e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA SKPD KABUPATEN BULELENG 1
Komang Agus Sadu Wibawa, 1Ni Kadek Sinarwati, 2Gede Adi Yuniarta Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {
[email protected],
[email protected],
[email protected] }@undiksha.ac.id Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada SKPD di Kabupaten Buleleng. Faktorfaktor tersebut antara lain kompetensi sumber daya manusia, pemahaman akuntansi, penerapan sistem pengendalian intern, pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah, penerapan standar akuntansi pemerintahan dan pemanfaatan teknologi informasi. Jenis penelitian merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer. Teknik pengumpulan data adalah melalui penyebaran kuesioner. Populasi dalam penelitian ini yaitu SKPD se-Kabupaten Buleleng dan tiap SKPD diwakili oleh Kasubag dan staff keuangan sebagai responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS Statistics 20.0 For Windows. Hasil penelitian menunjukkan (1) kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (2) pemahaman akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (3) penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (4) pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (5) penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan dan (6) pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Kata kunci: Kompetensi Sumber Daya Manusia, Pemahaman Akuntansi, Penerapan Sistem Pengendalian Intern, Pemanfaatan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Kualitas Laporan Keuangan. Abstract This study aimed at determining the factors affecting the quality of financial statement of regional government on SKPD (Regional Work Unit) of Buleleng Regency. Those factors included competence of human resource, understanding of accounting, application of internal control system, utilization of regional financial accounting system, application of government accounting standard, and utilization of information technology. The type of this research was quantitative research using primary data. The data collection technique was done through the distribution of questionnaires. The population in this research were all SKPD in Buleleng Regency and each SKPD was represented by Kasubag (head of subsection) and financial staff as respondent. The sampling technique used was purposive sampling. The data were analyzed by using multiple linear regression analysis with the help of SPSS Statistics 20.0 For Windows software.
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) The result of the research showed that (1) the competence of human resource had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (2) the understanding of accounting had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (3) the application of internal control system had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (4) the utilization of the regional financial accounting system had a significant positive effect on the quality of the financial statement, (5) the application of government accounting standard had a significant positive effect on the quality of financial statement, and (6) the utilization of information technology had a significant positive effect on the quality of financial statement. Keywords: Human Resource Competence, Understanding of Accounting, Application of Internal Control System, Utilization of Regional Financial Accounting System, Application of Government Accounting Standard, Utilization of Information Technology, and Quality of Financial Statement.
PENDAHULUAN Laporan keuangan sangat penting dalam suatu instansi pemerintahan atau organisasi tertentu karena dapat dipakai sebagai acuan dalam menentukan suatu keberhasilan instansi tersebut. Laporan keuangan adalah informasi yang disajikan untuk membantu stakeholders dalam membuat keputusan sosial, politik dan ekonomi sehingga keputusan yang diambil bisa lebih berkualitas (Mahmudi, 2007:11). Tujuan dari dibuatnya laporan keuangan adalah untuk dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan keuangan juga dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan instansi sehingga dapat menghasilkan suatu informasi yang handal dan dapat dipercaya. Untuk itu, laporan keuangan yang dibuat hendaknya harus berkualitas dan mudah dipahami sesuai dengan karakteristik laporan keuangan yang kualitatif yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Kurangnya kualitas laporan keuangan sering menjadi permasalahan dalam suatu instansi tertentu termasuk pada pemerintah daerah di Indonesia yaitu pada SKPD masing-masing daerah di Indonesia. SKPD atau Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah perangkat Pemerintah Daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) di Indonesia. SKPD adalah pelaksana fungsi eksekutif yang harus berkoordinasi agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan dengan baik. Dasar hukum yang berlaku sejak tahun 2004 untuk pembentukan SKPD adalah Pasal 120 UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Agar dapat memenuhi karakteristik laporan
