ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY (Pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan kebayoran lama Jakarta selatan)
Oleh NURJANNAH Nim: 105081002536
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY (Study kasus konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh NURJANNAH NIM :105081002536
Di bawah Bimbingan
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr Yahya Hamja,MM NIP. 194906021978031001
Ela Patriana.,MM,AAAIJ NIP.196905282008012010
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
LEMBAR PENGESAHAN UJIAM KOMPREHENSIF
Hari ini tanggal 7 bulan September tahun dua ribu sepuluh telah dilakukan ujian komprehensif atas nama Nurjannah NIM : 105081002536 dengan judul skripsi ‘ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY” (Study kasus konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonimi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 7 September 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Dr. Ahmad Dumyathi Bashori Ketua
Cut Erika A.F.,SE,MBA Sekretaris
Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGGUNAKAN PONSEL GSM TIPE QWERTY (Study kasus konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh NURJANNAH NIM :105081002536
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja.,MM Ketua
Ela Patriana.,MM,AAAIJ Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid.,MS Penguji Ahli 1
Suhendra., S.Ag,MM Penguji Ahli 2S
Ade Suherlan.,MM,MBA Penguji Proposal
SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa
: NURJANNAH
NIM
: 105081002536
Jurusan
: Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.
Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya.
Jakarta, 17 Desember 2010
( ........................................ )
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I.
IDENTITAS PRIBADI Nama
: NURJANNAH
Tempat & Tgl. Lahir : Jakarta, 11 Februari 1987 Alamat
: Jl.Limo Kp. Rawa Simprug III Rt 008/o5 No.03 Grogol Selatan Keb-lama Jak-Sel
II.
III.
PENDIDIKAN TPA Nurbaiti
: (1993-1994)
MI Manbaul Hidayah
: (1994-1999)
MTS Al-Falah
: (2000-2002)
Man 4 Model Jakarta
: (2003-2005)
S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: (2005-2010)
LATAR BELAKANG KELUARGA Ayah
: H.Ali Saiman
Ibu
: Hj.Tiharoh
Alamat
: Jl.Limo Kp. Rawa Simprug III Rt 008/o5 No.03 Grogol Selatan Keb-lama Jak-Sel
Telepon
: 085695077837
i
ABSTRACT
This research aim to know the factors influence of customer decision in using a GSM QWERTY Celular Phone. The research used of Convenience sampling method and using questionnaire as the main data-collecting instrument. Data gotten from 120 repondents at society around Kebayoran Lama district, South Jakarta. The result of this research to draws are found 7 factors that influence customer decision in using a GSM QWERTY Celular Phone: (1) Social (2) Motivation (3) Reference (4) Culture (5) Service (6) Individual (7) Psycological. Cumulative variance percentase from extracted factors is 67,211%, that means the result of the research can explain factors influence customer decision in using a GSM QWERTY Celular Phone about 67,211% and the change was influenced by other factors.
Keyword: Customer decision in using Celular Phone, Analysis Factors.
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. Penelitian ini menggunakan metode Convenience Sampling dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer. Data diperoleh dari 120 responden konsumen yang menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY. Hasil dari analisis ini enggambarkan bahwa diperoleh 7 faktor yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY, yaitu: (1) Sosial (2) Motivasi (3) Acuan (4) Budaya (5) pelayanan (6) Individu (7) Psikologis. Persentase kumulatif varians dari faktor yang diekstrak sebesar 67,211%, yang berarti hasil dari penelitian yang terbentuk mampu menjelaskan faktor-faktor yang memepengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY sebesar 67,211%, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata Kunci : keputusan konsumen menggunakan Ponsel, Analisis Faktor
iii
KATA PENGANTAR Puji syukur bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan, semoga rahmat dan hidayah-Nya akan selalu tercurah kepada kita semua. Atas izin dan limpahan berkah-Nya pada akhrinya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya yang merupakani tugas akhir dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terkira kepada: 1. Kedua orang tuaku, bapak H. Ali Saiman & ibu Hj. Tiharoh yang telah dengan ikhlas merawat, mendidik dan mendo’akan ku sejak kecil hinggan kini. 2. Bpk. Dr. Yahya Hamza, MM selaku dosen pembimbing I dan Ibu Ela Patriana, MM selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dengan sabar kepada penulis. 3. Bpk Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bpk Suhendra.SAg selaku Ketua Jurusan Manajemen Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidatullah Jakarta. 4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan Ilmu yang tak ternilai hingga penulis menyelesaika studi di FEB UIN Jakarta. 5. Buat Suami dan anakku, makasih udh banyak ngebantu. maaf belum bias memberikan yang terbaik untuk keluarga. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Jakarta, 17 Desember 2010
(Nurjannah)
iv
DAFTAR ISI
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................
i
Abstract .......................................................................................................
ii
Abstrak .......................................................................................................
iii
Kata Pengantar .............................................................................................
iv
Daftar Isi ......................................................................................................
v
Daftar Tabel .................................................................................................
viii
Daftar Ganbar ..............................................................................................
x
Daftar Lampiran ...........................................................................................
xi
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang ......................................................................
1
B. Perumusan Masalah ..............................................................
8
C. Tujuan Penelitian ..................................................................
8
D. Manfaat Penelitian ................................................................
8
TINJAUAN PUSTAKA A. Permasaran ...........................................................................
10
1. Definisi Pemasaran .........................................................
10
2. Definisi Manajemen Pemasaran ......................................
11
B. Perilaku Komsumen ..............................................................
12
1. Pengertian Perilaku Konsumen ........................................
12
2. Model Perilaku Konsumen ..............................................
14
3. Persepsi Konsumen .........................................................
16
4. Implikasi Perilaku Konsumen Pada Strategi Pemasaran ..
16
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ........
16
1. Faktor Kebudayaan .........................................................
17
2. Faktor Sosial ...................................................................
18
3. Faktor Pribadi .................................................................
19
4. Faktor Psikologis ............................................................
21
v
BAB III
BAB IV
D. Produk ..................................................................................
24
1. Pengertian Produk ...........................................................
24
2. Tingkatan Produk ............................................................
25
3. Klasifikasi Produk ...........................................................
26
4. Kualitas Produk ...............................................................
28
5. Atribut Produk ................................................................
29
E. Keputusan Pembelian ............................................................
31
1. Pengertian Keputusan Pembelian .....................................
31
2. Tahap – tahap Proses Keputusan Pembelian ....................
31
F. Penelitian Terdahulu ..............................................................
34
G. Kerangka Pemikiran .............................................................
36
METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian .....................................................
38
B. Metode Penentuan Sampel ....................................................
38
C. Metode Pengumpulan Data ...................................................
39
D. Metode Analisis Data ............................................................
40
1. Uji Validitas ....................................................................
40
2. Uji Reliabilitas ................................................................
41
3. Analisis Faktor ................................................................
42
E. Opersional Variabel Penelitian ..............................................
47
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian .....................................
48
B. Hasil dan Pembahasan .........................................................
48
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ...................................
53
2. Karakteristik Responden ................................................
56
3. Analisis Deskriptif .........................................................
59
4. Analisis Faktor ..............................................................
75
5. Interpretasi ....................................................................
88
vi
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan .........................................................................
90
B. Implikasi .............................................................................
91
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
93
LAMPIRAN ..............................................................................................
96
vii
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Hal
3.1
Tingkat Penilaian Jawaban ................................................................
40
3.2
Operasional Variabel .........................................................................
47
4.1
Hasil Tryout Untuk Uji Validitas .......................................................
54
4.2
Hasil Tryout Untuk Uji Reliabilitas ....................................................
55
4.3
Jenis Kelamin ...................................................................................
56
4.4
Usia Responden ................................................................................
56
4.5
Pekerjaan ..........................................................................................
57
4.6
Pendapatan ......................................................................................
58
4.7
Lama Menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY ...........................
59
4.8
Budaya . ............................................................................................
60
4.9
Sub Budaya ......................................................................................
60
4.10
Kelas Sosial ......................................................................................
61
4.11
Kelompok Referensi .........................................................................
62
4.12
Keluarga ...........................................................................................
62
4.13
Peran Sosial ......................................................................................
63
4.14
Status Sosial .....................................................................................
64
4.15
Usia ..................................................................................................
64
4.16
Pekerjaan ..........................................................................................
65
4.17
Keadaan Ekonomi ............................................................................
66
4,18
Gaya Hidup ......................................................................................
66
4.19
Kepribadian Diri ...............................................................................
67
4.20
Konsep Diri ......................................................................................
68
4.21
Motivasi ...........................................................................................
68
4.22
Persepsi ............................................................................................
69
4.23
Pembelajaran ....................................................................................
70
4.24
Keyakinan ........................................................................................
70
4.25
Sikap ................................................................................................
71
4.26
Merek ...............................................................................................
71
viii
4.27
Fitur .................................................................................................
72
4.28
Desain ..............................................................................................
73
4.29
Kualitas ............................................................................................
73
4.30
Penampilan .......................................................................................
74
4.31
Ciri-ciri ............................................................................................
75
4.32
KMO and Bartlett’s Test ...................................................................
76
4.33
Nilai MSA Variabel Penelitian .........................................................
77
4.34
Communalities . ................................................................................
78
4.35
Total Variance Explained .................................................................
82
4.36
Component Matrix ............................................................................
84
4.37
Rotated Component Matrix ...............................................................
85
4,38
Pembagian Faktor yang Terbentuk ....................................................
87
ix
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal
2.1
Model Perilaku Konsumen ...............................................................
15
2.2
Model Proses Pembelian Lima Tahap ...............................................
31
2.3
Kerangka Pemikiran .........................................................................
36
x
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Hal
1.
Kuesioner Penelitian .........................................................................
96
2.
Hasil kuesioner Penelitian .................................................................
99
3.
KMO and Bartlett’s Test ................................................................... 104
4.
Anti Image Matrik (MSA) ................................................................ 105
5.
Communalities ................................................................................. 107
6.
Total Variance Explained ................................................................. 108
7.
Component Matrix ............................................................................ 109
8.
Rotated Component Matrix ............................................................... 110
xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen pada dasarnya membeli barang dan jasa untuk memuaskan berbagai keinginan dan kebutuhan. Antara keinginan dan kebutuhan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan merupakan sebuah kondisi dimana kita merasa kekurangan atas suatu barang tertentu, dan ada sebuah dorongan untuk memenuhinya. Keinginan merupakan kebutuhan manusia yang sudah dibentuk oleh budaya dan kepribadian individu. Artinya individu mungkin mamiliki kebutuhan yang sama tetapi individu bisa memiliki keinginan yang berbeda karena sudah ada peranan budaya dan kepribadian (Amir 2005:7). Pengenalan konsumen terhadap kebutuhan atas produk merupakan proses awal pengambilan keputusan. Kebutuhan untuk berkomunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena tanpa adanya komunikasi, manusia tidak dapat melakukan interaksi dengan sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Selain itu, komunikasi diperlukan sebagai proses sosialisasi sehingga untuk dapat melancarkan proses komunikasi tersebut diperlukan adanya suatu alat sebagai perantara dalam berkomunikasi. Perantara tersebut dapat berupa sesuatu yang bersifat alami seperti indera yang dimiliki oleh manusia ataupun sesuatu yang dibuat oleh manusia, seperti teknologi telepon seluler (ponsel). Ponsel akan mendukung aktivitas menjadi lebih efektif dan efisien sebab ruang dan waktu tidak lagi menjadi kendala untuk melakukan aktivitas keseharian. 1
Berbagai jenis gelombang selular yang saat ini banyak di pakai, ada beberapa macam, yaitu : 1. Gelombang AMPS (Advanced Mobile Phone System) teknologi ini banyak di gunakan pada awal tahun 1990-an, teknologi AMPS sekarang ini sudah tidak begitu banyak digunakan dalam telepon selular karena memiliki kelemahan mudah di sadap. 2. Gelombang CDMA (Code Division Multiple Access) merupakan perbaikan dari gelombang AMPS. Gelombang ini sudah memanfaatkan teknologi digital yang menggunakan system keamanan yang sudah cukup baik, sehingga tidak mudah di sadap pihak lain. 3. Gelombang GSM (Global System for Mobile Communication) merupakan teknologi selular yang saat ini banyak di gunakan di Indonesia, teknologi ini dipakai operator telepon seluler besar di Indonesia seperti; telkomsel, satelindo, pro xl, im3. 4. Gelombang EDGE (Enchaneed Data Rates for GSM Evolution) dengan teknologi EDGE ini kita dapat saling bertukar data dalam jumlah besar melalui saluran berjalur lebar (broadband), komunikasi dengan jalur lebar memungkinkan kita untuk berkomunikasi melalui gambar dan bahkan suara. 5. Gelombang GPRS (Global Package Radio Service), gelombang selular yang dikhususkan bagi pertukaran data jarak jauh, antara pengguna telepon di dalam suatu Negara dapat saling bertukar data. Hampir semua operator
