Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini
FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN BELAJAR MENURUT PEMIKIRAN AL-GHAZALI
Executive Summary Mendapat Bantuan Dana dari DIPA BOPTAN UIN SGD Bandung Tahun Anggaran 2014 Sesuai dengan Kontrak No.: Un. 05/P1/TL.00.1/
/2014
OLEH: Dr. Andewi Suhartini, M.Ag. NIP.: 197104162003122002
Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung 2014
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini ii
ABSTRAK
Andewi Suhartini, Faktor-faktor Keberhasilan Belajar menurut al-Ghazali. al-Ghazâlî memiliki konsep belajar yang bersifat religius-sufistik dan realistis-pragmatik yang dapat membantu peserta
didik
dapat
menguasai
dengan
baik
tujuan
pembelajaran. Tetapi, konsep tersebut belum tersusun secara sistematis, masih berserakan di beberapa kitabnya, yaitu kitab Ihyâ’ ‘Ulûm al-Dîn, Fâtihat al-‘Ulûm dan Ayyuhâ al-Walad. Oleh karena itu, dipermasalahkan, bagaimana pemikiran alGhazali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar? Penelitian ini bertujuan untuk menemukan, menyusun dan menganalisis pemikiran al-Ghazali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Penelitian ini berbentuk kualitatif karena menggunakan instrumen library research, sehingga data yang dihasilkan adalah data berupa uraian, paparan dan tulisan dari sumber utama, yaitu al-Ghazali. Ditinjau dari masalah yang diteliti, penelitian ini termsuk ke dalam jenis penelitian pendidikan. Didasarkan kepdaa tujuan yang dicapai, penelitian ini termasuk penelitian deskriftif-eksploratif. Metode yang digunakan dalam
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini iii
penelitian ini adalah deskrifitf dengan pendekatan hermeneutik dan paedagigik. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi. Proses analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan dua sumber data, yaitu primer, yang meliputi Ihya ‘Ulum al-Din, Fatihat al-‘Ulum, dan Ayyuha al-Walad; dan data sekunder, yaitu kitab-kitan al-Ghazali yang lain dan buku-buku yang berhubungan dan mendukung terhadap penelitian ini. Hasil peneltian yang dapat ditemukan dalam penelitian ini adalah Al-Ghazali memandang bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu: (a) kebersihan hati; (b) ketekunan; (c) pemahaman terhadap tujuan, hubungan antar materi pembelajaran dan hubungan antara materi pembelajaran dengan tujuannya; dan (4) hubungan antara pendidik dan peserta didik.
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini iv
ABSTRACT
Andewi Suhartini, Learning Success Factors according to alGhazali.
Al-Ghazali had studied the concept of a religious nature-Sufi and realistic-pragmatic that can help learners to master well the learning objectives. However, the concept has not been systematically arranged, still scattered in several of his book, which is the book Ihya '' ulum al-din, al-'Ulum Fâtihat and Ayyuhâ al-Walad. Therefore, the question, how the thought of al-Ghazali about the factors that affect the process and outcome of learning? This study aims to discover, develop and analyze the thought of al-Ghazali about the factors that affect the process and outcomes of learning. This form of qualitative research because it uses a library research instrument, so that the resulting data is data such as description, exposure and writings from primary sources, namely al-Ghazali. Judging from the problem under study, including any research into the types of educational research. Based on goals are achieved, this study include descriptive-exploratory study. The method used in this study is
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini v
deskrifitf the hermeneutic approach and pedagigic. The data analysis technique used in this study was content analysis. The process of data analysis is performed in three stages, namely the stage of data reduction, data presentation and conclusion. This study used two data sources, namely primary, which includes the Ihya 'Ulum al-Din, Fatihat al-'Ulum, and Ayyuha al-Walad; and secondary data, which is the book of al-GhazaliKitan and other related books and support towards this research. The results of research that can be found in this study was Al-Ghazali considers that there are four factors that affect the process and outcome of learning, namely: (a) the probity; (b) persistence; (c) an understanding of the purpose, the relationship between the learning materials and the relationship between the learning materials with the goal; and (4) the relationship between educators and learners.
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan proses yang implementasinya perlu memperhatikan
faktor-faktor
yang
mendukungnya,
baik
internal maupun eksternal. Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh upaya optimal dalam memberdayakan faktor-faktor tersebut. Secara historis, beberapa tokoh pendidikan Islam yang
menggagas
konsep
belajar,
selalu
menyertakan
pemikirannya tentang faktor-faktor keberhasilan dalam belajar. Salah satunya adalah tokoh pendidikan Islam yang meletakkan konsep belajar atas dasar paradigma pragmatik dan sufistik, yaitu al-Ghazali. Kecenderungan pragmatik nampak jelas dalam pendapatnya tentang nilai ilmu pengetahuan yang perlu dipelajari digantungkan kepada kegunanannya bagi umat manusia baik di dunia maupun di akhirat. Kecenderungan sufistik dapat dilihat dari sikapnya yang menempatkan ilmu pengetahuan agama di atas segala ilmu lainnya dan menempatkannya sebagai alat untuk mensucikan jiwa serta membersihkannya dari kekotoran kehidupan duniawi.1 1
Fathiyyah Hasan Sulaiman, Madzâhib fî al-Tarbawiyah Bahtsu fî al-Madzâhib al-Tabawiyy 'inda al-Ghazâlî, terj. Herry Noer Ali, Alam
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 2 Dalam kitab Ihyâ' 'Ulûm al-Dîn dan Fâtihat al-'Ulûm, misalnya, al-Ghazali memiliki gagasan sebagai berikut:
تقدمي طهارة النفس عن رذائل األخالق ومذموم األوصاا اذ اللما 2
عبادة القمب وصالة السر وقربة الباطن اىل اهلل تلاىل
Seorang peserta didik dituntut untuk mensucikan diri dari akhlak yang rendah dan sifat-sifat yang tercela, karena ilmu itu ibarat ibadah jiwa, shalatnya hati dan mendekatnya ruh kepada Allah SWT. Pernyataan lain yang mengindikasikan gagasannya tetang faktor-faktor keberhasilan belajar adalah berikut ini:
ان يقماال عالئقا ماان ا باادناا بالاادعنا ويبلااد عاان األ اال والااوطن ااان 3
اللالئق باغمة وصار ة
Pikiran Al-Ghazali mengenai Pendidikan dan Ilmu, (Bandung: Dipenogoro, 1986), h. 39 2 Al-Ghazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 49; lihat pula AlGhazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h.124 3 Al-Ghazâlî, Ihyâ' Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 50
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 3 Seorang peserta didik dituntut memperkecil keterlibatannya dengan urusan-urusan duniawi dan menjauhi berkumpul dengan keluarga atau menetap di tanah air, karena berbagai hubungan itu hanyalah menyibukkan dan memalingkan. Pernyataan lain adalah sebagai berikut:
ان يدع طالب اللم نا مان اللماوم اوداودة و عوعاا مان اعواعا ا ان اااعدل اللداار 4
وينظاار ن ا عظ ارا يىمااد ب ا عماان مقعاادل وغايد ا
من وا دو ال وتىر من البقنة
طمب البحر ن وا ابدنل با
