EXECUTIVE SUMMARY
PENGKAJIAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR IRIGASI AIR TANAH (IRIGASI MIKRO)
Desember 2011
KATA PENGANTAR
Executive Summary ini merupakan ringkasan dari Laporan Akhir kegiatan Pengkajian Efisiensi Penggunaan Irigasi Air Tanah (Irigasi Mikro) yang dilaksanakan oleh Balai Irigasi Pusat Litbang Sumber Daya Air, Badan Litbang Departemen Pekerjaan Umum. Kegiatan ini dibiayai oleh APBN tahun 2011. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mendapatkan model fisik jaringan irigasi tetes skala on farm dengan mengoptimalkan pemanfaatan JIAT yang dibangun oleh kementerian Pekerjaan Umum. Hasil kajian model fisik tersebut dibuat untuk menyiapkan materi pedoman teknis perencanaan dan operasi pemeliharaan irigasi tetes, yang diharapkan bermanfaat bagi petugas/pengelola irigasi mikro (tetes) di daerah. Kegiatan ini dilaksanakan oleh Tim Pelaksana yang terdiri dari Dadang Ridwan, ST; Dadan Rahmandani, ST; Indri Swatini Setianingwulan, ST; Ir. Damar Susilowati, M.Sc; Ir. Muqorrobin, serta anggota tim lainnya dengan koordinator kegiatan Kepala Seksi Program dan Pelayanan Teknis. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terlaksananya kegiatan ini. Masukan, saran dan kritik sangat kami harapkan untuk menyempurnakan naskah ilmiah ini.
Bandung,
Desember 2011
Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air
Dr.Ir. Arie Setiadi Moerwanto, M.Sc. NIP. 196501251986031001
EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR IRIGASI AIR TANAH (IRIGASI MIKRO) 1.
Latar Belakang
Ketersediaan akan air tanah yang cukup besar sangat berpotensi untuk di manfaatkan menjadi air irigasi. Sejak tahun 1969, Kementerian Pekerjaan Umum telah mulai membangun prasarana Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT). Sampai saat ini tercatat di 19 Provinsi sebanyak 6.012 sumur produksi dengan lahan berpotensi 415.888 Ha (Dit. Irigasi, Desember 2008). Namun pemanfaatan JIAT yang ada masih kurang optimal, disebabkan selain telah dilampauinya umur teknis layanan pompa juga disebabkan pemilihan teknologi irigasi yang kurang tepat sehingga menyebabkan tingginya biaya operasi dan pemeliharaan, serta efisiensi penggunaan air irigasi yang rendah. Penerapan sistem irigasi mikro untuk tanaman bernilai ekonomis tinggi dapat menjadi alternatif dalam peningkatan efisiensi penggunaan air irigasi, optimalisasi pemanfaatan Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) dan peningkatan produktivitas lahan kering serta pendapatan petani. Seperti hasil penelitian irigasi tetes skala demplot yang telah dilakukan oleh Balai Irigasi pada tahun 2009 di lahan kering berpasiran desa Akar-akar Lombok utara NTB, metode irigasi ini mampu memberikan efisiensi penghematan penggunaan air irigasi hingga 82,21 %, dibandingkan dengan irigasi alur yang biasa diterapkan oleh petani sekitar. Dari sisi usahatani penerapan metode ini juga sangat layak dan menguntungkan dengan nilai B/C (Benefit cost) ratio 2,3. Penerapan sistim irigasi mikro skala hamparan petani, di Indonesia, masih sangat jarang. Sehingga dalam pengelolaannya perlu di dukung oleh sumber daya pengelola yang cukup maju. dan mempunyai motivasi yang cukup tinggi. Sehingga untuk mendukung hal tersebut, perlu disiapkan standar atau prosedur pengelolaan yang baik pula. 2.
