Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Anak di Kabupaten Ogan Komering Ulu
Telah memperbaiki tesis basil ujian. Palembang,
Agustus
2007
Ketua Program Studi, Ilmu Ek
om,
Dr.Bemade
e Robiani,M.Sc.
N IP . 1 3 1 8 4 4 0 3 8
IV
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Brigmand
NIM
: 70062004023
Program Studi
: Ilmu Ekonomi
Bidang Kajian Utama
: Perencanaan Sumber Daya Manusia
Menyatakan dengan sesungguhhya bahwa:
1.
Seluruh
data,
informasi,
kesimpulan
yang
sumbemya,
adalah
interpretasi
. disaj ikan
dalam
merupakan
serta
karya
hasil
pemyataan ilmiah
ini,
pengamatan,
dalam
pembahasan
kecuali
penelitian,
yang
dan
disebutkan
pengolahan,
serta
pemikiran saya dengan pengarahan dari para pembimbing yang ditetapkan.
2.
Karya
ilmiah
yang
saya
tulis
ini
adalah
asli
dan
belum
pernah
diajukan
untuk
mendapat gelar akademik, baik di Universitas Sriwijaya maupun di perguruan tinggi lainnya.
Demikian
pernyataan
ini
dibuat
dengan
sebenar-benarnya
dan
apabila
dikemudian
hari
ditemukan adanya bukti ketidakbenaran dalam pernyataan tersebut diatas, maka saya bersedia menerima sangsi
akademis berupa pembatalan gelar yang
saya peroleh melalui pengajuan
karya ilmiah ini.
Palembang,
Agustus
2007
. Yang membuat pemyataan
v
ABSTRACT
The objective of this research is to find out quality
of
variables
children's
studied
education
were
parent's
in
Ogan
function.
Data
used
Komering
occupation,
expenditure for children's education. production
the influences of socio-economic variables on the
in
Ulu
parent's
Regency.
educational
The
socio-economic
attainment,
and
family
This research was based on the theory of education
this
research
were
primary
data
which
were
obtained
directly from parents or heads of family in District of Baturaja Timur and Baturaja Barat. The analysis method used in this research was ordinary least square method with application of 2
SPSS Version 1 5 . Using the significance rate a =5% which is found R =0,366, the regression indicated
that
all
variables
significantly
influenced
on
the
quality
of children's.
Thus,
it
recommended to do the further research to find out of the influences of other variables on the quality of educational of children.
Key
words:
parents'
occupation,
parents'
educational
education production function
vi
attainment,
family
expenditure,
ABSTRAK
Tujuan
penelitian
ini
adalah
untuk
mengetahui
pengaruh
variabel
kualitas pendidikan anak di Kabupaten Ogan Komering Ulu.
sosio-ekonomi
Variabel
terhadap
sosio-ekonomi yang
menjadi objek penelitian ini adalah variabel pekerjaan orang tua (kepala keluarga), pendidikan orang
tua,
dan
pengeluaran
rumah
tangga
untuk
biaya
pendidikan
anak.
Penelitian
ini
didasarkan pada teori fungsi produksi pendidikan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer
langsung diperoleh
dari
responden
(orang tua atau
kepala keluarga)
di
Kecamatan Baturaja Timur dan Baturaja Barat. Metode yang digunakan untuk menganalisis data
adalah
metode
kuadrat
terkecil
dengan
aplikasi
Program
SPSS
versi
15.
Dengan
2
menggunakan
taraf signifikan
a. =5%
dengan
bahwa semua variabel
sosio-ekonorni
anak.
direkomendasikan
Oleh
karena itu,
hasil
berpengaruh
R =0,366,
signifikan
hasil
regresi
terhadap
untuk dilakukan penelitian
menunjukkan
kualitas pendidikan
lebih
lanjut mengenai
variable-variabel lainnya yang berhubungan dengan kualitas pendidikan anak,
Kata kunci: jenis pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pengeluaran pendidikan, teori fungsi produksi pendidikan
vii
KATA PENGANTAR
Assalammu 'alakum warahmatullahi wabarakatuh Pengembangan suatu
negara.
sumber
Pendidikan
daya
sebagai
manusia
salah
satu
(SDM) -bentuk
merupakan
titik
berat
pengembangan mutu
pembangunan
SDM,
sehingga
pendidikan merupakan sektor yang sangat penting dalam proses pembangunan tersebut. Di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, pada umumnya permasalahan muncul dalam topik pembiayaan pendidikan sehingga perlu dilakukan pemilihan diantara berbagai tingkat jenis pendidikan. Indonesia.
Rendahnya kualitas
Ketertinggalan kualitas
SDM
SDM merupakan sisi
yang
ditanamkan
lain dari permasalahan
lebih rendah
bila dibandingkan
dengan nilai investasi yang ditanamkan oleh negara-negara maju dalam jangka waktu yang sama. Investasi SDM melalui pendidikan harus disadari oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta
maupun
pendidikan,
keluarga.
kebijakan
Pemerintah
pemerintah
adalah
juga
pendukung
mendorong
utama
terhadap
partisipasi
kelangsungan
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan pendidikan secara eksplisit yaitu dalam bentuk penyediaan biaya pendidikan, oleh
karena
itu
masyarakat
terutama
orang
tua
ikut
berpartisipasi
aktif dalam
berbagai
kegiatan sekolah baik pemikiran, tenaga dan finansial. Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
jenis
pekerjaan
kepala
rumah
tangga, pendidikan kepala rumah tangga, dan pengeluaran pendidikan berpengaruh sign.ifikan terhadap kualitas pendidikan anak di kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU). Jenis pekerjaan orang tua berpengaruh signifikan disebabkan karena dengan perbedaan pekerjaan orang tua yang bekerja sebagai PNS akan lebih memperhatikan belajar anaknya dibandingkan dengan yang
bukan
bantuan untuk
PNS.
Pendidikan
orang
tua
dalam hal belajar baik langsung
anak
menunjukkan
pendidikan anak.
faktor
yang
juga
memepengaruhi
maupun tidak paling
siswa
langsung.
dominan
dalam
memberikan
Pengeluaran pendidikan
berpengaruh
terhadap
kualitas
Pengeluaran pendidikan yang lebih tinggi menyebabkan rata-rata kualitas
pendidikan anak lebih tinggi daripada pengeluaran yang lebih rendah. Berdasarkan basil temuan tersebut, disarankan implikasi kebijakan
dari program yang
telah ada dari pemerintah seperti Bantuan Operasional Siswa (BOS) salah satunya bertujuan untuk mengurangi beban bagi bagi orang tua terutama keluarga miskin, namun pelaksanan BOS baru sampai pada tingkatan SL TP jadi untuk selanjutnya perlu langkah lebih lanjut untuk juga memberikan BOS untuk SLTA. Semoga
hasil
penelitian
ini
bermanfaat
dan
dapat
menjadi
bahan
masukan
bagi
Pemerintah dalam merumuskan berbagai kebijakan di bidang ekonomi, khususnya kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan sumber daya manusia. diucapkan terima kasih.
Atas perhatian dari
·
Palembang,
Penulis
viii
Agustus
2007
pembaca,
UCAPAN TERIMA KASlli
Alhamdulillah, puji syukur
kepada Allah SWT karena hanya atas limpahan rahmat
clan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.
Menyadari
kekurangan dan keterbatasan diri pribadi, penulis banyak meminta dan mendapatkan bantuan dalam penulisan tesis ini, baik bantuan moral maupun spiritual, baik secara lansung maupun tidak langsung sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Atas semua bentuk bantuan yang telah diberikan kepada penulis, semoga mendapat ganjaran dan imbalan
dari
Yang Maha Kuasa, dan penulis mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya terutama kepada : 1.
lbu
Dr.
Syamsurijal.
AK
dan
Bapak
Drs.
Bambang
Bemby.
S,
M.A
selaku
pembimbing yang telah memberikan koreksi, bimbingan dan arahan. 2.
Bapak
Dr.
Azwardi,
M.Si.,
Thu
Dr.
Bernadette
Robiani,
M.Sc.,
dan
Bapak
Drs.
Syaipan Djambak, M.Si selaku dosen penguji tesis yang telah memberikan masukan berupa kritik dan saran untuk penyempurnaan tesis ini. 3.
Pihak
Pusbindiklatren
Bappenas
yang
telah
memberikan
beasiswa
sehingga
dapat
melanjutkan studi ke jenjang S2 clan berhasil meraih gelarMagister Sains. 4.
Bupati Ogan Komering Ulu yang telah memberikan izin tugas belajar dan bantuan materi.
5.
lbu
Dr.
Program
Bernadette
Robiani,
M.Sc.
Pascasarjana Universitas
selaku
Ketua
Sriwijaya yang
Program
Studi
Ilmu
telah memberikan
Ekonomi
dorongan
dan
motivasi. 6.
Bapak-bapak
dan
Ibu-ibu
Pascasarjana Universitas
dosen
pengajar
pada
Program
Studi
Ilmu
Ekonomi
Sriwijaya yang telah mengajarkan ilmu ekonomi sehingga
penulis memperoleh tambahan ilmu dan mampu memperluas wawasan berpikir.
7.
lstriku
Jusefta
Fitrianti
&
Anakku
Kei'
tercinta,
Papa
dan
Mama,
Pa
dan
Mama
Mertua, serta Saudaraku (Yuk Eni, Ita, Mila) dan Suami, Chindhi, Kak Fin dan Kak Iwan, Ve, 8.
terima kasih untuk do'a, dukungan, cinta, dan kasih sayang kalian
Rekan-rekan mahasiswa kelas Bappenas angkatan 2006:
Pak Abu Shohib, Adi Irawan,
Alexander, Mas Dian Aryogo S, Yuk Endang Kurniati, Mas Triyono, Kak M. Refli, Yuk Rosa Gitaria, Kak Subhan Pardi, Kak Syaparul Anwar terima kasih atas segala bantuan dan kebersamaan selama penulis menempuh pendidikan di
Program
Studi
Ilmu Ekonomi Pascasarjana Universitas Sriwijaya. 9.
Staf
PSI E,
staf
Perpustakaan
PPS
Unsri
serta
berbagai
pihak
yang
tidak
dapat
disebutkan satu persatu yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan S2 di Pas casarjana Universitas Sriwijaya.
mutu SDM, sehingga pendidikan merupakan sektor yang sangat penting dalam proses
pembangunan tersebut. Di negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, pada
umumnya permasalahan muncul dalam topik pembiayaan pendidikan sehingga perlu
dilakukan pemilihan diantara berbagai
tingkat jenis
pendidikan,
khususnya dalam
pendidikan formal (Triaswati, 1 9 9 7 : 523).
Rendahnya kualitas SDM merupakan sisi lain dari permasalahan Indonesia.
Ketertinggalan
kualitas
SDM
yang
ditanamkan
lebih
rendah
bila
dibandingkan
dengan nilai investasi yang ditanamkan oleh negara-negara maju dalam jangka waktu
yang sama. Kualitas SDM antara lain ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan
produktivitas
yang
direalisaikan
dengan
basil
kerja
atau
kinerja
baik
secara
perorangan maupun kelompok, sehingga pendidikan dapat memainkan perannya dan
mempunyai konstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi (Djoyonegoro: 1 9 9 5 : 5) .
