“FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PONSEL MEREK NOKIA” (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Oleh: Luthfi Haeruma NIM: 204081002268
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
“FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PONSEL MEREK NOKIA” (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Oleh: Luthfi Haeruma NIM: 204081002268
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
i
“FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PONSEL MEREK NOKIA” (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Luthfi Haeruma NIM: 204081002268
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 198503 1 002
Suhendra, S.Ag, MM NIP. 19711206 200312 1 001
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
ii
“FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN PONSEL MEREK NOKIA” (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh : Luthfi Haeruma NIM: 204081002268 Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I
Pembimbing II
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 198503 1 002
Suhendra, S.Ag, MM NIP. 19711206 200312 1 001
Penguji Ahli :
Dr. Yahya Hamza, MM NIP. 150 676 334
iii
Hari Rabu Tanggal 24 Desember 2008 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Luthfi Haeruma NIM: 204081002268 dengan judul skripsi ”FAKTOR – FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
KONSUMEN PONSEL MEREK NOKIA” (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Memperhatikan penampilan Mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 24 Desember 2008
Penguji Ujian Komprehensif : Ketua
Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP. 1960202 200442 1 003
Drs. Herni Ali HT, MM
Penguji Ahli :
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS NIP. 19570617 198503 1 002
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Luthfi Haeruma
2. Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 24 Juni 1986 3. Alamat
: Jl. Raya Puspiptek, Muncul. Kec. Setu, Rt 07 Rw 03 Tangerang
B. PENDIDIKAN 1. SD
: SDN SETU II, lulus thn. 1998
2. SMP
: SLTP Muhammadiyah Serpong, lulus thn. 2001
3. SMA
: SMK Al-Amanah, lulus thn. 2004
C. LATAR BELAKANG KELUARGA 1. Ayah
: Djuhaerudin, S.Pd.
Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 08 Agustus 1958 Alamat
: Jl. Raya Puspiptek, Muncul, Kec. Setu. Rt.07 Rw 03 No.13, Tangerang
2. Ibu
: Siti Maemunah
Tempat & Tgl. Lahir : Tangerang, 15 November 1959 Alamat
: Jl. Raya Puspiptek, Muncul, Kec. Setu. Rt.07 Rw.03 No.13, Tangerang
3. Anak Ke
: Ketiga dari empat bersaudara
v
ABSTRACT So many brands of mobile phone in market now, will motivate the company for compete to recruit customer by various straight strategy. In make a purchase, customer affected by so many factors. According to Kotler and Armstrong (2007:200), customer’s purchase is really influences by characteristic of culture, social, personal, and psychology. This research is aim to know : are variables such as culture, sub culture, social grade, group, family, character and status, age and grade of life cycle, job and environment of economic, life style, personality and self concept, motivation, perception, experience, conviction and attitude influences customer’s decision purchase of Nokia mobile phone and to know, which variable dominantly influences customer’s decision purchase of Nokia mobile phone (Students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). The result from 100 respondents (Students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta as Nokia’s customers) by SPSS For Windows 16.0 and Factors Analysis method, known if in this research variables such as culture, sub culture, social grade, group, family, character and status, age and grade of life cycle, job and environment of economic, life style, personality and self concept, motivation, perception, experience, conviction and attitude are influences customer’s decision purchase of Nokia mobile phone. And known from the biggest % of Variance if variables such as job and environment of economic, personality and self concept, perception, conviction and attitude are dominantly influences customer’s decision purchase of Nokia mobile phone (Students of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
Keywords : Customer’s decision purchase, Culture, Social, Personal, Psychology.
vi
ABSTRAK
Dengan banyaknya merek ponsel yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat. Konsumen dalam melakukan pembelian di pengaruhi oleh berbagai macam faktor. Menurut Kotler dan Armstrong (2007:200), pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel budaya, sub budaya, kelas sosial, kelompok, keluarga, peran dan status, usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan sekaligus untuk mengetahui variabel manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian yang didapat dari 100 orang responden (Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) yang merupakan konsumen dari ponsel Nokia, dan diolah dengan menggunakan SPSS For Windows 16.0 metode analisis Faktor, diketahui bahwa pada penelitian ini variabel budaya, sub budaya, kelas sosial, kelompok, keluarga, peran dan status, usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen ponsel Nokia. Dan dari nilai % of Variance didapat bahwa variabel Pekerjaan dan Situasi Ekonomi, Kepribadian dan Konsep Diri, Persepsi, serta Keyakinan dan Sikap merupakan variabel-variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ponsel Nokia pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kata Kunci
: Keputusan pembelian, Sosial, Budaya, Pribadi, Psikologis.
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur tak terhingga kepada Allah SWT yang telah memberikan berjutajuta nikmat, iman, anugerah dan hidayah kepada hamba-Nya, sehingga saya mampu dan masih diberi kesempatan untuk menyusun skripsi ini dengan judul ”FAKTOR – FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KEPUTUSAN
PEMBELIAN
KONSUMEN PONSEL MEREK NOKIA ” (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Skripsi ini saya susun untuk memenuhi syarat-syarat untuk meraih gelar Sarjana (S1). Dalam skripsi ini saya mengadakan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia, dengan studi kasus pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ucapan terima kasih ini saya tujukan kepada: 1. Bpk. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS sebagai Dosen Pembimbing I 2. Bpk. Suhendra, S. Ag, MM sebagai Dosen Pembimbing II Atas saran, waktu, serta bimbingan sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa pula Luthfi ucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua, yaitu Bapak Djuhaerudin dan Siti maemunah (Umi), karena do’a serta pengorbanan untuk membiayai kuliah, yang pada akhirnya
skripsi luthfi
selesai, hanya Allah SWT yang mampu membalas kebaikan Kalian berdua, satu hal yang Luthfi bisa kasih yaitu selalu berusaha menjadi yang terbaik dan mampu
viii
menjadi orang yang dibanggakan, Amin.. Untuk My Brother (Tobil) yang selalu masakin makanan balik kuliah dan juga bukain pintu jika pulangnya larut malam, untuk Teteh Umu, yang sudah nyuci’in dan gosokin baju.. serta My Nephews (Zaki jekjon dan Lulu) yang sudah membuat suasana hangat dan ceria di rumah. Terima kasih semuanya. Dan inilah beberapa daftar orang-orang yang telah memberikan dukungannya, sehingga skripsi ini selesai, antara lain : 1. My Lovely (C_poet) yang sudah menemani, do’anya!
memberi semangat dan
...‘‘Jika tidak ada kesetaraan cinta biarkan aku mencintaimu
lebih‘‘... Grazie Sweety, I hope We still together.. until we die. 2. Anak-anak VTB (Very Trully Best Friends), yang sudah menyempatkan waktunya untuk menemani, ‘‘Kalian telah mengajarkan segalanya.. Memiliki sahabat seperti kalian ialah hal terindah yang telah Tuhan berikan, dan menjadi sahabat kalian ialah hal terbaik yang bisa di lakukan“ Introducing : C_cev, Goday, Abas, Abi Boy, Mail, Galay, Kupluk, D_bleng.. thank’s a lot Dude .. 3. Semua anak-anak Manajemen, khususnya Manajemen B angkatan 2004.. (Bro. Khoer, Nyokap Khoer, Babeh, Boim, yang sudah memberi izin warung dan rumahnya menjadi pelabuhan untuk ketemu kawan-kawan yang lain sekaligus memberi saran dan solusi, Dadi, Angkis, Usman, Armel, Rama, Rangga, Ukay (Baby Huei), Syafiq, Firman Aki, Ferry,
ix
Eko, Ozzy, Rani, Astri, Ayu, Rika, dan untuk semuanya yang sudah membantu sehingga selesai skripsi ini. 4. My Band.. (The Orchid), Elit jablay, Kronos, Betnay, “Kawan marilah kita gapai semua mimpi-mimpi kita meskipun sebagian orang bilang itu adalah hal yang mustahil! Karena kita percaya tidak ada yang mustahil di dunia ini, teruslah berkarya“. Thanks brothers. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk akademisi, perusahaan, lingkungan masyarakat, pihak-pihak yang terkait serta saya sendiri. Tak ada gading yang tak retak, itulah kata yang bisa saya ungkapkan dalam pembuatan skripsi ini, dan saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya.
Penyusun
x
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Dalam
……………………………………………………
i
Halaman Pengesahan Skripsi …………………………………………………… ii Halaman Pengesahan Sidang Skripsi …………………………………………… iii Halaman Pengesahan Ujian Komprehensif ……………………………………
iv
Riwayat Hidup
……………………………………………………………
v
Absract
……………………………………………………………………
vi
Abstrak
……………………………………………………………………
vii
Kata Pengantar Daftar Isi
…………………………………………………………… viii
…………………………………………………………………....
xi
Daftar Tabel ……………………………………………………………………
xv
Daftar Gambar
…………………………………………………………… xviii
Daftar Lampiran
…………………………………………………………… xix
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………….…………….….. 1 B. Perumusan Masalah
…………………………………….….………….. 7
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
…………………….…….……….. 8
xi
BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian ……….…... 10 1. Faktor Budaya
…………………………………….……………... 10
2. Faktor Sosial
……………………………………….…………... 11
3. Faktor Pribadi
……………………………………….…………... 13
4. Faktor Psikologis
……………………………………….…….…….. 14
B. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
…………………..……….. 21
C. Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian
……..…………..… 23
1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition) ……………….………….. 23 2. Pencarian Informasi …………………………………….…………….. 23 3. Evaluasi Alternatif
……………………………………….…….……. 24
4. Keputusan Pembelian ……………………………….…………..……… 24 5. Perilaku Setelah Pembelian
…………………………….…………….. 24
D. Penelitian Terdahulu
………………………………….……………….. 25
E. Kerangka Pemikiran
……………………………………….………….. 27
F. Hipotesis …………………………………………………………..………. 28 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian
…………………………….….…………. 29
B. Metode Penentuan Sampel
…………………………………..………. 30
C. Metode Pengumpulan Data
……………………………………..……. 31
xii
D. Metode Analisis ……………………………………………….…….……. 33 1. Analisis Deskriptif
…………………………………….….…………. 33
2. Uji Validitas …………………………………………….…….………. 33 3. Uji Reliabilitas
……………………………………….….………. 34
4. Metode Analisis Faktor
………………………………….……...... 34
a. Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) …………………………………… 36 b. Uji Measure of Sampling Adequacy atau (MSA)
…………… 37
c. Total Variance Explained ……………………………..…..………… 38 E. Operasional Variabel Penelitian
…………………………….….….. 38
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……………..…………….. 40 1. Sejarah Pendirian Nokia Co. …………………………..…………..…… 40 2. Nokia di Asia Pasifik B. Hasil Analisis
…………………………………..……….. 44
……………………………………..…………..………… 47
1. Analisis Deskriptif
………………………..……………..…… 47
2. Uji Validitas
……………………………………………..…….. 66
3. Uji Reliabilitas
…………………………………………..……….. 67
4. Hasil Analisis Faktor
………………………………………..….. 67
a. Dimensi Budaya (Budaya, Sub budaya, Kelas sosial)
…………… 67
b. Dimensi Sosial (Kelompok, Keluarga, Peran dan Status)
…… 70
xiii
c. Dimensi Pribadi (Usia dan Tahap Siklus Hidup, Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi, Gaya Hidup, Kepribadian dan Konsep Diri)
…………………………………………………………… 73
d. Dimensi Psikologis (Motivasi, Persepsi, Pembelajaran, Keyakinan dan Sikap) C. Pembahasan
………………………………..……………..…… 77 …………………………………….……………..………. 84
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran
…………………………………………………..……..… 87
…………………….……………………………………..………. 88
DAFTAR PUSTAKA Lampiran
……………………………………….……..….… 90
………………………………………………….….…..… 92
xiv
DAFTAR TABEL No
Keterangan Tabel
Halaman
4.1
Jenis Kelamin Responden
4.2
Usia Responden
4.3
Responden berdasarkan kiriman / uang jajan per bulan
4.4
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.1
…………………………………. 49
4.5
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.2
……………………………..…… 50
4.6
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.3
……………………………..…… 50
4.7
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.4
……………………………..…… 51
4.8
Distribusi Jawaban Pernyataan 1.5
………………………………….. 52
4.9
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.1
………………………………….. 53
4.10
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.2
………………………………….. 53
4.11
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.3
……………………………..…… 54
4.12
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.4
………………………………….. 55
4.13
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.5
………………………………….. 55
4.14
Distribusi Jawaban Pernyataan 2.6
………………………………….. 56
4.15
Distribusi Jawaban Pernyataan 3.1
………………………………….. 57
4.16
Distribusi Jawaban Pernyataan 3.2
………………………………….. 58
4.17
Distribusi Jawaban Pernyataan 3.3
………………………………….. 58
4.18
Distribusi Jawaban Pernyataan 3.4
………………………………….. 59
4.19
Distribusi Jawaban Pernyataan 3.5
………………………………….. 60
………………………………………….. 47
………………………………………………..… 48 ………….. 48
xv
4.20
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.1
………………………………….. 61
4.21
