POLA DAN MEKANISME KEMITRAAN USAHA TANI JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR Rosnani Program Studi Manajemen Informatika STMIK Profesional Makassar
[email protected] Abstrak Komoditas jagung saat ini telah menjadi salah satu komoditas yang strategis. Salah satu alternatif usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam melakukan agribisnis jagung adalah dengan melakukan kemitraan usaha dengan berbagai perusahaan, baik perusahaan swasta, maupun perusahaan milik pemerintah. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang pola dan mekanisme kemitraan usaha tani jagung di kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Bajeng kecamatan Patallassang dan desa Manongkoki Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar. Petani Jagung pada kedua desa tersebut melakukan kemitraan usaha tani benih jagung. Teknik analisis data adalah analisis deskriptif kualitatif untuk mengkaji pola kemitraan dan mekanisme kemitraan usaha tani jagung antara petani dengan PT. Sang Hyang Seri. Hasil penelitian menunjukkan kemitraan usaha pertanian antara petani jagung yang tergabung dalam dua kelompok tani dengan PT. Sang Hyang Seri di Kabupaten Takalar dapat dikategorikan dalam kemitraan usaha pertanian dengan pola inti plasma. Kata Kunci : Usaha Tani Jagung, Petani, Kemitraan, Inti Plasma PENDAHULUAN
bahan baku industri maupun pakan ternak.
A.
Hal ini menunjukkan adanya implikasi
Latar Belakang Komoditas jagung saat ini telah
menjadi
salah
satu
komoditas
yang
bahwa komoditas jagung kini memiliki peranan yang sangat penting.
strategis pada sektor agribisnis. Meskipun masyakarat
Indonesia
mengkonsumsi makanan terhadap adanya
pada
jagung
pokok, komoditas
bukan
namun ini
peningkatan.
umumnya sebagai
permintaan
Ada 24 kabupaten Sulawesi
Selatan
dan kota di
yang
memproduksi
jagung. Kabupaten Takalar adalah salah satu
kabupaten
yang
menjadi
sentra
menunjukkan
produksi jagung terbesar di Sulawesi
Peningkatan
Selatan selain beberapa kabupaten lain
permintaan tersebut tidak terlepas dari
yaitu di Kabupaten Gowa,
Jeneponto,
semakin meningkatnya permintaan jagung
Bantaeng, Bulukumba, Selayar, Sinjai, dan
untuk kebutuhan bahan pangan, sebagai
Bone. 65
Salah satu alternatif usaha yang dapat dilakukan
untuk
kemampuan
petani
B.
Rumusan Masalah
meningkatkan melakukan
dikemukakan, maka rumusan masalah
agribisnis jagung adalah dengan melakukan
adalah bagaimana pola dan mekanisme
kemitraan
kemitraan usaha tani jagung di Kabupaten
usaha
dengan
berbagai
baik
perusahaan
swasta,
perusahaan
milik
perusahaan, maupun
dalam
Berdasarkan latar belakang yang
Takalar
pemerintah
(BUMN/BUMD).
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Hasanawi (2009) beberapa
A.
Sistem Agribisnis Jagung
manfaat yang dapat diambil oleh petani
Secara konsepsional sistem agribisnis
jagung pada kemitraan usaha pertanian
jagung merupakan keseluruhan aktivitas
dengan perusahaan mitra dengan pola
yang
intiplasma antara lain adalah tersedianya
pembuatan dan pengadaan sarana produksi
fasilitas
pertanian hingga pemasaran hasil jagung,
modal
usaha
yang
murah,
saling
volume maupun harga yang memadai, dan
olahannya. Menurut Sa’id dan Intan dalam
pendapatan petani meningkat.
