkecil terjadi pada bulan Agustus, sebab curah hujan yang terjadi juga kecil. Tabel 4 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
CH 357 412 333 330 346 254 184 192 292 337 402 332
ETp 118 117 132 141 140 133 127 129 138 142 140 128
Defisit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Surplus 239 295 201 189 206 122 57 63 155 195 260 205
Run-off 119 207 204 197 201 162 109 86 120 158 209 207
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan dari tahun 2004-2013
ETp neraca air lahan di Desa Cikarawang selama periode 2004-2013 memperlihatkan hasil (Gambar 6) dimana rata-rata bulan Februari sering kali menghasilkan nilai ETp yang rendah hal ini karena puncak curah hujan terjadi pada bulan Februari. Nilai ETp maksimum rata-rata terjadi pada bulan Oktober, namun pada bulan November ketika tahun 2004 diperoleh nilai ETp yang terbesar yaitu 175.8 mm (Lampiran 11), hal ini karena adanya pengaruh suhu yang tinggi
12 pada periode tersebut. Suhu yang tinggi pada tahun 2004 juga karena adanya pengaruh dari El-nino yang terjadi di Indonesia (Fibrianti 2011). Surplus neraca air yang ada di Desa Cikarawang terlihat pada Gambar 7 menunjukan hasil bahwa garis yang ada diatas nilai nol mm menunjukan surplus, sedangkan garis dengan nilai negatif berarti menggambarkan APWL (Accumulated Potential Water Loss). APWL merupakan akumulasi hilangnya air potensial. Nilai APWL tidak selalu terjadi setiap bulan dan tiap tahun. APWL terjadi jika curah hujan dikurangi ETp bernilai minus dan diakumulasikan (Thornthwaite dan Mather 1957). Sehingga APWL biasanya terjadi jika curah hujan rendah dan nilai ETp tinggi. Nilai surplus selalu terjadi pada bulan Januari, Maret, November, dan Desember. Hal ini karena pada bulan tersebut nilai curah hujan cukup besar dan suhu yang rendah menyebabkan nilai surplus. Surplus yang terjadi akan berdampak pula bada besar kecilnya nilai run off. Nilai run off yang diperoleh selama perbulan pertahun periode 2004-2013 dapat dilihat pada Gambar 8 dimana run off selalu terjadi pada bulan Januari. Maret, November dan Desember. Pada bulan tersebut nilai run off tidak bernilai nol, sebab jika nilai run off akan nol pasti terjadi APWL. Run off yang terjadi dipengaruhi dengan curah hujan. Jika curah hujan tinggi pasti run off yang dihasilkan juga tinggi, namun jika curah hujan yang terlalu rendah dapat mengakibatkan nilai run off nol dan APWL. 200
ETp (mm)
180 160 140 120 100 80 Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Jul Agu Sep Okt Nov Des
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data tiap bulan per tahun dari tahun 2004-2013
Gambar 6 Nilai ETp bulanan pertahun periode 2004-2013 Desa Cikarawang 700 600 surplus (mm)
500 400 300 200 100 0 -100
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des bulan
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
-200 Sumber : perhitungan dilakukan dengan data tiap bulan per tahun dari tahun 2004-2013
Gambar 7
Nilai surplus dan APWL (Accumulated Potential Water Loss) bulanan pertahun periode 2004-2013 Desa Cikarawang.
run off (mm)
13 2004
450 400 350 300 250 200 150 100 50 0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des bulan Sumber : perhitungan dilakukan dengan data tiap bulan pertahun dari tahun 2004-2013
Gambar 8
2013
Nilai run off bulanan pertahun periode 2004-2013 Desa Cikarawang. Kaitan Antara Faktor iklim dan Produksi Ubijalar
Kaitan curah hujan dan produksi ubijalar Curah hujan yang terjadi berpengaruh terhadap produksi ubijalar, dimana nilai yang diperoleh terlihat pada Gambar 9 dibawah ini. produksi ubijalar yang terlihat fluktuasi naik dan turun terhadap curah hujan. Rata-rata produksi untuk periode tanam Januari-April dengan curah hujan yang paling tinggi yaitu 357.81 mm/bulan menghasilkan produksi paling tinggi pula sebesar 18.4 ton/ha, untuk curah hujan waktu tanam Mei-Agustus yaitu 244.04 mm/bulan menghasilkan ubijalar sebesar 12.25/ha, sedangkan untuk waktu tanam September-Desember dengan curah hujan 340.08 mm/bulan produktivitasnya yaitu 9 ton/ha. Pada waktu tanam September-Desember terlihat nilai paling kecil produkstivitasnya karena curah hujan meningkat dia akhir hampir masa panen, sehingga menyebabkan banyak umbi yang busuk, oleh karena itu pada periode ini produktivitasnya paling kecil. Produksi/ha (ton)
20 15 10 5 0 0
Gambar 9
50
100
150 200 250 curah hujan (mm)
300
350
400
Hubungan antara curah hujan dengan produktivitas ubijalar
Kaitan Suhu dan ETp dengan produksi ubijalar Suhu berbanding lurus dengan ETp, semakin tinggi suhu maka ETp semakin besar, begitu pula sebaliknya. Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi ETp. ETp sangat dipengaruhi oleh lingkungan (Soedarsono dan Takeda 1983). Suhu juga berpengaruh terhadap produksi ubijalar. Hal ini terlihat pada Gambar 10 menunjukan hubungan yang linear yang berbanding terbalik
14 dimana produksi ubijalar dipengaruhi oleh suhu. Kondisi ini diperoleh dimana nilai produksi ubijalar hanya dirata-ratakan berdasarkan waktu penanaman yang ada, yaitu produksi pada bulan Januari-Maret, April-Agustus, dan SeptemberDesember. Bulan Januari-April menghasilkan rata-rata produksi tertinggi yaitu 18 ton/ha dengan suhu 26.5oC, kemudian bulan April-Agustus sebesar 12 ton/ha dengan suhu 26.9oC, dan yang paling kecil produksi pada bulan SeptemberDesember yaitu 9 ton/ha dengan suhu 27.1oC. Suhu disini terlihat berpengaruh terhadap produksi ubijalar, setiap perubahan suhu mengakibatkan perubahan produksi pula, dimana semakin rendah suhu maka produksi ubi jalar akan semakin tinggi. 20
Produksi/ha (ton)
15 10 5 0 26.4
26.5
26.6
26.7 26.8 suhu ( C )
26.9
27
27.1
27.2
Gambar 10 Hubungan antara suhu dengan produktivitas ubijalar Kaitan lama penyinaran matahari dengan produksi ubijalar Lama penyinaran yang seharusnya lebih panjang akan menghasilkan panen ubijalar yang lebih tinggi namun hal ini berbeda dengan hasil panen yang dihasilkan di daerah Cikarawang. Periode tanam Januari-April yang memiliki lama penyinaran terendah justru hasil panen paling tinggi, namun untuk lama penyinaran matahari yang paling lama menghasilkan panen yang tidak semaksimal periode sebelumnya, seperti pada Gambar 11 yang menunjukan hubungan produktivitas dan lama penyinaran matahari, menunjukan rata-rata lama penyinaran matahari pada Januari-April sebesar 51% menghasilkan produksi ubijalar 18 ton/ha, periode Mei-Agustus dengan lama penyinaran sebesar 76% produksi yang diperoleh yaitu 12 ton/ha, sedangkan pada SeptemberDesember dengan lama penyinaran matahari 66% produksi ubijalar yang diperoleh sebesar 9 ton/ha. produksi/ha (ton)
20 15 y = -0.2761x + 30.976 R² = 0.5294
10 5 0 0
20
40
LPM (%)
60
80
100
Gambar 11 Hubungan antara lama penyinaran matahari dan produktivitas ubijalar petani
15 Kaitan Antara Faktor Iklim dan Pengeluaran Biaya Produksi Biaya produksi seperti biaya pupuk organik dan anorganik, biaya obat, dan biaya tenaga kerja sangat dipengaruhi oleh pola tanam. Faktor biaya produksi inilah yang akan mempengaruhi keuntungan petani. Besarnya biaya produksi yang dikeluarkan juga berpengaruh terhadap curah hujan. Curah hujan yang turun ketika bulan Februari merupakan rata-rata curah hujan maksimum yang turun. Kaitan curah hujan dan pengeluaran biaya produksi Pola tanam A, B, ataupun C yang terlihat menunjukan hasil bahwa periode tanam Januari-April pada pola tanam A memerlukan biaya produksi yang paling besar untuk dikeluarkan (Lampiran 8-10). Biaya tenaga kerja yang diperlukan juga lebih tinggi, baik tenaga kerja dari dalam keluarga maupun dari luar keluarga sehingga biaya pemeliharaan pun besar. Pemeliharaan terhadap serangan hama dan penyakit juga sangat penting, sebab perkembangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh faktor iklim. Penyakit tanaman lebih banyak menyerang pada saat musim hujan daripada musim kemarau (Wiyono 2007). Analisis dari hubungan curah hujan dengan biaya produksi pada setiap komoditas perpola tanam dapat dilihat pada Gambar 12 memperlihatkan pengaruh curah hujan terhadap pengeluaran biaya produksi. Pola tanam berbagai komoditas yang ada di Desa Cikarawang pola tanam A yang ditanami oleh ubijalar, ubijalar, dan Padi dengan curah hujan yang tinggi maka biaya pengeluaran pun tinggi, pada pola A periode tanam Januari-April dengan nilai curah hujan sebesar 358 mm maka pengeluaran biaya produksi sebesar Rp 21 404 688, curah hujan periode Mei-Agustus sebesar 244 mm biaya produksi sebesar Rp 18 920 989, namun untuk pola tanam A ketika ditanami padi pada bulan September-Desember biaya pengeluaran lebih sedikit, yaitu Rp 10 627 429, hal ini dikarenakan biaya pupuk yang sangat berbeda antara penanaman padi dan ubijalar, serta curah hujan juga berpengaruh pada biaya produksi. Pola tanam B yang ditanami tiga macam komoditas berbeda yaitu ubijalar, kacang tanah, dan padi biaya produksi yang dikeluarkan pun berbeda-beda, namun untuk curah hujan yang tinggi selalu membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi, hal ini disebabkan untuk biaya tenaga kerja, sebab pada musim dengan curah hujan yang tinggi dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak. Pola tanam C yang hanya ditanami ubijalar setiap tahunya memperlihatkan nilai biaya pengeluaran yang berbeda. Biaya pengeluaran justru terbesar pada periode September-Desember dengan nilai curah hujan sebesar 341 mm biaya produksi yang dikeluarkan sebanyak Rp 18 393 968, hal ini dikarenakan biaya untuk pestisida lebih banyak yang dikeluarkan sebab periode ini yang sebaiknya ditanami padi, tanah saat ditanami padi dan tanah bekas tanaman padi yang telah tergenangi dapat memutus rantai OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).
