Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
8 Pages
ISSN 2302-0172 pp. 57- 64
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN WISATAWAN KE KOTA SABANG Mawardi1,Prof. Dr. Mohd. Nur Syechalad MS2, Dr. Sofyan Syahnur, M.Si 3 1) Mahasiswa Magister Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2,3) Dosen Fakultas Ekonomi dan Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Abstract: This study aims to determine the effect of inflation and per capita income of the domestic tourist visits to the city of Sabang and to determine the effect of exchange rate and the annual tourism on tourist arrivals to Sabang city. The method used is a quantitative method of analysis methods and tools include: Multiple Linear Regression. The data used in the form of secondary data obtained from the Central Bureau of Statistics of Sabang city, Bank Indonesia and Regional Development Planning Board and Department of Culture and Tourism of Sabang city. The results of the data analysis showed that per capita income has a positive effect on the number of domestic tourists to Sabang city and statistically significant. While inflation variables negatively affect the number of domestic tourist visits to of Sabang city, was not statistically significant . And for analysis of the data on the number of foreign tourists to Sabang city showed that negative exchange rate effect and the amount of the annual event has a positive effect on the number of foreign tourists to Sabang city. Exchange rate variable was not statistically significant, while the annual number of variables showed statistically significant. While inflation variables negatively affect the number of domestic tourist visits to Sabang city, was not statistically significant. And for analysis of the data on the number of foreign tourists to Sabang city showed that negative exchange rate effect and the amount of the annual event has a positive effect on the number of foreign tourists to Sabang city. Exchange rate variable was not statistically significant, while the annual number of variables showed statistically significant. Sabang city should take advantage of the potential to be excellent in the area happens to be more specialized in order to strengthen the economy of the city of Sabang. For local governments should be able to take advantage of Sabang potential to be excellent in the area in order to improve the welfare of the people of Sabang. From the results of this study are expected also to be used as economic indicators beginning to Sabang City Government to conduct economic surveys that can provide a comprehensive overview of Sabang City Government. As well as for further research to be able to add new research models that can forward the complete picture. Keywords: tourists, inflation, per capita income, the exchange rate, the annual event. Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Inflasi dan pendapatan perkapita terhadap kunjungan wisatawan nusantara ke Kota Sabang dan untuk mengetahui pengaruh nilai kurs dan acara tahunan pariwisata terhadap kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Sabang. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan metode dan alat analisis antara lain: Regresi Linier Berganda. Data yang digunakan dalam bentuk data sekunder yang di dapat dari BPS Kota Sabang, Bank Indonesia dan Bappeda Kota Sabang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pendapatan perkapita berpengaruh positif terhadap jumlah wisatawan nusantara ke Kota Sabang dan secara statistik signifikan. Sedangkan variabel inflasi berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke Kota Sabang, secara statistik tidak signifikan. Dan untuk analisis data terhadap jumlah wisatawan mancanegara ke Kota Sabang menunjukkan bahwa tingkat kurs berpengaruh negatif dan jumlah acara tahunan berpengaruh positif terhadap jumlah wisatawan mancanegara ke Kota Sabang. Secara statistik variabel kurs tidak signifikan, sedangkan variabel jumlah acara tahunan secara statistik menunjukkan signifikan. Kota Sabang harus memanfaatkan potensi yang menjadi primadona di daerah tersebut agar terjadi menjadi lebih terspesialisasi untuk memperkuat perekonomian Kota Sabang. Untuk pemerintah daerah kota Sabang harus mampu memanfaatkan potensi yang menjadi primadona di daerah tersebut agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Sabang. Dari hasil penelitian ini diharapkan juga agar dapat dijadikan indikator ekonomi awal bagi Pemerintah Daerah Kota Sabang untuk melakukan survei ekonomi yang dapat memberikan gambaran komprehensif bagi Pemko Sabang. Serta bagi peneliti selanjutnya untuk dapat menambahkan model-model penelitian terbaru
57 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala sehingga ke depan di dapat gambaran yang lengkap. Kata kunci: Wisatawan, inflasi, pendapatan perkapita, kurs, acara tahunan
yang dimiliki dan dikemas dengan baik dan
PENDAHULUAN
Sektor
pariwisata mempunyai
peranan
penting dalam pembangunan suatu bangsa, khususnya
perekonomian
negara
karena
kegiatan pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang cukup potensial. Pariwisata dilihat sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka pariwisata adalah sebagai suatu proses yang dapat
menarik. Sabang pasti bisa menarik lebih banyak wisatawan dan kapal pesiar yang berkunjung ke sana di masa akan datang. Semakin banyak kunjungan kapal pesiar dan semakin lama mereka singgah di Sabang, maka semakin besar pengaruhnya terhadap ekonomi masyarakat setempat dan Provinsi Aceh pada umumnya.
