FAKTOR-FAKTOR YANG MENDORONG MAHASISWA MENGIKUTI PRNDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI DAN CHARTERED ACCOUNTANT (Survei Pada Mahasiswa PPAk di Malang) PUPUT AYU VIDALITA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong mahasiswa mengikuti program PPAk sekaligus sertifikasi CA, dan faktor yang paling dominan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah kualitatif. Penelitian dilakukan di tiga universitas yaitu Universitas Brawijaya, Universitas Muhamadiyah Malang dan STIE Malang Kucecwara (ABM). Hasil penelitian menunjukkan tingkatan faktor yang paling dominan yaitu motivasi kualitas diri motivasi karir, motivasi ekonomi, dan terakhir motivasi penghargaan/prestise. Dari tingkatan tersebut menunjukan motivasi penghargaan/prestise tidak terlalu menjadi pertimbangan lulusan mengikuti program PPAk dan sertifikasi CA Kata Kunci : motivasi, Sertifiksasi CA, Pendidikan Profesi Akuntansi Abstract: This research has purpose to know factors that student join Accounting Profession Education and Chartered Accountant also to know the most dominant factor. This is a qualitative research has done in three universities, Brawijaya University, University of Muhammadiyah Malang, and Insitute of Economy Malangkucecwara (ABM). The results showed levels of the most dominant factor is motivation qualities, career motivation , economic motivation and the last level of motivation awards/prestige. The level of motivation of the award/prestige not too be considered a graduate program and certification PPAk CA. Key Words : Motivation, Chartered Accountant, Accounting Profession Education
PENDAHULUAN Rasmini (2007) meneliti bahwa mahasiswa akuntansi yang memilih berkarier sebagai akuntan publik justru memberikan persepsi yang positif pada profesi akuntan publik. Mereka memandang bahwa berkarier di akuntan publik memiliki keamanan kerja yang lebih terjamin, lebih bergengsi dari pada berkarier di luar kantor akuntan publik (KAP), memberikan kepuasan pribadi terhadap tahapan karier yang dicapai, memperoleh penghargaan yang tinggi dari masyarakat, memberikan tantangan intelektual, memberikan gaji jangka panjang yang besar dan tunjangan, mudah mendapat promosi jabatan, serta memiliki lingkungan pekerjaan yang menyenangkan. Untuk menjadi seorang akuntan yang profesional maka diperlukan pendidikan tambahan agar lebih siap bersaing di dunia kerja. Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) dan Chartered Accountant (CA) adalah pendidikan lanjutan untuk menjadi akuntan profesional dan akuntan berstandard internasional. Maka pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mengatur tentang pendidikan profesi akuntansi Peraturan tentang pendidikan profesi akuntansi berubah ditahun 2014. Mahasiswa yang lulus PPAk dan ingin menjadi akuntan beregister harus mengikuti ujian sertifikasi CA (Chartered Accountant) dan kemudian harus mempunyai pengalaman terlebih dahuku minimal 3 tahun sebagai praktisi untuk mendapatkan gelar Ak. Motivasi-motivasi yang mendorong atau menyebabkan seorang lulusan akuntansi mengikuti program PPAk dan sertifikasi CA antara lain : 1. 2. 3. 4.