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.2
………………………………….. 61
4.22
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.3
………………………………….. 62
4.23
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.4
………………………………….. 63
4.24
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.5
………………………………….. 63
4.25
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.6
………………………………….. 64
4.26
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.7
………………………………….. 65
4.27
Distribusi Jawaban Pernyataan 4.8
………………………………..… 66
4.28
Nilai Cronbach Alpha
4.29
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.1
………………………….. 68
4.30
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.2
………………………….. 68
4.31
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.3
………………………….. 69
4.32
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.4
………………………….. 69
4.33
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.5
………………………….. 70
4.34
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.1
………………………….. 70
4.35
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.2
………………………….. 71
4.36
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.3
………………………..… 71
4.37
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.4
………………………….. 72
4.38
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.5
………………………….. 72
4.39
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.6
………………………….. 73
4.40
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.1
……………………….…. 74
4.41
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.2
………………………….. 74
……………………………………..…… 67
xvi
4.42
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.3
………………………….. 75
4.43
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.4
………………………….. 75
4.44
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.5
………………………….. 76
4.45
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.1
………………………….. 77
4.46
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.2
………………………….. 77
4.47
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.3
………………………….. 78
4.48
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.4
………………………….. 78
4.49
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.5
………………………….. 79
4.50
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.6
………………………….. 79
4.51
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.7
………………………….. 80
4.52
Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.8
………………………….. 81
4.53
Initial Eigenvalues (% of Variance)
………………………….. 81
4.54
Nilai Keseluruhan Total Variance Explained ………………………….. 83
xvii
DAFTAR GAMBAR No
Keterangan Gambar
Halaman
2.1
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ………………………… 25
2.2
Kerangka Pemikiran
………………………………….…………… 27
xviii
DAFTAR LAMPIRAN No
Keterangan Lampiran Halaman
1
Kuesioner
2
Output Uji Validitas
3
Output Uji Reliabilitas ............................................................................. 98
4
Output Profil Responden
5
Output Distribusi Jawaban Responden
6
Output Analisis Faktor
........................................................................................ 92 ............................................................................. 96
................................................................. 102 ......................................... 103
................................................................. 108
x i x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya
perkembangan
teknologi
pada
dekade
terakhir
ini
memberikan pengaruh yang besar bagi dunia industri, salah satunya adalah industri komunikasi. Untuk melakukan suatu kontak tidak perlu dilakukan dengan harus bertatap muka langsung, melainkan kita bisa menggunakan beberapa macam media. Sedangkan fungsi media sendiri ialah menggunakan alat-alat seperti koran, majalah, televisi, internet, maupun telepon untuk memberi informasi yang berguna bagi masyarakat. Seperti misalnya telepon, saat perkembangan teknologi semakin pesat, perkembangan telepon sebagai alat komunikasi pun semakin canggih, misalnya dalam bentuk telepon seluler yang memberikan beberapa kemudahan bagi penggunanya. Berbagai macam penemuan-penemuan baru ditemukan, arus informasi bergerak dari satu negara ke negara yang lainnya dengan cepat dan tanpa mengenal batas territorial suatu negara. Semakin kompleks permasalahan yang ditemukan oleh umat manusia, semakin canggih pula teknologi yang diciptakan manusia.
Seiring dengan semakin canggih dan pesatnya
perkembangan teknologi diseluruh dunia telepon seluler/ponsel tidak lagi berukuran besar dan disambung dengan menggunakan kabel-kabel. Kini, ponsel tanpa kabel dan berukuran segenggam tangan, bisa digunakan sebagai alat komunikasi yang praktis dan bisa dibawa kemanapun kita pergi.
1
Belum selesai konsumen pengguna ponsel dengan fitur pesan pendek suara menikmati kemudahan berkomunikasi, ponsel dengan fitur-fitur baru yang semakin canggih terus bermunculan. Kecanggihannya tidak hanya membuat ponsel untuk alat berkomunikasi saja, tetapi juga dapat digunakan untuk memotret, membuat video, mengirim pesan berupa huruf maupun pesan yang berbentuk gambar, menikmati permainan-permainan, bahkan bisa melakukan koneksi internet (Ardinal Muhamad, 2005:2) Dengan banyaknya merek ponsel yang ada di pasaran akan mendorong perusahaan bersaing mendapatkan calon konsumen melalui berbagai strategi yang tepat, misalnya mengubah penampilan, warna, fitur yang baru, promosi dan harga. Lebih jauh lagi produsen dalam mendistribusikan produknya ke pasar konsumen berusaha agar produknya dapat diterima sesuai dengan yang diinginkan. Perusahaan Nokia merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia yang menyediakan ponsel. Selain model, kecanggihan dan fasilitas lain yang tersedia pada telepon seluler menjadi pertimbangan bagi para produsennya. Perusahaan – perusahaan telepon seluler besar seperti Nokia, tentu tidak ingin konsumennya beralih pada competitor yang lain. Sebagai yang terdepan di pasar industri seluler Asia Pasifik. Nokia meluncurkan produk telepon seluler yang menyediakan fasilitas-fasilitas canggih dengan dengan beragam model dan warna-warna menarik, karena setiap konsumen memiliki selera yang berbeda dalam memilih handphone, selain memunculkan terobosan baru yang menunjang
2
efisiensi penggunanya, Nokia juga senantiasa memperhatikan performance produk yang meliputi design dan ergonomisitas. Dan hal ini jugalah yang mempengaruhi konsumen sebelum mengambil keputusan untuk membeli handphone (http//.gsm.online.com). Disamping itu Nokia meluncurkan ponsel dengan harga yang relatif murah, sehingga mampu dibeli karena harganya yang terjangkau, dan mudah didapatkan karena semakin banyaknya counter-counter handphone yang menjual produk Nokia, ditambah lagi semakin menjamurnya gerai-gerai resmi Nokia. Dengan semakin banyaknya produk ponsel yang ada di pasaran berarti memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih merk yang sesuai dengan
keinginannya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk
menganalisis perilaku konsumen ponsel untuk mengetahui pola pembeliannya. Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memahami dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing orang. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk.
3
Tidak jarang konsumen selain memperhitungkan daya guna dan efisiensi, performance fisik suatu produk pun menjadi dasar mereka dalam melakukan pembelian handphone, khususnya bagi eksekutif muda dengan ekonomi menengah ke atas, mereka lebih mengutamakan merek yang sudah terkenal, meskipun harganya sedikit mahal tetapi paling tidak sesuai dengan kualitas yang di tawarkan, namun ada juga konsumen yang cenderung memilih handphone dengan model dan menu yang sederhana, karena mereka lebih mementingkan fungsi handphone itu sendiri sebagai alat komunikasi yang sesungguhnya (http//.gsm.online.com). Menurut Kotler dan Armstrong (2007:200), pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Sebagian besar dari faktor-faktor itu tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, namun mereka harus mempertimbangkannya. Selanjutnya menurut Kotler dan Armstrong, pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yang penting, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap (2007:215). Konsumen dalam mengambil keputusan pembelian di pengaruhi oleh motivasi, misalnya keputusan pembelian konsumen karena kebutuhan fisik (rasa lapar) maka konsumen akan termotivasi untuk membeli suatu produk guna memenuhi kebutuhan fisik tersebut. Persepsi mempengaruhi keputusan pembelian, produk menimbulkan persepsi misalnya, melalui kemasan yang menarik sehingga
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian
terhadap produk tersebut.
4
Konsumen memilih produk karena adanya pemberitahuan dari konsumen yang lain, hal ini merupakan keputusan pembelian yang di sebabkan oleh pembelajaran. Konsumen yang memiliki keyakinan kuat akan suatu produk, bahwa produk tersebut adalah yang terbaik maka konsumen tersebut akan membeli produk yang telah di yakini tersebut. Sebaliknya bila konsumen tersebut tidak memiliki keyakinan yang kuat terhadap produk tersebut, maka konsumen tentunya tidak akan melakukan keputusan pembelian. Produk ponsel sebagaimana diketahui adalah salah satu produk yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena memudahkan dalam hal berkomunikasi. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisili jauh dari orang tua, ponsel ini merupakan salah satu alat yang mampu melakukan komunikasi kepada orang tua guna melepas rindu atau meminta uang bulanan untuk biaya kuliah atau membayar kos. Dan mengapa diantara makin banyaknya produk ponsel saya lebih tertarik dengan Nokia sebagai objek dari penelitian? Karena harus diakui bahwa ponsel Nokia merupakan ponsel yang dikenal luas oleh masyarakat, tidak hanya di Indonesia tetapi juga didunia, selain itu ponsel Nokia dikenal karena kualitas dan umur ponsel itu sendiri tergolong lama (awet). Dan dengan banyaknya orang yang mengenal produk ponsel Nokia, maka akan memudahkan saya untuk melakukan objek penelitian.
5
Penelitian ini sengaja dilakukan dengan mengambil sampel pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena saya ingin memfokuskan bahan penelitian, disamping itu akan lebih menghemat waktu dan biaya, dan mahasiswa merupakan orang yang selalu tanggap dengan teknologi serta orang yang relatif banyak membawa ponsel. Sekarang ponsel tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi sekarang digunakan sebagai life style. Untuk itu, fitur yang lengkap pada suatu ponsel pasti akan mendapat respon baik dari konsumen, dalam penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk dapat menjelaskan dan mengetahui faktor – faktor apa saja yang
dapat
mempengaruhi keputusan pembelian ponsel merek Nokia. Berdasarkan paparan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Nokia ” (Studi Kasus Pada Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
6
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar
belakang permasalahan
seperti yang
telah
diungkapkan sebelumnya, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia. 2. Faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak diperoleh dari penelitian ini: 1. Untuk mengetahui apakah faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis berpengaruh
terhadap keputusan pembelian konsumen ponsel merek
Nokia. 2. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen ponsel merek Nokia.
7
Manfaat Penelitian : 1. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi bagi penelitian berikutnya. 2. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang positif untuk memahami karakteristik pembeli kepada perusahaan yang diteliti sehingga dapat menjadi pertimbangan dalam rangka menentukan strategi perusahaan.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis (Kotler & Armstrong, 2007:200). Menurut Kotler, pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis yang penting, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, serta kepercayaan dan sikap (2007:215). 1. Faktor budaya a. Budaya Menurut Engel, dkk (1995:69) budaya
mengacu pada
seperangkat nilai, gagasan, artefak dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Dampak budaya terhadap perilaku konsumen bersifat alami dan otomatis. Misalnya, budaya menentukan standar dan aturan untuk makan (kapan dan dimana), apa yang tepat disajikan sebagai menu makanan (di waktu pagi, siang, dan malam). Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar (Kotler & Armstrong, 2007:200).
9
b. Sub Budaya Masing-masing budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil, yang lebih banyak memberikan ciri-ciri dan sosialisasi khusus bagi anggotannya. Sub budaya terdiri dari kewarganegaraan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis (Kotler & Armstrong, 2007:202). c. Kelas Sosial Kelas sosial mengacu kepada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar. Kelas sosial merupakan segmentasi yang paling natural/alami, yang menjadi ciri-ciri kelas sosial adalah setiap kelompok memiliki persamaan dalam hal : gaya hidup (misalnya aktivitas, minat, dan opini), demografi (misalnya pendapatan, pekerjaan, wilayah tempat tinggal dan pendidikan), persepsi dan sikap (Engel dkk, 1995:121). Menurut Kotler & Armstrong (2007:205) kelas sosial adalah pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen teratur dimana anggotanya memiliki nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
2. Faktor Sosial a. Kelompok Kelompok acuan berfungsi sebagai titik pembanding atau acuan secara langsung maupun tidak langsung dalam pembentuka sikap atau perilaku seseorang (Kotler & Armstrong, 2007:205). Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang
10
dinamakan
kelompok
keanggotaan.
