FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKUITAS MEREK PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, AGROTEKNOLOGI DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
DAHLAN RAMDHANI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA* Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya berjudul Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekuitas Merek Program Studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Universitas Padjadjaran adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bandung,
April 2015
Dahlan Ramdhani H251120304
RINGKASAN DAHLAN RAMDHANI. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekuitas Merek Program Studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Universitas Padjadjaran. Dibimbing oleh MA’MUN SARMA dan MUKHAMAD NAJIB. Kondisi pertanian saat ini tidak menunjukan keadaan yang menggembirakan. Secara umum, sektor pertanian belum berkembang menjadi industri moderen yang menarik dan memberikan keuntungan yang menjanjikan. Bahkan sektor pertanian lokal tampak tidak kompetitif dengan masuknya berbagai macam komoditas pertanian impor. Belum lagi alih fungsi lahan yang menyebabkan berkurangnya lahan pertanian produktif. Tak terkecuali pada bidang SDM pertanian, bidang pertanian semakin ditinggalkan oleh kalangan berpendidikan tinggi. Sektor pertanian tidak mampu memberikan perbedaan upah (wage differential) dan jaminan sukses bekerja di bidang pertanian lebih rendah dibanding sektor lain. Hal ini bisa dilihat dari penurunan minat siswa SMA terhadap program studi pendidikan tinggi terkait pertanian dari tahun ke tahun yang kemudian menjadi obyek penelitian ini. Namun demikian permasalahan penurunan minat tidak bisa dinilai dari aspek kebijakan pertanian saja. Aspek persaingan dalam dunia pendidikan, psikologi sosial dan kepribadian siswa atau faktor-faktor lain dapat menjadi faktor penentu pilihan studi siswa. Tujuan penelitian ini menganalisis faktor dominan dari faktor-faktor yang menjadi preferensi siswa dan mahasiswa terhadap program studi terkait pertanian dalam perspektif pemasaran pendidikan tinggi dengan menggunakan pendekatan ekuitas merek berbasis konsumen (Consumer-based Brand Equity). Pendekatan konsumen memungkinkan untuk diadopsi untuk kesuksesan pencapaian tujuan pendidikan dan keberlangsungan hidup organisasi sendiri. Obyek penelitian adalah Program Studi (PS) Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Universitas Padjadjaran. Data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data primer hasil survei dari kuesioner yang dibagikan kepada responden. Responden terbagi menjadi dua kelompok : 1) Responden siswa SMA; 2) Responden mahasiswa di tiga program studi. Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PLS (Partial Least Square) dengan piranti lunak SmartPLS V3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menurut kelompok responden siswa SMA ekuitas merek program studi dimaksud tidak tinggi. Ketiga program studi memiliki ekuitas yang saling berdekatan. Namun terdapat peningkatan nilai menurut kelompok responden mahasiswa dengan nilai yang berdekatan. Untuk kelompok responden siswa SMA, faktor promosi merupakan faktor paling signifikan yang memprediksi ketiga ekuitas merek program studi. Faktor lokasi secara parsial mempengaruhi persepsi siswa SMA terhadap PS Agroteknologi kemudian faktor citra sosial mempengaruhi siswa SMA terhadap PS Peternakan. Berbeda dengan kelompok responden siswa SMA, pada kelompok responden mahasiswa hanya ada satu faktor yang signifikan yang memprediksi ekuitas merek dan terjadi pada PS Agribisnis dan Peternakan, yaitu faktor harga (biaya SPP). Kata kunci : Ekuitas Merek, Pendidikan Tinggi, Program Studi, Agrikultur
SUMMARY DAHLAN RAMDHANI. Factors Affecting Brand Equity of Agribusiness, Agrotechnology and Animal Husbandry Study Programs of Padjadjaran University. Suprvised by MA’MUN SARMA and MUKHAMAD NAJIB. Agricultural conditions don’t perform an encouraging situation. In general, the agricultural sector has not developed into an attractive modern industry and provide promising benefits. Even the local agricultural sector seems not to be competitive with the entry of a wide variety of imported agricultural commodities. The other main problem is the land conversion that reduces the productive agricultural land. Also in human resouces agriculture field, agriculture is being abandoned by the highly educated people. The agricultural sector is unable to provide the difference in wages and the guarantee of successful work in agriculture that is lower than other sectors. This can be seen from the decreasing the interest of high school students to higher education study programs related to agriculture from year to year, which later became the object of this study. However, the problem can not be assessed from the aspects of agricultural policy alone. Aspects of competition in education, social and personality psychology students or other factors may be the influencing factor of the students' choice. The purpose of this study is to analyze the dominant factor of factors into student and student preferences for agriculture-related courses in higher education marketing perspective using consumer-based brand equity approach (Consumerbased Brand Equity). Consumer approach allows for adoption to the success of achieving the goals of education and the survival of the organization itself. Object of research are the Agribusiness study program, Agrotechnology and Animal Husbandry, of Padjadjaran University. The data used for this study is primary data from a questionnaire survey distributed to respondents. Respondents were divided into two groups: 1) Respondents high school students; 2) Respondents students each study program. The method used in this research study is PLS (Partial Least Square) with software SmartPLS V3. The results of this study indicate that according to the group of high school students brand equity study program is not high. All three programs have near score equity one to another. However there is an increasing value according to the respondent group of university students with near value anyway. For the group of high school students, promotion factor is the most significant factor that predicts brand equity of all three study program. Location factor influences high school students' perceptions of Agrotechnology partially then social image factor affects high school students’s perception of Animal Husbandry . In contrast to the group of high school students, from the group of university students there is only one significant factor that predicts brand equity and occurs in Agribusiness and Animal Husbandry, that is price factor (tuition fees). Keywords: Brand Equity, Higher Education, Study Program, Agriculture
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKUITAS MEREK PROGRAM STUDI AGRIBISNIS, AGROTEKNOLOGI DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
DAHLAN RAMDHANI
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr.Ir.Muhammad Syamsun, M.Sc.
Judul Tesis : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ekuitas Merek Program Studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Universitas Padjadjaran Nama : Dahlan Ramdhani NIM : H251120304 Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr.Ir.Ma’mun Sarma, MS, M.Ec Ketua
Dr.Mukhamad Najib, STP, MM Anggota
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Ilmu Manajemen
Mengetahui Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr.Ir.Jono M.Munandar,M.Sc
Dr.Ir.Dahrul Syah, MScAgr
Tanggal Ujian: 29 April 2015
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada hadlirat Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tesis ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S2 dan memperoleh gelar Magister Sains dari Program Studi Ilmu Manajemen di Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Ma’mun Sarma, MS, M.Ec dan Dr.Mukhamad Najib, STP, MM selaku komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan yang sangat bermanfaat bagi penulisan tesis ini. Terima kasih juga untuk Dr.Ir.Muhammad Syamsun, M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan arahan bagi penulis. Demikian juga ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi untuk ibu saya tercinta Markinawati, kakak-kakak dan keponakan-keponakan saya, semua dosen yang telah mengajar penulis, rekan-rekan kuliah yang senantiasa membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di Kelas Magister Program Studi Ilmu Manajemen IPB dan staf administrasi program studi dan sekolah pascasarjana yang senantiasa mendukung. Ungkapan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak yang terkait dengan obyek penelitian, tidak terkecuali kepada Kepala Program Studi Agribisnis Unpad, Kepala Program Studi Agroteknologi Unpad, Dekan Fakultas Peternakan Unpad, Kepala Sekolah SMAN 1 Bandung, Kepala Sekolah SMAN 8 Bandung, Kepala Sekolah SMAN 12 Bandung dan Kepala Sekolah SMA BPI 1 Bandung. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bandung,
April 2015
Dahlan Ramdhani
DAFTAR ISI DAFTAR ISI
i
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian
1 1 3 3 4 4
2
TINJAUAN PUSTAKA Ekuitas Merek Kesan Kualitas Kepedulian Merek Asosiasi Merek Loyalitas Merek Pendidikan Tinggi pada Program Studi Agroteknologi, Agribisnis dan Peternakan Penelitian Terdahulu Pengaruh Antar Variabel
5 5 6 6 7 7 7 8 9
3
METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Teoritis Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Populasi dan Sampel Metode Pengolahan dan Analisis Data
12 12 14 14 14 16
4
HASIL DAN PEMBAHASAN Tridharma Pendidikan Tinggi Profil Singkat Program Studi Karakteristik Responden Siswa dan Mahasiswa Ekuitas Merek Program Studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad Model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad
19 19 19 21
iii
i
21 22 24 26 28
Model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agroteknologi Unpad 29 Model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad 31 Pembahasan 33 Implikasi Manajerial 34 5
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran
36 36 36
DAFTAR PUSTAKA
38
LAMPIRAN
41
RIWAYAT HIDUP
61
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad 2010 s.d 2014 Variabel-variabel Penelitian Sistem Kluster PPDB SMAN di Kota Bandung Parameter Analisis PLS Karakteristik Responden Nilai Ekuitas Merek Evaluasi analisis outer model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Evaluasi analisis inner model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Evaluasi analisis outer model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Evaluasi analisis inner model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Evaluasi analisis outer model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Evaluasi analisis inner model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Evaluasi analisis outer model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad Evaluasi analisis inner model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad Evaluasi analisis outer model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agroteknologi Unpad Evaluasi analisis inner model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden mahasiswa PS Agroteknologi Unpad Evaluasi analisis outer model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad
ii
2 13 15 17 21 22 23 23 24 25 26 27 28 29 30 30 31
18 Evaluasi analisis inner model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad 32
DAFTAR GAMBAR 1 2
Kerangka Pemikiran Teoritis 12 Diagram Jalur antar Faktor-faktor, Dimensi-dimensi dan Ekuitas Merek Program Studi Pertanian dan Peternakan 13
DAFTAR LAMPIRAN 1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Tabel Rasio Persaingan Seleksi Masuk Calon Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Agribisnis dan Peternakan Universitas Padjadjaran pada SNMPTN 2012 dan 2013 Kuesioner Penelitian Kelompok Responden sesuai Program Studi Ukuran Variabel Laten dan Indikator dalam Model yang Digunakan Model Awal Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Model Akhir Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Model Awal Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Model Akhir Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Model Awal Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Model Akhir Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Model Awal Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad Model Akhir Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad Model Awal Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agroteknologi Unpad Model Akhir Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agroteknologi Unpad Model Awal Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad Model Akhir Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad
iii
42 44 47 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor strategis dengan perannya sebagai penyedia kebutuhan pangan. Terlebih lagi dengan dukungan kekayaan alam yang dimiliki, seharusnya menjadi modal bagi pengembangan pertanian, baik yang dilakukan pemerintah sebagai pembuat kebijakan ataupun swasta sebagai pelaku usaha. Institusi pendidikan dalam hal ini juga merupakan salah satu pihak yang berperan serta dalam pengembangan pertanian. Institusi pendidikan melahirkan sumber daya manusia (SDM) handal yang dibutuhkan di sektor pertanian dan bidang-bidang turunannya, seperti industri pengolahan bahan pangan, pemasaran dan distribusi makanan jadi. Berbanding terbalik dengan harapan di atas, realitas justru menampilkan kemandekan bahkan kemunduran bidang pertanian. Khususnya dalam bidang SDM pertanian, Supriyati (2010) menjelaskan sektor pertanian ini kurang diminati oleh mereka yang berpendidikan tinggi dikarenakan : (a) Sektor pertanian tidak mampu memberikan perbedaan upah (wage differential) dan tidak menuntut persyaratan tingkat pendidikan tertentu sementara sektor non pertanian (modern sector) mampu memberikan perbedaan upah yang nyata dan tingkat pendidikan secara jelas yang menjadi akses ke sektor moderen; (b) Jaminan untuk sukses bekerja di sektor pertanian lebih rendah dibanding dengan sektor pertanian, baik dari sisi besaran upah yang diberikan maupun dari sisi prospek jenjang status pekerjaan. Hal di atas bisa dilihat berkurangnya minat siswa SMA terhadap program studi terkait pertanian. Fakultas Pertanian dan fakultas peternakan termasuk salah satu dari fakultas dengan program studi yang mengalami penurunan peminat dari tahun ke tahun sehingga mengakibatkan tidak terpenuhinya daya tampung (student body). Pada tahun 2007, Kementerian Pendidikan Nasional melalui Direktorat Pendidikan Tinggi merevitalisasi beberapa program studi, termasuk beberapa di antaranya program-program studi yang ada di fakultas pertanian dan fakultas peternakan. Program studi Agronomi, Holtikultura, Pemuliaan Tanaman, Arsitektur Lanskap, Budidaya Pertanian, Ilmu Tanah dan Hama Penyakit Tanaman digabung ke dalam program studi Agroteknologi. Program studi Sosial Ekonomi Pertanian, Agribisnis, Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga digabung ke dalam program studi Agribisnis. Program studi Nutrisi dan Makanan Ternak, Produksi Ternak, Sosial Ekonomi Peternakan dan Teknologi Hasil Ternak digabung ke dalam program studi Peternakan. Upaya-upaya revitalisasi tersebut telah dilakukan namun sepertinya hasil dari kebijakan Dikti ini belum berjalan secepat yang diharapkan. Data lima tahun terakhir yang dimiliki Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad), menunjukkan masih adanya kursi kosong pada saat penerimaan mahasiswa baru. Apabila pihak fakultas tidak mengambil langkah, tentunya jumlah kekosongan ini akan semakin kentara. Data dimaksud dapat dilihat pada Tabel 1.
2
Tabel 1. Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad Tahun 2010 s.d 2014 Tahun 2010 2010 2010 2011 2011 2011 2012 2012 2012 2013 2013 2013 2014 2014 2014
Jenis seleksi SNMPTN SBMPTN/SMUP Bidik Misi/Prestasi SNMPTN SBMPTN/SMUP Bidik Misi/Prestasi SNMPTN SBMPTN/SMUP Bidik Misi/Prestasi SNMPTN SBMPTN/SMUP Bidik Misi/Prestasi SNMPTN SBMPTN/SMUP Bidik Misi/Prestasi
PS Agribisnis Unpad Daya Mahasiswa Tampung Registrasi 100 89 75 56 75 15 77 74 45 35 20 17 155 156
PS Agroteknologi Unpad Daya Mahasiswa Tampung Registrasi 135 169 120 79 120 28 135 117 80 49 34 30 258 241
180
161
300
264
60 60
57 55 26
120 120
113 108 42
PS Peternakan Unpad Daya Mahasiswa Tampung Registrasi 270 202 50 77 39 40 250 177 66 65 47 47 135 84 100 203 35 55 270 178 180 149 102 102 131 117 166 124 88 80
Sumber : Data primer, 2014 Tentunya banyak penjelasan yang bisa diajukan dalam permasalahan turunnya minat terhadap program studi terkait pertanian dan peternakan. Dalam konteks implementasi manajemen bisnis moderen pada pendidikan tinggi, pelibatan aktivitas pemasaran bukanlah hal yang baru walaupun ada perdebatan mengenai ketidaktepatan labelisasi pendidikan sebagai sebuah produk komersial yang dipengaruhi hukum pasar. Namun realita yang ada mengajarkan pembelajaran organisasi bahwa pendekatan konsumen memungkinkan untuk diadopsi untuk kesuksesan pencapaian tujuan pendidikan dan keberlangsungan hidup organisasi itu sendiri (Maringe and Gibbs 2009). Dengan pendekatan konsumen, pengelola program studi pertanian dan peternakan dituntut memahami keinginan dan kebutuhan mahasiswa sebagai peserta didik dan mendesain pembelajaran (learning) sesuai dengan kebutuhan dan latar belakang mahasiswa. Saat ini belum diketemukan kajian penilaian program studi pertanian dan peternakan dalam asumsinya sebagai produk jasa di sisi siswa SMA dan mahasiswa. Asumsi ini menempatkan siswa SMA dan mahasiswa sebagai calon konsumen dan konsumen yang bertindak rasional yang bisa jadi penilaian mereka tentang program studi pertanian dan peternakan berbeda dengan pemangku kepentingan pertanian, dalam hal ini pengelola program studi dan pemerintah. Penilaian siswa SMA dan mahasiswa tersebut menjadi penting karena merupakan penilaian yang obyektif dan bisa menjadi bahan masukan bagi evaluasi dan perbaikan program studi. Salah satu pendekatan yang relevan dan komprehensif untuk mendekati permasalahan ini adalah pendekatan ekuitas merek berbasis konsumen (Customer-Based Brand Equity). Pendekatan CBBE menggunakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan superioritas sebuah produk yang menyandang sebuah nama merek ketika dibandingkan dengan yang lain (Lassar et al. 1995). Dengan adanya upaya investigasi faktor-faktor yang mendukung pada program studi yang mudah dikenali, berkualitas, berasosiasi dengan konsumen dan menciptakan loyalitas yang semuanya ada dalam program studi yang memiliki ekuitas merek, maka diharapkan ditemukan faktor-faktor
3
signifikan untuk menjelaskan penurunan minat terhadap program studi terkait pertanian dan peternakan.
