FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUBERTAS DINI PADA REMAJA PUTRI KELAS 5 SD DI MIN PAYA BUJOK KOTA LANGSA TAHUN 2015 THE FACTORS THAT AFFECT EARLY PUBERTY OF TEENAGER IN FIFTH YEAR OF MIN PAYA BUJOK, LANGSA CITY, IN 2015 Elfida*, Eva Sulistiany, Azwarni ¹ Dosen Prodi Keperawatan Langsa Poltekkes Kemenkes Aceh Email:
[email protected] Abstrak: Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada wanita daripada pria. Pubertas dini adalah suatu keadaan dimana masa pubertas anak terjadi lebih awal pada umumny. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi pubertas dini pada remaja putri kelas 5 SD Di MIN Paya Bujok Kota Langsa Tahun 2015. Penelitian bersifat analitik dengan desain cross sectional dan populasinya adalah remaja putri kelas 5 SD Di MIN Paya Bujok sebanyak 66 orang. Hasil penelitian menyatakan bahwa 50% responden dengan aktivitas fisik rendah mengalami pubertas dini dan terdapat 80% responden dengan obesitas mengalami pubertas dini. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pubertas dini dengan aktivitas fisik, tetapi pubertas dini ada hubungannya dengan obesitas. Saran peneliti diharapkan kepada petugas pihak sekolah agar memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi kepada siswa-siswanya. Kata Kunci: Pubertas Dini, Aktivitas Fisik, Obesitas. Abstract: Dramatic changes in the shape and physical characteristics closely associated with the onset of puberty. Growth spurt occurs earlier in women than men. Early puberty is a condition in which puberty occurs early child in general. This study aims to identify factors-factors that influence early puberty in adolescent girls 5 th grade at MIN Paya Bujok Langsa Year 2015 analytical study with cross sectional design and the population is young women 5 th grade at MIN Paya Bujok many as 66 people. The study states that 50% of respondents with low physical activity experienced early puberty and there are 80% of respondents with obesity experiencing early puberty. It can be concluded that there is no relationship between early puberty with physical activity, but early puberty nothing to do with obesity. Suggestions researchers expected to officer school in order to provide information about reproductive health to their students. Keywords: Early Puberty, Physical Activity, Obesity
PENDAHULUAN
hanya
bebas
dari
penyakit
atau
menurut
kecacatan dalam segala aspek yang
WHO adalah suatu keadaan fisik,
berhubungan dengan sistem reproduksi,
mental, dan sosial yang utuh, bukan
fungsi
Kesehatan
reproduksi
199
serta
prosesnya.
Kesehatan
200 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 199-206
reproduksi remaja adalah suatu kondisi
perempuan dan usia 10-17 tahun pada
sehat yang menyangkut sistem, fungsi
anak laki-laki. Kondisi ini terjadi dipicu
dan proses reproduksi yang dimiliki
oleh
remaja ¹.
dikarenakan pengaruh bahan kimia dari
otak
secara
spontan
atau
Perubahan dramatis dalam bentuk
luar tubuh dan biasanya proses ini
dan ciri-ciri fisik berhubungan erat
dimulai diakhir-akhir masa kanak-kanak
dengan mulainya pubertas. Aktivitas
(kurang dari umur 9 tahun) dengan
kelenjar
ditandai
pituitari
pada
masa
ini
munculnya
tanda-tanda
berakibat dalam sekresi hormon yang
kematangan organ reproduksi lebih awal
meningkat dengan efek fisiologis yang
dan
tersebar luas. Hormon pertumbuhan
pertumbuhan. Pubertas yang lebih awal
memproduksi dorongan pertumbuhan
ini bisa merupakan bagian dari variasi
yang cepat, yang membawa tubuh
perkembangan
mendekati tinggi dan berat dewasanya
namun bisa pula merupakan penyakit
dalam rentang waktu sekitar dua tahun.
atau paparan hormon pertumbuhan yang
Dorongan pertumbuhan terjadi lebih
tidak normal.4
awal pada wanita daripada pria, juga
Ada
telah
berakhirnya
normal
beberapa
masa
seseorang,
dampak
yang
menandakan bahwa wanita lebih dahulu
diakibatkan dari pubertas dini, yaitu
matang secara seksual daripada pria.2
dampak terhadap tinggi badan dan
Masa
puber
masa
dampak terhadap emosional dan sosial.
