Faktor-Faktor yang Mempengaruhi .... (Maradona) 1.619
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA KELAS IV B SD FACTORS THAT AFFECT STUDENT’S LEARNING ACTIVENESS OF CLASS IV B SD Oleh: Maradona , PSD/PGSD Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung, Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif jenis deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B. Metode pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B adalah (1) faktor fisiologis yaitu keadaan fisik (pancaindra) dan jasmani, (2) faktor psikologis yaitu perhatian, ingatan, dan tanggapan. Faktor eksternal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B adalah (1) faktor sosial yaitu guru dan teman sebaya, (2) faktor nonsosial yaitu tempat dan fasilitas. Adapun faktor dominan yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B adalah faktor psikologis siswa. Kata kunci: faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar, sekolah dasar ABSTRACT This study aims to describe the factors that influence student’s learning activeness of fourth grade B SD N Tegalpanggung, Yogyakarta in academic year 2015/2016. This research was qualitative descriptive type. The subjects were students of class IV B. Data collection method used observation and interviews. Data analysis techniques used data reduction, data presentation, and conclusion. Technique authenticity of data used triangulation sources and techniques. The results show that internal factors which influence the student’s activity of fourth grade B are (1) physiological factors, such as the physical state (senses) and physical, (2) psychological factors, such as attention, memory, and response. External factors that affect student’s learning activeness fourth grade B are (1) social factors, such as teachers and peers, (2) nonsocial factors such as place and facilities. Then, the dominan factor that affect of the student’s learning activeness in fourth B is student’s psychological factors. Keywords: factors that affect learning activeness, elementary school
yang
PENDAHULUAN Pendidikan menjadi salah satu yang selalu
dilakukan
mengarahkan
guna
membimbing
perkembangan
anak
ke
dan arah
mendapatkan perhatian khusus oleh seluruh
dewasa. Dewasa yang dimaksudkan adalah
bangsa dan negara di dunia. Pendidikan tersebut
bertanggung jawab terhadap dirinya, keluarga,
memegang peranan penting dalam kehidupan
masyarakat, bangsa, dan Negara.
bermasyarakat. pendidikan, potensi
Hal
ini
karena
melalui
Sistem pendidikan yang mengedepankan
negara
dapat
mengembangkan
perbedaan kebutuhan dari individu menjadi arti
bangsanya.
Selain
itu,
peradaban
pendidikan
baru
yang
membutuhkan
merupakan salah satu proses mengubah sikap dan
kepemimpinan yang mewujudkan nilai baru. Di
tata laku seseorang melalui belajar mengajar dan
era globalisasi ini menumbuhkan kerjasama
pelatihan. Pendidikan merupakan usaha sadar
masyarakat yang demokratis dan berpartisipasi
1.620 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
aktif.
Pendidikan
yang
demokratis
adalah
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
pendidikan dengan menggunakan metode yang
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dapat menggali kemampuan siswa sehingga dapat
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik
berperan aktif dengan tidak mengesampingkan
serta psikologi peserta didik (Utomo Dananjaya,
perbedaan kemampuan intelektual, belajar, sikap,
2010: 30). Hal ini menjelaskan bahwa pada
dan minatnya.
kegiatan belajar mengajar siswa dituntut untuk
Berkaitan dengan pendidikan, Martini
aktif berpartisipasi sehingga dapat menjadikannya
Jamaris (2013: 3) menjelaskan bahwa pendidikan
lebih mandiri dalam menghadapi kehidupan
merupakan
proses
sebenarnya.
mentransfer
atau
pandangan
hidup,
yang
dilakukan
mengalihkan visi,
misi,
dalam
Muhibbin Syah (2013: 90) menjelaskan,
nilai-nilai, kepercayaan,
belajar
dapat
dipahami
sebagai
tahapan
kebudayaan, dan berbagai simbol yang digunakan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang
dalam
dan
relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
sehingga
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
komunikasi sosial antara generasi tua dan
proses kognitif. Hal ini berarti bahwa dengan
generasi muda dapat berjalan dengan lancar.
belajar, siswa mampu merubah dirinya menjadi
Sementara itu, Undang-Undang RI Nomor 20
lebih
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mempersiapkan diri sebagai generasi penerus
Bab I Pasal 1 dalam Muhibbin Syah (2013: 1)
bangsa yang bermartabat dan berkualitas.
