EVALUASI TINGKAT PARTISIPASI STAKEHOLDERS DALAM KEGIATAN PRIMA TANI DI DESA KAMBATA TANA KABUPATEN SUMBA TIMUR Lukas K. Gega dan Ignas K. Lidjang Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTT ABSTRAK Proram Prima Tani di NTT dilaksanakan pertama kali di desa Kambata Tana, Kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur sejak tahun 2005 sehingga saat ini telah berjalan selama tiga tahun. Sesuai konsep,Prima Tani dilaksanakan dengan strategi B-O-T (Biuld – Operate – Transfer) dimana pada awal pelaksanaan Badan Litbang Pertanian lebih banyak mengambil peran, selama pelaksanaan diharapkan berbagai pemangku kepentingan berpartisipasi aktif dan berkontribusi nyata sehingga pada suatu saat mengambil alih kegiatan untuk dikembangkan lebih lanjut. Pengamalan di kabuapten Sumba Timur menunjukkan bahwa pada tahun I praktis BPTP masih bekerja sendiri walaupun sudah ada koordinasi dengan berbagai institusi Pemda melalui Bappeda. Pada tahun ke II beberapa institusi Pemda sudah berpartisipasi aktif dalam bentuk koordinasi program dan pendanaan. Bappeda telah mengalokasi dana pemberdayaan sebesar Rp 50.000.000 yang telah dimanfaatkan untuk mebeli 20 ekor sapi, Dinas Perikanan mengalokasi kegiatan budidaya ikan air tawar sebanyak 10 keramba, KIPP mendampingi dan menyediakan pelatih untuk berbagai program pelatihan serta pembenahan organisasi kelompok Tani, Dinas Peternakan telah memfasilitasi kredit penggemukan sapi dari Bank NTT, Dinas Koperasi aktif mempersiapkan kelembagaan simpan pinjam, Dinas Pertanian Tanaman Pangan/Hortikultura memberikan bantuan pompa dan membeli benih jagung unggul petani untuk dibagikan lagi kepada petani lain di desa Kambata Tana, Badan Bimas Ketahanan Pangan menjadikan lokasi Prima Tani sebagai lokasi pelaksanaan hari Pangan Sedunia tingkat propinsi, Kontak Tani Nelayan Andalan memberikan bantuan pompa air, Tim Penggerak PKK kabupaten memberikan bantuan alat pemarut dan pemeras kelapa serta membeli produk pangan olahan wanita tani, Kimprasil mengerjakan jalan sepanjang 1,5 km serta memberikan bantuan pipa, PT. Agro Industri membeli 1,5 ton benih jagung seharga Rp 15.000.000 dan petani sendiri dalam bentuk sapi untuk digemukkan. Pada tahun 2007, tingkat partisipasi stakeholders semakin meningkat baik dalam hal peningkatan kapasitas kegiatan dan alokasi anggaran juga ada penambahan jumlah yakni Dinas Perkebunan untuk pengembangan kelapa dalam dan tersedia/ disediakan dana pendamping kegiatan CIRAD sebesar Rp 920 juta. Partisipasi stakeholders pengusaha masih belum nyata dan juga semua petani dalam desa belum berpartisipasi nyata. Dalam rangka itu maka pada tahun ini akan dilakukan temu khusus dengan para pengusaha dan penguatan jaringan kelembagaan. Kata kunci: rintisan, partisipasi, alih kelola, Prima Tani. PENDAHULUAN Latar Belakang. Prima Tani adalah implementasi dari paradigma baru penelitian pertanian untuk menunjang pembangunan (research for development) menggantikan paradigma lama ‘penelitian untuk menghasilkan teknologi’ (research for research) yang telah dinilai kurang sesuai lagi dengan kebutuhan pengguna. Tujuan utama Prima Tani adalah mempercepat waktu, meningkatkan kadar dan memperluas prevelensi adopsi teknologi inovatif yang dihasilkan Badan Litbang Pertanian serta untuk memperoleh umpan-balik dari pengguna sebagai wujud esensial dari penelitian dan pengembangan yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna (Badan Litbang, 2006) Dimensi pokok dari Prima Tani adalah: (1) modus diseminasi: memfasilitasi penumbuhan dan pembinaan percontohan sistem dan usaha agribisnis berbasis pengetahuan dan teknologi inovatif, memfasilitasi dan meningkatkan kemampuan masyarakat serta pemerintah setempat untuk melanjutkan pengembangannya secara mandiri, dan (2) sebagai laboratorium lapang penelitian dan pengembangan: melakukan kaji terap, melakukan penelitian untuk pengembangan dan melakukan analisis preferensi serta perilaku konsumen (Badan Litbang Deptan, 2006)
