FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN APARAT DALAM PENGAWASAN KEUANGAN DAERAH (Studi pada Inspektorat Kabupaten Semarang)
Hervina Isnayulia Kharismawati Elisabeth Penti Kurniawati Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana
[email protected] [email protected] ABSTRACT Inspectorate's role as a government administration supervisor is expected to create good governance. This study aims to determine the effect of independence, integrity, objectivity, and competence on the quality of the examination by the inspectorate as government supervisor, as well as to determine the most dominant variable that has effect on the quality of examination. This research was conducted at the Semarang District Inspectorate. The data used are primary data collected using questionnaires. The sampling method used is a census with 45 respondents, who are employees of Semarang District Inspectorate. This research is a quantitative research, analyzed using multiple linear regression. The results shows that, competence has positive significant effect on the quality of examination, while independence, integrity, and objectivity do not have significant effects on the quality of examination. Simultaneously, it shows that independence, integrity, objectivity and competence, have positive significant effect on the quality of examination. The dominant variable affecting the quality of examination is competence. The implication of this study is the improvement of the quality of examination require increased competence of auditors, which can be done by providing continuous education and training. Further research can add variables of accountability, ethical auditors and professional skepticism. Keywords : Quality of Examination, Independence, Integrity, Objectivity, Competence
1
SARIPATI Peran Inspektorat sebagai pengawas penyelenggaraan pemerintah diharapkan dapat mewujudkan tata kelola yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan inspektorat yang berperan sebagai pengawas pemerintahan, serta untuk mengetahui variabel manakah yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian ini dilakukan pada Inspektorat Kabupaten Semarang. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah sensus dengan 45 responden, yang merupakan para pegawai Inspektorat Kabupaten Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, sedangkan independensi, integritas, dan objektivitas tidak mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Secara simultan hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi, integritas, objektivitas dan kompetensi bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Variabel yang dominan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan adalah kompetensi. Implikasi dari penelitian ini adalah peningkatkan kualitas hasil pemeriksaan memerlukan peningkatan kompetensi auditor, yang dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel akuntabilitas, etika auditor dan skeptisme profesional. Kata Kunci : Kualitas Hasil Pemeriksaan, Independensi, Integritas, Objektivitas, Kompetensi
2
PENDAHULUAN Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel adalah tuntutan masyarakat, oleh karena itu good governance menjadi tujuan utama pemerintah. Good governance atau tata kelola pemerintahan yang baik dapat tercipta dengan tiga aspek menurut Mardiasmo (2005) yaitu, pengawasan, pengendalian dan pemeriksaan. Ketiga aspek ini apabila ditingkatkan secara maksimal maka kelonggaran penyimpangan tidak akan terjadi serta, pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk pelaksanaan pemerintah akan terjamin merata dan sesuai ketentuan yang berlaku secara efisien,efektif dan ekonomis. Pasal 218 Undang – undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dilaksanakan oleh pemerintah meliputi: (a) pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah; dan (b) pengawasan terhadap peraturan daerah dan peraturan kepala daerah. Dalam hal ini pemerintah menunjukkan bahwa pengawasan bukan hanya fokus pada peraturan namun pada pelaksanaan dengan mengawasi program dan tujuan pemerintah. Selanjutnya, Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 (pasal 24) menyatakan bahwa pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) sesuai dengan fungsi dan kewenangannya. APIP meliputi Inspektorat Jenderal Departemen, Unit Pengawasan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota. Dengan demikian, pengawasan APIP terhadap seluruh pelaksanaan pemerintah diharapkan maksimal sehingga mencapai tata kelola yang baik dalam pemerintahan. Menurut Subhan (2012) APIP dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, selain memberikan rekomendasi juga melaporkan hasil kerjanya dalam bentuk laporan hasil pemeriksaan berdasarkan standar audit aparat pengawasan intern pemerintahan. Oleh karena itu perlunya peningkatan kualitas hasil audit aparat agar menghasilkan rekomendasi dan laporan hasil kerja yang berkualitas. Karena kualitas auditor APIP, terlihat dari laporan hasil pemeriksaan. Menurut Ahmad, Sriyunianti, Fauzi dan Septriani (2011) dalam laporan hasil pemeriksaan akan diketahui apa yang menjadi permasalahan pada setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Peran dan fungsi Inspektorat secara umum diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri No.64 Tahun 2007. Pasal tersebut menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan tugas pengawasan urusan pemerintahan, Inspektorat mempunyai fungsi sebagai berikut: pertama adalah perencanaan program pengawasan; kedua adalah perumusan kebijakan dan fasilitas pengawasan; dan ketiga adalah pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan. Salah satunya adalah Inspektorat daerah melakukan audit atau pemeriksaaan terhadap pemerintah daerah. Menurut Falah (2005) Inspektorat daerah mempunyai tugas menyelenggarakan kegiatan pengawasan umum pemerintah daerah dan tugas lain yang diberikan kepala daerah. Di Kabupaten Semarang ditemukan adanya beberapa penyimpangan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan. Antara lain: kasus peyimpangan dana aspirasi bantuan bersumber APBD I di Kabupaten Semarang (http://suaramerdeka.com diakses tanggal 13 November 2014); penyimpangan wewenang dana bantuan program desa vokasi sebesar Rp103.000.000,00 oleh mantan Kades Bringin.(http://infokorupsi.com/ diakses tanggal 13 November 2014). Meskipun demikian, Kabupaten Semarang meraih opini WTP dari BPK selama empat tahun berturut- turut. Berdasarkan fenomena tersebut, kualitas hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Semarang dipertanyakan. Hasil pemeriksaan yang berkualitas semestinya akan mendukung pengawasan pemerintahan dalam pengelolaan keuangan negara sehingga kasus penyimpangan tersebut tidak terjadi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian ini akan menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan aparat dalam pengawasan keuangan daerah pada inspektorat di Kabupaten Semarang. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang 3
dilakukan oleh Sukriah, Akram dan Inapty (2009). Sukriah et al. (2009) menjelaskan bahwa independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan Inspektorat. Keempat variabel tersebut adalah prinsip perilaku yang ditekankan oleh APIP (Pusdiklatwas BPKP 2008). Namun, hasil penelitian Sukriah, Akram, dan Inapty menyimpulkan bahwa independensi dan integritas tidak berpengaruh signifikan. Queena (2012) juga memberikan kesimpulan bahwa independensi auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Sedangkan penelitian yang lain, oleh Efendy (2010) menyimpulkan bahwa kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas audit aparat inspektorat sedangkan independensi tidak berpengaruh signifikan. Penelitian Ayuningtyas dan Sugeng (2012) menyimpulkan bahwa integritas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Penelitian Mabruri dan Winarna (2010) menyimpulkan bahwa objektivitas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan di lingkungan pemerintah, namun tidak dengan independensi. Berbeda dengan penelitian Badjuri (2012) yang menyatakan bahwa objektivitas tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Perbedaan hasil penelitian-penelitian tersebut menjadi dasar penelitian ini dilakukan kembali. RUMUSAN MASALAH Meskipun terdapat inspektorat sebagai pengawas keuangan, namun di Kabupaten Semarang masih terjadi penyimpangan keuangan. Inspektorat sebagai badan pengawas internal pemerintah daerah mestinya dapat melakukan pendeteksian dini atas terjadinya penyimpangan. Hasil pemeriksaan yang berkualitas dapat menjadi dasar pemberian rekomendasi untuk meminimalkan penyimpangan. