FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Studi Diploma IV Kebidanan STIKES U’Budiyah Banda Aceh
OLEH : NOVI W. FRIHARTINE NIM : 121010210019
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN U’BUDIYAH BANDA ACEH TAHUN 2013
1
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini Telah Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Diploma IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Banda Aceh
Banda Aceh, 02 September 2013 Pembimbing
(ZAHRUL FUADI, SKM, M.Kes)
MENGETAHUI KETUA PRODI DIPLOMA IV KEBIDANAN STIKES U’BUDIYAH INDONESIA
( NURLAILA RAMADHAN, SST )
2
PERNYATAAN PERSETUJUAN
JUDUL
: FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKILAKI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN 2013
NAMA MAHASISWA
: NOVI W. FRIHARTINE
NIM
: 121010210019
MENYETUJUI : PEMBIMBING
(ZAHRUL FUADI, SKM, M.Kes)
PENGUJI I
PENGUJI II
(RAHMAYANI, SKM, M.Kes)
(AGUSSALIM, SKM, M.Kes)
MENYETUJUI KETUA STIKes U’BUDIYAH
MENGETAHUI KETUA PRODI D-IV KEBIDANAN
(MARNIATI, M.Kes)
(NURLAILA RAMADHAN, SST)
3
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA SISWA LAKI-LAKI DI SMA NEGERI 1 BANDA ACEH TAHUN 2013 Novi W. Frihartine1, Zahrul Fuadi2 xi + 48 halaman, 9 tabel, 2 gambar, 12 lampiran Latar Belakang : Perilaku merokok di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang bahaya rokok, pengaruh teman, stress skibat pacar, dan stress akibat tekanan dari keluarga. Selain itu kurangnya sosialisasi masalah bahaya rokok dapat mengakibatkan meningkatnya perokok di kalangan anak sekolah. Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMAN 1 Banda Aceh tahun 2013. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bersifat analitik dengan pendekatan Cross Sectional dilakukan pada tanggal 17 – 18 Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa laki-laki kelas X dan XI di SMAN 1 Banda Aceh Tahun 2013 yang berjumlah 131 orang. Dengan jumlah sampel 57 responden. Hasil Penelitian : Analisis ini menunjukkan bahwa Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value = 0,001. Ada pengaruh antara psikososial terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value = 0,014. Ada pengaruh antara sikap terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value = 0,000. Kesimpulan : Ada pengaruh antara pengetahuan, psikososial dan sikap terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013. Sebagi saran agar dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk lebih mengontrol siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok bagi siswa serta mengantisipasi stress yang mungkin terjadi pasa siswa dengan lebih mengaktifkan bimbingan dan konseling.
Kata Kunci : Perilaku merokok, pengetahuan, psikososial, sikap Daftar Pustaka : 10 buah buku (2002 - 2010), 5 internet (2008 - 2012), 3 Skripsi (2008 - 2009) 1
Mahasiswa STIKES U’Budiyah Indonesia Program Studi D-IV Kebidanan. Dosen Pembimbing STIKES U’Budiyah Indonesia Program Studi D-IV Kebidanan 2
4
ABSTRACT FACTORS AFFECTING THE SMOKING BEHAVIOR IN MALE STUDENT IN SENIOR HIGH SCHOOL STATE 1 BANDA ACEH YEAR 2013 Novi W. Frihartine1, Zahrul Fuadi2 xi + 48 pages, 9 tables, 2 images, 12 attachments Background : Smoking behavior at Senior High School Negeri 1 Banda Aceh caused by the lack of knowledge about the dangers of smoking. The influence of friends, stress with girlfriend, and stress due to pressure from family. Besides the lack of socialization problems of smoking can lead to increased smoking among school children. Objective : To investigate the factors that influence smoking behavior in male students at SMAN 1 Banda Aceh in 2013. Methods : This research is an analytical survey of the cross-sectional approach at 17 – 18 Juli 2013. The population in this study were male students of class X and XI in SMA Negeri 1 Banda Aceh in 2013, amounting to 131 people. With a sample of 57 respondents. Results : This analysis showed that Ada influence between knowledge on the behavior of smoking on male students in SMA Negeri 1 Banda Aceh Year 2013, marked with p-value = 0.001. There are between psychosocial influences on smoking behavior in male students at SMA Negeri 1 Banda Aceh in 2013, is marked with p-value = 0.014. There is the influence of attitudes toward smoking behavior in male students at SMA Negeri 1 Banda Aceh in 2013, is marked with p-value = 0.000. Conclusion : No effect between knowledge, psychosocial and behavioral attitudes toward smoking in male students at SMA Negeri 1 Banda Aceh Year 2013. As a suggestion in order to provide input to the school to better control students from smoking and reinforce the smoking rules for students and anticipate stress that may occur pasa enable students with more guidance and counseling.
Keywords: Smoking behavior, knowledge, psychosocial, attitude References: 10 books (2002-2010), 5 internet (2008-2012), 3 Thesis (2008-2009) 1 2
Student STIKES U'Budiyah Indonesian Studies Program Midwifery D-IV. Dosen Advisors STIKES U'Budiyah Indonesian Studies Program Midwifery D-IV
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan. Skripsi ini dengan judul “Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013” Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir di STIKES U’Budiyah Program Studi D-IV Kebidanan. Sehubungan dengan tersusunnya Skripsi ini peneliti dapat mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang membantu dan membimbing penulisan ini. Secara khusus peneliti menyampaikan terima kasih kepada Bapak Zahrul Fuadi, SKM, M.Kes, selaku pembimbing yang telah banyak memberi masukan dan arahan dalam penyusunan Skripsi ini. 1. Bapak Dedy Zefrizal, ST, selaku ketua Yayasan Pendidikan STIKes U’Budiyah Indonesia. 2. Ibu Marniati, SE, M.Kes, selaku ketua STIKes U’Budiyah Indonesia. 3. Ibu Nurlaila Ramadhan, SST, selaku ketua Prodi D-IV Kebidanan U’Budiyah Indonesia. 4. Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Banda Aceh, dimana peneliti mengambil data untuk penyusunan skripsi ini. 5. Seluruh Staf Dosen Prodi D-IV Kebidanan STIKes U’Budiyah Indonesia
6
6. Teristimewa untuk ayah dan ibunda, suami serta anak tercinta yang telah dengan sabar memberikan motivasi dan semangat sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi ini. 7. Serta sahabat-sahabat dan rekan seperjuangan Prodi D-IV Kebidanan U’Budiyah Indonesia Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT, dan dibalas dengan pahala yang berlipat ganda. Amin dan semoga Skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi peneliti khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Peneliti menyadari bahwa Skripsi ini masih terdapat kekurangan dan kelemahannya, oleh karena itu, kritik dan saran para pembaca akan peneliti terima dengan senang hati demi penyempurnaan Skripsi ini di masa yang akan datang.
