Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI DUSUN CIOMAS KABUPATEN CIAMIS Dini Nurbaeti Zen, S.Kep., Ners., M.Kep. Fakultas Ilmu Kesehatan, Prodi Ilmu Keperawatan, Universitas Galuh Ciamis Email:
[email protected] ABSTRAK Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut usia meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional yang dicatat dan dipantau dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). Lansia dalam memanfaatkan posyandu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu tingkat dukungan sosial, sikap lansia, dan sikap kader posyandu dalam memberikan pelayanan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan posyandu lansia di Desa Ciomas Kabupaten Ciamis. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan analitik observasional dan menggunakan pendekatan cross sectional. Anggota posyandu lansia berjumlah 50 lansia, dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunkan kuesioner, dan lembar absensi kehadiran responden di posyandu lansia.Analisis data menggunakan chi square. Hasil penelitian menunjukkan responden yang tidak aktif sebanyak 28 responden (51,9%). Responden yang kurang mendapat dukungan sosial 26 (48,1%), responden dengan sikap cukup sebanyak 33 responden (61,1%). Hasil uji statistik sebelum menggunakan uji Regresi binary logistik dilakukan pengujian Chi Square. Hasil uji Chi Square antara dukungan sosial dengan pemanfaatan posyandu sebesar p = 0,001. Hasil uji Chi Square antara sikap dengan pemanfaatan posyandu sebesar p = 0,001. Hasil uji Chi Square antara peran kader dengan pemanfaatan posyandu sebesar p = 0,001. Hasil pengujian regresi binary logistik pada variabel dukungan sosial sebesar p = 0,002 dan exp (B) = 1,794, sehingga disimpulkan ada pengaruh dukungan sosial dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa Ciomas Kabupaten Ciamis. Variabel sikap sebesar p = 0,028 dan exp (B) = 1,166, sehingga disimpulkan ada pengaruh sikap lansia tentang fungsi dan manfaat posyandu dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa Ciomas Kabupaten Ciamis. Variabel peran kader sebesar p= 0,012 dan exp (B) = 1,183, sehingga disimpulkan ada pengaruh peran kader posyandu dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa Ciomas Kabupaten Ciamis. Kata kunci : pemanfaatan posyandu lansia, dukungan sosial, sikap, peran kader
PENDAHULUAN
25,5 juta pada tahun 2020 atau sebesar
Latar Belakang Penelitian
11,37 % penduduk dan ini merupakan
Salah satu tolak ukur suatu bangsa
peringkat
seringkali dilihat dari usia harapan hidup
dibawah Cina, India dan Amerika Serikat
penduduknya.
berkat
(BPS, 2000). Menjadi tua adalah suatu
kemajuan ilmu dan teknologi terutama di
proses natural dan kadang-kadang tidak
bidang kesehatan, meningkatnya mutu dan
nampak mencolok, penuaan akan terjadi di
meluasnya pelayanan kesehatan, angka
semua sistem tubuh manusia dan tidak
harapan hidup menjadi rata-rata menjadi
semua
68,3 pada tahun 2002 (Nugroho, 2000).
kemunduran pada waktu yang sama
Meningkatnya
(Pudjiastuti, 2003).
penduduk
Di
Indonesia,
usia
Indonesia
harapan
hidup
mengakibatkan
keempat
sistem
Pertambahan
dunia,
akan
usia
dibawah
mengalami
menyebutkan
pertambahan jumlah penduduk lansia.
kemampuan fisik dan mental,termasuk
Pada tahun 2002, jumlah lansia di
kontak sosial otomatis berkurang. Aspek
Indonesia
dan
kesehatan pada lansiaseyogianya lebih
diproyeksikan akan bertambah menjadi
diperhatikan mengingat kondisi anatomi
berjumlah
16
juta
101
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
dan fungsi organorgan tubuhnya sudah
pengukuran tekanan darah, pemeriksaan
tidak sesempurna seperti ketika berusia
hemoglobin, kadar gula dan protein dalam
muda.Hubungan
atau
urin, pelayanan rujukan ke puskesmas dan
kalah
penyuluhan kesehatan. Kegiatan lain yang
dan
sesuai kebutuhan dan kondisi setempat
perhatianterhadap diri sendiri semakin
seperti Pemberian Makanan Tambahan
menurun
(PMT)
horisontal
kemasyarakatan pentingnya
juga
karena
kualitas
tidak perawatan
dan
kuantitasnya
dengan
memperhatikan
aspek
(Nurkusuma, 2001).
kesehatan dan gizi lanjut usia dan olah
Peningkatan populasi lansia tersebut perlu
raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan
mendapatkan perhatian khusus terutama
santai untuk meningkatkan kebugaran
peningkatan kualitas hidup mereka agar
(Pemkot Ciamis, 2013).
