Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 17, No. 3, Desember 2015
Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah (Studi Evaluatif Pascadiklat di LPMP Provinsi Maluku Utara) Suriadi Ajadan* Abstract: This study aims to evaluate education and training programs LPMP Prospective Principal in North Maluku. This study used a descriptive evaluative method CIPPO evaluation model developed by Stufflebeam and his colleagues and refined by Gilbert Sax. Data were collected with instrument interview, observation and document study. The results showed that the implementation of management education and training prospective principals in 2012 at the Institute for Education Quality Assurance North Maluku province has been run effectively in accordance with established procedures so that the evaluation criteria can be met. Fulfillment of the evaluation criteria as stated in Permendiknas number 13 in 2007, is the achievement of the goal of mastery of the five dimensions of competence (personality, managerial, entrepreneurial, supervision, and social). Keywords: program evaluation, education and training, prospective principals, CIPPO models Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi program pendidikan dan pelatihan (diklat) Calon Kepala Sekolah di LPMP Maluku Utara. Penelitian ini menggunakan metode evaluatif deskriptif dengan model evaluasi CIPPO yang dikembangkan Stufflebeam, dkk. dan disempurnakan oleh Gilbert Sax. Data dikumpulkan dengan instrumen wawancara, observasi dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen pelaksanaan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah tahun 2012 di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Maluku Utara telah berjalan secara efektif sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sehingga kriteria dalam evaluasi dapat terpenuhi. Terpenuhinya kriteria evaluasi tersebut sebagaimana tercantum dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, adalah ketercapaian tujuan yaitu penguasaan terhadap lima dimensi kompetensi (kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi, dan sosial). Kata kunci: evaluasi program, pendidikan dan pelatihan, calon kepala sekolah, model CIPPO PENDAHULUAN Kepala sekolah/madrasah sebagai sumber daya manusia pada bidang pendidikan memiliki peran strategis dalam peningkatan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan. Kepala sekolah/madrasah juga memiliki peran penting dalam upaya membentuk insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif melalui kesungguhan dan kreativitasnya dalam mengelola sekolah yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagai konsekuensinya, kepala sekolah/madrasah harus
*
merupakan orang-orang yang terpilih dari sisi kualifikasi maupun kompetensinya sebagaimana yang dimaksud dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007. Memenuhi kualifikasi dan kompetensi sebagaimana dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, selama ini telah banyak dikembangkan pola seleksi calon kepala sekolah/madrasah oleh berbagai pihak, seperti LPMP, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah Kementerian Agama, Kantor Kementerian Agama
Suriadi Adjadan, LPMP Provinsi Maluku Utara Jl. Raya Rum Tidore Utara Kota Tidore Kepulauan Hp 081244562844, Email:
[email protected]
164
3_suryadi.indd 164
22/11/2015 22:27:31
Suriadi Ajadan, Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala ...