Hasanawi (2003) sistem agribisnis terdiri kemitraan
mengandung makna adanya kerja
sama
maupun
dari
baik
konseptual,
usahatani
mulai
terjaminnya pemasaran hasil baik dari
Secara
hasil
berkaitan
hasil
dari subsistem pengadaan dan penyaluran sarana
produksi,
subsistem
produksi
antara usaha kecil dan usaha menengah
primer, subsistem pengolahan, subsistem
atau
pemasaran dan lembaga penunjang.
dengan
pembinaan
usaha
dan
besar
pengembangan
disertai yang
Pada
umumnya
sistem
agribisnis
berkelanjutan oleh usaha menengah atau
jagung yang dilakukan oleh petani antara
usah besar dengan memperhatikan prinsip
lain meliputi :
saling memerlukan, saling memperkuat,
1. Subsistem pembuatan, pengadaan dan
dan saling menguntungkan.
penyaluran sarana produksi pertanian.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
terdorong
untuk
melakukan
2. Subsistem produksi dalam usahatani. 3. Subsistem pengolahan hasil panen.
penelitian tentang pola dan mekanisme
4. Subsistem pemasaran hasil.
kemitraan usaha tani jagung di kabupaten
5. Kelembagaan pendukung.
Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
B.
Tinjauan Umum Pola Kemitraan 66
Konsep demokrasi ekonomi dalam
bersama-sama dengan pengusaha besar,
Pancasila tidak membiarkan adanya free
karena bagaimanapun juga usaha kecil
fight antara pihak yang kuat dan yang
merupakan bagian yang integral dari dunia
lemah, akan tetapi lebih diarahkan kepada
usaha nasional dan mempunyai eksistensi,
keserasian dan saling mendukung antar
potensi, peranan yang sangat penting dan
pelaku ekonomi, hal itu menimbulkan
strategis dalam mewujudkan pembangunan
kewajiban bagi pemerintah untuk mengatur
ekonomi pada khususnya. (Sumarjo, dkk.,
dan
2004)
menetapkan
perundang-undangan,
yang menuju pada:
Selanjutnya Ian Linton (1997) dalam
1. Meningkatkan kerja sama sesama usaha
Dewanto (2005)
mengartikan kemitraan
kecil dalam bentuk koperasi, asosiasi
sebagai: sebuah cara melakukan bisnis
dan
dimana pemasok dan pelanggan berniaga
himpunan
kelompok
untuk
memperkuat posisi tawar usaha kecil 2. Mencegah pembentukan struktur pasar
satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama.
Berdasarkan motivasi
yang dapat melahirkan persaingan yang
ekonomi tersebut maka prinsip kemitraan
tidak wajar dalam bentuk monopoli,
dapat didasarkan atas saling memperkuat.
oligopoly
Dalam situasi dan kondisi yang ideal,
dan
monopsoni
yang
merugikan usaha kecil.
tujuan
3. Mencegah terjadinya penguasaan pasar dan
pemusatan
usaha
oleh
orang
perseorangan atau kelompok-kelompok
dicapai
dalam
adalah sebagai berikut (Hafsa, 1999) 1. Meningkatkan pendapatan usaha kecil dan menengah 2. Meningkatkan perolehan nilai tambah
2005) Untuk
ingin
pelaksanaan kemitraan secara lebih jelas
tertentu yang merugikan usaha kecil. (The Kian Wie, 1997 dalam Dewanto,
yang
bagi pelaku kemitraan mewujudkan
tujuan-tujuan
3. Meningkatkan
pemerataan
dan
tersebut diatas, maka salah satunya dengan
pemberdayaan masyarakat dan usaha
cara melakukan upaya kemitraan usaha
kecil
antara usaha besar dengan usaha kecil
4. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dalam berbagai pola hubungan. Pola hubungan kemitaraan ini ditujukan agar pengusaha kecil dapat lebih aktif berperan
pedesaan, wilayah dan nasional 5.
Meningkatkan
ketahanan
ekonomi
nasional.. 67
Menurut Fletcher : Partnership is tha
3. Dagang
umum
adalah
hubungan
relation which subsists between persons
kemitraan antara usaha kecil dengan
carrying on a business in economic with a
usaha menengah atau usaha besar yang
view profit.
berlangsung dalam bentuk kerjasama
Konsep kemitraan tersebut secara lebih
pemasaran, penyediaan lokasi usaha,
rinci diuraikan dalam Pasal 27 Peraturan
atau penerimaan pasokan dari usaha
pemerintah RI Nomor 44 tahun 1997
kecil mitra usahanya untuk memenuhi
tentang
bahwa
kebutuhan yang diperlukan oleh usaha
kemitraan dapat dilaksanakan antara lain
besar dan atau usaha menengah yang
dengan pola:
bersangkutan.