2
telephone selular di Indonesia sudah dapat memanfaatkan teknologi GPRS ini. GSM adalah sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital. Teknologi GSM banyak diterapkan pada mobile communication khususnya handphone. Teknologi ini memanfaatkan gelombang mikro dan pengiriman sinyal yang dibagi berdasarkan waktu, sehingga sinyal informasi yang dikirim akan sampai pada tujuan. GSM dijadikan standar global komunikasi selular sekaligus sebagai teknologi selular yang paling banyak digunakan orang seluruh dunia (www.ceptelefoncunuz.net). Pada dasarnya teknologi GSM memiliki dua komponen utama, yaitu jaringan GSM dan mobile system. Mobile system terhubung dengan GSM network yang kemudian akan menghubungkan mobile system tersebut dengan world network. World network dapat terdiri dari voice (ISDN) network dan atau data network (ETS 95) Konsumen akan lebih selektif dalam menyeleksi produk ponsel yang ditawarkan oleh para produsen ponsel agar produk yang dibelinya sesuai dengan kebutuhan. Adapun yang menjadi karakteristik konsumen ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: faktor kebudayaan, faktor sosial, faktor pribadi, dan faktor psikologi. Perkembangan teknologi telekomunikasi di dunia terjadi dengan sangat pesat karena adanya kebutuhan untuk berkomunikasi dan bertukar data dengan cepat, mudah dan mobile (www.agilent.com). Bertambahnya jenis layanan semakin menarik jumlah user yang semakin banyak. Banyaknya user bisa menjadi penyebab penurunan kualitas layanan karena adanya kemungkinan 3
peningkatan interferensi sinyal. Operator Global System for Mobile Communication (GSM) harus menjaga kinerja jaringan pada tingkat kualitas yang memuaskan. Sistem drive-test yang baik untuk mengawasi dan mengukur kinerja akan membantu operator dalam menjaga kualitas jaringan. Sistem pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan bisa memberikan berbagai data, dari data yang umum sampai data yang sangat detil. Parameter umum yang digunakan untuk menilai kinerja jaringan antara lain daya (level) sinyal dan error rate atau kualitas suara (www.panuworld.net). Perangkat yang menyediakan sistem pengawasan dan pengukuran kinerja jaringan GSM telah banyak tersedia di pasaran sistem komunikasi bergerak. Harga yang mahal menyebabkan terbatasnya informasi mengenai alat tersebut, khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa (www.agilent.com). Pertumbuhan pasar ponsel Indonesia rupanya masih sangat luar biasa. Hal itu ditandai dengan jumlah brand lokal yang kini tercatat berjumlah 147 buah. Jumlah itu bahkan bisa makin bertambah. “Sekarang bisa saja muncul „rajaraja‟ ponsel lokal di daerah, sejumlah penjual produk asal negeri negeri China bahkan sudah berani mendatangi calon pembelinya di Indonesia. Sejumlah masyarakat tak bisa berhenti menggilai ponsel Qwerty keluaran terbaru, meski berbudget minim mereka berupaya agar bisa memiliki type Qwerty yang kini sedang booming tersebut. semakin lengkap fitur yang tersedia di Hp type Qwerty, justru makin laris, salah satu type hp Qwerty yang paling dicari yaitu produk keluaran China. Selain harga murah, desain dan model serta fitur yang tersedia didalamnya tidak kalah sama type Qwerty yang 4
keluaran Jepang maupun Swedia. bertambahnya fitur plus turunnya harga beberapa merek Hp type Qwerty, jadi alasan mengapa daya jual ponsel jenis ini tetap stabil. Sementara itu untuk pasar hp type biasa saat ini kelihatan mengalami stagnan. Ini disebabkan karena mode dan fitur yang terdapat di hp type biasa dianggap telah ketinggalan zaman. www.radartanjab-news.com Fakta lain,
potensi pasar ponsel GSM sendiri masih terbuka lebar
mencapai 72,6 persen. Hampir 80 persen dikuasai oleh jenis QWERTY. Sekarang permintaan ponsel QWERTY cukup tinggi, ponsel dengan layar 2 hingga 2,2 inci dan fasilitas televisi analog masih sangat diminati. “Ini fitur yang harus ada kalau mau menawarkan kepada konsumen,” Oleh sebab itu untuk menentukan jenis ponsel yang paling diminati oleh konsumen setidaknya harus memiliki beberapa fitur dan fasilitas di atas. Karena itulah salah satu faktor penting yang harus dipilih adalah bermain harga yang pas dengan ukuran kantung konsumen. Tahun ini, masih terjadi kenaikan persentase pada ponsel-ponsel di kisaran di bawah Rp 1 juta. “Sudah mencapai 68 persen. Padahal tahun lalu baru sekitar 55 persen,”. Data lainnya, pertumbuhan ponsel yang berada di bawah kiasaran Rp 500 ribu juga tengah mendaki. Mencapai 30 persen. Maka tak pelak, yang namanya perang harga pun terjadi. Selain perpaduan antara fitur, kualitas produk, layanan purnajual, dan harga, faktor bentuk pun belakangan juga tengah jadi perhitungan. “Produk yang slim sekarang makin diminati,” (www.simtronik.com)
5
Keinginan masyarakat dalam memilih ponsel karena masyarakat tumbuh dalam suatu lingkungan yang telah mengembangkan teknologi ponsel dengan seperangkat pemahaman dan nilai konsumen. Dengan adanya budaya menjalin silahturahmi dalam masyarakat Indonesia membuat pengguna ponsel semakin ramai. Hampir setiap orang secara tetap melakukan interaksi dengan orang lain yang secara langsung atau tidak langsung juga akan mempengaruhi keputusan membeli mereka. Budaya masyarakat yang suka mencoba hal baru dan mengikuti tren dimanfaatkan produsen ponsel yang dengan gencar meluncurkan produk-produk baru berteknologi tinggi. Lingkungan masyarakat akan mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel. Teman, keluarga atau figur publik yang menggunakan ponsel GSM dapat mempengaruhi seseorang dalam pembelian ponsel. Konsumen mempunyai
kepribadian yang
berbeda-beda
sehingga
keputusan yang dibuat dalam memilih ponsel pun berbeda misalnya konsumen ada yang menyukai ponsel yang berteknologi tinggi karena sesuai dengan gaya hidupnya. Pemilihan ponsel juga di pengaruhi kondisi ekonomi seseorang. Konsumen akan mempertimbangkan untuk membeli ponsel yang mahal jika ia memiliki pendapatan yang cukup. Individu yang mempunyai kebutuhan, hasrat dan keinginan menggunakan ponsel GSM akan membentuk suatu perilaku yang diharapkannya akan memenuhi kebutuhan. Dengan demikian akan menimbulkan keadaan yang lebih menyenangkan dalam dirinya.
6
Ponsel GSM yang telah lebih dulu masuk menguasai pangsa pasar yang cukup besar. Adapun yang mempengaruhi konsumen memilih melalui gerakan bundling GSM. Bundling produk adalah strategi untuk menggabungkan penjualan dua produk menjadi satu paket penjualan. Tarif pulsa murah, artinya tarif yang ditawarkan biasanya lebih murah dari GSM. Masyarakat juga tetap mempertahankan ponsel GSM nya dikarenakan jaringan bersifat lokal, interlokal, dan internasional. konsumen lebih memilih GSM yang lebih fleksibel (www.wahanaponsel.com). Perusahaan ponsel berusaha membedakan produk ponselnya supaya mempunyai karakteristik yang unik, sehingga dapat menimbulkan daya tarik dan minat konsumen untuk melakukan pembelian. Hal itu telah menimbulkan persaingan antara para produsen karena masing-masing produsen ponsel berusaha
untuk
mempertahankan pangsa
pasarnya
dan
memperoleh
keuntungan maksimal Suatu perusahaan yang menganut pemasaran sosial harus memahami perilaku
konsumennya
secara
keseluruhan
agar
perusahaan
dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perlunya memahami perilaku konsumen ini, didasarkan atas pemikiran bahwa konsumen merupakan pasar sasaran produk. Jika produk tersebut menurut konsumen mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya, maka konsumen akan membeli produk dan sebaliknya jika produk tersebut dianggap belum atau tidak mampu memenuhi kebutuhan dan keinginannya maka konsumen tidak akan membelinya.
7
Dalam hal ini penulis lebih memfokuskan pada konsumen yang menggunakan ponsel dengan Jaringan GSM. Dengan demikian penulis memilih judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Dalam menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM tipe QWERTY.
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM tipe QWERTY pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan kebayoran lama Jakarta selatan . D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Peneliti Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh diperguruan tinggi dan menambah pengetahuan serta
8
studi
kepustakaan
dalam
bidang
pemasaran,
khususnya
dalam
menganalisis perilaku konsumen. 2. Civitas Akademisi a) Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana b) Sebagai referensi penelitian selanjutnya. 3. Manfaat praktis a) Sebagai acuan bagi mahasiswa dalam mengetahui keunggulan produk ponsel. b) Bagi perusahaan sebagai bahan pertimbangan perusahan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumennya.
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran 1. Definisi Pemasaran Pemasaran secara umum diartikan sebagai
kegiatan penjualan dan
pembelian antara dua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Kegiatan pemasaran tidak hanya mencakup menjual dan membeli, namun juga meliputi produk, penetapan harga, promosi dan distribusi. Setiap perusahaan dipastikan memerlukan kegiatan pemasaran untuk meningkatkan hasil usaha dari perusahaan. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya (Kotler 2007:6). Menurut Mc Daniel, Carl dan Roger Gates (2001), pemasaran adalah proses merencanakan dan melaksanakan konsep, memberi harga, melakukan promosi dan mendistribusikan ide barang dan jasa, untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi tujuan individu dan organisasi. Menurut Umar (2003:31) pemasaran diartikan sebagai kegiatan yang meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga, hingga
10
mempromosikan dan mendistribusikan barang/jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Menurut Hasan (2008:1) pemasaran adalah sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan berkelanjutan bagi stakeholder (pelanggan, karyawan, pemegang saham). Menurut Rangkuti (2009:22) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan proses pertukaran barang dan jasa yang ditunjukkan untuk memenuhi kebutuhan, keinginan serta kepuasan pelanggan melalui prinsip penetapan harga, promosi, distribusi kepada konsumen. 2. Definisi Manajemen Pemasaran Menurut Swastha (2000: 4) manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan. Menurut Kotler (2007:6) Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Manajemen pemasaran merupakan suatu proses manajemen yang meliputi penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan pemikiran, penetapan 11
harga, promosi, penyaluran gagasan, pengawasan kegiatan pemasaran oleh perusahaan untuk memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi. B. Perilaku Konsumen 1. Pengertian Perilaku Konsumen Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi yang harus dijalankan perusahaan, khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam
menentukan
jenis
produk
atau
jasa,
konsumen
selalu
mempertimbangkan tentang produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen. Menurut Assael (1997 :23) mengemukakan bahwa study tentang perilaku konsumen sangat kompleks, hal itu disebabkan terdapat banyak variabel yang sering tumpang tindih yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam keterlibatan membeli suatu produk. Menurut Mowen perilaku konsumen adalah bagaimana suatu individu memutuskan untuk membeli, melakukan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa pengalaman, serta ide-ide (Mowen dan Micel, 2002:6). Adapun menurut pandangan Angel et al (1995) perilaku adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapat, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Angel, James, Blackwel, dan paul, 1995 : 3). 12
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (Mangkunegara, 2003:3). Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut diatas atau kegiatan mengevaluasi. Ada dua elemen penting dari arti perilaku konsumen yaitu proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik, yang kesemuanya itu melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa secara ekonomis. Individu-individu yang melakukan pembelian untuk memenuhi kebutuhan pribadinya atau konsumsi rumah tangganya dapat dinamakan konsumen akhir. Tetapi bukan berarti orang lain tidak terlibat dalam proses terjadinya pembelian, bagaimanapun juga banyak orang yang akan terlibat dalam pengambilan keputusan untuk membeli. Dimana masingmasing orang yang terlibat dan mempunyai peranan sendiri-sendiri. Adapun macam peranan dalam perilaku konsumen adalah sebagai berikut: ( Kotler dan AB Susanto, 1999:246) a. Pencetus ide ( Initiator ) Seseorang yang pertama kali mengusulkan ide untuk membeli suatu produk atau jasa tertentu. 13
b. Pemberi pengaruh ( Influencer ) Seseorang yang pandangan atau pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian. c. Pengambil keputusan ( Decider ) Seseorang yang
memutuskan setiap komponen dalam keputusan
pembelian, apakah membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau di mana membeli. d. Pembeli ( Buyer) Seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya. e. Pemakai ( User ) Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa, pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan seperti apa (what) yang dibeli, dimana membeli (where), bagaimana kebiasaan (how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what acondition) barangbarang dan jasa-jasa dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu didukung pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang diinginkan konsumen. 2. Model Perilaku Konsumen Model perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10) menerangkan
bahwa
keputusan
konsumen
dalam
pembelian
selain 14
dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi. Variabelvariabel diatas saling mempengaruhi proses keputusan pembelian sehingga menghasilkan keputusan pembelian yang didasarkan pada pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian, jumlah pembelian. Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen Rangsangan Pemasaran
Rangsangan Lain
Produk & jasa
Ekonomi
Harga
Tekologi
Distribusi
Politik
Komunikator
Budaya
Psikologi Konsumen Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori
Proses Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian
Karakteristi Konsumen
Budaya Social personal
Pengenalan masalah Pencarian informasi penilaian alternative keputusan pembelian perilaku pasca penbelian
Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan Dealer Jumlah pembelian saat yang tepat melakukan pembelian Metode Pembayaran
sumber : kotler dan keller, (2007 : 226) Berdasarkan gambar tersebut inti dari permasalahannya adalah bagaimana konsumen memberi jawaban terhadap berbagai rangsangan pemasaran yang diatur oleh perusahaan. Rangsangan dari luar yang terdiri dari pemasaran yang meliputi produk, harga, tempat, promosi dan lingkungan yang meliputi ekonomi, teknologi, politik dan budaya ini melewati kotak hitam pembeli mengandung dua komponen, yaitu: a. Ciri-ciri pembeli yang mempunyai pengaruh utama bagaimana seorang pembeli bereaksi terhadap rangsangan itu.
15
b.
Proses keputusan membeli yang mempengaruhi hasil keputusan (Kotler, 1999:177-178) Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang
berhasrat mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, terutama yang kepentingan
umumnya
adalah
pemasaran,
pendidikan,
perlindungan
konsumen dan kebijakan umum. 3. Persepsi Konsumen Menurut Kotler (1997) persepsi adalah proses memilih, menata, menafsir stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang. 4. Implikasi Perilaku Konsumen Pada Strategi Pemasaran Strategi pemasaran terdiri atas unsur-unsur pemasaran yang terpadu yang selalu berkembang sejalan dengan gerak perusahaan dan perubahan-perubahan lingkungan pemasarannya serta perubahan perilaku konsumen. Hal ini disebabkan karena strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan pemasaran yang pokok yaitu: pemilihan pasar-pasar yang akan dijadikan sasaran pemasaran dan merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang dapat tepat dari bauran pemasaran, agar kebutuhan para konsumen dapat dipenuhi secara memuaskan. C. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut : 16
1. Faktor-Faktor Kebudayaan a. Budaya Budaya adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makhluk yang lebih rendah perilakunya sebagian besar diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari. b. Sub Budaya Sub budaya mempunyai kelompok-kelompok sub budaya yang lebih kecil yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya. Ada empat macam sub budaya yaitu kelompok kebangsaan, kelompok keagamaan, kelompok ras dan wilayah geografis. c. Kelas Sosial Kelas sosial adalah kelompok dalam masyarakat, dimana setiap kelompok cenderung memiliki nilai, minat dan tingkah laku yang sama. kelas sosial memiliki beberapa ciri, pertama, orang orang dalam kelas sosial yang sama cendrung memiliki perilaku yang seragam dari pada orang-orang yang berada di dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa menempati posisi inferior atau superior di kelas mereka. Ketiga, kelas sosial di tandai dengan sekumpulan variabel seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, dan pendidikan. Keempat, orang dapat berpindah kelas sosialnya semasa hidupnya. Kelas sosial menandakan preferensi atas produk dan merek yang berbeda-beda disejumlah bidang
17
yang mencakup pakaian, perabot rumah tangga, kegiatan waktu luang, dan mobil. 2. Faktor-Faktor Sosial a. Kelompok Referensi Kelompok referensi adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memilki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan.