Rumusan Masalah Perspektif lain diperlukan dalam mengamati penurunan minat terhadap program studi pertanian dan peternakan, selain cara pandang kebijakan ekonomi ketenagakerjaan yang bersifat makro dan satu arah ataupun nilai-nilai ideal dan sosial yang melekat pada pendidikan. Perspektif yang dimaksud adalah perspektif pemasaran pendidikan tinggi (marketing of higher education). Pendekatan yang dipilih adalah pendekatan Consumer Based Brand Equity (CBBE) dimana pendekatan ini memiliki perangkat yang memungkinkan diperoleh penilaian komprehensif dari banyak dimensi yang dilatarbelakangi faktor-faktor pemasaran maupun non pemasaran. Ekuitas merek adalah nilai idealitas yang menunjukan jalan yang harus ditempuh oleh pengelola program studi agar program studinya dapat dikenal baik, disukai dan dipilih. Program studi yang dipilih adalah program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad) dengan pertimbangan Unpad sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) bereputasi di Jawa Barat. Ketiga program studi dimaksud merupakan hasil penataan dan kodifikasi dari program studi-program studi sebelumnya. Ketiga program studi Unpad ini pun memiliki tingkat persaingan yang relatif tinggi dibanding program studi sejenis di PTN lain pada tahun 2012 sebagaimana yang bisa dilihat dalam Lampiran 1. Dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka cukup signifikan, jika program studi di universitas dimaksud dipilih sebagai obyek penelitian. Merujuk dari latar belakang penelitian, dapat dirumuskan bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah : a. Bagaimana gambaran ekuitas merek program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad di mata siswa SMU kelas XII dan mahasiswa semester 3 ke atas dari program studi tersebut? b. Bagaimana pengaruh dimensi kesan kualitas (perceived quality), kepedulian merek (brand awareness), asosiasi merek (brand association) dan loyalitas merek (brand loyalty) terhadap ekuitas merek program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad ? c. Bagaimana pengaruh faktor-faktor upaya pemasaran maupun yang bukan upaya pemasaran terhadap ekuitas merek program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad melalui dimensi-dimensi yang ada ? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mendeskripsikan ekuitas merek program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad. 2. Menganalisis pengaruh dimensi kesan kualitas (perceived quality), kepedulian merek (brand awareness), asosiasi merek (brand association) dan loyalitas
4
merek (brand loyalty) program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad. 3. Menganalisis pengaruh faktor-faktor upaya pemasaran maupun yang bukan upaya pemasaran terhadap terhadap ekuitas merek program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad melalui dimensi-dimensi yang ada.
Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah : 1. Teoritis : Menjadi referensi bagi mahasiswa serta pembaca lainnya tentang penilaian brand equity program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan. 2. Aplikatif : a. Menjadi media untuk mengaplikasikan berbagai teori manajemen pemasaran yang telah dipelajari. b. Memberikan gambaran ekuitas merek sebagai pertimbangan untuk pengembangan dan penyempurnaan strategi pemasaran fakultas pertanian dan peternakan di masa mendatang.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi ekuitas merek program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad menurut adaptasi model ekuitas merek David Aaker. Obyek penelitian yang dibahas adalah ekuitas merek program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad dengan mengambil dua kelompok responden yaitu siswa SMU kelas XII di Kota Bandung sebagai calon konsumen dan mahasiswa semester 3 program studi dimaksud dengan pertimbangan pengalaman (experience) yang telah diperoleh.
5
2 TINJAUAN PUSTAKA
Ekuitas Merek American Marketing Association mendefinisikan merek sebagai “nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing” (Kotler dan Keller 2009). Erdem et al. (1999) mendefinisikan ekuitas merek sebagai “nilai tambah perusahaan, perdagangan, atau konsumen yang mana sebuah merek mendukung produk’’. Menurut Tjiptono (2011), salah satu definisi ekuitas merek yang paling banyak dikutip adalah definisi versi David Aaker yang menyatakan bahwa ekuitas merek adalah “serangkaian aset dan kewajiban ( liabilities ) merek yang terkait dengan sebuah merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan sebuah produk atau jasa kepada perusahaan dan atau pelanggan perusahaan tersebut“. Menurut Keller and Lehman (2006), terdapat tiga perspektif yang utama dan berbeda yang dipertimbangkan dalam mengkaji ekuitas merek. a. Customer based. Dalam sudut pandang konsumen, ekuitas merek adalah bagian dari perhatian terhadap produk tertentu dari perusahaan tertentu yang dibangkitkan bagian ‘ non-obyektif “ dari produk yang ditawarkan, atau dengan kata lain tidak melalui atribut produk. b. Company based. Dari sudut pandang perusahaan, merek yang kuat melayani banyak kegunaan, termasuk pembuatan periklanan dan promosi menjadi lebih efektif, membantu distribusi yang aman, mencegah produk dari kompetitor, dan memfasilitasi pertumbuhan dan ekspansi ke dalam kategori produk yang lain. c. Financial based. Dari sudut pandang pasar keuangan, merek adalah aset yang dapat dibeli dan dijual. Kelayakan finansial dari sebuah merek adalah harga yang dia bawa atau mampu dia bawa dalam pasar keuangan. Broyles et al. (2009) menjelaskan bahwa ekuitas merek memiliki anteseden bersifat fungsional/atribut (obyektif) dan eksperensial (simbolis/subyektif). Anteseden yang bersifat fungsional cenderung merefleksikan pada unsur intrinsik, obyektif, utilitarian dan aspek yang nyata (tangible aspect), termasuk di dalamnya : kesan kinerja (perceived performance) dan kesan kualitas (perceived quality). Adapun anteseden yang bersifat eksperiensial cenderung pada komponen yang lebih ekstrinsik, tidak nyata (intangible), subyektif, termasuk di dalamnya kesan resonansi merek (brand’s perceived resonance) dan perumpamaan (imagery). Pendekatan model ekuitas yang dipilih dalam penelitian ini adalah pendekatan dengan penekanan pada konsumen (Consumer-based Brand Equity). Dalam pendekatan ini, CBBE didefinisikan sebagai “keseluruhan utilitas yang konsumen asosiasikan dengan penggunaan dan konsumsi merek; termasuk asosiasi-asosiasi yang mengekspresikan utilitas fungsional maupun simbolis”(Vazquez et al. 2002). Model ekuitas yang dipilih dalam penelitian ini adalah adaptasi model Brand Equity Ten David Aaker (Aaker 1996). Dalam penelitiannya, David Aaker membagi ekuitas merek menjadi lima dimensi, yaitu :
6
dimensi loyalitas, kesan kualitas, asosiasi terhadap merek, kepedulian terhadap merek dan perilaku pasar. Namun yang digunakan dalam penelitian ini hanya empat dimensi saja, tidak termasuk di dalamnya dimensi perilaku pasar. Aaker (1996) memberikan panduan dalam penentuan kriteria pengukuran sebagai berikut : (1) pengukuran harus merefleksikan konstruk yang sedang diukur; (2) pengukuran harus merefleksikan konstruk-konstruk yang mendorong pada pasar karena mereka berasosiasi dengan penjualan di masa depan dan keuntungan; dan (3) pengukuran harus mudah diaplikasikan mencakup merek, kategori dan pasar yang berbeda. Berdasarkan panduan ini, peneliti menginventarisir faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ekuitas merek dari kajian pustaka dan penelitian-penelitian sebelumnya terutama yang terkait dengan pemasaran jasa. Faktor-faktor tersebut sebagian telah disebutkan Soedijati (2008), Rudd and Mill (2000) dan Enache (2001) yang membicarakan penerapan bauran elemen pemasaran jasa dalam pemasaran pendidikan tinggi dalam apa yang biasa dikenal dengan konsep 7P’s. Kesan Kualitas Aaker (1991) mendefinisikan kesan kualitas sebagai penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan. Kesan kinerja berasosiasi dengan pengukuran kunci ekuitas merek, termasuk variabel spesifik dari keuntungan fungsional (Aaker 1996). Oleh sebab itu, kesan kualitas didasarkan pada evaluasi subyektif konsumen terhadap kualitas produk. Steenkamp (1997) mengklasifikasikan konsep kesan kualitas dalam dua kelompok faktor, yaitu atribut intrinsik dan ekstrinsik. Atribut intrinsik berkaitan dengan aspek fisik dari produk sedangkan atribut ektrinsik terkait dengan produk tidak secara fisik. Zeithaml (1988) mengatakan bahwa pengalaman pribadi terhadap produk, kebutuhan yang unik dan situasi konsumsi mungkin mempengaruhi penilaian subyektif konsumen terhadap kualitas. Kesan kualitas yang tinggi berarti bahwa konsumen mengenali diferensiasi dan superioritas merek melalui pengalaman jangka panjang terhadap merek. Dia mengidentifikasi kesan kualitas sebagai sebuah komponen dari nilai merek maka dari itu kesan kualitas yang tinggi akan mendorong seorang konsumen untuk memilih suatu merek dibanding merek yang lain.
Kepedulian Merek Aaker (1991) mendefinisikan kepedulian merek (brand awareness) sebagai kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat bahwa merek merupakan anggota dari produk tertentu. Aaker (1996) mengatakan bahwa kepedulian merek merupakan bagian yang menonjol dalam pikiran konsumen dan sifat yang bertingkat-tingkat. Aaker (1996) mengatakan kepedulian merek merefleksikan menonjolnya merek dalam pikiran konsumen. Ada level-level dari kepedulian ini, termasuk : pengenalan (recognition), penarikan kembali (recall), top of mind, dominasi merek, pengetahuan merek dan opini merek. Untuk merek baru atau merek kecil,
7
pengenalan dapat menjadi sangat penting. Untuk merek-merek besar, penarikan kembali dan top-of-mind menjadi begitu sensitif dan berarti.
Asosiasi Merek Aaker (1991) mendefinisikan brand association dengan segala sesuatu yang terkait dengan memori sebuah merek. Aaker dalam Fayrene dan Chai Lee (2011) mengatakan bahwa asosiasi merek adalah aspek yang paling dapat diterima dalam ekuitas merek. Aaker (1996), Yoo et al. (2001) dan Yoo and Donthu (2001) menyatakan pengaruh asosiasi merek terhadap ekuitas merek. Chen dalam Fayrene dan Chai Lee (2011) mengkategorikan dua tipe asosiasi merek, yaitu asosiasi produk dan asosiasi organisasi. Asosiasi produk termasuk asosiasi atribut fungsional dan asosiasi non-fungsional. Atribut fungsional adalah tampilan nyata dari sebuah produk. Ketika mengevaluasi sebuah merek, konsumen menghubungkan kinerja dengan atribut fungsional dengan merek. Apabila merek tidak menampilkan kinerja fungsi untuk apa ia didisain, merek akan memiliki level yang ekuitas merek yang rendah.
Loyalitas Merek Aaker (1991) mendefinisikan loyalitas merek sebagai “the attachment that a customer has to a brand”. Aaker (1996) menjelaskan bahwa dimensi loyalitas merupakan dimensi inti dari ekuitas merek yang diindikasikan dengan adanya kepuasan dan penetapan harga premium. Yoo and Donthu (2001) dan Yoo et al. (2000) menerjemahkannya sebagai sebuah bentuk loyalitas dan preferensi utama konsumen terhadap merek. Keller (1998) mengatakan bahwa loyalitas yang bersifat kognitif berarti sebuah merek yang muncul pertama kali dalam pikiran konsumen, ketika muncul kebutuhan untuk melakukan keputusan pembelian, maka itulah yang menjadi pilihan pertama. Loyalitas secara kognitif berhubungan erat dengan level tertinggi dengan kepedulian (top-of-mind), dimana merek harus mampu untuk menjadi pilihan pertama responden dan maka berulanglah pembelian (repeated purchase).
Pendidikan Tinggi pada Program Studi Agroteknologi, Agribisnis dan Peternakan Lembaga pendidikan pertanian pertama adalah Lembaga Pendidikan Pertanian yang berdiri pada tahun 1942. Fakultas Pertanian dan Kedokteran Hewan Universitas Indonesia menjadi institusi pendidikan tinggi pertanian pertama yang kemudian menjadi cikal bakal Institut Pertanian Bogor (IPB) yang berdiri pada tanggal 1 September 1963. Lalu kemudian setelah itu berdirilah program-program studi terkait pertanian budidaya (agriculture) dan peternakan di banyak PTN di Indonesia. Dalam kaitannya dengan peningkatan kualitas pendidikan tinggi, semua perguruan tinggi mengacu pada arahan dan ketentuan Dikti Kementerian
8
Pendidikan Nasional. Secara umum, Dikti memiliki Strategi Pendidikan Jangka Panjang 2003 sampai dengan 2010 untuk mewujudkan perguruan tinggi berkualitas. Menindaklanjuti kondisi tersebut, dan pada saat bersamaan untuk mengimplementasikan Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa serta Kepmen Diknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Tinggi Pendidikan Tinggi, sejumlah fakultas pertanian yang tergabung Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI) menyusun suatu kurikulum baru untuk pengembangan pendidikan tinggi. Berdasarkan SK Ditjen Dikti No.163/DIKTI/Kep/2007, Fakultas Pertanian dan Peternakan merestrukturisasi program studinya menjadi Agroteknologi, Agribisnis dan Peternakan. Ketiga program studi tersebut menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode pembelajaran yang bersifat Student Centered Learning (SCL).
Penelitian Terdahulu Penelitian ini merujuk juga pada beberapa penelitian sebelumnya yang terkait. Termasuk penelitian yang menjelaskan masuknya kajian pemasaran pada pengelolaan lembaga pendidikan tinggi, baik pemasaran secara umum maupun spesifik. Begitu pula bahasan ekuitas merek dalam konteks pendidikan tinggi bukanlah hal yang baru. Masuknya kajian pemasaran pada lembaga pendidikan tinggi merupakan cara pandang lain dari manajemen pengelolaan pendidikan tinggi yang lebih berorientasi pada bisnis dan layanan yang lebih baik. Becker and Palmer (2009) dalam penelitiannya “ Branding in Universities : Identity versus Image (a case study of Swedish University) ” berkesimpulan bahwa kegiatan branding dalam universitas dapat digunakan untuk menstimulasi asosiasi-asosiasi positif dengan mengubah stigma menjadi sesuatu yang menguntungkan. Penelitian mereka menggabungkan penelitian kuantitatif dan kualitatif melalui nilai-nilai angka dan kuesioner dan juga statistik serta wawancara. Analisis data menggunakan analisis faktor dengan menggunakan SPSS dengan oblimin rotation. Analisis korelasi antar variabel dengan menggunakan regresi. Hussin et al. (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “ Marketing Analysis of Higher Education Service Sector in Malaysia : Consumer Perspective ” berusaha menginventarisasi faktor-faktor yang mempengaruhi siswa terhadap pilihan institusi. Penelitian kualitatif ini berupaya mendeskripsikan preferensi universitas didasari perangkat-perangkat kategorisasi dari penelitian terdahulu. Mourad et al. (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “ Brand Equity in Higher Education“ berupaya mengeksplorasi faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi preferensi siswa terhadap universitas. Penelitian mereka sudah menggunakan model ekuitas merek secara spesifik yang dipadukan dengan kemungkinan adanya atribut-atribut lain yang bersifat sosial. Shrestha (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “ Public Perception of the Quality of Academic Education Program “ menyimpulkan anggapan nilai secara signifikan berkorelasi dengan anggapan kualitas. Ini mengindikasikan bahwa publik peduli dengan investasi mereka dan biaya berdasarkan kualitas pendidikan tinggi. Shrestha menggunakan teori persepsi konsumen melalui
9
konstruk anggapan kualitas sebagai penilaian subyektif publik tentang atribut fungsional dan manfaat dan konsistensi dan keterandalan program akademis. Dalam penelitiannya, Shrestha mengukur keterandalan konstruk melalui analisis faktor dan Cronbach’s alpha dan melihat korelasi dengan menggunakan analisis regresi berganda. Wahyuni (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “ Kajian Bauran Promosi di Perguruan Tinggi “X” berupaya mengkaji bauran promosi paling efektif yang dilakukan dalam upaya mempromosikan lembaga kepada calon-calon mahasiswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan data-data statistik.