kemitraan,
disebutkan
1. Inti-plasma adalah hubungan kemitraan antara
usaha
kecil
usaha
system yang menggambarkan hubungan
menengah atau usaha besar sebagai inti
antara Usaha Besar (franchisor) dengan
membina dan mengembangkan usaha
Usaha Kecil (franchisee), di mana
kecil yang menjadi plasma dalam
franchisee diberikan hak atas kekayaan
penyediaan lahan, penyediaan sarana
intelektual atau penemuan ciri khas
produksi, pemberian bimbingan teknis
usaha,
manajemen usaha, produksi, perolehan,
berdasarkan
penguasaan dan peningkatan teknologi
ditetapkan
yang
rangka
diperlukan
dengan
4. Waralaba (franchise) adalah suatu
bagi
peningkatan
efisiensi dan produktifitas usaha.
dengan
suatu
imbalan
persyaratan
yang
pihak
franchisor
penyediaan
atau
dalam
penjualan
barang dan atau jasa.
2. Sub konktraktor adalah suatu sistem
5.
Keagenan
merupakan
hubungan
yang menggambarkan hubungan antara
kemitraaan, dimana pihak principal
usaha
memproduksi
besar
dengan
usaha
/memiliki
sesuatu,
kecil/menengah, di mana uasaha besar
sedangkan pihak lain (agen) bertindak
sebagai perusahaan induk (parent firm)
sebagai pihak yang menjalankan bisnis
meminta kepada usaha kecil/menengah
tersebut dan menghubungkan produk
(selaku
yang bersangkutan langsung dengan
subkontraktor)
untuk
mengerjakan seluruh atau sebagian pekerjaan (komponen) dengan tanggung jawab penuh pada perusahaan induk.
pihak ketiga. 6.
Bentuk-bentuk
lain
di
luar
pola
sebagaimana yang tertulis di atas, yang 68
sat ini sudah berkembang tetapi belum
Ada dua desa yang petaninya melakukan
dibakukan atau pola-pola baru yang
kemitraan usaha dengan PT. SHS, yaitu
timbul dimasa yang akan dating.
Kelurahan
Menurut Jafar Hafsah (199) Jenis
Bajeng
di
Kecamatan
Pattallassang dan Desa Manongkoki di
kemitraan yang dapat dikembangkan di
Kecamatan
Indonesia adalah :
Berdasarkan hal tersebut maka yang
1. Pola kemitraan sederhana (pemula),
menjadi populasi dalam penelitian ini
secara garis besar pada pola kemitraan
adalah kelompok tani yang berada pada
ini
masin-masing kelurahan tersebut.
perusahaan/pengusaha
besar
Polombangkeng
Utara.
mempunyai tanggungjawab terhadap pengusaha
kecil
mitranya
dalam
memberikan bantuan atau kemudahan memperoleh permodalan.. 2. Pola
kemitraan
merupakan
tahap
pengembangan
madya, pola
kemitraan sederhana. 3. Pola kemitraan tahap utama, dalam pola ini pihak pengusaha kecil secara
Tabel 3.1 Data Jumlah Populasi Petani Jagung yang Tidak Bermitra dan Petani yang Bermitra yang Menjadi Objek Penelitian. Jumlah Jumlah Petani Jumla Petani Kelurah yang h yang an tidak Petani bermit bermit ra ra Bajeng 204 104 100
bersama-sama mempunyai patungan
Manong
atau menanam modal usaha pada usaha
koki
besar mitranya dengan bentuk saham.
138
108
30
Sumber:BPPK Kecamatan Pattallassang & Polombangkeng Utara
METODE PENELITIAN
Secara rinci jumlah sampel untuk petani
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
yang tidak bermitra dan petani yang
Penelitian ini dilakukan di kelurahan Bajeng kecamatan Patallassang dan desa Manongkoki Kecamatan Polombangkeng Utara Kabupaten Takalar. Petani Jagung pada kedua desa tersebut melakukan kemitraan usaha tani benih jagung.
bermitra dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Data Jumlah Sampel Petani Jagung yang Tidak Bermitra dan Petani yang Bermitra yang Menjadi Objek Penelitian. Juml Juml Jumla Juml Kelura ah ah h ah han Petan Sam Petan Samp i yang pel i yang el
B. Populasi dan Sampel 69
tidak bermi tra
Bajen g
Peta ni yang tida k ber mitr a
bermi tra
31
100
104
Petan i yang bermi tra
Pertanian dan Kehutanan dan PT. Sang
D. Teknik pengumpulan data adalah : 1. Observasi, yaitu 31
melalui
pengumpulan
pengamatan
langsung
terhadap kegiatan responden, dengan 108
29
30
18
maksud untuk memperoleh data primer. 2. Wawancara, yaitu pengumpulan data
i Total
Kabupaten Takalar, Balai Penyuluhan
Hyang Seri.
