,Jurnal Karya Tulis Ilmiah
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA BBLR PERIODE JANUARI SAMPAI DESEMBER 2012 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ZAINOEL ABIDIN TAHUN 2012 Nurfi Laila Mahasiswi Pada STIKes U’Budiyah Banda Aceh D-III Kebidanan ABSTRAK Latar Belakang : Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Berdasarkan data yang peneliti peroleh di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dari bulan Januari sampai Desemberl 2012 didapatkan data 783 ibu bersalin dan 82 bayi dengan kategori BBLR. Diantara bayi BBLR tersebut umumnya dilahirkan oleh ibu yang berumur <20 tahun dan >35 tahun, kehamilan multipara, dan pada ibu-ibu tidak bekerja. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah retrospektif. Dengan data berdasarkan buku registrasi yang diambil dari bulan Januari sampai bulan Desember 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 yaitu berjumlah 783 persalinan. Pengambilan sampel diambil secara purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin pada tanggal 21 Agustus s/d 25 Agustus 2013. Hasil Penelitian : Ada hubungan umur dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012, dengan p value 0.005. Ada hubungan paritas dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012 dengan p= value 0.01Ada hubungan Jarak kehamilan dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012 p value 0.000. Kesimpulan : Bahwa ada hubungan faktor terjadinya BBLR dengan umur, paritas, dan jarak kehamilan maka disarankan agar membuat kebijakan dalam bidan KIA sehingga kejadian BBLR dapat dikaji sedini mungkin. Kata kunci
: BBLR, Umur, Paritas, Jarak Kehamilan
I. Pendahuluan Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini (Hidayat, 2008). Angka kematian bayi di Indonesia saat ini masih tergolong tinggi. Angka kematian bayi di Indoesia tercatat 16,3 per 1000 kelahiran bayi pada tahun 2008, ini memang bukan gambaran yang indah karena masih terbilang tinggi bila di bandingkan dengan Negara – negara di bagian ASEAN. Penyebab kematian bayi terbanyak adalah karena
gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal sekitar 2 – 27% disebabkan karena kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR). Sementara itu prevalensi BBLR pada saat ini diperkirakan 7 – 14% yaitu sekitar 459.200 – 900.000 bayi (Dewi, 2010). Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah yang lain, yaitu berkisar antara 9%-30% hasil studi di 7 daerah multicenter diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1% -17,2%. Secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI,
angka BBLR sekitar 7,5% (Wordpress, 2008). Berdasarkan hasil pengumpulan data indikator kesehatan propinsi yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan, proporsi BBLR berkisar antara 0,91% (Gorontalo) dan 18,89% (Jawa Tengah), pada tahun 2010 berkisar antara 0,3% (NAD) dan 6,90% (Sumatra Utara). Angka tersebut belum mencerminkan kondisi sebenarnya yang ada di masyarakat karena belum semua berat badan bayi yang dilahirkan dapat dipantau oleh petugas kesehatan, khususnya yang ditolong oleh dukun atau tenaga non kesehatan lainnya (Profil Kesehatan RI, 2010). Berdasarkan data yang peneliti peroleh di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin dari bulan januari sampai april 2012 didapatkan data 783 ibu bersalin dan 82 bayi dengan kategori BBLR. Diantara bayi BBLR tersebut umumnya dilahirkan oleh ibu yang berumur <20 tahun dan >35 tahun, kehamilan multipara, dan pada ibu-ibu tidak bekerja. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya adalah apakah faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012? Tujuan Penelitian Tujuan Umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hubungan umur dengan kejadian BBLR Periode
Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012. b. Untuk mengetahui hubungan paritas dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012. c. Untuk mengetahui hubungan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti Agar dapat menambah wawasan mengenai BBLR 2. Bagi tempat penelitian Agar dapat menjadi masukan dan sebagai pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam bidang KIA, sehingga kejadian BBLR dapat diantisipasi sedini mungkin. 3. Bagi institusi Sebagai sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan di instansi pendidikan mengenai BBLR.
II. METODOLOGI 1. Kerangka Konsep Kerangka penelitian ini berdasarkan Muslihatun (2011), Wahab (2003) dan Winkjosastro (2005) yang mengatakan factor-faktor yang meyebabkan kejadian BBLR dibedakan menjadi tiga, yaitu factor ibu, factor bayi dan factor lingkungan. Faktor dari ibu yang menyebabkan BBLR yaitu umur, penyakit, keadaan sosial ekonomi, paritas, jarak kehamilan, status perkawinan, dan lain sebagainya.