dapat terjaga kesehatanya. Pemerintah
Kegiatan posyandu lansia yang berjalan
telah merumuskanberbagai peraturan dan
dengan baik akan memberi kemudahan
perundang-undangan, yang diantaranya
pelayanan kesehatan dasar bagi lansia,
seperti tercantum dalam Undang-Undang
sehingga kualitas hidup masyarakat di usia
No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan,
lanjut tetap terjaga dengan baik dan
dimana pada pasal 19 disebutkan bahwa
optimal. Lansia yang tidak aktif dalam
kesehatan manusia lanjut usia diarahkan
memanfaatkan pelayanan kesehatan di
untuk
meningkatkan
posyandulansia, maka kondisi kesehatan
kesehatan dan kemampuannya agar tetap
mereka tidak dapat terpantau dengan baik,
produktif, serta pemerintah membantu
sehingga apabila mengalami suatu resiko
penyelenggaraan upaya kesehatan usia
penyakit akibat penurunan kondisi tubuh
lanjut
kualitas
dan proses penuaan dikhawatirkan dapat
hidupnya secara optimal. Salah satu
berakibat fatal dan mengancam jiwa
bentuk upaya pemeliharaan kesehatan
mereka.
tersebut adalah diadakannya kegiatan
Penduduk
posyandu lansia.
Kabupaten Ciamis adalah kedua paling
Pelayanan kesehatan di posyandu lanjut
banyak yaitu mencapai 23,8 % dari jumlah
usia metiputi pemeriksaan kesehatan fisik
penduduknya.
dan mental emosional yang dicatat dan
Posyandu lansia Ciomas pada kurun
dipantau dengan Kartu Menuju Sehat
waktu September-Nopember 2013 rata
(KMS) untuk mengetahui lebih awal
rata tiap bulan jumlah kunjungan lansia
penyakit yang diderita atau ancaman salah
kurang dari 50% dari total lansia yang
satu kesehatan yang dihadapi. Jenis
terdaftar di posyandu Ciomas.
pelayanan kesehatan yang diberikan di
Ketidakhadiran para lansia ke posyandu,
posyandu lansia antara lain pemeriksaan
menurut kader posyandu disebabkan oleh
aktivitas kegiatan sehari-hari, pemeriksaan
berbagai kondisi fisik yang terjadi pada
status inental, pemeriksaan status gizi,
lansia seperti sedang sakit, tidak adanya
memelihara
untuk
dan
meningkatkan
lansia
di
Desa
Kehadiran
Ciomas
lansia
di
102
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
anggota keluarga yang mengantarkan ke
yang
mempengaruhi
posyandu, yang mengakibatkan rata-rata
posyandu
tiap bulan lansia yang datang posyandu
Kabupaten Ciamis.
lansia
di
pemanfatan Desa
Ciomas
dapat dikatakan sedikit, meskipun dari keterangan kader posyandu sebenarnya sikap lansia terhadap posyandu adalah baik, dimana ada keinginan lansia yang berkunjung ke posyandu sesuai jadwal
Dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti
kelengkapan
alat
mengamati pemeriksaan
bahwa pada
posyandu Ciomas masih terbilang kurang, dimana pada saat pelayanan posyandu pemeriksaan kesehatan bagi para lansia hanya tersedia pengukuran tekanan darah, dan timbangan saja. Sikap kader posyandu yang baik juga menjadikan lansia merasa diperhatikan,
dengan
demikian
rasa
senang dan rasa kekeluargaan antara lansia dengan kader posyandu dapat dirasakan dimana kedua belah pihak saling
1. Lansia Menurut
berkomunikasi
dengan
baik
mengenai masalah kesehatan.Berdasarkan latar belakang seperti faktor tingkat
Undang-undang
Nomor
bahwa lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas (Nugroho, 2000). Lanjut usia menurut Hardywinoto (1999) terdiri dari 3 kategori, yaitu young old (70 – 75 tahun), old (75 – 80 tahun) dan very old
(di
atas
80
tahun).
Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) merumuskan batasan lanjut usia sebagai berikut: a. Usia pertengahan (middle age) yaitu antara usia 45 – 59 tahun b. Lanjut usia (elderly) yaitu antara usia 60 – 74 tahun c. Lanjut usia tua (old) yaitu antara usia 75 – 90 tahun d. Usia sangat tua (very old) yaitu di atas usia 90 tahun
pengetahuan, sikap lansia, sikap kader
Permasalahan Umum Kesehatan
posyandu, dan kelengkapan sarana alat
Lansia
kesehatan yang menjadikan para lansia mau berkunjung ke posyandu lansia.Oleh sebab itu penulis ingin meneliti mengenai faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pemanfaatan posyandu lansia di Desa
13
Tahun 1998 dalam Bab I pasal 1 ayat 2 dijelaskan
pelayanan posyandu.
