FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU RIYADH AL SADDAM 080420103252 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah Provinsi Kepulauan Riau. Faktor – faktor yang diteliti antara lain sistem pengendalian internal, teknologi, sumber daya manusia, dan kualitas data. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner sebanyak 95 eksemplar, yang diberikan kepada subbagian keuangan, pemegang kas dan penata laporan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah dan Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan SPSS versi 22.0 Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal dan teknologi berpengaruh positif secara signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Sedangkan sumber daya manusia tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan dikarenakan kurangnya sumber daya manusia itu sendiri dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas data yang juga berperan sebagai variabel bebas dan tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan, hal ini dikarenakan untuk mengolah data agar menghasilkan informasi yang berguna bagi para pengguna, perlu pernyotiran data yang tepat untuk diolah. Kata kunci : Kualitas Informasi Laporan Keuangan, Sistem Pengendalian Internal, Teknologi, Sumber Daya Manusia dan Kualitas Data.
PENDAHULUAN Adanya Undang–undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, yang bertujuan agar pemerintahan pusat maupun daerah, dapat memberikan bentuk pertanggungjawabannya berupa laporan keuangan. Pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). SAP merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), yang diatur pemerintah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), menyebutkan bahwa laporan keuangan yang disusun pemerintah harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan. Karakteristik kualitatif tersebut meliputi : a. Relevan, yaitu informasi harus memiliki feedback value, predictive value, tepat waktu dan lengkap; b. Andal, yaitu informasi harus memiliki karakteristik penyajian jujur, variability, netralitas; c. Dapat dibandingkan, yaitu laporan keuangan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnnya atau dibandingkan dengan laporan keuangan entitas lain; Dapat dipahami, yaitu bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Bentuk laporan pertanggungjawaban atas pengelolaan keuangan daerah selama satu tahun anggaran adalah dalam bentuk Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Laporan keuangan pemerintah daerah harus mengikuti Standar Akuntansi Pemerintahan sesuai Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2005. Tujuan diberlakukannya hal tersebut adalah agar lebih accountable dan semakin diperlukannya peningkatan kualitas laporan keuangan. Kualitas laporan keuangan pemerintah sangat dipengaruhi oleh faktor kepatuhan terhadap standar akuntansi, kapabilitas sumber daya manusia, serta dukungan teknologi, juga pengendalian internal, serta data yang akurat.Dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), atas selama lima tahun, dari tahun 2010-2014, BPK memberikan opini unqualified atau qualified dalam persentase yang lebih besar atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), sebagaimana tersaji dalam tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Perkembangan Opini LKPD 2010-2014 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014
Opini WTP
%
WDP
%
TW
%
TMP
%
34 67 120 156 252
6,51 12,8 23 29,8 47
343 349 319 311 247
65,7 66,6 61 59,35 46
26 8 6 11 5
4,98 1,52 1,14 2,1 1
119 100 79 46 35
22,81 19,08 14,86 8,75 6
Total 522 524 524 524 539
Sumber : www.bpk.go.id Hasil evaluasi oleh BPK, menunjukkan bahwa LKPD yang memperoleh opini WTP dan WDP pada umumnya memiliki pengendalian intern telah