Umur
Paritas
BBLR
Jarak kehamilan
Hipotesa 1. Ada hubungan umur dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012. 2. Ada hubungan paritas dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012. 3. Ada hubungan Jarak kehamilan dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif analitik untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Jenis penelitian adalah retrospektif yang berusaha melihat kebelakang, artinya mengumpulkan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel-variabel yang mempengaruhi akibat tersebut (Notoatmodjo, 2005). Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bayi yang lahir dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Desember 2012 yaitu berjumlah 783 persalinan. Jumlah populasi yang diambil adalah 1:1 dengan merekrut sejumlah
subjek dengan efek (kelompok kasus), kemudian dicari subyek lain yang karekteristiknya sebanding namun tidak mempunyai efek (kelompok kontrol) (Sastroasmoro, 2006) yaitu bayi dengan BB ≤ 2500 gr dan bayi dengan BB > 2500 gr. Sampel diambil secara purposive sampling, yaitu didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, sebanyak 10 bayi dengan berat badan normal kemudian diambil 25 bayi dengan BBLR. Adapun kriteria inklusi sampel yaitu: a. Bayi yang dilahirkan di RSUDZA di ruang Bersalin b. Bayi yang memiliki berat badan < 2500 gram c. Bayi yang memiliki berat badan ≥ 2500 gram
Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. dilaksanakan pada tanggal 10 s/d 13 September 2013. . Cara Pengumpulan Data Berdasarkan buku registrasi yang diambil secara retrospektif dari tanggal 1 Januari s/d 31 Desember 2012. Pengolahan Data Menurut (Notoadmojo, 2007) data yang telah didapatkan akan diolah dengan tahap-tahap berikut: Editing, Coding, Transfering, Tabulating,
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
c. Paritas
Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan Di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh pada tanggal 10 s/d 13 September 2013, dengan jumlah sampel 35 data bayi baru lahir diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Analisa Univariat a. BBBL Tabel 5.1 Frekuensi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Terjadinya Berat Badan Lahir Dirumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012
No 1 2
BBBL
f
%
BBLR B.BBLR
25 10
71,4 28,6
Total
35
100
Berdasarkan tabel 5.1 diatas diketahui bahwa dari 35 responden yang berada pada kategori BBLR sebanyak 25 responden (71,4%).
Tabel 5.3 Frekuensi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Paritas Dirumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012
No 1 2 3
F
%
15 12 8 35
42,9 34,3 22,9 100
Berdasarkan tabel 5.3 diatas diketahui bahwa dari 35 responden yang paritasnya berada pada kategori Primipara sebanyak 15 responden (42,9%). d. Jarak Kehamilan Tabel 5.4 Frekuensi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Jarak Kehamilan Dirumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 2012
No 1 2
b. Umur
Paritas Primipara Multipara Grademultipara Total
Jarak Kehamilan
F
%
Beresiko Tidak Beresiko Total
3 32 35
8,6 91,4 100
Tabel 5.2 Frekuensi Faktor-Faktor Yang Berhubungan Berdasarkan tabel 5.4 diatas diketahui Dengan Umur Dirumah Sakit Umum bahwa dari 35 responden yang Jarak Daerah dr. Zainoel Abidin kehamilannya berada pada kategori tidak Banda Aceh beresiko sebanyak 32 responden (91,4%). Tahun 2012
No 1 2
Umur Beresiko Tidak Beresiko
f 20 15
% 57,1 42,9
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa dari 35 responden yang umurnya berada pada kategori beresiko sebanyak 20 responden (57,1%) .
2. Analisa Bivariat a. Hubungan Umur dengan Kejadian Berat Badan Bayi Lahir Rendah Tabel 5.5 Tabulasi Umur Dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Tahun 2012 BBLR Umur
Beresiko Tidak Beresiko
F 17 8
% 85 53,3
Bukan BBLR f % 3 15 7 46,7
Total
25
71,4
10
BBLR
Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 20 responden yang berada pada umur beresiko dengan kategori BBLR sebanyak (85%), dan bukan BBLR sebanyak (15%) dan umur tidak beresiko dengan kategori BBLR sebanyak (85%), dan bukan BBLR sebanyak (15%).
