Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENGUMPULAN DATA PENDIDIKAN NONFORMAL TIDAK TEPAT WAKTU DAN TIDAK BERKUALITAS INFLUENTIAL FACTORS OF NONFORMAL EDUCATION DATA COLLECTION WAS NOT TIMELY AND QUALIFIED Ida Kintamani Dewi Hermawan Pusat Data dan Statistik Pendidikan, Sekretariat Jenderal Kemdikbud Jl. Sudirman, Senayan - Jakarta Pusat Email:
[email protected] Diterima tanggal:02/04/2012, Dikembalikan untuk revisi tanggal:06/06/2012, Disetujui tanggal:05/07/2012
Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penyebab pengumpulan data pendidikan nonformal (PNF) tidak tepat waktu dan tidak berkualitas. Metode yang digunakan yakni survei dengan populasi dinas pendidikan kabupaten/kota di seluruh Indonesia, sedangkan metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tujuh faktor, yaitu pemahaman pendataan, sumber daya manusia, dukungan dinas pendidikan kabupaten/kota, dana, infrastruktur pendataan, monitoring dan evaluasi, dan kondisi geografis yang mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat waktu dan tidak berkualitas, terdapat empat faktor yang sangat mempengaruhi. Keempat faktor tersebut ialah dukungan dari dinas pendidikan kabupaten/kota (26,00%), monitoring dan evaluasi (31,57%), dana (32,25%), dan infrastruktur (39,40%). Bila ketujuh variabel tersebut digabungkan, maka rata-rata sebesar 36,75% berarti juga sangat mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat waktu dan tidak berkualitas. Dengan demikian, disarankan agar ada dukungan dari dinas pendidikan kabupaten/kota terhadap pendataan PNF, monitoring dan evaluasi pendataan PNF di tingkat satuan pendidikan sampai kabupaten/kota dapat dilaksanakan, dukungan dana bagi pengelola pendataan PNF dan peningkatan infrastruktur, baik dalam kuantitas maupun kualitas. Kata kunci: pendidikan nonformal (PNF), pengumpulan data, tidak tepat waktu, tidak berkualitas, dan dukungan dinas Abstract: The purpose of this research is to find out the cause of the factors in the Non-formal education collection of data not timely and not quality. The method used is the population of the survey in office of education at district level throughout the country. The taking of a sample of the method used is a purposive sampling techniques and of analysis with a descriptive . The result showed that seven of the factors, these are the understanding , human resources , the support of the office of education at district level, the fund, monitoring and evaluation , infrastructure; and geography affect the collection of data of Non-formal education not timely and not quality and there are four factors that are strongly influence. The four factors are the support of the office of education at district level (26,00%), monitoring and evaluation (31,57%), funding (32,25%), and infrastructure (39,40%). When these variables are combined then the average by 36,75% means also greatly affects the data collection of the Non-formal education did not timely and not quality. Thus, it is recommended that the support of the Non-formal Education service by Office of education at district level, monitoring and evaluation at the unit level in the case of the Non-formal Education can be implemented. In addition, the necessary support funding for the logging manager and and the improvement of the infrastructure both in quantity as well as quality. Keywords: nonformal education, data collection, not on time, not qualified, and official support
294
Ida Kintamani Dewi Hermawan, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengumpulan Data Pendidikan Nonformal Tidak Tepat Waktu dan Tidak Berkualitas
Pendahuluan
disampaikan kepada instansi yang meminta data
Pada tahun 2010, Pusat Statistik Pendidikan
di Pusat.
(PSP), Badan Penelitian dan Pengembangan
Sejak diterapkan otonomi daerah, kandep-
(Balitbang), Kementerian Pendidikan Nasional
kandep pendidikan tersebut dilebur dengan unit-
(Kemdiknas), memiliki tugas untuk melaksanakan
unit organisasi pemerintah daerah di tingkat
sistem pendataan pendidikan nasional termasuk
kabupaten/kota yang selanjutnya dikenal sebagai
PNF. Selain itu, tugas dan fungsi PSP yaitu untuk
dinas pendidikan kabupaten/kota. Masing-masing
menyediakan data yang berkualitas dalam arti
dinas pendidikan kabupaten/kota dibantu oleh
data yang akurat dan diperoleh secara tepat
unit pelaksana teknis daerah (UPTD) pendidikan
waktu di sektor pendidikan. Data yang berkualitas
di tingkat kecamatan. Sementara itu, kanwil-
tersebut diperolah melalui sistem pendataan
kanwil dile bur deng an unit- unit org anisasi
Pendidikan Nasional. Data tersebut digunakan
pemerintah daerah di tingkat provinsi menjadi
oleh para pembuat keputusan, para perumus
dinas pendidikan provinsi. Sejak kantor kandep
kebijakan, dan para perencana pendidikan, baik
dan kanwil tersebut dilebur, semua hubungan
di tingkat nasional maupun di tingkat daerah
pe laporan
(provinsi dan kabupaten/kota).
kecamatan, kabupaten/kota, provinsi dengan
yang
ber sif at
hirar kis
anta ra
Pada masa sebelum otonomi daerah atau
pem erintah pusa t/na sional m enja di hilang.
desentralisasi pendidikan (sekitar tahun 1990an)
Hilangnya hubungan yang hirarkis seharusnya
setiap satuan pendidikan (satdik) melaporkan
tidak perlu terjadi, karena bagaimana pun dalam
secara rutin setiap bulan dalam bentuk laporan
otonomi daerah terdapat urusan pemerintahan
bulanan kepada kantor pendidikan kecamatan
ber sama (concurre nt) yang be rsi fat waj ib
(Kancam pendidikan). Selain itu, setiap setahun
(obligatory) atau pelayanan dasar, di mana
sekali satdik mengisi kuesioner satdik yang disebut
pendi dikan me rupakan salah sa tu sektor di
Li (Laporan Individu) yang dikirimkan dari Pusat.
dalamnya. Hal ini masih bisa berjalan jika terdapat
Selanjutnya, setelah mengisi kuesioner, satdik
pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas,
mengirimkan ke kancam pendidikan. Kancam
termasuk interkoneksi dan interdependensi antara
pendidikan merangkum data satdik di daerahnya
ket iga
dan kemudian mengirimkan isian kuesioner satdik
dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain,
dan rangkuman data satdik ke kantor departemen
sektor pendidikan merupakan sektor yang tidak
(Kandep) kabupaten/kota, istilah pada waktu itu.
begitu jelas pembagian peran dan tanggung
Kandep kabupaten/kota juga merangkum
jawab antara ketiga tingkatan pemerintahan.
data dari setiap kancam pendidikan di daerahnya
Akibatnya, kondisi yang tidak jelas ini juga ikut
dan kemudian mengirimkan isian kuesioner satdik,
ber peng aruh
rangkuman tiap satdik, dan rangkuman tiap
pendi dikan me lalui kuesioner tahunan yang
kecamatan ke kantor wilayah (Kanwil) di tingkat
dikirimkan ke dinas pendidikan kabupaten/kota.
provinsi, istilah pada waktu itu. Dari kanwil ini, isian
ting kata n
pe meri ntahan.
ter hada p
Namun,
pe ngem bali an d ata
Walaupun terjadi desentralisasi pendidikan,
kuesioner, rangkuman tiap satdik, rangkuman tiap
se sung guhnya
kecamatan, dan rangkuman tiap kabupaten/kota
memerlukan data yang akurat dan tepat waktu
dikirimkan ke pusat melalui PSP di tingkat nasional.
tentang
Aliran pengumpulan data pendidikan ketika
Pemer int ah
sek tor
per enca naan
pend idik an
nasiona l
Pusat untuk
at aupun
tet ap tuj uan
pe nent uan
sebelum otonomi daerah atau desentralisasi
keputusan dan perumusan kebijakan di tingkat
pendidikan terlihat sangat lancar dan tertib,
nasional. Namun, setelah otonomi pendidikan
karena secara organisasi kandep dan kanwil kala
banyak daerah (kabupaten/kota) yang tidak
itu merupakan organisasi/lembaga perpanjangan
menyera hkan
tangan dari kementerian atau Pemerintah Pusat
Penurunan pe rsentase daerah yang me nye-
yang menjalankan fungsi administrasi sektor
rahkan data pendidikan ke Pusat mencapai hingga
sesuai dengan asas dekonsentrasi. Oleh karena
kurang dar i 50 %. K ondi si i ni b ukan hanya
itu, apa pun dan kapan pun data pendidikan
di seba bkan ole h be ber apa kabupate n/kota
dim inta
menurunkan tingkat organisasi (jabatan/eselon)
ole h
Pusat,
aka n
ce pat
kemb ali
dat a
pe ndid ikan
ke
Pusa t.