keuangan tersebut maka SKPD harus dapat meningkatkan kualitas laporan keuangannya. Dengan meningkatnya kualitas laporan keuangan pada SKPD maka akan lebih mudah dalam menentukan keputusan yang dapat membawa pemerintahan ke arah yang lebih baik dan memberikan informasi kepada pihak yang berkepentingan yaitu Badan Pengawas Keuangan (BPK). Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) setiap tahunnya akan mendapat penilaian berupa opini dari BPK. Ketika BPK memberikan opini wajar tanpa pengecualian terhadap laporan keuangan, artinya dapat dikatakan bahwa laporan keuangan suatu organisasi tersebut disajikan dan diungkapkan secara wajar dan berkualitas. Terdapat empat opini yang diberikan pemeriksa yaitu opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), opini Tidak Wajar (TW), dan pernyataan menolak memberi opini atau disebut juga Tidak Memberi Pendapat (TMP). Berdasarkan hasil audit BPK, banyak pemerintahan daerah yang belum menyajikan laporan keuangan secara wajar. Berdasarkan ikhtisar hasil pemeriksaan semester I tahun 2013, BPK memberikan WTP atas 113 entitas, opini WDP atas 267 entitas, serta 31 entitas mendapat opini TMP. Berdasarkan fakta tersebut, maka diketahui masih terdapat kelemahan dalam penyusunan laporan keuangan. Fenomena mengenai kualitas laporan keuangan sangat menarik untuk dikaji lebih jauh. Kenyataan di dalam laporan keuangan pemerintah daerah masih banyak disajikan data-data yang tidak sesuai dan tidak mengikuti prinsip akuntansi berlaku
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) umum. Banyak laporan keuangan yang mendapatkan opini tidak wajar dan disclaimer karena dalam penyusunannya belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan belum memenuhi kelengkapan yang telah ditentukan serta kurangnya bukti-bukti transaksi yang dapat ditemukan. Begitu halnya dengan laporan keuangan di Kabupaten Buleleng, di mana Kabupaten Buleleng mendapatkan opini disclaimer pada tahun 2010 serta opini WDP pada tahun 2011 dan 2012. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan dalam menginventarisasi aset dan adanya kendala pengumpulan data di lapangan. Dalam pembuatan laporan keuangan yang berkualitas dibutuhkan beberapa faktor yang terdiri dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten, pemahaman akuntansi, Sistem Pengendalian Internal (SPI) yang memadai, Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (SAKD), penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan pemanfaatan teknologi informasi. Laporan keuangan yang berkualitas tidak boleh dibuat oleh sembarang orang. Orang-orang yang membuat laporan keuangan tersebut haruslah orang yang benar-benar ahli dibidangnya. Oleh karena itu, SKPD harus memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dalam pembuatan laporan keuangan yang berkualitas. Kompetensi sumber daya manusia diyakini akan dapat mempengaruhi penyusunan laporan keuangan yang berkualitas. Semakin baik kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah daerah tersebut, semakin berkualitas pula laporan keuangan yang dihasilkan, begitu pula sebaliknya jika kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki rendah maka akan membuat laporan keuangan yang dibuat kurang berkualitas. Roviyantie (2011) menyebutkan bahwa Laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis pertama:
H1 : Kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Selain dengan SDM yang berkompeten, pemahaman akuntansi juga sangat berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan. SDM yang berkompeten juga harus diimbangi dengan pemahaman akuntansi agar dapat menentukan kebijakan-kebijakan akuntansi dalam pembuatan laporan keuangan tersebut. Pemahaman akuntansi akan sangat mempengaruhi kualitas laporan keuangan karena seseorang yang bertugas membuat laporan keuangan yang berkualitas harus memahami akuntansi agar dapat membuat laporan keuangan yang berkualitas. Yuliani (2010) telah melakukan penelitian pada Pemerintah Kota Banda Aceh, dia menyatakan bahwa untuk dapat menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas maka kualitas orang-orang yang melaksanakan tugas dalam menyusun laporan keuangan harus menjadi perhatian utama yaitu para pegawai yang terlibat dalam aktivitas tersebut harus mengerti dan memahami bagaimana proses dan pelaksanaan akuntansi itu dijalankan dengan berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin baik pemahaman akuntansi maka semakin baik kualitas laporan keuangan pemerintah daerah tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kedua: H2 : Pemahaman akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Sistem Pengendalian Intern (SPI) memiliki fungsi untuk memberikan keyakinan yang memadai bagi tercapainya efektifitas dan efisiensi dalam proses akuntansi terutama dalam menciptakan keandalan laporan keuangan. Sehingga penerapan sistem pengendalian intern mampu meningkatkan reliabilitas, objektivitas informasi dan mencegah inkonsistensi dan memudahkan proses audit laporan keuangan. Hal ini senada dengan penelitian Indriasari (2008) yang memperoleh hasil sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan pada kualitas