Kabupaten/Kota, dan Badan Kepegawaian Daerah. Namun permasalahannya adalah, semua proses yang dilaksanakan itu sangat beragam, baik dari segi kriteria maupun tahapan pelaksanaannya. Tidak ada benang merah yang dapat menunjukkan kesamaan kriteria, keseragaman prosedur, dan kesetaraan hasil antara satu daerah dengan daerah lain. Tahapan pendidikan dan pelatihan dalam pola seleksi calon kepala sekolah merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan bagi para kepala sekolah dan calon kepala sekolah serta meningkatkan keterampilan dan keahlian mereka. Pola dan tahapan pelaksanaan seleksi calon kepala sekolah sebagaimana tercantum dalam Permendiknas No. 28 Tahun 2010, kemudian dijabarkan lagi dalam juklak/juknis secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut: Seleksi Akademik terdiri dari Rekomendasi Kepala Sekolah/Madrasah dan Pengawas, Penilaian Kinerja (DP3 bagi PNS biasa), Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK) dan penulisan Makalah Kepemimpinan (MK). Penilaian Potensi Kepemimpinan (PPK) atau Leadership Potential Assessment (LPA) adalah penilaian kesiapan kepemimpinan sekolah terhadap calon kepala sekolah/madrasah. PPK mencakup sejumlah bahan dalam bentuk data, informasi dan permasalahan yang terjadi di sekolah/madrasah. Makalah kepemimpinan ditulis oleh calon kepala sekolah/ madrasah pada saat melaksanakan seleksi akademik. Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan gambaran tingkat pemahaman calon kepala sekolah/madrasah terhadap kepemimpinan sekolah dan visi. Makalah kepemimpinan dengan nilai minimal memuaskan memiliki peluang untuk lolos dari seleksi akademik. Seluruh rangkaian proses yang dijelaskan di atas merupakan satu paket seleksi calon kepala sekolah, bekerja sama antara dinas pendidikan kabupaten/kota, kantor kementerian agama kabupaten/kota sebagai pelaksana perekrutan (seleksi akademik) dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) sebagai penyelenggara diklat. Guna melihat apakah suatu program berhasil atau tidak, dapat dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program dimaksud. Dalam melakukan evaluasi kecocokan antara model evaluasi yang
digunakan dengan program yang dievaluasi sangatlah penting. Fitzpatrick dan Sander (2004: 5) evaluasi adalah mencari sesuatu yang berharga. Sesuatu yang berharga dimaksud dapat berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur tertentu. Wirawan (2011: 7) mengatakan evaluasi adalah riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya dan membandingkan dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi. Sedang menurut Haryati (2010: 15) evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak berharga, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Sementara evaluasi menurut Arikunto (2010: 37) adalah sebuah kegiatan pengumpulan data atau informasi, untuk dibandingkan dengan kriteria, kemudian diambil suatu kesimpulan. Selanjutnya evaluasi program (Sutikno, 2011: 2) merupakan proses deskripsi, pengumpulan data dan penyampaian informasi kepada pengambil keputusan yang akan dipakai untuk pertimbangan apakah program perlu diperbaiki, dihentikan atau diteruskan. Evaluasi program menurut Sudjana (2006: 21) adalah kegiatan sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data sebagai masukan untuk pengambilan keputusan. Tentang pendidikan, Siagian (1994: 2) mengartikan sebagai keseluruhan proses, teknik dan metode pembelajaran dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari orang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. Russell menyatakan bahwa pelatihan adalah sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan pada pekerjaan yang ditangani sekarang, atau sesuatu hal yang terkait