Nurtanio Agus P., Mengelola Kelas untuk Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Hal 92-97
MENGELOLA KELAS UNTUK KEBERHASILAN PROSES BELAJAR MENGAJAR
Nurtanio Agus P )y
Abstract Teacher is a determinant factor in class to create a successful learning. According to some researches, the failure in learning mostly caused by teacher factor. For during the time, people assume that the difficult lesson is the root factor of all. This is imprecise in the reality. Teacher's ability in class management is a very determined factor of student's mastering lesson. Therefore to increase the successful learning, we need teacher who mastering the lesson better, submitting better, and sympathetic. Key words: class management, learning proccess, human resource
educational
A„ PendahuJuan Aktivitas belajar mengajar merupakan unsur utama dalam pendidikan. Pada kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di kelas seringkali seorang guru tidak dapat menguasai kelas dengan baik sehingga mengakibatkan tujuan pendidikan tidak tercapai. Penguasaan kelas oieh seorang guru meliputi dua aktivitas utama, yaitu mengelola manusia dan mengelola fisik. Mengelola manusia berarti seorang guru harus dapat mengelola seluruh siswanya dengan baik, sedangkan mengelola fisik merupakan kemampuan guru dalam memanfaatkan, menata, merawat seluruh fasilitas yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. Kelas secara mikro adalah suatu bagian yang penting dalam serangkaian kegiatan pembelajaran dilembaga pendidikan dan merupakan ujung tombak sehingga harus dikelola dengan baik. Kegiatan pembelajaran dilembaga pendidikan akan efektif biia pengelolaan kelas berjalan dengan baik. Secara mikro keefektifan pengelolaan kelas akan berkaitan dengan keterampilan guru mengelola keseluruhan aktivitas pembelajaran di kelas. Syaiful Bahri dan Aswan Zain (2002:194) menyatakan bahwa "pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar ♦Nurtanio Agus P. adalah Dosen pada Jurusan Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta <j*vt™*l Manajemen Pendidikan No. 01/Th. Il/April 2006 B3
Nurtanio Agus P., Mengelola Kelas untuk Keberhasilari Proses Belajar Mengajar Hal 92-97.
yang optimal dan rnengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses pembelajaran". Menurut Wragg (1996:8), "Pengelolaan kelas adalah segala sesuatu yang dilakukan guru agar anak-anak berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajarn, bagaimanapun cara dan bentuknya". Burden & Byrd (1999:190) mengernukakan, "Classroom management refers to the action and strategies teachers use to establish and maintain order in the classroom". B. Menjadi Guru yang menarik Kalau krta amati perilaku siswa di sekolah pada tingkat pendidikan dasar maupun pendidikan menengah pasti sering terdengar berbagai keiuhan dari para siswa. Keiuhan dimaksud adalah adanya keengganan siswa atau ungkapan dari siswa yang cenderung merasa bosan dan mengantuk dalam mengikuti suatu pelajaran. Pada dasarnya tidak ada pelajaran yang membosankan, yang ada adalah guru yang tidak menyenangkan dan membosankan bahkan cenderung kurang
simpatik.
diakibatkan
Keadaan
dari
diri
guru
yang
demikian
oleh ketidakmengertian guru dalarn mengemas dan menyajikan suatu
materi pelajaran. Sebuah materi pelajaran yang sulit seperti matematika tetapi dikemas dan dibawakan guru dengan pola yang menarik maka akan membuat siswa menjadi senang dalam belajar bahkan cenderung akan merasa kehilangan jika tidak mengikuti pelajaran tersebut. hingga
Alasan
klasik yang
kini menghinggapi sebagian guru kita adalah adanya anggapan bahwa
murid rnerupakan wadah kosong
yang siap diisi dengan materi apapun, baik
berupa ilmu pengetahuan, maupun berbagai materi lainnya. Guru cenderung hanya m.enyampaikan materi tanpa mau tahu bagaimana materi tersebut dikuasai oleh siswa sehingga guru yang demikian mengajar ataupun tidak mengajar tidak ada pengaruhnya pada siswa sehingga banyak
siswa yang mengantuk,
membolos atau melakukan berbagai aktivites yang mengganggu proses belajar mengajar lainnya pada saat guru tersebut sedang mengajar. Guru yang baik adalah guru yang dapat memberi kesejukan dan semangat belajar bagi siswa tanpa adanya tekanan apapun, baik berupa ancaman hukuman atau intimidasi lainnya. Guru harus mampu melakukan proses dalam
kelas
balik
bukan
komunikasi
sebenarnya rnerupakan hanya
dengan proses
baik
karena
interaksi
komunikasi
timbal
searah. Gunawan(2004:156) mengernukakan tiga
elemen penting dalam kmunikasi supaya proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik.
