FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG MEMENGARUHI WISATAWAN ASING TERHADAP PEMILIHAN DAERAH TUJUAN WISATA DI BALI
LASTRIANA SIREGAR
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis faktor-faktor utama yang memengaruhi wisatawan asing terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan, maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dari bagian akhir tesis ini.
Jakarta, 06 Desember 2011
Lastriana Siregar NRP H2510900711
ABSTRACT PREDOMINANT FACTORS THAT INFLUENCE FOREIGN TOURISTS IN CHOOSING THEIR PREFERENCE DESTINATIONS IN BALI Tourism Industry is one of the most important sector on Indonesian's economy. This sector is capable of providing Government's revenue, especially with an increase of number of tourist to visit a certain tourist destination. Indonesia in this case, have a choice of many tourist destinations, one of many amongst the favorite destination is Bali. Bali is known as a safe destination to visit, therefore the percentage of tourists from all over the world who visited the island continue to rise. According to consumer's behavior theory there are different types of factors that can stimulate consumer's decision making process, these factors may come from external and/or internal influences. When it comes to travel, tourist's individual behavior plays the most important factor that would influence their decision in choosing travel destination. Therefore, a study was prepared to determine traveler's preferences and motivation in choosing Bali as their holiday's destination. This research was conducted in Bali at four (4) different outbound tour operators. Primary Data was gathered through a set of questioners that was given to 204 foreign tourists as the respondent. Research methods used were regression analysis and factor analysis using Statistical Package for the Social Science (SPSS) version 17. The study helps to learn on the factors that influence consumers when purchasing a product, using variables such as: Psychology factors, motivation, needs, personality, behavioral, social, economy and demographic. Respondents were asked to scale (likert scale) from 1-5 when asked on their agreement level for each statement from 33 variables. Findings has shown that psychology is the main internal factors and atmosphere is the main external factors that influences traveler's on choosing Bali as the travel destination. In comparison to both factors, the internal factors such as psychology, motivation, needs, personality and behavioral are a more dominant factors. On the contrary, this study has found the real understanding of traveler's vacation preferences, motivations, lifestyle and style of vacation affecting the number of visits to Bali. Keywords :Bali, internal/external influences, tourism, consumer behavior, travellers
RINGKASAN
LASTRIANA SIREGAR. Faktor-faktor utama yang memengaruhi wisatawan asing dalam pemilihan daerah tujuan wisata di Bali. Dibimbing oleh H. MUSA HUBEIS selaku ketua dan H. MA’MUN SARMA selaku anggota. Industri pariwisata merupakan industri yang mempunyai andil terhadap sektor ekonomi Indonesia, yang mampu memberikan devisa jika wisatawan yang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata meningkat. Indonesia mempunyai beragam tempat tujuan wisata, dengan salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia yang terkenal di dunia adalah pulau Bali. Bali merupakan pulau yang dikenal sebagai destinasi yang aman untuk dikunjungi, sehingga persentase wisatawan manca negara yang berkunjung ke Bali terus meningkat. Menurut teori perilaku konsumen, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi keputusan konsumen dalam membeli atau memilih sebuah produk atau jasa. Faktor-faktor yang menstimuli konsumen berasal dari pengaruh eksternal maupun internal. Memilih sebuah daerah tujuan wisata ditentukan oleh perilaku masing-masing wisatawan berandil cukup besar memengaruhi keputusan akhirnya. Berdasarkan hal tersebut, perumusan masalah dari penelitian ini adalah faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang memengaruhi keputusan wisatawan terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali dan faktor-faktor utama apakah yang memengaruhi keputusan wisatawan asing terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keputusan wisatawan asing terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali dan menganalisa faktor-faktor utama yang memengaruhi wisatawan asing terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali. Penelitian dilakukan di Bali di empat (4) outbound tour operator, dengan tujuan dapat mengambil contoh dari beragam warga negara, data primer diambil melalui wawancara dengan alat Bantu kuesioner kepada 204 responden yang terdiri dari wisatawan asing. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi dan analisis faktor menggunakan Statistical Package for the Social Science (SPSS) versi 17. Peubah dari penelitian ini adalah faktor-faktor yang memengaruhi konsumen dalam pembeli suatu produk, yaitu faktor psikologi, motivasi, kebutuhan, kepribadian, sikap, sosial dan ekonomi, dan demografik. Para responden memilih skala diantara 1-5 yang menjelaskan tingkat kesetujuan pada tiap pernyataan dari 33 peubah. Berdasarkan hasil analisis secara umum, faktor internal utama yang memengaruhi keputusan wisatawan terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali adalah faktor psikologi dan untuk faktor eksternal utama adalah faktor lingkungan. Faktor yang lebih dominan adalah dari faktor internal, seperti faktor psikologi, motivasi, kebutuhan, kepribadian dan sikap. Hal lainnya ditemukan pengaruh nyata antara jumlah kunjungan ke Bali dengan motivasi, gaya hidup, gaya berlibur dan preferensi berlibur terhadap jumlah kunjungan ke Bali. Motivasi berlibur yang berpengaruh besar pada jumlah kunjungan ke Bali adalah motivasi wisatawan untuk memperkaya pengetahuan tentang destinasi asing dan penduduk lokalnya, motivasi kedua untuk rehat dari rutinitas sehari-hari dan tekanan dan motivasi ketiga untuk menjalin dan memperluas jaringan pertemanan. Selanjutnya
gaya hidup yang berpengaruh terhadap jumlah kunjungan ke Bali adalah wisatawan yang bekerja di bidang kesenian dan melakukan olahraga Yoga dan meditasi dikesehariannya. Untuk masalah keamanan (faktor eksternal) dari hasil kuesioner wisatawan mencari destinasi yang memberikan jaminan keamanan dan bepergian ketempat yang nyaman dan familiar. Pelaku pariwisata dapat menggunakan hasil penelitian ini guna menciptakan strategi pemasaran yang tepat sasaran dan selaras dengan keinginan (demand) daripada konsumen. Promosi yang dilakukan hendaknya memperhatikan hal tersebut di atas, contohnya "Kuta dan Sanur Festival" yang diadakan setiap tahunnya di Bali sesuai dengan wisatawan yang ingin berkunjung ke Bali, karena termotivasi untuk belajar dan mengetahui tentang kekayaan budaya Bali. Selanjutnya, promosi juga dapat disesuaikan dengan gaya hidup wisatawan. Bagi wisatawan yang suka melakukan yoga atau meditasi promosi program workshop yoga digabungkan dengan paket berlibur di Bali dapat menarik perhatian wisatawan asing. Promosi ini harus dibuat berbeda, sehingga menarik perhatian wisatawan, contohnya workshop yoga yang mengambil lokasi di pantai. Gaya hidup mencerminkan pendapatan wisatawan, bagi wisatawan yang pendapatan per tahunnya besar akan mencari akomodasi berbintang, tetapi pelaku pariwisata di Bali juga harus memikirkan keragaman paket liburan yang ditawarkan, karena dari hasil penelitian tidak hanya wisatawan yang berpenghasilan besar yang mengunjungi Bali, akan tetapi anak-anak muda yang masih mengecam pendidikan kuliah datang berlibur ke Bali. Oleh karena itu, akan lebih baik jika setiap penyedia liburan menampilkan dua (2) jenis paket liburan ini. Penemuan lain dipenelitian ini adalah wisatawan mengetahui tentang Bali lebih banyak melalui informasi dari keluarga dan teman dekat, dibandingkan dengan travel exhibition dan pengetahuan tentang adanya Bali Tourism Board (BTB) yang baru diketahui setelah berada di Bali. Ini merupakan hal yang perlu diperbaiki, akan lebih bagus jika wisatawan sudah mengetahui akan adanya BTB, sehingga akan meningkatkan kesadaran wisatawan tentang Bali. BTB juga dapat berkolaborasi dengan penyedia liburan untuk mengirimkan newsletter kepada wisatawan asing yang sudah pernah mengunjungi Bali, maupun yang belum tentang promo maupun acara yang sedang/akan diselenggarakan di Bali guna menarik perhatian wisatawan mancanegara maupun domestik. Pariwisata perlu ditingkatkan, karena merupakan salah satu industri yang dapat meningkatkan devisa negara, akan tetapi yang lebih penting adalah menciptakan sustainable tourism disebuah negara maupun kota, agar memberikan keuntungan pada negara, pelaku pariwisata, penduduk lokal dan wisatawan itu sendiri.
.
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
FAKTOR-FAKTOR UTAMA YANG MEMENGARUHI WISATAWAN ASING TERHADAP PEMILIHAN DAERAH TUJUAN WISATA DI BALI
LASTRIANA SIREGAR
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Manajemen
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Tesis
: Faktor-faktor Utama yang memengaruhi Wisatawan Asing terhadap Pemilihan Daerah Tujuan Wisata di Bali
Nama
: Lastriana Siregar
NRP
: H 251090071
Disetujui Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. H Musa Hubeis,MS, Dipl.Ing,DEA Dr. Ir. H Ma’mun Sarma, MS. M.Ec Ketua Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Ilmu Manajemen
Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc
Tanggal Ujian: 06 Desember 2011
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. H Dahrul Syah M.Sc.Agr
Tanggal Lulus:
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof. Dr. Ir. Wilson H Limbong, MS
PRAKATA Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Judul Tesis dalam penelitian ini adalah “Faktor-faktor Utama Yang Memengaruhi Wisatawan Asing dalam Pemilihan Daerah Tujuan Wisata di Bali“. Tesis ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dari Program Studi Ilmu Manajemen, Sekolah Pascasarjana (SPs), Institut Pertanian Bogor (IPB). Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih disertai penghargaan terhadap : 1.
Ketua Komisi Pembimbing Prof. Dr. Ir. H Musa Hubeis, MS, Dipl.Ing, DEA dan Dr. Ir. H Ma'mun Sarma, MS, M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah memberi waktu, bimbingan, arahan, saran, sekaligus perhatian yang berharga kepada penulis selama menyusun dan menyelesaikan studi ini.
2.
Prof. Dr. Ir. Wilson H Limbong, MS selaku penguji Tesis, dan Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc selaku Ketua Program Studi Ilmu Manajemen atas saran dan kritik yang bermanfaat demi kesempurnaan tesis ini.
3.
Staf dosen dan staf akademik Departemen Ekonomi dan Manajemen atas ilmu yang bermanfaat, arahan dan pelayanan yang baik selama penulis melakukan studi di SPs IPB.
4.
Pimpinan dan staf dari empat (4) tour operator di Bali atas segala bantuannya selama penulis turun lapang dan mengumpulkan data.
5.
Teman satu angkatan di Ilmu Manajemen IPB, Putri Andika, Putri Mulya Sari, mba Eni, teh Ami, mba Indah, mba Nuning, mba Dewi, mba Mia, mba Etty, Puspa, Yuldhas, Ginting, Pak Ikhwan, Ridwan, mba Erfin, mba Nofie, bu Rahma, dan Pak Ismail atas kebersamaannya selama kuliah dan segala bantuan selama penulis studi hingga menyelesaikan tesis ini. Tak lupa karya ilmiah ini penulis persembahkan untuk kedua orang tua
tercinta (Papa dan Mama), atas kasih sayang, semangat, dukungan dan doa yang tiada henti. Kakak-kakak tersayang, Ledy Namarina dan Yus Nuritawani atas dukungan moral dan spiritual. Untuk Ariz Arsa Purnama atas perhatian, motivasi dan kesabarannya untuk menemani penulis dalam suka dan duka.
Dalam penyusunan tesis ini, penulis sadar bahwa masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, masukan dan kritik yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan bagi penulis dalam memperkaya khasanah keilmuan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Amin, terima kasih.
Jakarta, 06 Desember 2011
Lastriana Siregar
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, Indonesia tanggal 3 Oktober 1985, sebagai putri ketiga dari tiga bersaudara dengan kakak bernama Ledy Namarina dan Yus Nuritawani, dari pasangan H. Ir. Muhammad Yusuf Siregar, MP dengan Hj. Nur Chodijah. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 1 Besuki pada tahun 1997, pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Cikini Raya dan lulus pada tahun 2000, lalu melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas di Jakarta International School dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003 penulis diterima di Stenden University, Leeuwarden, Belanda pada jurusan Tourism Management dan berhasil menyelesaikan studi pada tahun 2008. Pada tahun yang sama penulis diterima di Sekolah Pascasarjana IPB pada program Ilmu Manajemen IPB, Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Manajemen.
Jakarta, 06 Desember 2011
Lastriana Siregar NRP: H251090071
DAFTAR ISI
Hal ABSTRAK
i
RINGKASAN
ii
RIWAYAT HIDUP
iii
PRAKATA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................................
1
1.2 Perumusan Masalah Penelitian .........................................................
4
1.3 Tujuan Penelitian ..............................................................................
4
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ide Pariwisata di Bali ........................................................................
5
2.2 Perilaku Konsumen ...........................................................................
9
2.3 Pariwisata dan Wisatawan ................................................................
11
2.4 Wisata................................................................................................
12
2.5 Tinjauan Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu Yang Relevan ...............
14
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian .........................................................
16
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................
16
3.3 Pengumpulan Data ............................................................................
17
3.3.1 Validitas ...................................................................................
18
3.3.2 Reliabilitas ...............................................................................
19
3.4 Pengolahan dan Analisis Data............................................................
19
IV
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden ...................................................................
22
4.2 Tingkat Pendidikan Responden ........................................................
24
4.3 Pendapatan Responden .....................................................................
25
4.5 Frekuensi Kunjungan ........................................................................
26
4.6 Analisis Regresi ................................................................................
27
4.6.1 Pengaruh Jumlah KunjunganTerhadap Motivasi .....................
27
4.6.2 Pengaruh Jumlah KunjunganTerhadap Gaya Hidup ................
28
4.6.3 Pengaruh Jumlah Kunjungan Terhadap Gaya Berlibur ...........
30
4.6.4 Pengaruh Jumlah KunjunganTerhadap Preferensi ...................
31
4.7 Analisis Faktor ..................................................................................
32
4.7.1 Communalities .........................................................................
34
4.7.2 Total Variance ..........................................................................
36
4.7.3 Component Matrix ...................................................................
37
4.7.4 Rotated Component Matrix ......................................................
37
4.8 Analisis trend ....................................................................................
39
4.9 Implikasi Managerial ……………………………………………….
41
4.9.1 Sosial………………………………………………………….
41
4.9.2 Lingkungan …………………………………………………..
41
4.9.3 Ekonomi ……………………………………………………..
42
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...................................................................................................
46
Saran..............................................................................................................
46
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
47
LAMPIRAN .................................................................................................