transisi dan tumpang tindih. Dikatakan
pubertas dini dapat membuat anak
transisi karena pubertas berada dalam
menjadi orang dewasa yang pendek.
peralihan antara masa kanak-kanak dan
Ketika pubertas berakhir, pertumbuhan
masa remaja dan dikatakan tumpang
tinggi badan anak terhenti. Karena
tindih karena beberapa ciri biologis-
memulai pubertas lebih awal, mereka
psikologis kanak-kanak masih dimiliki-
juga mengakhirinya lebih awal yaitu di
nya, sementara beberapa ciri remaja
umur ketika anak-anak lain seusianya
juga dimilikinya.3
masih terus tumbuh. Mereka memang
Pubertas
merupakan
Prekoks
adalah
suatu
mengalami pertumbuhan pesat di awal,
keadaan dimana masa pubertas anak
tetapi pertumbuhan mereka berhenti
terjadi lebih awal pada umumnya, yaitu
sebelum mencapai potensi maksimal-
sekitar umur 9-14 tahun pada anak
nya. pubertas dini bisa menyulitkan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pubertas Dini Pada Remaja Putri… 201
seorang anak secara emosional dan
Pubertas Prekoks dominan terjadi
sosial. Seorang anak perempuan yang
pada anak-anak perempuan disbanding-
mengalami
mungkin
kan laki-laki. Hal ini dimungkinkan
bingung atau malu dengan perubahan
karena Pubertas Prekoks membawa sifat
fisik seperti memiliki payudara yang
genetik yang autosomal dominan dan
membesar sebelum waktunya. Mereka
lebih sering akibat paparan hormon
dapat menjadi murung atau mudah
estrogen dini pada usia bayi. Untuk
pubertas
dini
5
tersinggung.
anak perempuan sering diakibatkan
Hingga saat ini penyebab dari
etiologi yang idiopatik dan sebaliknya
Pubertas Prekoks masih belum diketahui
pada anak laki-laki secara signifikan
secara pasti. Beberapa hal internal yang
terbanyak diakibatkan adanya penyakit
dapat menyebabkan terjadinya Pubertas
pada otak. Terlalu cepat pubertas juga
Prekoks
organ
akan menyebabkan hormon meningkat
endokrin, genetika keluarga (autosomal
dan menjadikan anak menjadi “lebih
dominan),
genetalia
cepat dewasa”, padahal secara mental
(gangguan organ kelamin), penyakit
anak belum siap untuk dewasa. Bila
pada
yang
anak mulai mengenal dan menyenangi
reproduksi.
lawan jenis, ketidaksiapan mental ini
adalah
gangguan
abnormalitas
otak,
dan
menghasilkan
tumor
hormon
Namun disamping itu, terdapat faktor
dikuatirkan
psikologis
(emosi)
dan
stressor
peristiwa yang tidak diharapkan akibat
lingkungan
ekternal
yang
cukup
dorongan hormonal tersebut. Tidak
memegang peranan.
Pada dasarnya
hanya
dapat
secara
menimbulkan
psikologi
dan
konsep paparan hormon yang paling
pertumbuhan badan, pubertas dini juga
sering digunakan untuk menjelaskan
dapat meningkatkan resiko kanker dan
penyebab kejadian Pubertas Prekoks
tumor di kemudian hari. Pada anak
6
pada anak-anak. Ada
beberapa
perempuan
memicu
kanker
pemicu
payudara. Pubertas dini meningkatkan
terjadinya pubertas dini antara lain yaitu
resiko kanker dan tumor karena tingkat
obesitas, zat kimia, kelahiran prematur
hormon estrogen, progesteron (pada
dan berat badan lahir rendah, tekanan
wanita) dan testosteron (pada pria) dapat
psikososial, kurang aktivitas fisik dan
memicu beberapa tumor menjadi ganas.8
paparan media.7
faktor
dapat
202 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 199-206
Data
demografi
menunjukkan
bahwa remaja merupakan populasi yang
21% yang terdiri dari 50,8% remaja laki-laki dan 49,2% remaja perempuan.