fr**^l Manajemen Pendidikan No 01/Th Il/April2006 Etl
Nurtanio AgusP., Mengelola Kelas untuk Keberhasilan Proses Belajar Mengajar Hal 92-97/ '
1. Konten Koriten atau isi merupakan bagian guru, dimana semua materi dapat dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Konten tidak hanya menyangkut informasi yang disampaikan tetapi juga mencakup kemampuan membina hubungan dengan murid, membangkitkan motivasi, memberikan nilai tambah dan rasa ingin tahu. 2. Penyampaian informasi Meliputi media penyampaian informasi, kontak mat.a, suara, ekspresi wajah maupun gerak. tubuh. 3. Konteks Konteks merupakan kondisi atau situasi yag terlibat meliputi suasana hati atau mood, ati'/ran yang berlaku pengalaman pembelajf/ran sebelumnya.
di
kelas
dan
sekolah
mapun
Masalah pengelolaan kelas sangatlah komplek. Kegagalan mengelola kelas berarti kegagalan guru dalam mengajar, sebaliknya keberhasilan mengelola kelas merupakan kesuksesan guru dalam mengajar. Keberhasilan guru menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas merupakan kunci dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efisien dan memungtonkan siswa dapat belajar dengan baik. Peranan guru sebagian besar adahh untuk membelajarkan siswa dengan memberika.'rt fasilitas kondisi belajar e/aoptimal mungkin. Pengkondisian belajar yang optimal dapat dicapai bila guru mampu mengatur seluruh komponen belajar serta mengendalikannya. Pengaturan dan pengendalian ini untuk membuat ssua.'sana yang menyenangkan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini senada dengan Uzer Usman, (1990:3), "mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi Rngkungan dalam hubungannya dengan siswa dan bahan pengajaran yang menimbulkan terjadinya proses belajar. Pengelolaan kelas berkaitan dengan masalah pevjgorganisasian tingkah laku siswa dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas ini digunakan guru untuk mengatur kondisi kelas agar prosers pembelajaran berlangsung optimal. Dari beberapa pengertian tersebut maka pengelolaan kelas dalam lingkup mikro adalah suatu upaya atau aktivitas yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar seoptimal mungkin dalam rangka proses pembelajaran. Kegiatan atau usaha ini berupa penghentian tingkah iaku siswa yang menyeleweng, pemberian hadiah dan penetapan norma keiompok.
^vt*a*»^ Manajemon Pendldikan No. 01/Tri. Il/April 2006
Nuitanio Agus P., Mengelola Ke!3s untuk Keberhasilan Proses Belajar Mengajar
Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai bila guru mampu mengatur dan mengendalikan siswa dan sarana prasarana dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan kondisi kelas yang menyenangkan, siswa dapat mengembangkan kemampuannya. Kondisi kelas yang menyenangkan merupakaM indokator Keberhasilan pengelolaan kelas. Pengelolaan kelas yang berhasiJ merupakan syarat dari pembelajaran yang efektif. Sasaran utama pengelolaan kelas adalah terciptanya kondisi kelas yang nyaman untuk belajar. Berdasarkan sasaran tersebut maka komponen pengelolaan kelas secara umum ada dua yaitu: (1) komponen yang berhubungan dengan penciptaan kondisi kelas dan (2) pengembalian kondisi belajar. Penciptaan kondisi kela's adalah upaya untuk mengkondisikan situasi kelas agar suasana proses pembelajaran menjad! nyaman. Sedangkan pengembalian kondisi belajar adalah upaya mengembalikan situasi dan kondisi pembelajaran yang terganggu agar kon'Jisi tersebut tidak menjadi lebih parah. Syaiful
Bahri
dan
Aswan
Zain
(2002:209),
menyatakan
bahwa