peneliti,
KAJIAN PUSTAKA
a. Mudah jatuh. Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata yang melihat kejadian, yang
mengakibatkan
seseorang
mendadak terbaring/terduduk di lantai atau tempat yang lebih rendah dengan
Ciomas Kabupaten Ciamis.
atau tanpa kehilangan kesadaran atau RUMUSAN MASALAH
luka. Faktor instrinsik
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka
rumusan
permasalahan
b. yang
menyebabkan
mudah
jatuh
pada
antara lain gangguan jantung dan
penelitian adalah faktor-faktor apa saja
sirkulasi darah, gangguan sisitem 103
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
anggota gerak, gangguan sistem saraf
yang lemah karena penyakit kronis,
pusat,
dan faktor psikologis.
gangguan
penglihatan
dan
pendengaran, gangguan psikologis, vertigo
dan
i.
penyakit-penyakit
dapat disebabkan oleh kaki yang lama
sistemik. Sedangkan faktor ekstrinsik
digantung, gagal jantung, bendungan
c. penyebab jatuh antara lain cahaya
vena,
ruangan yang kurang terang, lantai licin, tersandung benda-benda, alas
Pembengkakan kaki bagian bawah,
kekurangan
vitamin
B1,
penyakit hati dan ginjal. j.
Nyeri pinggang atau punggung, dapat
kaki kurang pas, tali sepatu, kursi roda
disebabkan oleh gangguan snedi atau
dan turun tangga.
susunan sendi pada tulang belakang,
d. Kekacauan mental akut. Kekacauan
gangguan pankreas, kelainan ginjal,
mental pada lansia dapat disebabkan
gangguan pada rahim, kelenjar prostat
oleh
dan otot-otot badan.
keracunan,
dengan
demam
penyakit
penyakit tinggi,
metabolisme,
infeksi alkohol,
k. Gangguan
dehidrasi,
dan
pendengaran, dapat disebabkan oleh
gangguan fungsi otak, dan gangguan
presbiop,
fungsi hati.
glukoma, dan peradangan saraf mata.
e. Mudah lelah, disebabkan oleh faktor
kelainan
Gangguan
lensa
pendengaran
mata,
dapat
psikologis berupa perasaan bosan,
disebabkan oleh kelainan degeneratif,
keletihan, dan depresi. Faktor organik
misalnya otosklerosis.
yang menyebabkan kelelahan antara
l.
Sulit tidur, dapat disebabkan oleh
lain anemia, kekurangan vitamin,
faktor ekstrinsik seperti lingkungan
osteomalasia, kelainan metabolisme,
yang
gangguan
intrinsik seperti gatal-gatal, nyeri,
pencernaan
dan
kardiovaskuler. f.
penglihatan
kurang
tenang,
dan
faktor
depresi, kecemasan dan iritabilitas.
Nyeri dada, dapat disebabkan oleh
m. Sukar menahan buang air besar, dapat
penyakit jantung koroner, aneurisme
terjadi karena penggunaan obatobatan
aorta, radang selaput jantung dan
pencahar, keadaan diare, kelainan
gangguan pada sistem pernafasan.
usus besar dan saluran pencernaan.
g. Sesak nafas, terutama saat melakukan
n. Eneuresis, sukar menahan buang air
aktifitas/kerja fisik, dapat disebabkan
kecil atau sering ngompol dapat
oleh kelemahan jantung, gangguan
disebabkan oleh penggunaan obat-
sistem saluran nafas, berat badan
obatan,
berlebihan dan anemia.
kelainan kontrol pada kandung kemih,
h. Palpitasi/jantung dapat
disebabkan
berdebar-debar, oleh
gangguan
irama jantung, keadaan umum badan
radang
kandung
kemih,
kelainan persyarafan kandung kemih serta akibta faktor psikologis. 2. Posyandu Lansia Definisi
104
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
Posyandu
adalah
pusat
kegiatan
masyarakat
dalam
upaya
pelayanan
dilaksanakan di rumah penduduk,
berencana.
balai rakyat, pos RT/RW atau pos
kesehatan
dan
keluarga
Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga
d. Bila
tidak
memungkinkan
dapat
lainnya (Effendi, 1998).
berencana dan kesehatan yang dikelola
Tujuan Posyandu Lansia
dan
Tujuan pembentukan posyandu lansia
diselenggarakan
untuk
masyarakat
dengan
daripetugas
kesehatan
dan
oleh
dukungan
teknis
dalam
rangka
secara garis besar menurut Depkes (2006) antara lain : a. Meningkatkan jangkauan pelayanan
pencapaian NKKBS (Effendy, 1998).