Seorang peserta didik hendaklah tidak meninggalkan salah satu disiplin ilmu yang terpuji atau salah satu bidang ilmu dari bidang ilmu lainnya, kecuali setelah mempelajari secara penuh dan meneliti maksud dan tujuannya. Pada saatnya nanti jika masih ada umur, tentu ada kesempatan untuk mendalaminya. Tetapi jika tidak, hendaklah ia fokus untuk mendalami ilmu yang lebih penting dan menguasainya, sementara ilmu yang lainnya cukup dengan hanya mengenalnya. Beberapa pernyataan tersebut mengindikasikan adanya pemikiran al-Ghazali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam penelitian disertasi penulis 4
Al-Ghazâlî, Ihyâ' 'Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 51-52
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 4 tentang belajar tuntas menurut al-Ghazali, ditemukan adanya faktor-faktor belajar tersebut, tetapi belum fokus. Pernyataan tersebut masih bersifat implisit belum terkristalkan dengan tegas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti pemikiran
al-Ghazâlî
tentang
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam belajar dengan judul penelitian:
"Faktor-faktor
Keberhasilan
Belajar
menurut
Pemikiran al-Ghazâlî".
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut: "Bagaimana
faktor-faktor
keberhasilan
belajar
menurut
pemikiran al-Ghazâlî?
C. Tujuan Penelitian Dengan mengacu kepada perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan menganalisis
pemikiran
al-Ghazâlî
tentang
faktor-faktor
keberhasilan belajar menurut pemikiran al-Ghazâlî.
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 5 D. Kegunaan Penelitian Pada
prinsipnya,
penelitian
dilakukan
untuk
menghasilkan sesuatu yang berguna bagi peneliti khususnya, dan bagi dunia keilmuan pada umumnya. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat mengungkap pemikiran al-Ghazâlî tentang fator-faktor keberhasilan belajar. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 6 BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Tinjauan Pustaka Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber dari dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya.1 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar itu kepada tiga hal, yaitu (1) faktor raw input, yakni faktor siswa itu sendiri di mana setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi fisiologis dan psikologis; (2) faktor environmental input, yakni daktor lingkungan, baik itu lingkungan alami atau lingkungan sosial; dan (3) faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari kurikulum, program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas, guru/tenaga pengajar. Faktor pertama dapat disebut sebagai faktor dari dalam, dan faktor kedua dan ketiga disebut faktor dari luar.2
1
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003), h. 162-165 2
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 7 B. Kerangka Berpikir Usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber dari dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya.3 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar itu kepada tiga hal, yaitu (1) faktor raw input, yakni faktor siswa itu sendiri di mana setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi fisiologis dan psikologis; (2) faktor environmental input, yakni daktor lingkungan, baik itu lingkungan alami atau lingkungan sosial; dan (3) faktor instrumental input, yang didalamnya antara lain terdiri dari kurikulum, program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas, guru/tenaga pengajar. Faktor pertama dapat disebut sebagai faktor dari dalam, dan faktor kedua dan ketiga disebut faktor dari luar.4 Konsep belajar al-Ghazâlî didasarkan pada pandangan religius sufistik dan realisitik-pragmatis. Keberhasilan proses belajar dan ketercapaian hasil belajar, menurutnya, ditentukan oleh empat faktor, yaitu (a) kebersihan hati; (b) ketekunan; (c) pemahaman
3
terhadap
tujuan,
hubungan
antar
materi
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003), h. 162-165 4
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 8 pembelajaran dan hubungan antara materi pembelajaran dengan tujuannya; dan (4) hubungan antara pendidik dan peserta didik. Secara pedagogik, kebersihan hati, ketekunan dan pemahaman
terhadap
tujuan,
hubungan
antar
materi
pembelajaran dan hubungan antara materi pembelajaran dengan tujuannya termasuk faktor-faktor yang berada di dalam individu peserta didik, sedangkan hubungan antara pendidik dan peserta didik termasuk kepada faktor di luar peserta didik.
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 10 BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Ditinjau dari masalah yang penulis teliti, jenis penelitian ini termasuk kepada penelitian pendidikan, karena yang dikaji adalah pemikiran al-Ghazâlî tentang pendidikan mengenai faktor-faktor keberhasilan belajar. Dilihat dari tujuan yang hendak
dicapai,
yaitu
untuk
menemukan,
menelaah,
menganalisis dan memaparkan pemikiran al-Ghazâlî tentang faktor-faktor keberhasilan belajar, penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif-eksploratif. Didasarkan kepada tempat dan sumber data penelitian, yaitu perpustakaan dan buku-buku karya
al-Ghazâlî
yang
berkaitan
dengan
faktor-faktor
keberhasilan belajar, jenis penelitian ini digolongkan kepada penelitian kepustakaan (Library Research).1 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan historik, hermeneutik dan paedagogik.
1
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Cet. V, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM: 1977), h. 4
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 11 B. Sumber Data Dalam penelitian ini, ada dua sumber data, yaitu sumber data primer (primary resources) dan sumber data sekunder (Secondary resources). Yang dimaksud dengan sumber primer adalah sumber pokok yang diperoleh melalui pola pemikiran tokohnya yang dijadikan topik pembahasan disertasi, yakni al-Ghazâlî khususnya tiga karyanya yang langsung berkenaan dengan masalah pembelajaran, yaitu Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn,2 Fâtihat al-’Ulûm3 dan Ayyuhâ al-Walad4. Sumber data yang kedua yaitu sumber data sekunder yang merupakan sumber penunjang dan pembanding data yang berkaitan dengan permasalahan. Banyak buku yang dijadikan rujukan di antaranya adalah al-Ghazâlî, al-Munqizh min alDlalâl5. Di samping itu, yang berkenaan dengan al-Ghazâlî diantaranya Min A’lâm li
2
al-Tarbiyah al-Islâmiyah karya
Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad alGhazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 1-58 3 Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad AlGhazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h. 1-174 4 Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad AlGhazâl, Ayyuhâ al-Walad, dalam Majmû'at Rasâ'il al-Imâm al-Ghazâlî, h. 256-267 5 Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad alGhazâlî, al-Munqizh min al-Dlalâl, dalam Majmû'at Rasâ'il al-Imâm alGhazâlî, h. 537-564
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 12 Abdul Jabbâr Majîd,6 Al-Tarbiyah al-Islâmiyah baina alQadîm wa al-Hadîts buah karya Muhammad Mukhtâr,7 dan lain-lain yang berkenaan dengan pokok permasalahan.
