EXECUTIVE SUMMARY STUDI KASUS ALIRAN BERMASALAH BUNDA DI BEKASI
erbedaan persepsi, interpretasi dan ekspresi keagamaan, dalam tingkat kondisi dan situasi tertentu, telah menjadi sumber atau penyebab timbulnya keresahan, ketegangan, bahkan pertentangan atau konflik sosial keagamaan dalam suatu masyarakat. Khususnya bila muncul persepsi, interpretasi atau ekspresi keagamaan seseorang atau kelompok, dinilai tidak relevan atau berseberangan dengan ajaran, keyakinan atau doktrin keagamaan yang dipandang sebagai prinsip agama yang diakui dan berlaku umum dalam suatu komunitas keagamaan (mainstream). Semua fenomena keagamaan itu ada yang masih dapat ditolerir oleh kelompok mainstream (arus utama), namun ada juga sampai divonis sesat oleh MUI karena ajarannya yang dianggap agak menyimpang, bahkan sesat dari arus utama.
P
Persoalan munculnya aliran bermasalah yang menimbulkan keresahan masyarakat terjadi di Kapling Agraria Perumnas I Kelurahan Kayuringin Jaya Kota Bekasi selatan, pada pertengahan bulan Januari awal tahun 2015 di hebohkan dengan berita dari media Republika Online pada hari Minggu tanggal 18 Januari 2015 dengan Hideline “ Aliran Sesat di Bekasi Resahkan Warga”, ajaran yang mengharuskan pengikutnya untuk percaya kepada
~1~
keberadaan Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul dan melakukan ritual khusus. Pimpinan kelompok ini seorang wanita paru baya bernama Nengsih Triyani usia 44 tahun, biasa disapa bunda, disebut-sebut melarang anggotanya mendirikan salat lima waktu. Bunda menganjurkan pengikutnya untuk salat dua kali dalam seminggu, pada hari Senin dan Kamis yaitu salat Asyar dan salat Subuh. Selain itu juga mewajibkan anggotanya membayar iuran. Dalam ritualnya diduga melakukan penistaan agama dan adanya unsur penipuan terhadap anggotanya. Yang menjadi permasalahan, yang akan dikaji dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: a) apa benar ajaran yang disebarkan bunda bermasalah dengan ajaran Islam mainstream sehingga menimbulkan keresahan masyarakat; b) bagaimana profil dan kronologis terkuaknya ajaran bunda yang membuat heboh Bekasi; c) bagaimana respon pemuka agama, aparat serta anggota bunda dan mantan pengikut bunda terhadap ajarannya itu. Secara umum kajian ini ingin mendeskripsikan terkait dengan dugaan ajaran bunda yang bermasalah di Bekasi, membuat heboh masyarakat setempat karena melarang pengikutnya mengucapkan istighfar dan kata Insya Allah. Sekaligus untuk menjawab permasalahan diatas. Sedangkan secara khusus dan lebih rinci tujuan kajian ini, ingin menghimpun berbagai informasi berkenaan dengan persoalan-persoalan diseputar: Ajaran bunda sehingga ~2~
membuat heboh masyarakat karena dianggap menyimpang dari mainstream, profil bunda dan kronologis terkuaknya ajaran bunda yang bermasalah; proses ritual yang dilakukan bunda dalam memberikan pengobatan alternatif, respon MUI dan tokoh masyarakat setempat serta mantan pengikut terhadap keberadaan aliran yang dibawa oleh bunda di Bekasi. Hasil studi ini akan digunakan sebagai bahan informasi dalam mengambil kebijaksanaan dalam menangani paham keagamaan yang diteliti. Metode peneliian studi kasus ini dengan menggunakan metode kualitatif. Peneliti merupakan instrument utama dan peneliti lebih bertumpu pada pendekatan fenomenologis. Data dikumpulkan dengan mengutamakan teknik wawancara mendalam. Temuan Lapangan Penelitian 1. Heboh isi berita Republika Online diantaranya menyebutkan diduga ada aliran sesat yang diajarkan Nengsih Triyani usia 44 tahun atau Bunda sapaan sehariharinya telah melakukan penistaan agama dan penipuan terhadap anggotanya. Adapun salah seorang anggotanya bernama Sotifah (Niken usia 52 tahun), bersedia untuk diobati oleh bunda karena sering mengalami sakit kepala dan sedang mengalami permasalahan dengan staf bendahara RT dimana Niken menjabat sebagai ketua RT 06/RW 04 Jl. Beringin 7, Kelurahan Kranji Kecamatan Bekasi Barat untuk melakukan pengobatan dengan ritualritual.
