FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TES HIV PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016
ARTIKEL
OLEH : FITRIANI 030215A087
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN 2016
HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL
Artikel dengan judul “Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang” yang disusun oleh : Nama
: Fitriani
NIM
: 030215A087
Prodi
: DIV Kebidanan
Telah dikonsulkan dan disetujui untuk dipublikasikan oleh pembimbing utama skripsi Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.
Ungaran,
September 2016
Pembimbing Utama
Ida Sofiyanti, M.Keb NIDN. 0602018501
2
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TES HIV PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 Fitriani *), Ida Sofiyanti **), Yuliaji Siswanto ***) *) Mahasiswa Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Latar Belakang : Lebih dari 90% kasus anak yang terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak. Infeksi HIV dari ibu ke anak dapat dicegah melalui program PPIA yaitu dengan melakukan tes HIV pada ibu hamil, penawaran tes pada ibu hamil dilakukan saat ibu hamil melakukan kunjungan antenatal. Rendahnya kunjungan yang melakukan tes HIV dipengaruhi beberapa faktor diantaranya pengetahuan, pekerjaan dan stigma. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pekerjaan dan stigma dengan tes HIV pada ibu hamil. Metode : Jenis penelitian ini adalah analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini semua ibu hamil di wilayah Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang pada bulan Juni tahun 2016 yaitu sebanyak 429 orang. Sampel yang digunakan teknik proportional random sampling yaitu sebanyak 81 orang didapatkan dengan menggunakan rumus Slovin. Instrumen yang digunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan dan 10 pernyataan. Analisis data yang digunakan adalah uji statistik chi square. Hasil : Hasil penelitian dengan menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa faktor – faktor yang berhubungan dengan tes HIV yaitu, pekerjaan dengan p = 0,001 (<0,05) dan stigma dengan p = 0,002 (≥0,05). Sedangkan faktor – faktor yang tidak berhubungan yaitu, pengetahuan dengan p = 0,553 (≥0,05). Simpulan : Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tes HIV pada ibu hamil, terdapat hubungan antara pekerjaan dengan tes HIV pada ibu hamil dan terdapat hubungan antara stigma dengan tes HIV pada ibu hamil. Saran : Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bidan dan petugas kesehatan lebih meningkatkan perannya dalam memberikan informasi tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan tes HIV. Kata Kunci : Tes HIV, Pengetahuan, Pekerjaan, Stigma 3
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
ABSTRACT Background: More than ninety percents of children infected by HIV, is transmitted through the transmission from mother to child. HIV infection from mother to child can be prevented through the prevention of mother-to-child transmission program by conducting HIV test in pregnant women. The pregnant women are offered to get HIV test on the antenatal care. The low interest to get HIV test is influenced by several factors such as knowledge, occupation, and stigma. Purpose: This study aims to find the correlation between knowledge, occupation, and stigma toward HIV test in pregnant women. Method: This was an analytical-correlative study with cross sectional approach. The population in this study was all pregnant women at the region of Puskesmas Bergas Semarang Regency in June 2016 as many as 429 women. The samples in this study were 81 respondents that sampled by using proportional random sampling technique. The data instrument used questionnaires containing 10 questions and 10 statements. The data analysis was used chi-square test. Result: The results of this study by using the chi-square test indicate that the factors related to HIV test are including occupation with p-value of 0.001 (<0.05) and stigma with p-value of 0.002 (≥0.05), while the unrelated factor is knowledge with p-value of 0.553 (≥0.05). Conclusion: There is no correlation between knowledge and HIV test in pregnant women, there is a correlation between occupation and HIV test in pregnant women and there is a correlation between stigma and HIV test in pregnant women. Recommendation: Based on this research, the midwives and health workers are expected to further enhance their role in providing information about the factors related to the HIV test.