Banda Aceh,
September 2013
Peneliti
7
DAFTAR ISI
Halaman COVER LEMBAR PERSETUJUAN
i
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum 2. Tujuan Khusus D. Manfaat Penelitian
1 4 4 4 4 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Merokok
6
1. Pengertian Perilaku Merokok 2. Klasifikasi Perokok 3. Efek Merokok 4. Dampak Merokok B. Faktor Penyebab Perubahan Perilaku 1. Pengetahuan 2. Psiososial 3. Sikap C. Kerangka Pemikiran
6 7 9 10 12 12 15 19 21
8
D. Kerangka Konsep E. Hipotesa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Tempat dan Waktu D. Teknik Pengumpulan Data E. Definisi Operasional F. Instrumen Penelitian G. Pengolahan Data
22 22 24 24 26 26 27 28 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah SMA Negeri 1 Banda Aceh 2. Letak Geografis 3. Jumlah Tenaga Kerja (SDM) 4. Fasilitas B. Hasil Penelitian 1. Analisa Univariat 2. Analisa Bivariat C. Pembahasan
32 32 32 33 34 35 35 37 40
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran
48 48
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tabel Proportional Stratified Sampling
25
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional
26
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
34
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Siswa Laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
34
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Psikososial pada Siswa Laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
35
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Psikososial pada Siswa Laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
35
Tabel 4.5 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
36
Tabel 4.6 Pengaruh Psikososial Terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
36
Tabel 4.7 Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki Di SMA Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
37
10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori
27
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
28
11
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pengambilan Data Awal Lampiran 2 Surat Balasan Pengambilan Data Awal Lampiran 3 Surat Penelitian Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian Lampiran 5 Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 6 Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 7 Kuesioner Lampiran 8 Tabel Skor Lampiran 9 Master Tabel Lampiran 10 Hsil Pengolahan SPSS Lampiran 11 Jadwal Kegiatan Lampiran 12 Lembar Konsul
12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Meningkatnya prevalensi merokok menyebabkan masalah rokok menjadi semakin serius. Jumlah perokok dunia mencapai 1,35 miliar orang. Di Negara-negara berkembang seperti Indonesia jumlah perokok dari waktu ke waktu semakin meningkat. Pada tahun 1995 prevalensi perokok penduduk ≥ 15 tahun adalah 26,9%. Pada tahun 2001 meningkat menjadi 31,5%. Pada tahun 2007 mencapai 34,2%. Kemudian tahun 2010 naik lagi menjadi 34,7% (Riskesdas, 2010). Berdasarkan data yang dihimpun oleh Global Adult Tobbaco Survey (GATS) dilansir Kementrian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa 190.260 orang di Indonesia meninggal dunia akibat konsumsi rokok berarti sekitar 500 orang perhari penduduk Indonesia meninggal akibat konsumsi rokok. Rokok tidak secara langsung menjadi penyebab kematian seseorang, namun zat-zat yang terkandung dalam rokok terbukti menjadi penyebab utama berbagai penyakit kronis (Suryanto, 2013). Zat-zat yang terkandung dalam rokok antara lain nikotin yaitu zat yang mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk terus menghisap rokok, tar yaitu bahan dasar pembuat aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan dapat menimbulkan kanker, karbonmoniksida yaitu gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini mengikat oksigen
13
14
dalam tubuh, zat karsinogen yaitu zat yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh, zat iritan yaitu zat yang dapat mengotori saluran udara dan kantung udara dalam paru-paru (Wijaya, 2012). Umumnya tidak ada satupun organ di dalam tubuh yang tidak terpengaruh oleh asap rokok hampir semua bagian tubuh bisa rusak oleh rokok. Hal ini karena di dalam satu batang rokok mengandung 4.000 senyawa kimia yang 40 diantaranya termasuk racun (toksik) atau karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Penyakit yang disebabkan oleh rokok, yaitu kanker paru, kanker kandung kemih, kanker payudara, kanker serviks, kanker kerongkongan, kanker pencernaan, kanker ginjal, kanker mulut, kanker tenggorokan, serangan jantung, penyakit jantung koroner (PJK), asteroklerosis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), impotens, darah tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk ashma dan radang saluran nafas, beresiko lebih tinggi mengalami macula (hilangnya penglihatan secara bertahap), katarak, menjadi lebih sering sakit-sakitan, menimbulkan noda gigi dan gusi, mengambangkan sariawan di usus dan merusak penampilan (Yudhe, 2013). Indonesia merupakan salah satu Negara dengan jumlah perokok terbesar di dunia. Menurut data WHO pada tahun 2008, dapat disimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ketiga setelah China dan India pada sepuluh Negara perokok terbesar di dunia. Jumlah perokok di Indonesia mencapai 65 juta penduduk. Sementara itu China 390 juta perokok dan India 144 juta perokok (Endrawanch, 2009).
15
Perokok dimasyarakat Indonesia ternyata tidak hanya kalangan dewasa saja, namun sudah merambat ke kalangan remaja. Data WHO tahun 2008 menyebutkan bahwa 63% pria adalah perokok dan 4,5% wanita adalah perokok. Sedangkan statistik perokok dari kalangan remaja Indonesia yaitu 24,1% remaja pria dan 4,0% remaja wanita (Endrawanch, 2009). Berdasarkan studi awal yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh dari 15 orang siswa laki-laki terdapat 9 orang yang merokok dan 6 orang yang tidak merokok, diantara 9 orang terdapat 4 orang tanpa sepengetahuan orang tuanya dan 5 orang sepengetahuan orang tuanya. Faktor – faktor yang mempengaruhi mereka merokok antara lain salah satu di keluarganya ada perokok, stress menghadapi tekanan di sekolah, ada masalah dengan teman dan pacar, mengikuti teman yang juga perokok, dan ada masalah keluarga. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh dikarenakan agar peneliti dapat mengambil sampel lebih banyak untuk hasil penelitian yang optimal dan dapat meminimalisir waktu dan biaya yang dikeluarkan oleh peneliti. Stress tidak hanya mempengaruhi individu untuk mengkonsumsi rokok, namun juga yang sudah menjadi perokok. Dengan demikian peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh 1 Banda Aceh tahun 2013”.
16
B. Rumusan Masalah Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah adakah faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013?.
C. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh pengetahuan terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 b. Untuk mengetahui pengaruh psikososial terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 c. Untuk mengetahui pengaruh sikap terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
D. Manfaat 1. Bagi Responden Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan agar dapat memberikan pengetahuan bagi remaja mengenai dampak buruknya perilaku merokok bagi diri dan sekitarnya.
17
2. Bagi Tempat Penelitian Untuk memberikan masukan bagi pihak sekolah agar lebih mengontrol siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok bagi siswa serta mengantisipasi stress yang mungkin terjadi pada siswa dengan lebih mengaktifkan bimbingan dan konseling. 3. Bagi Peneliti Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Perilaku Merokok 1. Pengertian Perilaku Merokok Wibisono (2008) menyatakan bahwa perilaku merokok merupakan kebiasaan yang sudah membudaya di Negara Indonesia. Konsumsi rokok terus meningkat setiap tahun dengan total perokok aktif di Indonesia pada tahun 2008 adalah sekitar 70% dari total penduduk. Oleh karena itu, bukanlah sesuatu yang mencengangkan jika setiap saat dapat dijumpai orang yang merokok di tempat-tempat umum, seperti pasar, angkot, jalan-jalan, bahkan rumah sakit, tidak terkecuali lingkungan pendidikan seperti sekolah dan kampus. Perilaku merokok dilakukan oleh orang dari berbagai lapisan masyarakat, dari yang tua sampai yang muda, juga tidak mengenal perbedaan jenis kelamin dan status pekerjaan. Perilaku merokok pada pelajar pun merupakan fenomena sosial yang sudah amat sangat lumrah ditemui dilingkungan sekolah (Arum, 2008). Rokok sendiri adalah gulungan tembakau yang berbalut daun nipah atau kertas. Sedangkan merokok didefinisikan sebagai kegiatan membakar tembakau yang kemudian dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa (Arum, 2008). Senada dengan itu definisi merokok juga dikemukakan oleh amstrong seperti yang dikutip oleh
18
19
Nasution (2007) yakni menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan menghembuskannya kembali ke luar. 2. Klasifikasi Perokok Perwitasari (2006) mengungkapkan bahwa tingkatan merokok setiap orang berbeda-beda tergantung dari seberapa sering seseorang merokok, jumlah rokok yang dihisapnya dan lamanya merokok. Namun sebelumnya perlu diketahui bahwa seseorang dikatakan sebagai perokok jika ia memiliki kebiasaan merokok minimal 4 batang setiap hari dan telah menghisap 100 batang rokok dalam hidupnya. Mu’tadin (2004) mengelompokkan perokok menjadi beberapa tipe, sebagai berikut : a. Perokok sangat berat yaitu perokok yang mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bagun pagi b. Perokok berat yaitu perokok yang merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak bangun tidur pagi berkisar antara 6-30 menit c. Perokok sedang yaitu perokok yang menghabiskan rokok 11-21 batang dengan selang waktu 31-60 menit setelah bangun tidur d. Perokok ringan yaitu menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu diatas 60 menit dari bangun tidur. Selanjutnya menurut Silvan dan Tomkins (dikutip oleh Mu’tadin, 2004), terdapat tiga tipe perilaku merokok berdasarkan Management of Affect Theory yakni sebagai berikut :
20
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Green seperti yang dikutip oleh Perwitasari (2006) menambahkan ada tiga sub tipe ini, yaitu: 1) Pleasure relaxtion, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan. 2) Simulation to pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan. 3) Pleasure of handing the cigarette, perilaku merokok dilakukan hanya karena kenikmatan yang diperoleh dari memegang rokok sedangkan untuk menghisapnya hanya butuh waktu beberapa menit saja. Ada pula perokok yang lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia menyalakan apinya. b. Tipe perokok yang dipengaruhi perasaan negatif. Banyak orang yang merokok untuk mengurangi perasaan negatif dalam dirinya (perwitasari, 2006). Misalnya merokok bila marah, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak. c. Perilaku merokok yang adiktif. Perokok yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek rokok yang dihisapnya berkurang d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Perokok tipe ini menggunakan rokok sama sekali bukan untuk mengandalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah menjadi kebiasaan rutin. Dapat
21
dikatakan pada tipe ini, merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan atau disadari. Pengklasifikasian perilaku merokok juga dapat dilihat dari tempat orang tersebut merokok, seperti yang diungkapkan oleh Trim (dikutip oleh Perwitasari, 2006), sebagai berikut : a. Merokok ditempat umum atau ruang publik 1) Kelompok homogen (sama-sama perokok secara bersama-sama mereka menikmati kebiasaanya) 2) Kelompok heterogen (merokok ditengah orang lain yang tidak merokok) b. Merokok ditempat-tempat yang bersifat pribadi 1) Di kantor atau kamar pribadi. Perokok yang merokok di ruangan pribadi digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh rasa gelisah dan mencekam 2) Di toilet. Perokok yang merokok di toilet digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi. 3. Efek merokok Rokok mengandung setidaknya 4000 zat kimia antara lain nikotin, karbonmonoksida, tar dan lain sebagainya. Ketiga zat tersebut merupakan zat kimia yang paling membahayakan kesehatan manusia. Karbon monoksida merupakan gas yang dapat langsung diserap pembuluh darah sehingga berpengaruh langsung pada fungsi fisiologis seperti mengurangi kapasitas oksigen yang dibawa oleh darah. Tar adalah partikel residu yang
22
terdapat pada asap rokok. Sementara itu nikotin merupakan zat yang menyebabkan ketergantungan seseorang pada rokok. 4. Dampak Merokok Perilaku merokok dapat menimbulkan banyak penyakit dan memperberat penyakit lainnya (Perwitasari, 2006). Menurut Amstrong seperti yang dikutip oleh Perwitasari (2006), penyakit jantung koroner, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker, stroke, dan ashma merupakan penyakit-penyakit yang berkaitan dengan akibat perilaku merokok. Ahnyar (2009) menambahkan bahwa dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, ditemukan bahwa kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS dua kali lebih cepat pada pengidap HIV. Dalam penelitian lain yang dilakukan di Jerman ditemukan bahwa responden yang memiliki ketergantungan nikotin akibat perilaku merokok memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis gangguan kejiwaan (Ahnyar, 2009). Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli (Ahnyar, 2009). Akibat perubahan anatomi saluran nafas, pada perokok akan timbul perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya.