49
V
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1. Persentase jumlah per tahun kenaikan dan penurunan wisatawan ke Bali berdasarkan Negara asal.......................................................................... .
2
2. Perkembangan pangsa wisatawan asing ke Bali menurut Negara asal ...
3
3. Jumlah kawasan pariwisata, obyek wisata, rekreasi, pertunjukan wisata dan usaha wisata di Bali................................................................................. 8 4. Distribusi wisatawan berdasarkan frekuensi kedatangan ........................
26
5. Uji parsial motivasi .................................................................................
28
6. Pengaruh kunjungan terhadap gaya hidup ..............................................
29
7. Uji parsial kunjungan terhadap gaya hidup.............................................
29
8. Jumlah kunjungan terhadap gaya berlibur ..............................................
30
9. Uji parsial jumlah kunjungan terhadap gaya berlibur .............................
31
10. Pengaruh jumlah kunjungan terhadap preferensi berlibur ......................
32
11.Uji parsial pengaruh jumlah kunjungan terhadap preferensi berlibur ......
32
12. Nilai MSA tahap 1 ..................................................................................
33
13. Nilai Communalities peubah ...................................................................
35
14. Bentuk sederhana faktor..........................................................................
39
15.Peramalan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali ...........................
40
VI
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1. Pengaruh pada perilaku konsumen............................................................
9
2. Model keputusan konsumen………………………………………… ......
11
3. Kerangka pemikiran penelitian……………………………………… .....
17
4. Grafik umur responden lelaki.......................................................... .........
22
5. Grafik umur responden perempuan......................................................... ..
23
6. Pangsa wisatawan menurut kebangsaan wisatawan................................................................ ..................................
24
7. Karakteristik wisatawan berdasarkan pendidikan........................ .............
25
8. Pendapatan responden per tahun……………………………………….. .
26
VII
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1. Total kedatangan wisatawan asing ......................................................
50
2. Kuesioner………………………………………… ............................
53
3. Hasil uji reliabilitas……………………………………… .................
56
4. Langkah-langkah analisis faktorial.....................................................
57
5. Analisis deskriptif......................................................... ......................
59
6. Uji ANOVA pengaruh motivasi terhadap jumlah kunjungan ke Bali………………………………………………………………… ..
60
7. Uji ANOVA pengaruh gaya hidup, gaya berlibur dan preferensi........................ .....................................................................
61
8. Uji KMO tahap 1 dan tahap 2……………………………………… .
62
9. Nilai MSA tahap dua……………………………………………….. .
63
10. Analisis total varian……………………………………………….. ..
64
11. Nilai component matrix……………………………………………. .
65
12. Hasil metode rotasi………………………………………………… .
66
13. Grafik analisis trend……………………………………………….. .
67
14. Surat pengantar…………………………………………………… ...
68
15. Data input………………………………………………………… ....
69
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai macam fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah (UU Nomor 10 tahun 2009: Tentang Kepariwisataan Pasal1). Industri pariwisata merupakan industri yang mempunyai andil terhadap sektor ekonomi suatu negara, industri pariwisata dapat menyumbangkan devisa jika tingkat kedatangan wisatawan meningkat pada suatu daerah tujuan wisata. Menurut World Tourism Organization, pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia dalam hal ekonomi dan kegiatan sosial (Sondakh, 2010). Indonesia mempunyai beragam tempat tujuan wisata, salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia adalah pulau Bali. Pulau Bali merupakan salah satu destinasi yang terkenal di dunia, terletak di bagian tengah Indonesia, yang terkenal akan aspek etnik, spiritual, keunikan dan kultur budayanya. Hal lainnya Bali terkenal akan pantai-pantai yang diselimuti oleh pasir putih, iklim tropis yang selalu dicari oleh wisatawan asing dan juga pantai-pantai di Bali sering digunakan untuk ajang olah raga “surfing”. Oleh karena itu, pulau Bali sering disebut oleh para wisatawan asing sebagai pulau surga atau “heaven” dan Bali juga disebut sebagai “Paradise Island” bagi wisatawan asing maupun domestik. Pulau yang terletak antara pulau Jawa dan Lombok ini mempunyai pemandangan memukau dan kultur budaya yang kental. Mayoritas agama yang dianut di Bali adalah Hindu, maka Bali merupakan pulau yang sangat etnik dengan segala budaya dan ritual-ritual keagamaan Hindu, sehingga budaya itu sendiri menjadi salah satu atraksi pariwisata yang dicari oleh wisatawan asing dan domestik. Bali kaya akan budaya, tari Bali sendiri memiliki jenis dan jumlah yang sangat banyak. Jenis tarian Bali di bagi menjadi tiga (3) yaitu Wali (Tarian sakral), Bebali (Tarian drama sakral), dan Balih-Balihan (Tarian hiburan) (Bali Taksu, 2011).
2
Bali bukan saja terkenal dengan keindahan pemandangan dan keunikan budayanya, tetapi Bali terkenal dengan “entertainment” yang ditawarkan kepada wisatawan. “Entertainment” di sini merupakan kehidupan malam yang dapat dinikmati oleh para wisatawan-wisatawan, contohnya klub malam dan café. Perkembangan yang sangat pesat di Bali telah merubah Bali dari pulau “untouchable” menjadi “touchable”, banyak sekali akomodasi-akomodasi yang terus dibangun tanpa henti di Bali dan restoran-restoran, club dan café juga terus dibangun demi memuaskan para turis. Bali merupakan pulau yang dikenal sebagai destinasi yang aman untuk dikunjungi, maka persentase dari wisatawan manca negara yang berkunjung ke Bali terus meningkat. Akan tetapi, keamanan Bali sempat terancam dengan adanya serangan teroris pada Oktober 2002 dan Oktober 2005. Serangan teroris ini sangat dikecam oleh setiap negara dan meninggalkan perasaan sedih yang mendalam pada wisatawan mancanegara dan domestik. Serangan teroris ini akan tetapi tidak terlalu mempengaruhi citra Bali, Bali masih dapat menarik wisatawan-wisatawan asing dan masih banyak juga wisatawan yang membuka usaha di Bali. Untuk mengilustrasikan persentase perubahan kedatangan wisatawan asing setelah serangan teroris pada tahun 2002, dibawah ini disajikan tabel persentase kedatangan wisatawan dari tahun 20012005 (Tabel 1) Tabel 1. Persentase jumlah per tahun kenaikan dan penurunan wisatawan ke Bali berdasarkan negara asal (2001-2005) Negara
Kedatangan Wisatawan per Tahun (%) 2001 2002 2003 2004 2005
Jepang
48,2
1,72
(38,37)
75,72
(4,98)
Australia
3,07
(23,15)
(24,27)
92,44
(6,92)
(1,92)
9,17
1,05
7,68
(30,19)
UK
8,53
(16,78)
(48,31)
11,00
36,54
Jerman
0,18
(13,60)
(26,48)
31,24
5,64
Taiwan
Sumber : Bali Tourism Board, 2010 *Keterangan: angka dalam kurung menunjukkan nilai minus
3
Tabel 1 menunjukkan pada tahun setelah serangan teroris terjadi, kedatangan wisatawan asing pengalami penurunan, akan tetapi pada tahun 2004 persentase wisatawan sudah mengalami kenaikan kembali bahkan lebih tinggi dibandingkan tahun 2001 dan pada tahun 2005 terjadi penurunan terhadap tiga kebangsaan, yaitu Jepang, Australia, dan Taiwan. Bom yang meledak pada tahun 2005 tidak sebesar yang terjadi pada tahun 2002, akan tetapi untuk wisatawan Taiwan ini berdampak negatif, kedatangan wisatawan Taiwan menurun 30,19%. Berdasarkan data statistik dari Bali Tourism Board, kedatangan wisatawan berdasarkan kategori kebangsaan dari tahun 2008-2010 relatif stabil, dengan wisatawan dari Asia Pasifik memegang ranking pertama. Tabel 2 menunjukkan persentase kedatangan wisatawan ke Bali dari tahun 2008-2010. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pangsa pasar terbanyak adalah wisatawan-wisatawan dari negara Asia Pasifik diikuti oleh negara Eropa, Asean, Amerika, Afrika, dan terakhir adalah Timur Tengah. Data yang diberikan oleh Bali Tourism Board juga mencakup total kedatangan wisatawan ke Bali secara menyeluruh (Lampiran 1), menurut data statistik tersebut periode bulan Juli sampai dengan bulan Desember merupakan bulanbulan terbanyak wisatawan berdatangan ke Bali.
Negara
Tabel 2. Perkembangan pangsa wisatawan asing ke Bali menurut negara asal (2008-2010) Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Jumlah (orang)
Persentase (%)
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
(orang)
(%)
(orang)
(%)
Asia Pasifik
857,046
57,94
1,289,403
57,82
675,182
58,79
Eropa
395,522
26,74
590,047
26,46
274,173
23,67
Asean
141,001
9,53
224,941
10,09
132,544
11,54
75,589
5,11
109,728
4,92
55,948
4,87
Afrika
8,197
0,55
11,324
0,51
5,830
0,51
Timur
8,197
0,55
4,502
0,20
2,173
0,19
1,479,079
100
2,229,945
100
1,148,461
100
Amerika
Tengah Total
Sumber : Bali Tourism Board, 2010
4
Berdasarkan data yang telah dikemukakan, Bali hanya mengalami penurunan wisatawan pada tahun pertama setelah serangan teroris tahun 2002 terjadi dan serangan teroris pada tahun 2005 tidak terlalu berdampak besar terhadap persentase kedatangan wisatawan asing, penuruan drastis hanya terjadi pada kebangsaan tertentu seperti Taiwan. Bali menawarkan keanekaragaman hiburan untuk wisatawan, bahkan budaya menjadi konsumsi wisatawan. Akomodasi di Bali juga beragam, dari yang murah sampai paling mahal terdapat di Bali. Bali yang disebut sebagai Paradise Island oleh para wisatawan asing, mempunyai citra pariwisata yang berkonatasi hiburan malam yang negatif. Akan tetapi tidak semua wisatawan mempunyai pemikiran yang sama, dalam hal ini memilih sebuah daerah tujuan wisata, perilaku masing-masing wisatawan mempunyai andil cukup besar dalam memengaruhi keputusan akhirnya. Oleh karena itu, penelitian ini berkonsentrasi terhadap perilaku konsumen (wisatawan) terhadap pilihan destinasi untuk menghabiskan waktu liburnya dan diteliti faktor-faktor utama yang memotivasi wisatawan untuk memilih Bali sebagai destinasi untuk liburan dan mengetahui apa yang menjadi preferensinya. 1.2. Perumusan Masalah Penelitian
1.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disusun perumusan masalah berikut : Faktor-faktor internal dan eksternal apakah yang memengaruhi keputusan wisatawan terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali ?
2.
Faktor-faktor utama apakah yang memengaruhi keputusan wisatawan asing terhadap pemilihan derah tujuan wisata di Bali ?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Mengidentifikasi faktor internal dan eskternal yang mempengaruhi keputusan wisatawan asing terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali.
2.
Menganalisa faktor-faktor utama yang memengaruhi wisatawan asing terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ide Pariwisata di Bali Ide adanya pariwisata di Bali disinyalir dimulai dari periode penjajahan Belanda. Kontak pertama dengan penduduk asing terjadi pada tahun 1597, di mana pada saat itu perahu dari Belanda ingin memasuki daerah timur Indonesia dan menggunakan Bali sebagai tempat persinggahan (Picard, 2006). Mulai pada saat itu penduduk asing dan para penumpang perahu yang bersinggah di Bali merasa kagum dengan pemandangan pulau Bali dan juga dengan keramahan penduduk lokal (Picard, 2006), selain itu Bali mulai dikenal dari informasi “mulut-ke-mulut” dari penduduk Eropa yang singgah di Bali. Akan tetapi, tidak hanya informasi yang baik yang diberitahu, informasi yang cenderung memiliki efek negatif terhadap Bali juga tersebar. Bali pada saat itu diceritakan sebagai pulau yang mempunyai pertahanan yang kuat dan penduduk lokal Bali disinyalir mahir dalam merampok (Picard, 2006). Setelah pemberitaan itu, berita tentang Bali meredup di kalangan Eropa sampai terjadinya perang Napoleon yang melibatkan kompetisi antara Belanda dan Inggris; dalam perang ini Belanda memenangkan atau bisa mengambil hati raja Bali, sehingga hubungan diplomatik dan perjanjian-perjanjian perdagangan terjalin (Picard, 2006). Akan tetapi, dikarenakan kendala bahasa, banyak perjanjian-perjanjian yang telah disepakati diabaikan oleh Raja-raja di Bali, sehingga dengan alasan ini Belanda melakukan intervensi militer (Picard, 2006). Intervensi militer ini menghasilkan perang antar kerajaan Bali dengan pasukan Belanda, pasukan dari kerajaan Bali banyak melakukan kurban spiritual atas nama Bali, pengorbanan spiritual ini dikenal juga dengan sebutan “Puputan”, di mana pasukan Bali menyatakan memilih untuk perang sampai nafas terakhir dibandingkan harus mengikuti dan menyanggupi apa yang tentara Belanda minta (Picard, 2006).