C. Jenis Data Data yang digali dalam penelitian ini adalah data kualitatif, data berupa uraian, paparan dan tulisan sumber utama, yaitu al-Ghazâlî.
D. Teknik Pengumpulan Data Data tentang faktor-faktor keberhasilan belajar menurut al-Ghazali digali melalui instrumen library research, sehingga data yang dihasilkan adalah data berupa uraian, paparan dan tulisan sumber utama, yaitu al-Ghazâlî
8
dan menggunakan
observasi atau pengamatan peneliti terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengannya baik dari aspek bahasannya maupun peristilahannya.9
6
'Abd al-Jabbâr Majîd, Min A'lâm al-Tarbiyyah al-Islâmiyyah, Jilid III, (Maktab al-Tarbiyah al-'Arabiyy li Dual al-Khalîj, 1988), h. 29-51 7 Muhammad Mukhtâr Walid Ubah, Al-Tarbiyah al-Islâmiyah baina al-Qadîm wa al-Hadîts, (Isiko: Mansyûrât al-Munadzamah alIslâmiyah li al-Tarbiyah wa al’Ulûm wa al-Tsaqâfah, 1989), h. 22-34 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-18, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 3 9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 3
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 13 E. Pengolahan dan Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi (content analysis).10 Analisis isi digunakan untuk menganalisis karya-karya utama yang berkaitan
dengan
faktor-faktor
keberhasilan
belajar.
Penggunaan teknik ini didasarkan pada kenyataan bahwa data yang dihadapi bersifat deskriptif. Dalam implementasinya, analisis isi pada penelitian ini dipergunakan untuk menganalisis makna yang terkandung dalam pemikiran al-Ghazâlî yang terdapat dalam kitab Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Fâtihat al-’Ulûm dan Ayyuhâ al-Walad. Setelah itu, dilakukan pengelompokkan menurut urutan aspek yang terkandung dalam faktor-faktor keberhasilan belajar yang dapat dirumuskan dari tiga buku al-Ghazâlî di atas.
10
Analisis ini dipergunakan untuk meneliti isi komunikasi sebagai bagian dari who says what to hwom, how, with what effect (Siapa, berkata apa, kepada siapa, bagaimana, dan apa pengaruhnya). Langkah teknis penulisan penelitian ini adalah: (1) mencatat semua kata yang relevan dengan objek penelitian, demikian pula semua kalimatnya; (2) setiap kata atau kalimat dikelompokkan ke dalam satuan makna (meaning units); (3) setiap satuan makna kemudian diklasifikasikan; dan (4) system klasifikasi tersebut pada 3 dianalisis hubungannya dengan tujuan, aktivitas dan arti dari kegiatan objek penelitian di atas. Konsep-konsep yang biasa dipergunakan content analisys adalah recording units, contect units, time units, space units, manifest contect of communication dan latent content (isi laten). lihat Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), h. 18-19
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 14 Proses analisis data pada penelitian ini melalui tiga fase kegiatan, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 15 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Sesuai dengan konsep belajar yang religius sufistik dan realistis pragmatis, maka keberhasilan belajar tuntas al-Ghazâlî memperhatikan (1) kebersihan hati, (2) ketekunan, (3) kesanggupan untuk memahami nilai, tujuan dan hubungan antara materi pembelajaran, dan (4) hubungan antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan belajar tuntas ini diuraikan sebagai berikut: 1. Kebersihan Hati Dalam menetapkan etika belajar bagi peserta didik, alGhazali menempatkan upaya "pembersihan hati" sebagai syarat pertama, seperti terdapat dalam kitab Ihyâ' 'Ulûm al-Dîn dan Fâtihat al-'Ulûm, sebagai berikut: تقددم ىهآدداوجهسنددُرذهئددٍهونس ددمهسم ددوصهٔيددهيٕوهسمٔ ددا هسنهسنعهددىهئثددالجهسنقهددةه ه1ٔ وجهسنسىهٔقىتحهسنثااٍهسنىههللاهتعانى Seorang peserta didik dituntut untuk mensucikan diri dari akhlak yang rendah dan sifat-sifat yang tercela, karena ilmu 1
Al-Ghazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 49; lihat pula AlGhazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h.124
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 16 itu ibarat ibadah jiwa, shalatnya hati dan mendekatnya ruh kepada Allah SWT. Al-Ghazâlî menyatakan bahwa mencari ilmu itu adalah ibadah batin, tetapi, bukan berarti mengabaikan persoalan lahir. Seperti halnya shalat sebagai ibadah batin, namun tetap memerlukan aktivitas lahir anggota badan. Shalat tidak sah jika anggota badan tidak suci dari berbagai hadats dan kotoran. Demikian pula dengan mencari ilmu dan menghidupkan hati dengan ilmu, walaupun ia adalah ibadah batin, namun tidak sah kecuali terlebih dahulu membersihkan hati dari berbagai akhlak yang kotor dan sifat-sifat tidak terpuji yang dianggap najis.2 Di samping sebagai langkah pertama pembelajaran, kebersihan hati dari sifat-sifat tidak terpuji dan dihiasi dengan sifat-sifat terpuji pun merupakan tujuan pembelajaran. Ia menyatakan : سٌه كٌٕهقصمهسنًتعهىهفىهسنحالهتحهيحهتااُّهٔتجًيهّهتانرضيهحهٔفىهسنًآلهسنقىبهيٍه ه3ٍهللاهسثحاَّهٔسنتىقىهسنىهجٕسوهسنًألهسمئهىهيٍهسنًو كحهٔسنًقىتي Tujuan seorang peserta didik menuntut ilmu di dunia adalah untuk menghiasi dan memperindah hatinya dengan keutamaan. Sedangkan tujuannya di akhirat adalah untuk mendekatkan 2
Al-Ghazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 49; lihat pula alGhazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h.124 3 Al-Ghazâlî, Ihyâ' Ulûm al-Dîn, h. 53; lihat pula al-Ghazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h. 130
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 17 diri kepada Allah, meningkatkan derajatnya ke tingkat yang paling tinggi mendekati tingkatan para malaikat dan orangorang yang dekat kepadanya.