23
Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun. Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkhitis kronis, dan asma (Ahnyar, 2009). Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama ciggarete, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru. Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren dan uretan, dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan resiko terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada perokok mencapai 1030 kali lebih sering (Ahnyar, 2009). Asap yang dihembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream smoke) dan asap samping (side stream smoke)(Ahnyar, 2009). Asap utama merupakan asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif. Berdasarkan uraian diatas, perilaku merokok berdampak pada kesehatan fisiologis dan psikologis seseorang. Dampak perilaku merokok tidak hanya akan dirasakan oleh perokok itu saja tapi juga akan dirasakan oleh orang-orang yang berada di sekitar perokok.
24
B. Faktor Penyebab Perubahan Perilaku Stressor didefinisikan sebagai kondisi-kondisi, naik fisik, lingkungan dan sosial yang menyebabkan terjadinya stress (Yusuf, 2008). Penyebab stress dapat datang dari sudut kehidupan manapun seperti aspek bioecological (lingkungan), pekerjaan, serta aspek psikososial (Putri, 2008) dengan rincian sebagai berikut : 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002), Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).
25
Suatu perbuatan yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perbuatan yang tidak didasari oleh pengetahuan, dan orang yang mengadopsi perbuatan dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut : 1) Kesadaran (Awareness) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap objek (stimulus) 2) Merasa tertarik (Interest) terhadap stimulus atau obyek tertentu. Disini sikap subyek sudah mulai timbul. 3) Menimbang-nimbang (evaluation) terhadap baik dan tidaknya terhadap stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah tidak baik lagi. 4) Trial, dimana subyek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5) Adopsi (adoption), dimana subyek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran
dan
sikapnya
terhadap
stimulus
(Notoatmodjo, 2007). b. Tingkatan Pengetahuan Pengetahuan
yang
dicakup
di
dalam
domain
kognitif
mempunyai 6 tingkat, yaitu : 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari
26
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar
tentang
obyek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukumhukum, rumus, metode, adanya prinsip terhadap obyek yang dipelajari. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponenkomponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lainnya.
5) Sintesis (Synthesis) Sintesis
menunjukan
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dalam kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
27
6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan suatu justifikasi
atau
penilaian
terhadap
suatu
materi
atau
objek
(Notoatmodjo, 2010). Penentuan kategori penelitian menurut Arikunto (2004) sebagai berikut : 1) 76-100%, jika pertanyaan yang benar dijawab oleh responden adalah kategori baik. 2) 61-75%, pertanyaan yang dijawab benar oleh responden adalah Kategori Cukup. 3) < 60%, jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden adalah kategori kurang. 2. Aspek Psikososial, psikologis dan sosial a. Aspek Psikososial Aspek Psikososial, mencakup perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan, seperti ketika masuk kuliah pada hari yang pertama, pindah rumah, menikah, melahirkan, kematian anggota keluarga, persahabatan, masalah percintaan dan lain sebagainya. Sejalan dengan hal itu, Nasution (2007) mengungkapkan bahwa stressor dapat berwujud atau berbantuk fisik, seperti polusi udara, dapat juga berkaitan dengan lingkungan sosial, seperti interaksi sosial, ataupun hanya pikiran dan perasaan individu sendiri yang menganggap sesuatu hal sebagai ancama, baik nyata maupun hanya imajenasi.
28
Sementara itu Yusuf (2008) mengklasifikasikan stressor ke dalam tiga kelompok besar, yakni fisik-biologik, psikologik, dan sosial. Faktor fisik-biologik artinya faktor yang berasal dari kondisi fisik atau kondisi biologis individu. Seperti penyakit yang sulit disembuhkan, cacat fisik atau kurang berfungsinya salah satu anggota tubuh, dan merasa penampilan kurang menarik. Faktor psikologik merupakan faktor-faktor yang merupakan kondisi psikis individu, seperti negative thinking (buruk sangka), frustasi (kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu yang diinginkan), hasud (iri hati atau dendam), sikap permusuhan, perasaan cemburu, konflik pribadi, dan keinginan yang diluar kemampuan. b. Aspek Psikologis Ada tiga faktor psikologis yang terlibat disini, yaitu: 1) Perceived control, yaitu keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai stressor itu sendiri 2) Learned helplessness, yaitu reaksi tidak berdaya akibat seringnya mengalami peristiwa yang berada di luar kendalinya. Produk akhirnya adalah motivational deficit (menyimpulkan bahwa semua upaya adalah sia-sia), cognitive deficit (kesulitan mempelajari respon-respon yang dapat membawa hasil yang positif), dan emotional deficit (rasa tertekan karena melihat bahwa ia tidak dapat berbuat apa-apa dan situasinya tak terkendalikan lagi)
29
3) Hadriness, yaitu keberanian dan ketangguhan yang terdiri dari tiga karakteristik: a) Keyakinan
bahwa
seseorang
dapat
mengendalikan
atau
mempengaruhi apa yang terjadi padanya b) Komitmen, keterlibatan dan makna pada apa yang dilakukan dari hari demi hari c) Fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, seolaholah perubahan merupakan tantangan untuk pertumbuhannya. c. Aspek Sosial Peristiwa penting dalam hidup merupakan stressor sosial yang berpengaruh. Selain itu, tugas rutin sehari-hari ternyata juga berpengaruh terhadap kesehatan jiwa. Dukungan sosial yang mencakup dukungan emosional,
dukungan
nyata,
dan
dukungan
informasi
turut
mempengaruhi reaksi seseorang dalam menghadapi stress. Carson dan Butcher (2005) mengungkapkan definisi yang lebih konseptual mengenai stressor yakni meliputi semua hal atau situasi baik itu positif maupun negatif yang menuntut penyesuaian diri dari individu. Stressor menurut Carson dan Butcher (2005) terdiri dari tiga hal utama, yakni sebagai berikut: 1) Frustasi (frustrations) Individu merasa frustasi ketika usaha yang dilakukannya menghadapi suatu rintangan. Frustasi juga bisa terjadi ketika individu tersebut gagal dalam mencapai tujuan yang diharapkannya. Frustasi
30
membuat individu tidak mampu untuk menanggulangi masalah yang dihadapinya karena disebabkan individu tersebut memiliki perasaan bahwa ia tidak memiliki daya dan kemampuan sehingga gagal dalam mencapai tujuannya. Frustasi bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, baik yang bersifat internal (misal keterbatasan fisik, kesendirian, dan perasaan bersalah) maupun eksternal (misal deskriminasi dan masalah relasi dengan orang lain) 2) Konflik (conflicts) Dalam banyak hal stress disebabkan oleh dua atau lebih kebutuhan yang muncul secara bersamaan. Individu dituntut untuk menentukan pilihan dan ketika itulah konflik terjadi. Konflik dapat terjadi dalam tiga situasi yakni pertama, ketika individu harus memilih satu diantara dua atau lebih pilihan yang sama-sama meyenangkan dalam satu waktu yang bersamaan, misalnya adalah pilihan dalam menentukan film yang akan ditonton saat ke bioskop. Kedua, ketika individu harus memilih satu diantara dua atau lebih pilihan yang sama-sama tidak menyenangkan dalam satu waktu yang bersamaan. Misalnya adalah ketika seseorang mahasiswa harus menentukan pilihannya untuk berangkat kuliah atau tidak, yang mana jika ia tidak berangkat kuliah, maka ia akan melewatkan ujian akhir, manun jika ia berangkat kuliah, ia akan bertemu dengan orang-orang yang tidak ingin ditemuinya.