Beberapa
kelompok
keanggotaan adalah kelompok primer (seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) yang berinterkasi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Kelompok sekunder (seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan) yang cenderung lebih formal. b. Keluarga Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama (Engel dkk, 1995:194). Keluarga berpengaruh terhadap pola konsumsi individu karena anggota-anggota keluarga itu masuk kedalam suatu subsistem sosialisasi. c. Peran dan Status Peran terdiri atas sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang sekitarnya Kotler & Armstrong, 2007:208). Masing-masing peran menghasilkan status. Orangorang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka dimasyarakat.
11
3. Faktor Pribadi a. Usia dan Tahap Siklus Hidup Seseorang membeli barang dan jasa yang
berbeda
sepanjang hidupnya. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga seperti tahap bujangan, pasangan baru menikah, tidak mempunyai anak, mempunyai anak, dan seterusnya (Kotler & Armstrong, 2007:209). b. Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi Pekerjaan
seseorang
juga
mempengaruhi
pola
konsumsinya. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang, penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, kestabilan, pola waktu), tabungan dan aktiva (termasuk persentase aktiva lancar, utang, kemauan untuk meminjam, dan sikap terhadap belanja dan menabung (Kotler & Armstrong, 2007:209). c. Gaya Hidup Gaya hidup adalah pola hidup seseorang tergambarkan pada aktivitas (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kerja sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan pendapat (tentang diri mereka sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk) / Activities, Interests, dan Opinions (AIO). Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia (Kotler & Armstrong, 2007:210).
12
d. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian
adalah
karakteristik
psikologis
yang
menghasilka tanggapan yang secara konsisten dan terusmenerus terhadap lingkungannya. Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian (konsep diri/gambaran diri) seseorang (Kotler & Armstrong, 2007:214). Shiffman
dan
Kanuk
(2007:107)
mendefinisikan
kepribadian sebagai karakteristik psikologis yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Kepribadian memiliki beberapa ciri utama yaitu mencerminkan perbedaan individu konsisten dan bertahan lama.
4. Faktor Psikologis a. Motivasi Motivasi dapat digambarkan sebagai kekuatan yang mengendalikan individu untuk bertindak. Kekuatan tersebut menghasilkan suatu kecenderungan untuk mendapatkan sesuatu kebutuhan yang belum terpenuhi (Shiffman dan Kanuk, 2007:71). Engel dkk (1995:283) berpendapat
bahwa
motivasi
diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang memadai antara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan/disukai. Bila ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan (drive). Semakin
13
kuat dorongan tersebut, semakin basar urgensi respon yang dirasakan. Terdapat beberapa teori yang terkenal tentang motivasi (Kotler & Armstorng, 2007:215-156), yaitu: 1) Teori Freud. Teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan seseorang tidak dapat memahami motivasi dirinya secara menyeluruh. Saat seseorang mengamati merekmerek tertentu, maka akan bereaksi tidak hanya terhadap kemampuan yang terlihat nyata pada merek-merek tersebut, melainkan juga terhadap petunjuk-petunjuk lain yang sama rata. Wujud, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek dapat memicu asosiasi arah pemikiran dan emosi tertentu. 2) Teori Maslow. Di dalam teori ini dijelaskan mengapa seseorang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu. Kebutuhan manusia tersusun dalam hirarki, dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak. Kebutuhan tersebut adalah : -
Kebutuhan fisiologis (makanan, minuman, dan tempat tinggal)
-
Kebutuhan keamanan (keamanan dan perlindungan)
14
-
Kebutuhan sosial (perasaan diterima sebagai anggota kelompok dan dicintai)
-
Kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan, dan status)
-
Kebutuhan aktualisasi diri (pengembangan dan realisasi diri).
b. Persepsi Engel dkk (1995:118) mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu melakukan kegiatan seleksi, orgnisasi dan interprestasi objek atau stimulus sehingga menjadi suatu gambaran atau tanggapan yang bermakna. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Seseorang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi (Kotler & Armstrong, 2007:218-219), yaitu: 1) Perhatian Selektif Seseorang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat banyak setiap harinya. Karena seseorang tidak mungkin menanggapi semua rangsangan tersebut, sebagian besar rangsangan tersebut akan disaring dengan proses yang dinamakan perhatian selektif.
15
Seseorang akan cenderung memperhatikan rangsangan yang berhubungan dengan kebutuhannya saat ini, rangsangan yang
diantisipasi
(misalnya
akan
lebih
cenderung
memperhatikan komputer daripada radio di toko komputer, karena tidak mengharapkan toko tersebut menjual radio), rangsangan dengan deviasi yang besar dibanding dengan ukuran
rangsangan
normal
(misalnya
seseorang
akan
cenderung memperhatikan iklan yang menawarkan potongan Rp. 500.000,- dari daftar harga komputer daripada iklan yang hanya menawarkan potongan Rp. 75.000,-). 2) Distorsi Selektif Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk menginterpretasikan informasi yang sesuai dengan cara yang mendukung apa yang telah mereka percaya (Kotler & Amstrong, 2007:219). 3) Ingatan / Retensi Selektif Seseorang akan melupakan hal yang telah dipelajari namun cenderung akan mengingat informasi yang menyokong pandangan dan keyakinannya. Karena adanya ingatan selektif, orang akan cenderung mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang disukai dan melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing.
16
c. Pembelajaran Pembelajaran menunjukkan perubahan perilaku seseorang karena pengalaman (Kotler & Armstrong, 2007:219). Schiffman dan Kanuk (2007:179) menegaskan bahwa dari sudut pandang pemasaran, Consumer Learning merupakan proses dimana individu mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam membeli dan mengkonsumsi suatu produk/jasa yang diterapkan untuk perilaku pembelian yang sama pada masa mendatang. Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan atau perilaku (Engel dkk, 1995:40). Jadi, proses pembelajaran mencakup pengetahuan baru (didapat melalui belajar, informasi dari membaca, mengamati dan berpikir) atau dari pengalaman untuk diterapkan pada pembelian yang akan dilakukan dimasa mendatang. Pembelajaran dilakukan oleh individu pada saat pertama kali melakukan konsumsi dan akan terus dilakukan sampai individu
tersebut
meninggal.
Pembelajaran
berasal
dari
pengalaman (experience) yang didapat setelah mengkonsumsi suatu produk/jasa maupun dari informasi-informasi dari iklan di TV, radio, dan majalah/surat kabar.
17
d. Keyakinan dan Sikap Kotler & Armstrong (2007:220) mendefinisikan keyakinan sebagai pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai
sesuatu.
Sikap
adalah
evaluasi,
perasaan,
dan
kecenderungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide. Sikap dapat didefinisikan suatu prediposisi yang dipelajari untuk berperilaku secara konsisten dalam cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mengacu pada suatu objek tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2007:222). Menurut Engel dkk (1995:53), sikap (attitude) adalah suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan seseorang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif yang diberikan. Jadi, sikap merupakan kesiap siagaan mental yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi tanggapan seseorang terhadap orang lain, objek, dan situasi yang berhubungan dengannya. Pada umumnya, seseorang akan mencari kesesuaian antara kepercayaan dan perasaan terhadap objek.
18
Sikap memiliki beberapa karakteristik yang penting (Loudon dan Bitta, 1993:521-523), antara lain: 1) Sikap memiliki sebuah objek Objek yang dimaksud dapat berupa sesuatu yang abstrak maupun nampak. 2) Sikap memiliki arah, derajat, dan intensitas Arah sikap adalah perasaan senang atau tidak senang tersebut terhadap suatu objek. Derajat sikap adalah tingkat kepastian atau keyakinan perasaannya atau seberapa kuat perasaan seseorang terhadap pendiriannya. 3) Sikap memiliki struktur Pusat dari struktur sikap adalah nilai penting bagi individu dan konsep diri. Semakin dekat suatu sikap dengan pusatnya dikatakan mempunyai sentralitas yang tinggi. 4) Sikap dipelajari Sikap tidak dibawa seseorang sejak lahir, namun terbentuk berdasarkan pengalaman yang dipelajari dalam berhubungan dengan objek ataupun lingkungannya.
19
B. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen Hawkins dan Engel (Tjiptono, 1997:20), membagi proses pengambilan keputusan kedalam tiga jenis, yaitu: 1. Proses pengambilan keputusan yang luas (Extended Decision Making) Merupakan jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap. Berawal dari pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa macam produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari informasi tentang produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi produk atau merek akan mengarah kepada
keputusan
pembelian,
yang
selanjutnya
konsumen
akan
mengevaluasi hasil dari keputusannya. Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan tingkat keterlibatan tinggi. Misalnya, pembelian produkproduk yang mahal, mengandung nilai prestise, dan dipergunakan pertama kali. 2. Proses pengambilan keputusan terbatas (Limited Decision Making) Terjadi apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa
alternatif produk atau merek berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (atau hanya melakukan sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. Hal ini
20
biasanya berlaku untuk pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang bersifat rutin. Ada kemungkinan bahwa proses pengambilan keputusan terbatas ini terjadi pada kebutuhan yang sifatnya emosional atau juga pada environmental needs. Misalnya, seseorang memutuskan untuk membeli suatu merek atau produk baru dikarenakan “bosan” dengan merek yang sudah ada, atau karena ingin mencoba/merasakan sesuatu yang baru. Keputusan yang demikian hanya mengevaluasi aspek sifat/corak baru (novelty or newness) dari alternatif-alternatif yang tersedia. 3. Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (Habitual Decision Making) Merupakan proses yang paling sederhana, yaitu konsumen mengenali masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit/kegemarannya (tanpa evaluasi alternatif). Evaluasi hanya terjadi bila merek yang dipilih tersebut ternyata tidak sebagus/sesuai dengan yang diharapkan. Produk-produk yang biasa dibeli melalui proses ini biasanya adalah sabun mandi, pasta gigi, minyak rambut, dan lain-lain.
21
C. Tahap-tahap Dalam Proses Keputusan Pembelian Lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian (Kotler & Armstrong, 2007:224), yaitu: 1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition) Proses dimulai saat pembeli mengenali permasalahan atau kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan yang nyata dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal. Dari pengalaman sebelumnya, seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan ini dan dimotivasi kearah produk yang diketahui akan memuaskannya. 2. Pencarian Informasi Seorang konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauannya, ia cenderung akan membelinya. Jika tidak, konsumen akan menyimpan kebutuhan itu ke dalam ingatan atau mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan itu. Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatnya. Yang pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja. Kedua, pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari informasi dari segala sumber.
22
3. Evaluasi Alternatif Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan terakhir. Pertama, konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen mungkin akan mengembangkan himpunan kepercayaan merek. Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut tingkat alternatif setiap ciri dan akhirnya konsumen akan tiba pada sikap kearah alternatif merek melalui prosedur tertentu. Jadi, pada tahap evaluasi ini, konsumen menyusun merek-merek dalam himpunan pilihan serta membentuk niat pembelian. Biasanya konsumen akan memilih merek yang disukai. Tetapi ada pula faktor yang mempengaruhi setiap sikap orang lain dan faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. 4. Keputusan Pembelian Pada tahap ini, konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut atau tidak. 5. Perilaku Setelah Pembelian Apabila konsumen memutuskan untuk membeli, berikutnya konsumen akan mengalami beberapa tingkat yaitu kepuasan atau ketidakpuasan.
23
Kepuasan setelah pembelian, konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang diterima tentang produk yang bersangkutan. Jika kenyataan yang didapat sama dengan harapannya, maka konsumen akan merasa puas, namun bila yang terjadi sebaliknya, maka konsumen merasa tidak puas.
Pengenalan
Pencarian
Pengevaluasian
Keputusan
Perilaku Setelah
Kebutuhan
Informasi
Alternatif
Pembelian
Pembelian
Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian (Sumber: Kotler & Armstrong, 2007)
D. Penelitian Terdahulu Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian proses pengambilan keputusan konsumen tidak dapat terjadi dengan sendirinya, masalah kebudayaan, demografis, sosial, individu (karakteristik pribadi), dan psikologis
secara
kuat
mempengaruhi
keputusan
tersebut
(http://manbisnis.tripod.com.2005). Hasil penelitian sebelumnya (Muslichah, M. Wahyuddin
dan
Syamsuddin) tentang pengaruh faktor lingkungan, faktor individu, dan faktor komunikasi pemasaran terhadap keputusan membeli obat farmasi antara apotek di Kabupaten Sukoharjo dan apotek di Kota Surakarta menunjukkan bahwa untuk faktor lingkungan, individu, dan komunikasi pemasaran mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian baik penelitian pada Kabupaten Sukoharjo maupun penelitian pada Kota Surakarta.