2. Ketekunan Ketekunan merupakan salah satu faktor untuk mencapai penguasaan penuh terhadap tujuan pembelajaran setiap peserta didik dalam belajar. Ketekunan adalah proses, butuh waktu dan tidak instan. Ketekunan adalah kesabaran menjalankan suatu proses untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.4 Dalam ketekunan ada konsentrasi dan perhatian penuh. Al-Ghazalia menguraikan teknik yang mengkondisikan peserta didik untuk memiliki ketekunan dalam belajar sebagai berikut: سٌه قهمهئو قّهيدٍهسشتدتلالهتاندمَياهٔ ثعدمهئدٍهسمْدمهٔسندٕاٍهفداٌهسنعو د هتدا هحه ه ه5ٔ اوفح Seorang peserta didik dituntut memperkecil keterlibatannya dengan urusan-urusan duniawi dan menjauhi berkumpul dengan keluarga atau menetap di tanah air, karena berbagai hubungan itu hanyalah menyibukkan dan memalingkan. Menurutnya, hubungan dengan dunia, keluarga dan tanah air, mempengaruhi konsentrasi peserta didik. Ikatan 4 5
Siapapun Engkau, lihat http://swasmi.blog drive. com Al-Ghazâlî, Ihyâ' Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 50
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 18 emosional yang terjadi di dalamnya menjadikan unsur perasaan setiap peserta didik menjadi dominan dibandingkan dengan unsur logika. Aktivitas berpikir terganggu oleh dominasi rasa. Hal ini terjadi, karena -Allah sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya- Betapa pun pikiran itu terbagi-bagi, tetap saja pikiran itu terbatas untuk mengetahui hakikat sesuatu. Oleh karena itu dikatakan, "Ilmu tidak akan memberikan sebagiannya kepadamu hingga kamu menyerahkan seluruh dirimu kepadanya. Jika pun engkau menyerahkan diri untuk ilmu seluruhnya, ia hanya akan memberikan sebagiannya kepadamu karena bahaya". Ia mengumpamakan bahwa pikiran yang terbagi untuk berbagai persoalan, seperti anak sungai yang airnya tercerai-berai; sebagiannya diserap bumi dan sebagiannya lagi disambar angin; Air itu tidak ada yang tersisa dan tidak sampai ke ladang untuk menyirami tanaman.6 Demikian pula, ketika konsentrasi peserta didik terbagi kepada beberapa masalah, ia tidak akan memperoleh pengetahuan yang utuh.
6
Al-Ghazâlî, Ihyâ' Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 50; lihat pula al-Ghazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h. 126
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 19 3. Pemahaman terhadap Tujuan, Hubungan antar Ilmu,
dan
Hubungan
antara
Ilmu
dengan
Tujuannya7 Inti dari belajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran. Salah satu faktor yang menentukan pencapaian tujuan adalah pemahaman terhadap tujuan, hubungan antar ilmu, dan hubungan antara ilmu
yang sedang dipelajari
dengan
tujuannya. Dalam kegiatan belajar dan pembelajaran, tujuan merupakan masalah sentral. Hal ini disebabkan oleh fungsifungsi yang dipikul tujuan pendidikan dalam proses belajar dan pembelajaran. Oleh karena itu, al-Ghazâlî menyatakan: سٌهش معهاانةهسنعهدىهفُداهيدٍهسنعهدٕوهسنًحًدٕلجهٔشهَٕئداهيدٍهسَٕسئدّهسشهٔ ُ دىهفيدّه َ ىسه طهعهتّهئهىهيقصمِهٔ ا تّهثىهسٌهسدائمِهسنعًدىهاهدةهسنثحدىهفيدّهٔسشهستدتلمه ه8تاشْىهيُّهٔسستٕفاِهٔتطى هيٍهسنثقيحه Seorang peserta didik hendaklah tidak meninggalkan salah satu disiplin ilmu yang terpuji atau salah satu bidang ilmu dari 7
Scara filosofis, ilmu dapat ditinjau dari tiga pengertian, yaitu (1) ilmu sebagai sekumpulan pengetahuan yang sistematis sebagai hasil upaya manusia; (2) ilmu sebagai suatu aktivitas manusia untuk memperoleh pengetahuan; dan (3) ilmu sebagai metode untuk memperoleh pengetahuan. Tiga makna tersebut merupakan suatu kesatuan logis yang mesti ada secara berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberty, 1997), cet. Ke-2, h. 87-88 8 Al-Ghazâlî, Ihyâ' 'Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 51-52
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 20 bidang ilmu lainnya, kecuali setelah mempelajari secara penuh dan meneliti maksud dan tujuannya. Pada saatnya nanti jika masih ada umur, tentu ada kesempatan untuk mendalaminya. Tetapi jika tidak, hendaklah ia fokus untuk mendalami ilmu yang lebih penting dan menguasainya, sementara ilmu yang lainnya cukup dengan hanya mengenalnya. Pernyataan al-Ghazâlî di atas, menekankan bahwa maksud dan tujuan pembelajaran menjadi titik tolak dan titik akhir dari proses belajar dan pembelajaran. Artinya, maksud dan tujuan yang merupakan inti dari ilmu menjadi komponen kunci untuk memutuskan apakah ilmu tersebut sudah layak dipelajari oleh peserta didik tertentu atau belum. Di sisi lain, tercapai
atau belum
maksud dan tujuan belajar
dan
pembelajaran juga menjadi komponen kunci yang dapat memutuskan apakah proses belajar dan pembelajaran dapat dilanjutkan kepada materi pembelajaran yang lain atau belum. Tujuan pembelajaran itu penting ditetapkan dan difahami oleh peserta didik, karena tujuan yang jelas dapat mendorong peserta didik untuk menyukai proses belajar dan pembelajaran dan
mengusahakannya
dengan
sungguh-sungguh
untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Pendidik dituntut untuk
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 21 membantu peserta didik menentukan, memahami dan mencapai tujuan itu dengan proses belajar dan pembelajaran.9 Dalam pandangan al-Ghazâlî, ilmu itu tersusun secara sistematis, satu sama lain memiliki hubungan dan saling melengkapi, sebagaimana pernyataannya berikut: فاٌهسنعهٕوهيىتثدحهتىتيثداهودىٔو اهٔتعضدٓاهاى د هسندىهتعدفهٔسنًٕفد هيدٍهوسئد ه 10