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) laporan keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis ketiga: H3 : Penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah mewujudkan transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan pemerintah daerah. Cut Faiza Syahrida (2011) melakukan penelitian mengenai pengaruh pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, diperoleh hasil bahwa pemahaman sistem akuntansi keuangan daerah dan pengelolaan keuangan daerah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja SKPD pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keempat: H4 : Pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Penerapan SAP diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pelaporan keuangan di pemerintahan pusat dan daerah.” Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Irvan Permana (2011) tentang pengaruh penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dan implikasinya pada akuntabilitas, mendapatkan hasil, yaitu terdapat hubungan antara Standar Akuntansi Pemerintahan signifikan dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dan implikasinya terhadap akuntabilitas. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis kelima: H5 : Penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positiif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pemanfaatan teknologi informasi dipandang sangat membantu dalam
menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Pemerintah daerah dengan bantuan alat untuk mendukung terlaksananya kegiatan atau pekerjaan seperti adanya perangkat keras komputer dan perangkat lunak lainnya sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan lebih efisien dan lebih tepat waktu dalam penyajian laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil pengujian yang dilakukan Winidyaningrum (2010) yang menyatakan Teknologi Informasi memiliki pengaruh positif terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah. Menurut Karmila (2013) yang menyatakan Pemanfaatan Teknologi Informasi berpengaruh signifikan terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan Pemerintah Provinsi. Hal ini didukung oleh penelitian Yosefrinaldi (2013) dengan hasil penelitian yang menemukan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti mengambil hipotesis keenam: H6 : Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. METODE Penelitian ini dilakukan pada SKPD di Kabupaten Buleleng yang berada di Provinsi Bali. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli (tanpa perantara). Data sekunder dalam penelitian ini didapat dari website resmi Kabupaten Buleleng yang berupa jumlah SKPD yang ada di Kabupaten Buleleng. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Data ini dianalisis dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis statistik. Sedangkan teknik ukuran yang digunakan yaitu teknik skala likert atau skala sikap. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah SKPD yang tersebar di Kabupaten
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) Buleleng, Kecamatan tidak dihitung dalam poulasi karena diasumsikan tidak termasuk sebagai instansi teknis pemerintah. Jumlah SKPD yang ada di Kabupaten Buleleng berjumlah 30 SKPD. Menurut Sugiyono (2009) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan beberapa pertimbangan/tujuan tertentu. Purposive sampling digunakan karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan peneliti. Menurut Sugiyono (2013), pengertian variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh informasi hal tersebut, kemudian ditarik sebuah kesimpulannya. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Kompetensi Sumber Daya Manusia (X1), Pemahaman Akuntansi (X2), Penerapan Sistem Pengendalian Intern (X3), Pemanfaatan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (X 4), Pereapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X5), Pemanfaatan Teknologi Informasi (X 6). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kualitas Laporan Keuangan (Y).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis regresi linear berganda, uji statistik t dan uji koefesien R2. Uji regresi berganda ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Sebelum melakukan uji regresi linear berganda, terlebih dahulu dilakukan uji kualitas data (uji validitas dan uji reliabilitas) dan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heterokedastisitas). Pengujian dalam penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 For Windows. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Uji normalitas adalah pengujian mengenai kenormalan distribusi data. Cara yang digunakan adalah uji statistik nonparametrik yaitu One Sample Kolmogorov Smirnov Test (1-Sample K-S). Jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih besar 0,05, maka distribusi data adalah normal, dan jika signifikansi di bawah 0,05 maka terdapat perbedaan yang signifikan (data berdistribusi tidak normal). Berikut adalah tabel hasil Uji Kolmologorov-Smirnov (Uji KS).