16
pengeluaran (Rp)
25000000
y = -14899x R² = 0.026
20000000
pola A pola B
y = 4108.x R² = 0.003
15000000 10000000
pola C Linear (pola A)
y = 38566x R² = 0.832
5000000
Linear (pola B) Linear (pola C)
0 0
100
200
300
CH (mm)
400
Gambar 12 Hubungan antara CH dan biaya pengeluaran perpola tanam Kaitan surplus dan run off dengan pengeluaran biaya produksi
pengeluara (biaya) (Rp)
Curah hujan di Bogor selalu melimpah sebab hampir setiap hari terjadi hujan, sehingga hal ini mengakibatkan keadaan air selalu surplus dan terjadi run off. Run off dan surplus pun mempunyai hubungan yang berbanding lurus, karena keduanya dipengaruhi oleh curah hujan. Biaya produksi yang terbesar pada pola tanam A (Lampiran 8-10). Pengeluaran untuk biaya produksi tiap komoditas perpola tanam dapat di lihat dari gambar dibawah ini, dimana terlihat surplus dan run off juga berpengaruh terhadap pengeluaran biaya produksi disetiap komoditas yang ada di Desa Cikarawang perpola tanam. Dari Gambar 13 terlihat pengaruh surplus dan run off terhadap tiap komoditas perpola tanam. Nilai run off dan surplus yang paling besar menyebabkan biaya produksinya besar pula, hal ini terlihat pada periode tanam Januari-April biaya untuk penggunaan pupuk lebih banyak sebab aliran run off yang besar akan ikut menghanyutkan pupuk yang diberikan Biaya untuk pupuk anorganik urea tertinggi pada periode tanam JanuariApril pola tanam A. Pemberian pupuk anorganik dilakukan pada pertengahan periode tanam antara bulan Januari-April, sehingga pemberian pupuk anorganik dilakukan pada bulan Februari. Curah hujan pada waktu ini merupakan rata-rata maksimum curah hujan pada periode 2004-2013. Pupuk anorganik yang diberikan sebagian besar akan terbawa bersama run off. Pada periode tanam Mei hingga Agustus, pada pertengahan waktu tanam, curah hujan lebih sedikit sehingga pupuk yang diberikan tidak banyak yang hanyut bersama run off. Jumlah pupuk yang digunakan dipengaruhi oleh curah hujan dan run off yang terjadi di daerah tersebut. Semakin besar curah hujan yang terjadi menyebabkan run off semakin tinggi dan akan membawa sebagian besar pupuk organik bersama aliran run off tersebut (Synder 1998). 25000000
pola A
20000000
pola B
15000000
pola C
y = -7555.x R² = 0.007 y = 9732.x R² = 0.018
10000000 5000000
Linear (pola A)
y = 36545x R² = 0.769
Linear (pola B) Linear (pola C)
0 0
50
100
150
200
250
run off (mm)
Gambar 13 Hubungan antara run off dan biaya produksi perpola tanam
pengeluara (Rp)
17 25000000
pola A
20000000
pola B pola C
15000000
y = -24668x R² = 0.009
10000000
Linear (pola A)
5000000
Linear (pola B)
y = 10383x R² = 0.780
y = 24807x R² = 0.015
Linear (pola C)
0 0
50
100
150
200
surplus (mm)
Gambar 14 Hubungan surplus neraca air dengan pengeluaran biaya produksi perpola tanam Kaitan Antara Faktor Iklim dan Profit Petani di Setiap Pola Tanam Profit petani diperoleh dari total pendapatan yang diperoleh dikuramgi dengan total biaya yang dikeluarkan. Profit yang diperoleh petani beberapa dipengaruhi faktor iklim, diantaranya curah hujan, suhu, lama penyinaran dan ETp. Keuntungan petani ubi jalar dapat dilihat pada Tabel 5 sampai Tabel 7, dimana di tabel ini tertulis nilai keuntungan ubijalar. keuntungan petani yang paling besar rata-rata diperoleh pada periode tanam Januari-April. Tabel 5 Perbandingan keuntungan usaha tani pada polatanam A periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember Keterangan
Pendapatan (TR) total pendapatan Tunai Non tunai (TC) total pengeluaran ()keuntungan (profit)
Nilai (Rp)/ha Periode tanam Periode tanam Januari-April Mei-Agustus (Ubijalar) (Ubijalar) Pendapatan 38 000 000 25 000 000 38 000 000 25 000 000 Pengeluaran (biaya) 1 629 6033 14 754 624 5 108 654 4 166 365 21 404 688 18 920 989 Keuntungan (profit) 16 655 312 6 159 011
Periode tanam Sep-Des (Padi) 28 000 000 28 000 000 6 662 800 3 964 629 10 627 429 19 372 571
18 Tabel 6 Perbandingan keuntungan usaha tani pada pola tanam B periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember
Keterangan
Pendapatan (TR) total pendapatan Tunai Non tunai (TC) total pengeluaran ()keuntungan (profit)
Nilai (Rp)/ha Periode tanam Periode tanam Januari-April Mei-Agustus (Ubijalar) (Kacang tanah) Pendapatan 36 400 000 20 800 000 36 400 000 20 800 000 Pengeluaran (biaya) 15 570 083 12 658 717 5 077 633 4 158 808 20 647 716 16 817 524 Keuntungan (Profit) 15 812 284 4 232 476
Periode tanam Sep-Des (Padi) 28 000 000 28 000 000 6 800 289 4 910 726 11 711 014 16 288 986
Tabel 7 Perbandingan keuntungan usaha tani pada pola tanam C periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember
Keterangan
Pendapatan (TR) total pendapatan Tunai Non tunai (TC) total pengeluaran ()keuntungan (profit)
Nilai (Rp)/ha Periode tanam Periode tanam Januari-April Mei-Agustus (Ubijalar) (Ubijalar) Pendapatan 36 000 000 24 000 000 36 000 000 24 000 000 Pengeluaran (biaya) 12 755 795 11 977 964 4 188 483 1 368 023 16 944 277 13 345 987 Keuntungan (profit) 19 115 723 10 734 013
Periode tanam Sep-Des (Ubijalar) 18 600 000 18 600 000 14 518 898 3 875 070 18 393 968 306 032
Kaitan antara curah hujan dan profit petani Gambar 15 memperlihatkan grafik hubungan antara curah hujan dan profit petani. Dimana terlihat hubungan yang linear yang berarti semakin tinggi curah hujan maka profit yang didapat petani lebih banyak. Pola tanam A Januari-April untuk curah hujan sebesar 358 mm nilai profit yang diperoleh yaitu sebesar Rp 16 655 312. Curah hujan periode Mei-Agustus sebesar 244 mm profit sebesar Rp 6 159 011, namun untuk pola tanam A ketika ditanami padi pada bulan September-Desember profit yang diperoleh, yaitu Rp 19 372 571, hal ini dikarenakan pendapatan dari hasil produksi yang diperoleh berbeda sehingga profit yanng dihasilkan berbeda. Pendapatan petani pada bulan Januari-April merupakan pendapatan yang paling banyak pada setiap pola tanam, namun karena adanya faktor iklim seperti curah hujan menyebabkan biaya produksi yang
19 dikeluarkan berbeda-beda, besarnya pendapatan yang dperoleh dikurangi biaya pengeluaran akan menghasilkan profit berbeda pula. Pola tanam B yang ditanami tiga macam komoditas berbeda yaitu ubijalar, kacang tanah, dan padi profit yang dihasilkan pun berbeda-beda, namun untuk curah hujan yang tinggi selalu membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi, hal ini disebabkan untuk biaya tenaga kerja, sebab pada musim dengan curah hujan yang tinggi dibutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak, sehingga nilai profit terbesar diperoleh pada periode tanam September-Desember yaitu sebesar Rp 16 288 985. Pola tanam C yang hanya ditanami ubijalar setiap tahunya memperlihatkan profit yang berbeda. Profit yang paling besar diperoleh pada periode tanam Januari-April yaitu sebesar Rp 19 155 723, kemudian nilai profit pada periode tanam Mei-Agustus sebesar Rp 10 734 013, dan nilai profit pada September-Desember merupakan nilai terkecil yaitu Rp 306 032. Nilai profit periode September-Desember sangat kecil hal ini disebabkan biaya pengeluaran justru terbesar pada periode September-Desember dengan nilai curah hujan sebesar 341 mm biaya produksi yang dikeluarkan sebanyak Rp 18 393 968, hal ini juga dikarenakan biaya untuk pestisida lebih banyak yang dikeluarkan sebab periode ini yang sebaiknya ditanami padi namun tetap ditanami ubijalar. Tanah saat ditanami padi dan tanah bekas tanaman padi yang telah tergenangi dapat memutus rantai OPT (Organisme Pengganggu Tanaman). 25000000 pola A
profit (Rp)
20000000
y = 10051x R² = 0.968
15000000
pola B pola C
10000000
y = 11132x R² = 0.960
Linear (pola A) y = 11668x R² = 0.005
5000000
Linear (pola B) Linear (pola C)
0 0
100
200
300
400 CH (mm)
Gambar 15 Hubungan antara CH dan keuntungan perpola tanam Kaitan antara suhu dan ETp terhadap profit petani Suhu dan ETp juga berpengaruh terhadap profit tiap komoditas yang ada di Desa Cikarawang perpola tanam. Dari Gambar 16 terlihat pengaruh suhu dan ETp terhadap tiap komoditas perpola tanam. Pola tanam A nilai suhu dan ETp yang rendah periode Januari-April yaitu 26.5oC dan 127 mm dengan komoditas ubijalar menghasilkan pendapatan yang paling tinggi Rp 38 000 000 (Lampiran 5) sedangkan profit yang diperoleh yaitu sebesar Rp 16 655 312. Bulan Mei-Agustus dengan pendapatan yang diperoleh dari komoditas ubijalar yaitu sebesar Rp 25 000 000, dengan suhu 26.9 oC dan ETp 135 mm profit yang dihasilkan yaitu Rp 6 159 011. Periode September-Desember yaitu pendapatan dengan komoditas padi yaitu Rp 28 000 000 dengan nilai suhu dan ETp nya 27.1 oC dan 204 mm, pada periode ini menghasilkan profit yang paling besar yaitu Rp 19 372 571.
20 Pola tanam B dan C periode Januari-April, dengan nilai suhu dan ETp sama seperti nilai suhu dan ETp pola tanam A, menghasilkan pendapatan yaitu Rp 36 400 000 dan RP 36 000 000, sedangkan profit yang dihasilkan Rp 15 812 284, dan Rp 19 115 723. Periode selanjutnya yaitu pada Mei-Agustus nilai suhu dan ETp sama seperti nilai suhu dan ETp pola tanam A ataupun B, dengan menghasilkan pendapatan yaitu Rp 20 800 000 dan RP 24 000 000, sedangkan profit yang dihasilkan Rp 4 232 476, dan Rp 10 734 013. Periode terakhir yaitu September-Desember dimana nilai suhu dan ETp sama seperti nilai suhu dan ETp pola tanam A ataupun B, dengan menghasilkan pendapatan yaitu Rp 28 000 000 dan RP 18 600 000, sedangkan profit yang dihasilkan Rp 16 288 986, dan Rp 306 032. Nilai-nilai pendapatan petani yang diperoleh menunjukan jika setiap periode tanam dengan suhu yang rendah menghasilkan biomassa yang lebih tinggi yaitu pada periode Januari-April menghasilkan produksi yang lebih tinggi, sehingga pendapatan yang diperoleh petani lebih tinggi, namun hal itu belum tentu menghasilkan profit yang tinggi, sebab profit harus dihitung dengan mengurangkan nilai pendapatan dengan biaya produksi. 25000000
profit (Rp)
20000000
y = 4E+06x R² = 0.030
15000000
pola A
y = 4E+06x R² = 0.023
pola B pola C Linear (pola A)
y = -4E+07x R² = 0.997
10000000
Linear (pola B)
5000000
Linear (pola C)
0 26.4
26.5
26.6
26.7
26.8
26.9
27
27.1
suhu ( C)
Gambar 16 Hubungan antara suhu dan profit petani perpola tanam 25000000
y = -68055x R² = 0.005
profit (Rp)
20000000
y = -99414x R² = 0.008
pola A pola B
15000000
pola C
10000000
Linear (pola A) Linear (pola B)
y = -0.6x10-1 R² = 0.962
5000000
Linear (pola C)
0 125
130
135
140
145
ETP (mm)
Gambar 17 Hubungan antara ETp dan profit petani perpola tanam Kaitan antara lama penyinaran matahari dan profit petani Pola A yang terdiri dari komoditas ubijalar, ubijalar, padi rata-rata nilai pendapatanya paling tinggi. Gambar 18 menunjukan nilai hubungan lama penyinaran matahari dengan profit petani. Pola tanam A nilai lama penyinaran matahari sebesar 51% pada periode Januari-April menghasilkan pofit sebesar Rp
21 16 655 312. Periode tanam Mei-Agustus dengan lama peninyaran matahari 76% profit yang diperoleh sebesar Rp 6 159 011. Periode tanam September-Desember dengan lama peninyaran matahari 66% profit yang diperoleh sebesar Rp 19 372 571. Pola B yang terdiri dari komoditas ubijalar, kacang tanah, memperlihatkan nilai hubungan lama penyinaran matahari dengan profit petani. Pola tanam B nilai lama penyinaran matahari sebesar 51% pada periode Januari-April menghasilkan pofit sebesar Rp 15 812 284. Periode tanam Mei-Agustus dengan lama peninyaran matahari 76% profit yang diperoleh sebesar Rp 4 232 476. Periode tanam September-Desember dengan lama penyinaran matahari 66% profit yang diperoleh sebesar Rp 16 288 986. Pola tanam C yang terdiri dari hanya tanaman ubijalar, untuk periode Januari-April dengan nilai lama penyinaran terendah yaitu 51% profit yang diperoleh Rp 19 115 723, untuk periode Mei-Agustus dengan lama penyinaran tertinggi yaitu 76% profitnya sebesar Rp 10 734 013. Periode SeptemberDesember dengan lama penyinaran 66% nilai profitnya sebesar Rp 306 032. Ketiga pola tanam yaitu pola A, B dan C yang menunjukan nilai lama penyinaran di setiap periode tanam menghasilkan profit yang berbeda-beda. Lama penyinaran matahari di Desa Cikarawang ternyata dipengaruhi juga oleh curah hujan ada di Bogor, hampir disetiap hari turun hujan sebab hari hujannya lebih dari 50% dalam sebulan sehingga lama penyinaran sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan hari hujan. Profit petani dipengaruhi oleh produksi panen ubijalar, sedangkan produksi yang diperoleh berpengaruh terhadap pendapatan. Pendapatan petani ubijalar yang tertinggi terjadi pada pola tanam A periode Januari-April, meskipun lama penyinaran matahari tidak banyak, namun untuk analisis semua komoditas perpola tanam. 25000000
y = -38335x R² = 0.584
profit (Rp)
20000000
pola A pola B
y = -43080x R² = 0.607
15000000 10000000
pola C Linear (pola A)
y = -40874x R² = 0.296
5000000
Linear (pola B) Linear (pola C)
0 0
20
40
60
80
lama penyinaran matahari (%)
Gambar 18 Hubungan antara lama penyinaran matahari dengan profit petani di setiap pola tanam
22
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Cikarawang merupakan sentra penghasil ubijalar di daerah Bogor. Desa Cikarawang memiliki rata-rata curah hujan bulanan 314 mm/bulan, rata-rata suhu bulanan berkisar 25oC hingga 28oC, dan rata-rata lama penyinaran matahari 64%. Secara umum di Desa Cikarawang terdapat tiga pola tanam; pola tanam A: ubijalar (bulan Januari-April) – ubijalar (bulan Mei-Agustus) – padi (bulan September-Desember), pola B: ubijalar (bulan Januari-April) – kacang tanah (bulan Mei-Agustus) – padi (bulan September-Desember), pola C: ubijalar di sepanjang tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa suhu dan ETp yang rendah, curah hujan yang tinggi, serta lama penyinaran matahari mempengaruhi produksi dan biaya produksi. Biaya produksi juga dipengaruhi oleh faktor iklim yaitu surplus dan run off, semua faktor iklim tersebut mempengaruhi profit yang dierima oleh petani. Profit yang didapat petani ubijlalar pun selain dipengaruhi besarnya produksi juga dipengaruhi faktor biaya pengeluaran yang rata-rata terjadi pada periode Januari-April, hal ini disebabkan faktor iklim seperti curah hujan, surplus, dan run off yang tinggi. Hasil analisis menunjukan bahwa suhu, curah hujan dan lama penyinaran matahari mempengaruhi biaya produksi dan profit.. Hasil survai menunjukan pola tanam A sebagai pola tanam yang paling menguntungkan karena memberikan pendapatan yang paling tinggi. Saran Petani sebaiknya menggunakan pola tanam A jika ingin mendapatkan keuntungan (profit) yang besar jika dilihat dari faktor iklim suhu, dan dan ETp, selain itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan analisis trend. Analisis trend meliputi tahun, fakor-faktor iklim di wilayah penelitian dan produksi pertahun, sehingga hasil trend dapat diketahui faktor iklim yang mempengaruhi produksi dan profit setiap komoditas pertahun perpola tanam.
DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik Nasiona Jawa Barat. 2010. Luas panen-ProduktivitasProduksi Tanaman Ubi Jalardi Jawa Barat. Bandung (ID): Badan Pusat Statistik. [BPS] Badan Pusat Statistik Bogor. 2011. Bogor dalam Angka. Bogor (ID): BPS. Asdak C. 1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Press. Arifin AN, Halide H, Hasanah DN. 2013. Prediksi Probabilitas Produktovitas Tanaman Pangan di Kota Makassar Berbasis Iklim [Skripsi]. Makassar (ID): Universitas Hasanuddin.
23 Djaenudin D, Marwan H, Mulyani A, Subagyo H dan Suharta N. 2000. Kriteria Kesesuaian Lahan untuk Komoditas Pertanian. Versi 3,0. Bogor (ID): PusatPenelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Litbang Pertanian, Deptan. Febrianti E.2011.Penentuan Kalender Tanam Padi Gogo Berdasarkan Neraca Air Pada Lahan Kering (Studi Kasus: Konawe Selatan, Kendari, Sulawesi Tenggara) [skripsi].Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Handoko. 1994. Klimatologi Dasar. Jakarta (ID): PT Pustaka Jaya. Hendayana R. 2003. Dampak Penerapan Teknologi terhadap Perubahan Struktur Biaya dan Pendapatan Uahatani Padi. Bogor (ID): Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 14 p. Huntington HP. 2000. Using traditional ecological knowledge in science: methods and applications. Ecological Applications. 10: 1270-1274. Mulyoutami E, Rismawan R, Joshi L. 2009. Local knowledge and management of simpukng (forest garden) among the Dayak people in East Kalimantan, Indonesia. Forest Ecology and Management. 257: 255. Soedarsono S, dan Takeda K. 1985. Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta (ID): PT. Pradnya Paramita. Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi 2002. Jakarta (ID) : PT Raja Grafindo Persada. Stark JC, dan Wright JL. 1985. Relationship between foliage temperature and water stress in potatoes. J American Potato. 62: 57-68. Synder CS. 1998. Vegetative Filter Srips Reduce Runoff Losses and Help Protect Water Quality. The Potash & Phospate Institut (PPI) and the Potash & Phospate Institute of Canada (PPIC). Palmer WC, Havens AV. 1958. A graphical technique for determining evapotranspiration by the Thornthwaite method. Department of Meteorology Rutgers University. New Brunswick New Jersey. Thornthwaite CW, dan Mather JR. 1957. Instruction and Tables for computing potential evapotranspiration and the water balance. Drexel Institute of Technology Laboratory of Climatology. Centerton. New Jersey.10(3). Wiyono S. 2007. Perubahan iklim dan ledakan hama dan penyakit tanaman. Keanekaragaman Hayati Ditengah Perubahan Iklim. Seminar Sehari Tentang Perubahan Iklim; 2007 Juni 28; Indonesia.
