JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BUANG AIR BESAR DI JAMBAN DI DESA GUNUNGSARI KECAMATAN PULOSARI KABUPATEN PEMALANG Amalinda Kris Wijayanti1), Laksmono Widagdo2), Zahroh Shaluhiyah3) Bagian Pendidikan Kesehatan Ilmu Perilaku, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Email:
[email protected]
Abstract :: Behavior of using toilet is the most effective, simple, and easy to
prevent several kind of disease such as diarrhea, cholera. Pemalang cases of diarrhea in the year 2012 as many as 55.014 unreported cases. The number of cases has increased compared to the year 2011 as many as 11.982 cases. Based on data obtained in the village Gunungsari Pulosari the District Pemalang district that the head of the family who defecation as many as 224 households.Extension healthy latrines as a solution by the Health Department program through methods STBM (Community Based Total Sanitation ) first pillar is Stop Babs. The purpose of this study is to determine the factors associated with bowel movements in the toilet. This type of research is quantitative , using analytic study that examined the relationship between independent variables and the dependent variable, with cross sectional design, study population consisted of 100 head of households. Data analyzed is using univariate and bivariate, analytic bivariate test Chi- Square (∝ = 0.05). Significance is determined if the pvalue less than 0.05.The findings showed that of the 100, 57 % aged ≥ 42 years, 77 % had a job, 53 % have an income < UMR, 61 % had good knowledge, 73 % have a good attitude, 57 % have good manners, 64 % availability of the category of good, 65 % have a good family support, 69 % had good support health workers, 74 % have a good peer support, 57 % have a good support community leaders. Of the Chi - Square test showed that the variable)job ( p - value = 0.002 ), the level of knowledge ( p - value = 0.002 ) , attitude ( p - value = 0.019) , the availability of means ( p- value = 0.000 ) , family support ( p - value = 0.005) , the support of community leaders ( p - value = 0.040 ) have a relationship significantly with defecation in the toilet. It is suggested to local governments to coordinate with relevant agencies to engage with the community try to get people to defecate in toilet. Keywords: Contraceptives, Woman fertile age
PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan kesehatan masyarakat di
Indonesia
masih
ditandai
dengan
tingginya angka kesakitan dan kematian
penyakit
yang
berbasis
lingkungan.
Kondisi tersebut masih kita jumpai di daerah
450
pedesaan,
penyakit
yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
penularannya berkaitan dengan air dan
kegiatannya diarahkan pada perubahan
lingkungan terutama penyakit diare masih
perilaku
endemis dan masih merupakan masalah
Sembarangan (BABS) menuju pada suatu
kesehatan.
1
Jumlah
kasus
Kabupaten
Pemalang
terlaporkan
sebanyak
diare
di
dari
Buang
Air
Besar
tempat tertentu (jamban/kakus) sekalipun
tahun
2012
55.014
kasus
sederhana berupa lubang atau galian
dengan incidence rate (IR) sebesar 21,04
yang diberi tempat jongkokan sampai
per 1000 penduduk. Jumlah kasus ini
kepada WC yang mewah yang dapat
meningkat
mencegah
dibanding
tahun
hanya
2011
dalam
bentuk
terhadap
yang
bau
yang
paling
tidak
sebanyak 11.982 kasus dengan incidence
sedap, pencemaran terhadap sumber-
rate (IR) sebesar 8,552
sumber air bersih serta keterjangkauan
Berdasar data penyakit pada profil
lalat yang dapat menyebabkan penyakit
Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang
berbasis
tahun
penyakit diare.4
2013
sebanyak
25.254
kasus
lingkungan
misalnya
adalah diare, dengan incidence rate (IR)
Berdasarkan
data
sebesar 45,7. Masih tingginya angka
Kabupaten
Pemalang,
kesakitan, kematian dan masih seringnya
Pulosari
terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) menjadi
mendapatkan program Stop Buang Air
indikasi bahwa diare merupakan masalah
Besar Sembarangan (STOP BABS) yang
kesehatan
merupakan pilar pertama dari STBM
masyarakat
yang
membutuhkan penanganan serius.