Pengaruh Antar Variabel Pengaruh Kesan Kualitas terhadap Ekuitas Merek Berdasarkan kajian Aaker (1991), Yoo and Donthu (2001), Yoo et al. (2000) dan Netemeyer et al. (2004), kesan kinerja berpengaruh terhadap ekuitas merek. Bahkan menurut Aaker, kesan kinerja adalah inti konstruk dari penelitian pengukuran ekuitas merek. Sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. � = Terdapat pengaruh kesan kualitas terhadap ekuitas merek Namun demikian dimensi kesan kinerja harus dirinci karena cakupannya yang luas. Kajian Kim and Kim (2004) mengaitkan beberapa faktor pemasaran jasa sebagai elemen kesan kualitas seperti seperti Orang (People), Produk (Product), Bukti Fisik (Physical Evidence) dan Proses (Process). Harga (Price) diklasifikasikan dalam faktor dimensi kesan kualitas (Yoo and Donthu 2001; Yoo et al. 2000; Lassar W et al. 1995). Sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. � = Terdapat pengaruh positif SDM terhadap Kesan Kualitas � = Terdapat pengaruh positif Produk terhadap Kesan Kualitas � = Terdapat pengaruh positif Bukti Fisik terhadap Kesan Kualitas � = Terdapat pengaruh positif Proses terhadap Kesan Kualitas � = Terdapat pengaruh positif Harga terhadap Kesan Kualitas Pengaruh Kepedulian Merek terhadap Ekuitas Merek Yoo et al. (2000) dan Yoo and Donthu (2001) dalam penelitiannya menyebutkan kepedulian merek merupakan salah satu dari dimensi ekuitas merek. Dalam penelitiannya tersebut, mereka berbicara tentang pertanyaan mendasar terkait merek seperti kemampuan mengenali merek dan pengetahuan merek. Mourad et al. (2010) mengatakan bahwa faktor pemasaran jasa seperti promosi (Promotion) dan lokasi (Place) diklasifikasikan sebagai dimensi kepedulian merek. Dengan kata lain, keberadaan aktivitas promosi dan pengetahuan tentang lokasi terkait dengan faktor mendasar pengetahuan merek yang semestinya diketahui kosumen dan calon konsumen. Sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. � = Terdapat pengaruh positif kepedulian merek terhadap ekuitas merek � = Terdapat pengaruh positif promosi terhadap kepedulian merek � = Terdapat pengaruh positif lokasi terhadap kepedulian merek
10
Pengaruh Asosiasi Merek terhadap Ekuitas Merek Yoo et al. (2001) dan Yoo and Donthu (2001) menyatakan pengaruh asosiasi merek terhadap ekuitas merek. Sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. � = Terdapat pengaruh positif asosiasi merek terhadap ekuitas merek Secara konseptual, Yoo et al. (2000) menjelaskan keterkaitan antara konsep kepedulian merek, asosiasi terhadap merek dan citra terhadap merek. Menurutnya, kepedulian merek dengan asosiasi yang kuat dapat membentuk citra merek yang kuat. Senada dengan Yoo et al. (2000), menurut Mourad et al. (2010), citra merek berhubungan dengan asosiasi yang dibuat oleh konsumen. Dengan kata lain, citra merek adalah asosiasi itu sendiri dalam persepsi konsumen. Dalam kajian Lassar W et al. (1995), Aaker (1996) dan Ruswidyo AN dan Hudrasyah Herry (2012) mengaitkan kepribadian merek sebagai dimensi asosiasi terhadap merek. Lassar W et al. (1995) mengaitkan citra sosial dalam dimensi asosiasi dalam definisinya “persepsi konsumen tentang harga diri dimana kelompok sosial sekeliling konsumen menggunakan merek. Termasuk ke dalamnya atribut-atribut yang konsumen buat dan konsumen pikirkan tentang tipikal pengguna merek.” Sementara Aaker (1996) menjelaskan pengaruh organisasi terhadap asosiasi merek yang mana Alma (2008) dan Kuncoro (2008) dalam konteks perguruan tinggi menyebutnya sebagai reputasi universitas. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. � = Terdapat pengaruh positif kepribadian merek terhadap asosiasi terhadap merek � = Terdapat pengaruh positif citra sosial terhadap asosiasi terhadap merek � = Terdapat pengaruh positif reputasi universitas terhadap asosiasi terhadap merek Pengaruh Loyalitas Merek terhadap Ekuitas Merek Dalam penelitiannya, Yoo et al. (2000) membuktikan kegiatan periklanan yang masif dan intensitas distribusi dapat mempengaruhi loyalitas. Al-D’mour et al. (2013) menyatakan adanya hubungan signifikan antara bauran elemen pemasaran jasa dengan loyalitas merek seperti sifat layanan, harga, distribusi (tempat), promosi, orang (SDM), bukti fisik dan proses. Sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. � = Terdapat pengaruh positif loyalitas merek terhadap ekuitas merek � = Terdapat pengaruh positif harga terhadap loyalitas merek � = Terdapat pengaruh positif tempat terhadap loyalitas merek � = Terdapat pengaruh promosi terhadap loyalitas merek � = Terdapat pengaruh SDM terhadap loyalitas merek � = Terdapat pengaruh bukti fisik terhadap loyalitas merek � = Terdapat pengaruh proses terhadap loyalitas merek
11
Pengaruh Hubungan antara Kinerja Kualitas, Kepedulian Merek, Asosiasi terhadap Merek, Loyalitas terhadap Merek dan Ekuitas Merek Severi and Ling (2013) mengemukakan dalam penelitiannya, hubungan antara kinerja kualitas, kepedulian merek, asosiasi terhadap merek dan ekuitas merek sebagai berikut : 1. Asosiasi terhadap merek menjadi mediator yang menghubungkan antara kepedulian merek dan ekuitas merek 2. Loyalitas terhadap merek menjadi mediator yang menghubungkan antara asosiasi terhadap merek dan ekuitas terhadap merek 3. Asosiasi terhadap merek menjadi mediator yang menghubungkan antara loyalitas terhadap merek dan ekuitas terhadap merek 4. Kesan kualitas menjadi mediator yang menghubungkan antara asosiasi terhadap merek dan ekuitas merek Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut. = Terdapat pengaruh positif kepedulian merek terhadap asosiasi merek � = Terdapat pengaruh positif loyalitas merek terhadap asosiasi merek � = Terdapat pengaruh positif asosiasi merek terhadap kesan kualitas �
12
3 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini dimulai dengan memahami permasalahan melalui pendekatanpendekatan yang relevan. Dilanjutkan kemudian dengan penelusuran pengaruh dalam model yang lebih spesifik. Model teoritis dasar yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model Aaker (1991) yang mengemukakan 4 (empat) dimensi yang membentuk ekuitas merek, yaitu dimensi kesan kualitas, kepedulian merek, asosiasi terhadap merek dan loyalitas merek. Model teoritis selanjutnya dikembangkan oleh Yoo et al. (2000) dari model Aaker semula, dengan 3 (tiga) pemikiran : (1) Ekuitas merek menciptakan nilai bagi pelanggan dan perusahaan; (2) Nilai bagi pelanggan meningkatkan nilai bagi perusahaan; (3) Ekuitas merek terdiri atas berbagai dimensi. Langkah selanjutnya penentuan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi ekuitas merek melalui dimensi-dimensi yang ada. Faktor-faktor tersebut diturunkan secara deduktif dari model atau penelitian sebelumnya yang relevan dan kekinian. EVALUASI
Pengelola Program Studi
Faktor Pemasaran 7P’s 1. SDM 2. Produk 3. Bukti Fisik 4. Proses 5. Harga 6. Promosi 7. Lokasi Faktor Luar Pemasaran 7P’s 1. Perilaku Merek 2. Citra Sosial 3. Reputasi Universitas
Nilai bagi Pengelola Program Studi
Dimensi : 1. Kesan Kinerja 2. Kepedulian Merek 3. Asosiasi terhadap Merek 4. Loyalitas Merek
Ekuitas Merek
IMPLIKASI MANAJERIAL
Keterangan:
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis Hubungan Proses Ruang Lingkup Penelitian
Nilai bagi konsumen/calon konsumen
13
Model yang diajukan dalam penelitian ini terdiri 15 variabel laten, 4 dimensi dan 37 indikator. Berikut variabel-variabel dimaksud dalam Tabel 2. Tabel 2. Variabel-variabel Penelitian No 1
2
Dimensi /Variabel Ekuitas Merek (Overall Brand Equity) Perceived Quality (Kesan kualitas)
3
Kepedulian Merek (Brand Awareness)
4
Asosiasi terhadap merek (Brand association)
Variabel dan Indikator 1. Willing to pay at premium price (EM1) 2. Preferensi (EM2) 1. SDM (SDM1,SDM2) 2. Produk (PRD1,PRD2) 3. Bukti Fisik (BF1,BF2) 4. Proses (PRO1,PO2) 5. Harga (BYA1,BYA2,BYA3) 1. Promosi (PRM1,PRM2,PRM3) 2. Lokasi (LOK1,LOK2,LOK3)
1. 2. 3.
5
Loyalitas merek (Brand Loyalty)
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perilaku Merek (PEM1,PEM2) Citra Sosial (CSO1,CSO2,CS3) Reputasi Universitas (REU1,REU2,REU3) Harga (BYA1,BYA2,BYA3) Lokasi (LOK1,LOK2,LOK3) Promosi (PRM1,PRM2,PRM3) SDM (SDM1,SDM2) Bukti Fisik (BP1,BP2) Proses (PRO1,PRO2)
Sumber Yoo and Donthu (2001), Yoo et al. (2000) Aaker (1991), Soedijati (2008), Rudd dan Mills (2008), Enache I (2001), Kim and Kim (2004), Yoo and Donthu (2001), Yoo et al. (2000), Lassar W et al. (1995) Aaker (1991), Yoo and Donthu (2001), Yoo et al. (2000), Rudd and Mills (2008), Enache I (2000), Soedijati (2008), Kim and Kim (2004), Mourad et al. (2010) Aaker (1991), Lassar W et al. (1995), Ruswidyo AN dan Hudrasyah Herry (2012)
Aaker (1996), Yoo and Donthu (2001), Yoo et al. (2000), AlD’amour et al. (2013)
. SDM
Produk
Bukti Fisik
Kesan Kualitas
Proses Harga
Kepedulian Merek
Ekuitas Merek
Promosi Asosiasi terhadap Merek Lokasi
Perilaku Merek Loyalitas Merek
Citra Sosial
Reputasi Universitas
Gambar 2. Diagram Jalur antar Faktor-faktor, Dimensi-dimensi dan Ekuitas Merek Program Studi Pertanian dan Peternakan Unpad
14
Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian Lokasi pengambilan sampel responden dilakukan di Kampus SMAN 1 Bandung, SMAN 8, SMAN 12, SMAN BPI Bandung serta Kampus Prodi Agribisnis Unpad, Agroteknologi dan Peternakan Unpad di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang. Penelitian ini telah dilakukan pada pada bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Pebruari 2015.
Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan untuk penelitian ini terdiri atas dua jenis data, yaitu data primer dan data sekunder : a. Data Primer Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada siswa SMA dan mahasiswa terkait persepsi terhadap ekuitas merek program studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad. b. Data sekunder diperoleh dengan mengkaji studi pustaka seperti literatur dan referensi yang berkaitan dengan sumber-sumber lain di luar organisasi yang dapat mendukung penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara survei melalui kuesioner. Kuesioner didistribusikan kepada siswa SMA kelas XII dan mahasiswa masingmasing program studi untuk direspon dan dikumpulkan oleh peneliti. Kuesioner dapat dilihat di Lampiran 2 dan intepretasinya dalam model bisa dilihat dalam Lampiran 3.
Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini terbagi dua : 1) Populasi pertama dari kelompok responden yang belum memiliki pengalaman belajar (learning experience) di perguruan tinggi; (2) Populasi kedua dari kelompok responden yang telah memiliki pengalaman belajar di perguruan tinggi. Populasi pertama adalah siswa SMA kelas XII di Bandung. Siswa SMA kelas XII menempati posisi sebagai responden dalam kapasitasnya sebagai calon konsumen yang memiliki kepentingan langsung dengan pilihan-pilihan program studi. Pertimbangan pemilihan siswa SMA kelas XII karena mereka sudah mulai dituntut mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian seleksi masuk perguruan tinggi sehingga informasi-informasi tentang universitas dan program studi yang dipilih tidak asing lagi. Bahkan dengan adanya bimbingan-bimbingan belajar, memudahan sosialisasi informasi tersebut tersebut. Pemerintahan Kota Bandung menetapkan sistem penerimaan siswa baru SMA tahun 2014 berdasarkan gabungan nilai ujian dan kedekatan lokasi rumah dengan sekolah. Sebelumnya, Pemkot Bandung mengatur penerimaan siswa baru SMA negeri dengan sistem kluster dimana Pemkot membagi sekolah-sekolah tersebut dalam kluster 1, kluster 2 dan kluster 3 berdasarkan tingkatan kualitas menurut parameter yang mereka miliki yang bisa dilihat dalam Tabel 3. Dikarenakan siswa SMA kelas XII masih menggunakan sistem tersebut ketika pertama kali masuk sekolah, maka peneliti
15
akan menggunakannya dalam penentuan sampel penelitian. Kemudian masih ada populasi siswa SMA swasta kelas XII yang tidak mengenal sistem kluster namun namun tetap akan ditarik sampelnya. Perlu disampaikan istilah kluster disini bukanlah istilah kluster dalam metode pengambilan sampel statistik, tapi istilah yang digunakan sebagian pemangku kepentingan pendidikan SMA di Kota Bandung untuk merujuk pada sistem klasifikasi yang ada. Tabel 3. Sistem Kluster PPDB SMAN di Kota Bandung No 1 2 3 4 5 6 7 6 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama SMA/MA SMAN 2 Bandung SMAN 3 Bandung SMAN 4 Bandung SMAN 5 Bandung SMAN 8 Bandung SMAN 11 Bandung SMAN 24 Bandung SMAN 1 Bandung SMAN 6 Bandung SMAN 7 Bandung SMAN 9 Bandung SMAN 20 Bandung SMAN 22 Bandung MAN 1 Bandung SMAN 10 Bandung SMAN 12 Bandung SMAN 13 Bandung SMAN 14 Bandung SMAN 15 Bandung SMAN 16 Bandung SMAN 17 Bandung SMAN 18 Bandung SMAN 19 Bandung SMAN 21 Bandung SMAN 23 Bandung SMAN 25 Bandung SMAN 26 Bandung SMAN 27 Bandung MAN 2 Bandung
Kluster 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Atas dasar pengklasifikasian tersebut, maka ditentukan 3 sampel SMAN yang mewakili masing-masing kluster. Adapun ke tiga SMAN tersebut adalah : SMAN 8 Bandung (Kluster 1) SMAN 1 Bandung (Kluster 2) SMAN 12 Bandung (Kluster 3) Sedangkan untuk penentuan sampel SMA swasta, dikarenakan tidak mengenal sistem kluster, maka dipilih SMA swasta yang dianggap mewakili kualitas dan popularitas yang moderat yaitu SMA BPI 1 Bandung. Sehingga semua sampel yang dipilih mencakup SMAN 8 Bandung, SMAN 1 Bandung, SMAN 12 Bandung dan SMA BPI 1 Bandung, ditentukan dengan metode pengambilan sampel non probability sampling, yaitu purposive sampling. Purposive sampling digunakan pada situasi peneliti melakukan pemilihan sampel
16
dengan tujuan tertentu yang diinginkan. Dari 100 sampel kelompok responden siswa SMA yang ditargetkan, masing-masing sekolah memiliki 25 sampel. Populasi kedua dalam penelitian ini adalah kelompok responden mahasiswa. Mahasiswa menempati posisinya sebagai responden dalam kapasitasnya sebagai konsumen yang telah memiliki pengalaman belajar (learning experience). Diharapkan untuk memperoleh jumlah ideal sampel masing-masing 50 mahasiswa yang diambil dari mahasiswa masing-masing program studi. Mahasiswa yang dijadikan sampel adalah mahasiswa semester 3 ke atas dengan pertimbangan pengalaman (experience) yang telah diperoleh dalam perkuliahan. Maka semua sampel dipilih dan ditentukan dengan metode pengambilan sampel non probability sampling, yaitu purposive sampling. Diharapkan respon dari dua kelompok responden ini, memberikan gambaran persepsi dari dua kelompok konsumen yang berbeda namun paling berkepentingan untuk diketahui informasi obyektifnya dalam perspektif konsumen. Respon kelompok responden siswa SMA mewakili kelompok calon konsumen secara umum yang persepsinya tentang program studi menggambarkan posisi market institusi di antara program studi-program studi lainnya dalam perguruan tinggi. Sementara kelompok responden mahasiswa mewakili konsumen sesungguhnya yang persepsinya tentang program studi menggambarkan evaluasi internal program studi.
Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang terkumpul akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis PLS (Partial Least Square) dengan pertimbangan: (i) dapat digunakan untuk memprediksi model dengan teori yang lemah; (ii) dapat digunakan pada data yang mengalami “penyakit” asumsi klasik, seperti data tidak berdistribusi normal, masalah kolinearitas dan masalah autokorelasi; (iii) dapat digunakan untuk ukuran sampel yang kecil dan dapat digunakan untuk konstruk formatif dan reflektif (Jogiyanto dan Abdillah 2009). Sementara, data yang dari responden akan diolah menggunakan software Microsoft Excell 2010, SPSS 16 dan SmartPLS 2.0 M3. Analisis Outer Model dan Inner Model Jogiyanto dan Abdillah (2009) menyebutkan model pengukuran digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan, sementara realibilitas menunjukan pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Validitas terdiri atas validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris, sedangkan validitas internal dikembangkan menurut teori yang relevan. Validitas internal instrumen terdiri darivaliditas isi dan validitas konstruk (Sugiyono 2010). Jogiyanto dan Abdillah (2009) menyebutkan validitas konvergen dan validitas diskriminan sebagai bagian dari validitas konstruk yang akan diuji validitasnya dalam pengukuran outer model PLS. Uji validitas konvergen dalam PLS dengan indikator reflektif dinilai berdasarkan loading factor (korelasi antara skor item/skor komponen dengan skor
17
konstruk) indikator-indikator yang mengukur konstruk tersebut. Semakin tinggi nilai loading factor, semakin penting peranan loading dalam mengintepretasikan matrik faktor. Rule of thumb yang digunakan untuk validitas konvergen adalah outer loading ≥ 0.6, communality > 0.5 dan Average Variance Extracted (AVE) > 0.5 (Jogiyanto dan Abdillah 2009). Sedangkan validitas diskriminan terjadi jika dua instrumen yang berbeda yang mengukur dua konstruk yang diprediksi tidak berkorelasi menghasilkan skor yang memang tidak berkorelasi. Uji validitas diskriminan bisa dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruknya atau dengan membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model (Jogiyanto dan Abdillah 2009). Uji realibilitas dalam PLS menggunakan dua metode, yaitu Cronchbach’s alpha dan Composite realibility. Cronbach’s alpha mengukur batas bawah nilai realibilitas suatu konstruk sedangkan composite realibility mengukur nilai sesungguhnya suatu konstruk. Namun composite realibility dinilai lebih baik dalam mengestimasi konsistensi internal suatu konstruk. Rule of thumb nilai alpha atau composite realibility harus lebih besar dari 0,7 meskipun nilai 0,6 masih dapat diterima (Jogiyanto dan Abdillah 2009). Model struktural dalam PLS dievaluasi dengan menggunakan nilai R untuk mengukur tingkat variasi perubahan variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R berarti semakin baik model prediksi dari model penelitian yang diajukan. Jika nilai R sebesar 0,7 artinya variasi perubahan variabel independen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 70 persen, sedangkan sisanya dijelaskan variabel lain di luar model yang diajukan (Jogiyanto dan Abdillah 2009). Parameter utama lain dalam mengukur ketepatan model prediksi karena dasar hubungan teoritikal adalah nilai koefisien path dalam menunjukkan tingkat signifikansi pengujian hipotesis. Skor koefisien path atau inner model yang ditunjukkan oleh nilai t-statistic, harus di atas 1,96 untuk hipotesis dua ekor (twotailed) dan di atas 1,64 untuk hipotesis satu ekor (one-tailed) untuk pengujian hipotesis pada alpha 5 persen dan power 80 persen (Jogiyanto dan Abdillah 2009). Berikut ringkasan parameter dalam Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Parameter Analisis PLS Analisis Outer No Jenis Uji 1 Loading factor
4
Composite reliability Average Variance Extracted Akar kuadrat AVE
Penjelasan Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten. Pengukuran konsistensi internal Rata-rata varian ekstrak untuk menentukan validitas konvergen Uji validitas diskriminan
5
Cross loading
Uji validitas diskriminan
2 3
Standar ≥0,6 >0,6 >0,5 Perbandingan akar dari AVE suatu konstruk harus lebih tinggi dibandingkan dengan korelasi antar variabel laten tersebut Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang dikur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya
18
Lanjutan Lampiran Tabel 4. Analisis Inner 6 Goodness Model
7
of
Fit
Uji keterdukungan hipotesis
Nilai R dependen.
variabel
laten
Perbandingan nilai T-table dan T-statistics
Semakin tinggi nilai R berarti semakin baik model prediksi dari model yang diajukan dan berada dalam rentang skor 0 < R < . Namun sebaiknya nilai R sama dengan atau lebih besar dari 0.10 Jika nilai T-statistics lebih tinggi dibandingkan nilai Ttable, berarti hipotesis terdukung. Untuk tingkatan keyakinan 95 persen ( alpha 5 persen ) maka nilai T-table untuk hipotesis dua ekor (twotailed) adalah ≥ 1.96 dan hipotesis satu ekor (one-tailed) adalah ≥ 1.64
19
4 HASIL DAN PEMBAHASAN Tridharma Pendidikan Tinggi Tridharma Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi untuk menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Tiga landasan ini merupakan pokok aktivitas dari sivitas akademik yang melibatkan dosen dan mahasiswa sebagai pelaku utama. Dengan dukungan pemerintah, industri, dan masyarakat dan manajemen internal sebagai pengelola, perguruan tinggi diharapkan menghasilkan lulusan yang kreatif, profesional dan produktif. Perguruan tinggi juga diharapkan berkontribusi pada pengembangan sains dan bersinergi dengan industri dalam kegiatan penelitian-penelitian yang mendasar ataupun praktis. Implementasi tridharma pendidikan terkendala beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Relevansi kurikulum perguruan tinggi yang berlaku dengan tantangan global yang senantiasa harus dikinikan. 2. Lemahnya tingkat koordinasi dan keterpaduan antar lembaga yang bertanggungjawab dalam dunia pendidikan. 3. Belum terciptanya iklim yang kondusif agar gagasan dan pendapat benar-benar didasarkan atas pemikiran rasional yang didukung oleh bukti yang biasa ditinjau kebenarannya. 4. Masih timpangnya komposisi keahlian ilmu sosial dan saintek. 5. Bervariasinya kemampuan dalam meneliti, hal ini disebabkan karena jenjang pendidikan yang dicapainya beda-beda. 6. Keterbatasan fasilitas, baik sarana maupun prasarana di beberapa perguruan tinggi kurang mendukung kegiatan penelitian.
Profil Singkat Program Studi Program Studi Agroteknologi Unpad Program Studi Agroteknologi Universitas Padjadjaran merupakan hasil merger 4 (empat) Program Studi (PS) pada tahun 2008 berdasarkan SK Dirjen Dikti No.163/DIKTI/KEP/2007 tentang Penataan dan Kodifikasi Program Studi pada Perguruan Tinggi, yaitu PS Pemuliaan Tanaman, PS Agronomi, PS Ilmu Tanah dan PS Hama dan Penyakit Tumbuhan yang masing-masing sudah terakreditasi “A” dari badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Saat ini PS Agroteknologi sedang mengajukan akreditasi sejak Mei 2012. PS Agroteknologi Unpad memberikan bekal kompetensi kepada mahasiswa dan lulusan untuk menjadi pelaku usaha pertanian, manajer, pengusaha, peneliti, pendidik dan pemberdaya masyarakat khususnya di bidang pertanian. PS Agroteknologi mengimplementasikan kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dengan metode pembelajaran berpusat pada mahasiswa (student-centred learning/SCL) guna memberikan bekal kompetensi hard dan soft skills. Kampus PS Agroteknologi berada di lingkungan Kampus Unpad Jatinangor dengan menempati Gedung Dekanat, Program studi Budidaya Pertanian, Program
20
studi Ilmu Tanah, Program studi Hama Penyakit Tumbuhan, dan Program studi Sosial Ekonomi Pertanian, gedung ex-D III (Pedca Utara), gedung perpustakaan dan multimedia, dan gedung Student Centre. PS Agroteknologi memiliki laboratorium meliputi: Laboratorium Produksi Tanaman, Pemuliaan Tanaman, Teknologi Benih dan masih banyak lainnya. Program Studi Agribisnis Unpad Program Studi Agribisnis Unpad berdiri sejak tahun 2007 melalui Surat Keputusan Dirjen Dikti No.163/DIKTI/Kep/2007 yang merupakan restrukturisasi dari Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian. Selain itu perubahan tersebut bukan hanya sekedar perubahan nama, melainkan perubahan yang bersifat menyeluruh meliputi perubahan visi, misi dan tujuan, kurikulum, proses pembelajaran, penggunaan sumberdaya manusia, infrastruktur dan jejaring kerja. Sejak tahun 2008/2009 Program Studi Agribisnis menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dengan metode pembelajaran yang bersifat Student Centered Learning (SCL). Kampus PS Agribisnis berada di lingkungan Kampus Unpad Jatinangor. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, PS Agribisnis menempati gedung di Fakultas Pertanian Unpad , antara lain gedung dekanat, gedung program studi sosial ekonomi pertanian, gedung ex-D III (Pedca Utara), gedung perpustakaan dan multimedia (3 lantai), dan gedung Student Centre (2 lantai). PS Agribisnis memiliki tiga laboratorium yaitu Laboratorium Agribisnis, Laboratorium Pembangunan Pertanian dan Laboratorium Sosiologi dan Komunikasi Pertanian. Program Studi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran yang dirintis oleh Prof.Dr.Didi Atmadilaga berdiri tahun 1963 berdasarkan SK Menteri PTIP No.86/63 Tanggal 27 Juli 1963 dan diresmikan pada tanggal 1 September 1963 dan pada masa awal berdiri, proses belajar mengajar dilaksanakan di Kampus Dipati Ukur Jalan Dipati Ukur 35, Jalan Dago 4 dan Jalan Singaperbangsa. Sejak berdiri sampai saat ini, Fakultas Peternakan telah meluluskan 5601 alumni yang terdiri atas 84 doktor (S3), 162 magister (S2), 4.294 sarjana (S1), dan 961 ahli madya (A.Md). Lulusan tersebar di berbagai instansi dan bidang usaha, baik sektor pemerintahan, swasta, wirausaha, agribisnis, perbankan, pendidikan, pusat pelatihan dan pengembangan, dan sebagainya. Program Studi Ilmu Peternakan Unpad mempelajari semua kegiatan terkait peternakan. Mahasiswa akan mempelajari teknologi produksi, teknologi pakan, teknologi pengolahan, serta manajemen dan perencanaan usaha. Sedangkan untuk meningkatkan wawasan keprofesian peternakan dan kemasyarakatan, mahasiswa diwajibkan untuk melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di industri dan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Setiap mahasiswa mendapat kompetensi umum peternakan pada semester 1-5. Pada semester enam, mahasiswa harus memilih minat sesuai dengan yang dikehendaki dan prestasi yang dimiliki. Minat studi yang ditawarkan program studi ilmu peternakan terdiri atas Minat Produksi Ternak, Minat Nutrisi dan Makanan Ternak, Minat Teknologi Hasil Ternak, dan Minat Sosial dan Ekonomi Peternakan.
21
Karakteristik Responden Siswa dan Mahasiswa Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner untuk memperoleh data dari setiap variabel yang terdapat pada model penelitian. Data diperoleh dari 100 responden siswa SMA (100,00% dari target), 35 mahasiswa Program Studi Agribisnis (70,00% dari target), 50 mahasiswa Program Studi Agroteknologi (100,00% dari target), dan 50 mahasiswa Program Studi Peternakan (100,00% dari target). Tabel 5 berikut adalah data dari profil responden. Tabel 5. Karakteristik Responden No 1
2
3
Kriteria Jenis kelamin responden Laki-laki Perempuan Pekerjaan orang tua responden a. PNS b. Wiraswasta c. Pegawai Swasta d. Pegawai BUMN e. Pekerja Profesional f. Pensiunan g. Lainnya Pendapatan orang tua responden dalam rupiah 1. <2000000 2. 2000000 sd 4000000 3. 4000.000 sd 6000000 4. 6000000 sd 8000000 5. 8000000 sd 10000000 6. 10000000 sd 12000000 7.>12000000
Agribisnis (n=35)
Mahasiswa Agroteknologi (n=50)
Peternakan (n=50)
40,00% 60,00% 100,00%
48,57% 51,43% 100,00%
44,00% 56,00% 100,00%
68,00% 32,00% 100,00
27,00% 32,00% 15,00% 18,00% 1,00% 4,00% 3,00% 100,00%
32,49% 14,29% 22,86% 14,29% 0,00% 5,71% 8,57% 100,00%
34,00% 20,00% 28,00% 6,00% 12,00% 100,00%
34,00% 32,00% 20,00% 4,00% 4,00% 6,00% 0,00% 100,00%
8,00% 33,00% 27,00% 12,00% 7,00% 13,00% 100,00%
8,57% 34,29% 17,14% 14,29% 11,43% 14,29% 100,00%
14,00% 30,00% 26,00% 2,00% 20,00% 8,00% 100,00%
10,00% 36,00% 30,00% 14,00% 6,00% 4,00% 100,00%
SMA (n=100)
Sumber : data primer diolah, 2014
Ekuitas Merek Program Studi Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad Besaran nilai ekuitas merek dapat dihitung melalui metode Kim and Kim (2004) dengan menjumlahkan rerata skor dimensi-dimensi ekuitas merek dan hal ini direkomendasi pula oleh Yoo and Donthu (2001) yang menyatakan bahwa indeks ekuitas merek berkorelasi dengan skor pembentuk yang dikomputasi dari penjumlahan skor rata-rata tiga dimensi. Hal ini dikarenakan juga dalam data hasil eksekusi aplikasi SMARTPLS, tidak dapat ditemukan data indeks langsung atau data yang bisa ditafsirkan sebagai besaran ekuitas merek ketiga program studi. Terlihat pada Tabel 6.