Mano ngkok
kabupaten Takalar, Badan Pusat Statistik
212
130
60
49
Sumber : Data Sekunder setelah diolah,
melalui tanya jawab dengan responden yang menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner untuk memperoleh data
2011
primer dan data sekunder. Bentuk obyektivitas terhadap homogenitas terhadap
petani
peserta
kemitraan
diperlukan syarat-syarat sebagai berikut : 1. Berlokasi
tempat
tinggal
dan
kebun jagung di desa yang sama dengan responden peserta kemitraan 2. Kondisi
kebun
memiliki
tingkat
kesuburan dan agroekosistem yang relatif
sama
dengan
peserta
Jenis data adalah data primer yaitu menyebar kuisioner kepada responden. dan data sekunder,
Dinas
pengumpulan
data melalui jurnal, hasil penelitian terdahulu dan buku atau literatur yang berkaitan
dengan
penelitian
guna
mendapatkan data sekunder. E. Analisis Data Analisis deskriptif kualitatif untuk mengkaji pola kemitraan dan mekanisme kemitraan usaha tani jagung antara petani
dengan melihat sistem keterkaitan usaha
C. Jenis Data
dari
yaitu
dengan PT. Sang Hyang Seri dilakukan
kemitraan.
diperoleh
3. Dokumentasi,
yaitu
sumber
Pertanian
dan
data
yang mencakup pihak yang terlibat dengan disertai kewajiban dan hak masing-masing.
yang
terkait yaitu Kehutanan
GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Kemitraan Agribisnis Jagung di Lokasi Penelitian 70
Kemitraan agribisnis jagung yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah
kemitraan antara PT. Sang Hyang Seri
beserta
karakteristik
petani
disajikan pada Bab ini
lainnya
pada bagian (B)
Karakteristik Petani Responden.
(selanjutnya disebut PT. SHS) dengan
Berdasarkan hamparan lahan yang
Kelompok Tani yang ada di dua desa yaitu
dimilikinya, para petani menghimpun diri
Kelurahan
Kecamatan
dalam kelompok-kelompok yang terdiri
Pattalassang dan Desa Manongkoki di
atas sekitar 15 – 30 petani yang letak
Kecamatan Polombangkeng Utara. PT.
lahannya saling berdekatan. Pada setiap
Sang Hyang Seri melakukan kerja sama
kelompok Tani ditunjuk seorang ketua
dengan
dan
Pattalassang
Kelompok
Tani
untuk
seorang
sekretaris
merangkap
penangkaran benih Jagung Hibrida SHS
bendahara. Pembentukan kelompok tani
11.
ini
dimaksudkan
untuk
memudahkan
Kemitraan agribisnis jagung ini
dalam hal koordinasi. Tujuan lain adalah
melibatkan beberapa sub-sistem agribisnis,
untuk meningkatkan kelayakan petani
yaitu masing-masing: (1) sub-sistem hulu
baik secara tekni budidaya maupun secara
(penyedia sarana produksi), (2) sub-sistem
financial.
produksi, yaitu Petani Plasma/Kelompok Tani, (3) sub-sistem hilir
Kelompok tani yang terlibat dalam
(4) sekaligus
kemitraan agribisnis adalah kelompok tani
pemasaran hasil pertanian, dalam hal ini
formal, telah mendapat pengukuhan dan
adalah PT. Sang Hyang Seri.
klasifikasi
Gambaran
umum
masing-masing
yang
terdaftar
Pertanian setempat.
di
Dinas
Tugas ketua dan
pelaku yang terlibat dalam kemitraan ini
sekretaris kelompok adalah mengadakan
adalah sebagai berikut :
koordinasi untuk pelaksaan kegiatan yang
1.
