Menuju Indonesia Bebas Korupsi
EXECUTIVE SUMMARY BAGIAN I: FENOMENA KORUPSI LEMBAGA YANG MENANGANI KORUPSI LEMBAGA RENTAN KORUPSI
Desember 2006 RAMA PERWIRA-INACON
Skema Riset Kuantitatif REMAJA DAN MASYARAKAT UMUM
Fenomena Korupsi & Apa itu korupsi
Awareness, Opinion, Image
Knowledge
Attitude
Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
SUMBER INFO
Lembaga Pengawas/ Penanggulangan Korupsi Lembaga/Institusi Rentan Korupsi Kampanye Anti Korupsi
MEDIA HABIT
2
Skema Riset Kualitatif: Concept Test
Konsep Kampanye Communication Framework Theme Framework Draft Materi Kampanye
• Penerimaan Terhadap Konsep dan materi kampanye • Opini terhadap konsep dan materi kampanye • Pemahaman tentang konsep • Kecocokan draft materi kampanye dengan konsep yang ditawarkan • Derajat kemenarikan konsep & materi konsep • Derajat kecocokan konsep dan materi terhadap target audience • Derajat Influence konsep dan materi terhadap awareness, sikap dan perilaku • Kebutuhan (Needs) terhadap materi kampanye
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
* draft concept dan draft materi oleh Grey
Sebagai acuan untuk kampanye anti korupsi yang akan datang
3
Tujuan riset AWARENESS, OPINION, IMAGE
KNOWLEDGE
FENOMENA KORUPSI
TERHADAP
LEMBAGA YANG MENANGANI KORUPSI
ATTITUDE
BEHAVIOR
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
LEMBAGA RENTAN KORUPSI
4
Tujuan Riset Campaign Concept Test (khusus FGD)
KEBUTUHAN AKAN KAMPANYE ANTI KORUPSI MEDIA HABIT & SUMBER INFO
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
5
Metodologi Pendekatan Riset: Mixed Approach – Riset ini menggunakan dua pendekatan: kualitatif dan kuantitatif • Pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan focus group discussion sebagai teknik pengunpulan data • Pendekatan kuantitatif dengan menggunakan indepth interview sebagai teknik pengumpulan data.
Teknik Sampling – Riset ini menggunakan teknik purposive sampling (non random sampling) dimana responden dipilih berdasarkan seperangkat kriteria yang telah ditentukan dan disepakati sebelumnya.
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
6
Metodologi Kota Tempat Pelaksanaan Riset Jakarta, Medan, Surabaya, D.I. Yogyakarta, Makasar, Pontianak Jumlah Responden Focus Group Discussion Total 18 kelompok: • 3 kelompok di masing-masing kota • 8-10 responden di masing-masing kelompok • Total repsonden FGD: maksimal 180 responden Menuju Indonesia Bebas Korupsi
Depth Interview
Total 1020 responden tersebar di 6 kota @ 170 responden
7
Metodologi Karakteristik Responden TARGET UTAMA: REMAJA • Pria/wanita • Usia 13-24 tahun • Pelajar SMP, SMA dan Mahasiswa • SES ABC (disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah) • Berdomisili di salah satu kota berikut: Jakarta, Surabaya, D.I. Yogyakarta, Medan, Pontianak, Makasar
TARGET SEKUNDER: MASYARAKAT UMUM • Pria/wanita • Usia 30 – 45 tahun • Pelaku bisnis/wiraswasta, karyawan level manajerial, pengurus LSM, profesional, ibu rumah tangga • SES ABC (disesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah) • Berdomisili di salah satu kota berikut: Jakarta, Surabaya, D.I. Yogyakarta, Medan, Pontianak, Makasar
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
8
Matrix kelompok fgd & depth interview Kelompok FGD Kelompok Pelajar SMA
3 FGD di setiap kota 8-10 orang per kelompok
Kelompok Mahasiswa Masyarakat Umum
Responden Depth Interview Pelajar SMP mulai usia 13 Pelajar SMA
Depth Interview Menuju Indonesia Bebas Korupsi
Mahasiswa Masyarakat Umum (pelaku bisnis, profesional, lsm, ibu rumah tangga)
9
Kerangka Sampel Depth Interview KOTA
TARGET UTAMA
TARGET SEKUNDER
Pelajar SMP, SMA dan Mahasiswa
Masyarakat Umum (30 - 45 tahun)
Medan
120 responden (SMP, SMA, Mahasiswa)
50 orang (wiraswasta, karyawan level managerial, pengurus LSM, ibu rumah tangga, profesional)
Jakarta
120 responden (SMP, SMA, Mahasiswa)
50 orang (wiraswasta, karyawan level managerial, pengurus LSM, ibu rumah tangga, profesional)
Surabaya
120 responden (SMP, SMA, Mahasiswa)
50 orang (wiraswasta, karyawan level managerial, pengurus LSM, ibu rumah tangga, profesional)
Yogyakarta
120 responden (SMP, SMA, Mahasiswa)
50 orang (wiraswasta, karyawan level managerial, pengurus LSM, ibu rumah tangga, profesional)
Makasar
120 responden (SMP, SMA, Mahasiswa)