Motivasi mengenai jenjang peningkatan pekerjaan (Motivasi Karier) Motivasi mengenai mata pencaharaian (Motivasi Ekonomi) Sumber Prestise (Motivasi penghargaan/pengakuan di masyarakat) Motivasi peningkatan profesioanlisme (Motivasi kualitas diri)
IAI mengeluarkan gelar CA di Indonesia untuk menyelaraskan akuntan Indonesia dengan akuntan asing, karena akuntan yang memiliki gelar CA dapat diakui secara internasional.Selain itu dapat memberikan nilai tambah dan pengakuan untuk mengambil keputusan yang signifikan dalam pelaporan keuangan. Indonesia melalui IAI mempersiapkan akuntan-akuntan Indonesia agar lebih bisa bersaing dengan akuntan negara lain. Dengan gelar CA, akuntan dapat membuka Kantor Jasa Akuntan (KJA) yang berbeda dengan Kantor Akuntan Publik (KAP). Salah satu syarat peserta ujian CA adalah paling rendah lulusan DIV/S1 akuntansi atau setara. Hal tersebut mengindikasi bahwa untuk mendapatkan gelar CA tidak diharuskan mengikuti PPAk. KERANGKA BERFIKIR Penelitian terdahulu menjelaskan ada beberapa faktor yang dapat mendorong lulusan dalam melanjutkan jenjang pendidikan profesi akuntansi (PPAk) dan Sertifikasi CA. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti faktor faktor yang mendorong dan yang paling dominan bagi lulusan untuk melanjutkan pendidikan profesi akuntansi dan sertifikasi
CA. Mendasar pada uraian di atas maka peneliti melakukan penelitian untuk mereplika penelitian Rendi (2012) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa semester akhir S1 akuntansi untuk mengikuti program pendidikan profesi akuntansi (PPAk) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil penelitian yang pernah dilakukan dahulu dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini. Penelitian sebelumnya menggunakan sampel mahasiswa akhir Universitas Brawijaya, sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa PPAk Universitas Brawijaya, Universitas Muhamadiyah dan STIE Malang Kucecwara (ABM). Peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Faktor-Faktor yang mendorong mahasiswa mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi dan Chartered Accountant”. Sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang paling dominan menjadi pertimbangan mahasiswa dalam melanjutkan pendidikan profesi akuntansi dan sertifikasi CA. Menurut Mardiasmo peluncuran gelar CA ini memenuhi kualifikasi sebagai Akuntan Profesional, sertifikasi ini selaras dengan panduan dari asosiasi akuntan dunia, International Federation of Accountants (IFAC). CA diberikan kepada Akuntan Profesional yang memenuhi seluruh kriteria sebagai Anggota IAI. Kriteria tersebut adalah, pertama memiliki register akuntan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Kedua, memiliki pengalaman dan/atau menjalankan praktik keprofesian di bidang akuntansi, baik di sektor pendidikan, korporasi, sektor publik, maupun praktisi akuntan publik. Ketiga, menaati dan melaksanakan Standar Profesi. Dan keempat, menjaga kompetensi melalui pendidikan profesional berkelanjutan (PPL). Dengan bergelar CA dibelakang, seorang akuntan akan mendapat banyak keuntungan. seperti, pengakuan sebagai akuntan profesional sesuai dengan panduan IFAC, dijaga kompetensinya sesuai dengan ketentuan IAI ang mengacu ke standar internasional, Selain itu, dia juga memperoleh pengakuan untuk mengambil keputusan yang signifikan dalam bidang-bidang yang terkait dengan pelaporan keuangan untuk kepentingan publik. gelar CA ini menyejajarkan Ak, dengan gelar profesi akuntan internasional seperti CPA, ACCA, CIMA, atau pun CMA. sejak September tahun 2002, Dengan dimulainya pendidikan profesi akuntansi ini tidak ada lagi diskriminasi antara perguruan tinggi negeri dan swasta, tidak ada lagi monopoli perguruan tinggi negeri yang diberi hak istimewa oleh Depdiknas. Dengan adanya pendidikan PPAk maka akan terbentuk standarisasi akuntan untuk semua perguruan tinggi negeri maupun swasta. Dengan standart yang sama diharapkan kualitas akuntan akan meningkat dan mampu memenuhi harapan pengguna jasa akuntan. Selanjutanya pendidikan profesi akuntansi tidak lagi diselenggarakan oleh departemen pendidikan nasional, namun di selenggarakan langsung oleh IAI. Penelitian ini menggunakan teori TRA (Theory Reasoned Action) pertama kali dicetuskan oleh Ajzen tahun 1980. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dam mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam TRA ini, ajzen menyatakan bahwa niat seseorang untuk menentukan perilaku akan dilakukan atau tidak akan dilakukannya perilaku