6
Aksi “Puputan” yang dilakukan oleh pasukan kerajaan Bali ini membuat koloni Belanda merasa malu dan memutuskan untuk memperbaiki citra dan nama baiknya di dunia, yaitu berusaha membawa pengaruh positif atas perbuatannya dengan membuat Bali sebagai destinasi pariwisata (Picard, 2006). Kolonial Belanda sudah menyadari akan keunikan Bali lama sebelum memutuskan Bali sebagai obyek pariwisata, yaitu Bali merupakan tempat suci yang mayoritas agamanya adalah Hindu dan sekaligus pemeluk agama Hindu terbesar di Indonesia, maka Belanda berpikir bahwa penduduk lokal Bali harus terus memegang teguh agamanya dan tradisi-tradisi dari agama Hindu. Koloni Belanda akhirnya memberitahukan pada penduduk lokal bahwa disetiap sekolah tarian tradisional harus diajarkan, maka penduduk lokal juga harus tetap menjaga ritual keagamaan dan mempratekkannya di kesehariannya, dengan kata lain koloni Belanda ingin Bali tidak terpengaruh oleh modernisasi global (Picard, 2006). Dapat disimpulkan dari buku “Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata” bahwa koloni Belanda memegang peran utama dalam berdirinya pariwisata di Bali. Jika dibandingkan dengan propinsi Indonesia lainnya, Bali merupakan satusatunya propinsi yang agamanya dapat mempunyai kontrol tentang operasional propinsi tersebut, contohnya: “Hari Raya Nyepi”, di mana pada hari ini semua pemeluk agama Hindu harus diam di rumah, dengan tidak ada penerangan sama sekali, tidak boleh menggunakan listrik maupun memasak, semua bentuk transportasi harus berhenti dan tidak boleh bekerja. Pada hari raya ini, bandara udara Ngurah Rai pun harus mematuhi peraturan tersebut, dan hasilnya pada satu hari itu Bali memang benar-benar “sepi”. Di bawah ini dapat dilihat perkataan dari G.P Rouffaer, Direktur Institute dalam Picard (2006): “Let the Balinese live their own beautiful native life as undisturbed as possible! Their agriculture, their village-life, their own forms of worship, their religious art, their own literature-all bear witness to an autonomous native civilization of rare versatility and richness. No railroads on Bali; no western coffee plantations; and especially no sugar factories! But also no proselytizing, neither Mohammedan (by zealous natives from other parts of the Indies), nor
7
Protestant, nor Roman Catholic. Let the colonial administration, with the strong backing of the Netherlands (home) government, treat the island of Bali as a rare jewel that we must protect and whose virginity must remain intact”. Perkataan di atas menjelaskan dan mendukung fakta bahwa pionir dari pariwisata Bali adalah koloni Belanda. Bentuk aksi pariwisata Bali terjadi pada tahuan 1908, dengan cara menggunakan kapal dan dengan seiringnya waktu perkembangan pariwisata di Bali terus meningkat dan infrastruktur pun terus diperbaharui hingga saat ini (Picard, 2006). GP. Rauffaer menyatakan sebelumnya bahwa Bali hendaknya dijaga dan alangkah lebih baiknya, jika pulau Bali tetap menjadi pulau yang tidak tercemar oleh budaya asing, akan tetapi cita-cita dari Rauffaer itu tidak dapat diwujudkan seiring dengan berkembangnya jaman. Pariwisata terus berkembang dan akomodasi di Bali juga terus bertambah hingga saat ini. Penataan pariwisata di Bali
dimulai
sejak
perusahaan
Perancis
bernama
Societe
Centrale
pourL’Equipement Touristique outré-Mer (SCETO) pada tahun 1970 (Sondakh, 2010) dipercaya sebagai konsultan oleh pemerintah Republik Indonesia. Setelah dipercaya sebagai konsultan, SCETO membuat rencana induk Pengembangan Industri Pariwisata Internasional di Bali pada tahun 1973 (Sondakh, 2010). Rencana tersebut berisi tentang penataan pariwisata Bali berdasarkan tiga (3) konsep,
diantaranya
adalah
kawasan
tertutup,
terbuka
dan
kawasan
pengembangan (Sondakh, 2010). Kawasan yang masuk pada konsep kawasan tertutup adalah kawasan Nusa Dua, sedangkan untuk kawasan terbuka meliputi kawasan pantai Kuta, pantai Sanur dan Denpasar (Sondakh, 2010). Seperti yang ditulis dalam buku Jendela Pariwisata (2010), pada tahun 1990 industri pariwisata di Bali sempat mengalami kejenuhan, maka pemerintah daerah Bali membuat Rencana Umum Tata Ruang Daerah Wisata Bali. Rancangan ini berisi tentang penambahan jumlah kawasan wisata dan atas keputusan ini pada tahun 1993 kawasan wisata Bali bertambah menjadi 21 kawasan yang semula hanya berjumlah 15 kawasan (Sondakh, 2010). Tabel 3 yang menjelaskan jumlah kawasan pariwisata di Bali pada tahun 2006.
8
Tabel 3. Jumlah kawasan pariwisata, objek wisata, rekreasi, pertunjukan wisata dan usaha wisata di Bali No
Objek
Tempat
Pertunjukan
Usaha
Wisata
Wisata
Rekreasi
Wisata
Wisata
(unit)
(unit)
(unit)
(unit)
Tirta
Kabupaten/Kota Kawasan
(unit) 1
Denpasar
1
23
10
3
71
2
Badung
3
29
8
-
56
3
Bangli
-
22
7
-
-
4
Buleleng
2
31
5
1
11
5
Gianyar
2
43
5
25
-
6
Jembrana
2
13
15
-
-
7
Klungkung
1
20
-
1
4
8
Karangasem
3
20
1
1
23
9
Tabanan
1
25
14
1
2
Total
Bali
15
226
65
32
167
Sumber: Sondakh, 2010. Kawasan wisata yang dijelaskan pada Tabel 3 ini meliputi kawasan wisata hutan, laut, pantai, danau, gunung, sungai, persawahan dan desa-desa. Obyek wisata meliputi isi alam seperti satwa, tumbuhan dan tempat ibadah. Sedangkan untuk tepat rekreasi meliputi taman kota, monumen, patung, kebun raya, taman flora dan satwa.
Dapat dilihat bahwa pulau Bali berkembang sangat pesat,
penambahan akomodasi dan tempat wisata pun dilakukan untuk menyanggupi wisatawan-wisatawan yang datang ke Bali walaupun pulau Bali terkenal berukuran relatif kecil, yaitu hanya 0,28% dari luas daratan Indonesia (Sondakh, 2010). Pariwisata di pulau Bali mempunyai andil yang cukup besar, melalui pariwisata para petani maupun penduduk lokal Bali dapat menerima penghasilan tambahan dan juga dapat mendorongnya berwirausaha (Hitchcock dan Putra, 2007).
9
2.2. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen atau dikenal juga dengan sebutan “Consumer Behavior” merupakan studi tentang perilaku konsumen dalam proses membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa dengan segala proses atau stimulus yang dapat mempengaruhi keputusan akhirnya (Lars, 2010). Dalam proses membeli, konsumen akan menggunakan berbagai kriteria, diantaranya adalah konsumen akan membeli produk yang sesuai kebutuhan, sesuai dengan selera dan sesuai dengan daya beli (Sumarwan, 2004). Pemasar perlu mengetahui perilaku konsumen agar dapat melakukan pemasaran produk atau merek yang tepat pada sasaran dan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah disebutkan di atas. Dalam proses membeli konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti contohnya, faktor psikologi, sosial-ekonomi, demografik, dan gaya hidup. Studi tentang perilaku konsumen bertujuan untuk mengerti tentang faktor-faktor pendorong ini dalam konteks consumer buying behavior. Gambar 1 menyajikan diagram dari penjelasan tentang perilaku konsumen.
Gambar 1. Pengaruh pada perilaku konsumen (Perner, 2008)
10
Dari gambar di atas tampak bahwa bagian kanan dan kiri gambar merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, maka pemasar perlu mengetahui faktor-faktor ini agara dapat memformulasikan strategi pemasaran yang tepat sasaran, sehingga memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Sebagai ilustrasi, jika strategi pemasaran sudah tepat sasaran, dapat menimbulkan hal positif, misalnya “repeat customer” akan terjadi, dimana konsumen akan loyal terhadap suatu produk atau perusahaan jasa, karena merasa produk atau jasa tersebut dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk memberikan ilustrasi yang lebih jelas tentang perilaku konsumen, berikut adalah model keputusan konsumen. Model keputusan konsumen ini menjelaskan proses keputusan konsumen dalam membeli atau mengkonsumsi produk dan jasa dipengaruhi oleh tiga (3) faktor, yaitu (Sumarwan, 2004) : 1. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh produsen dan lembaga lainnya. 2. Faktor perbedaan individu konsumen. 3. Faktor lingkungan konsumen. Proses keputusan konsumen, terdiri atas tahapan pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan kepuasan konsumen (Sumarwan, 2004). Tahapan-tahapan ini nantinya mempengaruhi proses keputusan konsumen dalam memilih sebuah produk atau jasa. Pada dasarnya teori perilaku konsumen dipelajari untuk memahami “mengapa konsumen melakukan apa yang mereka lakukan”, proses psikologis yang mendorong konsumen untuk melakukan tindakan pembelian suatu produk/jasa berperan kuat dalam keputusan akhir konsumen dan proses psikologis terdiri dari motivasi, kebutuhan dan kepribadian (Sumarwan, 2004).
11
Strategi Pemasaran Perusahaan Pemerintah Organisasi Nirlaba Partai Politik
1. 2. 3.
4. 5. 6.
Perbedaan Individu Kebutuhan dan Motivasi Kepribadian Pengolahan Informasi dan Persepsi Proses Belajar Pengetahuan Sikap
Proses Keputusan Pengenalan Kebutuhan
1. 2.
Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif
3.
Pembelian dan Kepuasan
4. 5.
Faktor Lingkungan Budaya Karakteristik Sosial Ekonomi Keluarga dan Rumah Tanga Kelompok Acuan Situasi Konsumen
IMPLIKASI Strategi Pemasaran Kebijakan Publik Pendidikan Konsumen
Gambar 2. Model keputusan konsumen (Sumarwan, 2004). 2.3. Pariwisata dan Wisatawan Menurut World Tourism Organization, tourism atau pariwisata adalah “activities of person travelling to and staying in places outside their usual environment for not more than one consecutive year for leisure, business and other purposes”(Suranti, 2006). Pariwisata meliputi kunjungan bisnis ataupun sekedar berlibur, akan tetapi, dalam menggolongkan perilaku kunjungan dan membuat segmen wisatawan menjadi lebih sulit dikarenakan wisatawan modern mulai menggabungkan kunjungan bisnis dan kepuasaan demi menghemat waktu dan menghemat pengeluaran (Vlahovic, 2010). Business trips atau kunjungan bisnis terkadang tidak fleksibel, karena terpaut oleh waktu dan wisatawan bisnis dihubungkan
dengan
istilah
MICE
(Meetings-Incentives-Conferences-
Exhibition), akan tetapi kunjungan bisnis juga memperhatikan aspek waktu luang
12
para wisatawan atau representative yang telah ditunjuk oleh suatu organisasi dan terkadang wisatawan dalam kunjungan bisnis ditempatkan di hotel berbintang dan dapat pelayanan tinggi, maka kunjungan bisnis maupun liburan mempunyai unsur yang saling terkait satu sama lain (Vlahovic, 2010). Wisatawan yang datang khusus berlibur mempunyai waktu lebih fleksibel dalam memilih destinasi dibandingkan para wisatawan bisnis, tetapi mempunyai kriteria destinasi lebih kompleks, dikarenakan mempunyai elastisitas harga tinggi dan oleh karena itu, pengambilan keputusan sangat tergantung dengan harga (Vlahovic, 2010). Mengenali perilaku dari wisatawan bukan sesuatu hal yang mudah, karena memiliki karakter dan motivasi berbeda, contohnya segmen wisatawan yang sudah pensiun, yang sering kali memilih bepergian pada musim tidak begitu ramai (low season), untuk segmen para pelajar biasanya melakukan ekskursi pada musim yang tidak begitu ramai, karena harga akan lebih murah. Sebaliknya, pada high season wisatawan dipenuhi oleh segmen keluarga yang memang hanya mempunyai waktu kebersamaan pada saat semua anggota keluarga sedang libur. Selain itu, faktor lain yang berpengaruh pada pengambilan keputusan dalam memilih destinasi sering dipengaruhi oleh faktor sosial, kelompok acuan dan demografi (Vlahovic, 2010). Oleh karena itu, memahami faktor-faktor yang dapat memengaruhi wisatawan dalam memilih daerah tujuan wisata dapat membantu para pemasar dalam memasarkan produk destinasinya. 2.4. Wisata Wisata menurut UU kepariwisataan No 10 tahun 2009 adalah “kegiatan perjalanan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”. Sedangkan, destinasi merupakan tempat tujuan seseorang dan destinasi dianggap sebagai letak secara geografis suatu negara, pulau, maupun kota (Vlahovic, 2010). Namun, saat ini suatu destinasi dapat diinterpretasikan oleh konsumen dengan tergantung pada rencana perjalanannya, budaya
13
konsumen, alasan berkunjung, pengalaman lampau dan tingkat edukasi konsumen. Contohnya, Paris terkenal sebagai destinasi para wisatawan Jerman yang melakukan kunjungan bisnis. Eropa terkenal sebagai destinasi wisatawan Jepang yang sering melakukan perjalanan keliling Eropa dalam waktu singkat (Vlahovic, 2010). Daerah tujuan wisata diberbagai dunia berkompetisi satu sama lain, sehingga sebuah destinasi harus mempunyai daya saing tinggi. Seiring berkembangnya industri pariwisata dan globalisasi mendorong suatu destinasi untuk terus melahirkan inovasi baru pada destinasinya. Menurut jurnal Tourism & Hospitality Management (2010), daya saing sebuah destinasi mempunyai dimensi berikut : 1. Ekonomi 2. Sosio-kultural dan 3. Lingkungan Semakin tingginya persaingan antar daerah tujuan wisata, maka peraturan pariwisata juga akan lebih terfokus untuk membantu meningkatnya daya saing dengan cara memonitor, melakukan mengawasan dan kontrol terhadap mutu dan efisiensi sumber daya pada daerah tujuan wisata tersebut (Vlahovic, 2010). Menciptakan daya saing yang kuat dalam industri pariwisata tentunya membutuhkan peran dari semua aktor pariwisata dan memerlukan perencanaa strategi pariwisata (Vlahovic, 2010). Vlahovic 2010, menyebutkan tiga unsur penting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan daya saing industri pariwisata, tiga unsur ini yaitu, manajemen sumber daya manusia (SDM), teknologi informasi dan strategi. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) sangat penting dalam industri pariwisata, karena kesuksesan sebuah industri pariwisata terletak pada profesionalisme dari tenaga kerjanya (Vlahovic, 2010). Perlu diingat bahwa dalam pariwisata yang mempunyai peran krusial adalah tenaga kerja, “tourism is based on people”. Pariwisata tidak hanya menjual sebuah destinasi, tetapi para wisatawan juga akan memperhatikan kemampuan sebuah destinasi tersebut
14
dalam melayani wisatawan (Vlahovic, 2010), maka adanya MSDM amat diperlukan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya teknologi informasi juga penting dalam industri pariwisata, sumber daya profesional era kini harus dapat meramal dan melihat perkembangan pariwisata untuk tahun-tahun yang akan datang dan untuk itu informasi teknologi sangat berperan. Pariwisata sekarang ini dipasarkan melalui informasi teknologi dan semua proses dan rantai nilai dalam pariwisata, travel, perhotelan, dan bisnis katering dipasarkan menggunakan teknologi. Informasi teknologi digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi pengeluaran dari bisnis pariwisata (Vlahovic, 2010). Unsur terakhir adalah strategi sebagai keuntungan daya saing, adanya perencanaan strategi yang baik akan membantu industri bisnis pariwisata dalam meraih tujuannya (Vlahovic, 2010) tanpa adanya strategi, bisnis akan tidak terarah sehingga pariwisata tidak mempunyai keuntungan daya saing yang tinggi. 2.5. Tinjauan Hasil-Hasil Penelitian Yang Relevan Ditemukan beberapa penelitian terdahulu mengenai pariwisata, akan tetapi penelitian tersebut mengambil fokus penelitian bukan hanya pada daerah tujuan wisata Bali. Salah satu penelitian yang ditemukan merupakan studi kasus tentang efek dari serangan teroris yang dahulu terjadi di Bali dan hubungannya dengan citra Bali sebagai destinasi liburan dan kasus ini pun mengkaji apakah serangan bom yang terjadi pada tahun 2002 itu mempunyai efek pada pariwisata di Bali. Selain itu, ditemukan penelitian yang serupa mengenai faktor-faktor yang memengaruhi wisatawan mancanegara dalam memilih daerah tujuan wisata Indonesia yang dilakukan oleh Zaeni (2008). Penelitian tesis tersebut terfokuskan pada bobot prioritas terhadap lima faktor–faktor utama, yaitu: faktor keamanan, kemudahan visa, transportasi, akomodasi dan kurs, dan pilihan tempat wisata terfokuskan di Indonesia (Bali, Yogyakarta, dan Sumatra Utara). Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa faktor keamanan dan kemudahan visa yang mendapatkan bobot paling besar
15
berdasarkan hasil analisis Analytical Hierachy Process (AHP). Selanjutnya, ditemukan penelitian serupa yang terfokus pada motivasi dan persepsi yang memengaruhi keputusan untuk memilih suatu destinasi yang dilakukan di Amerika Serikat dengan fokus destinasi Kenya. Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian yang dilakukan oleh Cynthia J. Kipchillat dari program Doctor of International Business Administration, Universitas Nova Southereastern, Florida. Dari hasil penelitian tersebut, terlihat bahwa wisatawan Amerika terpengaruh untuk memilih atau pergi ke Kenya untuk liburan karena aspek kultural dan faktor psikologi mempunyai pengaruh dalam keputusan untuk memilih Kenya. Oleh karena itu penelitian ini akan diadaptasi berdasarkan desertasi dari Cynthia J. Kipchillat.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran dari penelitian ini dimulai dari self interest yang dimiliki oleh penulis dalam bidang pariwisata dan kaitannya dengan perilaku konsumen. Selain itu, kerangka analisis penelitian dimulai dari pokok permasalahan yang menjadi topik penelitian, yaitu “Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keputusan Wisatawan Asing Terhadap Pemilihan Daerah Tujuan Wisata di Bali”, setelah melakukan studi-studi literatur, jurnal dan disertasi ditemukan dalam teori-teori pemasaran, khususnya perilaku konsumen banyak menjelaskan tentang faktor-faktor yang bisa memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, daerah tujuan wisata disebut sebagai produk yang dibeli oleh wisatawan. Dalam proses pembelian sebuah produk, konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, faktor psikologi, motivasi, kebutuhan, kepribadian, sikap, sosial dan ekonomi, dan demografik. Faktor-faktor ini digunakan sebagai peubah dalam penelitian ini. Selanjutnya, penelitian ini juga menganalisa daya saing Bali sebagai daerah tujuan wisata dengan cara menggunakan variabel ekonomi, sosio-kultural dan lingkungan (Vlahovic, 2010). Gambar 3 menyajikan kerangka pemikiran penelitian yang dimaksud. 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam menentukan lokasi penelitian digunakan metode accidental sampling dan purposive sampling. Penelitian dilaksanakan di Denpasar, Indonesia yaitu di empat outbound tour operator yang terdapat di Bali. Waktu penelitian pada bulan Maret-Agustus 2011.
