1
Faktor-faktor Pemanfaatan Koleksi Buku Perpustakaan oleh Peserta Didik dalam Kegiatan Belajar Mengajar di SMP Ananda Bekasi
David Maraharja, S. Hum Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Univesitas Indonesia, Jakarta 13740, Indonesia
Email:
[email protected]
Abstrak
Penelitian ini membahas mengenai Faktor-faktor pemanfaatan koleksi buku di Perpustakaan SMP Ananda Bekasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor pemanfaatan koleksi buku oleh peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei. Responden dalam penelitian ini adalah peserta didik di SMP Ananda Bekasi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan kuisoner. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa peserta didik memanfaatkan koleksi perpustakaan hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain, serta untuk menambah wawasan, namun lebih suka memanfaatkan koleksi fiksi, perpustakaan masih dirasa kurang lengkap. Pustakawan kurang dapat memberikan bantuan terhadap peserta didik. Kata kunci: Pemanfaatan Koleksi, Perpustakaan Sekolah, Koleksi Buku
The Utilization Factors of Library Book Collection by Students in Learning Activities at Junior High School Ananda Bekasi Abstract This study discusses about the utilization factors of library book collection junior high school Ananda Bekasi. The aim of this study is to determine the utilization factors collection of books by students in learning activities. This study used quantitative approaches with survey methods. The respondents in this study were junior high school students at Ananda Bekasi. The data collection of this study used questionnaire. The result of this study shows students using of the library collections just to get recognition from others, as well as to increase knowledge, but prefer to use fiction collections. The Library is less still incomplete yet and librarian less provide assistance to students. Keywords: Collection Utilization, School Library, Book Collection
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
2
Pendahuluan Perpustakaan merupakan salah satu sarana yang dapat didayagunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Keberadaan perpustakan sekolah untuk menunjang kegiatan belajar mengajar, sudah diatur sejak lama oleh pemerintah dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas), yaitu UU No. 20 tahun 2003 Bab XII pasal 45 (1) tentang sarana dan prasarana pendidikan. “Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik”. Dalam dunia pendidikan peran perpustakaan sekolah masih dipandang sebelah mata, padahal perpustakaan sekolah dapat dijadikan sarana untuk mendapatkan informasi dan menambah berbagai macam ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan tersebut dapat pula dikembangkan sebagai kelanjutan disiplin ilmu lainnya. Hal ini terjadi karena mungkin saja satu ilmu pengetahuan memiliki irisan dengan ilmu pengetahuan yang lain. Selain dipandang sebelah mata, hal yang menyedihkan lainnya ialah seringkali keberadaan perpustakaan hanya untuk pelengkap persyaratan akreditasi sekolah saja. Jika sekolah ingin melaksanankan proses akreditasi barulah perpustakaan akan diperhatikan. Tidaklah mengherankan jika keberadaan perpustakaan sekolah seperti dianaktirikan dibandingkan fasilitas pendukung lainnya. Salah satu faktor pendukung yang membuat keberadaan perpustakaaan sekolah hanya dipandang sebelah mata lainnya adalah dari tingkat pemanfaatan perpustakaan sekolah itu sendiri. Peserta didik di SMP Ananda Bekasi memiliki kecenderungan pada suatu waktu memanfaatkan koleksi perpustakaan sehingga perpustakaan ramai, dan ada kalanya koleksi perpustakaan tidak dimanfaatkan oleh peserta didik.Kecenderunganpara peserta didik yang tidak teratur dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah membuat pihak sekolah cenderung kurang memperhatikan kelengkapan perpustakaan sehingga koleksi yang ada di dalam perpustakaan sekolah juga cenderung tidak progresif. Koleksi dalam suatu perpustakaan adalah komponen yang penting
untuk
menggerakkan kegiatan perpustakaan. Dalam rangka memberikan layanan yang prima dibutuhkan koleksi-koleksi yang dapat menggugah minat para peserta didik untuk memanfaatkan perpustakaan, yaitu koleksi–koleksi yang sesuai dengan minat para peserta didik dan dapat memberikan informasi serta pengetahuan sesuai dengan yang dibutuhkan. Disadari atau tidak pengetahuan tidak hanya didapatkan dari pengajaran di kelas saja namun membaca buku di perpustakaan dapat menjadi sarana alternatif lain. Peserta didik yang
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
3
banyak membaca buku dapat memperoleh tambahan pengetahuan, selain itu membaca buku juga dapat mengasah daya analisis seseorang terhadap suatu permasalahan. Perpustakaan SMP Ananda Bekasi telah menyediakan koleksi-koleksi untuk mengakomodir kebutuhan informasi dan pengetahuan peserta didiknya. Koleksi-koleksi yang disediakan di perpustakaan SMP Ananda Bekasi antara lain mulai dari buku cerita rakyat, koran, majalah, novel, makalah tugas siswa, peta, serta buku paket pelajaran. Koleksi-koleksi yang ada di perpustakaan SMP Ananda Bekasi disediakan untuk digunakan oleh peserta didik sehingga dapat mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat menjadi alternatif dalam pemenuhan kebutuhan informasi peserta didik untuk kegiatan belajar mengajar, sehingga peserta didik tidak hanya mendapatkan informasi dari pengajar namun juga dari koleksi– koleksi yang ada diperpustakaan sekolah. Sering kali pemanfaatan perpustakaan sekolah hanya dilakukan peserta didik karena adanya kewajiban dari pengajar, padahal peserta didik dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah diluar dari kewajiban yang diberikan oleh pengajar. Pada umumnya peserta didik menggambarkan perpustakaan sebuah ruang yang membosankan dengan berbagai tumpukan buku yang tersusun pada rak – rak yang tersedia sehingga perpustakan sekolah yang ada tidak bermanfaat secara maksimal. Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah peserta didik mendapatkan tugas sekolah yang diberikan oleh guru, tugas yang diberikan pada umumnya yaitu: ujian, pekerjaan sekolah (PS) dan pekerjaan rumah (PR). Tujuan pemberian tugas sekolah ialah untuk melatih keterampilan siswa dalam berpikir, melatih pemahaman konsep dari materi yang diajarkan oleh guru. Seringkali dalam kegiatan belajar mengajar di kelas peserta didik belum dapat mengerti sepenuhnya materi yang diberikan oleh gurunya, sehingga peserta didik harus diberikan tugas untuk pemahaman yang maksimal. Pada tahapan inilah perpustakaan berperan dalam penyediaan koleksi-koleksi yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti “Faktor–faktor Pemanfaatan Koleksi Buku Perpustakaandalam Kegiatan Belajar Mengajar di SMP Ananda Bekasi.“ Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan masalah pada penelitian ini yaitu faktor apa saja yang membuat peserta didik memanfaatkan koleksi perpustakaan SMP Ananda Bekasi dalam kegiatan belajar mengajar? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang membuat peserta didik memanfaatkan koleksi buku perpustakaan SMP Ananda Bekasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
4
Faktor-Faktor Pemanfaatan Koleksi Buku Perpustakaan Setiap perpustakaan selalu ingin menjawab kebutuhan penggunanya sehingga pengguna merasa terpuaskan dengan pelayanan perpustakaan. Salah satu jalan yang ditempuh untuk dapat memenuhi setiap kebutuhan pengguna adalah menyediakan koleksi-koleksi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga menjadi tugas pustakawan untuk dapat mengetahui koleksi apa saja yang dibutuhkan pengguna. Asal kata pemanfaatan ialah manfaat yang berarti guna atau faedah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001: 646) pemanfaatan adalah proses, cara, dan tindakan. Pemanfaatan koleksi perpustakaan adalah kegiatan menggunakan bahan pustaka dan fasilitas yang disediakan di perpustakaan untuk tujuan tertentu. Menurut Guinchat dan Menou (1983), perilaku pencarian informasi dipengaruhi dari beberapa faktor, diantaranya latar belakang pendidikan, jenis layanan yang disediakan perpustakaan, kondisi dan kesempatan untuk mengakses informasi, status sosial seseorang, kemampuan untuk bergaul dengan orang lain serta motivasi dan pengalamannya. Sementara Lancaster (1993) berpendapat bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi pemanfaatan perpustakaan, yaitu (1) faktor koleksi yang berkaitan dengan ketersediaan subjek tertentu, jumlah, kelengkapan, edisi dan bahasa, (2) faktor aksesibilitas terhadap alat bantu temu kembali maupun terhadap penempatan buku di rak, aturan peminjaman serta waktu layan perpustakaan, (3) faktor sumber daya manusia perpustakaan khususnya jumlah, pengetahuan terhadap kebutuhan pengguna, bersifat membantu dan ramah, (4) faktor pemustaka terutama karakteristik pemustaka, meliputi pendidikan, pekerjaan, sosial ekonomi dan kebutuhan informasinya Pendapat yang tidak jauh berbeda dikemukakan oleh Handoko dalam Prawati (2002:3) dari segi pengguna serta segi perpustakaan pemanfaatan koleksi di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal: kebutuhan, motif dan minatsedangkan faktor eksternal: kelengkapan koleksi perpustakaan, keterampilan petugas perpustakaan dalam melayani pengguna, ketersediaan fasilitas pencarian kembali. Faktor-faktor pemanfaatan koleksi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah faktor yang dikemukakan oleh Handoko dalam Prawati, namun faktor-faktor ini juga tetap didasarkan pada faktor-faktor yang telah disebutkan oleh Guinchat dan Menou serta Lancaster.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
5
Faktor Internal 1. Kebutuhan Menurut Lancaster dan Guinchat, kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda, perbedaan tersebut dikarenakan latar belakang pendidikan, status sosial.Setiap orang membutuhkan informasi untuk dapat menunjang kegiatan sehari-hari, tuntutan pekerjaan, menambah informasi, melakukan penelitian, memecahkan permasalahan dalam kehidupan. Menurut Tan dalam Yusup (2010: 91), kebutuhan seseorang terkait pemenuhan informasi yang didapatkan di perpustakaan dapat bagi menjadi lima kategori, sebagai berikut: a. Kebutuhan kognitif. Kebutuhan ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuatatau menambah informasi, pengetahuan, dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Dalam kajian psikologi kebutuhan kognitif akan membuat seseorang untuk dapat mengerti serta menguasai lingkungan. Jika manusia telah mendapatkan kebutuhan kognitif maka rasa keingintahuan dan penyelidikan dalam dirinya akan terpuaskan.. b. Kebutuhan afektif. Kebutuhan ini berkaitan dengan penguatan estetis dalam diri seseorang, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Saat ini manusia disuguhi berbagai macam media, baik media cetak maupun media elektronik, media tersebut dapat dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Orang membeli radio, televisi, menonton film, dan membaca buku-buku bacaan ringan dengan tujuan untuk mencari hiburan. Seiring perkembangan zaman perpustakan tidak hanya menyediakan inforami hiburan dalam bentuk tercetak saja misalnya: komik namun juga sudah mulai menyediakan koleksi dalam bentuk film, musik dengan tujuan memenuhi kebutuhan afeksi pengguna. c. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs). Kebutuhan ini sering dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu.Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri. Hal ini sesuai dengan aspek dasar dalam dri manusia, bahwa setiap manusia ingin selalu dihargai. Seseorang akan menjadi lebih percaya diri bila memiliki sesuatu yang lebih dari orang lain misalnya, pengetahuan, informasi.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
6
d. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs). Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan dengankeluarga, dan orang lain di dunia.
