FAKTOR-FAKTOR PENDORONG DAN KENDALA TENAGA KERJA UNTUK BEKERJA KE LUAR NEGERI Febriani, SE. M.Si Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Tamansiswa Padang. Abstract Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang mempengaruhi tenaga kerja untuk beketja keluar negeri dan mengetahui kendala tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri serta implikasi dari pengiriman jasa ekspor TKI keluar negeri. Penelitian ini menghasilkan bahwa factor yang mempengaruhi tenaga kerja keluar negeri adalah karena memiliki latar belakang ekonomi yang kurang, tingkat pendidikan yang rendah, ketrampilan yang minim serta jumlah anggota keluarga yang banayak. Pada umumnya orang tua tenaga kerja asal Sumatera barat yang bekerja keluar negeri memiliki pekerjaan sebagai petani, sehingga pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi untuk memnuhi kebutuhan keluarga. Namun untuk bekerja keluar negeri terkendala dengan tingginya biaya pemberangkatan tenaga kerja keluar negeri. Dan saluran informasi tentang kesempatan kerja keluar negeri lebih banyak diperoleh melalui teman-teman atau saudara yang bekerja diluar negeri sedangkan informasi melalui media masa sangat minim. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan bahwa pendapatan yang besar diluar negeri banyak dijadikan alasan bagi tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri dan implikasi dari pengiriman tersebut akan dapat meningkatkan taraf hidup keluarga didaerah asal. pokok yang harus dipertimbangkan: Pertama, pengiriman tenaga kerja keluar negeri dapat mengurangi angka pengangguran didalam negeri sehingga diperlukan langkah inovatif untuk berusaha mengurangi tekanan masalah tersebut. Kedua, suplly tenaga kerja terdidik yang semakin meningkat didalam negeri seiring dengan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya arti pendidikan serta komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun disisi lain terjadi ketidakseimbangan dengan kesempatan kerja yang ada. Ketiga, semakin tingginya tingkat keahlian dibidang teknologi dan manajemen diluar negeri dan terbukanya kesempatan kerja yang cukup luas dinegara yang relative kaya dan baru berkembang yang dapat menyerap tenaga kerja Indonesia dalam
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Rendahnya penyerapan tenaga kerja didalam negeri mendorong pencari kerja memanfaatkan kesempatan kerja ke luar negeri (Darwis, 2004). Bekerja keluar negeri merupakan usaha untuk mengatasi problem tenaga kerja yang ada pada suatu daerah/negara (Bachtiar, 2004). Problem atau permasalahan pokok tersebut adalah adanya keterbatasan kesempatan kerja didalam negeri dan tingkat upah yang jauh berbeda dengan di luar negeri akan mendorong tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri. Meskipun tenaga kerja Indonesia seringkali mendapat perlakuan buruk di luar negeri, pemerintah Indonesia tidak harus menutup rapat pengiriman tenaga kerja keluar negeri. Karena ada beberapa hal
46
jumlah yang cukup besar. Keempat, tingkat penghasdan yang lebih baik diluar negeri dibandingkan dengan penghasilan didalam negeri dengan. pekerjaan yang sejenis sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarga pekerja, juga dapat meningkatkan devisa negara. (Nasution, 2001). Alasan utama pengiriman tenaga keluar negeri adalah untuk mengatasi pengangguran dalam negeri, dimana angka terakhir menunjukan pengangguran di Indonesia sekitar 9,1 persen. Bilamana pengiriman tenaga kerja dihentikan, maka pengangguran akan dapat meningkat sekitar 2 persen dari kondisi sebelumnya, yang menjadikan tambahan pengangguran berkisar 1 sampai 1,5 juta orang setiap tahunnya (Elfindri dan Bachtiar, 2005). Terkait dengan peningkatan pendidikan, kemajuan teknologi diluar negeri pada saat ini juga telah menunjukan perkembangan yang sangat pesat, dengan berbagai kegiatan umumnya pada saat ini telah dilakukan dengan pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa. Implikasi dari kemajuan teknologi tersebut terhadap pasar kerja adalah bergesernya kebutuhan akan tenaga kerja dari manual kepada tenaga kerja yang mampu mengoperasikan teknologi. Disamping itu, manajemen diluar negeri jauh lebih baik jika dibandingkan dengan manajemen dalam negeri, baik dari segi manajemen waktu maupun kedisiplinan dalam bekerja. Diperkirakan sepanjang kondisi Indonesia belum pulih semenjak teijadinya krisis' ekonomi tahun 1997 sampai sekarang, arus tenaga kerja Indonesia keluar negeri diperkirakan akan tetap menjadi pilihan para pencari kerja sepanjang kondisi perekonomian Indonesia masih belum mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang ada. Agar arus migrasi pekerja keluar negeri