Investasi
SDM
melalui
pendidikan
pemerintah, swasta maupun keluarga.
kelangsungan
pendidikan,
harus
disadari
oleh
semua
ihak,
p
baik
emerintah adalah pendukung utama terhadap
P
kebijakan
pemerintah
juga
mendorong
partisipasi
masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan secara eksplisit yaitu dalam
1
bentuk
2
penyediaan biaya pendidikan,
berpartisipasi
aktif dalam
oleh karena
berbagai
itu masyarakat terutama orang tua ikut
kegiatan
sekolah
baik
pemikiran,
tenaga
dan
finansial (Ardiansyah, 2007).
Investasi SDM dimaksudkan untuk meningkatkan nilai ekonomi di masa yang
akan datang melalui pengorbanan yang dilakukan pada saat sekarang. Pendidikan erat
kaitannya
dengan
tanggungan
dan
tingkat
faktor
penghasilan
lain
yang
keluarga,
berhubungan
pendidikan
dengan
orang
tua,
jumlah
itu
sendiri
pendidikan
(Susilowati, 2001 ).
Biaya investasi
langsung.
pendidikan
Biaya
dalam pendidikan mencakup
langsung
termasuk
uang
dalam
pangkal
pendidikan
dan
uang
biaya
adalah
ujian
,
langsung
uang
biaya
dan
sekolah,
buku
biaya tak
iuran-iuran
teks
dan
biaya
transportasi. Biaya tidak langsung mencakup biaya atas kesempatan kerja yang hilang
karena
belajar
(forgone
earning)
atau
merupakan
nilai
uang
dari
waktu
yang
digunakan untuk belajar.
Pada tahun 2005 kabupaten Ogan Komering Ulu yang merupakan salah satu
bagian dari provinsi Sumatera Selatan mempunyai jumlah penduduk 294.774 orang,
dengan struktur penduduk terbanyak p.ada kelompok usia 5-9 tahun sebanyak 34.594
orang, 1 0 - 1 4 tahun sebanyak 39.487 orang dan kelompok usia 1 5 - 1 9 tahun
37.723
orang
serta kelompok
usia
20-24
tahun
berjumlah
27.626
orang.
sebanyak
Struktur
penduduk tersebut terlihat bahwa kelompok usia terbanyak pada usia sekolah dalam
hal ini dari sekolah dasar (SD) sampai dengan tingkat perguruan tinggi (OKU dalam
angka 2005).
3
Berdasarkan data tersebut diketahui juga bahwa pada kelompok usia sekolah
dasar
sebanyak
95,56
menengah pertama
persen penduduk
yang
persentasenya menurun
bersekolah,
menjadi
87,73
kelompok
persen,
usia
sekolah
kelompok usia
sekolah menengah atas 52, 14 persen sedangkan sisanya pada kelompok usia sekolah
tinggi hanya 7,42
persen.
Perbedaan yang mencolok perhatian pada sekolah yang
tingkatannya lebih tinggi dari SD,
bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka
jumlah pendaftaran pada sekolah juga semakin menurun.
Data
BPS
berupa
Indeks
Pembangunan
. .
Manusia
(IPM)
tahun
2005
memperlihatkan bahwa kabupaten Ogan Komering Ulu menduduki peringkat ke-172
secara
nasional,
sebelumnya.
Ini
yang
juga
cenderung
terus
menunjukkan
turun
bahwa
dibandingkan
IPM
yang
salah
pada
tahun-tahun
satu
indikatomya
pendidikan menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Selanjutnya
sebagaimana diketahui pembiayaan pendidikan
dilakukan baik
oleh pemerintah maupun masyarakat dalam hal ini rumah tangga. Faktor pembiayaan
pendidikan merupakan faktor dari
dapat
mempengaruhi
prestasi
dalam rumah tangga (home resource)
akademik
siswa.
Keeves
(1975:
sehingga
439-460)
melihat
home-resource yang mempengaruhi prestasi akademik siswa dari tiga dimensi yaitu
dimensi struktural, dimensi proses dan dimensi sikap.
Dimensi struktural yang meliputi tingkat pendidikan orang tua, penghasilan
orang
dan
besarnya
antara
orang
tua,
interaksi
keluarga.
tua
dan
Sementara
anak
serta
dimensi · proses
alokasi
waktu
meliputi
orang
intensitas
tua
dalam
memperhatikan pendidikan anak. Sementara dimensi sikap meliputi sikap orang tua
4
dan harapan orang tua terhadap pendidikan anak. Jika orang tua mempunyai sikap
positif terhadap
pendidikan
anaknya
atau
mempunyai
harapan
masa
depan
yang
positif terhadap pendidikan anak.
Berdasarkan
pembahasan
lebih
pada
lanjut
model
akan
yang
dikembangkan
dipusatkan
pada
oleh
pertanyaan
Keeves
sampai
tersebut
seberapa jauh
indikator dari dalam rumah tangga (home resource) mempunyai pengaruh terhadap
prestasi
akademik
siswa
digunakan pada status
sebagai
sosial
salah
ekonomi
satu
orang
hasil
tua,
pendidikan.
waktu
di
lndikator
yang
luar jam sekolah dan
ketersediaan sumber belajar di rumah.
Home resource sebagai determinan terhadap prestasi akademik siswa dapat
dikategorikan dalam dua tipologi. Tipologi pertama dikenal dengan the British school
typologi
memusatkan
Tipologi
kedua yang
proses
belajar
yang
salah
satunya
disebut
terjadi
pada tingkat
dengan
di
rumah
the
status
Chicago
dan peranan
sosial
school
ekonomi
keluarga.
typology meningkatkan
orang tua
dalam
menciptakan
suasana kondusif terhadap kegiatan belajar anak.
Sependapat dengan Keeves Glasman dan Biniaminov (dalam Indriyanto, 2 0 0 1 :
3) juga mengindentitifikasi ketiga dimensi
prestasi
akademik
siswa.
Investasi
home
pendidikan
resource
yang
ini
sebagai
dilakukan
orang
determinan
tua
anaknya berkaitan erat dengan penghasilan yang didapat oleh orang tua.
untuk
Ada dua
argumentasi bagaimana penghasilan orang tua berpengaruh·terhadap pendidikan anak.
Pertama,
orang tua dengan pendapatan tinggi
akan memberikan nilai
yang tinggi
terhadap pendidikan anaknya. Kedua, oleh karena itu mereka akan berupaya untuk
5
rnenyediakan berbagai kebutuhan belajar anak di rurnah dan rnencari sekolah yang
terbaik untuk anaknya (Niles, 1 9 8 1 :
Selain
tingkat
rnernpengaruhi
419).
penghasilan
kedudukan
orang
orang
tua,
dan
oleh
tua
pengeluaran dibidang jasa terrnasuk pendidikan.
tingkat
karena
pendidikan
itu
akan
juga
akan
rnernpengaruhi
Semakin tinggi tingkat pendidikan
sernakin tinggi penghasilan rnaka akan sernakin besar pengeluaran untuk pendidikan
anak (Michael dan Becker, 1 9 7 3 : 378-396).
Laporan hasil Ujian Nasional
(UN)
kabupaten
Ogan Kornering Ulu tahun
pelajaran 2005/2006 menunjukkan bahwa untuk tingkat provinsi
yang terdiri dari 1 3 kabupaten/kota, tingkat ketidaklulusan
untuk tingkatan SL TA.
Sedangkan untuk prestasi
rata-rata ujian nasional (UN) sebagai berikut:
peringkat
10,
peringkat
8.
3.
SMK
peringkat
Berdasarkan
data
7,
ini
4.
Surnatera Selatan
peserta rata-rata 2 persen
akademik yang diukur dari nilai
1 . SMA IPA peringkat 7, 2. SMA IPS
Madrasah
Aliyah
terlihat bahwa prestasi
IPA
dan
IPS
berada
di
akademik untuk tingkat
SLTA di kabupaten Ogan Komering Ulu masih berada di dibawah kabupaten kota
lainnya.
1.2.
Rurnusan Masalah
Berdasarkan
adalah
apakah
pekerjaan
latar
belakang
pengeluaran
di
atas
pendidikan,
yang
pendidikan
kepala rurnah tangga berpengaruh
Ogan Komering Ulu.
menjadi
terhadap
perrnasalahan
kepala
rurnah
kua1itas
anak
penelitian
tangga,
di
jenis
kabupaten
6
1.3
Tujuan Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
pengeluaran pendidikan,
ntuk
menganalisis
pendidikan kepala rumah
dan
mengetahui
tangga, jenis
pengaruh
pekerjaan
kepala
rumah tangga berpengaruh terhadap kualitas anak di kabupaten Ogan Komering Ulu
berpengaruh terhadap kualitas anak di kabupaten Ogan Komering Ulu.
1.4.
1.4.1.
Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Sebagai bahan masukan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
pada bidang kajian Perencanaan Sumber Daya Manusia melalui berbagai pendekatan
teoritis, temuan dan rekomendasi penelitian lanjutan dan perbandingan bagi penulis
lain yang ada kaitan dengan penulisan ini
1.4.1
Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan diperoleh berbagai informasi
mengenai
analisis pengeluaran pendidikan, pendidikan kepala rumah tangga, jenis
pekerjaan kepala rumah tangga berpengaruh
terhadap
kualitas
anak
di
kabupaten
Ogan Komering Ulu yang dapat digunakan Pemerintah Daerah dalam mengambil
kebijakan yang berkaitan dengan hal tersebut diatas.
BAB II TINJAUAN PUSTAl(A
2.1.
Landasan Teori
2.1.1.
Teori lnvestasi Modal Manusia
Konsep pendidikan sebagai sebuah investasi (education as investement) telah
berkembang
secara
pembangunan
pesat
sektor
dan
semakin
pendidikan
diyakini
merupakan
oleh
prasyarat
setiap
kunci
negara
bagi
bahwa
pertumbuhan
sektor-sektor pembangunan lainya. Konsep tentang investasi · sumber daya manusia
(human capital investment) yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi (economic
growth),
sebenarnya
telah
mulai
dipikirkan
sejak
jaman
Adam
Smith
(1776),
Heinrich Von Thunen (1875) dan para teoritisi klasik lainnya sebelum abad ke
19
yang menekankan pentingnya investasi keterampilan manusia (Indriyanto, 2002).
Menurut pelopor teori modal manusia antara lain Mincer, Becker, dan Ben
Porath
memandang
memberikan
manusia
teori
pendidikan
landasan
didefinisikan
maupun konsumsi
sebagai
mengenai
sebagai
seluruh
investasi
investasi
kegiatan
modal
modal
yang
manusia.
manusia.
Becker
(1993)
Investasi
modal
mempengaruhi
pendapatan
di masa yang akan datang dengan meningkatkan sumber daya
manusia . Bentuk investasi ini mencakup sekolah, kegiatan pelatihan dan pekerjaan,
kesehatan, migrasi dan mencari informasi mengenai harga pendapatan dan konsumsi,
seluruhnya
mempengaruhi
keterampilan,
pengetahuan
meningkatkan pendapatan dan konsumsi di kemudian hari.