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data Primer Diolah (2017) Berdasarkan hasil uji normalitas diatas dapat dilihat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,796 > 0,05 maka dapat simpulkan bahwa data-data penelitian telah berdistribusi normal.
48 .0000000 ,76219878 ,093 ,056 -,093 ,648 ,796
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance pada tabel berikut :
variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari
Tabel 2. Hasil Uji Multikolinearitas No
Variabel Kompetensi Sumber Daya 1 Manusia 2 Pemahaman Akuntansi Penerapan Sistem 3 Pengendalian Intern Pemanfaatan Sistem 4 Akuntansi Keuangan Daerah Penerapan Standar 5 Akuntansi Pemerintah Pemanfaatan Teknologi 6 Informasi Sumber : Data Primer Diolah (2017)
Tolerance
Berdasarkan hasil uji multikolonearitas pada tabel di atas menunjukkan nilai VIF ≤ 10 dan nilai Tolerence ≥ 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinearitas dalam model regresi. Koefisien tolerance v ariabel bebas kompetensi sumber daya manusia (X 1) adalah sebesar 0,637 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 1,571 lebih kecil dari 10. Koefisien tolerence variabel pemahaman akuntansi (X2) adalah sebesar 0,383 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 2,612 lebih kecil dari 10. Koefisien tolerence variabel penerapan standar pengendalian intern (X3) adalah sebesar 0,485 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 2,062 lebih kecil dari 10. Koefesien tolerance variabel pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah (X 4) adalah sebesar 0,530 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 1,888 lebih kecil dari 10. Koefisien tolerence variabel penerapan standar akuntansi pemerintah (X 5) adalah sebesar 0,376 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 2,659 lebih kecil dari 10. Koefesien tolerance variabel pemanfaatan teknologi informasi (X6) adalah sebesar 0,606 lebih besar dari 0,1 dan VIF sebesar 1,650 lebih kecil dari 10. Hasil tersebut membuktikan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas pada variabel dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini cara yang digunakan untuk mendeteksi heteroskedestisitas adalah dengan melihat
VIF
Keterangan
0,637
1,571
Tidak terjadi multikolinearitas
0,383
2,612
Tidak terjadi multikolinearitas
0,485
2,062
Tidak terjadi multikolinearitas
0,530
1,888
Tidak terjadi multikolinearitas
0,376
2,659
Tidak terjadi multikolinearitas
0,606
1,650
Tidak terjadi multikolinearitas
grafik scatter plot antara lain adalah prediksi variabel terikat (ZPREID) dengan residualnya (SRESID). Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit) maka mengindikasikan bahwa telah terjadi heteroskedestisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedestisitas.
