Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Menggunakan Metode HOT-Fit Pada Pengguna Akhir SIMRS di RSUD-Talaud
Artikel Ilmiah
Oleh : Dewi Satria Larinse NIM : 682011022
Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Januari 2015
Evaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) Menggunakan Metode HOT-Fit Pada Pengguna Akhir SIMRS di RSUD-Talaud Dewi Satria Larinse1, Samuel Papilaya2, Charitas Fibriani3 Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia Email:
[email protected]¹,
[email protected]²,
[email protected] 3
Abstract SIMRS is an order related to data collection, data processing, presentation of information, data analysis and inference of information and delivery of information required for hospital activities. This research was to evaluate the implementation of SIMRS using implements HOT-Fit model developed. This research was used to test whether the system quality, information quality, and service quality have influence toward the system use and user satisfaction, to test whether environment organization have influence toward the structure organization, to test whether user satisfaction have influence toward the system use, to test whether system use, user satisfaction, structure organization, and environment organization have influence on net benefit. This research used 50 respondents from SIMRS users. Data was taken by respondens filled the questionnaires and measured with a likert scale using software SMARTPLS. The test indicates that system quality has influence on system use, and system use has influence on the net benefit. Keywords: Human, Organization, Technology (HOT)-Fit, System qulity, information quality, service quality, system use, user satisfaction, structure organization, environment organization, net benefit, SMARTPLS Abstraksi Sistem informasi rumah sakit (SIMRS) merupakan suatu tatanan yang berkaitan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisis data dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit. Penelitian ini akan melakukan evaluasi terhadap penerapan SIMRS dengan menggunakan Model HOT-Fit yang dikembangkan. Penelitian ini digunakan untuk menguji apakah kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas pelayanan berpengaruh terhadap pengguna sistem dan kepuasan pengguna, menguji apakah lingkungan organisasi berpengaruh terhadap struktur organisasi, menguji apakah kepuasan pengguna berpengaruh terhadap pengguna sistem, serta menguji apakah pengguna sistem, kepuasan pengguna, struktur organisasi, lingkungan organisasi berpengaruh terhadap net benefit. Penelitian ini menggunakan 50 responden dari pengguna akhir SIMRS. Data diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh responden dan diukur dengan skala likert menggunakan software SMARTPLS. Hasil pengujian menujukan bahwa kualitas sistem memiliki pengaruh terhadap pengguna sistem dan pengguna sistem memiliki pengaruh terhadap net benefit. Kata Kunci: kualitas sistem, kualitas informasi, kualitas pelayanan, pengguna sistem, kepuasan pengguna, struktur organisasi, lingkungan organisasi, net benefit, SMARPLS. 1
Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 3 Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana 2
1. Pendahuluan SIMRS berfungsi mengelola dan mengatur informasi yang diperlukan oleh para petugas kesehatan atau medis untuk membantu serta meningkatkan kinerja mereka[1]. SIMRS juga harus direncanakan dan diimplementasikan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga visi dan misi organisasi dapat tercapai. Keberhasilan penerapan SIMRS bergantung pada pengguna akhir, dukungan organisasi dan kemampuan teknologi SIMRS itu sendiri. Evaluasi suatu sistem informasi merupakan usaha nyata untuk mengetahui kondisi sebenarnya suatu penyelenggaraan sistem informasi. Evaluasi sistem informasi adalah suatu kegiatan untuk mengukur atau menggali segala attribute dari sistem (dalam perencanaan, pengembangan, pengimplementasi atau pengoperasian). Evaluasi SIM adalah mendefinisikan seberapa baik SIM dapat beroperasi pada organisasi yang menerapkannya untuk memperbaiki prestasi dimasa mendatang[2]. Evaluasi yang akan dilakukan terkait dengan penerimaan sistem oleh pengguna akhir. Pengguna akhir merupakan salah satu indikator untuk menilai sejauh mana sistem informasi dapat memberikan kemudahan dan memberikan manfaat kepada pengguna SIRMS tersebut. Sehingga hasil penelitian diharapkan dapat mengidentifikasi masalah-masalah potensial yang dialami oleh pengguna sistem [2]. Oleh karena itu, rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana mengevaluasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUD-Talaud Kab.Kep.Talaud dengan menggunakan metode HOT-Fit ditinjau dari persepsi pengguna akhir. Dimana, penerapan SIMRS di RSUD-Talaud masih baru dan belum dilakukan evaluasi sehingga pada peneliatian ini perluya evaluasi penerapan SIMRS di RSUD-Talaud. Selain metode HOT-Fit merupakan salah satu kerangka teori yang digunakan untuk evaluasi sistem informasi dalam bidang pelayanan kesehatan. Metode HOT-Fit juga ditujukan pada komponen inti dalam sistem informasi yaitu Human (Manusia) – Organization (Organisasi) Technology (Teknologi) dan kesesuaian hubungan diantara ketiga komponen tersebut[2]. Dimana dalam mengevaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit adalah dengan mengukur penilaian berdasarkan sikap responden terhadap suatu kondisi [3]. Dari hasil Evaluasi SIMRS di RSUD-Talaud diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk menilai, mengukur, memperbaiki atau menyempurnakan sistem informasi manajemen rumah sakit serta mengembangkan potensi yang ada. Sehingga dapat bermanfaat bagi RSUD-Talaud dalam meningkatkan kinerja dalam pelayanan rumah sakit kearah lebih baik, serta dapat mendukung tujuan, visi dan misi organisasi.
