FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI MUTU PENDIDIKAN Tinjauan Sistematik
Latar Belakang Perguruan tinggi saat ini sedang berkembang dengan pesat, sehingga lebih terbuka dengan era globalisasi (Aghamolaei and Zare, 2008). Selama 12 tahun terakhir, Institute of Medicine (IOM) telah melaporkan masalah yang terjadi dengan sistem pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan kualitas lulusan yang tidak sesuai dengan permintaan masyarakat. Peranan pendidikan menjadi sangat krusial. Kualitas pendidikan juga akan melahirkan
modal
intelektual
(intellectual
capital)
dan
modal
teknologi
(technological capital) yang sangat diperlukan untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based economy). Namun fakta yang terlihat saat ini kualitas pendidikan masih dibawah yang diharapkan khususnya di Indonesia masih dirasakan rendah dan belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan mutu layanan pendidikan yang baik, terutama disebabkan oleh kurang dan belum meratanya pendidikan dan tenaga kependidikan, baik secara kuantitas maupun kualitas, belum memadainya ketersediaan fasilitas belajar, terutama buku dan alat peraga, serta belum berjalannya sistem kendali mutu dan jaminan kualitas pendidikan, serta belum tersedianya biaya operasional yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar secara bermutu. Craft(1994)
di ruang kerjanya berpendapat “bahwa pendidikan tanpa
menjamin kualitas tidak membenarkan upaya dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapainya dan pendidikan tanpa kualitas akan tidak hanya "membutakan kehidupan siswa tetapi juga merusak kemampuan mereka untuk bersaing dan bertahan hidup di dunia".
1
Untuk itulah IOM (2003) telah menawarkan rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut. Diantara rekomendasi tersebut adalah perlunya perubahan dalam penyusunan kurikulum dalam pendidikan perawat, termasuk pengembangan kompetensi dalam keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan. Awalnya, institusi pendidikan keperawatan kurang serius menanggapi rekomendasi tersebut, Ironside dan Sitterding (2009) melaporkan bahwa institusi
keperawatan telah
menerima rekomendasi dengan melakukan kerjasama antara pihak pendidikan dan pelayanan. Kemitraan institusi pendidikan mengambil peran utama dalam pengembangan jaminan kualitas semua sistem dalam pendidikan. Institusi pendidikan keperawatan adalah pendidikan yang bersifat professional, sehingga lembaga pendidikan tersebut sangat dituntut untuk menghasilkan lulusan keperawatan yang berkualitas dalam menanggapi tuntutan masyarakat luas (Ajpru, 2011 ). Lembaga pendidikan bertanggung jawab dalam meningkatkan standar kualitas lulusanya, serta memonitoring hasil kerja mereka, berdasarkan hal tersebut Departeman Kesehatan dan lembaga pendidikan perlu merumuskan kompetensi yang harus dicapai perawat guna memberiakan outcome yang memuaskan nantinya bagi penerima layanan yaitu masyarakat.
Tujuan Tujuan dari tinjauan studi literatur adalah untuk mengetahui peningkatan mutu pendidikan pada Institusi pendidikan keperawatan, Disamping itu sistematic review ini membantu dalam mensintesis penelitian-penelitian secara impiris, sehingga dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap kualitas mutu pengajaran dan pendidikan pada suatu institusi pendidikan keperawatan.
2
Metode Sumber studi literatur berdasarkan pada variable penenelitian yang berasal dari data base elektronik CINAHL, ProQuest, dan BMC Medical Education. Reviewer menggunakan kata kunci yang sesuai dengan variabel penelitian yang hendak dicari, selanjutnya dilakukan proses identifikasi yang sesuai dengan data dalam literatur review, jurnal yang diangap relevan dengan topik yaitu: Journal of Nursing Education, Research in Higher Education Journal, Journal of Advanced Nursing, Pakistan Journal of Medical Research, The Journal of School Nursing, dan BMC Medical Education. Kriteria inklusi yang digunakan dalam menseleksi jurnal penelitian adalah: (1) artikel yang berhubungan dengan mutu pengajaran serta kualitas pendidikan keperawatan, (2) Artikel yang memiliki konten utama yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan. Sedangkan kriteria ekslusi adalah jurnal yang kontennya tidak berhubungan dengan kualitas mutu pendidikan.
Hasil dan Pembahasan Dalam melaksanakan
audit dan evaluasi pendidikan, sangat dibutuhkan
adanya model standar dan indikator yang digunakan oleh institusi pendidikan. Berdasarkan hasil penelitian Ajpru, Shotiga, Wongwanich (2011) Chulalongkorn University, Thailand. Model jaminan mutu pembelajaran dalam ilmu keperawatan yang digunakan di Chulalongkorn University, Thailand sesuai dengan standar ONESQA terdiri dari 6 standar dengan 18 indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor-faktor yang mempengaruhi instruksional kualitas ilmu keperawatan adalah jaminan kualitas model pembelajaran yang dikembangkan oleh lembaga Office for National Education Standards ang Quality Assessment (ONESQA), CU-QA84 model (2) ada 3 model jaminan kebutuhan kualitas pembelajaran seperti 111, 011 3
dan 000, dan (3) jaminan kualitas model pembelajaran dalam keperawatan ilmu pengetahuan yang sistematis yang terdiri dari input, proses dan output. Penelitian
Seamus Covraian (1996) menggunakan pendekatan pedagogis
paling sering dipilih oleh mayoritas perawat pendidik mengguakan metoda: konvensional, penggunaan visual, dan penyelidikan.
