ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH PADA PEMERINTAH KOTA SEMARANG Lilis Setyowati1), Wikan Isthika2) 1)
Akuntansi, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No.5-11 Semarang 50131 email:
[email protected] 2) Akuntansi, Universitas Dian Nuswantoro Jl. Nakula I No.5-11 Semarang 50131 email:
[email protected]
Abstrak - Adanya fenomena hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) bahwa laporan keuangan pemerintah daerah tidak memenuhi kriteria sebagai syarat-syarat laporan keuangan yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan yaitu pemahaman sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia, dan peran internal audit. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh pemahaman sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia, dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Populasi dalam penelitian ini SKPD yang menyampaikan laporan keuangan. Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari responden melalui penyebaran kuesioner. Untuk selanjutnya pengujian data dilakukan dengan uji validitas, uji reliabilitas dan pengujian hipotesis. Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis regresi linear berganda antara variabel independen dengan dependen baik secara simultan maupun secara parsial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesemua variabel independen yang diturunkan secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R2 sebesar 0,587 lebih besar dari nilai 0. Pengaruh sebesar 58,7% menunjukkan bahwa pengaruhnya lemah karena nilai koefisien determinasi R2 = 0,587 lebih kecil dari 0,6. Diduga masih ada faktor lain yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Sementara itu hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen secara parsial menunjukkan bahwa pemanfaatan system informasi akuntansi keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah dengan nilai signifikasi 0,504 > 0,05, kompetensi sumber daya manusia dan peran internal audit tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan daerah dengan nilai signifikansi 0,018 < 0,05 dan 0,004 < 0,05. Kata Kunci: Pemanfaatan SIA Keuangan Daerah, Kompetensi Sumber Daya Manusia, Peran Internal Audit, dan Kualitas Laporan Keuangan Daerah
I. PENDAHULUAN Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik, pemerintah daerah harus terus melakukan upaya untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah mengatur semua aspek teknis mencakup bidang peraturan, kelembagaan, sistem informasi keuangan daerah, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Laporan keuangan merupakan media bagi sebuah entitas dalam hal ini pemerintah untuk mempertanggungjawabkan kinerja keuangannya kepada publik. Pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan yang mengandung informasi keuangan yang berkualitas. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dijelaskan bahwa laporan keuangan yang berkualitas itu harus memenuhi
karakteristik relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami (Yuliani et al, 2010). Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan sebuah Laporan Keuangan yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan. Selain itu, hal yang mendasar dan penting dari oenerapan akuntansi di dalam penyusunan laporan keuangan salah satunya yaitu sistem akuntansi (Roviyantie, 2011). Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya akan mendapat penilaian berupa opini dari Badan Pengawas Keuangan. Ketika Badan Pengawas Keuangan memberikan opini wajar tanpa pengecualian terhadap Laporan Keuangan, artinya dapat dikatakan bahawa Laporan Keuangan suatu
Proceedings SNEB 2014: Hal. 1
organisasi tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas . Berdasarkan pada Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kota Semarang, Kota Salatiga, Kota Tegal, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Wonosobo, kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Kendal untuk Tahun Anggaran 2012, hanya ada tiga Pemerintah Daerah yang mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian yaitu Pemerintah Kota Semarang, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Boyolali. Sedangkan delapan Pemerintah Daerah lainnya masih mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian. Rendahnya kualitas laporan dapat disebabkan oleh belum diterapkannya sistem informasi akuntansi keuangan atau kurangnya pemahaman akuntansi dari penyusun alporan keuangan itu sendiri atau kurannya kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki dan atau peran internal audit yang masih lemah. Untuk menindak lanjuti hasil pemeriksaanBPK RI tersebut, maka jajaran akademisi perlu mengkaji secara mendalam pada salah satu kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah, dalam hal ini Kota Semarang. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah merupakan aplikasi yang mempunyai peran sangat penting dalam hal pengelolaan keuangan daerah, sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undangundang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara mewajibkan pemerintah daerah dan Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pengguna anggaran untuk menyusun laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban pengelolaan keuangan. Laporan keuangan berupa neraca, laporan realisasi anggaran, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan harus disajikan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) menyebutkan bahwa Sistem Informasi Keuangan Daerah adalah sustu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah. Sedangkan Informasi Keuangan Daerah adalah segala informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah yang diperlukan dalam rangka penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah. 2.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia Kompetensi adalah karakteristik dasar dari seseorang yang memungkinkan mereka mengeluarkan kinerja superior dalam pekerjaannya. Makna kompetensi mengandung bagian kepribadian yang