24
Rizky Amelia dengan penelitiannya mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian Ponsel Nokia di Kecamatan Gresik menggunakan 11 faktor (desain produk, fitur, kemudahan operasional, tampilan layar, harga dibanding pesaing, harga jual kembali, potongan harga, cassing, aksesori tambahan, kualitas suara, dan ketahanan produk). Dan hasil perhitungannya dengan menggunakan Analisis Faktor menunjukkan bahwa ke-11 variabel penelitian tersebut bisa dilakukan analisis faktor. Kemudian Sugiarto dengan penelitiannya tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian merek sepeda motor di Kecamatan Manyar, Diketahui Terdapat Pengaruh secara parsial variabel kelompok referensi, citra merek, terhadap keputusan pembelian merek. Dan diketahui variabel motivasi dan promosi tidak berpengaruh pada keputusan pembelian merek sepeda motor. Sedangkan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Wiryadinata dan Jonathan (2006) mengenai faktor psikologis konsumen (motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap) yang mempengaruhi keputusan pembelian roti merek Citarasa di Surabaya menunjukkan bahwa variabel pembelajaran menunjukkan nilai yang dominan.
25
E. Kerangka Pemikiran
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Merek Nokia
Faktor Budaya (X1)
Faktor Sosial (X2)
Faktor Pribadi (X3)
Faktor Psikologis (X4)
Keputusan Pembelian (Y)
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Sumber : Dikembangkan untuk penelitian sendiri
26
F. Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam menguji suatu penelitian, yaitu : 1. HO : Variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia.
HA
: Variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis berpengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia.
2. HO
: Variabel Sosial bukan merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia.
HA
: Variabel Sosial merupakan faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian.
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini, membahas tentang pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis terhadap keputusan pembelian konsumen. Sedangkan variabel-variabel dari faktor- faktor tersebut adalah : a. Faktor Budaya : -
Budaya
-
Sub budaya
-
Kelas sosial
b. Faktor Sosial : -
Kelompok
-
Keluarga
-
Peran dan Status
c. Faktor Pribadi : -
Usia dan Tahap Siklus Hidup
-
Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
-
Gaya Hidup
-
Kepribadian dan Konsep Diri
28
d. Faktor Psikologis -
Motivasi
-
Persepsi
-
Pembelajaran
-
Keyakinan dan Sikap
B. Metode Penentuan Sampel Populasi merupakan jumlah keseluruhan yang mencakup semua anggota yang diteliti. Sedangkan sampel dapat didefinisikan sebagai suatu bagian yang ditarik dari populasi (Istijanto, 2009:109). Sampel juga dapat didefinisikan sebagai sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Djarwanto, 1998:108). Menurut Malhotra (dalam Widayat dan Amirullah, 2002 : 60), untuk memperoleh hasil yang baik dalam suatu analisis faktor, banyaknya responden yang diambil untuk mengisi kuisioner adalah sebanyak lima kali dari variabel yang dimuat dalam kuisioner. Dalam penelitian ini, jumlah variabel yang diteliti sebanyak 15, maka jumlah sampel yang diambil minimal adalah sebanyak 4 x 15 = 60 responden, dan pada penelitian ini digunakan sebanyak 100 responden. Pengambilan sampel dilakukan pada tanggal 1 Juni 2009 sampai dengan 15 Juni 2009 dengan metode Accidental Sampling yaitu pengguna ponsel merek Nokia yang ditemui secara kebetulan dilokasi penelitian, dan sampel pada penelitian ini adalah Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
29
yang menggunakan dan pernah menggunakan ponsel merek Nokia, dimana jumlahnya tidak diketahui. Sedangkan penentuan responden adalah secara Purvosive yaitu pengguna ponsel merek Nokia yang berada di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
C. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survei dan wawancara. Metode survei adalah pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat untuk pengumpulan data, dengan tujuan untuk meliput banyak orang sehingga hasil survei dapat dipandang mewakili populasi atau merupakan generalisasi (Istijanto, 2009:55). Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung, mendalam, tidak terstruktur, dan individual. Dalam wawancara,
seorang
responden
ditanyai
oleh
pewawancara
untuk
mengungkapkan perasaan, motivasi, sikap, atau keyakinannya terhadap suatu topik pemasaran (Malhotra dalam Istijanto, 2009:49). Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat dalam bentuk kuesioner yang diisi oleh responden dibuat dalam bentuk pernyataan dimana dalam kuesioner sudah disediakan alternatif jawaban dari tiap item pernyataan. Dalam pelaksanaan pengisian responden diminta untuk memilih salah satu jawaban yang sekiranya cocok dengan pendapat responden.
30
Untuk mempermudah pengambilan kesimpulan dari tanggapan responden yang diperoleh dalam pembagian koesioner, maka digunakan skala 5 tingkat (likert). Alternatif jawaban disesuaikan dengan skala likert yang dibuat menjadi 5 alternatif
jawaban. Skala likert melibatkan serangkaian
pernyataan yang berkaitan dengan sikap responden diminta menyatakan “Sangat Tidak Setuju (STS)” sampai pada jawaban “Sangat Setuju (SS)” untuk setiap pernyataan, jawaban diberi nilai yang akan merefleksikan secara konsisten sikap responden. Untuk setiap jawaban akan diberi skor 1-5 yang dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS) 2. Skor 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) 3. Skor 3 untuk jawaban Ragu-Ragu (R) 4. Skor 4 untuk jawaban Setuju (S) 5. Skor 5 untuk jawaban Sangat Setuju (SS)
31
D. Metode Analisis 1. Analisis Deskriptif Analisis ini tidak menggunakan pengujian secara sistematis dan statistik. Dimaksudkan hanya untuk menggambarkan
angka-angka
responden dari objek penelitian yang diperoleh dari hasil analisis deskriptif. 2. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Azwar, 1992:146). Teknik yang digunakan adalah korelasi product moment dari Pearson, yaitu :
n yx ( x) ( y) rxy =
n( x2 ) ( x ) 2 n( y2 ) ( y) 2
Keterangan : rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan y n x y
: Jumlah sampel : Nilai total atribut : Nilai dari variabel
32
3. Uji Reliabilitas Azwar (1992:150) merumuskan reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
terhadap
gejala yang sama dengan menggukan alat ukur yang sama. Menurut Nunnaly (1967) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2001:42). Reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini diuji dengan alat uji reliabilitas Cronbach Alpha, yaitu :
rtt =
k k
1
1
t2 t2
Keterangan : rtt t2
: Reliabilitas instrumen : Variabel total b2 :
k
variabel butir
: Banyaknya butir pertanyan atau
soal
4. Metode Analisis Faktor Tujuan utama dari analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis struktur saling hubungan (korelasi) dengan cara mendefinisikan suatu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut faktor.
33
Model matematis dasar analisis faktor yang digunakan untuk setiap variabel independen Xi (Wibisono, 2003:244) : m Xi =
ΣA
ij
Fj + bi Ui
j-t
i = 1, 2, 3, 4, … p Dimana : Xi
= Variabel independen ke-i
Fj
= Faktor kesamaan ke-j
Ui
= Faktor unik ke-i
Aij
= Koefisien faktor kesamaan
bi
= Koefisien faktor unik
Bhuono (2005) mengemukakan bahwa analisis faktor merupakan analisis statistik yang bertujuan untuk mengidentifikasi, mengelompokkan, dan meringkas faktor-faktor yang merupakan dimensi suatu variabel, definisi dan sebuah fenomena tertentu. Jadi, analisis faktor merupakan cara yang di gunakan untuk mengidentifikasi variabel dasar atau faktor yang menerangkan pola hubungan dalam suatu komponen variabel observasi.
34
a. Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan metode Kaiser Meyer Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih besar dari 0,5. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut valid atau tidak. Jika nilainya > atau = 0,5 maka proses analisis dapat dilanjutkan. KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi parsial dari semua pasangan variable lebih kecil daripada jumlah kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukan kesesuaian penggunaan analisis faktor. Menurut Kaiser (1974) dalam Wibisono (2003 : 247) : -
Harga KMO sebesar 0.9 adalah sangat memuaskan
-
Harga KMO sebesar 0.8 adalah memuaskan
-
Harga KMO sebesar 0.7 adalah harga menengah
-
Harga KMO sebesar 0.6 adalah cukup
-
Harga KMO sebesar 0.5 adalah kurang memuaskan
-
Harga KMO sebesar 0.4 adalah tidak dapat diterima
35
b. Uji Measure of Sampling Adequacy atau (MSA) Analisis faktor dalam penelitian ini juga menggunakan metode pengukuran Measure of Sampling Adequacy atau MSA. Untuk melihat variabel-variabel mana saja yang layak untuk dibuat analisis faktor serta untuk mengetahui apakah faktor-faktor yang dijadikan sebagai faktor analisis mempunyai korelasi yang kuat atau tidak dengan nilai > atau = 0,5. Jika nilainya > atau = 0,5 maka semua faktor pembentuk variabel tersebut telah valid dan tidak ada faktor yang direduksi. Pada bagian Anti Image Correlation, jika nilai dari Kaiser Meyer Olkin (KMO) < 0,5, maka untuk memperbaikinya yang pertama kali harus dikeluarkan adalah variabel yang memiliki nilai MSA paling kecil dan kurang dari 0,5. Besarnya angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) berkisar antara 0 – 1, dengan kriteria sebagai berikut: a. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. b. Jika MSA > 0.05, maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan dapat dianalisa lebih lanjut. c. Jika MSA < 0.05, maka variabel tersebut tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan atau dibuang.
36
c. Nilai Mean pada Descriptive Analysis Pada penelitian ini, untuk melihat jawaban dari responden apakah jawaban responden terhadap sebuah faktor lebih mengarah pada jawaban setuju atau lebih mengarah pada jawaban tidak setuju, dilihat dari nilai Mean pada Descriptive Statistic yang didapat dari analisis faktor. Jika nilai Mean yang didapat semakin besar, maka dapat dikatakan responden semakin setuju bahwa faktor tersebut mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia. Begitu pula sebaliknya, jika nilai Mean yang didapat semakin kecil, maka dapat dikatakan responden semakin tidak setuju bahwa faktor tersebut mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia.
d. Total Variance Explained Selain itu, pada penelitian ini digunakan juga Total Variance Explained sebagai alat ukur untuk melihat besaran pengaruh sebuah faktor didalam sebuah variabel.
E. Operasional Variabel Penelitian Operasional variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian (Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor Pribadi, dan Faktor Psikologis) pada penelitian ini merupakan variabel X (X1, X2, X3, dan X4) atau merupakan variabel bebas (Independent Variable).
37
2. Variabel terikat (Dependent Variabel/Y) pada penelitian ini adalah keputusan pembelian. Perumusan operasional variabel tersebut, dapat digambarkan seperti berikut ini :
No
Variabel
1
Faktor Budaya (X1)
2
Faktor Sosial
Sub Variabel
Faktor Pribadi (X3)
Ukuran
Budaya
1.1 Waktu 1.2 Tempat
Ordinal
Sub Budaya
1.3 Kewarganegaraan
Ordinal
Kelas Sosial
1.4 Gaya hidup 1.5 Persepsi
Ordinal
Kelompok
2.1 Pembentuk Opini 2.2 Acuan
Ordinal
Keluarga
2.3 Peran 2.4 Pengaruh
Ordinal
Peran dan status
2.5 Jabatan/Kedudukan 2.6 Kelas Produk
Ordinal
Usia dan Siklus Hidup
3.1 Pertambahan Usia
Ordinal
Pekerjaan dan Situasi Ekonomi
3.2 Jabatan 3.3 Pendapatan
Ordinal
Gaya Hidup
3.4 Aktifitas
Ordinal
Kepribadian dan Konsep Diri
3.5 Kepercayaan diri 3.6 Identitas Diri
Ordinal
(X2)
3
Indikator
38
No
Variabel
4
Faktor Psikologis
Sub Variabel
Indikator
Ukuran
Motivasi
4.1 Kebutuhan 4.2 Aktualisasi Diri
Ordinal
Persepsi
4.3 Perhatian Selektif 4.4 Distorsi Selektif 4.5 Retensi Selektif
Ordinal
(X4)
Pembelajaran 4.6 Pengalaman Keyakinan dan Sikap
4.7 Keyakinan 4.8 Ketertarikan pada
Ordinal
Ordinal
objek
39
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Pendirian Nokia Co. Nokia Corporation adalah produsen peralatan telekomunikasi terbesar di dunia serta merupakan perusahaan terbesar di Finlandia. Kantor pusatnya berada di kota Espoo, Finlandia, dan perusahaan ini paling dikenal lewat produk-produk telepon genggamnya. Nokia memproduksi telepon genggam untuk seluruh pasar dan protokol utama, termasuk GSM, CDMA, and W-CDMA (UMTS). Nokia didirikan pada awalnya sebagai perusahaan penggilingan bubur kertas oleh Fredrik Idestam pada tahun 1865. Perusahaan Karet Finlandia kemudian mendirikan pabriknya di kawasan sekitarnya pada awal abad ke-20 dan mulai menggunakan merek Nokia. Tak lama setelah usainya Perang Dunia I, Perusahaan Karet Finlandia mengakuisisi Perusahaan Penggilingan Kayu Nokia dan Perusahaan Kabel Finlandia (sebuah produsen kabel telepon dan telegraf). Ketiga perusahaan tersebut digabung menjadi Nokia Corporation pada tahun 1967.
