Evaluasi Teknis Operasional Jaringan Irigasi Pudaksari Tahun 2005 Desa Puloniti Kecamatan Bangsal
ABSTRAK
Kata Kunci : paving block, perkerasan beton rabat, estimasi biaya PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan fital pokok seharihari, baik kebutuhan untuk kehidupan maupun penghidupan , manusia , hewan , tanaman, dan usaha keperluan lainya. Memperhatikan dengan adanya sumber daya air, yang semakin kurang seimbang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, baik air yang didapat dari permukaan maupun bawah tanah, hal ini dipandang perlu pemanfaatanya harus ditata dan diatur secara profesional. Mengkaji dari prinsip-prinsip dasar bahwa, tata guna air secara umum tidak bisa dilepaskan dari fungsi, manfaat dan penggunaanya, sehingga dengan adanya sumber daya air yang ada bisa digunakan dan dimanfaatkan seadil-adilnya untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat. Di dalam mengantisipasi kekurangan air irigasi yaitu air untuk kebutuhan tanaman utamanya yang ada di jaringan Irigasi Pudaksari, hal ini sangat diangkat sebagai kajian evaluasi, karena masih terdapat kurang adilnya dalam pengaturan dan pembagian air, ditambah dengan faktor-faktor teknis lainnya sehingga dampak positif dari kekurangan air yang ada dapat mempengaruhi terhadap. Luas lahan pertanian tidak bisa tertanami keseluruhan Hasil produksi pertanian menurun Hasil pendapatan petani berkurang Sosial ekonomi petani lemah Berpegang pada akses, terjadinya kekurangan air yang sering terjadi pada saat musim kemarau, yaitu kebutuhan air untuk musim tanam ke II dan musim tanam ke III merupakan salah satu masalah yang harus mendapatkan penanganan. Melihat dengan belum sempurnanya pengetrapan dan pengaturan tata guna air yang ada didalam jaringan irigasi dan ditambah dengan adanya sistem tata pola tanam yang masih mengikuti adat kebiasaaan dipandang perlu adanya perubahan dari suatu sistem, sehingga ke depan bisa menekan terhadap terjadinya kekurangan air untuk kebutuhan tanaman yang ada di dalam suatu wilayah. Dari kajian diatas kalau ditarik kesimpulan akan terlihat dengan masih kurang kesadaran masyarakat yang pada umumnya
masyarakat petani di dalam mentaati dan melaksanakan peraturan, baik peraturan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat yaitu tentang irigasi tata guna air. Dengan berbekal pada kesadaran terhadap pemanfaatan tata guna air yang pengaturannya sudah sangat kompleks, merupakan salah satu metode yang layak diterapkan dan dilaksanakan di jaringan Irigasi Pudaksari, sehingga dengan kejadian kekurangan air bisa teratasi, agar dalam kajian penelitian ini bisa mendapatkan suatu hasil teknik operasional yang optimal, pada akhirnya pemanfaatan pemberdayaan air di jaringan ke depan bisa mengangkat peningkatan hasil produksi pertanian. Berdasarkan hasil kajian dari evaluasi pelaksanaan operasional irigasi di jaringan Irigasi Pudaksari, banyak hal-hal yang kami temui berkaitan dengan faktor terjadinya kekurangan air untuk mencukupi kebutuhan tanaman yang pada umunya dimusim kemarau dan ditambah dengan adanya luas lahan pertanian yang bero. Untuk mengatasi terhadap permasalahan yang sering timbul, yang dikarenakan sistem dari rumusan pola pelaksanaan operasional masih mengikuti adat kebiasaan, perlu adanya renovasi perbaikan dalam suatu sistem yang bisa memberikan hasil positif terhadap peningkatan hasil produksi pertanian dengan cara : Mengatur sistem pola tanam yang sesuai musim tanam Mengoptimalkan pelaksanaan pembagian air yang adil. Membandingkan evaluasi teknis opersaional antara tahun 2005 dan tahun 2006. Untuk mendapatkan hasil evaluasi teknis operasional jaringan irigasi pudaksari yang optimal, sehingga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian. FAKTOR YANG DIPERLUKAN UNTUK PENGATURAN POLA TANAM MUSIM HUJAN: Menentukan resminya musim hujan, dengan mengambil sampel curah hujan dalam satu dekade atau sepuluh hari sudah mencapai 50 mm. Mengevaluasi debit rata-rata minimal dalam kurun waktu lima lahun pengamatan pada bulan Nopember – Februari keadaan 80% kering. Mengevaluasi tanaman tebu pada tahun sebelumnya. Menentukan dan mengatur pola tanam MH dengan sistim golongan sesuai perhitungan dalam rumus. PENGATURAN POLA TANAM MK I. Faktor-faktor yang diperlukan untuk mengatur pola tanam MK I diantaranya dengan cara : Mengevaluasi ketersediaan debit rata-rata pada bulan Maret – Juni minimal dalam kurun waktu lima tahun pengamatan keadaan 80% kering.