besar dari penduduk dunia. Menurut
Hasil Sensus Penduduk tahun 2010
WHO sekitar seperlima dari penduduk
menunjukan bahwa jumlah penduduk
dunia adalah remaja berumur 10-19
Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4
tahun. Sekitar 900 juta berada di negara
juta diantaranya adalah remaja yang
sedang berkembang.9
terdiri
Menurut penelitian yang dilakukan
dari
laki-laki
32.164.436 jiwa
(50,70
sebanyak %)
dan
oleh Dr. Frank Biro dari Cincinnati
perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa
Children's Hospital Medical Center, saat
(49,30 %).
ini remaja wanita Amerika mengalami pertumbuhan dibanding
payudara 10
tahun
Menurut
SDKI-R
tahun
2007,
lebih
dini
pengetahuan remaja umur 15-24 tahun
lalu.
Biro
tentang kesehatan reproduksi
masih
menemukan, pada remaja wanita kulit
rendah, 21 persen remaja perempuan
hitam, payudara mulai tumbuh di usia 8
tidak mengetahui sama sekali perubahan
tahun.
remaja
yang terjadi saat pubertas. Pengetahuan
keturunan Spanyol dan Asia, payudara
remaja tentang masa subur relatif masih
mulai tumbuh di usia 9 tahun. Pada riset
rendah. Hanya 29 persen wanita dan 32
terhadap 2.600 remaja wanita di 3 kota
persen pria memberi jawaban yang benar
di Amerika Serikat. Para responden
bahwa seorang perempuan mempunyai
remaja berusia 11-16 tahun. Secara
kesempatan besar menjadi hamil pada
keseluruhan
pertengahan siklus periode haid.
Sedangkan
16
pada
persen
remaja
mengatakan menstruasi pada usai 11 tahun. Pada
Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, remaja di Provinsi Aceh tahun
Pusat
2012 berjumlah 258 juta remaja laki-
remaja
laki dan perempuan yang mengalami
Indonesia sebesar 30% dari 200 juta
pubertas dini diukur dari perkembangan
penduduk.10 Tahun 2008, data profil
payudara dan bulu pubis. Menurut
kesehatan Indonesia mencatat penduduk
laporan terus meningkat dalam beberapa
Indonesia yang tergolong usia 10-19
tahun terakhir. Pada 2012, rata-rata usia
tahun adalah sekitar 44 juta jiwa atau
anak
Statistik
tahun mencatat
1995,
Biro
populasi
perempuan
saat
mendapatkan
menstruasi pertama adalah 11,5 tahun.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pubertas Dini Pada Remaja Putri… 203
Data awal januari 2013 naik 10 % dari
sampling.13 Penelitian dilakukan pada
data awal.11
tanggal 31 Juli s/d 2 Agustus 2015.
Berdasarkan
survei
awal
yang
dilakukan di MIN Paya Bujok dimana jumlah siswa kelas 5 berjumlah 136 orang yang terdiri dari 70 siswa laki-laki dan 66 siswa perempuan. Dari hasil survey dimana dari 10 orang remaja putri yang dilakukan wawancara, 6 diantaranya telah mengalami menstruasi dan 4 orang lagi belum menstruasi. Bertitik tolak dari beberapa hal tersebut diatas, maka penulis bermaksud meneliti
dengan
judul“Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Pubertas Dini Pada Remaja Putri Kelas 5 SD di MIN Paya Bujok Langsa Kota Langsa Tahun 2015”. ini
bersifat
analitik
dengan desain cross sectional, dimana data
dikumpulkan
pada
Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui
bahwa
terdapat
50%
responden yang mengalami pubertas dini dan 50% responden yang tidak mengalami pubertas dini, dan terdapat 93,9% responden aktivitas fisik rendah dan 6,1% aktivitas fisik tinggi serta terdapat 84,8% responden tidak obesitas dan 15,2% responden obesitas. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui
bahwa
responden
dengan
terdapat
50%
aktivitas
rendah
mengalami pubertas dini dan 50% responden dengan aktivitas tinggi tidak mengalami pubertas dini, terdapat 80%
METODE PENELITIAN Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
waktu
bersamaan antara variabel independen
responden
dengan
obesitas
yang
mengalami pubertas dini dan
55%
responden yang tidak obesitas
yang
tidak mengalami pubertas dini.