mendalam dan melekat pada seseorang dengan perilaku yang dapat diprediksi pada berbagai keadaan dan tugas pekerjaan. Prediksi siapa yang berkinerja baik dan kurang baik dapat diukur dari kriteria atau standar yang digunakan. 2.3 Peran Internal Audit Internal auditing merupakan suatu aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisai. Dengan demikian internal auditing membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko kecukupan kontrol dan pengelolaan organisasi. Dalam The International Standart for the Professional Practice of Internal Auditng, peran yang dimainkan oleh auditor internal dibagi menjadi dua kategori utama yaitu jasa assurance dan jasa konsultasi. Jasa assurance merupakan penilaian obyektif auditor internal atas bukti untuk memebrikan pendapat atau kesimpulan independen mengenai proses, sistem atau subyek masalah lain. Jenis lingkup penugasan assurance ditentukan oleh auditor internal. Sedangkan jasa konsultasi merupakan pemberian saran, dan umumnya dilakukan atas permintaan khusus dari klien. Dalam melaksanakan jasa konsultasi, auditor internal harus tetap menjaga obyektivitasnya dan tidak memegang tanggung jawab manajemen. 2.4 Kualitas Laporan Keuangan Daerah Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan bahwa Kepala Daerah bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan kepadanya dalam pelaksanaan tanggung jawab mengelola organisasi. Kualitas merupakan suatu penilaian terhadap output pusat pertanggungjawaban atas suatu hal, baik itu dilihat dari segi yang berwujud seperti barang maupun segi yang tidak berwujud, seperti suatu kegiatan. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan kualitas penting informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan meliputi dapat dipahami (understandability), relevansi (relevance), keterandalan (reliable) , dan dpat diperbandingkan (comparability). Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh para pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
Proceedings SNEB 2014: Hal. 2
2.5 Kerangka Pemikiran dan Pengmbangan Hipotesis Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan diatas menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah , kompetensi sumber daya manusia, dan peran internal audit mempengaruhi kualitas laporan keuangan. Dengan adanya fasilitas jaringan sistem informasi akuntansi yang dirancang khusus untuk proses penyusunan laporan keuangan mulai dari pencatatan jurnal, buku besar sampai kepada laporan keuangan semua telah tersistem dengan menggunakan komputerisasi akan mengurangi tingkat kesalahan dalam perhitungan dan menghemat waktu dalam proses penyusunannya. Dengan demikian diharapkan laporan keuangan yang dihasilkan dapat memenuhi informasi yang diharapkan dan mampu meningkatkan kualitas hasil dan tersedianya laporan keuangan yang tepat waktu. Untuk menyusun laporan keuangan yang berkualitas, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten. Begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan. Disamping itu adanya peran internal audit selaku aparat pengawas internal pemerintah daerah diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam menyiapkan laporan keuangan yang berkualitas dan handal. Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah
Kompetensi Sumber Daya Manusia
Kualitas Laporan Keuangan Daerah
Peran Internal Audit
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Hipotesis: H1 : Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah H2 : Kompetensi Sumber Daya Manusia berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah H3 : Peran Internal Audit berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah H4 : Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah, Kompetensi Sumber Daya
Manusia, dan Peran Internal Audit secara simultan berpengaruh terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah
III. METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi sasaran yang penulis teliti adalah subyek yang berhubungan dengan bagian keungan pada SKPD di Kota Semarang. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel nonprobability sampling dengan pendekatan sampling purposive. Yakni teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006). Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 13 SKPD di Kota Semarang yang berjumlah 33 responden pegawai bagian keuangan di setiap SKPD. 3.2 Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data digunakan metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pada metode kualitatif semua data terkumpul dianalisis secara kualitatif berdasarkan pendapat para ahli sebagai landasan teori. Kuesioner terkumpul untuk melakukan analisis data perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Kedua pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan sesuai dengan yang diukur dan juga konsistensi dengan data yang dikumpulkan. 3.3 Pengujian Hipotesis Teknik analisis data pada pengujian hipotesis menggunakan pengujian analisis regresi linear berganda yang merupakan teknik statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh antara dua atau lebih variabel dan untuk melihat pengaruh secara parsial dan simultan. Persamaan model empiris yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Y = α + β1 X1 + β2 X 2 + β3 X3 + e