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan dapat meningkatkan fungsi pengawasan atas penyimpangan di pemerintah daerah. Dalam penelitian ini, kualitas hasil pemeriksaan diukur dengan menggunakan prinsip-prinsip perilaku dari Pusdiklatwas BPKP (2008). Persepsi tentang indikator yang digunakan sebagai pengukur kualitas hasil pemeriksaan adalah independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi. Berdasarkan pada rumusan masalah yang sudah dijelaskan, maka persoalan penelitian yang akan dianalisis adalah (1) Bagaimana pengaruh independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan? (2) Variabel manakah diantara independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kualitas hasil pemeriksaan? MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi Pemerintah Kabupaten Semarang dalam menciptakan good governance di pemerintahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktor yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan inspektorat dalam pengawasan keuangan daerah, sehingga dapat dimanfaatkan dalam upaya peningkatan kualitas pemeriksaan inspektorat. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pemeriksaan Internal Pemeriksaan internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan – ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku. Peraturan pemerintah misalnya peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, lingkungan hidup, perbankan, perindustrian, investasi dan lain – lain (Agoes, 2004 : 204).
4
Audit internal mempunyai makna yang sama dalam pemeriksaan internal. Penelitian ini tidak membedakan pengertian audit dengan pemeriksaan sebagaimana yang digunakan dalam Undang – undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Menurut Arens dan Loebbecke (1990), audit internal bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah struktur pengendalian internal perusahaan telah dirancang dan berjalan efektif dan apakah laporan keuangan telah disajikan dengan wajar. Menurut Pasal 49 dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Auditor internal pemerintah dipegang oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional melaksanakan pengawasan intern, Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat Kabupaten/Kota. Inspektorat Kabupaten/Kota sebagai auditor internal Pemerintah Kabupaten karena tugas Inspektorat adalah membantu Bupati dalam megawasi setiap penyelenggaraan pemerintahan. Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota. Peran Inspektorat sangat penting dalam kemajuan dan keberhasilam pemerintah daerah dan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan agar sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Menurut Sembiring dan Rustiana (2013). Kegiatan yang dilakukan oleh Inspektorat adalah kegiatan audit yang meliputi: 1. Pemeriksaan secara berkala dan komperhensif terhadap kelembagaan pegawai daerah, keuangan daerah, barang daerah, dan urusan pemerintah. 2. Pemeriksaan dana desentralisasi, 3. Pemeriksaan dana dekonsentralisasi, 4. Pemeriksaan tugas pembantuan, 5. Pemeriksaan terhadap kebijakan pinjaman dan hibah luar negeri. Kualitas Hasil Pemeriksan Audit yang berkualitas akan memberikan informasi yang memadai kepada organisasi pemerintah, yang diperiksa tentang kelemahan pengendalian internal, kecurangan dan penyimpangan peraturan perundang–undangan yang terjadi dalam organisasi menurut Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007). Menurut Sukriah et al. (2009) kualitas hasil pemeriksaan adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi manajemen atau organisasinya. Bisa disimpulkan bahwa kualitas audit atau pemeriksaan yang dilakukan oleh aparat Inspektorat dikatakan berkualitas apabila mampu memberikan rekomendasi dengan benar sehingga mengurangi permasalahan tentang penyimpangan ataupun kecurangan dalam pelaksanaan pemerintahan daerah. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007) menyatakan definisi hasil pemeriksaan yaitu: “Laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang–undangan dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan atau pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang di periksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan.” Laporan pemeriksaan dari Inspektorat diberikan kepada Kepala daerah sebelum diperiksa BPK. Kualitas laporan pemeriksaan ini adalah dasar sebagai pemberian opini BPK, apabila BPK menemukan penyimpangan di luar dari laporan hasil pemeriksaan maka kualitas dari hasil pemeriksaan lemah tentunya opini yang diberikan juga rendah. Diambil dari penjelasan di atas bahwa dikatakan kualitas audit internal Inspektorat baik apabila hasil audit atau pemeriksaan juga baik, yaitu sesuai dengan standar pelaporan Pemerintah serta sesuai dengan SAP tahun 2005. 5
Independensi Menurut Sari (2011), independensi merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi adalah salah satu perilaku yang harus dimiliki oleh auditor untuk membuat suatu hasil pemeriksaan yang berkualitas. Hal ini juga didukung dengan pernyataan Arens et al. (2010 : 103) yang mengatakan bahwa nilai dari audit tergantung pada independensi auditor. Auditor tidak dibenarkan memihak kepada siapapun untuk mempertahankan kebebasan berpendapatnya dalam penyusunan program, pelaksanakan pemeriksaan dan pelaporan. Menurut Simanjuntak (2008), kualitas audit yang baik pada prinsipnya dapat dicapai jika auditor menerapkan standar-standar dan prinsip-prinsip audit, bersikap bebas tanpa memihak (independen), patuh kepada hukum serta mentaati kode etik profesi. Christiawan (2003:86) menyatakan independensi merupakan suatu tindakan baik sikap perbuatan atau mental auditor sepanjang pelaksanaan audit, dimana seorang auditor harus bisa memposisikan dirinya untuk tidak memihak oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil auditnya. Auditor yang independen akan memberikan penilaian yang sebenarnya terhadap laporan keuangan yang diperiksa sehingga jaminan atas keandalan laporan yang diberikan dapat dipercaya pihak-pihak yang berkepentingan. Integritas Menurut Sukriah et al. (2009) integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Pusdiklatwas BPKP (2008) menerangkan bahwa integritas mengharuskan sesorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur tersebut diperlukan untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang handal. Menurut Wibowo (2006) integritas auditor internal menguatkan kepercayaan dan karenanya menjadi dasar bagi pengandalan atau judgement mereka. Sehingga integritas yang tinggi dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya. Auditor dikatakan mempunyai integritas tinggi apabila hasil pemeriksaannya seluruh bukti mendukung temuan audit didasarkan pada bukti yang cukup, kompeten dan relevan. Objektivitas Ayuningtyas dan Sugeng (2012) menjelaskan bahwa objektivitas adalah suatu keyakinan, kualitas yang memberikan nilai bagi jasa atau pelayanan auditor. Objektivitas merupakan salah satu ciri yang membedakan profesi akuntan dengan profesi yang lain. Pusdiklatwas (2008), menyatakan sebagai auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan memproses data/informasi sesuai dengan fakta. Menurut Sukriah, Akram dan Inapty (2009) unsur perilaku yang dapat menjujung tinggi objektivitas antara lain (1) dapat diandalkan dan dipercaya, (2) tidak merangkap sebagai panitia tender, kepanitiaan lain dan atau pekerjaan – pekerjaan lain yang merupakan tugas operasional objek yang diperiksa, (3) tidak berangkat tugas dengan niat untuk mencari- cari kesalahan orang lain,(4)dapat mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan – kebijaksanaan yang resmi, serta (5) dalam bertindak maupun mengambil keputusan didasarkan atas pemikiran yang logis. Objektivitas seorang auditor dapat ditunjukkan dengan ketidak-berpihakkan seorang auditor terhadap objek pemeriksaannya sehingga dapat tercapainya hasil pemeriksaan yang berkualitas.