komponen-komponen keterampilan mengelola kelas ini pada umumnya dibagi menjadi dua bagian yaitu keterampilan yang „ berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat prefentif) dan keterampilan yang berhubungan dengan pengembangan kondisi belajar yang optimal. Hasibuan dan Moedjiono (2002:83), menyatakan bahwa keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu : (1) keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, (2) keterampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal. Kedua komponen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Komponen yang berhubungan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal terdiri dari sikap tanggap, membagi perhatian, pemusatan perhatian kelompok, memberi petunjuk, menegur, dan memberi penguatan. • Sikap tanggap ditujukan keseluruh siswa dan diikuti dengan memberikan perhatian yang sama kepada seluruh siswa. Petunjuk diberikan agar siswa tahu ftkan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Sedangkan teguran diberikan kepada siswa yang mengganggu dan menyimpang. 2. Komponen yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar adalah respon terhadap gangguan yang dilakukan oleh siswa dan berkelanjutan. Komponen Mi bertujuan memberikan perbaikan untuk mengembalikan kondisi kelas pada
y%*t+m£ Manajemen Pendidikan No. 01/Th. Il/April 2006
Nurtanio Agus P., Mengelola Kelas untuk Keberhasilan Proses Belajar Mengajar
kondisi yang baik. Perbaikan dilakukan karena adanya gangguan dari siswa yang terus berkelanjutan dan berulang-ulang. Gangguan ini bila tidak secepatnya diperbaiki akan membuat kondisi kelas semakin gaduh dan 'tidak terkendali. Keberhasilan mengatasi gangguan yang terjadi dikelas akan menunjukkan keberhasilan guru dalam mengelola kelas. Secara lebih luas Wragg (1996:5), menyebutkan bahwa aspek-aspek pengelolaan kelas meliputi : (1) pembuatan persiapan mengajar, (2) memilih pokok bahasan, (3) bergerak keliling guna mengawasi kegiatan dikelasnya, (4) mengorganisir kegiatan-kegiatan yang dilakukan murid-murid secara perorangan, kelompok kecil atau keseluruhan kelas, (5) memberi penghargaan kepada murid yang kerjanya baik atau menegur murid yang berperiiaku buruk, (6) memastikan apakah bahan2 dan buku yang dipergunakan tersedia dan (7) memilih strategi pembelajaran yang efektif dan efisien. Keterampilan guru dalam mengelola kelas dapat digolongkan dalam dua aspek utama, yaitu: 1) menciptakan kondisi kelas yang kondusif dan 2) memelihara serta mengembalikan kondisi kondusif tersebut. Keberhasilan guru dalam memelihara supaya kondisi kelas tetap kondusif memerlukan pengalaman dan kreativitas guru. C. Penutup Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan proses belajar mengajar di kelas adalah keinampuan guru dalam mengelola kelas." Kemampuan guru mengelola kelas berkaitan dengan menciptakan iklim kelas yang kondusif dan memelihara iklim kelas tersebut. Materi atau mata pelajaran yang susah dipelajari siswa bukan alasan utama siswa tidak berhasil dalam belajar. Sebagai contoh pelajaran yang dianggap susah oleh siswa seperti matematika, ternyata bila gurunya menarik maka siswa juga lebih senang dalam belajar.
^t*\
NurtaniO Agus P., Mengelola Kelas untuk Keberhasilan Proses Belajar Mengajar
Daftar Pustaka Burden, PR. & Byrd, DM. (1999). Methods for effective teaching. USA: Allyn & Bacon Burhanudin. (1994). Analisis administrasi pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
manajemen
dan
kepemimpinan
Daulat P. Tampubolon. (2001). Perguruan tinggi bermutu. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Gay.LR. (1976). Education research, Columbus OH: Charles E Merril Publishing. H.A.R. Tilaar. (2002). Perubahan sosial dan pendidikan. Jakarta: Grasindo. Hasibuan & Mudjiono. (2002). Proses belajar mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Kaufman Roger & Thomas Susan. (1980). Newyork/London: Division Of Franklin Watts
Evaluation
without
fear,
Mansour fakih. (2001). Sesat pikir teori pembangunan dan globalisasi, Jogjakarta: Insist/Pustaka Pelajar. Noeng
Muhadjir. (2000). Kebijakan perencanaan sumberdaya manusia, Yogyakarta: Rake Sarasin.
sosial
pengembangan
Rusfidra. (14 April 2001). Reaktualisasi pembangunan sumber daya manusia untuk mewujudkan industh pendidikan berkualitas di ranah minang, Diambil pada tanggal 23 Nopember 2005 dan http://www.depdiknas.qo.id/Jurnal/34/peranan pendidikan tinggi iarak iauh .htm Singarimbun, Mash, Sofyan effendi. (1989). Metode penelitian survey, Jakarta: LP3ES Sindhunata, Editor. (2001). Pendidikan: zaman, Yogyakarta: Kanisius.
Kegelisahan
sepanjang
fcvt***l Manajemen Pendidikan No. 01/Th. Il/April 2006