~3~
2. Pandangan yang berbeda disampaikan oleh salah seorang anak angkat bunda (Baihaqi), yang semuanya berjumlah 6 orang ini mengatakan bahwa apa yang diajarkan bunda kepadanya selama ini tidak ada keanehan, keganjilan dengan agama Islam yang diyakininya. Sebaliknya pernyataan mantan anggota pengikut bunda mengatakan apa yang diajarkan bunda sangat bertentangan dengan agama Islam yang selama ini dijalaninya, seperti dilarang untuk mengucapkan kata istighfar dan insya Allah. Juga adanya larangan untuk melaksanakan salat lima waktu, anjurannya untuk salat dilaksanakan dua kali dalam seminggu hari Senin dan Kamis yaitu salat Asyar dan Subuh. 3. Bunda dan suaminya dengan 2 orang anaknya, sebelumnya mengontrak rumah di Jl. Beringin 10 RT 02/RW 04 Kelurahan Kranji Kecamatan Bekasi Barat selama hampir 7 tahun. Karena tidak diizinkan perpanjang pemilik rumah, kemudian pindah ke Jl. Beringin 7 selama 10 bulan. Pemilik rumah Jl. Beringin 7 mendapat laporan dari tetangga sebelah bunda yang sering merasa terganggu dengan suara teriak-teriak setiap malam jum’at sebagai malam ritual, sehingga mengganggu tetangga sebelahnya dan juga karena ribut masalah air. Kepindahan bunda dari Jl. Beringin 7 menempati rumah kontrakan baru di area Perumnas I dengan alamat bunda sekarang tinggal di rumah kontrakan milik Siagian di RT 06/RW 26 Kav. ~4~
Agraria/POJ, Perumnas 1 Kelurahan Kayuringin Jaya Kecamatan Bekasi Selatan (baru satu bulan), terhitung sejak akhir Desember 2014, secara administrasi KK bunda terdata di RT 06/RW 26 (Ketua RT Adnan Brawijaya). 4. Setelah menyampaikan keluhannya kepada temannya yang berprofesi sebagai wartawan, Niken mengaku bertobat dan keluar dari kelompok itu, yang telah diikutinya selama 5 bulan, karena mulai merasa banyak kejanggalan dalam setiap ritualnya (Radar Bekasi, 21 Januari 2015). Sementara itu putra Niken yang bernama Ahmad Baihaqi usia 20 tahun, masih tetap ikut aktif sampai terbongkarnya kasus ini. Bahkan Baihaqi terkesan justru menyalahkan Niken sebagai ibu yang melahirkan dan membesarkannya. Akhirnya Niken di dorong oleh Babinsa untuk melapor kejadiannya ke Polres Bekasi Selatan terkait karena mengikuti ajaran bunda dan dibuat BAP. 5. Mendengar heboh di media cetak terkait keberadaan bunda yang menjadi warga Kapling Agraria, dimana Poerwanto sebagai Ketua RW 26 telah membuatnya gerah, kemudian mengambil sikap dengan memanggil bunda dan suaminya yang di duga telah melakukan penodaan agama meskipun kejadiannya itu dilakukan bukan di wilayahnya. Pemanggilan kepada bunda dan suaminya oleh Ketua RW 26 dengan berkoordinasi pada Intelkam Kota Bekasi Selatan, MUI, Kemenag Kota Bekasi, awak media Radar dan undangan lainnya, yang bertempat ~5~
di balai pertemuan Kantor RW 26 pada hari Kamis tanggal 22 Januari 2015. Pkl 10.00 WIB. Tujuan dihadirkannya bunda dan suaminya yang di duga mengajarkan aliran sesat, adalah untuk mengklarifikasi pada bunda mengenai pernyataan Niken sebagai korban sebagaimana yang telah beredar di media cetak yang membuat heboh masyarakat setempat. 6. Ini modus dan ujung-ujungnya penipuan dan ajarannya ada indikasi menyimpang, menurut ketua RT 07/RW 26 Kavling Agraria (Andi), karena adanya larangan untuk salat lima waktu dan cukup dalam seminggu salat yaitu hari Senin daan Kamis, salat subuh dan asyar saja, tidak boleh bersahadat dan fokus pada Nyi Roro Kidul 7. Beberapa orang tetangga bunda juga mengalami hal yang sama seperti yang dialami Niken merasa ada keganjilan dan apa yang dilakukannya itu merupakan penodaan agama. Diantaranya Muhajir mengatakan pernah ditepuk bahunya sebanyak 3 kali tepukan oleh Sudharno yang melarangnya untuk mengaji dengan kiai dan diminta untuk mengaji pada Sudharno (suami bunda), dijamin masuk surga. Dalam tubuh Jhoni dikatakannya banyak setannya dan harus dibersihkan. Ada juga yang minta untuk pelarisan dalam usaha agar lancar dan disenangi oleh atasannya. 8. Dalam proses ritual pengobatan karena bunda mengatakan juga bisa mengobati sejak tahun 2012 setelah