40
Adapun awal dari pendirian hingga perkembangannya dapat digambarkan sebagai berikut: a. Abad pertama Nokia (1865-1967) -
1865
: Kelahiran Nokia
Fredrik Idestam mendirikan sebuah pabrik penggilingan kertas di Tammerkoski (barat daya Finlandia). -
1898
: Pabrik karet Finlandia didirikan
Eduard Polon mendirikan Pabrik Karet Finlandia, yang pada akhirnya menjadi binis karet milik Nokia. -
1912
: Pabrik Kabel Finlandia didirikan
Pabrik Kabel Finlandia merupakan bagian dari bisnis kabel dan elektronik milik Nokia. Arvid Wickstrom memulai pengerjaannya pada saat itu. -
1937
: Verner Weckman, menjadi Presiden dari Pabrik Kabel
Finladia. -
1960
: Divisi elektonik pertama
-
1962
: Pabrik Kabel Finlandia memproduksi perangkat listrik
rumahan pertama -
1967
: Secara resmi Pabrik Karet Finlandia dan Pabrik Kabel
bergabung dan membentuk Nokia Co.
41
b. The move to the mobile (1968-1991) -
1979
: Mobira Oy, dimulai sebagai perusahaan joint venture
antara Nokia dan Salora sebagai Perusahaan Radio Telephone pembuat telepon pertama. -
1981
: Era perangkat bergerak (mobile) dimulai dengan
didirikannya
jaringan
mobile
phone
internasional
pertama
(NordicMobile Telephone (NMT)). -
1982
: Nokia DX200 mulai dioperasikan
-
1984
: Nokia meluncurkan Mobira Talkman Portable Phone
-
1987
: Nokia meluncurkan Mobira Cityman
-
1991
: GSM – sebuah standar baru bagi perangkat bergerak di
buka. Perangkat Nokia di gunakan untuk melakukan panggilan GSM dunia pertama.
c. Mobile Revolution (1992-1999) Pada tahun 1992, Nokia memutuskan untuk fokus pada bisnis telekomunikasi, yang merupakan keputusan strategik paling penting dalam sejarahnya. Sebagai adopsi dari standar perkembangan GSM, CEO baru Jorma Ollila menempatkan Nokia sebagai pemimpin pasar pada industri global mobile telephone. -
1992
: Jorma Ollila menjadi Presiden dan CEO Nokia, dan
memfokuskan perusahaan pada bisnis telekomunikasi.
42
-
1992
: Nokia meluncurkan Nokia 1011 sebagai telepon GSM
pertama. -
1994
: Nokia meluncurkan 2100, telepon Nokia pertama dengan
fitur Nokia tune. -
1994
: World’s first satellite call, dengan menggunakan telepon
GSM Nokia. -
1997
: Nokia 6110 diluncurkan, yang merupakan telepon pertama
dengan fitur Permainan Ular Nokia (Nokia’s Snake Game). -
1998
: Nokia menjadi pemimpin pasar dunia untuk telepon
gengam. -
1999
: Nokia meluncurkan Nokia 7110, sebagai handset WAP
pertama di dunia.
d. Nokia Sekarang : 2000 – Saat ini -
2002
: Nokia meluncurkan hanphone 3G pertamanya, Nokia
6650. -
2003
: Nokia meluncurkan N-Gage (mobile gaming goes
multiplayer). -
2005
: Lahirnya Nokia Nseries, yang diperkenalkan sebagai
generasi baru bagi perangkat multimedia. Pada tahun 2005 Nokia juga telah mencapai penjualannya yang ke 1 milyar (Nokia 1100) di Nigeria.
43
-
2006
: Olli-Pekka Kallasvuo menjadi Presiden dan CEO baru
Nokia dan Jorma Ollila sebagai Direktur Utama. -
2007
: Nokia diakui sebagai salah satu dari lima besar merek di
dunia yang berkualitas. Pada tahun 2007 pula Nokia meluncurkan Ovi, merek baru dalam pelayanan internet. -
2008
: Sejak 1 Januari 2008, Nokia membuat tiga bisnis grup:
Devices (divisi perangkat), Services (divisi pelayanan) dan Markets (divisi penjualan). (www.nokia.com)
2. Nokia di Asia Pasifik Nokia merupakan pemimpin dalam komunikasi mobile di Asia Pasifik, Nokia pertama kali beroperasi pada awal tahun 1980. Sejak berdiri telah berhasil memimpin di pasaran, dan bisnis telah berkembang di semua negara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan perkembangan industri telekomunikasi di negara tersebut.
Berlokasi di Alexandra Technopark di Singapura, kantor regional Nokia adalah basis dari 700 staf pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknologi, produk dan solusi bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dan semua kantor Nokia di wilayah Asia-Pasifik.
44
Pusat perbendaharaan regional Nokia (Nokia Treasury Asia) beroperasi di luar Singapura sebagai in-house bank untuk cabang-cabang Nokia di wilayah Asia Pasifik, sedangkan Nokia Research Centre (unit penelitian perusahaan) berkantor di Jepang dan Cina. Nokia juga membuat produk selain tiga fasilitas utama di Masan, Korea, dan Beijing dan Dongguan di Cina. Mulai bulan Januari 2004, Nokia telah mengaktifkan struktur organisasi globalnya untuk memperkuat fokus pada pemusatan, pasar mobilitas baru dan perkembangan. Untuk mencari daerah bisnis baru dalam era Mobilitas selain terus mengembangkan kepemimpinannya dalam komunikasi suara mobile, Nokia mempunyai empat grup bisnis untuk menemukan dinamika unik dari setiap bisnis, yaitu:
a. Ponsel, menawarkan bermacam-macam ponsel yang sangat kompetitif untuk segmen pasar yang luas, dan mengembangkan ponsel untuk semua standar penting dan segmen pasar di lebih dari 130 negara. Merupakan tanggung jawab dari bisnis ponsel utama Nokia, berbasis pada teknologi WCDMA, GSM, CDMA dan TDMA. Ponsel berfokus pada fitur yang kaya, ponsel yang ditargetkan untuk pasar global. b. Multimedia, menghadirkan multimedia mobile untuk pelanggan dalam bentuk perangkat mobile lanjutan dan aplikasi. Produkproduknya mempunyai fitur dan fungsionalitas seperti imaging, game, musik, media
dan bermacam-macam konten menarik,
seperti
perangkat tambahan mobile dan solusi yang inovatif.
45
c. Jaringan, selalu menawarkan infrastruktur jaringan yang memimpin, teknologi dan layanan terkait, berdasarkan pada standar nirkabel utama untuk operator mobile dan service provider. Berfokus pada teknologi GSM, grup berorientasi kepemimpinan dalam jaringan radio GSM, EDGE dan WCDMA. Jaringan kami telah diinstall pada sebagian besar pasar global yang telah mengadopsi standar ini. Jaringan juga merupakan provider pemimpin dari akses broadband dan jaringan TETRA untuk pengguna profesional dalam keselamatan publik dan sektor keamanan. d. Solusi Perusahaan, menyediakan bermacam-macam terminal dan solusi konektivitas mobile tanpa batas pada arsitektur mobilitas end-toend, khusus untuk membantu bisnis dan institusi worldwide meningkatkan
performansi
mereka
ditingkatkan. Solusi end-to-end
melalui
mobilitas
yang
menawarkan bermacam-macam
perangkat mobile yang dioptimalkan untuk bisnis pada front end, sampai portfolio gateway yang dioptimalkan untuk bisnis mobile pada back end meliputi: email nirkabel dan internet, mobilitas aplikasi, perlindungan pesan, jaringan privat virtual, firewall, dan perlindungan dari gangguan.
(www.nokia.co.id)
46
B. Hasil Analisis 1. Analisis Deskriptif Berdasarkan analisis deskriptif dari data responden yang didapat dari penelitian ini, diketahui bahwa : a. Hasil Analisis Deskriptif Identitas Responden Berdasarkan hasil perhitungan analisis deskriptif, didapat bahwa dari 100 orang yang menjadi responden dari penelitian ini sebanyak 69 orang (69%) merupakan laki-laki. Sisanya 31 orang (31%) adalah perempuan. Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden Keterangan
Frekuensi
Prosentase
Laki-laki
69
69%
Perempuan
31
31%
Total
100
100%
Sumber : Data diolah
Bila berdasarkan usia, diketahui bahwa
yang menjadi
responden pada penelitian ini berusia < 20 tahun sebanyak 8 orang (8%), kemudian responden yang berusia 20 tahun sebanyak 35 orang (35%) dan responden yang berusia >20 tahun sebanyak 57 (57%).
47
Tabel 4.2 Usia Responden Keterangan
Frekuensi
Prosentase
< 20 tahun
8
8%
20 tahun
35
35%
> 20 tahun
57
57%
Total
100
100%
Sumber : Data diolah
Sedangkan berdasarkan kiriman / uang jajan per bulan dapat diketahui bahwa pada penelitian ini responden yang mendapat kiriman/uang jajan dari orang tua < Rp. 500.000,- /bulan sebanyak 5 orang (5%), kemudian yang mendapat kiriman Rp.500.000,- s/d 1.000.000,- /bulan sebanyak 38 orang (38%), selanjutnya responden yang mendapat kiriman/uang jajan Rp.1.000.000,- s/d 1.500.000,sebanyak 53 orang (53%) dan responden yang mendapat uang kiriman / uang jajan sebesar >Rp.1.500.000,- adalah sebanyak 4 orang (4%).
Tabel 4.3 Responden berdasarkan kiriman / uang jajan per bulan Keterangan
Frekuensi
Prosentase
< Rp. 500.000,-
5
5%
Rp.500.000,- s/d 1.000.000,-
38
38%
Rp.1.000.000,s/d 1.500.000,-
53
53%
> Rp.1.500.000,-
4
4%
Total
100
100%
Sumber : Data diolah
48
b. Hasil Analisis Deskriptif Pernyataan Penelitian 1. Variabel Budaya (X1) -
Pernyataan 1.1 Pada pernyataan 1.1 (Anda pertama kali mendengar dan mempunyai ponsel adalah ponsel dengan merek Nokia) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 9 orang (9%), Ragu-ragu sebanyak 2 orang (2%), Setuju (S) sebanyak 83 orang (83%), dan Sangat Setuju (SS) sebanyak 6 orang (6%). Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Pernyataan 1.1 No. Pernyataan STS TS R Anda pertama kali 0 9 2 mendengar dan 1.1 mempunyai ponsel adalah ponsel dengan 0% 9% 2% merek Nokia
S 83
SS 6
83% 6%
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 1.2 Pada pernyataan 1.2 (Ketika anda membeli ponsel, yang pertama difikirkan adalah ponsel dengan merek Nokia) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 20 orang (20%), Ragu-ragu sebanyak 6 orang (6%), Setuju (S) sebanyak 70 orang (70%), dan Sangat Setuju (SS) sebanyak 4 orang (4%).