Mengevaluasi sisa tanaman MH yang belum dipanen. Tolok ukur pengaturan pola tanam dipokuskan pada tanaman polowijo, padi dan tanaman industri. Perencanaan penempatan tanaman padi tidak boleh jauh dari bangunan / saluran pengambilan. Merencanakan dan mengatur pola tanam sesuai rumus. PENGATURAN POLA TANAM MK II. Dasar-dasar untuk mengatur pola tanam MK II antara lain : Mengevaluasi ketersediaan debit air rata-rata bulan Juli – Oktober dalam kurun waktu minimalnya lima tahun pengamatan keadaan 80% kering. Pengaturan pola tanam dipokuskan pada jenis tanaman polowijo dan industri. Menghitung besarnya jenis dari luas tanaman sesuai rumus yang ditentukan. PENGATURAN PEMBAGIAN AIR (FPR). Sebagai dasar perhitungan kebutuhan air untuk memenuhi kebutuhan tanaman yang ada dipetak sawah cara pembagiannya berdasarkan faktor polowijo relatif, dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menentukan faktor polowijo relatif. Mengasumsikan besarnya sisa debit yang tersedia. Jenis luas tanaman yang ada di petak tersier. Memperbanyak atau mengalikan luas dari jenis tanaman dengan faktor perbandingan kebutuhan air. Menghitung besarnya rata-rata kebutuhan air sesuai rumus yaitu membagi sisa debit yang tersedia dengan faktor perbandingan kebutuhan air.
PEMBAGIAN AIR DIPINTU TERSIER. Pembagian air pada petak persawahan diberikan dipintu intike tersier yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan tanaman yang ada dipetak persawahan, langkah-langkah yang mendasari pada pembagian air dipintu tersier. Mengevaluai luas dan jenis tanaman yang ada dipetak persawahan. Memperbanyak / mengalikan luas dari jenis tanaman dengan faktor perbandingan kebutuhan air (LPR) tanaman. Mengetahui besarnya faktor kebutuhan air per-ha nya. Menghitung besarnya kebutuhan debit dipintu tersier dengan cara memperbanyak faktor perbandingan kebutuhan air mengalikan dengan faktor kebutuhan air per-ha nya. KEHILANGAN AIR DISALURAN SEKENDER. Langkah-langkah pada perhitungan yang perlu diketahui terhadap besar dan kecilnya kehilangan air disaluran sekender tidak bisa dilepaskan dengan adanya cara : Mengetahui besar air dipintu intake sekender.