17
Daerah Tujuan Wisata Bali
Citra Bali Meningkatnya Jumlah Wisatawan
Perilaku Wisatawan
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Faktor yang Memengaruhi (analisis faktorial)
Rekomendasi Pemilihan Daerah Tujuan Wisata Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian 3.3. Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner berisi pertanyaan tentang faktor-faktor yang memengaruhi konsumen dalam memilih produk, faktor-faktor ini, antara lain faktor psikologi,, ekonomi dan sosial. Kuesioner yang digunakan diadaptasi berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Kipchillat (2005). Para responden memilih skala dari 1-5 untuk menjelaskan tingkat kesetujuan, dari paling setuju hingga tidak setuju, kuesioner
18
dapat dilihat pada Lampiran 2. Dengan cara ini, data kualitatif akan diubah menjadi kuantitatif. Penelitian ini juga menggunakan data sekunder sebagai tinjauan pustaka. Metode penentuan contoh digunakan dengan cara kuota sampling, dimana pemberian kuesioner pada responden didasarkan dengan banyaknya wisatawan asing yang berkumpul di tour operator yang telah dipilih secara accidental sampling, setiap satu tour operator diberikan 50 kuesioner. Keterwakilan jumlah contoh untuk penelitian ini ditentukan dengan rumus Slovin, yaitu : 1 keterangan: n = jumlah contoh N = Total populasi e = margin galat Total populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah total kedatangan wisatawan asing pada tahun 2010 dari bulan Januari sampai Juni dengan margin galat 7,52%, perhitungan dari rumus Slovin di atas menjadi : n = 1.148.461/ (1+ (1.148.461*0.075^2)) n = 177.75 n = 178 contoh (dibulatkan menjadi 200 contoh) Kuesioner dibagikan ke empat tour operator dengan metode by accident untuk mengantisipasi jika ada kuesioner yang gagal atau tidak dikembalikan dan agar dapat dilakukan perbandingan hasil. Kuesioner yang berhasil terkumpul untuk penelitian ini adalah 204 kuesioner. 3.3.1 Validitas Validitas didefinisikan sebagai ukuran untuk menilai apakah alat ukur yang digunakan sudah tepat atau valid. Pengujian validitas menggunakan metode Pearson Correlation berikut :
19
∑ ∑
∑
∑ ∑ ∑
∑
3.3.2 Reliabilitas Selain melakukan uji validitas, uji reliabilitas digunakan dengan analisis Alpha Cronbach. Alpha Cronbach digunakan untuk pertanyaan skala 1-5 atau disebut juga sebagai skala Likert. Selain itu, uji asumsi klasik dilakukan dengan menggunakan model regresi linear, dimana dalam memenuhi uji asumsi klasik terdapat empat uji asumsi yang harus dilakukan, yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas (Setyadharma, 2010). 1
1
Dimana: α = keandalan alat ukur K = Jumlah peubah manifest yang mendukung peubah laten = Rataan korelasi peubah terikat Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
3.4. Pengolahan dan Analisis Data Data primer yang telah didapat dari penelitian dianalisis dengan menggunakan Statistical Package for Sosial Science (SPSS) versi 17. SPSS adalah sebuah software untuk mengolah data statistika dan aplikasi SPSS seringkali digunakan untuk memecahkan masalah penelitian dalam hal statistik (Komputer, 2009). Untuk menentukan faktor utama yang memengaruhi keputusan wisatawan asing dalam memilih Bali sebagai daerah tujuan wisata digunakan analisis faktorial. Analisis faktorial digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui peubah mana saja yang signifikan sebagai faktor utama yang memengaruhi keputusan akhir, selanjutnya analisis regresi digunakan untuk menjelaskan pengaruh peubah bebas terhadap peubah terikat. Peubah
bebas
untuk
penelitian
ini
adalah
faktor-faktor
yang
memengaruhi keputusan, yaitu psikologi, motivasi, kebutuhan, kepribadian,
20
sikap, sosial dan ekonomi, dan demografik, sedangkan peubah terikatnya adalah pemilihan daerah tujuan wisata Bali. Data primer yang didapat dari penelitian dianalisis menggunakan analisis faktorial. Analisis faktor adalah teknik untuk mengindentifikasi peubah atau faktor yang memiliki pola hubungan tertentu dalam sebuah kelompok peubah (Komputer, 2009). Kriteria data untuk menggunakan analisis faktor antara lain, data yang digunakan harus bersifat data kuantitatif dengan tingkat pengukuran interval atau rasio, dan data yang digunakan diasumsikan telah terdistribusi normal bivariate dan saling bebas. Dari kategori travel motivation (motivasi berlibur) terdapat 13 peubah, kategori lifestyle (gaya hidup) terdapat 6 peubah, lalu kategori vacation style (gaya berlibur) terdapat 7 peubah, dan terakhir kategori preference (preferensi) terdapat 8 peubah. Total peubah yang akan dianalisa dengan analisis faktor ada 34 peubah (Lampiran 2). Langkah-langkah untuk melakukan analisis faktorial pada SPSS versi 17 dapat dilihat pada Lampiran 4. Setelah melakukan analisis faktor, analisis regresi juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar peubah, untuk melakukan analisis regresi hipotesis telah diformulasikan sebagai berikut : Hipotesis I : Ho : Tidak terdapat hubungan nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap motivasi liburan. H1 : Terdapat hubungan nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap motivasi liburan. Hipotesis II : Ho : Tidak terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap gaya hidup. H1 : Terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap gaya hidup. Hipotesis III : Ho : Tidak terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap gaya berlibur.
21
H1 : Terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap gaya berlibur. Hipotesis IV : Ho : Tidak terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap preferensi berlibur. H1 : Terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap preferensi berlibur.
IV. HA ASIL DAN PEMBAHA P ASAN
R 4.1. Karakteristik Responden Secara keseluruhan, juumlah respoonden dalam m penelitiann ini 204 reesponden wisattawan asingg yang berlibur di Balli, terdiri daari 70 wisaatawan laki--laki dan Sebagian besar 134 perempuan. p b usia daari wisataw wan lelaki beerusia diantara umur 25-344 tahun (40%), sedangkan usia m minimum darri wisatawaan adalah wisatawan w yang berusia lebbih dari 65 tahun t yang hanya menncakup 7% ddari total wisatawan w lelakii (Gambar 4). 4 > 6 65 Tahun 7% %
> 25 Taahun % 20%
55‐64 Tahun 16%
45‐54 Tahun n 6%
35‐44 T Tahun 11% %
25‐3 34 Tahun 40%
Gambaar 4. Umur wisatawan lelaki Dari 134 wisatawan w w wanita, sebaggian besar usia u wisataw wan berusiaa diantara 25-344 tahun (54%), berusiaa di atas 65 tahun hanyya 2% (Gam mbar 5). Wisatawan W yang berusia kurrang dari 255 tahun unttuk kedua kategori k wissatawan tidaak terlalu menuunjukkan banyak b perrbedaan, yaitu y 20% wisatawann lelaki dan d 22% wisattawan wanitta.
23
55‐64 T Tahun 7% %
> 65 Tahun 2 2% < < 25 Tahun 22%
45‐54 Tahun 6% %
35‐44 Tahu un 9%
25‐34 Tahun 54%
Gambar 5. 5 Umur ressponden perrempuan Selain itu, para wisataawan sebaggian besar berasal b dari negara Eroopa, pada Gambbar 6 dapat dilihat bahhwa 40% daari wisatawaan berkebanngsaan Belaanda, lalu 10% berkebangssaan Jermann dan 8% berkebangssaan Ameriika. Wisataw wan dari negarra Asia 6% berkebangssaan Singappura dan 2% % berkebanggsaan Cina. Melihat kembbali Tabel 2, 2 dari dataa yang didappat tertulis bahwa wissatawan darri negara Asia Pasifik mennduduki perringkat perttama yang mempunyai m i tingkat kedatangan wisattawan palinng tinggi daan wisatawaan dari benuua Eropa m menduduki peringkat p keduaa. Akan tetaapi hasil yaang diperoleeh dari peneelitian ini m menunjukkaan bahwa wisattawan dari Benua Eropa, E khuususnya Beelanda merrupakan wisatawan w terbannyak yang berpartisippasi dalam pengisian kuesioner,, karena pada p saat pengiisian kuesiooner wisataw wan dari negara Cina dan d Jepang m mempunyaii kendala bahassa dari penggisian kuesioner yang menggunaka m an Bahasa IInggris. Oleeh karena itu, w wisatawan dari benuaa Eropa leebih mendoominasi dibbandingkan n dengan wisattawan dari Asia A Pasifikk.
24
Venezuelaa 5% Soutth Africa Tunisian 3% 6% Singapore 7%
Austtralia 7% Britissh 7% Canadian 1% % Danish 2%
New Zealan nd 2% Italy1% % China 2% Hungaria 2% Germany 11%
Netherlan nds 43%
F French 1%
Gambar 6. 6 Pangsa wisatawan w m menurut kebangsaan wisatawan
kat Pendidiikan Wisattawan 4.2. Tingk Tingkat peendidikan wisatawan w pat yaitu dikelompokkkan menjaadi (4) emp Highsschool (SL LTA), Univversity (Uniiversitas/S1), Graduatte School (S2) ( dan Vacational Trainning (Kejurruan/Kursuss). Dari Gaambar 7 terrlihat bahwa tingkat pendiidikan wisaatawan yangg dominan adalah tinggkat highschhool dan un niversity, yaitu 54% denggan pendiddikan terakkhir universsitas dan 226% berpeendidikan tingkat SLTA. Kategori K Nott Applicablee (NA) padaa Gambar 7 menyatakaan bahwa 2% dari responden tidak meenjawab perrtanyaan meengenai penndidikannyaa.
25
Vacational V Training 5%
NA 3%
Graduaate Schoool 19%
Univversity 773%
Gambarr 7. Karakterristik wisataawan berdasarkan penddidikan
4.3. PendaapatanWissatawan Pendapatann wisatawann dikelomppokkan mennjadi (6) ennam katego ori, yaitu pendaapatan di bawah b $10.0000, $10.0000-$20.000,, $20.000-$$30.000, pendapatan $40.0000-$50.0000 dan penddapatan di atas $50.0 000. Sebannyak 34 wisatawan w memppunyai penddapatan di bawah b $10.000 per tahhun, 18 wissatawan meempunyai pendaapatan $10.000-$20.0000, 22 wisaatawan mem mpunyai pendapatan $20.00030.0000 per tahuun, 28 wisaatawan mem mpunyai peendapatan $30.000-40 0.000 per tahunn, (6) enam m wisatawann mempunyyai pendappatan $40.0000-$50.0000 dan 26 wisattawan mem mpunyai peendapatan llebih dari $50.000 peer tahun. Rata-rata R pendaapatan wisaatan per tahhun berkisarr $30.000-440.000. Akaan tetapi terrdapat 70 wisattawan yang g memilih untuk tidaak menyebutkan beraapa pendap patan per tahunnnya.