IV. PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Product Moment coefisient of correlation. Berdasarkan output komputer dari 31 pernyataan dinyatakan valid karena nilai korelasi yang diperoleh masing-masing pernyataan untuk 31 item berada diatas nilai kritis korelasi product moment. Hasil pengujian sebagaimana ditunjukkan dalam tabel 4.1 Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Data atas Pernyataan
Proceedings SNEB 2014: Hal. 3
Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah
Kode
Koefisien Korelasi
Niliai Kritis
Ketera ngan
SIA1
0,490
0,235
Valid
SIA2
0,584
0,235
Valid
SIA3
0,558
0,235
Valid
SIA4
0,518
0,235
Valid
SIA5
0,627
0,235
Valid
SIA6
0,556
0,235
SIA7
0,544
SIA8
Prnadt 1
0,562
0,235
Valid
Prnadt 2
0,354
0,235
Valid
Prnadt 3
0,443
0,235
Valid
Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas Data atas Pernyataan Kualitas laporan Keuangan Daerah
Kode
Koefisien Korelasi
Valid
Kltst1
0,484
0,235
Valid
0,235
Valid
Kltst2
0,570
0,235
Valid
0,486
0,235
Valid
Kltst3
0,484
0,235
Valid
SIA9
0,662
0,235
Valid
Kltst4
0,405
0,235
Valid
SIA1 0
0,307
0,235
Valid
Kltst5
0,658
0,235
Valid
Kltst6
0,458
0,235
Valid
Kltst7
0,359
0,235
Valid
0,528
0,235
Valid
Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Data atas Pernyataan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Kode
Niliai Kritis
Ket
Koefisie n Korelasi
Niliai Kritis
Ketera ngan
Kltst8
Kmpt1
0,408
0,235
Valid
Kmpt2
0,653
0,235
Valid
Kmpt3
0,482
0,235
Valid
Kmpt4
0,540
0,235
Valid
Kmpt5
0,421
0,235
Valid
Dari hasil pengujian validitas data menunjukkan bahwa koefisien korelasi yang diperoleh oleh masing-masing item dari variabel pemahaman sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia, peran internal audit, dan kualitas laporan keuangan daerah berada diatas nilai korelasi product moment sehingga kuesioner yang digunakan dapat dinyatakan valid
Kmpt6
0,588
0,235
Valid
Kmpt7
0,283
0,235
Valid
Kmpt8
0,525
0,235
Valid
Kmpt9
0,440
0,235
Valid
Kmpt1 0
0,355
0,235
Valid
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Data atas Pernyataan Peran Internal Audit
Kode
Koefisien Korelasi
Niliai Kritis
Ketera ngan
4.2 Hasil Uji Reliabilitas Pengujian reliabilitas juga dilakukan secara statisik dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s alpha. Istrumen dalam penelitian ini reliable karena nilai Cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6 yang hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.5 Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas
Variab el
Nilai Cronbach ’s alpha
Niliai Stand ar
Keteran gan
SIA
0,835
0,6
Reliable
Kmpt
0,777
0,6
Reliable
Prnadt
0,637
0,6
Reliable
Proceedings SNEB 2014: Hal. 4
Klts
0,784
0,6
Reliable
4.3 Hasil Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.6 Tabel 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel
Unstandarized Coefficients
4.5 Pengujian Secara Parsial Model statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah dengan menggunakan model regresi linear berganda dengan bantuan program komputer yaitu SPSS versi 16.0. Tampilan output SPSS untuk analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 4.7 Tabel 4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Varibel
Nilai Koefisien
thitung
Sig
Constanta
-1,258 -0,247
0,081
Konstant a
-1,258
X1 ke Y
0,80 6
X2 ke Y
0,419
SIA
0,081
0,676
X3 ke Y
1,012
0,50 4
Kmpt
0,419
2,500
0,01 8
Prnadt
1,102
3,135
0,00 4
F hitung = 16,171 R = 791a 2
R = 0,626 R2 adjusted 0,587
=
Berdasarkan output komputer melalui program SPSS dari coefficient diatas, maka persamaan regresi linear berganda diperoleh sebagai berikut: Y = -1,258 +0,081 X1 + 0,419X2 + 1,102X3 + e 4.4 Pengujian Secara Simultan Untuk pengaruh secara simultan dapat dilakukan dengan melihat nilai R2. Dari hasil pengujian pengaruh pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kulaitas laporan keuangan daerah, dan perna internal audit terhadap kualitas laporan keuangan daerah secara simultan diperoleh nilai koefiisien β1 = 0,081, nilai β2 = 0,419, nilai koefisien β3 = 1,102 dan nilai R2 sebesar 0,626 Hasil uji simultan menunjukkan besarnya nilai statistik F sebesar 16,171 dengan nilai signifikansi p = 0,000 (<0,05), hal ini menunjukkan bahwa variabel pemahaman sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia, dan peran internal audit secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Nilai Adjusted R2 sebesar 0,587 menunjukkan bahwa kualitas laporan keuangan daearah dipengaruhi oleh varibel pemahaman sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kualitas sumber daya manusia, dan peran internal audit sebesar 58,7% sedangkan sisanya sebesar 41,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar model.