24 Lampiran 1 Curah hujan (mm) bulanan Dramaga periode 2004-2013 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Min Max rata-rata
Jan 404 537 641 140 251 361 252 203 272 510 140 641 357
Feb 327 580 434 611 377 305 461 77 538 406 77 611 412
Mar 432 568 138 276 673 261 415 140 136 290 136 673 333
Apr 640 308 164 473 527 260 43 278 390 216 43 640 330
Mei 374 429 324 198 277 571 331 362 195 399 195 571 346
Jun 169 682 173 274 172 338 303 275 94 62 62 682 254
Jul Agu Sep Okt Nov Des 209 166 392 277 401 432 215 163 320 351 423 252 31 191 26 152 355 363 134 248 206 236 444 476 172 162 343 311 509 255 131 33 157 416 407 258 270 478 601 436 284 177 202 142 106 257 458 345 117 79 271 540 549 359 360 258 503 394 187 408 31 33 26 152 187 177 360 478 601 540 549 476 184 192 292 337 402 332
Lampiran 2 Jumlah hari hujan periode tahun 2004-2013 di Dramaga Bogor 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 rata-rata
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 26 28 24 25 23 13 15 6 22 21 27 25 27 25 25 22 16 24 20 18 17 20 25 26 28 28 24 26 16 12 9 9 8 10 25 26 11 18 24 29 19 21 12 15 12 25 20 31 20 29 28 25 18 16 8 15 30 25 21 30 27 27 24 20 24 18 12 10 13 24 23 20 29 28 28 16 23 22 22 24 29 26 29 29 25 23 28 24 24 16 18 30 28 26 22 28 28 25 21 30 31 12 10 31 14 31 27 26 30 27 28 27 26 25 29 30 28 30 27 25 25 26 25 24 22 18 16 19 20 24 25 27
Lampiran 3 suhu rata-rata bulan ( oC ) di daerah Cikarawang tahun 2004-2013 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 rata-rata
Jan 26.7 26.4 26.4 27.1 26.6 25.7 26.6 26.2 26.3 26.1 26.4
Feb 26.6 26.9 26.9 26.2 25.1 25.9 24.6 26.6 27.2 27.2 26.3
Mar 27.4 27.3 26.9 26.8 26.5 26.9 27.4 26.9 27.3 27.7 27.1
Apr 27.9 27.6 27.3 27.3 26.9 27.4 28.2 27.4 27.4 28.0 27.5
Mei 27.8 27.7 27.1 27.4 26.8 27.3 28.2 27.5 27.5 27.7 27.5
Sumber : BMKG klas I Dramaga Bogor 2014
Jun 26.8 27.2 26.8 26.9 26.7 27.3 27.2 27.4 27.5 27.7 27.1
Jul 27.0 26.6 27.1 26.8 26.3 27.0 27.2 27.1 27.1 26.6 26.9
Agu 27.0 26.5 26.3 26.6 26.8 27.5 27.3 27.0 27.3 27.3 26.9
Sep 27.4 27.2 27.2 27.1 27.3 28.2 27.1 27.5 27.6 27.5 27.4
Okt 27.8 27.5 28.1 27.5 27.1 27.7 27.1 27.7 27.9 27.5 27.6
Nov 29.1 27.3 27.9 27.1 26.9 27.5 27.4 27.4 27.4 27.2 27.5
Des 26.9 26.7 27.4 26.2 26.5 27.4 26.6 27.3 27.3 26.7 26.9
25 Lampiran 4 Lama penyinaran matahari di Dramaga (%) antara pukul 08.00-16.00 Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2004 57 30 53 76 70 75 79 87 82 88 64 35 2005 35 48 59 67 74 67 76 81 75 66 63 33 2006 35 52 46 60 68 85 84 94 94 89 76 50 2007 61 43 45 59 71 76 86 89 90 75 63 39 2008 61 18 53 65 81 79 93 72 82 70 57 44 2009 37 29 73 65 67 78 90 91 90 74 55 56 2010 39 57 56 78 54 54 63 69 61 54 47 37 2011 33 48 46 61 67 88 87 91 90 74 56 44 2012 87 57 55 61 75 78 63 89 91 76 58 49 2013 19 37 48 44 47 48 49 86 86 87 62 44 rata-rata 46 42 53 64 67 73 77 85 84 75 60 43 Sumber : BMKG klas I Dramaga Bogor (2014)
Lampiran 5 Perbandingan pendapatan usaha tani pola tanam A pada periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember komponen penerimaan
Pendapatan : produksi panen yang dijual
periode tanam Jan-Apr (ubijalar) 19 000 2 000 38 000 000
Total Pendapatan
38 000 000
periode tanam Mei-Agu (ubijalar) Hasil panen (kg ha-1) 12 500 Harga (Rp kg-1) 2 000 Nilai (Rp ha-1) 25 000 000 (Rp ha-1) 25 000 000
periode tanam Sep-Des (padi) 7 000 4 000 28 000 000 28 000 000
Lampiran 6 Perbandingan pendapatan usaha tani pola tanam B pada periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember komponen penerimaan
Pendapatan : produksi panen yang dijual
periode tanam Jan-Apr (ubijalar) 18 200 2 000 36 460 000
Total pendapatan
36 460 000
periode tanam Mei-Agu (kacang tanah) Hasil panen (kg ha-1) 5 200 Harga (Rp kg-1) 2 000 Nilai (Rp ha-1) 21 000 000 (Rp ha-1) 21 000 000
periode tanam Sep-Des (padi) 7 000 4 000 28 000 000 28 000 000
26
Lampiran 7
Perbandingan penerimaan usaha tani pola tanam C pada periode tanam Januari-April, Mei-Agustus, dan September-Desember
komponen penerimaan
periode tanam Jan-Apr (ubijalar) 18 000
Pendapatan : produksi panen yang dijual
2 000 36 000 000
Total pendapatan
36 000 000
periode tanam Mei-Agu (ubijalar) Hasil panen (kg ha-1) 12 000 Harga (Rp kg-1) 2 000 Nilai (Rp ha-1) 24 000 000 Harga (Rp kg-1) 24 000 000
periode tanam Sep-Des (ubijalar) 9 300 2 000 18 600 000 18 600 000
Lampiran 8 Rata-rata penggunaan biaya usaha tani ubijalar pada pola tanam A
Komponen biaya
Pupuk kandang Pupuk NPK Pupuk phoska Pupuk urea TKLK Pestisida Irigasi Bibit Total biaya TKDK Sewa lahan Penyusutan Total biaya Total biaya keseluruhan
Periode tanam Jan-Apr Nilai (Rp) (%) 10 000 000 30 000 35 000 2 360 000 3 491 033 380 000 0 0 16 296 033
46.72 0.14 0.16 11.03 16.31 1.78 0 0 76.13
3 865 688 1 050 000 192 967 5 108 654
18.06 4.91 0.90 23.87
21 404 688
Periode tanam Mei-Agu Nilai (Rp) (%) Biaya tunai 10 000 000 52.85 30 000 0.16 35 000 0.18 1 400 000 7.40 2 909 624 15.38 380 000 2.01 0 0 0 0 14 754 624 77.98 Biaya non tunai 3 861 065 20.41 116 667 0.62 188 633 1.00 4 166 365 22.02
100 18 920 989
Periode tanam Sep-Des Nilai (Rp) (%) 2 015 625 900 000 0 400 000 2 691 175 380 000 276 000 251 563 6 662 800
18.97 8.47 0.00 3.76 25.32 3.58 2.60 2.4 62.69
3 784 862 0 179 767 3 964 629
35.61 0.00 1.69 37.31
100.0 10 627 429
100
27
Lampiran 9 Rata-rata penggunaan biaya usaha tani ubijalar pada pola tanam B Komponen biaya
Pupuk kandang Pupuk NPK Pupuk phoska Pupuk urea TKLK Pestisida Irigasi Bibit Total biaya TKDK Sewa lahan Penyusutan Total biaya Total biaya keseluruhan
Periode tanam Jan-April Nilai (Rp) (%) 10 000 000 30 000 35 000 1 668 000 3 433 750 380 000 0 0 15 546 750 3 837 166 1 050 000 190 467 5 077 633 20 624 383
Periode tanam Mei-Agu Nilai (Rp) (%)
Biaya tunai 48.49 10 000 000 59.46 0.15 30 000 0.18 0.17 35 000 0.21 8.09 0 0 16.65 2 225 117 13.23 1.84 368 600 2.19 0 0 0 0 1500000 0 75.38 12 658 717 75.27 Biaya non tunai 18.60 3 970 174 23.61 5.09 0 0 0.92 188 633 1.12 24.62 4 158 808 24.73 100 16 817 524
Periode tanam Sep-Des Nilai (Rp) (%) 2 033 333 900 000 0 400 000 2 808 289 380 000 278 667 250 000 6 800 289
17.36 7.69 0 3.42 23.98 3.24 2.38 2.1 58.07
3 940 948 777 778 192 000 4 910 726
33.65 6.64 1.64 41.93
100 11 711 014
100
Lampiran 10 Rata-rata penggunaan biaya usaha tani ubijalar pada pola tanam C
Komponen biaya
Pupuk kandang Pupuk NPK Pupuk phoska Pupuk urea TKLK Pestisida Irigasi Bibit Total biaya TKDK Sewa lahan Penyusutan Total biaya Total biaya keseluruhan
Periode tanam Jan-Apr Nilai (Rp) (%) 10 000 000 30 000 35 000 1 296 552 1 014 243 380 000 0 0 12 755 794
59.02 0.18 0.21 7.65 5.99 2.24 0 0 75.28
3 395 897 603 448 189 138 4 188 483
20.04 3.56 1.12 24.72
16 944 277
Periode tanam Mei- Periode tanam SepAgu Des Nilai Nilai (Rp) (%) (Rp) (%) Biaya tunai 10 000 000 74.93 1 000 000 54.37 30 000 0.22 30 000 0.16 35 000 0.26 35 000 0.19 403 455 3.02 1 395 789 7.59 1 400 000 10.49 2 691 175 14.63 109 509 0.82 366 933 1.99 0 0 0 0 0 0 0 0 11 977 964 39.75 14 451 898 78.93 Biaya non tunai 1 075 436 8.06 3 699 632 20.11 110 410 0.83 0 0 182 177 1.37 175 439 0.95 1 368 023 10.25 3 875 070 21.07
100 13 345 987
100 18 393 968
100
28
Lampiran 11 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2004 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 404 327 432 640 374 169 209 166 392 277 401 432
ETP 123.36 121.43 137.54 148.40 145.08 125.31 128.29 128.29 137.54 145.08 175.80 127.29
APWL
Surplus 280.64 205.57 294.46 491.60 228.92 43.69 80.71 37.71 254.46 131.92 225.20 304.71
Run-off 140 173 234 363 296 170 125 81 168 150 188 246
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2004 Desa Cikarwang
Lampiran 12 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2005 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 537 580 568 308 429 682 215 163 320 351 423 252
ETP 117.91 128.28 135.22 141.39 144.56 134.21 121.61 120.67 133.21 139.31 135.22 123.48
APWL
Surplus 419.09 451.72 432.78 166.61 284.44 547.79 93.39 42.33 186.79 211.69 287.78 128.52
Run-off 210 331 382 274 279 414 253 148 167 190 239 184
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2005 Desa Cikarwang
Lampiran 13 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2006 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 641 434 138 164 324 173 31 191 26 152 355 363
ETP 117.71 127.14 128.11 136.10 131.07 125.21 132.06 116.79 134.07 153.21 148.79 137.13
APWL
Surplus 523.29 306.86 9.89 27.90 192.93 47.79
-101.06 74.21 -108.07 -109.28 206.21 225.87
Run-off 262 284 147 87 140 94 0 37 0 0 103 164
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2006 Desa Cikarwang
29
Lampiran 14 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2007 Bulan
CH
ETP
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
140 611 276.4 472.7 198.3 273.5 133.9 247.9 205.9 235.5 444 476
131.62 114.90 126.81 135.57 137.58 127.76 125.86 123.05 132.60 140.64 131.62 115.79
APWL
Surplus 8.38 496.10 149.59 337.13 60.72 145.74 8.04 124.85 73.30 94.86 312.38 360.21
Run-off 4 250 200 268 165 155 82 103 88 92 202 281
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2007 Desa Cikarwang
Lampiran 15 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 250.8 376.8 672.6 527 277.1 171.5 172.4 162 343.2 311.3 509 254.7
ETP 123.90 98.78 121.19 128.50 127.57 124.81 118.53 126.65 136.14 133.24 129.44 121.19
APWL
Surplus 126.90 278.02 551.41 398.50 149.53 46.69 53.87 35.35 207.06 178.06 379.56 133.51
Run-off 63 171 361 380 265 156 105 70 139 158 269 201
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2008 Desa Cikarwang
Lampiran 16 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2009 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 361 305 261 260 571 338 131 33 157 416 407 258
ETP 105.29 108.71 128.04 137.07 135.03 136.05 130.01 139.15 154.31 143.36 140.19 137.07
APWL
Surplus 255.71 196.29 132.96 122.93 435.97 201.95 0.99
-106.15 2.69 272.64 266.81 120.93
Run-off 128 162 148 135 286 244 122 0 1.35 137 202 161
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2009 Desa Cikarwang
30
Lampiran 17 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2010 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 252 460.7 414.5 42.9 330.9 303.4 270.4 477.6 601 436.2 284.3 177.3
ETP 121.51 88.93 138.22 155.47 155.47 133.14 134.14 135.15 132.14 132.14 138.22 122.45
APWL
Surplus 130.49 371.77 276.28
-112.57 175.43 170.26 136.26 342.45 468.86 304.06 146.08 54.85
Run-off 65 219 247 0 88 129 133 238 353 329 237 146
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2010 Desa Cikarwang
Lampiran 18 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2011 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 202.7 76.5 140 278.4 361.7 274.6 202 142 105.9 257 457.7 344.6
ETP 114.80 121.25 127.00 138.06 140.14 137.02 130.94 128.96 139.10 144.39 138.06 135.99
APWL
Surplus 87.90
-44.75 13.00 140.34 221.56 137.58 71.06 13.04 -33.20 112.61 319.64 208.61
Run-off 44 0 6.5 188 147 143 107 60 0 56 188 198
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2011 Desa Cikarwang
Lampiran 19 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2012 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 271.7 538.1 136 389.5 194.8 93.9 116.5 79.3 270.5 539.5 548.9 358.8
ETP 115.14 132.55 134.60 137.72 139.83 138.77 130.52 134.60 141.97 147.41 136.68 134.60
APWL
Surplus 156.56 405.55 1.40 251.78 54.97
-44.87 -58.90 -114.20 128.53 392.09 412.22 224.20
Run-off 78 242 122 187 121 0 0 0 64 228 320 272
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2012 Desa Cikarwang
31
Lampiran 20 Tabel neraca air lahan (mm) di daerah Cikarawang tahun 2013 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
CH 510 406 290 216 399 62 360 258 503 394 187 408
ETP 112.54 132.63 144.18 149.68 144.18 144.18 121.80 134.68 138.84 139.90 133.65 123.72
APWL
Surplus 397.46 273.37 145.82 66.32 254.82
-82.18 238.20 123.32 364.16 254.10 53.35 284.28
Run-off 199 236 191 129 192 0 119 121 243 248 151 218
Sumber : perhitungan dilakukan dengan data rata-rata bulanan di tahun 2013 Desa Cikarwang
32