Beberapa keompok
keanggotaan adalah kelompok primer (seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja) yang berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus. Kelompok sekunder (seperti kelompok keagamaan, professional, dan asosiasi perdagangan) yang cendrung lebih formal. b. Keluarga Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama (Engel dkk, 1995:194). Keluarga berpengaruh terhadap pola konsumsi individu karena anggota-anggota keluarga itu masuk kedalam suatu subsistem sosialisasi. c. Peranan dan Status Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan penghargaan umum oleh masyarakatnya. Peran terdiri atas sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut orang-orang 18
sekitarnya (Kotler & Amstrong, 2007:208). Masing-masing peran menghasilkan
status.
Orang-orang
memilih
produk
yang
dapat
mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. 3. Faktor-Faktor Pribadi a. Usia dan Tahap Daur Hidup Pembelian seseorang terhadap barang dan jasa akan berubah-ubah selama hidupnya. Demikian halnya dengan selera seseorang berhubungan dengan usianya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan usia. b. Pekerjaan Dengan adanya kelompok-kelompok pekerjaan, perusahaan dapat memproduksi produk sesuai dengan kebutuhan kelompok pekerjaan tertentu. Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya. Pekerja kerah biru akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, dan kotak makan siang. Direktur perusahaan akan membeli pakaian yang mahal, perjalanan dengan pesawat udara, keanggotaan country club, dan perahu layar besar (kotler dan keller, 2007:223) c. Keadaan Ekonomi Keadaan ekonomi seseorang dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang dapat berpengaruh terhadap pilihan produk. Penghasilan yang dapat dibelanjakan (level, Kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva (termasuk persentase aktiva yang lancar/liquid), utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap tehadap kegiatan berbelanja atau menabung. Para 19
pemasar barang yang peka terhadap harga terus-menerus memperhatikan kecendrungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat suku bungan (kotler dan keller, 2007 ; 223). d. Gaya Hidup Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang yang turut menentukan perilaku pembelian. Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang tergambarkan pada aktivitas (pekerjaan, hobi, belanja, olahraga, kerja sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi), dan pendapat (tentang diri sendiri, isu-isu sosial, bisnis, produk). Gaya hidup menunjukkan seluruh pola kegiatan dan interaksi seseorang di dunia (kotler & amstrong, 2007 : 210). e. Kepribadian dan Konsep Diri Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang menghasilkan tanggapan
yang
secara
konsisten
dan
terus
menerus
terhadap
lingkungannya. Banyak pemasar menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadian (konsep diri/gambaran diri) seseorang. Shiffman dan kanuk (2007 : 107) mendefinisikan kepribadian sebagai karakteristik psikologis yang menentukan dan mencerminkan bagaimana seseorang merespon lingkungannya. Kepribadian memiliki beberapa ciri utama yaitu mencerminkan perbedaan individu konsisten dan bertahan lama.
20
4. Faktor-Faktor Psikologis a. Motivasi Motivasi adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu. Motivasi dapat digambarkan sebagai kekuatan yang mengendalikan individu untuk bertindak. Kakuatan tersebut menghasilkan suatu kecendrungan untuk mendapatkan sesuatu kebutuhan yang belum terpenuhi. Engel dkk ( 1995:283) berpendapat bahwa motivasi diaktifkan ketika ketidakcocokan yang memadai antara keadaan actual dan keadaan yang diinginkan/disukai. Bila ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu sebagai dorongan (drive). Semakin kuat dorongan tersebut, semakin besar urgensi respon yang dirasakan. Terdapat beberapa teori yang terkenal tentang motivasi (Kotler & Amstrong, 2007 : 215), yaitu : 1) Teori Freud, teori ini mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan seseorang tidak dapat memahami motivasi dirinya secara menyeluruh. Saat seseorang mengamati merek-merek tertentu, maka akan bereaksi tidak hanya terhadap kemampuan yang terlihat nyata pada merekmerek tersebut, melainkan juga terhadap petunjuk-petunjuk lain yang
21
sama rata. Wujud, ukuran, berat, bahan, warna, dan nama merek dapat memicu asosiasi arah pemikiran dan emosi tertentu. 2) Teori Maslow. Di dalam teori dijelaskan mengapa seseorang didorong oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu pada waktu-waktu tertentu. Kebutuhan manusia tersusun dalam hirarki, dari yang paling mendesak sampai yang kurang mendesak. Kebutuhan tersebut adalah
Kebutuhan Fisiologis (makanan, minuman, dan tempat tinggal)
Kabutuhan Keamanan (keamanan dan perlindungan)
Kebutuhan sosial (Perasaan diterima sebagai anggota kelompok dan dicintai)
Kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan, dan status)
Kebutuhan Aktualisasi diri (pengembangan dan realisasi)
b. Persepsi Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan. Bagaimana seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. Persepsi tidak hanya bergantung pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Seseorang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang sama karena tiga proses persepsi (kotler & Amstrong, 2007 : 218-219), yaitu :
22
1) Perhatian Selektif Seseorang terlibat kontak dengan rangsangan yang sangat banyak setiap harinya. Karena setiap orang tidak mungkin menanggapi rangsangan tersebut, sebagian besar rangsangan tersebut akan disaring dengan proses yang dinamakan perhatian selektif 2) Distorsi Selektif Distorsi
selektif
adalah
kecendrungan
orang
untuk
menginterpretasikan informasi yang sesuai dengan cara yang mendukung apa yang telah mereka percaya. 3) Ingatan / Retensi Selektif Seseorang akan melupakan hal yang telah dipelajari namun cendrung akan mengingat informasi yang menyokong pandangan dan keyakinan. Karena adanya ingatan selektif, orang akan cendrung mengingat hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang disukai dan melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang bersaing. c. Pembelajaran Belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya. Pembelajaran dapat dipandang sebagai proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan atau perilaku (Engel dkk, 1995:40). Jadi proses pembelajaran mencakup pengetahuan baru (didapat melalui belajar, informasi dari 23
membaca, mengamati dan berpikir) atau dari pengalaman untuk diterapkan pada pembelian yang akan dilakukan dimasa mendatang d. Kepercayaan dan Sikap Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan sikap selanjutnya mempengaruhi tingkah laku pembelian (Kotler, 1997 : 153 – 161). Kotler & Amstrong (2007 : 220) mendefinisikan kenyakinan sebagai pemikir deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan kecendrungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang terhadap objek atau ide. Sikap dapat didefinisikan suatu prediposisi yang dipelajari untuk berperilaku secara konsisten dalam cara yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mengacu pada suatu objek tertentu. D. Produk 1. Pengertian Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk itu meliputi objek secara fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, ide, atau bauran dari semua bentuk-bentuk tadi (kotler & Amstrong, 2001 : 346). Produk merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dalam konteks ini produk bisa berupa apa saja yang bisa 24
ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan (Tjiptono, 2005 : 31). Produk adalah apa saja yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam hal penggunaan konsumsi (Boyd, dkk, 2000:264). Jadi peroduk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan. 2. Tingkatan Produk Produk juga memiliki tingkatan yang membedakan antara produk satu dengan produk lainnya. Hal ini mesti diperhatikan oleh pemasar dalam memasarkan produknya. Menurut kotler & Amstrong (2001 : 338-341) tingkatan produk ini dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu : a. Produk Inti (Core Product) Produk inti adalah tingkatan paling dasar yang berisikan manfaat pemecahan masalah yang konsumen cari ketika membeli produk atau jasa tertentu. b. Produk Aktual (Actual Product) Produk aktual adalah tingkatan kedua setelah produk inti. pemasar harus membangun produk aktualnya diberbagai posisi yang dekat dengan produk inti. Produk aktual minimal harus memiliki lima sifat yaitu : tingkat kualitas, fitur, desain, merek dan kemasan.
25
c. Produk Tambahan (Augmented Product) Produk tambahan adalah tingkat produk terakhir yang menawarkan layanan dan manfaat tambahan bagi konsumen. 3. Klasifikasi Produk Menurut Kismono (2001 : 327-328), produk diklasifikasikan berdasarkan: a. Produk Konsumen (Consumer Product) Produk konsumen adalah barang atau jasa yang dikonsumsikan oleh rumah tangga atau individual. Produk yang dibeli konsumen akan langsung dikonsumsi sendiri. Produk itu akan digunakan sebagai bahan baku produksi barang lain atau dijual kembali. Menurut perilaku pembelian konsumen, produk konsumen digolongkan menjadi : 1) Convenience Product Convenience Product adalah barang dan jasa yang harganya relative tidak mahal, frekuensi pembeliannya tinggi dan konsumen mengeluarkan sedikit usaha maupun pertimbangan sebelum membuat keputusan pembelian. 2) Shopping Product Shopping Product adalah produk yang dibeli konsumen berdasarkan perbandingan dengan produk lain melalui informasi yang dikumpulkan dari berbagai sumber.
26
3) Specialty Product Specialty Product adalah produk yang unik dimata konsumen tertentu, seringkali konsumen harus membelinya meski berapapun harga dan letak lokasi pembelian yang jauh. 4) Unsought Product Unsought Product adalah produk yang belum diinginkan konsumen potensial atau konsumen belum tahu bahwa mereka dapat membelinya. b. Produk Industrial (Industrial Product) Produk industrial adalah barang atau jasa yang digunakan oleh parusahaan untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional perusahaan tersebut. Kategori produk ini meliputi : 1) Instalasi (Installation) Installation adalah barang-barang modal yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama yang mengalami penyusutan selama beberapa tahun. 2) Peralatan Tambahan (Accessory Equipment) Accessory Equipment adalah barang-barang modal yang berjangka waktu pendek yakni peralatan yang digunakan dalam produksi di kegiatan kantor. 3) Bahan Baku (Raw Material) Raw Material adalah barang dari alam atau hasil pertanian yang digunakan untuk membuat produk akhir.
27
4) Material dan Suku Cadang (Part and Material) Part and Material adalah barang-barang yang belum selesai diproses sebagai produk akhir. 5) Persediaan (Supplies) Supplies adalah jenis-jenis pengeluaran yang tidak menjadi produk akhir. Persediaan terbagi atas tiga kategori yaitu pemeliharaan, perbaikan, dan pembekalan atau persediaan operasi. 6) Pelayanan atau Jasa Pelayanan atau jasa adalah jenis pengeluaran yang mendukung operasi suatu perusahaan. 4. Kualitas Produk Menurut Yamiz (2001 : 7) pengertian kualitas produk yang dikutip dari tiga pakar kualitas internasional adalah : a. W. Edwards Deming, mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen. b. Philip B Crosby, mempersepsikan kualitas sebagai nilai nihil cacat, kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persyaratan. c. Josep M. Juran, mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi. Kualitas produk suatu perusahaan merupakan hal yang penting karena persepsi konsumen terhadap suatu bentuk produk melalui kualitas produk dalam memuaskan kebutuhan konsumen. Untuk memepertahankan pelanggan
28
baik pelanggan baru maupun pelanggan potensial sebuah perusahaan harus menciptakan produk yang berkualitas sesuai dengan yang telah ditetapkan. Kotler dan Amstong (2003:347) mendefinisikan kualitas produk adalah kemampuan satu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya, kemampuan itu meliputi daya tahan, keandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan diopersikan dan diperbaiki dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan. Menurut Heizer dan Render (2004:253) mendefinisikan kualitas sebagai kemampuan suatu produk atau jasa memenuhi kebutuhan pelanggan. Sedangkan kualitas sebagaimana yang diambil oleh American Society for Quality adalah keseluruhan fitur dan karakteristik produk atau jasa yang manpu memuaskan kebutuhan konsumen baik yang terlihat atau yang tersamar. 5. Atribut Produk Menurut kotler dan Amstrong (2008 : 272), atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan manfaat yang akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut-atribut produk seperti : a. Kualitas Produk Kualitas produk adalah karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang ditanyakan atau diimplikasikan.
29
b. Fitur Produk Sebuah produk dapat ditawarkan dalam beragam fitur. Model dasar, model tanpa tambahan apapun, merupakan titik awal. Perusahaan dapat menciptakan tingkat model yang lebih tinggi dengan menambahkan lebih banyak fitur. Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensiasikan produk perusahaan dari produk pesaing. c. Gaya dan Desain Cara untuk menambah nilai pelanggan adalah nilai melalui gaya dan desain produk yang berbeda. Desain adalah konsep yang lebih besar dari pada gaya. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. d. Merek Brand menurut Simamora (2004: 149) merek adalah nama, tanda, istilah, symbol,
desain
atau
kombinasinya,
yang
ditunjukkan
untuk
mengidentifikasikan dan mendiferensiasikan barang atau layanan suatu penjual dari barang atau layanan penjual lain. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. e. Kemasan Kemasan melibatkan perancangan dan produksi wadah atau pembungkus untuk sebuah produk. Pada dasarnya, fungsi utama kemasan adalah penyimpanan dan melindungi produk. f. Pelabelan Label mempunyai beberapa fungsi, setidaknya label menunjukkan produk atau merek, seperti nama sunkist yang tercantum pada jeruk. Label 30
juga bisa menggambarkan beberapa hal tentang produk siapa yang membuatnya, dimana produk itu dibuat, kapan produk itu dibuat, kandungannya, cara pemakaiannya, dan bagaimana menggunakan produk itu dengan aman. Terakhir, label bisa membantu mempromosikan produk dan mendukung positioningnya. g. Pelayanan Pendukung Produk Pelayanan pelanggan adalah elemen dalam strategi produk. Penawaran perusahaan biasanya meliputi beberapa pelayanan pendukung, yang bisa menjadi bagian kecil atau bagian besar dari keseluruhan penawaran. E. Keputusan Pembelian 1. Pengertian Keputusan Pembelian Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. 2. Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Tahap-tahap proses keputusan pembelian dapat digambarkan dalam sebuah model di bawah ini (Kotler dan AB. Susanto, 1999; 251): Gambar 2.2 Model Proses Pembelian Lima Tahap
S
Pengenalan
Pencarian
Evaluasi
Keputusan
Perilaku Setelah
kebutuhan
Informasi
Alternatif
Pembelian
Pembelian
Sumber : kotler dan keller (2007 : 235) 31
Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutan yang sesuai. a. Pengenalan masalah Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu. b. Pencarian informasi Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal. 32
c. Evaluasi alternatif Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan untuk membeli. d. Keputusan pembelian Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatifalternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan dibeli. e. Perilaku setelah pembelian Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.