memadai. Adapun LKPD yang memperoleh opini TW dan TMP memerlukan perbaikan pengendalian intern dalam hal keandalan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Masih banyaknya opini TW dan TMP yang diberikan oleh BPK menunjukkan efektivitas SPI pemerintah daerah belum optimal. BPK menemukan beberapa kasus kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, terdiri atas : 1. Pencatatan tidak/belum dilakukan secara akurat 2. Proses penyusunan laporan tidak sesuai dengan ketentuan 3. Terlambat menyampaikan laporan 4. Sistem informasi akuntansi dan pelaporan tidak memadai 5. Sistem informasi akuntansi dan pelaporan belum didukung SDM yang memadai. Berdasarkan fenomena-fenomena tersebut, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang dihasilkan oleh pemerintah daerah masih belum memenuhi kriteria nilai informasi yang disyaratkan. Mengingat bahwa karakterisktik kualitatif merupakan unsur penting dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah sebagai dasar pengambilan keputusan, maka peneliti tertarik untuk meneliti faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keandalan dan ketepatan waktu pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu yang berkaitan dengan kualitas informasi laporan keuangan, yaitu: Sukmaningrum (2012); Aspar (2014); Fahni (2014). Mengacu pada penelitian terdahulu, bahwa terdapat tingkat signifikansi yang berbeda dari masing-masing variabel atribut kualitas laporan keuangan, dan masih terbatasnya jumlah penelitian yang dilakukan di Indonesia terkait dengan kualitas laporan keuangan pemerintah, penelitian ini menarik untuk meneliti kembali faktor-faktor penentu kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia. TINJAUAN PUSTAKA Teori kegunaan-keputusan Informasi (Decision-Usefulness Theory) Staubus (2000) dalam Sukmaningrum (2012) menyatakan teori kegunaankeputusan (decision-usefulness theory) informasi akuntansi menjadi referensi dari penyusunan kerangka konseptual Financial Accounting Standard Boards (FASB), yaitu Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang berlaku di Amerika Serikat. Menurut Sukmaningrum (2012), Kegunaan-keputusan informasi akuntansi mengandung komponen-komponen yang perlu dipertimbangkan oleh para penyaji informasi akuntansi agar cakupan yang ada dapat memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan yang akan menggunakannya. SFAC No. 2 tentang Qualitative Characteristics of Accounting Information menggambarkan hirarki dari kualitas informasi akuntansi dalam bentuk kualitas primer, kandungannya dan kualitas sekunder. Teori kegunaan-keputuan informasi sangat relevan, karena Standar Akuntansi Pemerintah di Indonesia mengadopsi karakteristik kualitatif dari SFAC No.2. Hanya saja SAP menekankan pada empat prasyarat normatif yakni: relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit. Sedangkan tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Unsur laporan keuangan pemerintah terdiri dari : 1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) 2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih 3. Neraca 4. Laporan Operasional 5. Laporan Arus Kas 6. Laporan Perubahan Ekuitas 7. Catatan Atas Laporan Keuangan Dimensi Kualitas Informasi Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 menjelaskan karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki: 1. Relevan a. Memiliki manfaat umpan batik (feedback value) b. Memiliki manfaat prediktif (predictive value) c. Tepat waktu d. Lengkap 2. Andal a. Penyajian Jujur b. Dapat Diverifikasi (verifiability) c. Netralitas 3. Dapat dipahami 4. Dapat dibandingkan Berikut ini akan mengkaji lebih jauh tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan. Adapun penjelasan untuk masing-masing faktor adalah sebagai berikut:
1. Sistem Pengendalian Internal Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 mendefinisikan pengendalian internal adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua yaitu Pengendalian Internal Akuntansi (Preventive Controls) dan Pengendalian Internal Administratif (Feedback Controls). Pengendalian Internal Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. (dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi). Kegiatan untuk memastikan akurasi dan kelengkapan informasi meliputi: 1. Pengendalian umum Pengendalian ini meliputi pengamanan sistem informasi, pengendalian atas akses, pengendalian atas pengembangan dan perubahan perangkat lunak aplikasi, pengendalian atas perangkat lunak sistem, pemisaan tugas, dan kontinuitas pelayanan. 