31
Ketiga, ketika individu akan merasakan dilema atas akibat positif dan negatif yang akan dihadapi ketika ia harus menentukan sebuah pilihan. Misalnya ada seorang mantan perokok ingin merokok ketika berada di dalam sebuah pesta namun ia menyadari jika ia merokok akan membahayakan status sosialnya yang telah berubah menjadi seorang nonperokok. 3) Tekanan (Pressures) Stress tidak hanya berasal dari frustasi dan konflik, tapi juga bisa dari pressures untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk berperilaku dalam cara-cara tertentu. Secara umum, pressures menuntut
individu
untuk
meningkatkan
kecepatannya
dalam
bertindak, bahkan dapat mengubah arah perilakunya. 3. Sikap a. Pengertian Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu suatu tindakan
32
atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2010). b. Komponen sikap Menurut allport dalam Notoatmodjo (2010) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok : 1) Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3) Kecenderungan untuk bertindak (tend behave). c. Tingkatan sikap Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan: 1) Menerima (receiving), diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2) Merespon (responding), yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah salah satu indikasi dari sikap. 3) Menghargai (valuing), yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
33
4) Bertanggung jawab (responsible), yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko dan merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2010). d. Pembagian sikap Menurut Notoatmodjo (2010) sikap dibagi dalam dua arah, yaitu: 1) Sikap positif adalah orang yang setuju, mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap. 2) Sikap negatif adalah orang yang tidak setuju atau tidak mendukung terhadap suatu objek.
C. Kerangka Pemikiran Perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya meliputi: a. Pengetahuan b. Umur c. Intelegensi d. Lingkungan e. Sosial Budaya f. Pendidikan g. Informasi h. Pengalaman (Notoatmodjo, 2010) Perilaku Merokok Menurut Carson dan Butcher (2005) perilaku Seseorang dipengaruhi oleh: a. aspek Psikososial b. Aspek Psikologis c. Aspek Sosial
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
34
D. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian adalah kerangka hubungan antara konsepkonsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin di teliti. Kemudian konsep tersebut harus di gambarkan ke dalam sub-sub variabel (Arikunto, 2004). V. Independen
V. Dependen
Pengetahuan
Perilaku Merokok pada siswa laki-laki
Psikososial
Sikap
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
E. Hipotesa Dari kerangka konsep diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : a. Ha
: Ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok pada
siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 b. Ha
: Ada hubungan antara psikososial dengan perilaku merokok pada
siswa laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
35
c. Ha
: Ada hubungan antara sikap dengan perilaku merokok pada siswa
laki-laki di Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh 1 Tahun 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Desain
penelitian
ini
menggunakan
metode
analitik
pendekatan Cross Sectional (Bisri, 2008). Cross sectional
dengan
merupakan
rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada waktu penelitian sedang berlangsung (Notoatmodjo, 2010).
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Berdasarkan pendapat di atas maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa lakilaki kelas X dan XI di Menengah Atas Negeri Tahun 2013 yang berjumlah 131 orang 2. Sampel Menurut Notoatmodjo, (2010) Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi.
36
37
Dengan menggunakan rumus slovin (Notoatmodjo, 2010), sebagai berikut: n=
N 1 + N (d2) Keterangan: N : Besar Populasi n : Besar Sampel d : Tingkat Kepercayaan (ketepatan yang diinginkan) sebesar 90%
n=
N 1 + N (d2)
n=
131 1 + 131 (0,12)
n=
131 1 + 131 (0,01)
n=
131 1 + 1,31
n=
131 2,31
= 56,7
Jadi, jumlah sampel yang digunakan berjumlah 57 orang Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional stratified sampling adalah pengambilan sampel dilakukan berdasarkan perimbangan antara jumlah anggota populasi berdasarkan masingmasing strata/kelas (Notoatmodjo, 2010). SPI = n x JS N
38
Keterangan: SPI
= Jumlah sampel pada tiap-tiap subpopulasi
n
= Jumlah responden dalam subpopulasi
N
= Jumlah responden dalam populasi
JS
= Jumlah sampel yang dibutuhkan Tabel 1 Tabel proportional stratified sampling No
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 14
Kelas
X1 X2 X3 X4 X5 X6 XI-IA-1 XI-IA-2 XI-IA-3 XI-IA-4 XI-IS-1 Total
Jumlah Responden dalam subpopulasi 15 13 12 12 12 14 8 12 10 10 13 131
Jumlah sampel yang dibutuhkan 7 6 5 5 5 6 4 5 4 4 6 57
C. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan 17 – 18 Juni Tahun 2013.
39
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer Data primer di peroleh dengan cara memberikan kuisioner kepada responden. 2. Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari Dinas Pendidikan dan Instansi terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
E. Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional No
Variabel
1 Variabel Depenen 1. Perilaku merokok pada siswa laki-laki
Definisi Operasional 2
Cara ukur
Kebiasaan merokok pada siswa laki-laki baik dilingkungan terbuka maupun tertutup
Membagikan kuisioner yang terdiri dari 1 pertanyaandengan kriteria
3
Merokok, jawaban ya Tidak jika tidak
Variabel Independen 1. Pengetahuan Segala sesuatu informasi yang di dapat tentang perilaku merokok
Alat Ukur 4 Kuisioner
Hasil Ukur 5 - Merokok
Skala Ukur 6 Ordinal
- Tidak merokok
jika
Merokok, jawaban
Membagikan kuisioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan kriteria Penentuan kategori 76-100%, jika pertanyaan yang benar dijawab oleh responden adalah kategori baik. 61-75%,
Kuisioner
-Baik -Cukup -Kurang
Ordinal
40
pertanyaan yang dijawab benar oleh responden adalah Kategori Cukup.
2.
3.
Psikososial
Sikap
Aspek yang mencakup perubahanperubahan yang terjadi dalam kehidupan
Perilaku individu dalam menghadapi perilaku merokok
< 60%, jika pertanyaan yang dijawab benar oleh responden adalah kategori kurang Membagikan kuisioner yang terdiri dari 10 pertanyaandengan kriteria
Kuisioner
-Mempengaruhi
Ordinal
-Tidak Mempengaruhi
Mempengaruhi, jika jawaban benar x ≥ 6 Tidak Mempengaruhi, jika jawaban benar x < 6 Membagikan kuisioner yang terdiri dari 5 pertanyaandengan kriteria
Kuisioner
-Positif
Ordinal
-Negatif
positif, jika jawaban benar x ≥3 negatif, jika jawaban benar x <3
F. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisikan 26 pertanyaan yang sudah disusun secara terstruktur. Variabel dependen yaitu perilaku merokok terdiri atas 1 pertanyaan pilihan terpimpin. Variabel independen yaitu pengetahuan 10 pertanyaan , 10 pertanyaan tentang psikososial dan 5 pertanyaan untuk sikap dengan jawaban pilihan terpimpin.