mengekspresikan
teknologi
kepada
generasi
pengetahuan muda
baik
dan
lebih
terpelajar
guna
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha
Belajar merupakan kebutuhan hidup yang
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
mengupayakan dirinya untuk berkembang, karena
belajar dan proses pembelajaran agar peserta
sejak
didik secara aktif mengembangkan
potensi
melangsungkan hidup, menuju tujuan tertentu,
spiritual
baik secara sadar maupun tidak. Mohammad
dirinya,
untuk
keagamaan,
memiliki
pengendalian
kekuatan diri,
kepribadian,
Surya
lahir
(2004:
manusia
53)
memiliki
menyebutkan
dorongan
sekurang-
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
kurangnya ada empat kualitas belajar yang harus
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Hal
dikembangkan dalam diri siswa, yaitu (1) belajar
tersebut menjelaskan bahwa dalam pendidikan
untuk menjadi diri (learning to be), (2) belajar
memerlukan adanya proses belajar mengajar.
untuk belajar (learning to learn), (3) belajar
Proses belajar mengajar tersebut dilakukan oleh
untuk berbuat (learning to do), dan (4) belajar
siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai
untuk hidup bersama (learning to live together).
pendidik.
Kualitas belajar yang juga menjadi tujuan
Peraturan Pemerintah RI No. 19/2005,
pendidikan universal tersebut menjelaskan bahwa
pasal 19 menyebutkan, proses pembelajaran pada
sebaiknya proses pendidikan yang berlangsung
satuan
dapat meningkatkan pengalaman siswa dalam
pendidikan
diselenggarakan
secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
belajar
sehingga
menjadikannya
pusat
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
pembelajaran guna menemukan sendiri makna
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi .... (Maradona) 1.621
sendiri. Akan tetapi pada kenyataannya, proses
konsep-konsep yang dipelajarinya. Pada aktivitas belajar, kemampuan siswa
belajar yang dialami siswa nampaknya belum
untuk bertahan pada tugas, berpartisipasi secara
mengembangkan keaktifan belajarnya. Desmita
aktif dalam kegiatan belajar, dan memperhatikan
(2012:189) menjelaskan bahwa dalam konteks
merupakan
untuk
proses belajar, terlihat adanya fenomena peserta
memperkirakan keberhasilan mereka di sekolah.
didik yang kurang mandiri dalam belajar, yang
Belajar menjadi salah satu tugas dan kewajiban
dapat menimbulkan gangguan mental setelah
siswa agar dapat mencapai keberhasilan. Berhasil
memasuki pendidikan lanjutan, dan kebiasaan
atau tidaknya siswa dalam belajar disebabkan
belajar kurang baik. Sebagai contohnya adalah
beberapa faktor. Faktor tersebut dapat berasal dari
tidak
dalam diri siswa (internal) dan dari luar diri siswa
menjelang ujian, membolos, menyontek, dan
(eksternal).
mencari bocoran soal ujian.
alat
paling
penting
betah
dalam
belajar,
belajar
hanya
tidaknya
Jenjang pendidikan di Sekolah Dasar
pembelajaran di sekolah bergantung pada aktif
dibagi menjadi enam kelas. Kelas I, II, III disebut
tidaknya siswa dalam belajar. Keaktifan ini bukan
sebagai kelas rendah (kelas awal) dan kelas IV, V,
tentang aktif mengacuhkan pelajaran atau ramai
dan VI disebut sebagai kelas tinggi. Metode
dengan siswa lain, namun keaktifan yang
pembelajaran, kemandirian belajar, dan tingkat
berkualitas yang ditandai dengan banyaknya
keaktifan belajar pada kelas rendah dan kelas
respon dari siswa, banyaknya pertanyaan atau
tinggi berbeda-beda sesuai dengan karakter
jawaban seputar materi yang dipelajari dan ide-
siswanya. Kelas tinggi dianggap lebih mampu
ide yang mungkin muncul berhubungan dengan
untuk mandiri, aktif belajar, dan berpikir kritis.
konsep materi yang dipelajari. Hal ini sejalan
Berdasarkan pengamatan terhadap siswa kelas IV,
dengan
Rosalia
V, dan VI SD Negeri Tegalpanggung tahun ajaran
yang
2015/2016 didapatkan bahwa siswa kelas IV B
Selanjutnya,
yang
berhasil
dikemukakan
(www.zainalhakim.web.id,
oleh
25/01/2013)
menyebutkan bahwa keaktifan siswa selama
masih perlu motivasi lebih untuk aktif belajar.
