FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI NEONATORUM DI RSUD UNGARAN TAHUN 2014 Siti Nur Hidayati*), Rosalina**), Yuliaji Siswanto***) *) Alumnus Program Studi D-IV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran **) Staf Pengajar Program Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran ***) Staf Pengajar Program Studi Kesehatan Masyarakat STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
ABSTRAK Komplikasi yang menjadi penyebab kematian bayi dan balita salah satunya adalah infeksi. Infeksi neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran. Tujuan peneliti adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014. Studi dilakukan adalah survei analitik dengan pendekatan case control sebagai populasi keseluruhan neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang pada Bulan Januari-Desember 2014 sejumlah 589 bayi. Sebagai sampelnya kasus 65 bayi menggunakan purposive sampling dan sampel kontrol 65 bayi menggunakan simple random sampling. Data diperoleh dari data sekunder catatan rekam medik. Hasil penelitian di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang berdasarkan uji Chi Square diperoleh p-value 0,034 < α (0,05), ada hubungan antara BBLR dengan infeksi neonatus pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Diperoleh p-value 0,039 < α (0,05), disimpulkan bahwa ada hubungan antara persalinan lama dengan infeksi neonatus pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Diperoleh p-value = 0,014 < α (0,05), bahwa ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan infeksi neonatus pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan perlu adanya upaya, meningkatkan mutu pelayanan asuhan bayi baru lahir sehingga kasus infeksi neonatorum dapat dideteksi secara dini dan mendapatkan penanganan yang tepat. Kata kunci: Infeksi neonatorum, BBLR, Persalinan lama, KPD
ABSTRACT
Complications that the cause of death of infants and toddlers one of which is an infection. Neonatal infection is an infection that occurs in infants in the first 28 days after birth. The purpose of this study was to find the factors related to the incidences of neonatal infections at Ungaran Public Hospital in 2014. This was an analytical survey study with case control approach. The population in this study was all newborns hospitalized in Ungaran Public Hospital Semarang Regency in January-December 2014 as many as 589 infants. The samples in this study were 65 respondents as the case group sampled by using purposive sampling technique and 65 respondents the as control group sampled by using simple random sampling technique. The data were obtained from secondary data of medical records. The data analysis used chi square test. The results of this study based on the chi square test obtained that p-value of 0.034 < α (0.05), which meant a correlation between low birth weight and neonatal infection in infants who were hospitalized at Ungaran Public Hospital Semarang Regency. There was a correlation between prolonged labor and neonatal infection in infants who were hospitalized at Ungaran Public Hospital Semarang Regency, with p-value of 0.039 < α (0.05). There was a correlation between premature rupture of membranes and neonatal infection in infants who were hospitalized at Ungaran Public Hospitals Semarang Regency with p-value of 0.014 < α (0.05). Based on the results of research it should make the efforts to improve the service quality of newborn care so that the cases of neonatal infections can be detected earlier and get the proper treatments. Keywords: Neonatal infection, LBW, Prolonged labor, Premature ruptures of membrane
PENDAHULUAN Angka Kematian Bayi di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2012 yaitu 13,20/1000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan pada Tahun 2013 yaitu 11,95/1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi Kabupaten Semarang pada tahun 2013 mencapai 1014 kasus (17,29%) dan Kabupaten Semarang termasuk dari 18 kabupaten yang menempati posisi tertinggi untuk Angka Kematian Bayi yaitu sebesar 19,95 % (Dinkes Jateng, 2013). Masalah utama penyebab kematian pada bayi dan balita adalah pada masa neonatus (bayi baru lahir umur 0-28 hari). Sebesar 78,5% dari kematian neonatal terjadi pada umur 0-6 hari. Komplikasi yang menjadi penyebab kematian terbanyak adalah bayi berat lahir rendah, asfiksia dan infeksi. Komplikasi ini sebetulnya dapat dicegah dan ditangani.