dengan pekerjaan saat ini. Kemudian Agustinus (2013) mengatakan bahwa pelatihan adalah upaya untuk memberikan ketrampilan (skill) yang baru, sedangkan pendidikan lebih menekankan pada pemberian pengetahuan yang harus diketahui seseorang, baik pengetahuan yang baru atau pengayaan perbendaharaan pengetahuan dan wawasan yang sudah ada. Dalam hubungannya dengan progarm pendidikan dan pelatihan, Purwanto dan Suparman (1999: 9) mendefenisikan bahwa evaluasi program diklat adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk mengumpulkan informasi yang
165
3_suryadi.indd 165
22/11/2015 22:27:31
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 17, No. 3, Desember 2015
valid dan reliable untuk membuat keputusan tentang program pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/madrasah adalah suatu tahapan dalam proses penyiapan calon kepala sekolah/madrasah melalui pemberian pengalaman pembelajaran teoretik maupun praktik tentang kompetensi kepala sekolah/madrasah yang diakhiri dengan penilaian sesuai standar nasional (Permendiknas 28/2010). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah di LPMP Maluku Utara. Hal ini untuk perbaikan dan penyempurnaan program pelatihan. Hasil temuan penelitian evaluasi ini diharapkan dapat dijadikan data bagi pihak pengambil keputusan terhadap efektivitas tujuan program. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode evaluatif deskriptif. Model evaluasi yang digunakan adalah model CIPPO (context, input, process, product, dan outcomes) yang dikembangkan oleh Stufflebeam dan kawan-kawan kemudian disempurnakan oleh ahli evaluasi dari University of Washington Gilbert Sax tahun 1980 dengan satu komponen O singkatan outcomes sehingga menjadi model CIPPO. Model evaluasi CIPPO ini merupakan pendekatan dalam melakukan evaluasi program yang menitikberatkan pada efektivitas program pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah. Evaluasi program dengan pendekatan CIPPO ini dipilih karena memiliki kemampuan mengukur dan menilai proses seleksi calon kepala sekolah dimulai dari awal sampai akhir yaitu seleksi akademik (rekrutmen), pendidikan dan pelatihan, pemanfaatan output dan dampaknya (outcomes). Penelitian ini dilaksanakan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Maluku Utara sebagai penyelenggara pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah tahun 2012. Waktu penelitian dimulai dari keluarnya izin penelitian sampai selesai (16 Juni s/d 4 Juli 2014). Instrumen yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumen. Aspek yang dievaluasi, yaitu: (1) context, meliputi: identifikasi kebutuhan calon kepala sekolah, analisis terhadap kompetensi calon kepala sekolah; (2) input, meliputi: rekrutmen awal, perencanaan manajemen diklat, karakteristik widyaiswara atau
assesor, dan penyediaan sarana prasarana pendidikan dan pelatihan; (3) process, meliputi: kegiatan diklat, penanggung jawab diklat, jadwal, pemanfaatan sarana dan prasarana, pencapaian keberhasilan; (4) product, meliputi: prosedur dan metode diklat, materi dan bahan ajar, alokasi waktu, kompetensi peserta setelah mengikuti diklat; dan (5) outcomes, meliputi: dampak kinerja lulusan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan untuk memberikan keyakinan terhadap data dan informasi yang diperoleh. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil yang diperolah dari evaluasi program pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah yang diselenggarakan di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Propinsi Maluku Utara dengan menggunakan model CIPPO, maka hasil evaluasi yang dipaparkan meliputi deskripsi context, input, process, product, dan outcomes. Komponen konteks, meliputi evaluasi latar belakang dan dasar hukum program diklat calon kepala sekolah, tujuan penyelenggaraan program diklat, dan tahapan pelaksanaan program diklat. Pertama, berdasarkan hasil analisis dokumen pada Dinas Pendidikan Kota Tidore Kepulauan, bahwa telah dilakukan analisis kebutuhan kepala sekolah 2 tahun ke depan. Berdasarkan hasil wawancara dan analisis dokumen dapat disimpulkan bahwa jumlah sekolah secara keseluruhan, baik swasta maupun negeri sebanyak 216 sekolah. Dengan demikian, kebutuhan kepala sekolah untuk 2 tahun ke depan masih dibutuhkan sebanyak 182 untuk semua jenjang pendidikan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1. Kedua, hasil studi dokumen, bahwa pelaksanaan program diklat calon kepala sekolah diselenggarakan telah sesuai dan berdasarkan Permendiknas 13/2007 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah, dan Permendiknas 28/2010 Tentang Guru Yang Diberi Tugas Tambahan sebagai Kepala Sekolah. Namun demikian, masih perlu sosialisasi tentang regulasi dan peraturan berhubungan dengan diklat calon kepala sekolah. Juga diperkuat oleh hasil wawancara yang diperoleh dari siswa, guru sejawat, kepala sekolah, pengawas sekolah, sebagian besar menyampaikan setuju dengan adanya pendidikan dan
166
3_suryadi.indd 166
10/11/2015 23:15:48
mempresentasikan portofolio mereka. Komponen input, evaluasi input Pensiun mencakup analisis persoalan yang berhubungan Pensiun & dengan pemanfaatan sumber-sumber yang kompetensi rendah tersedia, alternative strategi yang harus 5 SMPS 6 6 dipertimbangkan untukdan mencapai Pensiun &Evaluasi Program Pendidikan Pelatihansuatu Calonprogram. Kepala ... 6 SDN 97 97 97 Suriadi - Ajadan, kompetensi Dalam penelitian evaluasi pada komponen input rendah Kompetensi semua 7jenjang pendidikan. Lebih jelasnya dapat rata-rata dapat menguasai materi dan dapat program pendidikan dan pelatihan antara lain TK 62 61 62 1 rendah pelatihan calon kepala dan pelatihan antara lainpeserta mengenai karakteristik mengenai karakteristik pendidikan dan dilihat pada Tabel 1.216sekolah mempresentasikan portofolio mereka. Sehingga Total 215 yang 182 diprogramkan 1 oleh pemerintah. peserta pendidikan dan pelatihan calon kepala pelatihan calon kepala sekolah, karakteristik secara keseluruhan telah sesuai dan memenuhi Tabel 1. Kedua, Daftar hasil analisis kebutuhan sekolah, karakteristik atau widyaiswara, fasilitator atau widyaiswara, program evaluasi. Hal fasilitator ini jugakurikulum diutarakan oleh studi dokumen,kepala bahwa kriteria Tabel 1. Daftar analisis kebutuhan kepala sekolah 2 sekolah 2 tahun yang akan datang Kota Tidore kurikulum program diklat dan sarana dan prasarana diklat dan sarana dan prasarana pendidikan dan pelaksanaan program diklat calon kepala sekolah salah satu penyelenggara dan narasumbser dan tahun yang akan datang Kota Tidore Kepulauan tahun Kepulauan tahun 2012 pendidikan dan pelatihan calondiklat kepalamemuaskan sekolah. pelatihandiklat calon kepala sekolah. bahwa hasil 2012 diselenggarakan telah sesuai dan berdasarkan fasilitator 2 3 4
SMAS SMK SMPN
8 5 28
8 5 28
3 15
-
rendah
Permendiknas 13/2007 tentang Standar karena semuanya dinyatakan lulus dengan Jumlah Kepala Tabel 2. 2. Peserta diklat calon kepala sekolah Kota Tidore Tabel Peserta diklat calon kepala sekolah Kota Jml Kualifikasi dan Kompetensi Kepala Sekolah, baik. Artinya saat2012 penilaian para peserta No Jenjang Ket dan kategori Kepulauan tahun 2012tahun Sekolah Tidore Kepulauan Sklh 28/2010 Tentang Guru Yang Permendiknas Ada Butuh Kurang rata-rata dapat menguasai materi dan dapat Kompetensi sebagai Sekolah. mempresentasikan portofolio mereka. 