menciptakan nilai tambah terhadap barangbarang dan jasa sebagai satu kesatuan produk nyata (real goods) ataupun yang berupa jasa – jasa (service) yang dihasilkan melalui proses produksi.
World
Tourism
Organization
memperkirakan bahwa pada tahun 2020 akan terjadi peningkatan angka kunjungan wisatawan dunia sebesar 200% (Bagus, 2012: 91). Kota Sabang selain terkenal dengan julukan nol kilometer Indonesia, juga dikenal memiliki pemandangan yang indah dan taman laut yang mempesona. Begitu juga halnya fakta bahwa pulau Rubiah merupakan taman laut terindah di Indonesia setelah taman laut Bunaken di Sulawesi Utara. Karena itu Kota Sabang merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Provinsi Aceh, baik wisatawan asing maupun domestik. Dengan letak posisi geografis sabang yang sangat strategis mudah dijangkau maka
Kegiatan pariwisata membutuhkan sarana pengangkutan, akomodasi, restoran, barang souvenir
dan
lain-lainnya.
Tentu
saja
momentum ini dapat membangkitkan naluri bisnis pengusaha maupun investor. Sedangkan aspek
kultur
yang
biasanya
memberikan
informasi yang lengkap kepada kedua belah pihak, baik pihak wisatawan sendiri maupun masyarakat di daerah tujuan wisata. Faktor yang
mempengaruhi
seseorang
untuk
melakukan kunjungan wisatawan yang datang ke suatu (income), harga (price), kualitas (quality). Hubungan politik antara dua negara, hubungan ekonomi antar Negara, hubungan sosio
budaya
antara
dua
Negara,
serta
perubahan cuaca. Akan tetapi, dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa variabel yang utama yaitu harga, inflasi. nilai tukar, pendapatan perkapita dan jumlah acara kegiatan.
pariwisata sabang dapat menjadi titik awal perjalanan wisata bagi mancanegara dalam menikmati pariwisata sabang di antara destinasi wisata lainnya dan keindahan alam dan budaya Volume 2, No. 4, November 2014
- 58
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala STUDI KEPUSTAKAAN Pariwisata Kata pariwisata baru populer pada tahun 1958. Sebelum itu digunakan kata turisme, serapan dari bahasa Belanda “tourisme’. Sejak tahun 1958 resmilah kata pariwisata sebagai padanan tourisme (Bld) atau tourism (Ing). Menurut KBIK (1992), Wisata (vi Skr) berarti:
1. Wisata pantai: Pantai Gapang dan Iboih di Kecamatan Sukakarya, Sumur tiga dan Ano itam di Kecamatan Sukajaya. 2. Monumen: kilometer nol di Kecamatan Sukakarya 3. Makam: Makam Belanda dan Jepang di Kecamatan Sukakarya. 4. Benteng: Tersebar di berbagai sudut kota.