2
Namun terkendala oleh akses ke pelayanan kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini dan kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan (Kemenkes RI, 2013). Infeksi neonatorum adalah infeksi yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama setelah kelahiran (Mochtar, 2005). Infeksi pada bayi baru lahir mempunyai tanda khas yaitu malas minum, gelisah, frekuensi pernafasan meningkat, berat badan tiba-tiba turun, muntah, diare, suhu tubuh dapat meninggi serta menurun dan pergerakan kurang. (Saifuddin, 2010). KPD adalah pecahnya selaput ketuban sebelum adanya tanda tanda persalinan. KPD dapat meningkatkan komplikasi kehamilan pada ibu maupun bayi terutama infeksi. Dengan pecahnya selaput ketuban, mikro-organisme dalam vagina atau
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Neonatorum Di RSUD Ungaran Tahun 2014
bakteri patogen lainnya secara asenden dapat mencapai cairan amnion dan janin. Hal ini memungkinkan terjadinya khorioamnionitis atau cairan amnion yang telah terinfeksi teraspirasi oleh janin atau neonatus (Pusponegoro, 2000). Angka kematian infeksi neonatorum karena masih tinggi, tindakan pencegahan pada masa antenatal dilakukan pemeriksaan ANC seperti pengukuran TFU dan tafsiran berat badan janin untuk mengantisipasi bayi berat badan lahir rendah. Pada saat persalinan dilakukan pengawasan keadaan ibu dan janin yang baik selama proses persalinan untuk mengantisipasi terjadinya persalinan lama dan Ketuban Pecah Dini untuk dilakukan rujukan secepatnya bila diperlukan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Ungaran Semarang didapatkan adanya kenaikan jumlah bayi yang mengalami infeksi neonatorum tahun 2013 sebanyak 47 (6,71%) dari 700 bayi baru lahir dan tahun 2014 sebanyak 79 (13,41%) bayi yang mengalami infeksi neonatorum dari 589 bayi baru lahir. Rumusan Masalah Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah yang ada, maka diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Faktor faktor apakah yang berhubungan dengan kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014?”. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui hubungan BBLR terhadap kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014; 2) Mengetahui hubungan persalinan lama terhadap kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014; 3) Mengetahui hubungan KPD terhadap kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014.
Manfaat Penulisan Bagi RSUD Ungaran, dapat menjadi sumber informasi tentang faktor resiko yang menyebabkan infeksi neonatorum sehingga bisa dilakukan pencegahan dan penanganan terhadap kejadian infeksi neonatorum. Bagi Institusi STIKES Ngudi Waluyo, dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi bagi mahasiswa tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan menggunakan metode case control dimana peneliti mengidentifikasi kelompok kasus dengan kelompok kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan, dengan pendekatan retrospektif. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Ungaran pada tanggal 8-12 Agustus 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang pada Bulan Januari-Desember 2014 sejumlah 589 bayi. Populasi kasus adalah neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang pada Bulan Januari-Desember 2014 yang mengalami infeksi neonatorum sejumlah 79 dan neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang pada Bulan Januari-Desember 2014 yang tidak mengalami infeksi neonatorum sejumlah 510 sebagai populasi kontrol. Sampel terdiri dari 2 kelompok yaitu kasus dan kontrol. Sampel kasus pada penelitian ini adalah neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran yang mengalami infeksi neonatorum pada Bulan Januari-Desember 2014 sejumlah 65 bayi. Tehnik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Tehnik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Sampel kontrol yaitu neonatus yang rawat inap di RSUD Ungaran yang
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Neonatorum Di RSUD Ungaran Tahun 2014
3
tidak mengalami infeksi neonatorum pada Bulan Januari-Desember 2014. Tehnik sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Jumlah sampel yang digunakan dapat terpenuhi yaitu sejumlah 65 bayi dari sejumlah 109. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan lembar observasi. Dalam analisis univariat, data-data akan disajikan dengan tabel distribusi frekuensi. Analisis bivariat dengan Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Kejadian Infeksi Neonatorum Tabel 1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Infeksi Neonatorum pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Infeksi Neonatorum f (%) Ya 65 50,0 Tidak 65 50,0 Jumlah 130 100,0
BBLR Tabel 2
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian BBLR pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 BBLR Kasus Kontrol f % f % BBLR 25 38,5 13 20,0 Tidak BBLR 40 61,5 52 80,0 Jumlah 65 100,0 65 100,0
Persalinan Lama Tabel 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Persalinan Lama pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Persalinan Kasus Kontrol Lama f % f % Ya 27 41,5 15 23,1 Tidak 38 58,5 50 76,9 Jumlah 65 100,0 65 100,0