41
G. Pengolahan dan Analisa Data 1. Pengolahan Data Setelah data terkumpul melalui kuesioner, maka dilakukan pengolahan data yang melalui berupa tahapan sebagai berikut: a. Seleksi data (Editing) Dimana penulis akan melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh dan diteliti apakah terdapat kekeliruan atau tidak dalam penelitian. b. Pemberian kode (Coding) Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap-tiap data sehingga memudahkan dalam melakukan analisis data. c. Pengelompokkan data (Tabulating) Pada
tahap
ini,
jawaban-jawaban
responden
yang sama
dikelompokkan dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan, kemudian dituliskan dalam bentuk tabel-tabel (Notoatmodjo, 2010). 2. Analisa Data a. Analisa Univariat Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian.Pada umumnya dalam analisa hanya menghasilkan distribusi dari tiap variable (Notoatmodjo, 2010).
42
Selanjutnya data dimasukkan dalam tabel data frekuensi, analisis ini menggunakan rumus sebagai berikut:
P
f x100% n
Keterangan: P = Persentase f = frekuensi yang diamati n = jumlah responden yang menjadi sampel (Notoatmodjo, 2010). b. Analisa Bivariat Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel-variabel bebas yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terkait. Analisa data yang digunakan adalah tabel silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan analisa statistik dengan menggunakan uji Khi Kuadrat (ChiSquare) pada tingkat kemaknaan 95% (p < 0,05) sehingga dapat diketahui ada tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik menggunakan program SPSS for windows very 16.00. Melalui perhitungan Khi Kuadrat (Chi-square) tes selanjutnya ditarik kesimpulan bila P lebih kecil dari alpha (P < 0,05), maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan adanya pengaruh bermakna antara variabel dependen dan independen dan jika P lebih besar dari alpha (P > 0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang menunjukkan tidak adanya pengaruh bermakna antara variabel dependen dan independen. Aturan yang berlaku untuk uji Khi Kuadrat (Chi-square), untuk program komputerisasi seperti SPSS adalah sebagai berikut:
43
1) Bila pada tabel contingency 2x2 dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Fisher Exact Test. 2) Bia pada tabel Contingency 2x2 tidak dijumpai nilai e (harapan) kurang dari 5, maka hasil yang digunakan adalah Continuity Correction. 3) Bila tabel Contingency yang lebih dari 2x2 misalnya 3x2, 3x3 dan lain-lain, maka hasil yang digunakan adalah Pearson Chi-Square. 4) Bila pada tabel Contingency 3x2 ada sel dengan nilai frekuensi harapan (e) kurang dari 5, maka akan dilakukan meger sehingga menjadi table Contingency 2x2 (Notoatmodjo, 2010)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Banda Aceh Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh merupakan sekolah tertua di Banda Aceh yang berdiri pada tanggal 1 September
1946
menempati gedung peninggalan Belanda yang bergaya Romawi, bertekad mendidik putra-putri bangsa menjadi alumni yang dilahirkan sekolah ini. Gempa dan Tsunami 26 Desember 2004 telah meluluh lantahkan daerah ini membuat Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh melakukan berbagai pembenahan. Secara simultan sekolah terus menyiapkan diri menjadi sekolah yang tetap digemari masyarakat. Ternyata masyarakat telah menampakkan keinginan yang tinggi untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini. Akhirnya Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh ditetapkan sebagai sekolah unggul di kota Banda Aceh. 2. Letak Geografis Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh terletak di Jln. Prof A. Majid Ibrahim no. 7 kecamatan Jaya baru yang berbatasan dengan : a. Bagian Utara berbatasan dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Banda Aceh b. Bagian Selatan berbatasan dengan Rumah Sakit Gigi Universitas Syiah Kuala
44
45
c. Bagian barat berbatasan dengan perumahan masyarakat Gampong Punge d. Bagian Timur berbatasan dengan Lapangan Blang Padang 3. Jumlah Tenaga Kerja (SDM) Jumlah tenaga kerja (sumber daya manusia/SDM) yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh berjumlah 64 orang yaitu terdiri dari: a. Kepala sekolah
= 1 orang
b. Wakil kepala sekolah
= 1 orang
c. Guru Matematika
= 10 orang
d. Guru Bahasa Indonesia
= 5 orang
e. Guru Pendidikan Kewarganegaraan = 5 orang f. Guru Olah Raga
= 2 orang
g. Guru Sejarah
= 3 orang
h. Guru Tata Boga
= 1 orang
i. Guru Fisika
= 4 orang
j. Guru Akuntansi
= 1 orang
k. Guru Bahasa Inggris
= 5 orang
l. Guru Kimia
= 7 orang
m. Guru Biologi
= 4 orang
n. Guru Bimbingan Konseling
= 3 orang
o. Guru Pendidikan Agama Islam
= 3 orang
p. Guru Ekonomi
= 1 orang
q. Guru Kesenian
= 1 orang
46
r. Staf
= 7 orang
4. Fasilitas Fasilitas yang tersedia di sekolah Menengah Atas Negeri 1 yaitu: a. 17 ruangan untuk kelas, terdiri dari: 1) Kelas X
: 6 Ruangan
2) Kelas XI IA
: 5 Ruangan
3) Kelas XI IS
: 1 Ruangan
4) Kelas XII IA
: 4 Ruangan
5) Kelas XII IS
: 1 Ruangan
b. 3 ruangan untuk Laboratorium, terdiri dari: 1) Laboratorium Fisika
: 1 Ruangan
2) Laboratorium Kimia
: 1 Ruangan
3) Laboratorium Komputer : 1 Ruangan c. 1 ruangan untuk kantin d. 1 ruangan untuk perpustakaan e. 1 ruangan untuk aula f. 1 ruangan untuk koperasi g. 2 lapangan parker
B. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 17 – 18 Juni Tahun 2013. Dari data yang dikumpulkan terdapat 57 siswa dari populasi seluruh siswa yang bersekolah di SMA Negeri 1 Banda Aceh. Data dikumpulkan melalui
47
kuesioner, data dari hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut: 1. Analisa Univariat a. Perilaku Merokok Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 No 1. 2.
Perilaku Merokok Merokok Tidak Merokok Jumlah
Frekuensi 42 15 57
Persentase (%) 73,7 26,3 100,0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.1 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 57 responden yang diteliti ditemukan mayoritas siswa merokok, yaitu sebanyak 42 responden (73,7%). b. Pengetahuan Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan pada Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 No 1. 2. 3.
Pengetahuan Baik Cukup Kurang Jumlah
Frekuensi 9 11 37 57
Persentase (%) 15,8 19,3 64,9 100,0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.2 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 57 responden yang diteliti ditemukan mayoritas siswa memiliki pengetahuan kurang tentang rokok, yaitu sebanyak 37 responden (64,9%).
48
c. Psikososial Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Psikososial pada Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 No 1. 2. No 1. 2.
Psikososial Mempengaruhi Tidak Mempengaruhi Jumlah Psikososial Mempengaruhi Tidak Mempengaruhi Jumlah
Frekuensi 35 22 57 Frekuensi 35 22 57
Persentase (%) 61,4 38,6 100,0 Persentase (%) 61,4 38,6 100,0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 57 responden
yang diteliti
ditemukan mayoritas
psikososial
siswa
mempengaruhi perilaku merokok, yaitu sebanyak 35 responden (61,4%). d. Sikap Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap pada Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 No 1. 2.
Sikap Positif Negatif Jumlah
Frekuensi 37 20 57
Persentase (%) 64,9 35,1 100,0
Sumber : Data Primer diolah Tahun 2013 Berdasarkan tabel 4.3 diatas maka dapat dilihat bahwa dari 57 responden yang diteliti ditemukan mayoritas sikap siswa positif terhadap perilaku merokok, yaitu sebanyak 37 responden (64,9%).
49
2. Analisa Bivariat a. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Perokok pada Siswa Laki-Laki Adapaun hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan perilaku merokok
pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 N o
1. 2. 3.
Pengetahuan
Baik Cukup Kurang Jumlah
Perilaku Merokok Merokok Tidak Merokok f % F % 2 22,2 7 77,8 7 63,6 4 36,4 33 89,2 4 10,8 42 73,7 15 26,3
Jumlah
f 9 11 37 57
% 100 100 100 100
Uji Statistik p-value P = 0,001
Signifikasi : P > 0,05 Berdasarkan tabel 4.5 diatas, dari 9 responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 2 responden (22,2%) yang merokok dan 7 responden (77,8%) tidak merokok. Dari 11 responden yang memiliki pengetahuan cukup terdapat 7 responden (63,6%) yang merokok dan 4 responden (36,4%) yang tidak merokok. Dari
37 responden yang
memiliki pengetahuan kurang terdapat 33 responden (89,2%) yang merokok dan 4 responden (10,8%) yang tidak merokok. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,001 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku
50
merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013. b. Pengaruh Psikososial terhadap Perilaku Merokok pada Siswa LakiLaki Tabel 4.6 Pengaruh Psikososial Terhadap Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 N o
Psikososial
1. 2.