3
terdapat
Dinas
saja
12
Kesehatan Kecamatan
desa
sudah
(Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) yaitu
Dalam hal ini Pemerintah juga telah
Cikendung,
Pulosari,
Jurangmangu,
memberikan perhatian di bidang higiene
Nyalembeng,
dan sanitasi dengan menetapkan Sanitasi
Batursari,
Total Berbasis Masyarakat (STBM) pilar
Pagenteran dan 2 desa yang telah Stop
pertama yaitu Stop Buang Air Besar
Buang Air Besar Sembarangan (STOP
Sembarangan
BABS) atau sering disebut dengan Desa
(STOP
BABS)
dan
Penakir,
Gunungsari,
Siremeng,
Clakatakan,
peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan
Open
Defecation
Free
(ODF)
yaitu
Sehat (PHBS).
Karangsari dan Gambuhan. Tetapi 10
Stop Buang Air Besar Sembarangan
desa dari 12 desa di Kecamatan Pulosari
(STOP BABS) yang merupakan salah
masih ada masyarakat yang Buang Air
satu kegiatan Sanitasi Total Berbasis
Besar Sembarangan (BABS) yaitu salah
Masyarakat
satunya Desa Gunungsari, Kecamatan
program dalam
(STBM)
adalah
pemberdayaan bidang
sanitasi
suatu
Pulosari.5
masyarakat dimana 451
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Dengan
demikian
peneliti
menganalisisfaktor-faktor
ingin
Alat penelitian yang digunakan
yang
adalah berupa kuesioner yang ditanyakan
berhubungan denganbuang air besar di
kepada
responden
untuk
dilihat
jamban di Desa Gunungsari Kecamatan
kesimpulannya di akhir penelitian setelah
Pulosari Kabupaten Pemalang
pengolahan data kuesioner.Uji statistik yang digunakan adalah chi squareuntuk
METODE PENELITIAN Penelitian metode
ini
penelitian
jumlah
mengetahui hubungan variabel bebas dan menggunakan
kuantitatif
karena
yang
cukup
populasi
banyak.Penelitian menganalisis antara
ini
ada
variabel
dilakukan
tidaknya bebas
variabel terikat. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan diDesa
untuk
hubungan
dan
Gunungsari
variabel
Kabupaten
Kecamatan Pemalang,karena
Pulosari di
Desa
terikat.Pendekatan yang dilakukan pada
Gunungsari masih ada masyarakat yang
penelitian ini adalah pendekatan cross
buang air besar sembarangan meskipun
sectionalkarena subjek penelitian hanya di
kebanyakan masyarakat sudah memiliki
observasi satu kali.
jamban baik jamban yang memenuhi
Populasi pada penelitian ini ada
syarat
kesehatan
seperti
permanen
Kepala Keluarga yang buang air besar di
(jamban sehat), maupun jamban yang
jamban di Desa Gunungsari Kecamatan
tidak memenuhi syarat kesehatan yaitu
Pulosari
semi permanen (jamban cemplung).
Kabupaten
berjumlah
1194
Pemalang
Keluarga
Tabel 1 sebagian besar responden
(KK).Sampel penelitian ini diambil dengan
berumur lebih dari atau sama dengan 42
cara
probabilitas
Kepala
yang
danmetode
sampel
tahun yaitu sebesar 57%. Jika dilihat dari
Pertama
dengan
batasan umur diperoleh bahwa umur
membagi populasi kepala keluarga ke
responden yang paling muda adalah 30
dalam kelompok-kelompok dimana setiap
tahun, sedangkan yang paling tua adalah
kepala keluarga mempunyai kesempatan
berusia 65 tahun.
random
yang
sampling.