7
atau
kesehatan
sehingga
8
Theodore
Schultz
(dalam
Rachbini,
2000)
melalui
kajian-kajiannya
menekankan pentingnya investasi sumber daya manusia dalam proses pembangunan.
Dengan mengutip perkiraan yang dilakukan Denison, Schultz melihat bahwa kegiatan
penclidikan mampu menyumbang sekitar 0,35 persen terhadap pertumbuhan ekonomi
per
tahun
Amerika
Serikat
pada
tahun
1909
sampai
tahun
1929.
Konstribusi
pendiclikan tersebut meningkat menjadi 0,67 persen dalam periode tahun 1929 sampai
1957.
Dalam
meningkat jika
pandangan
teori
dilakukan
Human
sejumlah
Capital,
investasi.
kualitas
sumber
Peningkatan
daya
manusia
daya
manusia
sumber
clipengaruhi oleh endidikan, kesehatan dan keamanan (Ananta, 1990: 3) Selanjutnya
menurut Ananta, investasi sumber daya manusia tidak saja meningkatkan modal mutu
manusia yang telah ada, tetapi juga untuk menjaga modal manusia yang telah ada,
karena
modal
manusia
disamping
dapat
ditingkatkan,
juga
dapat
mengalami
penyusutan.
Selanjutnya Ben Porath (dalam Triaswati, 1997: 527) menawarkan spesifikasi
struktural
fungsi
produksi
rumah
tangga
yang
lebih
akurat
untuk
menganalisis
akumulasi optimum modal manusia. la menunjukkan bahwa pendapatan sepanjang
daur
hidup
dipengaruhi
oleh
fungsi
menerangkan penawaran atau kondisi
produksi
modal
biaya investasi
manusia.
modal
Bentuk
manusia.
fungsi
ini
Ben Porath
menitik beratkan pada pendapatan yang terlihat bukan pada 'pendapatan yang tidak
terlihat dan tingkat pengembalian yang terkandung didalamnya.
9
Heckman ( 1 9 7 6 : 1 1 -4 4 ) mengembangkan model
daur hidup penawaran
tenaga kerja Model ini mencakup model Ben Porath sebagai kasus khusus. Berbeda
dengan Ben
Porath,
Heckman memperlakukan,
pendapatan,
konsumsi
dan benefit
yang bersifat bukan pasar dari pendidikan. Modal manusia sebagai sumber langsung
bagi
benefit
konsumsi
karena
peningkatan
modal
efektivitas
penggunaan
waktu
seseorang.
2.1.2.
lnvestasi Modal Manusia untuk Bidang Pendidikan Formal
Menurut
Becker
(1993: 17-19)
teori
modal
manusia
sangat
behubungan
dengan teori benefit dan cost. Salah satu investasi modal manusia yang berhubungan
dengan pengeluaran cost dimasa sekarang adalah investasi untuk pendidikan. Asumsi
dasar
bahwa
meningkatkan
pendidikan
pengetahuan,
akan
meningkatkan
keterampilan
dan
pendapatan
cara
karena
mengatasi
pendidikan
masalah.
Proses
investasi sumber daya manusia diawali dengan keputusan memiliki anak atau tidak.
Dari sisi ilmu ekonomi Harvey Labenstein (dalam Rosmiati dan Bobby, 2002: 2 1 3 )
menyatakan bahwa keputusan seseorang ingin memilki anak didasarkan pendekatan
biaya dan manfaat dari anak tersebut (Benefit dan Cost of Children Aproachy secara
garis besar memiliki anak mempunyai nilai:
a. Nilai anak itu sendiri (nilai kepuasan dan kebanggaan)
b. Sebagai sumber tenaga kerja I sember pendapatan dimasa akan datang
c. sebagai jamian hidup dihari tua kedua orang tuannya
10
Sementara
itu
biaya
yang
harus
dikeluarkan
untuk
memelihara
anak
(biaya pemeliharaan anak meliputi antara lain:
a.
Biaya selama di dalam kandungan
b.
Biaya pada saat melahirkan
c.
Biaya pemenuhan kebutuhan hidup anak (konsumsi)
d.
Biaya pendidikan, kesehatan dan rekreasi serta lainnya
Sehubungan
dengan
hal
itu
berarti
bahwa
akan · sangat
rasional
apakah
manfaat yang yang diterimanya nanti akan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan.
Apabila seseorang menginginkan investasi yang lebih besar maka ia harus rela untuk
mengeluarkan
biaya
investasi
demi
terjaganya
Timbul permasalahan kemudian adalah apabila
kualitas
dari
invetsasi
tersebut.
biaya pememliharaan anakjauh lebih
tinggi dari perkiraan asumsi sebelumnya maka akan mengakibatkan turunnya nilai
investasi. Ini berarti juga bahwa revenue yang diharapkan akan lebih rendah atau
dengan kualitas sumber daya manusia di masa akan datang akan lebih rendah dari apa
yang kita harapkan saat ini.
2.1.3.
Teori Fungsi Produksi Pendidikan
Pendekatan
pendidikan
disebut
ekonomi
fungsi
moderen
produksi
yang
menjadi
pendidikan
faktor
(Education
penentu
Function
hasil
dari
Production).
Berawal di Amerika Serikat pada akhir tahun 1960-an. Menurut Coleman et.al (dalam
Leclercq, 2 0 0 5 : 1 4 )
di Amerika Serikat, latar belakang keluarga dan komposisi anak
di sekolah mempunyai dampak yang besar terhadap hasil
dari pendidikan.
Begitu
11
juga
dengan
laporan
Rutter
et
al
beberapa · dekade
selanjutnya
di
Inggris
menunjukkan bahwa keadaan rumah tangga, latar belakang ekonomi keluarga, dan
kemampuan perorangan juga secara signifikan mempengaruhi hasil dari pendidikan.
Penelitian-penelitian
yang
menggunakan
pada umumnya mengukur hubungan
teori
antara input
fungsi
dan
output.
produksi
Teori
pendidikan
tersebut juga
mengasumsikan bahwa faktor-faktor sekolah (in-school factor) dan faktor lainya (out
school factor). Gordon dan Breivogel (dalam Indriyanto 2002:3) memusatkan pada
faktor-faktor sekolah (in-school factor) yang menguji hubungan antara kualitas dan
kuantitas seperti guru, administrasi sekolah, sarana dan prasara pendidikan dengan
prestasi
akdemik
perhatian pada
siswa.
Dilain
pihak
Hanushek
(1981:351-388)
memusatkan
faktor lainya (out-school factor), menguji antara harapan orang tua,
penghasilan orang tua, dengan prestasi akademik siswa.
2.2
Penelitian terdahulu
Triaswati (1997: 530-533) mencoba memadukan teori modal manusia dalam
analisis keluarga, khususnya untuk memperoleh fungsi permintaan sekolah bagi anak.
Model yang dikemukakan adalah 'antargenerasi" yaitu terdiri dua generasi, orang tua
dan anak. Studi ini memecahkan permasalahan optimisasi keluarga, dengan orang tua
sebagai
semakin
pengambilan
besar
keputusan
tingkat
dalam
kepuasan
keluarga.
orang
tua.
didefinisikan secara sempit ·sebagai pendidikan.
Semakin
Dalam
tinggi
model
ini,
modal
modal
manusia,
manusia
12
Asumsi dasar dalam model
ini
adalah unit analisis rumah tangga dan
pengambilan keputusan adalah kepala rumah tangga. Periode waktu dalam model ini
adalah
waktu
kehidupan
orang
tua,
yang
dibagi
dalam
tiga
periode:
(a)
waktu
investasi, yaitu periode orang tua membelanjakan uang untuk pendidikan anaknya (b)
periode ketika orang tuanya masih bekerja namun sudah tidak membelanjakan uang
untuk pendidikan anaknya; (c) waktu pensiun, ketika orang tuanya tidak bekerja lagi
dan tidak membelanjakan uang untuk pendidikan anaknya.
Asumsi
selanjutnya
adalah
tidak
ada
pasar
untuk
meminjam
uang
untuk
tujuan pembiayaan modal manusia. Sumber dana bagi pendidikan anak berasal dari
keluarga atau pendapatan keluarga setelah pajak, pendapatan anak setelah pajak dan
subsidi pemerintah. Biaya pendidikan anak terdiri dari 'biaya langsung' yaitu uang
sekolah, iuran-iuran sekolah, buku, peralatan sekolah serta biaya lainnya termasuk
transportasi; dan biaya 'tidak langsung' yaitu nilai uang dari waktu belajar. Tingkat
bunga
pinjaman
uang
untuk
keperluan
konsumsi
sama
dengan
tingkat
bunga
meminjamkannya, yaitu sebesar r. Jika orang tua menganggap sekolah anak sebagai
barang konsumsi dan barang investasi, maka permasalahan yang dihadapi orang tua
adalah memaksimumkan fungsi Utiliti keluarga.
Tingkat
kepuasan
semakin panjang,
orang tua akan bertambah jika waktu
bersenang-senang
dan semakin banyak total konsumsi keluarga termasuk semakin ·
tinggi pendidikan anak.
Penurunan fungsi permintaan untuk sekolah menunjukkan
bahwa tidak hanya harga sekolah per unit atau uang barang dan jasa selain sekolah
dan nilai uang dari waktu belajar Aan ·hekerja, oleh karena itu permintaan sekolah
13
bagi anak-anak yang berasal dari kelompok miskin akan sangat dipengaruhi oleh
nilai uang, waktu bekerja, dan nilai uang waktu belajar (forgone earning) mereka.
Apabila kondisi pendapatan keluarga miskin ini terbatas, maka dengan mudah mereka
akan meninggalkan bangku sekolah untuk mencari nafkah bagi keluarganya.
Raut dan Trans
(1997
:24)
dalam penelitian tentang motif investasi modal
manusia dalam hal ini bidang pendidikan pada anak mengembangkan dua buah model.
Pertama, yaitu investasi dianggap pinjaman dan pengembaliannya diputuskan oleh
orang tua.
Kedua,
orang tua memutuskan berapa banyak jumlah uang yang ingin
mereka investasikan untuk anak-anaknya dan anak-anak mereka memutuskan sendiri
berapa yang akan dikembalikan ke orang tua jika mereka sudah dewasa. dan bekerja.
Penemuan
dengan
mereka
pendapatan
bahwa
anaknya
dan
usia
pendapatan
tingkat
orang
pendidikan
tua
anak
berkorelasi
tidak
negatif
signifikan
yang
diestimasi model transfer dari anak ke orang tua, dengan pinjaman timbal balik. Pola
transfer menjawab
keraguan
hipotesis
ini.
Selain
itu,
mereka menemukan jumlah
anak adalah determinan yang signifikan pada tingkat investasi pada masing-masing
anak.