kesehatan
Posyandu lansia adalah pos pelayanan
di
masyarakat,
sehingga
terbentuk
pelayanan
terpadu untuk masyarakatusia lanjut di
kesehatan
yang
suatu
kebutuhan lansia
wilayah
disepakati,
tertentu
yang
masyarakat
yang
sudah
digerakkan
oleh
mereka
bisa
dimana
mendapatkan
pelayanankesehatan
lansia
b. Mendekatkan
sesuai
dengan
pelayanan
dan
meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta
dalam
pelayanan
(Dinkes, 2006).
kesehatan disamping meningkatkan
Penyelenggara Posyandu
komunikasi antara masyarakat usia
Penyelenggara posyandu menurut Effendi
lanjut
(1998) terdiri dari beberapa kategori
Mekanisme
sebagai berikut:
Lansia
a. Pelaksana kegiatan, adalah anggota
Depkes (2006) posyandu balita yang
masyarakat yang telah dilatih menjadi
terdapat sistem 5 meja dalam pelayanan
kader kesehatan setempat dibawah
terhadap balita, posyandu lansia hanya
bimbingan Puskesmas
menggunakan sistem pelayanan 3 meja,
b. Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal
dari
keder
PKK,
tokoh
masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).
Pelayanan
Posyandu
dengan kegiatan sebagai berikut : a. Meja
I
:
pengukuran
pendaftaran tinggi
lansia,
badan
dan
penimbangan berat badan. b. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, Indeks Massa
Lokasi Posyandu
Tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan
Syarat lokasi/letak yang harus dipenuhi
seerti
meliputi menurut Effendi (1998):
rujukan kasus juga dilakukan di meja
a. Berada
di
tempat
yang
mudah
didatangi oleh masyarakat
pengobatan
sederhana
dan
II ini. c. Meja
III
:
melakukan
kegiatan
b. Ditentukan oleh masyarakat itu sendiri
penyuluhan atau konseling, disini juga
c. Dapat merupakan lokal tersendiri
bisa dilakukan pelayanan pojok gizi. 105
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
f.
Bentuk Pelayanan Posyandu Lansia
Pemeriksaan adanya zat putih telur
Pelayanan Kesehatan di Posyandu lanjut
(protein) dalam air seni sebagai
usia meliputi pemeriksaan Kesehatan fisik
deteksi awal adanya penyakit ginjal.
dan mental emosional yang dicatat dan
g. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas
dipantau dengan Kartu Menuju Sehat
bilamana
(KMS) untuk mengetahui lebih awal
ditemukan kelainan pada pemeriksaan
penyakit yang diderita (deteksi dini) atau
butir 1 hingga 7.
ancaman
masalah
kesehatan
yang
dihadapi.
ada
h. Penyuluhan
keluhan
dan
Kesehatan
atau
(Depkes,
2006).
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai
kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
kebutuhan dan kondisi setempat seperti
seperti pemeriksaan aktivitas kegiatan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam
dengan memperhatikan aspek kesehatan
kehidupan,
makan/minum,
dan gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga
berjalan, mandi, berpakaian, naik turun
seperti senam lanjut usia, gerak jalan
tempat tidur, buang air besar/kecil dan
santai untuk meningkatkan
sebagainya (Depkes, 2006).
kebugaran. Untuk kelancaran pelaksanaan
seperti
a. Pemeriksaan
status
mental.
kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan,
Pemeriksaan ini berhubungan dengan
sarana dan prasarana penunjang, yaitu:
mental
dengan
tempat kegiatan (gedung, ruangan atau
menggunakan pedoman metode 2
tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis,
(dua) menit.
buku
emosional
b. Pemeriksaan
status
penimbangan
berat
gizi
melalui
badan
dan
pencatatan
stetoskop,
tensi
laboratorium
dicatat pada grafik Indeks Masa
Kartu
Tubuh (IMT).
(Depkes, 2006).
menggunakan
tekanan
darah
tensimeter
dan
thermometer, (KMS)
lansia
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
nadi selama satu menit.
berupaya
talquist,
Sehat
peralatan
Metoda Penelitian
analitik
menggunakan
meter,
sederhana,
Menuju
stetoskop serta penghitungan denyut
d. Pemeriksaan
timbangan
dewasa, meteran pengukuran tinggi badan,
pengukuran tinggi badan kemudian
c. Pengukuran
kegiatan,
observasional mencari
yaitu
hubungan
peneliti antara
hemoglobin
variabel dan menganalisa atau menguji
sahli
hipotesis yang dirumuskan (Sugiyono,
atau
cuprisulfat
2008).