dan variabel dependen 12. Penelitian ini
Hubungan
bertujuan untuk mengetahui faktor-
pubertas dini pada remaja putri
faktor apa saja yang mempengaruhi pubertas dini pada remaja putri. Populasi
dalam
penelitian
Berdasarkan terhadap
ini
aktivitas
responden
66
fisik
hasil responden,
yang
dengan penelitian dari
aktivitas
62
fisiknya
remaja putri kelas 5 SD di MIN Paya
rendah,
Bujok Langsa yang berjumlah 66 orang.
mengalami pubertas dini dan tidak
Pengambilan sampel menggunakan total
pubertas
jumlah adalah
responden (50%).
responden sama
yaitu
yang 31
204 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 199-206
Setelah
dilakukan
uji
statistik
dengan menggunakan uji Chi – Square dengan
tingkat
kepercayaan
95%
Hubungan obesitas dengan pubertas dini pada remaja putri Berdasarkan
penelitian
menunjukkan tidak adanya hubungan
terhadap
antara aktivitas fisik dengan pubertas
responden yang obesitas,
terdapat 8
dini pada remaja putri dimana nilai P >
responden
mengalami
(P value = 1,000 > sehingga
dapat
= 0,05),
disimpulkan
bahwa
aktivitas fisik pada remaja putri tidak
66
hasil responden,
(80%)
yang
dari
10
pubertas dini, dan 2 (20%) responden yang tidak mengalami pubertas. Setelah
dilakukan
uji
statistik
ada hubungan dengan pubertas dini
dengan menggunakan uji Chi – Square
pada remaja putri.
dengan
tingkat
kepercayaan
95%
Hal ini sesuai dengan penelitian
menunjukkan adanya hubungan antara
lainnya dengan hasil yaitu tidak ada
obesitas pada remaja putri dengan
hubungan antara aktifitas fisik dengan
pubertas dini pada remaja putri dimana
usia pubertas pada remaja SMP di
nilai P <
Kecamatan Banyumanik Kota Semarang
Dengan demikian dapat disimpulkan
karena pada penelitian ini diperoleh
bahwa ada hubungan antara obesitas
hasil P > , dimana nilai Menurut
asumsi
= 0,44114 .
peneliti
tidak
(P value = 0,039 <
= 0,05).
pada remaja putri dengan pubertas dini pada remaja putri.
terdapat hubungan antara aktivitas fisik
Hal ini sesuai dengan penelitian lain
dengan pubertas dini pada remaja putri.
dengan hasilnya ada hubungan obesitas
Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil
dengan usia pubertas pada siswi putri
penelitian yang dilakukan pada remaja
kelas 3 sampai 6 di SD Negeri Pasuruan
putri,
yang
Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus.
aktivitas
Karena dari hasil penelitian tersebut
sebagian
termasuk
dalam
remaja
putri
kategori
rendah mengalami pubertas dini, dan
menunjukkan bahwa nilai P = 0,004 15.
yang
Dalam penelitian lain disebutkan
aktivitas
bahwa tidak ada hubungan obesitas
rendah juga tidak mengalami pubertas
dengan usia pubertas dini pada siswi
dini.
kelas VII di SMP Negeri 1 Batang Kuis
sebagian
remaja
putri
lagi
termasuk
dalam
kategori
Kabupaten Deli Serdang, dimana dari
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pubertas Dini Pada Remaja Putri… 205
hasil uji statistik diperoleh nilai p = 16
0,340 (p > ). Obesitas
remaja putri, dimana nilai P > value = 1,000 >
mengganggu
sistem
terdapat
hormon-hormon
mengalami
mengatur
= 0,05)
Dari 10 responden yang obesitas,
endokrin (kelenjar yang mengeluarkan untuk
(P
8
responden
(80%)
pubertas
dini,
yang
dan
2
berbagai fungsi tubuh) sehingga anak
responden (20%) yang tidak mengalami
perempuan yang montok cenderung
pubertas. Setelah dilakukan uji Chi-
mencapai pubertas lebih awal. Di sisi
Square
lain, obesitas juga bisa dipicu oleh
terdapat pengaruh antara pubertas dini
pubertas dini.7
pada remaja putri dengan obesitas yang
Menurut asumsi peneliti terdapat hubungan
antara
obesitas
dengan
dapat
disimpulkan
bahwa
dialami remaja putri, dimana nilai P < (P value = 0,039 <
= 0,05) serta dari
pubertas dini pada remaja putri. Hal ini
66
dikarenakan berdasarkan hasil penelitian
mengalami pubertas dini berjumlah 33
yang dilakukan pada remaja putri, yang
responden (50%).