2. Tinjauan Pustaka Penelitian yang berjudul “Evaluasi Faktor-Faktor Kesuksesan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit PKU Muhammdiyah
Sruweng dengan menggunakan Metode HOT-Fit”, pada penelitian ini Rumah Sakit PKU Muhammdiyah Sruweng dengan menggunakan Metode HOT-Fit sebagai salah satu rumah sakit swasta di daerah Kebumen, saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan memulai menerapkan SIMRS. Penelitan ini melakukan analisis terhadap hasil evaluasi faktor-faktor kesuksesan penerapan SIMRS dengan menggunakan metode HOT-Fit. Karena, model ini dapat memberikan penjelasan dan memberikan evaluasi faktor penerapan sebuah sistem dibidang pelayanan kesehatan dari sisi Human (Manusia), Technology (Teknologi), Organization (Organisasi) dan Net Benefit. Berdasarkan hasil penelitian terhadap data yang diperoleh dari RS PKUMuhammadiyah Sruweng, maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempengaruhi keberhasilan penerapan SIMRS adalah dari sisi teknologi. Sedangkan dari sisi variabel manusia dan organisasi sudah mempengaruhi kepusan pegguna serta lingkungan yang ada[4]. Pada penelitian yang berjudul “Evaluasi Implementasi Sistem ELEARNING Menggunakan Model Evaluasi HOT-Fit Studi Kasus Universitas SAM RATULANGI”. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi mengukur tingkat kelayakan, bahkan keberhasilan dari kinerja E-Learning itu sendiri. Evaluasi harus dilakukan karena evaluasi akan menilai serta mengukur manfaat yang didapatkan dari penerapan sistem e-learning di Universitas Sam Ratulangi. Sebelumnya E-Learning UNSRAT yang telah berjalan beberapa tahun, diketahui belum dilakukan evaluasi, baik secara organisasi, teknologi dan pengguna akhir. Maka, penelitian ini menggunakan metode HOT-Fit yang melibatkan faktor utama yakni pegguna, organisasi dan teknologi, yang ditopang oleh variabel kunci kesuksesan sistem informasi yang terdiri dari System Quality, Information Quality, Service Quality, System Use, User Satisfaction dan Net Benefit. Hasil penelitian ini menunjukan baha hubungan antar variabel mempunyai hubungan yang cukup kuat dan positif saling berhubungan dan mempengaruhi satu dengan yang lain serta ketiganya mempunyai hubungan yang kuat serta searah terhadap Net Benefit dari sistem [5]. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan Evaluasi SIMRS dengan menggunakan Metode HOT-Fit di RSUD-Talaud. Metode HOT-Fit ini sering digunakan dalam evaluasi sistem dimana metode HOT-Fit memiliki variabel dalam mengevaluasi sistem informasi yakni dari sisi Human (Manusia), Technology (Teknologi), Organization (Organisasti) serta kesesuaian dari ketiga variabel (Net Benefit). Dalam Penelitian ini diharapakan dapat mengukur, menilai serta melihat seberapa jauh tingkat keberhasilan penerapan SIMRS di RSUDTalaud dengan mengetahui variabel apa yang harus diprioritaskan pada RSUDTalaud guna mendukung pelayanan atau tugas dalam rumah sakit tersebut. Sistem Informasi secara teknis didefinisikan sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau mendapatkan), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk menunjang pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan[6]. Sistem Informasi juga membantu manajer dan karyawan menganalisis permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit dan menciptakan produk baru[6].