Keywords
: HIV test, Knowledge, Occupation, Stigma
4
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
PENDAHULUAN Penyebaran virus HIV sudah masuk dalam tahap feminisasi (perempuan yang terinfeksi makin tinggi). Risiko seorang ibu menularkan HIV kepada bayinya diperkirakan 5-10% selama kehamilan, 10-20% selama persalinan dan 5-20% melalui menyusui. Jika tanpa intervensi pencegahan, tingkat penularan HIV dari ibu ke anak bervariasi antara 15%-30% apabila tidak menyusui dan 30%-45% dengan menyusui berkepanjangan (WHO, 2014). Jumlah kasus HIV/AIDS di Indonesia terus mengalami peningkatan begitu pula kasus HIV pada perempuan dan anak. Infeksi HIV merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan salah satu penyakit menular yang dapat mempengaruhi kematian ibu dan anak. Human Immunodeficiency Virus (HIV) telah ada di Indonesia sejak kasus pertama ditemukan tahun 1987.Sampai saat ini kasus HIV-AIDS telah dilaporkan oleh 341 dari 497 kabupaten/kota di 33 provinsi. Selain itu, Indonesia adalah salah satu negara di Asia dengan epidemi HIV/AIDS yang berkembang paling cepat (UNAIDS, 2008) dan merupakan negara dengan tingkat epidemi HIV terkonsentrasi, karena terdapat beberapa daerah dengan prevalensi HIV lebih dari 5% pada subpopulasi tertentu, dan prevalensi HIV tinggi pada populasi umum 15-49 tahun terjadi di Provinsi Papua dan Papua Barat (2,4%). Kabupaten Semarang pada tahun 2014 di temukan 63 kasus HIV, sedangkan tahun 2013 kasus HIV yang di temukan sebanyak 22 kasus. Untuk penyakit AIDS penemuan kasus pada tahun 2014 sebanyak 19 kasus dan ditemukan 1 kasus balita meninggal dikarenakan HIV, sedikit meningkat di banding tahun 2013 yang sebanyak 17 kasus. Kabupaten Semarang menyediakan layanan VCT di 11 Layanan Kesehatan diantanya 2 Rumah sakit yaitu RSUD Ungaran dan RSUD Ambarawa, 9 Puskesmas yaitu Puskesmas Bergas, Suruh, Bawen, Wuluh, Bringin, Getasan, Jambu, Susukan dan Pringapus yang ada di Kabupaten Semarang. Dari hasil yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang untuk Puskesmas Bergas pada tahun 2014 jumlah ibu hamil yang ditawarkan tes HIV berjumlah 210 ibu hamil, ibu hamil yang melakukan tes HIV berjumlah 33 (15,7%), dan yang tidak melakukan tes HIV berjumlah 177 (84,2%). Pada tahun 2015 ibu hamil yang ditawarkan tes HIV berjumlah 567 ibu hamil, ibu hamil yang melakukan tes HIV berjumlah 332 (58,5%), dan yang tidak melakukan tes HIV berjumlah 235 (41,4%) (DKK Semarang, 2016). Tes HIV merupakan suatu tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak, yaitu dengan cara mendeteksi adanya antibody HIV di dalam sample darahnya. Tes HIV ini perlu dilakukan agar ibu hamil bisa mengetahui secara pasti status kesehatan dirinya. Pelayanan VCT dapat digunakan untuk mengubah perilaku beresiko, memberikan informasi yang benar tentang pencegahan dan penularan HIV dari ibu ke bayi yang dikandungnya, meluangkan waktu bagi ibu hamil yang bekerja untuk melakukan tes HIV, dan mengurangi pandangan negatif terhadap tes HIV (Kemenkes, 2013). 5
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
Data hasil kegiatan dari Kemenkes RI tahun 2015 menunjukkan dari 43.264 ibu hamil yang menjalani tes HIV, 1.329 (3,04%) positif terinfeksi HIV (KPAN, 2013). Data lain hasil Pemodelan Matematika Epidemi HIV tahun 2012 juga menunjukkan bahwa prevalensi infeksi HIV pada ibu hamil diperkirakan akan meningkat dari 0,38 persen pada tahun 2012 menjadi 0,49 persen pada tahun 2016. Dari angka tersebut maka diperkirakan kebutuhan layanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) juga akan meningkat dari 13.189 orang di tahun 2012 menjadi 16.191 orang pada tahun 2016. Selain itu jumlah anak berusia di bawah 15 tahun yang tertular HIV dari ibunya juga akan meningkat dari 4.361 orang di tahun 2012, menjadi 5.565 orang di tahun 2016 (Kemenkes, 2015). Faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang tahun 2016. Tujuan Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang. Penelitian ini dapat Dapat menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya tentang Tes HIV selama hamil , sehingga dapat melakukan pencegahan HIV/AIDS pada ibu hamil seperti melakukan Tes HIV di Puskesmas terdekat. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sebagai upaya untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kebidanan dan hasil penelitian dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya serta dapat menjadi referensi yang berhubungan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan Tes HIV selama. Bagi Pelayanan Kesehatan Diharapkan dapat memberikan informasi secara objektif tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan Tes HIV sehingga menjadi pedoman dalam memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu hamil, memberikan pendidikan kesehatan untuk pencegahan HIV/AIDS selama hamil dalam menurunkan angka kematian ibu dan pencegahan penurunan HIV/AIDS dari ibu ke bayi yang dikandungnya. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik korelasi yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor beresiko dengan faktor efek (Notoatmodjo, 2010). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Bergas pada tanggal 04 – 08 Agustus 2016. Lokasi tersebut dipilih sebagai tempat penelitian dengan beberapa alasan diantaranya masih rendahnya kunjungan ibu hamil yang melakukan tes HIV, daerah resiko tinggi HIV/AIDS, jumlah HIV/AIDS positif ada, jumlah ibu hamil banyak, belum pernah dilakukan penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sasaran ibu hamil yang pada bulan Juni sebanyak 429 ibu hamil di Puskesmas Bergas tahun 2016. sampel dalam penelitian ini adalah 81 orang responden dari jumlah sasaran ibu hamil yang melakukan kunjungan pada bulan Juni di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang, jumlah sampel didapatkan
6
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional random sampling. Data yang sudah dilakukan pengolahan kemudian dianalisa secara bertahap sesuai Analisis Univariat dan Bivariat. Analisis univariat dalam penelitian ini menggunakan distribusi frekuensi untuk mengetahui proporsi dari masing-masing variabel penelitian, yaitu variabel bebas yang terdiri dari faktor pengetahuan, pekerjaan, stigma dan variabel terikat yaitu tes HIV. Data untuk hasil analisis univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2010). Analisis Bivariat dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer. Teknik analisa yang digunakan untuk membuktikan apakah hipotesa diterima atau ditolak dengan menggunakan : X2 (chi square). HASIL PENELITIAN Univariat Pengetahuan Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tes HIV di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016. No Pengetahuan F Presentase (%) 1.
Baik
32
39,5
2.
Cukup
43
53,1
3.
Kurang baik
6
7,4
81
100
Jumlah
Pekerjaan Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan di Puskesmas Bergas, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang bulan Agustus tahun 2016 No 1 2 3 4 5 6
7
Pekerjaan Tidak Bekerja/IRT PNS TNI/POLRI Wiraswasta Karyawan Swasta Buruh Jumlah
Jumlah 28 1 0 2 2 48 81
Presentase (%) 34,6 1,2 0 2,5 2,5 59,2 100
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
Stigma Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Stigma Ibu Hamil Terhadap Tes HIV di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2016. No 1.
Stigma Ada Stigma
F 18
Presentase (%) 22,2
2.
Tidak Ada Stigma
63
77,8
81
100
Jumlah Tes HIV
Tabel 4 Distribusi frekuensi responden berdasarkantes HIV di Puskesmas Bergas, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang bulan Agustus tahun 2016 No 1.
Tes HIV Melakukan
F 30
Presentase (%) 37,0
2.