295
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
ya ng t erka it d enga n pe ngol ahan dat a at au
Pendidikan (PDSP) melalui Peraturan Menteri
bahkan menghapus unit data dari struktur dinas
Pendidikan Nasional Nomor 36, Tahun 2010
pendidikan di kabupaten/kota, melainkan juga
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
terjadi karena banyaknya daerah pemekaran
Pendidikan Nasional (Kemdiknas, 2010d). Namun,
kabupaten/kota baru yang terpisah. Dari tahun
dalam kajian berikut belum menggunakan PDSP
1999 sebelum otonomi sebesar 349 kabupaten/
karena yang dikaji adalah pengumpulan data
kota d an sampa i ta hun 201 0 te rdap at 4 97
tahun 2010 yang masih dilaksanakan oleh instansi
ka bupa ten/ kota , se hing ga hasil pem ekar an
PSP, Balitbang.
sebesar 148 kabupaten/kota atau jika diper-
Dari paparan paragraf-paragraf di atas,
sentase kan mencapai 42,4% ( BPS, 201 0).
terdapat banyak faktor yang menjadi kendala bagi
Pemekaran berdampak tidak hanya pada unit
par tisi pasi
organisasi dan sumber daya manusia yang harus
mengembalikan data di sektor pendidikan di
dibagi, melainkan juga menyangkut data yang
daerah mereka masing-masing ke PSP. Secara
harus disesuaikan antara induk kabupaten/kota
um um,
dengan kabupaten/kota hasil pemekaran. Akibat
dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Pertama,
le bih
jauh
ter hada p
pe ngum pula n
dae rah
bebe rapa
dala m
fak tor
me nyer ahka n/
peny ebab
dap at
at au
faktor substansial, mencakup konsep dasar data
pengembalian data pendidikan menjadi lebih
pe ndid ikan dan keb ijak an y ang mela ndasi,
kompleks, terutama bagi pemerintah pusat untuk
mekanisme pengumpulan dan pengaturan peran
menunjukkan kinerja dan merumuskan kebijakan
para pihak sesuai urusan pemerintahan di setiap
sektor pendidikan yang berbasis data.
tingkat pemerintahan, pengelolaannya hingga
Permasalahan cukup klasik lainnya yang biasa
pem anfa atan
dat a.
K edua ,
fa ktor
sistem
terkait dengan pengembalian data pendidikan,
dukungan, termasuk sumber daya manusia,
yaitu banyak pihak dari sektor yang sama meminta
pe nganggar an, rancang -bangun sist em d an
data yang sama tanpa koordinasi yang jelas dan
infrastruktur informasi dan teknologi (IT). Ketiga,
terintegrasi, sehingga menimbulkan “penum-
fa ktor per ilak u, sikap dan kep emim pina n,
pukan” permintaan data di tingkat pelaksana,
khususnya jiwa kepemimpinan yang sadar akan
dalam kasus ini terjadi pada beberapa satuan
ar ti p enti ngny a da ta ( dala m ha l ini da ta
pendidikan. Sebagai ilustrasi, misalnya Direktorat
pendidikan) dan sadar akan kepemilikan data yang
Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal
tepat waktu dan berkualitas untuk perencanaan
(Ditjen PNFI/sekarang menjadi Ditjen Pendidikan
maupun pengambilan keputusan dan perumusan
Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal/Ditjen
kebijakan.
PAUDNI) memiliki data pendidikan nonformal (PNF)
Kecenderungan tingkat pengembalian data
yang relatif jauh lebih lengkap jika dibandingkan
kabupaten/kota yang rendah, tidak tepat waktu
dengan PSP. Hal yang sama terjadi pula dengan
dan data tidak berkualitas, dengan sendirinya
Di rekt orat Jendera l Pe ndid ikan Dasar d an
mer upaka n sal ah sa tu i ndika tor b ahwa ada
Menengah (Ditjen Dikdasmen) memiliki database
sesuatu yang salah dalam sistem pemerintahan,
yang lengkap jika dibandingkan dengan PSP
sehingga berdampak pada sistem pendataan yang
terkait dengan jumlah peserta didik, prasarana
ada. Studi ini akan menggali dan menguji mengapa
dan sar ana pend idik an. Anal isis sem enta ra
tingkat pengembalian data PNF tahunan sangat
menunjukkan bahwa kemungkinan kedudukan
rendah, pada sistem sesuai dengan tiga tingkatan
PSP di bawah Balitbang tidak menguntungkan
pihak yang harusnya berperan dalam proses
dalam mengharuskan daerah untuk mengem-
pengisian dan pengembalian data PNF, yaitu
balikan data pendidikan termasuk data PNF
satuan pendidikan PNF, UPTD kecamatan, dan
tahunan. Hal ini akibat direktorat memiliki dana
dinas pendidikan kabupaten/kota.
yang le bih besa r guna p embi naan sat uan
Berdasarkan pada uraian di atas, dapat
pendidikan daripada PSP yang hanya mengatur
dir umuskan adanya p erma sala han seba gai
data pendidikan termasuk data PNF.
Untuk itu,
berikut: 1) Mengapa terdapat dinas pendidikan
dengan adanya reformasi birokrasi internal (RBI),
provinsi, kabupaten/kota, UPTD pendidikan, dan
PSP diubah menjadi Pusat Data dan Statistik
satuan pendidikan yang tidak dapat mengum-
296
Ida Kintamani Dewi Hermawan, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengumpulan Data Pendidikan Nonformal Tidak Tepat Waktu dan Tidak Berkualitas
pulkan kembali instrumen data PNF tahunan
Pengump ulan
dat a
me rupa kan
proses
secara tepat waktu dan berkualitas?, dan 2)
menghimpun data dari sumber data dengan
Fak tor- fakt or
menggunakan berbagai instrumen penjaring data
a paka h ya ng m empe ngar uhi
partisipasi nasional di PSP, dinas pendidikan
ata s da sar
provinsi, dinas pendidikan kabupaten/kota, UPTD
pendataan tertentu. Sumber data adalah orang-
wakt u hi tung dan mek anisme
pe ndid ikan, da n sa tua n pe ndid ikan dal am
pe rora ngan ata u le mba ga y ang dite tapk an
memberikan data PNF yang berkualitas dan tepat
menjadi
waktu?
penjaring data pada umumnya berupa berkas
respond en
p enda taan. Instrumen
Seb agai langkah awa l, studi ini meng-
formulir/dokumen pelaporan yang harus diisi oleh
asumsikan bahwa para pengelola pendidikan di
sumber data. Waktu hitung pendataan adalah
pusat
maup un
ta ngga l at au p eriode w aktu ter tent u ya ng
kabupaten/kota mempunyai pemahaman yang
ditetapkan sebagai waktu penghitungan data,
sama mengenai tujuan dari pengumpulan data
misalnya untuk persekolahan adalah 31 Agustus
PNF. Atas dasar pertimbangan tersebut, tujuan
dan PNF ada lah 31 D esem ber. Mek anisme
penelitian ini yaitu faktor-faktor kunci apakah yang
pendataan adalah arus yang digunakan dalam
berpengaruh terhadap pengumpulan data PNF
penyeba ran
yang tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
penjaring data. Dalam mekanisme pendataan ini
d an
d aera h
ba ik
p rovi nsi
dan
peng emba lian
instrum en
terkandung pula waktu/jadwal pelaksanaan dan Kajian Literatur
rincian lingkup kerja pendataan yang harus
Beberapa Istilah dan Pengertian dalam
dilaksanakan. Hasil dari kegiatan pengumpulan
Pendataan
data ini adalah terkumpulnya kembali seluruh
Unt uk
m emahami
fakt or-f aktor
pe nyeb ab
pengumpulan data PNF tidak tepat waktu dan
berkas instrumen penjaring data yang telah diisi oleh sumber data.