Sistem terbagi menjadi 2 kelompok pendekatan yaitu pendekatan sistem dan prosedur. Sistem Informasi Manajemen merupakan perangkat prosedur yang terorganisasi, apabila dijalankan akan memberikan umpan balik dan informasi kepada manajemen tentang masukan, proses dan keluaran dari suatu siklus manajemen yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengendalian [7]. SIMRS merupakan suatu tatanan yang berkaitan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, analisis data dan penyimpulan informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumah sakit [8]. SIMRS yang ideal dilengkapi dengan sebuah sistem informasi yang terintegrasi dan disiapkan untuk menangani keseluruhan proses manajemen rumah sakit yang berhubungan dengan pengumpulan data, pengolahan data, penyajian informasi, serta analisa pelayanan kesehatan di rumah sakit[9]. Hasil informasi dari data yang telah diolah yaitu berupa laporan, dapat digunakan oleh pengguna dalam mengambil keputusan untuk peningkatan upaya pelayanan kesehatan. Pengguna dalam SIMRS dibagi dalam dua kategori, yaitu : 1). End User yaitu pekerjaan yang mencakup kreasi, pemrosesan dan distribusi dari informasi, mencakup operator komputer, supervisor, seluruh pihak manajemen. Pengguna akhir SIMRS dibedaan menjadi : a. Operator, sebagai pengguna langsung SIMRS yang bertugas untuk memasukan data ke sistem yaitu seluruh karyawan disetiap unit. b. Pengguna informasi yang dihasilkan oleh SIMRS, pengguna tidak langsung seperti pemimpin instalasi, asisten manajer dan manajer unit instalasi. c. Pelanggan, yaitu individu yang menjadi objek dari SIMRS, mencakup para pasien yang menggunaka jasa rumah sakit. 2). Vendor, sebagai penyedia SIMRS baik secara perangkat lunak, perangkat keras dan jaringan komputer, memberikan dukungan teknis jika diperlukan. 3). Penanggung Jawab, penanggung jawab SIMRS adalah unit teknologi informasi rumah sakit yang merupakan sub bagian dari bagian manajemen kepegawaian dan administrasi, unit TI bertugas untuk menjembatani antara pengguna akhir dengan pihak penyedia SIMRS[8]. SIMRS merupakan bagian dari Sistem Informasi Rumah Sakit. SIMRS yang terintegrasi adalah kumpulan dari sub sistem yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan dan saling berinteraksi antar bagian satu dengan yang lain yang ada di RS untuk melakukan pengolahan data yang dimulai dari masukan data (input), kemudian mengolah (procesing), dan hasil keluaran (output) berupa informasi untuk mengambil keputusan dalam rangka untuk mencapai suatu tujuan[9] Peran sistem informasi didalam kegiatan manajemen rumah sakit sangatlah membantu dan mempunyai peran yang sangat efektif dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit, dengan sistem informasi seorang pimpinan rumah sakit dapat mengambil suatu kebijakan secara cepat, tepat dan akurat berdasarkan informasi yang didapat dari pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipimpinnya. Kerangka baru yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model.
Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology). dan kesesuaian hubungan di antaranya. HOT-Fit merupakan salah satu kerangka teori yang dipakai untuk mengevaluasi sistem informasi khusus dalam bidang pelayanan kesehatan[10]. Model ini merupakan kombinasi dari model kesuksesan SI dari Delone dan Mclean dan I Organization Fit Model dari Morton [10]. Kerangka HOT-Fit meliputi : 1). Komponen Manusia (Human), komponen manusia menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekwensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi. System use juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction). User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal[8]. 2). Komponen Organisasi (Organization), komponen organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan lingkungan organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki, perencanaan dan pengendalian sistem, strategi , manajemen dan komunikasi. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan interorganisasional dan komunikasi[8]. 3). Komponen teknologi (Technology), komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality) dan kualitas layanan (service quality). Kualitas sistem dalam sistem informasi di institusi pelayanan kesehatan menyangkut performa sistem dan user interface. Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan untuk dipelajari (ease of learning), response time, usefulness, ketersediaan, fleksibilitas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan data entry. Sedangkan Service quality dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, empati dan tindak lanjut layanan[8]. 4). Net Benefit, merupakan keseimbangan antara dampak positif dan negatif dari pengguna sistem informasi. Net Benefit dapat diakses menggunakan benefit langsung, efek pekerjaan, efisien dan efektifitas, menurunkan tingkat kesalahan, mengendalikan pengeluaran dan biaya. Semakin tinggi dampak positif yang dihasilkan semakin berhasil penerapan sistem informasi [12]. Hubungan keterkaitan dalam kerangka HOT-Fit, yaitu : 1). Saling mempengaruhi baik secara sendiri dan bersama-sama antara system quality, information quality, service quality mempengaruhi system use dan user satisfaction. 2). System use, user satisfaction memiliki hubungan timbal balik dengan information quality. Sistem akan menghasilkan output informasi yang baik jika pengguna mahir dan puas menggunakan sistem informasi. Kemahiran pengguna tergantung pada pengetahuan dan pelatihan pengguna terhadap
penggunaan sistem informasi. 3). System use juga memiliki hubungan timbal balik dengan user satisfaction. pengguna akan semakin puas dalam menggunakan sistem informasi jika pengguna mahir dan memahami sistem informasi. 4). System use dan user satisfaction akan memberikan pengaruh langsung kepada net benefits. Net Benefits memberikan timbal balik juga kepada system use dan user satisfaction. 5). Structure dan Environtment akan memberikan pengaruh langsung kepada Net Benefits. Net Benefits akan memberikan timbal balik juga kepada Organization[3]. Dimensi-dimensi ini mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas layanan secara sendiri dan bersama-sama mempengaruhi penggunaan sistem dan kepuasan pengguna. Fit dapat diukur dan dianalis menggunakan jumlah definisi yang diberikan ketiga faktor tersebut. Ketiga faktor tersebut berhubungan dengan dimensi relasi dan kesuksesan sistem informasi yaitu Sistem Quality, Information Quality, Service Quality, System Use, User Satisfaction, Structure, Environtmet dan Net Benefit)[9].
Gambar 1. Human-Organization-Technology (HOT)-Fit Model [10] Model ini dianggap mampu menjelaskan evaluasi sistem informasi dengan pendekatan komponen inti sistem informasi, yaitu Human (Manusia), Organization (Organisasi), Technology (teknologi) serta kesesuaian di antara ketiga komponen tersebut mempengaruhi manfaat Net Benefits dari penerapan sistem informasi tersebut. Pada penelitian ini untuk menentukan jumlah sampel maka dilakukan pengukuran sampel. Dimana pengukuran sampel ini, dikembangkan oleh Isaac dan Michael yang berupa tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%. Seperti pada tabel 1.
Tabel 1. Pengukuran Sampel dengan taraf kesalahan 1%, 5% dan 10%. Siginifikasi N 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260 270
1% 10 15 19 24 29 33 38 42 47 51 55 59 63 67 71 75 79 83 87 94 102 109 116 122 129 135 142 148 154 160 165 171 176 182 187 192