ننكهسنتىتيةهٔسنتمو ج ه Sesungguhnya ilmu itu tersusun dengan urutan yang jelas. Sebagian ilmu menjadi pengantar untuk memahami sebagian ilmu lainnya. Orang yang sukses adalah orang yang memelihara urutan dan gradasi itu. 11
فاٌهسنعهٕوهيتعأَحهٔتعضٓاهيىتثحهتثعف
Sesungguhnya ilmu itu saling melengkapi dan bagian yang satu berkaitan dengan bagian lainnya. Pernyataan al-Ghazâlî di atas mengandung arti bahwa ilmu adalah suatu kumpulan pengetahuan yang sistematis12 9
Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 596-601 10 Al-Ghazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 52 11 Al-Ghazâlî, Ihyâ' 'Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 51-52 12 The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Liberty, 1997), cet. Ke-2, h. 127. Pengertian ini ditinjau dari sudut pandang bahwa ilmu sebagai hasil, tetapi ada dua pengertian lain dari ilmu, yaitu ilmu sebagai suatu aktivitas manusia untuk memperoleh pengetahuan dan ilmu sebagai metode untuk memperoleh pengetahuan. Tiga makna tersebut merupakan suatu kesatuan logis yang mesti ada secara berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 22 sebagai hasil atau produk dari sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia.13 Sistematis sendiri merupakan salah satu ciri ilmu14 yang mengandung arti bahwa berbagai keterangan dan data yang tersusun sebagai kumpulan pengetahuan mempunyai hubungan-hubungan ketergantungan dan teratur. Ilmu memiliki pertalian yang tertib menurut suatu asas tata tertib tertentu di antara bagian-bagian yang merupakan pokok soalnya.15 Menurut cakupannya, ilmu merupakan istilah umum untuk menyebut segenap pengetahuan ilmiah yang dipandang sebagai satu
kebulatan,16
dan
yang
menyatukan
dan
menghubungkannya adalah pokok-soal (subject-matter) yang disebut objek material. Misalnya, ilmu politik, ilmu hukum dan sosiologi saling berkaitan, karena ketiganya membahas satu
dengan metode tertentu, dan akhirnya aktivitas metodis itu mendatangkan pengetahuan yang sistematis. The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, h. 87-88 13 The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, h. 85 14 Ciri ilmu yang lain adalah (1) empiris, artinya pengetahuan yang diperoleh itu berdasarkan pengamatan atau percobaan; (2) objektif, artinya pengetahuan itu bebas dari prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi; (3) analitis, artinya pengetahaun berusaha membeda-bedakan pokoksoalnya ke dalam bagian-bagian yang terperinci untuk memahami berbagai sifat, hubungan dan peranan dari bagian-bagian itu; (4) faktual, artinya tidak memberikan penilaian baik atau buruk terhadap apa yang ditelaahnya; (5) verifikatif, artinya pengetahuan agar dapat disebut ilmu harus dapat diuji oleh berbagai penelaah yang berlainan dan akhirnya diakui benar. The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, h. 127-130 15 The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, h. 127 16 The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, h. 85
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 23 pokoksoal, yaitu kekuasaan. Ilmu biologi, psikologi dan ilmu ekonomi, sama-sama membahas pokoksoal ‘manusia’.17 Semua ilmu berangkat dari suatu himpunan bahan yang secara ontologis belum dibeda-bedakan. Perbedaan terletak pada pembagian
kerja,
bukan
pada
disiplin-disiplin
yang
membicarakan macam-macam bahan awal yang berbeda-beda. Yang terjadi dalam penggolongan ilmu adalah pemecahan suatu bidang pengetahuan besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, kemudian pada masing-masing bagian itu terjadi pemerincian yang lebih sempit. Dengan demikian, secara ontologis dalam berbagai ilmu, ada kesatuan logis dan metodologis yang murni yang mendasari keanekaragaman ilmu yang nampak. Perbedaan antara berbagai ilmu bukanlah perbedaan-perbedaan secara esensial.18 Di samping dituntut dapat memahami tujuan dan hubungan antar ilmu,
untuk menguasai
penuh materi
pembelajaran, peserta didik pun dituntut untuk mengetahui hubungan antara ilmu dan tujuannya. Dalam hubungan ini, alGhazâlî menegaskan :
17 18
The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, h. 123-124 The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, h. 154-155
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 24 سٌه عهىهَسثحهسنعهٕوهسنىهسنًقصدمهمًداه د ثىهسنىفيدعهسنقى دةهئهدىهسنثعيدمهٔسنًٓدىهئهدىه 19
ِيى
Seorang peserta didik dituntut mengetahui hubungan berbagai ilmu dengan tujuannya, sebagaimana ia lebih memprioritaskan tujuan yang tinggi dan dekat daripada tujuan yang jauh, dan tujuan yang lebih penting daripada yang lainnya. Secara epistemologis, ilmu selain merupakan sebuah proses yang bersifat rasional dan kognitif, juga bercorak teleolegis, yakni mengarah kepada tujuan tertentu, karena para ilmuwan dalam melakukan aktivitas ilmiah mempunyai tujuantujuan yang hendak dicapai. Ilmu melayani sesuatu tujuan tertentu yang diinginkan oleh setiap ilmuwan. Ilmu adalah aktivitas manusia yang bertujuan. Tujuan ilmu itu dapat bermacam-macam sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masing-masing ilmuwan.20 Oleh karena itulah al-Ghazâlî menegaskan bahwa memahami tujuan, hubungan antar ilmu, dan hubungan antara ilmu dan tujuannya adalah salah satu faktor keberhasilan peserta didik untuk menguasai penuh tujuan dan materi pembelajaran.