Ketuban Pecah Dini (KPD) Tabel 4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ketuban Pecah Dini (KPD) pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Kasus Kontrol KPD f % f % Ya 39 60,0 24 36,9 Tidak 26 40,0 41 63,1 Jumlah 65 100,0 65 100,0
Analisis Bivariat Hubungan BBLR dengan Kejadian Infeksi Neonatorum Tabel 5 Hubungan BBLR dengan Kejadian Infeksi Neonatorum pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Kejadian Infeksi Neonatorum Total BBLR Ya (Kasus) Tidak (Kontrol) p-value OR f % f % f % BBLR 25 38,5 13 20,0 38 29,2 0,034 2,500 Tidak BBLR 40 61,5 52 80,0 92 70,8 Jumlah 65 100 65 100 130 100
4
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Neonatorum Di RSUD Ungaran Tahun 2014
Hubungan Persalinan Lama dengan Kejadian Infeksi Neonatorum Tabel 6 Hubungan Persalinan Lama dengan Kejadian Infeksi Neonatorum pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Kejadian Infeksi Neonatorum Total Persalinan Lama Ya (Kasus) Tidak (Kontrol) p-value OR f % f % f % Ya 27 41,5 15 23,1 42 32,3 0,039 2,368 Tidak 38 58,5 50 76,9 88 67,7 Jumlah 65 100 65 100 130 100
Hubungan KPD dengan Kejadian Infeksi Neonatorum Tabel 7 Hubungan Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian Infeksi Neonatorum pada Bayi yang Dirawat Inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang, 2014 Kejadian Infeksi Neonatorum Total KPD Ya (Kasus) Tidak (Kontrol) p-value OR f % f % f % KPD 39 60,0 24 36,9 63 48,5 0,014 2,563 Tidak KPD 26 40,0 41 63,1 67 51,5 Jumlah 65 100 65 100 130 100
PEMBAHASAN Analisis Bivariat Hubungan BBLR dengan Kejadian Infeksi Neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014 Bayi BBLR yang dialami kelompok kasus (38,5%), hal ini dikarenakan bayi yang mengalami BBLR akan memiliki kekebalan tubuh yang kurang dan organorgan tubuh yang kurang matang sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam bakteri yang ada di lingkungan sekitar dan orang yang merawat mereka adalah sumber utama infeksi, sehingga bayi dengan BBLR memerlukan perawatan yang lebih seperti mempertahankan suhu tubuh optimal, pengawasan nutrisi/ASI, memperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi untuk mencegah terjadinya infeksi dan cara perawatan tali pusat. Penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 13 bayi (20,0%) yang BBLR yang dialami kelompok kontrol hal ini dapat dikarenakan berbagai faktor salah satunya perawatan yang baik dengan selalu memperhatikan sterilitas serta pemberian ASI sehingga walaupun bayi BBLR dapat terhindar dari komplikasi. Hal ini sesuai
dengan teori pencegahan infeksi neonatus setelah persalinan antara lain pemberian ASI secepatnya, mengupayakan lingkungan dan peralatan tetap bersih, setiap bayi menggunakan peralatan tersendiri, perawatan luka umbilikus secara steril. (Rahayu, 2009). Hubungan Persalinan Lama dengan Kejadian Infeksi Neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat bayi yang tidak mengalami persalinan lama yang dialami kelompok kasus (58,5%). Hal ini dikarenakan karena adanya faktor lain yang mempengaruhi infeksi neonatorum selain partus lama seperti BBLR, persalinan dengan KPD, ibu dengan infeksi saat kehamilan dimana kuman masuk ke tubuh janin melalui sirkulasi darah ibu dan kemudian masuk melewati plasenta dan masuk ke dalam sirkulasi darah umbilicus dan ketika lahir bayi akan terinfeksi, serta perawatan bayi baru lahir yang kurang tepat, kontaminasi langsung dengan alat-alat yang tidak steril, faktor lingkungan atau perawat atau profesi lain yang ikut menangani bayi,
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Neonatorum Di RSUD Ungaran Tahun 2014
5
dapat menyebabkan terjadinya infeksi nasokomial. Hubungan KPD dengan Kejadian Infeksi Neonatorum di RSUD Ungaran Tahun 2014 Bila ketuban pecah lebih dari 24 jam, bakteri vagina dapat bergerak naik dan pada beberapa kasus menyebabkan inflamasi pada membran janin, tali pusat, dan plasenta yang dapat mengakibatkan neonatus lahir mati, persalinan kurang bulan, atau sepsis neonatal. Organisme yang paling sering ditemukan dari air ketuban yang terinfeksi adalah bakteri anaerobik, streptokokus kelompok B, Eschericia coli, dan mikoplasma daerah genital (Kosim, 2009). Ketuban pecah dini, partus lama dan manipulasi obstetris dapat meningkatkan risiko infeksi neonatus. Penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat 24 bayi (36,9%) yang mengalami KPD yang dialami kelompok kontrol. Hal ini dapat dikarenakan berbagai faktor salah satunya penanganan yang tepat pada KPD yaitu dengan memberikan antibiotic sesuai anjuran, pemantauan yang tepat dan melakukan tindakan dengan steril. (Mochtar, 2005). Keterbatasan penelitian Penelitian ini dengan menggunakan data sekunder yang ada dari rekam medik dimana terkadang peneliti menemukan catatan rekam medik di Rumah Sakit yang kurang lengkap serta tulisan pada rekam medik yang kurang jelas dan diharapkan tenaga kesehatan dapat meningkatkan kelengkapan pengisiannya sehingga akan memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi kepada pasien. KESIMPULAN Ada hubungan BBLR dengan infeksi neonatorum pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang (p = 0,034, OR = 2,500).