49
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Pernyataan 1.2 No. Pernyataan STS TS R Ketika Anda membeli 0 20 6 ponsel, yang pertama 1.2 difikirkan adalah ponsel dengan merek 0% 20% 6% Nokia
S 70
SS 4
70% 4%
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 1.3 Pada pernyataan 1.3 (Anda lebih tertarik kepada iklan ponsel merek Nokia yang menggunakan bahasa Indonesia, karna memudahkan untuk mengenal lebih jauh produk ponsel tersebut.) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 1 orang (1%), Ragu-ragu sebanyak 10 orang (10%), Setuju (S) sebanyak 83 orang (83%), dan Sangat Setuju (SS) sebanyak 6 orang (6%). Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Pernyataan 1.3 No. Pernyataan STS TS R S SS Anda lebih tertarik kepada iklan ponsel 0 1 10 83 6 merek Nokia yang menggunakan bahasa 1.3 Indonesia, karna memudahkan untuk mengenal lebih jauh 0% 1% 10% 83% 6% produk ponsel tersebut. Sumber : Data diolah
50
-
Pernyataan 1.4 Pada pernyataan 1.4 (Anda memutuskan ponsel Nokia karna
membeli
ponsel tersebut mewakili gaya hidup
Anda) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 1 orang (1%), Ragu-ragu sebanyak 10 orang (10%), Setuju (S) sebanyak 83 orang (83%), dan Sangat Setuju (SS) sebanyak 6 orang (6%). Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Pernyataan 1.4 No. Pernyataan STS TS R S SS Anda memutuskan 11 19 69 1 membeli ponsel Nokia 0 1.4 karna ponsel tersebut mewakili gaya hidup 0% 11% 19% 69% 1% Anda Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 1.5 Pada pernyataan 1.5 (Persepsi yang baik mengenai ponsel Nokia menyebabkan anda memutuskan untuk membeli ponsel dengan merek Nokia.) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 3 orang (3%), Raguragu sebanyak 1 orang (1%), Setuju (S) sebanyak 56 orang (56%), dan Sangat Setuju (SS) sebanyak 40 orang (40%).
51
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Pernyataan 1.5 No. Pernyataan STS TS R Persepsi yang baik 0 3 1 mengenai ponsel Nokia menyebabkan 1.5 anda memutuskan untuk membeli ponsel 0% 3% 1% dengan merek Nokia.
S 56
SS 40
56% 40%
Sumber : Data diolah
Pada jawaban kuesioner yang telah didapat, untuk variabel Budaya responden lebih banyak menyetujui (memilih jawaban Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS)) pada pernyataan 1.5 (Persepsi yang
baik
mengenai
ponsel
Nokia
menyebabkan
Anda
memutuskan untuk membeli ponsel dengan merek Nokia), yaitu dengan jumlah sebesar 96%. Sedangkan pernyataan 1.4 (Anda memutuskan membeli ponsel Nokia karena ponsel tersebut mewakili gaya hidup Anda) merupakan pernyataan pada variabel Budaya yang kurang disetujui oleh responden dengan perolehan jawaban Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) sebesar 70%.
2. Variabel Sosial (X2) -
Pernyataan 2.1 Pada pernyataan 2.1 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena adanya iklan ponsel tersebut di televisi) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak
52
21 orang (21%), Ragu-ragu sebanyak 19 orang (19%), Setuju (S) sebanyak 60 orang (60%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%. Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Pernyataan 2.1 No. Pernyataan STS TS R S SS Anda memutuskan 21 19 60 0 untuk membeli ponsel 0 2.1 Nokia karena adanya iklan ponsel tersebut 0% 21% 19% 60% 0% di televise Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 2.2 Pada pernyataan 2.2 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia Karena pengaruh teman) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 46 orang (46%), Ragu-ragu sebanyak 33 orang (33%), Setuju (S) sebanyak 21 orang (21%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%.
No.
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Pernyataan 2.2 Pernyataan STS TS R
Anda memutuskan untuk membeli ponsel 2.2 Nokia Karena pengaruh teman
33
S 21
SS
0
46
0
0%
46% 33% 21% 0%
Sumber : Data diolah
53
-
Pernyataan 2.3 Pada pernyataan 2.3 (Peran Anda dalam keluarga mempengaruhi keputusan Anda dalam membeli ponsel Nokia) responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 1 orang (1%). Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 40 orang (40%), Ragu-ragu sebanyak 27 orang (27%), Setuju (S) sebanyak 32 orang (32%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%. Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Pernyataan 2.3 Pernyataan STS TS R
No.
Peran Anda dalam 1 keluarga 2.3 mempengaruhi keputusan Anda dalam 1% membeli ponsel Nokia
40
27
S 32
SS 0
40% 27% 32% 0
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 2.4 Pada pernyataan 2.4 (Ketika Anda memutuskan untuk membeli
ponsel
Nokia,
keluarga
ikut
mempengaruhi)
responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 22 orang (22%), Ragu-ragu sebanyak 28 orang (28%), Setuju (S) sebanyak 50 orang (50%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%.
54
No.
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Pernyataan 2.4 Pernyataan STS TS R
Ketika Anda memutuskan untuk 2.4 membeli ponsel Nokia, keluarga ikut mempengaruhi
28
S 50
SS
0
22
0
0%
22% 28% 50% 0%
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 2.5 Pada pernyataan 2.5 (Anda membeli ponsel Nokia karena disesuaikan dengan pekerjaan Anda) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 15 orang (15%), Ragu-ragu sebanyak 20 orang (20%), Setuju (S) sebanyak 65 orang (65%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%.
No.
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Pernyataan 2.5 Pernyataan STS TS R
Anda membeli ponsel Nokia karena 2.5 disesuaikan dengan pekerjaan Anda
20
S 65
SS
0
15
0
0%
15% 20% 65% 0%
Sumber : Data diolah
55
-
Pernyataan 2.6 Pada pernyataan 2.6 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena menurut Anda ponsel Nokia merupakan ponsel bermerk) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 1 orang (1%), Ragu-ragu sebanyak 11 orang (11%), Setuju (S) sebanyak 84 orang (84%), dan responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) sebanyak 4 orang (4%). Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Pernyataan 2.6 No. Pernyataan STS TS R S SS Anda memutuskan 1 11 84 4 untuk membeli ponsel 0 Nokia karena menurut 2.6 Anda ponsel Nokia 0% 1% 11% 84% 4% merupakan ponsel bermerk Sumber : Data diolah
Untuk variabel sosial, responden pada penelitian ini lebih banyak menyetujui (memilih jawaban Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS)) yaitu pada pernyataan 2.6 tentang memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena ponsel Nokia merupakan ponsel bermerk, yaitu sebesar 88%, sedangkan pernyataan yang paling kurang disetujui adalah pernyataan 2.2 mengenai pengaruh teman dalam hal memutuskan membeli ponsel Nokia, yaitu sebesar 21%.
56
3. Variabel Pribadi (X3) -
Pernyataan 3.1 Pada pernyataan 3.1 (Bagi Anda pertambahan usia mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia Anda) responden yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) sebanyak 2 orang (2%). Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 75 orang (75%), Ragu-ragu sebanyak 19 orang (19%), Setuju (S) sebanyak 4 orang (4%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%. Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Pernyataan 3.1 No. Pernyataan STS TS R S Bagi Anda 2 75 19 4 pertambahan usia 3.1 mempengaruhi keputusan pembelian 2% 75% 19% 4% ponsel Nokia Anda
SS 0 0%
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 3.2 Pada pernyataan 3.2 (Keputusan Anda dalam membeli ponsel Nokia di pengaruhi oleh tingkat pendapatan Anda) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 4 orang (4%), Ragu-ragu sebanyak 10 orang (10%), Setuju (S) sebanyak 77 orang (77%), dan responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) sebanyak 9 orang (9%).
57
No.
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Pernyataan 3.2 Pernyataan STS TS R
Keputusan Anda dalam membeli ponsel 3.2 Nokia di pengaruhi oleh tingkat pendapatan Anda
S 77
SS
0
4
10
9
0%
4%
10% 77% 9%
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 3.3 Pada pernyataan 3.3 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena menurut Anda fitur-fitur ponsel Nokia dapat menemani aktivitas Anda) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak Setuju (TS)/ 0%. Ragu-ragu sebanyak 9 orang (9%), Setuju (S) sebanyak 85 orang (85%), dan responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) sebanyak 6 orang (6%). Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Pernyataan 3.3 No. Pernyataan STS TS R S SS Anda memutuskan 0 9 85 6 untuk membeli ponsel 0 Nokia karena menurut 3.3 Anda fitur-fitur ponsel Nokia dapat 0% 0% 9% 85% 6% menemani aktivitas Anda Sumber : Data diolah
58
-
Pernyataan 3.4 Pada pernyataan 3.4 (Dengan membeli ponsel merek Nokia, membuat
kebanggaan pada diri
Anda
sebagai
pengguna) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak Setuju (TS) / 0%. Ragu-ragu sebanyak 8 orang (8%), Setuju (S) sebanyak 91 orang (91%), dan responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) sebanyak 1 orang (1%).
No.
Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Pernyataan 3.4 Pernyataan STS TS R
Dengan membeli ponsel merek Nokia, 3.4 membuat kebanggaan pada diri Anda sebagai pengguna
S
SS
0
0
8
91
1
0%
0%
8%
91% 1%
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 3.5 Pada pernyataan 3.5 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena ponsel Nokia mencerminkan identitas diri Anda) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 11 orang (11%), Ragu-ragu sebanyak 16 orang (16%), Setuju (S) sebanyak 73 orang (73%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%.
59
No.
Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Pernyataan 3.5 Pernyataan STS TS R
Anda memutuskan untuk membeli ponsel 3.5 Nokia karena ponsel Nokia mencerminkan identitas diri Anda
16
S 73
SS
0
11
0
0%
11% 16% 73% 0%
Sumber : Data diolah
Pada variabel pribadi, jawaban Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) yang paling banyak dijawab oleh responden pada penelitian ini yaitu pada pernyataan 3.4 tentang kebanggaan sebagai pengguna, dan nilai keseluruhannya adalah sebesar 92%, sedangkan dimensi yang paling kurang di setujui oleh responden adalah
pernyataan
3.1
tentang
pertambahan
usia
dalam
mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia, yaitu sebesar 4%.
4. Variabel Psikologis (X4) -
Pernyataan 4.1 Pada pernyataan 4.1 (Anda memutuskan membeli ponsel Nokia
karena
kebutuhan untuk berkomunikasi)
responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak Setuju (TS) / 0%. Ragu-ragu sebanyak 2 orang (2%), Setuju (S) sebanyak 27 orang (27%), dan responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) sebanyak 71 orang (71%).
60
No.
Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Pernyataan 4.1 Pernyataan STS TS R
Anda memutuskan membeli ponsel Nokia 4.1 karena kebutuhan untuk berkomunikasi
S
SS
0
0
2
27
71
0%
0%
2%
27% 71%
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 4.2 Pada pernyataan 4.2 (Anda memutuskan membeli ponsel Nokia karena ponsel Nokia dapat mengekspresikan diri Anda) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 2 orang (2%), Ragu-ragu sebanyak 47 orang (47%), Setuju (S) sebanyak 51 orang (51%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%.
No.
Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Pernyataan 4.2 Pernyataan STS TS R
Anda memutuskan membeli ponsel Nokia karena ponsel Nokia 4.2 dapat mengekspresikan diri Anda
S 51
SS
0
2
47
0
0%
2%
47% 51% 0%
Sumber : Data diolah
61
-
Pernyataan 4.3 Pada pernyataan 4.3 (Dalam memutuskan untuk membeli ponsel Nokia, Anda memberikan perhatian lebih kepada apapun tentang Nokia) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak Setuju (TS)/ 0%. Ragu-ragu sebanyak 32 orang (32%), Setuju (S) sebanyak 68 orang (68%), dan responden tidak ada yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%. Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Pernyataan 4.3 No. Pernyataan STS TS R S SS Dalam memutuskan 0 32 68 0 untuk membeli ponsel 0 Nokia, Anda 4.3 memberikan perhatian 0% 0% 32% 68% 0% lebih kepada apapun tentang Nokia Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 4.4 Pada pernyataan 4.4 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena Anda telah mengenal dan mempercayai Nokia sebagai ponsel terbaik) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 1 orang (1%), Raguragu sebanyak 9 orang (9%), Setuju (S) sebanyak 90 orang (90%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%.
62
No.
Tabel 4.23 Distribusi Jawaban Pernyataan 4.4 Pernyataan STS TS R
Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena Anda 4.4 telah mengenal dan mempercayai Nokia sebagai ponsel terbaik
S
SS
0
1
9
90
0
0
1%
9%
90% 0%
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 4.5 Pada pernyataan 4.5 (Ingatan yang kuat tentang ponsel Nokia membuat Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 6 orang (6%), Ragu-ragu sebanyak 23 orang (23%), Setuju (S) sebanyak 70 orang (70%), dan responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) sebanyak 1 orang (1%).