Tujuan
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan hasil kajian penerapan irigasi mikro (tetes) pada skala hamparan petani dengan mengoptimalkan pemanfaatan JIAT yang dibangun oleh kementerian Pekerjaan Umum, sekaligus menyiapkan materi pedoman teknis irigasi tetes, yang diharapkan bermanfaat bagi petugas/pengelola irigasi mikro di daerah. 3.
Sasaran
-
Model fisik penerapan irigasi tetes on farm
-
Naskah Ilmiah pedoman teknis perencanaan dan operasi pemeliharaan irigasi tetes.
4.
Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan penelitian, meliputi:
1
a.
Pengkajian penerapan irigasi tetes dengan parameter kajian meliputi (i) efisiensi penggunaan air irigasi, (ii) Pola pemberian air; (iii) usahatani, serta (iv) prediksi nilai ekonomi air tanah lokasi penelitian dalam pengelolaan irigasi mikro.
b.
Kajian kinerja/ Pengelolaan O&P pada demplot jaringan irigasi tetes yang dibangun oleh pihak Direktorat Irigasi dan Rawa
c.
Monitoring dan Evaluasi pemanfaatan jaringan irigasi sprinkler tipe rotator di Jepara;
d.
Penyiapan materi rancangan pedoman teknis, irigasi tetes untuk penyusunan R-0.
5.
Metodologi
6.1. Penerapan irigasi tetes skala onfarm Jaringan irigasi tetes dirancang dan dibuat dengan sistem bongkar pasang, jarak antar lateral dan jarak tanam kondisi lahan menyesuaikan dengan sistem tanam petani sekitar. Jenis penetes yang digunakan menggunakan jenis drip line tipe “drip pipe”. Untuk kemudahan sistem pengoperasian, lahan dibagi menjadi beberapa blok irigasi disesuaikan dengan luasan garapan petani. Kinerja jaringan diuji teknis secara langsung di lapangan, meliputi uji : (i) Debit emiter dan keseragaman tetesan; (ii) tekanan operasi emitter; dan (iii) Luas area dan kedalaman pembasahan Untuk mengetahui pola operasi yang ideal, dilakukan beberapa perlakuan pemberian air meliputi : (i) perlakuan pemberian air didasarkan pada pengaturan interval satu harian ( 1-2 kali) per hari; (ii) perlakuan pemberian air irigasi sistim konvensional (alur). Kebutuhan air tanaman untuk setiap periode pertumbuhan tanaman dihitung menggunakan formula neraca keseimbangan air; dihitung dari awal pertumbuhan tanaman sampai panen menurut persamaan Marshall et. al. (1996). Untuk mendapatkan estimasi nilai ekonomis air irigasi dilokasi penelitian digunakan metode volumetric pricing dimana volume penggunaan dapat diprediksi dari durasi pemompaan. Asumsi dasar yang digunakan adalah bahwa air irigasi merupakan barang ekonomi sehingga hukum-hukum ekonomi dapat diterapkan untuk mengestimasi "harga" sumberdaya tersebut. Asumsi lain adalah : (1) petani rasional, (2) air merupakan masukan dalam usahatani, dan (3) fungsi produksi komoditas pertanian adalah fungsi homogen sehingga teorema Euler berlaku. 6.2. Kegiatan Penyusunan Rancangan Standar Penyusunan pedoman ini melibatkan para pakar irigasi khususnya irigasi mikro, praktisi, akademisi dan berbagai pihak terkait guna menjaring berbagai masukan baik secara teori maupun praktek. Penjaringan masukan tersebut dikemas dalam acara diskusi dan konsultasi serta workshop, sehingga melalui workshop ini diharapkan dapat merumuskan materi pedoman teknis yang tepat, lengkap dan komprehensif. 6.
Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan pengkajian efisiensi penggunaan air irigasi tanah (irigasi mikro) pada tahun 2011, adalah sebagai berikut: 2
a. Persiapan, b. Survai lokasi dan pengumpulan data Faktor pertimbangan dalam penentuan lokasi penerapan meliputi : Infrastruktur JIAT, kondisi iklim, lahan, sumber air, komoditas tanaman unggulan dan sosial ekonomi termasuk kelembagaan dan potensi pemasaran hasil pertanian. c. Desain Jaringan Irigasi Tetes dan penentuan faktor rancangan d. Pembuatan prototip jaringan irigasi tetes. e. Penyiapan Demplot Jaringan Irigasi Konvensional. f. Uji Teknis dan Kinerja prototip jaringan irigasi Mikro g. Pengkajian h. Monitoring dan Evaluasi Penerpan Irigasi Sprinkler tipe rotator di Kab. Jepara i. Penyusunan Naskah Ilmiah pedoman teknis berupa draft pedoman teknis perencanaan dan pelaksanaan irigasi tetes j. Workshop irigasi mikro k. Penyusunan laporan Kegiatan, meliputi : laporan awal, laporan interm, konsep laporan akhir dan penyelesaian laporan akhir. 7.
Hasil Kegiatan dan Pembahasan
8.1. Penerapan Irigasi Tetes Skala On Farm Dari data kinerja pada masing-masing blok irigasi, menunjukan bahwa emitter drip line tipe “drip pipe memberikan kinerja yang yang sangat baik, hal ini ditunjukan dengan melihat nilai koefisien keseragaman emiter yang cukup seragam rata-rata diatas 95,87% untuk penetes pada blok A dan 96,59% untuk penetes pada blok B, seperti pada grafik keseragaman tetesan pada masing-masing model di bawah ini.
Gambar 1. Grafik Hasil Uji Keseragaman
Efisiensi penghematan air diperhitungkan dari jumlah air irigasi yang digunakan. Volume air irigasi yang digunakan pada sistim irigasi tetes dengan memperhitungkan jumlah waktu operasi selama musim tanam, pada tekanan operasi yang sama untuk setiap operasinya. Total volume penggunaan air irigasi per hektar, untuk metode irigasi tetes 3
tercatat sebesar 1.831,22 m3. Sementara untuk dalam hektar, sebesar 5.026,76 m3.
irigasi alur apabila dikonversi ke
5026.76
Efisiensi Penghematan Air Irigasi 78,29 %
1831.22
Irigasi tetes
Irigasi alur
Gambar 2. Grafik Hasil Uji Keseragaman
Penghematan air sementara dengan irigasi tetes tipe ini adalah sebesar 78,29 %. Hal ini menunjukan bahwa irigasi tetes ini jauh lebih hemat dibandingkan dengan irigasi alur, disebabkan karena kehilangan air atau penggunaan air yang berlebihan yang ke luar zona perakaran. Hasil analisis usahatani terlihat dari B/C ratio. Nilai angka B/C untuk tanaman cabe dengan irigasi tetes menunjukkan adanya keuntungan ekonomi yang cukup dengan ditunjukan oleh angka B/C ratio 1,14. Usaha tani cabe dengan sistem irigasi tetes secara ekonomi layak dan dapat direkomendasikan untuk diterapkan dengan memanfaatkan sumber air tanah dalam. Bila dibandingkan dengan sistem irigasi konvensional/alur, nilai B/C irigasi tetes lebih baik yaitu sebesar 1,14 sedangkan irigasi konvensional/alur sebesar 1,04. Hal ini membuktikan bahwa irigasi tetes bisa meningkatakan produktivitas apabila di kelola dengan baik (tepat terhadap jarak tanam, pH tanah dan pemberian irigasi tepat waktu dan kebutuhan). Tabel 1. Analisa Usaha Tani Irigasi Tetes dan Konvensional (Alur) Jenis Irigasi Irigasi Tetes Irigasi Alur
Biaya Produksi (Rp) 6.669.500 5.607.000
Pendapatan (Rp)
Keuntungan (Rp)
B/C Ratio
R/C
14.299.320 11.428.571
7.629.820 5.821.571
1.14 1.04
2.14 2.04