Susilowati
(2001)
dalam
penelitian
untuk
mengetahui
hubungan
antara
pendapatan orang tua dengan tingkat pendidikan anak dan tingkat pendidikan orang
tua. dengan tingkat pendidikan anak.
Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat
kesimpulan
tingkat
yaitu
hubungan
antara
pendapatan. keluarga
dengan
tingkat
pendidikan anak dari perhitungan menunjukkan hubungan yang negatif Hubungan
14
ini
menyatakan
bahwa
semakin
tinggi
tingkat
pendapatan
keluarga
maka
semakin rendah tingkat pendidikan anak.
Selanjutnya Kingdon dan Aslam (2005) menguji dua pertanyaan yang terpusat
kepada alokasi
sumberdaya literatur intra-household
daya rumah tangga
yaitu
apakah
alokasi
untuk bidang pendidikan di Pakistan pengeluaran untuk
sumber
laki-laki
lebih besar dibanding wanita dan apakah dapat menjelaskan ketidakmampuan dari
pendekatan kurva Engel standard untuk mendeteksi bahwa diskriminasi itu ada.
Seigner
(1986
:
153-186)
yang melakukan
study tentang hubungan
faktor
status sosial ekonomi orang tua dengan prestasi akademik siswa menemukan bahwa
hubungan kedua variabel tersebut positif dan signifikan. Studi serupa dilakukan oleh
Fatheringham
dan
Creat
(1980
:
3 1 1 : 3 1 7 ) juga
menemukan
bahwa
status
sosial
ekonomi orang tua diukur dengan pendidikan orang tua dan prestasi akademik siswa
juga menemukan adanya korelasi positif dari kedua variabel tersebut.
Lookheed et.
al.
(1989
: 239-26) melakukan studi di Thailand dan Malawi
juga menemukan variabel tingkat pendidikan orang tua dan jenis pekerjaan orang tua
mempunyai sumbangan terhadap prest�i akademik siswa.
2.3.
Kerangka Berpikir
Kualitas
produktivitas
SDM
yang
antara
lain
direalisaikan
ditandai
dengan
dengan
hasil
adanya
kerja
atau
unsur
kreativitas
kinerja
baik
dan
secara
perorangan maupun kelompok, sehingga pendidikan dapat memainkan perannya dan
mempunyai konstribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
15
Berdasarkan berbagai pandangan teori
yang
dikemukakan
sebelumnya
dan penelitian terdahulu maka secara skematis kerangka pemikiran dalam penelitian
ini
dapat digambarkan sebagai berikut:
;;:,,
Pengeluaran
;;:,,
Pendidikan Kepala Rumah Tangga
Pendidikan
Kualitas Anak �
(Prestasi Akademik)
;;:,,
Jenis Pekerjaan Kepala Rumah
Gambar 2 . 1 Kerangka Berpikir
C.
Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga variabel pengeluaran pendidikan,
Pendidikan kepala rumah tangga, Jenis pekerjaan kepala rumah tangga, berpengaruh
positif terhadap kualitas anak.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di kabupaten Ogan Komering Ulu yaitu pada Kecamatan
Baturaja Barat dan Baturaja Timur. Adapun pemilihan lokasi penelitian ini karena di
kedua
kecamatan
ini
mempunyai jumlah
penduduk
sebanyak
38%
dari
populasi
rumah tangga yang ada di Kabupaten OKU (data diolah dari OKU dalam angka 2005).
Hal lain yang mendasari penelitian di sini adalah sebagian besar sekolah yang ada di
kabupaten OKU berada di kecamatan Baturaja Timur dan Baturaja Barat.
3.2.
Metode Penentuan Sampel
Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga.
diambil dalam penelitian ini adalah kepala
Sampel yang akan
rumah tangga yang mempunyai anak telah
menamatkan sekolah SL TA, dengan satu atau lebih sumber keuangan, jenis pekerjaan
kepala keluarga.
Krejcie dan Morgan dalam Uma Sekaran (1992) membuat daftar
yang bisa dipakai untuk menentukan jumlah sampel. Untuk jumlah populasi sebanyak
3599 orang, yang didapatkan dari pendekatan jumlah murid kelas 3 pada tahun ajaran
2006/2007 maka sampel yang digunakan sebanyak 346 responden.
Adapun
dalam
pembagian
sampel
dilakukan
secara
acak
menurut
wilayah
dalam kecamatan Baturaja Timur dan Baturaja Barat Seperti terlihat pada Tabel 3 . 1
berikut:
16
17
Tabel 3 . 1 Proporsi Jumlah Sampel
Jumlah
Wilayah
No
Persentase
Responden 1
Kecamatan Baturaja Timur a.
Kel. Baturaja Lama
21
6,06
b.
Kel. Ps Baru
26
7,51
c.
Kel. Kemalaraja
29
8,38
d.
Kel. Sukaraya
28
8,09
13
e.
Kel. Spancar Lawang Kulon
f.
Kel. Kemelak Bindung Langit
g. h.
3,75 .
2,31
Desa Tanjung Baru
10
2,89
Desa Air Paoh
17
4,90
Desa Sukajadi
25
7,22
J.
Desa Sekar Jaya
4
1,15
k.
Desa Terusan
3
0,86
1.
Desa Tanjung Kemala
6
1,73
m.
Desa Baturaja Permai
13
0,37
1.
2
.
8
Kecamatan Baturaja Barat a.
Kel. Talang Jawa
33
9,53
b.
Kel. Air Gatling
27
7,80 6,64
c.
Kel. Saung Naga
23
d.
Kel. Tanjung Agung
18
5,20
e.
DesaLaya
15
4,33
f.
DesaPusar
7
2,02
g.
Desa Batu Kuning
9
2,60
11
3,17
.h,
Desa Batu Putih .
346
.
.
Sumber: Penelitian, (data pruner diolah), 2007
3 .2.
Metode Pengumpulan Data
Jenis
data
yang
dikumpulkan
adalah
data
primer.
Data
primer
dilakukan
dengan wawancara langsung dengan bantuan kuisioner. Data yang dibutuhkan yaitu
18
Pengeluaran pendidikan,
rumah
tangga.
Pendidikan
Tennasuk
data
lain
kepala .rumah
sebagai
data
tangga,
Jenis
tambahan
Pekerjaan
sebagai
kepala
penunjang
penulisan ini.
3.3
Teknik Analisa Data
Data akan diolah dan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk data
kualitatif akan dianalisa secara deskriptif untuk memperoleh gambaran variabel yang
diamati. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengindentifikasi pengaruh
variabel
bebas
berganda.
terhadap
variabel
terikat
dengan
menggunakan
persamaan
regresi
Model yang digunakan merupakan adopsi estimasi yang digunakan oleh
Leclercq mengenai hubungan antara pengeluaran untuk pendidikan dan faktor-faktor
lain
yang
mempengaruhi
keluaran
dari
pendidikan
dalam
hal
ini
kualitas
anak
(Prestasi akademik siswa) dengan persamaan sebagai berikut:
K0 = a + fl,Jp
+ /l2Pt
+ {l3Ppend + µ1
keterangan :
Ka
=
kualitas anak (prestasi akademik)
Jp
=
jenis pekerjaan orang tua
Pt
=
pendidikan orang tua
Pp end
=
pengeluaran pendidikan (Biaya pendididikan : Penghasilan Orang
Tua)
µi
=
Errortenn
� 1 - �4
=
parameter
19
Parameter-parameter
(OLS)
square
dengan
dari
model
bantuan program
dihitung
SPSS.
dengan
metode
Selanjutnya
ordinary
dilakukan
uji
least
kriteria
ekonometrika untuk memeriksa apakah model mengalami gejala multikolinearitas,
autokorelasi
menggunakan
dan
Uji
heteroskedastisitas.
koefisien regresi
Dengan
secara
uji
serentak
kriteria
(Uji-f)
statistik
dan uji
dengan
regresi
secara
parsial (Uji t).
3.3.1
Uji kriteria Ekonometrika
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model mengalami gejala
multikolinearitas, autokrelasi dan heterokedastisitas.
3.3.1.1
Uji Gejala Multikolinearitas
Pengujian
gejala
multikolinearitas
dilakukan
untuk
mendeteksi
terdapat hubungan korelasi yang sempurna antara variabel bebas
apakah
dengan variabel
bebas lain dalam model. Apabila ada, berarti terdapat gejala multikolinearitas yang
akan menyebabkan standar
error
semakin besar
sehingga interpretasi
hasil
yang
diambil akan keliru.
Pengujian gejala multikolinearitas ini dilakukan dengan melihat determinasi .
parsial
r2
(Correlation Matrix of coefficient) dari hasil regresi antara variabel bebas
2)
pada model dan membandingkan dengan koefisien determinasi (R
Apabila
nilai
r2
multyikolinearitas
lebih
besar
yang
atau
terjadi
interpretasi basil regresi tersebut.
sama
dengan
cukup
tinggi
dengan
nilai
sehingga
model awalnya.
2
R
,
maka
tingkat
membahayakan
bagi
20
3.3.1.2
Uji Gejala Heterokedastisitas
Masalah heterokedatitisitas terjadi apabila kesalahan atau residual pada model
yang diamati tidak memiliki varian.
Dalam
SPSS
metode yang
sering
digunakan
untuk mendeteksi adanya multikolinearitas yaitu dengan melihat ada Tidaknya pola
tertentu pada scatterp/ot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised
Residual dengan Regression Standarized Predicted Value (Santoso, 2 0 0 1 : 2 1 0 ) .
Adapun
dasar
pengambilan
keputusan
berkaitan
dengan
gambar
tersebut
adalah:
1.
Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola tertentu dan
teratur
(bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
diindikasikan
terdapat masalah heterokedastisitas.
2.
Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya menyebar, maka di
indikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas
3.3.1.3
Uji Gejala Autokorelasi
Adaya gejala autokorelasi dalam model menyebabkan taksiran tidak efisien
dan
varia
dari
taksiran
dalam
model
akan
· bias
(biased
downward
atau
underestimated). Pengujian gejala autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan
uji Durbin Watson (uji DW). Nila nilai DW-hitungnya di bawah atau kurang dari
nilai dL dan dU atau mendekati nol (d
nilai
D'W-hitungnya
lebih besar dari nilai
4-dL
atau
mendekati
4
maka terdapat
21
autokorelasi negatif Bila nilai DW-hitung berada di antara dL dan dU serta berada
diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak ada keputusan.
Semetara itu nilai DW-hitung
berada diantara dU dan 4-dU atau mendekati 2, maka tidak terdapat autokorelasi.
3.4.1.
Uji Statistik
3 . 4 . 1 . 1 Uji Regresi Parsial
Pengujian
koefisien
regresi
secara
parsial
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh dari masing masing variabel bebas (IndependenVariable) terhadap variabel
terikat (Dependent Variabel). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji t (t
test).
Uji t dilakukan
nilai
t-hitung
lebih
dengan membandingkan nilai t-hitung
besar
dari
t-tabel
maka
dapat
dengan t-tabel.
disimpulkan
variabel
Bila
bebas
signifikan terhadap variabel terikat (berpengaruh). Dan bila nilai t-hitung lebih kecil
dari
t-tabel
berarti
variabel
bebas
tidak
signifikan
berpengaruh
terhadap
variabel
terikat.