50 orang (wiraswasta, karyawan level managerial, pengurus LSM, ibu rumah tangga, profesional)
Pontianak
120 responden (SMP, SMA, Mahasiswa)
50 orang (wiraswasta, karyawan level managerial, pengurus LSM, ibu rumah tangga, profesional)
720 RESPONDEN
300 RESPONDEN
TOTAL Menuju Indonesia Bebas Korupsi
10
Tabel Progress Focus Group Discussion KOTA PONTIANAK
MEDAN
SURABAYA
MAKASAR
JOGJAKARTA
JAKARTA
KELOMPOK FGD
TANGGAL
JAM
Jumlah Peserta
UMUM
Sabtu,9 Des
15.30 - 18.00
10
UMUM
Minggu, 11 Des
13.00 - 15.00
6
MAHSISWA
Sabtu, 9 Des
19.00 - 21.00
10
SLTA
Minggu, 10 Des
09.00 - 11.00
9
UMUM
Kamis, 7 Des
16.00-18.00
11
MAHSISWA
Jumat, 8 Des
10.00-12.00
11
SLTA
Jumat, 8 Des
16.00-18.00
10
SLTA
Rabu, 6 Des
14.00 - 15.30
10
Umum
Rabu, 6 Des
18.00 - 19.30
9
Mahasiswa
Kamis, 7 Des
10.00 - 11.30
8
Mahasiswa
Jum'at, 8 Des
09.30 - 11.00
11
SLTA
Jum'at, 8 Des
18.30 - 21.00
8
Umum
Sabtu, 9 Des
10.00 - 12.00
9
SLTA
Rabu, 6 Des
15.30 - 17.00
12
Umum
Kamis, 7 Des
16.00 - 17.30
10
Mahasiswa
Kamis, 7 Des
19.00 - 20.30
11
SLTA
Senin, 11 Des
16.00 - 18.00
9
Umum
Selasa, 12 Des
18.00 - 20.00
12
Mahasiswa
Selasa, 12 Des
18.00 - 20.00
11
Menuju Indonesia Bebas Korupsi TOTAL RESPONDEN
186
11
HASIL PENELITIAN
Bagian 2 Fenomena Korupsi Awareness Knowledge Opini Attitude Behavior
1. Fenomena Korupsi Awareness Opini Knowledge Attitude Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
14
Awareness Terhadap Fenomena Korupsi sangat tinggi 100
99.4
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0.6 0 pernah
Awareness terhadap ada tidaknya kasus korupsi bisa dianggap cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat dari cukup banyaknya responden menyatakan pernah mendengar. Hal ini juga tercermin dari hasil focus group discussion dimana awareness terhadap fenomena korupsi juga tinggi. Tak ada beda signifikan di semua kota dan semua kelompok.
tidak pernah
Apakah anda pernah mendengar ada kasus korupsi yang terjadi? Menuju Indonesia Bebas Korupsi
15
Awareness Terhadap Tempat Kasus Korupsi Terjadi Lembaga pemerintahan 1
Wilayah terdekat dengan responden 2 Rumah tangga, lingkungan,
Legislatif, departemen, BUMN, lembaga independen di bawah pemerintahan
lingkungan kerja dan sekolah
Lainnya
22,6
Lbg Independen di bwh pemerintah ( KPU, KPA, KPPU, dll)
25,8
LSM
4,0
Swasta Asing
2,7
Swasta National
8,7
Lbg Yudikatif
15,6
Kepolisian
15,1
Lbg Legislatif
29,8
BUMN
25,4
Pemda
21,0
Departemen
29,7
Lbg Pemerintahan
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
23,3 0
10
20
30
40
16
Awareness Terhadap Kasus Korupsi yang Terjadi Dari data ini terlihat jelas bahwa kasus korupsi yang paling populer di masyarakat adalah Kasus KPU Mulyana W Kusuma.
DPRD
Kasus nasional
14
Sujiono BLBI
7
Konjen Malaysia
2
Soeharto
14
Suap di MA
7
Neloe Mandiri
Kasus skala kecil
5
Suwarna Kaltim
12
Suyitno Landung Kepolisian
5
Abdullah Puteh
Kasus lokal/daerah
23
KPU lainnya
19
Mulyana KPU
32
lain-lain
44 0
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
10
20
30
40
50
17
Awareness Terhadap Kasus Korupsi yang Terjadi (penjelasan untuk Point “Lain-lain”) kasus lokal/daerah Hampir seluruh responden memiliki pengetahuan yang lebih mendalam terhadap kasus korupsi setempat.
44 % Lain-lain
kasus berskala kecil Kelompok responden pelajar memiliki pengetahuan yang lebih mikro mengenai kasus korupsi.
kasus berskala nasional lainnya
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
18
Kasus Korupsi Nasional lainnya Yang Diketahui • Korupsi dana BOS • Kasus Bulog: Nurdin Halid, cukup signifikan muncul sebagai jawaban di beberapa kota • Tommy Soeharto • Kasus Abdullah Puteh • Kasus Probosutejo • Kasus Pertamina • Kasus BNI • Kasus PLN • Kasus Akbar Tandjung (hampir selalu muncul disebutkan di seluruh kota, walaupun dengan frekuensi yang tidak signifikan) • Kasus-kasus illegal logging • Korupsi Jamsostek • Kasus Rohmin Dahuri, Mantan menteri dept. Kelautan dan Perikanan • Kasus pembelian pesawat Sukhoi Menuju Indonesia Bebas Korupsi
19
1. Fenomena Korupsi Awareness
Opini Knowledge Attitude Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
20
Opini mengenai Kasus Korupsi yang Diketahui (FGD) Korupsi sudah dianggap sebagai tradisi, budaya, kebiasaan, penyakit, sulit diberantas. Ini mencerminkan bahwa masyarakat melihat korupsi sebagai sesuatu yang sudah merasuk ke dalam tata kehidupan personal, masyarakat dan negara.