sama
dipilih
menjadi
sampel
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan
penelitian dengan cara kepala keluarga
bahwa sebagian besar responden adalah
akan dibagi dalam beberapa RW yang
mempunyai pekerjaan yaitu sebesar 77%.
berada di Desa Gunungsari Kecamatan
Menurut data yang diperoleh dari jawaban
Pulosari Kabupaten Pemalang. Sampel
kuesioner, pekerjaan responden di Desa
penelitian yang berjumlah sebanyak 100
Gunungsari adalah antara lain sebagai
orang.
petani dan pedagang, sedangkan buruh 452
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
tani
termasuk
dalam
kategori
tidak
penelitian menunjukkan bahwa responden mempunyai
bekerja.
penghasilan
Tabel 3 Penghasilan responden
(<1.275.000) yaitu sebesar 53% lebih
dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
besar dibandingkan dengan responden
kategori yaitu kurang dari standar UMR
penghasilan lebih dari sama dengan UMR
dan lebih dari sama dengan UMR. Hasil
(47%).
Tabel 1 Distibusi Frekuensi Umur Responden
Umur
Frekuensi 43 57 100
Umur : < 42 tahun Umur : ≥ 42 tahun Total
Jumlah Presentase (%) 43 57 100
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden
Pekerjaan
Frekuensi
Tidak bekerja Bekerja Total
Jumlah Presentase (%) 23 23 77 77 100 100
Tabel 3Distribusi Frekuensi Penghasilan Responden
Jumlah Frekuensi Presentase (%) 53 53 47 47 100 100
Penghasilan
Tabel 4 Hubungan umur responden dengan perilaku buang air besar di jamban Perilaku BAB di jamban Jumlah Umur Kurang baik Baik F % F % F % Umur (<42tahun) 11 25,6 32 74,4 43 100 Umur (≥42tahun) P : 0,328
21
36,8
453
36
63,2
57
100
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Tabel 5 Hubungan pekerjaan responden dengan perilaku buang air besar di jamban Perilaku BAB di jamban Jumlah Kurang baik Baik Pekerjaan F % F % F % Tidak bekerja 14 60,9 9 39,1 23 100 Bekerja 18 23,4 59 76,6 77 100 P : 0,002
Tabel 6 Hubungan penghasilan responden dengan perilaku buang air besar di jamban Perilaku BAB di jamban Jumlah Penghasilan Kurang baik Baik F % F % F % < UMR 21 39,6 32 60,4 53 100 ≥ UMR 11 23,4 36 76,6 47 100 P : 0,128 Tabel 7Hubungan antara pengetahuan kepala keluarga dengan perilaku buang air besar di jamban Perilaku BAB di jamban Jumlah Pengetahuan Kurang baik Baik F % F % F % Kurang 20 51,3 19 48,7 39 100 Baik 12 19,7 49 80,3 61 100 P : 0,002 Tabel 8 Hubungan antara sikap dengan perilaku buang air besar di jamban Perilaku BAB di jamban Jumlah Sikap Kurang baik Baik F % F % F % Tidak 14 51,9 13 48,1 27 100 Mendukung Mendukung 18 24,7 55 75,3 73 100 P : 0,019 Tabel 9Hubungan Ketersediaan sarana dengan perilaku buang air besar di Jamban Perilaku BAB di jamban Jumlah Ketersediaan Kurang baik Baik sarana F % F % F % Tidak Lengkap 24 66,7 12 33,3 36 100 Lengkap 8 12,5 56 87,5 64 100 P : 0,000 Tabel 10 Hubungan Hubungan dukungan keluargadengan perilaku buang air besar di jaman Perilaku BAB di jamban Dukungan Jumlah Keluarga Kurang baik Baik 454
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