harus
Petani Plasma/Kelompok Tani Petani yang ikut dalam program
kemitraan
adalah
menggunakan
lahan
untuk produksi jagung.
petani
yang
dilakukan
oleh
para
petani
anggotanya, mewakili anggotanya dalam melakukan
hubungan
dan
koordinasi
kepemilikannya
dengan pihak PT. Sang Hyang Seri, Bank
Kepemilikan
dan Dinas Tanaman Pangan / BPPK
lahan bisa bervariasi sesuai luasan yang
setempat.
dimiliki
petani.
menyelenggarakan pertemuan kelompok
lahan
secara rutin yang waktunya ditentukan
Gambaran
oleh
masing-masing
luas
kepemilikan
Ketua
kelompok
wajib
71
berdasarkan kesepakatan kelompok.
3. Balai Pengawasan dan Sertifikasi
2.PT. Sang Hyang Seri (Persero)
Benih (BPSB)
PT.SHS merupakan BUMN yang
Balai
Pengawasan
berdiri pada tahun 1971 melalui Peraturan
Sertifikasi
Pemerintah No. 22 Tahun 1971 dengan
lembaga pemerintah yang mempunyai
status
Umum)
tugas melaksanakan penilaian kultivar
Sukamandi Subang, Provinsi Jawa Barat.
dan klon, penilaian dan penetapan
Tahun
di
induk tanaman hortikultura tahunan,
Sulawesi
sertifikasi benih, analisis mutu benih
PERUM
1982
Lampung,
(Perusahaan
mendirikan
Sumatera
cabang
Utara,
Selatan dan Sumatera Barat. Tahun 1995
Benih
dan
(BPSB),
adalah
dan pengawasan mutu benih.
status berubah menjadi perusahaan persero.
Atas permintaan pihak PT.
PT. Sang Hyang Seri merupakan perintis
Sang Hyang Seri, maka BPSB akan
dan
di
melakukan pemeriksaan secara rutin
Indonesia serta satu-satunya Badan Usaha
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Milik Negara (BUMN) yang mempunyai
untuk produksi benih bersertifikat.
pelopor
usaha
pembenihan
core business pemberihan pertanian. PT.
Sang
Hyang
Seri
Adapun fungsi BPSB adalah : dalam
a. Penilaian
kultivar
kemitraan agribisnis jagung di kabupaten
penetapan
Takalar bertindak sebagai penyedia benih
hortikultura tahunan
secara gratis kepada petani yang bermitra, menyediakan pupuk (pembayaran setelah panen),
memberikan bimbingan teknis
budidaya penangkaran sejak persiapan penanaman
sampai
proses
b. Sertifikasi
pohon
dan
klon
induk
benih,
serta
tanaman
analisis
dan
pengawasan mutu benih c. Urusan tata usaha B. Penangkaran Benih Unggul Jagung
panen,
Usaha produksi atau penangkaran
disamping itu PT. Sang Hyang Seri juga
benih yang dilakukan oleh perusahaan
menjamin akan membeli jagung dalam
mitra bertujuan untuk menghasilkan benih
bentuk pipilan dengan harga yang jauh
dengan mutu yang memenuhi syarat
lebih tinggi dengan harga jagung hibrida
sertifikasi benih.
yang ditanam oleh petani yang tidak
Adapun hal yang perlu diperhatikan pada
bermitra dengan PT. Sang Hyang Seri.
penangkaran benih adalah : 1. Persiapan Lahan Produksi Benih 72
(a.)Lahan subur dan cukup tersedia air,
dibimbing oleh petugas lapangan dari
(b.) lahan bersih dan bebas dari varietas
PT. Sang Hyang Seri. Secara eksternal
lain.
dilaksanakan oleh BPSB dalam bentuk
2. Benih sumber
pengawasan di lapang.
Benih sumber adalah benih yang akan digunakan untuk memproduksi benih. Benih disediakan oleh PT. Sang Hyang
HASIL DAN PEMBAHASAN A.