tidak berkualitas, perlu diketahui terlebih dahulu tentang
apa kah
yang
disebut
pendata an
Pe ngol ahan dat a me rup akan rangkai an proses
untuk
me mind ahka n
se luruh
ha sil
pe ndid ikan. Pe ndat aan pend idik an p enti ng
pengumpulan data dalam sistem penyimpanan
dipahami karena pengumpulan data merupakan
data elektronik. Dalam pengolahan data ini
salah satu tahapan dalam pendataan pendidikan.
terdapat enam kegiatan pokok, yaitu: 1) admi-
Kemudian perlu dijelaskan tentang apakah yang
nistrasi data; 2) penyuntingan, 3) kodefikasi,
ter masuk da lam PNF dan diak hiri dengan
4)
pengert ian
6) pembersihan data. Administrasi data adalah
tida k
te pat
wakt u
da n
ti dak
berkualitas.
penanda an,
5)
p erek aman
dat a,
d an
mencatat, mengatur, dan mendokumentasikan
Agar d iperoleh dat a yang memad ai dan
setiap berkas instrumen penjaring data yang telah
sesuai dengan kebutuhan program pembangunan
terkumpul agar memudahkan dalam melakukan
pendidi kan, dip erlukan rang kaia n ke giat an
pengambilan dan penyimpanan data kembali.
pendataan pendidikan. Pendataan memiliki arti
Penyuntingan dilakukan untuk memperbaiki atau
ber maca m-ma cam dan dise suai kan deng an
me mper jela s isian pad a be rkas instrum en
perkembangan zaman. Salah satu perkembangan
pe njar ing
tersebut, yaitu pendataan pendidikan dikaitkan
interp reta si. Kode fika si dila kuka n te rhad ap
dengan adanya otonomi pendidikan. Berdasarkan
beberapa jenis variabel data yang sangat penting
kegiatan pendataan pendidikan yang dikaitkan
apabila pengolahan data menggunakan komputer.
dengan otonomi pendidikan pada khususnya dan
data
Penanda an
aga r
a dala h
t idak
ter jadi
me mber ikan
sal ah
tanda
otonomi daerah pada umum nya, p endat aan
terhadap data/kelompok data agar memudahkan
pendidikan terdiri atas dua kegiatan utama, yaitu
dalam memasukkan data ke perangkat komputer.
produksi data dan
pendayagunaan/pelayanan
Perekaman adalah proses memasukkan data dari
data.
Bahasan berikut hanya dibatasi tentang
berkas penjaring data ke dalam sistem komputer
produksi data, hal ini terkait erat dengan judul
yang dilakukan oleh beberapa operator dengan
penelitian, yaitu tentang pengumpulan data.
beberapa perangkat komputer. Pembersihan data dilakukan terhadap hasil perekaman data untuk
297
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
menjamin agar data yang terekam dalam komputer
Penelitian ini hanya sampai tahap pengum-
benar-benar sama dengan yang tercantum dalam
pulan kembali data ke pusat. Bila semua ini
instrumen
Hasi l ke giat an
dilaksanakan dengan baik sesuai tahapannya
pengolahan data adalah terekamnya seluruh hasil
terutama faktor monitoring dari provinsi ke
pengumpulan data dalam sistem komputer. Hasil
kabupaten/kota dan dari kabupaten/kota ke
rekaman ini disebut data mentah.
kecamatan maka tak akan terjadi permasalahan
penj aring da ta.
Pada tahap pengumpulan data dan pengolahan data diperlukan kegiatan monitoring.
seperti pengumpulan data tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
Monitoring dilaksanakan dengan tujuan untuk menjamin terca painya sasar an pe laksanaan
Pendidikan Nonformal
pengumpulan dan pengolahan data. Selain itu,
Pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan
dengan melakukan monitoring dapat member-
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan
da yaka n di nas pend idik an p rovi nsi sela ku
berjenjang. Pendidikan nonformal diselenggara-
Kordinator Penda taan Pendi dikan di t ingkat
kan bagi warga masyarakat yang memerlukan
provinsi. Monitoring yang dilakukan terdiri dari dua
lay anan pendidi kan yang ber fung si sebag ai
jenis, yaitu 1) monitoring provinsi-kabupaten/kota
pe ngga nti, penamba h, dan/ atau pel engk ap
dan 2) monitoring pusat-provinsi.
pendidikan formal dalam rangka mendukung
Monitoring provinsi-kabupaten/kota dilakukan
pendidi kan
sepa njang
ha yat.
Pendidi kan
oleh Dinas Pendidikan Provinsi dengan pihak yang
nonformal berfungsi mengembangkan potensi
dimonitor, yaitu setiap dinas pendidikan kabu-
pe sert a
paten/kota di wilayahnya. Petugas pelaksana
pe ngua saan pengeta hua n da n ke tera mpil an
monitoring adalah anggota KK Data Dik, dinas
fungsi onal ser ta p eng emba ngan sik ap d an
pendidikan provinsi untuk setiap dinas pendidikan
kepribadian profesional (Depdiknas, 2003).
di dik
deng an
pene kana n
pa da
kabupaten/kota di wilayahnya. Sasaran moni-
Pendataan PNF yang selama ini dikelola dan
toring dan materi laporan tertulis merupakan
dijaring oleh PSP, Balitbang, Kemdiknas kala itu
realisasi kegiatan penjaringan dan pengolahan
terdiri dari enam jenis, yaitu: 1) Pendidikan
data yang dilaksanakan oleh dinas pendidikan
Keaksaraan; 2) Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD);
kabupaten/kota dalam wilayahnya dan hasil
3) Pendidikan Kesetaraan yang mencakup Paket
pe laksanaa n
A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket C
ke giat an
p engumpul an
d an
pengolahan data yang dicapai oleh tiap dinas pendidikan kabupaten/kota dalam wilayahnya yang diukur berdasarkan keabsahan, kelengkapan, dan keaktualan data. Penyajian data merupakan langkah akhir dari kegiatan produksi data dan berdasarkan data mentah dilakukan serangkaian proses untuk menghasilkan berbagai produk berupa data/ informasi pendidikan yang secara periodik harus diterbitkan dan dipublikasikan. Kegiatan pokok
setara SMA; 4) Pendidikan Berkelanjutan yang mencakup Kursus, Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), dan Kelompok Belajar Usaha (KBU); 5) Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM); dan 6) Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Salah satu program penting dalam pendidikan keaksaraan, yaitu pemberantasan buta aksara ya ng j uga merupaka n sa lah satu pri orit as Kemdiknas. Pendidikan keaksaraan diperlukan
penyajian data, meliputi: 1) penyusunan naskah,
karena keterkaitan yang sangat erat dengan
2) penggandaan/pencetakan, dan 3) pendistri-
tingkat keberhasilan pembangunan pendidikan
busian. Penyusunan naskah terdiri atas empat
suatu bangsa. Seperti dijelaskan dalam Indeks
kegiatan, yaitu 1) verifikasi, estimasi, dan per-
Pe mbanguna n Ma nusi a
kiraan data, 2) tabulasi statistik, 3) penyusunan
menggunakan salah satu indikatornya, yaitu
draft statistik, dan 4) finalisasi statistik. Naskah
Angka Melek Huruf usia 15 tahun ke atas (AMH).
yang dihasilkan sangat bervariasi, namun pada
Sela in itu, dapat dikata kan bahwa sem akin
umumnya berupa buku statistik pendidikan, buku
banyak penderita buta aksara di suatu negara
saku, leaflet, booklet dan berkas-berkas data untuk
semakin miskin pula negara tersebut. Sebaliknya,
bahan
semakin kecil penderita buta aksara semakin maju
l apor an
t ahunan/t enga h
(Kemdiknas, 2010a).
298
ta huna n.
pula suatu negara.