teman,
Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk
bergabung atau berkelompok dengan orang lain. Hal ini sesuai dengan kodrat dasar manusia sebagai makhluk sosial, yang selalu ingin bersosial dalam kehidupannya. Berkaitan dengan kebutuhan ini perpustakaan berupaya menyediakan koleksi tentang motivasi, kehidupan sosial. e. Kebutuhan berkhayal (escapist needs). Kebutuhan ini dikaitkan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melarikan diri, melepaskan ketegangan, dan hasrat untuk mencari hiburan atau pengalihan (diversion). Harus diakui
dalam diri manusia juga terdapat sifat berkhayal atau
bermimpi, agar manusia tidak stres .Oleh karena itu perpustakaan juga harus memfasilitasi hal tersebut. Dalam penelitian ini untuk indikator kebutuhan yang akan diteliti ialah kebutuhan kognitif, kebutuhan afektif, kebutuhan integrasi personal, integrasi sosial dan kebutuhan berkhayal. Indikator ini akan di buatkan dalam beberapa item pertanyaan. 2. Motif Motif adalah suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu/ melakukan tindakan/ bersikap tertentu Handoko (1992: 9). Sedangkan menurut Sarwono dalam Sunaryo (2004) Motif adalah rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga bagi terjadinya perilaku. Dapat disimpulkan bahwa setiap motif memiliki tujuan serta memberi dorongan kepada seseorang untuk melakukan tindakan. Motif
pemanfaatan
koleksiialah
sebab-sebab
atau
dorongan
peserta
didik
memanfaatkan koleksi perpustakaan. Menurut Handoko (1992) Motif tersebut dapat disebut dengan motif eksplorasi. Motif eksplorasi adalah motif untuk memeriksa dan menyelidiki. Motif eksplorasi ini sangat penting bagi ilmu pengetahuan, karena manusia memiliki rasa ingin tahu sehingga selalu ingin mengetahui yang hal-hal yang masih menjadi rahasia. Menurut IFLA (2006), kegiatan yang dilakukan peserta didik di perpustakaan ialah: (1) mengerjakan pekerjaan rumah (PR), (2) mengerjakan tugas kelompok, (3) membuat karya tulis.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
7
3. Minat Minat adalah daya tarik baik dari dalam maupun dari luar (Dalyon: 2010). Sedangkan menurut Getzels dalam Siswati, minat adalah disposisi khas tersusun melalui pengalaman yang dimiliki individu untuk mencari objek , aktivitas, pemahaman, keterampilan dan tujuan sebagai hasil dari pemberian perhatian dan pengerahan kemampuan yang dimiliki. Istilah minat juga sering diartikan sebagai kesenangan seseorang terhadap sesuatu. Menurut Schraw dkk (1995) dalam Siswati seseorang akan memiliki minat yang tinggi terhadap bacaan bila bacaan tersebut mudah dipahami, teks yang padat, ada penggambaran yang terkesan hidup, melibatkan pembacanya menimbulkan berbagai reaksi emosi dan membutuhkan pengetahuan sebelumnya. Sementara itu Wade dkk (1999), menambahkan unsur yang lain yaitu pemahaman, keberbaruan, ada nilai atau kepentingan. Menurut Schraw dkk peserta didik lebih berminat terhadap koleksi buku bersifat ilmiah dan dapat menambah pemahaman, serta mengembangkan minat yang bersifat kognitif sehingga membantu proses belajar.
Minat bila dikaitkan dengan perpustakaan ialah
kecenderungan untuk memperhatikan/ menggunakan koleksi yang di senangi. Minat setiap peserta didik tentunya berbeda satu sama lain, sehingga perlu dibuatkan pertanyaanpertanyaan yang terkait dengan minat. Untuk indikator minat peserta didik akan di lihat dengan item pertanyaan buku yang sering dibaca, buku yang sering dipinjam. Faktor Eksternal 1. Kelengkapan koleksi Perpustakaan Kelengkapan sebuah perpustakaan dapat berdampak pada pelayanandi perpustakaan tersebut. Dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005, disebutkan bahwa perpustakaan harus menyediakan media pendidikan, perabotan dan peralatan perpustakaan yang rasio jumlahnya disesuaikan dengan jumlah peserta didik.
Selain itu pustakawan juga harus
melakukan pengadaan koleksi untuk melengkapi koleksi perpustakaan dalam rangka memberikan pelayanan yang prima. Proses pengadaan dalam perpustakaan biasanya dengan pembelian, hibah atau sumbangan. Sebaiknya pengadaan koleksi dilakukan rutin sehingga koleksi perpustakan selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia bidang Kepustakaan dan Kepustakawanan, perpustakaan sekolah harus menyediakan koleksi disesuaikan dengan kegiatan belajar mengajar.Jumlah koleksi perpustakaan dengan murid ialah 1 murid sepuluh judul buku dan juga perpustakaan tiap tahunnya sebaiknya melakukan pengadaan koleksi minimal 10 % dari jumlah koleksi yang telah dimiliki.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
8
Menurut Zulfikar (2006) koleksi perpustakaan bukan dilihat dari jumlah eksemplarnya saja, namun lebih kepada kualitas isi, jumlah judul dan kemutakhirannya (up to date). Pendapat yang tak jauh berbeda dikemukakan Lancaster (1993) indikator koleksi dapat dilihat dari ketersediaan subjek, jumlah, lengkap, edisi dan bahasa. 2. Keterampilan Pustakawan dalam Melayani Peserta Didik Pustakawan menurut UU No 43 tahun 2007 adalah seseorang yang memiliki kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan dan atau pelatihan kepustakawanan serta mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk melaksanakan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan. Keterampilan pustakawan sangat dibutuhkan untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada peserta didik, diharapkan informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik dapat ditemukan dengan bantuan pustakawan.Keterampilan pustakawan dapat juga dikembangakan dengan ikut seminar-seminar tentang kepustakawanan. Keterampilan yang harus dimiliki oleh pustakawan menurut IFLA (2006) sebagai berikut: a.
Kemampuan berkomunikasi secara positif dan terbuka dengan anak dan orang dewasa,
b.
Kemampuan memahami kebutuhan pengguna,
c.
Kemampuan bekerja sama dengan perorangan serta kelompok di dalam dan diluar komunitas sekolah,
d.
Memiliki keterampilan informasi serta bagaimana menggunakannya,
e.
Memiliki pengetahuan mengenai materi perpustakaan yang membentuk koleksiperpustakaan serta bagaimana mengaksesnya,
f.
Memiliki pengetahuan mengenai bacaan anak, media dan kebudayaan,
g.
Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang manajemen dan pemasaran,
h.