Adjusted R2 = 0,587 33
N=
Pengaruh pemahaman sistem informasi akuntansi keuangan daerah terhadap kualitas laporan keuangan daerah HA : β1 ≠ 0 yaitu 0,081 > 0 artinya setiap kenaikan variabel independen sebesar satu maka kualitas laporan keuangan daerah meningkat sebesar 8,1% dengan asumsi variabel yang dianggap tetap. Varibel independensi secara parsial mempunyai t-hitung sebesar 0,676 dengan tingkat signifikan 0,504 (>0,05). Hal ini berarti secara parsial variabel pemahaman sistem informasi akuntansi keuangan daerah tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Sehingga hipotesis pertama ditolak. Dengan adanya fasilitas jaringan sistem informasi akuntansi yang dirancang khusus untuk proses penyusunan laporan keuangan telah tersistem dengan menggunakan komputerisasi belum tentu akan mengurangi tingkat kesalahan dalam perhitungan dan menghemat waktu dalam proses penyusunannya. Dengan demikian adanya jaringan sistem informasi akuntansi belum dapat membantu pemerintah daerah Kota Semarang dalam menghasilkan laporan keuangan yang mampu meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah Kota Semarang. Pengaruh kompetensi sumber daya manusia terhadap kualitas laporan keuangan daerah HA : β1 ≠ 0 yaitu 0,419 > 0 artinya setiap kenaikan variabel independen sebesar satu maka kualitas laporan keuangan daerah meningkat sebesar 41,9% dengan asumsi variabel yang dianggap tetap. Varibel
Proceedings SNEB 2014: Hal. 5
independensi secara parsial mempunyai t-hitung sebesar 2,500 dengan tingkat signifikan 0,018 (<0,05). Hal ini berarti secara parsial variabel kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Sehingga hipotesis pertama diterima. Dengan demikian, jika kompetensi SDM bagian keuangan/akuntansi pada pemerintah daerah di Kota Semarang , baik dalam artian SDM keuangan/akuntansi tersebut kompeten, maka kualitas laporan keuangan daerah pada pemerintah Kota Semarang pun akan memenuhi karakteristik kualitatif. Pengaruh peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan daerah HA : β1 ≠ 0 yaitu 1,102 > 0 artinya setiap kenaikan variabel independen sebesar satu maka kualitas laporan keuangan daerah meningkat sebesar 110,2% dengan asumsi variabel yang dianggap tetap. Varibel independensi secara parsial mempunyai t-hitung sebesar 3,135 dengan tingkat signifikan 0,004 (<0,05). Hal ini berarti secara parsial variabel peran internal audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Sehingga hipotesis pertama diterima. Dengan demikian, jika peran internal audit selaku aparat pengawas internal pemerintah daerah di Kota Semarang mampu memberikan jasa konsultasi dan jaminan mutu, maka dapat membantu pemerintah daerah dalam menyiapkan laporan keuangan yang berkualitas dan handal. IV. KESIMPULAN Setelah dilakukan pengujian dan analisis data dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan yaitu: 1. Pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah tidak berpengaruh terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan daerah Kota Semarang 2. Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh terhadap peningkatan kualiats laporan keuangan daerah Kota Semarang 3. Peran internal audit berpengaruh terdapap peningkatan kualitas laporan keuangan daeran Kota Semarang 4. Pemahaman sistem informasi akuntansi keuangan daerah, kompetensi sumber daya manusia, dan peran internal ausit secara simultan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan pemerintah Kota Semarang REFERENSI Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta
Poerwadaminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Edisi Ketiga. Balai Pustaka Republik Indonesia. 2007. PP Republik Indonesia No. 38 tentang Pembagian Uusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi , dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Jakarta Republik Indonesia. 2007. Permendagri No. 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Permendagri No. 13 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta Republik Indonesia. 2006. Permendagri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta Republik Indonesia. 2005. PP No. 24 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Jakarta Republik Indonesia. 2005. PP No. 58 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta Republik Indonesia. 2005. PP Republik Indonesia No. 56 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Jakarta Republik Indonesia. 2004. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Jakarta Republik Indonesia. 2004. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Jakarta Republik Indonesia. 2003. UU No. 17 tentang Keuangan Negara. Indonesia Rovianyantie, Devi. 2011. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Akkuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Kauangan Daerah. Sawyer, Lawrence B. 2005. Internal Auditing. Edisi 5. Salemba Empat Sugiyono. 2006. Metode Bandung: Alfabeta
Penilitian
Bisnis.
Yuliani, et al. 2010. Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dan Peran Internal Audit Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol.3 No.2 hal 206-220
Proceedings SNEB 2014: Hal. 6
Biodata Penulis Lilis Setyowati, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang, lulus tahun 2009. Saat ini masih studi lanjut pasca sarjana di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Wikan Isthika, memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE), Jurusan Akuntansi Universitas Dian Nuswantoro Semarang, lulus tahun 2009. Memperoleh gelar Master of Economic (MEc) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Ekonomi Universitas Malaya Kuala Kumpur, lulus tahun 2013. Saat ini menjadi Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dian Nuswantoro Semarang
Proceedings SNEB 2014: Hal. 7
Proceedings SNEB 2014: Hal. 8