5% 10 14 19 23 28 32 36 40 44 48 51 55 58 62 65 68 72 75 78 84 89 95 100 105 110 114 119 123 127 131 135 139 142 146 149 152
Siginifikasi 10%
10 14 19 23 28 32 36 39 42 46 49 53 56 59 62 65 68 71 73 78 83 88 92 97 101 105 108 112 115 118 122 125 127 130 133 135
N 280 290 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 550 600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1100 1200 1300 1400 1500 1600 1700 1800 1900 2000 2200 2400 2600
1% 197 202 207 216 225 234 242 250 257 265 272 279 285 301 315 329 341 352 363 373 382 391 399 414 427 440 450 460 469 477 485 492 498 510 520 529
5% 155 158 161 167 172 177 182 186 191 195 198 202 205 213 221 227 233 238 243 247 251 255 258 265 270 275 279 283 286 289 292 294 297 301 304 307
10% 138 140 143 147 151 155 158 162 165 168 171 173 176 182 187 191 195 199 202 205 208 211 213 217 221 224 227 229 232 234 235 237 238 241 243 245
3 Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan melakukan survei dan mengumpulkan data primer melalui wawancara dengan panduan penyebaran kuesioner terhadap pengguna akhir SIMRS sebagai responden. Data primer diperoleh dari kuesioner yang akan diberikan kepada pengguna akhir SIMRS sebagai responden. Pengguna adalah pegawai atau karyawan di RSUD-Talaud Kab.Kep.Talaud. Penelitian ini menggunakan model HOT-Fit yang dikembangkan oleh Yosuf et al dengan beberapa modifikasi untuk menilai keberhasilan penerapan SIMRS. Bentuk umum kuesioner disusun mengikuti skala pengukuran evaluasi sematik diferensial yang mengukur penilaian berdasarkan sikap responden terhadap satu kondisi. Pilihan jawaban dipetakan dalam bentuk Liker scale dengan rentang nilai 1(„sangat tidak setuju‟) hingga 5(„sangat setuju‟). Pada penelitian ini akan dilakukan beberapa tahapan yang saling berhubungan mulai dari tahap awal sampai tahap terakhir. Berikut adalah tahapan penelitian yang akan dilakukan seperti pada Gambar 2. Rumusan Masalah
Studi Literatur Pengumpulan Data
Analisis Data Kesimpulan Dan Saran
Gambar 2. Tahapan Penelitian Dari gambar tahapan penelitian diatas dapat dijelaskan kembali bahwa tahapan-tahapan penelitian yang akan dilakukan yaitu: Tahap pertama dari penelitian ini adalah rumusan masalah, dimana rumusan masalah yang didapat adalah bagaimana mengevaluasi SIMRS mengunakan metode HOT-Fit. Setelah menentukan rumusan masalah, tahapan berikutnya adalah studi literatur. Dimana pada tahap ini mempelajari buku-buku referensi dan hasil penelitian terdahulu yang dijadikan landasan untuk mencari solusi permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini. Teori merupakan pijakan bagi peneliti untuk memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir. Pada tahap ini lebih untuk memahami metode HOT-Fit yang nantinya akan digunakan untuk menganalisis evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit di RSUDTalaud.
Setelah studi literatur, tahapan berikutnya adalah tahap pengumpulan data. Dimana pada tahap ini menggunakan jenis data primer. Dimana data primer diperoleh dari kuesioner yang akan diberikan kepada pengguna SIMRS dibeberapa bagian di RSUD-Talaud. Kuesioner itu sendiri merupakan daftar pertanyaan yang diajukan pada seorang responden untuk mencari jawaban dari permasalahan yang diteliti sesuai dengan konteks pengukuran variabel evaluasi SIMRS menggunakan metode HOT-Fit sehingga total kuesioner yang didapat adalah 50 kuesioner. Pada tahap selanjutnya yaitu tahap analisis data. Dimana pada tahap ini, semua data yang telah dikumpulkan sebelumnya, dianalisis dengan menggunakan metode HOT-Fit dalam menjawab rumusan masalah yang dirumuskan. Kemudian pada tahapan akhir akan ditarik kesimpulan dari tahapan analisis data. Model evaluasi sistem informasi menggambarkan suatu hipotesis hubungan antara faktor-faktor yang secara langsung mempunyai dampak pada sistem informasi, Pada model ini, kualitas sistem, kualitas informasi dan kualitas layanan dipakai sebagai hipotesis dalam mempengaruhi anggapan pengguna terhadap sistem [1]. Technology
Human
System Quality
System Use
Information Quality
User Satisfaction
Service Quality
Net Benefit
Organization Structure
Environment
Gambar 3. Model Hipotesis Evaluasi SIMRS di RSUD-Talaud Model hipotesis yang dikembangkan untuk evaluasi SIMRS-Talaud yang berdasarkan model HOT-Fit dengan komponen human, organization, technology dan net benefit. Model hipotesis SIMRS RSUD-Talaud dapat dilihat pada Gambar 3. Berdasarkan Gambar 3, maka hipotesis-hipotesis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 2. Hipotesis No
Hipotesis
Keterangan