tersebut. Niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penetu dasar, yang pertama hubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang lain berhubungan dengan sikap (subjective norm) Faktor karier, Menurut Hall (1986) dalam widyastuti(2004) karier dapat diartikan sebagaiserangkaian sikap dan perilaku yang berhubungan dengan perjalanan kerja seseorang di dalam kehidupan kerjanya. Faktor ekonomi, menurut Albrecht dan sack (2000) dalam Widyastuti (2004) menyatakan bahwa salah satu penyebab menurunnya mahasiswa akuntansi selama kurun waktu 1995 hingga 1999 diakibatkan karena rendah nya gaji awal profesi.motivasi ekonomi adalah suatu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk meningkatkan kemampuan pribadinya dalam rangka mencapai penghargaan financial yang diinginkan. Faktor mendapatkan pengakuan di mata masyarakat meningkatkan motivasi berkarier. Seseorang merasa puas karena hasil usaha atau kerjanya dihargai dimata masyrakat. Kepuasaan atas penghargaan dapat mendorong indoividu menlakukan tugasnya dengan baik karena di rasa telah melakukan pekerjaan lebih baik dibandingkan dengan temannya sehingga mampu mencapai prestasi yang lebih tinggi. Mashlow (1943) mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia memiliki kebutuhan pokok, maslow menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid. Lima tingkatan tersebut dikenal dengan Hirarki kebutuhan Mashlow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologi yang lebih kompleks METODE PENELITIAN Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa mengikuti pendidikan profesi akuntansi dan sertifikasi CA, peneliti menggunakan metode kualitatif. (Moleong 2007) mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian data deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Dengan metode kualitatif data yang diperoleh lebih mendalam sehingga tujuan peneliti bisa tercapai (Moleong 2007) Penelitian tentang faktor apa yang mempengaruhi mahasiswa mengikuti profesi Ak dan sertifikasi CA, merupakan study yang dilakukan di tiga universitas di Malang penyelenggara PPAk dan CA. Unversitas Brawijaya Malang, Universitas Muhamadiah Malang, Universitas Malang Kucecwara (ABM). Dengan metode kualitatif penelitian ini akan menerjemahkan dengan bahasa peneliti tentang hasil yang diperoleh dari informan tentang kondisi yang ada. Sumber data penelitian ini diperoleh dari proses wawancara mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan profesi akuntansi dan sertikasi CA di Universitas Brawijaya, Universitas Muhamadiah, dan Universitas Malang Kucecwara (ABM) yang merupakan gabungan dari hasil bertanya, melihat, dan mendengar kepada informan. Untuk memeperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan kuisioner dan ditinjau ulang menggunakan wawancara. Dalam penelitian kualitatf tidak dapat dipisahkan dari peranan peneliti yang menentukan skenarionya (Moleong 2007). Dalam penelitianini instrument utama penelitian adalah peneliti sendiri yang mengatur
jalannya penelitian ini. Dalam penelitian ini penelitilah yang berperan dalam keseluruhan untuk tercapainya hasil penelitian. Dalam analisis pengumpulan data, peneliti melakukan beberapa tahapan : 1. Mempelajari kata kunci yang di peroleh dari informan untuk memenmukan tema-tema yang sesuai dengan masalah penelitian 2. Peneliti berfikir, untuk membuat data mempunyai makna dengan menghubungkannya dengan teori-teori yang dipoeroleh. 3. Kemudian peneliti akan menampilkan data dengan bentuk tulisan dan menyusunnya sehingga menjadi satu kesatuan. 4. Peneliti kemudian akan menjabarkan data yang ditampilkan, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kuesioner pendapat informan mengenai minat mengikuti program pendidikan profesi akuntansi (PPAk) dan ujian Chartered Accountant (CA) 100% informan setuju (SS dan S), sedangkan informan yang menjawab tidak setuju (KS dan TS) tidak ada. Ini berarti program pendidikan profesi akuntansi dan ujian Chartered Accountant (CA) penting bagi para mahasiswa PPAk di Malang. Pendapat informan mengenai ujian Chartered Accountant (CA), berbanding terbalik 100% informan menjawab tidak setuju (KS dan TS) jika hanya langsung mengikuti ujian Chartered Accountant (CA) tanpa pendidikan PPAk. Sedangkan pendapat informan untuk mengikuti