proses belajar mengajar merupakan salah satu
Berdasarkan pengamatan selama bulan
indikator adanya keinginan atau motivasi siswa
Agustus – September 2015 pada siswa kelas
untuk belajar. Ia menambahkan, siswa dikatakan
tinggi khususnya kelas IV B di SD Negeri
memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri
Tegalpanggung
perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau
2015/2016, masih banyak siswa yang mengalami
siswa
kesulitan belajar. Hal ini dikarenakan pada saat
lain,
mau
mengerjakan
tugas
yang
Yogyakarta
pembelajaran
dan senang diberi tugas belajar.
konsentrasi pada materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat
ketika
proses
siswa
ajaran
diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan,
Siswa bukanlah penerima informasi yang
berlangsung,
tahun
pembelajaran,
kurang
siswa
pasif, yang menunggu diisi seperti botol kosong.
cenderung sering mengajak siswa lain untuk
Sejak awal mereka sudah aktif, menyelidiki, dan
bermain dan berbincang-bincang. Tidak sedikit
telibat dalam penciptaan pengetahuan mereka
pula siswa yang sering menangis karena berkelahi
1.622 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
siswa kurang memiliki perhatian terhadap materi
dan bertengkar di dalam kelas. Di samping itu, masih ada beberapa siswa
pelajaran dengan seksama. Hal ini terlihat ketika
yang kurang aktif dalam proses pembelajaran.
proses pembelajaran terdapat siswa yang berjalan
Hal ini dapat dilihat salah satunya dari aktif
kesana kemari dan mengganggu temannya. Selain
tidaknya siswa bertanya tentang materi pelajaran.
itu, motivasi belajar siswa juga kurang. Hal ini
Selama pengamatan, siswa kelas IV B di SD
tampak
Negeri Tegalpanggung Yogyakarta tergolong
pembelajaran.
dari
pasifnya
siswa
saat
proses
memiliki tingkat bertanya yang rendah. Jika guru
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap
memberikan kesempatan siswa untuk bertanya,
guru selama empat kali pada bulan Agustus 2015,
hanya sedikit yang mau bertanya. Hanya terdapat
guru tidak menggunakan media pembelajaran
dua hingga tiga siswa yang bertanya. Adapun
sehingga membuat siswa jenuh dan pasif. Metode
siswa bertanya namun materi pertanyaan bukan
pembelajaran
mengenai pelajaran yang diberikan gurunya
bervariasi.
melainkan tentang jam pulang sekolah. Bahkan
pembelajaran yang digunakan hanya dua metode.
ada
pula
siswa
yang
pada
saat
yang
digunakan
Selama
pengamatan,
METODE PENELITIAN
benda-benda
Jenis Penelitian
dimilikinya
kurang metode
proses
pembelajaran tersebut bermain sendiri dengan yang
juga
seperti
menggoyang-goyang bolpoin.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Siswa juga kurang antusias belajar. hal ini
kualitatif jenis deskriptif.
dikarenakan sekolah sedang dalam tahap renovasi gedung, maka kegiatan pembelajaran dilakukan
Waktu dan Tempat Penelitian
dengan membagi jam belajar menjadi dua waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
yaitu pagi hari untuk siswa kelas rendah dan kelas
November 2015. Penelitian dilaksanakan di SD
VI serta siang hari untuk siswa kelas IV dan V
Negeri Tegalpanggung Yogyakarta.
SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta. Siswa kelas IV yang pada saat itu masuk siang hari merasa enggan belajar karena cuaca panas dan kantuk mendera saat belajar.
Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B di SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta
Selain itu, siswa kelas IV B di SD Negeri
tahun ajaran 2015/2016.
Tegalpanggung Yogyakarta hanya memiliki buku paket yang dipinjamkan oleh sekolah. Siswa
Sumber Data
belum berusaha untuk mempelajari materi dari
Sumber data yang dipilih oleh peneliti
sumber lain selain penjelasan dari guru dan dari
adalah siswa kelas IV B dan guru kelas IV B di
buku
SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta.
paket
yang
dipinjamnya.