19 20
Al-Ghazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 53 The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, h. 97
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 25 4. Hubungan antara Pendidik dan Peserta Didik Hubungan antara pendidik dan peserta didik merupakan unsur penting dalam situasi pendidikan, karena tanpa ada relasi ini tidak akan terjadi sentuhan pendidikan. Hubungan antar keduanya memungkinkan terjadinya dunia bersama sebagai pertemuan paedagogis.21 Ia memandang bahwa pada prinsipnya, pendidikan adalah suatu kerja yang memerlukan hubungan yang erat antara dua pribadi, yaitu pendidik dan peserta didik. Faktor kasih sayang dan keteladanan, menjadi bagian utama dari proses pembelajaran. Di samping itu, menurutnya, mengajar adalah pekerjaan yang paling mulia dan sekaligus sebagai tugas yang paling agung. Pendapatnya ini dikuatkan dengan beberapa ayat al-Qur'an dan al-Hadits Rasulullah SAW., serta pengulangan berkali-kali tentang tingginya status pendidik yang sejajar dengan tugas kenabian. Ia menyatakan bahwa wujud yang termulia di muka bumi ini adalah manusia, dan bagian inti manusia yang termulia adalah hatinya. Pendidik bertugas menyempurnakan, menghias, mensucikan dan menuntunnya mendekati Allah. Dalam pandangannya, mendidik adalah bentuk lain dari pengabdian manusia kepada Allah dan 21
Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam,( Yogyakarta: UGM Press, 1998), h. 125
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 26 menjunjung tinggi perintah-Nya. Ia memandang bahwa Allah telah menghiasi hati seorang alim dengan ilmu yang merupakan sifat-Nya yang paling khusus. Seorang alim adalah pemegang
kas,
ia
bukan
pemilik
kas
dalam
sistem
perbendaharaan. Ia dibenarkan berbelanja dengan uang kas itu untuk siapa saja yang memerlukannya. Tidak ada lagi martabat yang lebih tinggi daripada sebagai perantara antara Allah dengan makhluk-Nya dalam mendekatkannya kepada Allah, dan menuntunnya kepada surga tempat tinggal tertinggi, kecuali martabat seorang pendidik. Di bawah ini, dikemukakan etika profesional pendidik menurut al-Ghazâlî, antara lain yaitu, dalam kegiatan pembelajaran, seorang pendidik dituntut menggunakan cara yang simpatik, halus dan tidak menggunakan kekerasan, cacian,
dan
makian.
Pendidik
tidak
dibenarkan
menyebarluaskan kesalahan peserta didiknya di depan umum, karena cara tersebut dapat menyebabkan peserta didik yang bersangkutan
memiliki
jiwa
yang
keras,
menentang,
membangkang dan memusuhi pendidiknya. Jika keadaan ini terjadi, tentu dapat menimbulkan situasi yang tidak mendukung bagi terlaksananya pembelajaran yang baik. Di samping itu, di antara pendidik tidak dibenarkan saling menjelekkan dan menjatuhkan. Ia menyatakan:
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 27 22
سٌهسنًتكرمهتثعفهسنعهٕوهش ُثلىهسٌه قثحهفىهَرذهسنًتعهىهسنعهٕوهسنتىهٔوسءِ ه Bukanlah sesuatu yang baik, seorang ahli dalam satu bidang ilmu menganggap rendah kepada orang yang sedang mempelajari bidang-bidang ilmu lainnya. Hubungan yang baik antara pendidik dan peserta didik dalam interaksi belajar dan pembelajaran ini menjadi salah satu faktor keberhasilan proses belajar dan pembelajaran.
B. Pembahasan Sebagaimana dikemukakan dalam tinjauan pustaka di atas, bahwa usaha dan keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber dari dirinya atau di luar dirinya atau lingkungannya.23 Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar itu kepada tiga hal, yaitu (1) faktor raw input, yakni faktor siswa itu sendiri di mana setiap siswa memiliki kondisi yang berbeda-beda dalam kondisi fisiologis dan psikologis; (2) faktor environmental input, yakni faktor lingkungan, baik itu lingkungan alami atau lingkungan sosial; dan (3) faktor instrumental input, yang 22
Al-Ghazâlî, Ihyâ' 'Ulûm al-Dîn, Jilid I, h. 57; lihat pula alGhazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, h. 136 23 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003), h. 162-165
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 28 didalamnya antara lain terdiri dari kurikulum, program/bahan pengajaran, sarana dan fasilitas, guru/tenaga pengajar. Faktor pertama dapat disebut sebagai faktor dari dalam, dan faktor kedua dan ketiga disebut faktor dari luar.24 Konsep belajar al-Ghazâlî, seperti dikemukakan di atas, didasarkan pada pandangan religius sufistik dan realisitikpragmatis. Keberhasilan proses belajar dan ketercapaian hasil belajar, menurutnya, ditentukan oleh empat faktor, yaitu (a) kebersihan hati; (b) ketekunan; (c) pemahaman terhadap tujuan, hubungan antar materi pembelajaran dan hubungan antara materi pembelajaran dengan tujuannya; dan (4) hubungan antara pendidik dan peserta didik. Jika pendapat al-Ghazali ini dikonfirmasi dengan pendapat Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya, maka tampaknya kebersihan hati, ketekunan dan pemahaman terhadap tujuan, hubungan antar materi pembelajaran dan hubungan antara materi pembelajaran dengan tujuannya termasuk faktor-faktor raw input. Sedangkan hubungan antara pendidik dan peserta didik termasuk kepada faktor environmental input. Sementara tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, pendidik dan
24
Abu Ahmadi & Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung, Pustaka setia, 1997), h. 106-107
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 29 peserta didik, serta sarana dan prasarana termasul pada faktor instrumental input. Atau dengan kategori lain, kebersihan hati, ketekunan dan pemahaman terhadap tujuan, hubungan antar materi pembelajaran dan hubungan antara materi pembelajaran dengan tujuannya termasuk faktor-faktor yang berada di dalam individu peserta didik, sedangkan hubungan antara pendidik dan peserta didik termasuk kepada faktor di luar peserta didik.
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 32 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa konsep belajar al-Ghazâlî didasarkan pada pandangan religius sufistik dan realisitik-pragmatis. Keberhasilan proses belajar dan ketercapaian hasil belajar, menurutnya, ditentukan oleh empat faktor, yaitu (a) kebersihan hati; (b) ketekunan; (c) pemahaman terhadap tujuan, hubungan antar materi pembelajaran dan hubungan antara materi pembelajaran dengan tujuannya; dan (4) hubungan antara pendidik dan peserta didik.