6
Kompetensi Kompetensi auditor menurut Ahmad et al. (2011) adalah kemampuan auditor untuk mengaplikasikan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya dalam melakukan audit sehingga auditor dapat melakukan audit dengan teliti, cermat, intuitif, dan obyektif. Menurut Sukriah et al. (2009) dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai serta keahlian khusus di bidangnya. Mutu personal yang baik adalah auditor dalam menjalankan tugasnya mempunyai sifat ingin tahu, mampu bekerjasama dengan tim, menyadari sebagai auditor terkadang temuan bersifat subjektif, dan mampu menyadari bahwa mencari solusi itu sulit. Kompetensi yang dimiliki auditor dalam melakukan pemeriksaan atau audit dituntut untuk dapat mengerti secara teknis dan pengetahuan yang dimilikinya. Pengawasan Daerah Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Pasal 1 ayat (6) menyebutkan bahwa pengawasan pemerintah daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, jenis–jenis pengawasan terdiri dari pengawasan represif, pengawasan fungsional, pengawasan legislatif dan pengawasan masyarakat. Pengawasan fungsional merupakan pengawasan yang dilakukan oleh aparat atau pejabat yang tugas pokoknya khusus membantu pimpinan untuk melaksanakan tugasnya masing–masing. Inspektorat adalah suatu instansi yang melaksanakan pengawasan fungsional. Menurut Efendy (2010), pengawasan fungsional inspektorat adalah pengawasan yang dilakukan oleh lembaga/aparat pengawasan yang dibentuk atau ditunjuk khusus untuk melaksanakan fungsi pengawasan secara independen terhadap objek yang diawasi. Pengawasan fungsional meliputi audit, investigasi, dan penilaian. Pengawasan fungsional menjamin agar penyelenggaraan pemerintah sesuai dengan rencana dan ketentuan perundangan – undangan. Menurut Cahyat (2004) pengawasan keuangan daerah merupakan salah satu dari pengawasan fungsional. Pengawasan keuangan daerah menurut Armando (2008) adalah pengawasan yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dan pengawasan ini bertujuan menentukan nilai informasi laporan keuangan yang baik. Penalaran Konsep Pemerintah dituntut untuk menciptakan good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan. Untuk itu pemerintah memerlukan peran audit internal dalam pengawasan pemerintahan. Audit internal dituntut untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas agar pemerintah mengetahui apakah kinerjanya sesuai dengan standar atau peraturan yang ditetapkan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Independensi adalah prinsip dasar yang harus dimiliki oleh auditor, kualitas audit dikatakan baik apabila auditor dari penampilan dan kenyataannya independen dalam melakukan proses audit. Auditor juga dituntut untuk memiliki integritas dalam menjalankan tugasnya. Dasar dari integritas adalah kejujuran yang tinggi dan ketidak- berpihakan auditor terhadap auditee, sehingga auditor dituntut untuk membatasi hubungan dengan auditee. Objektivitas auditor yang tinggi memungkinkan auditor menyusun laporan pemeriksaannya secara nyata apa adanya, sehingga auditor dapat menyusun rekomendasi sesuai dengan permasalahan yang ada. Kompetensi auditor meliputi penguasaan pengetahuan tentang audit dan pengalaman teknis audit yang pernah dilakukan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka independensi, 7
integritas, objektivitas dan kompetensi auditor akan mempengaruhi hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh seorang auditor. Pengaruh Independensi pada Kualitas Hasil Pemeriksaan Independensi adalah salah satu perilaku auditor, yaitu tidak memihak siapapun. Pentingnya hasil pemeriksaan tergantung pada independensi yang dimilki oleh auditor. Menurut Sari (2011) dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya, auditor mungkin menghadapi tekanan dan atau konflik dari pihak yang diperiksa sehungga mempengaruhi independensi auditor. Sifat independensi auditor berpengaruh penting sebagai dasar utama agar auditor internal dipercaya oleh masyarakat umum. Independensi syarat wajib yang harus dipenuhi auditor sebagai pemeriksa yang dapat menentukan kredibilitas diri pemeriksa. Oleh karena itu, independensi diperlukan agar auditor dapat mengemukakan pendapat, pertimbangan, dan rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak kepada pihak manapun. Standar Pemeriksa Keuangan Negara (2008) menyatakan bahwa apabila pemeriksa tersebut tidak independen, maka seberapa hebatnya laporan hasil pemeriksa yang dihasilkan, pada akhirnya pengguna laporan tetap akan meragukan kredibilitas laporan tersebut. Hasil pemeriksaan atau hasil audit adalah kepentingan bersama manajemen maupun pihak eksternal, maka independensi auditor harus dipertahankan. Hasil penelitian Ahmad et al. (2011) menunjukkan bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dari penjelasan tersebut maka hipotesisnya adalah: Independensi berpengaruh positif terhadap kualitas pemeriksaaan. Pengaruh Integritas pada Kualitas Hasil Pemeriksaan Pusdiklatwas (2008) menyatakan bahwa integritas mendasari suatu elemen timbulnya pengakuan profesional dan kualitas yang melandasi kepercayaan publik. Dimana auditor yang memiliki integritas, menjadikan integritas sebagai patokan (benchmark) dalam menguji semua keputusan yang diambil. Standar Pengendalian Mutu IAI (2008) menyebutkan bahwa mutu pekerjaan KAP tergantung kepada integritas, kompetensi, dan motivasi personil yang melaksanakan dan melakukan supervisi atas pekerjaan. Hal ini menjelaskan bahwa integritas adalah salah satu faktor yang dimiliki auditor agar memberikan keyakinan yang memadai kepada klien atau organisasinya. SPKN (2007) menerangkan bahwa pemeriksa harus mempertahankan integritas dan objektivitas pada saat melaksanakan pemeriksaan untuk mengambil keputusan yang konsisten dengan kepentingan publik. Pemeriksa melaporkan segala hal dalam laporan hasil pemeriksaan agar tidak