Mengetahui jumlah debit yang masuk pada masing-masing pintu intake tersier. Menghitung selisih dari besarnya debit dipintu intake sekender yang dikurangi dengan jumlah debit yang masuk ke pintu intake tersier. PROSENTASE KEHILANGAN AIR. Prosentase kehilangan air disaluran sekender adalah merupakan prosentase dari besarnya debit air yang hilang disaluran sekender digunakan untuk mencukupi kebutuhan tanaman yang ada dipetak tersier. Prinsip-prinsip yang mendasari perhitungan : Mengevaluasi besarnya debit dipintu intake sekender. Mengetahui besarnya jumlah debit yang masuk-masuk kepintu-pintu intake tersier. Menghitung besarnya prosentase debit yang hilang disaluran sekender, dengan ruimus yang ditentukan yaitu : volume debit yang hilang disaluran sekender dibagi dengan debit yang masuk dipintu intake sekender yang diperbanyak dengan faktor k (100%). EFISIENSI IRIGASI ( EI ). Faktor dasar yang menjabarkan perhitungan kebutuhan air untuk periode berikutnya, sebagai langkah rumus yang diperlukan untuk menghitung efisiensi irigasi terhadap kebutuhan air untuk tanaman adalah dengan cara : Menghitung besarnya debit dipintu intake sekender. Mengetahui kehilangan debit air disaluran sekender. Mengetahui jumlah debit yang masuk dipintu-pintu intake tersier. Besarnya prosentase kehilangan debit disaluran sekender. Menghitung dengan pemakaian rumus yang sudah ditentukan. CARA PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR DISALURAN SEKENDER. Kebutuhan air disaluran sekender, merupakan suatu kebutuhan debit air yang akan diberikan pada pintu-pintu intake tersier guna mencukupi kebutuhan air untuk tanaman yang ada dipetak tersier. Sebagai asumsi langkah dari penjabarannya : Mengetahui luas tanaman dipetak tersier. Mengetahui besarnya kebutuhan air dimasing-masing pintu tersier. Mengetahui efisiensinya irigasi yang dibutuhkan. Mengetahui luas faktor polowijo relatif. Menghitung jumlah kebutuhan air disaluran dengan cara mengalikan hasil efisiensi irigasi dengan jumlah kebutuhan air dimasing-masing pintu tersier. INTENTITAS TANAMAN ( CI ). Intentitas tanaman merupakan hasil dari pencapaian jumlah tanaman dalam satu tahun yang didapat dari tanaman permusim tanam. Dasar perhitungan untuk mendapatkan hasil intentitas tanaman satu tahun :
Mengetahui jumlah tanaman permusim tanam. Memperbanyak / mengalikan jumlah permusim tanam dalam satu tahun. Menghitung harga CI dengan mengalikan faktor keamanan. RASIO COST ( RC ). Rasio cost merupakan pandangan dari suatu usaha yang dilakukan bisa memberikan keuntungan atau tidak. Sebagai pertimbangan dasar yang menggaris bawahi pada perhitungan rasio cost : Mengevaluasi luas dan jenis tanaman dalam satu tahun. Mengevaluasi hasil tanaman. Mengevaluasi biaya kebutuhan. Mengevaluasi hasil produk. Menghitung untung dan rugi dari usaha yang dilakukan dengan rumus yang ditentukan.
PEMBAHASAN REKAPITULASI ANALISIS POLA TANAM TAHUN 2005
59
69
0
106
125
231
MK.II TOTAL BERO 56
-
959
47
-
MK.I
417 MK.II 542
128
MH
MK.I
469 828
426
350 572
552
13 22
103
978
48 86
38
MH
359 MK.II
48 86
MH 38
BERO
473
MK.I 222
48 86
TOTAL TANAMAN
1084 611
MH 9
25 45
MK.II
154
T O T AL
38
611
MK.I
166
2 KENINTEN
320
MK.II
MK.I
473
20
MH
1 KAUMAN
426
POLOWIJO
550
TEBU
976
PADI
1084
BAK JI. NO U SEKUNDER (Ha)
Keterangan : MH : Musim Hujan MK I : Musim Kemarau I MK II : Musim Kemarau II
Rekapitulasi Hasil Analisis Tahun 2005