1
H1
2
H2
3
H3
4
H4
5
H5
6
H6
7
H7
Structure (S) berpengaruh terhadap System Use (SU)
8
H8
Structure (S) berpengaruh terhadap User Satisfaction (US)
9
H9
Structure (S) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB)
10
H10
Environment (E) berpengaruh terhadap System Use (SU)
11
H11
Environment (E) berpengaruh terhadap User Satisfaction (US)
12
H12
Environment (E) berpengaruh terhadap Structure (S)
13
H13
Environment (E) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB)
14
H14
User Satisfaction (US) berpengaruh terhadap System Use (SU)
15
H15
User Satisfaction (US) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB)
16
H16
System Use (SU) berpengaruh terhadap Net Benefit (NB)
System Quality (SQ) berpengaruh terhadap System Use (SU) System Quality (SQ) berpengaruh terhadap User Satisfaction (US) Information Quality (IQ) berpengaruh terhadap System Use (SU) Information Quality (IQ) berpengaruh terhadap User Satisfaction (US) Service Quality (SEQ) berpengaruh terhadap System Use (SU) Service Quality (SEQ) berpengaruh terhadap User Satisfaction (US)
Penyusunan kerangka kerja evaluasi dimulai dengan menginterpretasikan setiap aspek pada model HOT-Fit menjadi satu statemen yang terukur, yang terdiri dari variabel dan indikator-indikator. Berikut adalah kerangka kerja evaluasi model HOT-Fit seperti pada Tabel 3.
NO 1.
Tabel 3. Variabel Dan Indikator-Indikator Model HOT-Fit Variabel Indikator SU1 = Selalu menggunakan sistem SIMRS SU2 = Sistem SIMRS mudah digunakan. System Use SU3 = Pengguna mengikuti pelatihan dalam
2 .
User Satisfaction
3.
System Quality
4.
Information Quality
5
Service Quality
6
Structure Organization
7
Enviroment Organization
8
Net Benefit
menggunakan sistem SIMRS SU4 = Pengguna memiliki ketrampilan dalam menggunakan sistem SIMRS SU5 = Menyelesaikan pekerjaan pengguna dengan cepat US1 = Membantu dalam mengelolah informasi US2 = Mempermudah pengguna dalam melakukan tugasnya US3 = Meningkatkan kompetensi dan kinerja saya. US4 = Memiliki tampilan interface yang menarik SQ1 = Mempercepat penyajian informasi SQ2 = Mudah untuk digunakan SQ3 = Mudah untuk dipelajari SQ4 = Handal dan jarang eror SQ5 = Memiliki fasilitas petunjuk penggunaan IQ1 = Menyediakan informasi yang relevan IQ2 = Bermanfaat bagi pengguna IQ3 = Menyediakan informasi yang lengkap dan akurat. IQ4 = Menyediakan informasi yang mudah dipahami IQ5 = Isi informasi yang disajikan SEQ1 = Menyediakan helpdesk support SEQ2 = Menyediakan jaminan kualitas layanan terhadap pengguna sistem SEQ3 = Divisi SIMRS memiliki sikap peduli (Empati) ketika membantu pengguna sistem. SEQ 4 = Divisi SIMRS menyelesaikan masalah yang dihadapi pengguna sistem sampai selesai. S1 = Menyediakan bantuan fasilitas dalam mendukung pengguna dalam menggunakan sistem SIMRS S2 = Mempertimbangkan latar belakang pendidikan calon pengguna akhir sistem SIMRS S3 = Menyediakan pelatihan S4 = Memiliki komunikasi yang baik dengan pengguna akhir sisttem SIMRS S5 = Memiliki fasilitas jaringan yang mewadai E1 = Dorongan pihak manajemen E2 = Dorongan teman sekerja E3 = Meningkatkan komunikasi data E4 = Menghemat waktu dalam menyajikan informasi NB1 = Sistem informasi membantu sistem SIMRS
menjadi lebih efektif dan efisien NB2 = Sistem informasi dapat menurunkan tingkat kesalahan NB3 = Sistem informasi meningkatkan komunikasi antar seluruh divisi RSUD NB4 = Sistem informasi menjadikan kinerja rumah sakit menjadi lebih baik NB5 = Sistem informasi dapat meningkatkan kinerja pengguna SIMRS NB6 = Sistem informasi dapat meningkatkan kinerja rumah sakit dalam menghadapi persaingan yang ada saat ini. NB7 = Sistem informasi dapat mendukung visi dan misi dari rumah sakit 4 Hasil dan Pembahasan Pada tahap ini data diolah dengan menggunakan sofware SMARTPLS. Outer model atau measurement model, mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel latennya. Ada 3 kriteria untuk mengevaluasi outer model: Validitas Konvergen (Concergent Validity). Pengujian validitas konvergen dilakukan untuk mengetahui apakah semua pertanyaan (instrument) penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitian adalah valid atau tidak. Validitas konvergen mensyaratkan bahwa alat ukur (indikator) secara tepat mengukur konstruk yang dimaksud. Dalam software SMARTPLS, validitas konvergen sama dengan outer loading/loading factor yang nilainya dikatakan tinggi apabila > 0,7. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 di anggap cukup[8]. Hasil loading factor terlihat pada gambar 4.