No.
Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Pernyataan 4.5 Pernyataan STS TS R
Ingatan yang kuat tentang ponsel Nokia 4.5 membuat Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia
S 70
SS
0
6
23
1
0%
6%
23% 70% 1%
Sumber : Data diolah
63
-
Pernyataan 4.6 Pada pernyataan 4.6 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena memiliki pengalaman sebelumnya dengan ponsel Nokia) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 1 orang (1%), Ragu-ragu sebanyak 14 orang (14%), Setuju (S) sebanyak 85 orang (85%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%.
No.
Tabel 4.25 Distribusi Jawaban Pernyataan 4.6 Pernyataan STS TS R
Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena 4.6 memiliki pengalaman sebelumnya dengan ponsel Nokia
S 85
SS
0
1
14
0
0%
1%
14% 85% 0%
Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 4.7 Pada pernyataan 4.7 (Keyakinan Anda bahwa Nokia merupakan ponsel yang berkualitas, mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia Anda) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) dan Tidak Setuju (TS) / 0%. Ragu-ragu sebanyak 3 orang (3%), Setuju (S) sebanyak 47 orang (47%), dan responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) sebanyak 50 orang (50%).
64
Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Pernyataan 4.7 No. Pernyataan STS TS R S SS Keyakinan Anda 0 0 3 47 50 bahwa Nokia merupakan ponsel 4.7 yang berkualitas, mempengaruhi 0% 0% 3% 47% 50% keputusan pembelian ponsel Nokia Anda Sumber : Data diolah
-
Pernyataan 4.8 Pada pernyataan 4.8 (Karena ponsel Nokia merupakan ponsel yang telah dikenal banyak orang, maka Anda akan tertarik untuk mengenalnya dan melakukan pembelian) responden tidak ada yang menjawab Sangat Tidak Setuju (STS) / 0%. Responden yang menjawab Tidak Setuju (TS) sebanyak 1 orang (1%), Ragu-ragu sebanyak 8 orang (8%), Setuju (S) sebanyak 91 orang (91%), dan tidak ada responden yang menjawab Sangat Setuju (SS) / 0%. Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Pernyataan 4.8 No. Pernyataan STS TS R S SS Karena ponsel Nokia merupakan ponsel 0 1 8 91 0 yang telah dikenal banyak orang, maka 4.8 Anda akan tertarik untuk mengenalnya 0% 1% 8% 91% 0% dan melakukan pembelian Sumber : Data diolah
65
Dalam variabel psikologis, responden pada penelitian ini yang memilih jawaban Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) paling banyak yaitu pada pernyataan 4.1 tentang kebutuhan untuk berkomunikasi, dengan
nilai keseluruhannya
sebesar
98%.
Sedangkan yang kurang disetujui oleh responden dengan perolehan jawaban Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) paling sedikit adalah pernyataan 4.2 mengenai memutuskan membeli ponsel Nokia karena ponsel Nokia dapat mengekspresikan diri yaitu sebesar 51%.
2. Uji Validitas Dengan menggunakan SPSS For Windows 16.0 dan teknik korelasi Product Moment dari Pearson, nilai signifikansi dari variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis dapat dinyatakan valid karena diperoleh semua nilai signifikansi < 0,05.
3. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kemantapan atau konsistensi suatu alat ukur. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner diolah dengan menggunakan program SPSS For Windows 16.0, maka dapat dikatakan bahwa data untuk variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis dinyatakan reliable, karena diperoleh nilai cronbach alpha berada diatas (>) 0,60.
66
Tabel 4.28 Nilai Cronbach Alpha Nilai Cronbach Alpha
Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologis
Keputusan
0,652
0,728
0,713
0,816
Reliabel
Sumber : Data diolah
4. Hasil Analisis Faktor Pada penelitian ini, metode Analisis Faktor dilakukan dengan menggunakan program SPSS For Windows 16.0. Hasil analisis faktor didapat nilai Kaiser Meyer Olkin (KMO) sebesar 0,746. Artinya, proses analisis dapat dilanjutkan karena nilai 0,746 adalah > 0,5. Untuk masingmasing variabel, didapat hasil sebagai berikut: a. Variabel Budaya (X1) 1. Pernyataan 1.1 Untuk pernyataan 1.1 (Anda pertama kali mendengar dan mempunyai ponsel adalah ponsel dengan merek Nokia) di dapat nilai mean sebesar 3,86 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,678. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 1.1 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,678 > 0,5. Tabel 4.29 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.1 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q1.1
0,678
3,86
Sumber : Data diolah
67
2. Pernyataan 1.2 Untuk pernyataan 1.2 (Ketika Anda membeli ponsel, yang pertama difikirkan adalah ponsel dengan merek Nokia) di dapat nilai mean sebesar 3,58 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,572. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 1.2 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,572 > 0,5. Tabel 4.30 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.2 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q1.2
0,572
3,58
Sumber : Data diolah
3. Pernyataan 1.3 Untuk pernyataan 1.3 (Anda lebih tertarik kepada iklan ponsel merek Nokia yang menggunakan bahasa Indonesia, karna memudahkan untuk mengenal lebih jauh produk ponsel tersebut) di dapat nilai mean sebesar 4,03 dan nilai Measure of
Sampling
Adequacy (MSA) sebesar 0,514. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 1.3 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,514 > 0,5. Tabel 4.31 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.3 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q1.3
0,514
4,03
Sumber : Data diolah
68
4. Pernyataan 1.4 Untuk pernyataan 1.4 (Anda memutuskan membeli ponsel Nokia karna ponsel tersebut mewakili gaya hidup Anda) di dapat nilai mean sebesar 3,60 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,814. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 1.4 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,814 > 0,5. Tabel 4.32 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.4 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q1.4
0,814
3,60
Sumber : Data diolah
5. Pernyataan 1.5 Untuk pernyataan 1.5 (Persepsi yang baik mengenai ponsel Nokia menyebabkan Anda memutuskan untuk membeli ponsel dengan merek Nokia) di dapat nilai mean sebesar 4,33 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,703. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 1.5 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,703 > 0,5. Tabel 4.33 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 1.5 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q1.5
0,703
4,33
Sumber : Data diolah
69
Hasil analisis faktor untuk masing-masing pernyataan / sub variabel Budaya didapat nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) di atas > 0,5. Dengan demikian, semua sub variabel budaya dapat dilakukan analisis faktor. Nilai mean yang didapat oleh masing-masing sub variabel budaya dapat digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing sub variabel budaya terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia. Nilai mean pada sub variabel budaya yang terbesar adalah pada pernyataan 1.5, yaitu tentang persepsi yang baik tentang ponsel Nokia mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia. Sedangkan nilai mean terkecil pada sub variabel budaya adalah pada pernyataan 1.2 yaitu pada dimensi merek Nokia sebagai merek ponsel pertama yang difikirkan sebelum memutuskan membeli ponsel. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pada variabel Budaya,
persepsi yang
baik tentang
ponsel Nokia
mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia (dimensi persepsi) pada penelitian ini merupakan dimensi yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian ponsel Nokia.
70
b. Variabel Sosial (X2) 1. Pernyataan 2.1 Untuk pernyataan 2.1 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena adanya iklan ponsel tersebut di televisi) di dapat nilai mean sebesar 3,39 dan nilai Measure of
Sampling
Adequacy (MSA) sebesar 0,600. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 2.1 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,600 > 0,5. Tabel 4.34 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.1 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q2.1
0,600
3,39
Sumber : Data diolah
2. Pernyataan 2.2 Untuk pernyataan 2.2 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia Karena pengaruh teman) di dapat nilai mean sebesar 2,75 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,613. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 2.2 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,613 > 0,5. Tabel 4.35 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.2 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q2.2
0,613
2,75
Sumber : Data diolah
71
3. Pernyataan 2.3 Untuk pernyataan 2.3 (Peran Anda dalam keluarga mempengaruhi keputusan Anda dalam membeli ponsel Nokia) di dapat nilai mean sebesar 2,90 dan nilai Measure of
Sampling
Adequacy (MSA) sebesar 0,788. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 2.3 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,788 > 0,5. Tabel 4.36 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.3 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q2.3
0,788
2,90
Sumber : Data diolah
4. Pernyataan 2.4 Untuk pernyataan 2.4 (Ketika Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia, keluarga ikut mempengaruhi) di dapat nilai mean sebesar 3,28 dan nilai Measure of
Sampling Adequacy
(MSA) sebesar 0,612. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 2.4 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,612 > 0,5. Tabel 4.37 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.4 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q2.4
0,612
3,28
Sumber : Data diolah
72
5. Pernyataan 2.5 Untuk pernyataan 2.5 (Anda membeli ponsel Nokia karena disesuaikan dengan pekerjaan Anda) di dapat nilai mean sebesar 3,50 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,802. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 2.5 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,802 > 0,5. Tabel 4.38 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.5 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q2.5
0,802
3,50
Sumber : Data diolah
6. Pernyataan 2.6 Untuk pernyataan 2.6 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena menurut Anda ponsel Nokia merupakan ponsel bermerk) di dapat nilai mean sebesar 3,91 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,846. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 2.6 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,846 > 0,5.
Tabel 4.39 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 2.6 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q2.6
0,846
3,91
Sumber : Data diolah
73
Pada masing-masing pernyataan / sub variabel Sosial didapat nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) diatas > 0,5. Artinya, semua sub variabel Sosial dapat dilakukan analisis faktor. Nilai mean pada variabel sosial yang terbesar adalah pernyataan 2.6, yaitu tentang memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena ponsel Nokia merupakan ponsel bermerk, sedangkan nilai mean terkecil pada variabel sosial adalah pernyataan 2.2, yaitu tentang peran / status dalam keluarga mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pada variabel Sosial, keputusan untuk membeli ponsel Nokia karena ponsel Nokia merupakan ponsel bermerk (dimensi kelas produk) pada penelitian ini merupakan dimensi yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian ponsel Nokia.
c. Pribadi (X3) 1. Pernyataan 3.1 Untuk pernyataan 3.1 (Bagi Anda pertambahan usia mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia Anda) di dapat nilai mean sebesar 2,25 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,740. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 3.1 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,740 > 0,5.
74
Tabel 4.40 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.1 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q3.1
0,740
2,25
Sumber : Data diolah
2. Pernyataan 3.2 Untuk pernyataan 3.2 (Keputusan Anda dalam membeli ponsel Nokia di pengaruhi oleh tingkat pendapatan Anda) di dapat nilai mean sebesar 3,91 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,776. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 3.2 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,776 > 0,5.
Tabel 4.41 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.2 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q3.2
0,776
3,91
Sumber : Data diolah
3. Pernyataan 3.3 Untuk pernyataan 3.3 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena menurut Anda fitur-fitur ponsel Nokia dapat menemani aktivitas Anda) di dapat nilai mean sebesar 3,97 dan nilai Measure of
Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,812.
Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 3.3 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,812 > 0,5. 75
Tabel 4.42 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.3 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q3.3
0,812
3,97
Sumber : Data diolah
4. Pernyataan 3.4 Untuk pernyataan 3.4 (Dengan membeli ponsel merek Nokia, membuat kebanggaan pada diri Anda sebagai pengguna) di dapat nilai mean sebesar 3,93 dan nilai Measure of
Sampling
Adequacy (MSA) sebesar 0,767. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 3.4 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,767 > 0,5. Tabel 4.43 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.4 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q3.4
0,767
3,93
Sumber : Data diolah
5. Pernyataan 3.5 Untuk pernyataan 3.5 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena ponsel Nokia mencerminkan identitas diri Anda) di dapat nilai mean sebesar 3,62 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,796. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 3.5 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,796 > 0,5.
76
Tabel 4.44 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 3.5 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q3.5
0,796
3,62
Sumber : Data diolah
Pada masing-masing pernyataan / sub variabel Pribadi pada penelitian ini didapat nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) > 0,5. Artinya, proses analisis faktor untuk variabel Pribadi dapat diteruskan. Nilai mean untuk sub variabel pribadi pada penelitian ini yang paling besar adalah nilai mean pada pernyataan 3.3, yaitu tentang fitur-fitur ponsel Nokia mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia. Nilai mean terkecil adalah terdapat pada pernyataan 3.1, yaitu mengenai pertambahan usia mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pada variabel Pribadi,
pernyataan tentang
fitur-fitur ponsel
Nokia
mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia (dimensi gaya hidup) pada penelitian ini merupakan dimensi yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian ponsel Nokia.