Hal
ini
dikarenakan sebagian besar siswa berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan hasil pengamatan lanjutan,
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi .... (Maradona) 1.623
Metode dan Instrumen Pengumpulan Data Metode pengumpulan data menggunakan observasi
yang
tidak
berperan
serta
Faktor-Faktor Internal yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung Tahun Ajaran 2015/2016
dan
Faktor internal yang mempengaruhi
wawancara semi terstruktur. Instrumen penelitian
keaktifan belajar siswa kelas IV B SD Negeri
ini adalah peneliti dibantu dengan pedoman
Tegalpanggung
observasi dan pedoman wawancara.
2015/2016 yaitu: (1) faktor fisiologis yang
Yogyakarta
tahun
ajaran
meliputi keadaan fisik (pancaindera) dan Teknik Analisis Data Penelitian
keadaan jasmani, dan (2) faktor psikologis
ini
menggunakan
teknik
yang meliputi perhatian, tanggapan, dan
analisis data model Milles dan Huberman yang
ingatan. Adapun penjelasan dari masing-
terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan
masing faktor dijabarkan pada pembahasan
penarikan kesimpulan.
berikut. Faktor fisiologis terdiri dari keadaan
Keabsahan Data
fisik
Uji keabsahan data menggunakan uji kredibilitas
yaitu
triangulasi
teknik
dan
triangulasi sumber.
(pancaindra)
dan
keadaan
jasmani.
Keadaan fisik (pancaindra) dalam hal ini meliputi keadaan pancaindra yang berfungsi dengan baik. Pancaindra tersebut antara lain mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit. Dalam
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dunia
sekolah,
pancaindra
yang
paling
mempengaruhi
memegang peranan penting adalah mata dan
keaktifan belajar siswa kelas IV B SD Negeri
telinga. Siswa kelas IV B di SD Negeri
Tegalpanggung Yogyakarta terbagi menjadi dua
Tegalpanggung Yogyakarta memiliki keadaan
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
fisik (pancaindra) yang normal dan berfungsi
internal yang mempengaruhi keaktifan belajar
dengan
siswa kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung
menggunakan alat bantu penglihatan, alat
Yogyakarta adalah:
bantu pendengaran, kursi roda, atau penyangga
1) faktor fisiologis (keadaan fisik dan jasmani)
kaki. Pada saat di kelas tiga, terdapat siswa
2) faktor psikologis (perhatian, ingatan, dan
yang memiliki riwayat minus pada mata
Faktor-faktor
yang
Tidak
ada
siswa
yang
namun saat ini (di kelas empat) sudah tidak
tangapan) Faktor eksternal
baik.
yang mempengaruhi
menggunakan kacamata lagi (mata siswa sudah
keaktifan belajar siswa kelas IV B SD Negeri
normal
kembali).
Siswa
tersebut
dapat
Tegalpanggung Yogyakarta adalah:
mengikuti proses pembelajaran dengan mata
1) faktor nonsosial (tempat dan fasilitas)
normal. Keadaan fisik (pancaindra) yang
2) faktor sosial (guru dan teman sebaya)
normal dan berfungsi dengan baik menjadi faktor pendukung keaktifan belajar siswa. Hal ini terlihat dari adanya proses pembelajaran yang berjalan lancar. Hasil penelitian tersebut
1.624 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumadi
Pendapat
Suryabrata (2014: 236) yaitu keadaan fungsi
dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata (2014:
fisiologis
235) yaitu keadaan tonus jasmani pada
tertentu
terutama
fungsi-fungsi
tersebut
sejalan
umumnya
dalam belajar, di mana pancaindera yang
melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan
berfungsi dengan baik merupakan syarat
jasmani yang segar akan lain pengaruhnya
dapatnya belajar itu berlangsung dengan baik.
dengan keadaan jasmani yang kurang segar;
Oleh
fisik
keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya
tidak
daripada yang tidak lelah. Oleh karena itu,
mengalami gangguan maka membuat proses
apabila keadaan jasmani kurang sehat maka
pembelajaran berjalan dengan lancar.
akan mengganggu aktivitas siswa termasuk
(pancaindra)
itu,
apabila
siswa
Keadaan
keadaan
normal
jasmani
dan
dalam
belajar
dapat
yang
pancaindera merupakan salah satu faktor
karena
ini
dengan
dikatakan
aktivitas belajarnya. Jasmani siswa yang
digambarkan dari segar atau tidaknya tubuh
kurang
sehat
atau
kurang
segar
dapat
siswa. Keadaan jasmani pada hasil penelitian
menghambatnya untuk aktif selama proses
ini ditandai dengan kondisi siswa yang
pembelajaran di sekolah.
kelelahan setelah olahraga/bermain pada jam
Faktor psikologis yang mempengaruhi
istirahat dan seringnya menguap/mengantuk
keaktifan belajar siswa yaitu perhatian. Siswa
saat
kelas
pembelajaran
berlangsung.