6
Ada hubungan persalinan lama dengan infeksi neonatorum pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang (p = 0,039, OR = 2,368). Ada hubungan KPD dengan infeksi neonatorum pada bayi yang dirawat inap di RSUD Ungaran Kabupaten Semarang (p = 0,014, OR = 2,368). Saran Bagi RSUD Ungaran, diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan bayi baru lahir sehingga kasus infeksi neonatorum dapat dideteksi secara dini dan mendapatkan penganganan yang tepat. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian mengenai infeksi neonatorum dengan faktor resiko lain yang dapat meningkatkan insiden infeksi neonatorum seperti: infeksi pada ibu selama kehamilan antara lain TORCH, ibu menderita eklampsia, ibu dengan diabetes mellitus, ibu mempunyai penyakit bawaan. DAFTAR PUSTAKA [1] Arief, Z. (2009). Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta: Nuha Medika. [2] Atikah, P. dan Cahyo I. 2010. Berat badan lahir rendah. Yogyakarta: Nuha Medika [3] Dahlan, Sopiyudin. (2012). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. [4] Denny Indrawarman. (2012). Hubungan antara Ketuban Pecah Dini (KPD) dengan Terjadinya Sepsis Neonatorum di RSUD Dr. Moewardi. Skripsi. Surakarta: UMS. [5] Dinkes Jateng. (2013). Angka Kematian Bayi. www.dinkesjatengprov.go.id/. Diakses tanggal 25 Maret 2015. [6] Hidayat, Alimul Aziz. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Neonatorum Di RSUD Ungaran Tahun 2014
Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. [7] Kemenkes RI. (2013). Profil Kesehatan Indonesia 2013. Jakarta. [8] Manuaba, I. B. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. [9] Marmi, Rahardjo, K. (2012). Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. [10] Mochtar, R. (2005). Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta: EGC. [11] Mulyanto, Wahyustin. (2010). Gambaran Kejadian Ketuban Pecah Dini Pada Ibu Bersalin Di RSUD Ungaran tahun 2009. Skripsi. Semarang: Stikes Ngudi Waluyo. [12] Notoatmodjo. (2010). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. [13] Nugroho, S. (2011). Ginekologi dan Obstetri. Yogyakarta: Nuha medika. [14] Oxorn, Harry. (2010). Patologi dan Fisiologi Persalinan Human Labor and Birth. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica. [15] Pusponegoro S. Titut. (2008). Infeksi atau Sepsis pada Neonatus (Sepsis
Neonatal, Vol. 2. Jakarta: Sari Pediatri. [16] Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. [17] Rahayu, Sri. (2009). Buku Ajar Bidan Ed 14. Jakarta: EGC [18] Saifuddin A. B. (2010). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina. [19] Saryono dan Ari Setiawan. (2011). Metodelogi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika. [20] Sudarti. (2010). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. [21] Sugiyono, B. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendika. [22] Surasmi A. Handayani. (2003). Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: EGC. [23] Wahyunti, Sri. (2012) . Gambaran Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah dan Karakteristik Ibu Di Puskesmas Sungai Malang Kabupaten Hulu Sungai Utara Tahun 2011. Skripsi. FKM UI. [24] Wiknjosastro, H. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Neonatorum Di RSUD Ungaran Tahun 2014
7