(I PM)
tahun
20 10
Ida Kintamani Dewi Hermawan, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengumpulan Data Pendidikan Nonformal Tidak Tepat Waktu dan Tidak Berkualitas
Program PAUD membatasi pada anak usia
setara pendidikan dasar 9 tahun. Paket C setara
antara 0 sampai 6 tahun dan merupakan usia
SMA dirancang untuk memberikan pelayanan
yang sangat menentukan dalam pembentukan
pendidikan bagi warga masyarakat yang belum
karakter dan kepribadian seorang anak serta
memiliki pendidikan setara SMA. Kurikulum disusun
pengembangan i nteleg ensi perma nen untuk
berdasarkan kurikulum SMA jurusan IPS. Bahan
menyerap informasi. PAUD merupakan suatu
be laja r di susun da lam bent uk m odul , ya ng
upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
me mung kink an p eser ta d idik dap at b elaj ar
lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan
mandiri.
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
Pendidikan berkelanjutan ada tiga program,
membantu pertumbuhan dan perkembangan
yaitu Kursus, PKH, dan KBU. Kursus sebagai
jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam
bag ian dari sistem pend idik an nasional di-
mem asuk i
PAUD
selenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
me rupa kan sala h sa tu bent uk p enge lola an
pe ndid ikan
leb ih
l anjut.
bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan
pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
fisik (k oord inasi motori k ha lus dan kasa r),
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
lebih tinggi. Kursus memiliki peran yang strategis
emosi, kecerdasan spiritual), sosio-emosional
dalam mewujudkan sumber daya yang terampil
(sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan
dan profesional. PKH adalah pendidikan ke-
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-
mampuan, kesanggupan, dan keterampilan yang
tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia
diperlukan oleh seseorang untuk menjalankan
dini. PAUD terdiri dari Taman Penitipan Anak (TPA),
kehidupan. Tujuan pendidikan kecakapan hidup
Kelompok Belajar (KB), dan Satuan PAUD Sejenis
adalah menyiapkan peserta didik agar yang
(SPS).
bersangkutan mampu, sanggup, dan terampil
Pendidi kan kese tara an m erup akan jal ur
menjaga kela ngsungan hidup, dan perk em-
pendidikan nonformal dengan standar kompetensi
bangannya di masa datang. Kecakapan hidup
lulusan yang sama dengan sekolah formal, tetapi
mencakup ke caka pan dasa r da n ke caka pan
isi, konteks, metodologi, dan pendekatan untuk
instrumental. KBU adalah program pembelajaran
mencapai standar kompetensi lulusan tersebut
yang memberikan peluang kepada masyarakat
le bih memb erik an k onsep-k onse p te rapa n,
untuk belajar, bekerja dan berusaha, sebagai
tematik, induktif, yang terkait deng an per-
pelajaran pasca program KF, paket B dan paket
masalahan lingkungan dan melatihkan kecakapan
C. Tujuan KBU, yaitu untuk memperluas kesem-
hidup berorientasi kerja atau berusaha mandiri.
patan belajar usaha bagi masyarakat yang tidak
Ber kait an d enga n it u, siste m pe mbel ajar an
mampu, agar memiliki penghasilan yang tetap,
(delivery system) dirancang sedemikian rupa agar
se hing ga d apat mening katk an t araf hid up
memiliki kekuatan tersendiri, untuk mengem-
keluarganya.
ba ngka n
ke caka pan
kom pere hensif
d an
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)
kompetitif yang berguna dalam peningkatan
la hir dari sat u ke sad aran bahwa l emba ga
kemampuan belajar sepanjang hayat. Proses
per sekolaha n me mbua t ba nyak ora ng y ang
pembelajaran dilaksanakan dengan menggu-
kurang beruntung secara ekonomi. Untuk itu, PKBM
na kan pend ekat an y ang lebi h indukt if d an
diharapkan dapat berfungsi seba gai tempat
konstruktif. Pendidikan kesetaraan terdiri dari
pusaran
Paket A setara SD, Paket B setara SMP, dan Paket
berkembang di masyarakat, sebagai sumber
C setara SMA.
ber baga i
potensi
ya ng
a da
d an
Paket A dan Paket B dirancang
informasi yang andal bagi masyarakat yang
untuk menunjang sukse snya Waj ib Belaj ar
membutuhkan keteramp ilan fungsional, dan
Pendidikan Dasar 9 tahun (Wajar Dikdas) dengan
seb agai
prioritas anak usia Wajar Dikdas (7-15 tahun).
pengetahuan dan keterampilan fungsional di
Paket A dan Paket B memberi kesempatan bagi
antara warga masyarakat. Sebagai salah satu
orang dewasa yang belum memiliki pendidikan
institusi PNF atau pendidikan masyarakat dan
tem pat
tuka r-me nuka r
be rbag ai
299
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
wa dah pemb elaj aran dar i, oleh, dan unt uk
strategis. Prioritas sasaran pengguna TBM, yaitu
masyarakat, PKBM bersifat fleksibel dan netral.
warga belajar dari program-program pendidikan
PKBM disebut fleksibel, karena ada peluang bagi
ke aksa raan (pe mber ant asan but a ak sara ),
masyarakat untuk belajar apa pun sesuai dengan
program pendidikan kesetaraan (program Paket
ya ng m erek a
A setara SD, program Paket B setara SMP, dan
butuhk an.
Di
PKBM,
war ga
masyarakat di bawah bimbingan tutor dapat
program Paket C setara SMA).
secara demokratis merancang kebutuhan belajar
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan
yang me reka ing inka n. D alam PKBM da pat
program pem bela jara n de ngan bentuk dan
diselenggar akan
pe m-
satuan yang diarahkan pada makna kesejatian
belajaran yang beraneka ragam, seperti program
bel ajar. Mak sudnya, f okus mate ri pe laja ran
KBU, pendidikan keaksaraan, Paket A setara SD,
disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik guna
Paket B setara SMP, Paket C setara SMA, kursus
menunjang hidup dan penghidupannya. Program
menjahit, kursus merias pengantin, kursus las,
pe ning kata n budaya ba ca oleh Dire ktor at
atau program keterampilan lainnya.
Pendidikan Masyarakat bertumpu pada tiga pilar
beb erap a
pr ogra m
PKBM bersifat netral, karena tidak menggu-
utama, yakni: 1) Terbentuknya TBM di seluruh
nakan atribut pendidikan masyarakat (Dikmas)
pelosok daerah; 2) Bahan bacaan yang sesuai
atau pemerintah. Oleh karena itu, semua lembaga/
kondisi objektif masyarakat; dan 3) Tumbuhnya
instansi p emer inta h at au swast a, l emba ga
minat baca masyarakat (Kemdiknas, 2010c).
swadaya masyarakat (LSM), atau pihak-pihak lain dap at
m emanfaat kan
se panj ang
untuk
kebe rada an
ke pent inga n
Sesuai dengan tujuan penulisan,
pengum-
PKBM
pulan data yang tidak tepat dan tidak berkualitas
ke majuan
terjadi pada semua p rogram di PNF karena
masyarakat. Misalnya, ada PKBM yang dise-
instrumennya merupakan satu kesatuan.
lenggarakan oleh LSM, pesantren, atau lembagalembaga keagamaan, organisasi masyarakat,
Data Tepat Waktu
serta yang diprakarsai oleh perusahaan. Dalam
Data tepat waktu, berarti bahwa data harus
hal ini, Direktorat Pendidikan Masyarakat (Dit
tersedia pada waktu diperlukan. Dalam pendataan
Dikmas) berperan memfasilitasi, sedangkan
pendidi kan persekol ahan/pendidi kan form al
prakarsa ada pada masyarakat itu sendiri.
waktu penghitungan data adalah 31 Agustus dan
Berdasarkan sumber Dit Dikmas, membaca
pada bulan Oktober data sudah harus dikirim ke
sebenarnya merupakan proses belajar, sehingga
dinas
masy arakat y ang gema r membaca ( read ing
penghitungan pendataan PNF pada 31 Desember.