Setelah
IV
B
SD
Negeri
Tegalpanggung
berolahraga dan bermain saat jam istirahat,
Yogyakarta memiliki perhatian yang baik. Hal
siswa merasa kelelahan sehingga pada saat
ini terlihat adanya siswa yang memperhatikan
kegiatan pembelajaran tidak dapat konsentrasi
penjelasan
belajar. Di samping itu, ada siswa yang sering
membuatnya fokus dan konsentrasi belajar
menguap bahkan mengantuk saat pembelajaran
selama di sekolah. Adapula siswa yang
berlangsung karena pada malam harinya
bertanya
mereka sulit tidur atau tidur terlalu larut
memahami materi yang disampaikan oleh
malam. Oleh karena itu, mereka tidak dapat
guru. Setelah selesai menyampaikan materi
mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini
pun guru memberikan pertanyaan untuk
sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 54-72)
mengukur
yang menyatakan bahwa faktor jasmaniah
memperhatikan penjelasan materi dari guru
yang mempengaruhi yaitu faktor kesehatan dan
atau tidak. Hampir seluruh siswa dapat
cacat tubuh. Ia menambahkan, proses belajar
menjawab pertanyaan dari guru dan tampak
seseorang akan terganggu jika kesehatan
hanya lima siswa yang tidak dapat menjawab
seseorang terganggu, selain itu ia cepat lelah,
dengan
kurang
pusing,
dikatakan bahwa siswa memiliki perhatian
mengantuk jika badannya lemah, kurang darah
yang baik saat pembelajaran berlangsung.
ataupun
gangguan-gangguan/kelainan-
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang
kelainan fungsi alat indera serta tubuhnya.
dikemukakan oleh Slameto (2010: 56) bahwa
bersemangat,
ada
mudah
materi
untuk
dari
lebih
apakah
benar.
guru
mendalami
siswa
Dengan
sehingga
dan
benar-benar
demikian,
dapat
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi .... (Maradona) 1.625
untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,
materi yang diberikan. Adapun cara guru untuk
maka siswa harus
mempertajam
mempunyai
perhatian
ingatan
siswa
adalah
siswa
terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan
diberikan pertanyaan mengenai materi yang telah
pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka
diajarkan pada setiap akhir pembelajaran dan
timbullah kebosanan, sehingga ia tidak lagi
meminta siswa untuk mempelajari kembali pada
suka belajar. Hal yang sama juga disampaikan
setiap malam atau sepulang sekolah. Hal tersebut
oleh Dollar and Miller (Abin Syamsudin,
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumadi
2015: 164) yang mengatakan bahwa adanya
Suryabrata (2014: 46) bahwa salah satu cara
perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa
untuk mempermudah menghafal atau mencamkan
harus memperhatikan sesuatu (the learner must
yaitu pembagian waktu belajar yang tepat
notice something).
menambah pencaman dan penggunaan metode
Faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar yang tepat dapat mempertinggi pencaman.
keaktifan belajar siswa yang kedua yaitu
Pencaman
tanggapan. Siswa kelas IV B SD Negeri
berfungsinya ingatan. Pencaman itu sendiri
Tegalpanggung
artinya adalah penerimaan kesan-kesan.