Memiliki pengetahuan serta keterampilan di bidang teknologi informasi.
Menurut Lancaster (1993) keterampilan seorang pustakawan dapat dilihat dari sikap pustakawan saat melayani peserta didik: ramah dan membantu. Untuk mengetahui indikator keterampilan petugas perpustakaaan dalam melayani peserta didik. Peneliti akan mengajukan beberapa pertanyaan, terkait sikap pustakawan saat melayani peserta didik, keterampilan pustakawan dalam melayani dan mengerti kebutuhan peserta didik dan manajemen perpustakaan. 3. Ketersediaan Sarana Penelusuran Informasi Proses temu kembali menurut Di Nubila, 1994; Chowdhury,1999 dalam Zaenab (2002:41) terdiri dari (1) kumpulan dokumen, (2) kebutuhan informasi pengguna, (3) proses
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
9
pencocokan antara keduanya. Dalam perpustakaan diperlukan sarana untuk dapat memudahkan penelusuran koleksi sehingga lebih efisien dan efektif.Sarana penelusuran saat ini sudah ada yang gratis (open source) misalnya Senayan atau SLIM (Senayan Library Automation System). Pembuatan program komputer SLIM merupakan bentuk perhatian pemerintah terhadap perpustakaan guna menunjang kegiatan perpustakaan yang lebih efektif dan efisien. Dalam penelitian ini yang akanmenjadi indikator pemanfaatan koleksi ialah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal: kebutuhan, minat dan motif, sedangkan faktor eksternalnya: kelengkapan koleksi dan keterampilan pustakawan. Dalam penelitian ini fasilitas penelusuran tidak dimasukkan dalam indikator karena di perpustakaan SMP Ananda Bekasi tidak tersedia fasilitas penelesuran atau katalog. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian deskriptif ini adalah kuantitatif dengan metode survei.Penelitian deskriptif mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung objek dan menganalisisnya (Arikunto: 1997). Survei adalah metode penelitian yang berusaha memaparkan secara kuantatif kecenderungan, sikap atau opini dari suatu populasi tertentu dengan meneliti satu sampel dari populasi tersebut (John Creswell, 2010: 20). Survei merupakan bagian dari studi deskriptif yang bertujuan untuk mencari kedudukan (status) fenomena (gejala) dan menentukan kesamaan status dengan cara membandingkannya dengan standar yang sudah ditentukan (Arikunto: 1997). Menurut Arikunto (1997: 240) data yang terkumpul dapat dianalisis melalui tahapan sebagai berikut: 1. Persiapan Dalam tahapan ini peneliti akan mengecek nama dan kelengkapan didentitas serta jawaban para responden sehinga sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. 2. Tabulasi Tabulasi ialah proses penyusunan dan penghitungan data hasil penyebaran kuisoner. Menurut G.E.R Burroughs dalam Arikunto (1997: 241), ada empat tahapan dalam tabulasi data sebagai berikut: 1. Memberi skor (scoring) terhadap item yang perlu diberi skor. 2. Memberikan kode terhadap item-item yang tidak diberi skor. 3. Mengubah jenis data, disesuaikan atau dimodifikasi dengan teknik analisis yang digunakan.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
10
4. Memberikan kode (coding) pada semua variabel dalam kuisoner. Data yang terkumpul akan dihitung menggunakan program komputer Ms Excel dengan rumus: P = f / n x 100%
P
: Persentase yang dicari
f
: Frekuensi jawaban responden
n
: Jumlah sampel yang diolah (Walizer: 1993) Menurut Wasito (1992) untuk dapat memudahkan penaksiran terhadap besaran
persentase yang telah diperoleh, dapat menggunakan parameter berikut. 0%
: tidak satu pun
1% - 25%
: sebagian kecil
26% - 49%
: hampir setengahnya
50%
: setengahnya
51% - 75%
: sebagian besar
76% - 99%
: hampir seluruhnya
100%
: seluruhnya
Analisis dan Interpretasi Data 1. Kebutuhan Kebutuhan informasi merupakan salah satu kebutuhan yang penting dan harus terpenuhi. Karena informasi dapat menjawab dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Tan dalam Yusuf (2010), kebutuhan informasi termasuk dalam kelompok cognitive need, yaitu kebutuhan yang didasari oleh dorongan untuk memahami dan menguasai lingkungan, memuaskan keingintahuan (curiosity) serta penjelajahan (exploratory). Tabel Kebutuhan N O
Memanfaatkan koleksi 1
Pendapat
Pernyataan
buku informasi
untuk
menambah
f %
SS
S
TS
STS
43
30
3
1
55,84
38,96
3,90
1,30
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
11
2
Memanfaatkan
fiksi
untuk menyenangkan diri Memanfaatkan
3
koleksi koleksi
untuk mendapatkan pengakuan
5
bukuuntuk pengembangan diri koleksi
11
1
%
20,78
63,64
14,29
1,30
49
26
1
1
63,64
33,77
1,30
1,30
19
51
7
0
24,68
66,23
9,09
0
27
38
11
1
35,06
49,35
14,29
1,30
%
%
untuk f
pengayaan diri dalam memahami pelajaran
49
koleksi f
Memanfaatkan Memanfaatkan
16
buku f
dari orang lain 4
f
%