3.4.1.2.Uji Regresi Serentak
Pengujian
koefisien
secara
serentak
bertujuan
untuk
mengetahui
apakah
semua variabel bebas yang digunakan mempunyai pengauh yang signifikan (berarti)
terhadap
variabel
terikat.
Pengujian
ini
dapat diakukan
dengan
menggunakan
uji
Fisher (F-test) dengan oara membandingkan Fvhitung dengan F-test. Bila diperoleh F
hitung lebih besar dari F-tabel, berarti bahwa semua variabel bebas yang digunakan
22
dalam model bersama-sama berpengaruh secara signifikan (berarti) terhadap veriabel
terikat. Sebaliknya bila F-hitung lebih kecil dari F-tabel berati tidak signifikan.
3.5.
Definisi Operasional
1 . Pengeluaran pendidikan adalah biaya pendidikan formal seorang anak yaitu
berupa SPP, transport, alat tulis/buku dan lain-lain dalam rupiah per bulan.
2. Pendidikan orang tua yaitu tingkat pendidikan terakhir kepala rumah tangga.
3. Jenis Pekerjaan
Orang tua adalah PNS
(0) dan Non PNS
(1)
(Pedagang,
Pegawai Swasta, Petani, buruh ,dan lain-lain)
4. Penghasilan Orang Tua adalah Penghasilan yang diterima kepala keluarga
berupa gaji yang dinyatakan dalam rupiah perbulan, termasuk penerimaan
dari
sumbangan
lain dari
anak yang
tinggal
serumah maupun
yang tidak
tinggal serumah dan dari.bentuk kekayaan lainnya.
5. Kualitas
Anak
diukur berdasarkan prestasi
akademik siswa sekolah,
nilai Ujian Nasional (UN) yang dicapai oleh siswa.
yaitu
BAB IV BASIL DAN PEMB,AHASAN
4.1.
Gambaran Umum Daerah Penelitian
Kabupaten
Ogan
Komering
Ulu
(OKU)
merupakan
salah
satu
dari
14
kabupaten kota yang ada di provinsi Sumatera Selatan, dengan luas wilayah 4. 797
2,
Km
dilihat dari sisi geografisnya kabupaten ini terletak antara 103°40' Bujur Timur
sampai dengan 104°33' Bujur Timur
Selatan.
Sedangkan
berbukit-bukit.
keadaan
Kabupaten
dan antara 30°45' sampai dengan 4°55' Lintang
topografi
OKU
sebagian
meliputi
besar
bergunung-gunung
kecamatan
Sosoh
Buay
dan
Rayap,
Pengandonan, Ulu Ogan, Semidang Aji, Peninjauan, Lubuk Batang, Baturaja Barat
dan Baturaja Timur.
lbukota kabupaten OKU adalah Baturaja, yang meliputi kecamatan Baturaja
Barat dan Kecamatan Baturaja T i m ur . Pada tahun 2005 kabupaten OKU mempunyai
jumlah
penduduk 294.774
orang terdiri
dari
151.265
orang
laki-laki
dan
143.509
orang perempuan. Jumlah rumah tangga sebanyak 65.064 serta mempunyai rata-rata
anggota rumah
tangga
4,53.
Adapun
rasio jenis
kelamin
105,40
dengan
rata-rata
2.
kepadatan penduduk 61,45 per Km
Pertumbuhan ekonomi kabupaten OKU pada tahun 2005 yaitu sebesar 3,54
persen , jika dibandingkan dengan tahun 2004 ada kenaikan yaitu dari 3 , 1 8 persen.
Selain itu PDRB kabupaten OKU
meningkat
dari
tahun
2004
atas harga dasar konstan senilai Rp.2.237.222 juta
yang bemilai
23
2 . 1 6 0 . 7 7 8 juta.
Dilihat
dari
konstribusi
24
masing-masing
merupakan
sektor
sktor
terlihat
unggulan
bahwa
dalam
tahun
2005
pembentukan
sektor
PDRB
tambang
kabupaten
yang sama apabila PDRB dihitung atas harga berlaku. Ada 3
menjadi
penyumbang
PDRB
OKU
atas
dasar
harga
dan
pengalian
OKU.
Kondisi
sektor untama yang
berlaku
yaitu:
1 ).
Sektor
pertambangan dan penggalian sebesar 26, 77 persen, pertanian sebesar 24,88 persen,
dan sektor perdagangan hotel dan restoran 15,4 persen.
Selanjutnya
indikator
makro
lain
yang
bermanfaat
untuk
mengukur
keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah perkembangan pendapatan per kapita,
secara umum besaran pendapatan perkapita didapat dari pembagian besaran PDRB
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun pada
periode tertentu. Sebagai indikator
ekonomi makro, pendapatan perkapita penduduk suatu wilayah dapat memberikan
informasi
awal
mengenai
keadaan
sosial
Semakin tinggi angka pendapatan perkapita
ekonomi
penduduk
wilayah
tersebut.
maka tingkat kesejahteraan penduduk
tersebut semakin tinggi, dengan asumsi bahwa terjadi distribusi pendapatan merata.
Pada tahun 2005
Rp.3.208.606
dari
pendapatan perkapita penduduk kabupaten
sebelumnya
sebesar
Rp.2.760.654
pada
tahun
OKU
sebesar
2004.
Seperti
disebutkan diatas meningkatnya pendapatan perkapita akan meningkatkan konsumsi
bahkan
juga
investasi,
salah
satunya
investasi
pendidikan
anak.
Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan dasar penduduk, dengan tingkat pendidikan yang
makin meningkat maka diharapkan akan menghasilkan SDM yang berkualitas dan
kehidupan masyarakat akan membaik.
Kewajiban pemerintah dalam memfasilitasi
sarana dan prasarana pendidikan akan semakin bermutu seperti pengadaan gedung
25
sekolah dan penambahan tenaga pengajar atau
guru,
selain
itu dapat juga dengan
meningkatkan kualitas guru yang telah ada.
Jumlah sekolah dasar (SD) yang ada di.kabupaten OKU baik negeri maup�
swasta
berjumlah
195
unit.
Untuk
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama
(SL TP)
berjumlah 3 1 unit yang tersebar di seluruh kecamatan dan sekolah swasta berjumlah
14 unit. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 1 0 sekolah negeri dan 1 1
unit SLTA swasta namun belum merata di setiap kecamatan karena masih terpusat di
kecamatan Baturaja Timur dan Baturaja Barat.
4.2. Identitas Responden
Responden yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah kepala rumah
tangga yang mempunyai anak yang telah menamatkan sekolahnya dalam hal ini tahun
ajaran 2006/2007. Berdasarkan dari jumlah responden yang berjumlah 346 orang, jika
dilihat dari jenis kelamin kepala rumah tangga ada 1 2 orang perempuan atau sebesar
3,4 persen sisanya kepala rumah tangga adalah laki-laki. Selanjutnya bila dilihat dari
jumlah tanggungan dapat dilihat dengan Tabel 4 . 1 berikut:.
Tabel 4 . 1 Jumlah Tanggungan Dalam Keluarga Responden
No
Jumlah Tanggungan
Frekuensi
(Orang)
Persentase (%)
1
3-4
235
67,92
2
5-6
83
23,98
>7
28
8,10
Jumlah
346
100
3
Sumber: Hasil Penelitian (data primer diolah), 2007
26
Menurut
Tabel
4.1,
responden
yang
mempunyai
tanggungan
3-4
orang
sebanyak 235 responden atau sekitar 67,92 persen, yang mempunyai tanggungan 5-6
orang
adalah
sebanyak
83
responden
atau
sekitar
23,98
persen
sedangkan
yang
mempunyai tanggungan lebih dari 7 orang berjumlah 28 responden atau sebesar 8
persen. Anggota keluarga yang ditanggung terdiri anak,
istri
dan anggota rumah
tangga lainnya.
Jenis sekolah yang diikuti oleh anak responden adalah sebanyak 227 orang
atau 65,6 persen sekolah di SMA sedangkan 1 1 9 orang sekolah di SMK. Apabila
dibagi
menurut jenis pekerjaan orang tua sebanyak
1 8 0 orang atau 52,02 persen
orang yang bekerja sebagai pegawai negeri sekolah di SMA sedangkan 1 9 orang atau
5,5
persen bersekolah
di
SMK.
Responden yang
negeri sebanyak 47 orang anakya atau
yang bersekolah di
SMK sebanyak
bekerja bukan
sebagai
pegawai
1 3 , 5 9 persen bersekolah di di SMA, untuk
100
orang atau
28,9 persen.
Perbedaan yang
cukup mencolok dikarenakan orang tua yang bekerja sebagai pegawai negeri masih
menginginkan
anaknya untuk melanjutkan kuliah,
s�dangkan orang tua non PNS
terutama petani, pedagang, dan buruh banyak yang menginginkan anaknya sekolah di .
SMK agar segera mendapatkan keterampilan sehingga dapat berharap cepat bekerja
atau berusaha sendiri agar dapat membantu orang tua. Diantara orang tua non PNS
hanya yang bekerja sebagai pegawai swasta/BUMN yang persentase sekolah anaknya
lebih
tinggi
di
SMA,
hal
itu
dikarenakan
orang
tua
menginginkan
anaknya
melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
4.2 sebagai berikut:
27
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Yang Diikuti Oleh Anak
SMK
Frekuensi
SMA/MAN
Jenis Pekerjaan No
1
2
(orang)
(%)
Orang
(%)
Orang
(%)
7
2,02
67
19,36
Pegawai Negeri
-
PN Adm Pemerintahan
74
21,4
-
PN Guru/K.esehatan
97
28,03
5
1,45
92
26,59
-
PN Polisi
16
4,62
4
1,16
12
3,47
-
P N TN I
12
3,46
3
0,87
9
2,6
Rata-rata
199
57,51
5,5
180
52,02
: 1 9
Non Pegawai Negeri
-
Pegawai BU:MN/Swasta
28
8,09
5
1,45
23
6,65
-
Pedagang
45
13,01
37
10,69
8
2,31
-
Petani
14
4,04
9
2,6
5
1,45
-
Buruh Dll
60
17,34
49
14,16
11
3,18
Rata-rata
147
42,49
100
28,9
47
13,59
Rata rata keseluruhan
346
100
119
34,4
227
65,6
Sumber: Hasil Penelitian (data primer diolah), 2007
Penghasilan
perempuan,
istri,
rumah
tangga
diterima
oleh
dan anak baik yang tinggal
kepala
keluarga
(laki-laki
atau
serumah maupun yang tidak tinggal
serumah dapat dilihat dari Tabet 4.3 berikut:
Tabet 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tambahan Penghasilan
Tambahan Penghasilan No
Kepala Keluarga Istri L ak i - laki Perempuan
63
Anak Serumah
Anak Tidak Serumah
15
8
2
1
Sumber: Hasil Penelitian (data pnmer diolah), 2007
28
Kepala
keluarga
laki-laki
mendapatkan
tambahan
penghasilan
sebanyak 63 responden, dari anak yang tinggal serumah 1 5 responden
yang
tidak
tinggal
serumah
sebanyak
8
responden,
sedangkan
dari
istri
dan dari anak
kepala
keluarga
perempuan yang mendapatkan tambahan dari anak yang tinggal serumah 2 responden
dan dari anak yang tidak tinggal serumah 1 orang. Tambahan penghasilan karena istri
memang sudah bekerja, tetapi ada juga yang bekerja setelah mengetahui penghasilan
suami tida.k mencukupi. Begitu juga dengan tambahan penghasilan dari anak mereka
tapi besaran bantuan dari anak biasanya tidak tetap.