F Kurang Baik
% 51,4 21,5
18 14
F
% 48,6 78,5
17 51
F 35 65
% 100 100
P : 0,005 Tabel 11 Hubungan Hubungan dukungan petugas kesehatan dengan perilaku buang air besar Perilaku BAB di jamban Dukungan Jumlah Kurang baik Baik Petugas Kesehatan F % F % F % Kurang 13 41,9 18 58,1 31 100 Baik 19 27,5 50 72,5 69 100 P : 0,232
Tabel 12 Hubungan Hubungan teman sebaya dengan perilaku buang air besar di jaman Perilaku BAB di jamban Dukungan Jumlah teman Kurang baik Baik sebaya F % F % F % Kurang 7 26,9 19 73,1 26 100 Baik 25 33,8 49 66,2 74 100 P : 0,689 Tabel 13 Hubungan tokoh masyarakat dengan perilaku buang air besar di jaman Perilaku BAB di jamban Dukungan Jumlah tokoh Kurang baik Baik masyarakat F % F % F % Kurang 19 44,2 24 55,8 43 100 Baik 13 22,8 44 77,2 57 100 P : 0,040 Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku buang air besar di jamban Tabel Hubungan ketersediaan dengan perilaku buang air besar di jamban Dari hasil uji chi square tabel 4didapatkan
Sedangkan presentase kepala keluarga
nilai p sebesar 0,328 yang artinya tidak
yang
ada
dengan
terdapat pada usia <42 tahun (74,4)
di jamban.
dibandingkan pada kepala keluarga yang
Responden yang memiliki perilaku kurang
berusia ≥42 tahun (63,2).Menurut teori
baik dalam perilaku buang air besar di
Lawrence
jamban
perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor
hubungan
perilaku buang
banyak
antara
umur
air besar
terdapat
pada
usia
berperilaku
Green
baik
lebih
menyatakan
Factor),
bahwa
≥42tahun (36,8) dibandingkan pada kepala
pemudah
keluarga yang berusia <42 tahun (25,6).
pendukung (Enabling Factor) dan faktor 455
(predisposing
banyak
faktor
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
penguat
(Reinforcing
Umur
pada kepala keluarga yang berpenghasilan
termasuk salah satu faktor predisposing,
≥UMR (76,6) dibandingkan pada kepala
namun jika tidak diikuti dengan beberapa
keluarga
faktor
(60,4).
lain,
kemungkinan
menimbulkan kesehatan.6
Factor).
tidak
terjadinya
akan
perilaku
Hasil
Dari hasil uji chi square
yang
berpenghasilan
penelitian
ini
didukung
dengan
penelitian Khairurahmi, menyatakan bahwa
tabel 5didapatkan nilai p sebesar 0,002ada
dalam
hubungan antara pekerjaan responden
kelompok sasaran diklasifikasikan atas
dengan
dasar
perilaku
buang
air
besar
di
pendekatan
partisipastif
karakteristik
masing-masing
jamban. Perilaku kurang baik lebih banyak
kelompok
terdapat pada kepala keluarga yang tidak
berdasarkan kelompok ekonomi, dengan
bekerja (60,9) dibandingkan pada kepala
pengembangan
keluarga yang bekerja (23,4). Sebaliknya
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan
kepala keluarga yang berperilaku baik
program jamban keluarga didukung oleh
lebih
masyarakat yang mempunyai penghasilan
banyak
terdapat
pada
kepala
keluarga yang bekerja (76,6) dibandingkan
nilai ini
sejalan
pendapat Soemardji (1999)
dan
satunya
peningkatan
Hasil chi square tabel 7 didapatkan
(39,1). penelitian
salah
cukup atau yang mampu secara ekonomi.