Gambar Hasil Uji Heterokedastisitas Sumber : Data Primer Diolah (2017) Berdasarkan gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedestisitas. Hal tersebut dikarenakan pada diagram tidak membentuk pola tertentu serta titik-titik juga menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Pada penelitian ini diajukan enam hipotesis. Uji hipotesis menggunakan uji t (t-test) dilakukan untuk menguji
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) hipotesis yang menyatakan bahwa kompetensi sumber daya manusia, pemahaman akuntansi, sistem pengendalian intern, pemanfaatan standar akuntansi keuangan daerah, penerapan standar akuntansi pemerintahan dan pemanfaatan teknologi informasi secara
terpisah (parsial) berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Berdasarkan hasil perhitungan uji statistik dengan menggunakan bantuan program SPSS Statistics 20.0 For Windows, maka diperoleh hasil perhitungan uji statistik seperti nampak pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Coefficients Coefficients Statistics B Std. Beta Toleran VIF Error ce (Constant) 8,043 1,946 4,134 ,000 X1 ,192 ,061 ,219 3,133 ,003 ,637 1,571 X2 ,189 ,066 ,259 2,876 ,006 ,383 2,612 1 X3 ,134 ,054 ,199 2,486 ,017 ,485 2,062 X4 ,127 ,062 ,158 2,068 ,045 ,530 1,888 X5 ,143 ,060 ,218 2,396 ,021 ,376 2,659 X6 ,219 ,070 ,224 3,138 ,003 ,606 1,650 a. Dependent Variable: Y Sumber : Data Primer Diolah (2017) sebesar 0,017 < 0,05 dan memiliki Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui koefisien positif sebesar 0,134 maka H0 tingkat signifikan masing-masing variabel ditolak dan H3 diterima. Selain itu, bebas, yaitu: penerapan sistem pengendalian intern 1. Variabel kompetensi sumber daya (X3) memiliki thitung lebih besar dari ttabel, manusia (X1) memiliki tingkat signifikansi yaitu sebesar 2,486 > 0,2403. Hal ini sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki berarti sesuai dengan H3 yang koefisien positif sebesar 0,192 maka H0 menyatakan bahwa variabel penerapan ditolak dan H1 diterima. Selain itu, sistem pengendalian intern berpengaruh kompetensi sumber daya manusia (X1) secara positif signifikan terhadap kualitas memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu laporan keuangan. sebesar 3,133 > 0,2403. Hal ini berarti 4. Variabel pemanfaatan sistem akuntansi sesuai dengan H1 yang menyatakan keuangan daerah (X4) memiliki tingkat bahwa variabel kompetensi sumber daya signifikansi sebesar 0,045 < 0,05 dan manusia berpengaruh secara positif memiliki koefisien positif sebesar 0,127 signifikan terhadap kualitas laporan maka H0 ditolak dan H4 diterima. Selain keuangan. itu, pemanfaatan sistem akuntansi 2. Variabel pemahaman akuntansi (X2) keuangan daerah (X4) memiliki thitung lebih memiliki tingkat signifikansi sebesar besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,068 > 0,006 < 0,05 dan memiliki koefisien 0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H 4 positif sebesar 0,189 maka H0 ditolak yang menyatakan bahwa variabel dan H2 diterima. Selain itu, pemahaman pemanfaatan sistem akuntansi keuangan akuntansi (X2) memiliki thitung lebih besar daerah berpengaruh secara positif dari ttabel, yaitu sebesar 2,876 > 0,2403. signifikan terhadap kualitas laporan Hal ini berarti sesuai dengan H2 yang keuangan. menyatakan bahwa variabel 5. Variabel penerapan standar akuntansi pemahaman akuntansi berpengaruh pemerintahan (X5) memiliki tingkat secara positif signifikan terhadap kualitas signifikansi sebesar 0,021 < 0,05 dan laporan keuangan. memiliki koefisien positif sebesar 0,143 3. Variabel penerapan sistem pengendalian maka H0 ditolak dan H5 diterima. Selain intern (X3) memiliki tingkat signifikansi itu, penerapan standar akuntansi
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) pemerintahan (X5) memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,396 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H 5 yang menyatakan bahwa variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. 6. Variabel pemanfaatan teknollogi informasi (X6) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,219 maka H0 ditolak dan H6 diterima. Selain itu, penerapan standar akuntansi pemerintahan (X6) memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar 3,138 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H 6 yang menyatakan bahwa variabel
penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Koefisien determinasi (R²) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan variabel independen (kompetensi sumber daya manusia, pemahaman akuntansi, penerapan sistem pengendalian intern, pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah, penerapan standar akuntansi pemerintahan, pemanfaatan teknologi informasi) dalam menjelaskan variasi variabel dependen (kualitas laporan keuangan). Nilai koefisien adalah antara nol sampai dengan satu dan ditunjukkan dengan nilai Adjusted R 2.