Lampiran 21 Foto Beberapa kegiatan usahatani dan saat wawancara dengan petani
Wawancara dengan petani Desa Cikarawang
Wawancara dengan ketua kelompok tani Desa Cikarawang
Wawancara dengan petani Desa Cikarawang
Pengakutan pupuk kandang oleh petani desa Cikarawang
Proses pengolahan lahan di awal tanam oleh petani Desa Cikarawang
Sawah petani pola tanam A Desa Cikarawang yang ditanami komuditas ubijalar periode JanuariApril
33
Lampiran 22 Peta wilayah Desa Cikarawang
Sumber : Peta sosial potensi Desa Cikarawang (KPMD.T) oleh Wijiato, SE
34
Lampiran 23 Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam A (ubijalar) dengan Periode tanam bulan Januari-April. No Responden A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
NPK (kg) 1 3 0.5 3 2 2 1 10 5 0.5 2.8
pupuk organic Jumlah Harga biaya pupuk biaya pupuk (kg) (Rp/kg) organik (Rp) organik (Rp)/ha 17.5 0 0 2 000 500 1 000 000 10 000 000 18 0 0 6 000 500 3 000 000 10 000 000 20 0 0 1 000 500 500 000 10 000 000 17 0 0 6 000 500 3 000 000 10 000 000 17.5 0 0 4 000 500 2 000 000 10 000 000 25 700 000 3 500 000 4 000 500 2 000 000 10 000 000 20 0 0 2 000 500 1 000 000 10 000 000 15 0 0 20 000 500 10 000 000 10 000 000 20 0 0 10 000 500 5 000 000 10 000 000 20 350 000 7 000 000 1 000 500 500 000 10 000 000 19 105 000 1 050 000 5 600 500 2 800 000 10 000 000
Jenis umur pekerjaan Tingkat luas lahan Produksi produksi Sewa kelamin (th) sampingan pendidikan (Ha) (Ton) (ton/Ha) (Rp)
Sapturi Juki Ari Tono Inun Madhari Jamsari Norma Arsin Sala Meri
Harga (Rp/kg) 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000
L L L P P L P L P P
43 Dagang 60 Ternak 45 Buruh 46 PRT 53 Dagang 56 Kuli 38 Dagang 46 Dagang 60 Ternak 50 Dagang Rata-rata
biaya pupuk NPK (Rp) 3 000 9 000 1 500 9 000 6 000 6 000 3 000 30 000 15 000 1 500 8 400
SMP SD SD SMP SMP SD SMA SMA SD SMP
biaya pupuk NPK (Rp)/ha 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000
0.1 0.3 0.05 0.3 0.2 0.2 0.1 1 0.5 0.05
Phoska (kg) 1 3 0.5 3 2 2 1 10 5 0.5 2.8
1.75 5.5 1 5 3.5 5 2 15 10 1 4.97
pupuk anorganik Harga biaya pupuk (Rp/kg) Phoska (Rp) 3 500 3 500 3 500 10 500 3 500 1 750 3 500 10 500 3 500 7 000 3 500 7 000 3 500 3 500 3 500 35 000 3 500 17 500 3 500 1 750 3 500 9 800
Sewa (Rp) /ha
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
Urea (kg) 100 90 50 90 110 110 100 80 60 50 84
Harga (Rp/kg) 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000
biaya pupuk Urea (Rp) 400 000 360 000 200 000 360 000 440 000 440 000 400 000 320 000 240 000 200 000 336 000
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 4 000 000 1 200 000 4 000 000 1 200 000 2 200 000 2 200 000 4 000 000 320 000 480 000 4 000 000 2 360 000
35
pestisida No pestisida responden (kg)
A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
No responden A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
1 3 0.5 3 2 2 1 10 5 0.5 2.8
Penyusutan
Harga Biaya pestisida biaya pestisida Jml penyusutan (Rp/kg) (Rp) (Rp)/ha (1 musim anam)
38 000 38 000 38 000 38 000 38 000 38 000 38 000 38 000 38 000 38000 38000
luas lahan /tumbak (4m) 250 750 125 750 500 500 250 2500 1250 125 700
38 000 114 000 19 000 114 000 76 000 76 000 38 000 380 000 190 000 19 000 106 400
jumlah (Rp) 300 000 900 000 150 000 900 000 600 000 600 000 300 000 3 000 000 1 500 000 150 000 840 000
380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000
biaya pengolahan (Rp) /ha Penanaman 3 000 000 1.15 3 000 000 3.45 3 000 000 0.48 3 000 000 3.45 3 000 000 2.3 3 000 000 2.3 3 000 000 1.15 3 000 000 11.5 3 000 000 5.74 3 000 000 0.48 3 000 000 3.20
0.45 1.1 0.17 1.1 0.8 0.9 0.42 3.56 1.85 0.17 1.052
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga)
haga satuan biaya penyusutan (Rp/sat) (Rp)
50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000
Biaya penyusutan (Rp)/ha
22 500 55 000 8 500 55 000 40 000 45 000 21 000 178 000 92 500 8 500 52 600
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) Harga jumlah biaya satuan jumlah penanaman (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha 35 000 28 175 281 750 35 000 84 525 281 750 35 000 11 943 238 875 35 000 84 525 281 750 35 000 56 350 281 750 35 000 56 350 281 750 35 000 28 175 281 750 35 000 281 750 281 750 35 000 140 630 281 260 35 000 11 943 238 875 35 000 78 436 273 126
225 000 183 333 170 000 183 333 200 000 225 000 210 000 178 000 185 000 170 000 192 966
pemelih araan 1.16 3.48 0.58 3.48 1.16 1.16 1.16 11.6 5.8 0.58 3.016
pembibitan (HOK)
0.97 1.445 0.41 1.445 0.93 1.2 0.93 4.67 2.275 0.41 1.46
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
Harga satuan (Rp/sat)
jumlah (Rp)
35 000 33 950 35 000 50 575 35 000 14 350 35 000 50 575 35 000 32 550 35 000 42 000 35 000 32 550 35 000 163 450 35 000 79 625 35 000 14 350 35 000 51397
jumlah (Rp) 40 600 121 800 20 300 121 800 40 600 40 600 40 600 406 000 203 000 20 300 105 560
jumlah (Rp)/ha
339 500 168 583 287 000 168 583 162 750 210 000 325 500 163 450 159 250 287 000 227 161
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 406 000 406 000 406 000 406 000 203 000 203 000 406 000 406 000 406 000 406 000 365 400
36
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) No koresponden A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
No Koresponden A1 A2 A3 A4 A5 A6 A7 A8 A9 A10
luas lahan/ tumbak (4m) 250 750 125 750 500 500 250 2 500 1 250 125 700
biaya upah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
jumlah (Rp) 150 000 450 000 75 000 450 000 300 000 300 000 150 000 1 500 000 750 000 75 000 420 000
jumlah biaya Harga Harga pengolahan satuan jumlah satuan (Rp)/ha penanaman (Rp/sat) (Rp) pemeliharaan (Rp/sat) 1 500 000 0 0 0 0.58 35 000 1 500 000 0 0 0 1.74 35 000 1 500 000 0 0 0 0.29 35 000 1 500 000 0 0 0 1.74 35 000 1 500 000 0 0 0 0.58 35 000 1 500 000 0 0 0 0.58 35 000 1 500 000 0 0 0 0.58 35 000 1 500 000 0 0 0 5.8 35 000 1 500 000 0 0 0 2.9 35 000 1 500 000 0 0 0 0.29 35 000 1 500 000 0 0 0 1.508 35 000
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) jumlah biaya pemanenan jumlah (Rp) (Rp)/ha 150 000 1 500 000 500 000 1 666 667 100 000 2 000 000 500 000 1 666 667 350 000 1 750 000 400 000 2 000 000 200 000 2 000 000 1 500 000 1 500 000 1 000 000 2 000 000 100 000 2 000 000 480 000 1 808 333
Total biaya TKDK 402 725 1 156 900 196 593 1 156 900 729 500 738 950 401 325 3 851 200 1 923 255 196 593 1 075 394
jumlah (Rp) 20 300 60 900 10 150 60 900 20 300 20 300 20 300 203 000 101 500 10 150 52 780
Total biaya TKDK/ha 4 027 250 3 856 333 3 931 875 3 856 333 3 647 500 3 694 750 4 013 250 3 851 200 3 846 510 3 931 875 3 865 688
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 203 000 203 000 203 000 203 000 101 500 101 500 203 000 203 000 203 000 203 000 182 700
Total biaya TKLK 320 300 1 010 900 185 150 1 010 900 670 300 720 300 370 300 3 203 000 1 851 500 185 150 952 780
jumlah panen (kg) 1 500 5 000 1 000 5 000 3 500 4 000 2 000 15 000 10 000 1 000 4 800 Total biaya TKLK/ha 3 203 000 3 369 667 3 703 000 3 369 667 3 351 500 3 601 500 3 703 000 3 203 000 3 703 000 3 703 000 3 491 033
37
Lampiran 24 Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam A (ubijalar) dengan Periode tanam bulan Mei-Agustus. No Responden A11 A12 A13 A14 A15 A16 A17 A18 A19 A20
NPK (kg) 3 3 1.2 1 10 1 1 5 1.5 3 2.97
Marhadi Ari Kokom Mihara Jamhari Idris Nanah Doing Resna dwi R
Harga (Rp/kg) 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000
Jenis umur pekerjaan kelamin (th) sampingan L L P L L L P L P L
50 36 54 48 63 55 47 49 38 52 rata-rata
biaya pupuk NPK (Rp) 9 000 9 000 3 600 3 000 30 000 3 000 3 000 15 000 4 500 9 000 8 910
Buruh Guru Buruh Ternak Ternak kuli Dagang supir Guru Ternak
Tingkat luas lahan Produksi produksi pendidikan (Ha) (Ton) (ton/Ha) SD SMA SD SMP SD SD SMP SD SMA SD
biaya pupuk NPK (Rp)/ha 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000
0.3 0.3 0.12 0.1 1 0.1 0.1 0.5 0.15 0.3 0.297
Phoska (kg) 3 3 1.2 1 10 1 1 5 1.5 3 2.97
3 4 1.2 1.5 10 1.5 1.2 7 2 3.7 3.51
Sewa (Rp)
Sewa (Rp)/ha
10 350 000 1 166 667 13 0 0 10 0 0 15 0 0 10 0 0 15 0 0 12 0 0 14 0 0 13 0 0 12 0 0 12.5 35 000 116 667
pupuk anorganik Harga biaya pupuk (Rp/kg) Phoska (Rp) 3 500 10 500 3 500 10 500 3 500 4 200 3 500 3 500 3 500 35 000 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500 17 500 3 500 5250 3 500 10 500 3 500 10 395
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
pupuk organik Jumlah Harga biaya pupuk (kg) (Rp/kg) organik (Rp) 6 000 500 3 000 000 6 000 500 3 000 000 2 400 500 1 200 000 2 000 500 1 000 000 20 000 500 10 000 000 2 000 500 1 000 000 2 000 500 1 000 000 10 000 500 5 000 000 3 000 500 1 500 000 6 000 500 3 000 000 5 940 500 2 970 000
Urea (kg) 105 105 42 35 350 35 35 175 52.5 105 103
Harga (Rp/kg) 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000
biaya pupuk Urea (Rp) 420 000 420 000 168 000 140 000 1 400 000 140 000 140 000 700 000 210 000 420 000 415 800
biaya pupuk organik (Rp)/ha 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000
38
pestisida No Koresponden pestisida (kg) A11 3 A12 3 A13 1.2 A14 1 A15 10 A16 1 A17 1 A18 5 A19 1.5 A20 3 Rata-rata 2.97
luas lahan /tumbak (4m) 750 750 300 250 2 500 250 250 1 250 375 750 742.5
biaya Harga pestisida (Rp/kg) (Rp) 38 000 114 000 38 000 114 000 38 000 45 600 38 000 38 000 38 000 380 000 38 000 38 000 38 000 38 000 38 000 190 000 38 000 57 000 38 000 114 000 38 000 112 860
jumlah (Rp) 900 000 900 000 360 000 300 000 3 000 000 300 000 300 000 1 500 000 450 000 900 000 891 000
biaya pengolahan (Rp)/ha 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000
biaya pestisida (Rp)/ha 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000
Penyusutan jumlah haga penyusutan satuan (1 musim tanam) (Rp/sat) 1.12 50 000 1.12 50 000 0.46 50 000 0.4 50 000 3.46 50 000 0.4 50 000 0.42 50 000 1.85 50 000 0.5 50 000 1.12 50 000 1.085 50 000
biaya penyusutan (Rp) 56 000 56 000 23 000 20 000 173 000 20 000 21 000 92 500 25 000 56 000 54 250
TKDK (Tenaga Kerja Dalam Keluarga) Harga satuan jumlah jumlah biaya penanaman (Rp/sat) (Rp) penanaman (Rp)/ha 2.29 35 000 56 105 187 016 2.29 35 000 56 105 187 016 2.56 35 000 62 720 522 666 1.46 35 000 35 770 357 700 10.5 35 000 257 250 257 250 1.46 35 000 35 770 357 700 1.46 35 000 35 770 357 700 2.3 35 000 56 350 112 700 2.15 35 000 52 675 351 166 2.29 35 000 56 105 187 016 2.87 35 000 70 462 287 793
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) biaya Harga penyusutan pembibitan satuan jumlah jumlah (Rp)/ha (HOK) (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha 186 666 1.3 35 000 45 500 151 666 186 666 1.3 35 000 45 500 151 666 191 666 0.52 35 000 18 200 151 666 200 000 0.45 35 000 15 750 157 500 173 000 4.5 35 000 157 500 157 500 200 000 0.45 35 000 15 750 157 500 210 000 0.45 35 000 15 750 157 500 185 000 2.3 35 000 80 500 161 000 166 666 0.75 35 000 26 250 175 000 186 666 1.3 35 000 45 500 151 666 188 633 1.33 35 000 46 620 157 266
pemelih araan 2.40 2.40 2.00 1.46 10.80 1.46 1.46 2.50 1.75 2.91 2.91
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah (Rp) 84 000 84 000 70 000 51 100 378 000 51 100 51 100 87 500 61 250 102 005 102 005
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 280 000 280 000 583 333 511 000 378 000 511 000 511 000 175 000 408 333 340 018 397 768
39
No koresponden luas lahan /tumbak (4m) A11 750 A12 750 A13 300 A14 250 A15 2500 A16 250 A17 250 A18 1250 A19 375 A20 750 Rata-rata 742.5
jumlah (Rp) 450 000 450 000 180 000 150 000 1 500 000 150 000 150 000 750 000 225 000 450 000 445 500
jumlah biaya pengolahan (Rp)/ha 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) Harga satuan jumlah penanaman (Rp/sat) (Rp) pemeliharaan 0 0 0 1.35 0 0 0 1.35 0 0 0 0.54 0 0 0 0.45 0 0 0 4.57 0 0 0 0.45 0 0 0 0.45 0 0 0 2.25 0 0 0 0.67 0 0 0 1.35 0 0 0 1.34
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah (Rp) 47 250 47 250 18 900 15 750 159 950 15 750 15 750 78 750 23 625 47 250 47 022
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 157 500 157 500 157 500 157 500 159 950 157 500 157 500 157 500 157 500 157 500 157 745