Pola Kemitraan Agribisnis Jagung di Lokasi Penelitian
Seri yaitu benih induk jantan GM 114
Berdasarkan
dan benih induk betina GM 207.
deskripsi
kemitraan
agribisnis jagung antara PT. Sang Hyang
3. Isolasi waktu dan Jarak Isolasi waktu ataupun jarak merupakan
Seri
tindakan
terhadap
Kabupaten Takalar terdapat dua pihak
penyerbukan silang oleh varietas lain
yang terlibat langsung yaitu petani jagung
dari sekitra lahan produksi penangkaran.
yang tergabung dalam kelompok Tani Al-
Jagung adalah merupakan tanaman yang
Qamar di kelurahan Patalassang dan
menyerbuk silang. Isolasi waktu adalah
kelompok Tani Julukanaya di Desa
memulai
tidak
Manongkoki dengan PT. Sang Hyang
bersamaan waktu dengan penanaman
Seri. Kedua pihak tersebut menjalankan
jagung yang mempunyai varietas yang
tugas, kewajiban dan hak masing-masing
berbeda,
sesuai dengan kesepakatan sebelumnya.
perlindungan
penanaman
dalam
jagung
hal
ini
waktu
dengan petani/kelompok tani di
penanaman lebih cepat dari penanaman
Dalam pelaksanaan kemitraan usaha
jagung jenis/varietas lain atau lebih
pertanian tersebut, keberadaan petani
lambat. Adapun jarak waktu penanaman
jagung merupakan pelaksana kemitraan
adalah minimal 3 minggu sebelum
usaha pertanian yang menyediakan lahan
penanaman varietas lain atau setelah
pertanian dan tenaga kerja. Dalam sistem
penanaman varietas lain.
agribisnis jagung, petani jagung berada
4. Teknik Budidaya dan Produksi Benih Teknik
produksi
benih
sangat
pada
subsistem
sedangkan
PT.
kegiatan Sang
produksi,
Hyang
Seri
kemurnian
merupakan pelaksana kemitraan usaha
genetik. Teknik budidaya secara internal
pertanian yang menyediakan bibit dan
dilaksanakan oleh petani penangkar
pupuk, jasa pembinaan dan pelayanan
memperhatikan
aspek
73
dalam
bidang
teknologi,
serta
menampung dan atau memasarkan hasil produksi dari petani plasma. Berdasarkan
hal
tersebut,
3 Petani/Klp. Tani (Plasma) 2
maka
kemitraan usaha pertanian antara petani
kelompok tani dengan PT. Sang Hyang
Petani/Klp. Tani (Plasma)
Seri
di
tergabung
Kabupaten
dalam
Takalar
dapat
dikategorikan dalam kemitraan usaha pertanian dengan pola inti plasma. Pola inti plasma merupakan pola kemitraan dimana perusahaan mitra dalam hal ini PT. Sang Hyang Seri bertindak sebagai perusahaan
inti
yang
menampung,
2
2
PT. SHS (Inti)
3 2
yang
1
1
dua
jagung
Petani/Klp. Tani (Plasma)
3 1
1
2
Petani/Klp. Tani (Plasma) 3
Keterangan : 1.Sarana Produksi, Modal, Bimbingan teknologi penangkaran 2. Pembelian hasil produksi 3. Koordinasi dan Komunikasi Gambar 1. Pola kemitraan antara perusahaan inti dengan Petani/kelompok tani plasma
membeli hasil produksi jagung dalam bentuk jagung pipilan dan memberikan bimbingan
kepada
garis
besarnya,
yang
perusahaan besar mempunyai tanggung
merupakan plasmanya. Kemitraan usaha
jawab terhadap pengusaha kecil mitranya
tani antara Petani/Kelompok Tani dengan
dalam memberikan bantuan dan pembinaan
PT. Sang Hyang Seri sebagai perusahaan
mulai dari sarana produksi, bimbingan
mitra dan petani sebagai kelompok
teknis sampai dengan pemasaran hasil
mitra/plasma dikuatkan dengan Perjanjian
produksi. Dalam hal ini PT. Sang Hyang
Kerjasama Penangkaran Benih Unggul
Seri sebagai perusahaan inti mengadakan
dengan
hubungan
No.
petani
Secara
01/Kontrak/SHS/CAB-
kerjasama
atau
hubungan
MRS/IV/2010 untuk musim tanam tahun
kemitraan dalam usaha penangkaran benih
2010.