Prima Tani sebagai salah satu model pengembangan berbasis inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan harus dilaksanakan secara partisipatif, melibatkan berbagai unit kerja lingkup Badan Litbang dari pusat sampai daerah serta berbagai stakeholders terkait, terutama pemerintah daerah dan petani. Stakeholders lain yang diharapkan berpartisipasi adalah lembaga keuangan bank dan non bak, lembaga swadaya masyarakat, perusahaan swasta, BUMN/BUMD dan perorangan (Badan Litbang Pertanian, 2006). Tujuan Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui: (1) jumlah dan asal para pihak yang telah terlibat dalam kegiatan Prima Tani di desa Kambata Tana, (2) proses, bentuk dan intensitas keterlibatan masing-masing, dan (3) prospek keterlibat secara berlanjut pasca pembinaan oleh Badan Litbang. Luaran Luarannya adalah informasi mengenai: (1) perkembangan jumlah dan asal para pihak yang telah terlibat dalam kegiatan Prima Tani di desa Kamabata Tana sejak tahun 2005-2007, (2) proses, jenis dan bentuk kontribusi keterlibatan masing-masing, dan (3) komitmen dan rencana tindak-lanjut yang telah dan akan dilaksanakan pasca pembinaan oleh Badan Litbang. Manfaat Manfaat dari informasi yang diperoleh adalah sebagai dasar untuk: (1) menilai tingkat pemahaman stakeholders atas konsep, pendekatan, strategi, pelaksanaan dan manfaat Prima Tani bagi masyaralkat dan daerah, (2) mengevaluasi kadar komitmen para stakeholders atas program Prima Tani, dan (3) memperkirakan prospek keberlanjutan pasca pembinaan oleh Badan Litbang. METODOLOGI Waktu Pelaksanaan Analisis dan evaluasi partisipasi stakeholders dalam kegiatan Prima Tani di desa Kambata Tana dilaksanakan sejak tahun 2005 sampai menjelang akhir 2007 dan akan terus dilakukan sampai tahun terakhir (2009). Metoda Pengumpulan Data Metoda yang digunakan adalah menghimpun data dari berbagai kegiatan, berupa: (1) catatan kegiatan petugas (Farm Recoord Keeping), (2) hasil rapat koordinasi, (3) hasil Monev internal, (4) hasil Monev Pusat, (5) pengamatan lapang, (6) catatan kegiatan kelompok, (7) display di klinik agribisnis, dan (8) sumber-sumber lain yang relevan. Metoda Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metoda deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif, hasilnya ditampilkan dalam bentuk narasi dan tabular. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Stakeholders Perencanaan yang baik (Rice and Millar, 2007) harus didahui oleh analisis stakeholders: siapa yang akan terlibat, apa kontribusi yang diharapkan, mengapa harus terlibat/dilibatkan, berapa lama hrus terlibat, pada fase mana setiap stakeholder harus berfungsi optimal dan bagaimana cara melibatkannya. Sesuai panduan pelaksanaan Prima Tani, hasil PRA, hasil sosialisasi dan core bisnis serta kegiatan penunjang yang akan dilaksanakan di desa Kambata Tana, stakeholders yang diharapkan berpartisipasi aktif adalah seperti yang tersaji pada Tabel 1. Tabel 1.
Stakeholders dan kontribusi yang diharapkan dalam Prima Tani desa Kambata Tana, 2005-2009.