~6~
menjadi mualaf tahun 1999 dan dinikah oleh Sudharno yang sebelumnya merupakan ayah angkatnya. Bunda merasakan adanya bisikan ghaib saat tidur untuk membersihkan jiwa raga dengan melakukan puasa mutih selama 40 hari, dan itu dilakukannya selama 5 tahun. Bunda mengikuti apa yang menjadi kebiasaan suaminya sebagai penganut Kejawen yang juga bisa mengobati. Yang menjadi persyaratan untuk ritual pengobatan dengan membawa kembang 7 rupa, disuruh minum air putih yang diberi garam dan membawa 2 buah bunga kantil untuk dimakan serta wajib membawa Bir hitam. Bir Hitam merupakan minuman idola Sudharno. Persyaratan lainnya harus memakai gelang dan tasbih yang harus dibelinya melalui bunda dengan harga. 25 ribu rupiah. 9. Menurut Bunda dan suaminya mengatakan dalam ritual pengobatan, tidak lupa juga mohon keridhoan Allah dengan salat tahujud yang disarankan kepada pengikutnya. 10. Intinya yang dilakukan Bunda dan pasangannya itu yaitu bagaimana caranya mengumpulkan uang yang banyak tanpa harus kerja keras dengan mengatasnamakan agama dengan membaca Fatihah dan Syahadat. Semua pertanyaan dari MUI dan peneliti di bantahnya dan yang bersangkutan menyatakan itu fitnah. Dalam setiap berbicara antara bunda dan suaminya selalu mengucapkan Demi Allah demi Rasululloh.
~7~
11. Dari pengakuan Baihaqi terkait dengan pengaduan ibunya kepada wartawan sehingga mencuat ke media dikarenakan rasa kecewa terhadap dirinya (Baihaqi) yang lebih menuruti dan mendengar nasehat bunda dibandingkan imbauan Niken sebagai ibunya. Hal ini dikarenakan ibu juga tidak pernah memperhatikan keluarga, sering keluar rumah meninggalkan tanggungjawabnya selain sebagai ibu juga sebagai anak yang masih menumpang tinggal di rumah ibunya (nenek dari Baihaqi) yang sedang sakit tidak berdaya karena usia lanjut. Jangankan menyuruh untuk salat kepada anakanaknya atau mengaji, sementara ibu tidak pernah salat apalagi mengaji, karena al-Qur’an bukan untuk dibaca tetapi hanya untuk hiasan di rumah. Sementara terhadap bunda dan bapak (sebutan Sudharno untuk Baihaqi) selalu memberi nasehat kepada saya untuk meninggalkan yang dilarang oleh Tuhan yang selama ini menjadi kebiasaan buruk saya. 12. Sementara itu Sudharno mengatakan mengenal ilmu kejawen/kebatinan sudah sejak usia muda (20 tahun), karena meneruskan kebiasaan dari orang tua yang menganut kepercayaan/kejawen, sudah bisa mengobati apabila ada yang minta tolong. Dalam mengobati, senantiasa minta pada Allah karena saya orang biasa dan bukan kiai. Misalnya yang sakit diabetes, yang saya obati tidak keluar dari syareat islam dan yang saya berikan itu rahasia saya. ~8~
13. Salah seorang anak angkat bunda lainnya, bernama Su’in usianya 45 tahun, pekerjaannya sebagai tukang becak sekaligus disebut-sebut sebagai kaki tangannya bunda dalam mencari langganan untuk mempromosikan kehebatan bunda dan suaminya dalam memberikan pengobatan. Analisis Konsepsi Geertz menyebutkan bahwa agama merupakan bagian dari sistem kebudayaan, dalam arti agama merupakan pedoman yang dijadikan sebagai kerangka interpretasi tindakan manusia. (mengutip:Benturan Budaya Islam:Puritan dn Sinkretis, Sutiyono, Kompas, November 2010:37). Pernyataan Geertz menunjukkan bahwa simbolsimbol keagamaan memformalisasikan adanya suatu kesesuain mendasar tentang kehidupan dengan pemikiran yang dapat menjadikan sintesa, seperti tradisi atau ide-ide yang terlontar sebagai bentuk pandangannya. Teori di atas memang belum dapat menjawab secara memuaskan mengapa sebuah gerakan keagamaan baru akhirnya harus muncul, sehingga belum dapat dimanfaatkan secara umum untuk melihat kondisi-kondisi yang melandasi lahirnya aliran atau gerakan keagamaan. Niebuhr kemudian menyempurnakannya, sehingga teori yang dibangun oleh Glock dan Stark, serta Weber dan Troeltch dapat digunakan untuk melihat dan menjelaskan kondisi yang melahirkan suatu gerakan keagamaan baru. Gerakan keagamaan mana