society) akan melahirkan masyarakat belajar
Oleh karena itu, pada bulan Pebruari data sudah
(learning society) yang cerdas. Pengembangan
harus dikirimkan ke dinas pendidikan kabupaten/
budaya baca dilakukan dengan berbagai cara, di
kota. Bila data tersebut dikirimkan setelah bulan
antaranya melalui perintisan dan penguatan
Oktober untuk pendidikan formal atau setelah
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di desa-desa;
bulan Pebruari untuk PNF, maka data tersebut
pemberian block grant ke TBM untuk membeli buku-
dapat dikatakan tidak tepat waktu. Contohnya,
buku koleksi baru; pelatihan pengelolaan TBM dan
untuk merencanakan rehabilitasi ruang kelas SD
pe rpustaka an
ya ng
pada ta hun 2010/2011 harus tersed ia data
bersumber dari buku-buku di TBM, dan seba-
mengenai: 1) karakteristik ruang kelas yang rusak
ga inya . Pe satnya p erk emba ngan tek nologi
ringan maupun berat, dan 2) kesiapan biaya untuk
komuni kasi dew asa ini , me mang sud ah se-
rehabil itasi pa da t ahun 201 0. Bila terj adi
pa tutnya d itindakl anjuti d enga n ka mpanye
kelambatan informasi tentang ruang kelas yang
ger akan mem baca , khususnya di k alangan
rusak, maka data tersebut tidak akan berguna
masyarakat lapis bawah. Membangun masyarakat
lagi karena tidak tepat waktu. Dengan demikian,
gemar membaca merupakan bagian dari upaya
bila terjadi hal seperti itu maka dapat dikatakan
menuju pendidikan sepanjang hayat melalui
data yang tidak tepat waktu (Kemdiknas, 2010a).
d esa;
di skusi-di skusi
p endi dika n
ka bupa ten/ kota .
Wa ktu
pendidikan nonformal. Membangun budaya baca
Ole h ka rena itu, se suai dengan tujuan
melalui TBM merupakan program yang sangat
penulisan, pengumpulan data PNF yang tidak
300
Ida Kintamani Dewi Hermawan, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengumpulan Data Pendidikan Nonformal Tidak Tepat Waktu dan Tidak Berkualitas
te pat wakt u te rjad i ka rena dat a PN F ya ng
di percaya kebe nara nny a, m isal nya juml ah
dip erol eh t idak sesuai deng an j adwa l ya ng
pendidik PAUD sama dengan jumlah kelompok
diharapkan, yaitu pada akhir Februari.
belajar, jumlah pengelola lebih besar daripada jumlah pendidik PAUD, jumlah kelompok belajar
Data Berkualitas
sama dengan jumlah lembaga.
Mutu atau kualitas adalah sesuatu yang dianggap baik, karena memenuhi suatu standar tertentu.
Metodologi
Oleh karena itu, peningkatan mutu diarahkan
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini,
menuju sesuatu yang baik atau standar tertentu.
yaitu metode survei. Metode ini digunakan karena
Peningk atan mutu dap at dilaksanak an pada
me ngam bil samp el d ari sat u popula si d an
masukan dan keluaran, proses, guru, sarana/
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
prasarana, dan biaya yang dikeluarkan untuk
data. Menurut Creswel (2003), survei adalah studi
pendidikan. Mutu dapat ditingkatkan bila proses
yang mengambil sampel dari satu populasi dan
belajar-mengajar dapat dilaksanakan secara
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul
efektif, sehingga peserta didik dapat mengalami
data yang pokok. Salah satu keuntungan yang
pr oses bel ajar -mengaja r ya ng b erar ti d an
diperoleh dari penggunaan penelitian survei yakni
ditunjang oleh sumber daya seperti guru, sarana/
studi dapat dilakukan generalisasi dari sampel
prasarana, dan biaya yang memadai. Proses
terhadap populasi. Dengan kata lain, studi ini
belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan
mencoba untuk menjawab pertanyaan “mengapa
yang mampu belajar terus-menerus, sehingga
dinas pendidikan kabupaten/kota tidak dapat
mam pu m engi kuti per kemb anga n il mu d an
mengumpulkan kembali atau mengembalikan data
teknologi.
PNF kep ada PSP seca ra t epat wak tu d an
Mengingat sangat pentingnya peranan data
berkualitas, dalam bentuk kuantitatif”. Dengan
dalam pembangunan pendidikan khususnya untuk
keperluan seperti ini, yang sudah sangat kecil
menyusun rencana dan program pembangunan
lingkup nya, pilihan t erhadap metode survei
pendidi kan, mak a da ta i tu harus bai k at au
menjadi sangat penting, tepat, dan sesuai dengan
berkualitas. Kualitas data sangat tergantung dari
kebutuhannya.
cara seseorang dalam memperoleh data. Bila pengumpulan data dilakukan secara seram-
Populasi dan Sampel
pangan, maka data yang diperoleh tidak akan
Sebagai populasi dan berdasarkan data pada
berkualitas, walaupun data tersebut adalah data
tahun 2010 sebanyak 497 Dinas Pendidikan
primer yang berasal dari sumber data yang paling
Kabupaten/ Kota, sedangkan samp el diambil
bawah.
dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Untuk data yang berkualitas, yaitu data yang
Pengambilan secara purposif karena kondisi ke-
memenuhi beberapa kriteria, yaitu: 1) objektif,
497 dinas pendidikan kabupaten/kota sama, yaitu
2) relevan, 3) representatif, dan 4) memiliki
tidak mengirimkan kembali isian kuesioner PNF
penyimpangan baku kecil. Ketiga kriteria terakhir
tahunan
(2, 3, dan 4) merupakan kriteria untuk data yang
pengembalian isian kuesioner PNF kurang dari
“dipercaya kebenarannya” (sahih dan reliabel).
50%.
yang
di kiri mkan
ole h
PSP
at au
Guna p enda taan dip erlukan semua kr iter ia
Penentuan sampel terdiri atas sampel wilayah
tersebut, sedangkan untuk penelitian atau survei
dan sampel responden sebagaimana terdapat
diperlukan data yang relevan, representatif, dan
pada Tabel 1. Sebagai sampel wilayah dan sesuai
memi liki p enyimpa ngan b aku kecil. De ngan
dengan judul penelitian ini yang mengandung dua
demikian, bila kriteria tersebut tidak dipenuhi,
kriteria utama seharusnya dapat digunakan
maka data dapat dikatakan tidak berkualitas
seb agai dasar b agi peng elom poka n se mua
(Kemdiknas, 2010b).
kabupaten/kota sebagai daerah yang “tepat
Sesuai dengan tujuan penulisan risalah ini,
waktu” dan “berkualitas” dalam pengembalian
pengumpulan data PNF yang tidak berkualitas
dat a PN F ta huna n. N amun, ka rena ada nya
terjadi karena data yang diperoleh tidak dapat
keterbatasan pada sistem data base, yaitu tidak
301
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
memiliki catatan waktu kapan upload data dari
kelompok, namun dua kelompok paling timur, yaitu
suatu daerah atau dinas pendidikan kabupaten/
Maluku dan Papua tidak diambil sebagai sampel
kota ke dalam sistem, maka tidak dapat memilah
dengan alasan biaya. Dengan demikian, jumlah
dae rah ka bupat en/kot a mana saj a menurut
pulau yang diambil sebagai sampel ada 5 (lima)
kriteria “ketepatan waktu”. Walaupun demikian,
pulau, yai tu J awa, Sum ater a, K alim anta n,
sesungguhnya ukuran ketepatan waktu sangat
Sulawesi, dan Nusa Tenggara.
terukur dan pasti karena dalam statistik skalanya
Untuk Jawa diambil sebanyak 4 provinsi, yaitu
interval/rasio dan dalam pemodelan disebut
Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, dan
seb agai var iabe l ma nife s. O leh kare na i tu,
Jawa Timur. Dari empat provinsi tersebut diambil
batasan terlambat atau tidak terlambat disepakati
10 kabupaten/kota dengan rincian 8 kabupaten
sebagai satu kesatuan dengan tidak tepat waktu
dan 2 kota. Untuk Sumatera diambil tiga provinsi,
dan tidak berkualitas di setiap daerah (Gulo,
yaitu Kepulauan Riau, Jambi, dan Bangka Belitung.
2002).