Sekunder
Hasil Pola Tanam Biaya Produk Tanam ( x Rp. 1.000,- ) Satu Tahun ( Ton )
1
2
Kauman
Keninten
3
Hasil Produk ( x Rp. 1.000,- )
4
Hasil Bersih RC ( x Rp. 1.000,- )
5
6 =5 - 4
Padi
3978
Rp
4.176.900 Rp
5.967.000,00 Rp 1.790.100,00
Pol. Jagung
3390,75 Rp
3.092.775 Rp
3.814.593,75 Rp
721.818,75
Pol. Kedelai
358
Rp
859.200 Rp
1.253.000,00 Rp
393.800,00
Tebu
118,94
Rp
633.612 Rp
850.212,00 Rp
216.600,00
Padi
4738,5
Rp
4.975.425 Rp
7.107.750,00 Rp 2.132.325,00
Pol. Jagung
5073,75 Rp
4.364.500 Rp
5.383.129,00 Rp 1.018.629,00
Pol. Kedelai
504
Rp
1.209.600 Rp
1.764.000,00 Rp
554.400,00
Tebu
238,66
Rp
800.352 Rp
1.073.952,00 Rp
273.600,00
R/C
: Rasio Cost
R/ C = 1,35
PENGATURAN POLA TANAM J.I Sekunder KAUMAN
Baku (Ha)
Jenis Tanaman
473
Padi
Golongan
Pembibitan
Garapan
Tanam
(Ha) I II III I II III
(Ha) 12 14 17 -
(Ha) 106 128 148 -
(Ha) 118 142 165 24 24 -
Golongan
Pembibitan
Garapan
Tanam
(Ha) I II III I II III
(Ha) 15 18 22 -
(Ha) 137 165 192 -
(Ha) 152 183 214 31 31 -
Tebu
PENGATURAN POLA TANAM J.I Sekunder KENITEN
Baku (Ha)
Jenis Tanaman
611
Padi
Tebu
Rekapitulasi Hasil Analisis Tahun 2006
Hasil Pola Tanam Biaya Produk Tanam ( x Rp. 1.000,- ) Satu Tahun ( Ton )
Sekunder 1
2
Kauman
Keninten
3
Hasil Produk ( x Rp. 1.000,- )
Hasil Bersih ( x Rp. 1.000,- )
RC
5
6=5 - 4
4
Padi
3731
Rp
3.917.550 Rp
5.596.500,00 Rp 1.678.950,00
Pol. Jagung
1567,5
Rp
1.429.750 Rp
1.763.437,50 Rp
Pol. Kedelai
1022
Rp
2.452.800 Rp
3.577.000,00 Rp 1.124.200,00
Tebu
238,66
Rp
800.352 Rp
Padi
4433
Rp
4.672.650 Rp
6.649.500,00 Rp 1.976.850,00
Pol. Jagung
1757,25 Rp
1.602.825 Rp
1.976.906,25 Rp
Pol. Kedelai
1504
Rp
3.609.600 Rp
5.264.000,00 Rp 1.654.400,00
Tebu
308,26
Rp
1.033.788 Rp
1.387.188,00 Rp
Jumlah
R/C
: Rasio Cost
Rp
1.073.952,00 Rp
333.687,50
273.600,00 R / C =
1,39
374.081,25
353.400,00
19.519.315 Rp 27.288.483,75 Rp 7.769.168,75
1,39
KESIMPULAN. Sesuai dengan hasil pengamatan yang kami lakukan di Jaringan Irigasi Pudaksari, maka evaluasi pengaturan pola tanam tahun 2006 lebih menguntungkan di banding pengaturan pola tanam tahun 2005 begitu juga dengan pengaturan pemberian air. Di tahun 2005 sering terjadi kejanggalan-kejanggalan karena pembagiannya berdasarkan luas tanaman tetapi evaluasi tahun 2006 tidak sampai terjadi kejanggalan karena pembagiannya berdasarkan luas dan jenis tanaman. Dengan pengaturan pola tanam dan pembagian air maka luas hasil tanaman akan meningkat sebesar : = Tahun 2006 - Tahun 2005 = 3.032 Ha - 2.884 Ha = 148 Ha atau Selesih = x 100 % Tahun 2006 148 Ha = x 100 % 3.032 Ha = 5% Saran. Dalam upaya untuk mendapatkan hasil pertanian yang optimal, pelaksanaan
Opersional di Jaringan Irigasi Pudaksari ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Mengatur pola tanam yang tepat sesuai jenis, luas dan waktu tanam 2. Pengaturan pembagian air berwawasan pada satu wilayah jaringan irigasi. 3. Pembagian dan pemberian air pada tanaman dalam jumlah volume dan waktu yang tepat. 4. Meningkatkan pelaksanaan monitoring wilayah 5. Catatan – catatan kejadian dalam wilayah. DAFTAR PUSTAKA Pengelolaan Irigasi Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Timur, 1997 Proyek Irigasi Andalan Jawa Timur Bagian Pelaksanaan Tata Guna Air, 2005 Standart Harga Pangan Kabupaten, 2005 Standart Perencanaan Irigasi, 1986 Sir M. Macdonald & Partners Asia, Proyek Irigasi Jawa Timur, Cambridge, Egland, 1985