terjadi kesalahpahaman publik dan para pengguna laporan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi integritas yang dimiliki oleh aparat inspektorat pada saat melaksanakan penugasan professonal auditnya akan mendorong meningkatnya kualitas hasil hasil pemeriksaan. Ayuningtyas dan Sugeng (2012) serta Queena (2012) menyatakan bahwa integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Mabruri dan Winarna (2010) menyatakan bahwa kualitas hasil pemeriksaan dapat dicapai jika auditor memiliki integritas yang baik dan hasil penelitiannya menemukan bahwa integritas berpengaruh terhadap kualitas audit.Sehingga integritas merupakan kualitas yang menjadikan kepercayaan masyarakat. Dari penjelasan tersebut maka hipotesisnya adalah: Integritas berpengaruh postif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Pengaruh Objektivitas pada Kualitas Hasil Pemeriksaan Pusdiklatwas BPKP (2008) menyatakan bahwa prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. Menurut Standar umum dalam Standar Audit APIP menyatakan bahwa dengan prinsip objektivitas 8
mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas (Sukriah et al. 2009). Menurut SPKN (2007), objektivitas berarti penyajian seluruh laporan harus seimbang dalam isi dan nada. Hal ini menjelaskan bahwa laporan hasil pemeriksaan mendorong pengambil keputusan untuk bertindak atas dasar rekomendasi. memberikan laporan hasil pemeriksaan haruslah seimbang dan tidak memihak sehingga pengguna laporan hasil pemeriksaan dapat diyakinkan oleh fakta yang disajikan. Objektivitas merupakan prinsip yang harus diterapkan oleh seorang auditor untuk meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Faktor objektivitas meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ayuningtyas dan Sugeng (2012) serta Sukriah et al. (2009), objektivitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dari penjelasan tersebut maka hipotesisnya adalah: Objektivitas berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Pengaruh Kompetensi pada Kualitas Hasil Pemeriksaan Kompetensi merupakan kemampuan individu seorang pekerja yang memungkinkan ia mencapai kinerja yang berkualitas. Bagi auditor kompetensi harus diterapkan yaitu dengan memiliki ilmu pengetahuan tentang auditing, akuntansi, administrasi sektor publik (Subhan 2012). Menurut Carolita dan Rahardjo (2012) dengan kemampuan APIP yang menguasai pengetahuan tentang audit, akuntansi, dan administrasi sektor publik mempunyai kemungkinan untuk melaporkan dan menemukan penyimpangan. Batubara (2008) menyimpulkan adanya pengaruh kompetensi terhadap kualitas audit yaitu dengan menjelaskan bahwa apabila terjadi perbedaan kompetensi yang dimiliki auditor, maka akan memberi pengaruh pada perbedaan kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor akan dengan mudah melakukan tugas–tugas auditnya sehingga kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan tinggi. Menurut Efendy (2010), Ahmad et al. (2011) serta Ayuningtyas dan Sugeng (2012) kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dari penjelasan tersebut maka hipotesis adalah: Kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan keempat hipotesis tersebut maka dibuat model penelitian sebagai berikut :
Independensi X1 Integritas X2 Kualitas hasil pemeriksaan Y
ObjektivitasX3 KompetensiX4
Gambar 1.1 Model Penelitian METODA PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode survey. Populasi dalam penelitian adalah seluruh auditor/pemeriksa Inspektorat Kabupaten Semarang yang berjumlah 45 orang. Seluruh elemen populasi diambil menjadi data penelitian sehingga penelitian ini menggunakan sampel jenuh.
9
Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada auditor yang berada di Inspektorat Kabupaten Semarang. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan tentang independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi. Pertanyaan kuesioner diambil dari Sukriah et al. (2009) yang sudah dikembangkan yang berpedoman pada Pusdiklatwas BPKP (2008) yaitu variabel independensi, integritas, objektivitas, kompetensi dan kualitas hasil pemeriksaan. Dalam penelitian ini, variabel dependen (Y) yang digunakan adalah kualitas hasil pemeriksaan dan variabel independen terdiri dari independensi (X1) integritas (X2), objektivitas (X3) ,dan kompetensi (X4). Masing-masing variabel, diukur dengan skala lima point skala Likert. Penjelasan atas indikator-indikator variabel penelitian disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1.2 Operasional Variabel Penelitian Variabel
Independensi (X1)
Definisi Operasional Menurut Sukriah et al. (2009) independensi adalah kebebasan posisi auditor baik dalam sikap maupun penampilan dalam hubungannya dengan pihak lain yang terkait dengan tugas audit yang dilaksanakannya.
Integritas(X2)
Menurut Sukriah et al. (2009) integritas merupakan yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji keputusannya
Objektivitas (X3)
Pusdiklatwas (2008) menyatakan sebagai auditor harus menjunjung tinggi ketidak- berpihakan profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi dan memproses data/informasi
Kompetensi (X4)
Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y)
Indikator (Sukriah et al.) 1) Independensi penyusunan program 2) Independensi pelaksanaan pekerjaan 3) Independensi pelaporan 1) 2) 3) 4)
Kejujuran auditor Keberanian auditor Sikap bijaksana auditor Tanggung jawab auditor
1) Bebas dari benturan kepentingan 2) Pengungkapan kondisi sesuai fakta
Menurut Sukriah et al. (2009) dalam melakukan audit, seorang auditor harus memiliki mutu personal yang baik, pengetahuan yang memadai serta keahlian khusus dibidangnya
1) Mutu personal
Menurut Sukriah et al. (2009) kualitas hasil pemeriksaan adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentanga adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya dalam hal ini adalah pemerintah daerah sendiri.