33
F. Penelitian Terdahulu Sebagai pertimbangan dan acuan untuk perbandingan, maka peneliti menggunakan penelitian yang dilakukan oleh sandhy firmanzah (2009) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi (PT.TELKOM) study kasus pada masyarakat kota jakarta selatan, DKI Jakarta. Alat
analisis nya dengan menggunakan analisis faktor dan
menggunakan 300 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan metode
convenience
sampling
menyimpulkan
bahwa
faktor
yang
mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi adalah faktor acuan, faktor kualitas, faktor sub budaya, faktor layanan, faktor motivasi pembelajaran, faktor imbalan, faktor memori atau ingatan, pelayanan dan garansi, faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi adalah faktor acuan dan faktor kualitas. Wilis firmansyah (2009) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen membeli obat herbal tolak angin. Alat analisisnya dengan menggunakan analisis faktor dan menggunakan 120 responden, teknik pengambilan sampel menggunakan metode convenience sampling dan menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen membeli obat herbal tolak angin terdiri dari dua faktor yang terbentuk dengan menggunakan uji kelayakan dengan metode Rotated Component Matrik, dimana kedua faktor tersebut adalah : a. Faktor 1
: terdiri dari produk, harga, distribusi dan merek
b. Faktor 2
: terdiri dari promosi, budaya sosial psikologi 34
Jihan Roy hidayat (2010) analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang pada PT. Altur Wisata Mulia, jakarta. Alat analisisnya dengan menggunakan analisis faktor dan menggunakan 44 responden, teknis pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dan menyimpulkan bahwa ada 6 faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang pada PT. Altur Wisata Mulia Jakarta. Faktor tersebut adalah faktor harga, faktor pelayanan, faktor produk, faktor fasilitas, faktor interaksi konsumen, fakor promosi. Sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang pada PT. Altur Wisata Mulia Jakarta adalah faktor harga. Penelitian tentang perilaku konsumen telah dilakukan oleh Berdian Damanik (2008) dengan judul “Analisis faktor pribadi dan faktor psikologi terhadap proses keputusan konsumen pada Game Station Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan”. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang mendasari proses keputusan konsumen pada game station dan menjelaskan pengaruh variabel pribadi dan variabel psikologi secara bersama-sama maupun parsial terhadap keputusan konsumen. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah faktor pribadi dan faktor psikologi berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap proses keputusan konsumen. Secara parsial atau psikologi lebih berpengaruh faktor pribadi terhadap pemilihan game statio. 35
G. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran dalam penelitian yang berjudul “Analisis faktor faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM tipe QWERTY” pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY disekitar Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Faktor ke-1
Faktor Kebudayaan
Faktor ke-2 Analisis faktor-faktor
Faktor Sosial
Faktor ke-3
yang mempengaruhi keputusan konsumen
Faktor Individu
Analisis Faktor
dalam menggunakan
Faktor ke-5 Faktor Psikologis
ponsel GSM
Faktor Ke-6 Atribut Produk
Keterangan
Faktor ke-4
Faktor ke-n
:
Kebudayaan (Kotler dan Keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel, yaitu : Budaya, Sub budaya, Kelas Sosial.
Sosial (Kotler dan Keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari beberapa Variabel, yaitu : Kelompok Referensi, Keluarga, Peran sosial, Status Sosial.
36
Faktor Individu (kotler dan keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu : Usia dan Tahap Daur Hidup, Pekerjaan, Keadaan Ekonomi, Gaya Hidup, Kepribadian dan Konsep Diri.
Faktor Psikologis (kotler dan keller : 2007) dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator, yaitu : Motivasi, Persepsi, Belajar, Kepercayaan, Sikap.
Atribut Produk (Kotler dan Amstrong : 2008) dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indicator, yaitu : Nama merek, Pelayanan, Ciri, Kualitas, Garansi, Imbalan.
37
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Suatu penelitian selalu berhubungan dengan pengamatan yang dilakukan terhadap apapun yang dijadikan kesimpulan dari pengamatan yang akan diberikan objek penelitian skripsi ini adalah perkembangan pasar dalam produksi yang dilakukan terhadap konsumen saat sekarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam Menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY” Pada konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan kebayoran lama Jakarta selatan. Keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY efektif jika terdapat pengaruh variabel X dan Y, dimana Faktor faktor yang mempengaruhi sebagai variabel X ( Independen Variabel) dan keputusan konsumen sebagai Variabel Y (Dependen Variabel) B. Metode Penentuan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling non probabilitas karena besarnya populasi tidak diketahui secara pasti. Metode sampling yang digunakan adalah metode Convenience Sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan populasi yang mudah diakses untuk memperoleh informasi. 1. Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian 38
ini adalah para konsumen ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan kebayoran lama Jakarta selatan. 2. Sampel adalah bagian dari jumlah atau yang dimiliki oleh populasi tersebut. Metode pengumpulan sampel yang digunakan adalah non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau populasi untuk dijadikan sampel. Menurut Malhotra dalam Lutfi Haeruma (2008 : 30) untuk memperoleh hasil yang baik dalam suatu analisis faktor banyaknya responden yang diambil untuk mengisi kuesioner adalah sebanyak lima kali dari variable yang dimuat dalam kuesioner. Dalam penelitian ini jumlah variabel yang diteliti sebanyak 24, maka jumlah sampel yang diambil minimal adalah sebanyak 5 X 24 = 120 responden, dan pada penelitian ini digunakan sebanyak 120 responden. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalan penelitian ini adalah menggunakan data primer dan data sekunder. Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Data Primer Istijanto (2009:44) berpendapat bahwa data primer adalah data asli yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti untuk menjawab masalah risetnya secara khusus. Data primer diperoleh secara langsung dari sumber data yaitu melalui kuesioner yang dibagikan kepada Pengguna Ponsel GSM. Adapun jenis 39
skala yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dalam kuesioner adalah skala likert 5 titik untuk menelaah seberapa kuat subjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan dengan susunan sebagai berikut : Tabel 3.1 Tingkat Penilaian jawaban Jenis Jawaban
No.
Bobot
1
SS
= Sangat Setuju
5
2
S
= Setuju
4
3
R
= Ragu-ragu
3
4
TS = Tidak Setuju
2
5
STS = Sangat Tidak Setuju
1
Sumber : Fredy Rangkuti (2003) 2. Data Sekunder Data yang diperoleh secara tidak langsung lewat buku catatan, jurnal, literature atau panduan kuliah serta sumber lainnya yang dapat dijadikan referensi dalam penelitian ini D. Metode Analisis Data 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, maka sebelum dilakukan uji statistik terlebih dahulu data yang diperoleh harus dilakukan uji validitas dan
40
uji realiabilitas agar hasil penelitian akan menjadi valid dan reliabel. (Sugiyono, 2005 :257). Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenarnya yang diukur. (Sitinjak & Sugiarto, 2006 :70). Dapat
disimpulkan bahwa
validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan batas kevalidan dan keshohihan suatu instrument. Oleh karena itu, validitas logis sangat dipengaruhi oleh kemempuan peneliti dalam memahami masalah penelitian, mengembangkan variabel penelitian serta menyusun kuesioner. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah membandingkan nilai r hitung dengan tabel untuk degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. (Ghozali, 2005 : 45). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah suatu angka yang menunjukkan konsisten suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Husein Umar, 2000 : 194). Menurut Muh Nazir terdapat tiga aspek pengertian mengenai reliabilitas. Pertama, suatu alat ukur disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya jika alat tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability), dan dapat diramalkan (Predictability). Kedua alat ukur tersebut memberikan aspek ketepatan dan akurasi yaitu ukuran yang cocok dengan yang ingin diukur (cermat dan tepat). Ketiga, alat ukur harus sedemikian rupa sifatnya, sehingga error pengukuran yang terjadi dapat ditorerir. 41
Azwar dalam sujianto (2009 : 97) mengatakan bahwa reliabilitas merupakan penerjemah dari kata reliability yang artinya ketercepatan, keterandalan, konsistensi, dan sebagainya. Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya. Dari definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang asumsinya sama dan tidak dapat perubahan psikologis pada responden. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bilamana dicobakan secara berulang ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan psikologis pada responden. (Sitinjak & Sugiarto 2006:71) 3. Analisis Faktor (Factor Analysis) Analisis faktor (Factor Analysis) merupakan suatu teknik statistik multivariate yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas (Summarization) semua variabel terikat dan saling berketergantungan. Hubungan ketergantungan antara satu variabel dengan yang lain yang akan diuji untuk diidentifikasikan dimensi
atau
faktornya.
(Ujianto
dan
Abdurachman, 2004). Dalam Ghozali (2005 : 253) disebutkan tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk meringkas (Summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (Faktor).
42
Sitinjak & Sugiarto (2006 : 40) mengungkapkan bahwa dalam factor Analiysis. Dikenal dua pendekatan utama, yaitu : a. Exploratory Factor Analysis
(EFA), dengan menggunakan EFA
banyaknya faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu, justru dicari sampai dapat menjawab kebutuhan dalam menerangkan keragaman data variabel-variabel asal. b. Confirmatory Factor Analysis (CFA), banyaknya faktor yang terbentuk telah ditetapkan terlebih dahulu. Lebih lanjut istinjak & Sugiharto (2006:40) menjelaskan bahwa asumsi paling dasar yang harus dipenuhi dalam penggunaan factor analysis adalah kelompok variabel yang dianalisis harus saling berhubungan. Dalam hal ini variabel-variabel yang diteliti harus saling berhubungan, karena factor anlaysis mencari common dimension (kesamaan dimensi) yang mendasari diantara variabel-variabel. Jika variabel-variabel tersebut adalah merupakan faktor. Malhotra dalam ujianto dan abdurachman (2004) menjelaskan kegunaan factor analysis adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi atau fakor-faktor yang mendasari yang menerangkan korelasi diantara satu set variabel. b. Mengidentifikasi suatu variabel/faktor baru yang lebih kecil, menetapkan variabel-variabel yang semula berkorelasi dengan analysis multivarian / analisis regresi atau diskriminan.
43
c. Mengidentifikasi tidak tepat kecil variabel penting dari tidak tepat besar variabel untuk digunakan dalam analisis multivarian selanjutnya. Dalam Ariastuti dan antara (2006) disebutkan bahwa tahapan-tahapan dari penggunaan analisis faktor adalah sebagai berikut : 1. Merumuskan Masalah Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel yang relevan dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada penelitian-penalitian terdahulu, teori, dan pendapat peneliti sendiri. 2. Membuat Matriks Korelasi Berkenaan dengan analisis faktor, pengujian yang harus dilakukan, yaitu : a. Barlett’s Test of Spericity dipakai untuk menguji bahwa variabelveriabel dalam sampel berkorelasi. b. Uji KaiserMeyer Olkin (KMO) Untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor dianggap layak jika besaran KMO>0,5. c. Uji Measure of Sampling Adequency (MSA) Digunakan untuk mengukur derajat korelasi antar variabel dengan kriteria MSA > 0,5. 3. Menentukan Ketepatan Model Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah model mampu menjelaskan dengan baik fenomena yang ada. Hal tersebut bisa
44
dilakukan dengan melihat jumlah residual antara korelasi yang diamati dengan korelasi yang direproduksi. 4. Menentukan Jumlah Faktor Penentuan jumlah faktor didasarkan pada basarnya eigen value setiap faktor yang muncul. Faktor-faktor inti yang dipilih adalah faktor yang memiliki eigen value > 1. 5. Rotasi Faktor Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi dalam menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu faktor karena terkadang ada beberapa variabel yang mempunyai korelasi tinggi dengan lebih dari satu faktor atau jika sebagian Factor Loading dari variabel bernilai di bawah terkecil yang telah ditetapkan. Menurut Ghozali (2005:254) ada beberapa metode rotasi, yaitu : a. Rotasi Orthogonal, yaitu memutar sumbu 90°. Proses rotasi orthogonal dibedakan lagi menjadi quartimax, varimax, dan equamax. b. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus 90°. Proses rotasi oblique dibedakan lagi menjadi oblimin, promax, dan orthoblique. Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus masalah penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah mengurangi jumlah variabel asli (awal) maka digunakan rotasi orthogonal yaitu varimax. 45
6. Interpretasi Faktor Interpretasi faktor dilakukan dengan cara mengelompokkan variabel yang mempunyai factor loading yang tinggi ke dalam faktor tersebut.
46
E. Operasional Variabel Penelitian Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. Variabel yang akan dijadikan indikator penelitian terlihat dalam Tabel 3.2 dibawah ini :
Variabel
Tabel 3.2 Operasional Variabel Sub Variabel Indikator Skala 1. Budaya (Q1) 1. Faktor Kebudayaan 2. Sub budaya (Agama, ras (Kotler dan Keller, Ordinal Kebangsaan)(Q2) 2007:214) 3. Kelas Sosial (Q3) 1. Kelompok Referensi (Q4)
2. Faktor Sosial (Kotler dan 2. Keller, 2007:217) 3. 4. 1. 2. Faktor-faktor yang 3. Faktor Individu (Kotler 3. mempengaruhi dan Keller, 2007:222) 4. keputusan 5. konsumen dalam menggubakan 6. ponsel GSM Tipe 1. QWERTY 2. 4. Faktor Psikologis (Kotler 3. dan Keller, 2007:226) 4. 5. 1. 2. 5. Atribut Produk (kotler 3. dan Amstrong, 2008 : 4. 272) 5. 6.