dapat berlangsung dengan aman dan I § ,tertib, pemerintah perlu memberikan perhatian yang serius sehingga dapat mengantisipasi terjadinya hal-hal yang dapat merugikan migran pekerja. . Disamping itu juga untuk menjaga hubungan baik dengan negara tujuan. Untuk mendapatkan pekerjaan diluar negeri, pencari kerja dihadapkan pada dua alternative jalur penempatan, yaitu jalur legal dan jalur illegal. Jalur legal atau resmi merupakan program yang difasilitasi oleh pemerintah dengan maksud untuk memberikan pengawasan dan perlindungan kepada migrant pekerja. Sedangkan jalur illegal merupakan cara cepat untuk orang yang ingin bekerja keluar negeri tanpa haras menunggu waktu yang lama untuk segera berangkat akan tetapi keselamatan mereka diluar negeri kurang terjamin. Pemerintah dalam hal ini, sebaiknya tidak mengirim tenaga kerja yang berkualitas rendah {tenaga kerja yang tidak terdidik) keluar negeri karena mengadung banyak resiko, merendahkan martabat suatu bangsa di forum Internasional dan tidak memberikan dampak sosial ekonomi secara signifikan. Sekiranya kalau dikirim juga, pembinaan sikap dan pemberdayaan tenaga kerja tidak terdidik supaya percaya diri mengatasi berbagai masalah diluar negeri, akan memerlukan waktu yang panjang dan biaya tinggi dalam mengikuti pelatihan-pelatihan yang terkait dengan situasi kerja diluar negeri, yang biasanya biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan manfaat yang diperoleh bagi tenaga kerja tersebut. Dengan demikian, perencanaan pembangunan di Sumatera Barat salah satunya adalah bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dibidang tenaga kerja. Maka pemerintah dalam hal ini perlu mengimplementasikan .
47
kendala bagi calon tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri serta bagaimana implikasi dari pengiriman ekspor jasa TKI keluar negeri. 3. Tujuan Penelitian Dengan berbagai permasalahan tenaga kerja diluar negeri, maka tujuan penelitian arttara lain untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tdnaga kerja untuk, bekerja keluar negeri, mengetahui kendala tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri dan mengetahui implikasi dari pengiriman ekspor jasa TKI ke luar negeri.
program-program dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan agar sesuai dengan sasaran dan tujuan pembangunan dibidang ketenagakerjaan. 2. Perumusan Masalah Diperkirakan sepanjang kondisi ekonomi belum puHh semenjak terjadinya krisis ekonomi tahun 1997 sampai sekarang, merupakan salah satu faktor meningkatnya angka pengangguran dan rendahnya penyerapan tenaga kerja dalam negeri (Darwis, 2004), maka arus tenaga kerja keluar negeri diperkirakan akan tetap menjadi pilihan para pencari kerja dimana lapangan pekerjaan yang tersedia di dalam negeri belum mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang ada. Agar arus migrasi pekerja keluar negeri dapat berlangsung dengan aman dan tertib, pemerintah perlu memberikan perhatian yangs serius sehingga dapat mengantisipasi terjadinya hal-hal yang dapat merugikan migran. Arus migrasi keluar negeri akan menimbulkan berbagai konsekuensi bagi migrant itu sendiri, dan berbagai kota yang menjadi tujuan migrant. Bagi migrant, harapan untuk segera mendapatkan pekerjaan yang diimpikan belum tentu sesuai dengan yang diharapkan, karena dihadapkan pada kondisi tuntutan di negara tujuan. Sedangkan bagi daerah yang ditinggalkan akan berdampak langsung terhadap pembangunan daerah, karena sebagian dari migrant tersebut pada umumnya adalah usia produktif dan potensial untuk bekerja. Namun akan berdampak positif bagi daerah asal bila migrant tersebut mengirimkan remiten untuk keluarga yang mereka tinggalkan didaerah asal mereka. Berdasarkan hal tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah faktor apa sajakah yang mempengaruhi tenaga kerja untuk bekerja diluar negeri, apa yang menjadi
4. Manfaat Penelitian Berdasarkan uraian diatas, manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut Untuk melihat fenomena ekonomi yang berkembang pada fnasyarakat: pencari kerja terutama dalam hal ketenagakerjaan dan sebagai bahan masukan dalam pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan pengiriman tenaga kerja keluar negeri. 5. Hipotesis Berdasarkan urain diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga keadaan ekonomi tenaga kerja mempengaruhi minattenaga kerja untuk bekerja diluar negeri, pendidikan yang tidak sesuai, saluran informasi yang minim, biaya yang tinggi, serta kurangnya dukungan keluarga yang menyebabkan kendala bagi tenaga kerja untuk bekerja diluar negeri. 6. Ruang Lingkup Penelitian Dalam mengatasi permasalahan pengangguran didalam negeri, banyak cara yang dilakukan baik dari segi penyediaan lapangan kerja dalam negeri juga dapat diatasi dengan mengirim tenaga kerja keluar negeri. Untuk mengarahkan studi ini mencapai tujuan maka ruang lingkup penelitian ini adalah mengkaji pengaruh pengiriman
48
PJTKI dan calon tenaga kerja yang akan bekerja keluar negeri secara "face to face" dengan menggunakan teknik wawancara tak berstruktur (Nazir, 2003, Syofyardi, 2008), sedangkan ? survey dilakukan dengan mengedarkan koesioner.
tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri terhadap kehidupan ekonomi tenaga kerja serta kendala bagi tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri terhadap kesempatan/lowongan kerja diluar negeri. II. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dilakukan untuk mengungkapkan/menjelaskan fenomena, situasi dan kondisi saat ini secara nyata yang sifatnya mengungkapkan fakta (fact finding) yang terjadi (Wirartha 2006:154, dan Herry,2008).
33.2 Teknik Pengumpulan Data Data sekunder, dengan melakukan studi dokumentasi; yaitu dengan cara mengumpulkan data yang telah dipublikasikan oleh Disnakertrans propinsi Sumatera Barat, Imigrasi Kota Padang dan PJTKI, dan studi kepustakaan dengan cara membaca literatur-literatur bidang ketenagakerjaan khususnya tentang migrasi yang diterbitkan oleh Disnakertrans dan PJTKI. Data Primer, dikumpulkan melalui wawancara dengan pejabat pemerintah, pihak PJTKI, dan calon tenaga kerja serta survey dengan mengedarkan kuesioner, dengan cara membuat daftar pertanyaan yang diisi oleh calon tenaga kerja yang akan bekerja keluar negeri.
3.2 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada PJTKI di Kota Padang, adapun PJTKI yang terpilih adalah PT. Andalan Mitra Prestasi (AMP) dan PT. Mitra Muda Raksa Mandiri. Lokasi ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena perusahaan ini yang paling banyak mengirimkan tenaga kerja keluar negeri. 3.3 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Data sekunder yang digunakan adalah data yang telah dipublikasikan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Padang, Imigrasi Kota Padang dan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Sedangkan data primer dikumpulkan melalui wawancara dan survey. Wawancara dilakukan dengan indepth interview (wawancara yang mendalam) dengan pejabat pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi propirtsi Sumatera Barat, pimpinan
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah kumpulan dari individu atau kesatuan persoalan secara menyeluruh yang sudah ditentukan dengan ciri-ciri atau batas-batasannya (Sugiarto, dkk, 2005 dalam Syofyardi, 2008). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah calon tenaga kerja yang mendaftar pada perusahaan PJTKI. Dimana populasi bersifat terbatas {finite population). Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah tenaga kerja yang dikirim melalui Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) yang ada di Sumatera Barat. 3.4.1 Teknik Penarikan Sampel Teknik penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan simple
49
random sampling (sampel random sederhana), Nazir, 2003, yaitu jika sebuah sampel yang besarnya n ditarik daii sebuali popuiasi iinit yang besarnya N sedemikian rupa, Sehingga tiap unit dalam sampel mempmiyai peluang yang sama untuk dipilih. Jumlah sample yang besarnya n yang ditarik -dari sebuali populasi terbatas {finite population) yang besarnya N adalah:
N Cn =
ketrampilan/kursus yang pernah diikuii serta kegiatan sebelum bekeja keluar negeri; Ketiga, saluran informasi dan oiaya bekerja keluar negeri yang meliputi perolehan informasi bekerja keluar negeri dan biaya pemberangkatan. 3.6 Model Analisis Anansis dalam penelitian adalah analisis deskriptif, menurut Suprapto (1994) analisis deskriptif dapat menggunakan metode univariate analysis, bivanate analysis., dan multivariate analysis. Dari beberapa metoda diatas, pada tesis ini penulis hanya menggunakan bivariate analysis.
N1 (........1) N1( N − n )1
Dimana : N= jumlah populasi n = jumlah sample
3.7 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dikemhanekan berdasarkan survev dan wawancara yang dilakukan. Pengukuran variable penelitian antara lam: Pertama, karakteristik responden meliputi: umur, jenis kelamin, stams perkawinan, jumlah anak, daerah asal, nendidikan terakhir. Kedua, keadaan ekonomi keluarga antara lain: pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pengalaman kerja, pengalaman migrasi, ketrampilan'kurus, kegiatan sebelum bekerja keluar negeri, saluran informasi, biaya pemberangkatan lenaga kerja, jenis pekerjaan yang diinginkan di luar negeri, dan remiteins.