berpergian bersama-sama untuk bersenang-
Potensi wisata Kota Sabang merupakan
senang dan sebagainya; bertamasya; piknik
potensi wisata yang memanfaatkan sumber
(Warpani, 2007:5). Menurut arti katanya,
daya alam dan ekosistemnya, serta atraksi
pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang
wisata buatan manusia seperti atraksi budaya,
terdiri dari dua kata yaitu : kata pari dan kata
tradisi,
wisata. Kata pari berarti penuh, seluruh, atau
potensi wisata, perlu diinventarisasi seluruh
semua. Kata wisata berarti perjalanan. Kata
objek atau kawasan wisata yang ada. Data yang
pariwisata dapat diartikan perjalanan penuh,
diperlukan
mulai berangkat dari suatu tempat, ke satu atau
meliputi: (1) jumlah dan jenis objek wisata, (2)
beberapa tempat lain dan singgah kemudian
aset dan fasilitas pendukung objek wisata, (3)
kembali ke tempat semula.
data perkembangan pengunjung objek wisata,
Wisatawan dipilah dalam kategori:
dan
peristiwa.
untuk
Untuk mengetahui
menilai
potensi
wisata,
(4) peluang usaha yang dapat dikembangkan
a. Wisatwan mancanegara (international) yaitu
masyarakat sekitar objek wisata, (5) alokasi
wisatawan dari berbagai negara lain yang
dana untuk pembangunan atau pengembangan
berkunjung ke wilayah negara X, dan warga
dan pemeliharaan objek wisata. Data tersebut di
negara X yang berwisata ke luar wilayah
atas selanjutnya dinilai dan dianalisis lebih
negara X ( outbound tourist);
lanjut untuk mengetahui potensi objek atau
b. Wisatawan nusantara, yaitu warga negara
kawasan wisata.
Indonesia yang berwisata di dalam negara
Berdasarkan inventarisasi, terdapat 20
Indonesia; dan wisatawan domestik asing,
objek atau kawasan wisata di Kota Sabang.
yaitu warga negara asing yang tinggal di
Meskipun hanya 2 objek dari 20 objek tersebut
Indonesia dan berwisata di dalam wilayah
yang dikelola oleh pemerintah daerah melalui
Indonesia (RUU tentang Kepariwisataan).
Dinas Pariwisata, namun retribusi wisata yang
Sebaran objek wisata di Kota Sabang dikelompokkan sebagai berikut.
diperoleh
belum
mampu
memberikan
kontribusi yang signifikan yaitu hanya sebesar rata-rata 5 persen dari PAD Kota Sabang.
59 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala mengetahui
Inflasi
tingkat
perkembangan
Inflasi adalah kecenderungan dari harga-
kesejahteraan masyarakatnya. Kesejahteraan
harga untuk naik secara umum danterus
masyarakat berusaha dicapai oleh pemerintah
menerus. Akan tetapi bila kenaikan harga hanya
lewat pembangunan. Dengan pembangunan di
dari satu atau dua barang saja tidak disebut
berbagai sektor, diharapkan akan meningkatkan
inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas
output berkualitas dalam bentuk barang dan jasa.
atau menyebabkan kenaikan sebagian besar dari
Dengan
harga barang-barang lain. (Boediono, 1985:161).
pendapatan
Kenaikan harga-harga barang itu tidaklah harus
peningkatan pendapatan perkapita. Akan tetapi,
dengan persentase yang sama. Bahkan mungkin
tentu peningkatan pendapatan perkapita harus
dapat terjadi kenaikan tersebut tidak bersamaan.
seiring dengan distribusi pendapatan yang
Yang penting kenaikan harga umum barang
merata. Bila tingginya pendapatan nasional
secara terus menerus selama suatu periode
merupakan sumbangan dari sebagian besar
tertentu.
masyarakatnya,
demikian,
terjadi
nasional
yang
bukan
peningkatan berarti
sebagian
juga
kecil,
pendapatan perkapita dapat dijadikan indikator Pendapatan Perkapita Pendapatan
untuk menilai kemakmuran suatu negara.