Indonesia termasuk kelompok negara paling korup sedunia. Penyebab korupsi: sikap ingin hasil cepat, mudah dan enak; berapapun besaran gaji tak menutup tindakan korupsi; warisan (penjajah, budaya kerajaan, pemerintahan orde baru)
Perlu Upaya Pemberantasan Kampanye (below & above the line, gunakan semua channel komunikasi); pendidikan (pengetahuan korupsi dan anti korupsi masuk kedalam kurikulum); keluarga (penumbuhan sikap anti korupsi di rumah, contoh dari orangtua, pendidikan moral di rumah); potong 2 generasi. Menuju Indonesia Bebas Korupsi
21
Opini mengenai Kasus Korupsi yang Diketahui (depth Int) Opini yang Cenderung Normatif
Pelajar SMP/SMA
• • • • •
Korupsi merugikan rakyat/orang banyak Merugikan negara karena memakai uang negara Pelakunya harus dihukum seberat-beratnya Pelakunya dipecat saja Harus dicegah dan diberantas
Opini yang Lebih Mendalam
Mahasiswa/ Masyarakat Umum
• • •
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
Menceritakan serba singkat kasus korupsi yang disebutkan Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai oknum pelaku korupsi Mengemukakan pendapat dengan kalimat yang lebih tegas dan percaya diri
22
Kutipan Opini Terhadap Kasus Korupsi yang Diketahui P E L A J A R
M H S & U M U M
“…diberi sanksi yang tegas”
“…bikin orang menderita”
“…tidak bagus, karena merugikan masyarakat” “…sangat merugikan negara..”
“…orang yang melakukan korupsi cepat ditangkap…”
“…kurang baik, karena untuk diri sendiri..”
“…merugikan, jadi gak suka aja sama yang korupsi”
“…tindakan itu tidak terpuji banget..”
“…mengecam karena KPU sebagai lembaga independen malah melakukan korupsi di acara puncak demokrasi dan keperluan yang tidak penting..” “…kasus korupsi itu terjadi menurut saya karena mereka lalai melaksanakan wewenang yang ada di tangannya “…penanganannya sangat lamban dan kurang terbuka ke masyarakat “…parah sekali, karena penegak hukum yang seharusnya menegakkan hukum malah gampang disuap..” “…kasus korupsi yang terjadi seperti kasus Mulyana agak susah untuk dibasmi karena penyakit seperti itu sudah melekat pada orang yang memegang suatu peran dalam suatu struktur…” Menuju Indonesia Bebas Korupsi 23
1. Fenomena Korupsi Awareness Opini
Knowledge Attitude Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
24
Knowledge: Definisi Korupsi definisi begitu melebar tidak sedikit yang pada akhirnya kebingungan memahami apa sebenarnya korupsi itu lebih mudah menunjuk kasus-kasus korupsi ketimbang mendefinisikan apa itu korupsi tidak yakin dan menganggap korupsi sebagai kata yang lentur, liat, abuabu dan tergantung kepentingan si pembuat definisi Definisi korupsi lebih dibahas dari elemen-elemennya sebagai berikut Mengambil hak orang lain Penyalahgunaan wewenang, kekuasaaan, jabatan untuk kepentingan sendiri atau kelompoknya merugikan orang lain, pihak lain, negara yang dikorupsi: uang, waktu, fasilitas, barang (terutama uang) mencuri, menggelapkan, merampok, mark up/penggelembungan. Menuju Indonesia Bebas Korupsi
25
Knowledge: Definisi Korupsi SECARA UMUM korupsi merupakan suatu bentuk pencurian, penyelewengan dan penyalahgunaan Terdapat perbedaan tingkat pemahaman diantara kelompok-kelompok berikut Pelajar SMP obyek korupsi hanya sebatas uang saja, jadi menurut mereka korupsi adalah pencurian, penyelewengan, penyalahgunaan uang yang bukan miliknya Menuju Indonesia Bebas Korupsi
Pelajar SMA& Mhs Obyek korupsi meluas pada penyalahgunaan wewenang, jabatan, fasilitas (obyek korupsi).
Umum korupsi merupakan kegiatan manipulasi, memalsukan, mark up dengan obyek yang lebih bervariasi (mulai dari uang, fasilitas, jabatan, wewenang) untuk kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. 26
Knowledge: Tindakan Korupsi • Beberapa grafik dihalaman berikut memberikan gambaran pada kita tentang tindakan apa saja yang dianggap korupsi dan apa saja yang tidak dianggap korupsi oleh responden. Terlihat sekali bahwa jawaban responden mencerminkan masih beragamnya pemahaman dan pengetahuan khalayak tentang definisi korupsi. • Menyikapi hal ini sangat disarankan untuk memberikan edukasi lewat berbagai cara tentang definisi korupsi yang disepakati bersama dan sesuai dengan aturan hukum. Pemahaman yang benar tentang definisi korupsi akan mengantarkan kita ke arah yang lebih mudah untuk memulai gerakan anti korupsi. Menuju Indonesia Bebas Korupsi
27
Knowledge: Tindakan yang Dianggap Korupsi 1.Menggunakan dana organisasi untuk kepentingan pribadi
91 76
2.Melakukan mark up dana sebuah kegiatan/proyek
4.Pergi ke luar negeri atas biaya dinas dengan mengajak istri 5.Memperpanjang waktu istirahat (sekolah/kerja) sesuai kebutuhan
7.Petugas pemeriksa bandara yg izinkan saudaranya masuk tanpa pemeriksaan yg benar 8.Memakai waktu belajar untuk bermain games
15
19
16
63
22
16
61
22
51
10.Dosen memberikan nilai tanpa kriteria yang jelas
49
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
16
10
65
49
Tidak
14
17
69
9.Melakukan bisnis sampingan saat jam kantor
Ya
10
73
3. Memberi uang pelicin
6.Mengambil pensil inventaris kantor
7 2
34 33 25
17 15 19 26
Tidak Tahu
28