1) Kesesuaian pemeriksaan dengan standar audit
2) Pengetahuan umum 3) Keahlian khusus
2) Kualitas laporan hasil pemeriksaan
Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen (independensi, integritas, objektivitas dan kompetensi terhadap variabel dependen (kualitas hasil pemeriksaan). Persamaan regresinya adalah sebagai berikut: 𝑌 = 𝑎 + 𝛽1 𝑋1+ 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3+ 𝛽4 𝑋4 + 𝑒 Keterangan : Y : Kualitas hasil pemeriksaan 𝑎 : Nilai konstan 𝛽 : Koefisien arah regresi X1 : Independensi X2 : Integritas 10
X3 X4 e
: Objektivitas : Kompetensi : Error
Analisis data menggunakan software SPSS 19.0 for windows dengan lima tahapan analisis data, yaitu analisis statistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan pengujian hipotesis. PEMBAHASAN 1. Deskripsi Obyek Penelitian Responden penelitian ini adalah auditor Inspektorat Kabupaten Semarang yang berjumlah 45 orang. Pendistribusian kuesioner dilakukan dengan mendatangi secara langsung Inspektorat Kabupaten Semarang yang menjadi lokasi pengambilan sampel dan membagikannya kepada responden. Dari 45 kuesioner yang disebarkan, hanya 35 kuesioner yang dapat digunakan untuk penelitian ini (lihat tabel 2), karena beberapa kuesioner tidak kembali dan data tidak lengkap. Tabel 2 Peyebaran Kuesioner Keterangan
Jumlah
Kuesioner yang disebarkan
45 kuesioner
Kuesioner tidak kembali
4 kuesioner
Kuesioner kembali data tidak lengkap
6 kuesioner
Kuesioner yang digunakan
35 kuesioner
2. Deskriptif Data Pengelompokan responden dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai usia, jenis kelamin, jenjang pendidikan, dan masa bekerja responden. Dari pengelompokan ini diketahui bahwa 54% usia responden antara 47-57 tahun, 51% perempuan, 74,3% berpendidikan terakhir S1, dan 60% tealh bekerja antara 25 -30 tahun. Deskripsi karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 3 berikut: Tabel 3 Gambaran Responden Keterangan Usia (tahun) 24-34 36-46 47-57 Jenis Kelamin
Jumlah Orang
Persent
9 7 19
26% 20% 54%
Laki – Laki
17
48.6%
Perempuan Pendidikan Terakhir SMA
18
51.0%
0
0%
S1
26
74.3%
S2 Lama Bekerja(tahun)
9
25.7%
11
5-9
14
40%
11-24
10
29%
25-30 21 Sumber : Data primer diolah
60%
3. Statistik Deskriptif Pengolahan data primer merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pendapat responden mengenai independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada aparat Inspektorat Kabupaten Semarang. Analisis deskriptif untuk tiap variabel dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban tiap penyataan dari responden dari skala sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Deskripsi jawaban akan dijelaskan berdasarkan frekuensi dan hasil perhitungan nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi. Tabel 4 menunjukkan hasil statistik deskriptif sebagai berikut: Tabel 4 Statistik Deskriptif Variabel Independensi Integritas Objektivitas Kompetensi Kualitas Hasil Pemeriksaan
N 35 35 35 35 35
Kisaran Kisaran Teoritis Aktual Median Mean Standar Min Max Min Max Teoritis Aktual Deviasi 9 45 13 42 27 36.37 5.65 14 70 32 63 42 55.20 11.44 8 40 16 38 24 32.17 11.71 10 50 27 49 30 40.14 10.45 10
50
20
42
30
40.94
9.60
Variabel independensi terdiri dari 9 pertanyaan. Kisaran jawaban responden sebesar 13 sampai 42 dengan kisaran teoritisnya 9 sampai 45. Nilai mean dan median untuk variabel independensi masing–masing sebesar 36,37 dan 38. Variabel integritas terdiri dari 14 pertanyaan. Kisaran jawaban responden sebesar 32 sampai 63 dengan kisaran teoritisnya 14 sampai 70. Nilai mean dan median untuk variabel independensi masing–masing sebesar 55,20 dan 42. Variabel objektivitas terdiri dari 8 pertanyaan. Kisaran jawaban responden sebesar 16 sampai 38 dengan kisaran teoritisnya 8 sampai 45. Nilai mean dan median untuk variabel independensi masing–masing sebesar 32,17 dan 24. Variabel kompetensi terdiri dari 10 pertanyaan. Kisaran jawaban responden sebesar 27 sampai 49 dengan kisaran teoritisnya 10 sampai 50. Nilai mean dan median untuk variabel independensi masing–masing sebesar 40,14 dan 30. Variabel kualitas hasil pemeriksaan terdiri dari 10 pertanyaan. Kisaran jawaban responden sebesar 20 sampai 42 dengan kisaran teoritisnya 10 sampai 50. Nilai mean dan median untuk variabel independensi masing–masing sebesar 40,94 dan 30. Perhitungan standar deviasi adalah untuk memperlihatkan bahwa semakin tinggi standar deviasinya maka data semakin heterogen dan semakin rendah tingkat standar deviasinya maka data semakin homogen yang artinya data pada variabel tersebut variansinya semakin sedikit. 4. Uji Kualitas Data Uji kualitas data pada penelitian ini terdiri dari uji validitas dan reliabilitas. Jawaban pertanyaan dari seluruh variabel akan menjadi data yang akan diolah dan diuji. Uji kualitas data untuk mengetahui apakah pertanyaan mampu mengungkapkan faktor – faktor yang akan diukur dalam kuesioner. Dari hasil menunjukkan bahwa setiap pertanyaan memiliki r hitung (Pearson correlation) lebih dari r table (0,3246) dapat disimpulkan bahwa data diatas valid. Nilai koefisien Cronbach's Alpha pada setiap pertanyaan lebih dari 0,70 dapat disimpulkan bahwa 12
instrument penelitian reliable atau handal. Hasil olahan data uji validitas dan reabilitas pada tabel 5 berikut ini : Tabel 5 Validitas dan Reliabilitas
Variabel
Independensi
Integritas
Objektivitas
Kompetensi
Kualitas
No.Pertanyaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1
Pearson Cronbach's Signifikansi Keterangan Correlation Alpha 0.781 0.000 0.751 0.000 0.740 0.000 0.628 0.000 Valid dan 0.650 0.000 0.894 reliable 0.782 0.000 0.794 0.000 0.837 0.000 0.661 0.000 0.601 0.000 0.679 0.000 0.714 0.000 0.734 0.000 0.602 0.000 0.649 0.000 0.767 0.000 Valid dan 0.884 reliable 0.751 0.000 0.730 0.000 0.449 0.000 0.470 0.000 0.761 0.000 0.646 0.000 0.403 0.000 0.868 0.000 0.923 0.000 0.894 0.000 0.842 0.000 Valid dan 0.933 reliable 0.713 0.000 0.873 0.000 0.811 0.000 0.680 0.000 0.772 0.000 0.738 0.000 0.726 0.000 0.776 0.000 0.741 0.000 Valid dan 0.899 reliable 0.633 0.000 0.789 0.000 0.771 0.000 0.699 0.000 0.642 0.000 0.781 0.000 0.885 Valid dan 13
Hasil Pemeriksaan
2 3 4 5 6 7 8 9 10
0.709 0.775 0.761 0.727 0.648 0.670 0.765 0.690 0.557
0.000 0.000 0.000 0.001 0.001 0.000 0.000 0.000 0.000
reliable
Sumber : Perhitungan SPSS