Tidak Melakukan
51
63,0
81
100
Jumlah
Bivariat Hubungan Pengetahuan dengan Tes HIV Tabel 5 Hubungan antara pengetahuan dengan tes HIV di Pusksmas Bergas, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang bulan Agustus tahun 2016 Tes HIV Total Tidak p Pengetahuan Melakukan Melakukan value N % N % N % Baik 12 37,5 20 62,5 32 100,0 0,553 Cukup 17 39,5 26 60,5 43 100,0 Kurang Baik 1 16,7 5 83,3 6 100,0 Total 30 37,0 51 63,0 81 100,0
8
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
Hubungan antara Pekerjaan dengan Tes HIV Tabel 6 Hubungan antara pekerjaan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang bulan Agustus tahun 2016. Tes HIV Total Tidak p Pekerjaan Melakukan Melakukan value N % N % N % Bekerja 9 17,0 44 83,0 53 100,0 0,001 Tidak Bekerja 21 75,0 7 25,0 28 100,0 Total 30 37,0 51 63,0 81 100,0 Hubungan antara Stigma dengan Tes HIV Tabel 7 Hubungan antara stigma dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang bulan Agustus tahun 2016. Tes HIV Total Tidak p Stigma Melakukan Melakukan value N % N % N % Ada Stigma 1 5,6 17 94,4 18 100,0 0,002 Tidak ada stigma 29 46 34 54 63 100,0 Total 30 37,0 51 63,0 81 100,0
PEMBAHASAN Univariat Gambaran Pengetahuan, pekerjaan dan stigma ibu hamil tentang tes HIV Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran pengetahuan menunjukkan bahwa dari 81 responden didapatkan hasil yang berpengetahuan baik sebanyak 32 responden (39,5%), berpengetahuan cukup sebanyak 43 responden (53,1%) dikarenakan ibu hamil tersebut sudah mendapatkan informasi dari bidan, media, telah melakukan konseling terlebih dahulu dari bidan, berpengetahuan kurang baik sebanyak 6 responden (7,4%) dikarenakan dilihat dari segi latar belakang pendidikannya. Jika dilihat dari hasil penelitian di atas, ternyata sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang tes HIV. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran pekerjaan ibu hamil tentang tes HIV menunjukkan bahwa dari 81 responden didapatkan responden yang bekerja sebanyak 53 responden (65,4%) dan yang tidak bekerja sebanyak 28 responden (34,6%). Penelitian oleh Moges dan Ambarbir (2011) menegaskan bahwa status pekerjaan wanita itu ditemukan menjadi faktor penting dalam tes HIV. Ibu yang 9
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
bekerja di sektor swasta ataupun pemerintah 4 kali lebih mungkin untuk meneriama tes HIV dibandingkan dengan ibu rumah tangga. Hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja lebih banyak terpapar informasi tentang VCT di tempat kerja mereka sementara ibu rumah tangga sebagian besar waktu mereka di rumah. Penelitian Ni Ketut bahwa ibu yang tidak bekerja proporsi untuk melakukan tes HIV lebih besar daripada ibu hamil yang bekerja. Bekerja atau tidaknya ibu berhubungan secara signifikan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran Stigma ibu hamil terhadap tes HIV menunjukkan bahwa dari 81 responden didapatkan ada stigma terhadap tes HIV sebanyak 18 responden (22,2%), tidak ada stigma terhadap tes HIV sebanyak 63 responden (77,8%). Menurut Castro dan Farmer (2005), stigma ini dapat mendorong seseorang untuk mempunyai prasangka pemikiran, perilaku, dan atau tindakan oleh pihak pemerintah, masyarakat, pemberi kerja, penyedia pelayanan kesehatan, teman sekerja, para teman, dan keluarga-keluarga. Menurut penelitian Ni Ketut, Adapun hal lain yang mampu mempengaruhi ibu hamil untuk tidak melakukan VCT diantara adalah budaya dan stigma. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran tes HIV menunjukkan bahwa dari 81 responden didapatkan responden yang melakukan tes HIV sebanyak 30 responden (37,0%) dan yang tidak melakukan tes HIV sebanyak 51 responden (63,0%). Dari hasil penelitian Ni Ketut bahwa Ibu hamil yang menerima tes HIV lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak menerima atau menolak tes HIV. Dari berbagai alasan yang dikemukakan responden, responden tidak menerima tes HIV oleh karena takut diambil darah. Selain takut diambil darah, takut hasil tes yang akan diterima merupakan alasan kedua untuk tidak menerima tes HIV. Alasan lain yang dinyatakan responden untuk tidak tes HIV adalah karena tidak mendapat persetujuan suami dan responden menjawab waktu tes tidak sesuai jam kerja. Alasan tidak menerima tes oleh karena stigma yang dirasakan seperti adanya pandangan negatif orang yang melihat saat mengunjungi tempat tes HIV ataupun takut dikucilkan bila hasil tes positif hanya sebagian kecil dinyatakan responden. Bivariat Hubungan antara Pengetahuan dengan Tes HIV Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara pengetahuan dengan tes HIV menunjukkan dari 81 responden didapatkan bahwa responden yang berpengetahuan cukup lebih banyak melakukan tes HIV yaitu sebanyak (39,5%). Pada hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,553 (≥ 0,05), maka tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tes HIV. Data hasil penelitian Ni Ketut ini menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan baik, proporsi yang melakukan tes HIV (78,4%) lebih besar daripada pengetahuan kurang (50,0%). Setelah dilakukan uji secara multivariate pengetahuan ditemukan tidak berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil.