4 . 3 . Analisis Pengaruh Jenis Pekerjaan Kepala Keluarga, Pendidikan, Persentase
Pengeluaran Pendidikan Terhadap Kualitas Anak di Kabupaten OKU.
Secara umum rata-rata kualitas anak di kabupaten OKU yang diukur dengan
hasil
Ujuan
Nasional
(UN)
sebesar
22,53
dengan
tingkat
pengeluaran
rata-rata
sebesar 8, 79 persen dari pendapatan masing-masing responden. Pada Table 4.4 dapat
dilihat
pengaruh
pendidikan ana.k :
besarnya
persentase
pengeluaran
pendidikan
terhadap
kualitas
29
Tabel 4.4
.
Distribusi Pengeluaran Pendidikan Terhadap Kualitas Anak
Frekuensi
Pengeluaran
Kualitas
Pendidikan
Jenis Pekerjaan
Anak
No Prestasi (orang)
(%)
(Rp) Akademik
1
Pegawai N egeri
-
PN Adm Pemerintahan
74
21,40
182.500,00
23,75
-
PN Guru/Kesehatan
97
28,03
210.000,00
23,89
-
PN Polisi
16
4,62
246.250,00
22,24
-
P N TN I
12
3,46
248.333,33
23,13
57,51.
214.748,74
23,66
22,92
Rata-rata
2
Non Pegawai Negeri
-
Pegawai BUMN/Swasta
28
8,09
257.500,00
-
Pedagang
45
13,02
132.386,36
21,69
-
Petani
14
4,04
62.500,00
20,05
-
Buruh Dll
60
17,34
63.833,00
20,23
42,49
113.429,84
21,23
100
164.107,29
22,445
Rata-rata
Rata rata keseluruhan
346
Sumber: Hasil Penelitian (data primer diolah), 2007
Berdasarkan
Tabel
pengeluaran
untulc
kualitas
anak
4.4
diatas
dapat
pendidikan
23,66.
dilihat bahwa untuk pegawai
sebesar
Selanjutnya
Rp.
apabila
214.748,74
dibagi
lagi
dengan
bahwa
negeri
rata-rata
pegawai
rata-rata
tingkat
negeri
yang
bekerja di bidang administrasi pemerintahan rata-rata pengeluaran pendidikan sebesar
Rp.
182.500,00 dengan prestasi akademik anak sebesar 23,75. Pegawai negeri yang
bekerja
di
bidang
guru
dan
kesehatan
rata-rata
pengeluaran
pendidikan
persen dari pendapatan mereka dan rata-rata kualitas anak sebesar 2 3 , 8 9 .
Rp.
210
30
Pegawai negeri yang bekerja sebagai polisi rata-rata pengeluaran pendidikan I
•
untuk anak mereka sebesar RP. 246.250,00 dari penghasilan mereka dan rata-rata
prestasi akademik anak 22,24. Sementara itu pegawai negeri yang bekerja
sebagai
TNI mengalokasikan pengeluaran pendidikan untuk anak mereka sebesar Rp. 257.500,
persen dengan rata-rata prestasi akademik sebesar 22,92.
Pengeluaran
pendidikan
untuk
non
PNS
rata-rata
prestasi akademik anaknya rata-rata sebesar 2 1 , 2 3 .
Rp.
113.429,84
dengan
Selanjutnya apabila dibagi lagi
menjadi kelompok pegawai BUMN/Swasta maka pengeluaran pendidikan 257 .500,00
dan
prestasi
akdemik rata-rata 22,92.
Untuk kelompok pedagang mengalokasikan
rata-rata Rp. 132.386,36 dengan prestasi akademik rata-rata 2 1 , 6 9 . Selanjutnya pada
kelompok
petani
besamya
alokasi
untuk
pendidikan
sebesar
Rp.
62.500,00
dari
pendapatan mereka dengan prestasi akademik rata-rata 20,05. Dan pada kelompok
buruh dan lain-lainnya alokasi untuk biaya pendidikan rata-rata sebesar Rp. 63.833,00,
dengan prestasi akademik rata-rata 20,23.
Pengaruh
pendidikan
kepala
rumah
tangga
terhadap
kualitas
anak
yang
dikaitkan dengan persentase pengeluran pendidikan untuk masing masing tingkatan
sekolah yang
berikut:
ditamatkan oleh kepala rumah tangga dapat dilihat pada Tabel
4.5
31
Tabel
4.5
Tabel Distribusi Responden Pendidikan Kepala Rumah Tangga Terhadap Kualitas Anak
Frekuensi
Pengeluaran
Kualitas
Pendidikan
Anak
Pendidikan Terakhir Kepala Rumah Tangga
No
Prestasi (orang)
(Rp)
(%)
Akademik Tidak Tamat SD
18
61.111,11
1 9 ,39
SD
18
91.944,44
22,58
SMP
67
9 2. 0 1 4, 93
20,26
SMA
171
206.578,95
23,19
8
254.375,00
23,80
64
222.578,13
24,15
Diploma Sl/S2
.
.
Sumber: Hasil Penelitian (data primer diolah), 2007
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas pada kelornpok kepala rumah tangga yang tidak
tamat
Sekolah
kualitas
anak
menamatkan
dengan
Dasar
yang
sekolah
kualitas
anak
(SD)
dengan
dihasilkan
dasar
yang
rata-rata
19,39.
dengan
Kelompok
rata-rata
dihasilkan
pengeluaran
22,58.
Rp.61.111,11
kepala
pengeluaran
Sedangkan
rumah
tangga
pendidikan
untuk
dengan
yang
91.944,44
kelompok
kepala
rumah tangga yang menamatkan SMP yang mengalokasikan pengeluaran pendidikan .
rata-rata Rp.92.014,93 dan prestasi akademik sebesar 20,26. Pada kelompok kepala
rumah tangga yang tamat SMA mereka mengalokasikan pengeluaran pendidikan rata-
rata sebesar Rp. 206.578,95
dan prestasi akademik mencapai 2 3 , 1 9 . Selanjutnya pada
kelompok kepala rumah tangga yang menamatkan Diploma mereka mengalokasikan
pengeluaran
pendidikan
rata-rata
sebesar
254.375,00
dan
prestasi
akademik
32
mencampuri 23,80. Adapun kelompok tamat S l dan S2 mengalokasikan dana sebesar
Rp. 2 2 2 . 5 7 8 , 1 3 dengan pretasi akademik rata sebesar Rp 2 2 2 . 5 7 8 , 1 3
4.4. Analisis Kuantitatif
Analisis ini digunakan untuk mengindentifikasikan pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Pada bagian ini dibahas hasil regresi dengan model yang
telah dibentuk yang digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh jenis pekerjaan
kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga dan persentase pengeluaran
pendidikan terhadap kualitas anak di kabupaten Ogan Ko mering Ulu sebagai berikut:
Ka = a + P,Jp
+ P2Pt
+ P3Ppend + µ,
keterangan :
=
kualitas anak (prestasi akademik)
Jp
=
jenis pekerjaan orang tua
Pt
=
pendidikan orang tua
Ppend
=
pengeluaran pendidikan (Biaya pendididikan : Penghasilan Orang
Tua)
µ1
=
Errorterm
� 1 - �4
=
parameter
Setelah
dianalisis
dengan
menggunakan
menggunakan
terhadap model diatas maka diperoleh persamaan sebagai berikut:
Ka = 1 8 , 8 9 1 + 1 , 4 3 7 J p
+O,I66Pt
+4,75
Ppend+u,
program
SPSS
33
Koefisien a sebesar 1 8 , 8 9 1
menunjukkan bahwa apabila ketiga variable lain
yaitu jenis pendidikan kepala rumah tangga, pendidikan terakhir kepala rumah tangga,
pengeluaran pendidikan maka kualitas pendidikan anak akan mempunyai
sebesar
18,891.
Sedangkan perbedaan jenis
koefisien
pekerjaan akan ada perbedaan sebesar
koefisien 1,437. Selanjutnya untuk setiap kenaikan tingkat pendidikan kepala rumah
akan
ada
perbedaan
menunjukkan
koefisien
perbedaan
koefisien
sebesar
sebesar
0,166.
4,75
Pengeluaran
artinya
setiap
pendidikan
kenaikan
1
juga
persen
pengeluaran pendidikan akan membuat kenaikan kualitas pendidikan anak sebesar
4,75. Untuk lebihjelas, hasil estimasi pada model dapat dilihat pada Table 4.6 berikut
ini:
Tabel 4 . 6 Hasil Estimasi dengan Metode OLS
Koefisien
Variabel
t-hitung
t-tabel
Signifikan
Jenis Pek. Kepala RT
1,437
5,195
2,353
s
Pendidikan Kepala RT
0,166
4,634
2,353
s
4,75
3,128
2,353
s
Pengeluaran Pendidikan
=
18,981
=
36,6
DW-Hitung
=
1,747
F-Statistik
=
65,788
Konstanta R2
Sumber Hasil Penelitian tahun 2007 Keterangan :
S
= signifikan pada a =5%
TS
= tidak signifikan pada a =5%
R adjusted= 36,0
34
2
Hasil
menunjukkan
regresi
model
bahwa
dengan bantuan
sebesar
36,6%
koefisien
proporsi
determinasi
variabel-variabel
R
yaitu hal
yang
ini
digunakan
mampu menjelaskan variasi variabel terikat dalam model tersebut, sedangkan sisanya
sebesar 54,4% dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lain di luar model. Adapun dari
ketiga variabel diatas maka paling dominan adalah variabel pengeluaran pendidikan
yang dilihat dari koefisien sebesar 4,74 sedangkan pendidikan kepala rumah tangga
adalah koefisien
yang terkecil yaitu sebesar 0, 1 6 6 .
V ariabel jenis pekerjaan yang diukur dengan variabel dummy temyata tidak
signifikan karena t-hitungnya lebih besar dari
t-Tabel
(5,195>2,353)
pada tingkat
signifikansi o.=5%,. Hal ini berarti ada beda terhadap kualitas pendidikan anak antara
jenis pekerjaan PNS clan Non PNS.
V ariabel pendidikan kepala keluarga yang diukur dengan tingkat pendidikan
yang
ditamatkan
pada
tingkat
signifikansi
a=5%,
nilai
t-hitung
lebih
kecil
dari
t-Tabel (4,634>2,353). Hal ini berarti ada pengaruh antara pendidikan terakhir kepala
keluarga dengan kualitas pendidikan anak.