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Stakeholders
Kontribusi yang diharapkan Keputusan Politik Keputusan Politik Keputusan Politik Koordinasi program Kegiatan dan dana Kegiatan dan dana Kegiatan dan dana Kegiatan dan dana
Gubernur Bupati/Wakil Bupati DPRD II Sumba Timur Asisten II/Bappeda Dinas Peternakan Dinas Pertanian TPH Dinas Koperasi dan UKM Dinas Perdagangan & Perindustrian Dinas Perkebunan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kimpraswil Badan Bimas & Ketahanan Pangan Kantor Informasi & Penyuluhan Pertanian (KIPP) Balai Penyuluhan Pertanian Camat Kepala Desa Kelompok Tani Kontak Tani dan Nelayan Andalan LSM Asosiasi Komoditas Pengusaha Lembaga Finansial (Bank) Badan Litbang
05 + + ++ + +++ ++ ++ ++
Intensitas/Tahun 06 07 08 + + + + + + ++ ++ ++ + + + +++ +++ +++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++ ++
09 + + ++ + +++ ++ ++ ++
Kegiatan dan dana Kegiatan dan dana
++ +
++ +
++ +
++ +
++ +
Kegiatan dan dana Kegiatan dan dana
++ +
++ +
++ +
++ +
++ +
Kegiatan dan dana
++
++
++
++
++
++ + ++ +++ ++
++ + ++ +++ ++
++ + ++ +++ ++
++ + ++ +++ ++
++ + ++ +++ ++
Dampingan + + + + Pasar/Kemitraan ++ ++ +++ +++ Pasar/Kemitraan + ++ +++ +++ Modal/kredit + ++ ++ +++ Penyelia, pemandu + + + + dan Monev 24. Balit Nasional Teknologi unggulan +++ +++ ++ ++ 25. BPTP Dampingan/teknologi +++ +++ +++ +++ Keterangan: tanda (+) menunjukkan proporsi kontribusi dalam rentang waktu lima tahun
+ +++ +++ +++ +
11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23.
Kegiatan dan tenaga Koordinasi Koordinasi/motivasi Perencana/Pelaksana Dampingan
+ +++
Keputusan politik yang diharapkan dari Gubernur dan Bupati/Walikota sesuai panduan prima Tani (Badan Litbang, 2006) adalah Surat Keputusan tentang organisasi dan uraian tugas tim pelaksana Prima Tani tingkat Propinsi (karena Prima Tani di NTT dilaksanakan pada beberapa kabupaten) dan Kabupaten/Kota. Sampai saat ini, baik Gubernur NTT maupun Bupati Sumba Timur telah mengeluarkan SK dimaksud. Dalam tataran pelaksanaan, keputusan politik seorang Gubernur atau Bupati/Walikota adalah kemauan untuk mengalokasi kegoatan dan dana (melalui Badan/Dinas/kantor) di lokasi Prima Tani. Sampai dengan 2007, Bupati/Wakil Bupati Sumba Timur cukup tanggap dalam mengalokasi kegiatan dan dana tetapi pada tingkat propinsi belum ada kontribusi kegiatan dan dana. Keputusan politik yang diharapkan dari DPRD II Sumba Timur adalah alokasi dan pengesahan anggaran dari Badan/Dinas/Kantor untuk kegiatan di lokasi Prima Tani. Dalam pelaksanaannya, DPRD II Sumba Timur cukup responsif dan mendukung adanya alokasi dana dan selama kegiatan sudah tiga kali mengunjungi lokasi oleh Wakil Ketua DPRD II sebanyak dua kali dan Komisi B sebanyak satu kali. Bentuk dan Intensitas Partisipasi Bentuk dan intensitas partisipasi masing-masing stakeholders yang telah direncanakan, tersaji pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2. No
Perkembangan jenis kontribusi dan jumlah dana dari setiap stakeholders non Litbang (riil s/d pertengahan tahun 2007). Stakeholders Kegiatan/Program
1
2
3
Kontribusi Dana/Kredit (Rp) 4
Bahan/Alat
Tenaga
5
6
1.
Bappeda
2. 3.
Dinas Peternakan Dinas Pertanian TPH
4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 1 14.
15. 16. 17. 18. 19.
Koordinasi dan dana Fasilitasi kredit Kegiatan dan dana
50.000.000 + 1 Milyar * -
-
-
-
Benih jagung untuk 35 ha; pompa air 3 buah -
Dinas Koperasi dan UKM Dinas Perdagangan & Perindustrian Dinas Perkebunan Dinas Kelautan dan Perikanan Dinas Kimpraswil
Kegiatan pelatihan pengurus klinik 1) Fasilitas kemitraan dan pemasaran
-
-
-
Kegiatan
-
-
Kegiatan
-
Kegiatan
-
Badan Bimas & Ketahanan Pangan
Kegiatan
-
Kantor Informasi & Penyuluhan Pertanian (KIPP) Balai Penyuluhan Pertanian Camat Kepala Desa 2 Kelompok Tani
Kegiatan pelatihan 2) dan PPL
-
Kelapa dalam, 5 ha Keramba air tawar 10 buah Mengaspal jalan 1,5 km Material pameran Hari Pangan Sedunia Tk Propinsi, 2006 -
Kegiatan pelatihan 2) dan PPL Koordinasi Koordinasi 3 Rencana dan pelaksanaan kegiatan 3)
-
-
1 orang
-
-
Kontak Tani dan Nelayan Andalan LSM Asosiasi Komoditas Pengusaha
Dampingan
-
3 unit pompa 5 16 Kelompok Tani, 1 Gapoktan, 1 klinik 1 unit pompa air
Dampingan Pasar/kemitraan
-
-
-
Pasar/kemitraan
-
Membeli 1,5 ton jagung -
-
4 -
2 orang
1 orang -
1 orang
6 669 anggota -
Lembaga Kredit pengadaan 100.000.000 20 keuangan/Bank sapi petani NTT kreditor 20. Tim PKK Kab. Bantuan 1.000.000 Alat parut/pemeras Sumtim alat/belanja kelapa Sumber: Marawali et al, 2006; Gega, 2007; Lidjang et al, 2007 dan Tim Teknis Badan Litbang, 2007.