Tabel 4. Koefesien Determinasi Model Summaryb Model
1
R
R Square
,934a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,873
,854
,816
a. Predictors: (Constant), X6, X1, X3, X4, X2, X5 b. Dependent Variable: Y Sumber : Data Primer Diolah, 2017 Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R 2) diperoleh sebesar 0,854 atau 85,4%. Nilai ini menunjukkan bahwa 85,4% kualitas laporan keuangan dapat dijelaskan oleh variasi dari keenam variabel independen yaitu kompetensi sumber daya manusia, pemahaman akuntansi, sistem pengendalian intern, pemanfaatan standar akuntansi keuangan daerah, penerapan standar akuntansi pemerintahan dan pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan sisanya (100% - 85,4% = 14,6%). Pembahasan Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil analisis statistik, ditemukan bahwa variabel kompetensi sumber daya manusia (X1) memiliki tingkat
signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,192 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Selain itu, kompetensi sumber daya manusia (X 1) memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar 3,133 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H1 yang menyatakan bahwa variabel kompetensi sumber daya manusia berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah yaitu dimana apabila kompetensi sumber daya manusia meningkat maka akan dapat meningkat pula kualitas laporan keuangan pada SKPD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh dilakukan oleh Roviyantie (2011) yang menemukan bahwa kompetensi sumber daya manusia memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas laporan keuangan daerah. Hal ini dikarenakan dengan adanya kompetensi sumber daya manusia maka peranan dalam
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan organisasi akan berjalan dengan baik. Pengaruh Pemahaman Akuntansi terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa Variabel pemahaman akuntansi (X2) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,006 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,189 maka H0 ditolak dan H2 diterima. Selain itu, pemahaman akuntansi (X2) memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,876 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H2 yang menyatakan bahwa variabel pemahaman akuntansi berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah yaitu apabila pemahaman akuntansi meningkat, maka akan dapat meningkat pula kualitas laporan keuangan pada SKPD. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dinyatakan Roviyantie (2011), menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan sebuah produk yang dihasilkan oleh bidang atau disiplin ilmu akuntansi. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten untuk menghasilkan sebuah laporan keuangan yang berkualitas. Begitu juga di entitas pemerintahan, untuk menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas dibutuhkan sumber daya manusia yang memahami dan kompeten dalam akuntansi pemerintahan, keuangan daerah bahkan organisasional tentang pemerintahan. Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Intern terhadap Kualitas Laporan Keuangan Berdasarkan hasil analisis statistik ditemukan bahwa Variabel penerapan sistem pengendalian intern (X3) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,017 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,134
maka H0 ditolak dan H3 diterima. Selain itu, penerapan sistem pengendalian intern (X 3) memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,486 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H3 yang menyatakan bahwa variabel penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah yaitu apabila penerapan sistem pengendalian intern dalam pembuatan laporan keuangan dapat diterapkan dengan baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD. Hasil ini mendukung hasil penelitian Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo (2008), yang menunjukan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Pengaruh Pemanfaatan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Variabel pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah (X4) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,045 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,127 maka H0 ditolak dan H4 diterima. Selain itu, pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah (X4) memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,068 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H4 yang menyatakan bahwa variabel pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah yaitu apabila sistem akuntansi keuangan daerah dalam pembuatan laporan keuangan dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Roviyantie (2011) dan Sihombing (2011) yang menemukan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif dan
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) signifikan terhadap keuangan daerah.
