PENGARUH SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI YANG MENIKAH DINI DI DESA SILIGASON KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2015 Oktafiana Manurung* *Staf Pengajar STIKes Santa Elisabeth Medan ABSTRACT Background: According to the annual data of the Local Administration of Siligason Village, Simalungun District, there were 36.8% of below 20 year-old teenagers who got married in 2013, 35% in 2012, and 20% in 2014. The average of them were High School graduates or under. Goald: The objective of the research was to analyze the correlation of economy and culture with health reproduction of female teenagers who performed early marriage. Method: The research was a survey with cross sectional design. The population was 35 female teenagers who performed early marriage and had given childbirth at Siligason Village, Simalungun District, and all of them were used as the samples, taken by using total sampling technique. The data were gathered by conducting interviews and questionnaires and analyzed by using univatriate analysis, bivatriate analysis with chi square test, and multivatriate analysis with multiple logistic regression analysis at the significance level of 95%. Result : The result of the research showed that 77.1% of the respondents had good health reproduction, and 22.9% of the respondents had bad health reproduction. There was the correlation of education, habit, and confidence with health reproduction of female teenagers who performed early marriage. The variable which had the most dominant influence was confidence at the coefficient value (β) = 24.624. The percentage correct value was 88.6% which indicated that education, habit, and confidence could explain their correlation with health reproduction of female teenagers who performed early marriage, while the remaining 11.4% was influenced by the other factors. Conclusion : It is recommended that the village head and local health care providers work together in providing counseling for female teenagers about the importance of knowledge of marriage viewed from the suggested age and is in line with health reproduction, education, occupation, and culture which influence it.
Keywords: Socio-Economy, Culture, Health Reproduction
1
PENDAHULUAN Pernikahan dini adalah pernikahan pada remaja di bawah usia 20 tahun yang seharusnya belum siap untuk melaksanakan pernikahan. Masa remaja juga merupakan masa yang rentan resiko kehamilan karena pernikahan dini (usia muda). Diantaranya adalah keguguran, persalinan prematur, BBLR, kelainan bawaan, mudah terjadi infeksi, anemia pada kehamilan, keracunan kehamilan, dan kematian (Kusmiran, 2012). Remaja saat ini mengalami kerentanan terhadap berbagai ancaman risiko kesehatan terutama yang berkaitan dengan kesehatan seksual dan reproduksi. Ancaman yang dapat dilihat hingga saat ini adalah seks pranikah, kehamilan dini, aborsi, infeksi menular seksual, HIV dan AIDS serta kekerasan seksual. Rendahnya pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dan kuatnya dukungan sosial terhadap hubungan seksual pranikah membuat remaja menjadi populasi yang berisiko. Kesehatan reproduksi remaja merupakan faktor penting yang harus mendapat perhatian untuk mewujudkan masyarakat sehat, sesuai visi Indonesia Sehat 2015. Remaja sebagai kelompok umur terbanyak dalam struktur penduduk Indonesia, merupakan fokus perhatian dan intervensi yang strategis bagi pembagunan sumber daya manusia masa depan sebagai generasi penerus bangsa. Kelompok remaja rentan usia 10-19 tahun, sesuai dengan proporsi remaja di dunia diperkirakan 1,2 miliar atau sekitar 1/5 dari jumlah penduduk dunia (Depkes, 2010). Berdasarkan pemantauan peneliti bahwa pernikahan dini di Desa Siligason tersebut masih banyak didasari oleh kebiasaan masyarakat setempat. Wanita yang mempunyai pekerjaan tertentu sebelum menikah cenderung tidak berkeinginan untuk hidup berumah tangga dengan lakilaki yang dijodohkan oleh orang tua. Tidak