Knowledge: Tindakan yang Dianggap Korupsi
48
11.Membayar lebih untuk pembuatan KTP
33
19
12.Menggunakan tunjangan kesehatan klg inti dari kantor untuk orang lain 13.Menerima tips/upeti dari pihak yg berhubungan kerja dgn anda/kantor anda
40
14.Mencetak surat pribadi pakai printer kantor
39
35
26
37
39
23
15. Mencontek/memberi contekan saat ujian 16.Memenangkan tender kpd saudara sendiri, meski penawarannya plg baik dan murah 17.Tawuran saat jam belajar
42
35
27
20.Pejabat negara menerima bingkisan/parcel
27
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
36
39
33
18.Mengetik surat pribadi menggunakan komputer kantor 19.Memberikan ucapan terimakasih kepada polisi yang berhasil menemukan mobil kita yang hilang
Ya
27
32
Tidak
47 43 53 44
31 24
26 20 25 20 29
Tidak Tahu
29
Knowledge: Tindakan yang Dianggap Korupsi
21. Memberikan kembalian berupa permen
26
22.Menerima tamu pribadi di kantor saat jam kerja
26
46
28
23.Membeli tiket via calo
25
48
27
24.Petugas menerima ucapan terima kasih berupa uang dari orang yang dilayani tp bkn dia yang minta dan tentukan jumlahnya 25. Mengantar anak menggunakan mobil dinas sambil berangkat kantor 26.Datang ke kantor lebih pagi & pulang lebih sore untuk selesaikan tugas, pada dasarnya rugikan kantor yg hrs bayar listrik 27.Memberikan tips ke petugas PLN/Telkom yg perbaiki instalasi di rumah 28.Menolong orang yang kecelakaan dan mengangkutnya dengan mobil dinas
Ya Menuju Indonesia Bebas Korupsi
20
21
59
21
19
61
20
16 15 8
Tidak
54
68 64 87
16 20 5
Tidak Tahu
30
Knowledge: Definisi Korupsi Definisi korupsi dari responden lebih dibahas dari elemen-elemennya sebagai berikut Mengambil hak orang lain Penyalahgunaan wewenang, kekuasaaan, jabatan untuk kepentingan sendiri atau kelompoknya
Bentuk tindakan yang dianggap sebagai tindak korupsi dapat dikelompokkan dalam:
Tindakan pemberian suap/tip Tindakan penggelapan/ manipulasi/pemalsuan
merugikan orang lain, pihak lain, negara yang dikorupsi: uang, waktu, fasilitas, barang (terutama uang) mencuri, menggelapkan, merampok, mark up/penggelembungan.
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
Penyalahgunaan fasilitas, wewenang
31
Knowledge: Tindakan yang Dianggap Korupsi Bentuk tindakan yang dianggap sebagai tindak korupsi dapat dikelompokkan dalam:
-Tindakan pemberian suap/tip -Tindakan penggelapan/manipulasi/pemalsuan -Penyalahgunaan fasilitas, wewenang
Suap/Tip •Memberi uang pelicin (73) •Membayar lebih untuk membuat KTP (48) •Menerima tip/upeti dari pihak yang berhubungan kerja dengan kantor (40) •Memberikan ucapan terima kasih kepada polisi yang berhasil menemukan mobil yang hilang (27) •Pejabat menerima bingkisan/ parcel (27) •Petugas menerima ucapan terima kasih berupa uang dari orang yang dilayani tapi bukan dia yang minta dan tentukan jumlahnya. (21) •Memberi tip kepada petugas PLN/Telkom yang perbaiki instalasi di rumah (15)
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
Pemalsuan/Pengelapan/ Manipulasi •Gunakan dana organiasasi untuk kepentingan pribadi (91) •Mark up dana proyek (76) •Ambil pensil inventaris kantor (63)
Penyalahgunaan •Pergi ke luar negeri atas biaya dinas dengan mengajak istri (69) •Memperpanjang waktu istirahat (65) •Petugas pemeriksaan izinkan saudara masuk tanpa permeriksaan (61) •Memakai waktu belajar untuk bermain (51) •Bisnis sampingan pada jamkantor (49) •Dosen memberi nilai tanpa kriteria yang jelas (49)
32
Aturan Hukum Mengenai Korupsi Awareness tinggi, knowledge rendah 90
Awareness tinggi tetapi hal ini tidak dibarengi dengan pengetahuan yang tinggi akan aturan hukum yang sebenarnya.
83
80 70
Knowledge
60 50 40 30 20
14
10
2
0 ada
tidak ada
tidak tahu
Apakah ada aturan hukum untuk menangani kasus korupsi yang terjadi di masyarakat? Menuju Indonesia Bebas Korupsi
Baik di FGD maupun depth interview hanya sebagian kecil yang menyebutkan peraturan tersebut, yaitu: • UU Korupsi no 20 th 2004 dan UU 31/99/20/2001 tentang Korupsi • UU no 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindakan korupsi dan diubah/diperbaharui menjadi UU no 20 2001 • UU 30/2002, UU Korupsi th1999 • UU 20/2001, UU 31/1999, Inpres 10/2006 • UUD 1945, PP110/2000 • Sebagian besar banyak yang menyebutkan hukuman, seperti ditangkap, diadili, dihukum seumur hidup, dipenjara, digantung. Hal yang disoroti: aparat penegak hukum justru tak bersih dari korupsi. Jadi, tidak diperlukan penambahan ataupun revisi UU korupsi tapi law enforcement nya saja. Yang juga perlu dibenahi : tatacara, sistim dan pelaksanaan hukum
33
1. Fenomena Korupsi Awareness Opini Knowledge
Attitude Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
34
Attitude: Sikap Terhadap Tindak Korupsi Hasil FGD sejalan dengan • bersikap negatif terhadap perilaku korupsi (tidak setuju, mengecam, mengutuk, sedih, tak berdaya, dsb). • Di sisi lain mereka juga mengemukakan ketidakberdayaannya untuk menghindar atau bertindak melawan korupsi. • Di kelompok SMA tertangkap kesan 'masa bodoh' dan 'menghindar'. Ini bisa saja disebabkan faktor usia dimana sebenarnya mereka memang belum terpapar langsung dengan tindak korupsi.