Keluarga (Q5) Peran social (Q6) Status Sosial (Q7) Usia (Q8) Pekerjaan (Q9) Keadaan konomi(Q10) Gaya Hidup (Q11) Kepribadian diri (Q12) Konsep Diri (Q13) Motivasi (Q14) Persepsi (Q15) Pembelajaran (Q16) Keyakinan (Q17) Sikap(Q18) Merek (Q19) Fitur (Q20) Desain (Q21) Kualitas(Q22) penampilan (Q23) Ciri-ciri(24)
Ordinal
Ordinal
Ordinal
Ordinal
47
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Produk Pada dekade tahun 70-an negara-negara maju di eropa menerapkan teknologi seluler untuk komunikasi. Di Indonesia sendiri baru menerapkan kecanggihan teknologi komunikasi tersebut belasan tahun kemudian. Dimulai pada tahun 1984 teknologi seluler pertama kali hadir di Indonesia dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone (NMT). Di tahun 1985-1992 ponsel mulai beredar di Indonesia, namun tidak bisa di masukkan kedalam saku baju atau celana karena bentuknya yang besar dan panjang, dengan berat rata-rata 430gram (hampir setengah kilogram). Harga ponselnya juga tidak murah, berkisar diatas 10 juta per unit. Di tahun ini pula baru dikenal dua teknologi seluler yaitu NMT-470, modifikasi NMT-450. Di akhir 1993 PT Telkom memulai proyek percontohan seluler digital Global System for Mobile (GSM), dimulai di dua pulau, yakni Pulau Batam dan Pulau Bintan. Di tahun 1994 PT Satelit Palapa Indonesia (Satelindo) beroperasi sebagai operator GSM pertama di Indonesia, dengan mengawali kegiatan operasinya di Jakarta dan sekitarnya. Karena GSM menggunakan kartu SIM, maka hal itu aman dari penggandaan dan penyadapan serta mutu prima dan jangkauan luas.
48
Tahun 1995 proyek Telkom di Batam berlangsung sukses dan di lanjutkan ke provinsi-provinsi di Sumatra, lalu menjadikan Telkomsel pada
26
Mei
1995
sebagai
operator
GSM
nasional
bersama
Satelindo.Kemudian di Tahun 1996 Telkomsel dengan produk kartu Halonya sukses di Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar, kemudian masuk Jakarta. Di penghujung tahun 1996 ini pula, PT. Excelcomindo Pratama (Excelcom) berbasis GSM beroperasi di Jakarta sebagai operator GSM ke tiga di Indonesia. Setelah itu di tahun 1998 Excelcom meluncurkan kartu prabayar Pro-XL yang memberi alternatif bagi konsumen untuk memilih dengan layanan roaming. Satelindo menyusul Telkomsel dan Excelcom dengan meluncurkan kartu prabayar mentari, dengan keunggulan tarif dihitung perdetik, sehingga dalam waktu singkat menjaring lebih 100.00 pelanggan. Layanan pesan singkat, mulai di perkenalkan pada tahun 2000, dan menjadi fenomena di kalangan pengguna ponsel, karena sangat praktis dan murah biayanya. Di tahun ini pula PT. Indosat dan PT. Telkom mendapat lisensi sebagai operator GSM 1800 nasional. Layanan seluler kedua BUMN itu kemudian beroperasi pada tanggal 1 Agustus tahun 2001. Babak baru bertelekomunikasi berlanjut di tahun 2003, yaitu dengan hadirnya Telkom Flexi, yang mengusung teknologi CDMA 2000 1X, kemudian di belakang Flexi ada Esia dari Bakrie Telecom,Fren & Hepi dari Mobile8, Star One dari Indosat, Smart dari Lippo Telecom,dan terakhir Ceria dari Sampoerna Telecom. 49
Kemudian ponsel-ponsel yang masuk ke Indonesia juga sejalan dengan perkembangan operator seluler yang telah disebutkan di atas.Kehadiran ponsel di Indonesia dimulai dari generasi kedua (berdasarkan pengetahuan saya), sampai generasi ke empat (yang sekarang banyak beredar di pasaran). Berikut ulasan singkat tentang generasi ponsel tersebut : Generasi I Sejarah penemuan ponsel tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan ponsel dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah regular pada semua mobil patroli dengan frekuensi 2 MHz. pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM). Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola) mengembangkan portable Handie-talkie SCR536, yang berarti cebuah alat komunikasi di medan perang saat perang dunia II. Masa ini merupakan generasi I ponsel atau I-G, dimana ponsel mulai diperkenalkan. Setelah mengeluarkan SCR536, kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory Corporation mengeluarkan kembali Portable FM radio dua arah pertama yang diberi nama SCR300 dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil. 50
Sistem ponsel I-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline. Kelemahan sistem ini adalah masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk mengganti sistem ini. Generasi I diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyurinsinyur dari Bell Labs pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai dasar ponsel. Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an. Generasi II Ponsel generasi kedua disebut juga IIG. II-G merupakan ponsel pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan ponsel pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Ponsel yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah yang telah merubah dunia selamanya. Teknologi yang digunakan II-G masih bersifat analog dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz- 894 Mhz dan dioperasikan pada Band 800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi II-G adalah karena ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini dikarenakan keperluan tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi II-G masih memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan, mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telpon seluler. 51
Generasi III Generasi Ketiga atau 3-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 3G di Amerika sudah menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 3G sinyal analog sudah diganti dengan sinyal digital.
Penggunaan sinyal
digital
memperlengkapi ponsel dengan pesan suara, panggilan tunggu, dan SMS. Ponsel pada generasi ini juga memiliki ukuran yang lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan dari generasi 3G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang lebih rendah, sehingga mengurangi efek radiasi yang membahayakan pengguna. Generasi VI Generasi ini disebut juga 4G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video call berteknologi tinggi. Dalam 4G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu Enhance Data rates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari generasi 4G ini adalah biaya yang relater lebih tinggi, dan kurangnya cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini.
52
Generasi V Generasi ini disebut juga five Generation (5G). 5G merupakan sistem ponsel yang menawarkan pendekatan baru dan solusi infrstruktur yang mengintegrasikan teknologi wireless yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dlll. sistem 5G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan dimana saja. 5G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik, jangkauan global, dan fleksibilitas utnuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir, 5G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi multimedia seperti, video conferencing, game on-line, dan lainnya. B. Hasil dan Pembahasan 1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini, penulis menyebarkan kuesioner kepada masyarakat di sekitar kecamatan kebayoran lama yang menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. Sebelum melakukan penyebaran kuesioner kepada responden, terlebih dahulu dilakukan Tryout terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tujuannya yaitu untuk mengetahui pertanyaan mana saja yang valid dan pertanyaan mana saja yang tidak valid. Setelah dilakukan Tryout pertanyaan barulah dilakukan penyebaran kuesioner yang valid. Peneliti
53
melakukan Tryout dengan menyebarkan 20 kuesioner yang berisi 24 pertanyaan dengan menggunkan skala ordinal. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, r hitung terlihat pada output Cronbach Alfa kolom Correlated Item-Total Correlated (Tabel 4.1), sedangkan untuk melihat r tabel dengan degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Uji coba penelitian ini menggunakan jumlah sampel (n)= 20 dan besarnya df dapat dihitung 20-2=18, dengan df=18 dan Alpha= 0,05 didapat r tabel= 0,4438. jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir pertanyaan dinyatakan valid. Dari hasil try out (uji coba) diperoleh data yang menyatakan bahwa dari 24 butir pertanyaan terdapat 2 pertanyaan yang tidak valid yaitu untuk indikator kepribadian diri dan nama merek. Tabel 4.1 Hasil Tryout Untuk Uji Validitas Corrected Cronbach's No. Indikator Item-Total Alpha if Item Correlation Deleted 1. Budaya .764 .945 2. Sub budaya .837 .944 3. Kelas sosial .704 .945 4. Kelompok Referensi .573 .947 5. Keluarga .724 .945 6. Peran Sosial .650 .946 7. Status Sosial .503 .947 8. Usia .717 .945 9. Pekerjaan .726 .945 10. Keadaan Ekonomi .481 .948 11. Gaya Hidup .668 .946 12. Kepribadian Diri -.024 .958 13. Konsep Diri .840 .944 14. Motivasi .745 .945 15. Persepsi .749 .944 16. Pembelajaran .848 .943
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid 54
17 Keyakinan 18 Sikap 19 Nama Merek 20. Fitur Produk 21. Desain Produk 22. Kualitas Produk 23. Penampilan Produk 24. Ciri-ciri Produk Sumber : Data Primer Diolah
.869 .723 .166 .806 .841 .828 .840 .830
.943 .945 .954 .944 .944 .945 .944 .943
Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Uji reliabilitas atau kehandalan menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji reliabilitas try out menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α) melalui perhitungan SPSS. Menurut Nunnally dalam Ghozali (2005:42) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60. Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai Cronbach Alpha adalah 0,948 > 0,60 yang berarti konstruk kuesiner pada penelitian ini bisa dikatakan reliabel atau handal. Tabel 4.2 Hasil Tryout Uji Reliabilitas Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
0.948 0.959 Sumber : Data Primer Diolah
N of Items 24
Setelah melakukan try out Penelitian untuk menguji validitas dan reliabilitas butir pertanyaan kuesioner, peneliti menetapkan untuk menggunakan kembali butir pertanyaan yang tidak valid untuk penyebaran kuesioner selanjutnya kepada 120 responden dengan memperbaiki kalimat pertanyaan terlebih dahulu, sehingga butir pertanyaan tetap berjumlah 24. 55
2. Karakteristik Responden. Adapun karakteristik responden berdasarkan pengisian kuesioner yang dibagikan kepada 120 responden dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: a. Jenis Kelamin Tabel 4.3 Jenis Kelamin Frequency Percent Valid
Pria Wanita Total Sumber : Data Primer Diolah
39 81 120
32.5 67.5 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
32.5 67.5 100.0
32.5 100.0
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa responden wanita jauh lebih besar dibandingkan responden pria yaitu sebesar 81 orang atau 67.5% sedangkan sisanya sebesar 39 orang atau 32.5% adalah pria. Hal tersebut mengindikasikan bahwa wanita lebih banyak menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. b. Usia Responden Tabel 4.4 Usia Responden Frequency Percent Valid
17-22 Tahun 23-28 Tahun 29-34 Tahun ≥ 35 Total Sumber : Data Primer Diolah
76 30 12 2 120
63.3 25.0 10.0 1.7 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
63.3 25.0 10.0 1.7 100.0
63.3 88.3 98.3 100.0
56
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan tingkat usia adalah sebanyak 76 orang atau 63.3% untuk kelompok usia antara 17 tahun sampai 22 tahun, sebanyak 30 orang atau 25% untuk kelompok usia antara 23 tahun samapi 28 tahun, 12 orang atau 10% untuk kelompok usia antara 29 tahun sampai 34 tahun. 2 orang atau 1.7% yang berusia 35 tahun keatas. Tingkat usia responden terbanyak adalah kelompok usia antara 17 tahun sampai 22 tahun, dimana pada usia tersebut responden dikatakan layak dan mampu menilai sesuatu dengan objektif. c. Pekerjaan Responden Tabel 4.5 Pekerjaan Frequency Percent Valid
PNS Pegawai Swasta Wirausaha Mahasiswa Total Sumber : Data Primer Diolah
6 53 32 29 120
5.0 44.2 26.7 24.2 100.0
Valid Percent
Cumulative Percent
5.0 44.2 26.7 24.2 100.0
5.0 49.2 75.8 100.0
Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa proporsi responden berdasarkan pekerjaan adalah 6 orang atau 5% bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil, 53 orang atau 44.2% bekerja sebagai pegawai swasta, 32 orang atau 26.7% sebagai wirausaha, dan sebanyak 29 orang atau 24.2%berstatus sebagai mahasiswa. Dari data tersebut diketahui bahwa responden didominasioleh orang yang sudah berpenghasilan sendiri, lebih dari 75% adalah orang yang 57
sudah bekerja dan memiliki penghasilan sehingga mampu membeli ponsel GSM Tipe QWERTY. hal tersebut dapat dipastikan pengguna ponsel GSM Tipe QWERTY sebagai objek penelitian berada dalam lingkungan kecamatan kebayoran lama Jakarta selatan. d. Pendapatan Responden Tabel 4.6 Pendapatan
Valid
< 1.000.000 1.000.000-2.000.000 > 2.000.000 Total
Frequency
Percent
29 53 38 120
24.2 44.2 31.7 100.0
Valid Percent 24.2 44.2 31.7 100.0
Cumulative Percent 24.2 68.3 100.0
Sumber : Data Primer Diolah Pada tabel 4.6 diatas diketahui bahwa proporsi responden berdasarkan tingkat pendapatan para pengguna ponsel GSM Tipe QWERTY adalah sebanyak 29 responden 24.2% berpendapatan kurang dari 1.000.000. 53 responden 44.2% berpendapatan 1.000.000-2.000.000. 38 Responden 31.7% berpendapatan lebih dari 2.000.0000. Dari data tersebut terlihat bahwa lebih dari 75% berpendapatan diatas 1.000.000 hal ini terbukti di sekitar kecamatan kebayoran lama Jakarta selatan memiliki kemampuan untuk membeli ponsel GSM Tipe QWERTY.
58
e. Lama menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY Tabel 4.7 Lama Menggunakan Ponsel GSM Tipe QWERTY Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid < 1 Tahun 26 21.7 21.7 21.7 1-2 Tahun 55 45.8 45.8 67.5 > 1 Tahun 39 32.5 32.5 100.0 Total 120 100.0 100.0 Sumber : Data Primer Diolah Pada tabel 4.7 Terlihat bahwa proporsi responden bersasarkan lama responden menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY adalah sebanyak 26 responden (21.7%) kurang dari satu tahun. 55 responden (45.8%) satu sampai dua tahun.39 respoden (32.5%) lebih dari 2 tahun. Berdasarkan data tersebut lebih dari 78% responden yang menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY lebih dari satu tahun. 3. Analisis Deskriptif Setelah melihat karakteristik responden, peneliti akan menganalisis jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan kepada 120 responden yang merupakan sampel penelitian, yaitu pengguna Ponsel GSM Tipe QWERTY berumur minimal 17 tahun. Adapun analisis meliputi butir pertanyaan kuesioner yang merupakan indikator dari variabel- variabel yang diteliti.