2. Pengendalian aplikasi Pengendalian ini meliputi pengendalian otorisasi, pengendalian kelengkapan, pengendalian akurasi, dan pengendalian terhadap keandalan pemrosesan dan file data. H1 : Sistem pengendalian internal berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. 2. Teknologi Teknologi adalah kumpulan alat, termasuk mesin, modifikasi, pengaturan dan prosedur yang digunakan oleh manusia. Teknologi memiliki pengaruh dari masyarakat dan sekitarnya dalam beberapa cara. Dalam banyak masyarakat, teknologi telah membantu mengembangkan ekonomi menjadi lebih maju dan modern. Teknologi komputer dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan pemerintah dalam menyusun laporan keuangan. Perangkat lunak (software) yang terdapat di dalam komputer adalah aplikasi khusus yang dinamakan program Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan selanjutnya secara otomatis mempersiapkan laporan keuangan daerah ketika laporan tersebut dibutuhkan. Pemerintahan Daerah akan menyusun laporan keuangan daerah mengacu pada standar akuntansi yang berlaku umum, yaitu Standar akuntansi Pemerintahan. H2 : Teknologi berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. 3. Sumber Daya Manusia Widodo (2001) dalam Sukmaningrum (2012) menjelaskan kompetensi sumber daya manusia adalah kemampuan sumber daya manusia untuk
melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diberikan kepadanya dengan bekal pendidikan, pelatihan, dan pengalaman yang cukup memadai. Wiley (2002) dalam Sukmaningrum (2012) mendefinisikan “Sumber daya manusia merupakan pilar penyangga utama sekaligus penggerak roda organisasi dalam usaha mewujudkan visi dan misi serta tujuan dari organisasi tersebut”. Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang sangat penting, oleh karena itu harus dipastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia dilakukan sebaik mungkin agar mampu memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Dalam pengelolaan keuangan daerah yang baik, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus memiliki sumber daya manusia yang kompeten, yang didukung dengan latar belakang pendidikan akuntansi, sering mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan mempunyai pengalaman di bidang keuangan. Hal tersebut diperlukan untuk menerapkan sistem akuntansi yang ada. Sumber daya manusia (SDM) yang kompeten tersebut akan mampu memahami logika akuntansi dengan baik. Menurut Schultz dalam Fahni (2014), menyatakan bahwa human capital terdiri dari keahlian (skills), pengalaman (experience), dan pengetahuan (knowledge). Kegagalan sumber daya manusia Pemerintah Daerah dalam memahami dan menerapkan logika akuntansi akan berdampak pada kekeliruan laporan keuangan yang dibuat dan ketidaksesuaian laporan dengan standar yang ditetapkan pemerintah. H3 : Sumber daya manusia berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. 4. Kualitas Data Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi (the description of things and events that we face). Sementara data bisnis (business data) didefenisikan sebagai deskripsi organisasi tentang suatu (resources) dan kejadian (transactions) yang terjadi. Defenisi data yang lain adalah data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kesatuan nyata (fact and entity) adalah berupa suatu objek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Defenisi kualitas data merupakan konsep multidimensi yang melibatkan data manajemen, permodelan dan analisis, kualitas control dan penjaminan, penyimpanan dan penyajian. H4 : Kualitas data berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. H5 : Sistem pengendalian internal, teknologi, sumber daya manusia, dan kualitas data secara simultan berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. METODE PENELITIAN Defenisi Variabel Penelitian 1. Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (PP No. 24 Tahun 2005), yakni:
a. Manfaat dari laporan keuangan yang dihasilkan b. Ketepatan pelaporan laporan keuangan c. Kelengkapan informasi yang disajikan d. Penyajian secara jujur e. Isi laporan keuangan dapat diverifikasi f. Keakuratan informasi yang disajikan g. Isi laporan keuangan dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya h. kejelasan penyajian informasi dalam laporan keuangan 2. Sistem Pengendalian Internal Indikator yang digunakan untuk mengukur sistem pengendalian intern (Choirunisah dalam Sukmaningrum,2012), yakni: a. Integritas data. b. Ketepatan input dan posting data. c. Prosedur otorisasi dokumen transaksi d. Tersimpannya dokumen sumber data e. Pembagian tanggungjawab f. Penentuan kebijakan dan standar akuntansi g. Implementasi kebijakan dan standar 3. Teknologi Indikator yang digunakan untuk mengukur teknologi dalam (Fahni,2014), yakni: a. Penerapan Teknologi b. Pengembangan Teknologi c. Pemanfaatan Teknologi Informasi 4. Sumber Daya Manusia Indikator yang digunakan untuk mengukur kompetensi sumber daya manusia (Xu et al dalam Sukmaningrum,2012) yakni: a. Pemahaman terhadap peraturan dan standar b. Interaksi dengan sistem c. Kontrol terhadap SDM d. Pendidikan dan training 5. Kualitas Data Indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas data (Aspar,2014) yakni: a. Eksistensi b. Jenis Penyimpanan c. Integritas d. Memastikan Prosedur Benar e. Konsistensi f. Espektasi Manajemen g. Kepuasan h. Tidak Banyak Persepsi
Populasi dan Sampel Data populasi dari jumlah pegawai di Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD) dan Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Populasi dalam penelitian ini dilakukan pada para pegawai bidang keuangan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD) Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau dengan menyebar kuesioner kepada 95 orang secara langsung, 15 kuesioner tidak dikembalikan dengan alasan bahwa para pegawai yang terkait sedang tidak berada di tempat karena sedang dinas luar dan mengikuti diklat. Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 80 pegawai. Metode Analisis Data Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan program SPSS 22, yang diuji dengan tingkat signifikansi 0,05. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Maka formulasi model penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana: Y = Kualitas Informasi Laporan Keuangan A = Konstanta b(123) = Koefisien Regresi X1 = Sistem Pengendalian Internal (SPI) X2 = Teknologi X3 = Sumber Daya Manusia X4 = Kualitas Data E = Error atau variasi gangguan HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Responden Kuesioner yang disebar sebanyak 95 kuesioner. Dari keseluruhan kuesioner yang disebar, sebanyak 80 kuesioner kembali dan dapat digunakan sebagai bahan analisis. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian, dapat dijelaskan mengenai karakteristik responden. Karakteristik responden dapat dilihat melalui demografi responden. Demografi tersebut digunakan untuk mengetahui gambaran umum tentang pegawai yang bekerja bidang keuangan di Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah (BPKKD) Provinsi Kepulauan Riau dan Inspektorat Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Demografi responden pada penelitian ini meliputi jenis kelamin, pendidikan, dan lama bekerja.
Tabel 2 Demografi Responden Frekuensi
Uraian Jenis Kelamin Pria 42 Wanita 38 Umur 20 – 30 Tahun 19 31 – 40 Tahun 39 41 – 50 Tahun 22 Tingkat Pendidikan D3 13 S1 48 S2 19 Golongan Jabatan II d 4 III a 31 III b 21 III c 12 III d 12 Masa Kerja 1 – 5 Tahun 2 5 – 10 Tahun 32 Lebih dari 10 Tahun 46 Sumber : Data Primer yang diolah,2016
Persentase 52,5% 47,5% 23,8% 48,8% 27,5% 16,3% 60% 23,8% 5% 38,8% 26,3% 15% 15% 2,5% 40% 57,5%
Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan informasi mengenai karaktristik variabel-variabel penelitian, antara lain nilai minimum, maksimum, rata-rata, standar deviasi. Hasil analisis deskriptif disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Total_SPI
80
18,00
38,00
30,9750
4,75734
Total_Teknologi
80
18,00
39,00
30,6750
5,58201
Total_SDM
80
10,00
40,00
26,3750
5,06508
T_Kualitas Data
80
16,00
40,00
27,5500
4,89614
T_Kualitas Info Lap Keuangan
80
14,00
39,00
29,9250
5,10590
Valid N (listwise)
80
Sumber : Data Primer yang diolah,2016
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Validitas Menurut Ghozali (2007), kuesioner dikatakan valid akan mempunyai arti bahwa angket mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan melihat tingkat signifikansi korelasi skornya setiap butir pertanyaan terhadap total skornya untuk masing-masing variabel.
No.