Penelitian cross
menggunakan
e. Pemeriksaan adanya gula dalam air
pendekatan
sectional,
seni sebagai deteksi awal adanya
melakukan
penyakit gula (diabetes mellitus).
dependent dan independent hanya satu
pengukuran
yaitu variabel
106
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
kali
tanpa
melakukan
followup
b. Sifat unfavourable merupakan
(Sastroasmoro & Sofyan, 2002).
sifat negatif dari pertanyaan,
Teknik sampling dalam penelitian ini total
alternatif jawaban yang diberikan
sampling yaitu seluruh populasi lansia di
adalah: sangat setuju (SS)
desa Ciomas yang berada di wilayah kerja
bernilai 1, setuju (S) bernilai 2,
Puskesmas Cijeunjing yang berjumlah 40
tidak setuju (TS) bernilai 3,
orang
sangat tidak setuju (STS) bernilai
dengan
variabel
bebas
(independent) berupa dukungan sosial, sikap lansia, peran kader posyandu dan variabel
terikat
(dependent)
yaitu
4. 2. Kuesioner dukungan sosial untuk mengetahuai apakah anggota keluarga
pemanfaatan posyandu lansia.
memberikan
Penelitian ini menggunakan kuesioner
kesehatan lansia terhadap pelayanan
sebagai
pertanyaan
posyandu. Pertanyaan terdiri dari 16
dalam kuesioner bersifat tertutup yaitu
item dengan skala Guttman, dengan
responden tinggal memberi tanda terhadap
memberikan nilai 1 pada jawaban
alternatif jawaban yang dipilih.
benar serta 0 untuk jawaban salah.
instrumen.Daftar
1. Metode penilaian sikap lansia dan peran
kader
pelayanan
dalam
di
pemberian
posyandu
perhatian
terhadap
Pengolahan Data Pengolahan data penulis menggunakan
lansia
komputer dengan program statistik SPSS
menggunakan skala Likert (Sugiyono,
15 for Windows. Proses pengolahan data
2006). Dalam pembuatan kuesioner,
setelah data terkumpul, dalam penelitian
peneliti membuat bentuk pertanyaan
ini yaitu:
sendiri dengan dasar landasan teori
1. Editing untuk mengecek kelengkapan
sikap dan peran kader. Kuesioner ini
data.
terdiri dari 4 alternatif jawaban, yaitu
2. Koding untuk melakukan skoring
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak
terhadap setiap item, dengan cara
Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju
merubah tingkat persetujuan ke dalam
(STS). Pertanyaan dibuat dua tipe
nilai kuantitatif.
yaitu favourable dan unfavourable terhadap
objek.
Metode
ini
penilaiannya adalah: a. Sifat favourable merupakan sifat
3. Entry data, memasukkan data untuk diolah secara manual atau memakai program komputer untuk dianalisis. 4. Tabulating,
kegiatan
memasukkan
positif dari pertanyaan, alternatif
data yang telah diperoleh untuk
jawaban yang diberikan adalah:
disusun berdasarkan variabel yang
sangat setuju (SS) bernilai 4,
diteliti.
setuju (S) bernilai 3, tidak setuju
Analisa Data
(TS) bernilai 2, sangat tidak
a. Analisis univariate
setuju (STS) bernilai 1. 107
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
Analisis univariate yaitu analisis yang
1-p =a + b x + b x
digunakan
Keterangan:
terhadap
(Notoatmodjo,
satu
variabel
2005).Variabel
yang
p = Peluang terjadinya efek dari variabel
dimaksud adalah pengetahuan, support
dependen (pemanfaatan posyandu
keluarga dan sikap. Pada analisis ini,
lansi)
hanya
a = Konstanta
menghasilkan distribusi dan presentase
b = Koefisien regresi
dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2003).
x1= Dukungan sosial
Pengujian univariate dalam penelitian ini
x2= Sikap
adalah dukungan sosial, sikap, peran
x3= Peran kader
kader, dan keaktivan responden dalam HASIL PENELITIAN
pemanfaatan posyandu lansia.
1. Analisa Univariat
b. Analisis Bivariat Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk menerangkan keeratan pengaruh antara dua variabel.Pengujian bivariate berupa dukungan sosial dengan pemanfaatan
posyandu
lansia,
sikap
dengan pemanfaatan posyandu lansia, dan peran
kader
dengan
pemanfaatan
penelitian
mengenai
dukungan sosial diperoleh setelah responden kuesioner
mengisi
lembar
sebanyak
pertanyaan.Jawaban
16
responden
dikelompokkan menjadi 3 yaitu
distribusi
c. Analisis multivariat Didefinisikan sebagai analisis data yang terhadap
lebih
dari
dua
variabel.Biasanya hubungan antara satu variaber
terikat
dengan
beberapa
(dependent
variable)
variabel
(independentvariable) 2002).Analisis
Hasil
baik, sedang dan kurang. Hasil
posyandu lansia.