sedikit orang tua meminta anaknya untuk berhenti bekerja saja dan menikah. Nilai budaya lama yang sudah lama tertanam menganggap bahwa menstruasi merupakan telah dewasanya seorang anak gadis masih dipercaya orang tua di kampung tersebut. Remaja wanita yang menikah dini banyak yang berasal dari keluarga besar (jumlah anak lebih dari 3 orang), dengan keadaan ekonomi yang serba terbatas dan adanya sikap yang apatis, pasrah pada nasib dan keadaan. Keadaan ini menyebabkan banyak remaja putri yang putus sekolah dan akhirnya dinikahkan oleh orang tua pada usia dini. Menurut data tahunan pemerintah daerah Desa Siligason Kabupaten Simalungun, tercatat jumlah pernikahan remaja yang menikah di bawah usia 20 tahun pada 2013 sebanyak 36,8%, dan 35,4% di tahun 2012 dan pada awal Juni 2014 sebanyak 20% remaja telah menikah di bawah usia 20 tahun dan rata-rata menikah setelah lulus SMA ataupun sebelum lulus SMA. Berdasarkan data-data tentang pernikahan dini di Indonesia dan penelitian terdahulu yang dikemukan di atas dan faktor-faktor yang telah disebutkan sebelumnya, serta melihat fakta yang terjadi di Desa Siligason, peneliti ingin mengetahui lebih lanjut tentang ”Pengaruh Sosial Ekonomi dan Budaya Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri Yang Menikah Dini Di Desa Siligason Kabupaten Simalungun Tahun 2015 ”. . PERMASALAHAN Berdasarkan latar belakang diatas dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Pengaruh Sosial Ekonomi dan Budaya Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Puteri Yang Menikah Dini Di Desa Siligason Kabupaten Simalungun Tahun 2015.“
2
TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis untuk menganalisis Pengaruh Sosial Ekonomi dan Budaya Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Puteri Yang Menikah Dini Di Desa Siligason Kabupaten Simalungun Tahun 2015. “ MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Kepala Desa Memberikan masukan bagi Kepala Desa di Kabupaten Simalungun dalam memberikan konseling kepada masyarakat berkaitan dengan pernikahan usia dini yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan dan sebagainya. 2. Bagi Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya orangtua tentang pernikahan dini dan dampak dari pernikahan dini sehingga masyarakat dapat waspada dan membimbing anaknya terhadap perilaku dan pergaulan anaknya dan penelitian ini diharapkan dapat memberika kontribusi berupa masukan kepada para remaja tentang dampak negatif dari pernikahan dini dan sebagai pertimbangan kepada pasangan remaja yang ingin melaksanakan pernikahan dini. KERANGKA KONSEP Variabel Independent 1. Sosial Ekonomi Pendapatan Pendidikan Pekerjaan
2. Budaya Kebiasaan Kepercayaan
Variabel Dependent Kesehatan Reproduksi Remaja yang Menikah Dini Pemeriksaan Kehamilan (ANC) Proses Persalinan (INC) Nifas (Pospartum) Bayi Baru Lahir
Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian
METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan pendekatan cross sectional yang dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh sosial ekonomi dan budaya terhadap kesehatan reproduksi remaja yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun tahun 2015, dimana pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat bersamaan pada data variabel independen dan dependen (sekali waktu). Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di desa Siligason Kecamatan Tanah Jawa Kabupaten Simalungun . Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena dari 68 remaja yang berada di desa Siligason Kabupaten Simalungun ditemukan 35 orang remaja puteri yang menikah di usia < 20 tahun. Waktu penelitian ini berlangsung dari bulan Januari 2015 sampai Juli 2015. Tahapan dilaksanakan mulai pra survei, pembuatan proposal penelitian dan konsultasi dosen pembimbing sampai dengan ujian komprehensif. Populasi dan Sampel Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang menikah dini dan sudah pernah hamil dan melahirkan yang ada di Desa Siligason Kabupaten Simalungun Kecamatan Tanah Jawa yang berjumlah 35 orang yang berusia 10-19 tahun Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang menikah dini dan sudah pernah hamil dan melahirkan yang ada di Desa Siligason Kabupaten Simalungun Kecamatan Tanah Jawa yang
3
berjumlah 35 orang yang berusia 10-19 tahun dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Metode Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat yaitu analisis yang menitik beratkan kepada penggambaran atau deskripsi data yang diperoleh, mengambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel independen dan dependen. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat yaitu untuk melihat ada tidaknya pengaruh sosial ekonomi, budaya, terhadap pernikahan usia muda di Desa Siligason Kabupaten Simalungun dengan menggunakan Chi Square, dengan pertimbangan variabel penelitian dikelompokkan atau dikategorikan. 3. Analisis multivariat Analisis multivariat merupakan analisis lanjutan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Hasil analisis regresi logistik berganda dapat disimpulkan dengan melihat nilai p pada tingkat kepercayaan 95%, bila variabel mempunyai nilai p > 0,05 berarti tidak memiliki pengaruh yang bermakna dan dikeluarkan dari model analisis regresi logistik berganda, variabel yang mempunyai nilai p < 0,05 berarti memiliki pengaruh yang bermakna. Penentuan variabel yang paling dominan berpengaruh dinyatakan dengan nilai B yang paling tinggi. Untuk melihat probabilitas individu dilakukan dengan persamaan berikut: 1 𝑃 𝑋 = 1 + 𝑒 —(𝑎1𝑏1+𝑎2𝑏2…….+𝑏𝑖𝑋𝑖 ) Keterangan ; P = Probabilitas