Adanya pengaruh ini karena jika dilihat dari
data di
lapangan bahwa dari
responden yang pendidikan lebih tinggi maka mereka juga dapat membantu anak
rnereka untuk rneraih prestasi akadernik baik bantuan secara langsung ataupun tidak
langsung. Status sosial ekonomi orang tua dalam hal ini pendidikan cenderung akan
mempunyai kesadaran
tentang pendidikan dibanding mereka yang berstatus sosial
ekonorni rendah. Bantuan itu akan efektif apabila kemampuan dan keterampilan yang
35
dimiliki oleh orang tua. Hal ini ber�i bahwa pendidikan orang tua akan berpengaruh
positif terhadap prestasi akademik siswa.
Variabel
pengeluaran pendidikan
anak yang
diukur
dengan besarnya biaya
yang dikeluarka per bulan, pada tingkat signifikansi a=5%, nilai t-hitung lebih besar
dari
t-tabel
(3,128>2,353).
Hal
ini berarti
pendidikan terhadap kualitas anak.
rata-rata
sebesar
Rp.214.748,74
ada pengaruh
Berdasarkan Tabel
maka pr_estasi
sedangkan alokasi pengeluaran sebesar Rp.
antara pengeluaran untuk
4.4
akademik
dengan mengalokasikan
rata-rata
sebesar
23,66,
1 1 3 , 4 2 9 , 8 4 maka prestasi akademik. rata
rata sebesar 2 1 , 2 3 . Pengeluaran ini tidak terlepas dari penghasilan yang didapatkan
oeh kepala keluarga
4 . 4 . 1 . Uji Kriteria Ekonometrika
4.4.1.1.
Hasil Uji Gejala Multikolinearitas
Untuk
melihat
apakah
terdapat
melihat koefisien determinasi parsial
r2
multikolinearitas
dilakukan
dengan
cara
(Correlation Matrix of coefficient). Tabel 4.7
menunjukkan nilai r2 parsial masing-masing variabel bebasnya. Dengan nilai R2 lebih
besar dari
r2
2 (R >
r2 )
sehingga dapat disimpulkan bahwa estimasi model bebas dari
gejala multikolinearitas.
Hasil pengujian ditunjukkan pada tabel berikut:
36
Tabel 4.7 Uji Gejala Multikolinearitas terhadap Hasil Estimasi Model
Koefisien Detenninasi
Parsial (r'')
Persentase
Jenis Variabel
Pendidikan
R2
Pengeluaran
Pek. KepalaRT KepalaRT Pengeluaran Pendidikan
Pendidikan
1
Pendidikan Kepala RT
-0,302
1
Jenis Pek. Kepala RT
-0,366
-0,399
0,366 1
Sumber : Hasil Penelitian (data primer diolah), 2007
a.
Hasil Uji Autokorelasi
Dari
analisis
yang
dilakukan
temyata
model
di
atas
mengalami
gejala
autokorelasi. Hal ini dapat dilihat dari koefisien DW (Durbin-Watson) dengan DW-
hitung 1,746 sedangkan nilai dL dan dU dari tabel dengan tingkat signifikan
dari model dengan n=346 dan k=3 memiliki nilai dL=l,61
nilai
DW-hitung
lebih
besar
dari
batas
atas
(Upper
a=5%
dan dU=l,74, sehingga
Bond,
U),
maka
koefisisen
autokorelasi sama dengan nol, artinya tidak ada autokorelasi positif.
4.4.1.2.
Hasil Uji Heterokedastisitas
Masalah heterokedatitisitas terjadi apabila kesalahan atau residual pada model
yang diamati
tidak memiliki
varian.
Dalam
SPSS
metode
yang
sering
digunakan
untuk mendeteksi adanya multikolinearitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised
Residual dengan Regression Standarized Predicted Value (Santoso, 2 0 0 1 : 2 1 0 ) .
37
Berdasakan
scatterp/ot
tidak
terdapat
pola
yang jelas,
yaitu
titik-titiknya
menyebar, maka di indikasikan tidak terdapat masalah heterokedastisitas
4.4.2.
Uji Kriteria Statistik
4.4.2.1.
Hasil Uji Secara Serentak (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang
digunakan
dalam
estimasi
model
secara
bersama-sama
mempunyai
pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan' dengan menggunakan uji
Fisher (F-test) yaitu dengan cara membandingkan dengan nilai F-hitung dengan nilai
F-tabel.
'
Dengan menggunakan tingkat signifikansi a=5% dan derajat kebebasan (dF)
Nl=K-1
=3-1=2
dan N2=n-K-1=346-3-1=342,
maka diperoleh nilai kritis F-Tabel
sebesar 3,0 bila dibandingkan dengan nilai F-hitung =65,788, maka nilai F-hitung
lebih besar dari F-tabel (65,788>3,0), artinya variabel bebas yang terdiri dari jenis
pekerjaan, pendidikan kepala keluarga, dan pengeluaran pendidikan yang digunakan
dalam model secara bersama-sama berpengaruh signifikan (berarti) terhadap kualitas
anak di kabupaten Ogan Komering Ulu dalam hal ini Kecamatan Baturaja Timur dan
Kecamatan Baturaja Barat.
4.4.2.2.
Hasil Uji Secara Parsial (Uji t)
Pengujian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
dari
masing-masing
variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada tingkat signifikansi a.=5% dan derajat
38
kebebasan (dF) Nl=K-1 =3-1=2 dan N2=n-K-1=346-3-1=342, dari tabel di peroleh
nilai kritis t-Tabel sebesar 2,353.
B.erdasarkan tabel 4.8
signifikansi
temyata
a=5%,
signifikan
dengan menggunakan uji
variabel jenis pekerjaan
karena
t-hitungnya
yang
lebih
secara parsial pada tingkat
diukur
besar
dari
dengan variabel
t-Tabel
dummy
(5,195>2,353).
Variabel pendidikan terakhir kepala keluarga yang diukur denganjenjang pendidikan
yang diikuti pada tingkat signifikansi a.=5%, nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel
(4,634>2,353).
keluarga.
ini
Hal
Variabel
berarti
persentase
ada
pengaruh
pengeluaran
antara
pendidikan
pendidikan
anak
terakhir
kepala
diukur
dengan
yang
jenjang pendidikan yang diikuti pada tingkat signifikansi a.=5%, nilai t-hitung lebih
besar
dari t-Tabel
(3,128>2,353).
Hal
ini
berarti
ada pengaruh
antara pendidikan
terakhir kepala keluarga. untuk melihat perbandingan antara nilai t-Tabel dengan nilai
t-hitung dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Uji Koefifien Regresi Secara Parsial (Uji t)
Variabel
Koefisien
Nilai t-hitung
Nilai t-tabel
Signifikansi
Pengeluaran Pendidikan
1,4:17
5,195
2,353
s
Pendidikan Kepala RT
0,166
4,634
2,353
s
4,75
3,128
2,353
s
Jenis Pek. Kepala RT
Sumber: Hasil Penelitian (data primer diolah), 2007
39
4.5.
Implikasi Kebijakan
Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui bahwa kualitas pendidikan
anak
di
kabupaten
Ogan
Komering
Ulu
dipengaruhi
oleh jenis
pekerjaan kepala
keluarga, pendidikan terakhir kepala keluarga, dan pengeluaran pendidikan. Dengan
penghasilan
yang
tinggi
kepala
rumah
tangga
dapat
menginvestasikan
uang
ke
anaknya lebih banyak, baik untuk keperluan sekolah maupun penunjang belajar bagi
anak. .
Pasal
31
UUD
1945
dan
UU
Sistem
.
Pendidikan
Nasional
yang
masing-
masing secara eksplisit telah memberikan hak pendidikan bagi setiap warga negara.
Hal tersebut juga tidak sejalan dengan berbagai dokumen intemasional yang telah
diratifikasi
oleh Pemerintah Indonesia.
Seperti,
Convention on
The
Right of The
Child (1990) dan Daccar Declaration (2000), yang pada dasamya juga memberikan
hak pendidikan bagi anak dan pemerintah wajib memenuhinya.
Kenyataan
operasional
tersebut
sekolah
(BOS),
cukup
yang
tepat
kalau
bertujuan
pemerintah
membebaskan
mendistribusi
bantuan
biaya pendidikan bagi
siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain. Ini dimaksudkan agar
mereka memperoleh
layanan pendidikan dasar yang
lebih bermutu
sampai
tamat
dalam rangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar. :BOS antara lain dipakai
untuk kegiatan penerimaan siswa baru, pembelian buku teks pelajaran, pembelian
bahan habis pakai seperti buku tulis, kapur, serta pembiayaan kegiatan kesiswaan.
Kendala dalam pendistribusian BOS misalnya, belum adanya pendataan siswa
yang tertib di beberapa daerah,
adanya peraturan daerah yang menghambat, bank
40
yang
ditunjuk
menyalurkan
BOS
tidak
sesuai
standar,
dan
sebagainya.
Selain
itu
temyata ada kasus sekolah yang menolak B O S . Kendala dan kasus seperti itu tidak
perlu ditutupi karena secara empirik memang terjadi. Kendala dan kasus seperti itu
tidak cukup
yang
sudah
kuat dijadikan
direalisasi.
argumentasi
Bahkan,
sudah
untuk meniadakan
BOS
pendidikan
saatnya dipikirkan perluasan BOS
dasar
di masa
mendatang. Kalau selama ini BOS baru ditujukan pada SD dan SL TP, maka di masa
mendatang perlu diberikan juga ke SL TA sederajat.
Selain itu, agar terjadi kesepahaman dan kesamaan persepsi antara masyarakat,
sekolah,
dan
dilakukan.
pemerintah,
Berikut ini
komunikasi
beberapa hal
dan
sosialisasi
secara
terus
menerus
perlu
yang layak menjadi perhatian oleh pengambil
maupun pelaksana kebijakan pendidikan. Pertama, sebagai wujud nyata keberpihakan
kepada
rakyat,
pendidikan
diamanatkan
pemerintah
segera
oleh
secara
mencapai
UUD
20
1945.
menempatkan bidang pendidikan
sekadar
lips
service.
Di
samping
sungguh-sungguh
persen
Dengan
sebagai
itu,
dari
total
demikian
mengupayakan
APBN/
agar
APBD
pemerintah
seperti
yang
sekaligus
telah
pilar penting bukan sebatas
upaya ini
menjadi
bagian
anggaran
retorika dan
nyata pemerintah
menekan siswa putus sekolah akibat ketiadaan biaya. Kedua, perlunya komitmen kuat
pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten terhadap sektor pendidikan. Ketiga,
perlunya transparansi dan keterbukaan dalam pengelolaan B O S .