Keterangan: 1) Pelatihan koperasi: pembukuan, petugas klinik dan mempersiapkan terbentuknya Koperasi Tani sebagai jelmaan Klinik 2) Pelatihan teknologi mendampingi peneliti/penyuluh BPTP dan dampingan rutin sehari-hari. 3) Rencana yang telah berjalan: penggemukan sapi sistim kandang kelompok (60 ekor), pengolahan kompos (20 ton), perbenihan jagung (13,5 ha), pengolahan hasil (kripik jagung, anggur pisang, VCO, minak kelapa murni, tenun ikat, usaha sayur di ”mondu”, klinik dan pembentukan kelompok tani/Gabungan kelompok tani. 4) Dana 1 milyar disediakan oleh Pemda pada TA. 2007 sebagai pendamping dana CIRAD untuk pembuatan bendungan, masih ditangguhkan karena dana dari CIRAD belum jelas.
Terlihat pada Tabel di atas bahwa kontribusi sebagian besar stakeholders sudah memadai walaupun masih ada yang belum berkontribusi nyata seperti LSM dan asosiasi komoditas. Pada Tabel 3. secara khusus ditampilkan kinerja partisipasi berbagai institusi lingkup Litbang sendiri. Sesuai kegiatan yang ada, hampir semua unit kerja lingkup Badan Litbang sudah berkontribusi kecuali dari Balitsa (Balai Penelitian Sayur/buah).
Tabel 3. Kinerja stakeholders lingkup Badan Litbang yang sudah berpartisipasi No Unit Kerja Tugas Pelaksanaan Keterangan 1. Badan Litbang (Tim Monev Rutin melaksanakan Optimal Teknis) Monev, 2 kali setahun 2. BB P2TP PRA dan Monev PRA sudah Optimal dilaksana-kan, Monev disatukan dengan Monev Tim Teknis 3. BB SDLP Bogor Pemetaan lokasi Sudah dilaksanakan Optimal pada awal kegiatan 4. Puslitbang-Nak Bogor Koordinator Jatim Menunjuk 1 peneliti Optimal tetapi dan NTT, Penyelia senior di BPTP NTT pemadu tidak Teknologi, Posko sebagai LO, sudah sesuai dengan Pemandu mendistribusikan core bisnis (dari pemandu BB Alsintan) 5. Balit Serialia Maros Benih jagung Menyediakan benih Optimal unggul bermutu 6. Balitklimat/CIRAD Teknologi pengePenelitian pola tanam Penelitian lolaan air dan dan sistem pengairan berjalan, dana analisis iklim + bendungan bendungan belum jelas, Pemda memending dana pendamping 7. Balitsa Lembang Benih sayur Tidak pernah Tidak optimal mengirim 8. Balitkabi Malang Benih ubi-ubian Benih ubi jalar unggul Belum optimal dan kacangkacangan 9. BB Mektan Serpong Teknologi Pasca Alat pencacah Belum optimal Panen dan Air limbah, tidak cocok 10. Loka Sapi Potong Grati Teknologi Pakan/ Baru tahap survey Belum optimal Pakan Olahan potensi pakan lokal Sumber: Gega et al, 2007
ANALISIS PERMASALAHAN Pelaksanaan Prima Tani di desa Kambata Tana sudah berjalan tiga tahun dan secara umum kontribusi stakeholders belum sesuai harapan. Beberapa permasalahan yang terjadi, adalah: 1. Sebagai konsep dan pendekatan yang baru, para stakeholders terutama lingkup Pemda masih pada posisi melihat: apa unsur kebaruannya, apa bedanya dengan program yang sudah ada dan apa dampak investasi di desa itu bagi daerah sekitar terutama bagi Rencana Tata Ruang Wilayah yang sudah ada? 2. Masih nihilnya partisipasi LSM karena dalam berbagai acara sosialisasi mereka belum terlibat sementara asosiasi komoditas (misalnya PEPEHANI) karena proses penggemukan sapi baru berjalan. 3. Kelembagaan petani memang sudah terbentuk termasuk Klinik Agribisnis tetapi kemampuan SDM setempat untuk menggerakkan dan mengoptimalkan fungsi lembaga-lembaga tersebut masih rendah. 4. Bahan baku untuk pengol;ahan hasil masih terbatas sehingga dalam dua tahun ini masih berfokus pada sub sistem produksi. Memang sudah ada demonstrasi pengolahan bahan makanan tetapi terkendala oleh pemasaran.