jumlah panen (kg) 3 000 4 000 1 200 1 500 10 000 1 500 1 200 7 000 2 000 3 700 3 510
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) No Koresponden biaya upah A11 100 A12 100 A13 100 A14 100 A15 100 A16 100 A17 100 A18 100 A19 100 A20 100 Rata-rata 100
jumlah (Rp) 300 000 400 000 120 000 150 000 1 000 000 150 000 120 000 700 000 200 000 370 000 351 000
jumlah biaya pemanenan (Rp)/ha 1 000 000 1 333 333 1 000 000 1 500 000 1 000 000 1 500 000 1200 000 1 400 000 1 333 333 1 233 333 1 250 000
Total biaya TKDK
Total biaya TKDK/ha
1 085 605 1 085 605 510 920 402 620 3 792 750 402 620 402 620 1 724 350 590 175 1 103 611 1 110 088
3 618 683 3 618 683 4 257 667 4 026 200 3 792 750 4 026 200 4 026 200 3 448 700 3 934 500 3 678 702 3 842 829
Total biaya TKLK 797 250 897 250 318 900 315 750 2 659 950 315 750 285 750 1 528 750 448 625 867 250 843 522
Total biaya TKLK/ha 2 657 500 2 990 833 2 657 500 3 157 500 2 659 950 3 157 500 2 857 500 3 057 500 2 990 833 2 890 833 2 907 745
40
Lampiran 25 Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam A ( Padi) dengan Periode tanam bulan Mei-Agustus. No A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30
Responden
Jenis umur pekerjaan Tingkat kelamin (th) sampingan pendidikan
Arja Sarnan Nani Madyusa Uus Sanag Mina Amdjah Uni Sodik
No NPK koresponden (kg) A21 90 A22 300 A23 150 A24 90 A25 150 A26 150 A27 15 A28 45 A29 300 A30 150 Rata-rata 144
L L P L P L P P P L
41 54 52 60 49 60 45 53 46 60 rata-rata
Ternak Ternak PRT Ternak Ternak Ternak Guru Dagang Dagang Ternak
Harga biaya pupuk (Rp/kg) NPK (Rp) 3 000 270 000 3 000 900 000 3 000 450 000 3 000 270 000 3 000 450 000 3 000 450 000 3 000 45 000 3 000 135 000 3 000 900 000 3 000 450 000 3 000 432 000
SMP SD SD SD SD SD SMA SMA SMA SD
luas lahan (Ha)
Produksi (Ton)
0.3 1 0.5 0.3 0.5 0.5 0.05 0.15 1 0.5 0.48
2 7 3.5 2 4 3 0.3 1 7 4 3.38
produksi (ton/Ha)
Sewa (Rp) 7 7 7 7 8 6 6 7 7 8
7
pupuk anorganik biaya pupuk Phoska Harga biaya pupuk NPK (Rp)/ha (kg) (Rp/kg) Phoska (Rp) 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0 900 000 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pupuk organik Jumlah Harga biaya pupuk biaya pupuk (kg) (Rp/kg) organik (Rp) organik (Rp)/ha 0 1 200 500 600 000 2 000 000 0 4 000 500 2 000 000 2 000 000 0 2 000 500 1 000 000 2 000 000 0 1 200 500 600 000 2 000 000 0 2 000 500 1 000 000 2 000 000 0 2 000 500 1 000 000 2 000 000 0 200 500 100 000 2 000 000 0 750 500 375 000 2 500 000 0 4 000 500 2 000 000 2 000 000 0 2 000 500 1 000 000 2 000 000 0 1 935 500 967 500 2 015 625
Sewa (Rp)/ha
biaya pupuk Urea Phoska(Rp)/kg (kg) 0 30 0 100 0 50 0 30 0 50 0 50 0 5 0 15 0 100 0 50 0 48
Harga (Rp/kg) 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000
biaya pupuk Urea (Rp) 120 000 400 000 200 000 120 000 200 000 200 000 20 000 60 000 400 000 200 000 192 000
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000 400 000
41
pestisida No koresponden pestisida Harga (kg) (Rp/kg) A21 3 38 000 A22 10 38 000 A23 5 38 000 A24 3 38 000 A25 5 38 000 A26 5 38 000 A27 0.5 38 000 A28 1.5 38 000 A29 10 38 000 A30 5 38 000 Rata-rata 5 38 000
No produksi koresponden panen (ton) A21 2 A22 7 A23 3.5 A24 2 A25 4 A26 3 A27 0.3 A28 1 A29 7 A30 4 Rata-rata 3.38
biaya pestisida (Rp) 114 000 380 000 190 000 114 000 190 000 190 000 19 000 57 000 380 000 190 000 182 400
biaya pestisida (Rp)/ha 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000
Irigasi potongan biaya irigasi biaya irigasi (kg) Rp 40 80 000 140 280 000 70 140 000 40 80 000 80 160 000 60 120 000 6 12 000 20 40 000 140 280 000 80 160 000 68 135 200
Penyusutan jumlah haga penyusutan satuan ( 1 musim tanam) (Rp/sat) 1.1 50 000 3.46 50 000 1.85 50 000 1.12 50 000 1.85 50 000 1.85 50 000 0.17 50 000 0.5 50 000 3.56 50 000 1.85 50 000 1.73 50 000
biaya penyusutan (Rp) 55 000 173 000 92 500 56 000 92 500 92 500 8 500 25 000 178 000 92 500 86 550
biaya penyusutan (Rp)/ha 183 333 173 000 185 000 186 666 185 000 185 000 170 000 166 666 178 000 185 000 179 766
Pembibitan biaya pembibitan Harga bibit (kg) (Rp/kg) (Rp) 7.5 10 000 75 000 25 10 000 250 000 12.5 10 000 125 000 7.5 10 000 75 000 12.5 10 000 125 000 12.5 10 000 125 000 1.25 10 000 12 500 4.5 10 000 45 000 25 10 000 250 000 12.5 10 000 125 000 12 10 000 120 750
biaya bibit (Rp)/ha 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000 300 000 250 000 250 000 251 563
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) biaya irigasi pembibitan Rp/ha (HOK) 266 667 1.44 280 000 4.5 280 000 2.3 266 667 1.3 320 000 2.27 240 000 2.27 240 000 0.41 266 667 0.75 280 000 4.67 320 000 2.27 276 000 2.2
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah (Rp) 50 575 157 500 80 500 45 500 79 625 79 625 14 350 26 250 163 450 79 625 77 700
jumlah (Rp)/ha 168 583 157 500 161 000 151 666 159 250 159 250 287 000 175 000 163 450 159 250 161 875
luas lahan /tumbak (4m) 750 2 500 1 250 750 1 250 1 250 125 375 2 500 1 250 1 200
biaya jumlah pengolahan (Rp) (Rp)/ha 900 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 1 500 000 3 000 000 900 000 3 000 000 1 500 000 3 000 000 1 500 000 3 000 000 150 000 3 000 000 450 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 1 500 000 3 000 000 1 440 000 3 000 000
42
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) No koresponden
Harga satuan penanaman (Rp/sat) A21 3.45 35 000 A22 10.5 35 000 A23 2.3 35 000 A24 2.29 35 000 A25 5.74 35 000 A26 5.74 35 000 A27 0.48 35 000 A28 2.15 35 000 A29 11.5 35 000 A30 5.74 35 000 Rata-rata 5 35 000
No Harga koresponden pembibitan satuan (HOK) (Rp/sat) A21 0 0 A22 0 0 A23 0 0 A24 0 0 A25 0 0 A26 0 0 A27 0 0 A28 0 0 A29 0 0 A30 0 0 Rata-rata 0 0
jumlah (Rp) 84 525 257 250 56 350 56 105 140 630 140 630 11 943 52 675 281 750 140 630 122 248
jumlah biaya penanaman (Rp)/ha 281 750 257 250 112 700 187 016 281 260 281 260 238 875 351 166 281 750 281 260 254 685
luas lahan jumlah /tumbak (Rp) (4m) 0 750 0 2 500 0 1 250 0 750 0 1 250 0 1 250 0 125 0 375 0 2 500 0 1 250 0 1 200
Harga satuan pemeliharaan (Rp/sat) 3.48 35 000 10.80 35 000 2.50 35 000 2.40 35 000 5.8 35 000 5.8 35 000 0.58 35 000 1.75 35 000 11.6 35 000 5.8 35 000 5.1 35 000
jumlah (Rp) 121 800 378 000 87 500 84 000 203 000 203 000 20 300 61 250 406 000 203 000 176 785
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) jumlah biaya Harga jumlah pengolahan satuan (Rp) (Rp)/ha penanaman (Rp/sat) 450 000 1 500 000 0 0 1 500 000 1 500 000 0 0 750 000 1 500 000 0 0 450 000 1 500 000 0 0 750 000 1 500 000 0 0 750 000 1 500 000 0 0 75 000 1 500 000 0 0 225 000 1 500 000 0 0 1 500 000 1 500 000 0 0 750 000 1 500 000 0 0 720 000 1 500 000 0 0
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 406 000 378 000 175 000 280 000 406 000 406 000 406 000 408 333 406 000 406 000 368 302
jumlah (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
jumlah panen (kg) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pemeliharaan 1.74 4.57 2.25 1.35 2.9 2.9 0.29 0.67 5.8 2.9 2.54
biaya upah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
jumlah (Rp) 60 900 159 950 78 750 47 250 101 500 101 500 10 150 23 625 203 000 101 500 88 812
43
No koresponden A21 A22 A23 A24 A25 A26 A27 A28 A29 A30 Rata-rata
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 203 000 159 950 157 500 157 500 203 000 203 000 203 000 157 500 203 000 203 000 185 026
panen dan pengeringan gabah jumlah panen gabah biaya jumlah (ton) upah biaya(Rp) 2 150 000 300 000 7 150 000 1 050 000 3.5 150 000 525 000 2 150 000 300 000 4 150 000 600 000 3 150 000 450 000 0.3 150 000 45 000 1 150 000 150 000 7 150 000 1 050 000 4 150 000 600 000 3.38 150 000 507 000
jumlah biaya pemanenan (Rp)/ha 1 000 000 1 050 000 1 050 000 1 000 000 1 200 000 900 000 900 000 1 000 000 1 050 000 1 200 000 1 035 000
Total biaya TKDK 1 156 900 3 792 750 1 724 350 1 085 605 1 923 255 1 923 255 196 593 590 175 3 851 200 1 923 255 1 816 733
Total biaya TKDK/ha 3 856 333 3 792 750 3 448 700 3 618 683 3 846 510 3 846 510 3 931 875 3 934 500 3 851 200 3 846 510 3 784 862
Total biaya TKLK 810 900 2 709 950 1 353 750 797 250 1 451 500 1 301 500 130 150 398 625 2 753 000 1 451 500 1 315 812
Total biaya TKLK/ha 2 703 000 2 709 950 2 707 500 2 657 500 2 903 000 2 603 000 2 603 000 2 657 500 2 753 000 2 903 000 2 741 276
Lampiran 26 Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam B (ubijalar) dengan Periode tanam bulan Januari-April. Jenis umur No responden kelamin (th) B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10
Darni Amin Enjang Sahid Amung Sajil Nara Suhandi uci Ijat
P L P L L L P L P L
60 60 51 60 53 56 57 46 50 45 Rata-rata
pekerjaan Tingkat sampingan pendidikan Ternak Ternak buruh Ternak Dagang kuli Dagang Dagang Dagang Ternak
SD SD SD SD SMP SD SMP SMP SMP SD
luas lahan (Ha) 0.3 0.5 0.1 0.5 0.5 0.2 0.1 1 0.05 0.3 0.35
pupuk organic Produksi produksi (Ton) (ton/Ha) 5.5 10 1.5 8 7 5 2 15 1 5.5 6.05
18 20 15 16 14 25 20 15 20 18 18,2
Sewa (Rp)
Sewa (Rp)/ha
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 700 000 3 500 000 0 0 0 0 350 000 7 000 000 0 0 105 000 1 050 000
Jumlah (kg) 6 000 10 000 2 000 10 000 10 000 4 000 2 000 20 000 1 000 6 000 7 100
biaya pupuk Harga organik (Rp) (Rp/kg) 500 3 000 000 500 5 000 000 500 1 000 000 500 5 000 000 500 5 000 000 500 2 000 000 500 1 000 000 500 10 000 000 500 500 000 500 3 000 000 500 3 550 000
biaya pupuk organik (Rp)/ha 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000
44
No
NPK (kg) B1 3 B2 5 B3 1 B4 5 B5 5 B6 2 B7 1 B8 10 B9 0.5 B10 3 Rerata 3.55
Harga biaya pupuk (Rp/kg) NPK (Rp) 3 000 9 000 3 000 15 000 3 000 3 000 3 000 15 000 3 000 15 000 3 000 6 000 3 000 3 000 3 000 30 000 3 000 1 500 3 000 9 000 3 000 10 650
pestisida Harga biaya pestisid (Rp/kg pestisida a (kg) ) (Rp) B1 3 38 000 114 000 B2 5 38 000 190 000 B3 1 38 000 38 000 B4 5 38 000 190 000 B5 5 38 000 190 000 B6 2 38 000 76 000 B7 1 38 000 38 000 B8 10 38 000 380 000 B9 0.5 38 000 19 000 B10 3 38 000 114 000 Rerata 3.55 38 000 134 900
No
biaya pupuk NPK (Rp)/ha 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000
biaya pestisida (Rp)/ha 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000
Phoska (kg) 3 5 1 5 5 2 1 10 0.5 3 3.55
jumlah penyusutan (1 musim tanam) 1.1 1.85 0.4 1.85 1.85 0.9 0.42 3.56 0.17 1.1 1.32
Harga (Rp/kg) 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500 3500 3 500 3 500 3 500 3 500
pupuk anorganik biaya pupuk Phoska (Rp) 10 500 17 500 3 500 17 500 17 500 7 000 3 500 35 000 1 750 10 500 12 425
Penyusutan haga satuan (Rp/sat) 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
biaya penyusutan (Rp) 55 000 92 500 20 000 92 500 92 500 45 000 21 000 178 000 8 500 55 000 66 000
biaya penyusutan (Rp)/ha 183 333 185 000 200 000 185 000 185 000 225 000 210 000 178 000 170 000 183 333 190 466
Urea (kg) 90 60 35 60 175 110 100 80 50 90 85
Harga (Rp/kg) 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000
biaya pupuk Urea (Rp) 360 000 240 000 140 000 240 000 700 000 440 000 400 000 320 000 200 000 360 000 340 000
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 1 200 000 480 000 1 400 000 480 000 1 400 000 2 200 000 4 000 000 320 000 4 000000 1 200 000 1 668 000
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) Harga pembibita satuan jumlah jumlah n (HOK) (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha 1.445 35 000 50 575 168 583 2.275 35 000 79 625 159 250 0.45 35 000 15 750 157 500 2.27 35 000 79 625 159 250 2.3 35 000 80 500 161 000 1.2 35 000 42 000 210 000 0.93 35 000 32 550 325 500 4.67 35 000 163 450 163 450 0.41 35 000 14 350 287 000 1.44 35 000 50 575 168 583 1.74 35 000 60 900 196 011
45
No korseponden B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 Rerata
luas lahan /tumbak (4m) 750 1 250 250 1 250 1 250 500 250 2 500 125 750 887
jumlah (Rp) 900 000 1 500 000 300 000 1 500 000 1 500 000 600 000 300 000 3 000 000 150 000 900 000 1 065 000
biaya pengolahan (Rp)/ha penanaman 3 000 000 3.45 3 000 000 5.74 3 000 000 1.46 3 000 000 5.74 3 000 000 2.3 3 000 000 2.3 3 000 000 1.15 3 000 000 11.5 3 000 000 0.48 3 000 000 3.45 3 000 000 3.75