Berdasarkan hasil pengolahan data, sebesar 49 orang (63,64%) sangat setuju dan 26 orang (33,77%) setuju dengan pemanfaatan koleksi buku untuk memenuhi kebutuhan informasi agar mendapatkan pengakuan dari orang lain (teman dan guru), dapat dikatakan bahwa peserta didik memanfaatkan koleksi buku hanya sebagai formalitas/ ingin dianggap pintar oleh orang lain. Dan hanya 1 orang (1,30%) tidak setuju serta 1 orang (1,30%) peserta sangat tidak setuju dengan hal tersebut. Dapat dikatakan sebagian besar peserta didik memanfaatkan koleksi buku untuk pengakuan orang dari orang lain, sebagian kecil lainnya tidak setuju dengan hal itu. Selain untuk kebutuhan pengakuan dari orang lain, peserta didik juga memanfaatkan koleksi buku untuk menambah informasi. Peserta didik yang menjawab demikian sejumlah 43 orang (55,84%) sangat setuju dan 30 orang (38,96%) setuju, sementara yang berbeda pendapat sebesar 3 orang (3,90%) tidak setuju dan 1 orang (1,30%) sangat tidak setuju. Dapat dikatakan bahwa sebagian besar peserta didik ingin memenuhi kebutuhan menambah informasi dan sebagian kecil lainnya berpendapat lain. Untuk pengembangan diri sejumlah peserta didik menjawab sangat setuju dan setuju masing-masing 19 orang (24,68%) dan 51 orang (66,23%) sementara yang tidak setuju sebesar 7orang (9,09%) dan tidak ada yang menjawab sangat tidak setuju. Dari data tersebut hampir seluruhnya peserta didik memanfaatkan koleksi buku untuk mengembangkan diri dan hanya sebagian kecil yang tidak setuju akan hal itu. Selanjutnya peserta didik yang mengisi sangat setuju dan setuju, memanfaatkan koleksi buku pelajaran untuk pengayaan diri dalam memahami pelajaran masing-masing 27 orang (35,06%) dan 38 orang (49,35%). Sementara itu peserta didik yang tidak setuju dan sangat tidak setuju sejumlah 11orang (14,29%) dan 1orang (1,30%). Dari data tersebut
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
12
hampir seluruhnya peserta didik memanfaatkan koleksi untuk pengayaan diri dan sebagian kecil lainnya tidak setuju dengan hal itu. Kebutuhan informasi yang terakhir ialah pemanfaatan koleksi fiksi untuk menyenangkan diri. Hasil pengolahan data menunjukkan peserta didik yang menjawab sangat setuju dan setuju masing-masing 16 orang (20,78%) dan 49 orang (63,64%), sementara yang tidak setuju sebesar 11 orang (14,29%) dan 1 orang (1,30%). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh peserta didik memanfaatkan koleksi novel untuk menyenangkan diri dan hanya sebagian kecil yang tidak setuju akan hal itu. 2. Motif Motif yang berkaitan dengan penelusuran informasi ialah motif eksplorasi. Menurut Handoko (1992: 37), motif eksplorasi membuat manusia ingin mencari tahu sesuatu dengan cara memeriksa, menyelidiki serta mengamat-amati secara teliti. Motif tersebut sangat penting bagi peradaban manusia, karena motif inilah peradaban berkembang seperti sekarang ini. Tabel Motif N O 1 2 3 4 5
Pendapat
Pernyataan Memanfaatkan
koleksi
buku
untuk f
mengerjakan tugas Memanfaatkan
koleksi
% buku
untuk f
mempersiapakan ujian
%
Memanfaatkan koleksi buku untuk saat f jam pelajaran kosong Memanfaatkan
koleksi
% buku
untuk f
menambah wawasan dan pengetahuan
%
Suasana perpustakaan kondusif untuk f mengerjakan tugas
%
SS
S
TS
STS
18
44
13
2
23,38
57,14
16,88
2,60
4
25
34
14
5,19
32,47
44,16
18,18
13
33
23
8
16,88
42,86
29,87
10,39
44
30
2
1
57,14
38,96
2,60
1,30
13
35
22
7
16,88
45,45
28,57
9,09
Peserta didik yang memiliki motif memanfaatkan perpustakaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan sebesar 44 orang (57,14%) sangat setuju dan 30 orang (38,96%) setuju. Sementara 2 orang (2,60%) tidak setuju dan 1 orang sangat tidak setuju. Dari data
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
13
yang diolah hampir seluruhnya peserta didik memanfaatkan koleksi dengan motif untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Sementara sebagian kecil lainnya tidak setuju akan hal tersebut. Suasana perpustakaan kondusif (mendukung) juga berpengaruh terhadap pemanfaatan koleksi buku. Peserta didik yang menyatakan sangat setuju dan setuju masing-masing sebesar 13 orang (16,88%) dan 35 orang (45,45%) sementara 22 orang (28,57%) tidak setuju dan 7 orang (9,09%) sangat tidak setuju. Dari data tersebut tampak bahwa sebagian besar peserta didik setuju dengan suasana perpustakaan yang kondusif, sementara hampir setengahnya tidak setuju akan hal itu. Dampak dari suasana yang kondusif ialah sejumlah peserta didik menyatakan memanfaatkan koleksinya untuk mengerjakan tugas 18 orang (23,38%) sangat setuju dan 44 orang (57,14%) setuju, sementara yang lainnya memanfaatkan untuk mengisi jam pelajaran yang kosong yaitu 13 orang (16,88%) sangat setuju dan 33 orang (42,86%) setuju. Ada juga peserta didik yang sangat setuju dan setuju masing-masing 4 orang (5,19%) dan 25 orang (32,47%), memanfaatkan koleksi untuk mempersiapkan ujian. Berdasarkan data tersebut hampir seluruhnya memanfaatkan koleksi untuk mengerjakan tugas, sebagian besar untuk mengisi jam pelajaran kosong dan hampir setengahnya untuk mempersiapan ujian. Suasana perpustakaan yang kondusif secara tidak langsung menjadi nilai tambah perpustakaan ini, karena hal ini berdampak pada intensitas penggunaan koleksi untuk mengerjakan tugas, mengisi jam pelajaran kosong dan mempersiapkan ujian. 3. Minat Menurut Hidi dalam Siswati, ada dua pendekatan dalam meneliti minat baca, yaitu pertama pengaruh pilihan personal: minat yang sudah terbentuk mempengaruhi kemampuan seseorang dan kedua pendekatan isi atau objek minat: ketertarikan pada material stimulus untuk mempengaruhi kemampuan individu. Tabel Minat N O 1 2
Pendapat
Pernyataan Membaca koleksi buku fiksi di
f
perpustakaan
%
Membaca koleksi buku pelajaran di f perpustakaan
%
SS
S
TS
STS
26
35
14
2
33,77
45,45
18,18
2,60
12
24
36
5
15,58
31,17
46,75
6,49
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
14
3 4 5
Membaca majalah atau koran di f perpustakaan Meminjam koleksi fiksi
7
21
40
9
%
9,09
27,27
51,95
11,69
f
15
31
25
6
19,48
40,26
32,47
7,79
%
Meminjam koleksi nonfiksi
f
7
19
42
9
(pelajaran)
%
9,09
24,68
54,55
11,69