22
Tabel 6. Nilai Ekuitas Merek Model sesuai kelompok responden Agribisnis Agroteknologi Peternakan Agribisnis Agroteknologi Peternakan
SMA
Mahasiswa
KPM 0,633 0,619 0,640 0,771 0,748 0,725
Dimensi Ekuitas Merek KKU LOY 0,694 0,607 0,706 0,616 0,703 0,592 0,751 0,717 0,768 0,754 0,700 0,714
ASM 0,677 0,681 0,676 0,710 0,757 0,703
EKM 0,653 0,656 0,653 0,738 0,757 0,711
Sumber : data primer diolah, 2014 Pada skala maksimal 1, dari Tabel 6 di atas dapat dilihat bahwa kelompok responden siswa SMA tidak begitu mengapresiasi dengan baik ekuitas merek ketiga program studi yaitu pada angka 0,653, 0,656 dan 0,653. Sedangkan kelompok responden mahasiswa mengapresiasi cukup baik pada angka 0,738, 0,757 dan 0,711. Pada kelompok responden siswa SMA, dimensi loyalitas merek memberikan kontribusi paling rendah padahal dimensi ini merupakan dimensi inti, bahkan manifestasi nyata dari ekuitas merek. Respon kelompok siswa SMA terhadap ekuitas merek program studi pertanian dan peternakan sejalan dugaan bahwa persepsi mereka tidak berbeda jauh dengan persepsi masyarakat pada umumnya. Mereka kurang menaruh kepedulian yang mendalam dan tidak mengasosiasikan diri mereka terhadap program studi dimaksud sebagai konsumen atau calon konsumen. Namun bisa saja hal ini disebabkan karena mereka mendapat informasi yang kurang memadai sehingga tidak mengapresiasi dengan baik. Sedangkan kelompok mahasiswa yang tentunya karena pengalaman yang telah mereka terima sebelumnya, mereka bisa lebih mempersepsi dengan utuh karena lengkapnya informasi yang mereka punya. Ekuitas merek program studi hasil persepsi kelompok responden mahasiswa lebih baik dibanding kelompok responden siswa SMA. Sangat dimungkinkan pengalaman yang ada menaikkan dimensi ekuitas merek melalui faktor-faktor yang diduga dalam penelitian lain atau adanya faktor-faktor laten lain.
Model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Analisis Outer Setelah dilakukan kalkulasi pertama dalam SmartPLS, dalam model awal seperti yang ada pada Lampiran 4 ditemukan beberapa indikator dengan skor loading dibawah persyaratan ≤ 0,6. Indikator tersebut adalah ASM3 (0,585), BYA1 (0,585) dan PRM1 (0,566). Selanjutnya, setelah menghapus indikatorindikator tersebut maka dilakukan kembali kalkulasi algoritma kedua, sehingga didapatkan model akhir seperti yang ada pada Lampiran 5 . Setelah diperoleh model akhir, maka analisis outer dapat dilakukan dengan mengevaluasi kriteria-kriteria yang ada pada analisis outer untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas. Hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 7 dibawah ini.
23
Tabel 7. Evaluasi analisis outer Model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA No 1
Kriteria Loading factor
Penjelasan Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten
2
Composite Reliability
Pengukuran konsistensi Internal
3
Average Variance Extracted
Rata-rata varian ekstrak untuk menentukan validitas konvergen
4
Akar kuadrat AVE
Uji validitas diskriminan
5
Cross loading
Uji validitas diskriman
Standar
Hasil penilaian
≥0,6
Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6
>0,6
>0,5
Lebih besar dari nilai korelasi antar variabel Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya
ASM(0,787),BFI(0,837),CSO (0,828),EKM(0,927),BYA(0,803) ,KK(0,851),KPM(0,887),LOK (0,823),LOY(0,888),PEM(0,850), PRD(0,763),PRM(0,862),PRO (0,824),REU(0,793),SDM(0,795) ASM(0,653),BF(0,722),CSOS (0,619),EKM(0,864),BYA(0,671) ,KK(0,742),KPM(0,725),LOK (0,609),LOY(0,799),PEM(0,739), PRD(0,620),PRM(0,757),PRO (0,707),REU(0,566),SDM(0,665) Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Semua indikator dari variabel laten memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya
Sumber : Data primer diolah, 2014 Analisis Inner Analisis inner dilakukan dengan menguji kebaikan model melalui nilai R untuk variabel laten dependen dan menspesifikasi hubungan antar variabel laten melalui pengujian hipotesis dengan membandingkan t-table dan t-statistics. Berikut nilai kebaikan model dan hipotesis-hipotesis yang terdukung dalam Tabel 8. Tabel 8. Evaluasi analisis inner Model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA No 1
Kriteria Goodness of fit model
Penjelasan Nilai � variabel laten dependen
Standar Semakin tinggi nilai R berarti semakin baik model prediksi dari model yang diajukan dan berada dalam rentang skor 0 < R < .
Hasil Penilaian ASM 0,669 EKM 0,586 KK 0,315 KPM 0,296 LOY 0,246
24 Lanjutan Tabel 8. No 2
Kriteria Uji keterdukungan hipotesis
Penjelasan Perbandingan nilai t-table dan tstatistics
Standar Pengaruh nyata jika, Tstatistik > T-tabel. Pada alpha 5 persen, nilai Ttabel adalah 1,96
Hasil Penilaian Nilai T-statistik ASM>KK 3,564 CSO>ASM 3,009 LOY>ASM 8,777 LOY>EKM 2,664 PRD>KK 2,467 PRM>KPM 7,842 PRM>LOY 3,744 SDM>KK 2,112
Sumber : Data primer diolah, 2014 Dari tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa pada spesifikasi hubungan antar dimensi, variabel loyalitas (LOY) mempengaruhi variabel asosiasi (ASM) kemudian variabel asosiasi mempengaruhi kesan kualitas (KK). Disini dapat dilihat adanya hubungan prediktif dalam level dimensi. Kemudian untuk faktorfaktor, faktor citra sosial (CSO) mempengaruhi dimensi asosiasi (ASM), produk (PRD) dan sumber daya manusia (SDM) mempengaruhi kesan kualitas (KK) namun kedua faktor tersebut tersebut tidak sampai mempengaruhi variabel ekuitas merek (EKM). Hanya faktor promosi (PRM) yang mempengaruhi ekuitas merek (EKM) melalui dimensi loyalitas (LOY).
Model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Analisis Outer Setelah dilakukan kalkulasi pertama dalam SmartPLS, dalam model awal seperti yang ada pada Lampiran 6 ditemukan beberapa indikator dengan skor loading dibawah persyaratan ≤ 0,6. Indikator tersebut adalah ASM3 (0,540), BFI1 (0,143), BYA1 (0,523), BYA3 (0,569), PRD1 (0,585), PRM1 (0,223), REU1 (0,499) dan SDM1 (0,423). Selanjutnya, setelah menghapus indikator-indikator maka dilakukan kembali kalkulasi algoritma kedua, sehingga didapatkan model akhir seperti yang disajikan pada Lampiran 7. Setelah diperoleh model akhir, maka analisis outer dapat dilakukan dengan mengevaluasi kriteria-kriteria yang ada pada analisis outer untuk menguji validitas konstruk dan realibitas. Hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 9 dibawah ini. Tabel 9. Evaluasi analisis outer Model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA No
Kriteria
Penjelasan
Standar
Hasil penilaian
1
Loading factor
Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten
≥ 0,6
Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6
25
Lanjutan Tabel 9. No
Kriteria
Penjelasan
2
Composite Reliability
Pengukuran konsistensi internal
3
Average Variance Extracted
Rata-rata varian ekstrak untuk menentukan validitas konvergen
4
Akar kuadrat AVE
Uji validitas diskriminan
5
Cross loading
Uji validitas diskriminan
Standar
> ,6
>0,5
Lebih besar dari nilai korelasi antar variabel Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya
Hasil penilaian ASM(0,838),BFI(1,00),CSO (0,850),EKM(0,920),BYA (1,000),KK(0,828),KPM (0,828),LOK(0,750),LOY (0,710),PEM(0,894),PRD (1,000),PRM(0,868),PRO (0,899),REU(0,863),SDM (1,000) ASM(0,722),BFI(1,000), CSO(0,656),EKM(0,852), BYA(1,000),KK(0,707),KP M(0,618),LOK(0,503),LOY (0,710),PEM(0,809),PRD (1,000),PRM(0,767),PRO (0,817),REU(0,760),SDM (1,000) Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Semua indikator dari variabel laten memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya
Sumber : Data primer diolah, 2014 Analisis Inner Analisis inner dilakukan dengan menguji kebaikan model melalui nilai R untuk variabel laten dependen dan menspesifikasi hubungan antar variabel laten melalui pengujian hipotesis model dengan membandingkan t-table dan t-statistics. Berikut nilai kebaikan model dan hipotesis yang terdukung dalam Tabel 10. Tabel 10. Evaluasi analisis inner Model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA No 1
2
Kriteria Goodness of fit model
Penjelasan Nilai R variabel laten dependen
Uji keterdukungan hipotesis
Perbandingan nilai t-table dan t-statistics
Sumber : Data primer diolah, 2014
Standar Semakin tinggi nilai � berarti semakin baik model prediksi dari model yang diajukan dan beradadalam skor 0<� <1 Pengaruh nyata jika, Tstatistik > T-tabel. Pada alpha 5 persen, nilai T-tabel adalah 1,96
Hasil Penilaian ASM 0,574 EKM 0,618 KK 0,332 KPM 0,231 LOY 0,126 ASM>EKM 5,593 ASM>KK 3,677 KPM>ASM 2,077 BYA>KK 2,381 LOK>KPM 2,109 LOY>ASM 4,425 LOY>EKM 2,886 PRM>KPM 4,693
26
Dari tabel dapat dilihat hubungan prediktif antar dimensi. Variabel loyalitas (LOY) mempengaruhi asosiasi merek (ASM), kemudian asosiasi mempengaruhi kesan kualitas (KK). Kemudian variabel kepedulian merek (KPM) mempengaruhi asosiasi merek (ASM). Pada responden siswa SMA terhadap PS Agroteknologi Unpad ini, terdapat 2 (dua) faktor yang mempengaruhi ekuitas merek PS dimaksud, yaitu : (1) Promosi melalui jalur dimensi kepedulian merek (KPM) kemudian dilanjutkan ke dimensi asosiasi merek (ASM); (2) Lokasi melalui jalur dimensi kepedulian merek (KPM) dilanjutkan ke dimensi asosiasi merek (ASM).
Model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA Analisis Outer Setelah dilakukan kalkulasi pertama dalam SmartPLS, dalam model awal seperti yang ada pada Lampiran 8 ditemukan beberapa indikator dengan skor loading dibawah persyaratan ≤ 0,6. Indikator tersebut adalah ASM3 (0,488), LOK3 (0,288), BYA3 dan PRM1 (0,483). Selanjutnya, setelah menghapus indikator-indikator maka dilakukan kembali kalkulasi algoritma kedua, sehingga didapatkan model akhir seperti yang disajikan pada Lampiran 9. Setelah diperoleh model akhir, maka analisis outer dapat dilakukan dengan mengevaluasi kriteria-kriteria yang ada pada analisis outer untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas. Berikut hasil analisis dapat dilihat Tabel 11. Tabel 11.
Evaluasi analisis outer Model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA
No
Kriteria
1
Loading factor
Penjelasan Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten
2
Composite Reliability
Pengukuran konsistensi Internal
3
Average Variance Extracted
Rata-rata varian ekstrak untuk menentukan validitas konvergen
4
Akar kuadrat AVE
Standar
Hasil penilaian
≥ 0,6
Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6
> ,6
> 0,5
Lebih Ujian validitas dari diskrimian korelasi variabel
besar nilai antar
ASM(0,873),BFI(0,870),CSO (0,916),EKM(0,898),BYA (0,820),KK(0,888),KPM (0,865),LOK(0,860),LOY (0,934),PEM(0,910),PRD (0,872),PRM(0,909),PRO (0,863),REU(0,840),SDM(0,837) ASM(0,775),BFI(0,771),CSO (0,604),EKM(0,816),BYA(0,604) ,KK(0,800),KPM(0,682),LOK (0,754),LOY(0,876),PEM(0,836), PRD(0,773),PRM(0,833),PRO (0,760),REU(0,640),SDM(0,722) Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya
27
Lanjutan Tabel 11. No
Kriteria
Penjelasan
5
Cross loading
Validitas diskriminan
Standar Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya
Hasil penilaian Semua indikator dari variabel laten memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya
Sumber : Data primer diolah, 2014 Analisis Inner Analisis inner dilakukan dengan menguji kebaikan model melalui nilai R untuk variabel laten dependen dan menspesifikasi antar hubungan variabel laten melalui pengujian hipotesis model dengan membandingkan t-table dan t-statistics. Dapat dilihat dalam Tabel 12 berikut . Tabel 12. Evaluasi analisis inner Model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA No 1
Kriteria Goodness of fit model
Penjelasan Nilai � variabel laten dependen
2
Uji keterdukungan hipotesis
Perbandingan nilai t-table dan t-statistics
Standar Semakin tinggi nilai � berarti semakin baik model prediksi dari model yang diajukan dan berada dalam rentang skor 0<� <1. Pengaruh nyata jika, Tstatistik > T-tabel. Pada alpha 5 persen, nilai Ttabel adalah 1,96
Hasil Penilaian ASM 0,755 EKM 0,659 KK 0,573 KPM 0,295 LOY 0,334 ASM>EKM 3,210 ASM>KK 6,902 CS0>ASM 3,512 KPM>EKM 3,374 LOY>ASM 6,555 LOY>EKM 3,450 PRM>KPM 5,633 PRM>LOY 3,941
Sumber : Data primer diolah, 2014
Dari tabel dapat dilihat seperti dua model sebelumnya bahwa terdapat hubungan prediktif antara dimensi-dimensi yang ada. Loyalitas (LOY) mempengaruhi asosiasi merek (ASM), kemudian asosiasi merek mempengaruhi kesan kualitas (KK). Disini terdapat dua faktor yang mempengaruhi ekuitas merek, yaitu : (1) Promosi (PRM) melalui domensi kepedulian merek (KPM) dan loyalitas (LOY) (2) Citra sosial (CSO) melalui dimensi asosiasi merek (ASM).