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) Harga jumlah biaya Harga satuan jumlah penanaman satuan (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha pemeliharaan (Rp/sat) 35 000 84 525 281 750 3.48 35 000 35 000 140 630 281 260 5.8 35 000 35 000 35 770 357 700 1.46 35 000 35 000 140 630 281 260 5.8 35 000 35 000 56 350 112 700 2.50 35 000 35 000 56 350 281 750 1.16 35 000 35 000 28 175 281 750 1.16 35 000 35 000 281750 281 750 11.6 35 000 35 000 11 943 238 875 0.58 35 000 35 000 84 525 281 750 3.48 35 000 35 000 92 064 268 054 3.70 35 000
jumlah (Rp) 121 800 203 000 51 100 203 000 87 500 40 600 40 600 406 000 20 300 121 800 129 570
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 406 000 406 000 511 000 406 000 175 000 203 000 406 000 406 000 406 000 406 000 373 100
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) No
luas lahan /tumbak (4m) B1 750 B2 1250 B3 250 B4 1250 B5 1250 B6 500 B7 250 B8 2500 B9 125 B10 750 Rerata 887.5
jumlah (Rp) 450 000 750 000 150 000 750 000 750 000 300 000 150000 1 500 000 75 000 450 000 532 500
jumlah biaya pengolahan (Rp)/ha 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000
penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Harga satuan (Rp/sat) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
jumlah (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pemeliharaan 1.74 2.9 0.45 2.9 2.25 0.58 0.58 5.8 0.29 1.74 1.92
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah (Rp) 60 900 101 500 15 750 101 500 78 750 20 300 20 300 203 000 10 150 60 900 67 305
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 203 000 203 000 157 500 203 000 157 500 101 500 203 000 203 000 203 000 203 000 183 750
46
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) biaya jumlah biaya pemanenan upah jumlah (Rp) (Rp)/ha 100 500 000 1 666 667 100 1 000 000 2 000 000 100 150 000 1 500 000 100 800 000 1 600 000 100 700 000 1 400 000 100 400 000 2 000 000 100 200 000 2 000 000 100 1 500 000 1 500 000 100 100 000 2 000 000 100 550 000 1 833 333 100 590 000 1 750 000
No jumlah korespomden panen (kg) B1 5 000 B2 10 000 B3 1 500 B4 8 000 B5 7 000 B6 4 000 B7 2 000 B8 15 000 B9 1 000 B10 5 500 Rerata 5 900
Total biaya TKDK
Total biaya TKDK/ha
1 156 900 1 923 255 402 620 1 923 255 1 724 350 738 950 401 325 3 851 200 196 593 1 156 900 1 347 535
3 856 333 3 846 510 4 026 200 3 846 510 3 448 700 3 694 750 4 013 250 3 851 200 3 931 875 3 856 333 3 837 166
Total biaya TKLK
Total biaya TKLK/ha
1 010 900 1 851 500 315 750 1 651 500 1 528 750 720 300 370 300 3 203 000 185 150 1 060 900 1 189 805
3 369 667 3 703 000 3 157 500 3 303 000 3 057 500 3 601 500 3 703 000 3 203 000 3 703 000 3 536 333 3 433 750
Lampiran 27 Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam B (Kacang tanah) dengan Periode tanam bulan Mei-Agustus. Jenis umur No Responden kelamin (th)
pekerjaan Tingkat sampinga pendidikan n
B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20
Ternak Ternak Dagang Ternak Ternak Dagang Dagang Buruh Dagang Guru
Doing Jaya Arman Jumat Samin Embay Misnu Onah Mastam Rahim
L P L L P P L P L P
53 60 50 60 45 56 49 46 45 45 Rata-rata
SMP SD SMP SD SD SD SMP SD SMA SMA
luas lahan (Ha) 0.3 0.5 0.05 0.3 0.05 0.2 0.12 0.1 0.05 0.26
Produks i(Ton)
produksi (ton/Ha)
Sewa (Rp)
1.5 2.75 0.25 1.85 0.25 1 0.6 5.3 0.5 0.25 1.42
5 5.5 5 6 5 5 5 5.3 5 5 5.2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sewa (Rp)/ha 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pupuk organic biaya pupuk Jumlah Harga organik (kg) (Rp/kg) (Rp) 6 000 500 3 000 000 10 000 500 5 000 000 1 000 500 500 000 6 000 500 3 000 000 1 000 500 500 000 4 000 500 2 000 000 2 400 500 1 200 000 20 000 500 10 000 000 2 000 500 1 000 000 1 000 500 500 000 5 340 500 2 670 000
biaya pupuk organik (Rp)/ha 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000
47
pestisida No NPK (kg) B11 3 B12 5 B13 0.5 B14 3 B15 0.5 B16 2 B17 1.2 B18 10 B19 1 B20 0.5 Rerata 2.67
pupuk anorganik biaya Harga pupuk NPK biaya pupuk pestisida Harga (Rp/kg) (Rp) NPK (Rp)/ha (kg) (Rp/kg) 3 000 9 000 30 000 3 38 000 3 000 15 000 30 000 5 38 000 3 000 1 500 30 000 0.5 38 000 3 000 9 000 30 000 3 38 000 3 000 1 500 30 000 0.35 38 000 3 000 6 000 30 000 2 38 000 3 000 3 600 30 000 1.2 38 000 3 000 30 000 30 000 10 38 000 3 000 3 000 30 000 1 38 000 3 000 1 500 30 000 0.5 38 000 3 000 8 010 30 000 2.65 38 000
biaya pestisida (Rp) 114 000 190 000 19 000 114 000 13 300 76 000 45 600 380 000 38 000 19 000 100 890
Penyusutan biaya pestisida (Rp)/ha 380 000 380 000 380 000 380 000 266 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 368 600
Pembibitan No koresponden pembibitan (kg) B11 30 B12 50 B13 5 B14 30 B15 5 B16 20 B17 12 B18 100 B19 10 B20 5 Rerata 26.7
Harga (Rp/kg) 15 000 15 000 15 000 15 000 15 000 15 000 15 000 15 000 15 000 15 000 15 000
biaya bibit (Rp) 450 000 750 000 75 000 450 000 75 000 300 000 180 000 1 500 000 150 000 75 000 400 500
jumlah penyusutan (1 musim tanam) 1.1 1.85 0.17 1.1 0.2 0.9 0.46 3.56 0.4 0.17 0.99
haga satuan (Rp/sat) 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000
biaya penyusutan (Rp) 55 000 92 500 8 500 55 000 10 000 45 000 23 000 178 000 20 000 8 500 49 550
biaya penyusutan (Rp)/ha 183 333 185 000 170 000 183 333 200 000 225 000 191 666 178 000 200 000 170 000 188 633
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) biaya bibit (Rp)/ha 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000
pembibitan (HOK) 1.44 2.27 0.41 1.44 0.24 1.2 0.52 4.67 0.45 0.41 1.30
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah (Rp) 50 575 79 625 14 350 50 575 8 400 42 000 18 200 163 450 15 750 14 350 45 727
jumlah (Rp)/ha 168 583 159 250 287 000 168 583 168 000 210 000 151 666 163 450 157 500 287 000 192 103
luas lahan/ jumlah tumbak (4m) (Rp) 750 900 000 1 250 1 500 000 125 150 000 750 900 000 125 150 000 500 600 000 300 360 000 2 500 3 000 000 250 300 000 125 150 000 667 801 000
biaya pengolahan (Rp)/ha 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000 3 000 000
48
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) No koresponden
B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 Rerata
No koresponden B11 B12 B13 B14 B15 B16 B17 B18 B19 B20 Rerata
luas lahan jumlah biaya /tumbak jumlah pengolahan (4m) (Rp) (Rp)/ha penanaman 750 450 000 1 500 000 0 1 250 750 000 1 500 000 0 125 75 000 1 500 000 0 750 450 000 1 500 000 0 125 75 000 1 500 000 0 500 300 000 1 500 000 0 300 180 000 1 500 000 0 2 500 1 500 000 1 500 000 0 250 150 000 1 500 000 0 125 75 000 1 500 000 0 667 400 500 1 500 000 0
biaya upah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Harga satuan (Rp/sat) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) jumlah (Rp) jumlah biaya pemanenan (Rp)/ha 150 000 500 000 275 000 550 000 25 000 500 000 185 000 616 666 25 000 500 000 100 000 500 000 60 000 500 000 530 000 530 000 50 000 500 000 25 000 500 000 142 500 519 666
jumlah (Rp) pemeliharaan 0 1.74 0 2.9 0 0.29 0 1.74 0 0.6 0 0.58 0 0.54 0 5.8 0 0.45 0 0.29 0 1.49 Total biaya TKDK 1 156 900 1923 255 196 593 1 156 900 222 450 738 950 510 920 3851 200 402 620 196 593 1 035 638
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah (Rp) 60 900 101 500 10 150 60 900 21 000 20 300 18 900 203 000 15 750 10 150 52 255
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 203 000 203 000 203 000 203 000 420 000 101 500 157 500 203 000 157 500 203 000 205 450
Total biaya TKDK/ha
Total biaya TKLK
3 856 333 3 846 510 3 931 875 3 856 333 4 449 000 3 694 750 4 257 666 3 851 200 4 026 200 3 931 875 3 970 174
660 900 1 126 500 110 150 695 900 121 000 420 300 258 900 2 233 000 215 750 110 150 595 255
jumlah panen (kg) 1 500 2 750 250 1 850 250 1 000 600 5 300 500 250 1 425
Total biaya TKLK/ha 2 203 000 2 253 000 2 203 000 2 319 666 2 420 000 2 101 500 2 157 500 2 233 000 2 157 500 2 203 000 2 225 117
49
Lampiran 28 Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam B (Padi) dengan Periode tanam bulan September-Desember. No responden
Jenis umur kelamin (th)
pekerjaan Tingkat sampingan pendidikan
B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30
P L P P L P P L P P
Dagang kuli Buruh Dagang Ternak Guru Dagang Dagang Guru Buruh
Arsi Ujang Sakri Titin Ita Idup Koming masnah Jani Supandi Encep
No koresponden B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 Rerata
NPK (kg) 30 30 45 15 150 15 30 300 30 30 67
50 52 48 50 60 45 57 46 43 47 rata-rata
pupuk anorganik biaya Harga pupuk NPK (Rp/kg) (Rp) 3 000 90 000 3 000 90 000 3 000 135 000 3 000 45 000 3 000 450 000 3 000 45 000 3 000 90 000 3 000 900 000 3 000 90 000 3 000 90 000 3 000 202 500
SMP SMA SD SMP SD SMA SD SMA SMA SD
luas lahan (Ha)
pupuk organik Produksi produksi (Ton) (ton/Ha)
0.1 0.1 0.15 0.05 0.5 0.05 0.1 1 0.1 0.1 0.23
0.7 0.8 1 0.3 4 0.35 0.7 7 0.65 0.65 1.61
7 8 7 6 8 7 7 7 6.5 6.5 7
Sewa (Rp) 0 700 000 0 350 000 0 0 0 0 700 000 0 175 000
Sewa (Rp) /ha Jumlah (kg) 0 400 7 000 000 400 0 750 7 000 000 200 0 2000 0 200 0 400 0 4000 7 000 000 400 0 400 777 778 915
Pupuk organik biaya pupuk NPK (Rp)/ha 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000 900 000
Urea (kg) 10 10 15 5 50 5 10 100 10 10 22.5
Harga (Rp/kg) 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000
biaya pupuk Urea (Rp) 40 000 40 000 60 000 20 000 200 000 20 000 40 000 400 000 40 000 40 000 90 000
biaya pupuk Urea pestisida (Rp)/ha (kg) 400 000 1 400 000 1 400 000 1.5 400 000 0.5 400 000 5 400 000 0.5 400 000 1 400 000 10 400 000 1 400 000 1 400 000 2.38
Harga (Rp/kg) 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
biaya pupuk biaya pupuk organik (Rp) organik (Rp)/ha 200 000 2 000 000 200 000 2 000 000 375 000 2 500 000 100 000 2 000 000 1 000 000 2 000 000 100 000 2 000 000 200 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 200 000 2 000 000 200 000 2 000 000 457 500 2 033 333
pestisida biaya Harga pestisida (Rp/kg) (Rp) 38 000 38 000 38 000 38 000 38 000 57 000 38 000 19 000 38 000 190 000 38 000 19 000 38 000 38 000 38 000 380 000 38 000 38 000 38 000 38 000 38 000 85 500
biaya pestisida (Rp)/ha 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000
50
Penyusutan No koresponden B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 Rerata
jumlah penyusutan (1 musim tanam) 0.42 0.4 0.75 0.17 1.85 0.17 0.42 3.56 0.45 0.45 0.86
haga satuan (Rp/sat) 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000 50 000
Pembibitan biaya penyusutan (Rp) 21 000 20 000 37 500 8 500 92 500 8 500 21 000 178 000 22 500 22 500 43 200
biaya penyusutan (Rp)/ha 210 000 200 000 250 000 170 000 185 000 170 000 210 000 178 000 225 000 225 000 192 000
pembibitan (kg) 2.5 2.5 3.75 1.25 12.5 1.25 2.5 25 2.5 2.5 5.62
Irigasi No koresponden B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 Rerata
produksi panen (ton) 0.7 0.8 1 0.3 4 0.35 0.7 7 0.65 0.65 1.61
potongan biaya irigasi (kg) 14 16 20 6 80 7 14 140 13 13 32
biaya irigasi Rp 28 000 32 000 40 000 12 000 160 000 14 000 28 000 280 000 26 000 26 000 64 600
biaya irigasi Rp/ha 280 000 320 000 266 667 240 000 320 000 280 000 280 000 280 000 260 000 260 000 278 667
pembibitan (HOK) 0.75 0.75 0.85 0.35 2.75 0.5 0.85 5.5 0.97 0.97 1.4
Harga (Rp/kg) 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000 10 000
biaya bibit (Rp) 25 000 25 000 37 500 12 500 125 000 12 500 25 000 250 000 25 000 25 000 56 250
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) Harga satuan jumlah (Rp/sat) (Rp) 35 000 26 250 35 000 26 250 35 000 29 750 35 000 12 250 35 000 96 250 35 000 17 500 35 000 29 750 35 000 192 500 35 000 33 950 35 000 33 950 35 000 49 840
biaya bibit (Rp)/ha 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000 250 000
jumlah (Rp)/ha 262 500 262 500 198 333 245 000 192 500 350 000 297 500 192 500 339 500 339 500 221 511
51
No koresponden B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 Rerata
luas lahan /tumbak (4m) 250 250 375 125 1 250 125 250 2 500 250 250 562.5