program pendidikan akuntansi (PPAk) tanpa ujian Chartered Accountant (CA) separuh informan menjawab setuju (S) dengan presentase 53%. Ini berarti dapat disimpulkan Program Pendidikan Akuntansi (PPAk) lebih diminati para lulusan sarjanan ekonomi dibandingkan para lulusan langsung menempuh ujian Chartered Accountant (CA), namun lulusan sarjana ekonomi 100% tertarik mengikuti program PPAk sekaligus mengikuti ujian Chartered Accountant (CA). Berdasarkan hasil kuesioner, pendapat informan mengenai motivasi karier adalah salah satu faktor yang mempengaruhi lulusan dalam memilih sertifikasi CA dan profesi AK sebanyak 98% informan menjawab setuju (SS dan S), Sedangkan hanya 2% yang menjawab kurang setuju (KS dan TS). Jawaban informan ini dapat disimpulkan motivasi karier adalah termasuk faktor yang mendorong lulusan sarjana ekonomi meneruskan jenjang pendidikan profesi akuntansi (PPAk) dan mengikuti ujian chartered accountant untuk meningkatkan karier di bidang akuntansi. Berdasarkan hasil kuesioner pendapat informan mengenai motivasi ekonomi merupakan salah satu faktor yang mendorong mahasiswa dalam mengikuti sertifikasi CA dan profesi Ak sebanyak 88% informan menjawab setuju (SS dan S) sedangkan 12% lainya menjawab kurang setuju (KS dan TS). Dari perolehan presentase tersebut motivasi ekonomi termasuk faktor yang mendorong mahasiswa dalam meneruskan jenjang pendidikan profesi akuntansi (PPAk) dan mengikuti ujian chartered accountant (CA). Motivasi ekonomi lebih rendah dibandingkan motivasi karier,
namun motivasi ekonomi cukup mendorong mahasiswa PPAk karena presentase hasil jawaban informan mencapai 88% menjawab setuju. Berdasarkan hasil kuesioner, pendapat informan mengenai motivasi penghargaan/sumber prestise adalah bukan salah satu faktor yang mendorong mahasiswa PPAk dalam memilih sertifikasi CA dan profesi AK, sebanyak 49% menjawab setuju (SS dan S) sedangkan informan yang menjawab tidak setuju sebanyak 51% (KS dan TS). Dari jawaban informan diatas dapat disimpulkan bahwa kurang dari 50% informan tidak termotivasi oleh motivasi penghargaan atau sumber prestise Berdasarkan hasil kuesioner pendapat informan mengenai motivasi prestasi atau kualitas diri adalah salah satu faktor yang mendorong mahasiswa mengikuti sertifikasi CA dan profesi AK. Informan menjawab 100% setuju (SS dan S), dan tidak ada satu pun informan menjawab tidak setuju. Ini jelas terlihat bahwa motivasi prestasi untuk meningkatkan kualitas diri agar mampu bersaing di dunia kerja menjadi motivasi utama atau motivasi yang paling dominan Menurut hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan hasil dari jawaban informan sama atau relevan dengan apa yang diisikan dalam kuesioner. Wawancara ini dimaksudkan untuk menggali lebih dalam jawaban dari informan. Ini merupakan wawancara terstruktur yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan jawaban dan informasi yang berguna untuk pemecahan masalah peneliti. Seluruh informan berpendapat jika hanya mengikuti ujian Chartered Accountant (CA) tanpa pendidikan profesi akuntansi, para informan mengaku kurang, karena para informan membutuhkan bekal pendidikan untuk menjadi akuntan profesional. Dikatakan para informan bahwa untuk saat ini PPAk dan CA adalah satu kesatuan yang di butuhkan untuk para akuntan, karena untuk menjadi akuntan yang profesional juga harus menjadi akuntan yang bisa bersaing secara global dengan akuntan-akuntan asing, dan IAI sudah mempersiapkan ujian Chartered Accountant (CA) untuk para akuntan nya memasuki persaingan internasional. Untuk motivasi karier informan percaya dengan peningkatan gelar yang dimilikinya, kariernya juga akan meningkat. Untuk motivasi ekonomi. Menurut hasil wawancara, sebagian besar informan mengharapkan gaji jangka panjang yang besar dan pemberian tunjangan yang baik, apabila informan telah berhasil menyelesaikan pendidikan profesi akuntansi (PPAk) dan berhasil lulus ujian chartered accountant (CA), Namun beberapa informan tidak begitu mengharapkan starting salary yang tinggi. Untuk motivasi prestise hasil presentase nyaris sama, yaitu 51% setuju dan 49% tidak setuju, Menurut hasil wawancara, peneliti mendapatkan jawaban dari kedua informan yang berpendapat setuju dan tidak setuju mengikuti pendidikan profesi akuntansi dan ujian CA sebagai prestise Peneliti : Apakah faktor prestise merupakan salah satu pendorong anda mengikuti program PPAk dan ujian CA?