3.4.2 Cara Penarikan Sample Cara pengambilan sample dalam penelitian ini dengan simple random sampling (random sampling sederhana) menggunakan cara undian. Dengan menulis nama pencari kerja pada secarik kertas kemudian digulung dan dimasukan pada sebuah kotak dan dikocok, kemudian ditarik satu gulungan lain tanpa memasukan kembali gulungan kertas pertama. Nama pada gulungan kertas tersebut merupakan anggota dari sample yang ditarik secara undian. 3.5 Respopden Responden dalam penelitian ini adalah calon tenaga kerja yang ingin bekerja keluar negeri, yang bertujuan untuk melihat, Pertama, keadaan demografi responden, yang meliputi, umur, jenis kelamin,, status perkawinan. jumlah anggota keluarga, daerah asal migrant. Kedua, keadaan ekonomi responden, meliputi pendidikan, latar belakang ekonomi keluarga, pendidikan orang tna, pekerjaan orang tun, pengalaman migrasi, pengalaman kerja,
3.8 Metode Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan Crosstab (Tabel Silang) dan uji Chi digunakan untuk melihat pengaruh antara dua variable yang digunakan. Sedangkan uji Chi Square digunakan karena data yang digunakan berupa perhitungan ferekuensi dari variable yang digunakan. Uji Chi Square adalah merupakan teknik yang digunakan untuk menguji probabilitas apabila terjadi pertentangan antara frekuensi
50
yang benar-benar terjadi atau frekuensi yang diobservasi (observasi frequencies = O) dengan frekuensi yang diharapkan (expected frequencies = E). Menurut Nurgiyantoro dkk, 2000, uji Chi Square adalah teknik yang digunakan untuk menguji bila dalam populasi terdiri dari dua atau lebih data berbentuk nominal. Hasil perhitungan uji Chi Square dinyatakan dengan nilai X2 Nilai X2 diperoleh dengan membandingkan antara rata-rata hitung variabel yang diuji (frekuensi observasi) dengan rata-rata frekuensi yang diharapkan. Rumus Chi Square (Sugiyono, Wibowo, 2004) yang dipergunakan untuk menghitung nilai X2 adalah:
x2 = ∑
III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Demografi Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri, dapat dilihat dari berbagai faktor salah satunya adalah faktor demografi. Keadaan demografi dari tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri sangat berpengaruh dalam mewujudkan keinginan tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri, faktor demografi tersebut antara lain: 5.1.1 Jenis Kelamin Tenaga kerja asal Sumatera Barat yang berminat bekerja keluar negeri didominasi oleh tenaga kerja wanita. Dari 120 responden, 83,3 persen tenaga kerja keluar negeri adalah wanita, sedangkan laki-laki sekitar 16,7 persen. Begitu juga untuk pengiriman tenaga kerja lima tahun terakhir (20032007) dimana wanita lebih dominan dalam pengiriman tenaga kerja tersebut.
(O − E )2 E
dimana: X2 = Chi Square . O = Frekuensi observasi E = Frekuensi harapan
5.1.2 Umur Ravenstein (1985) dalam "Hukum Migrasinya" menyatakan migrant biasanya adalah penduduk golongan muda/usia produktif. Pada usia ini mereka dianggap lebih mampu mengembangkan dan menyesuaikan diri dibandingkan dengan penduduk golongan tua (Nasution, 2001). Beranjak dari pandangan tersebut hasil survey menemukan, dikalangan migrant paling banyak bekerja keluar negeri adalah berumur antara 20 - 24 tahun yaitu sekitar (65,0%), umur < 20 tahun (11,7%) sedangkan pada umur lebih dari 24 tahun sekitar (23,3%).
Yang didistribusikan dengan derajat kebebasan (degree of freedom)=k-1. Jika nilai X2 sama atau lebih besar dari nilai Chi Squaretabie taraf signifikansi 0,05 X2 maka nilai tersebut dinyatakan signifikan, hal itu berarti hipotesis tersebut ditolak. Artinya, terdapat perbedaan yang signifikan antara Chi Squarehitung kelompok-kelompok yang diuji. Sebaliknya jika ' yang diperoleh lebih kecil dari nilai Chi Squaretable berarti hipotesis tersebut diterima. Dengan artikata, tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata hitung tiap kelompok-kelompok yang diuji. Atau dengan kata lain berdasarkan nilai probabilitas. • Jika. probabilitas > 0,05, maka Ho diterima • Jika probabilitas < 0,05, maka Ha ditolak
5.1.3 StatusPerkawinan Dari hasil survey, sebagian besar tenaga kerja yang bekerja keluar negeri belum menikah (97,5 persen) dan kalaupun sudah menikah itu jumlahnya
51
sangat kecil sekali. Hal ini disebabkan karena mereka setelah tamat sekolah (SLTA) mereka langsung mencari informasi tentang lowongan bekerja ke luar negeri atau bahkan di saat mereka masih sekolah mereka sudah mendapatkan informasi dari tetangga atau teman yang bekerja diluar negeri.