10
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
Penelitian oleh Lamarque (2013), di Fort Dauphin, Madagascar yang menunjukkan bahwa pengetahuan tentang berbagai aspek HIV/AIDS adalah faktor yang ditemukan oleh peneliti bisa memainkan peran dalam keputusan untuk tes HIV. Hubungan antara Pekerjaan dengan Tes HIV Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara pekerjaan dengan tes HIV menunjukkan dari 81 responden didapatkan bahwa responden yang tidak bekerja (75,0%) lebih banyak melakukan tes HIV dibandingkan dengan yang bekerja (17,0%) karena ibu yang tidak bekerja lebih banyak waktu untuk melakukan kunjungan ke puskesmas dan melakukan tes HIV sedangkan ibu yang bekerja tidak dapat meluangkan waktunya melakukan tes HIV. Pada hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,001 (≤ 0,05), maka ada hubungan antara pekerjaan dengan tes HIV. Dari hasil penelitian Ni Ketut bahwa ibu yang tidak bekerja proporsi untuk melakukan tes HIV lebih besar daripada ibu hamil yang bekerja. Bekerja atau tidaknya ibu berhubungan secara signifikan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil. Hasil penelitian ini berbeda karena justru ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga yang ditemukan 2,816 kali lebih mungkin untuk menerima tes HIV daripada ibu yang bekerja. Hal ini erat kaitannya dengan waktu yang dimiliki oleh ibu untuk melakukan tes HIV pada saat kunjungan ANC. Waktu yang terbatas yang dimiliki ibu bekerja membuat keenggan ibu untuk tes HIV. Hasil tabulasi silang antara pekerjaan dengan alasan bahwa waktu tes HIV yang tidak sesuai dengan jam kerja, diperoleh bahwa alasan waktu tidak sesuai jam keja merupakan alasan yang diungkapkan oleh ibu hamil yang bekerja. Pada hasil penelitian didapatkan adanya hubungan antara pekerjaan dengan tes HIV. Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa yang tidak bekerja lebih banyak melakukan tes. Hal ini didukung oleh tingkat pendidikan ibu hamil dengan status pekerjaan yang dimiliki. Sebagian besar ibu hamil yang tidak bekerja memiliki pendidikan yang sama dengan ibu hamil yang bekerja. Selain itu, status pekerjaan yang dimiliki oleh ibu hamil mayoritas adalah Buruh. Hubungan antara Stigma dengan Tes HIV Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai hubungan antara stigma dengan tes HIV menunjukkan dari 81 responden didapatkan bahwa responden yang tidak mengalami stigma lebih banyak melakukan tes HIV dibandingkan dengan yang mengalami stigma (5,6%). Pada hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,002 (≥ 0,05), maka ada hubungan antara stigma dengan tes HIV. Menurut penelitian Ni Ketut, Adapun hal lain yang mampu mempengaruhi ibu hamil untuk tidak melakukan VCT diantara adalah budaya dan stigma. Budaya disini yang masih belum menganggap bahwa usaha preventif melakukan VCT bukan hal yang penting. Kemudian adanya stigma negatif yang berkembang di masyarakat. Penyakit HIV dipandang sebagai penyakit menular dimana penderitanya dianggap menakutkan. Oleh karena itu mereka menganggap bila 11
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
melakukan pemeriksaan akan di cap oleh orang sekitarnya memiliki potensi penyakit HIV/AIDS atau positif penderita HIV/AIDS. Pada hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara stigma dengan tes HIV, hal ini dapat disebabkan karena kesamaan antara stigma yang dijelaskan oleh Goffman dengan stigma HIV yakni, stigma merupakan penilaian, pernyataan atau tanda negatif yang diatribusikan kepada seseorang. Proses stigmatisasi memiliki efek negatif terhadap orang yang terstigmatisasi dan objek stigma yang spesifik, sehingga individu akan terisolasi dari masyarakat. KESIMPULAN Sebagian dari responden memiliki pengetahuan cukup , yaitu sebanyak 43 responden (53,1%). Sebagian dari responden bekerja yaitu sebanyak 53 responden (65,4%). Sebagian dari responden tidak mengalami stigma yaitu sebanyak 63 responden (77,8%). Sebagian dari responden tidak melakukan tes HIV, yaitu sebanyak 51 responden (63,0%). Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tes HIV di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang (p = 0,553). Ada hubungan antara pekerjaan dengan tes HIV di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang (p = 0,001). Ada hubungan antara stigma dengan tes HIV di Puskesmas Bergas Kabupaten Semarang (p = 0,002). Faktor – faktor yang berhubungan dengan tes HIV di Puskesmas Bergas, Kabupaten Semarang adalah pekerjaan dan stigma. SARAN Bagi masyarakat khususnya ibu hamil diharapkan semua ibu hamil selalu rutin melakukan ANC atau rutin memeriksakan kehamilannya terutama melakukan tes HIV agar ibu hamil segera mengetahui apakah ibu hamil beresiko atau tidak jika beresiko ibu hamil dapat melakukan pencegahan agar tidak tertular kepada janin yang dikandungnya. Bagi ibu hamil yang bekerja harus lebih bisa mengatur waktunya jika ibu hamil sudah mendapatkan cuti sebaiknya langsung mengunjungi puskesmas untuk melakukan tes HIV dan ibu hamil yang mengalami stigma harus lebih banyak menggali informasi tentang tes HIV. Hal ini dilakukan agar kejadian HIV pada Ibu hamil dan dapat dideteksi dan diatasi secara dini. Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat menjadi pengembangan keilmuan tentang faktor – faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil untuk mahasiswa dan lingkungan sekitarnya. Bagi tenaga kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan dapat memberikan konseling, memberikan tambahan wawasan kepada ibu hamil berkaitan dengan tes HIV berupa media cetak berupa brosur dan leaflet, yang diberikan pada saat ibu melakukan kunjungan ANC dan memberikan fasilitas bagi ibu hamil yang bekerja seperti mobile VCT.
12
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
Bagi peneliti lain diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang berkaitan dengan faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA A. Wawan dan Dewi M. 2011. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Prilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika Ardhiyanti, dkk. 2015. AIDS pada asuhan kebidanan. Yogyakarta : Deepublish Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Ayu Wulansari. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan niat ibu hamil untuk memanfaatkan layanan VCT di wilayah kerja puskesmas Ciputat tahun 2014. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dina Mariana. 2013. Analisis faktor pemanfaatan pelayanan VCT HIV pada ibu hamil peserta ANC di beberapa puskesmas kota Makassar. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang 2016 Goffman E. Stigma : Notes on the management of spoiled identity. Englewood Cliffs, NJ.: Prentice Hall; 1963. Hidayat, Aziz Alimul.2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknis Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika https://mingmega.wordpress.com/2012/03/18/stigmatisati-dan-diskriminasi-hivaids/ diakses pada tanggal 20 juni 2016
Kamus
Besar Bahasa Indonesia Online (2009), http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php,. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman Nasional Pencegahan penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA) Jakarta : Kemenkes RI ______________________. 2013. Laporan Pemodelan Matematika Epidemi HIV di Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI ______________________. 2013. Laporan Perkembagan HIV-AIDS Triwulan IV Tahun 2012. Jakarta : Kemenkes RI ______________________. 2015. Data HIV/AIDS Indonesia. Ditjen P2PL Jakarta : Kemenkes RI Manuaba, IBG, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC Ni Ketut Artini. 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penerimaan tes HIV oleh ibu hamil di Puskesmas Kota Denpasar. Tesis. Universitas Udayana Denpasar. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta ___________________. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta 13
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
___________________. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta Profil kesehatan kabupaten Semarang tahun 2014 Puskesmas Bergas kabupaten Semarang. 2016. Data Kunjungan Ibu Hamil. Kabupaten Semarang Riwidikdo, S.Kp. 2009. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendika Press Saifuddin,A.B. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta Titik Nuraeni. 2011. Hubungan Pengetahuan Ibu hamil tentang HIV/AIDS dan VCT dengan sikap terhadap Konseling dan Tes HIV/AIDS secara sukarela di puskesmas karangdoro Semarang. Skripsi. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang. UNAIDS. 2013. UNAIDS Report On The Global AIDS Epidemic 2013. Global Report. UNAIDS
14
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016
15
| Faktor-faktor yang berhubungan dengan tes HIV pada ibu hamil di Puskesmas Bergas Kab.Semarang Th. 2016