Mempengaruhi Tidak Mempengaruhi Jumlah
Perilaku Merokok Merokok Tidak Merokok f % F % 30 85,7 5 14,3 12 54,5 10 45,5
Jumlah
F 35 22
% 100 100
Uji Statistik p-value
P = 0,014 42
73,7
15
26,3
57
100
Signifikasi : P > 0,05 Berdasarkan tabel 4.6 diatas, dari 35 responden yang mendapat pengaruh psikososial terdapat 30 responden (85,7%) yang merokok dan 5 responden (14,3%) yang tidak merokok. Dari 22 responden yang tidak mendapat pengaruh psikososial terdapat 12 responden (54,5%) yang merokok dan 10 responden (26,3%) yang tidak merokok. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,014 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh antara psikososial terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013.
51
c. Pengaruh Sikap terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-Laki Tabel 4.7 Pengaruh Sikap Terhadap Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-Laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013 N o
1. 2.
Sikap
Positif Negatif Jumlah
Perilaku Merokok Merokok Tidak Merokok f % f % 36 97,3 1 2,7 6 30,0 14 70,0 42 73,7 15 26,3
Jumlah
f 37 20 57
% 100 100 100
Uji Statistik p-value P = 0,000
Signifikasi : P > 0,05 Berdasarkan tabel 4.7 diatas, dari 37 responden yang memiliki sikap positif terdapat 36 responden (97,3%) yang merokok dan 1 responden (2,7%) yang tidak merokok. Dari 20 responden yang memiliki sikap negative terdapat 6 responden (30,0%) yang merokok dan 14 responden (70,0%) yang tidak merokok. Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chisquare dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa ada pengaruh antara sikap terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013.
52
C. Pembahasan 1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Perilaku Merokok pada Siswa LakiLaki Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.5 diatas, dari 9 responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 2 responden (22,2%) yang merokok dan 7 responden (77,8%) tidak merokok. Dari 11 responden yang memiliki pengetahuan cukup terdapat 7 responden (63,6%) yang merokok dan 4 responden (36,4%) yang tidak merokok. Dari 37 responden yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 33 responden (89,2%) yang merokok dan 4 responden (10,8%) yang tidak merokok. Hasil penelitian ini juga terbukti setelah diuji statistik uji chisquare dengan bantuan Program SPSS V.16 for Windows, dimana didapat nilai p-value (0,001) lebih kecil dari nilai α-value (0,05), yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan antara pengetahuan terhadap perilaku merokok pada siswa lakilaki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2002), Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni: indra penglihatan, pendengaran,
53
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Hal
tersebut
sejalan
dengan
yang
dikemukakan
oleh
Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Lawrence Green sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan faktor predisposisi, termasuk diantaranya adalah pengetahuan. Sementara itu, WHO dalam Notoatmodjo (2003) menganalisis bahwa pengetahuan merupakan salah satu alasan pokok yang menyebabkan seseorang berperilaku. Dalam hal merokok, dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki pengetahuan yang cukup terkait rokok cenderung untuk tidak merokok, sebaliknya responden yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang merokok cenderung berperilaku merokok. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Amelia Adisti (2009) yang menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku merokok terutama pada remaja. Hasil penelitian mereka memperlihatkan bahwa dengan memiliki pengetahuan yang baik tentang rokok maka perilaku merokok akan jarang dilakukan. Begitu pula sebaliknya. Nilai pvalue 0,001 (p = 0,05) Dari literatur dan hasil penelitian yang peneliti temui, peneliti berasumsi bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki. Banyaknya remaja yang merokok disebabkan kurangnya pengetahuan remaja tentang rokok.
54
Pada penelitian ini timbul masalah dimana masih terdapat 2 responden yang berpengetahuan baik namun tetap merokok. Pada saat dilakukan penelitian, responden tersebut mampu mengisi semua jawaban dengan hasil yang baik namun ketika pertanyaan tentang perilaku merokok, mereka menjawab ya yang berarti mereka merokok dan setelah ditelusuri penyebab mereka merokok jawaban yang mereka lontarkan tidak logis maka peneliti menyimpulkan bahwa pengetahuan para remaja hanya sampai pada batas memahami
perilaku
merokok
saja
tidak
sampai
mengaplikasikan
pengetahuan mereka tentang perilaku merokok. Sedangkan responden lainnya merokok karenakan pengetahuan mereka yang kurang tentang perilaku merokok. 2. Pengaruh Psikososial terhadap Perilaku Merokok pada Siswa LakiLaki Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa psikososial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.6 diatas, dari 35 responden yang mendapat pengaruh psikososial terdapat 30 responden (85,7%) yang merokok dan 5 responden (14,3%) yang tidak merokok. Dari 22 responden yang tidak mendapat pengaruh psikososial terdapat 12 responden (54,5%) yang merokok dan 10 responden (26,3%) yang tidak merokok. Hasil penelitian ini juga terbukti setelah dilakukan uji statistik uji chi-square dengan bantuan Program SPSS V.16 for Windows, dimana didapat nilai p-value (0,014) lebih kecil dari nilai α-value (0,05), yang
55
berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan antara psikososial terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (2008) menyatakan bahwa perubahan perilaku seseorang terjadi karena mamperhatikan, mencontoh atau meniru perilaku orang lain. Dalam hal merokok, perilaku merokok terbentuk karena melihat atau mencontoh orang di sekitar terutama teman dan keluarga yang merokok. Remaja akan terus merokok jika bergaul dengan teman yang merokok. Hal ini didukung oleh yang dikemukakan Jessor dalam susiana (2007) bahwa perilaku merokok remaja terjadi karena pengaruh dan tekanan dari teman sebaya, remaja biasanya merokok bersama orang lain terutama teman sebaya. Remaja akan menghisap banyak batang rokok bersama temannya yang juga perokok daripada saat ia sedang sendirian. Endrawanch (2009), menyatakan bahwa melalui hubungan teman sebaya, remaja belajar mengambil keputusan sendiri dan melakukan segala hal dengan mandiri seraya mempelajari pola perilaku yang diterima dan dilakukan oleh teman atau kelompoknya. Hal ini dilakukan agar mendapat pengakuan dan penerimaan dari teman atau kelompok tersebut. Kelompok teman sebaya merupakan hal yang penting bagi remaja sehingga mereka cenderung mengikuti perilaku yang diterima oleh kelompoknya. Agus (2009) mengungkapkan bahwa hal yang mempengaruhi remaja merokok paling besar adalah teman satu kelompok yang merokok. Remaja
56
terjebak dalam perilaku merokok agar memperoleh keuntungan psikososial antara lain agar diterima dalam lingkungan sebaya, ingin terlihat lebih dewasa dan merasa lebih nyaman. Tim kerja WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku adalah karena berbagai alasan pokok antara lain pemikiran dann perasaan (though and feeling) dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan, nilai-nilai seseorang terhadap objek, sumber-sumber daya (resources),
yakni
mencakup fasilitas-fasilitas,
uang, waktu,
serta
kebudayaan (Riskesdas, 2010). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ratih Perwitasari (2006), tentang hubungan psikososial, psikologi dan sosial dengan perilaku merokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa psikososial, psikologi dan sosial yang buruk mempengaruhi perilaku seseorang dalam berperilaku, terutama perilaku merokok. Nilai p-value yang diperoleh adalah p = 0,0025 (p < 0,01). Dari literatur dan hasil penelitian yang peneliti temui, peneliti berasumsi
bahwa
psikososial
merupakan
salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki hal karena siswa tersebut ingin diakui oleh teman kelompoknya. Pada penelitian ini ditemukan masalah yaitu terdapat 12 responden yang tidak terpengaruh oleh psikososial namun mereka merokok hal tersebut disebabkan oleh keinginan mereka untuk mencoba-coba merokok dan lama-lama jadi ketagihan karena pada rokok terkandung nikotin yang membuat orang-orang perokok menjadi
57
pecandu rokok. Sedangkan responden lain merokok disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ingin mendapatkan pengakuan sebagai lakilaki, terpengaruh oleh kawan bermainnya, stress oleh pacarnya dan stress terhadap tekanan yang diberikan orangtauanya. 3. Pengaruh Sikap terhadap Perilaku Merokok pada Siswa Laki-Laki Berdasarkan penelitian diatas dapat diketahui bahwa sikap merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013. Hal ini dapat dilihat dari tabel 4.7 diatas, dari 37 responden yang memiliki sikap positif terdapat 36 responden (97,3%) yang merokok dan 1 responden (2,7%) yang tidak merokok. Dari 20 responden yang memiliki sikap negative terdapat 6 responden (30,0%) yang merokok dan 14 responden (70,0%) yang tidak merokok. Hasil penelitian ini juga terbukti setelah dilakukan uji statistik uji chi-square dengan bantuan Program SPSS V.16 for Windows, dimana didapat nilai p-value (0,000) lebih kecil dari nilai α- value (0,05), yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain ada pengaruh yang signifikan antara sikap terhadap perilaki merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013.; Sikap belum merupakan suatu suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. Sikap
58
merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmodjo, 2010). Sikap tidak selalu konsisten dengan perilaku karena antara sikap dan perilaku ada faktor penghubung yaitu niat, dan niat itu sendiri dipengaruhi banyak hal, baik dari dalam diri sendiri maupun karena faktor luar, misalnya tekanan sosial. Sikap juga dipengaruhi oleh kepercayaan. Apabila seseorang, dalam hal ini tidak percaya (baik dari hasil pengamatan ataupun informasi yang diterima) bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan, maka kemungkinan remaja untuk berperilaku merokok adalah besar. Sikap adalah salh satu variabel yang mempengaruhi perilaku dan masih banyak variabel lain yang juga berpengaruh terhadap timbulnya suatu perilaku. Kar dalam Notoatmodjo (2003) menganalisis perilaku dengan bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari niat untuk bertindak (behavior Intention), dukungan sosial dari masyarakat sekitar (acessbility of Information), otonomi pribadi dalam pengambilan keputusan atau tindakan (Personal Autonomy), dan situasi yang menungkinkan untuk bertindak (Action Situation). Penelitian yang dilakukan oleh M. Aji Bayu Nugroho (2008) tentang hubungan pengetahuan dan sikap terhadap perilaku merokok pada mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang bersikap positif terhadap rokok akan cenderung merokok dibandingkan dengan responden yang bersikap negatif terhadap rokok. Nilai p-value 0,003 (p < 0,01).