26
$10.000‐$2 20.000 11% NA 41%
0.000 $20.000‐$30 13%
$30.000‐$4 40.000 16%
> $5 50.000 15%
$40.000‐$50.000 4%
Gambar 8. Pendapatann respondenn per tahun
uensi Kunjungan 4.5. Freku Dari hasil penelitian menunjukka m an bahwa 55,9% 5 wisattawan meny yebutkan baru pertama kali menggunjungi Pulau P Bali,, 18,6% m menyebutkaan telah menggunjungi puulau Bali 3-4 3 kali, 10,8% wisaatawan mennyatakan baahwa ini meruppakan kunjungan keduua dan kunj njungan lebiih dari 5 kali sebanyaak 10,8% wisattawan dan 3,9% 3 wisataawan tidak menjawab m p pertanyaan ini. Tabel 4. Distribusi D wiisatawan beerdasarkan frekuensi f keedatangan Frekuennsi (kali)
P Persentase (% %)
Perttama
55,9 5
2
10,8
3 3-4
18,6
>5
10,8
27
4.6. Analisis Regresi Analisis regresi adalah analisis yang mendeskripsikan tentang pengaruh sebab-akibat dan besarnya nilainya hubungan tersebut (Komputer, 2009). Pada penelitian ini analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh jumlah kunjungan ke Bali terhadap peubah-peubah yang telah ditentukan, yaitu motivasi, gaya hidup, gaya berlibur dan preferensi. Hipotesis telah diformulasikan guna mengetahui hubungan jumlah kunjungan dengan peubah yang digunakan pada penelitian ini. Perhitungan deskriptif dilakukan untuk mengetahui jumlah data yang valid, melihat rataan dan standar deviasi untuk setiap peubah. Hasil dari analisis desktriptif terdapat pada Lampiran 5
4.6.1. Pengaruh jumlah kunjungan terhadap motivasi (motivation) Untuk melihat pengaruh jumlah kunjungan (Y) terhadap motivasi responden untuk berlibur (X), maka hipotesis diformulasikan berikut : Ho : Tidak terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap motivasi liburan. H1 : Terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap motivasi liburan. Dengan menggunakan SPSS versi 17, maka didapatkan hasil dari uji parsial (Tabel 5), terlihat bahwa motivasi paling berpengaruh terhadap jumlah kunjungan adalah travel motivation 3, travel motivation 5, travel motivation 7, dan travel motivation 8 dengan masing-masing nilai nyata lebih kecil dari nilai α 5% (0,05).Travel motivation 3 adalah pernyataan “to increase knowledge on foreign destinations and its people”, travel motivation5 adalah pernyataan “to escape daily routine and tension”, travel motivation 7 adalah pernyataan “to meet new people and expand network” dan pernyataan travel motivation 8 adalah “to visit friend or relatives”.
28
Tabel 5. Uji parsial motivasi Peubah
Nilai Nyata (Sig)
Travel motivation 1
0,410
Travel motivation 2
0,068
Travel motivation 3
0,025*
Travel motivation 4
0,309
Travel motivation 5
0,025*
Travel motivation 6
0,320
Travel motivation 7
0,017*
Travel motivation 8
0,000*
Travel motivation 9
0,289
Travel motivation 10
0,482
Travel motivation 11
0,137
Travel motivation 12
0,729
Travel motivation 13
0,940
*) nyata pada taraf nyata 5% Hasil dari uji Anova (Lampiran 6) menunjukkan nilai nyata 0,000, dimana nilai ini lebih kecil dari nilai α 5% (0,05), maka dari hasil ini Hodapat ditolak, terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan terhadap motivasi berlibur (Travel Motivation) yang berdampak pada jumlah kunjungan ke Bali. Pada Lampiran 6 dapat dilihat nilai adjusted RSquare adalah 0,371 (0,371%), yang mempunyai arti besarnya keragaman dari jumlah kunjungan ke Bali mampu diterangkan oleh motivasi berlibur.
4.6.2. Pengaruh jumlah kunjungan terhadap gaya hidup (Lifestyle) Hipotesis untuk mengetahui pengaruh jumlah kunjungan terhadap gaya hidup diformulasikan sebagai berikut: Ho : Tidak terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap gaya hidup.
29
H1 : Terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap gaya hidup. Tabel 6. Pengaruh kunjungan terhadap gaya hidup Model Summary Model 1
R ,420a
R Square ,176
Adjusted R Square ,151
Std. Error of the Estimate 1,04423
a. Predictors: (Constant), Lifestyle 6, Lifestyle 3, Lifestyle 2, Lifestyle 5, Lifestyle 1, Lifestyle 4
Pada Tabel 6 dapat dilihat bahwa, nilaiadjusted Rsquare 0,151 atau (15,1%). Besar keragaman yang mampu diterangkan oleh gaya hidup 15,1%. Hasil output dari uji Anova (Lampiran 7) memiliki nilai nyata lebih kecil dari 5% (0,05), sehingga Ho dapat ditolak dan menerima H1, ada pengaruh nyata antara jumlah kunjungan ke Bali terhadap gaya hidup responden.Dari uji parsial yang dilakukan, ada (2) dua pernyataan gaya hidup yang berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan ke Bali, pernyataan-pernyataannya adalah pernyataan gaya hidup 1, yaitu “I do artistic work and enjoy shows in performing arts”, dan pernyataan gaya hidup 2 yaitu “I do yoga and meditation” (Tabel 7). Dua pernyataan ini mempunyai nilai nyata lebih kecil dari α 5% (0,05). Tabel 7. Uji parsial kunjungan terhadap gaya hidup. Peubah
Nilai Nyata (Sig)
Lifestyle 1
0,000*
Lifestyle 2
0,002*
Lifestyle 3
0,695
Lifestyle 4
0,160
Lifestyle 5
0,139
Lifestyle 6
0,261
*) nyata pada taraf nyata 5%
30
4.6.3. Pengaruh jumlah kunjungan ke Bali terhadap gaya berlibur (Vacation Style). Untuk mengetahui pengaruh jumlah kunjungan terhadap gaya berlibur diformulasikan hipotesis berikut : Ho: Tidak terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap gaya berlibur. H 1:
Terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap gaya berlibur.
Tabel 8 menjelaskan bahwa nilai adjusted Rsquare 0,174 (17.4%) mempunyai arti besar keragaman yang menjelaskan gaya berlibur 17,4%. Dalam pengujian hipotesis dengan uji Anova (Lampiran 7), nilai nyata lebih kecil dari α 5% (0,05), maka Ho dapat ditolak dan menerima H1, yaitu ada pengaruh nyata antara jumlah kunjungan terhadap gaya berlibur. Tabel 8. Jumlah kunjungan terhadap gaya berlibur Model Summary Model 1
R R Square ,450a ,203
Adjusted R Square ,174
Std. Error of the Estimate 1,02974
a. Predictors: (Constant), Vacation style 7, Vacation style 2, Vacation style 1, Vacation style 4, Vacation style 6, Vacation style 3, Vacation style 5
Menurut Uji parsial ada (4) empat pernyataan gaya berlibur yang berpengaruh nyata, yaitu pernyataan gaya berlibur 1, 2 dan 4. Pernyataan tersebut antara lain: “When choosing a destination, it is important that I can feel safe” (1), “On vacation it is important that everything is organized, so that I don’t have to care about anything” (2), “on vacation, intense experience of water and sun are important” (3). Tiga pernyataan ini mempunyai nilai lebih kecil dari -α 5% (0,05) (Tabel 9).
31
Tabel 9. Uji parsial jumlah kunjungan dengan gaya berlibur Peubah
Nilai Nyata (Sig)
Vacation style 1
0,000*
Vacation style 2
0,000*
Vacation style 3
0,279
Vacation style 4
0,001*
Vacation style 5
0,400
Vacation style 6
0,263
Vacation style 7
0,484
*) nyata pada taraf nyata 5%
4.6.4. Pengaruh jumlah kunjungan terhadap preferensi Hipotesis untuk mengetahui pengaruh jumlah kunjungan terhadap preferensi adalah : Ho: Tidak terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap preferensi berlibur. H1: Terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap preferensi berlibur. Hasil analisis regresi linear berganda dengan nilai adjusted R square0,264 (26,4%) mempunyai arti besar keragaman yang mampu dijelaskan oleh preferensi berlibur adalah 26,4% (Tabel 10). Pada Lampiran 7 uji Anova menunjukkan nilai nyata, yaitu (0,000), yang berarti Ho ditolak dan menerima H1, yaitu terdapat pengaruh nyata jumlah kunjungan wisatawan ke Bali terhadap preferensi berlibur. Ada (3) tiga pernyataan preferensi menurut uji parsial yang paling berpengaruh secara nyata. Pernyataan ini antara lain, “I prefer destination that offers safety assurance”, “I prefer destinations that are familiar and cozy”, dan pernyataan terakhir adalah “I prefer do-it-yourself trip” (Tabel 11).
32
Tabel 10. Pengaruh jumlah kunjungan dengan preferensi berlibur Model Summary Model 1
R R Square ,541a ,293
Adjusted R Square ,264
Std. Error of the Estimate ,97223
a. Predictors: (Constant), Preference 8, Preference 1, Preference 3, Preference 6, Preference 4, Preference 2, Preference 7, Preference 5
Tabel 11. Uji parsial pengaruh jumlah kunjungan terhadap preferensi berlibur Peubah
Nilai Nyata (Sig)
Preference 1
0,000*
Preference 2
0,755
Preference 3
0,000*
Preference 4
0,004*
Preference 5
0,090
Preference 6
0,008*
Preference 7
0,078
Preference 8
0,071
*) nyata pada taraf nyata 5%
4.7. Analisis Faktor Sebelum melakukan analisis faktor, diperlukan uji KMO dan uji Barlett Test untuk mengetahui nilai Barlett Test of Sphericity. Nilai Barlett Test menunjukkan apakah ada korelasi nyata antar peubah, sedangkan untuk uji KMO untuk mengukur kecukupan contoh dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisien parsialnya. Menurut Wahana Komputer (2009) kriteria kesesuaian dalam pemakaian analisis faktor adalah: 1. Jika nilai KMO 0,9 berarti sangat memuaskan. 2. Jika nilai KMO 0,8 berarti memuaskan. 3. Jika nilai KMO 0,7 berarti harga menengah. 4. Jika nilai KMO 0,6 berarti cukup.
33
5. Jika nilai KMO 0,5 berarti kurang memuaskan. 6. Jika nilai KMO kurang dari 0,5 tidak dapat diterima. Hasil dari KMO dan Bartlett’s test tahap satu seperti terlihat pada Tabel 18 menyatakan bahwa besaran nilai Barlett Test of Sphericity adalah 5,760,058 nyata pada 0,000, yang berarti ada korelasi yang sangat nyata antar peubah dan hasil perhitungan KMO 0,706, sehingga kecukupan contoh termasuk kategori menengah (Lampiran 8). Proses selanjutnya melakukan uji "Anti-Image Matrics", dimana pengujian ini membantu menentukan peubah mana yang layak digunakan dalam analisis lanjutan. Peubah yang layak untuk dianalisis adalah peubah yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5. Apabila peubah dengan nilai MSA rendah sudah didapatkan, maka pengujian KMO dan Bartlett’s Test dilakukan kembali dan begitu seterusnya sampai mendapatkan peubah-peubah dengan nilai MSA di bawah standar. Peubah yang mendapatkan nilai MSA di bawah 0,5 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Nilai MSA tahap 1 Peubah
MSA
Travel Motivation 2
0,455
Travel Motivation 8
0,452
Lifestyle 2
0,451
Peubah-peubah pada Tabel 12 tidak dapat dianalisis lebih lanjut dan peubah ini, antara lain pernyataan “to experience sun, sea, and beach”, “to visit friends and relatives”, “I do yoga and meditation” dikeluarkan dari peubah lainnya. Dari 34 peubah pada tahap 1, hanya tiga yang dikeluarkan, maka masih ada 31 peubah lagi yang dapat dianalisa. Uji KMO dan Bartlett’s Test kembali dilakukan dengan hasil pada Lampiran 8. Dari pengujian tahap (2) dua masih dapat disimpulkan bahwa korelasi antar peubah sangat nyata. Mengikuti langkah selanjutnya, nilai MSA kembali diuji untuk setiap peubah, pada pengujian MSA
34
tahap dua, tidak terdapat peubah yang mendapat nilai di bawah 0,5, maka tidak ada peubah yang dikeluarkan dan pengujian dapat dihentikan, hasil dari nilai MSA tahap dua dari seluruh peubah dapat dilihat pada Lampiran 9. Dari hasil MSA tahap dua tidak terdapat peubah dengan nilai di bawah 0,5 maka analisis dapat dilanjutkan tanpa harus melakukan uji MSA kembali. 4.7.1. Communalities Setelah melewati dua (2) tahap sebelumnya, maka dilakukan analisa “Communalities”, yangmenunjukkan nilai faktor yang menjelaskan varian peubah (Komputer, 2009) atau jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu peubah pada peubah lainnya. Pada Tabel 13 terlihat nilai communalities selalu positif, nilai peubah travel motivation 1 dapat dilihat 0,664 (66.4%), yaitu 66,4% keragaman dari travel motivation 1 dapat menjelaskan tujuh (7) faktor yang terbentuk dan memberikan interpretasi sama untuk setiap peubah pada Tabel 13. Dari Tabel 13 dapat dilihat hanya satu peubah yang mendapatkan nilai 0,574, maka peubah ini dinyatakan hanya dapat menjelaskan 57,4% keragaman dari peubah preference 8; pernyataan peubah ini adalah “I prefer destination that are less developed” merupakan peubah dengan terkecil diantara
peubah-peubah
yang
lain,
dimana
peubah-peubah
tersebut
mendapatkan nilai cukup besar. Peubah yang mendapatkan nilai terbesar adalah peubah vacation style 5, yaitu peubah yang menjelaskan faktor gaya berlibur dengan pernyataan “On vacation, I am interested in the lifestyle of the local people”. Peubah ini mampu menjelaskan faktor yang membentuk 84,3%. Peubah lainnya yang juga mempunyai nilai besar adalah vacation style 3, “On vacation I look for coziness and familiar atmosphere” yang mampu menjelaskan 83,5%, sedangkan untuk faktor preferensi hanya ada satu peubah yang mendapat nilai tinggi, yaitu peubah preference 7 (“I prefer destinations that preserve natural environment”) dengan nilai 82,4% dan faktor motivasi terdapat satu peubah yang mendapat nilai paling tinggi (82,2%), peubah ini adalah travel motivation 9, yaitu “To experience lifestyle, customs, and culture”.