perkapita
adalah
jumlah
pendapatan rata-rata penduduk dalam sebuah
Kurs
negara pada suatu periode tertentu. Biasanya,
Kurs nilai tukar mata uang yang lainnya
dihitung setiap periode satu tahun. Untuk
disebut Kurs, Menurut Krugman (1994:73)
mendapatkan
rata-rata
adalah harga sebuah mata uang dari suatu
penduduk, pendapatan nasional dihitung dari
negara yangdiukur atau dinyatakan dalam mata
jumlah seluruh pendapatan penduduk negara
uang lainnya. Menurut Nopirin (1996 : 163)
tersebut. Oleh sebab itu, jumlah penduduk
Kurs adalah pertukaran antara dua mata uang
praktis akan mempengaruhi jumlah pendapatan
yang
perkapita suatu negara. Pendapatan perkapita
perbandingan nilai/harga antara kedua mata
dapat juga diartikan sebagai jumlah nilai barang
uang tersebut. Menurut Salvator (1997:10) Kurs
dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap
atau nilai tukar adalah harga suatu mata uang
penduduk suatu negara pada suatu periode
terhadap mata uang lainnya
jumlah
pendapatan
tertentu (biasanya 1 tahun). Indonesia
menduduki
berbeda,
maka
akan
mendapat
Terdapat tiga sistem kurs valuta asing peringkat
ke-5
yang dipakai suatu negara, yaitu:
dalam kategori Negara-negara ASEAN. Yang
a. Sistem kurs bebas (floating), dalam
tertinggi dipegang oleh Singapura dan terendah
sistem ini tidak ada campur tangan pemerintah
ditempati
untuk menstabilkan nilai kurs. Nilai tukar kurs
Myanmar.
Dengan
mengetahui
pendapatan perkapita suatu negara, Anda akan Volume 2, No. 4, November 2014
- 60
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ditentukan oleh permintaan dan penawaran
di mana :
terhadap valuta asing.
Nusantara=Jumlah
b. Sistem kurs tetap (fixed), dalam sistem
kunjungan
wisatawan
nusantara ke Kota Sabang
ini pemerintah atau bank sentral negara yang
a=Intercept (konstanta)
bersangkutan turut campur secara aktif dalam
Pendapatan=Pendapatan Perkapita
pasar valuta asing dengan membeli atau
Inflasi=Inflasi
menjual valuta asing jika nilainya menyimpang dari standar yang telah ditentukan.
b)
c. Sistem kurs terkontrol atau terkendali (controlled), dalam sistem ini pemerintah atau bank
sentral
mempunyai
negara
yang
kekuasaan
Untuk Wisatawan Mancanegara Log_Mancanegara = a + Log_Kurs + Log_Acara_Tahunan
bersangkutan
eksklusif
dalam
menentukan alokasi dari penggunaan valuta asing yang tersedia. Warga negara tidak bebas untuk campur tangan dalam transaksi valuta asing. Capital inflows dan ekspor barangbarang menyebabkan tersedianya valuta asing
di mana : Mancanegara = Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Kota Sabang a =Intercept (konstanta) Kurs=Nilai Kurs Acara_tahunan=Acara tahunan pariwisata Di mana:
METODE PENELITIAN Penelitian
ini
1. Jumlah kunjungan wisatawan adalah jumlah bertujuan
untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keseluruhan wisatawan yang datang ke kota sabang dalam tahun tertentu.
kunjungan wisatawan ke Kota Sabang. Data
2. Inflasi merupakan kecendrungan naiknya
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
harga-harga secara umum dalam periode
time series untuk periode 1997-2012.
tertentu di Kota Sabang
Penelitian
ini
model
3. Pendapatan per kapita adalah nilai dari
analisis berganda. Persamaan regresi untuk
barang dan jasa yang dihasilkan dalam
melakukan
yang
perekonomian kabupaten/kota dalam periode
mempengaruhi kunjungan wisatawan di Kota
tertentu atas dasar harga konstan tahun 2000
Sabang adalah sebagai berikut :
dan
analisis
menggunakan
faktor-faktor
dibagi
dengan
jumlah
penduduk
pertengahan tahun. a)
Untuk Wisatawan Nusantara
4. Nilai Kurs diartikan sebagai perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara
Log_Nusantara=a+Log_Pendapatan+ Log_Inflasi
61 -
Volume 2, No. 4, November 2014
lain dalam hal ini ialah dollar Amerika Serikat
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 5.