pada kepala keluarga yang tidak bekerja
Hasil
masyarakat,
melalui
dengan
p
sebesar
menunjukkanada
0,002
hubungan
yang antara
menyatakan
pengetahuan dengan perilaku buang air
perbedaan tingkat partisipasi responden
besar di jamban. Dapat diketahui bahwa
yang tidak
bekerja juga terkait dengan
responden yang memiliki perilaku kurang
aspek psikologis, artinya masyarakat yang
baik lebih banyak terdapat pada kepala
tidak
keluarga
bekerja
mengkondisikan
dirinya
seperti merasa tidak perlu berpartisipasi. Dari
hasil
chi
pengetahuan
kurang tentang buang air besar di jamban (51,3) dibandingkan pada kepala keluarga
6didapatkan nilai p sebesar 0,128 tidakada
yang memiliki pengetahuan baik tentang
hubungan antara penghasilan responden
buang
dengan
Sebaliknya
buang
square
memiliki
tabel
perilaku
uji
yang
air
besar
di
air
besar
di
kepala
jamban
(19,7).
keluarga
yang
jamban. Perilaku kurang baik lebih banyak
berperilaku baik lebih banyak terdapat
terdapat
pada
pada
kepala
keluarga
yang
kepala
keluarga
yang
memiliki
berpenghasilan
pengetahuan baik tentang buang air besar
kepala
di jamban (80,3) dibandingkan pada kepala
keluarga
yang
berpenghasilan
≥UMR (23,4). Sedangkan kepala yang
keluarga
berperilaku baik lebih banyak terdapat
kurang tentang buang air besar di jamban 456
yang
memiliki
pengetahuan
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
(48,7).Menurut
Green
yang
dikutip
sikap berkaitan erat dengan pengetahuan.
Notoatmojo
menyatakan
bahwa
Jika seseorang memiliki pengetahuan yang
pengetahuan merupakan bagian dari faktor
baik tentang sesuatu maka sikap yang
predisposing yang sangat menentukan
dimilikinya pun cenderung positif.
dalam membentuk perilaku seseorang,
Hasil chi square tabel 9 didapatkan
bahwa pengetahuan sebelum melakukan
nilai p sebesar 0,000bahwa ada hubungan
tindakan itu adalah merupakan hal yang
antara
penting.Hasil penelitian ini didukung oleh
perilaku buang air besar di jamban. Dapat
Fachruddin
diketahui bahwa responden yang memiliki
di
Kota
Padang
yang
ketersediaan
sarana
dengan
menyatakan bahwa ada hubungan yang
perilaku
bermakna antara pengetahuan dengan
terdapat pada kepala keluarga dengan
perilaku
ketersediaan
buang
(p=0,000<0,05).
air
besar
di
jamban
baik
lebih
sarana
banyak
tidak
lengkap
pada
kepala
6
(66,7)
Hasil chi square tabel 8 didapatkan
hubungan
antara
sikap
dibandingkan
keluarga dengan ketersediaan sarana
nilai p sebesar 0,019 yang menunjukkan ada
kurang
lengkap
dengan
(12,5).
Sebaliknya
kepala
keluarga yang berperilaku baik lebih
perilaku buang air besar di jamban. Dapat
banyak terdapat pada kepala keluarga
diketahui bahwa responden yang memiliki perilaku kurang baik lebih banyak terdapat
dengan ketersediaan sarana lengkap
pada kepala keluarga dengan sikap yang
(87,5)
tidak mendukung terhadap buang air besar
keluarga dengan ketersediaan sarana
di jamban (51,9) dibandingkan pada kepala
tidak lengkap (33,3).
dibandingkan
pada
kepala
keluarga dengan sikap yang mendukung
Hasil penelitian didukung oleh
terhadap buang air besar di jamban (24,7).
penelitian yang dilakukan oleh Rahma
Sebaliknya
kepala
keluarga
yang
Febriani (2012) di Kabupaten Aceh
berperilaku baik lebih banyak terdapat
Tenggara yang menyatakan bahwa
pada kepala keluarga dengan sikap yang
ada
mendukung terhadap buang air besar di
dengan
sikap
yang
bermakna
antar
ketersediaan sarana jamban dengan
jamban (75,3) dibandingkan pada kepala keluarga
hubungan
perilaku kepala keluarga dalam Buang
tidak
mendukung tehadap buang air besar di
Air Besar di Jamban (p=0,000 < 0,05).7
jamban (48,1).Sikap belum merupakan
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi
yang
merupakan
Andrias Horhoruw (2014) di Desa Tawiri
perilaku
predisposisi
(Notoatmodjo).