35
Tabel 13. Nilai Communalities peubah Peubah Travel Motivation 9 Travel Motivation 3 Travel Motivation 4 Travel Motivation 10 Travel Motivation 12 Travel Motivation 5 Travel Motivation 11 Travel Motivation 13 Travel Motivation 1 Travel Motivation 7 Travel Motivation 6 Life Style 4 Life Style 1 Life Style 6 Life Style 5 Life Style 3 Vacation Style 5 Vacation Style 3 Vacation Style 6 Vacation Style 1 Vacation Style 2 Vacation Style 7 Vacation Style 4 Preference 7 Preference 5 Preference 1 Preference 3 Preference 4 Preference 6 Preference 2 Preference 8
Ekstraksi 0,822 0,775 0,744 0,718 0,697 0,694 0,687 0,672 0,664 0,624 0,607 0,745 0,686 0,684 0,622 0,609 0,843 0,835 0,818 0,793 0,779 0,777 0,754 0,824 0,792 0,791 0,763 0,721 0,648 0,638 0,574
Peubah terakhir yang mendapatkan nilai di atas 80% adalah peubah dari faktor gaya berlibur, vacation style 6 mendapatkan nilai 81,8% “On choosing a vacation destination, I put emphasis on cultural and customs of the local people”. Dapat dikatakan bahwa faktor gaya berlibur atau vacation style mempunyai peubah-peubah dengan nilai tinggi yang dapat menjelaskan faktor
36
terkait dibandingkan dengan tiga faktor lainnya. Akan tetapi ini tidak berarti peubah-peubah yang mendapatkan nilai di bawah 80% tidak dapat menjelaskan faktor terkait. Teori lain yang menjelaskan bahwa nilai ekstraksi di bawah 0.5 mengindikasikan bahwa peubah tidak cocok dengan solusi faktornya dan peubah ini dapat dikeluarkan dari analisa (Utrecht University, 2011). Langkah selanjutnya dari analisis faktor adalah melihat nilai total keragaman yang dijelaskan. 4.7.2. Total Variance Analisis total variancetermasuk proses analisis faktor. Analisis ini menjelaskan persentase varian yang dijelaskan oleh tujuh (7) faktor. Hasil dari analisis total varianceterdapat pada Lampiran 10. Pada Lampiran 10 terlihat hanya peubah 1-7 yang mendapatkan nilai di atas 1, peubah lainnya tidak berhasil dilakukan ekstraksi dengan SPSS versi 17, dikarenakan nilai eigen value menunjukkan nilai di bawah 1 (University of Colorado, 2011). Kolom "% of variance" menunjukkan berapa banyak keragaman pada setiap peubah yang dapat menerangkan faktor, contohnya pada faktor 1 dapat menjelaskan 28,687% keragaman pada 31 peubah, faktor 2 menjelaskan 17,547% keragaman dari 31 peubah, faktor 3 menjelaskan 6,156% keragaman dari 31 peubah, faktor 4 menjelaskan 5,805% keragaman dari 31 peubah, faktor 5 dapat menjelaskan 5,209% keragaman dari 31 peubah, selanjutnya faktor 6 menjelaskan 4,627% dari 31 peubah dan terakhir faktor 7 dapat menjelaskan 4,226% keragaman dari 31 peubah (Lampiran 10). Sedangkan pada kolom Initial Eigen-Values menunjukkan faktor yang terbentuk dan jika semua faktor dijumlahkan menunjukkan jumlah peubah. Hasil ekstraksi dari pada langkah ini berhenti pada faktor 7 dikarenakan nilai eigen yang diatas angka satu hanya sampai dengan faktor 7 dan keputusan dalam pemberhentian ekstraksi bisa dilakukan jika tingkat keragaman acak hanya tersisa sedikit, akan tetapi keputusan untuk memberhentikan proses ekstraksi tidak dibatasi oleh suatu hukum dan tergantung akan kondisi (Statsoft, 2011). Selanjutnya interpretasi hasil baru
37
dapat dilakukan setelah mengetahui faktor loading dari setiap peubah yang dianalisa dengan melanjutkan tahapan berikutnya, yaitu Component Matrix. 4.7.3. Component Matrix Component matrix menunjukkan nilai korelasi antara suatu peubah dengan faktor yang terbentuk (Komputer, 2009). Hasil dari analisis component matrix (Lampiran 11) menunjukkan bahwa peubah travel motivation 3 memiliki faktor loading lebih kuat dengan faktor 1 dibandingkan 6 faktor lainnya. Demikian juga peubah travel motivation 1 dengan faktor 7, dibandingkan dengan 6 faktor lainnya. Suatu peubah dikatakan mempunyai korelasi kuat pada suatu faktor, jika faktor loadinglebih besar atau sama dengan 0,55. Atas dasar teori ini, maka travel motivation 3, 5, 6, 9, 10, 11 dan 13; lifestyle 5 dan 6, vacation style 5 dan preference 5, 6 dan 7 mempunyai korelasi kuat dengan faktor 1. Sedangkan untuk peubah vacation style 1, 2, 3 dan 4 mempunyai korelasi kuat dengan faktor 2. Travel motivation12 mempunyai korelasi kuat dengan faktor 3, travel motivation 4 mempunyai korelasi kuat dengan faktor 6 dan travel motivation 1 mempunyai korelasi kuat dengan faktor 7. Namun jika diperhatikan kembali Tabel 23 ada tiga peubah dengan nilai di bawah 0.55, peubah ini adalah travel motivation 7, lifestyle 1, 3, 4, preference 1 dan preference 4. Untuk menyelesaikan persoalan ini dibutuhkan analisis lanjutan, yaitu metode rotasi. 4.7.4. Rotated Component Matrix (Metode Rotasi) Metode rotasi digunakan untuk menyederhanakan data dari beberapa peubah menjadi lebih sedikit dengan menggabungkan beberapa kategori yang memiliki kategori sama (Komputer, 2009). Untuk membaca hasil dari metode rotasi (Lampiran 12) pada kolom 1-7 merupakan faktor dimana peubah akan dikategorikan, dan pada tabel tersebut tercantum nilai-nilai yang dimiliki setiap peubah. Nilai tertinggi pada suatu faktor diartikan bahwa peubah tersebut masuk pada kategori tersebut. Hasil dari metode rotasi menunjukkan bahwa peubah travel motivation 1 mempunyai nilai tertinggi pada faktor 4, maka travel motivation 1, yaitu “to rest and relax mentally and physically”
38
dimasukkan pada faktor 4 dengan nilai 0,797848. Selanjutnya travel motivation 9, yaitu “to experience lifestyle, customs, and culture” masuk pada faktor 2 dengan nilai 0,844986. Cara membaca metode rotasi ini berlaku untuk setiap peubah, hasil dari bentuk sederhana metode rotasi terdapat pada Tabel 23, dimana pada Tabel ini, dapat dilihat bahwa peubah terbanyak masuk pada kategori faktor 2 dan faktor 1. Untuk membaca bentuk hasil sederhana pada Tabel 14, maka perlu dilihat kembali analisa total varian (Lampiran 10). Dari analisa total varian dapat dilihat bahwa faktor 1 mempunyai nilai eigen 8,893 dan mampu menjelaskan keragaman total 28,687%, lalu faktor 2 mempunyai nilai eigen 5,440 dan mampu menjelaskan keragaman total 17,547%, faktor 3 mempunyai nilai eigen 1,908 dan mampu menjelaskan keragaman total 6,156%, faktor 4 mempunyai nilai eigen 1,800 dan mampu menjelaskan keragaman total 5,085%, faktor 5 mempunyai nilai eigen 1,615 dan mampu menjelaskan keragaman total 5,209%, selanjutnya faktor 6 mempunyai nilai eigen 1,434 dan mampu menjelaskan keragaman total 4,627%, terakhir adalah faktor 7 mempunyai nilai eigen 1,310 dan mampu menjelaskan keragaman total 4,226% (Lampiran 10). Setelah mengetahui besar kolerasi, tahap selanjutnya adalah memberikan nama pada faktor-faktor yang terbentuk. Faktor 1 dinamakan faktor Psikologi atau Psikografik, faktor 2 dinamakan faktor motivasi, faktor 3 dinamakan faktor kebutuhan, faktor 4 dinamakan kepribadian, faktor 5 dinamakan faktor sikap, faktor 6 dinamakan sosial ekonomi, dan faktor 7 dinamakan faktor demografik. Tabel 14 menjelaskan bentuk sederhana dari hasil analisis rotasi (Lampiran 12). Dari Tabel 14 dapat dilihat faktor 1 ada 9 peubah yang mempunyai korelasi kuat, faktor 2 mendapatkan 10 peubah, faktor 3 terdapat 4 peubah, lalu faktor 4 hanya dua peubah yang mempunyai korelasi kuat, faktor 5 terdapat tiga peubah, selanjutnya faktor 6 juga sama seperti faktor 4 hanya terdapat dua peubah yang mempunyai korelasi kuat dan terakhir faktor 7 hanya mendapatkan satu peubah.
39
Dari hasil analisis total varian (Lampiran 10), terlihat bahwa faktor 1 (faktor psikologi atau faktor psikografik) mempunyai nilai keragaman total 28,687% dan nilai eigen 8,893. Atas dasar ini, faktor paling utama jatuh pada faktor psikologi. Faktor paling kecil pengaruhnya adalah faktor 7 yaitu demografik dengan nilai eigen 1,310 dengan total keragaman 4,226%. Tabel 14. Bentuk sederhana faktor Faktor 1 (9)
Faktor 2 (10)
Faktor 3 (4)
Faktor 4 (2)
Faktor 5 (3)
Faktor 6 (2)
Faktor 7 (1)
Vacation Style 1
Travel Motivation 3
Preference 1
Travel Motivation 7
Lifestyle 1
Travel Motivation 12
Vacation Style 2 Vacation Style 3 Vacation Style 4 Vacation Style 5 Vacation Style 6
Travel Motivation 4 Travel Motivation 5 Travel Motivation 6 Travel Motivation 9 Travel Motivation 10 Travel Motivation 11 Travel Motivation 13 Lifestyle 5 Lifestyle 6
Preference 5 Preference 6 Preference 7
Travel Motivation 1 Lifestyle 4
Lifestyle 3
Preference 4
Vacation Style 7 Preference 2 Preference 3
Preference 8
Dari hasil analisis faktor dan regresi, maka implikasi managerial dapat diberikan pada aspek ekonomi dan lingkungan.
4.8. Analisis Trend Analisis trend dilakukan untuk mengetahui peramalan tingkat kunjungan wisawatan asing ke Bali untuk 15 tahun kedepan. Forecasting (peramalan) dilakukan untuk meramal kunjungan wisatawan asing pada tahun 2010-2025
40
dengan menggunakan data statistik kunjungan tahun 2005-2009 sebagai dasar data dari peramalan yang dilakukan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program Minitab versi 15 dan hasil peramalan tersebut dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Peramalan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali Tahun
Jumlah Wisatawan Asing ke Bali (orang)
2005
1,386,449*
2006
1,260,317*
2007
1,667,665*
2008
1,479,079*
2009
2,229,945*
2010
2,176,417
2011
2,366,993
2012
2,557,568
2013
2,748,143
2014
2,938,719
2015
3,129,294
2016
3,319,870
2017
3,510,445
2018
3,701,020
2019
3,891,596
2020
4,082,171
2021
4,272,747
2022
4,463,322
2023
4,653,897
2024
4,844,473
*) sumber Bali Tourism Board 2010 Dari hasil peramalan pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan per tahunnya tidak mengalami peningkatan secara drastis, tetapi peningkatan
41
terjadi ±sebesar 8% untuk setiap tahunnya. Ada jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia pada tahun 2009 sebesar 6,323,730 wisatawan dan tahun 2010 sebesar 7,002,944 wisatawan (Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2010). Diagram dari Tabel 15 terdapat pada Lampiran 13.