90 %
dari sampel 853
mahasiswa keperawatan, menunjukkan bahwa mereka mengevaluasi metode pengajaran yang digunakan oleh para pendidik. Dari temuan kuantitatif dan kualitatif, terungkap bahwa pendidik menggunakan berbagai strategi dalam pengajaran yang mereka lakukan dengan gaya yang berbeda mulai dari strategi, evidence based, ceramah, diskusi, berbasis kasus, dan strategi multimedia. Hasil penemuan Seamus, menunjukkan bahwa strategi pengajaran yang paling bermanfaat bagi responden adalah berbasis kasus (36 %), berbasis bukti (21 %), dan perawatan pasien (20 %). 78
%
responden
memilih
menggunakan
metode
ceramah,
case-based,
narasi/mendongeng, simulasi, akuisisi pengetahuan, serta belajar mandiri merupakan strategi yang inovatif. Selanjutnya Jane Mikkelsen (2011) dalam penelitiannya menemukan pentingnya hubungan pengetahuan profesional dan pengetahuan perbaikan untuk perbaikan kualitas berkesinambungan (Continues Quality Improvement/CQI). Temuan tersebut melibatkan 44 mahasiswa untuk mengikuti petunjuk dalam buku kerja menggambarkan PIP (Personal Improvement Project) selama 8 minggu dgn menjawab kuesioner. 45 % mereka mengatakan cara belajarnya lebih baik.89 % menyatakan bahwa penelitian ini telah membantu mereka untuk mulai belajar CQI, dan 75 % bahwa mereka bisa merasakan manfaat pembelajaran klinis. Hal ini menunjukkan bahwa untuk program pembelajaran CQI menjadi efektif apabila para pendidik, mahasiswa dan praktisi klinis duduk bersama dalam memecahkan suatu permasalah yang terjadi. Untuk mendukung kualitas pendidikan peneltian yang dilakukan Xippolitos, Marino, and Edelman (2011) pada Stony Brook Universitas Medical Center (SBUMC) pada lima sekolah profesional termasuk sekolah keperawatan,
4
menyimpulkan pentingnya kemitraan antara Institusi pendidikan (akademik) dengan Institusi pelayanan (RS) berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan, Hal ini seperti: 1) kualitas dan keselamatan perawat-pasien, 2) meningkatnya nilai dan pengurangan biaya perawatan, 3) meningkatkan akses hubungan kemitraan, dan 4) dapat meningkatkan outcome pelayanan. Pada penelitian yang lainnya oleh Aziz (2011) yang dilakukan di Pakistan menunjukkan bahwa buruknya kualitas pendidikan di negara Pakistan maupun di beberapa negara lain, dikarenakan tidak tersedianya sistem makenisme penjaminan mutu pendidikan yang sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal ini menyebabkan timbulnya permasalahan sistem jaminan kualitas yang berdampak pada : 1) rendahnya rasio guru-siswa di ruang kelas (1:50), 2) kurangnya infrastruktur fisik, 3) kurangnya anggaran, 4) buruknya kondisi asrama, 5) guru memiliki kesempatan lebih sedikit untuk pendidikan tinggi, 6) rendahnya gaji dosen, 7) kurang maksimalnya fasilitas belajar mengajar, 8) kurangnya instraktor klinis para mahasiswa di lapangan, dan 9) kurangnya pengenalan akan teknologi. Untuk itulah dibutuhkan kemitraan antara Kementrian kesehatan, Kementrian pendidikan dan organisasi profesi dalam merangkum kompetensi yang harus dicapai perawat.. Sejalan dengan penelitian Aziz, Teamur Aghamolaei and Shahram Zare (2008) menemukan adanya kesenjangan yang terjadi antara harapan siswa dan kualitas pelayanan dan jasa pendidikan. Penelitian ini menggunakan SERVQUAL yang dimodifikasi dan diberikan kepada mahasiswa kesehatan dengan menggunakan metode studi cross-sectional di Hormozgan University pada tahun 2007.