28
Model Ekuitas Merek Program Studi Agribisnis Unpad menurut kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad Analisis Outer Setelah dilakukan kalkulasi pertama dalam SmartPLS, dalam model awal seperti yang ada pada Lampiran 10 ditemukan beberapa indikator dengan skor loading dibawah persyaratan ≤ 0,6. Indikator tersebut adalah BFI2 (0,470), BYA1 (0,417), BYA2 (-0,160), KPM3 (0,5155), PRM3 (0,341) dan REU3 (0,590). Selanjutnya, setelah menghapus indikator-indikator maka dilakukan kembali kalkulasi algoritma kedua, sehingga didapatkan model akhir seperti yang disajikan pada Lampiran 11. Setelah diperoleh model akhir, maka analisis outer dapat dilakukan dengan mengevaluasi kriteria-kriteria yang ada pada analisis outer untuk menguji validitas konstruk dan realibitas. Hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 13 dibawah ini. Tabel 13. Evaluasi analisis outer Model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad No
Kriteria
1
Loading factor
Penjelasan Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten
Standar
Hasil penilaian
≥ 0,6
Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6
Composite Reliability
Pengukuran konsistensi internal
3
Average Variance Extracted
Rata-rata varian ekstrak untuk menentukan validitas konvergen
>0,5
4
Akar kuadrat AVE
Uji validitas diskrimian
Lebih besar dari nilai korelasi antar variabel
Uji validitas diskriminan
Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya
2
5
Cross loading
Sumber : Data primer diolah, 2014
> ,6
ASM(0,860),BFI(1,000),CSO (0,867),EKM(0,880),BYA(1,000) ,KK(0,894),KPM(0,846),LOK (0,790),LOY(0,805),PEM(0,871), PRD(0,758),PRM(0,875),PRO, (0,910),REU(0,887),SDM(0,772) ASM(0,674),BFI(1,000),CSO (0,687),EKM(0,786),BYA(1,000) ,KK(0,808),KPM(0,734),LOK (0,560),LOY(0,678),PEM(0,772), PRD(0,611),PRM(0,778),PRO (0,836),REU(0,779),SDM(0,635) Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Semua indikator dari variabel laten memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya
29
Analisis Inner Analisis inner dilakukan dengan menguji kebaikan model melalui nilai R untuk variabel laten dependen dan menspesifikasi hubungan antar variabel laten melalui pengujian hipotesis model dengan membandingkan t-table dan t-statistics. Berikut ini nilai kebaikan model dan hipotesis yang terdukung dalam Tabel 14. Tabel 14. Evaluasi analisis inner Model Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad No 1
Kriteria Goodness of fit model
Penjelasan Nilai � variabel laten dependen
2
Uji keterdukungan hipotesis
Perbandingan nilai t-table dan t-statistics
Standar Semakin tinggi nilai � berarti semakin baik model prediksi dari model yang diajukan dan berada dalam rentang skor 0<� <1 Pengaruh nyata jika, Tstatistik > T-tabel. Pada alpha 5 persen, nilai Ttabel adalah 1,96
Hasil Penilaian ASM 0,756 EKM 0,722 KK 0,520 KPMERK 0,064 LOY 0,352 ASM>EKM 4,128 BYA>LOY 3,281 LOY>ASM 2,811
Sumber : Data primer diolah, 2014 Dari tabel dapat dilihat, tidak ada hubungan prediktif antar dimensi, namun terdapat faktor yang mempengaruhi ekuitas merek yaitu faktor biaya (BYA) mempengaruhi ekuitas merek (EKM) melalui dimensi loyalitas (LOY) yang selanjutnya mempengaruhi dimensi asosiasi merek (ASM) yang kemudian selanjutnya mempengaruhi ekuitas merek (EKM).
Model Ekuitas Merek Program Studi Agroteknologi Unpad menurut kelompok responden mahasiswa Agroteknologi Unpad Analisis Outer Setelah dilakukan kalkulasi pertama dalam SmartPLS, dalam model awal seperti yang ada pada Lampiran 12 ditemukan beberapa indikator dengan skor loading dibawah persyaratan ≤ 0,6. Indikator tersebut adalah EKM (0,485), BYA1 (0,565), LOK3 (0,505), PRD1 (0,542) dan REU3 (0,468). Selanjutnya, setelah menghapus indikator-indikator tersebut maka dilakukan kembali kalkulasi algoritma kedua, sehingga didapatkan model akhir seperti yang disajikan pada Lampiran 13. Setelah diperoleh model akhir, maka analisis outer dapat dilakukan dengan mengevaluasi kriteria-kriteria yang ada pada analisis outer untuk menguji validitas konstruk dan realibitas. Hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 15 dibawah ini.
30
Tabel 15. Evaluasi analisis outer Model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agroteknologi Unpad No
Kriteria
1
Loading factor
Penjelasan Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten
Composite Reliability
Pengukuran konsistensi Internal
3
Average Variance Extracted
Rata-rata varian ekstrak untuk menentukan validitas konvergen
4
Akar kuadrat AVE
Uji validitas diskrimian
2
5
Cross loading
Validitas diskriminan
Standar ≥ 0,6
> ,6
> 0,5
Lebih besar dari nilai korelasi antar variabel Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya
Hasil penilaian Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6
ASM(0,845),BFI(0,768),CSO (0,860),EKM(1,000),BYA(0,831), KK(0,897),KPM(0,881),LOK(0,864), LOY(0,870),PEM(0,927),PRD (1,000),PRM(0,852),PRO(0,835), REU(0,730),SDM(0,802) ASM(0,646),BFI(0,633),CSO(0,675), EKM(1,000),BYA(0,711),KK(0,817) ,KPM(0,713),LOK(0,762),LOY (0,771),PEM0,865),PRD(1,000), PRM(0,662),PRO(0,722),REU (0,575),SDM(0,670) Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Semua indikator dari variabel laten memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya
Sumber : Data primer diolah, 2014 Analisis Inner Analisis inner dilakukan dengan menguji kebaikan model melalui nilai � untuk variabel laten dependen dan menspesifikasi hubungan antar variabel laten melalui pengujian hipotesis model dengan membandingkan t-table dan t-statistics. Berikut ini kebaikan model dan hipotesis-hipotesis yang terdukung dalam Tabel 16. Tabel 16. Evaluasi analisis inner Model Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agroteknologi Unpad No 1
Kriteria Goodness of fit model
Penjelasan Nilai � variabel laten dependen
Standar Semakin tinggi nilai R berarti semakin baik model prediksi dari model yang diajukan dan berada dalam rentang skor 0<� <1
Hasil Penilaian ASM 0,550 EKM 0,293 KK 0,444 KPM 0,191 LOY 0,299
31
Lanjutan Tabel 16. No 2
Kriteria Uji keterdukungan hipotesis
Penjelasan Perbandingan nilai t-table dan t-statistics dan koefisien jalur
Standar Pengaruh nyata jika, Tstatistik > T-tabel. Pada alpha 5 persen, nilai Ttabel adalah 1,96
Hasil Penilaian LOY>EKM 2,160 PROD>KK 3,241 LOK>KPM 1,998
Sumber : Data primer diolah, 2014 Dari tabel dapat dilihat, tidak ada hubungan prediksi signifikan antar dimensi yang ada. Demikian juga faktor yang dapat mempengaruhi ekuitas merek (EKM). Pengaruh faktor produksi (PROD) hanya sampai mempengaruhi dimensi kesan kualitas (KPM) namun tidak sampai mempengaruhi ekuitas merek (EKM). Hal yang sama juga terjadi faktor lokasi (LOK) yang hanya sampai mempengaruhi dimensi kepedulian merek (KPM).
Model Ekuitas Merek Program Studi Peternakan Unpad menurut kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad Analisis Outer Setelah dilakukan kalkulasi pertama dalam SmartPLS, dalam model awal seperti yang ada pada Lampiran 14 ditemukan beberapa indikator dengan skor loading dibawah persyaratan ≤ 0,6. Indikator tersebut adalah EKM1 (0,470), LOK2(0,504), LOY1 (0,414) dan REU3 (0,569). Selanjutnya, setelah menghapus indikator-indikator tersebut maka dilakukan kembali kalkulasi algoritma kedua, sehingga didapatkan model akhir seperti yang disajikan pada Lampiran 15. Setelah diperoleh model akhir, maka analisis outer dapat dilakukan dengan mengevaluasi kriteria-kriteria yang ada pada analisis outer untuk menguji validitas konstruk dan realibitas. Hasil analisis dapat dilihat dalam Tabel 17 dibawah ini. Tabel 17. Evaluasi analisis outer Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad No 1
2
3
Kriteria Loading factor
Penjelasan Kekuatan indikator dalam merefleksikan laten
Composite Reliability
Pengukuran Konsistensi Internal
Average Variance Extracted
Rata-rata varian ekstrak untuk menentukan validitas konvergen
Standar ≥ 0,6
> ,6
> 0,5
dengan
Hasil penilaian Semua indikator memiliki loading factor ≥ 0,6 ASM(0,864),BF(0,790),CSO (0,931),EKM(1,000),BYA (0,865),KK(0,859),KPM(0,881) ,LOK(0,890),LOY(1,000),PEM (0,943),PRD(0,859),PRM(0,845), PRO(0,797),REU0,692),SDM (0,743) ASM(0,680),BF(0,659),CSO (0,819),EKM(1,000),BYA(0,683) ,KK(0,752),KPM(0,713),LOK (0,802),LOY(1,000),PEM(0,893), PRD(0,753),PRM(0,649),PRO (0,668),REU(0,552),SDM(0,591)
32
Lanjutan Tabel 17. No
Kriteria
Penjelasan
4
Akar kuadrat AVE
Uji validitas diskrimian
5
Cross loading
Uji validitas diskriminan
Standar Lebih besar dari nilai korelasi antar variabel Setiap indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur, dibandingkan dengan indikator untuk laten lainnya
Hasil penilaian Semua nilai akar kuadrat AVE dari peubah laten, lebih besar dari korelasi peubah laten lainnya Semua indikator dari variabel laten memiliki korelasi yang lebih besar pada laten sendiri daripada korelasi ke laten lainnya
Sumber : Data primer diolah, 2014 Analisis Inner Analisis inner dilakukan dengan menguji kebaikan model melalui nilai R untuk variabel laten dependen dan menspesifikasi hubungan antar variabel laten melalui pengujian hipotesis model dengan membandingkan t-table dan t-statistics. Berikut ini nilai-nilai kebaikan model dan hipotesis-hipotesis terdukung dalam Tabel 18. Tabel 18. Evaluasi analisis inner Model Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad No 1
Kriteria Goodness of fit model
Penjelasan Nilai � variabel laten dependen
Standar Semakin tinggi nilai � berarti semakin baik model prediksi dari model yang diajukan dan berada dalam rentang skor 0<� <1
Hasil Penilaian ASM 0,512 EKM 0,472 KK 0,616 KPM 0,269 LOY 0,245
tabel adalah 1,96
PRD>KK 2,286 PRM>KPM 3,162
Dari tabel di atas dapat dilihat, hubungan antar dimensi ditunjukan Uji keterdukungan Perbandingan Pengaruh nyata jika, T- ASM>KK 3,994 hubungan prediktif asosiasi merek memprediksi dimensi kesan 2,314 kualitas hipotesis nilai t-table(ASM) dan statistik > T-tabel.ke Pada BYA>LOY (KK). Faktor promosi mempengaruhi dimensi (KPM) namun t-statistics alphakepedulian 5 persen, nilaimerek T- LOY>EKM 3,085 2
Sumber : Data primer diolah, 2014 Dari tabel di atas dapat dilihat, hubungan antar dimensi ditunjukan hubungan prediktif asosiasi merek (ASM) tidak memprediksi ke dimensi kesan kualitas (KK). Faktor promosi mempengaruhi dimensi kepedulian merek (KPM) namun tidak sampai mempengaruhi ekuitas merek (EKM). Sementara faktor biaya (BYA) mempengaruhi ekuitas merek (EKM) melalui dimensi loyalitas merek (LOY).
33
Pembahasan Dari paparan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa model awal yang diajukan pada akhirnya menghasilkan model modifikasi yang berbeda-beda untuk setiap obyek penelitian setelah melalui proses konfirmasi analisis data. Namun secara umum, analisis data menghasilkan makna yang berarti bagi eksplanasi ekuitas merek ketiga program studi yang diteliti menurut persepsi siswa SMA dan mahasiswa masing-masing program studi. Metode yang dipilih dalam menghitung ekuitas merek program studi pertanian dan peternakan adalah model yang diajukan Kim and Kim (2004) yaitu dengan menjumlahkan rerata skor dimensi ekuitas merek menurut skor skala tertinggi 5 dalam skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini. Metode ini direkomendasi pula oleh Yoo and Donthu (2001) yang menyatakan bahwa indeks ekuitas merek berkorelasi dengan skor pembentuk yang dikomputasi dari penjumlahan skor rata-rata tiga dimensi. Maka dihasilkan skor yang tidak tinggi untuk ketiga program studi menurut kelompok responden SMA. Ketiga program studi ini mempunyai ekuitas yang saling berdekatan. Namun terdapat peningkatan untuk besaran ekuitas merek menurut persepsi kelompok responden mahasiswa ketiga program studi dengan nilai yang berdekatan. Nilai yang tidak tinggi dari besaran ekuitas merek sejalan dengan realita ekuitas merek program studi pertanian dan peternakan. Respon dari dua kelompok responden tidak begitu mengapresiasi dengan baik masing-masing program studi, baik secara emosional maupun finansial apabila ketika mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk mendapatkan benefit dari program studi dimaksud. Beralih pada pembahasan dimensi-dimensi ekuitas merek program studi, data-data yang dihasilkan mendukung hipotesis-hipotesis yang menyatakan adanya hubungan prediktif antar dimensi (Severi dan Ling 2013). Data yang menyatakan seringnya jalur dimensi loyalitas merek (LOY) mempengaruhi dimensi asosiasi terhadap merek (ASM) dan dimensi asosiasi terhadap merek (ASM) memprediksi dimensi kesan kualitas (KK), atau dengan kata lain loyalitas merek yang tinggi (LOY) mempengaruhi asosiasi emosional terhadap merek (ASM), kemudian asosiasi emosional yang tinggi (ASM) mempengaruhi kesan kualitas (KK). Hal ini menguatkan dugaan peneliti bahwa dimensi-dimensi dalam ekuitas merek memiliki karakter hierarki proses seperti model yang diajukan Keller (2006). Secara realita total rerata dimensi ekuitas dapat mendeskripsikan besaran ekuitas merek program studi, namun dalam aspek uji model dari data yang dihasilkan SmartPLS, tidak ditemukan dari keenam model yang keempat dimensinya bersama-sama memprediksi ekuitas program studi. Namun selalu terdapat faktor-faktor yang memprediksi ekuitas merek program studi kecuali untuk persepsi PS Agroteknologi menurut mahasiswanya. Hal ini menimbulkan kerancuan secara konseptual dan metodologi antara faktor dan dimensi bahwa dimensi secara konseptual hanyalah mediator antara faktor-faktor sebagai variabel independen dan ekuitas merek program studi sebagai variabel dependen. Kerancuan tersebut disebutkan pula menurut Mourad et al (2010) yang menyatakan bahwa ada inkonsistensi dan ketumpangtindihan dalam pengertian
34
variabel-variabel kunci dan model-model terstruktur hubungan (contoh:membedakan antara determinan dan dimensi). Untuk siswa SMA, faktor promosi merupakan faktor paling signifikan yang memprediksi ekuitas merek program studi pertanian dan peternakan karena ada dalam semua PS. Hal ini bisa diintepretasikan bahwa pengelola program studi kurang atau tidak mempromosikan program studi melalui media-media yang ada untuk memberikan informasi yang memadai dan kampanye yang menyentuh ketertarikan siswa. Faktor lokasi secara parsial mempengaruhi siswa SMA terhadap PS Agroteknologi Unpad. Seperti yang telah diketahui, letak kampus PS Agroteknologi Unpad berada di Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang puluhan kilometer dari Kota Bandung hingga daya tempuh yang lama dan perkiraan fasilitas penunjang yang tidak memadai membuat siswa SMA tidak begitu mengapresiasi dengan baik PS dimaksud. Kemudian faktor citra sosial (CSO) yang mempengaruhi persepsi siswa SMA terhadap PS Peternakan Unpad. Persepsi masyarakat secara umum ternyata ikut mempengaruhi persepsi siswa terhadap PS Peternakan Unpad. Pengelola program studi perlu bekerja keras dalam merubah persepsi ini. Menurut peneliti, kendala citra lokasi dan citra sosial yang mengurangi ekuitas merek dapat diminimalisasi dengan kegiatan promosi yang berkesinambungan dan menyentuh ekspektasi dan gairah dari siswa SMA. Hal ini bukan hal yang baru ketika beberapa program studi pertanian di Amerika Serikat telah melakukan kegiatan promosi berupa kampanye untuk mengedukasi dan menumbuhkan kesukaan pada pertanian. Berbeda dengan responden siswa SMA, pada kelompok responden mahasiswa hanya ada satu faktor yang signifikan yang memprediksi ekuitas merek dan terjadi pada program studi Agribisnis dan Peternakan Unpad, yaitu faktor harga. Faktor harga (biaya SPP) yang relatif lebih murah dibanding biaya studi di perguruan tinggi lain dengan kualitas yang sama meningkatkan ekuitas merek PS Agribisnis dan Peternakan Unpad. Hal ini ternyata didukung pula bahwa dari kualitas produk (pilihan atau pengalaman belajar serta prospek di dunia kerja) diapresiasi dengan baik oleh responden mahasiswa walaupun tidak sampai mempengaruhi ekuitas merek.