Masing-masing provinsi diambil satu kabupaten/
Variabel lain yang digunakan dalam penentuan
kota. Untuk Kalimantan diambil dua provinsi, yaitu
sam pel stud i, y aitu lok asi/ leta k ge ogra fi.
Kalimantan Barat diambil satu kabupaten dan
Kabupaten/kota perlu mewakili pula suatu daerah
Kalimantan Tengah diambil satu kota. Untuk
seluruh Indonesia, apakah wilayah daratan (pulau
Sulawesi hanya Sulawesi Selatan yang diambil
besar), wilayah kepulauan (pulau-pulau kecil) atau
daerah barat dan daerah tengah. Daerah barat
kombinasi keduanya (pulau besar dan pulau kecil).
diambil satu kabupaten dan daerah tengah juga
Dengan demikian, pertimbangan pengambilan
satu kabupaten. Untuk Nusa Tenggara diambil dua
sampel mencakup pulau utama (pulau-pulau
provinsi, yaitu Bali sebanyak satu kabupaten dan
besar, pulau-pulau kecil dan kombinasinya).
satu kota dan Nusa Tenggara Barat hanya satu
Kepulauan Indonesia dikelompokkan dalam tujuh
kabupaten.
Tabel 1. Sampel Studi
No. Pulau (1)
1
Provinsi (2)
Jawa
Kabupaten/Kota (3)
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta Jawa Timur
2
Sumatera
3
Kalimantan
4
Sulawesi
Kepulauan Riau Bangka Belitung Jambi Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Sulawesi Selatan
5
Nusa Tenggara
Bali Nusa Tenggara Barat
302
(4)
Kab. Ciamis Kab. Tasikmalaya Kab. Tangerang Kab. Semarang Kota Salatiga Kab. Klaten Kab. Bantul Kab. Malang Kota Surabaya Kab. Sidoarjo Kota Batam Kab. Belitung Kota Jambi Kab. Pontianak Kota Palangkaraya Kab. Maros Kab. Gowa Kab. Badung Kota Denpasar Kab. Lombok Barat Jumlah
Jumlah
%
(5)
(6)
1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 1 5.00 20 100.00
Ida Kintamani Dewi Hermawan, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengumpulan Data Pendidikan Nonformal Tidak Tepat Waktu dan Tidak Berkualitas
Teknik Pengumpulan Data
ad anya ana lisi s te rseb ut d ihar apka n ak an
Penelitian ini menggunakan kuesioner dalam
te rung kap fakt or-f aktor ya ng b erpe ngar uh
pengumpulan datanya. Kuesioner digunakan
terhadap pengumpulan data PNF tahunan. Analisis
untuk menjaring data primer yang akan meliputi
ini menggunakan skala 0-100, makin kecil nilainya
variabel-variabel yang mempengaruhi pengum-
berarti makin mempengaruhi. Sebaliknya, makin
pulan data PNF yang tidak tepat waktu dan tidak
besar nilainya berarti makin tidak mempengaruhi.
berkualitas. Kuesioner dibuat dalam bentuk
Untuk kemudahan interpretasi diberi skala analisis
pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan
seperti tampak pada Tabel 2.
tertutup digunakan guna membatasi alternatif jawaban, sehingga jawaban akan fokus pada penelitian yang dilakukan. Pertanyaan terbuka dilakukan untuk melengkapi hasil isian pertanyaan
Tabel 2. Standar Penilaian
No
Nilai
Arti Nilai
1
0-20%
sangat mempengaruhi sekali
2
21-40%
sangat mempengaruhi
3
41-60%
cukup mempengaruhi
wa ktu
4
61-80%
sedikit mempengaruhi
pelaksanaan wawancara diharapkan kurang lebih
5
81-100%
tidak mempengaruhi
te rtut up. Untuk je nis pert anya an t erbuka dil akuk an
p ula
mela lui
wawa ncar a
ag ak
mendalam, sehingga dapat digunakan sebagai kel engk apan
hasil
a nali sis.
Lam a
dua jam dan bila dipandang perlu informasi lebih akan digunakan teknik wawancara mendalam
Standar yang diberikan diasumsikan bahwa
sebagai penggali permasalahan yang tidak ada
bila seperlima telah tercapai, maka dianggap tidak
pertanyaan dalam kuesioner yang disiapkan.
mempengaruhi, nilai dua per lima sampai empat
Wawancara mendalam dilakukan kepada para
per
kepala bidang PNF, dinas pendidikan kabupaten/
sedangkan nilai kurang dari seperlima dianggap
kot a at au k etua KK Data Dik . Wa wancara
sangat mempengaruhi sekali.
lim a
di angg ap
cukup
mem peng aruhi,
mendalam lanjutan dengan para pihak lain di daerah seandainya mereka memiliki informasi yang
Hasil dan Pembahasan
relevan terkait dengan pelaksanaan pengum-
Profil Kabupaten/Kota Sampel
pulan data PNF tahunan.
Karakteristik kabupaten/kota sampel diperlukan untuk mengetahui gambaran kabupaten/kota sebagai daerah pengumpul data PNF. Karakteristik
Teknik Analisis Data me njaw ab
ini memberikan gambaran tipologi suatu daerah
pertanyaan penelitian tentang faktor-faktor yang
yang ingin diketahui permasalahan yang terjadi
mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat
sehubungan dengan pengumpulan kuesioner PNF
waktu dan tidak berkualitas. Teknis analisis yang
yang tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
digunakan merupakan analisis deskriptif yang
Karakteristik yang digambarkan meliputi pulau,
ditujukan untuk variabel-variabel yang ber-
provinsi, kabupaten atau kota, letak geografis,
pengaruh terhadap pendataan PNF. Teknik ini
jabat an responden, ti ngkat pe ndidikan res-
digunakan mengingat judul penelitian sudah
ponden, dan jenis bidang. Asumsinya, semua
sangat kecil untuk mengetahui faktor-faktor
dinas pendidikan kabupaten/kota terpilih memiliki
penyebab pengumpulan data PNF tidak tepat
pendataan PNF tahunan.
Ana lisis
dat a
di lak uka n
untuk
waktu dan tidak berkualitas. Kuesioner yang telah
Be rdasarka n tujuh pul au y ang ada di
ter isi kemudian diol ah m enja di t abel -tab el
Indonesia, lima pulau (71,4%) menjadi sampel.
distribusi frekuensi. Kuesioner terdiri atas tujuh
Hal ini berarti, dari 33 provinsi yang ada di
jenis variabel yang telah disusun dan diasumsikan
Indonesia, terdapat 12 provinsi (36,4%) dijadikan
mer upak an f aktor -fak tor yang berp enga ruh
se baga i sa mpel . Sa mpe l da ri l okasi Ja wa
terhadap pengumpulan data PNF tahunan.
sebanyak 10 kabupaten/kota (50%), Sumatera
Analisis data dilaksanakan dengan melihat
hanya
d iamb il
3
kab upat en/k ota
(15% ),
banyaknya jawaban terhadap setiap variabel
Kalimantan diambil 2 kabupaten/kota (10%),
data rangkuman data dari 20 responden. Dengan
Sulawesi hanya 2 kabupaten/kota (10%), dan
303
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
Nusa Tenggara Barat sebanyak 3 kabupaten/kota
Keempat, dana sebanyak empat item, yang
(15%). Dari 497 kabupaten/kota, terdapat 20
terdiri atas: 1) kecukupan dana, 2) sumber dana,
kabupaten/kota (4,0%) sebagai responden. Dari
3) honor pengelola, dan 4) ketersediaan dana.
20 responden, 6 responden (30%) dari kota dan 14 responden (70%) dari kabupaten.