Secara
pedagogik, kebersihan hati, ketekunan dan pemahaman terhadap tujuan, hubungan antar materi pembelajaran dan hubungan antara materi pembelajaran dengan tujuannya termasuk faktor-faktor yang berada di dalam individu peserta didik, sedangkan hubungan antara pendidik dan peserta didik termasuk kepada faktor di luar peserta didik.
B. Saran Pembahasan
dan
temuan
dalam
mengandung implikasi sebagai berikut:
penelitian
ini,
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 33 1. Faktor intern, yaitu kondisi hati, yang dalam konsepn belajar
dewasa
menitikberatkan
ini kepada
diabaikan
karena
pengembangan
lebih
akal
dan
keterampilan, dalam konsep al-Ghazâlî diutamakan dan dikedepankan
sebagai
faktor
yang
menentukan
keberhasilan belajar. Implikasinya, Sebelum belajar, hati setiap peserta didik disiapkan terlebih dahulu untuk menngikuti
pembelajaran;
pada
saat
belajar
berlangsung, hati dijadikan alat untuk memperoleh ilmu; dan setelah proses belajar selesai, hati menjadi bersih dan mulia dengan ilmu dan dekat kepada Allah. 2. Faktor ekstern, yaitu hubungan antara pendidik dan peserta didik yang dalam kenyataan akademis dewasa ini, tidak menunjukkan hubungan keilmuan “min almahd ila al-lahd”, tetapi hubungan itu terputus setelah peserta didik keluar dari jenjang pendidikan yang bersangkutan, bahkan tidak jarang berhenti sampai lonceng jam pelajaran berakhir, dalam konsep belajar al-Ghazâlî
menjadi
faktor
yang
menentukan
keberhasilan belajar. Implikasinya, diperlukan upaya maksimal untuk menciptakan hubungan pendidik dan peserta didik sesuai dengan yang dikonsepsikan alGhazâlî, yaitu seperti “orang tua dengan anaknya”,
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 34 baik
dalam
tanggung
jawabnya
maupun
kasih
sayangnya, sehingga dapat terjalin hubungan tanggung jawab dan keilmuan yang terbentang “sepajang hayat” antara pendidik dan peserta didik. Dalam hubungan ini, pendidik memiliki tanggung jawab yang maksimal dan tak kenal akhir untuk mengembangkan penguasaan ilmu, pengamalan ilmu dan kondisi batin yang baik dan dekat kepada Allah terhadap peserta didiknya. 3. Implikasi lain dari tuntutan hubungan pendidik dan peserta didik sebagaimana yang dikonsepkan al-Ghazâlî di atas menuntut pemusatan konsentrasi, waktu, dan tenaga pendidik. Hal ini berimplikasi terhadap dua pihak. Pertama, pihak pendidik dituntut memiliki keikhlasan yang tidak berbatas; dan kedua, pihak pemerintah, masyarakat, keluarga, maupun sekolah yang bersangkutan, dituntut memiliki dan menyediakan penghargaan baik berupa materi maupun immateri terhadap pendidik
sesuai
dengan
pengabdiannya.
Dengan demikian, konsep “guru tanpa tanda jasa” diubah menjadi “guru penuh tanda jasa”.
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 30
DAFTAR PUSTAKA 'Abd al-Jabbâr Majîd, Min A'lâm al-Tarbiyyah al-Islâmiyyah, Jilid III, Maktab al-Tarbiyah al-'Arabiyy li Dual alKhalîj, 1988 Abd Rahman al-Badawi, Mu'allafât al-Ghazâlî, Damaskus: alMajlis al-A'lâ liri'âyat al-Funûn wa al-Adab wa alUlûm al-Ijtima'iyyat, 1961 Abdul Mujib AS, Biografi Imam al-Ghazali beserta Karyakaryanya, Tanpa Nama Kota: Bintang Remaja, t.th. Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metode Pendidikan Islam dalam Keluarga, di Sekolah dan di Masyarakat, Bandung, Dipenoogoro, 1992 Abidin Ibnu Rusn, Pemikiran al-Ghazali tentang Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Offset, 1998 Abu Ahmadi & Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Pustaka Setia, 1997 Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad AlGhazâl, Ayyuhâ al-Walad, dalam Majmû'at Rasâ'il alImâm al-Ghazâlî, Beirût, Dâr al-Fikr, 1996 Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad alGhazâlî, al-Munqizh min al-Dlalâl, dalam Majmû'at Rasâ'il al-Imâm al-Ghazâlî, Beirût, Dâr al-Fikr, 1996
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 31
Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad AlGhazâlî, Fâtihat al-'Ulûm, Suriyah: Maktabah Dâr alFajr, t.t. Abû Hâmid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad alGhazâlî, Ihyâ ‘Ulûm al-Dîn, Jilid I, Beirût: Dâr alFikr, t.t. Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001 Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang Hubungan GuruMurid (studi Pemikiran Tasawuf al-Ghazali), Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1989 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004 Ahmad Syams al-Dîn, al-Ghazâlî: Hayâtuhu, Atsâruhu, Falsafatuhu, Beirut: Dâr al-Kutub al-'Ilmiyah: 1990 Al-Bukhârî, Shâhîh al-Bukhârî, Juz III, Kitab al-Maghâzî, nomor 3701, Indonesia: Maktabah Dâr Ihyâ’ Al-kutub Al-‘Arabiyah, t.th. Al-Bukhârî, Shâhih al-Bukhârî, Juz IV, Kitâb al-Adab, nomor 5552 Al-Haj Maulana Fazlul Karim, Ihya ‘Ulumuddin Buku keenam,: Keajaiban hati, Akhlak yang Baik, Nafsu
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 32
Makan & Syahwat, Bahaya Lidah, penerj. Purwanto, Bandung: Marja’, 2005 Al-Zarnûjî, Ta'lîm al-Muta'allim, Surabaya: Harisma, t.th. Amir An-Najar, Ilmu Jiwa dalam Tasawuf, Jakarta: Hikmah, 2004 Annemarie Schimmel, Islamic Endinburgh Press, 1995
Names,
Endinburgh:
B. Hamdani Ali, Filsafat Pendidikan, Yogyakarta: Kota Kembang, 1990 Badruddin Muhammad ibn Ibrahim ibn Sa'd Allah ibn Jamâ.ah ibn Hazim ibn Shakhr ibn 'Abdillah al-Kinany, Tadzkirât al-Sâmi' wa al-mutakallim fi Âdab al-'Âlim wa al-Muta'allim, Beirut: Dâr al-Kutub al-'Ilmiyah, t.th. Bertrand Russel, History of Western Philosophy, London: George Allen & Unwin Ltd., 1946 Cangkir
yang cantik; http://blog.indosiar.com/bisot/?op= readblog&idblog=47547
Cece Wijaya, Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung: Remadja Rosdakarya, 1988 Compact Disk, al-Maktabah al-Syâmilah, Tadzkitah alMawdlû‘ât, Juz I