59
Dari literatur dan hasil penelitian yang ditemui, peneliti berasumsi bahwa sikap seseorang mempengaruhi perilaku orang tersebut. sikap yang ditimbulkan terhadap perilaku merokok akan mempengaruhi individu tersebut dalam mengambil keputusan untuk berperilaku. Sikap positif terhadap rokok berarti mendukung terhadap adanya rokok dan perokok maka orang tersebut akan ikut sebagai perokok dan sebaliknya jika bersikap negatif terhadap rokok, orang tersebut cenderung tidak merokok. Dalam penelitian ini terdapat masalah yaitu terdapat 6 responden yang bersikap negatif terhadap rokok namun mereka juga perokok, hal tersebut sesuai dengan pernyataan mereka. Bahwa mereka sebenarnya tidak menyukai perokok karena asap rokok mereka yang ditimbulkan mengganggu orang lain, setalah ditanya kenapa mereka juga merokok. Mereka mengungkapkan ingin berhenti merokok namun belum bisa karena kawannya yang lain perokok dan dengan rokok mereka bisa melupakan masalah yang ada.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil penelitian pada BAB sebelumnya, peneliti membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh antara pengetahuan terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value (0,001) < dari α-value (0,05) 2. Ada pengaruh antara psikososial terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value (0,014) < dari α-value (0,05) 3. Ada pengaruh antara sikap terhadap perilaku merokok pada siswa laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013, ditandai dengan nilai p-value (0,000) < dari α-value (0,05).
B. Saran 1. Bagi Responden Agar dapat memberikan pengetahuan bagi remaja mengenai dampak buruknya perilaku merokok bagi diri dan sekitarnya. 2. Bagi Tempat Penelitian Agar dapat memberikan masukan bagi pihak sekolah untuk lebih mengontrol siswa agar tidak merokok dan mempertegas aturan merokok
60
bagi siswa serta mengantisipasi stress yang mungkin terjadi pada siswa dengan lebih mengaktifkan bimbingan dan konseling. 3. Bagi Institusi Agar dapat menambah bacaan perpustakaan di Stikes U’Budiyah yang dapat dijadikan untuk pengembangan pengetahuan serta dapat dijadikan penduan bagi mahasiswi yang akan melanjutkan penelitian.
61
DAFTAR PUSTAKA
Adisti, Amelia. 2009. Hubungan Pengetahuan dan Sikap dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki. Skripsi Psikologi. USU Ahnyar. 2009. Dampak Merokok. Jakarta: Bina Medika Arum. 2008. Perilaku Merokok. http://Arum.psy.blogspot.com/ diakses tanggal 28 Januari 2013 Arikunto, Suharsimi. 2004. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prektek. Jakarta: Rineka Cipta. Bisri. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta : EGC
Carson dan Butcher (Alih Bahasa Nugroho). 2005. Sosiologi Dasar. Jakarta : Hipokrates Endrawanch. 2009. Indonesia dan Rokok. http://medicastore.blogspot.com/ diakses tanggal 28 Januari 2013
Helmi, Faradilla. 2008. Faktor Penyebab Perilaku Merokok Remaja. Skripsi. UGM Mu’tadin, Zanul. 2004. Panduan bagi Para Perokok. Jakarta : Hipokrates Nasution. 2007. Merokok Pada Remaja Masa Kini. http://infokes.blogspot.com/ diakses tanggal 28 Januari 2013 Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ___________________. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ___________________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nugroho, M. Aji Bayu. 2008. Beberapa Faktor yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SLTP Di Kecamatan Sukoharjo. Skripsi UMS. Perwitasari, Ratih. 2006. Hal-hal Mengenai http://perwitasari.blogspot.com/ diakses tanggal 28 Januari 2013
62
Rokok.
Putri. 2008. Kerugian Merokok. http://Theo.blogspot.com/ diakses tanggal 28 Januari 2013 Poerwadarmanto. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Riskesdas. 2010. Prevalensi Merokok. http://Riskes.wordpress.com/ diakses tanggal 28 Januari 2013 Suryanto. 2013. Kasus Akibat Rokok. http://Antaranews.com/ diakses tanggal 09 September 2013 Wibisono. 2008. Stress dan Rokok. http:// Indonesiaindonesia.com/ diakses tanggal 28 Januari 2013 Wijaya, Adi. 2012. Bahaya rokok bagi kesehatan dan cara berhenti merokok. http://permatihic.blogspot.com/ diakses tanggal 09 September 2013 Yudhe. 2013. 15 penyakit yang disebabkan oleh rokok. http://yudhe.com/ diakses tanggal 09 September 2013 Yusuf, S. 2008. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja Resdakarya
63
KUESIONER Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-laki di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013
A. Perilaku Merokok 1. Apakah anda merokok? a. Ya b. Tidak
B. Pengetahuan 1. Apakah rokok itu berbahaya bagi kesehatan? a. Ya b. Tidak c. Tidak tahu 2. Berbahaya bagi kesehatan siapa? a. Perokok itu sendiri b. Orang di sekitar perokok tersebut c. Perokok dan orang di sekitar perokok 3. Seberapa besar resiko/akibat buruk yang ditimbulkan rokok pada orang di sekitar perokok? a. Lebih kecil resikonya dari perokok b. Sama resikonya dengan perokok c. Lebih besar resikonya dari perokok 4. Orang yang tidak merokok tapi karena dia sering berada di dekat orang yang sedang merokok dan ikut menghirup asap rokok disebut? a. Perokok aktif b. Perokok pasif c. Perokok aktif dan pasif
64
5. Bahaya kesehatan apa yang ditimbulkan oleh rokok? a. Ashma b. Penyakit jantung c. Pikun 6. Apakah di dalam rokok terdapat zat kimia yang berbahaya? a. Ada b. Tidak c. Tidak tahu 7. Apakah anda tahu zat kimia berbahaya yang terdapat dalam rokok? a. Ada b. Tahu c. Tidak tahu 8. Zat kimia apa yang ada di bawah ini yang berbahaya untuk kesehatan? a. Tar b. Nikotin c. Tidak tahu 9. Zat apakah yang ada di dalam rokok yang dapat membuat kecanduan? a. Tar b. Nikotin c. Tidak tahu 10. Apakah anda mengetahui adanya peraturan yang melarang merokok di tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, arena kegiatan anak, tempat ibadah dan angkutan umum? a. Ada b. Tahu c. Tidak tahu
65
C. Psikososial 1. Keadaan apa yang membuat anda merokok? a. Merasa bosan b. Merasa tertekan 2. Bagaimana keluargamu ketika anda merokok? a. Ditegur b. Dibiarkan 3. Pernahkah anda merokok bersama teman anda? a. Pernah b. Tidak pernah 4. Bagaimanakah tindakan teman anda ketika anda merokok? a. Menasihati/menegur b. Meminta rokok 5. Seberapa besar pengaruh iklan dalam memotivasi anda untuk merokok? a. Besar sekali b. Tidak ada pengaruh 6. Apakah di daerah sekolah anda ada warung yang menjual rokok? a. Ada b. Tidak ada 7. Apakah disekitar rumah anda ada warung yang menjual rokok? a. Ada b. Tidak ada 8. Apakah anggota keluarga anda ada yang merokok? a. Ada b. Tidak ada 9. Apakah ada teman anda yang merokok? a. Ada b. Tidak ada 10. Apakah ada guru disekolah anda yang merokok? a. Ada b. Tidak ada
66
D. Sikap 1. Anda akan tetap merokok walaupun ada orang yang terganggu dengan asap rokok anda? a. Setuju b. Tidak Setuju 2. Anda lebih percaya diri jika sedang merokok? a. Setuju b. Tidak Setuju 3. Anda bebas merokok dimana saja anda ingin merokok? a. Setuju b. Tidak Setuju 4. Menghirup udara bebas asap rokok merupakan hak asasi manusia? a. Setuju b. Tidak Setuju 5. Pemerintah sebaiknya menaikkan harga rokok? a. Setuju b. Tidak Setuju
67
TABEL SKOR
Tabel 1. Variabel Perilaku Merokok No
Variabel
1.