Dari hasil perhitungan tampak bahwa peserta didik yang sangat setuju dan setuju untuk membaca koleksi fiksi, masing-masing sejumlah 26 orang (37,77%) dan 35 orang (45,45%). Sementara yang tidak setuju dan sangat tidak setuju ialah 14 orang (18,18%) dan 2 orang (2,60%). Dapat disimpulkan sebagiaan besar peserta didik membaca koleksi fiksi dan hanya sebagian kecil yang tidak sependapat dengan hal ini. Pada tabel motif, peserta didik memanfaatkan koleksi untuk mengerjakan tugas, mempersiapakan ujian, dan menambah wawasan serta pengetahuan sementara di tabel minat peserta didik yang jumlah peserta yang membaca koleksi fiksi cukup banyak. Ada kemungkinan bahwa peserta didik yang membaca koleksi fiksi ialah mereka yang memanfaatkan perpustakaan ketika jam pelajaran kosong. Sementara itu peserta didik yang membaca koleksi nonfiksi (pelajaran) sebesar 12 orang (15,58%) sangat setuju, 24 orang (31,17%) setuju sementara yang tidak setuju dan sangat tidak setuju ialah 36 orang (46,75%) dan 5 orang (6,49%). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik tidak suka membaca koleksi nonfiksi (pelajaran) namun hampir setengahnya lain suka membaca koleksi tersebut. Sedangkan pada hasil perhitungan peserta didik yang membaca koran/ majalah sebesar 7 orang (9,09%) sangat setuju dan 21 orang (27,27%) setuju, 40 orang (51,95%) tidak setuju dan 9 orang (11,69%) sangat tidak setuju. Data-data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik tidak suka membaca koran atau majalah dan hampir setengahnya suka membaca koran atau majalah. Koleksi koran/ majalah termasuk koleksi yang jarang dibaca mungkin karena peserta didik lebih tertarik membaca koleksi fiksi yang dapat membuat mereka sejenak terlepas dari kepenatan belajar. Untuk peminjaman peserta didik cenderung meminjam koleksi fiksi daripada koleksi non fiksi, hal ini tampak dalam data yang didapatkan, yaitu sebesar 15 orang (18,48%) sangat setuju dan 31 orang (40,26%) sementara itu peserta didik yang tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing 25 orang (32,47%) dan 6 orang (7,79%). Dan peserta didik yang meminjam koleksi nonfiksi sejumlah 7 orang (9,09) sangat setuju dan 19 orang (24,68%) setuju, peserta didik yang tidak setuju dan tidak sangat setuju masing-masing 42 orang
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
15
(32,47%) dan 9 orang (7,79%). Dari data tersebut dapat disimpulkan sebagian besar peserta didik lebih suka
meminjam koleksi fiksi dan sebagian besar lainnya juga tidak suka
meminjam koleksi nonfiksi. Peserta didik lebih suka meminjam buku fiksi dibandingkan buku nonfiksi, mungkin karena peserta didik ingin menyenangkan diri dan melatih daya imanjinasi, dan hal itu tidak dapat didapatkan dari buku nonfiksi. 4.4.2 Faktor Eksternal Pemanfaatan Koleksi Buku Perpustakaan 1. Kelengkapan Koleksi Perpustakaan Kelengkapan koleksi termasuk hal yang penting karena merupakan faktor pendorong pengguna memanfaatkan koleksi perpustakaan. Koleksi yang tersedia di perpustakaan harus sesuai dengan kebutuhan pengguna. Menurut Sutarno (2006: 85) ketersediaan koleksi adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut. Tabel Kelengkapan Koleksi Perpustakaan N O 1
2
3
4
5
Pendapat
Pernyataan
f
Mendapatkan buku yang dicari
%
SS
S
TS
STS
14
29
32
2
18,18
37,66
41,56
2,60
Koleksi buku diperpustakaan
f
16
33
23
5
lengkap, baik fiksi maupun nonfiksi
%
20,78
42,86
29,87
6,49
f
8
17
40
12
%
10,39
22,08
51,95
15,58
9
35
29
4
11,69
45,45
37,66
5,19
12
45
15
5
15,58
58,44
19,48
6,49
Koleksi perpustakaan up to date Puas
dengan
koleksi
disediakan di perpustakaan
yang f %
Koleksi buku diperpustakaan sesuai f dengan materi pelajaran
%
Kelengkapan koleksi perpustakaan dijabarkan ke dalam item-item pernyataan: koleksi lengkap, koleksi up to date, kepuasaan terhadap koleksi yang disediakan, kesesuaian koleksi dengan materi pelajaran. Berdasarkan data yang didapatkan persentasenya sangat setuju 12 orang (15,58%) dan setuju 45 orang (58,44%) serta tidak setuju 15 orang (19,48%), sangat
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
16
tidak setuju 5 orang (6,49%) untuk kesesuaian koleksi perpustakaan dengan materi pelajaran. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik menyatakan koleksi perpustakaan sudah sesuai dengan materi pelajaran dan sebagian kecil lainnya menyatakan tidak sesuai. Berkaitan dengan kesesuaian tersebut sejumlah peserta didik sangat setuju 9 orang (11,69%) dan 35 orang setuju (45,45%) menyatakan puas dengan koleksi yang disediakan perpustakaan. Sedangkan peserta didik yang merasa tidak puas sebesar tidak setuju 29 orang (37,66%) dan sangat tidak setuju 4 orang (5,19%). Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar peserta didik sudah puas dengan koleksi perpustakaan dan hampir setengahnya tidak puas. Koleksi yang disediakan perpustakaan berarti sudah menjawab sebagian besar kebutuhan peserta didik sehingga mereka merasa puas. Dalam hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan ingin mencapai visi dan misinya dengan menyediakan koleksi koleksi fiksi maupun nonfiksi yang dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Kelengkapan koleksi baik fiksi maupun nonfiksi. Peserta didik yang menjawab sangat setuju 16 orang (20,78%) dan setuju 33 orang (42,86%) sedangkan yang menjawab tidak setuju 23 orang (29,87%) dan sangat tidak setuju 5 orang (6,49%). Dari tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar peserta didik menyatakan bahwa koleksi perpustakaan lengkap dan hampir setengahnya tidak setuju dengan hal tersebut. Berkaitan dengan kelengkapan tersebut sejumlah peserta didik menyatakan sangat setuju 14 orang (18,18%) dan setuju 29 orang (37,66%), bahwa mereka mendapatkan buku yang dicari, sementara yang tidak setuju 32 orang (41,56%) dan sangat tidak setuju 2 orang (2,60%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik sering mendapatkan buku yang dicari dan hampir setengahnya sering tidak mendapatkannya. Koleksi perpustakaan terbilang lengkap baik fiksi maupun non fiksi sehingga kebanyakan peserta didik mendapatkan koleksi yang mereka cari. Persentase yang terakhir adalah kemutakhiran (up to date) koleksi di perpustakaan. Peserta didik yang menyatakan sangat setuju 8 orang (10,39%) dan setuju 17 orang (22,08%) serta sejumlah peserta didik yang tidak setuju 40 orang (51,95%) dan sangat tidak setuju 12 orang (15,58%). Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar peserta didik menyatakan koleksi perpustakaan kurang mutakhir dan hampir setengahnya mengatakan koleksi perpustakaan sudah mutakhir. Walaupun menurut peserta didik koleksi perpustakaan sudah lengkap namun dalam hal aspek kemutakhiran, koleksi belum dapat dikategorikan kurang mutakhir.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
17
2. Keterampilan Pustakawan dalam Melayani Peserta Didik Kelengkapan koleksi memang merupakan faktor pendorong untuk pemanfaatan koleksi sebuah perpustakaan. Namun ada hal yang tak kalah pentingnya lainnya
yaitu
keterampilan pustakawan. Dengan keterampilan yang dimilikinya diharapkan seorang pustakawan
dapat
menjawab
berbagai
macam
kebutuhan
penggunannya.
Dalam
pelayanannya, seorang pustakawan diharapkan dapat membantu peserta didik unutk memanfaatkan koleksi perpustakaan telah tersedia. Menurut Feret dan Marcinek, pustakawan harus berjalan seirama dengan perubahan teknologi yang terus bergerak maju dan pustakawan harus mampu
beradaptasi sebagai
pencari dan pemberi informasi dalam bentuk apapun.Keterampilan pustakawanseperti: kesediaan pustakawan membantu peserta didik, pustakawan terampil, sikap pustakawan, pengetahuan pustakawan dan proses peminjaman. Tabel Keterampilan Pustakawan dalam Melayani Peserta Didik N O 1 2 3
4
Pendapat
Pernyataan
SS
S
TS
STS
f
9
32
22
14
menemukan koleksi yang dicari
%
11,69
41,56
28,57
18,18
Pustakawan
f
7
30
24
16
melayani peserta didik
%
9,09
38,96
31,17
20,78
Pustakawan selalu bersikap ramah
f
8
24
26
19
saat melayani peserta didik
%
10,39
31,17
33,77
24,68
Pustakawan memiliki pengetahuan
f
11
37
21
8
14,29
48,05
27,27
10,39
Pustakawan
membantu terampil
dalam
tentang mata pelajaran sehingga dapat membantu peserta didik saat
%
mencari. 5
Proses peminjaman/ pengembalian
f
14
46
15
2
buku mudah dan cepat
%
18,18
59,74
19,48
2,60
Setelah dilakukan pengolahan data persentase peserta didik menyatakan sangat setuju (14,29%) dan setuju (48,05%) sementara tidak setuju (27,27%) dan sangat tidak setuju (10,39%) untuk pengetahuan yang dimiliki pustakawan. Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik mengganggap pustakawan memiliki pengetahuan tentang materi
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
18
pelajaran. Dan hampir setengahnya menganggap pustakawan tidak memiliki pengetahuan tentang materi pelajaran. Visi perpustakaan ini adalah unggul dalam prestasi akademik dan nonakademik, oleh karena itu pustakawanya juga berusaha memberikan pelayanan yang prima dengan pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena memiliki pengetahuan tersebut sejumlah peserta didik menjawab sangat setuju,setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing sejumlah (11,69%), (41,56%), (28,57%) dan (18,18%). Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa sebagian besar peserta didik mendapat bantuan dari pustakawan saat menelusur koleksi dan hampir setengahnya merasa tidak mendapat bantuan. Sebagian besar peserta didik merasa terbantu dengan kemampuan yang dimiliki pustakawan namun walaupun seperti itu pustakawan harus tetap mengembangkan kemampuannya, terutama dibidang teknologi karena perpustakaan harus berjalan beriringan dengan teknologi. Persentase berikutnya adalah keterampilan pustakawan dalam melayani dan sikapnya. Peserta didik mengisi sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju masingmasing sebesar (9,09%), (38,96%), (32,17%), (20,78%) terhadap pernyataan “pustakawan terampil dalam melayani peserta didik”. Selanjutnya pada pernyaatan “pustakawan bersikap ramah saat melayani peserta didik” peserta didik yang menjawab sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju masing-masing sebesar (10,39%), (31,17%), (33,77%) dan (24,68%). Dari data tersebut dapat dinyatakan bahwa sebagian besar peserta didik mengganggap pustakawan kurang terampil dan ramah dalam melayani mereka. Hampir setengahnya menganggap sudah terampil dan ramah. Walaupun pustakawan memiliki pengetahuan tidak menjadi jaminan terampil dalam melayani hal ini dapat dilihat dari jawaban para peserta didik yang mengindikasikan bahwa pustakawan kurang terampil dan ramah. Untuk proses peminjaman dan pengembalian buku, peserta didik berpendapat sangat setuju (8,18%), setuju (59,74%), tidak setuju (19,48%) dan sangat tidak setuju (2,60%) dengan pernyaataan “prosesnya cepat”. Dari data tersebut maka dapat dikatakan bahwa hampir seluruh peserta didik menyatakan bahwa proses peminjaman dan pengembalian buku cepat sementara itu hanya sebagian kecil yang menyatakan prosesnya tidak cepat. Mekanisme sistem ini dapat menjadi kesan positif disamping anggapan peserta didik akan kurangnya keterampilan pustakawan. Dari hasil analisis didapatkan data-data terkait dengan koleksi yang disukai peserta didik, kecenderungan motif peserta didik, minat peserta didik, keadaan koleksi perpustakaan serta sikap pustakawan saat melayani peserta didik. Data-data ini akan dibuatkan dalam kesimpulan dan saran untuk perpustakaan SMP Ananda.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