Hasil depth interview 86
90 80 70 60 50 40 30 20 10
5
6
setuju
ragu-ragu
3
0 tidak setuju
lain-lain
Bagaimana sikap anda terhadap berbagai tindak korupsi yang anda ketahui?
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
35
1. Fenomena Korupsi Awareness Opini Knowledge Attitude
Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
36
Fenomena Korupsi: Behavior Hasil depth interview •
sejalan dengan
cenderung enggan melaporkan kasus korupsi yang mereka ketahui kepada pihak yang berwajib.
•
•
• •
lebih memilih berpartisipasi dalam demontrasi. Perilaku “tidak melakukan apa-apa” dan “mencari tahu lebih banyak mengenai kasus korupsi yang diketahui” juga menjadi pilihan sebagian responden
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
• •
Hasil FGD
belum memiliki keberanian untuk melaporkan tindak korupsi dengan alasan keamanan, enggan kerepotan yang ditimbulkannya dan tidak berurusan langsung dengan pelaku korupsi. keengganan untuk bertindak antikorupsi juga karena responden cenderung bersikap masa bodoh, tahu sama tahu, malas repot, enggan melibatkan diri. tataran pribadi menolak melakukan tindak korupsi, menolak menyogok dan disogok, mengikuti prosedur, dsb tataran kolektif melakukan advokasi, demo, menekan pemerintah, dsb. Tindakan kolektif cenderung dilakukan oleh responden mahasiswa dan LSM. Kelompok SMA sebagian besar lebih memilih untuk tidak bertindak apa-apa selain menghindari diri dari tindak korupsi. 37
Jika Saya Tahu Ada Tindakan Korupsi yang Terjadi di Sekeliling Saya…..
saya bersedia jadi saksi jika diminta
20
saya akan melaporkan tindak korupsi itu kepada yang berwajib
8
saya ikut demo menuntut pelaku korupsi ditindak berdasarkan hukum yang berlaku
50
saya membuat surat pembaca yang menjelaskan tindak korupsi yang terjadi
7
saya berusaha cari tahu lebih detil tentang kasus tersebut dari berbagai sumber
20 22
saya tidak melakukan apa-apa
0 Menuju Indonesia Bebas Korupsi
10
20
30
40
50
60 38
INDIKATOR TERHADAP KASUS KORUPSI SECARA UMUM TOTAL
AWARENESS
81
KNOWLEDGE
ATTITUDE
BEHAVIOR
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
73
66
63
• Bila kita lihat dari data ini responden memiliki tingkat awareness yang cukup tinggi. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat banyaknya kasus korupsi yang terjadi di sekeliling kita. • Akan tetapi awareness yang tinggi ini justru dibarengi oleh tingkat knowledge, attitude, dan behavior yang lebih rendah. • Pada level knowledge, indikator ini didukung dengan kondisi pemahaman yang memang belum sempurna. Untuk masalah definisi korupsi, responden masih mengalami kebingungan menentukan batasannya. • Pada level attitude dan knowledge, responden memang lebih memilih untuk cenderung pasif. Hal ini disebabkan karena mereka merasa kurang memiliki akses untuk ikut serta berperan aktif dalam memerangi korupsi.
39
INDIKATOR TERHADAP KASUS KORUPSI SECARA UMUM Awareness responden terhadap fenomena korupsi yang terjadi sangat tinggi.
TOTAL
AWARENESS
81
KNOWLEDGE
ATTITUDE
BEHAVIOR
•Knowledge responden yang cukup baik menyangkut tempat kejadian korupsi dan kasus korupsi yang terjadi. Akan tetapi, pemahaman menjadi rendah pada bagian definisi dan aturan hukum mengenai korupsi.
73
66
63
Attitude: umumnya responden menunjukkan sikap tidak setuju terhadap tindak korupsi yang banyak terjadi. Hal ini didukung oleh opini yang muncul yang cenderung bernada negatif, meskipun sebagian besar opininya masih sangat normatif (sangat terlihat pada kelompok remaja SMP/SMU). Behavior: responden cenderung memilih bersikap ‘tidak melakukan apa-apa’.
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
40
2. Lembaga yang Menangani Korupsi Awareness Knowledge Opini Attitude Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
41
Awareness Tinggi Knowledge Mengenai Nama Lembaga Tinggi pada KPK 100 90 80
Awareness terhadap adanya lembaga yang menangani korupsi cukup tinggi. Dari 90% yang menjawab pernah, 80% diantaranya mengaku tahu nama lembaga yang menangani korupsi 100
57% sebut KPK
60 80 80
40 60
20 10
40 20 20
0 pernah
tidak pernah
Apakah anda pernah mendengar adanya lembaga pengawas tindak korupsi? Apakah anda tahu nama lembaga pengawas tindak korupsi? Menuju Indonesia Bebas Korupsi
0 tahu
tidak tahu
Dari 80 % yang tahu, 57 %-nya secara spontan menyebut nama KPK sebagai lembaga yang mereka ketahui sebagai lembaga yang menangani korupsi.