jagung unggul dengan Adapun pola kerja sama dapat
dilihat pada Gambar 1 berikut :
petani jagung di
lokasi penelitian sebagai plasma. Petani menyiapka
lahan
sedangkan
PT.
dan
tenaga
kerja
Sang
Hyang
Seri
menyediakan sarana produksi yaitu bibit secara gratis dan pupuk dalam bentuk 74
bantuan kredit, selain itu perusahaan mitra
tidak
melaksanakan
pengetahuan petani dalam dalam bidang
bimbingan
teknologi
langsung
akan
khususnya penangkaran calon benih jagung
teknologi
unggul. Petani menerima bantuan kredit
penangkaran benih unggul. Selain itu
pupuk dengan pengembalian sistem yarnen
produksi jagung berupa jagung pipilan
(bayar setelah panen), dalam hal ini harga
yang merupakan calon benih unggul yang
jual telah disepakati antara petani dalam
dihasilkan
hal ini diwakili oleh ketua kelompok tani.
bermitra akan dibeli oleh perusahaan mitra
Jika
terjadi
mengakibatkan
khususnya
menambah
oleh
untuk
petani
proses
jagung
yang
gagal
panen
yang
dengan harga yang jauh lebih tinggi dari
petani
tidak
dapat
jagung non benih.
mengembalikan kredit pupuk yang telah
Manfaat yang diperoleh PT.
diambil sebelumnya, maka perusahaan
Sang Hyang Seri penyaluran produksi
mitra memberi kebijaksanaan dengan cara
sarana produksi pertanian yaitu pupuk
pembayaran setelah produksi musim tanam
serta terjaminnya bahan baku untuk
berikutnya.
pengolahan benih unggul khususnya benih
Selama proses pemeliharaan tanaman jagung, pihak perusahaan mitra
yang
jagung. B.
Mekanisme Kemitrraan Agribisnis
diwakili oleh petugas lapangannya secara rutin
memantau
proses
Jagung di Lokasi Penelitian
pemeliharaan
Berdasarkan pola kemitraan usaha
tanaman yang dilakukan oleh petani,
pertanian atara ke dua pihak yaitu PT.
terutama pada saat pembungaan sesuai
Sang
dengan penjelasan di bab sebelumnya.
Mitra/Kelompok Tani, maka mekanisme
Manfaat yang diperoleh petani jagung
dalam
kemitraan
usaha
Hyang
Seri
dan
Petani
kemitraan agribisnis jagung antara petani dengan PT. Sang Hyang Seri adalah
penangkaran benih jagung unggul antara
sebagai berikut:
lain fasilitas untuk mendapatkan benih
Tahap
perencanaan
merupakan
dengan gratis sesuai luas lahan yang akan
kegiatan persiapan yang dilakukan untuk
ditanami jagung, bantuan kredit untuk
melaksanakan kegiatan penangkaran benih
pupuk
jagung.
(pembayaran
setelah
panen),
Kelompok
tani
dibawah
tambahan pengetahuan dalam teknologi
pembinaan penyuluh pertanian setempat
penangkaran benih unggul yang secara
menyusun
rencana
bersama
terhadap 75
kebutuhan
sarana
dibutuhkan
dalam
kebutuhan
produksi rencana
yang defenitif
kelompok
(RDKK).
(BPSB) setempat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
untuk
produksi
benih
bersertifikat.
Selanjutnya RDKK ini lah yang akan
Kedua belah pihak yaitu petani
dijadikan patokan oleh pihak perusahaan
mitra dengan perusahaan mitra bersama-
mitra dalam kegiatan selanutnya. Kegiatan
sama menentukan tanggal dan waktu
ini dilakukan oleh Petani Mitra dengan PT.
tanam.
Sang Hyang Seri dalam upaya untuk
Adapun syarat mutu calon benih
memperlancar proses penangkaran benih
yang akan dibeli oleh pihak perusahaan
jagung yang akan dilakukan. Adapun hak
mitra adalah :
dan kewajiban masing-masing pihak telah
- Kadar air minimum 11-12%
dituangkan dalam perjanjian kerja sama
- Kadar kotoran maksimum 10%
penangkaran
benih
unggul
No.