P value
Total
28,6
F 20 15
% 100 100
35
100
0,002
Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,002, berarti ada hubungan umur dengan kejadian berat badan lahir dirumah sakit umum daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2012.
b. Hubungan Paritas dengan Berat Badan Bayi Lahir Tabel 5.6 Tabulasi Paritas Dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Tahun 2012 Paritas
BBLR
Primipara Multipara
f 14 4
% 93,3 33,3
Bukan BBLR f % 1 6,7 8 66,7
Grademultipara
7
87,7
1
12,5
8
100
Total
25
71,4
10
28,6
35
100
BBLR
Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 15 responden yang berada pada Paritas primipara dengan kategori BBLR dan sebanyak (93,3%), dan bukan BBLR sebanyak (6,7%) dan
Total F 15 12
% 100 100
P value
0,001
Paritas multipara dengan kategori bukan BBLR dan sebanyak (66,7%), dan BBLR sebanyak (33,3%) dan Paritas grademultipara dengan kategori BBLR
dan sebanyak (87,7%), dan bukan BBLR sebanyak (12,5%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.001, berarti ada hubungan
antara paritas dengan kejadian barat badan lahir dirumah sakit umum daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
c. Hubungan Jarak Kehamilan dengan Kejadian Berat Badan Bayi Lahir Tabel 5.7 Tabulasi Paritas Dengan Berat Badan Bayi Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Tahun 2012
Jarak Kehamilan Beresiko Tidak Beresiko Total
BBLR f 1
BBLR Bukan BBLR % F % 33,3 2 66,7
F 3
% 100
24
75
8
25
32
100
25
71,4
10
28,6
35
100
Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa dari 25 responden yang berada pada jarak kehamilan yang Tidak Beresiko dengan kategori BBLR dan sebanyak (75%) , dan bukan BBLR sebanyak (25%) dan jarak kehamilan yang Beresiko dengan kategori bukan BBLR dan sebanyak (66,7%) , dan BBLR sebanyak (33,3%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.000, berarti ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian barat badan lahir dirumah sakit umum daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. . Pembahasan 1.
Total
Hubungan Umur Ibu dengan Berat Badan Bayi Lahir Berdasarkan tabel 5.5 diatas diketahui bahwa dari 20 responden yang berada pada umur beresiko dengan kategori BBLR sebanyak (85%), dan bukan BBLR sebanyak (15%) dan umur tidak beresiko dengan kategori BBLR sebanyak
P value
0,000
(85%), dan bukan BBLR sebanyak (15%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,002, berarti ada hubungan umur dengan kejadian berat badan lahir dirumah sakit umum daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh tahun 2012. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori (Manuaba, 2011), Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ- organ reproduksidan fungsi fisiologinya bel um optimal. Selain itu emosi dan keji waannya belum cukup matang, sehin gga pada saat kehamilan ibu tersebut belumdapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi.Hasil penelitian (Harsono, 2009) Kehamilan dibawah
umur 20 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi yang berpengaruh terhadap berat janin, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur dengan p value 0,00. Menurut asumsi peneliti penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, kaena pada saat peneliti melakukan penelitian peneliti menemukan adanya hubungan antara umur ibu dengan kejadian BBLR karena faktor umur menjadi dasar dari kesiapan organ tubuh untuk menerima keadaan yang belum pada waktunya dan menjadikan kematangan organ bukan pada asaatnya sehingga berpengaruh pada berat lahir bayi. 2.
Hubungan Paritas dengan Berat Badan Bayi Lahir Berdasarkan tabel 5.6 diatas diketahui bahwa dari 15 responden yang berada pada Paritas primipara dengan kategori BBLR dan sebanyak (93,3%), dan bukan BBLR sebanyak (6,7%) dan Paritas multipara dengan kategori bukan BBLR dan sebanyak (66,7%), dan BBLR sebanyak (33,3%) dan Paritas grademultipara dengan kategori BBLR dan sebanyak (87,7%), dan bukan BBLR sebanyak (12,5%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.001, berarti ada hubungan antara paritas dengan kejadian barat badan lahir dirumah sakit umum daerah Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini sesuai dengan p ernyataan teori (Manuaba, 2011), Pari tas secara luas mencakup gravida/jum lah kehamilan, prematurjumlah kelahi ran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan.
Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang suda h mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun. Hasil penelitian (Astuti, 2008) Kehamilan dengan paritas tinggi men yebabkan kemunduran daya lentur (el astisitas) jaringan yang sudah berulan g kali direngangkan kehamilan. Sehingga cenderung untuk timbul kelainan letak ataupun kelainan pertumbuhan plasenta dan pertumbuhan janin sehinga melahirkan bayi berat badan lahir rendah. Hal ini dapat mempengaruhi suplai gizi dari ibu ke janin dan semakin tinggi paritas maka resiko untuk melahirkan BBLR semkin tinggi. Menurut asumsi peneliti penelitian ini sesuai dengan toei diatas yang dikemukakan oleh para ahli bahwa ada hubungan antara paritas dan berat badab lahir bayi karena pada saat peneliti melakukan penelitian terlihat adanya hubungan paritas dengan kejadian BBLR, bahwa semakin sering proses melahirkan maka organ – organ reproduksi akan berubah atau kondisi keshatannya menurun. 3.
Hubungan Anemia dengan Berat Badan Bayi Lahir Berdasarkan tabel 5.7 diatas diketahui bahwa dari 25 responden yang berada pada jarak kehamilan yang Tidak Beresiko dengan kategori BBLR dan sebanyak (75%) , dan bukan BBLR sebanyak (25%) dan jarak kehamilan yang Beresiko dengan kategori bukan BBLR dan sebanyak (66,7%) , dan BBLR sebanyak (33,3%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0.000, berarti ada
hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian barat badan lahir dirumah sakit umum daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan teori (Depkes RI, 2011), jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Seorang ibu yang jarak kehamilannya dikatakan beresiko apabila hamil dalam jangka kurang dari dua tahu, dan hal ini jelas menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat bawaan, atau janin lahir dengan berat badan yang rendah. Keadaan ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada placenta yang akan berpengaruh pada fungsi plesenta terhadap janin. Hasil penelitian (Suprayanto, 2011) jarak kehamilan ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Jarak kehamilan ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan p value 0,002. Menurut asumsi peneliti bahwa penelitian ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli, karena pada saat peneliti melakukan penelitian terlihat adanya hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian BBLR, karenaa jarak kehamilan berpengaruh terhadap proses petumbuhan janin dalam rahim, sehingga bila jarak kehamilan seseorang sangat dekat atau dalam jangka kurang dari dua tahun, maka mungkinkan terjadinya BBLR
PENUTUP Kesimpulan 1. Ada hubungan umur dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012, dengan p value 0.002 2. Ada hubungan paritas dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012 dengan p value 0.001. 3. Ada hubungan Jarak kehamilan dengan kejadian BBLR Periode Januari sampai Desember 2012 di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Tahun 2012 p value 0.000. Saran 1. Bagi peneliti Disarankan bagi penulis agar dapat menambah wawasan mengenai BBLR dan agar dapat bermanfaat untuk peneliti selanjutnya. 2. Bagi tempat penelitian Disarankan bagi tenaga kesehatan agar dapat menjadi masukan dan sebagai pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam bidang KIA, sehingga kejadian BBLR dapat diantisipasi sedini mungkin. 3. Bagi institusi Untuk menembah literatur atau dapat menjadi sumber bacaan dan referensi bagi perpustakaan di instansi pendidikan mengenai BBLR, pencegahan dan penanganannya.
REFERENSI Abidin. Taufik, 2011. Ikterus, BBLR, Sepsis pada Neonatus.http://www.Scribd.co /doc/ 52620788 / Ikterus -bblrsepsis-pada-neonatus,2011 (dikutip 30-04-2012) Dewi, Vivian Nanny , 2010. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir , salemba medika, Jakarta G.pramono, 2012 repository.usu Joeharno, 2008. Berat Badan Lahir Rendah. http://blogjoeharno.blogspot.com /2008/ 05/berat-badan-lahirrendah-bblr.html (dikutip tanggal 20 Mei 2012) Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Dan Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta Sistiarani – 2008. faktor maternal dan kualitas pelayanan antenatal yang berisiko terhadap kejadian berat badan lahir rendah. Fitramaya, Yogyakarta. Winkjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka, Jakarta Yumizole, 2008.berat bayi lahir rendah. http://yumizone.wordpress.com/20 08/11/21/ berat-bayi-lahirrendah/.(dikutip 30-04-2012). Zulaikha, 2010. Ilmu Kandungan Dan Kesahatan Anak. EGC, Jakarta. Hidayat, A.Aziz Alimul, 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Salemba Medika, Jakarta.