19
Kesimpulan Pada penelitian yang telah dilakukan didapatkan bahwa kebutuhan memanfaatkan koleksi buku hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain (teman dan guru), atau lebih tepatnya ingin dianggap orang pintar, namun tetap ada juga kebutuhan untuk menambah informasi, memahami pelajaran, pengembangan diri dan menyenangkan diri. Sedangkan motifnya sebagian besar bermotifkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan, lainnya untuk mengerjakan tugas, memanfaatkan jam kosong, mempersiapkan ujian, dan suasana perpustakaan kondusif. Sementara Minatnya hampir setengahnya memanfaatkan dan meminjam koleksi fiksi misalnya: komik, buku cerita dan novel, lainnya memanfaatkan buku pelajaran, koran dan koleksi nonfiksi. Dalam pelayanannya keberadaan koleksi perpustakaan masih kurang lengkap, kurang up to date dan kurang sesuai dengan materi pelajaran sehingga peserta didik merasa kurang puas dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan yang disediakan oleh perpustakaan SMP Ananda. Hasil yang didapatkan untuk penilaian terhadap pustakawan ialah pustakawan kurang dapat memberikan bantuan terhadap peserta didik dalam memberikan pelayanan. Menurut peserta didik pustakawan kurang terampil, ramah serta memiliki pengetahuan untuk dapat membantu menjawab kebutuhan para peserta didik. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, berikut ini saran-saranyang diberikan untuk memaksimalkan pemanfaatan koleksi buku di perpustakaan SMP Ananda Bekasi: 1. Perpustakaan hendaknya mempertimbangkan untuk menambahkan
koleksi buku
fiksi, karena peserta didik lebih suka memanfaatkan koleksi fiksi. Selain itu koleksi buku yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan juga harus ditambahkan. 2. Pustakawan diharapkan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi sehingga dapat menyediakan informasi terkini untuk peserta didik, sehingga peserta didik mendapatkan informasi, pengetahuan dan wawasan yang terbaru dan perpustakaan dapat bertahan menghadapi gencarnya serangan informasi di harapkan pustakawan lebih aktif dan di berikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan seminar maupun kegiatan lainnya yang dapat membantu meningkatkan kompetensi pustakawan. 3. Dalam pelayanannya pustakawan diharapkan lebih ramah ketika melayani peserta didik. Sehingga dapat menarik minat dan mendorong peserta didik untuk memanfaatkan koleksi perpustakaan.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013
20
4. Pustakawan diharapkan memiliki keterampilan untuk menganalisis kebutuhan penggguna, dalam hal ini perlu diberikan pelatihan dan pembinaan untuk melaksanakan tugas dan kewajiban seorang pustakawan sesuai dengan UU No 43 tahun 2007
sehingga koleksi yang ada di perpustakaan dapat digunakan secara
maksimal oleh seluruh warga sekolah. Daftar Acuan Arikunto, Suharsimi. (1997). Prosedut Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Revisi IV Jakarta: Rineka Cipta. Dalyono. (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Feret & Marcinek,M (1999). The future of the academic library and the academic librariandelphy study. http://educate.lib.chalmers.se/IA. diakses tanggal 10 Mei 2013 pukul 21.46 wib. Handoko, M. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku. Yogyakarta: Kanisius. Hermawan, Rachman S dan Zen, Zulfikar. (2006). Etika Kepustakawanan: Suatu Pendekatan Terhadap Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto. Kamus besar Bahasa Indonesia. (2005). Edisi ke-3. Jakarta : Balai Pustaka. Lancaster, (1993). If You want to Evaluate Your Library. USA: Thomson Shore. Siswati. Minat Membaca pada Mahasiswa (Studi Deskriptif pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UNDIP semester 1). Jurnal Psikologi Undip Vol. 8, No.2, Oktober 2010 Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Walizer, Michael H. dan Paul L. Wienir. (1993). Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Yusuf, Pawit dan Subekti, Priyo. (2010). Teori dan Praktik Penelusuran Informasi (Information Retrieval). Jakarta: Kencana. Zaenab, Ratu Siti (2002). Efektifitas Temu Kembali Informasi dengan menggunakan bahasa Alamia pada CD-room dab CAB Abstract. Dalam jurnal perpustakaan, vol XI no 2. Wasito, Hermawan. (1992). Pengantar Metodologi Penelitian : Panduan Mahasiswa. Jakarta : Gramedia Aksara. IFLA /UNESCO. (2007). School Libraries and Resource Centers Section. Manifesto Perpustakaan Sekolah IFLA/ UNESCO. Perpustakaan Sekolah dalam Pengajaran dan Pembelajaran untuk semua. IFLA/UNESCO. (2006). Pedoman Perpustakaan Sekolah dalam http://www. Ifla.org/vii/sii/pubs/school-guidelines.html. tanggal 8 April 2013 22: 40 WIB. Perpustakaan Nasional. (2011). Standar Nasional Indonesia Bidang Kepustakaan dan Kepustakawananan. Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I. Indonesia. UU NO 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Indonesia. UU NO 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan. Indonesia. Peraturan Pemerintah NO 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Faktor-Faktor Pemanfaatan..., David Maraharja, FIB UI, 2013