b1,2,3,,n X1,2,3,n
=Nilai Koefisien Regresi = Variabel independen
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat 1. Pendapatan Distribusi responden berdasarkan pendapatan remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun sebagian besar yaitu 18 orang (51,4%) berpendapatan rendah dan sebanyak 17 orang (48,6%) berpendapatan tinggi seperti pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendapatan Pendapatan Rendah Tinggi Jumlah
N 18 17 35
% 51,4 48,6 100,0
b. Pendidikan Mayoritas remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun berpendidikan tinggi yaitu 21 orang (60%) dan yang berpendidikan rendah sebanyak 14 orang (40%) seperti pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan N % Tinggi 21 60 Rendah 14 40 Jumlah 35 100,0 3. Pekerjaan Distribusi responden berdasarkan pekerjaan pada remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun sebagian besar yaitu 25 orang (71,4%) bekerja dan sebanyak 10 orang (28,6%) tidak bekerja seperti pada Tabel 3 berikut:
4
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Persentase Pekerjaan N (%) Bekerja 25 71,4 Tidak Bekerja 10 28,6 Jumlah 35 100,0 4. Kebiasaan Berdasarkan distribusi responden tentang kebiasaan remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun dapat diuraikan bahwa, responden sebagian besar mempunyai kebiasaan yang mendukung yaitu 23 orang (65,7%) dan yang mempunyai kebiasaan tidak mendukung, sebanyak 12 orang (34,3%) dapat dilihat pada Tabel 4 berikut : Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kebiasaan Persentase Kebiasaan N (%) Mendukung 23 65,7 Tidak Mendukung 12 34,3 Jumlah 35 100,0 5.
Kepercayaan Berdasarkan distribusi frekuensi kepercayaan responden remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun dapat diuraikan bahwa, responden sebagian besar mempunyai kepercayaan yang mendukung yaitu 26 orang (74,3%) dan yang mempunyai kepercayaan yang tidak mendukung sebanyak 9 orang (25,7%) dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kepercayaan Persentase Kepercayaan N (%) Mendukung 26 74,3 Tidak Mendukung 9 25,7
Jumlah
35
100,0
6. Kesehatan Reproduksi Remaja yang Menikah Dini Berdasarkan distribusi frekuensi kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun dapat diuraikan bahwa, responden sebagian besar mempunyai kesehatan reproduksi yang baik yaitu 27 orang (77,1%) dan yang mempunyai kesehatan reproduksi yang kurang, sebanyak 8 orang (22,9%) dapat dilihat pada Tabel 6 berikut: Tabel 6. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang Menikah Dini Kesehatan Reproduksi Baik Kurang Jumlah
N 27 8 35
Persentase (%) 77,1 22,9 100,0
Analisis Bivariat 1. Pengaruh Pendidikan terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang Menikah Dini Berdasarkan hasil analisis pengaruh pendidikan terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini didapat hasil bahwa pendidikan tinggi ada 21 orang yaitu yang kesehatan reproduksinya kurang sebanyak 1 orang (4,8%) dan yang kesehatan reproduksinya baik sebanyak 20 orang (95,2%). Pendidikan rendah sebanyak 14 orang, yang kesehatan reproduksinya kurang sebanyak 7 orang (50%) dan yang kesehatan reproduksinya baik sebanyak 7 orang (50%). Hasil Uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja puteri yang menikah dini (p=0,003). Hubungan
5
pendidikan dengan kesehatan reproduksi dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini: Tabel 7. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kesehatan Reproduksi Pada Remaja Putri Yang Menikah Dini Pendidikan Tinggi Rendah
Kesehatan Reproduksi Kurang Baik N % N % 1 7
4,8 50,0
20 7
Total N
95,2 50,0
P
%
21 14
100,0 0,003 100,0