\
Gambar 4. Hasil Loading Factor
Dari hasil perhitungan tersebut, hasil loading factor <0,50 akan dihapus dan hasil loading factor >0,5 telah memenuhi convergent validity sehingga semua indikator >0,5 adalah valid. Validitas Diskriminan (Discriminant Validity). Validitas Diskriminan menguji serta mengukur konstruk pada setiap indikator hot-fit dengan membadingkan nilai AVE dan √AVE[8]. Terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai AVE dan Akar AVE AVE √ AVE SU 0.928 0.9633 US 0.509 0.7134 SQ 0.606 0.7784 IQ 0.5 0.7071 SEQ 0.584 0.7641 S 0.347 0.589 E 1 1 NB 0.669 0.8179 Pada Tabel 4. dapat dilihat bahwa nilai Akar AVE (√AVE) lebih tinggi terhadap korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya, sehingga dapat dikatakan memiliki nilai yang cukup. Reliabilitas konstruk (Construct Reliability). Dalam PLS uji rebilitas diukur dengan dua kriteria yaitu composite reliability dan cronbach alpha dari blok indikator yang mengukur konstruk. Konstruk dinyatakan reliabel jika nilai composite reliability >0,7 sedangkan batasan skor cronbach alpha > 0,6[8]. Hasil dari pengolahan dengan menggunakan PLS dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Nilai composite reliability dan cronbach alpha Composite Cronbach's Reliability Alpha SU 0.963 0.923 US 0.158 0.122 SQ 0.127 0.666 IQ 0.376 0.029 SEQ 0.008 0.410 S 0.000 0.099 E 1.000 1.000 NB 0.091 1.214 Pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai composite reliability hanya mencakup indikator SU (System Use) dan E (Environment) sedangkan nilai cronbach‟s alpha hanya mencakup indikator SU (Sysem Use), SQ (System
Quality), E (Environment) dan NB (Net Benefit). Maka indikator-indikator tersebut telah memenuhi reliabilitas. Model Struktural (inner model). Dimana tahap ini merupakan tahap atau langkah terakhir dalam mengevaluasi hubungan antara konstruk laten seperti yang telah dihipotesiskan dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis bertujuan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Dalam pengujian hipotesis, dapat dilihat dari besarnya T-Statistik. Dimana, tingkat signifikansi yang digunakan 95% yaitu 1,96. >1,96 berarti hipotesis diterima[8]. Nilai t-statistik dapat dilihat pada tabel 6.
Hipotesis H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 H11 H12 H13 H14 H15 H16
Tabel 6. Hasil Inner Weight Jalur Hasil Pengujian α = T-Statistik 0,05 Dari Ke SQ SU 10.640 Diterima SQ US 0.871 Ditolak IQ SU 1.153 Ditolak IQ US 0.728 Ditolak SEQ SU 0.983 Ditolak SEQ US 1.561 Ditolak S SU 0.112 Ditolak S US 0.628 Ditolak S NB 0.547 Ditolak E SU 1.021 Ditolak E US 0.038 Ditolak E S 0.379 Ditolak E NB 0.519 Ditolak US SU 0.814 Ditolak US NB 1.021 Ditolak SU NB 8.809 Diterima
Dari Tabel 6. diatas dapat diketahui hipotesis ditolak maupun yang diterima dengan melihat nilai dari T-Statistik dan koefisien jalurnya. Serta, berdasarkan data yang diperoleh pada Tabel 6. maka menghasilkan metode baru seperti pada Gambar 5.