Lembaga berikut masing-masing hanya disebutkan oleh sekitar 10% responden: Timtas Tipikor, BPK, Kepolisian, ICW, BPKP, Kejaksaan
42
Knowledge Mengenai Kewenangan Lembaga yang Menangani Korupsi
Pada bagian ini responden diminta untuk menilai kewenangan setiap lembaga yang menangani korupsi yang mereka ketahui berdasarkan 7 pernyataan. Lembaga yang kewenangannya dinilai: Timtas Tipikor, MTI, KPK, ICW, BPK, BPKP, Kepolisian, Kejaksaan
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
43
Kemana saya bisa melapor?
Hampir semua lembaga yang disebutkan, terendah adalah Kejaksaan
Siapa yg berhak menangkap Koruptor?
Kepolisian
Apa saja yang lembaga bentukan pemerintah
KPK, Kepolisian, Kejaksaan, BPK, BPKP. Timtas Tipikor
Mana saja yang LSM
MTI dan ICW
Yang berhak lakukan pemantauan
Semua lembaga
Yang berhak lakukan penyelidikan
Timtas Tipikor, KPK, Kepolisian
Yang berhak lakukan audit
BPK dan BPKP
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
44
Komisi Pemberantasan Korupsi punya hak untuk mengaudit keuangan
19
punya hak melakukan penyelidikan
5
punya hak melakukan pemantauan
5 4
28 53
8
87 91 23 20
lembaga swadaya masyarakat lembaga bentukan pemerintah
4
57
6 90 17
bisa menangkap bisa melaporkan
3
0
37
5 92
20
40 ya
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
46
tidak
60
80
100
tidak tahu
45
2. Lembaga yang Menangani Korupsi Awareness Knowledge Opini Attitude Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
46
Attitude: Sikap Terhadap Lembaga yang Menangani Korupsi saya cenderung masa bodoh
8
Sebagian besar responden menunjukkan sikap yang positif terhadap keberadaan lembaga- lembaga yang menangani korupsi.
Saya tidak setuju dengan keberadaan lembaga tersebut
3
Ya, saya setuju dengan keberadaan lembaga tersebut
88
0
15
30
45
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
60
75
90
Bagaimana sikap anda terhadap lembagalembaga yang menangani korupsi?
47
Opini Terhadap Lembaga yang Menangani Korupsi Pelajar SMP & SMA Ibu Rumah Tangga
Mahasiswa Masyarakat Umum
!
Opini cenderung sederhana dan tidak mendalam Opini cenderung lebih variatif, kritis dan mendalam
Secara umum sebagian besar mendukung keberadaan lembaga tsb, karena memang diperlukan lembaga semacam itu di Indonesia
Dukungan yang diberikan diikuti dengan berbagai catatan yang pada intinya: kepercayaan terhadap lembaga2 tersebut masih rendah, ketidakpuasan terhadap cara kerja, sistem kerja, dan hasil kerja lembaga2 tersebut.
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
48
Opini Terhadap Lembaga yang Menangani Korupsi •
•
•
•
•
Dukungan yang diberikan diikuti dengan berbagai catatan yang pada intinya: kepercayaan terhadap lembaga2 tersebut masih rendah, ketidakpuasan terhadap cara kerja, sistim kerja, dan hasil kerja lembaga2 tersebut. Cara kerja dan sistim kerja masih dipertanyakan terutama alur proses masuknya pengaduan atas sebuah kasus sampai pada proses peradilannya. Ketidakpercayaan terhadap lembaga ini juga didasari pada ketidaktahuan akan proses yang berjalan didalam lembaga. Hasil kerja yang masih dianggap sedikit (bila dibandingkan dengan praktek korupsi di negara ini) juga dianggap sebagai salah satu pemicu opini negatif terhadap lembaga pemberantas korupsi ini. Pertanyaan dasar yang juga diajukan adalah kecurigaan akan adanya praktek 'tebang pilih' atau 'pilih kasih' terhadap kasus-kasus korupsi yang diperiksa. Independensi lembaga juga menjadi salah satu kata kunci untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Masih ada pandangan bahwa lembaga dibawah pemerintahan dan lembaga bentukan pemerintah cenderung tidak bisa bertindak independen bila dibandingkan dengan lembaga swadaya masyarakat. Harapan utama: terus bekerja, perbaiki kinerja dan tunjukkan hasil yang signifikan.
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
49
Image Terhadap Lembaga yang Menangani Korupsi tidak berwibawa-berwibawa 4 terjadi korupsi didalamnyatidak adil-adil bebas korupsi 3 kepentingan golongan tertentudependen-independen kepentingan rakyat 2 tidak dapat diandalkan-dapat diandalkan
lembaga pemerintah-lembaga swasta
1
tidak konsisten-konsisten
tidak kritis-kritis
lemah-tegas
pasif-aktif
1
penakut-berani
lemah
BPK
BPKP
ICW
Kejaksaan
Kepolisian
KPK
MTI
Timtas Tipikor
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
2
3
4 tegas
50
Behavior: Pernah/Tidak Berinteraksi dengan Lembaga yang Menangani Korupsi •
Sebagian besar responden menyatakan tidak pernah berinteraksi dengan lembaga tersebut. Tampaknya keberadaan lembaga tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. 100
berhubungan dalam urusan yang tidak ada hubungannya dengan tindakan korupsi
28
berkonsultasi berkaitan dengan fenomena korupsi
26
dipanggil oleh lembaga tersebut untuk menjadi saksi
6
melaporkan tindakan korupsi atau dugaan korupsi
93
13 23
lain-lain
80
0
60
10
20
30
40
• 20
7
0 tidak pernah
pernah
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
Dari 7 % responden yang menyatakan dirinya pernah berhubungan dengan lembaga yang menangani korupsi, prosentase yang melaporkan tindakan korupsi justru tidak terlalu tinggi (13 %). Tujuan yang paling tinggi prosentasenya justru berhubungan delam urusan yang tidak ada hubungannya dengan tindak korupsi. Kondisi ini mendukung fakta bahwa fungsi lembaga serupa ini memang belum 51 dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat.