Implikasi Manajerial Inventarisasi faktor-faktor signifikan yang ditemukan tentunya dapat menjadi bahan evaluasi bagi pengelola ketiga program studi, terutama dalam perspektif pemasaran dan penjaringan calon mahasiswa. Ditambah lagi adanya respon yang berbeda dari siswa SMA dan mahasiswa. Respon siswa bisa dianggap respon pasar secara umum terhadap ekuitas program studi pertanian dimana dengan diketahuinya respon tersebut maka pengelola program studi dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan komponen-komponen produk mereka, sementara respon mahasiswa bisa dianggap sebagai masukan internal terhadap kinerja pengelolaan program studi. Berdasarkan faktor-faktor signifikan yang diperoleh, terdapat upaya pemasaran yang dapat dilakukan oleh pengelola program studi pada kelompok siswa SMA yaitu dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas promosi. Pada dasarnya dengan dilakukannya aktivitas promosi, maka pihak pengelola program studi akan lebih mendekatkan pemahaman
35
mengenai isi sebenarnya dari program studi dengan kemasan yang lebih meningkatkan citra. Promosi menjadi pintu masuk dari kesenjangan faktor-faktor pemasaran dan faktor-faktor non pemasaran lainnya dengan memberikan informasi mengenai keunggulan yang dimiliki faktor-faktor tersebut. Sedangkan faktor biaya yang menjadi satu-satunya faktor yang meningkatkan ekuitas program studi Agribisnis dan Peternakan menjadi evaluasi pengelola program studi. Seharusnya faktor SDM, proses, produk dan bukti fisik menjadi faktor pendorong penciptaan loyalitas dan asosiasi positif mahasiswa terhadap program studi terkait.
36
5 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikutnya. 1. Ekuitas merek PS Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad diprediksi secara parsial oleh dimensi dan faktor secara parsial. Dihasilkan 6 model akhir yang berbeda untuk masing-masing PS. Secara umum, dapat disimpulkan berdasarkan kelompok responden siswa SMA, ekuitas merek PS Agribisnis, Agroteknologi dan Peternakan Unpad rendah. Sedangkan untuk kelompok responden, apresiasi terhadap ekuitas merek ketiga PS mengalami peningkatan. 2. Adanya hubungan prediktif antar dimensi loyalitas merek (LOY) yang tinggi mempengaruhi asosiasi emosional terhadap merek (ASM) kemudian asosiasi emosional (ASM) yang tinggi mempengaruhi kesan kualitas (KK). Hal ini menguatkan dugaan bahwa dimensi-dimensi dalam ekuitas merek memiliki karakter hierarki proses. Terdapat kerancuan secara konseptual antara faktor dan dimensi bahwa dimensi secara konseptual hanyalah mediator antar faktorfaktor sebagai variabel independen dan ekuitas merek PS sebagai variabel dependen. 3. Bagi kelompok responden siswa SMA, faktor promosi (PRM) mempengaruhi ekuitas merek (EKM) secara signifikan di ketiga PS. Selanjutnya, faktor lokasi (LOK) mempengaruhi ekuitas merek PS Agroteknologi Unpad melalui dimensi asosiasi (ASM) dan citra sosial (CSO) mempengaruhi ekuitas merek PS Peternakan Unpad melalui dimensi asosiasi (ASM). Bagi kelompok responden mahasiswa, faktor harga (BYA) mempengaruhi ekuitas merek PS Agribisnis dan Peternakan. Saran Pengelolaan program studi dalam perspektif pemasaran bukanlah gagasan yang lazim namun pada praktiknya kegiatan-kegiatan pemasaran sudah sering dilakukan terutama oleh institusi swasta. Menilai ekuitas suatu program studi adalah kegiatan penilaian dalam perspektif pemasaran dalam persepsi konsumen. Ternyata konsumen pendidikan memiliki pertimbangan sendiri tentang pilihan suatu produk pendidikan di luar pertimbangan konvensional seperti kualitas dosen, bukti fisik seperti gedung perkuliahan dan SPP. Berdasarkan skala prioritas, faktor-faktor tersebut bisa dijadikan pertimbangan manajemen dalam pengelolaan program studi hal mana yang harus didahulukan dalam evaluasi dan perbaikan program studi. Untuk target siswa SMA, sebaiknya ketiga pengelola program studi melakukan edukasi hal ihwal mengenai pertanian ke sekolahsekolah dengan kemasan yang menarik. Hal ini dilakukan untuk mengenalkan dunia pertanian sebenarnya dan memperbaiki citra sosial program studi pertanian. Untuk target mahasiswa, pengelola program studi sebaiknya melakukan evaluasi internal mengenai program-program yang bisa meningkatkan loyalitas, kebanggaan dan kepuasan mahasiswa terhadap program studi tempat dimana ia belajar. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan kegiatan peningkatan kualitas
37
dosen dan layanan penunjang seperti staf administrasi dan infrastruktur yang baik serta program temu alumni. Dalam penelitian ini didapati asumsi yang selaras dengan Mourad et.al (2010) yang mengkaji ekuitas merek bahwa konseptualisasi ekuitas merek sangatlah cair sehingga dimungkinkan tumpang tindih antara variabel dependen dan independen. Dengan kondisi seperti ini, maka tepat apabila dikatakan analisis ekuitas merek masih harus terus dikembangkan dalam setiap kasus-kasus yang unik sampai didapat model-model yang relatif ajeg. Penelitian lebih tepat dilakukan secara bertahap sampai didapat variabel yang mudah diorganisasikan untuk diujikan dalam sebuah model.
38
DAFTAR PUSTAKA Aaker D, 1991. Managing brand equity : capitalizing on the value of a brand name. New York (USA): The Free Press Aaker D, 1996. Measuring brand equity across products and markets. California Management Review.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]; 38(3):102-120. Tersedia pada http://www.iuc-edu.eu/group/sem1_L3/2013%20DNPBM/Lect ure %2014%20Measuring%20Brand%20Equity.pdf Al-Fatal A, 2010. Understanding student choice of university and marketing strategies in Syrian private. [Tesis].Leeds (ENG): University of Leeds.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]. Tersedia pada http://etheses.whiterose.ac.uk/1115/1/PhD_Thesis_Thesis_Anas_AlFattal_SID 200229252_Education.pdf Alma B. 2008. Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan: Fokus pada Mutu dan Layanan Prima. Alma, B, Hurriyati, R, editor. Bandung (ID) : Alfabeta Becker C, Palmer S, Branding in university : identity versus image (a case study of a Swedish university). [Tesis]Lulea(SWE): Lulea University of Technology.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014] Tersedia pada http://epubl.ltu.se/1653-0187/2009/081/LTU-PB-EX-09081-SE.pdf Yoo B, Donthu N, Lee S, 2000. An examination of selected marketing mix elements and brand equity. Journal of the Academy of Marketing Science. 28(2):195-211. Yoo B, Donthu N, 2001. Developing and validating a multidimensional consumer-based equity scale. Journal of Business Research. 52(2001):1-14. Broyles SA, Schumann DW, Leingpibul T, 2009. Examining brand equity antecedent/consequence relationship. Journal of Marketing Theory and Practice. [internet].[diunduh pada 10 Mei 2014]; 17(2):145-161. Tersedia pada http://www.mesharpe.com/JMTP/10%20broyles.pdf Enache IC, 2001. Marketing higher education using the 7 PS Framework. Bulletin of Transylvania University of Brasov.[internet].[diunduh pada 10 Mei 2014]: 4(53):23-30. Tersedia pada http://webbut.unitbv.ro/bu2011/Series%20V BULETIN%20V%20PDF/05%20enache%201%20BUT%202011.pdf Erdem T, Swait J, Broniarczyk S, Chakravarti D, Kapferer JN, Keane M, Roberts J, Steenkamp Jan-Benedict EM, Zettelmeyer F. 1999. Brand equity, consumer learning and choice.Marketing Letters.[internet].[diunduh pada 10 Mei 2014]; 10(3):301-318. Tersedia pada http://www.researchgate.net/ publication/40142244_Brand_Equity_Consumer_Learning_and_Choice/Choic e/file/9fcfd50b63cbc26c31.pdf Fayrene C, Chai Lee, G. Customer-base: a literature review. Journal of Arts Science & Commerce.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]; 2(1): 33-42. Tersedia pada http://www.researchersworld.com/vol2/PAPER_04.pdf Hussin SR, Soon TH, Sidin SM, 2000. Marketing analysis of higher education service sector in Malaysia : consumer perspective. Pertanika J.Soc.Sci.&Hum.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]; 8(1):1-6. Tersedia http://psasir.upm.edu.my/3290/1/Marketing_Analysis_of_the_Higher_Educatio n_Service_Sector_in_Malaysia.pdf
39 Jogiyanto, Abdillah Willy, 2009. Konsep dan Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta (ID) : BPFE-Yogyakarta Keller KL, 1998. Strategic brand management : building, measuring and managing brand equity. Keller KL, Lehmann DR, 2006. Brands and branding: research findings and future priorities. Marketing Science. 25(6):740759.doi:10.1287/mksc.1050.0153. Kim WG, Kim HB, 2004. Measuring customer-based restaurant brand equity. Cornell Hotel and Restaurant Administration Quarterly. 45(2):115131.doi:1177/0010880404264507. Kotler P, Keller K. 2009. Manajemen Pemasaran. Ed ke-13. Volume ke-1.Sabran B, penerjemah. Jakarta (ID) : Erlangga. Terjemahan dari: Marketing Management. Ed ke-13 Kuncoro EA. 2008. Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan: Fokus pada Mutu dan Layanan Prima. Alma, B, Hurriyati, R, editor. Bandung (ID) : Alfabeta Lassar W, Mittal B, Arun S, 1995. Measuring customer-based brand equity.Journal of Consumer Marketing.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]; 12(4):11-19. Tersedia pada http://www.iseg.utl.pt/cad1849/measuring cbbe.pdf Maringe F, Gibbs P. 2009. Marketing higher education : theory and practice. Berkshire (GBR) : Open University Press. Mourad M, Ennew C, Kortam W, 2010. Brand equity in higher education.Marketing Intelligence and Planning.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]; 29(4):403-420.doi:10.1108/02634501111138563. Tersedia pada http://sps-perbanas.ac.id/pasca.akademik/download/UASBrand%20equity%2 0/ higher%20education.pdf Netemeyer RG, Krishnan B, Pullig C, Wang G, Yagci M, Dean D, Ricks J, Wirth F. 2004. Developing and validating measures of facets of customer-based brand equity. Journal of Business Research.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]; 57(2004):209-224. Tersedia pada http://www.researchgate.net/publication/22536782 Developing and validating measures of facets of customer-based brand equity Rudd D, Mills R. 2008. Expanding marketing principles for the sale of higher education.Contemporary Issues in Education Research. [internet].[diunduh pada 10 Mei 2014]; 1(3):41-52. Tersedia pada http://www.journals.cluteonline.com/index.php/CIER/article/viewFile/1193/11 77 Ruswidyo AN, Hudrasyah, H, 2012. Validating the instrument for measuring brands equity in Indonesian fuel retail brands.[2nd International Conference on Business, Economics, Management and Behavioral Sciences] [Oct 1314,2012 Bali] [internet] [diunduh pada 10 Mei 2014]; nama penerbit tidak diketahui, hlm 75-79. Tersedia pada http://ccsenet.org/journal/index.php/ass/article/download/25284/15724 Severi E, Ling KC, 2013. The mediating effect of brand association, brand loyalty, brand image and perceived reality on brand equity. Asian Sosial Science.[internet][diunduh 10 Mei 2014]: 9(3):125-137. Tersedia pada http://dx.doi.org/10.5539/ass.v9n3p125
40 Shrestha BK, 2013. Public perception of the quality of academic education program. Journal of Education and Research.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]; 3(1):52-63.doi:10.3126/jer.v3i0.7852. Tersedia pada http://www.nepjol.info/index.php/JER/article/download/7852/6477 Soedijati, 2008. Manajemen Corporate & Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan : Fokus pada Mutu dan Layanan Prima. Alma B, Hurriyati R, editor. Bandung (ID) : Alfabeta. Steenkamp, J.B. 1997. Dynamics in consumer behaviour with respect to agricultural and food products. Di dalam : Agricultural Marketing and Consumer Behaviour a Changing World. Wirenga, B., van Tilburg, A., Grunert, K., Steenkamp, J.B, danWedel, N. Eds.Dordrecht (NED) : Kluwer Academic Publishers. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung (ID) : Penerbit Alfabeta. Supriyati, 2010. Dinamika Ekonomi Ketenagakerjaan Pertanian : Permasalahan dan Kebijakan Strategis pengembangan.Analisis Kebijakan Pertanian[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]; 8(1):49-65. Tjiptono F, 2011. Seri Manajemen Merek 01 – Manajemen & Strategi Merek. Yogyakarta (ID) : Penerbit Andi Vazquez R, Rio AB, Iglesias V, 2002. Consumer-base brand equity : development and validations of measurement instrument. Journal of Marketing Management. 18 (P-2) : 27-48. Wahyuni A, 2012. Kajian Bauran Promosi di Perguruan Tinggi “ X “.Jurnal Liquidity.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]; 1(2):75-182. Tersedia pada http://www.liquidity.stiead.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/11-_AlidaWahyuni-Liquidity-STIEAD.pdf Al-D’mour H, Al-Zu’bi ZM, Kakeesh, D. 2013. The effect of service marketing mix elements on customer-based brand equity: an empirical study of mobile telecom service recipients in Jordan. International Journal of Business and Management.[internet][diunduh pada 10 Mei 2014]: 8(11):1326.doi:10.5539/ijbun.v8n11p13. Tersedia pada http://dx.doi.org/10.5539/ijbm. Zeithaml, VA. 1988. Consumer perceptions of price, quality and value : a meansend model and synthesis of evidence. Journal of Marketing. 52 (3) : 2-22.