300
mahasiswa yang dipilih secara acak menjadi sampel dan diminta untuk menyelesaikan kuesioner yang dirancang sesuai dengan metode SERVQUAL. Kuesioner ini mengukur persepsi siswa dan harapan dalam lima dimensi pelayanan yang terdiri dari jaminan, tanggap, empati, kehandalan dan tangibles. Kualitas layanan pendidikan ditentukan berdasarkan perbedaan antara persepsi dan harapan mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di masing-masing dari lima dimensi
5
SERVQUAL, terdapat kesenjangan kualitas dengan hasil (p <0,001). Dapat disimpulkan bahwa harapan mahasiswa melebihi persepsi mereka. Tabel. 1 Penelitian Jurnal pada Tinjauan Sistematik Penulis, Tahun
Instrumen dan Sample
Seamus Covraian. (1996)
course expenence quesbonnaire (CEQ) (Ramsden 1991) (n = 886) Interview (n=71) SERVQUAL (n=300)
Aziz (2011) Teamur, Shahram (2008) Elizabeth, Kathleen (2009) Kyrkjebq, Hanestad (2002)
Quesioner and Interview (n=442) Quesioner designed for PIPs (Kashkoush et all. 1998) (n=44) Interview Ajpru et CU-QA84 all. (2011) (ONESQA) (n=1056) Xippolitos Interview (n = RS, 5 Institusi et all. Pendidikan) (2011)
Nilai ratarata dan Standar Deviasi 3 20 (SD=0 86)
Kualitatif (p <0,001) Friedman test: X2 = 86,4, p <0,001) Mixed Methode
Hasil
Adanya feedback dalam pengajaran membuktikan level pengajaran yang yang tinggi Buruknya jaminan kualitas pendidikan Kesenjangan kualitas negative terhadap harapan mahasiswa Sistem pengajaran yang cukup memuaskan
Tempat
Republik Irlandia dan Irlandia Utara Pakistan Iran
Australia
Kualitatif
CQI bermanfaat bagi Norwegia perbaikan diri mahasiswa dalam proses pembelajaran
4,20 (SD= 0,33)
Sangat baik model jaminan kualitas pendidikan keperawatan Pentingnya kemitraan antara pendidikan dan pihak RS
Kualitatif
Thailand New York
Kesimpulan Standar mutu pendidikan telah diteliti dalam berbagai artikel penelitian di beberapa negara. Adanya peningkatan mutu yang berkelanjutan serta tersedianya
6
standar dan penjaminan mutu pendidikan
merupakan kunci keberhasilan suatu
institusi pendidikan dalam menghasilkan para lulusan yang siap dipakai dan diterima ditengah-tengah masyarakat. Selain hal tersebut terdapatnya kerjasama pada Kementrian kesehatan dan Kementrian pendidikan dan kebudayaan serta Organisasi profesi, sangat di butuhkan untuk penjaminan mutu lulusan keperawatan.
Implikasi Analisis sistem review ini diharapkan dapat memberikan usulan kepada Institusi pendidikan khususnya keperawatan dapat
menerapkan
standar
mutu
pendidikan, sehingga mutu lulusan pendidikan keperawatan dapat diterima di masyarakat luas. Hal ini memberikan jaminan mutu bagi para lulusan agar dapat bersaing pada era globalisasi,
dan meningkatkan kemampuan lulusan untuk
mempersiapkan diri bersaing di masyarakat.
7
Referensi Anwar Aziz Assuring Adequacy of Educational Resources to Improve Quality of Basic Nursing Education Pakistan Journal of Medical Research, 2011 Aghamolaei and Zare(2008) Quality gap of educational services in viewpoints of students in Hormozgan University of medical sciences. BMC Medical Education Craft A, editor International developments in assuring quality in higher education. London: Falmer Press; 1994. Haruthai Ajpru at all (2011). Development of an instructional quality assurance model in nursing science. Research in Higher Education Journal 13 (Oct 2011) Ironside P.M., Sitterding M., (2009). Embedding quality and safety competencies in nursing education. Journal of Nursing Education, 48, 659-660. 10.3928/01484834-20091113-04 Institute of Medicine. (2003). Health professions education: A bridge to quality. Retrieved from http://www.nap.edu/catalog.php?record_id=10681 Institute of Medicine. (2010). The future of nursing: Leading change, advancing health. Retrieved from http://iom.edu/~/media/Files/Report%20Files/2010/TheFuture-ofNursing/Future%20of%20Nursing%202010%20Recommendations.pdf Jane M.K, & Hanestad B.R (2002) Personal improvement project in nursing education: learning methods and tools for continuous quality improvement in nursing practice, Blackwell Publishing Ltd, Journal of Advanced Nursing, 41(1), 88–98 Langley, G.J., Nolan, K.M., & Nolan, TM. (1994). The foundation of improvement. Quality Progress, 27(6), 81-86. Lee Anne Xippolitos, Marie AnnMarino, Norman H. Edelman. (2011). Leveraging Academic-Service Partnerships: Implications for Implementing the RWJ/IOM’s Recommendations to Improve Quality, Access, and Value in AcademicMedical Centers. International Scholarly Research Network ISRN Nursing Volume 2011, Article ID 731902, 5 pagesdoi:10.5402/2011/731902 Seamus Covraian (1996) Student evaluation: a performance indicator of quality in nurse education Journal of Advanced Nursing, 1996,24,625-632
8