59
a. Budaya Tabel 4.8 Budaya Frequency Valid
Tidak Setuju 6 Ragu-ragu 9 Setuju 89 Sangat Setuju 16 Total 120 Sumber : Data Primer Diolah
Percent 5.0 7.5 74.2 13.3 100.0
Valid Percent 5.0 7.5 74.2 13.3 100.0
Cumulative Percent 5.0 12.5 86.7 100.0
Pada tabel 4.8 Menunjukkan distribusi pertanyaan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarka wilayah geografis Terlihat bahwa 6 responden (5%) menyatakan tidak setuju. 9 responden (7.5%) menyatakan ragu-ragu. 89 responden (74.2%) menyatakan setuju dan 16 responden (13.3%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa wilayah geografis mempengaruhi penggunaan ponsel GSM Tipe QWERTY. b. Sub Budaya (Agama, ras dan kebangsaan) Tabel 4.9 Sub Budaya (Agama, ras, kebangsaan) Valid Cumulative Frequency Percent Percent Percent Valid Tidak Setuju 1 .8 .8 .8 Ragu-ragu 14 11.7 11.7 12.5 Setuju 88 73.3 73.3 85.8 Sangat Setuju 17 14.2 14.2 100.0 Total 120 100.0 100.0 Sumber : Data Primer Diolah Pada tabel 4.9 Menunjukkan distribusi pertanyaan responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen menggunakan ponsel GSM Tipe
QWERTY
berdasarkan
mencerminkan
kesejahteraan dalam 60
lingkungan. Terlihat 1 respoden
(11.7%)
responden (8%) menyatakan tidak setuju. 14
menyatakan
ragu-ragu.
88
respoden
(73.3%)
menyatakan setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa sub budayadapat mempengaruhi keputusan dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. c. Kelas Sosial Tabel 4.10 Kelas Sosial
Valid
Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
23 84 13 120
19.2 70.0 10.8 100.0
19.2 70.0 10.8 100.0
19.2 89.2 100.0
Sumber : Data Primer Diolah Pada tabel 4.10 Menunjukkan distribusi pertanyaa responden tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan rasa solidaritas. Terlihat 23 responden (19.2%) menyatakan ragu-ragu. 84 responden (70%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa bahwa kelas sosial mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
61
d. Kelompok Referensi Tabel 4.11 Kelompok Referensi Frequency Percent Valid Tidak Setuju 2 Ragu-ragu 16 Setuju 82 Sangat Setuju 20 Total 120 Sumber: Data Primer Diolah
1.7 13.3 68.3 16.7 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 1.7 1.7 13.3 15.0 68.3 83.3 16.7 100.0 100.0
Pada tabel 4.11 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan kelompok Referensi. Terlihat 2 responden (1.7%) menyatakan tidak setuju. 16 responden (13.3%) menyatakan raguragu. 82 responden (68.3%) menyatakan setuju. 20 responden (16.7%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa kelompok referensi mempengaruhi keputusan menggunaka ponsel GSM Tipe QWERTY. e. Pengaruh Keluarga Tabel 4.12 Pengaruh keluarga Frequency Percent Valid Tidak Setuju 4 Ragu-ragu 24 Setuju 80 Sangat Setuju 12 Total 120 Sumber : Data Primer Diolah
3.3 20.0 66.7 10.0 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 3.3 3.3 20.0 23.3 66.7 90.0 10.0 100.0 100.0
Pada tabel 4.12 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan pengaruh keluarga. Terlihat 4 responden 62
(3.3%) menyatakan tidak setuju. 24 responden (20%) menyatakan raguragu. 80 responden (66.7%) menyatakan setuju. 12 responden (10%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa
keluarga
mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. f. Peran sosial Tabel 4.13 Peran Sosial Frequency Valid Tidak Setuju 5 Ragu-ragu 20 Setuju 84 Sangat Setuju 11 Total 120 Sumber : Data Primer Diolah
Percent 4.2 16.7 70.0 9.2 100.0
Valid Percent 4.2 16.7 70.0 9.2 100.0
Cumulative Percent 4.2 20.8 90.8 100.0
Pada tabel 4.13 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan peran sosial. Terlihat 5 responden (4.2%) menyatakan tidak setuju. 20 responden (16.7%) menyatakan ragu-ragu. 84 responden (70%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan sangat setuju. Dapat disumpulkan bahwa peran sosial mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
63
g. Status Sosial Tabel 4.14 Status Sosial Frequency Valid Tidak Setuju 2 Ragu-ragu 14 Setuju 82 Sangat Setuju 22 Total 120 Sumber : Data Primer Diolah
Percent 1.7 11.7 68.3 18.3 100.0
Valid Percent 1.7 11.7 68.3 18.3 100.0
Cumulative Percent 1.7 13.3 81.7 100.0
Pada tabel 4.14 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan status sosial. Terlihat 2 responden (1.7%) tidak setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan ragu-ragu. 82 responden (68.3%) menyatakan setuju. 22 responden (18.3%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa status sosial mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. h. Usia Tabel 4.15 Usia Frequency Percent Valid Tidak Setuju 3 Ragu-ragu 30 Setuju 68 Sangat Setuju 19 Total 120 Sumber : Data Primer Diolah
2.5 25.0 56.7 15.8 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 2.5 2.5 25.0 27.5 56.7 84.2 15.8 100.0 100.0
Pada tabel 4.15 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM
64
Tipe QWERTY berdasarkan usia. 3 responden (2.5%) menyatakan tidak setuju. 30 responden (25%) menyatakan ragu-ragu. 68 responden (56.7%) menyatakan setuju. 19 responden (15.8%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa usia mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. i. Pekerjaan Tabel 4.16 Pekerjaan Frequency Percent Valid Tidak Setuju 2 Ragu-ragu 22 Setuju 83 Sangat Setuju 13 Total 120 Sumber : Data Primer Diolah
1.7 18.3 69.2 10.8 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 1.7 1.7 18.3 20.0 69.2 89.2 10.8 100.0 100.0
Pada tabel 4.16 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan pekerjaan. Terlihat 2 responden (1.7%) menyatakan tidak setuju. 22 responden (18.3%) menyatakan ragu-ragu. 83 responden (69.2%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa pekerjaan mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
65
j. Keadaan Ekonomi Tabel 4.17 Keadaan Ekonomi Frequency Percent Valid Tidak Setuju 3 Ragu-ragu 24 Setuju 80 Sangat Setuju 13 Total 120 Sumber : Data Primer Diolah
2.5 20.0 66.7 10.8 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 2.5 2.5 20.0 22.5 66.7 89.2 10.8 100.0 100.0
Pada tabel 4.17 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan keadaan ekonomi. Terlihat 3 responden (2.5%) tidak setuju. 24 responden (20%) menyatakan ragu-ragu. 80 responden (66.7%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa keadaan ekonomi mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. k. Gaya Hidup Tabel 4.18 Gaya Hidup
Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Primer Diolah
Frequency
Percent
2 3 16 69 30 120
1.7 2.5 13.3 57.5 25.0 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 1.7 1.7 2.5 4.2 13.3 17.5 57.5 75.0 25.0 100.0 100.0
Pada tabel 4.18 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM 66
Tipe QWERTY berdasarkan gaya hidup. Terlihat 2 responden (1.7%) menyatakan sangat tidak setuju. 3 responden (2.5%) menyatakan tidak setuju. 16 responden (13.3%) menyatakan ragu-ragu. 69 responden (57.5%) menyatakan setuju. 30 responden (25%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa gaya hidup mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. l.
Kepribadian diri Tabel 4.19 Kepribadian Diri Frequency Percent Valid Tidak Setuju 16 Ragu-ragu 25 Setuju 64 Sangat setuju 15 Total 120 Sumber : Data Primer DIolah
13.3 20.8 53.3 12.5 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 13.3 13.3 20.8 34.2 53.3 87.5 12.5 100.0 100.0
Pada Tabel 4.19 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan kepribadian diri. Terlihat 16 responden (13.3%) menyatakan tidak setuju. 25 responden (20.8%) menyatakan raguragu. 64 responden (53.3%) menyatakan setuju. 15 responden (12.5%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa kepribadian mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
67
m. Konsep Diri Tabel 4.20 Konsep Diri Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Primer Diolah
3 6 23 74 14 120
2.5 5.0 19.2 61.7 11.7 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 2.5 2.5 5.0 7.5 19.2 26.7 61.7 88.3 11.7 100.0 100.0
Pada tabel 4.20 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan konsep diri. Terlihat 3 responsden (2.5%) menyatakan sangat tidak setuju. 6 responden (5%) menyatakan tidak setuju. 23 responden (19.2%) menyatakan ragu-ragu. 74 responden (61.7%) menyatakan setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa konsep diri mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. n. Motivasi Tabel 4.21 Motivasi Frequency Percent Valid Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber: Data Primer Diolah
18 80 22 120
15.0 66.7 18.3 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 15.0 15.0 66.7 81.7 18.3 100.0 100.0
68
Pada tabel 4.21 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan motivasi. Terlihat 18 responden (15%) menyatakan ragu-ragu. 80 responden (66.7%) menyatakan setuju. 22 responden (18.3%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa motivasi mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. o. Persepsi Tabel 4.22 Persepsi Frequency Percent Valid Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Primer Diolah
1 8 74 37 120
.8 6.7 61.7 30.8 100.0
Valid Cumulative Percent Percent .8 .8 6.7 7.5 61.7 69.2 30.8 100.0 100.0
Pada tabel 4.22 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan persepsu. Terlihat
1 responden (8%)
menyatakan tidak setuju. 8 responden (6.7%) menyatakan ragu-ragu. 74 responden (61.7%) menyatakan setuju. 37 responden (30.8%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa persepsi mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
69
p. Pembelajaran Tabel 4.23 Pembelajaran Frequency Percent Valid Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data primer Diolah
5 23 81 11 120
4.2 19.2 67.5 9.2 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 4.2 4.2 19.2 23.3 67.5 90.8 9.2 100.0 100.0
Pada Tabel 4.23 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan pembelajaran. Terlihat 5 responden (4.2%) menyatakan tidak setuju. 23 responden (19.2%) menyatakan ragu-ragu. 81 responden (67.5%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. q. Keyakinan Tabel 4.24 Keyakinan Frequency Percent Valid Sangat Tidak setuju 1 Tidak Setuju 3 Ragu-ragu 13 Setuju 81 Sangat Setuju 22 Total 120 Sumber : Data Primer Diolah
.8 2.5 10.8 67.5 18.3 100.0
Valid Cumulative Percent Percent .8 .8 2.5 3.3 10.8 14.2 67.5 81.7 18.3 100.0 100.0
Pada tabel 4.24 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM 70
Tipe QWERTY berdasarkan keyakinan. 1 responden (0.8%) menyatakan tidak setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan ragu-ragu. 88 responden (73.3%) menyatakan setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa keyakinan mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. r.
Sikap Tabel 4.25 Sikap Frequency Percent Valid Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Primer Diolah
30 82 8 120
25.0 68.3 6.7 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 25.0 25.0 68.3 93.3 6.7 100.0 100.0
Pada tabel 4.25 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan Sikap. 30 responden (25%) menyatakan raguragu. 82 responden (68.3%) menyatakan setuju. 8 responden (6.7%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa sikap mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. s.
Merek Tabel 4.26 Merek Frequency Percent
Valid Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Primer Diolah
2 9 25 70 14 120
1.7 7.5 20.8 58.3 11.7 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 1.7 1.7 7.5 9.2 20.8 30.0 58.3 88.3 11.7 100.0 100.0 71
Pada Tabel 4.26 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan merek. Terlihat 2 responden (1.7%) menyatakan sangat tidak setuju. 9 responden (7.5%) menyatakan tidak setuju. 25 responden (20.8%) menyatakan ragu-ragu. 70 responden (58.3%) menyatakan setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa merek mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. t.
Fitur Tabel 4.27 Fitur Frequency Percent
Valid Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Primer Diolah
2 34 73 11 120
1.7 28.3 60.8 9.2 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 1.7 1.7 28.3 30.0 60.8 90.8 9.2 100.0 100.0
Pada tabel 4.27 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan fitur. 2 responden (1.7%) menyatakan tidak setuju. 34 responden (28.3%) menyatakan ragu-ragu. 73 responden (60.8%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa fitur mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
72
u. Desain Tabel 4.28 Desain Frequency Percent Valid Sangat Tidak Setuju 3 Tidak Setuju 8 Ragu-ragu 20 Setuju 78 Sangat Setuju 11 Total 120 Sumber : Data Primer diolah
2.5 6.7 16.7 65.0 9.2 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 2.5 2.5 6.7 9.2 16.7 25.8 65.0 90.8 9.2 100.0 100.0
Pada tabel 4.28 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan desain. Terlihat 3 responden (2.5%) menyatakan sangat tidak setuju. 8 responden (6.7%) menyatakan tidak setuju. 20 responden (16.7%) menyatakan ragu-ragu. 78 responden (65%) menyatakan setuju. 11 responden (9.2%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa desain mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. v. Kualitas Tabel 4.29 Kualitas Frequency Percent Valid Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data Primer Diolah
5 17 80 18 120
4.2 14.2 66.7 15.0 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 4.2 14.2 66.7 15.0 100.0
4.2 18.3 85.0 100.0
73
Pada Tabel 4.29 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan kualitas. Terlihat 5 responden (4.2%) menyatakan tidak setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan ragu-ragu. 80 responden (66.7%) menyatakan setuju. 18 responden (15%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa kualitas mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. w. Penampilan Tabel 4.30 Penampilan Frequency Percent Valid Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data primer Diolah
6 17 83 14 120
5.0 14.2 69.2 11.7 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 5.0 5.0 14.2 19.2 69.2 88.3 11.7 100.0 100.0
Pada tabel 4.30 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan penampilan. Terlihat 6 responden (5%) menyatakan tidak setuju. 17 responden (14.2%) menyatakan ragu-ragu. 83 responden (69.2%) menyatakan setuju. 14 responden (11.7%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa penampilan mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY.
74
x.