Yogyakarta
menunjukkan
merupakan
salah
satu
aspek
adanya tanggapan yang baik. Hal ini dapat
Faktor-faktor psikologis tersebut menjadi
dilihat dari adanya siswa yang percaya diri
faktor dominan yang mempengaruhi keaktifan
untuk menjawab pertanyaan dari guru, adanya
belajar siswa. Hal ini dikarenakan keaktifan
siswa yang berani menanggapi jawaban dari
belajar pada setiap proses pembelajaran terdapat
siswa
aktivitas
lain,
adanya
siswa
yang
berani
yang melibatkan faktor perhatian,
menyempurnakan jawaban dari siswa lain, dan
ingatan, dan tanggapan. Aktivitas yang tampak
adanya siswa yang berani bertanya materi yang
dari hasil penelitian ini antara lain kegiatan
belum dipahami. Hasil penelitian tersebut
memperhatikan
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sumadi
bertanya,
Suryabrata
mengulang
(2014:
39)
yaitu
tanggapan
memainkan peranan penting dalam belajarnya
penjelasan
kegiatan
materi,
menanggapi,
kembali
materi
yang
kegiatan kegiatan pernah
diajarkan, dan kegiatan memecahkan masalah.
atau berkembangnya anak didik karena itu tanggapan harus dikembangkan dan dikontrol sebaik-baiknya. Faktor
psikologis
ketiga
yang
Faktor-Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung Tahun Ajaran 2015/2016 Faktor eksternal
yang mempengaruhi
mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah
keaktifan belajar siswa kelas IV B SD Negeri
ingatan.
Tegalpanggung
Siswa
kelas
IV
B
SD
Negeri
Yogyakarta
tahun
ajaran
Tegalpanggung Yogyakarta memiliki ingatan
2015/2016 yaitu faktor nonsosial dan faktor
yang cukup bagus dan cukup kuat. Bapak guru
sosial. Faktor nonsosial terdiri dari tempat dan
MG selalu memotivasi siswa untuk mengulangi
fasilitas. Sedangkan faktor sosial terdiri dari guru
kembali pelajaran yang telah diberikan dan
dan teman sebaya.
sebelum memulai pelajaran selalu menanyakan
Faktor nonsosial yang pertama adalah
1.626 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
faktor
tempat.
Tempat
mempengaruhi
keaktifan belajar siswa yaitu faktor guru dan
keaktifan belajar siswa. Hal ini terlihat dari
teman
ruang kelas yang jauh dari suara kendaraan
pendukung kegiatan belajar mengajar sehingga
yang lalu lalang, pengaturan tempat duduk
dapat berjalan dengan lancar. Guru mampu
yang bergantian dengan cara bergeser ke kiri,
mengaktifkan
dan ruang kelas yang segar sehingga membuat
pembelajaran. Adanya metode pembelajaran
siswa merasa nyaman belajar di kelas. Dengan
guru yang bervariasi, perhatian guru terhadap
kata lain, faktor tempat menjadi faktor
seluruh siswa, motivasi dari guru, cara
pendukung keaktifan belajar siswa kelas IV B
penyampaian
SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta. Hasil
pembelajaran yang digunakan guru, dan sikap
penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan
guru terhadap seluruh siswa menjadi faktor
oleh Sumadi Suryabrata (2014: 233) bahwa
pendukung keaktifan belajar siswa. Hal ini
letak sekolah atau tempat belajar misalnya
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dimyati
harus memenuhi syarat seperti di tempat yang
dan Mudjiono (2013: 248) yang menyebutkan
tidak terlalu dekat kepada kebisingan atau
bahwa faktor yang berpengaruh pada proses
jalan ramai agar dapat membantu proses
belajar siswa adalah faktor ekstern salah
belajar secara maksimal.
satunya yaitu guru sebagai pembina siswa
sebaya.
Guru
siswa
materi
merupakan
dalam
dari
guru,
faktor
proses
media
Fasilitas juga mendukung keaktifan
belajar. Sebagai pendidik, ia memusatkan
belajar siswa. Fasilitas yang dimaksudkan
perhatian pada kepribadian siswa, khususnya
antara lain tersedianya buku paket dari
berkenaan
perpustakaan, alat tulis pribadi, ruangan bersih,
Kebangkitan belajar tersebut merupakan wujud
dan papan tulis kelas yang bersih tiap kali
emansipasi diri siswa. Sebagai guru yang
pergantian mata pelajaran. Adanya fasilitas
pengajar, ia bertugas mengelola kegiatan
yang memadai membuat belajar siswa berjalan
belajar siswa di sekolah. Sementara itu,
dengan lancar. Hasil penelitian ini sesuai
Slameto (2010: 65) menyebutkan bahwa
dengan pernyataan Sumadi Suryabrata (2014:
metode mengajar itu mempengaruhi belajar
233) bahwa salah satu yang termasuk dalam
siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
faktor nonsosial dalam belajar yang tak
maka metode mengajar harus diusahakan yang
terhitung jumlahnya
setepat, efisien, dan efektif mungkin.
yaitu alat-alat
yang
dipakai untuk belajar seperti alat tulis, buku, dan
alat-alat
pelajaran.