4.9. Implikasi Managerial (sosial, lingkungan dan ekonomi) 4.9.1. Sosial Meningkatnya wisatawan asing yang berkunjung ke Bali telah memaksa pelaku pariwisata dan instansi pariwisata Bali untuk terus membangun akomodasi yang dapat memadai bagi wisatawan-wisatawan yang berlibur. Meningkatnya pembangunan hotel, café, restoran dan tempat wisata di Bali akan membuka lahan pekerjaan bagi penduduk lokal Bali. Wirausahawan juga dapat tercipta untuk penduduk lokal Bali, dimana kesempatan ini dapat dipergunakan oleh generasi muda Bali. Keahlian yang kompeten dan pendidikan di bidang industri pariwisata amat perlu diperhatikan di Bali, karena Bali merupakan salah satu destinasi ternama di Indonesia. Untuk itu, penduduk lokal Bali perlu mempunyai keahlian dan pendidikan yang tinggi guna meningkatkan persaingan Bali sebagai destinasi pariwisata dunia. Hendaknya instansi pemerintah menyediakan pendidikan pariwisata yang berstrata satu di Bali, sehingga penduduk lokal Bali dapat mengecam pendidikan pariwisata secara luas, agar kedepannya dapat bersaing diluar dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Instansi pemerintah dapat bekerjasama untuk menjalin kerjasama dengan universitas asing, agar pertukaran pelajar dan beasiswa dapat terjalin, sehingga nantinya para pelajar mempunyai keahlian yang kompeten dan siap menyalurkan ilmunya untuk pariwisata Bali. 4.9.2. Lingkungan Pariwisata seringkali dikhawatirkan dapat berdampak negatif terhadap lingkungan, salah satu contohnya adalah kekurangan lahan sawah yang tengah dialami di pulau Bali. Saat ini luas lahan sawah di provinsi Bali tercatat 81.908 Ha (14,4%) dan dari data statistik alih fungsi lahan sawah di Bali pada tahun 2002 sampai 2006 tercatat 641 Ha (0,76%) (Tata Ruang Indonesia, 2011). Bali yang
42
merupakan pulau yang tergolong kecil sudah mengalami penurunan lahan sawah dikarenakan lahan sering kali digunakan atau dijual kepada pelaku pariwisata untuk dijadikan hotel maupun tempat hiburan. Hal ini sungguh memprihatinkan mengingat makanan pokok penduduk Indonesia adalah nasi. Pencanangan 81.000 hektar lahan sawah di Bali untuk dijadikan lahan sawah abadi sudah dalam perencanaan (Berita Bali, 2011) sebagai bentuk kesadaran pemerintah akan pentingnya menjaga lingkungan, akan tetapi kesadaran itu sendiri harus dimiliki oleh pelaku pariwisata dan penduduk lokal Bali. Penyuluhan atau peraturan yang menjelaskan tentang pentingnya lahan sawah harus disampaikan pada penduduk lokal dan hendaknya pemerintah setempat membuat suatu peraturan tentang alih guna lahan dan memberikan penyuluhan kepada pelaku pariwisata mana saja lahan yang tidak dapat diperjualbelikan dan dilindungi, agar tidak ada penyalah gunaan lahan. Banyaknya hotel di Bali juga mengkhawatirkan terjadinya pencemaran pantai dari limbah hotel, maka pemerintah daerah hendaknya melakukan inspeksi rutin dan mengambil tindakan tegas terhadap hotel-hotel yang tidak memperhatikan pembuangan limbahnya. Menurut Antara news (2011), terdapat 13 pantai wisata yang tercemar limbah hotel, sehingga berdampak negatif pada keindahan pantai Bali di mata wisatawan. Akan tetapi, peran wisatawan itu sendiri penting didalam pencanangan pelestarian lingkungan, dengan kata lain wisatawan bertanggung jawab bagi kelestarian lingkungan destinasi yang dituju. Oleh karena itu, melakukan kampanye tentang pelestarian lingkungan dapat membantu meningkatkan kesadaran penduduk lokal dan wisatawan itu sendiri untuk menjadi pribadi bertanggungjawab. Himbauan kecil seperti untuk tidak membuang sampah sembarangan dapat mendatangkan efek positif dan besar pada akhirnya. 4.9.3. Ekonomi Industri pariwisata merupakan industri yang perkembangannya sangat pesat dan mampu mendatangkan devisa untuk suatu negara. Oleh karena itu, perencanaan strategi (Penstra) pemasaran pariwisata yang tepat dapat
43
mendatangkan peluang dan meningkatkan pendapatan ekonomi. Untuk itu, para pelaku pariwisata dapat menggunakan hasil dari analisis ini untuk menciptakan strategi pemasaran efektif, misalnya dari salah satu hasil uji parsial ditemui hubungan nyata jumlah pengunjung terhadap motivasi berlibur didasarkab pada pernyataan “to increase knowledge on foreign destinations and its people” berpengaruh pada pemilihan daerah tujuan wisata. Oleh karena itu, pelaku pariwisata dapat melakukan promosi yang menggambarkan budaya dan kultur penduduk lokal Bali, misalnya program “Kuta dan Sanur Festival” yang diadakan setiap tahun sudah merupakan suatu strategi tepat dengan pernyataan motivasi wisatawan di atas, karena festival tersebut mempertunjukkan keragaman kesenian Bali. Pariwisata dapat meningkatkan ekonomi suatu wilayah atau daerah, maka penciptaan strategi pemasaran yang tepat sasaran amat penting. Sebagai ilustrasi, promosi Bali informasi didapatkan dari keluarga dan teman (43%) dan peran tour operator dan travel agent(22%). Oleh karena itu, pelaku pariwisata dapat menggunakan informasi ini untuk melakukan promosi. Contoh promosi yang dapat dilakukan oleh pelaku pariwisata adalah memperluas pasar wisatawan dan melakukan kerjasama dengan travel agent dari berbagai Negara, agar memasukkan Bali kedalam penawaran paket liburannya. Selanjutnya, pengaruh dari keluarga dan teman juga mempunyai andil dalam pemilihan daerah tujuan wisata, maka para pelaku wisata di Bali harus dapat memastikan bahwa wisatawan yang datang ke Bali mendapatkan pelayanan dan pengalaman memuaskan, agar nantinya wisatawan ini memberikan informasi positif pada keluarga dan temannya. Salah satu cara untuk mengetahui apakah wisatawan
mendapatkan
pengalaman
memuaskan
adalah
dengan
cara
memberikan kuesioner pada saat wisatawan mengakhiri liburannya, perwakilan dari setiap tour operator di Bali dapat memberikan kuesioner sebelum keberangkatan dan nantinya kritik dan masukan dari wisatawan dapat memotivasinya agar memperbaharui dan termotivasi memberikan keragaman pilihan perjalanan wisata.
44
Hal lainnya, wisatawan lebih banyak mengetahui Bali melalui media internet dibandingkan dengan BTB, padahal BTB baru diketahui oleh wisatawan setelah sampai di Bali. Untuk itu, BTB perlu berkolaborasi dengan penyedia liburan untuk mengirimkan newsletter kepada wisatawan asing yang sudah pernah mengunjungi Bali maupun yang belum tentang promosi maupun acara yang sedang/akan diselenggarakan di Bali guna menarik perhatian wisatawan. Sebagai contoh, penggunaan media social network seperti “Twitter” dapat menjadi suatu jembatan untuk memperkaya pengetahuan publik akan Bali dan Indonesia, pelaku pariwisata dalam memperluas segmen pasar. Teknologi dapat menjadi bumerang bagi kita akan tetapi jika digunakan dengan tanggung jawab akan melahirkan keuntungan. Kondisi tersebut erat dengan upaya menciptakan sustainable tourism, yang dapat memberikan keuntungan pada negara, pelaku pariwisata, penduduk lokal, wisatawan itu sendiri dan kelestarian lingkungan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan 1. Faktor internal utama yang mempengaruhi keputusan wisatawan terhadap pemilihan daerah tujuan wisata di Bali adalah faktor psikologi dan faktor eksternal utama adalah lingkungan. 2. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi wisatawan dalam pemilihan daerah tujuan wisata ditemukan lebih dominan adalah faktor internal seperti faktor psikologi, motivasi, kebutuhan, kepribadian dan sikap. Dalam hal ini, terdapat pengaruh nyata antara jumlah kunjungan ke Bali terhadap lima (5) faktor tersebut yaitu, faktor motivasi paling berpengaruh, dengan urutan tertinggi adalah "untuk meningkatkan pengetahuan akan destinasi asing dan penduduk lokalnya”,"untuk rehat dari rutinitas sehari-hari dan ketegangan”, "untuk bertemu/berkenalan
dengan
teman
baru
dan
memperluas
jaringan
pertemanan”, serta "untuk berkunjung ke sanak saudara/teman”. Faktor gaya hidup yang paling berpengaruh adalah ”saya menyenangi karya artistik dan menikmati pagelaran seni”, serta ”saya melakukan yoga dan meditasi”. Faktor gaya berlibur atau faktor ini dapat juga disebut sebagai faktor eksternal lingkungan dan faktor preferensi yang paling berpengaruh adalah "saya lebih suka destinasi yang menawarkan kepastian keamanan”, "saya lebih memilih destinasi yang familiar dan nyaman”, serta ”saya lebih memilih perjalan yang saya atur sendiri”. Saran 1. Peubah yang digunakan dalam penelitian berikutnya disarankan lebih rinci, sehingga dapat dibedakan faktor internal dan eksternal yang memengaruhi keputusan konsumen, khususnya terkait pelaku pariwisata dalam berinovasi menghadapi persaingan ketat di industri pariwisata. 2. Khusus untuk peubah mengenai keamanan atau peubah post experience disarankan untuk dapat dimasukkan ke dalam peubah yang diteliti pada kesempatan berikutnyam dalam rangka mengetahui persepsi wisatawan tentang keamanan dan tanggapannya tentang Bali sebagai destinasi pariwisata
DAFTAR PUSTAKA Antara News, (2011). Diakses pada Desember 2, 2011, dari Antara News : http://bali.antaranews.com/berita/10901/sarana-limbah-hotel-di-kutadiperiksa Bali Taksu, (2011). Diakses pada Januari 2012, dari Bali Taksu : http://balitaksu.com/bali-dance-kind?lang=id Berita Bali, (2011). Diakses pada Desember 2, 2011, dari Berita Bali : http://beritabali.com/index.php/page/berita/dps/detail/23%2018:08/11/2 011/Bali-Canangkan-81.000-Ha-Lahan-Sawah-Abadi/201107020680 Bali Tourism Board. 2010. Bali Tourism Board. Diakses pada November 23, 2010, dari Bali Tourism Board : www.balitourismboard.org Colorado Griffin, B. W. 2009. Cronbach Alpha. Diakses pada February 23, 2011, dari Cronbach Alpha With SPSS : www.bwgriffin.com Hitchcock, M and D.N Putra. 2007. Tourism, Development and Terrorism in Bali. Ashgate Publishing Limited, England. Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2011. Diakses pada Desember 22, 2011, dari : http://www.parekraf.go.id/page.php?ic=520 Kipchillat, C.J. 2005. Dissertation Motivation and Perception as Influencers of Consumer Choice of Behavior: The Case of Tourism to Kenya. Nova Southern University, Florida. Komputer, W. 2009. SPSS 17 Untuk Pengolahan Data Statistik. C.V Andi,Yogyakarta. Lars, P. 2010. Consumer Behavior : The psychology of Marketing. Diakses pada Oktober 20, 2010, dari USC Marshall: http://www.consumerpsychologist.com/ Perner, L. 2008. Consumer Behavior. Diakses pada November 2010, dari University of Southern California: http://www.consumerpsychologist.com/intro_Consumer_Behavior.html Picard, M. 2006. Bali, Pariwisata Budaya dan Budaya Pariwisata. Kepustakaan Populer Gramedia, Jakarta. Setyadharma, A. 2010. Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS. Diakses pada February 23, 2011, dari Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS : http://akuntasi.unnes.ac.id/wp-content/uploads/2010/05/uji-asumsiklasik-dengan-spss-16.0.pdf
48
Sondakh, A. 2010. Jendela Pariwisata. Kesaint Blanc, Jakarta. Statsoft. (2011). Principal Component and Factor Analysis. Diakes pada November 25 2011, dari : www.statsoft.com/textbook/principalcomponents-factor-analysis/?button=1 Sumarwan, U. 2004. Perilaku Konsumen. Ghalia Indonesia, Bogor. Suranti, R. 2006. Ministry of Culture and Tourism, Republic of Indonesia . Diakses pada February 2, 2011, dari Riset dan Makalah : http://www.budpar.go.id/page.php?ic=541&id=495 Tata Ruang Indonesia. (2011). Upaya Bali Mengendalikan Alih Fungsi Lahan Pertanian. Diakses pada 3 Januari 2012, dari : www.tataruangindonesia.com/fullpost/pertanian/ Undang-Undang Kepariwisataan. (2009). Diakses pada May, 2010, dari : http://pdfdatabase.com/search/uu-no-10-pariwisata.html University of Colorado. (2011). Factor Analysis in SPSS. Diakses pada November 25, 2010, dari : www.ucdenver.edu Utrecht University. (2011). Chapter 7: Factor Analysis. Diakses pada November 25 2010, dari : www.cs.uu.nl/docs/vakken/arm/SPSS/spss7.pdf Vlahovic, S. P. 2010. Destinations' Competitiveness In Modern Tourism. Tourism & Hospitality Management, Conference Proceedings, 13321348. World Tourism Organization. (2010). Diakses pada November 22, 2011, dari World Tourism Organization : www.world-tourism.org Zaeni, A. 2008. Tesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wisatawan Mancanegara Berkunjung Ke Indonesia. Universitas Indonesia, Depok.
LAMPIRAN
50
Lampiran 1. Total kedatangan Wisatawan Asing
51
Lanjutan Lampiran 1
52
Lanjutan Lampiran 1
53
Lampiran 2. Kuesioner
54
Lanjutan Lampiran 2
55
Lanjutan Lampiran 2
56
Lampiran 3. Hasil uji reliabilitas
Jumlah
Attribute Travel Motivation
Cronbach's Alpha 0,830
13
Lifestyle
0,787
6
Vacation Style
0,927
7
Preference
0,810
8
57
Lampiran 4. Langkah-langkah analisis faktorial pada SPSS versi 17 Langkah-langkah untuk melakukan analisis faktorial pada SPSS versi 17 adalah sebagai berikut: 1. Setelah data responden diperoleh, didefinisikan peubah dan memasukan data yang diperoleh sesuai default dari program SPPS. 2. Setelah langkah pertama dilakukan, langkah kedua adalah klik menu "Analyze", dan pilih "Dimension Reduction", setelah itu, klik "Factor". 3. Setelah mengikuti langkah tersebut akan tampil kotak dialog "Factor Analysis" 4. Setelah kotak dialog tersebut terlihat, masukkan semua peubah ke kotak "Variable". 5. Langkah selanjutnya adalah klik tombol "Descriptives", sehingga terlihat kotak dialog dan pada kotak dialog tersebut pilih "Initial Solution". 6. Untuk menentukan matriks korelasi, lakukan pilihan "Correlation Matrix" aktifkan "KMO and Barlett's test of sperincihity" dan "Anti-Image". Serta klik "Continue" dan "Ok". Setelah melakukan langkah-langkah yang dimaksud, maka analisis lanjutan perlu dilihat terlebih dahulu melihat nilai dari "KMO and Bartlett's Test", yaitu bila terlihat dalam tabel nilai Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequency (KMO MSA) lebih dari 0,5 maka proses analisis dapat dilanjutkan. Proses selanjutnya melihat tabel "AntiImage Matrics", dimana tabel ini membantu menentukan peubah mana yang layak digunakan dalam analisis lanjutan. Peubah yang layak untuk dianalisis adalah peubah yang memiliki nilai MSA kurang dari 0,5. Apabila peubah dengan nilai MSA rendah sudah didapat, maka langkah-langkah pertama yang telah dijelaskan akan diulang kembali sampai mendapatkan peubah-peubah dengan nilai MSA di bawah standar. Setelah mendapatkan peubah-peubah tersebut, maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis faktor dengan mengikuti langkah berikut :
58
Lanjutan Lampiran 4 1. Klik menu "Analyze" lalu pilih "Dimension Reduction". Setelah itu klik "Factor". 2. Kotak dialog "Factor Analysis" akan tampil pada layar lalu masukkan peubah-peubah yang telah diseleksi ke kotak "Variables". 3. Klik "Descriptives" sehingga muncul kotak dialog "Descriptives", pada kotak dialog ini pilihlah "Statistic" dan pilih "Initial Solution". 4. Untuk menentukan matriks korelasi, aktifkan "KMO and Barlett's Test of Sperincihity" dan "Anti-Image" pada pilihan "Correlation Matrix". 5. Klik "Extraction" sehingga kotak dialog "Extraction" tampil pada layar. 6. Pada "Display", aktifkan "Unrotated Factor Solution" dan "Screen Plot". Abaikan pilihan lain lalu klik "Continue", dan klik "OK".