Bagian 4 Lembaga Rentan Korupsi Awareness Knowledge Opini Attitude Behavior
Lembaga Rentan Korupsi
Awareness Knowledge Opini Attitude Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
53
Awareness & Knowledge Terhadap Lembaga Rentan Korupsi tinggi
Tahu nama Lembaga
Pernah Dengar 23
Tidak Pernah
13
77
Tidak tahu
4
83
Tidak menjawab
Apakah anda pernah mendengar adanya lembaga baik swasta atau pemerintah yang bisa dianggap sebagai lembaga rawan tindak korupsi?
Awareness dan knowledge mengenai hal ini cukup tinggi. Sebanyak 77% responden mengaku bahwa mereka pernah mendengar adanya lembaga-lembaga yang rentan terjadi tindak korupsi di dalamnya. Dari jumlah tersebut 83% mengetahui dengan pasti nama lembaga yang dimaksud. Menuju Indonesia Bebas Korupsi
54
Knowledge: Lembaga Rentan Hasil depthinterview
sejalan dengan
Memang ada lembaga-lembaga yang rentan korupsi
Hasil FGD
Memang ada lembaga-lembaga yang rentan korupsi
Mahasiswa & umum lebih beragam nama lembaganya Pelajar SMP & Mhs lebih terbatas, terutama pada lembaga pendidikan Lembaga legislatif (DPR, DPRD) Departemen (Agama, Pendidikan) Pemerintah Daerah Instansi Pemerintah penyelenggara layanan publik (Kelurahan/kantor desa, kecamatan). Aparat penegakkan hukum (Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan/Mahkamah) BUMN (Pertamina, PLN) Dinas Pajak dan Bea Cukai Lembaga Indpenden di bawah pemerintah (KPU dan KPK) Lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan (sekolah, komite sekolah, Perguruan tinggi) pelajar dan mahasiswa
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
Lembaga legislatif (DPR, DPRD) Departemen (Keuangan, Agama, Pendidikan, Kehutanan, Pendidikan) Dirjen (Pajak, Bea Cukai) Lembaga Pemerintah Aparat Penegakan Hukum (Kejaksaan, Kepolisian, MA) BUMN (Pertamina, PLN) Lembaga Independen di bawah Pemerintah (BPK) Pemda (DIspenda, Sekda) Lembaga Penyelenggara Pendidikan (sekolah, perguruan Tinggi)
55
Lembaga Rentan Korupsi Awareness Knowledge
Opini Attitude Behavior
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
56
Opini Terhadap Lembaga Rentan Korupsi Hasil depthinterview
sejalan dengan
Hasil FGD
Tidak terlihat perbedaan yang signifikan di masing-masing daerah sehubungan dengan keberadaan lembaga-lembaga yang dianggap rentan korupsi. Ada 2 hal penting yang mendapat perhatian dari responden: sistem yang lemah dan kualitas mental personil. Kedua hal ini dianggap sebagai sebuah lingkaran setan yang ikut menyuburkan kasus korupsi di lembaga yang bersangkutan. •
Secara umum responden menyayangkan peran LRK yang seharusnya memberikan layanan bagi masyarakat tapi justru merugikan masyarakat. Diharapkan adanya pengawasan terhadap lembagalembaga tersebut serta perlu adanya penyelidikan atau tindaklanjut untuk menemukan oknum-oknum yang melakukan korupsi dan memberikan hukuman kepada mereka.
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
•
•
Umumnya tidak setuju dengan tindak korupsi yang ada di lembaga rentan korupsi. Ada kasus khusus Jakarta muncul opini bahwa korupsi itu wajar karena sudah membudaya sampai ke lembaga pemerintah. Ada sebagian responden yang mengakui bahwa mereka tidak sungkan melakukan tindakan suap untuk bisa masuk ke dalam lembaga yang basah korupsi tersebut. 57
Opini terhadap Lembaga Rentan Korupsi
!
Sistem yang lemah
Peluang korupsi
DIPERLUKAN PENGAWASAN EKSTRA KETAT TERHADAP LEMBAGA
PERLU DILAKUKAN PENYELIDIKAN YANG SERIUS UNTUK USUT TUNTAS SEMUA KASUS
Kualitas mental Sebagian personil Timbulkan kondisi yang merugikan masyarakat PENYEBAB KORUPSI DI LEMBAGA RENTAN KORUPSI Menuju Indonesia Bebas Korupsi
58
Image: Lembaga-lembaga Rentan Korupsi ATTRIBUT LEMBAGA
Berwibawa
Perusahaan Swasta Perbankan Pemerintah Daerah Lembaga Peradilan Lembaga Pendidikan Lembaga Legislatif Lembaga Keuangan Lembaga Kesehatan KPU Kepolisian Kejaksaan Kecamatan/Kelurahan Depdiknas Departemen Perhubungan Departemen Keuangan Departemen Kehutanan Departemen Kehakiman Departemen Agama Departemen di Pemerintahan BUMN/BUMD BPK/BPKP Average
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
80 73 63 68 73 61 64 73 52 59 70 60 61 53 57 52 60 51 62 58 67 63
Bebas Korupsi 55 49 44 52 52 43 52 59 43 42 50 48 48 34 41 27 42 43 55 46 63 47
Kepentigan rakyat 52 63 56 50 63 54 59 71 49 55 59 64 61 54 52 33 46 58 56 59 65 56
Kinerja baik
Jujur 52 60 51 53 62 53 59 64 47 49 56 54 50 46 47 31 56 48 54 52 64 53
69 68 54 57 65 56 59 55 53 53 59 55 62 50 54 46 56 53 55 53 66 57
Andal
Terpercaya 68 68 55 60 66 57 75 63 50 56 60 53 53 48 53 46 55 51 60 56 65 58
57 67 50 55 65 55 58 63 49 54 58 52 52 48 49 42 52 51 59 53 65 55
59
Image: Lembaga-lembaga Rentan Korupsi Paling Berwibawa
Perusahaan Swasta
Paling Bebas Korupsi
BPK/BPKP
Mengutamakan Kepentingan Rakyat
Lembaga Kesehatan
Kinerja Baik
Perusahaan Swasta
Bisa Diandalkan
Lembaga Keuangan
Terpercaya
Lembaga Pendidikan BPK/BPKP
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
60
Attitude: Sikap Terhadap Lembaga Rentan Korupsi Hasil depth Interview • Sebagian besar responden memilih bersikap tidak setuju, mengecam dan menyayangkan tindak korupsi yang terjadi di lembaga yang memang rentan korupsi. • Hanya sedikit responden saja yang mengambil sikap masa bodoh terhadap kondisi ini.