2. Pengaruh Pendapatan terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang Menikah Dini Tabel silang antara pendapatan dengan kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini menunjukkan bahwa dari 17 responden yang pendapatannya tinggi ada 14 orang (824%) yang kesehatan reproduksinya baik dan yang kesehatan reproduksinya kurang sebanyak 3 orang (17,6%), sedangkan dari 18 orang yang pendapatannya rendah ada 13 orang (72,2%) yang kesehatan reproduksinya baik dan yang kesehatan reproduksinya kurang sebanyak 5 orang (27,8%). Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,691, dengan demikian tidak terdapat pengaruh antara pendapatan terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini. Tabel 8. Pengaruh Pendapatan terhadap Kesehatan Reproduksi pada Remaja Putri yang Menikah Dini Pendapatan Tinggi Rendah
Kesehatan Reproduksi Kurang Baik N % N % 3 17,6 14 82,4 5 27,8 13 72,2
Total n 17 18
% 100,0 100,0
P 0,691
3. Pengaruh Pekerjaan terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang Menikah Dini Diperoleh data dari 10 responden yang tidak bekerja sebanyak 6 orang (60,0%) yang kesehatan reproduksinya baik
dan 4 orang (40,0%) yang kesehatan reproduksinya kurang, sedangkan dari 25 responden yang bekerja ada 21 orang (84,0%) yang kesehatan reproduksinya baik dan 4 orang (16,0 %) yang kesehatan reproduksinya kurang. Berdasarkan hasil tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pekerjaan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja puteri yang menikah dini (p = 0,186), yang dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini: Tabel 9. Pengaruh Pekerjaan terhadap Kesehatan Reproduksi pada Remaja Puteri yang Menikah Dini Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja
Kesehatan Reproduksi Kurang Baik n % n % 4 40,0 6 60,0 4 16,0 21 84,0
Total N 10 25
% 100,0 100,0
p 0,186
4. Pengaruh Kebiasaan terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang Menikah Dini Berdasarkan hasil analisis hubungan kebiasaan dengan kesehatan reproduksi remaja puteri menikah dini, didapat hasil bahwa responden yang memiliki kebiasaan tidak mendukung terhadap menikah dini sebanyak 12 orang, dan 6 orang (50,0%) yang kesehatan reproduksinya baik dan 6 orang (50%) yang kesehatan reproduksinya kurang sedangkan responden yang memiliki kebiasaan mendukung terhadap menikah dini sebanyak 23 orang, dan yang kesehatan reproduksinya baik sebanyak 21 orang (91,3%) dan 2 orang (8,7%) yang kesehatan reproduksinya kurang. Hasil Uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara kebiasaan menikah dini terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri (p=0,011). Pengaruh kebiasaan menikah dini terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri dapat dilihat pada Tabel 10. berikut ini:
6
Tabel 10. Pengaruh Kebiasaan Menikah Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang Menikah Dini Kebiasaan Mendukung Tidak Mendukung
Kesehatan Reproduksi Kurang Baik n % N % 2 8,7 21 91,3 6 50,0 6 50,0
Total N 23 12
% 100,0 100,0
P 0,011
5. Pengaruh Kepercayaan Tentang Menikah Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang Menikah Dini Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa dari responden dengan kepercayaan tidak mendukung tentang menikah dini terdapat 9 orang dan 3 orang (33,3%) yang kesehatan reproduksinya baik dan 6 orang (66,7%) yang kesehatan reproduksinya kurang, sedangkan dari 26 responden dengan kepercayaan mendukung terhadap menikah dini, terdapat 24 orang (92,3%) yang kesehatan reproduksinya baik dan 2 orang (7,7%) yang kesehatan reproduksinya kurang. Hasil uji chi-square menunjukkan ada pengaruh yang signifikan antara kepercayaan terhadap menikah dini dengan kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini dengan nilai p = 0,001. Tabel 11. Pengaruh Kepercayaan Tentang Menikah Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang Menikah Dini Kepercayaan Mendukung Tidak Mendukung
Kesehatan Reproduksi Kurang Baik n % N % 2 7,7 24 92,3 6 66,7 3 33,3
Total N 26 9
% 100,0 100,0
P 0,001
Analisis Multivariat Analisis multivariat dalam penelitian ini menggunakan uji logistik berganda yaitu salah satu pendekatan model statistik untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel independen (lebih dari satu) terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat
dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam model prediksi regresi logistik berganda adalah variabel dengan nilai p < 0,25 pada hasil uji Chi-Square yaitu pendidikan, kebiasaan, kepercayaan dengan metode Backward LR. Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik dengan metode Backward LR seperti diujikan pada Tabel 12 berikut : Tabel 12. Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda Variabel Pendidikan
B
Sig.