Variabel
1
Sistem Pengendalian Internal (X1)
2
Teknologi (X2)
3
Sumber Daya Manusia (X3)
4
Kualitas Data (X4)
Tabel 4 Hasil Uji Validitas Butir Korelasi Instrumen SPI1 0,705 SPI2 0,504 SPI3 0,638 SPI4 0,590 SPI5 0,405 SPI6 0,762 SPI7 0,681 SPI8 0,441 T1 0,551 T2 0,787 T3 0,801 T4 0,627 T6 0,796 T7 0,753 T8 0,297 SDM1 0,444 SDM2 0,734 SDM3 0,467 SDM4 0,728 SDM5 0,656 SDM6 0,744 SDM7 0,435 SDM8 0,522 KD1 0,635 KD2 0,562 KD3 0,495 KD4 0,564 KD5 0,627 KD6 0,596 KD7 0,598 KD8 0,611
r-Tabel
Keterangan
0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
5
Kualitas Informasi Laporan Keuangan (Y)
KILK1 KILK2 KILK3 KILK4 KILK5 KILK6 KILK7 KILK8 Sumber : Data Primer yang diolah,2016
0,759 0,581 0,682 0,492 0,472 0,574 0,542 0,701
0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220 0,220
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan Tabel 4 tersebut di atas menunjukkan bahwa item pertanyaan variabel-variabel penelitian mempunyai nilai korelasi ( r ) yang lebih besar dari rtabel yaitu 0,220 kecuali untuk pertanyaan variabel teknologi yaitu T5. Item pertanyaan variabel-variabel penelitian yang valid dapat digunakan pada analisis selanjutnya, sementara item pertanyaan yang tidak valid harus dibuang atau tidak digunakan dalam analisis selanjutnya. Uji Reliabilitas Suatu kuesioner dinilai reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2007). Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai dari Cronbach Alpha di atas 0,60 (Ghozali, 2007). Tabel 5 Hasil Uji Reliabilitas Alpha Batas Variabel Keterangan Cronbach’s Reliabilitas Sistem Pengendalian Internal(X1) 0,734 0,6 Reliabel Teknologi (X2) 0,804 0,6 Reliabel Sumber Daya Manusia (X3) 0,744 0,6 Reliabel Kualitas Data (X4) 0,726 0,6 Reliabel Kualitas Informasi Laporan 0,753 0,6 Reliabel Keuangan (Y) Sumber : Data Primer yang diolah,2016 Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk melihat bahwa suatu data terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
80
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
,0000000 4,18162554
Absolute
,051
Positive
,048
Negative
-,051
Kolmogorov-Smirnov Z
,458
Asymp. Sig. (2-tailed)
,985
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Data Primer yang diolah,2016
Gambar 1 Grafik Histogram Uji Normalitas Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Gambar 2 Grafik Plot Uji Normalitas Sumber : Data primer yang diolah, 2016 Uji Heterokedastisitas Heteroskedastisitas berarti varians variabel dalam model tidak sama (konstan). Dalam penelitian ini, untuk menguji ada atau tidaknya indikasi heteroskedastisitas dilakukan dengan uji Spearman. Tabel 7 Hasil Uji Spearman Correlations
Correlation Coefficient Total_ SPI
rho
Total_
Correlation Coefficient
Teknol Sig. (2-tailed) ogi
N Correlation Coefficient
Total_ SDM
Total_
SPI
Teknologi
Sig. (2-tailed) N
Total_ T_Kualitas
ABS_
SDM
RES
Data
**
-,022
,209
-,028
.
,006
,849
,063
,806
80
80
80
80
80
**
1,000
,111
,002
-,021
,006
.
,328
,988
,856
80
80
80
80
80
-,022
,111
1,000
-,144
,003
,849
,328
.
,202
,976
80
80
80
80
80
1,000
Sig. (2-tailed) N
Spearman's
Total_
,307
,307
T_Kual Correlation Coefficient
,209
,002
-,144
1,000
,024
itas
Sig. (2-tailed)
,063
,988
,202
.
,832
Data
N
80
80
80
80
80
-,028
-,021
,003
,024
1,000
,806
,856
,976
,832
.
80
80
80
80
80
Correlation Coefficient ABS_ RES
Sig. (2-tailed) N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Data Primer yang diolah,2016 Analisis Grafik Scatterplots Untuk memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatter plot model tersebut. Bila titik-titik menyebar secara acak, tidak memiliki pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi hetroskedastisitas (Ghozali 2006).