Sejalan
dengan
dengan
kebangkitan
belajar.
Faktor sosial kedua yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah teman sebaya. Hal
68)
ini terlihat dari adanya gangguan teman sebaya
yang
pada saat proses pembelajaran berlangsung ada 4
memperlancar
orang siswa yang suka membuat gaduh pada saat
penerimaan bahan pelajaran yang diberikan
proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan yang
kepada siswa.
dikemukakan oleh Sumadi Suryabrata (2014:
pendapat
tersebut,
Slameto
(2010:
menyebutkan bahwa alat pelajaran lengkap
dan
Faktor
tepat
sosial
akan
yang
mempengaruhi
233) yaitu kehadiran orang pada waktu seseorang
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi .... (Maradona) 1.627
sedang belajar, banyak sekali
mengganggu
Tegalpanggung
Yogyakarta
tahun
ajaran
belajar. Kehadiran seseorang dalam hal ini adalah
2015/2016 adalah faktor nonsosial yaitu
teman sekelasnya (teman sebayanya)
yang
tempat dan fasilitas serta faktor sosial yaitu
berjalan-jalan atau yang mengajak berbincang-
guru dan teman sebaya. Tempat, fasilitas, dan
bincang. Sejalan dengan pendapat tersebut,
guru menjadi faktor pendukung keaktifan
Dalyono (2009: 60) menambahkan, teman sebaya
belajar
yang
menjadi
termasuk
dalam
masyarakat
juga
memberikan pengaruh belajar pada siswa. teman yang pintar dan rajin belajar, akan membuat siswa untuk
mengikuti
temannya
untuk
belajar,
siswa. faktor
Sedangkan
teman
yang dapat
sebaya
mengganggu
keaktifan belajar siswa. 3) Faktor dominan yang mempengaruhi keaktifan belajar
siswa
begitupun sebaliknya. Apabila teman sebayanya
Tegalpanggung
malas belajar, lambat laun siswa tersebut juga
psikologis.
kelas
IV
Yogyakarta
B
SD
Negeri
adalah
faktor
akan mengikuti kebiasaan malas belajar dari temannya.
Saran Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka
SIMPULAN DAN SARAN
peneliti
memberikan
saran
yaitu:
1)
guru
Simpulan
hendaknya selalu memberikan motivasi kepada dan
siswa agar siswa menjadi lebih aktif belajar, dan
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa faktor-
2) sekolah hendaknya melengkapi fasilitas belajar
faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar
sehingga dapat membantu siswa agar dapat
siswa kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung
meningkatkan
Yogyakarta terdiri dari dua aspek yaitu:
tersebut nantinya dapat menunjang siswa untuk
1) Faktor-faktor internal yang mempengaruhi
lebih aktif belajar.
Berdasarkan
hasil
penelitian
keaktifan
belajarnya
Fasilitas
keaktifan belajar siswa kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung
Yogyakarta
tahun
2015/2016 adalah faktor fisiologis meliputi
keadaan
ajaran yang
fisik (pancaindra) dan
jasmani, dan faktor psikologis yang meliputi perhatian, tanggapan, dan ingatan. Faktor fisiologis yaitu keadaan fisik (pancaindra), faktor psikologis yaitu perhatian, tanggapan, dan
ingatan
menjadi
faktor
pendukung
keaktifan belajar siswa. Sedangkan keadaan jasmani menjadi faktor penghambat keaktifan belajar siswa. 2) Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B SD Negeri
DAFTAR PUSTAKA Abin Syamsudin Makmun. (2005). Psikologi Kependidikan: Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Dimyati dan Mudjiono. (2013). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
1.628 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 17 Tahun ke-5 2016
Martini Jamaris. (2013). Orientasi dalam Psikologi Pendidikan. Bogor: Ghalia Indonesia. Mohammad Surya. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka Bani Quraisy. Muhibbin Syah. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Utomo Dananjaya. (2010). Media Pembelajaran Aktif. Bandung: PT. Nuansa. Zainal Hakim. (2013). Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran. Diambil dari www.zainalhakim.web.id./keaktifansiswa-dalam-proses-pembelajaran. html, pada tanggal 3 September 2015.