Exp B
95%CI Lower
Upper
3,022
0,031
20,539
1,317
320,254
Kepercayaan
3,204
0,012
24,624
2,021
299,989
Constant
-1,936
0,081
0,144
Setelah dilakukan analisis multivariat, didapatkan hasil bahwa pendidikan, kepercayaan berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun tahun 2015 Hasil analisis uji regresi logistik pada variabel pendidikan dengan p (0,031) < 0,25 menunjukkan bahwa adanya pengaruh pendidikan terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini. Variabel kepercayaan dengan p (0,012) < 0,25 menunjukkan adanya pengaruh kepercayaan terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini. Hasil analisis uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa variabel yang paling dominan adalah variabel kepercayaan yaitu pada nilai koefisien regresi B 3,204. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik, variabel kepercayaan diperoleh nilai Exp (B) sebesar 24,624 sehingga dapat disimpulkan bahwa kepercayaan yang mendukung terhadap menikah dini akan mempunyai kemungkinan 24 kali lebih besar memiliki kesehatan reproduksi yang baik dibandingkan dengan kepercayaan yang
7
tidak mendukung terhadap menikah dini, variabel pendidikan diperoleh nilai Exp (B) sebesar 20,539 sehingga dapat disimpulkan bahwa yang pendidikan yang tinggi akan mempunyai kemungkinan 20 kali lebih besar memiliki kesehatan reproduksi yang baik dibandingkan dengan pendidikan yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari variabel pendidikan, kepercayaan diuji dengan regresi logistik, dinyatakan bahwa pendidikan, kepercayaan memiliki pengaruh terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun tahun 2015 dengan nilai percentage correct = 88,6 artinya pendidikan, kepercayaan menjelaskan variasi kesehatan reproduksi pada remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun tahun 2015 sebesar 88,6%, selebihnya 11,4% dipengaruhi seperti dukungan keluarga, lingkungan, media massa yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis regresi logistik berganda tersebut dapat ditentukan model persamaan regresi logistik berganda yang dapat menafsirkan faktor pendidikan, kepercayaan yang berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun tahun 2015 adalah sebagai berikut: 𝑃 𝑋 = 𝑃 𝑋 =
1 1 + 𝑒 —(𝑎1𝑏1+𝑎2𝑏2…….+𝑏𝑖𝑋𝑖 ) 1
1+
𝑒 − −1,936+3,022 (𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 )+3,204 (𝑘𝑒𝑝𝑒𝑟𝑐𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝑃 𝑋 =
1
1+
𝑒 − −1,936+3,022 (1)+3,204 (1 )
𝑃 𝑋 =
1 1 + 𝑒 −(4,29)
𝑃 𝑋 =
1 1,0137
𝑃 𝑋 = 0,986
Keterangan : P
:Probabilitas kesehatan reproduksi remaja puteri X1 : pendidikan, koefisien regresi 3,022 X2 : kepercayaan, koefisien regresi 3,204 Persamaan di atas menyatakan bahwa responden yang memiliki pendidikan rendah, kepercayaan yang tidak mendukung terhadap menikah dini memiliki probabilitas sebesar 98,6% memiliki kesehatan reproduksi yang tidak baik. PEMBAHASAN 1. Pengaruh Pendidikan terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri yang Menikah Dini di Desa Siligason Kabupaten Simalungun Tahun 2015 Pada analisis univariat didapatkan bahwa pendidikan mayoritas tinggi 21 orang (60,0%), hal ini didukung karena kondisi keluarga yang memiliki ekonomi tinggi. Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,003 (P<0,05) artinya ada pengaruh antara pendidikan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja puteri yang menikah dini. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan terhadap kesehatan reproduksi pada remaja puteri yang menikah dini. Diperoleh nilai Exp B 20,539 artinya besar pengaruh responden yang berpendidikan rendah berpeluang untuk menikah dini 20 kali lebih besar dibandingkan dengan yang berpendidikan tinggi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Suryaningrum (2009) bahwa pendidikan mempunyai pengaruh yang bermakna dengan usia menikah dengan nilai p=0,001 dengan nilai OR sebesar 2,9 artinya pendidikan berisiko 2,9 kali terjadinya pernikahan dini dibandingkan yang tidak menikah dini.