jumlah (Rp) 300 000 300 000 450 000 150 000 1 500 000 150 000 300 000 3 000 000 300 000 300 000 675 000
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) biaya Harga jumlah biaya pengolahan satuan jumlah penanaman (Rp)/ha penanaman (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha 3 000 000 1.46 35 000 35 770 357 700 3 000 000 1.46 35 000 35 770 357 700 3 000 000 2.4 35 000 58 800 392 000 3 000 000 0.48 35 000 11 943 238 875 3 000 000 5.74 35 000 140 630 281 260 3 000 000 0.48 35 000 11 943 238 875 3 000 000 1.15 35 000 28 175 281 750 3 000 000 11.5 35 000 281 750 281 750 3 000 000 1.15 35 000 28 175 281 750 3 000 000 1.15 35 000 28 175 281 750 3 000 000 2.7 35 000 66 113 293 836
pemeli haraan 1.46 1.46 2.40 0.58 5.8 0.58 1.16 11.6 1.16 1.16 2.7
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah (Rp) 51 100 51 100 84 000 20 300 203 000 20 300 40 600 406 000 40 600 40 600 95 760
jumlah (Rp) 22 750 22 750 52 500 15 750 129 500 14 000 20 300 203 000 20 300 20 300 52 115
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 227 500 227 500 350 000 315 000 259 000 280 000 203 000 203 000 203 000 203 000 231 622
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 511 000 511 000 560 000 406 000 406 000 406 000 406 000 406 000 406 000 406 000 425 600
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) No koresponden
B21 B22 B23 B24 B25 B26 B27 B28 B29 B30 Rerata
luas lahan/ tumbak (4m) 250 250 375 125 1 250 125 250 2 500 250 250 562.5
jumlah (Rp) 150 000 150 000 225 000 75 000 750 000 75 000 150 000 1 500 000 150 000 150 000 337 500
jumlah biaya pengolahan (Rp)/ha 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Harga satuan penanaman (Rp/sat) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
jumlah (Rp) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
pemeliharaan 0.65 0.65 1.5 0.45 3.7 0.4 0.58 5.8 0.58 0.58 1.49
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah panen (kg) 0.7 0.8 1 0.3 4 0.35 0.7 7 0.65 0.65 1.61
52
panen dan pengeringan gabah No biaya koresponden upah B21 150 000 B22 150 000 B23 150 000 B24 150 000 B25 150 000 B26 150 000 B27 150 000 B28 150 000 B29 150 000 B30 150 000 Rerata 150 000
jumlah (Rp) 105 000 120 000 150 000 45 000 600 000 52 500 105 000 1 050 000 97 500 97 500 242 250
jumlah biaya pemanenan (Rp)/ha 1 050 000 1 200 000 1 000 000 900 000 1 200 000 1 050 000 1 050 000 1 050 000 975 000 975 000 1 045 000
Total biaya TKDK
Total biaya TKDK/ha
413 120 413 120 622 550 194 493 1 939 880 199 743 398 525 3 880 250 402 725 402 725 886 713
4 131 200 4 131 200 4 150 333 3 889 875 3 879 760 3 994 875 3 985 250 3 880 250 4 027 250 4 027 250 3 940 947
Total biaya TKLK
Total biaya TKLK/ha
277 750 292 750 427 500 135 750 1 479 500 141 500 275 300 2 753 000 267 800 267 800 631 865
2 777 500 2 927 500 2 850 000 2 715 000 2 959 000 2 830 000 2 753 000 2 753 000 2 678 000 2 678 000 2 808 289
Lampiran 29 Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam C (Ubijalar) dengan Periode tanam bulan Januari-April. No
Jenis umur pekerjaan responden kelamin (th) sampingan
Tingkat pendidikan
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11
Napi Zakaria Senan Urip Andung Ade Misda Nara A.Bastari Dadang Ernad E
SD SD SMP SMP SD SMP SMA SD SMA SMA SD
L L L L L L P P L L P
56 60 53 45 60 50 45 57 46 43 47 rata-rata
kuli Ternak Ternak supir Ternak Dagang Guru Dagang Dagang Ternak Buruh
luas lahan (Ha) 0.2 0.3 0.3 0.2 0.5 0.05 0.05 0.1 1 0.1 0.1 0.26
pupuk organik Produksi produksi (Ton) (ton/Ha) 4 5 5 3.5 10 1 1 2 15 1.5 1.5 4.5
20 17 17 17.5 20 20 20 20 15 15 15 18
Sewa (Rp)
Sewa (Rp)/ha
700 000 3 500 000 0 0 0 0 700 000 3 500 000 0 0 350 000 7 000 000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 159 091 603 448
Jumlah (kg) 4 000 6 000 6 000 4 000 10 000 1 000 1 000 2 000 20 000 2 000 2 000 5 272
Harga (Rp/kg) 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500 500
biaya pupuk organik (Rp) 2 000 000 3 000 000 3 000 000 2 000 000 5 000 000 500 000 500 000 1 000 000 10 000 000 1 000 000 1 000 000 2 636 364
biaya pupuk organik (Rp)/ha 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000
53
pupuk anorganik No koresponden C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 Rerata
NPK (kg) 2 3 3 2 5 0.5 0.5 1 10 1 1 2.64
No koresponden pestisida (kg) C1 2 C2 3 C3 3 C4 2 C5 5 C6 0.5 C7 0.5 C8 1 C9 10 C10 1 C11 1 Rerata 2.7
Harga (Rp/kg) 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000
biaya pupuk NPK (Rp) 6 000 9 000 9 000 6 000 15 000 1 500 1 500 3 000 30 000 3 000 3 000 7 909
pestisida biaya Harga pestisida (Rp/kg) (Rp) 38 000 76 000 38 000 114 000 38 000 114 000 38 000 76 000 38 000 190 000 38 000 19 000 38 000 19 000 38 000 38 000 38 000 380 000 38 000 38 000 38 000 38 000 38 000 100 181
biaya pupuk NPK (Rp)/ha 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000
biaya pestisida (Rp)/ha 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000
Phoska (kg) 2 3 3 2 5 0.5 0.5 1 10 1 1 2.7
Harga biaya pupuk (Rp/kg) Phoska (Rp) 3 500 7 000 3 500 10 500 3 500 10 500 3 500 7 000 3 500 17 500 3 500 1 750 3 500 1 750 3 500 3 500 3 500 35 000 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500 9 227
jumlah penyusutan (1 musim tanam) 0.9 1.1 1.1 0.8 1.85 0.17 0.17 0.42 3.56 0.45 0.45 1.00
biaya pupuk Phoska (Rp)/kg 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
Urea (kg) 110 90 90 110 60 50 50 100 80 100 100 85.5
Harga (Rp/kg) 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000
biaya pupuk Urea (Rp) 440 000 360 000 360 000 440 000 240 000 200 000 200 000 400 000 320 000 400 000 400 000 341 818
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 2 200 000 1 200 000 1 200 000 2 200 000 480 000 4 000 000 4 000 000 4 000 000 320 000 4 000 000 4 000 000 1 296 552
Penyusutan TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) haga biaya biaya pembib Harga satuan penyusuta penyusuta itan satuan jumlah jumlah (Rp/sat) n (Rp) n (Rp)/ha (HOK) (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha 50 000 45 000 225 000 1.2 35 000 42 000 210 000 50 000 55 000 183 333 1.44 35 000 50 575 168 583 50 000 55 000 183 333 1.44 35 000 50 575 168 583 50 000 40 000 200 000 0.93 35 000 32 550 162 750 50 000 92 500 185 000 2.27 35 000 79 625 159 250 50 000 8 500 170 000 0.41 35 000 14 350 287 000 50 000 8 500 170 000 0.41 35 000 14 350 287 000 50 000 21 000 210 000 0.93 35 000 32 550 325 500 50 000 178 000 178 000 4.67 35 000 163 450 163 450 50 000 22 500 225 000 0.97 35 000 33 950 339 500 50 000 22 500 225 000 0.97 35 000 33 950 339 500 50 000 49 864 189 137 1.4 35 000 49 811 188 940
54
No koresponden C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 Rerata
luas lahan/ tumbak (4m) 500 750 750 500 1 250 125 125 250 2 500 250 250 659
No luas lahan koresponden /tumbak (4m) C1 500 C2 750 C3 750 C4 500 C5 1 250 C6 125 C7 125 C8 250 C9 2 500 C10 250 C11 250 Rerata 659
jumlah (Rp) 600 000 900 000 900 000 600 000 1 500 000 150 000 150 000 300 000 3 000 000 300 000 300 000 790 909
jumlah (Rp) 300 000 450 000 450 000 300 000 750 000 75 000 75 000 150 000 1 500 000 150 000 150 000 395 455
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) biaya Harga jumlah biaya Harga pengolahan satuan jumlah penanaman satuan (Rp)/ha penanaman (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha pemeliharaan (Rp/sat) 3 000 000 2.3 35 000 56 350 281 750 1.16 35 000 3 000 000 3.45 35 000 84 525 281 750 3.48 35 000 3 000 000 3.45 35 000 84 525 281 750 3.48 35 000 3 000 000 2.3 35 000 56 350 281 750 1.16 35 000 3 000 000 5.74 35 000 140 630 281 260 5.8 35 000 3 000 000 0.48 35 000 11 943 238 875 0.58 35 000 3 000 000 0.48 35 000 11 943 238 875 0.58 35 000 3 000 000 1.15 35 000 28 175 281 750 1.16 35 000 3 000 000 11.5 35 000 281 750 281 750 11.6 35 000 3 000 000 1.15 35 000 28 175 281 750 1.16 35 000 3 000 000 1.15 35 000 28 175 281 750 1.16 35 000 3 000 000 3.0 35 000 73 867 280 187 2.8 35 000
jumlah biaya pengolahan (Rp)/ha 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) Harga satuan jumlah penanaman (Rp/sat) (Rp) pemeliharaan 0 0 0 0.58 0 0 0 1.74 0 0 0 1.74 0 0 0 0.58 0 0 0 2.9 0 0 0 0.29 0 0 0 0.29 0 0 0 0.58 0 0 0 5.8 0 0 0 0.58 0 0 0 0.58 0 0 0 1.42
Harga satuan jumlah (Rp/sat) (Rp) 35 000 20 300 35 000 60 900 35 000 60 900 35 000 20 300 35 000 101 500 35 000 10 150 35 000 10 150 35 000 20 300 35 000 203 000 35 000 20 300 35 000 20 300 35 000 49 827
jumlah (Rp) 40 600 121 800 121 800 40 600 203 000 20 300 20 300 40 600 406 000 40 600 40 600 99 654
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 101 500 203 000 203 000 101 500 203 000 203 000 203 000 203 000 203 000 203 000 203 000 189 000
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 203 000 406 000 406 000 203 000 406 000 406 000 406 000 406 000 406 000 406 000 406 000 378 000
jumlah panen (kg) 4 000 5 000 5 000 3 500 10 000 1 000 1 000 2 000 15 000 1 500 1 500 4 500
55
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) No koresponden C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10 C11 Rerata
biaya upah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
jumlah (Rp) 400 000 500 000 500 000 350 000 1 000 000 100 000 100 000 200 000 1 500 000 150 000 150 000 450 000
jumlah biaya pemanenan (Rp)/ha 2 000 000 1 666 667 1 666 667 1 750 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 2 000 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 706 897
Total biaya TKDK 738 950 1 156 900 1 156 900 729 500 1 923 255 196 593 196 593 401 325 3 851 200 402 725 402 725 1 014 243
Total biaya TKDK/ha 3 694 750 3 856 333 3 856 333 3 647 500 3 846 510 3 931 875 3 931 875 4 013 250 3 851 200 4 027 250 4 027 250 3 847 127
Total biaya TKLK 720 300 1 010 900 1 010 900 670 300 1 851 500 185 150 185 150 370 300 3 203 000 320 300 320 300 895 281
Total biaya TKLK/ha 3 601 500 3 369 667 3 369 667 3 351 500 3 703 000 3 703 000 3 703 000 3 703 000 3 203 000 3 203 000 3 203 000 3 395 897
Lampiran 30 Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam C (Ubijalar) dengan Periode tanam bulan Mei-Agustus. No C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22
Jenis umur pekerjaan Tingkat responden kelamin (th) sampingan pendidikan Sahi Uci sanusi Darjat Mamid Adon Abas Yayah Tamin dedi arman Nurhadi Wahyudin
L L L L L L P P L L L
65 44 47 52 75 35 50 38 25 52 65 Rata-rata
Ternak supir Buruh Ternak Ternak Dagang Dagang Dagang Guru Kuli Ternak
SD SD SD SD SD SMA SMP SMA S1 SMA SD
luas lahan (Ha) 1 0.5 0.3 0.3 0.3 0.12 0.1 0.15 0.1 0.1 0.2 0.29
pupuk organik Produksi produksi (Ton) (ton/Ha) 10 7 3 4 3.7 1.2 1.2 2 1.5 1.5 2 3.4
10 14 10 13 12 10 12 13 15 15 10 12
Sewa (Rp)
Sewa (Rp)/ha
0 0 0 0 350 000 1 166 666 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 31 818 110 410
Jumlah (kg) 20 000 10 000 6 000 6 000 6 000 2 400 2 000 3 000 2 000 2 000 4 000 5 763
biaya pupuk Harga biaya pupuk organik (Rp/kg) organik (Rp) (Rp)/ha 500 10 000 000 10 000 000 500 5 000 000 10 000 000 500 3 000 000 10 000 000 500 3 000 000 10 000 000 500 3 000000 10 000 000 500 1 200 000 10 000 000 500 1 000 000 10 000 000 500 1 500 000 10 000 000 500 1 000 000 10 000 000 500 1 000 000 10 000 000 500 2 000 000 10 000 000 500 2 881 818 10 000 000
56
pupuk anorganik No koresponden NPK (kg) C12 10 C13 5 C14 3 C15 3 C16 3 C17 1.2 C18 1 C19 1.5 C20 1 C21 1 C22 2 Rerata 2.9
Harga (Rp/kg) 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000
biaya pupuk NPK (Rp) 30 000 15 000 9 000 9 000 9 000 3 600 3 000 4 500 3 000 3 000 6 000 8 645
pestisida No biaya koresponden pestisida Harga pestisida (kg) (Rp/kg) (Rp) C12 10 38 000 380 000 C13 5 38 000 190 000 C14 3 38 000 114 000 C15 3 38 000 114 000 C16 3 38 000 114 000 C17 1.2 38 000 45 600 C18 1 38 000 38 000 C19 1.5 38 000 57 000 C20 1 38 000 38 000 C21 1 38 000 38 000 C22 2 38 000 76 000 Rerata 2.9 38 000 109 509
biaya pupuk NPK (Rp)/ha 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000
biaya pestisida (Rp)/ha 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000 380 000
Phoska Harga (kg) (Rp/kg) 10 3 500 5 3 500 3 3 500 3 3 500 3 3 500 1.2 3 500 1 3 500 1.5 3 500 1 3 500 1 3 500 2 3 500 2.9 3 500