tindakan Secara
atau
dilakukan
Kecamatan
umum 457
Teluk
oleh
hasil
Kota
penelitian
Ambon
yang
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
menyatakan bermakna
bahwa antar
ada
hubungan sarana
besar di jamban. Dapat diketahui bahwa
jamban dengan perilaku kepala keluarga
responden yang memiliki perilaku kurang
dalam Buang Air Besar di Jamban (p =
baik lebih banyak pada kepala keluarga
0,018< 0,05).
ketersediaan
kesehatan dengan perilaku buang air
8
dengan dukungan petugas kesehatan yang
Hasil chi square tabel 10didapatkan
kurang (41,9) dibandingkan pada kepala
nilai p sebesar 0,005bahwa ada hubungan
keluarga
antara dukungan keluarga dengan perilaku
kesehatan yang baik (27,5).Sebaliknya
buang air besar di jamban. Dapat diketahui
kepala keluarga yang berperilaku baik
bahwa responden yang memiliki perilaku
dengan dukungan petugas kesehatan baik
kurang baik lebih banyak terdapat pada
(72,5) lebih banyak dibandingkan pada
kepala
kepala
keluarga
dengan
dukungan
dengan
dukungan
keluarga
dengan
keluarga yang kurang (51,4) dibandingkan
pertugas
pada kepala keluarga dengan dukungan
(58,1).Menurut
keluarga yang baik (21,5). Sebaliknya
dengan
kepala keluarga yang berperilaku baik
kesehatan
yang
lebih
kesehatan
kepada
banyak
terdapat
pada
kepala
keluarga dengan dukungan keluarga yang
memberi
baik (78,5) dibandingkan pada kepala
mereka.
keluarga dengan dukungan keluarga yang kurang
(48,6).
merupakan
suatu
Dukungan bentuk
petugas
kesehatan
dukungan
yang
kurang
Notoatmodjo,
bahwa
adanya
promosi baik
perubahan
pendidikan
oleh
tenaga
masyarakat terhadap
akan
perilaku
Hasil chi square tabel 12didapatkan
keluarga
nilai p sebesar 0,689bahwa tidak ada
perhatian,
hubungan antara dukungan teman sebaya
dorongan yang didapatkan individu dari
dengan
orang lain melalui hubungan interpersonal
jamban. Dapat diketahui bahwa responden
yang meliputi perhatian, emosional dan
yang memiliki perilaku kurang baik lebih
penilaian.
Keluarga dipandang sebagai
banyak pada kepala keluarga dengan
suatu sistem, jika terjadi gangguan pada
dukungan teman sebaya yang baik (33,8)
salah
dibandingkan
satu
anggota
keluarga
dapat
perilaku
buang
pada
air
kepala
besar
di
keluarga
mempengaruhi seluruh sistem. Sebaliknya
dengan dukungan teman sebaya yang
dukungan keluarga dapat pula menjadi
kurang (26,9). Sebaliknya kepala keluarga
salah satu penyebab terjadinya gangguan
yang berperilaku baik lebih banyak pada
pada anggota keluarga (Purwanto, 2005).