Dari hasil prediksi nilai ekonomi air irigasi pada irigasi tetes di dapat sebesar Rp 2,06 /liter.hal ini menunjukan bahwa irigasi tetes tergolong mahal apabila di bandingkan dengan irigasi konvensional. Akan tetapi apabila di korelasikan dengan hasil usaha tani yang di dapat, penerapan irigasi tetes masih menguntungkan petani. Tabel 2. Nilai Ekonomis Air Irigasi Total Pemakaian air irgasi (liter) 1.266.085
Total Biaya Pengoprasian (Rp) 2.605.000
Prediksi Nilai Ekonomis (Rp/liter) 2,06
8.2. Monitoring dan Evaluasi Irigasi Rotator di Jepara Berdasarkan hasil monev, kondisi jaringan Irigasi sprinkler tipe rotator, termasuk sambungan dan asesoris pada umumnya dalam kondisi baik (tidak ada kebocoran) dan masih berfungsi. Bedasarkan hasil wawancara dengan petani dan dinas pengelola 4
setempat di dapat informasi bahwa untuk pemanfaatan jaringan irigasi, sampai saat ini jaringan tetap termanfaatkan khususnya pada musim-musim kering. Operasi jaringan irigasi pada musim kering rata-rata dilakukan sekitar 30 kali dalam satu musim tanam kacang tanah. Pada musim tanam pertama sebagian besar petani memanfaatkan jaringan irigasi sprinkler tipe rotator untuk tanaman kacang tanah, dengan hasil panen sekitar 3 ton/Ha. Keuntungan yang didapat dalam satu musim tanam hanya mencapai Rp. 1.230.000. Hasil ini dirasa masih berat bagi petani setempat, mengingat kebutuhan bahan bakar untuk mengoperasikan sprinkler pada satu musim tanam apabila dikorelasikan dengan produksi yang dihasilkan masih relative mahal.
8.
Kesimpulan dan Saran
9.1. Kesimpulan -
-
-
-
-
-
Berdasarkan hasil penelitian penggunaan air irigasi dengan metode irigasi tetes ini, memberikan penghematan air irigasi sebesar 78,29%, di banding dengan irigasi konvensional/alur. Prototip jaringan irigasi tetes dengan menggunakan tipe penetes drip pipe mempunyai tingkat keseragaman tetesan air sangat baik yaitu nilai DU (Distribution Uniformity) lebih dari 95,87%, dengan debit rata-rata 0,66 liter/jam pada tekanan 0,6 bar. Hasil analisis usaha tani, didapat nilai B/C rasio irigasi tetes lebih besar dibandingkan dengan irigasi konvensional/alur yaitu sebesar 1.14 dan konvensional sebesar 1.04 Dari hasil pengamatan dilapangan menunjukan bahwa Pola operasi dasar minimum pada irigasi tetes untuk tanaman cabe dilakukan dengan frekuensi satu hari satu kali. Prediksi nilai ekonomis air irigasi didapat Rp 2,06 /liter. Secara keseluruhan jaringan irigasi sprinkler tipe rotator yang terpasang di Kawasan Kampung Teknologi dalam kondisi baik dan dapat berfungsi sesuai dengan desain. Pemanfaatan jaringan irigasi sprinkler relatif sangat dibutuhkan dan sangat bermanpaat bagi petani khususnya pada musim-musim kering. Dari hasil analisa usahatani irigasi sprinkler tipe rotator pada budidaya tanaman kacang tanah biaya operasinya masih cukup tinggi apabila di badingkan dengan produksi yang di dihasilkan.
9.2. Saran - Pengoperasian irigasi tetes tergolong mahal sehingga dibutuhkan suatu teknologi (tenaga penggerak alternatif) untuk menekan biaya operasi irigasinya. - Dalam pengelolaan O&P Irigasi tetes, diperlukan adanya perhatian yang intensif, karena sistem irigasi tetes memerlukan perhatian yang lebih besar dalam terutama dalam hal perawatan komponennya. - Untuk menekan biaya operasi yang tinggi dalam pemakaian jaringan sprinkler tipe rotator perlu didukung dengan budidaya yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. 5