jumlah penyusutan (1 musim tanam) 3.46 1.85 1.12 1.12 1.12 0.46 0.42 0.5 0.4 0.4 0.7 1.05
biaya pupuk Phoska (Rp) 35 000 17 500 10 500 10 500 10 500 4 200 3 500 5 250 3 500 3 500 7 000 10 086
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
Penyusutan haga biaya satuan penyusutan (Rp/sat) (Rp) 50 000 173 000 50 000 92 500 50 000 56 000 50 000 56 000 50 000 56 000 50 000 23 000 50 000 21 000 50 000 25 000 50 000 20 000 50 000 20 000 50 000 35 000 50 000 52 500
Urea (kg) 350 175 105 105 105 42 35 52.5 35 35 70 100.9
Harga (Rp/kg) 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000
biaya pupuk Urea (Rp) 140 0000 70 0000 42 0000 42 0000 42 0000 16 8000 14 0000 21 0000 14 0000 14 0000 28 0000 40 3454
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) biaya Harga penyusutan pembibitan satuan jumlah jumlah (Rp)/ha (HOK) (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha 173 000 4.5 35 000 157 500 157 500 185 000 2.3 35 000 80 500 161 000 186 666 1.3 35 000 45 500 151 666 186 666 1.3 35 000 45 500 151 666 186 666 1.3 35 000 45 500 151 666 191 666 0.52 35 000 18 200 151 666 210 000 0.45 35 000 15 750 157 500 166 666 0.75 35 000 26 250 175 000 200 000 0.45 35 000 15 750 157 500 200 000 0.45 35 000 15 750 157 500 175 000 0.95 35 000 33 250 166 250 182 176 1.30 35 000 45 404 157 555
57
No luas lahan koresponden /tumbak (4m) C12 2 500 C13 1 250 C14 750 C15 750 C16 750 C17 300 C18 250 C19 375 C20 250 C21 250 C22 500 Rerata 720.5
No koresponden C12 C13 C14 C15 C16 C17 C18 C19 C20 C21 C22 Rerata
jumlah (Rp) 3 000 000 1 500 000 900 000 900 000 900 000 360 000 300 000 450 000 300 000 300 000 600 000 864 545
luas lahan /tumbak (4m) 2 500 1 250 750 750 750 300 250 375 250 250 500 720.5
biaya pengolahan (Rp)/ha penanaman 3 000 000 10.5 3 000 000 2.3 3 000 000 2.29 3 000 000 2.29 3 000 000 2.29 3 000 000 2.56 3 000 000 1.46 3 000 000 2.15 3 000 000 1.46 3 000 000 1.46 3 000 000 1.94 3 000 000 2.79
jumlah (Rp) 1 500 000 750 000 450 000 450 000 450 000 180 000 150 000 225 000 150 000 150 000 300 000 432 273
jumlah biaya pengolahan (Rp)/ha 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) Harga jumlah biaya satuan jumlah penanaman Harga satuan (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha pemeliharaan (Rp/sat) 35 000 257 250 257 250 10.80 35 000 35 000 56 350 112 700 2.50 35 000 35 000 56 105 187 016 2.40 35 000 35 000 56 105 187 016 2.40 35 000 35 000 56 105 187 016 2.40 35 000 35 000 62 720 522 666 2.00 35 000 35 000 35 770 357 700 1.46 35 000 35 000 52 675 351 166 1.75 35 000 35 000 35 770 357 700 1.46 35 000 35 000 35 770 357 700 1.46 35 000 35 000 47 530 237 650 1.89 35 000 35 000 68 377 237 271 2.77 35 000
penanaman 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) Harga satuan Jumlah (Rp/sat) (Rp) pemeliharaan 0 0 4.57 0 0 2.25 0 0 1.35 0 0 1.35 0 0 1.35 0 0 0.54 0 0 0.45 0 0 0.675 0 0 0.45 0 0 0.45 0 0 0.95 0 0 1.31
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
jumlah (Rp) 159 950 78 750 47 250 47 250 47 250 18 900 15 750 23 625 15 750 15 750 33 250 45 770
jumlah (Rp) 378 000 87 500 84 000 84 000 84 000 70 000 51 100 61 250 51 100 51 100 66 150 97 109
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 378 000 175 000 280 000 280 000 280 000 583 333 511 000 408 333 511 000 511 000 330 750 336 972
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 159 950 157 500 157 500 157 500 157 500 157 500 157 500 157 500 157 500 157 500 166 250 158 824
jumlah panen (kg) 10 000 7 000 3 000 4 000 3 700 1 200 1 200 2 000 1 500 1 500 2 000 3 372
58
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) No biaya koresponden upah C12 100 C13 100 C14 100 C15 100 C16 100 C17 100 C18 100 C19 100 C20 100 C21 100 C22 100 Rerata 100
jumlah (Rp) 1 000 000 700 000 300 000 400 000 370 000 120 000 120 000 200 000 150 000 150 000 200 000 337 272
jumlah biaya pemanenan (Rp)/ha 1 000 000 1 400 000 1 000 000 1 333 333 1 233 333 1 000 000 1 200 000 1 333 333 1 500 000 1 500 000 1 000 000 1 170 347
Total biaya TKDK
Total biaya TKDK/ha
3 792 750 1 724 350 1 085 605 1 085 605 1 085 605 510 920 402 620 590 175 402 620 402 620 746 930 1 075 436
3 792 750 3 448 700 3 618 683 3 618 683 3 618 683 4 257 667 4 026 200 3 934 500 4 026 200 4 026 200 3 734 650 3 731 798
Total biaya TKLK
Total biaya TKLK/ha
2 659 950 1 528 750 797 250 897 250 867 250 318 900 285 750 448 625 315 750 315 750 533 250 815 315
2 659 950 3 057 500 2 657 500 2 990 833 2 890 833 2 657 500 2 857 500 2 990 833 3 157 500 3 157 500 2 666 250 2 829 172
Lampiran 31 Data karakteristik petani, penggunaan input usahatani, penggunaan tenaga kerja, penerimaan, dan pendapatan usahatani di Desa Cikarawang, Bogor pada pola tanam C (Ubijalar) dengan Periode tanam bulan September-Desember. No
responden
C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31
Usup sainan s Jabar Indri Sahri Genur Uca Adih Atuy
Jenis umur kelamin (th) L L L P P P L P P
pekerjaan sampingan
45 Ternak 60 pensiunan 51 Dagang 48 Buruh 62 Buruh 53 Buruh 67 Dagang 52 Buruh 48 Buruh Rata-rata
Tingkat pendidikan SD SMA SMP SD SD SD SD SMP SD
luas lahan (Ha) 0.05 1 1 0.1 0.15 0.2 0.1 0.1 0.15 0.32
Produksi (Ton) 0.66 10 10 0.92 1.2 1.8 0.9 0.9 1 3.34
produksi Sewa (ton/Ha) (Rp) 13.2 10 10 9.2 8 9 9 9 7 9.3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sewa (Rp)/ha Jumlah (kg) 0 1 000 0 20 000 0 20 000 0 2 000 0 3 000 0 4 000 0 2 000 0 2 000 0 3 000 0 6 333
pupuk organik Harga biaya pupuk (Rp/kg) organik (Rp) 500 500 000 500 10 000 000 500 10 000 000 500 1 000 000 500 1 500 000 500 2 000 000 500 1 000 000 500 1 000 000 500 1 500 000 500 3 166 667
biaya pupuk organik (Rp)/ha 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000 10 000 000
59
pupuk anorganik No koresponden NPK (kg) C23 0.5 C24 10 C25 10 C26 1 C27 1.5 C28 2 C29 1 C30 1 C31 1.5 Rerata 3.17
No koresponden pestisida (kg) C23 0.35 C24 11 C25 11 C26 0.67 C27 0.85 C28 1.26 C29 0.67 C30 0.67 C31 1.05 Rerata 3.1
Harga (Rp/kg) 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000 3 000
biaya pupuk NPK (Rp) 1 500 30 000 30 000 3 000 4 500 6 000 3 000 3 000 4 500 9 500
pestisida biaya Harga pestisida (Rp/kg) (Rp) 38 000 13 300 38 000 418 000 38 000 418 000 38 000 25 460 38 000 32 300 38 000 47 880 38 000 25 460 38 000 25 460 38 000 39 900 38 000 116 195
biaya pupuk NPK (Rp)/ha 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000 30 000
biaya pestisida (Rp)/ha 266 000 418 000 418 000 254 600 215 333 239 400 254 600 254 600 266 000 366 933
Phoska (kg) 0.5 10 10 1 1.5 2 1 1 1.5 3.17
jumlah penyusutan (1 musim tanam) 0.2 3.3 3.3 0.4 0.5 0.75 0.4 0.4 0.75 1.1
Harga (Rp/kg) 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500 3 500
biaya pupuk Phoska (Rp) 1 750 35 000 35 000 3 500 5 250 7 000 3 500 3 500 5 250 11 083
Penyusutan haga biaya satuan penyusutan (Rp/sat) (Rp) 50 000 10 000 50 000 165 000 50 000 165 000 50 000 20 000 50 000 25 000 50 000 37 500 50 000 20 000 50 000 20 000 50 000 37 500 50 000 55 556
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
Urea (kg) 17.5 350 350 35 50 72 35 35 50 110.5
Harga (Rp/kg) 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000 4 000
biaya pupuk Urea (Rp) 70 000 1 400 000 1 400 000 140 000 200 000 288 000 140 000 140 000 200 000 442 000
biaya pupuk Urea (Rp)/ha 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 400 000 1 333 333 1 440 000 1 400 000 1 400 000 1 333 333 1 395 789
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) biaya Harga penyusutan pembibitan satuan jumlah jumlah (Rp)/ha (HOK) (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha 200 000 0.24 35 000 8 400 168 000 165 000 4.3 35 000 150 500 150 500 165 000 4.4 35 000 154 000 154 000 200 000 0.42 35 000 14 700 147 000 166 666 0.62 35 000 21 700 144 666 187 500 0.96 35 000 33 600 168 000 200 000 0.42 35 000 14 700 147 000 200 000 0.42 35 000 14 700 147 000 250 000 0.62 35 000 21 700 144 666 175 438 1.38 35 000 48 222 152 280
60
No koresponden C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 Rerata
No koresponden C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 Rerata
luas lahan /tumbak (4m) 125 2 500 2 500 250 375 500 250 250 375 792
luas lahan /tumbak (4m) 125 2 500 2 500 250 375 500 250 250 375 792
jumlah (Rp) 150 000 3 000 000 3 000 000 300 000 450 000 600 000 300 000 300 000 450 000 950 000
jumlah (Rp) 75 000 1 500 000 1 500 000 150 000 225 000 300 000 150 000 150 000 225 000 475 000
TKDK (Tenaga kerja dalam keluarga) biaya Harga jumlah biaya pengolahan satuan jumlah penanaman (Rp)/ha penanaman (Rp/sat) (Rp) (Rp)/ha 3 000 000 0.9 35 000 22 050 441 000 3 000 000 5.6 35 000 137 200 137 200 3 000 000 5.6 35 000 137 200 137 200 3 000 000 1.8 35 000 44 100 441 000 3 000 000 2.4 35 000 58 800 392 000 3 000 000 3.2 35 000 78 400 392 000 3 000 000 1.8 35 000 44 100 441 000 3 000 000 1.8 35 000 44 100 441 000 3 000 000 2.4 35 000 58 800 392 000 3 000 000 2.83 35 000 69 417 219 210
jumlah biaya pengolahan (Rp)/ha 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000 1 500 000
Pemelih araan 1.20 5.80 5.80 1.82 2.50 3.30 1.95 1.95 2.40 2.97
Harga satuan (Rp/sat) 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000 35 000
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) Harga Harga satuan jumlah satuan jumlah penanaman (Rp/sat) (Rp) pemeliharaan (Rp/sat) (Rp) 0 0 0 0.6 35 000 21 000 0 0 0 2.9 35 000 101 500 0 0 0 2.9 35 000 101 500 0 0 0 0.91 35 000 31 850 0 0 0 1.25 35 000 43 750 0 0 0 1.65 35 000 57 750 0 0 0 0.97 35 000 34 125 0 0 0 0.97 35 000 34 125 0 0 0 1.2 35 000 42 000 0 0 0 1.48 35 000 51 955
jumlah (Rp) 42 000 203 000 203 000 63 700 87 500 115 500 68 250 68 250 84 000 103 911
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 840 000 203 000 203 000 637 000 583 333 577 500 682 500 682 500 560 000 328 140
jumlah biaya pemeliharaan (Rp)/ha 420 000 101 500 101 500 318 500 291 666 288 750 341 250 341 250 280 000 164 070
jumlah panen (kg) 400 10 000 10 000 870 1 000 1 600 800 800 950 3 253
61
Tenaga kerja luar keluarga (TKLK) No koresponden C23 C24 C25 C26 C27 C28 C29 C30 C31 Rerata
biaya upah 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
jumlah (Rp) 40 000 1 000 000 1 000 000 87 000 100 000 160 000 80 000 80 000 95 000 325 250
jumlah biaya pemanenan (Rp)/ha 800 000 1 000 000 1 000 000 870 000 666 666 800 000 800 000 800 000 633 333 1 027 105
Total biaya TKDK 222 450 3 490 700 3 494 200 422 500 618 000 827 500 427 050 427 050 614 500 1 171 550
Total biaya TKDK/ha 4 449 000 3 490 700 3 494 200 4 225 000 4 120 000 4 137 500 4 270 500 4 270 500 4 096 667 3 699 632
Total biaya TKLK 136 000 2 601 500 2 601 500 268 850 368 750 517 750 264 125 264 125 362 000 852 205
Total biaya TKLK/ha 2 720 000 2 601 500 2 601 500 2 688 500 2 458 333 2 588 750 2 641 250 2 641 250 2 413 333 2 691 175
62
RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Irza Arnita Nur, dilahirkan di Kendal pada tanggal 16 Juli dari pasangan Mochammad Nur Fazien dan Lestari. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan sekolah dasar pada tahun 2004 di SD Negeri Truko, kemudian lulus SMP N 1 Cepiring pada tahun 2007 dan menyelesaikan sekolah menengah atas di SMA N 1 Kendal, Kabupaten Kendal Jawa Tengah pada tahun 2010. Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi Institut Pertanian Bogor melalui program USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan diterima di Departemen Geofisika dan Meteorologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama kuliah penulis merupakan anggota aktif HIMAGRETO dan pernah menjadi staf HIMAGRETO pada Departemen Pengembangan Masyarakat periode 2012/2013. Penulis juga aktif menjadi voluntir pengajar PILH (Pendidikan Iklim dan Lingkungan Hidup) selama satu tahun untuk kegiatan yang dilakukan ICSF (Indonesian Climate Student Forum). Pada bulan Februari-Maret 2014 penulis mengikuti kegiatan IIGTF ( International IPB Goes to Field) selama 3 minggu di Bogor yang merupakan program kerjasama dengan SUIJI (Six University Inttiative Japan and Indonesia).