LAMPIRAN
42 Lampiran 1. Tabel Rasio Persaingan Seleksi Masuk Calon Mahasiswa Program Studi Agroteknologi, Agribisnis dan Peternakan Universitas Padjadjaran pada SNMPTN 2012 dan 2013 Program Studi Agroteknologi Unpad No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Universitas Universitas Padjadjaran Univ Sultan Ageng Tirtayasa Univ Sriwijaya Undip Unri UNS Univ Syiah Kuala Univ Lampung Unand Univ Jember USU Univ Jambi Universitas Malikussaleh Univ Hasanuddin Univ Udayana Unlam Univ Bengkulu Univ Braw Univ Mataram Univ Tadulako Univ Tanjung Pura Univ Palangkaraya Univ Nusa Cendana Univ Borneo Tarakan
Pendaftar 537 113 247 446 274 458 114 440 448 412 317 149 97 161 84 42 190 1251 40 49 41 35 5 14
2012 2013 Universitas Diterima Persentase Pendaftar Diterima Persentase 12 2.23% UNS 2275 105 4.62% 5 4.42% USU 3209 150 4.67% 19 7.69% Unsoed 2094 100 4.78% 40 8.97% Univ Lampung 1718 90 5.24% 26 9.49% Undip 746 40 5.36% 45 9.83% Unri 1730 100 5.78% 12 10.53% Universitas Padjadjaran 2643 165 6.24% 48 10.91% Univ Jember 1801 150 8.33% 50 11.16% Unand 1684 180 10.69% 46 11.17% Univ Sriwijaya 1188 127 10.69% 40 12.62% Univ Sultan Ageng Tirtayasa 688 75 10.90% 26 17.45% Univ Jambi 796 89 11.18% 25 25.77% Univ Bengkulu 673 101 15.01% 44 27.33% Univ Braw 3761 589 15.66% 24 28.57% Univ Hasanuddin 653 125 19.14% 12 28.57% Univ Syiah Kuala 474 92 19.41% 55 28.95% Univ Tanjung Pura 459 104 22.66% 450 35.97% Universitas Malikussaleh 422 105 24.88% 16 40.00% Univ Udayana 183 55 30.05% 21 42.86% Univ Palangkaraya 178 58 32.58% 19 46.34% Univ Nusa Cendana 97 38 39.18% 17 48.57% Unsam 22 9 40.91% 3 60.00% Univ Mataram 284 125 44.01% 9 64.29% Univ Borneo Tarakan 73 36 49.32% Univ Tadulako 194 111 57.22% Unlam 242 165 68.18%
Sumber : smptn.ac.id, data diolah Program Studi Agribisnis Unpad No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Universitas Universitas Padjadjaran Univ Sultan Ageng Tirtayasa Univ Sriwijaya Unand Unri Undip USU Univ Lampung Univ Syiah Kuala UNS Univ Hasanuddin Univ Jambi Universitas Malikussaleh Univ Bengkulu Univ Jember Univ Braw Univ Udayana Univ Nusa Cendana Unlam Univ Mataram Univ Tanjung Pura Unsam Univ Borneo Tarakan Univ Tadulako Univ Palangkaraya
Pendaftar 559 152 369 392 255 340 545 433 179 596 224 236 137 119 306 1228 108 8 36 106 19 41 22 30 41
2012 2013 Universitas Diterima Persentase Pendaftar Diterima Persentase 15 2.68% Unri 1465 25 1.71% 5 3.29% Undip 1345 25 1.86% 13 3.52% USU 4489 90 2.00% 15 3.83% Univ Lampung 2276 60 2.64% 12 4.71% Unand 2161 60 2.78% 16 4.71% Universitas Padjadjaran 3270 99 3.03% 30 5.50% UNS 2548 96 3.77% 24 5.54% Univ Sriwijaya 2376 100 4.21% 12 6.70% Univ Jember 1993 90 4.52% 45 7.55% Univ Syiah Kuala 1143 58 5.07% 20 8.93% Univ Jambi 1756 90 5.13% 26 11.02% Univ Sultan Ageng Tirtayasa 1378 74 5.37% 16 11.68% Univ Hasanuddin 1062 60 5.65% 15 12.61% Univ Bengkulu 1381 100 7.24% 39 12.75% Universitas Malikussaleh 942 75 7.96% 262 21.34% Univ Braw 4683 400 8.54% 24 22.22% Univ Udayana 516 55 10.66% 2 25.00% Univ Tanjung Pura 363 42 11.57% 9 25.00% Univ Mataram 914 125 13.68% 30 28.30% Univ Palangkaraya 253 60 23.72% 6 31.58% Unlam 420 109 25.95% 15 36.59% Univ Borneo Tarakan 153 45 29.41% 11 50.00% Univ Tadulako 279 90 32.26% 15 50.00% Univ Nusa Cendana 139 46 33.09% 24 58.54% Unsam 134 60 44.78%
Sumber : smptn.ac.id, data diolah
43 Lanjutan Lampiran 1. Program Studi Peternakan Unpad No No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Universitas Universitas Padjadjaran Univ Lampung USU Univ Syiah Kuala UNS Undip Unand Univ Tadulako Univ Jambi Undip Univ Palangkaraya Univ Hasanuddin Univ Bengkulu Univ Mataram Unsam
Pendaftar 445 131 141 70 209 362 334 13 166 469 10 170 40 69 17
2012 Universitas Diterima Persentase 13 2.92% USU 16 12.21% Univ Lampung 20 14.18% UNS 10 14.29% Undip 31 14.83% Undip 65 17.96% Unand 70 20.96% Universitas Padjadjaran 3 23.08% Univ Bengkulu 39 23.49% Univ Jambi 112 23.88% Univ Hasanuddin 3 30.00% Univ Syiah Kuala 67 39.41% Univ Mataram 17 42.50% Univ Palangkaraya 30 43.48% Univ Tadulako 9 52.94% Unsam
Sumber : smptn.ac.id, data diolah
2013 Pendaftar Diterima Persentase 1333 40 3.00% 794 30 3.78% 1312 70 5.34% 1923 125 6.50% 2233 150 6.72% 2172 210 9.67% 2766 270 9.76% 585 75 12.82% 1300 172 13.23% 1047 154 14.71% 351 60 17.09% 594 149 25.08% 69 30 43.48% 135 59 43.70% 54 27 50.00%
44 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian Kelompok Respoden sesuai Program Studi PETUNJUK PENGISIAN Penelitian ini dilakukan sebagai salah syarat kelulusan pendidikan pascasarjana Dahlan Ramdhani (H251120304) pada jurusan Ilmu Manajemen, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor tahun akademik. Penelitian dilakukan di Kota Bandung, Jawa Barat. Reponden dimohon untuk memberikan jawaban yang sebenar-benarnya terhadap pertanyaan yang disajikan pada kuesioner ini dan peneliti berjanji untuk menjaga kerahasiaan identitas responden. Penelitian tidak dilakukan untuk kegiatan atau keperluan komersial manapun. Berikan jawaban atas pertanyaan dalam kuesioner dengan memberikan tanda √ pada kolom yang sudah tersedia. Jawaban STS menunjukan “sangat tidak setuju”, TS berarti “tidak setuju”, R berarti “ragu”, S merupakan tanda “setuju”, dan SS memperlihatkan responden “sangat setuju” dengan pernyataan yang diberikan. Penilaian terhadap pernyataan tersebut diharapkan sesuai dengan realita sesungguhnya. Contoh : No 1
Pertanyaan Contoh Saya senang sekali mengisi kuesioner ini
STS
TS
R
S
I. IDENTITAS RESPONDEN Nama : Nama Sekolah : Alamat : Jurusan Sekolah : Jenis Kelain : Laki-laki/Perempuan (coret yang tidak perlu) Pekerjaan orang tua : a. Pegawai Negeri d. Pegawai BUMN h. Lainnya………………… b. Wiraswasta e. Pekerja Profesional (dokter, notaris, akuntan,dsb) c. Pegawai Swasta f. Pensiunan Rata-rata pendapatan orang tua per bulan a. < Rp 2.000.000,e. Rp 8.000.000,- s.d Rp 10.000.000,b. Rp 2.000.000,- s.d Rp 4.000.000,f. Rp 10.000.000,- s.d Rp 12.000.000,c. Rp 4.000.000,- s.d Rp 6.000.000,g. > Rp 12.000.000,d. Rp 6.000.000,- s.d Rp 8.000.000,II. KUESIONER EKUITAS MEREK PROGRAM STUDI AGROBISNIS UNPAD Petunjuk : Mohon diisi dengan memberi tanda ( √ ) pada huruf di samping pernyataan yang sesuai dengan pendapat anda. SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju R : Ragu
SS
45 Lanjutan Lampiran 2. No 1 2 3 4
5 6 7
8 9
10
11 12 13 14
15 16 17
18 19 20 21
Kriteria Dosen-dosen di program studi ini berkualitas dan berpengalaman Staf administrasi akan melayani anda dengan baik selama kuliah Program studi ini berada dalam komplek bangunan perkuliahan yang representatif Program studi ini berada dalam lingkungan yang nyaman dan dilengkapi sarana olahraga, taman dan kantin Proses studi di program studi ini berjalan penuh kesungguhan dan disiplin Proses studi di program studi ini berjalan lancar sesuai yang direncanakan Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk studi di program studi ini sesuai dengan mutu dan prasarana yang diberikan kampus Biaya yang dikeluarkan untuk program studi ini murah Dibanding dengan biaya SPP yang dibayarkan untuk program studi ini, mahasiswa akan mendapatkan manfaat yang lebih besar Program studi ini memberikan saya pilihanpilihan untuk mengembangkan potensi diri dan wawasan lebih luas Lulusan program studi ini memiliki prospek yang baik di dunia kerja Lokasi program studi ini berada di lokasi yang mudah diakses sarana transportasi Lokasi program studi ini berada dekat dengan pusat perbelanjaan dan pusat hiburan Lokasi program studi ini dekat dengan kawasan pemukiman/kosan-kosan yang kondusif dan jauh dari kerawanan sosial Anda pernah mendengar program studi ini di radio/media cetak/media sosial Anda pernah mendengar program studi ini mengadakan acara pameran/seni/amal Anda pernah mendengar pemaparan informasi tentang program studi ini oleh dosen/staf administrasi/mahasiswa Program studi ini cocok dengan kepribadian saya Secara pribadi, saya bangga dengan program studi ini Program studi ini akan dihargai teman-teman saya Program studi ini akan dihargai keluarga
STS
TS
R
S
SS
46 Lanjutan Lampiran 2. 22 Program studi ini akan dihargai lingkungan masyarakat 23 Saya menganggap bahwa universitas, dosendosen dan mahasiswa tempat program studi ini tergabung di dalamnya cukup terkemuka 24 Unpad ini kelihatannya memperdulikan kepentingan mahasiswanya 25 Saya percaya bahwa universitas ini tidak mengelabui calon mahasiswa/mahasiswa 26 Saya tahu betul program studi ini seperti apa 27 Saya bisa mengenali program studi ini di antara program-program studi perguruan tinggi 28 Beberapa karakteristik program studi ini gampang sekali saya ingat 29 Kemungkinan kualitas program studi ini sangat tinggi 30 Kemungkinan program studi ini berkinerja lebih baik dibanding program studi lain 31 Saya mempertimbangkan diri untuk loyal pada program studi ini 32 Program studi ini bakal menjadi pilihan pertama saya 33 Program studi ini mempunyai citra yang prestisius di mata orang banyak 34 Program studi ini sesuai dengan citra pribadi yang saya inginkan 35 Program studi ini berkualitas karena didukung oleh nama besar dan kredibitas Unpad 36 Saya bersedia membayar lebih besar untuk masuk diterima di program studi ini 37 Saya akan memilih program studi ini di antara pilihan beberapa program studi lainnya
47 Lampiran 3. Ukuran Variabel Laten dan Indikator dalam Model yang Digunakan No
Variabel Laten
Indikator-indikator SDM1
1
Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM2 BFI1
2
Bukti Fisik
BFI2
PRO1 3
Proses
PRO2 BYA1
4
Biaya
BYA2 BYA3
PRD1 5
Produk PRD2 LOK1 LOK2
6
Lokasi LOK3
PRM1 7
Promosi
PRM2 PRM3 PEM1
8
Perilaku Merek
PEM2
Dosen-dosen di program studi ini berkualitas dan berpengalaman Staf administrasi akan melayani anda dengan baik selama kuliah Program studi ini berada dalam komplek bangunan perkuliahan yang representatif Program studi ini berada dalam lingkungan yang nyaman dan dilengkapi sarana olahraga, taman dan kantin Proses studi di program studi ini berjalan penuh kesungguhan dan disiplin Proses studi di program studi ini berjalan lancar sesuai yang direncanakan Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk studi di program studi ini sesuai dengan mutu dan prasarana yang diberikan kampus Biaya yang dikeluarkan untuk program studi ini murah Dibanding dengan biaya SPP yang dibayarkan untuk program studi ini, mahasiswa akan mendapatkan manfaat yang lebih besar Program studi ini memberikan saya pilihanpilihan untuk mengembangkan potensi diri dan wawasan lebih luas Lulusan program studi ini memiliki prospek yang baik di dunia kerja Lokasi program studi ini berada di lokasi yang mudah diakses sarana transportasi Lokasi program studi ini berada dekat dengan pusat perbelanjaan dan pusat hiburan Lokasi program studi ini dekat dengan kawasan pemukiman/kosan-kosan yang kondusif dan jauh dari kerawanan sosial Anda pernah mendengar program studi ini di radio/media cetak/media sosial Anda pernah mendengar program studi ini mengadakan acara pameran/seni/amal Anda pernah mendengar pemaparan informasi tentang program studi ini oleh dosen/staf administrasi/mahasiswa Program studi ini cocok dengan kepribadian saya Secara pribadi, saya bangga dengan program studi ini
48 Lanjutan Lampiran 3. CSO1 9
Citra Sosial
CSO2 CSO3 REU1
10
Reputasi Universitas
REU2 REU3 KPM1 KPM2
11
Keperibadian Merek KPM3 KKU1
12
Kesan Kualitas
KKU2 LOY1
13
Loyalitas Merek
LOY2 ASM1
14
Asosiasi terhadap Merek
ASM2 ASM3 EKM1
15
Ekuitas Merek
EKM2
Program studi ini akan dihargai teman-teman saya Program studi ini akan dihargai keluarga Program studi ini akan dihargai lingkungan masyarakat Saya menganggap bahwa universitas, dosendosen dan mahasiswa tempat program studi ini tergabung di dalamnya cukup terkemuka Unpad ini kelihatannya memperdulikan kepentingan mahasiswanya Saya percaya bahwa universitas ini tidak mengelabui calon mahasiswa/mahasiswa Saya tahu betul program studi ini seperti apa Saya bisa mengenali program studi ini di antara program-program studi perguruan tinggi Beberapa karakteristik program studi ini gampang sekali saya ingat Kemungkinan kualitas program studi ini sangat tinggi Kemungkinan program studi ini berkinerja lebih baik dibanding program studi lain Saya mempertimbangkan diri untuk loyal pada program studi ini Program studi ini bakal menjadi pilihan pertama saya Program studi ini mempunyai citra yang prestisius di mata orang banyak Program studi ini sesuai dengan citra pribadi yang saya inginkan Program studi ini berkualitas karena didukung oleh nama besar dan kredibitas Unpad Saya bersedia membayar lebih besar untuk masuk diterima di program studi ini Saya akan memilih program studi ini di antara pilihan beberapa program studi lainnya
Catatan : Semua item menggunakan skala Likert 5 poin
Lampiran 4. Model Awal Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA
50
Lampiran 5. Model Akhir Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden siswa SMA
51
Lampiran 6. Model Awal Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA
52
Lampiran 7. Model Akhir Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden siswa SMA
53
Lampiran 8. Model Awal Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA
54
Lampiran 9. Model Akhir Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden siswa SMA
55
Lampiran 10. Model Awal Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad
Lampiran 11. Model Akhir Ekuitas Merek PS Agribisnis Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agribisnis Unpad
56
57
Lampiran 12. Model Awal Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agroteknologi Unpad
58
Lampiran 13. Model Akhir Ekuitas Merek PS Agroteknologi Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Agroteknologi Unpad
59
Lampiran 14. Model Awal PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad
Lampiran 15. Model Akhir Ekuitas Merek PS Peternakan Unpad dengan kelompok responden mahasiswa Peternakan Unpad
60
61
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Kuningan pada tanggal 1 September 1978, anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Sudja’i Martawidjaja (alm) dan Markinawati. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-kanak Kenari Bandung. Tahun 1991 lulus dari Sekolah Dasar Negeri Pasirkaliki 96/I Bandung kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama 2 Bandung dan lulus tahun 1994, selanjutnya lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandung pada tahun 1997. Tahun 1997 diterima menjadi mahasiswa Sarjana Universitas Padjadjaran (Unpad) Program Studi Agronomi namun tidak menamatkannya. Pada tahun 1998 diterima menjadi mahasiswa Sarjana Unpad pada Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan lulus tahun 2004. Penulis sempat bekerja di Bank Rakyat Indonesia sampai tahun 2012 dengan posisi terakhir sebagai Account Officer. Tahun 2012 penulis melanjutkan ke Sekolah Pascarjana Institut Pertanian Bogor. Semasa kuliah sarjana, penulis aktif di kepengurusan organisasi himpunan mahasiswa dan lembaga pers mahasiswa serta aktif di berbagai acara kemahasiswaan kampus, salah satu di antaranya Bandung Internasional Weekend (BIW) dan International Charity Fiesta (ICF) yang digelar di Sabuga Bandung.
62
64
65