59
Lampiran 5. Analisis deskriptif
Peubah Travel motivation 1 Travel motivation 2 Travel motivation 3 Travel motivation 4 Travel motivation 5 Travel motivation 6 Travel motivation 7 Travel motivation 8 Travel motivation 9 Travel motivation 10 Travel motivation 11 Travel motivation 12 Travel motivation 13 Lifestyle 1 Lifestyle 2 Lifestyle 3 Lifestyle 4 Lifestyle 5 Lifestyle 6 Vacation style 1 Vacation style 2 Vacation style 3 Vacation style 4 Vacation style 5 Vacation style 6 Vacation style 7 Preference 1 Preference 2 Preference 3 Preference 4 Preference 5 Preference 6 Preference 7 Preference 8
N 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204 204
Min 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Max 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
Rataan 4,38 4,31 3,75 3,63 4,31 4,27 2,66 1,94 4,13 4,01 4,03 3,20 4,24 2,54 1,77 3,53 3,69 3,23 3,60 4,21 3,17 3,04 3,34 3,97 3,59 3,32 4,13 3,09 3,04 3,25 3,46 3,59 3,74 3,08
Standar Deviasi 0,7946 0,7425 0,9870 1,0307 0,9309 1,0115 1,0551 1,1645 0,9382 1,0170 1,0359 1,4523 0,8673 1,3943 1,0865 1,3295 1,1992 1,1664 1,1032 1,2345 1,2718 1,0775 1,2827 1,1949 1,3119 1,2489 1,0090 0,9936 1,1569 1,2841 1,2210 1,1421 1,1398 1,0381
60
Lampiran 6. Uji ANOVA pengaruh motivasi terhadap jumlah kunjungan ke Bali
ANOVAb Sum of Squares Model 1 Regression 107,136 Residual 153,570 Total 260,706
df
Mean Square 13 8,241 190 ,808 203
F 10,196
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), Travel motivation 13, Travel motivation 8, Travel m Travel motivation 7, Travel motivation 1, Travel motivation 12, Travel motiv Travel motivation 4, Travel motivation 3, Travel motivation 11, Travel motiv Travel motivation 10, Travel motivation 9 b. Dependent Variable: How many times?
61
Lampiran 7. Uji ANOVA pengaruh gaya hidup, gaya berlibur dan preferensi terhadap jumlah kunjungan
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 45,894 214,811 260,706
df
Mean Square 6 7,649 197 1,090 203
F 7,015
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), Lifestyle 6, Lifestyle 3, Lifestyle 2, Lifestyle 5, Lifestyle 1, Lifestyle 4 b. Dependent Variable: How many times?
ANOVAb Model 1 Regression Residual Total
Sum of Squares 52,875 207,831 260,706
df
Mean Square 7 7,554 196 1,060 203
F 7,124
Sig. ,000a
a. Predictors: (Constant), Vacation style 7, Vacation style 2, Vacation style 1, Va style 4, Vacation style 6, Vacation style 3, Vacation style 5 b. Dependent Variable: How many times?
ANOVA b Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 76,385 184,320 260,706
df 8 195 203
Mean Square 9,548 ,945
F 10,101
a. Predictors: (Constant), Preference 8, Preference 1, Preference 3, Preference 6, Preference 4, Preference 2, Preference 7, Preference 5 b. Dependent Variable: How many times?
Sig. ,000a
62
Lampiran 8. Uji KMO tahap 1 dan tahap 2
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,706 5760,058 561 ,000
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square df Sig.
,760 5117,218 465 ,000
63
Lampiran 9. Nilai MSA tahap dua Peubah
Nilai MSA
Travel Motivation 5
0,8929
Travel Motivation 9
0,8568
Travel Motivation 13
0,8305
Travel Motivation 11
0,8100
Travel Motivation 6
0,7961
Travel Motivation 10
0,7937
Travel Motivation 3
0,7679
Travel Motivation 12
0,6895
Travel Motivation 7
0,6488
Travel Motivation 4
0,6426
Travel Motivation 1
0,6141
Travel Motivation 12
0,6895
Lifestyle 6
0,8533
Lifestyle 5
0,7488
Lifestyle 4
0,6413
Lifestyle 3
0,6014
Lifestyle 1
0,5891
Vacation Style 4
0,8697
Vacation Style 5
0,8662
Vacation Style 3
0,8625
Vacation Style 2
0,8471
Vacation Style 1
0,7010
Vacation Style 6
0,6968
Vacation Style 7
0,6903
Preference 5
0,8462
Preference 6
0,8052
Preference 3
0,7670
Preference 7
0,7314
Preference 8
0,7314
Preference 2
0,6949
Preference 1
0,6215
Preference 4
0,6150
64
Lampiran 10. Analisis total varian
Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Total 8,893 5,440 1,908 1,800 1,615 1,434 1,310 ,995 ,948 ,815 ,752 ,675 ,584 ,477 ,415 ,376 ,345 ,297 ,274 ,268 ,217 ,184 ,159 ,145 ,139 ,131 ,114 ,107 ,087 ,056 ,041
Initial Eigenvalues % of Variance Cumulative % 28,687 28,687 17,547 46,234 6,156 52,390 5,805 58,195 5,209 63,404 4,627 68,032 4,226 72,257 3,211 75,468 3,060 78,528 2,629 81,157 2,425 83,582 2,176 85,758 1,885 87,643 1,538 89,181 1,339 90,520 1,214 91,734 1,112 92,845 ,959 93,804 ,884 94,688 ,863 95,551 ,699 96,250 ,593 96,843 ,512 97,355 ,469 97,824 ,449 98,273 ,421 98,694 ,368 99,062 ,344 99,406 ,282 99,688 ,181 99,869 ,131 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 8,893 28,687 28,687 5,440 17,547 46,234 1,908 6,156 52,390 1,800 5,805 58,195
65
Lampiran 11. Nilai component matrix
Component Matrix(a)
Component 1 2 3 Travel motivation 1 0,288492 ‐0,35082 ‐0,12919 Travel motivation 3 0,575062 ‐0,04525 ‐0,11583 Travel motivation 4 0,473483 ‐0,15707 0,128243 Travel motivation 5 0,602427 ‐0,42253 0,119042 Travel motivation 6 0,601691 0,118087 ‐0,02135 Travel motivation 7 0,399966 0,044966 0,416779 Travel motivation 9 0,705856 ‐0,27974 ‐0,23585 Travel motivation 10 0,652885 ‐0,32091 ‐0,12461 Travel motivation 11 0,606604 ‐0,43236 0,160993 Travel motivation 12 0,254448 ‐0,31152 0,572276 Travel motivation 13 0,682773 ‐0,2807 0,036351 Lifestyle 1 0,421061 ‐0,23955 ‐0,41297 Lifestyle 3 0,257315 ‐0,52582 0,050181 Lifestyle 4 0,423306 ‐0,59051 ‐0,20131 Lifestyle 5 0,555249 ‐0,13673 ‐0,22422 Lifestyle 6 0,68757 ‐0,31101 ‐0,17337 Vacation style 1 0,528802 0,605023 ‐0,11377 Vacation style 2 0,334821 0,749024 0,266487 Vacation style 3 0,496988 0,746678 ‐0,01389 Vacation style 4 0,429349 0,659956 0,104048 Vacation style 5 0,621661 0,567399 ‐0,29055 Vacation style 6 0,535407 0,546828 ‐0,41652 Vacation style 7 0,480506 0,623605 ‐0,36171 Preference 1 0,562246 0,118604 0,224908 Preference 2 0,545402 0,468858 0,238183 Preference 3 0,37086 0,540084 0,466014 Preference 4 0,374262 ‐0,39644 ‐0,13106 Preference 5 0,712788 ‐0,25333 0,238008 Preference 6 0,623934 ‐0,23186 0,247225 0,730241 ‐0,12594 0,084284 Preference 7 Preference 8 0,542065 ‐0,08166 0,059471 Extraction Method: Principal Component Analysis. a 7 components extracted.
4 0,079219 ‐0,50128 ‐0,29549 ‐0,17952 ‐0,226 0,03222 ‐0,31 ‐0,38224 ‐0,08801 0,204227 ‐0,33916 0,450354 0,141063 0,05198 ‐0,06552 ‐0,04457 0,178663 ‐0,02306 0,088578 0,144514 0,042994 0,043701 0,083757 0,105902 ‐0,06976 ‐0,24552 0,442597 0,289413 0,309782 0,222074 0,398482
5 ‐0,05179 0,077063 ‐0,29598 ‐0,19743 0,372498 0,406169 ‐0,06701 ‐0,03533 ‐0,09909 ‐0,10416 ‐0,0984 0,102465 0,453176 0,220643 0,160914 0,275482 ‐0,18482 0,184093 0,132287 0,151459 ‐0,07757 ‐0,15996 0,001566 ‐0,57204 ‐0,18175 0,134797 ‐0,37185 ‐0,08915 0,012257 ‐0,05053 0,325656
6 ‐0,29905 ‐0,40838 0,550688 0,071379 ‐0,17853 0,34508 0,070807 0,118203 0,066649 0,299494 0,002639 0,090245 ‐0,00766 ‐0,06917 0,398201 ‐0,02799 ‐0,02981 ‐0,0135 0,043289 0,250069 0,096434 0,124721 0,014523 ‐0,26725 ‐0,12148 ‐0,11898 0,214117 ‐0,19444 ‐0,17984 ‐0,35386 ‐0,0369
7 0,585159 0,068451 ‐0,01251 0,248213 ‐0,09491 0,060822 ‐0,29073 ‐0,11011 0,290436 0,256269 ‐0,02392 ‐0,24416 0,195228 0,347262 ‐0,2371 ‐0,0735 0,258917 0,011617 0,053384 0,131391 0,180899 0,125258 0,139501 ‐0,02104 ‐0,10749 ‐0,1553 ‐0,16257 ‐0,18262 ‐0,12447 ‐0,30186 ‐0,05969
66
Lampiran 12. Hasil metode rotasi
Rotated Component Matrix(a) Component 1 2 3 4 5 6 7 Travel motivation 1 0,010751 0,075516 0,129233 0,797848 0,018083 0,057716 0,03247 Travel motivation 3 0,168713 0,592888 0,206588 0,343059 0,008881 ‐0,39898 ‐0,27429 Travel motivation 4 0,122425 0,636288 ‐0,02492 ‐0,0917 ‐0,13655 0,127532 0,529002 Travel motivation 5 ‐0,00652 0,561443 0,241982 0,425826 ‐0,0279 0,029556 0,36978 Travel motivation 6 0,305612 0,43195 0,225898 0,059643 0,376526 ‐0,32358 ‐0,16157 Travel motivation 7 0,187476 0,154628 0,06786 ‐0,09497 0,507579 ‐0,21428 0,498253 Travel motivation 9 0,086321 0,844986 0,263233 0,018309 0,089721 0,129351 ‐0,07988 Travel motivation 10 0,040154 0,815022 0,15344 0,127491 0,087613 0,028016 0,063959 Travel motivation 11 ‐0,00348 0,484337 0,263317 0,460468 0,085765 0,025021 0,404031 Travel motivation 12 ‐0,11447 0,020884 0,232809 0,165798 0,096541 0,022216 0,769529 Travel motivation 13 0,064226 0,720633 0,278685 0,204287 0,021225 ‐0,08644 0,144299 Lifestyle 1 0,127176 0,20663 0,310066 0,032927 0,382416 0,597479 ‐0,16427 Lifestyle 3 ‐0,24741 0,147952 0,101559 0,396674 0,57835 0,056438 0,1422 Lifestyle 4 ‐0,13419 0,347757 0,098447 0,645019 0,373713 0,195447 0,051279 Lifestyle 5 0,199575 0,596632 0,042459 ‐0,14024 0,349807 0,273559 0,088134 Lifestyle 6 0,100312 0,573065 0,285094 0,231778 0,446598 0,087159 ‐0,05553 Vacation style 1 0,850093 ‐0,00339 0,195855 0,132545 ‐0,10948 ‐0,00489 0,044987 Vacation style 2 0,682483 ‐0,09049 0,121911 ‐0,24595 0,118088 ‐0,45522 0,091658 Vacation style 3 0,858705 0,006135 0,123623 ‐0,14429 0,14612 ‐0,1998 0,00065 Vacation style 4 0,78252 ‐0,04175 0,028554 ‐0,15994 0,20122 ‐0,13777 0,233202 Vacation style 5 0,881472 0,223367 0,069521 0,081305 0,00029 0,055756 ‐0,03566 Vacation style 6 0,844616 0,22733 0,009764 0,039992 ‐0,08333 0,174553 ‐0,11727 Vacation style 7 0,853428 0,095225 0,021577 0,042565 0,032653 0,04724 ‐0,18523 Preference 1 0,319911 0,180647 0,664726 0,122672 ‐0,4127 ‐0,02893 0,167435 Preference 2 0,540937 0,189584 0,413108 ‐0,14752 ‐0,14098 ‐0,29593 0,099034 Preference 3 0,411085 0,110197 0,263659 ‐0,30009 0,047938 ‐0,63609 0,12452 Preference 4 ‐0,02938 0,21418 0,416292 0,055285 ‐0,02325 0,670172 0,219297 Preference 5 0,079016 0,290179 0,779642 0,131281 0,189368 0,087069 0,181076 Preference 6 0,063853 0,197824 0,692526 0,144565 0,26118 0,054666 0,18226 Preference 7 0,162546 0,324448 0,805116 0,076249 0,174699 0,031531 ‐0,0848 Preference 8 0,215941 0,079953 0,439633 0,104748 0,543384 0,117197 0,086778 Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 11 iterations.
67
Lampiran 13. Grafik analisis trend
68
Lampiran 14. Surat pengantar
Jakarta, 2011 Dear travelers, I am a master student conducting a study for my thesis, which examines the factors that affect travelers in choosing their holiday destination, in this case, Bali, Indonesia. The outcome of this research study will be used for academic purpose and possibly used to provide national travelers services that will meet their needs in attracting travelers to come to Indonesia. This study involves surveying international tourists and also domestic tourists. As an international traveler your opinion and views are important. Information provided is anonymous and will remain confidential. Thank you for your participation. Your assistance is of great help in achieving my academic goals.
Sincerely,
Lastriana Siregar University of Agriculture Bogor, Indonesia.
69
Lampiran 15. Data Input
70
Lanjutan Lampiran 15
71
Lanjutan Lampiran 15
72
Lanjutan Lampiran 15
73
Lanjutan Lampiran 15
74
Lanjutan Lampiran 15
75
Lanjutan Lampiran 15
76
Lanjutan Lampiran 15
77
Lanjutan Lampiran 15
78
Lanjutan Lampiran 15
79
Lanjutan Lampiran 15