Kelima, infrastruktur sebanyak lima item, yang terdiri atas: 1) jumlah komputer, 2) ketersediaan
Berdasarkan jenis jabatan responden, eselon
komputer, 3) proses pengolahan, 4) pangkalan
4 merupakan jabatan yang terbanyak yang di-
da ta p endi dika n be rbasis w eb, dan 5) k e-
pandang oleh responden, yaitu sebanyak 15
tersediaan infrastruktur.
orang (75%), eselon 3 sebanyak 3 orang (15%),
Keenam, monitoring dan evaluasi sebanyak
dan staf KK Data Dik sebanyak 2 orang (10%).
em pat item , ya ng t erdi ri a tas: 1) adanya
Tingkat pendidikan responden yang terbanyak
monitoring dan evaluasi, 2) frekuensi monitoring
ialah sarjana/S1, yaitu berjumlah 14 orang (70%),
dan evaluasi, 3) hasil monitoring dan evaluasi, dan
S2 dan lebih serta SMA masing-masing 3
4) pengaruh monitoring dan evaluasi.
orang
(15 %). Keba nyak an r esponden mer upak an
Ketujuh, kondisi geografis sebanyak enam
ora ng-orang yang be rasa l da ri b idang PN F,
item, yang terdiri atas: 1) kondisi umum, 2) lokasi
sebanyak 17 orang (85%) dan selebihnya 3 orang
PNF, 3) jarak ke PNF, 4) akses jalan ke PNF,
(15%) berasal dari bidang non-PNF.
5) transportasi, dan 6) pengaruh kondisi.
Variabel Data
Analisis
Berdasarkan vari abel yang dikaji guna me-
Seperti yang dijelaskan pada metodologi, untuk
ng etahui f aktor-fa ktor yang me mpengaruhi
analisis dilakukan melalui rangkuman dari seluruh
pengumpulan data PNF tidak tepat waktu dan
responden berdasarkan variabel faktor-faktor
tidak berkualitas digunakan tujuh variabel.
yang mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak
Pertama, pemahaman pendataan sebanyak
tep at w aktu dan tid ak b erkualit as. Deng an
17 item data, yang terdiri atas: 1) program-
menggunakan teknik analisis dengan standar
program PNF, 2) variabel data PNF, 3) tahapan
penilaian pada Tabel 2, diketahui bahwa makin
pendataan, 4) frekuensi pendataan, 5) pengiriman
kecil nilainya, semakin mempengaruhi dan makin
instrumen dan pengiriman kembali instrumen,
be sar nila inya mak in t idak mem peng aruhi.
6) kapan menerima, 7) kapan mengirimkan,
Contohnya, bila hasilnya adalah di bawah 20%,
8) mendata semua program, 9) ketersediaan data
berarti sangat mempengaruhi sekali, 21-40%
Dinas, 10) kemudahan data diisi, 11) jenis data
berarti sangat mempengaruhi, 41-60% berarti
yang diisi, 12 ) sumber data, 13) instrumen
cukup mempengaruhi, 61-80% berarti sedikit
Balitbang, 14) hasil pengolahan, 15) statistik PNF;
mempengaruhi, sedangkan 81-100% berarti tidak
16) keg unaa n da ta PNF, dan 17) ting kat
mempengaruhi.
pemahaman. Ked ua, sumber daya manusia sebanyak
Rangkuman Seluruh Responden
delapan item data, yang terdiri atas: 1) sumber
Hasil pengolahan menunjukkan bahwa dari segi
daya manusia yang menangani, 2) ketersediaan
pemahaman pendataan yang terdapat pada Grafik
sumber daya manusia, 3) tingkat pendidikan,
1, responden yang paling banyak menjawab
4) status kepegawaian, 5) lama mengelola,
adalah berkaitan dengan pertanyaan program-
6) pelatihan, 7) jenis pekerjaan, dan 8) keter-
program PNF sebesar 78,00%. Hal ini berarti
sediaan pengelola.
sebagian besar responden memahami program-
Ketiga, dukungan dinas pendidikan kabu-
program PNF dan dia ngga p se diki t me m-
paten/kota sebanyak tujuh item, yang terdiri atas:
pengaruhi. Sebaliknya, responden yang paling
1) struktur organisasi, 2) fungsi pendataan,
se diki t
3) kel ompok ke rja pendata an p endi dika n,
pe rtanyaan pengiri man instrum en k emba li
4) pri orit as a ngga ran, 5) pend ataa n PN F,
sebesar 15,00%. Hal ini berarti hanya sebagian
6) kebijakan, dan 7) dukungan pimpinan.
kecil r esponden yang me maha mi p engi rim
me njaw ab i ala h be rkai tan
deng an
instrumen kembali ke pusat dan dianggap sangat
304
Ida Kintamani Dewi Hermawan, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengumpulan Data Pendidikan Nonformal Tidak Tepat Waktu dan Tidak Berkualitas
mempengaruhi sekali. Dari 17 butir pertanyaan,
Hal ini ber arti sta tus kepe gawa ian sang at
rata-rata tingkat pemahamannya hanya sebesar
mempengaruhi pengumpulan data PNF. Dari
42,50%. Hal ini berarti pemahaman tentang
delapan item pertanyaan, maka rata-rata untuk
pendataan dan khususnya pengumpulan data PNF
sumber daya manusia sebesar 41,25%. Hal ini
secara menyeluruh sangat kurang, sehingga
berarti sumber daya manusia pendidikan cukup
Grafik 1.
Pemahaman Pendataan, Tahun 2010
cukup mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak
mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat
tepat waktu dan tidak berkualitas.
waktu dan tidak berkualitas.
Grafik 2 menunjukkan bahwa dari segi sumber
Gr afik 3 m enunjukk an b ahwa dar i se gi
day a ma nusi a, r esponden yang me njaw ab
dukungan pimpinan dinas pendidikan kabupaten/
terbanyak yakni berkaitan dengan pertanyaan
kota, responden yang menjawab terbanyak yakni
jenis
petugas
berkaitan dengan pertanyaan kebijakan pimpinan
pendataan sebesar 58,00%. Hal ini berarti jenis
terhadap pendataan PNF sebesar 66,00%. Hal ini
pe kerj aan suda h se suai , se hing ga sedik it
berarti dukungan pimpinan sudah cukup, sehingga
mempengaruhi. Jawaban responden paling sedikit
sedikit mempengaruhi. Jawaban responden paling
ya kni berk aita n de ngan per tany aan stat us
sed ikit yak ni b erka itan dengan pert anya an
kepegawaian yang bervariasi sebesar 28,00%.
pe mbentuka n
p eker jaan
yang
di lakukan
ke lomp ok
k erja
pendata an
Grafik 2. Sumber Daya Manusia, Tahun 2010
305
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
Grafik 3. Dukungan Pimpinan Dinas Pendidikan, Tahun 2010 pendidikan hanya sebesar 10,00%. Hal ini berarti
honorarium, sehingga sangat mempengaruhi
tak semua responden membentuk KK Data Dik,
sekali. Dari empat item pertanyaan, menunjukkan
akibatnya sangat mempengaruhi pengumpulan
bahwa rata-rata untuk dana sebesar 32,25% jauh
dat a
p erta nyaa n,
dari separuh. Hal ini berarti ketidaktersediaannya
menunjukkan rata-rata dukungan pimpinan dinas
dana sangat mempengaruhi pengumpulan data
pendidi kan sebesar 32 ,25%. Hal ini berarti
PNF tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
PN F.
D ari
tujuh
it em
pimpinan dinas pendidikan kabupaten/kota tidak
Gr afik 5 m enunjukk an b ahwa dar i se gi
mendukung pendataan PNF, sehingga sangat
infrastruktur, responden yang menjawab paling
mempengaruhi pengumpulan data PNF menjadi
banyak, yakni berkaitan dengan pertanyaan
tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
ke tersedia an
i nfra str uktur
me mpengaruhi
Grafik 4 menunjukkan bahwa dari segi dana,
ketepatan dan kualitas PNF sebesar 60%. Hal ini
responden yang menjawab paling banyak, yakni
be rart i infrastruk tur cukup me mpengaruhi
berkaitan dengan pada pertanyaan ketersediaan
pengumpulan data PNF. Jawaban responden
dana mempengaruhi ketepatan dan kualitas PNF
paling sedikit berkai tan dengan per tanyaan
seb esar 65% . Ha l ini be rart i da na sedik it
adanya komputer hanya sebesar 25%. Hal ini
me mpengaruhi
J awab an
berarti adanya komputer sangat mempengaruhi
responden paling kecil, yakni berkaitan dengan
pengumpulan data PNF. Dari lima item pertanyaan,
pertanyaan tenaga pengelola PNF mendapatkan
menunjukkan bahwa rata-rata untuk infrastruktur
honorarium hanya sebesar 15%. Hal ini berarti
sebesar 39,40% jauh dari separuh. Hal ini berarti
pengelola PNF t idak per nah mend apat kan
ketidaktersediaan infrastruktur sangat mem-
p enda taa n
PN F.