Hasil FGD Sikap yang muncul cenderung beragam: • Santai saja, prihatin, sedih, mengecam, pesimis, apatis, bingung antara setuju atau tidak.
saya tidak setuju dengan tindak korupsi yang terjadi di lembaga itu
26
saya mengecam tindak korupsi yang terjadi di lembaga itu
21
saya meynyayangkan tindak korupsi yang terjadi di lembaga itu
30
saya tidak mau tahu apa yang terjadi di lembaga itu
6
0
10
20
30
Bagaimana sikap anda terhadap lembagalembaga yang rentan korupsi? Menuju Indonesia Bebas Korupsi
61
Behavior: Perilaku Nyata yang Dilakukan Hasil depth Interview
Hasil FGD
•
•
Pada dasarnya perilaku ini terbagi menjadi kategori-kategori sebagai berikut (rank order) : Tidak melakukan tindakan apa-apa
Pada dasarnya perilaku ini terbagi menjadi kategori-kategori sebagai berikut (rank order) :
Berdemonstrasi, memprotes dengan turun ke jalan
Tidak melakukan tindakan apa-apa (karena takut, merasa tidak akan didengar pendapatnya
)
Memprotes lewat tulisan
Berdemontrasi
Berdiskusi
Tidak melakukan suap
Memulai dari diri sendiri untuk tidak terlibat korupsi, tidak ikut-ikutan korupsi, menolak membayar pungli
Melaporkan tapi tak tahu kemana
Mencari tahu lebih lanjut dan berniat melaporkan
Melakukan tindakan yang merusak (pelajar SMA) Melaksanakan pengawasan
Menegur pelaku korupsi Melaporkannya ke aparat/ lembaga pengawas korupsi
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
62
Behavior: Perilaku Nyata yang Dilakukan
•
Dari pilihan tindakan “Tidak melakukan tindakan apa-apa”, terdapat variasi sebagai berikut: – Tidak melakukan apa-apa tanpa alasan – Tidak melakukan tindakan nyata tapi merasakan emosi negatif dan berdoa – Tidak melakukan tindakan karena merasa tidak punya kekuatan atau wewenang, akan sia-sia – Tidak melakukan tindakan karena tidak peduli, merasa tidak dirugikan secara langsung, sudah ada lembaga yang mengurus – Tidak melakukan tindakan karena tidak tahu harus berbuat apa atau melapor ke mana – Tidak melakukan tindakan karena takut
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
63
KESIMPULAN
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
64
Kesimpulan Fenomena Korupsi • •
Awareness : TINGGI Knowledge : – – – –
•
Attitude: –
•
Responden mahasiswa dan umum memiliki pengetahuan yang lebih baik, lebih detil dan lebih konseptual dibanding dengan responden SMP dan SMA. Tentang definisi korupsi: sulit mendefinisikan korupsi. definisi cenderung terlalu sempit atau malah sangat melebar Tentang aturan hukum: tahu bentuk hukuman secara umum saja , tapi tidak tahu aturan perundangannya Tentang Kasus-kasus korupsi: cukup baik dan updated terutama pada responden mahasiswa dan umum Bersikap NEGATIF terhadap perilaku korupsi (tidak setuju, mengecam, mengutuk, sedih, tak berdaya, dsb).
Behavior: – Takut lapor – Memilih tindakan anti korupsi untuk diri sendiri – Memilih tindakan kolektif (demo, advokasi, dll)
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
65
Kesimpulan Lembaga Yang Menangani Masalah Korupsi • Awareness: –
terhadap keberadaan lembaga yang menangani masalah korupsi tinggi.
• Knowledge: – Pengetahuan nama lembaga, fungsi dan wewenangnya cukup baik
•
Attitude: – Sikap terhadap lembaga yang mengani korupsi POSITIF – Catatan: kredibilitas personil, sistim dan cara kerja, hasil kerja, transparansi proses kerja
• Behavior: – Sebagian besar belum pernah berinteraksi dengan lembaga-lembaga ini – Enggan berurusan dan enggan melapor berkait dengan tidak adanya jaminan keselamatan terhadap pelapor
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
66
Kesimpulan Lembaga Rentan Korupsi • Awareness: – Awareness terhadap lembaga rentan korupsi cukup tinggi – Justru responden bingung memilih mana lembaga yang bersih korupsi
• Knowledge: – Dari responden yang mengetahui adanya lembaga rentan korupsi, sebagian besar tahu nama lembaganya secara pasti.
• Attitude: – Sikap: NEGATIF. kecewa, prihatin.
• Behavior: – Lebih memilih tidak melakukan apa-apa Menuju Indonesia Bebas Korupsi
67
Terima Kasih
Menuju Indonesia Bebas Korupsi
68