B AB V KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
rumah
tangga,
berpengaruh
hasil
penelitian
pendidikan
signifikan
kepala
terhadap
menunjukkan
rumah
kualitas
bahwa
tangga,
dan
pendidikan
jenis
pekerjaan
pengeluaran
anak
di
kepala
pendidikan
kabupaten
Ogan
Komering Ulu (OKU). Jenis pekerjaan orang tua berpengaruh signifikan disebabkan
karena dengan perbedaan pekerjaan orang tua yang bekerja sebagai PNS akan lebih
memperhatikan belajar anaknya dibandingkan dengan yang bukan PNS. Pendidikan
orang tua juga memepengaruhi siswa dalam memberikan bantuan dalam hal belajar
baik
langsung
maupun
tidak
langsung.
Pengeluaran
pendidikan
untuk
menunjukkan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kualitas
anak.
Pengeluaran
pendidikan
yang
lebih
tinggi
menyebabkan
anak
pendidikan
rata-rata
kualitas
pendidikan anak lebih tinggi daripada pengeluaran yang lebih rendah.
B.
Saran
Hasil
penelitian
ini
variabel-variabel
terikat
seperti jenis
pekerjaan
kepala
rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, dan pengeluaran pendidikan hanya
dapat menjelaskan 3 6, 6 persen terhadap kualitas anak di kabupaten OKU, untuk itu
perlu lagi penambahan variabel-variabel lain selain variabel sosial ekonomi orang tua.
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Ananta, Aris. 1990. "Ruang Lingkup Sumber Daya Manusia", Lembaga Demografi, FEUI
Ardiansyah,
Arif
SS.
2007.
Kerjasama
Orang
Tua-Sekolah
Tingkatkan
Mutu
Pendidikan: 2, Harian Berita Pagi
Becker, Gary S. 1 9 9 3 . "A Theoritical and Empirical Analysis, with special refernce to
Education, New York University Press
Djoyonegoro, Wardiman.
1995. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia untuk
Pembangunan. Jakarta: Depdikbud.
Fatherigham,
J.B
dan
Creat,
D
1980.
· ·
family
socioeconomic
and
educational
emotional carackteristic as predicktor of school achievment. The Journal of Economic Research, 73(6).
Hanushek,
E.A.
Conceptual
1981.
and
empirical
issues
in
the
estimation
of
educational production function. The Journal of Human resource 16(3).
Heckman,
James
(1976).
"
A
Life
Cycle
Model
O f
Earning,
Learning
and
Consumption", Journal of Political Economy, 8 4 ( 4 ) .
Herlianto, Dudi. 2007. Masalah Pendidikan Indonesia: Eksperimen Tiada Henti:
16,
Harian Media Indonesia
Indriyanto, Bambang (2001) Sumber daya pendidikan: Reaktualisasi pasal 1 (ayat 1 0 ) undang-undang
nomor
2
tahun
1989
tentang
sistem
pendidikan
nasional,
Pusat Statistik Pendidikan, Balitbang - Depdiknas
Keeves, J 1 9 7 5 . The home,
the school,
and achievment on Mathmatic and Science.
Science Education
Kingdon,
Geeta
Gandi;
Aslam
Monaza
(2005)
Gender
and Househol
Education
Expenditure in Pakistan, Global Poverty Research Group.
Leclercq Francois, 2005. "The Relationship Beetween Educational Expenditures and
Outcomes. Unesco
43
Lockheed,
M.E.,
Fuller,
B
Dan
Nyrongo,
R.
1989.
Family
effect
of student's
achievment in Thailand and Malawi. Sosiology of Education 62 (4)
Michael, Robert T,
and Gary S.
Becker.
1973,
"On the New Theory of Consumer
Behaviour," Swedish Journal of Economic.
Niles,
F.S.
1981.
Social
class
and
academic
achievement:
A
third
world
reinterpretations. Comparative Education.
Rachbini, Didik J. 2 0 0 1 . Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia Penerbit PT. Grasindo. Jakarta
Raut Laksmi K, and Trans Lien H. 1997.
Motive for Investment in Human Capital of
Children: Evident from Indonesian Family Life Survey Data.
Rosmiyati Ch S dan Bobby. M.P. 2002 Investasi Sumber Daya Manusia Indonesia di Tinjau dari Aspek Ekonomi. Kajian Ekonomi Vol 1 (2)
Seginer, R. (1986). Mother's behaviour and son's ferformance : An Initial test o f an
academic achievment pat model. Merril Palmer Quarterly 32(2)
Susilowati, Dwi, 2 0 0 1 . Dengan
Tingkat
"Hubungan Tingkat Pendapatan dan Penddikan Pendidikan
Anak
Dalam
Rangka
Orang Tua
Pengembangan
Sumber
Daya Manusia Di Desa Tawang Argo Kecamatan Karang Ploso Kabupaten Malang" Http/www.Digilib.umm.ac.id
Triaswati, Ninasapti, 1997. Pembiayaan Pendidikan: Suatu Model Pendekatan Teori Modal Manusia, "Pembangunan Nasional: Teori, Kebijakan, dan Pelaksanaan. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia"
I{EGRESSION /MISSING
LISTWISE
/STATISTICS
COEFF
OUTS
/CRITERIA=PIN(.05)
BCOV
R
ANOVA
COLLIN
TOL
ZPP
POUT(.10)
/NOORI GIN /DEPENDENT
ka
/METHOD-ENTER
jp
pt
ppeng
/SCATTERPLOT=(*SDRESID /RESIDUALS
DURBIN
,*ZPRED)
HIST(ZRESID)
N O RM ( Z R E S I D )
Regression
[Dataset O J
Variables Entered/Removedb
Variables
Variables
Entered
Removed
Model 1
Method
pengeluara n pendidikan, jenis Enter
pekerjaan kepala RT, jenis pendidika!1 Kepala RT a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: kualitas anak
Model Summaryb
Model
1
Adjusted R
Std. Error of
Sou are
the Estimate
R scuare
R ,605
8
,366
,360
Durbin-Watson
1,747
1,98647
a. Predictors: (Constant), pengeluaran pendidikan, jenis pekerjaan kepala RT, jenis pendidikan Kepala RT b. Dependent Variable: kualitas anak
Sun, of Squares
Model
1
Regression
df
Mean Sauare
778,811
3
• 259,604
Residual
1349,558
342
3,946
Total
2128,369
345
F 65,788
Sia.
,000
8
a. Predictors: (Constant), pengeluaran pendidikan, jenis pekerjaan kepala RT, jenis pendidikan Kepala RT b. Dependent Variable: kualitas anak
Page 1
8
Coefficients
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Model
1
Unstandardized
(Constant)
Std. Error
18,981
,344
1,437
,277
,166
4,75E-006
Beta
t
Sig.
55,135
,000
,286
5,196
,000
,036
,262
4,634
,000
,000
,170
3,128
,002
jenis pekerjaan kepala
RT jenis pendidikan Kepala
RT pengeluaran pendidikan
Page2
Coefficients•
Correlations Model
Zero-order
Oolllnearib
Partial
Part
Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
1
jenis pekerjaan kepala ,526
,270
,224
,610
1,639
,520
,243
,200
,581
1,721
,466
,167
,135
,628
1,592
RT jenis pendidikan Kepala RT pengeluaran pendidikan a. Dependent Variable: kualitas anak
Coefficient Correlations•
Model
1
Correlations
pengeiuaran pendidikan
jenis
jenis
pengeluaran
pekerjaan
pendidikan
pendidikan
kepala RT
Kepala RT
1,000
-,302
-,366
-,302
1,000
-,399
jenis pekerjaan kepala RT
.
.
jenis pendidikan Kepala -,366
-,399
1,000
2,31E-012
-1,27E-007
-1,99E-008
-1,27E-007
,077
-,004
-1,99E-008
-,004
,001
RT Covariances
pengeluaran pendidikan jenis pekerjaan kepala RT jenis pendidikan Kepala RT
a. Dependent Variable: kualitas anak
Collinearity Diagnostics•
Variance Proportions
Condition EiQenvalue
(Constant)
jenis
jenis
pekerjaan
pendidikan
pengeluaran
keoala RT
Kepala RT
r:,endidikan
Model
Dimension
1
1
3,599
1,000
,01
,02
,00
,01
2
,261
3,712
,09
,69
,01
,00
3
,099
6,033
, 18
,13
,03
,94
4
,041
9,354
,72
,16
,96
,05
Index
a. Dependent Variable: kualitas anak
Page 3
8
Residuals Statistlcs
Minimum Predicted Value
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
19,1710
24,8957
22,5410
1,50247
346
-2,243
1,567
,000
1,000
346
,149
,453
,207
,051
346
Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value
19,1140
24,9104
22,5411
1,50343
346
-5,40007
'5,67215
,00000
1,97782
346
Std. Residual
-2,718
2,855
,000
,996
346
· Stud. Residual
-2,729
2,869
,000
1,002
346
-5,44295
5,72728
-,00010
2,00156
346
-2,755
2,900
,000
1,005
346
Mahal. Distance
,935
16,968
2,991
2,281
346
Cook's Distance
,000
,081
,003
,006
346
Centered Leverage Value
,003
,049
,009
,007
346
Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: kualitas anak
Charts
Histogram
Dependent Variable: kualitas a n a k
50
Mean = - 7 . 9 1 E - 1 5 Std. Dev. =0.996
N =346
-3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Page4
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: kualltas anak
1.0
0.8 .Q
e ll.
§
0.6
(.)
s ""'
I
0.4
)(
w 0.2
0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Page 5
Scatterplot
Dependent Variable: .kualitas a n a k
-
3-
0
II)
II)
f Q.
-
2-
s; 0 0
8
0
I
I
-3
-2
I
-1
I
I
0
1
I
·.2
Rearession Standardized Pr�d!c�� V�!J.ie·
Page6
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA PROGRAM PASCASARJANA JI. Padang Selasa No.524, Bukit Besar Palembang 30139 Tel: ( 0711)354222, 352132 Fax:(0711) 317202, 320310
FAKTOR FAK.TORY ANG MEMPENGARUHI KUALITAS PENDIDIKAN ANAK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
A.
Pengantar Daftar pertanyaan dalam kuisioner ini dibuat hanya untuk tujuan penelitian dalam rangka kajian ilmiah. Hasil kuisioner ini tidak dipublikasikan, untuk
mengisinya
sesuai
dengan keadaan
oleh karena itu mohon bantuan Bapak/lbu/Sdr
sebenarnya.
Peneliti mengucapkan terima kasih
bantuan dan partisipasi Bapak/lbu/ Sdr dalam pengisian kuisioner ini
B.
Identitas Responden Nama
Umur
Pendidikan
terakhir
Pekerjaan
C.
Profil isi rumah
termasuk anak dan saudara yang tinzzal bersama)
(a)
(b)
(c)
(d)
Hubungan Dengan
Umur
Status
Laki-laki
perkawinan
perempuan
Kepala Keluarga
.
0. E.
Sumber Pendapatan (per bulan) a). Suami: -. pekerjaan utama
Rp.
-. pekerjaan sampingan
Rp.
(e) pendidikan yang · ditamatkan
(f) Pekerjaan
atas
b). Istri: -. pekerjaan utama
Rp.
-. pekerjaan sampingan
Rp.
c). Sumbangan dari anak yang serumah
· Rp.
d). Sumbangan dari anak yang tidak tinggal serumah Rp.