Acara tahunan pariwisata merupakan
berkunjung
ke
Kota
Sabang
mengalami
kegiatan–kegiatan pariwisata yang dilakukan
peningkatan lagi sebesar 23,28 persen menjadi
oleh kota sabang dalam tahun tertentu.
102.436 orang yang sebelumnya sebesar 75.087 orang. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari
HASIL DAN PEMBAHASAN
membaiknya
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sabang pada tahun 1998 yaitu sebebesar 79,01 dan inflasi terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 3,32 persen.
Kota Sabang mengalami fluktuasi. Pada tahun 1997 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Sabang yaitu sebesar 48.867 orang. Peningkatan terus berlanjut pada tahun 1998 sampai dengan 2001 sebesar 46,26 persen menjadi 90.942 orang. Hal ini dikarenakan pada periode tersebut Aceh mengalami kondisi konfilik yang membuat situasi menjadi tidak kondusif bagi wisatawan yang ingin berwisata di Provinsi Aceh. Kota Sabang adalah salah satu kota yang terkena dampak konfilik tersebut dengan menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Sabang.
wisatawan nusantara
dan
maupun
wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Kota Sabang Dengan kondisi tersebut maka
mengalami
peningkatan
hingga
tahun 2004 sebesar 100.085 orang dan pada 2005
jumlah
wisatawan
kembali
mengalami fluktuasi yang disebabkan pada tahun 2004 terjadi bencana tsunami aceh yang mengakibatkan
wisatawan
mengalami peningkatan sebesar 18,42 persen menjadi 125.578 orang. Pendapatan Perkapita Kota Sabang setiap tahunnya
selalu
meningkat
rata-rata
peningkatan sebesar 4569175 atau 5,149 persen. Perkembangan Nilai tukar rupiah terhadap dollar merupakan salah satu indikator yang penting untuk mengetahui daya beli wisatawan mancanegara di suatu wilayah dalam periode tertentu. Untuk nilai kurs diambil berdasarkan nilai rata-rata Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Aceh di Banda Aceh Perkembangan Nilai Kurs di Aceh tahun 1997-2012. Nilai Kurs setiap tahunnya selalu berfluktuasi rata-rata
Sedangkan pada tahun berikutnya jumlah
tahun
infrastruktur
jumlah wisatawan pada tahun 2007- 2010
Jumlah wisatawan yang berkunjung di
wisatawan
keamanan
kondisi
mancanegara
maupun wisatawan nusantara merasa takut untuk berpergian melakukan kunjungan wisata di kota-kota di provinsi Aceh yang menjadi
peningkatan sebesar 49,18 atau 3,27 persen. Acara faktor
yang
tahunan dapat
pariwisata
merupakan
mendorong
keinginan
wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah atau kota. Acara tahunan Kota Sabang setiap tahunnya selalu meningkat pada tahun 1997 hanya dua even terdata di kota sabang dan terus ditingkatkan hingga pada tahun 2012 menjadi 18 even untuk semakin membuat kota sabang menarik bagi wisatawan.
Daerah Tujuan Wisata (DTW). Pada tahun 2006 jumlah wisatawan yang Volume 2, No. 4, November 2014
- 62
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Hasil Analisis Data
Saran
Pendapatan Perkapita berpengaruh positif
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
dan signifikan terhadap jumlah wisatawan
kesimpulan yang diperoleh dari penelitian
nusantara ke Kota Sabang. Hasil analisis data
ini, maka saran-saran yang dapat diajukan disini
menunjukkan
antara lain: Untuk pemerintah daerah kota
perkapita
bahwa
variabel
mempunyai
pendapatan sebesar
Sabang harus memanfaatkan potensi yang
0.555867, hal ini bermakna bahwa setiap terjadi
menjadi primadona di daerah tersebut agar
penambahan pendapatan perkapita sebesar 1
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
persen
Kota Sabang. Dari hasil penelitian ini dapat
maka
akan
koefisien
menambahkan
jumlah
wisatawan nusantara ke Kota Sabang sebesar
dijadikan
55,6 persen.