dilakukan
a. Dukungan sosial
bebas
(Notoatmodjo,
multivariate
digunakan
untuk menguji antara variabel terikat yang
dukungan
sosial
ditampilkan pada tabel di bawah ini : Tabel 1 Distribusi Frekuensi Dukungan Sosial Terhadap Lansia Dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia No Dukungan Sosial f % 1 Baik 16 31,5 2 Sedang 18 37,0 3 Kurang 16 31,5 Jumlah 50 100
dipengaruhi oleh variabel bebas.Pengujian
Pada tabel 1 dapat diketahui
multivariate menggunakan uji Regresi
bahwa dari 40 lansia di Desa
binary
mana
Ciomas Kabupaten Ciamis 37 %
pemanfaatan posyandu lansia dipengaruhi
memiliki dukungan sosial sedang ,
variabel dukungan sosial, sikap, dan peran
sebanyak
kader. Rumus Regresi binary logistik,
dukungan sosial baik dan 31,5 %
yaitu:
memiliki dukungan sosial kurang.
lnp
logistic,
yaitu
sejauh
31,5
%
memiliki
b. Sikap
108
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
Hasil penelitian mengenai sikap, diperoleh
setelah
menjawab
Jumlah
responden
kuesioner
sikap
50
100
Berdasarkan
tabel
3
diatas
menunjukan
bahwa
23
kader
sebanyak 16 pertanyaan.Distribusi
(57,4%) berperan kurang dalam
jawaban
pemanfaatan posyandu lansia dan
responden
dikelompokkan
menjadi
17 kader (42,6%) berperan baik
2
dalam
kategori, yaitu kurang dan baik.
tabel
2
posyandu
lansia.
Tabel 2 Distribusi Frekuensi SIkap Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia No Sikap Lansia f % 1 Baik 19 39 2 Kurang 31 61 Jumlah 50 100
Berdasarkan
pemanfaatan
d. Pemanfaatan Posyandu lansia Hasil
penelitian
mengenai
pemanfaatan posyandu lansia, diperoleh dari tingkat kehadiran
diatas
responden
ke
posyandu
menunjukan bahwa lansia di Desa
lansia.Jadwal kegiatan adalah
Ciomas
Ciamis
tiap bulan. Apabila kehadiran
sebanyak 24 responden (61%)
kurang dari 75%, responden
memiliki sikap kurang terhadap
masuk tidak aktif, jika kehadiran
Kabpaten
pemanfaatan posyandu lansia dan
>
sebanyak 16 responden(38,9%) memiliki
sikap
baik
kategori
terhadap
kader posyandu lansia, diperoleh
kuesioner
responden sikap
menjawab
sebanyak
pertanyaan.Distribusi responden
aktif.
posyandu
c. Peran kader Hasil penelitian mengenai peran
,responden
masuk
Distribusi
responden menurut pemanfaatan
pemanfaatan posyandu lansia.
setelah
75%
lansia
ditampilkan
pada tabel 4 dibawah ini. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Lansia Dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia No Dukungan Sosial f %
17
1
Aktif
24
48
jawaban
2
Tidak aktif
26
52
50
100
dikelompokkan
2
Jumlah
kategori, yaitu kurang dan baik. Hasil selengkapanya ditampilkan
Berdasarkan
tabel
4
diatas
pada tabel dibawah ini :
menunjukan
bahwa
21
lansia
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Peran Kader Terhadap Lansia Dalam Pemanfaatan Posyandu Lansia No
Dukungan Sosial
f
%
1
Baik
21
42,6
2
Kurang
29
57,4
(57,4%) berperan kurang dalam pemanfaatan posyandu lansia dan 17 kader (42,6%) berperan baik dalam
pemanfaatan
posyandu
lansia.
109
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
Analisis Bivariate a. Hubungan dukungan sosial dengan pemanfaatan posyandu lansia Tabel Distribusi responden menurut dukungan sosial dan pemanfaatan posyandu lansia Pemanfaatan posyandu lansia p-value Dukungan Tidak aktif Aktif Total sosial 0,001 n % n % n % Kurang 14 27,8 4 7,7 18 35,5 Sedang 9 18,5 9 18,5 18 37,0 Baik 3 5,6 13 25,9 16 31,5 Total 26 51,9 26 48,1 50 100
Hasil pengujian chi Square menunjukkan
sosial
nilai pvalue = 0,001 (p<0,05)., sehingga
pemanfaatan
disimpulkan
Ciomas Kabupaten Ciamis.