Gambar 3 Uji Heterokedastisitas Sumber : Data primer yang diolah, 2016 Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independennya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan korelasi antar variabel-variabel bebas yang akan digunakan dalam persamaan regresi. Untuk menguji adanya multikolinieritas ini dapat dilihat
pada tolerance value atau Variance Inflation Factors (VIF). Jika nilai tolerance value di bawah 0,10 atau nilai Variance Inflation Factors (VIF) di atas 10 maka terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2007). Tabel 8 Hasil Uji Multikolinearitas Colenearity Statistic
Variabel
Sistem Pengendalian Internal (X1) Teknologi (X2) Sumber Daya Manusia (X3) Kualitas Data (X4)
Keterangan
Tolerance
VIF
0,852
1,174
Tidak Multikolinearitas
0,888
1,126
Tidak Multikolinearitas
0,937
1,067
Tidak Multikolinearitas
0,907
1,103
Tidak Multikolinearitas
Sumber : Data Primer yang diolah,2016 Analisis Regresi Linier Berganda Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menaksir atau meramalkan nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dinaikkan atau diturunkan. Analisis ini berdasarkan pada hubungan satu variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen. Model persamaan regresi yang baik adalah memenuhi persyaratan asumsi klasik yang semua data berdistribusi normal. Tabel 9 Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
T
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
9,214
5,157
Total_SPI
,519
,110
Total_Teknologi
,196
Total_SDM T_Kualitas Data
Beta 1,787
,078
,484
4,724
,000
,092
,214
2,133
,036
,006
,098
,006
,060
,953
-,056
,104
-,054
-,540
,591
a. Dependent Variable: T_Kualitas Info Lap Keuangan
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016
Berdasarkan analisis regresi berganda pada tabel 4.9 di atas, maka diperoleh persamaan model regresi sebagai berikut : Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Y = 9,214 + 0,519X1 + 0,196X2 + 0,006X3 + (-0,056)X4 + e Keterangan : Y = Kualitas Informasi Laporan Keuanga a = Konstanta X1 = Sistem Pengendalian Internal X2 = Teknologi X3 = Sumber Daya Manusia X4 = Kualitas Data e = Standar error b1, b2, b3, b4 = Koefisien masing-masing variabel Persamaan linier regresi berganda di atas dapat diartikan bahwa : 1. Konstanta sebesar 9,214 menyatakan bahwa tanpa ada pengaruh dari keempat vaiabel independen dan faktor lain, maka variabel kualitas informasi laporan keuangan (Y) adalah 9,214. 2. Koefisien regresi variabel sistem pengendalian internal 0,519 (positif). Hal ini berarti bahwa setiap terjadi kenaikan sistem pengendalian internal akan meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan sebesar 0,519 atau 51,9% tanpa dipengaruhi faktor lainnya. 3. Koefisien regresi variabel teknologi 0,196 (positif). Hal ini berarti bahwa setiap terjadi kenaikan teknologi akan meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan sebesar 0,196 atau 19,6% tanpa dipengaruhi faktor lainnya. 4. Koefisien regresi variabel sumber daya manusia 0,006 (positif). Hal ini berarti bahwa setiap terjadi kenaikan sumber daya manusia akan meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan sebesar 0,006 atau 0,6% tanpa dipengaruhi faktor lainnya. 5. Koefisien regresi variabel kualitas data -0,056 (negatif). Ini menunjukka kualitas data mempunyai hubungan berlawanan arah dengan kualitas informasi laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa setiap terjadi kenaikan kualitas data akan menurunkan kualitas informasi laporan keuangan sebesar 0,056. Uji Hipotesis Uji Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Hasil uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini :
Tabel 10 Uji Statistik t (parsial) Coefficients Model
a
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Coefficients B
1
Std. Error
(Constant)
9,214
5,157
Total_SPI
,519
,110
Total_Teknologi
,196
Total_SDM T_Kualitas Data
Beta 1,787
,078
,484
4,724
,000
,092
,214
2,133
,036
,006
,098
,006
,060
,953
-,056
,104
-,054
-,540
,591
a. Dependent Variable: T_Kualitas Info Lap Keuangan
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Uji Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan (bersama) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 11 berikut ini : Tabel 11 Uji Simultan (Uji F) a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Df
Mean Square
678,157
4
169,539
Residual
1381,393
75
18,419
Total
2059,550
79
F 9,205
Sig. ,000
b
a. Dependent Variable: T_Kualitas Info Lap Keuangan b. Predictors: (Constant), T_Kualitas Data, Total_Teknologi, Total_SDM, Total_SPI
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Uji Koefisien Determinasi (R²) Uji Koefisien Determinasi (R²) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh langsung variabel independen yang semakin dekat hubungannya dengan variable dependen. Hasil uji koefisien determinasi (R²) dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini :
Tabel 12 Uji Koefisien Determinasi (R²) b
Model Summary Model
1
R
,574
R Square
a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
,329
,294
4,29169
a. Predictors: (Constant), T_Kualitas Data, Total_Teknologi, Total_SDM, Total_SPI b. Dependent Variable: T_Kualitas Info Lap Keuangan
Sumber : Data Primer yang diolah, 2016 Pembahasan Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Sistem pengendalian internal berpengaruh positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Dimana signifikan 0,00 < 0,05 dan t-hitung 4,724 > t-tabel 1,992. Maka hipotesis pertama dapat diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Fahni (2014) dan Sukmaningrum (2012). Hasil positif dalam penelitian ini menunjukkan jika sistem pengendalian internal meningkat maka kualitas informasi laporan keuangan juga akan semakin baik. Hasil variabel sistem pengendalian internal berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Karena kualitas informasi laporan keuangan membutuhkan sistem pengendalian internal untuk mengawasi kinerja pemerintah dalam menyusun laporan keuangan, untuk menghindari dari kecurangan manipulasi angka–angka yang dapat merugikan masyarakat dan Negara, serta memastikan akurasi dan kelengkapan informasi. Pengaruh Teknologi Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Teknologi berpengaruh positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Dimana signifikan 0,036 < 0,05 dan t-hitung 2,133 > t-tabel 1,992. Maka hipotesis kedua dapat diterima. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Fahni (2014) yang menyatakan teknologi tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Hasil positif dalam penelitian ini menunjukkan jika semakin terbaru teknologi yang digunakan maka semakin baik pula kualitas informasi laporan keuangan. Karena Teknologi komputer dapat dimanfaatkan untuk mempermudah pekerjaan pemerintah dalam menyusun laporan keuangan. Perangkat lunak (software) yang terdapat di dalam komputer adalah aplikasi khusus yang dinamakan program Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan selanjutnya secara otomatis mempersiapkan laporan keuangan daerah ketika laporan tersebut dibutuhkan.
Pengaruh Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Sumber daya manusia berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Dimana signifikan 0,953 > 0,05 dan t-hitung 0,060 < t-tabel 1,992. Maka hipotesis ketiga tidak dapat diterima. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sukmaningrum (2012) dan Fahni (2014). Hasil positif dalam penelitian ini menunjukkan jika semakin tinggi sumber daya manusia yang dimiliki maka akan semakin baik kualitas informasi laporan keuangan, namun probabilitas signifikannya 0,060 sehingga dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia tidak perbengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Hal ini disebabkan apabila sumber daya manusia yang melaksanakan sistem akuntansi tidak memiliki kualitas yang disyaratkan, maka akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan fungsi akuntansi, dan akhirnya informasi akuntansi sebagai produk dari sistem akuntansi, kualitasnya menjadi buruk. Pengaruh Kualitas Data Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Kualitas data berpengaruh negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Dimana signifikan 0,591 > 0,05 dan t-hitung( -0,540 < t-tabel 1,992. Maka hipotesis keempat tidak dapat diterima. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Aspar (2014). Hasil negatif dalam dalam penelitian ini dengan nilai koefisien -0,540, bahwa semakin tinggi kualitas data maka akan buruk terhadap kualitas informasi laporan keuangan, namun probabilitas signifikannya 0,591 sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas data tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Hal ini disebabkan untuk mengolah data agar menghasilkan informasi yang berguna bagi para pengguna, perlu pernyotiran data yang tepat untuk diolah. Pentingnya kualitas data harus dimengerti dan ditunjukkan melalui komunikasi dalam sebuah organisasi. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Teknologi, Sumber Daya Manusia, dan Kualitas Data Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pengaruh sistem pengendalian internal, teknologi, sumber daya manusia, dan kualitas data secara simultan terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Berdasarkan hasil pengujian secara simultan (Uji F) membuktikan bahwa sistem pengendalian internal, teknologi, sumber daya manusia dan kualitas data berpengaruh secara simultan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini dibuktikan dengan nilai F htiung sebesar 9,205 dan F tabel sebesar 2,49. Sehingga F hitung > F tabel dengan tingkat signifikansi 0,000 lebih besar daripada taraf signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel sistem pengendalian internal, teknologi, sumber daya manusia dan kualitas data berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem pengendalian internal secara parsial berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Hal ini berdasarkan nilai t-hitung sebesar 4,724 sedangkan t-tabel sebesar 1,992, sehingga t-hitung > t-tabel dengan tingkat signifikansi 0,00 < 0,05. 