SLTP sekitar 15,8 persen. Bahkan untuk tenaga kerja yang memiliki skill (universitas) mereka tidak berminat untuk bekerja keluar negeri dan lebih mernilih, bekerja didalam negeri. Lebih banyak tenaga kerja yang tamat SLTA bekerja keluar negeri disebabkan karena kesempatan untuk berkompetisi dalam memperebutkan lowongan kerja didalam negeri lebih sedikit dibanding dengan mereka tamatan diploma/universitas.
5.1.4 Jumlah Anggota Keluarga Pada umumnya migrant yang bekerja keluar negeri, memiliki jumlah anggota dalam keluarga rata-rata antara 5-8 orang satu keluarga. Dari 120 responden diantaranya 70,0. persen memiliki jumlah anggota keluarga terdiri dari 5 — 8 orang satu keluarga dan bahkan ada diantara responden tersebut memiliki jumlah anggota keluarga sampai 10 atau 11 orang dalam satu keluarga.
5.1.7 Latar Belakang Orang Tua Latar belakang kehidupan keluarga, lebih banyak dijadikan alasan untuk mengambil keputusan bekerja keluar negeri. Dari hasil wawancara dan survey yang dilakukan menyatakan menjadi migrant keluar negeri umumnya disebabkan latar belakang kehidupan ekonomi yang kurang, dan kalaupun mereka bekerja didaerah asal akan memperoleh pendapatan yang sangat kecil bahkan tidak meneukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Kebanyakan orang tua responden memiliki pekerjaan sebagai petard (50,8%) atau berdagang kecil^ kecilan (16,7%) dan kalaupun ada yang pegawai negeri itu jumlahnya lebih sedikit yaitu sekitar 2,5 %.
5.1.5 Daerah Asal Migran Untuk mengetahui arus migrant dari suatu daerah, beberapa pakar demografi melihatnya berdasarkan pada daerah asal/tempat kelahiran ataupun tempat tinggalnya (Steele, 1983 dalam Nasution 2001). Berdasarkan pada pandangan tersebut diketahui bahwa tempat kelahiran responden (migrant) asal Sumatera Barat yang bekerja di luar negeri pada umumnya berasal dari Kota Padang sekitar 38,6 persen, disusul Kabupaten Padang Pariaman dan Solok sekitar 17 persen, Pesisir Selatan dan Pasaman sekitar 10 persen dan sisanya berasal dari kabupaten/ kota lain di Sumatera Barat.
5.1.8 Negara Tujuan Migran Bukan rahasia lagi, bahwa tenaga kerja Indonesia khususnya Sumatera Barat lebih banyak memilih negara tujuannya adalah Malaysia dibandingkan dengan negara lain. Dari hasil survey yang dilakukan pada PJTKI di Kota Padang, menyatakan bahwa seluruh calon tenaga kerja memilih Malaysia sebagai negara tujuan bekerja karena latar belakang bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Hal ini karena Indonesia dan Malaysia memiliki bahasa yang mirip dan kesamaan budaya serta agama. Selain
5.1.6 Pendidikan Umumnya tingkat pendidikan pekerja yang berasal dari Sumatera Barat memiliki tingkat pendidikannya relative lebih rendah. Tenaga kerja yang bekerja keluar negeri rata-rata tamat SLTA yaitu sekitar 45,8 persen, tamat diploma 38,3 dan berpendidikan
52
mencukupi untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari
dari bahasa yang digunakan mudah dimengerti, faktor lain yang menyebabkan mereka memilih Malaysia adalah karena banyaknya teman-teman yang bekerja di Malaysia.
5.1.12 Tujuan Bekerja ke Luar Negeri Dari hasil survey yang dilakukan, terlihat bahwa 41,7 persen dari calon tenaga kerja yang bekerja keluar negeri menyatakan bahwa tujuan mereka bekerja keluar negeri adalah karena susah mendapatkan pekerjaan didalam negeri dan 36,7 persen karena pendapatan yang diperoleh lebih besar dari pada bekerja didalam negeri dengan pekerjaan sejenis.
5.1.9 Pengalaman Migrasi Sebagian migrant asal Sumatera Barat belum memiliki pengalaman migrasi, dan umumnya meraka berangkat baru pertama kali, kalaupun ada yang telah dua kali atau lebih itu jumlah lebih sedikit. Dari hasil survey yang dilakukari terlihat bahwa 64 persen calon tenaga kerja tidak memiliki pengalaman bekerja keluar negeri. Hal ini disebabkan karena mereka masih muda dan baru menamatkan pendidikan.