9
kepala keluarga dengan dukungan teman
Hasil chi square tabel 11didapatkan
sebaya yang kurang (73,1) dibandingkan
nilai p sebesar 0,232bahwa tidak ada
pada kepala keluarga dengan dukungan
hubungan
teman sebaya yang baik (66,2).Pengaruh
antara
dukungan
petugas 458
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
lingkungan sebaya,
masyarakat
terhadap
seperti
teman
Masyarakat diharapkan lebih aktif
jiwa
dalam mencari informasi tentang buang air
perkembangan
sangatlah besar.
besar di jamban. Masyarakat agar ikut juga
Hasil chi square tabel 13didapatkan
berpatisipasi
melengkapi
sarana
dan
nilai p sebesar 0,040bahwa ada hubungan
prasarana penunjang jamban keluarga
antara dukungan tokoh masyarakatdengan
yang sudah dibantu oleh pemerintah atau
perilaku buang air besar di jamban. Dapat
pihak
diketahui bahwa responden yang memiliki
menjadi
perilaku kurang baik lebih banyak pada
layak.Masyarakat
diharapkan
kepala keluarga dengan dukungan tokoh
menjalankan
hidup
masyarakat
yang
dengan PHBS di rumah tangga.
dibandingkan
pada
kurang kepala
(44,2)
lain,
supaya
jamban
tersebut
sehat
yang
jamban
pola
yang
untuk sesuai
keluarga
dengan dukungan tokoh masyarakat yang baik (22,8). Sebaliknya kepala keluarga
DAFTAR PUSTAKA
yang berperilaku baik lebih banyak pada
1. Kementerian Kesehatan RI. Modul
kepala keluarga dengan dukungan tokoh
Pelatihan Stop Buang Air Besar
masyarakat yang baik (77,2) dibandingkan
Sembarangan.
Jakarta:
Ditjen
pada kepala keluarga dengan dukungan
pengendalian
penyakit
dan
tokoh
penyehatan lingkungan. 2011.
masyarakat
(55,8).Tokoh seseorang
yang
masyarakat yang
kurang adalah
berpengaruh
2. Profil
dan
Pemalang.Edisi
ditokohkan oleh lingkungannya.Penokohan tersebut
karena
kedudukan,
pengaruh
posisi,
kemampuan,
dan
Kesehatan
Kabupaten
Data
Terpilah
Menurut Jenis Kelamin. 2012. 3. Lingkungan
Kesehatan
Departemendan
Pemberantasan
kepiawaiannya. Oleh karena itu, segala
Penyakit Menular dan Penyehatan.
tindakan, ucapan, dan perbuatannya akan
Panduan Konseling bagi petugas
diikuti oleh masyarakat di sekitarnya.10
klinik
KESIMPULAN
Jakarta: Departemen Kesehatan.
Variabel yang berhubungan pada
sanitasi
di
puskesmas.
2001.
penelitian ini adalah pekerjaan responden,
4. RI
DPLDJP&
PKK.
Petunjuk
Kegiatan
Program
pengetahuan responden, sikap responden,
Pelaksanaan
ketersediaan sarana responden, dukungan
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi
keluarga responden, dan dukungan tokoh
Berbasis Masyarakat (Pamsimas)
masyarakat responden.
komponen B. 2011.
459
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 4, Nomor 1, Januari 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
5. Informasi Pilihan Jamban Sehat,
8. Horhoruw, A. Faktor-Faktor yang
Program Pamsimas Komponen B.
Berpengaruh
Jakarta: 2011.
Kepala
6. Green, L.W, Kreuter, M.W. Health
Terhadap Keluarga
dalam
Menggunakan Jamban Di Desa
Promotion Planning An Educational
Tawiri
and
Ambon. Semarang. 2014.
Environmental
Mayfield
Publishing
Approach. Company,
Teluk
Kota
Pelaksanaan Hari Cuci Tangan
7. Soleh, M., Beberapa Faktor yang Berhubungan
Pakai Sabun. Jakarta. 2008.
Dengan Jamban
10. Sugiyono,
Keluarga
Pascasarjana
Metode
Penelitian
Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Proyek APBD Kabupaten Jepara. Tesis.
Kecamatan
9. Depkes RI. Panduan Perencanaan
London, 2000.
Pemanfaatan
Perilaku
2011.
Universitas
Diponegoro. semarang. 2002.
460