2. Teknologi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas infomasi laporan keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini berdasarkan nilai t-hitung sebesar 2,133 sedangkan t-tabel sebesar 1,992, sehingga thitung > t-tabel dengan tingkat signifikansi 0,036 < 0,05. 3. Sumber daya manusia secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini berdasarkan nilai t-hitung sebesar 0,060 sedangkan t-tabel sebesar 1,992, sehingga t-hitung < t-tabel dengan tingkat signifikansi 0,953 > 0,05. 4. Kualitas data secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini berdasarkan nilai t-hitung sebesar -0,540 sedangkan t-tabel sebesar 1,992, sehingga t-hitung < t-tabel dengan tingkat signifikansi 0,591 > 0,05. 5. Secara simultan (bersama-sama) sistem pengendalian internal, teknologi, sumber daya manusia, dan kualitas data berpengaruh signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Riau. Hal ini berdasarkan nilai f-hitung sebesar 9,205 sedangkan f-tabel sebesar 2,49, sehingga f-hitung > f-tabel dengan tingkat signifikansi 0,00 < 0,05. Saran Adapun saran-saran yang penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini yaitu : 1. Bagi Pemerintah Daerah, agar dapat meningkatkan sistem pengendalian internal untuk mengawasi kinerja dalam menyusun laporan keuangan supaya terhindar dari kecurangan manipulasi angka-angka yang dapat merugikan masyarakat dan negara serta memastikan akurasi dan kelengkapan informasi untuk mencapai kesuksesan pemerintahan dalam mengelola keuangan untuk pelayanan umum yang baik, juga memperhatikan kapasitas sumber daya manusia dengan melalui pelatihan dengan materi yang mudah dipahami agar bekal ilmu dan keahlian dalam menjalankan tugas sebagai pengelola keuangan. 2. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk menggunakan variabel penelitian lain yang lebih luas cakupannya agar hasilnya lebih akurat dan dapat dipahami bahwa masih banyak faktor lain yang dapat dipergunakan sebagai indikator yang mampu mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
DAFTAR PUSTAKA Aspar, 2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi dalam sistem akuntansi keuangan tingkat kuasa pengguna anggaran (Studi Kasis pada Satuan-satuan Kerja di Wilayah Pembayaran KPPN Makassar II). Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang. Choirunisah, Fariziah. 2008. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan sistem akuntansi instansi. Tesis UGM,Yogyakarta. Kompetensi sumber daya manusia, sistem pengendalian intern, Faktor eksternal mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan. Erlina. 2011. Metodologi Penelitian. Medan: Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Fahni, Wahyuni, 2014. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (Studi Empiris pada Pemerintahan Kabupaten Kuantan Singingi). Skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru. Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Edisi ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Halim, Abdul. 2002. Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi pertama. Jakarta: Salemba Empat. Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Edisi pertama. Jakarta: Bumi Aksara. Ikhsan, Arfan. 2008. Akuntansi Sumber Daya Manusia: Suatu Tinjauan Penilaian Modal Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu. Puspitawati, Lilis dan Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Republik Indonesia, Undang–Undang Perbendaharaan Negara.
Nomor
1
Tahun
2004
tentang
Republik Indonesia, Undang–Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah. Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Sukmaningrum, Tantriani, 2012. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (Studi Empiris pada Pemerintahan Kabupaten dan Kota Semarang). Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang. Sutanta, Edhy. 2005. Pengantar Teknologi Informasi. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu. ----------, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171 Tahun 2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. ----------, Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Tunggal, Amin Widjaja. 2013. Pengendalian Internal: Mencegah dan Mendeteksi Kecurangan. Jakarta: Harvarindo.