obesitas lebih banyak yang mengalami pubertas dini. Sedangkan remaja putri yang termasuk dalam kategori obesitas tetapi tidak mengalami pubertas dini
responden
remaja
putri,
yang
SARAN Diperlukan terbentuknya program komunikasi, informasi, dan edukasi
lebih sedikit.
(KIE) atau penyuluhan yang berkala
KESIMPULAN
faktor-faktor
mengenai
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
disimpulkan
responden rendah,
yang jumlah
bahwa
repoduksi
yang
dan
mempengaruhi
menarche serta dapat mengikutsertakan
62
orang tua siswi, khususnya ibu, agar
fisiknya
dapat memiliki pengetahuan yang benar
dari
aktivitas
kesehatan
responden
yang
mengenai
kesehatan
respoduksi
mengalami pubertas dini dan tidak
khususnya menarche, sehingga hal-hal
pubertas
yang
adalah
sama
yaitu
31
responden (50%). Setelah dilakukan uji Chi-Square dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
tidak
membahayakan
diinginkan si
anak
atau melalui
pergaulan bebas tidak terjadi di MIN Paya Bujok Kota Langsa.
pengaruh antara pubertas dini pada
Diharapkan pada petugas kesehatan
remaja putri dengan aktivitas fisik pada
yang ada di Puskesmas Langsa Baro
206 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 8 No. 2, Nopember 2015, 199-206
agar lebih aktif dalam memberikan pendidikan
kesehatan
dengan
mengunjungi
sekolah-sekolah
mengenalkan
program
dan
komunikasi,
informasi, dan edukasi (KIE) atau penyuluhan yang berkala mengenai kesehatan repoduksi pada remaja. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini sehingga bermanfaat bagi semua orang. DAFTAR PUSTAKA 1
Fauzi, 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. Diperoleh dari: http://www.kesrepro.info/? q=remaja. [Diakses pada 17 April 2015]. Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta. 2 Al-Mighwar, M. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: CV Pustaka Setia. 3 Haslam, 2004. Endokrine System. Philadelphia: Saundect Elsevier Science. 4 Biben. 2011. Mengenali Masa Pubertas Anak. Koran Pikiran Rakyat. 5 Sudoyo, A,W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I Edisi IV. Jakarta: Universitas Indonesia. 6 Azhar. 2012. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Kelas 1 SMP Negeri
2 Langsa tentang pubertas dini: Prodi Keperawatan. Kota Langsa. 7 Elizabeth, C. 2010. Puberty Gap : Obesity Splits Boys, Girls. Adolescent Males At Top Of The BMI Chart Maybe Delayed. MNSBC. 8 Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto. 8 Pardede, N. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta: Sagung Seto. 10 Profil Kesehatan Aceh. 2013. www.depkes.go.id. Diakses tanggal 27 Maret 2015. 11 Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika: Jakarta. 12 Machfoedz, I. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta. Fitramaya. 13 Simatupang, R. 2014. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Usia Menarche Pada Remaja SMP di Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Universitas Dipenegoro. Thesis. 14 Istiyah, A. 2011. Hubungan Antara Obesitas Dengan Usia Menarche Pada siswi Putri Kelas 3 Sampai Kelas 6 SD Negeri 02 Pasuruan Lor Kabupaten Kudus. Skripsi 15 Renjani, R. 2012. Hubungan Obesitas Terhadap Usia Menarche Pada Siswi Kelas VII di SMP Negeri I Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara. Skripsi