~9~
pada intinya digerakan dan dibantu oleh orang-orang yang secara emosi keagamaan tidak mendapatkan kepuasan atas jawaban kebutuhan gelora jiwa terhadap tafsir agama yang telah ada di sekelilingnya (deprived). (Abdul Aziz, Varianvarian Fundamentalisme Islam di Indonesia: 2-3). Hasil penelitian menunjukkan, dari pernyataan bunda dan suaminya sangat bertentangan dengan yang dinyatakan para pengikutnya yang merasa telah tertipu karena pengobatan yang dilakukan bunda dengan mengataasnamakan agama. Sementara menurut bunda apa yang dilakukannya itu dalam memberikan pertolongan kepada yang meminta tolong kepadanya hanya sebagai jembatan saja sebagai sarana untuk dapat dipertemukan dengan Allah dan tetap bersyareat untuk solat tahajud dan menyarankan dengan melaksanakan puasa mutih. Sepaanjang pertemuan di Balai Kantor RW 26 Perumahan Kavling Agraria, bunda dan suaminya mengatakan kepada Ketua MUI dan aparat lainnya bahwa apa yang diutarakan salah satunya oleh Niken adalah merupakan fitnah untuk saya. Akhirnya acara klarifikasi ditutup dengan pelaksanaan sumpah diatas al-qur’an yang ditujukan kepada bunda dan suaminya, dikarenakan selalu mengelak. Memang sangat disayangkan ketika itu tidak dapat mempertemukan keduanya antara bunda dan suaminya dengan Niken di Balai pertemuan tersebut.
~ 10 ~
Penutup Inti dari hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: 1. Tampak ada kebohongan yang disampaikan bunda dan suaminya saat klarifikasi dengan MUI kota Bekasi. Selalu mengelak dan mengatakan kalau dirinya itu difitnah. Justru dalam pengobatan saya tidak lepas dengan apa yang menjadi syareat Allah, saya hanya menjembatani dan menganjurkan untuk salat tahajud dan puasa mutih. 2. Pelaku pasangan suami istri ini disapa Bunda bernama Nengsih Triyani/NT usi 44 tahun, dengan suaminya Sudharno. NT adalah anak asuh dari istri kedua Sudharno. Dari pernikahannya dikarunia 2 orang anak. NT seorang muallaf yang mendapat bisikan dari yang ghaibnya untuk membersihkan jiwa dan raganya dengan melakukan puasa mutih selama 40 hari di bulan suro. Pelaksanaan puasa mutih ini dilaksanakannya sampai 5 tahun lamanya, yang dilakukannya sejak tahun 2008. Mulai membuka praktik pengobatannya sejak akhir Desember tahun 2012. 3. Permasalahan muncul karena yang menjadi korban/NK merasa banyak dirugikan oleh bunda dan menjadi heboh beritanya karena korban banyak mengenal beberapa teman dari wartawan, sehingga di aplowd ke media cetak. Namun kejadian ini belum banyak masyarakat sekitar yang mengetahuinya, hanya beberapa orang saja, sehingga belum menimbulkan keresahan yang mengganggu. Kasus ini muncul dikarenakan NK merasa kurang senang melihat anaknya AB lebih banyak ~ 11 ~
mendengar kata-kata bunda dan suaminya ketimbang dirinya sebagai orang tua kandung AB. Sehingga adanya hubungan kurang baik/konflik antara Niken/NK (korban) dengan anaknya yang lebih memilih berkomunikasi dengan pelaku (bunda). 4. MUI belum memutuskan (memberikan fatwa sesatnya) kalau yang dilakukan bunda dan suaminya adalah aliran sesat yang meresahkan. Karena ajaran yang dikembangkan kepada pasiennya tampaknya perpaduan antara ilmu kejawen dengan agama Islam yang diyakininya. Karena kasus ini tidak berlatarbelakang keagamaan, tetapi berdasarkan pengobatan alternatif dan praktik perdukunan. Rekomendasi: 1. Kepada Kepala Kankemenag setempat sebaiknya peka terhadap isu-isu yang berkembang di wilayahnya, sehingga tidak perlu diberitakan ke media. Dalam hal ini Kepala Kankemenag bisa memanfaatkan penyuluh agama untuk memonitor kasus-kasus dan sedapat mungkin melokalisir kasus tersebut. 2. Pusat Informasi dan Kehumasan sebaiknya melakukan sosialisasi kepada wartawan untuk tidak langsung memblowup berita, sebelumnya konfirmasi lebih dahulu ke kantor Kementerian Agama setempat, atau kepada pihak yang dianggap korban serta pihak-pihak lain.
~ 12 ~