5.1.13 Saluran Informasi Bagi migrant yang meninggalkan kampung halamannya karena ingin memperoleh gaji lebih tinggi, memang banyak beranggapan bahwa hal tersebut akan lebih mudah mereka peroleh bila menjadi migrant keluar negeri. Sehingga migrant akan berusaha mencari informasi baik melalui media maupun teman atau saudara yang telah berada diluar negeri. Dari hasil survey yang dilakukan bahwa peranan teman-teman atau saudara/fimily yang telah dahulu berangkat menjadi migrant keluar negeri lebih besar dari pada informasi yang tersedia melalui media masa. Informasi tentang kesempatan kerja yang diperoleh melalui teman yang bekerja diluar negeri sekitar 45,0%, dan hanya 16,7% saja informasi yang diperoleh melalui media masa.
5.1.10 Ketrampilan/keahlian Migran Dalam menyediakan tenaga kerja, yang menjadi permasalahan di Sumatera Barat adalah kemampuan menyediakan tenaga kerja skill dan semi skill sangat minim sekali, sehingga tenaga kerja yang bekerja keluar negeri tidak memiliki ketrampilan yang dibutuhkan diluar negeri. Dari 120 responden diantaranya 65,8% tidak memiliki ketrampilan dan hanya 34,2% yang memiliki ketrampilan. 5.1.11 Pekerjaan Sebelum Menjadi Migran ke Luar Negeri Alasan migrant bekerja keluar negeri adalah karena pada umumnya mereka tidak bekerja (mengangur). Kalaupun ada yang bekerja hanya berdagang kecil-kecilan yang memiliki tingkat pendapatan antara Rp 200.000 Rp 500.000/bulan. Dari hasil penelitian, rata-rata 74,2 persen mereka tidak memiliki pekerjaan alias menganggur, dan kalaupun bekerja seperti berdagang atau memiliki waning kecil-kecilan dirumah yang pendapatannya tidak
5.1.14 Jangka Waktu Pengurusan Administrasi Bekerja ke Luar Negeri Dari hasil wawancara dengan pimpinan PJTKI dan wawancara dengan responden menyatakan jangka waktu pengurusan administrasi tenaga kerja yang akan bekerja keluar negeri sekitar 16-30 hari. Hal ini disebabkan karena banyaknya persyaratan yang
53
harus dilerigkapi oleh tenaga kerja dan banyaknya instansi- yang terlibat.
harus mereka ambil dari; pada harus bertahan didalam negeri tapi tidak memiliki penghasilan.
5.1.15 Biaya Pemberangkatan Menjadi migrant yang masuk secara resmi (legal) tidaklah gampang, memerlukan pembiayaan yang lebih besar dan waktu yang lama dibanding dengan mereka yang masuk secara tidak resmi (ilegal). Dari hasil wawancara dengan calon tenaga kerja menyatakan bahwa lebih dari 90% persen mereka terkendala dengan tingginya biaya pemberangkatan. Sehingga kadangkadang mereka harus mengurungkan niatnya untuk bekerja keluar negeri dan lebih memilih bekerja didalam negeri.
5.1.18 Pemanfaatan Remittance Bekerja ke Luar Negeri Pada umumnya mereka yang bekerja keluar negeri memperoleh pendapatan yang jauh lebih besar dari pada pendapatan yang diterima didaerah asal dengan pekerjaan yang sejenis. Dari hasil survey yang dilakukan menyatakan bahwa pendapatan yang diperoleh diluar negeri akan digunakan untuk membantu orang tua mereka. Karena rata-rata kehidupan keluarga migrant tersebut memiliki tingkat ekonomi yang kurang, dan pada umumnya orang tua mereka hanya bekerja sebagai petani dan memiliki tanggungan keluarga yang banyak.
5.1.16 Jenis Pekerjaan yang diinginkan di Luar Negeri Secara uraum tenaga kerja Indonesia diluar negeri bekerja umumnya sebagai pekerja biasa seperti operator. Pekerjaan yang mereka masuk i biasanya tidak memerlukan kemahiran khusus yang harus dipelajari disekoiahsekolah formal. Bekerja sebagai operator atau diperkebunan adalah merupakan suatu keadaan yang biasa dilakukan oleh migrant didaerah asal. Dari hasil survey yang dilakukan rata rata pekerjaan yang diinginkan migrant diluar negeri sebagai operator (95 persen) sisanya pada sektor lain.