Jika calon benih tidak memenuhi
01/Kontrak/SHS/CAB-MRS/IV/2010
syarat, maka akan diadakan rafaksi sesuai
antara PT. Sang Hyang Seri (PERSERO)
dengan ketentuan yang berlaku.
Regional Manager VI Cabang Maros
Harga pembelian calon benih adalah
sebagai Perusahaan Mitra dengan Petani
harga yang ditentukan pada rapat yang
Mitra/Kelompok Tani Penangkaran Benih
dilakukan
Al-Qamar.
penetapan harga yang dilakukan 1 (satu)
kedua
belah
pihak
untuk
PT. Sang Hyang Seri melakukan
minggu sebelum panen antara unsur kedua
bimbingan teknis kepada para petani
belah pihak yaitu kelompok tani dengan
mulai dari persiapan, penentuan waktu
pihak perusahaan mitra/PT. Sang Hyang
penanaman, cara bercocok tanam dan
Seri. Kesepakatan harga pada musim
pemeliharaan tanaman dan petani wajib
tanam 2010 adalah sebesar Rp. 10.000 per
dan
kg. Pengiriman calon benih jagung dari
sanggup
mengikuti
serta
melaksanakan petunjuk teknis tersebut. Tahap oleh
petani
penanaman mitra
atas
lokasi panen ke pabrik pengolahan benih
pembenihan
PT. Sang Hyang Seri adalah menjadi
permintaan
beban biaya yang ditanggung oleh pihak
perusahaan mitra akan dilakukan beberapa kali pemeriksaan yang dilaksanakan oleh Balai Pengawasan Dan Sertifikasi Benih
perusahaan mitra. Setelah calon benih diterima oleh pihak
perusahaan
mitra
maka
akan 76
diberikan bukti penerimaan calon benih dari perusahaan mitra kepada kelompok tani dalam hal ini diwakili oleh ketua kelompok. Bukti penerimaan calon benih akan digunakan oleh ketua kelompok tani untuk permintaan pembayaran kepada PT. Sang Hyang Seri. Waktu pembayaran dilakukan sehari setelah panen selambatlambatnya 2 (dua) minggu sejak tanggal penerimaan
calon
benih
oleh
pihak
perusahaan mitra. Sesuai dengan kemampuan yang ada maka pihak PT. Sang Hyang Seri sebagai perusahaan mitra akan membantu pihak
Peningkatan Produksi 5 komoditas unggulan di Sulsel. Dewanto A.A., 2005. Perjanjian Kemitraan dengan Pola Inti Plasma pada Peternak Ayam Potong/ Broiler di Pemerintah Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. (Tesis). Program Pasca Sarjana Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang. Hafsah, M.J. 1999. Kemitraan Usaha, Konsepsi dan Strategi. Pustaka Sinar Harapan Jakarta.. PT. Penerbar Swsadaya. Hasanawi, M. 2009. Kemitraan Usaha suatu Alternatif Peningkatan Pendapatan Petani pada Agribisnis Jagung.
petani mitra agar pertanaman calon benih yang akan dilaksanakan oleh pihak petani mitra agar berhasil sebaik-baiknya
DAFTAR PUSTAKA Ashari, 2007. Membantu Penyediaan Modal Usaha Tani. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. (on line) http://www.pustaka.litbang. deptan.go.id/publikasi/wr292075.p df diakses : tgl 16 Maret 05.30 Anonim, 2008. Program Produksi Jagung Satu Setengah Juta Ton Tahun 2009 Di Sulawesi Selatan. Pencanangan Program Akselerasi
Martodireso, M. dan Suryanto, W.A., 2002. Agribisnis Kemitraan Usaha Bersama. Penerbit Kanisius. Sa’id, E.G. dan A.H. Intan. 2001. ”Manajemen Agribisnis”. Ghalia Indonesia. Jakarta. Soekartawi, 2000. Pembangunan Pertanian, Rajawali Press, Jakarta. Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Departemen Pertanian. (online) http://pse.litbang. deptan.go.id/ind/pdffiles/MS_B1.pdf diakses tgl. 17 Mei 2011 Jam 15.20 Sumardjo, J.S. dan Wahyu A..2004. Teori dan Praktek Kemitraan Agribisnis. Penerbit Swadaya Jakarta.
77