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 33
Consuelo G. Sevilla, dkk., An Introduction to Research Methods, Penerj. Alimuddin Tuwu, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: UI Press, 1993 Emotional Intelligence; http://dokter.indo.net.id/emosi.html Fathiyyah Hasan Sulaiman, Madzâhib fî al-Tarbawiyah Bahtsu fî al-Madzâhib al-Tabawiyy 'inda al-Ghazâlî, terj. Herry Noer Ali, Alam Pikiran Al-Ghazali mengenai Pendidikan dan Ilmu, Bandung: Dipenogoro, 1986 Fathiyyah Hasan Sulaiman, Sistim Pendidikan Versi alGhazali, alih bahasa Fathur Rahman May & Syamsuddin Asyrafi, (Bandung: Alma’arif, 1986 Fred N. Kerlinger, Fondation of Behavioral Research, New York: Holl, Rinehart and Winston, Inc. 1973 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: UGM Press, 1998 Hadari Nawawi, Pendidikan dalam Islam,Yogyakarta: UGM Press, 1998 Hasan Asari, The Educational Thought of al-Ghazâlî,Tesis, Montreal: Institute of Islamic Studies McGill University, 1993 Hery Noer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999 http://www.sentuhanhati.com/januari/24 januari.htm
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 34
Ibnu Jamâ'ah, Tadzkirât al-Sâmi' wa al-Mutakallim fi Âdab al'Âlim wa al-Muta'allim, Beirût: Dâr al-Kutub al'Ilmiyah, t.th. Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003 Josef Bleicher, Contemporary Hermeneutics Josef Bleicher Hermeneutics as Method, Philosophy and Critique, Routledge & Kegan Paul Ltd, 1993 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, cet. ke-18, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994 M. Bahri Ghazali, Konsep Ilmu menurut al-Ghazali: Suatu Tinjauan Psikologik Pedagogik, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001 M. Hafi Anshari, Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1983 M.M. Sharif, A History of Muslim Philosophy, Wiesbanden: Otto Harrassowitz, 1963 Mashur Abadi, Setitik Cahaya Dalam Kegelapan (Akhir Pergolakan Intelektual Sang Pencari Kebenaran), terj. Al-Munqizh min al-Dlalâl, Surabaya: Pustaka Progressif, 2001
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 35
Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, Qualitative Data Analysis, penerj. Jtejtep Rohendi Rohidi, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru, Jakarta: UI Press, 1992 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988 Mohamad Surya, Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran, Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004 Muhammad 'Athiyah al-'Abrâsyi, al-Tarbiyah al-Islâmiyah wa Falasifâtuhâ, Beirut: Dâr al-Fikr, t.th. Muhammad Ibrahîm al-Fayumiy, Al-Ghazâlî wa ‘Alâqat alYaqîn bi al-‘Aql, Kairo: Dâr al-Katib al-‘Arabiy, 1978 Muhammad Mukhtâr Walid Ubah, Al-Tarbiyah al-Islâmiyah baina al-Qadîm wa al-Hadîts, Isiko: Mansyûrât alMunadzamah al-Islâmiyah li al-Tarbiyah wa al’Ulûm wa al-Tsaqâfah, 1989 Muhammad Yasir Nasution, Manusia menurut al-Ghazali, h. 43; Imam Syafe'ie, Konsep Guru menurut al-Ghazali: Pendekatan Filosoofis paedagogis, Yogyakarta: Duta Pustaka, 1992 Muhammad Yasir Nasution, Manusia menurut al-Ghazali, Jakarta: Srigunting, 1999 Mushthafâ ibn ‘Abdillah al-Qusthanthâniy, “Kasyf al-zhunûn ‘an Asâmî al-Kutub wa al-Funûn, Juz I, Beirût: Dâr al-Fikr, 1994
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 36
Nafisul
Atho' & Arif Fahrudin (Ed.), Hermeneutika Transendental: Dari Konfigurasi Filosofis menuju Praksis Islamic Studies, Yogyakarta: IRCiSoD, 2003
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2003 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997 Nasib Musthafa, Penyelamat Jalan Sesat, terj. Al-Munqizh min al-Dlalâl wa al-Mushil ilâ dzî al-'Izzati wa al-Jalâl, Jakarta: Cendekia Sentra Muslim, 2002 Noeng
Muhajir, Metodologi Penelitian Yogyakarta: Rake Sarasin, 1992
Kualitataif,
Oemar Hamalik, Krikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 1991 Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1979 Osman Bakar, Clasification of Knowledge in Islam: A Study in Islamic Philosophies of Science, Terj. Purwanto, Bandung: Mizan, 1997 Paul
Resta (Ed.), Information and Communication Technologies in Teacher Education, Division of Higher Education UNESCO, 2002
Ramayulis & Syamsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam: Mengenal Tokoh Pendidikan Islam di Dunia
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 37
Islam dan Indonesia, Jakarta: Quantum Teaching, 2005 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, Cet. V, Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM: 1977 Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendiidkan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1986 Syamsul Rizal, Bersama al-Ghazali Memahami Filosofi Alam: Upaya Meneguhkan Keimanan, Jogjakarta: Arruz Book Gallery, 2003 Tâj al-Dîn Al-Subki, Thabaqât al-Syafi‘iyyah al-Kubrâ, Juz VI Mathba'ah 'Isa al-Babiy al-Halabiy wa Syarakah, t.t. The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, cet. Ke-2 , Yogyakarta: Liberty, 1997 The Liang Gie, Pengantar Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty, 1997 Victor Sais Basil, Al-Ghazali mencari Makrifah, Jakarta: Pustaka Panimas, 1990 W. Montgmery Watt, The Faith and Practice of al-Ghazâlî, London: George Allen and UNWIN Ltd., 1953 W. Montgomery Watt, Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis, penerj. Hartono Hadikusumo, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999
Faktor-Faktor Keberhasilan Belajar Menurut Pemikiran Al-Gahzali Oleh Andewi Suhartini 38
W. Montgomery Watt, Muslim Intellectual: A Study of AlGhazali, Edinburgh: Edinburgh University Press, 1963 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo, 1991 Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos, 1997