5. UJI ASUMSI KLASIK Sebelum dilakukannya perhitungan regresi berganda, ada beberapa syarat pengujian asumsi klasik agar dapat memenuhi persyaratan analsis regresi. Ada beberapa uji yang digunakan untuk menjelaskan hasil penelitian, yaitu: a.Uji Normalitas Uji normalitas data bertujuan mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian telah terdistribusi normal. Ghozali (2005) menyatakan bahwa pendekatan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov dapat digunakan untuk menguji normalitas data. Hasil uji normalitas data tersaji dalam tabel berikut ini: Tabel 6 Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Normal Parametersa..b Most Extreme Differences
Mean
0.00000000
Std.Deviation
3.26623348
Absolute
0.101
Positive Negative
0.101 -0.87
Kolmogorov-Smirnov Z
0.596
Asymp. Sig.(2-tailed)
0.870
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 6 di atas terlihat bahwa uji normalitas menunjukkan level signifikan lebih besar dari ( = 0.05) yaitu 0,870 > 0,05 untuk variabel independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi. Dengan demikian dapat dinyatakan data dari keempat variabel penelitian terdistibusi normal sehingga layak dipakai untuk analisis regresi berganda. b.Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik mengharapkan korelasi yang rendah antar variabel independen. Keberadaan multikolinearitas dideteksi dengan Varians Inflating Factor (VIF) bernilai lebih dari 10 dan nilai Tolerance ≤ 0.10 (Singgih, 2010). Hasil uji multikolinieritas tersaji pada tabel 7 berikut ini: Tabel 7 Uji Multikolinearitas Data
14
Collineartity Statistic Variabel (Constant)
Tolerance
VIF
Independensi
0.434
2.305
Integritas
0.201
4.987
Objektivitas
0.225
4.450
Kompetensi
0.324
3.091
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
c. Uji Heteroskedastisitas Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas (Ghozali, 2005). Uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel berikut ini dengan menggunakan uji Glejser: Tabel 8 Uji Heteroskedastisitas Coefficients Statistic Variabel
Tolerance
Sig.
(Constant)
1.734
Independensi
1.249
0.240
Integritas
-2.537
0.922
Objektivitas
-1.810
0.074
Kompetensi
3.623
0.194
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 8 di atas, dapat diperoleh bahwa bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai kualitas hasil pemeriksaan, dilihat dari nilai Sig > 0.050. 6. ANALISIS DATA Analisis Regresi Linear Berganda Setelah dilakukan uji asumsi klasik maka dilakukan pengolahan regresi berganda dengan hasil sebagai berikut: Tabel 9 Regresi antara Kualitas Hasil Pemeriksaan dengan Independensi, Integritas, Objektivitas dan Kompetensi Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Variabel 1(Constant)
B
Std.Error
Beta
11.921
5.746
Independensi
T
Sig.
2.075
0.047
0.146
0.230
0.163
0.634
0.531
Integritas
-0.019
0.199
-0.027
-0.097
0.923
Objektivitas
-0.029
0.240
-0.029
-0.119
0.906
Kompetensi
0.640
0.218
0.639
2.935
0.006
Dependent Variabel : Kualitas Hasil Pemeriksaan Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
15
Dari Analisis Tabel 9 diatas maka dapat diperoleh persamaan regresi berganda dengan hasil sebagai berikut: Y =11.921+0.146 (X1) -0.019 (X2)- 0.029 (X3) + 0.640 (X4)+ e Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa: a. Konstanta (α) Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 11.921. b. Koefisien Regresi (β)(X1) Nilai koefisien regresi variabel independensi sebesar 0.146 c. Koefisien Regresi (β)(X2) Nilai koefisien regresi variabel integritas sebesar -0.019 . d. Koefisien Regresi (β)(X3) Nilai koefisien regresi variabel objektivitas sebesar -0.029 e. Koefisien Regresi (β)(X4) Nilai koefisien regresi variabel kompetensi sebesar 0.640. 1) Uji F (Simultan) Nilai F regresi bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2005). Hasil uji nilai F adalah sebagai berikut: Sum of Squares
Model
Df
Tabel 10 Uji F Simultan Mean Square
Regression
422.699
4
105.675
Residual Total
447.187 869.886
30 34
14.906
F 7.089
Sig. 0.000
Sumber : Perhitungan SPPS Catatan : Predictors: (Constant), Kompetensi,Independensi,Objektivitas,Integritas Dependent : Kualitas Hasil Pemeriksaan
Uji F menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 7.089 dengan tingkat sig 0,000 atau terdapat nilai signifikansi 0,000 < =0.05. Hal tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara independensi, integritas, objektivitas, dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. 2) Uji T (Parsial) Pengujian hipotesis menggunakan liniear berganda. Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh independensi, integritas, objektivitas dan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. TABEL 11 Nilai T Regresi Standardized Coefficients
Unstandardized Coefficients Variabel 1(Constant)
B
Std.Error
Beta
t 2.075
Sig. 0.047
0.163
0.634
0.531
0.199
-0.027
-0.097
0.923
0.240
-0.029
-0.119
0.906
11.921
5.746
0.146
0.230
Integritas
-0.019
Objektivitas
-0.029
Independensi
16
Kompetensi
0.640
0.218
0.639
2.935
0.006
Dependent Variabel : Kualitas Hasil Pemeriksaan Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat dilihat pengaruh antar variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Independensi (X1) terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) memiliki nilai sig 0,531 pada tabel coefficients dengan nilai =0,05 artinya 0,531 > 0,05 dan nilai Beta 0.146. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Independensi (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan (Y). Dengan demikian H1 ditolak 2. Pengaruh Integritas (X2) terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) memiliki nilai sig 0,923 pada tabel coefficients dengan nilai =0,05 artinya 0,923 > 0,05 dan nilai Beta -0,019. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Integritas (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan (Y). Dengan demikian H2 ditolak. 3. Pengaruh Objektivitas (X3) terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) memiliki nilai sig 0,906 pada tabel coefficients dengan nilai =0,05 artinya 0,906 > 0,05 dan nilai Beta 0,906. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Objektivitas (X3) tidak berpengaruh signifikan. 4. Pengaruh Kompetensi (X4) terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Y) memiliki nilai sig 0,006 pada tabel coefficients dengan nilai =0,05 artinya 0,006 < 0,05 dan nilai Beta 0,640. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kompetensi (X4) berpengaruh dan signifikan. PEMBAHASAN Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, diperoleh bahwa tingkat independensi, integritas, dan objektivitas berpengaruh tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Variabel Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil data disajikan pada tabel 12 di bawah ini: Tabel 12 Hasil Penelitian Hipotesis