bahwa
variabeldukungan
mempunyai
hubungan
dengan
posyandulansia
di
Desa
b. Hubungan sikap dengan pemanfaatan posyandu lansia Tabel 4. Distribusi responden menurut sikap dan pemanfaatan posyandu lansia Pemanfaatan posyandu lansia Tidak aktif Aktif n % n % 17 42,6 7 18,5 4 9,3 12 29,6 21 51,9 19 48,1
Sikap Kurang Baik Total
p-value Total n 24 16 40
% 61,1 38,9 100
0,001
Berdasarkan tabel 4, menunjukkan bahwa
(9,3%) dan yang aktif sebanyak 16
dari 33 responden yang memiliki sikap
responden (29,6%). Hasil pengujian Chi
kurang dan tidak aktif diposyandu lansia
Square menunjukkan nilai p-value = 0,001
sebanyak 23 responden (42,6%), namun
(p<0,05), sehingga disimpulkan bahwa
yang aktif sebanyak 10
variabel
responden
(18,5%).
Sebanyak
21
responden yang memiliki sikap baik
sikap
mempunyai
hubungan
dengan pemanfaatan posyandu lansia di Desa
Ciomas
Kabupaten
Ciamis
namun tidak aktif sebanyak 5 responden c. Hubungan peran kader dengan pemanfaatan posyandu lansia Tabel 5. Distribusi responden menurut peran kader dan pemanfaatan posyandu lansia Sikap
Kurang Baik Total
Pemanfaatan posyandu lansia Tidak aktif Aktif n % n % 16 40,7 7 16,7 4 11,1 13 31,5 20 51,9 20 48,1
p-value Total n 23 17 40
% 57,4 42,3 100
0,001
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan bahwa
aktif sebanyak 22 responden (40,7%),
dari 31 responden yang menilai peran
namun yang tetap aktif sebanyak 9
kader kurang sehingga responden tidak
responden
(16,7%).
Sebanyak
23
110
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
responden yang menilai peran kader
responden berpendapat bahwa lebih
dengan baik, menjadikan responden tidak
baik
aktif sebanyak 6 responden (11,1%)
pemeriksaan kesehatan di rumah sakit
sedangkan yang menjadikan responden
atau
aktif sebanyak 17 responden (31,5%).
kesibukan lain yang dianggap lebih
Hasil pengujian Chi Square menunjukkan
penting.
Dengan
nilai pvalue
dimiliki
oleh
= 0,001 (p<0,05)., sehingga disimpulkan
kemungkinan
bahwa variabel peran kader mempunyai
dukungan sosial.Ketika seorang lansia
hubungan dengan pemanfaatan posyandu
datang ke posyandu tidak diantar oleh
lansia di Desa Ciomas Kabupaten Ciamis.
anggota
orang tua nya melakukan
dokter
disamping
adanya
kesibukan anggota
bisa
keluarga.
yang
keluarga
mempengaruhi
Namun bentuk
dukungan sosial lain dapat dari teman PEMBAHASAN
responden sesama lansia. Responden
a. Hubungan dukungan sosial dengan pemanfaatan posyandu lansia
ikut serta atau datang ke posyandu.
Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistik terhadap variabel dukungan sosial terbukti ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan pemanfaatan posyandu lansia oleh lansia yang ada di Dusun Ciomas Kabupaten Ciamis.
sosial
bahwa
dukungan
didefinisikan
sebagai
tersedianya hubungan yang bersifat menolong khusus
dan bagi
menerimanya. univariate
mempunyai
nilai
individu
yang
Hasil menunjukkan
pengujian bahwa
responden yang kurang mendapat dukungan
sosial
20
(37,0%).
Kurangnya dukungan sosial dapat terjadi dari anggota keluarga seperti anak, istri ataupun suami.Kurangnya dukungan ini terjadi karena anak menganggap
Dengan demikan lansia yang tidak mendapat dukungan dari anggota keluarga masih memiliki dukungan masyarakat sekitar seperti teman atau tetangga yang ikut dalam posyandu lansia. b. Hubungan
Ganster cit. Cahyaningtyas (2002) mengemukakan
mendatangi rumah lansia lain untuk
bahwa
kegiatan
posyandu kurang bermanfaat. Anak
sikap
dengan
pemanfaatan posyandu lansia Hasil pengujian pada sikap responden diperoleh data yaitu sikap cukup sebanyak 33 responden (61,1%) dan sikap baik sebanyak 21 responden (38,9%). Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa sikap dan tindakan merupakan respon internal setelah adanya pemikiran, tanggapan, sikap batin dan pengetahuan.Tindakan atau perilaku manusiawi ini dipengaruhi oleh
keturunan,
lingkungan
dan
pengetahuan. Dalam tahap proses beraktivitas,
setelah
individu
melakukan pencarian dan pemrosesan informasi, langkah berikutnya adalah 111
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
menyikapi informasi yang diterima,
kepada kepala desa dan supervisor
apakah
yang ditunjuk oleh petugas/tenaga
individu
akan
meyakini
informasi yang diterima, hal ini
pelayanan
berkaitan dengan pengetahuan yang
kader posyandu lansia sangat berperan
dimiliki.