SQ
SU
Gambar 5 Hasil Uji Hipotesis
NB
Gambar 5 diatas merupakan model akhir yang menggambarkan faktorfaktor untuk melihat tingkat evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) dimana System Quality (SQ) mempengaruhi System Use (US). System Use (US) juga mempengaruhi Net Benefit (NB). Dari Hasil Pengujian Hipotesis maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
5 Kesimpulan dan Saran Berdasarkan dari hasil analisis data statistik dan pembahasan mengenai evaluasi sistem informasi manajemen rumah sakit (SIMRS) di RSUD-Talaud Kab.Kep.Talaud dapat diambil kesimpulan yaitu : 1). Kesuksesan penerapan SIMRS dipengaruhi oleh faktor System Quality, System Use dan Net Benefit. 2). System Quality yang diterapkan di RSUD-Talaud memiliki hubungan yang searah (positif) terhadap System Use. Hal ini berarti system quality memberi pengaruh terhadap system use untuk menggunakan sistem SIMRS yang telah diterapkan di RSUD-Talaud. 3). Net Benefit dipengaruh secara langsung oleh system use. Hal ini berarti semakin tinggi manfaat yang dirasakan pengguna dalam menggunakan SIMRS maka semakin tinggi juga niat pengguna dalam menggunakan SIMRS. 4). Adanya faktor-faktor yang belum saling berpengaruh seperti information quality, servise quality, user satisfaction, structure organization dan organiation environment. Berdasarkan hasil kesimpulan dari hasil penelitian tersebut maka peneliti memberikan saran sebagai berikut : 1). Diperlukan sebuah perencanaan yang matang untuk penerapan dan pengembangan SIMRS selanjutnya untuk mendapatkan kualitas sistem yang baik sehingga dapat meningkatkan niat pengguna sistem dalam mendukung tugas pelayanan di RSUD-Talaud. 2). Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerapan SIMRS dalam meningkatkan kualitas suatu sistem informasi. 3). Untuk penelitian selanjutnya disarankan dapat meminimalisir kelemahan dalam penelitian ini. Seperti, penelitian ini hanya berdasarkan pada persepsi pengguna akhir SIMRS. Serta dalam penelitian selanjutnya di sarankan untuk menggunakan teknik analisis kualiatif atau mixed method.
6 Daftar Pustaka [1] Kristianto, Edy, 2007. Evaluasi penerapan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan menggunakan HOT-Fit. Yogyakarta. [2] Asep Jalaludin, Modul Sistem Infomasi Manajemen, SIM-sevz@2007 12 [3] Raden, Eko. 2013, Evaluasi penerapan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG). Bogor. [4] Andika, Izzati, 2013. Evaluasi Faktor-Faktor Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng dengan menggunakan metode HOT-Fit [5] Frincy, Arie, Alicia., 2014. Evaluasi Implementasi Sistem E-Learning menggunakan Model HOT-Fit Studi Kasus Universias Sam Ratulangi. Manado. [6] Laudon, Jane. 2007, Management information system (11th Edition), Pearson Prentice Hall, New Jersey [7] Jogiyanto, 2005. Sistem Teknologi Informasi: Pendekatan Terintegrasi Konsep Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Yogyakarta. [8] Sabarguna, Boy. 2003, Sisten Informasi Manajemen Rumah Sakit, Yogyakarta. [9] Endang. 2014, Kajian Teori Model Penelitian untuk menilai kesuksesan dan evaluasi Sistem Informasi Rumah Sakit, Yogyakarta. [10] Yusof M. M, R.J. Paul dan L. K. Stergioulas. 2006. Towards a Framework for Health Information System Evalution. Paper read at Proceedings of the 39th Hawaii international Conferences on System Sciences Kauai, at Hawaii, USA [11] Yusof MM, Kuljis J, Papazafeiropoulou A, Stergioulas LK. (2008). "An Evaluation Framework for Health Information Systems: Human, Organization and Technology-Fit Factors (HOT-Fit). [12] Andiono, 2008. Evaluasi Implementasi Sistem Informapsi Manajemen Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah Kab.Banyumas, UGM, Yogyakarta. [13] Davis, G. B. (1999), Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, PT. Gramedia, Jakarta, Hal : 46,243 [14] Prof.Dr.Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Hal 128-130