Informan 1
: Menurut saya seorang akuntan jika tidak memiliki gelar AK dan CA ada yang kurang. Keren aja gitu mbak kalau gelarnya panjang dan kelihatan sebagai akuntan, dari pada lulusan akuntansi tapi gelarnya SE aja.hehe… Informan 2 : Bagi saya prestise bukan sebuah alasan unutuk melanjutkan pendidikan. Yang paling penting bagi saya adalah memperkuat akar, jika diterpa angin sewaktu waktu akar saya sudah kuat dan tidak tumbang. Untuk motivasi prestasi/kualitas diri, informan mengaku akan lebih percaya diri karena memiliki kualitas diri yang lebih baik, dengan begitu karier, ekonomi dan penghargaan akan mengikuti dengan sendirinya jika prestasi/kualitas diri yang baik. Peneliti kembali menanyakan kepada informan/ informan alasan lain untuk tidak tertarik langsung mengikuti ujian Chartered Accountant (CA), informan menjawab faktor biaya yang terpaut cukup jauh membuat mereka tidak tertarik hanya mengikuti ujian CA saja. Apabila informan tidak mengikuti pendidikan profesi akuntansi di universitas penyelenggara PPAk di Malang tersebut, maka informan harus mendaftar sendiri Ujian CA langsung pada IAI. Biaya Ujian CA sekaligus program PPAk sebesar 3,2 juta. Biaya Ujian CA tanpa PPAk sebesar 7 juta. Terdapat selisih antara biaya program PPAk di masing-masing universitas tempat peneliti melakukan penelitian, namun informan mengaku tidak selalu memilih yang termurah, di paparkan oleh informan faktor alumni juga berpengaruh dalam memilih universitas untuk melanjutkan pendidikan profesi akuntansi (PPAk) dan CA. KESIMPULAN Faktor yang paling dominan mendorong minat mahasiswa PPAk dan CA untuk mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) dan Chartered Accountant (CA) adalah faktor kualitas diri/ prestasi. Program PPAk dan Ujian CA dipercaya oleh informan dapat membentuk akuntan yang profesonal dan mampu bersaing secara global. Program PPAk diakui memberikan berbagai keterampilan yang tidak di dapatkan di bangku perkuliahan S1, serta bebrbagai pengetahuan yang selau update dengan kebutuhan stakeholder. Peneliti mendiskripsikan motivasi ekonomi, motivasi karier, dan motivasi prestasi/kualitas diri faktor yang mendorong mahasiswa dalam mengikuti program PPAk dan Ujian CA. Sedangkan motivasi penghargaan/sumber prestise tidak menjadi pertimbangan bagi mahasiswa dalam mengikuti program PPAk dan ujian CA. Hal yang paling menonjol dari penelitian ini adalah perbedaan hasil dari penelitian terdahulu mengenai motivasi penghargaan/sumber prestise. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rendi (2012) motivasi penghargaan/prestise adalah motivasi paling berpengaruh untuk mengikuti program PPAk dan CA, setelah di uji kembali oleh peneliti motivasi penghargaan/sumberprestise tidak terlalu menjadi pertimbangan mahasiswa dalam mengikuti program PPAk dan CA. justru motivasi
prestasi/kualitas diri merupakan faktor yang paling dominan bagi mahasiswa dalam mengikuti program PPAk dan ujian CA. DAFTAR PUSTAKA Achmat, Zakarija. 2010. “Theory of Planned Behavior, Masihkah Relevan?” http://zakarija.staff.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_112. pdf, diakses 14 November 2015. Anonim. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Anonim. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar "Akuntan" ("Accontant"). Anonim. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 179/U/2001 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Profesi Akuntansi. Benny, Ellya dan Yuskar. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk): (Studi Empiris pada Perguruan Tinggi di Padang). Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Padang: Universitas Andalas Indrawati, Novita. 2009. Motivasi dan Minat Mahasiswa untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Pekbis Jurnal, Vol.1, No.2, Juli 2009. Ismail, Mutia dan Lestari. 2012. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) di Perguruan Tinggi Sumatera Utara. Jurnal Keuangan dan Bisnis, Volume 4 Nomor 2, Juli 2012. Lexy J., Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Lisnasari, Riani Nurainah dan Fitriany. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk): (Studi Empiris di Universitas Indonesia. The 2nd Accounting Conference, 1st Doctoral Colloquium, and Accounting Workshop Depok, 4-5 November 2008
Lunenburg, Fred C. 2011. Expectancy Theory of Motivation: Motivating by Altering Expectations. International Journal of Management, Business, and Administration Volume 15, Number 1, 2011. Nugroho, Mahriza. 2008. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Mengikuti Pendidikan PPAk. Nur, Andrias. 2013. Pengaruh motivasi terhadap minat mahasiswa mengikuti pendidikan profesi akuntansi (PPAk) Nurfitri, Dima. 2014. Determinan Minat Pada Mahasiswa Akuntansi Untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) : Studi Empiris pada Calon Mahasiswa PPAk di Universitas Brawijaya. Puritan, Nisa. 2013. Motivasi Mahasiswa S1 Akuntansi 2009 pada Universitas Negeri Surabaya untuk Melanjutkan Pendidikan (PPAk dan S2 Akuntansi). Jurnal Akuntansi UNESA, Vol 1, No 2 (2013). Rasmini, Ni Ketut. 2007. “Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Keputusan Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Nonakuntan Publik pada Mahasiswa Akuntansi di Bali”. Buletin Studi Ekonomi, Vol. 12, No. 3, h. 351-363. Rahayu, Sri dan Rusmawan. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat untuk Mengikuti Program Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk) (Survey pada Mahasiswa dan Alumni Program Studi Akuntansi S1 Universitas X Bandung). Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto 2010. Rendi, Gusti. 2012. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Jurusan Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Survei pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Brawijaya) Rossetyowati, Adita. 2011. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa dan Alumni Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (Studi Empiris pada Mahasiswa dan Alumni Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jember. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suparto, Agus. 2013. Blueprint Profesi Akuntan, RPMK Tentang Akuntan Beregister Negara dan Kaitannya dengan Pengembangan Pendidikan Akuntansi. Ikatan Akuntan Indonesia (www.iaiglobal.or.id).
Suranta, Sri dan Syafiqurrahman. 2006. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPA) di Karesidenan Surakarta. Jurnal Empirika, Volume 19 Nomor 1. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tengker, Victor dan Morasa. 2007. Pengaruh Motivasi Karir terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk: (Studi pada Jurusan Akuntansi FE Unsrat Manado. Victor Jurnal, Volume 1. Manado: FE Unsrat Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Pertama. Jakarta: Balai Pustaka. Widyastuti, Suryaningrum. 2004. Pengaruh Motivasi terhadap Minat Mahasiswa Akuntansi untuk Mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk). Yogyakarta: Simposium Nasional Akuntansi VII.