dalam
Responden
yang
lebih
pemerintah
keberadaan
pemanfaatan
posyandu
banyak yang memiliki sikap cukup
lansia.Dalam menjalankan tugasnya
dalam pemanfaatan posyandu lansia
sebagai kader perlu adanya suatu
dipengaruhi
yang
sikap, perilaku dari kader yang baik.
menjadikan sikap responden masuk
Apabila sikap dan perilaku kader baik
kategori cukup. Responden menggap
akan memperoleh penilaian yang baik
bahwa adanya kegiatan posyandu
bagi peserta posyandu secara baik.
lansia sebenarnya adalah baik, namun
Azwar (2003) mengemukakan bahwa
kegiatan yang rutin diadakan setiap
sikap dapat diubah dengan strategi
bulannya, banyak tidak mengalami
persuasi yaitu memberi ide, pikiran,
perubahan,
pendapat, bahkan fakta baru lewat
baik dari jenis pelayanan, maupun
pesan
jumlah
ke
disebutkan bahwa faktor yang sangat
posyandu lansia. Responden lansia
berpengaruh terhadap pembentukan
tentunya tetap menginginkan bahwa
sikap adalah pengalaman pribadi,
pelayanan
oleh
peserta
pelayanan
kondisi
yang
posyandu posyandu
datang
komunikatif
selanjutnya
dan
jenis
kebudayaan, orang yang dianggap
lansia
dapat
berpengaruh,
media
massa,
bertambah banyak variasinya.Kegitan
institusiatau lembaga pendidikan, dan
yang
dan
faktor-faktor emosi dalam individu.
pemeriksaan
Kemampuan kader baik ditinjau dari
tekanan darah, penimbangan berat
pendidikan dan pengetahuan kader
badan dan pengobatan dari petugas
harus dapat diaktualisasikan secara
kesehatan
responden
baik seperti dalam pemberian motivasi
mengeluh sakit.Dengan acara yang
terhadap lansia agar mau untuk datang
tidak berkembang menjadikan sikap
ke posyandu pada jadwal berikutnya,
responden cukup.
kader
dianggap
menjenuhkan,
monoton
seperti
apabila
c. Hubungan peran kader dengan
harus
mampu
memberikan
penjelasan atas pertanyaanpertanyaan
pemanfaatan posyandu lansia
dari lansia mengenai kesehatan.Hasil
Sukarni (2002) menyatakan bahwa
penelitian menunjukkan bahwa peran
kader kesehatan bertanggung jawab
kader mayoritas adalah cukup.Kondisi
terhadap masyarakat setempat, mereka
ini
bekerja dan berperan sebagai seorang
responden
pelaku
sistem
posyandu.Penilaian yang cukup dari
kesehatan.Kader betanggung jawab
responden disebabkan karena kegiatan
dari
sebuah
tidak
lepas
dari
atas
kinerja
penilaian kader
112
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada Volume 17 Nomor 1 Februari 2017
yang dilakukan di posyandu belum banyak perubahan para kader maupun petugas
kesehatan
untuk
mau
B. Saran 1. Bagi Puskesmas Puskesmas
hendaknya
melakukan
mengajak responden ataupun mau
upaya-upaya
untuk
meningkatkan
mendatangi ke rumah responden yang
penyuluhan
berbagai
macam hal
sudah lama tidak berkunjung ke
berkaitan
dengan
masalah
posyandu lansia.
kesehatandalam pelayanan posyandu lansia sehingga dapat lebih mengerti
KESIMPULAN DAN SARAN
pada masalah kesehatan dan mau
A. Kesimpulan
untuk lebih memanfaatkan posyandu
Berdasarkan
hasil
pembahasan,
maka
penelitian peneliti
dan
menarik
kesimpulan: 1. Terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan pemanfatan posyandu lansia di Dusun Ciomas Kabupaten Ciamis. 2. Terdapat hubungan antara sikap lansia tentang manfaat posyandu dengan pemanfatan posyandu lansia di Dusun Ciomas Kabupaten Ciamis. 3. Terdapat hubungan antara peran kader lansia dengan pemanfaatan posyandu
lansia. 2. Bagi Kader Kader lansia hendaknya senantiasa meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam memberikan pelayanan di posyandu
lansia,
sehingga
peran
kader lansia di masyarakat dapat optimal. 3. Bagi Keluarga lansia Anggota keluarga lansia hendaknya untuk meningkatkan dukungannya terhadap
lansia
memanfaatkan
untuk
posyandu
mau lansia.
lansia di Dusun Ciomas Kabupaten Ciamis
113