Ciri-ciri Tabel 4.31 Ciri-ciri Frequency Percent Valid Tidak Setuju Ragu-ragu Setuju Sangat Setuju Total Sumber : Data primer Diolah
4 39 64 13 120
3.3 32.5 53.3 10.8 100.0
Valid Cumulative Percent Percent 3.3 3.3 32.5 35.8 53.3 89.2 10.8 100.0 100.0
Pada tabel 4.31 Menunjukkan distribusi responden tentang faktorfaktor yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY berdasarkan ciri-ciri. Terlihat 4 responden (3.3%) menyatakan tidak setuju. 39 responden (32.5%) menyatakan ragu-ragu. 64 responden (53.3%) menyatakan setuju. 13 responden (10.8%) menyatakan sangat setuju. Dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri khusus mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. 4. Analisis Faktor Dalam Ghozali (2005:253) disebutkan tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk meringkas (summarize) informasi yang ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (faktor). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 24 variabel, dari 24 variabel ini akan direduksi menjadi beberapa faktor melalui analisis faktor dengan tahapan sebagai berikut: a. Menentukan variabel yang akan dianalisis Hal pertama yang harus dilakukan dalam analisis faktor adalah menilai variabel mana saja yang layak untuk dimasukan kedalam 75
analisis selanjutnya. Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus memiliki korelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor, untuk itu dilakukan pengujian sebagai berikut: 1) Barlett’s test of Sphericity yang dipakai untuk menguji bahwa variabel-variabel dalam sampel berkorelasi. 2) Uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor dianggap layak jika nilai KMO > 0,5. 3) Uji Measure of Sampling Adequency (MSA) yang digunakan untuk mengukur derajat korelasi antar variabel dengan kriteria MSA > 0,5 Adapun hasil dari pengujian Barlett’s test of Sphericity dan Kaiser- Meyer-Olkin (KMO) dengan bantuan software SPSS 17 terlihat pada tabel 4.32 dibawah ini Tabel 4.32 KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Approx. Chi-Square Sphericity Df Sig. Sumber : Data Primer Diolah
.819 1253.697 276 .000
Tabel 4.32 diatas menunjukkan nilai yang diperoleh dari uji Barlett’s test of Sphericity adalah sebesar 1253.697 dengan signifikansi 0,000, hal ini berarti bahwa antar variabel terjadi korelasi (signifikan < 0,05). Hasil uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) diperoleh nilai 0,819, dimana angka
76
tersebut sudah sudah diatas 0,5. Dengan demikian variabel- ariabel dalam penelitian ini dapat diproses lebih lanjut. Langkah berikutnya adalah pengujian
Measure of
Sampling
Adequency (MSA), dimana setiap variabel dianalisis untuk mengetahui variabel mana yang dapat diproses lebih lanjut dan msana yang harus dikeluarkan. Untuk dapat diproses lebih lanjut setiap variabel harus memiliki nilai MSA > 0,5. Nilai MSA tersebut terdapat dalam tabel AntiImage Matrice pada bagian Anti-Image Correlation yaitu angka korelasi yang bertanda "a" dengan arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah. (lihat lampiran). Adapaun hasil uji MSA untuk variabel penelitian ini terlihat pada tabel 4.33
1 2 3
Tabel 4.33 Nilai MSA Variabel Penelitian Nilai Indikator MSA Budaya 0.896 Sub Budaya (Agama, Ras, Kebangsaan) 0.843 Kelas Sosial 0.814
4
Kelompok Referensi
0.760
Valid
5
Pengaruh Keluarga
0.857
Valid
6 7 8 9 10 11
Peran sosial Status Sosial Usia Pekerjaan Keadaan Ekonomi Gaya Hidup
0.838 0.793 0.780 0.750 0.755 0.875
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
12 13 14
Kepribadian diri Konsep Diri Motivasi
0.815 0.585 0.794
Valid Valid Valid
15 16
Persepsi Pembelajaran
0.869 0.749
Valid Valid
Q
Keterangan Valid Valid Valid
77
17 18 19 20 21 22
Keyakinan Sikap Merek Fitur Desain Kualitas
23 Penampilan 24 Ciri-ciri Sumber : Data Primer Diolah
0.848 0.811 0.669 0.756 0.711 0.907
Valid Valid Valid Valid Valid Valid
0.822 0.773
Valid Valid
Dari tabel 4.33 diatas diketahui bahwa variabel- variabel dalam penelitian ini memiliki nilai MSA > 0.5 sehingga variabel dapat dianalisis secara keseluruhan lebih lanjut. b. Estimasi Communality Communalities adalah proporsi dari varian suatu item peubah asal yang bisa dijelaskan oleh faktor utamanya. Nilai Communalities menjelaskan seberapa besar keragaman atau variasi item/peubah asal yang dapat diterangkan oleh faktor yang terbentuk. Nilai communalities ini diperoleh dengan menjumlahkan nilai eigen value pada faktor yang ada. Adapun nilai communalities yang diperoleh dalam penelitian ini dapat terlihat pada tabel 4.34 Tabel 4.34 Communities Q 22 24 23 20 9 11 4 15
Indikator Kualitas Ciri-ciri Penampilan Fitur Pekerjaan Gaya Hidup Kelompok Referensi Persepsi
Initial 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
Extraction 0.804 0.774 0.772 0.770 0.748 0.737 0.722 0.719 78
17 Keyakinan 3 Kelas sosial 1 Budaya 21 Desain 16 Pembelajaran 19 Merek 13 Konsep Diri 6 Peran sosial 5 Pengaruh Keluarga 14 Motivasi 2 Sub budaya (Agama, Ras, Kebangsaa) 7 Status Sosial 18 Sikap 8 Usia 12 Kepribadian diri 10 Keadaan Ekonomi Sumber : Data Primer Diolah
1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
0.713 0.711 0.683 0.671 0.659 0.650 0.634 0.627 0.614 0.609 0.607 0.596 0.594 0.591 0.563 0.562
Dari tabel 4.34 diatas dapat dilihat bahwa variabel ke-1 memiliki nilai 0.683, ini berarti sekitar 68.3% varians dari variabel ke-1 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-2 memiliki nilai 0. 607, ini berarti sekitar 60.7% varians dari variabel ke-2 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-3 memiliki nilai 0. 711, ini berarti sekitar 71.1% varians dari variabel ke-3 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-4 memiliki nilai 0. .722, ini berarti sekitar 72.2% varians dari variabel ke-4 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel ke-5 memiliki nilai 0. 614, ini berarti sekitar 61.4% varians dari variabel ke-5 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-6 memiliki nilai 0.614, ini berarti sekitar 61.4% varians dari variabel ke-6 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-7 memiliki nilai 0.596, ini berarti sekitar 59.6% varians dari variabel ke-7 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-8 memiliki nilai 0. 79
591, ini berarti sekitar 59.1% varians dari variabel ke-8 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel ke-9 memiliki nilai 0. 748, ini berarti sekitar 74.8% varians dari variabel ke-9 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-10 memiliki nilai 0. 562, ini berarti sekitar 56.2% varians dari variabel ke-10 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-11 memiliki nilai 0. 737, ini berarti sekitar 73.7% varians dari variabel ke-11 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-12 memiliki nilai 0. 563, ini berarti sekitar 56.3% varians dari variabel ke-12 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel ke-13 memiliki nilai 0. 634, ini berarti sekitar 63.4% varians dari variabel ke-13 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-14 memiliki nilai 0. 609, ini berarti sekitar 60.9% varians dari variabel ke-14 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-15 memiliki nilai 0. 719, ini berarti sekitar 71.9% varians dari variabel ke-15 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-16 memiliki nilai 0. 659, ini berarti sekitar 65.9% varians dari variabel ke-16 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel ke-17 memiliki nilai 0. 713, ini berarti sekitar 71.3% varians dari variabel ke-17 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-18 memiliki nilai 0. 594, ini berarti sekitar 59.4% varians dari variabel ke-18 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-19 memiliki nilai 0. 650, ini berarti sekitar 65% varians dari variabel ke-19 80
bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-20 memiliki nilai 0. 770, ini berarti sekitar 77% varians dari variabel ke-20 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Untuk variabel ke-21 memiliki nilai 0. 671, ini berarti sekitar 67.1% varians dari variabel ke-21 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-22 memiliki nilai 0.804, ini berarti sekitar 80.4% varians dari variabel ke-22 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-23 memiliki nilai 0. 772, ini berarti sekitar 77.2% varians dari variabel ke-23 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-24 memiliki nilai 0. 774, ini berarti sekitar 77.4% varians dari variabel ke-24 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Melakukan Faktoring dan Rotasi Setelah semua variabel memenuhi syarat untuk dianalisis, tahap selanjutnya adalah melakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga terbentuk satu atau beberapa faktor. Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi dalam menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu faktor. Dalam penelitian ini digunakan rotasi varimax yang termasuk dalam metode rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90°. 1) Penentuan Jumlah Faktor Dalam penelitian ini penulis menentukan jumlah faktor dengan menggunakan nilai eigen value dengan kriteria nilai eigen value > 1. (Imam Ghozali, 2005:257). Susunan eigen value selalu diurutkan dari yang 81
terbesar sampai terkecil. Untuk mengetahui jumlah faktor yang terbentuk dari hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel total variance explained. Pada tabel 4.35 diketahui bahwa dari 24 variabel yang dimasukkan untuk analisis faktor, hanya terdapat 7 faktor yang terbentuk karena dari komponen 1 sampai dengan komponen 7 menunjukkan eigen value > 1 maka proses faktoring hanya sampai pada 7 faktor, jika diteruskan sampai faktor berikutnya eigen values sudah kurang dari 1 yaitu sebesar 0,910. Jadi diketahui bahwa 7 faktor adalah jumlah yang paling optimal.
Comp onent 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Tabel 4.35 Total Variance Explained Extraction Sums of Initial Eigenvalues Squared Loadings % of % of Cumulat Cumula Total Varianc Total Varian ive % tive % e ce 7.415 30.897 30.897 7.415 30.897 30.897 2.115 8.814 39.711 2.115 8.814 39.711 1.546 6.443 46.153 1.546 6.443 46.153 1.399 5.831 51.984 1.399 5.831 51.984 1.320 5.501 57.485 1.320 5.501 57.485 1.215 5.064 62.549 1.215 5.064 62.549 1.119 4.661 67.211 1.119 4.661 67.211 .861 3.589 70.800 .843 3.515 74.314 .776 3.232 77.547 .701 2.919 80.466 .653 2.721 83.187 .543 2.262 85.450 .490 2.041 87.491 .483 2.012 89.502 .450 1.873 91.375 .380 1.584 92.959 .356 1.482 94.442 .316 1.316 95.757 .267 1.113 96.870
Rotation Sums of Squared Loadings % of Cumul Total Varian ative % ce 3.924 16.350 16.350 2.819 11.744 28.095 2.134 8.891 36.986 2.077 8.655 45.641 1.949 8.122 53.763 1.933 8.056 61.819 1.294 5.392 67.211
82
21 .245 1.022 97.892 22 .213 .889 98.781 23 .164 .682 99.463 24 .129 .537 100.000 Sumber : Data Primer Diolah 2) Interpretasi Faktor Setelah
terbentuk
faktor,
tahap
selanjutnya
adalah
menginterpretasikan faktor-faktor yang terbentuk dengan melihat tabel component matrix yang menunjukkan distribusi ke-24 variabel tersebut pada 7 faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka pada tabel tersebut adalah faktor loading, yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor-faktor yang terbentuk. Pada tabel 4.36 yaitu tabel component matrix awal, hasil faktor belum bisa diinterpretasikan karena variabel-variabel yang ada hanya mengumpul pada satu atau beberapa faktor saja belum menyeluruh. Untuk itu perlu dilakukan rotasi faktor. Rotasi faktor ini dimaksudkan untuk mendapatkan tampilan data yang jelas dari nilai loading untuk masing-masing variabel terhadap faktorfaktor yang ada. Interpretasi ini didasarkan pada nilai loading yang terbesar dari masing-masing variabel terhadap faktor-faktor yang ada, jadi suatu variabel akan masuk ke dalam faktor yang memiliki nilai loading terbesar, setelah dilakukan perbandingan besar korelasi terhadap setiap baris. Tabel 4.37 yaitu tabel rotated component matrix menunjukkan hasil dari rotasi faktor.
83
Tabel 4.36 Component Matrixa
Budaya Sub buday (Agama, Ras, Kebangsaan) Kelas Sosial Kelompok Referensi Pengaruh Keluarga Peran sosial Status Sosial Usia Pekerjaan Keadaan Ekonomi Gaya Hidup Kepribadian diri Konsep Diri Motivasi Persepsi Pembelajaran Keyakinan Sikap Merek Fitur Desain Kualitas Penampilan Ciri-ciri
1 .637
2 .036
Component 3 4 5 -.136 -.046 -.461
.543
.296
.043
.311
-.339
-.009
.105
.538 .497 .558 .620 .490 .390 .461 .482 .604 .149 .564 .632 .338 .675 .651 .333 .288 .614 .701 .712 .777 .614
-.010 .265 -.232 -.359 -.068 .236 -.235 -.085 .246 .628 .072 .056 .102 -.127 .116 .384 .652 .288 -.384 -.452 -.312 .212
-.015 -.164 -.031 .139 .194 .598 .242 .184 -.445 -.069 -.389 -.387 .016 -.050 -.375 .416 .002 .333 .016 .069 .031 .234
.625 .578 -.240 -.233 .249 .037 .244 -.108 -.180 .057 -.080 .138 -.053 -.172 -.306 -.177 -.167 -.165 .109 -.019 -.022 -.206
.091 .161 -.384 .154 -.472 -.090 .016 .350 -.095 .363 .165 .122 -.235 .247 -.166 .128 .074 .004 .099 .167 .215 -.015
-.051 -.135 .204 .127 .120 .125 .581 -.078 .004 .029 .309 -.025 -.586 -.115 .104 .150 .320 -.289 -.087 -.130 -.037 -.254
-.139 .006 .024 .034 .120 .027 .160 .386 .270 -.078 -.174 .151 .438 .286 -.056 .303 -.077 -.298 -.049 -.209 -.151 -.437
6 -.022
7 -.203
Exrtaction Method : Principal Component Analysis a. 6 Component Extracted Sumber : Data primer Diolah
84
Tabel 4.37 Rotated Component Matrixa
Budaya Sub budaya (Agama, Ras, Kebangsaan
1 .134
2 .460
Component 3 4 5 .131 .504 .407
-.025
.237
.442
.479
.171
.225
.213
Kelas Sosial Kelompok Referensi Pengaruh Keluarga Peran sosial Status Sosial Usia Pekerjaan Keadaan Ekonomi Gaya Hidup Kepribadian diri Konsep Diri Motivasi Persepsi Pembelajaran Keyakinan Sikap Merek Fitur Desain Kualitas Penampilan Ciri-ciri
.275 .111 .344 .723 .139 .139 .441 .583 .162 -.161 .305 .346 .104 .647 .235 .137 -.182 .251 .694 .784 .757 .266
.021 .753 .180 .806 .387 -.175 .178 -.087 .067 .212 -.157 .090 .029 .185 .056 .076 .751 .144 .243 .340 .640 .208 .527 .427 .093 .092 .325 .104 .750 .004 .051 -.026 .438 .092 .105 .143 .136 .270 .104 .169 .221 .223 .176 .107
.215 .029 .547 .192 .707 .365 .501 -.057 .103 -.366 .007 .043 .135 .003 .194 .082 -.035 .086 .235 .158 .138 .079
.128 .078 .123 .110 .070 .294 -.254 -.070 .002 .173 .085 -.032 .124 .031 .231 .080 .218 .742 .168 .320 .282 .789
-.026 .099 -.019 .120 .097 .565 .305 .363 .144 .440 .058 .025 .051 .194 .033 .735 .578 .309 -.104 -.150 -.007 .176
-.059 .105 .019 -.046 .115 .001 -.332 .272 .307 -.071 -.277 .162 .809 .293 .056 .133 -.183 .149 .052 -.022 -.044 .041
6 -.096
7 .087
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 9 iterations.