Perilaku Merokok
No Urut Pertanyaan 1.
Bobot Skor Rentang A B -Merokok, jika 1 0 jawaban ya
-Tidak Merokok, tidak
Tabel 2. Variabel Pengetahuan No
Variabel
1.
Pengetahuan
No. Urut Pertanyaan 1.
Bobot Skor A B C 1 0 0
2.
2.
0
0
1
3.
3.
0
1
0
4.
4.
0
1
0
5.
5.
1
0
0
6.
6.
1
0
0
7.
7.
0
1
0
8.
8.
1
0
0
9.
9.
0
1
0
10.
10.
0
1
0
68
Rentang -Baik jika 76100% pertanyaan dijawab benar -Cukup jika 61-75% pertanyaan dijawab benar
-Kurang jika <60% pertanyaan dijawab benar
Tabel 3. Variabel Psikososial No
Variabel
1.
Psikososial
No. Urut Pertanyaan 1.
Bobot Skor Rentang A B Mempengaruhi, 0 1
jika
jawaban benar x ≥ 6
2.
2.
1
0
3.
3.
1
0
4.
4.
0
1
5.
5.
1
0
6.
6.
1
0
7.
7.
1
0
8.
8.
1
0
9.
9.
1
0
10.
10.
0
1
Tidak Mempengaruhi, jika jawaban benar x < 6
Tabel 4. Variabel Sikap No
Variabel
1.
Sikap
No Urut Pertanyaan 1.
Bobot Skor Rentang A B positif, jika 1 0
2.
2.
1
0
3.
3.
1
0
4.
4.
1
0
5.
5.
0
1
69
jawaban x≥3
benar
negatif, jika jawaban benar x<3
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth, Calon Responden Penelitian Di Tempat
Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah Mahasiwi D-IV Kebidanan STIKES U’Budiyah Indonesi Nama
: Novi Wage Frihartine
NIM
: 121010210019
Adalah Mahasiwi D-IV Kebidanan STIKES U’Budiyah Indonesia, yang akan mengadakan penelitian untuk menyelesaikan Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan. Adapun penelitian yang dimaksud berjudul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Siswa Laki-laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh Tahun 2013”. Penelitian ini tidak merugikan anda, kerahasiaan informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Jika anda tidak bersedia menjadi responden maka tidak akan ada ancaman dan paksaan bagi
anda dan keluarga. Dan jika terjadi hal-hal yang
memungkinkan anda untuk tidak mengundurkan diri dan menyetujui, maka saya memohon kesediaannya untuk menandatangani lembaran persetujuan dan menjawab dengan sesungguhnya dan sejujur-jujurnya pertanyaan pada kertas ini.
70
Dengan demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan kesediaan anda sebagai responden, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Novi Wage Frihartine NIM : 121010210019
71
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian yang akan di lakukan oleh Mahasiswi D-IV Kebidanan STIKES U’Budiyah Indonesia. Nama
: Novi Wage Frihartine
NIM
: 121010210019
Judul KTI
: “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok pada Siswa Laki-laki Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Banda Aceh”
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat besar manfaatnya bagi perkembangan ilmu kebidanan di Negara Indonesia dan Provinsi Aceh. Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya semoga dapat diperlukan seperlunya.
Banda Aceh,
2013 Responden
(…………………………)
72
Frequency Table Perilaku Merokok
Valid
Merokok Tdk Merokok Total
Frequency 42 15 57
Percent 73.7 26.3 100.0
Valid Percent 73.7 26.3 100.0
Cumulative Percent 73.7 100.0
Pengetahuan
Valid
Baik Cukup Kurang Total
Frequency 9 11 37 57
Percent 15.8 19.3 64.9 100.0
Cumulative Percent 15.8 35.1 100.0
Valid Percent 15.8 19.3 64.9 100.0
Psikososial
Valid
Mempengaruhi Tdk Mempengaruhi Total
Frequency 35 22 57
Percent 61.4 38.6 100.0
Valid Percent 61.4 38.6 100.0
Cumulative Percent 61.4 100.0
Sikap
Valid
Positif Negatif Total
Frequency 37 20 57
Percent 64.9 35.1 100.0
Valid Percent 64.9 35.1 100.0
73
Cumulative Percent 64.9 100.0
Crosstabs Pengetahuan * Perilaku Merokok Crosstab
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
Total
Count Expected Count % within Pengetahuan Count Expected Count % within Pengetahuan Count Expected Count % within Pengetahuan Count Expected Count % within Pengetahuan
Perilaku Merokok Merokok Tdk Merokok 2 7 6.6 2.4 22.2% 77.8% 7 4 8.1 2.9 63.6% 36.4% 33 4 27.3 9.7 89.2% 10.8% 42 15 42.0 15.0 73.7% 26.3%
Total 9 9.0 100.0% 11 11.0 100.0% 37 37.0 100.0% 57 57.0 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 17.452a 16.399 16.892
2 2
Asymp. Sig. (2-sided) .001 .000
1
.000
df
57
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.37.
Psikososial * Perilaku Merokok Crosstab
Psikososial
Mempengaruhi
Tdk Mempengaruhi
Total
Count Expected Count % within Psikososial Count Expected Count % within Psikososial Count Expected Count % within Psikososial
74
Perilaku Merokok Merokok Tdk Merokok 30 5 25.8 9.2 85.7% 14.3% 12 10 16.2 5.8 54.5% 45.5% 42 15 42.0 15.0 73.7% 26.3%
Total 35 35.0 100.0% 22 22.0 100.0% 57 57.0 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 6.768b 5.256 6.678
df 1 1 1
6.649
Asymp. Sig. (2-sided) .009 .022 .010
1
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.014
.011
.010
57
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.79.
Sikap * Perilaku Merokok Crosstab
Sikap
Positif
Negatif
Total
Count Expected Count % within Sikap Count Expected Count % within Sikap Count Expected Count % within Sikap
Perilaku Merokok Merokok Tdk Merokok 36 1 27.3 9.7 97.3% 2.7% 6 14 14.7 5.3 30.0% 70.0% 42 15 42.0 15.0 73.7% 26.3%
Total 37 37.0 100.0% 20 20.0 100.0% 57 57.0 100.0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
Value 30.322b 26.951 32.073
29.790
df 1 1 1
1
Asymp. Sig. (2-sided) .000 .001 .000
Exact Sig. (2-sided)
Exact Sig. (1-sided)
.000
.000
.000
57
a. Computed only for a 2x2 table b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.26.
75