5.2 Analisis Faktor yang Mempengaruhi Minat Tenaga Kerja ke Luar Negeri Pada bahagian = ini akan diungkapan faktor yang mempengaruhi minat tenaga kerja bekerja keluar negeri terhadap keadaan karakteristik tenaga kerja dengan melihat karakteristik responden sebagai berikut: 5.2.1 Pengaruh Jenis Pekerjaan di Luar Negeri Terhadap Karakteristik Responden Dari hasil analisis deskriptif yang dilakukan terlihat bahwa jenis pekerjaan diluar negeri berpengaruh terhadap umur tenaga kerja. Dimana tenaga kerja berumur 20-24 tahun 97,4% jenis pekerjaan yang dapat dimasuki oleh tenaga kerja adalah sebagai operator, sedangkan bagi mereka yang berumur lebih dari 24 tahun atau lebih sektor pekerjaan tersebut tidak cocok lagi bagi mereka. Sebaliknya pada umur < 20 tahun tenaga kerja kurang berminat untuk
5.1.17 Pendapatan di Luar Negeri Dari hasil survey yang dilakukan pada beberapa PJTKI di Kota Padang diketahui bahwa tenaga kerja yang berpendidikan tamat SLTA yang bekerja diluar riegeri memperoleh pendapatan kurang lebih Rp 1 juta/bulan. Dan ini merupakan pendapatan yang jauh lebih besar dari pada harus bekerja didalam negeri dengan pekerjaan yang sejenis. Sehingga keputusan bekerja keluar negeri merupakan suatu keputusan yang
54
bekerja sebagai operator, karena pada umumnya mereka masih sekolah dan masih bergantung pada orang tua. Sehingga bekerja keluar negeri kurang diminati tenaga kerja.
5.5 Kendala dalam Pengiriman Tenaga Kerja ke Luar Negeri Pada saat ini, walaupun migrasi tenaga kerja keluar negeri terus miningkat namun kendala dalam pengiriman tenaga kerja keluar negeri adalah: 1. Kemampuan menyediakan tenaga kerja yang memiliki skill (terampil) dan semikill (setengah terampil) yang sangat minim. 2. Saluran informasi tentang kesempatan kerja keluar negeri yang minim. 3. Tingginya biaya pemberangkatan tenaga kerja keluar negeri.
5.2.2 Pengaruh Pendapatan Terhadap Alasan Bekerja ke Luar Negeri Pada umumnya pendapatan yang diterima diluar negeri memberikan pengaruh terhadap alasan seseorang untuk bekerja keluar negeri. Dimana pendapatan yang diperoleh diluar negeri sekitar Rpl-2 juta/perbulan merupakan pendapatan yang tidak mungkin akan mereka peroleh apabila mereka bekerja didalam negeri. Disamping pendapatan yang tinggi, juga kesempatan/lowongan kerja juga lebih banyak diluar negeri. Sehingga harapan untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar akan dapat segera diwujudkan dengan bekerja keluar negeri.
5.6 Implikasi dari Kebijakan Pengiriman Ekspor Jasa TKI ke Luar Negeri Implikasi dari kebijakan pengiriman ekspor jasa TKI tersebut antara lain: 1. Bagi pemerintah daerah, khususnya dibidang ketenagakerjaan bahwa pengiriman tenaga kerja keluar negeri dapat membantu pemerintah dalam menekan angka pengangguran. 2. Untuk pembangunan daerah, bahwa pengiriman tenaga kerja keluar negeri akan dapat meningkatkan pembangunan di daerah asal melalui peningkatan perekonomian keluarga dengan remitein yang diterima oleh tenaga kerja. 3. Bagi tenaga kerja, bahwa bekerja kerja keluar negeri akan dapat membantu keluarga dalam meningkatkan pendidikan dan membantu ekonomi keluarga didaerah asal.
5.3 Analisis Ekonomi Berdasarkan hasil uji Chi Square (lampiran 2) pendapatan responden terhadap alasan seseorang bekerja keluar negeri, memperlihatkan bahwa Chi Squarehitung adalah 4.817 dengan tingkat signifikan (asymp Sig) 0,090, derajat bebas'(df) adalah 2, sedangkan CM Squafetabei adalah 5.991. Maka Chi Squarehitung (4.817) > Chi-Squaretabel (5.991) pada probabilitas (asymp.sig) 0,05 maka Ho ditolak Yang berarti bahwa pendapatan berpengaruh terhadap alasan seseorang bekerja keluar negeri. Artinya pendapatan yang besar diluar negeri banyak dijadikan alasan bagi tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri. Dengan harapan akan dapat memperbaiki ekonomi keluarga secara khusus dan perekonomian suatu daerah secara umumnya.
55
informasi kesempatan kerja keluar negeri bisa diakses setiap saat oleh calon tenaga kerja. 4. Biaya yang tinggi, kalau saja pemerintah mau menjadi penyandang dana dalam hal ini sangatlah diharapkan oleh calon tenaga kerja. Ini penting agar calon tenaga kerja tidak berangkat dengan cara illegal. 5. Diharapkan kedepan pemerintah lebih pro aktif dalam mendorong masyarakat untuk bekerja keluar negeri dan mempercepat proses birokrasi yang selama ini lamban.
V. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Bahwa faktor yang mempengaruhi tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri adalah keadaan ekonomi keluarga yang kurang, pendapatan yang tinggi dan susah mendapatkan pekerjaan didalam negeri. 2. Tingkat pendidikan yang rendah serta ketrampilan/keahlian yang minim merupakan kendala bagi tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri. 3. Saluran informasi yang minim merupakan kendala bagi tenaga kerja untuk memperoleh informasi tentang kesempatan kerja/lowongan kerja keluar negeri. 4. Kendala utama bagi tenaga kerja untuk bekerja keluar negeri adalah tingginya biaya pemberangkatan tenaga kerja keluar negeri. 5. Pada dasarnya pengiriman tenaga kerja keluar negeri dapat menekan angka pengangguran didalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA Bachtiar, 2004, Blue Print Kebijakan Ekspor Jasa TKI ke Luar Negeri, Makalah Dalam Lokakarya Keternagakerjaan yang disampaikan di Kantor BAPPEDA Tk I. Propinsi Sumatera Barat, 14/4/2004 BPS (2006), Keadaan Angkatan Kerja di Sumatera Barat, Badan Pusat Statistic, Sumatera Barat.
6.2 Saran 1. Sudah saatnya pemerintah bersama PJTKI lebih selektif untuk mengirim TKI ke luar negeri. Setidaknya, harus ada hitam diatas putih yang bisa dipegang untuk kelangsungan hidup tenaga kerja diluar negeri. 2. Perlu adanya persamaan sikap dan persepsi serta tujuan dengan duduk satu meja semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan dalam penyediaan tenaga kerja yang memiliki skhT dan mencarikan solusi yang terbaik seperti pelatihan dengan sistim three in one (pelatihan, sertifikasi dan penempatan). 3. Menyediakan sarana dan prasarana yang lengkap bagi daerah melalui bursa kerja on line sehingga
Darwis, 2004, Peluang Tenaga Kerja di Luar Negeri (Kabupaten Tulung Agung- Propinsi Jawa Timur), Jurnal Ekonomi Lembaga Demograji FE-UI, Jakarta Elfindri dan Bachtiar, 2004, Ekonomi Ketenagakerjaan, University Pres. Herry,
56
2008, Analisis Data dan Pengambilan Kesimpulan Penelitian, Makalah dalam Lokakarya Teknik Pembuatan Proposal Penelitian Bidang Sosial, di Kopertis Wilayah X, Padang, 6/3/2008
Nairn, Mochtar, 1974, Merantau Pola Migrasi Suku Minangkabau, Yogyakarta: gajah Mada Univesity Press.
Sosial yang disampaikan di Kopertis Wilayah X Propinsi Sumatera Barat, 6/3/2008 ------- (2007) Uni Emirat Arab Butuh 500 ribu Insinyur dan Perawat, Padang Exspres, 19 Desember 2007.
Nasution, M.Arif, 2001, Orang Indonesia di Malaysia Menjual Kemiskinan Membangun Indentitas, Cet.l. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Nazir,
------- (2008) Malaysia Butuh 15.000 TKI, Singgalang, 15 Maret 2008
Moh, 2003, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia: pajetan Barat, Jakarta
Wirartha, I Made, 2006, Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi, Ed.l, Yogyakarta
Nurgiyantoro, Gunawan, Marzuki, 2000, Statistik Terapan Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Cet.l. Gajah Mada University Press.
------- (2008) Edaran No. 907/05/XII/2004 tentang " Visa Resiko Tenaga Kerja Indonesia". www.liputan 6. com/producer/id= 16
Revenstein, E.G. 1998. The laws of migration. Journal of the Statistical society 48; 167-219
------- ( 2008) Rencana Penghapusan Biaya Fiskal Perjalanan Keluar Negeri untuk ASEAN dan Pengaruhnya Terhadap Peran Kendali Depnakertrans pada PJTKI. www.nakertrans.go.id/hasil pen elitiannaker/penghapusan biaya Jiskal.php
Stahl, 1982, C.W. 1982. International Labour Migration: A study of the ASEAN countries. Occasional Papers and Documentation. New York: Center for migration Studies Sugiarto, dkk, 2005, Mikro Ekonomi Sebuah Kajian Komprehenshif
------- (2000) Dinamika Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia: dari Perspektif Makro ke Realitas Mikro, Yogyakarta; LESFI
Sugoyono, Wibowo, Eri, 2004, Staistik untuk Penelitian dan Aplikasinya dengan dengan SPSS ver.10.0 for Windows. Alfabeta, Bandung
------- (2004) Rencana Tenaga Kerja nasional 2004-2009, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Sumatera Barat.
Suprapto, J. 1994. Sttaistik: Teori dan Aplikasi. Edisi ke 2. Jakarta: Penerbit Airlangga.
------- (2006) Sistim Penempatan TKI peril Reformasi, laporan Utama GATRA, AKSES/edisi 3,30
Syofyardi, 2008, Teknik Pengumpulan Data, Makalah dalam Lokakarya Teknik Pembuatan Proposal Penelitian Bidang
57