Sumber : Data Primer Diolah Component matrix hasil proses rotasi (roated component matrix) yang ditunjukkan pada tabel 4.36 memperlihatkan distribusi variabel yang lebih jelas dan nyata. Kemudian diperoleh beberapa variabel yang mendominasi masing-masing faktor, yaitu sebagai berikut : 85
a. Faktor pertama, terdiri dari Peran Sosial (Q6) dengan nilai faktor loading 0.723. Keadaan Ekonomi (Q10) dengan nilai faktor loading 0.583. Pembelajaran (Q16) dengan nilai faktor loading 0.647. Desain (Q21) dengan nilai faktor loading 0.694. kualitas (Q22) dengan nilai faktor loading 0.784. Penampilan (Q23) dengan nilai faktor loading 0.757. b. Faktor kedua, terdiri dari Gaya Hidup (Q11) dengan nilai faktor loading 0.751. Konsep diri (Q13) dengan nilai faktor loading 0. 640. Motivasi (Q14) dengan nilai faktor loading 0.527. Keyakinan (Q17) dengan nilai faktor loading 0.750. c. Faktor Ketiga, terdiri dari Kelas sosial (Q3) dengan nilai faktor loading 0.753. Kelompok Referensi (Q4) dengan nilai faktor loading 0.806. d. Faktor Keempat, terdiri dari Wilayah Geografi (Q1) dengan nilai faktor loading 0.504. Sub budaya (Agama, ras, kebangsaan) (Q2) dengan nilai faktor loading 0.479. Pengaruh Keluarga (Q5) dengan nilai faktor loading 0.547. Status Sosial(Q7) dengan nilai faktor loading 0.707. Pekerjaan (Q9) dengan nilai faktor loading 0.501. e. Faktor Kelima, Terdiri dari Fitur (20) dengan nilai faktor loading 0.911. Ciri-ciri (Q24) dengan nilai faktor loading 0.742. f. Faktor Keenam, terdiri dari Usia (Q8) dengan nilai faktor loading 0.565. kepribadian diri (Q12) dengan nilai faktor loading 0.440. Sikap (Q18) dengan nilai faktor loading 0.735. Merek (Q19) dengan nilai faktor loading 0.578. 86
g. Faktor ketujuh, terdiri dari Persepsi (Q15) dengan nilai faktor loading 0.809. Secara lengkap pembagian variabel-variabel berdasarkan faktor yang terbentuk dapat dilihat pada tabel 4.38. variabel diurut berdasarkan nilai faktor loading dari yang terbesar. Untuk pemberian nama pada masing-masing faktor baru yang terbentuk bersifat subyektif, kadang-kadang variabel yang memiliki nilai faktor loading tertinggi digunakan untuk memberi nama faktor. (Ghozali,2005: 258). Tabel 4.38 Pembagian Indikator yang Terbentuk Indikator Faktor yang Eigen Loading Terbentuk Value Faktor Peran Sosial (Q6) 0.723 Keadaan Ekonomi (Q10) 0.583 Pembelajaran (Q16) 0.647 Faktor Sosial 7.415 Desain (Q21) 0.694 kualitas (Q22) 0.784 Penampilan (Q23) 0.757 Gaya Hidup (Q11) 0.751 Konsep diri (Q13) 0.64 Faktor Motivasi 2.115 Motivasi (Q14) 0.527 Keyakinan (Q17) 0.75 Kelas sosial (Q3) 0.753 Faktor Acuan 1.546 Kelompok Referensi (Q4) 0.806 Budaya (Q1) 0.504 Sub Budaya (Agama, ras, kebangsaan) (Q2) 0.479 Faktor Budaya 1.399 Pengaruh Keluarga (Q5) 0.547 Status Sosial(Q7) 0.707 Pekerjaan (Q9) 0.501 Fitur (20) 0.742 Pelayanan 1.320 Ciri-ciri (Q24) 0.789 Faktor Individu 1.215 Usia (Q8) 0.565
% % Variance Kumulatif
30.897
30.897
8.814
39.711
6.443
46.153
5.831
51.984
5.501
57.485
5.064
62.549 87
kepribadian diri (Q12) Sikap (Q18) Merek (Q19) Faktor Psikologis Persepsi (Q15) Sumber : Data Primer Diolah
1.119
0.44 0.742 0.789 0.809
4.661
67.211
5. Interpretasi Dalam penelitian ini ditemukan 7 faktor yang mempengaruhi konsumen menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY di kecamatan kebayoran lama Jakarta Selatan. Faktor tersebut adalah (a) Faktor Sosial, (b) Faktor Motivasi, (c)
Faktor Acuan, (d)Faktor Budaya, (e) faktor
Pelayanan, (f) Faktor Individu, (g) Faktor Psikologis. Sedangkan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sandy firmanzah (2009) dengan judul penelitian “ Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi (PT. Telkom) Study kasus pada masyarakat Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Terdapat 8 faktor yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian yaitu faktor acuan, faktor kualitas, faktor sub budaya, faktor layanan, faktor motivasi pembelajaran, faktor imbalan, faktor memori atau ingatan, pelayanan, dan garansi. Dari kedua panalitian ini terdapat kesamaan dan juga perbedaan. Kesamaan faktor yang mempengaruhi penggunaan ponsel GSM Tipe QWERTY yaitu Faktor Acuan, Faktor Budaya, Faktor Pelayanan, Faktor Motivasi. Perbedaannya lebih dikarenakan ada beberapa variabel penelitian yang berbeda. Penelitian yang dilakukan pada ponsel GSM Tipe QWERTY memiliki persamaan teori dengan kotler dan keller (2007) mendapatkan bahwa 88
faktor budaya, sosial, psikologi, dan individu berpengaruh langsung terhadap perilaku konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Berdasarkan hasil analisis data dimana faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan didominasi dimana faktor sosial masyarakat jika dilihat dari karakteristik responden didominasi oleh pegawai swasta
hal ini dapat
dimengerti karena mereka lebih memiliki kondisi keuangan dan gaya hidup yang sesuai untuk melakukan pembelian.
89
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan dari data tentang penilaian responden terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY maka dapat ditarik kesimpulan. Melalui analisis faktor dapat diperoleh tujuh faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY, faktor faktor tersebut adalah : 1. Faktor Sosial, terdiri dari Peran, Keadaan Ekonomi, Pembelajaran, Desain, kualitas, Penampilan. 2. Faktor Motivasi, terdiri dari Gaya Hidup, Konsep diri, Motivasi, Keyakinan. 3. Faktor Acuan, terdiri dari Kelas Sosial, Kelompok Referensi. 4. Faktor Budaya, terdiri dari Budaya, Sub budaya (Agama, Ras, Kebangsaan), Pengaruh Keluarga, Status Sosial, Pekerjaan. 5. Faktor Pelayanan, Terdiri dari Fitur, Ciri-ciri. 6. Faktor Individu, terdiri dari Usia, kepribadian diri, Sikap, Merek. 7. Faktor Psikologis, terdiri dari Persepsi. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY adalah faktor Sosial dan motivasi
90
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. Di peroleh 7 faktor utama yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY yaitu : Sosial, Motivasi, acuan, budaya, pelayanan, individu, psikologi. Dalam temuan penalitian ini akan memberikan dampak atau implikasi kepad pihak-pihak tertentu, adapun implikasinya adalah sebagai berikut : 1. Bagi dunia penelitian, penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya, yaitu indikator-indikator apa saja yang masih menjadi daya tarik konsumen tentang keputusannya untuk membeli sebuah produk, secara khusus pembelian Ponsel GSM Tipe QWERTY. 2. Bagi
Perusahaan,
dengan
adanya
penelitian
ini
perusahaan
dapat
mempertimbangkan strategi-strategi yang lebih baik untuk meningkatkan pangsa pasar sesuai dengan trend saat ini, dengan indikator-indikator yang telah Dianalisa, maka membentuk faktor-faktor yang dapat dijadikan referensi untuk membuat kebijakan bagi perusahaan. 3. Bagi konsumen diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk mmberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan menggunakan ponsel GSM Tipe QWERTY. Dari hasil penelitian dan didasarkan pada kesimpulan yang ada, maka dapat dikemukakan bahwa dari 24 indikator dapat diekstrak menjadi 7 faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam menggunakan ponsel GSM Tipe
91
QWERTY. Maka bagi pihak perusahaan dalam hal ini yang mengeluarkan ponsel GSM Tipe QWERTY dapat memperhatikan faktor-faktor yang terbentuk, faktor-faktor itu antara lain adalah Sosial, Motivasi, acuan, budaya, pelayanan, individu, psikologi.
92
DAFTAR PUSTAKA AA. Mangkunegara, Anwar. P. Perilaku Consumen.: Repika Aditama, Bandung, 2002. Amir, Taufiq M. “Dinamika Pemasaran” , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005. Angel, james f.,roger, d. Blackwell dan paul W. minizard. “Perilaku Konsumen”, edisi keenam, jilid 2, binarupa aksara, 1995. Ariastuti, Ni Gusti Agung Ayu dan Antara,Made.“Faktor-faktor yang menentukan loyalitas pelanggan terhadap merek teh botol sosro di kota denpasar”, Socio-Economi of Agribusiness Volume. 6 No.3 November 2006, Universitas Udayana, Bali, 2006. Assael, Hendry, Consumer Behavior and Marketing Action, Pvvs-Kent, Publishing Company, 1992. Boyd, Walker, Larreche. Manajemen Pemasaran Jilid I. Erlangga, Jakarta, 2000. Dimanik, Berdian. “Analisis faktor pribadi, faktor Psikologis terhadap proses keputusan konsumen pada Game Station Jalan Jamin Ginting Padang Bulan Medan”, Skripsi Fakultas Ekonomi USU, Medan, 2008. Firmanzah, Shandy. “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian produk fleksi (PT. TELKOM)”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2009. Firmansyah Wilis, “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen membeli obat herbal tolak angin”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2009. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”, Badan Penebit Universitas Diponegoro, Semarang, 2005. Haeruma, Lutfi, “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Ponsel Nokia”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2009. Hasan, Ali, “Marketing”, cetakan pertama, media pressindo, Yogyakarta, 2008. Hidayat, Jihan Roy, “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli tiket pesawat terbang PT. Altur Wisata Mulia”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2010. Heizer, jay dan Barry, Render, “Manajemen Operasi”, edisi 1 buku 1, Salemba Empat, Jakarta : 2004. 93
Istijanto. “Aplikasi Praktis Riset Pemsasaran”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009. Kotler, Philip dan keller “Marketing Manajemen”, edisi 12, Prentice Hall, Indeks, 2007. Kismono, Gugup. “Bisnis Pengantar”, BPFFE, Yogyakarta, 2001. Kotler & Armstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran Jilid I Erlangga, Jakarta 2001. Kotler, Philip dan Garry Amstrong, “Dasar-dasar Pemasaran”, edisi 9 Jilid 1, PT. Indeks, Jakarta , 2003. Kotler, Philip dan Susanto. AB. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta, 1999. Mc Daniel. Carl & Roger Gates “Riset Pemasaran Kontemporer”, Salemba Empat Jakarta, 2001. Mowen dan Minor. “Perilaku Konsumen”, Erlangga, 2001. Rangkuti, Freddy, “Strategi Promosi Kreatif dan Analisis Kasus Intregrated Marketing Communication”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2009. Schiffman, G.L & Kanuk L.L. “perilaku konsumen”. PT Indeks, Jakarta, 2007. Sitinjak, Tumpal JR & Sugiharto. “Lisrel”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. Sugiyono, “ Metode Penelitian Bisnis”, CV. Alfabeta Bandung, 2003. Sujianto, Agus Eko. “Aplikasi Statistik dengan SPSS 16”, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2009 Sri Wahyuni, “Analisis Pengaruh Iklan, Brand Image dan Kualitas produk terhadap Keputusan Pembelian Pepsodent” Jakarta, 2008. Swastha, basu, “manajemen pesaran modern”, liberty, Yogyakarta,1998. Tjiptono, Fandy. Strategi Pemasaran. Andi, Yogyakarta. 2000.
94
Ujianto dan Abdurrahman. “Analisis Faktor-Faktor yang menimbulkan kecendrungan Minat Beli Konsumen Sarung : Study Perilaku Konsumen Sarung di Jawa Timur”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 6, No. 1, Maret 2004 :34-53, Jurusan Ekonomi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra, 2004. Umar, Husain “Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen”, gramedia pustaka utama, Jakarta, 2003.
http://www.Ceptelefoncunuz.net http://www.agilent.com http://www.panuworld.net http://www.radartanjab-news.com http://www.simtronik.com
95