77
d. Psikologis (X4) 1. Pernyataan 4.1 Untuk pernyataan 4.1 (Anda memutuskan membeli ponsel Nokia karena kebutuhan untuk berkomunikasi) di dapat nilai mean sebesar 4,69 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,741. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 4.1 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,741 > 0,5. Tabel 4.45 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.1 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q4.1
0,741
4,69
Sumber : Data diolah
2. Pernyataan 4.2 Untuk pernyataan 4.2 (Anda memutuskan membeli ponsel Nokia karena ponsel Nokia dapat mengekspresikan diri Anda) di dapat nilai mean sebesar 3,49 dan nilai Measure of
Sampling
Adequacy (MSA) sebesar 0,709. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 4.2 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,709 > 0,5. Tabel 4.46 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.2 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q4.2
0,709
3,49
Sumber : Data diolah
78
3. Pernyataan 4.3 Untuk pernyataan 4.3 (Dalam memutuskan untuk membeli ponsel Nokia, Anda memberikan perhatian lebih kepada apapun tentang Nokia) di dapat nilai mean sebesar 3,68 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,763. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 4.3 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,763 > 0,5. Tabel 4.47 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.3 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q4.3
0,763
3,68
Sumber : Data diolah
4. Pernyataan 4.4 Untuk pernyataan 4.4 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena Anda telah mengenal dan mempercayai Nokia sebagai ponsel terbaik) di dapat nilai mean sebesar 3,89 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,824. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 4.4 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,824 > 0,5.
Tabel 4.48 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.4 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q4.4
0,824
3,89
Sumber : Data diolah
79
5. Pernyataan 4.5 Untuk pernyataan 4.5 (Ingatan yang kuat tentang ponsel Nokia membuat Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia) di dapat nilai mean sebesar 3,66 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,649. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 4.5 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,649 > 0,5. Tabel 4.49 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.5 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q4.5
0,649
3,66
Sumber : Data diolah
6. Pernyataan 4.6 Untuk pernyataan 4.6 (Anda memutuskan untuk membeli ponsel Nokia karena memiliki pengalaman sebelumnya dengan ponsel Nokia) di dapat nilai mean sebesar 3,84 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,763. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 4.6 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,763 > 0,5.
Tabel 4.50 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.6 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q4.6
0,763
3,84
Sumber : Data diolah
80
7. Pernyataan 4.7 Untuk pernyataan 4.7 (Keyakinan Anda bahwa Nokia merupakan ponsel yang berkualitas, mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia Anda) di dapat nilai mean sebesar 4,47 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,853. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 4.7 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,853 > 0,5. Tabel 4.51 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.7 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q4.7
0,853
4,47
Sumber : Data diolah
8. Pernyataan 4.8 Untuk pernyataan 4.8 (Karena ponsel Nokia merupakan ponsel yang telah dikenal banyak orang, maka Anda akan tertarik untuk mengenalnya dan melakukan pembelian) di dapat nilai mean sebesar 3,90 dan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,716. Dengan nilai MSA tersebut, dapat disimpulkan bahwa pernyataan 4.8 dapat dilakukan analisis faktor karena nilai 0,716 > 0,5. Tabel 4.52 Hasil Analisis Faktor Pernyataan 4.8 Measures of Sampling Pernyataan Mean Adequacy (MSA) Q4.8
0,716
3,90
Sumber : Data diolah
81
Pada masing-masing pernyataan / sub variabel psikologis didapat nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) > 0,5. Artinya dengan nilai tersebut proses analisis faktor untuk variabel Psikologis pada penelitian ini dapat dilanjutkan. Nilai mean terbesar pada pernyataan 4.1, yaitu tentang kebutuhan berkomunikasi mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia. Sedangkan nilai mean terkecil terdapat pada pernyataan 4.2, yaitu tentang keputusan pembelian ponsel Nokia yang dikarenakan ponsel Nokia dapat mengekspresikan diri. Dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pada variabel
psikologis,
kebutuhan
berkomunikasi
mempengaruhi
keputusan pembelian ponsel Nokia (dimensi motivasi/ kebutuhan) pada penelitian ini merupakan dimensi yang paling berpengaruh dalam keputusan pembelian ponsel Nokia.
Tabel 4.53 Nilai Total Variance Explained Nilai Total Variance Explained 68,096
Kesimpulan Variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis pada penelitian ini secara bersamaan dapat menjelaskan sebesar 68,096 % variansi dan sisanya sebesar 31,904 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model
Sumber : Data diolah
82
Selanjutnya dari uji analisis faktor didapat nilai Total Variance Explained sebesar 68,096. Artinya bahwa variabel Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis pada penelitian ini secara bersamaan dapat menjelaskan sebesar 68,096 % variansi dan sisanya sebesar 31,904 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Dari hasil uji analisis faktor dapat dilihat bahwa nilai mean terbesar didapat pada pernyataan 4.1 yaitu variabel Psikologis dengan nilai mean sebesar 4,69. Selain itu, bila dilakukan uji analisis faktor sekali lagi dengan memasukkan independen variabel (Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis), didapat bahwa nilai mean dari variabel Psikologis merupakan nilai mean yang paling besar diantara yang lainnya. Jadi, dari nilai mean tersebut dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, variabel Psikologis merupakan variabel yang paling dominan berpengaruh dalam keputusan pembelian ponsel Nokia.
Tabel 4.54 Ringkasan Hasil Analisis Faktor Kedua (X1, X2, X3, dan X4 ) Variabel
Mean
Budaya (X1)
3,88
Sosial (X2)
3,28
Pribadi (X3)
3,53
Psikologis (X4)
3,95
Sumber : Data diolah
83
C. Pembahasan Dari hasil analisis deskriptif tentang karakteristik responden, di dapat bahwa dari 100 orang orang yang menjadi responden pada penelitian ini sebagian besarnya adalah laki-laki (69%), dan sisanya (31%) adalah perempuan. Berdasarkan usia, diketahui bahwa yang paling banyak menjadi responden pada penelitian ini adalah responden dengan usia > 20 tahun (57%), sisanya (43%) merupakan responden dengan usia < 20 dan 20 tahun. Sedangkan berdasarkan uang jajan/kiriman per bulan dari orang tua, jumlah responden yang paling banyak adalah responden dengan uang jajan / kiriman dari orang tua per bulan antara Rp.1.000.0000,- sampai dengan Rp.1.500.000,per bulan (sebanyak 53%). Hasil analisis deskriptif untuk jawaban responden tentang pernyataan pada kuesioner, didapat bahwa responden paling menyetujui (menjawab Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS)) pada pernyataan 1.6 dan 4.1, yaitu tentang persepsi yang baik mengenai ponsel Nokia menyebabkan memutuskan untuk membeli ponsel dengan merek Nokia serta kebutuhan akan berkomunikasi. Artinya, sebagian besar responden pada penelitian ini sangat menyetujui bahwa dimensi “persepsi” serta “kebutuhan” merupakan dimensi yang menjadi alasan utama dalam keputusan pembelian ponsel Nokia.
84
Pada hasil analisis faktor, didapat dari nilai (Kaiser Meyer Olkin) KMO dan nilai Measures of Sampling Adequacy (MSA) pada masing-masing pernyataan / sub variabel diketahui bahwa seluruh pernyataan yang diajukan pada penelitian ini dapat dilakukan analisis faktor, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa seluruh variabel yang diajukan pada penelitian ini memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis awal yang dibuat pada penelitian ini tentang faktor Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian dapat diterima (HO : ditolak, HA : diterima). Dari hasil uji analisis faktor pula di dapat bahwa nilai mean terbesar adalah pada variabel Psikologis. Artinya, pada penelitian ini variabel Psikologis merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia pada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Oleh karena itu, hipotesis awal yang dibuat pada penelitian ini tentang variabel Sosial bukan merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia diterima (HO : diterima, HA: ditolak).
85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari hasil analisa data pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Mengacu pada masing-masing nilai KMO dan MSA yang didapat oleh masing-masing variabel (Budaya, Sosial, Pribadi, dan Psikologis), bahwa dari nilai KMO dan MSA dapat dilakukan analisis faktor pada seluruh pernyataan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada penelitian ini semua variabel yang diajukan sebagai model berpengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel Nokia. 2. Dilihat dari nilai mean pada hasil uji analisis faktor, variabel Psikologis memiliki nilai mean terbesar diantara variabel-variabel lainnya. Artinya, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini variabel Psikologis merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia.
B. Saran Telah ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini bahwa variabel Psikologis merupakan variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian ponsel Nokia. Sebagai implikasi atau saran kepada pihak perusahaan terhadap hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada beberapa teori hendaknya pihak perusahaan memperhatikan hal-hal yang
86
berkaitan dengan Psikologis dalam upaya menarik minat masyarakat untuk memilih ponsel Nokia, seperti: -
Untuk membangun perhatian, distorsi, ingatan/retensi selektif masyarakat, dapat dilakukan salah satunya dengan cara menampilkan iklan yang mudah diingat/unik namun sesuai dengan apa yang ingin disampaikan kepada masyarakat.
-
Untuk membangun motivasi serta keyakinan dan sikap masyarakat, dapat dilakukan dengan cara memberikan produk yang dapat menarik minat masyarakat (baik dari segi model, fitur, bahkan warna casing sekalipun) serta membentuk brand image yang baik (salah satunya dengan menjaga kualitas).
-
Untuk memberikan pembelajaran yang baik bagi konsumen, dapat dilakukan salah satunya dengan cara memperluas jaringan service produk, memberikan produk yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
87
DAFTAR PUSTAKA Amelia, Rizky.“Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Ponsel Nokia Di Kecamatan Gresik”. (http://digilib.umg.ac.id). 2008. Azwar, S. “Reliabilitas dan Validitas”. Liberty : Yogyakarta. 1992. Djarwanto, dan Pangestu Subagyo. “Statistik Induktif (4th ed.)”. BPFE : Yogyakarta. 1998. Engel, J.F. R.D. Blackwell & Miniard, PW. “Perilaku Konsumen (6th ed.)”. Bina Rupa Aksara : Jakarta. 1995. Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : BP Univ. Diponegoro. http://nokia.com http://nokia.co.id http://manbisnis.tripod.com/tiga_satu, di akses 14 Pebruari 2009. http://gsm.online.com Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemasaran :Cara Praktis Meneliti Konsumen Dan Pesaing” (Ed. Revisi). PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 2009. Kotler, P & G. Armstrong. “Dasar-dasar Pemasaran (9th ed.)”. PT. Indeks : Jakarta. 2007. Loudon D.L & Della Bitta A.J. “ Consumer Behaviour Concept and Applications (4th ed.)”. McGraw-Hill Inc : New York. 1993 Muhamad, Ardinal. “Analisis Faktor Lingkungan Terhadap Keputusan Pembelian Telepon Genggam di Kalangan Mahasiswa Universitas Widyatama Bandung”. 2005. Muslichah, dkk. “Pengaruh Faktor Lingkungan, Faktor Individu, Dan Faktor Komunikasi Pemasaran Terhadap Keputusan Membeli Obat Farmasi Antara Apotek Di Kab. Sukoharjo Dan Apotek Di Kota Surakarta”. (http://digilib.umg.ac.id). 2003. Nugroho, Bhuono Agung. “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS”. Andi Offset : Yogyakarta. 2005.
88
Istijanto. 2009. Aplikasi Praktis Riset Pemasaran :”Cara Praktis Meneliti Konsumen Dan Pesaing” (Ed. Revisi). Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Santoso, Singgih. “Buku Latihan SPSS Statistik Multivariate”. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta. 2002. Schiffman, G.L & Kanuk L.L. “ Perilaku Konsumen”. PT. Indeks : Jakarta. 2007. Sugiarto. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Merek Sepeda Motor Di Kecamatan Manyar”. (http://digilib.umg.ac.id). 2008. Sutisna. “Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran”. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung. 2003. Tjiptono, F.”Strategi Pemasaran (2nd ed.)”. Andi Offset : Jakarta. 1997. Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis data Dengan SPSS (3rd ed.). Yogyakarta: Graha Ilmu. Wibisono, Dermawan. “Riset Bisnis : Panduan bagi Praktisi dan Akademisi”. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 2003. Widayat dan Amirullah. “Riset Bisnis”, cetakan pertama. Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta. 2002. Wiryadinata dan Jonathan D.G.P. “Analisa Faktor Psikologis Konsumen Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Roti Merek Citarasa Di Surabaya”. (http://digilib.petra.ac.id ). 2006.
89