Signifikan
Kesimpulan
H1
0,531 > 0,05
Ditolak
H2
0,923 > 0,05
Ditolak
H3
0,906 > 0,05
Ditolak
H4
0,006 < 0,05
Diterima
Sumber : Hasil Perhitungan SPSS
Hipotesis pertama dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh signifikan independensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel independensi memiliki nilai sig 0,531 > 0,05 dan nilai Beta 0.146. Dengan demikian hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Dilihat dari distribusi jawaban responden presentase jawaban pertanyaan 1,2,3,4,5 dan 6 dengan jawaban tidak setuju berkisar 2,9% sampai 8,6%. Ketidaksignifikanan disebabkan karena pada saat penyusunan program pemeriksaan masih ada intervensi pimpinan untuk menentukan, mengeliminasi, atau memodifikasi bagian – bagian tertentu yang akan diperiksa serta intervensi atas prosedur yang dipilih auditor (pernyataan no.1,2, dan 3). Kemudian pada saat pelaksanaan pemeriksaan masih belum bebas dari usaha objek pemeriksaan untuk 17
menentukan atau menunjuk kegiatan yang akan diperiksa, pembatasan kegiatan pemeriksaan karena masih belum bebas dari kepentingan pribadi atau pihak lain. Berdasarkan struktur organisasi pemerintahan daerah, hipotesis ini ditolak karena aparat Inspektorat bertanggung jawab penuh kepada Bupati. Hal ini mendukung kesimpulan Efendy (2010) bahwa independensi auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, karena independensi aparat masih terpengaruh dengan penentu kebijakan dan sering mutasi antar satuan kerja perangkat daerah. Akibatnya, meskipun aparat sering mendapat fasilitas dari auditee, namun aparat tetap menganggap bahwa audit yang baik tetap harus dilaksanakan. Hipotesis kedua dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh signifikan integritas terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel integritas memiliki nilai sig 0,923 > 0,05 dan nilai Beta -0,019. Dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel integritas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Distribusi jawaban responden, integritas yang diukur dalam bentuk kejujuran, keberanian, sikap bijaksana dan rasa tanggung jawab auditor memiliki persentase jawaban kecuali pertanyaan nomor 12 dan 13 dengan jawaban tidak setuju berkisar 2,9% sampai 14%. Sehingga disimpulkan bahwa hasil disebabkan karena pada saat pemeriksaan tidak seluruh auditor melaporkan sesuai dengan kenyataan yang ada, sebagian auditor menerima seuatu yang dapat mengurangi integritasnya, sebagian auditor kemungkinan diintimidasi sehingga mempengaruhi pendapatnya dan auditor terlalu mempertimbangkan dalam mengemukakan pendapatnya sehingga dalam pelaporan sebagian dieliminasi. Namun auditor mempunyai antusiasme yang tinggi dalam pelaksanaan auditnya dan auditor bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku. Hal ini tidak mendukung kesimpulan Ayuningtyas et al.(2012) bahwa integritas auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, karena objektivitas haruslah bebas dari pengaruh pandangan subyektif pihak – pihak lain yang berkepentingan. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini betujuan untuk menguji pengaruh signifikan objektivitas terhadap kualitas hasil pemeriksaan Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel objektivitas memiliki nilai sig 0,906 > 0,05 dan nilai Beta 0,906. Dengan demikian hipotesis ketiga dalam penelitian ini ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa variabel objektivitas tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan distribusi jawaban responden, objektivitas yang diukur dalam bentuk bebas dari benturan dan pengungkapan sesuai fakta dengan persentase jawaban kecuali pertanyaan nomor 8 yang memberikan pendapat tidak setuju berkisar 2,9% sampai 8,6%%. Auditor masih mendapatkan tekanan berkaitan dengan hasil pemeriksaan. Auditor mempunyai niat untuk tidak mencari kesalahan yang dilakukan objek pemeriksaan dan auditor tetap mempertahankan kriteria dan kebijaksanaan yang resmi dalam pelaksanaan auditnya. Auditor menggunakan pikiran yang logis dalam melakukan tindakan dan proses pengambilan keputusan. Hal ini tidak mendukung kesimpulan Mabruri et al (2012) bahwa objektivitas auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan karena semakin tinggi objektivitas, maka semakin tinggi kualitas pemeriksaannya. Hipotesis keempat dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh signifikan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa variabel kompetensi memiliki nilai sig 0,006 < 0,05 dan nilai Beta 0,640. Dengan demikian hipotesis keempat dalam penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel integritas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Berdasarkan distribusi jawaban responden, kompetensi yang diukur dalam bentuk mutu personal, Auditor mampu bekerjasama dengan tim dan keahlian khusus dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan dengan presentase jawaban seluruh pertanyaan dengan jawaban setuju berkisar 46% sampai 69%. Sehingga disimpulkan bahwa karena auditor memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, 18
auditor memiliki pengetahuan tentang organisasi, auditing dan sektor publik, serta auditor memiliki keahlian khusus seperti melakukan wawancara, membaca cepat, kemampuan mengolah data dengan statistika dan memiliki kemampuan menyampaikan laporan dengan mempresentasikan laporan dengan baik. Hal ini mendukung kesimpulan Efendy (2010) bahwa kompetensi auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, karena untuk meningkatkan kualitas hasil, seorang auditor sangat bergantung pada tingkat kompetensinya. Jika auditor memiliki kompetensi yang baik maka auditor akan dengan mudah melakukan tugasnya, auditor akan mendapatkan kesulitan – kesulitan sehingga kualitas pemeriksaan yang dihasilkan akan rendah pula. Hasil uji penelitian menunjukkan bahwa independensi, integritas, objektivitas dan kompetensi secara (simultan) bersama–sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Menurut angka koefisien regresi pada analisis regresi berganda menunjukkan angka 0,006 dari variabel kompetensi. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi memiliki pengaruh paling dominan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa independensi menunjukkan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini mendukung kesimpulan Queena (2012) bahwa independensi auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas tidak signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Efendy (2010) hasilnya berpengaruh positif signifikan kompetensi terhadap kualitas hasil pemeriksan aparat Inspektorat. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kompetensi yang dimiliki aparat Inspektorat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Kompetensi adalah variabel yang berpengaruh paling dominan. KETERBATASAN Seperti kebanyakan penelitian lainnya, penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu: 1. Penyebaran kuesioner pada Inspektorat Kabupaten Semarang menjadi keterbatasan dalam penilitian. Kesibukan auditor dan banyaknya tugas audit yang dilakukan, menyebabkan pihak Inspektorat Kabupaten kurang berkenan untuk melakukan penelitian lebih dalam adalah alasan keterbatasan dalam memperoleh responden. 2. Penggunaan metode ini hanya dengan menggunkan metode survey dengan kuesioner, sehingga kemungkinan terjadi ketidakjujuran dalam menjawab pertanyaan. IMPLIKASI Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Variabel kompetensi mempunyai pengaruh paling dominan dibanding ketiga variabel lainnya. Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan perlu dilakukan peningkatan kompetensi auditor APIP Kabupaten Semarang, contohnya dengan memberikan pendidikan dan diklat berkelanjutan. Hal ini perlu agar aparat Inspektorat mengikuti perkembangan standar metode, prosedur dan tehnik pemeriksaan terutama, sehingga dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. SARAN Penelitian selanjutnya dapat menambahkan beberapa variabel lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan seperti akuntabilitas dan etika auditor, skeptisme 19
profesional. Faktor akuntabilitas dan etika auditor memiliki peran dalam mewujudkan peningkatan kualitas hasil pemeriksaan. Skeptisme profesional auditor sangat penting untuk diterapkan oleh auditor ketika melaksanakan auditnya karena diperlukan untuk menentukan jenis dan jumlah bukti untuk kegiatan audit internal organisasi pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA Agoes,Sukrisno. 2004.Pemeriksaan Akuntan (Auditing). Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Ahmad, Wirahadi Afridian, Sriyunianti, Fera, Fauzi, Nurul dan Septriani, Yosi. 2011. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pasaman). Jurnal Akuntansi & Manajemen Vol.6 No.2 Desember 2011 ISSN 1858-3687 hal.63- 73. Arens, Alvin A, Beasley, Mark S., and Elder, Randel J., 2010. USA: Auditing and Assurance Services An Integrated Approach Tenth Edition Prentice Hall. Arens, Alvin A, Loebbecke 1990. Auditing: Suatu Pendekatan terpadu. Jilid I.Salemba Empat Jakarta. Armando, Gerry. 2013. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dan Pengawasan Keuangan Daerah Terhadap Nilai Informasi Laporan Keuangan Pemerintah (Studi Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kota Bukit Tinggi). Skripsi Program S1 Fakultas Ekonomi : Universitas Negeri Padang Ayuningtyas, Harvita Yulian dan Pamudji, Sugeng. 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus Pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten Di Jawa Tengah)”. Diponegoro Journal Of Accounting,Vol.1 No.2, hal.1-10 Badjuri, Achmad. 2012. Analysis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan Audit Sektor Publik (Studi Empiris pada BPKP Perwakilan Jawa Tengah).Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, Nopember 2012, Hal :120135. Vol.1 No.2 Batubara,Rizal Iskandar. 2008. Anlisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan.Tesis: Universias Sumatera Utara Medan. Cahyat, A. 2004. Sistem Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Kabupaten. Pembahasan Peraturan Perundangan di Bidang Pengawasan. Governance Brief Number 3 Carolita, Metha Kartika dan Rahardjo, Shiddiq Nur,2012 .Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi pada Kantor Akuntan Publik di Semarang). Diponegoro Journal Of Accounting,Vol.1 No.2, hal.1-11 Christiawan, Yulius Jogi. 2003. Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik. Refleksi Hasil Penelitian Empiris. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.4 No. 2 (Nov) Hal. 79-92 Efendy, Muh Taufiq. 2010. Pengaruh Kompetensi, Independensi, dan Motivasi Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat Dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Inspektorat Kota Gorontalo). Tesis Program S-2. Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro : Semarang Falah,Syaikhul. 2005. Pengaruh Budaya Etis Organisasi dan Orientasi Etika Terhadap Sensitivitas Etika. Tesis Program S2 Fakultastas Ekonomi. Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan). 20
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19 edisi ke lima. Semarang : Badan Penerbit Undip. Mabruri, Havidz dan Jaka Winarna. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto. Mardiasmo. 2005. Akuntansi Sektor Publik Edisi 2. Penerbit Andi :Yogyakarta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pusdiklatwas BPKP. 2008. Kode Etik dan Standar Audit. Edisi Kelima Queena, Prima Precilia dan Abdul Rohman. 2012. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit Aparat Inspektorat Kota/ Kabupaten di Jawa Tengah . Diponegoro Journal Of Accounting Vol.1 No.2 Tahun. 2012: 1-12. Sari, Nungky Nurmalita. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Terhadap Kualitas Audit. Skripsi: Universitas Diponegoro Semarang. Sembiring, Andi Yahya dan Rustina. 2014 .Pengaruh pengalaman dan Akuntabilitas Terhadap Kualitas Audit Internal Inspektorat Daerah Istimewa Yogyakarta. Karya Ilmiah Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Simanjuntak, Piter. 2008. Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Qaulity(Studi Empiris pada Auditor KAP di Jakarta). Tesis Program S-2, Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro : Semarang Subhan, 2012, Analisis Variabel – Variabel yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi pada Inspektorat Kabupaten Pamekasan). Makalah IV Fakultas Ekonomi Universitas Madura : Madura Sukriah, Ika. Akram dan Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman kerja,Independensi, Objektivitas,Integritas dan Komepetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. Simposium Nasional Akuntansi 12:Palembang Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Wibowo, Setyo. (2006). Prinsip-Prinsip Dasar Kode Etik Auditor Internal. http://auditorinternal.com/
21