IMPLIKASI KEBIJAKAN Berdasarkan kinerja partisipasi dan permasalahan yang ada dan mengingat masa dampingan tinggal dua tahun, maka beberapa langkah perlu ditempuh: 1. Perhatian terhadap core bisnis harus menjadi prioritas: peningkatan jumlah sapi yang digemukkan, selain penggemukan perlu juga dilakukan pembibitan, melengkapi teknologi unggulan yang diperlukan (pakan, pengolahan pakan, pengolahan kompos dan bio gas). 2. Sudah harus dilakukan negosiasi dengan Pemda bagaimana cara mereplikasikan keberhasilankeberhasilan yang telah dicapai di desa Kambata Tana, minimal ke beberapa desa sekitar, termasuk pendanaannya. 3. Di dalam negosiasi tersebut sudah harus tercapai kesamaan visi tentang posisi desa Kambata Tana dalam konteks ruang dan dinamika usaha agribisnis, kaitannya dengan wilayah-wilayah lain. Apakah Kambata Tana sebagai titik ungkit pengembangan atau terminal agribisnis? 4. Kelembagaan AIP perlu dimantapkan dan jaringan kemitraan harus diperluas. Perlu acara-acara temu usaha sesering mungkin dibawah fasilitasi Disperindag, BKPMD dan Dinas Koperasi UKM. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Ragam stakeholders yang direncanakan telah mengetahui kegiatan Prima Tani dan sebagian besar telah berpartisipasi. 2. Bentuk partisipasi beragam, dalam bentuk: introduksi program, penyertaan dana, bantuan tenaga dan bantuan bahan/alat. 3. Stakeholder utama sesuai core bisnis belum berkontribusi optimal, sebaliknya ada stakeholder yang tidak direncanakan tetapi telah berkontribusi (misalnya PKK kabupaten Sumba Timur). 4. Stakeholder lingkup Badan Litbang umumnya sudah berpartisipasi walaupun intensitasnya berbedabeda. Saran 1. Dalam dua tahun sisa, peran semua stakeholders harus dioptimalkan. 2. Fokus kegiatan diarahkan pada pemantapan komponen kelembagaan AIP 3. Stakeholders yang terkait dengan pemasaran, permodalan dan penyediaan jasa harus dijaring melalui berbagai acara temu usaha dan dilibatkan dalam kegiatan selama kurun waktu dua tahun ke depan. 4. Koordinasi dengan Pemda harus semakin intensif terutama dalam rangka alih kelola (take over), pendanaan dan replikasi program. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2006. Pedoman Umum Pelaksanaan Prima Tani. Gega K. Lukas, 2007. Program dan Pelaksanaan Prima Tani di Desa Kambata Tana, 2005-2007. Materi Sosialisasi Prima Tani di Tingkat Propinsi di Kupang, Gega K. Lukas, H. H. Marawali, E.Y. Hosang, A. Ila, Ignas K. Lidjang, 2007. Laporan Hasil Kegiatan 2006. Lidjang, I.K., Lukas K. Gega dan A. Ila, 2007. Laporan Kemajuan dan Telaah Kepada Bupati Sumba Timur. Marawali, H.H., Lukas K. Gega, E. Y. Hosang, A. Ila, O.T.Lailogo, 2006. Laporan Hasil Kegiatan 2005.
Tim Teknis Badan Litbang, 2007. Hasil Monev dan Penilaian Keberhasilan Prima Tani di desa Kambata Tana, Sumba Timur.