8
2 Pengaruh Kebiasaan Menikah Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di Desa Siligason Kabupaten Simalungun Tahun 2015 Hasil penelitian ini mayoritas kebiasaan yang mendukung terhadap menikah dini yaitu 23 orang (65,7%). Terdapat pengaruh antara kebiasaan menikah dini terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri dengan nilai p=0,011 (p<0,05). Mengacu pada hasil tersebut bahwa semakin kebiasaan masyarakat setempat mendukung terhadap menikah dini maka semakin baik kesehatan reproduksinya remaja puteri yang menikah dini, dibanding dengan kebiasaan yang tidak mendukung tentang menikah dini. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aditya Dwi Hanggara , dkk (2010) bahwa pernikahan dini di Desa Gejugjati Kecamatan Lekok Kabupaten Pasuruan kebiasaan ( budaya setempat) mempunyai pengaruh yang bermakna dengan menikah dini dengan nilai p=0,001 dengan nilai OR sebesar 3,1 artinya kebiasaan keluarga terhadap menikah dini mempunyai risiko untuk terjadinya pernikahan dini 3,1 kali dibandingkan dengan kelompok yang tidak menikah dini. Sejalan dengan penelitian Landung (2010) dan Bayisenge (2009), menunjukkan bahwa faktor budaya (kebiasaan) merupakan salah satu faktor yang kuat mempengaruhi pernikahan dini. 3. Pengaruh Kepercayaan tentang Menikah Dini terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di Desa Siligason Kabupaten Simalungun Tahun 2015
bahwa
Berdasarkan hasil analisis diketahui kepercayaan yang mendukung
tentang menikah dini yaitu 26 orang (74,3%), sedangkan kepercayaan yang tidak mendukung tentang menikah dini ada 9 orang (25,7%). Didukung dengan latar belakang kebiasaan responden yang mayoritas mendukung terhadap menikah dini yaitu sebanyak 23 orang (65,7%). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05) artinya ada pengaruh antara kepercayaan terhadap menikah dini dengan kesehatan reproduksi remaja puteri yaitu semakin kepercayaan masyarakat setempat mendukung terntang menikah dini maka semakin baik kesehatan reproduksinya remaja puteri yang menikah dini, dibanding dengan kebiasaan yang tidak mendukung tentang menikah dini. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa ada pengaruh kepercayaan tentang menikah dini terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini. Diperoleh nilai Exp B 24,624 artinya besar pengaruh responden dengan kepercayaan yang mendukung terhadap menikah dini berpeluang untuk memiliki kesehatan reproduksi yang baik 24 kali lebih besar dibandingkan dengan kepercayaan yang tidak mendukung terhadap menikah dini. Menurut penelitian Suhartatik (2012), menunjukkan bahwa terdapat hubungan budaya terhadap pernikahan dini di Kecamatan Bangsri Kabupaten Jepara dan memberikan sumbangan terbesar 8,43% terhadap pernikahan dini. KESIMPULAN 1. Remaja Puteri yang berpendidikan tinggi sebesar 60% dan terdapat pengaruh pendidikan terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun. Pendidikan yang tinggi mempunyai peluang 20 kali lebih besar
9