kualitas
laporan
Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan (X5) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,021 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,143 maka H0 ditolak dan H5 diterima. Selain itu, penerapan standar akuntansi pemerintahan (X5) memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar 2,396 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H5 yang menyatakan bahwa variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah yaitu apabila standar akuntansi pemerintahan dalam pembuatan laporan keuangan dapat diterapkan dengan baik, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Safrida Yuliani, Nadirsyah, dan Usman Bakar (2010) yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan paham terhadap akuntansi adalah mengerti dan pandai bagaimana proses akuntansi itu dilakukan sampai menjadi suatu laporan keuangan dengan berpedoman pada prinsip dan standar penyusunan laporan keuangan yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang sekarang diubah menjadi Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, sehingga pemahaman Standar Akuntansi pemerintahan (SAP) berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Variabel pemanfaatan teknologi informasi (X6) memiliki tingkat signifikansi
sebesar 0,003 < 0,05 dan memiliki koefisien positif sebesar 0,219 maka H0 ditolak dan H6 diterima. Selain itu, penerapan standar akuntansi pemerintahan (X6) memiliki thitung lebih besar dari ttabel, yaitu sebesar 3,138 > 0,2403. Hal ini berarti sesuai dengan H6 yang menyatakan bahwa variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Nilai positif menunjukkan pengaruh yang searah yaitu apabila semakin canggih teknologi yang digunakan dalam pembuatan laporan keuangan, maka akan dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan pada SKPD. Secara empiris hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zuliarti (2012), yang menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) kompetensi sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (2) pemahaman akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (3) penerapan sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan (4) pemanfaatan sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan, (5) penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan dan (6) pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan. Saran Saran untuk penelitian selanjutnya adalah : (1) Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat menguji variabel-variabel lain yang berhubungan terhadap kualitas laporan keuangan, (2) Melengkapi metode survei dengan wawancara karena saat
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) melakukan penelitian ini peneliti sempat mewawancarai beberapa responden dan menemukan adanya beberapa perbedaan antara jawaban di kuesioner dan jawaban secara lisan untuk pertanyaan/pernyataan yang sama. DAFTAR PUSTAKA Celviana, Widianingrum, Rahmawati, 2010. Pengaruh SDM dan Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Keterandalan dan ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan Pemerintah daerah dengan variabel intervening pengendalian intern akuntans, studi empiris, di Pemda Subosukawonoseraten, Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwakarta, 2 Juli 2010. Dewi,
WYS. 2014. Pengaruh Struktur Modal, Pertumbuhan dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi S1.
Indriasari, Desi dan Ertambang Nahartyo. 2008. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfataan Teknologi Informasi dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi Pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir). Dalam Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak, 23-25 Juli 2008. Karmila, Amries, R T dan Edfan Darlis. 2011. Pengaruh Kepastian Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern terhadap Keterandalan Pelaporan Keuangan (Studi pada Pemerintah Provinsi Riau). Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Riau. Riau. Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Permana, Irvan. 2011. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dan Implikasinya Pada Akuntabilitas Survei Pada Dinas Kota Bandung. Skripsi. Bandung: Universitas Komputer Indonesia. Roviyantie, Devi. 2011. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah. Skripsi. Universitas Siliwangi. Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-18.Bandung: Penerbit Alfabeta. Syahrida, Cut Faiza. 2011. Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Wandita, Tri Angga. 2014. Pengaruh Pengtahuan, Pengalaman Kerja Audit dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Hasil Kerja Auditor Internal. e-Journal Jurusan Akuntansi Program S1, Volume 2 No. 1 Tahun 2014 Universitas Pendidikan Ganesha. Yosefrinaldi. 2013. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dengan variabel intervening Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Studi Empiris pada Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah se-Sumatera Barat). Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, Padang. Yuliani, Syafrida. 2010. Pengaruh Pemahaman Akuntansi, Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah Dan Peran Internal Audit
e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Vol: 2 No: 8 Tahun 2017) Terhadap Kualitas Laporan Keungan Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Pemerintah Kota Banda Aceh). Jurnal telaah dan riset akuntansi, Vol. 3, No. 2 Hal: 206-220. Zuliarti. 2012. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia, Pemanfaatan Teknologi Informasi, dan Pengendalian Intern Akuntansi terhadap Nilai Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah: Studi Pada Pemerintah Kabupaten Kudus. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muria Kudus.