Grafik 4. Dana, Tahun 2010
306
Ida Kintamani Dewi Hermawan, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengumpulan Data Pendidikan Nonformal Tidak Tepat Waktu dan Tidak Berkualitas
Grafik 5. Infrastruktur, Tahun 2010
pengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
Grafik 7 menunjukkan bahwa dari segi kondisi geografis, responden yang menjawab paling
Gr afik 6 m enunjukk an b ahwa dar i se gi
banyak berkaitan dengan pertanyaan adanya
monitoring dan eva lua si, resp onde n ya ng
akses jalan menuju ke program PNF sebesar 65%.
menjawa b
deng an
Hal ini berarti akses jalan sedikit mempengaruhi
pertanyaan adanya monitoring dan evaluasi
pa ling
pengumpulan data PNF. Jawaban responden
me mpengaruhi k etep ata n da n kualit as PNF
paling sedikit berkati dengan pertanyaan rata-
sebesar 40%. Hal ini berarti monitoring sangat
rata jarak ke program PNF sebesar 6-10 km yang
mempengaruhi pengumpulan data PNF. Jawaban
dapat dijangkau hanya sebesar 30%. Hal ini
re sponden
berarti program PNF yang jauh dari lokasi dinas
pali ng
banyak
sedi kit
berk ait
berk ait
deng an
pertanyaan frekuensi hanya sebesar 15%. Hal ini
pendidi kan
berarti monitoring yang sangat kecil sangat
pengaruhi pengumpulan data PNF. Dari enam item
mempengaruhi sekali pengumpulan data PNF. Dari
pertanyaan, menunjukkan rata-rata untuk kondisi
empat item pertanyaan, maka rata-rata untuk
geografis hanya sebesar 44,26% responden, yang
monitoring dan evaluasi hanya sebesar 26%
berarti kurang dari separuh. Hal ini berarti kondisi
sangat jauh dari separuh atau hanya seperempat.
geografis juga cukup mempengaruhi pengumpulan
Hal ini berarti tidak adanya monitoring dan evaluasi
data PNF tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
sangat mempengaruhi pengumpulan data PNF
Grafik 8 menunjukkan bahwa dari tujuh faktor
tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
kabupate n/kota
sanga t
me m-
yang mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak
Grafik 6. Monitoring dan Evaluasi, Tahun 2010
307
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 18, Nomor 3, September 2012
tepat waktu dan tidak berkualitas, yang berarti
Dengan melihat kondisi seperti ini, dapat
kondisi geografis ternyata memilki nilai terbesar
dikatakan bahwa ketujuh faktor yang diduga
jika dibandingkan dengan item pertanyaan lainnya
mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat
karena dijawab sebesar 44,36% responden.
waktu dan tidak berkualitas memang terbukti. Hal
Namun, masih termasuk dalam kategori cukup
ini ditunjukkan secara kuantitatif, bahwa nilai yang
mempengaruhi pengumpulan data PNF. Hal yang
diperoleh dalam analisis data yang dikumpulkan
sama untuk pemahaman, sumber daya manusia,
menunjukkan nilai sebesar 36,75% termasuk
dan infrastruktur sekitar 40% responden. Hal ini
dalam kategori sangat mempengaruhi pengum-
berarti sangat mempengaruhi dalam pengum-
pulan data PNF. Monitoring dan evaluasi memiliki
Grafik 7. Kondisi Geografis, Tahun 2010
pulan data PNF. Jawaban responden terkecil, yakni
nilai terkecil sebesar 26,00% berarti sangat
monitoring dan evaluasi sebesar 26% responden.
mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat
Hal ini berarti monitoring sangat mempengaruhi
waktu dan tidak berkualitas. Sebaliknya, faktor
pengumpulan data PNF. Dari 7 item pertanyaan
geografis memiliki nilai terbesar sebesar 44,26%
menunjukkan bahwa rata-rata sebesar 36,75%.
cukup mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak
Hal ini berarti ketujuh item pertanyaan sangat
tepat waktu dan tidak berkualitas.
mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
Grafik 8. Rangkuman ke-7 Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Tahun 2010
308
Ida Kintamani Dewi Hermawan, Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Pengumpulan Data Pendidikan Nonformal Tidak Tepat Waktu dan Tidak Berkualitas
Simpulan dan Saran
pendataan PNF pada tingkat satuan pendidikan
Simpulan
sampai kabupaten/kota, sehingga diharapkan
Berdasarkan rangkuman dari seluruh responden,
isi an k uesi oner yang me reka lak ukan leb ih
dapat disimpulkan
bahwa sumber daya manusia
ber kual itas dan sesuai deng an p ermi ntaa n.
(41,25%), pemahaman (42,50%), dan keadaan
Dukung an d ari pimp ina n di nas pend idik an
geografis (44,26%) termasuk dalam kategori
kab upat en/k ota
cukup mempengaruhi dalam pengumpulan data
pendataan dan pengelola PNF karena pendataan
PNF yang tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
PNF juga diperlukan untuk bahan kebijakan.
sang at
d iper luka n
da lam
Sebaliknya, terdapat empat faktor lainnya, yaitu
Selain itu, perlu adanya dukungan dana untuk
dukungan dari dinas pendidikan kabupaten/kota
pendataan PNF dari tingkat satuan pendidikan
(26,00%), monitoring dan evaluasi (31,57%), dana
sampai kabupaten/kota karena ternyata tidak ada
(32,25%), dan infrastruktur (39,40%) ternyata
honor untuk pendataan PNF maupun pengelola
sangat mempengaruhi, sehingga pengumpulan
data PNF. Perlu diusulkan agar pendataan PNF
data PNF tidak tepat waktu dan tidak berkualitas.
juga dimasukkan dalam pendataan sekolah yang
Ra ta-r ata ketujuh vari abel yang me m-
dilaksanakan oleh KK Data Dik. Hal yang sama
pengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat
untuk infrastruktur supaya ditingkatkan, baik
wak tu da n tid ak be rkual itas hanya sebe sar
dalam kuantitas maupun kualitasnya.
36,75% atau masuk da lam kategori sangat
Da lam
hal
kuantita s
p erlu
dil akuk an
mempengaruhi pengumpulan data PNF. Dengan
penambahan komputer sebagai alat pengolah
melihat nilai rata-rata ini, dapat dikatakan bahwa
data karena bidang PNF tidak memiliki komputer
ket ujuh
sang at
khusus. Selain itu, perlu disusun program aplikasi
mempengaruhi pengumpulan data PNF tidak tepat
yang memudahkan seperti program Excel karena
waktu dan tidak berkualitas.
hampir semua petugas dapat mengoperasikan
fak tor
tersebut
mem ang
program tersebut. Dalam hal kualitas maka Saran
spe sifi kasi kom pute r ya ng d imil iki supa ya
Berdasarkan simpulan di atas, disarankan agar
ditingkatkan, sesuai dengan kebutuhan dan
di lakukan
perkembangan zaman.
moni tori ng
dan
eval uasi
dal am
Pustaka Acuan Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia, 2010. Jakarta. Creswell, John W. 2003. Research Design. Edisi Kedua. California: Sage Publication. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Nomor 20, Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010a. Pendataan Pendidikan. Bahan Pelatihan pada Tingkat Nasional. Jakarta: Sekretariat Ditjen Manajemen. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010b. Penyusunan Indikator.
Bahan Pelatihan pada Tingkat
Nasional. Jakarta: Sekretariat Ditjen Manajemen Dikdasmen. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010c. Profil Pendidikan Nonformal Kabupaten/Kota Tahun 2009 2010. Jakarta: Pusat Statistik Pendidikan. Kementerian Pendidikan Nasional. 2010d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Nomor 36, Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Pendidikan Nasional. Jakarta.
309