memiliki kesehatan reproduksi yang baik dibanding dengan pendidikan rendah. 2. Kepercayaan yang mendukung tentang menikah dini sebesar 74,3%, dan terdapat pengaruh kepercayaan terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun. Kepercayaan memiliki peluang 24 kali lebih besar untuk memiliki kesehatan reproduksi yang baik dibanding dengan kepercayaan yang tidak mendukung tentang menikah dini. 3. Kebiasaan menikah dini berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi remaja puteri yang menikah dini di desa Siligason Kabupaten Simalungun yaitu sebesar 65,7%. SARAN 1. Bagi Kepala Desa dan tenaga kesehatan setempat kerja sama dalam rangka memberikan penyuluhan kepada remaja puteri tentang pentingnya pengetahuan mengenai pernikahan ditinjau dari usia yang disarankan dan sesuai kesehatan reproduksi, pendidikan, pekerjaan dan kebudayaan yang mempengaruhi hal tersebut. 2. Perlu adanya upaya peningkatan pengetahuan masyarakat setempat terkhusus buat remaja yang ada di desa Siligason lewat pembangunan sekolah atau pendidikan yang lebih tinggi. 3. Bagi Remaja Putri diharapkan dapat menambah wawasannya tentang pernikahan dini, mengikuti kegiatan yang positif dan bermanfaat agar dapat lebih belajar untuk mengenali diri dan mampu memilih teman untuk bergaul secara benar sehingga dapat terhindar dan tidak terjerumus pada perilaku yang mengakibatkan mengambil keputusan untuk menikah di usia dini
4. Bagi peneliti yang tertarik mengkaji hubungan yang memengaruhi usia menikah perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan mengikutsertakan variabel-variabel lain yang lebih spesifik yang dapat mengukur usia menikah. DAFTAR PUSTAKA Adhikari, 2011. Konsekuensi Pernikahan Dini dan Melahirkan di Usia Remaja. Surabaya : Penerbit Cipta Karsa. Ahmad, 2009. Kuatnya Adat Dan Budaya Penyebab Pernikahan Dini. http://situs.google.co.id, diakses tanggal 23 Januari 2015. Al-Ghifari, A., 2000. Pernikahan Dini, Dilema Generasi Ekstravaganza. Bandung: Mujahid Babatunde Osotimehin, Data Pernikahan Dini. http://situs.google.co.id, diakses tanggal 27 Januari 2015. Bennet, 2010. Pernikahan Dini Solusi Kehamilan Di Luar Nikah. Bandung : Penerbit Lembaga Swadaya Masyarakat. Chariroh. 2004. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Perkawinan dan Perceraian Suami Isteri Usia Muda di Pasuruan. Skripsi Malang: Fakultas Universitas Muhammadiyah Malang Dariyo, A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
10
Djoko,dkk, 2012. Ilmu Budaya Dasar, Cetakan keduabelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Grogger B, 2010. Status Ekonomi Keluarga Di Pedesaan. Jakarta : Bumi Aksara. Hanggara, 2011. Jumlah Pernikahan Dini Makin Meningkat. http//erfins.wordpress.com/category /jumlah-pernikahan-dini-meningkat. Diakses 13 Februari 2015. Hanum, L. 2011. Pernikahan Dini dan Perjodohan. http://situs.google.co.id, diakses tanggal 29 Januari 2015. Hidayat,A., 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Books Publishing Hurlock, E. 2003. Definisi Remaja. Jakarta : Penerbit Grafindo. Landung, J. 2009. Studi Kasus Kebiasaan Pernikahan Usia Dini Pada Masyarakat Kecamatan Sanggalangi Kabupaten Tana Toraja. Jurnal MKMI, Vol. 5 No.4. Oktober 2009, hal 89-94. Pinem S, 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Media Puspitasari, 2009. Faktor-faktor Penyebab PernikahanDini. http://situs.google.co.id, Diakses tanggal 5 Februari 2015 Rafidah dkk, 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pernikahan Usia Dini di Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Yogyakarta : Berita Kedokteran Masyarakat.
Sarwono, S.W., 2006. Psikologi Remaja. Edisi 10. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sarwono SW. 2010. Psikologi Remaja. Cetakan ke-13. Jakarta: Rajawali Pers. Walgito, B. 2008. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), Edisi Revisi, Yogyakarta: Andi. Widyastuti, Y., Anita R., Yuliasti E.P, 2009. Kesehatan Reproduksi, Cetakan Pertama, Yogyakarta: Fitramaya,