pemerintah daerah Kota Sabang tersebut untuk
Jumlah Acara Tahunan di Kota Sabang
indikator
melakukan
survei
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
memberikan
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke
Pemko Sabang.
ekonomi
ekonomi
gambaran
awal
yang
komprehensif
bagi
dapat bagi
Kota Sabang. Hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel Jumlah acara Tahunan di Kota Sabang mempunyai koefisien sebesar 0.955265, hal
ini
bermakna
penambahan
jumlah
bahwa
setiap
acara
tahunan
terjadi yang
diadakan oleh Pemko Sabang maka akan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kota Sabang sebesar 95,5 persen.
Hal ini bermakna bahwa dengan peningkatan pendapatan masyarakat akan
DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, H. Raharjo. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah, Edisi Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik, 2012, Angka, Kota Sabang
Cooper C, Fletcher J, David G, Stephen W. 1998. Tourism: Principles and Practice. New York: Addison Wesley Longman Publishing. Daulay,
M. 1996. Analisis Permintaan Pariwisata Mancanegara Ke Provinsi Sumatera Utara. Tesis Tidak Dipublikasikan, Unsyiah, Banda Aceh.
Dewi,
N. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Wisatawan Malaysia Ke Provinsi Aceh. Tesis Tidak Dipublikasikan, Unsyiah, Banda Aceh.
Gujarati,
D.N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika. Jilid I dan II. Terjemahan Julius A. Mulyadi, Erlangga, Jakarta.
meningkatkan jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke Sabang. Begitu juga halnya dengan acara tahunan semakin banyak
jumlah
acara
tahunan
yang
Sabang Dalam
diadakan oleh Pemda Sabang maka akan mendorong turis turis manca Negara untuk berkunjung ke Kota Sabang.
63 -
Volume 2, No. 4, November 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Hadinoto, K. 1996. Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata. Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta. Igunawati. 2010. Analisis Permintaan Obyek Wisata Tirta Waduk Cacaban Kabupaten Tegal. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Penerbit Andi, Jogyakarta. Spillane, J. 1987. Pariwisata Indonesia Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta : Kanisius. Warpani, P., Surwardjoko dan Indira. 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Penerbit ITB, Bandung.
Kuncoro. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah, Reformasi,Perencanaan, Strategi dan Peluang, Penerbit Erlangga. Jakarta.
Yoeti, O.A. 1999. Pemasaran Pariwisata. Angkasa, Bandung.
Kodyat dan Ramaini. 2000. Pengetahuan Kepariwisataan. Alfabeta, Bandung.
Zaenal, S. 2006. ”Analisis Permintaan Objek Wisata Dataran Tinggi Dieng”. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Universitas Diponegoro Semarang, Semarang.
Mc.Eachern, W. 2000. Ekonomi Mikro. Salemba Empat. Terjemahan. Sigit Triandaru, Jakarta. Mulyana, I. 2009. Pasar Pariwisata. Ciamis, Jabar. Nachrowi, N.D dan Usman, H. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometrik. PT. Thedryden Press Hindele, Jakarta. Nophirin. 2004. Ekonomi Pariwisata. Jakarta. Nurjannah. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kedatangan Wisatawan Mancanegara Ke Provinsi Sumatera Utara. Tesis Tidak Dipublikasikan, Unsyiah, Banda Aceh Salma, I.A., dan Indah S. 2004. Analisis Permintaan Objek Wisata Alam Curug Sewu, Kabupaten Kendal dengan Pendekatan Travel Cost. Jurnal Dinamika Pembangunan, Vol 1 No. 2/Des 2004. Samuelson, W. A., William, D. Norghaus. 1998. Economics. Mc. Grow Hill. Suprianto, J. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Volume 2, No. 4, November 2014
- 64