1 Diberi SMANTugas10Tambahan 10 5 -Kepala UNIT rendah NO NAMA PESERTA masih perlu sosialisasi tentang 2 Namun SMAS demikian, 8 8 Komponen input, evaluasi KERJA input dan5 peraturan 3 regulasi SMK 5 3berhubungan - Pensiundengan mencakup 1. Idaanalisis Adam, S.Pd.SD. SDN persoalan yang berhubungan Pensiun & oleh kepala28sekolah. 4 diklat SMPNcalon28 15 Juga- diperkuat 2. Abdurrasyid Amir sumber-sumber SDN dengan pemanfaatan yang kompetensi hasil wawancara yang diperoleh dari rendah siswa, guru 3. Hawiah Muhammad, S.Pd.SD. SDN tersedia, alternative strategi yang harus 5 sejawat, SMPS kepala 6 6 - pengawas sekolah, sekolah, 4. Norma R. Humanggio, S.Pd. SDN dipertimbangkan untuk mencapai suatu program. Pensiun & 6 sebagian SDN 97 menyampaikan 97 97 - setuju besar dengan 5. Sitti Hamisi, S.Pd. SDN kompetensi Dalam penelitian evaluasi pada komponen input rendah 6. Nursam Hatuwe, S.Pd. SDN adanya pendidikan dan pelatihan calon kepala Kompetensi program pendidikan 7 sekolah TK 61 62 oleh 1pemerintah. 7. Nur Ali, S.Pd. dan pelatihan antara SDNlain yang62diprogramkan rendah karakteristik peserta pendidikan 8. Salim Anwar, S.Pd. SDNdan Total Ketiga, 216 berdasarkan 215 182 analisis 1 dokumen mengenai pelatihan calon kepala sekolah, karakteristik 9. Sumiyati Karim, S.Pd. MIN penyelenggara, proses pelaksanaan diklat telah 10. Imran Puha Marsaoly, S.Pd. SMPN fasilitator atau widyaiswara, kurikulum program Kedua, hasildalam studijuklak dokumen, bahwa sesuai tahapan dan juknis yang Ketiga, berdasarkan analisis dokumen 11. Inang Ibrahim, S.Pd. SMPN dan pelaksanaan calonmodel kepala “in-service sekolah diklat dan sarana dan prasarana pendidikan meliputiprogram 3 tahapdiklat dengan penyelenggara, proses pelaksanaan diklat telah 12. Djufri Kodja, S.Pd. SMPN pelatihan calon kepala sekolah. learning 1 yaitu kegiatan diselenggarakan telahpembelajaran sesuai dan melalui berdasarkan sesuai tahapan dalam juklak dan juknis yang meliputi 13. Drs. Haryanto Kin SMAN tatap muka, on-the job learning adalah 13/2007 tentang 3Permendiknas tahap dengan model “in-service learningStandar 1 yaitu Tabel 14.2.Rahman T. Puluhulawa, S.Pd. SMAN Peserta diklat calon kepala sekolah Kota pembelajaran di lapangan dalam dan situasi Kualifikasi danmelalui Kompetensi Kepala 15. Kepulauan Drs. Mustafa Muhsin, MA. SMAN pembelajaran kegiatan tatapSekolah, muka, on- Tidore tahun 2012 pekerjaan yang nyata, sedangkan in-service Permendiknas Tentang Guru Yang 16. Dra Aisyah Syukur SMAN the job learning 28/2010 adalah pembelajaran di lapangan learning 2 adalah kegiatan tatap muka untuk Diberi situasi Tugas pekerjaan Tambahanyang sebagai Kepala Sekolah. 17. Fatmah Idris, S.Pd.I., M.Si. SMAN dalam nyata, sedangkan inUNIT mempresentasikan dan merefleksikan hasil on- NO18. Makrudin NAMA PESERTA Mandiong, S.Pd. SMAN Namun demikian, masih perlu sosialisasi tentang service learning 2 adalah kegiatan tatap muka untuk KERJA the job learning. 19. Dra. Masitha Abdullatif SMAN regulasi dan peraturan berhubungan mempresentasikan dan merefleksikan hasildengan on-the 1. Ida Adam, S.Pd.SD. SDN Keempat, hasil studi dokumen dan 20. Abdul Mujid Kamidin, S.Pd. SMAN diklat calon kepala sekolah. Juga diperkuat oleh job learning. 2. Abdurrasyid Amir SDN wawancara terdapat hasil diklat memuaskan 21. Umar, S.Pd. MA studi dokumen dansiswa, wawancara hasil Keempat, wawancarahasil yang diperoleh dari guru 3. Hawiah Muhammad, S.Pd.SD. SDN 22. Abidin Lasipo, S.Pd., MM. SMKN karena semuanya dinyatakan lulus dengan terdapat diklatsekolah, memuaskan karena semuanya sejawat, hasil kepala pengawas sekolah, 4. Norma R. Humanggio, S.Pd. SDN kategori baik. Artinya, saat penilaian para peserta dinyatakan lulus dengan kategori baik. Artinya, saat sebagian besar menyampaikan setuju dengan 5. Sitti Hamisi, S.Pd. SDN penilaian para peserta dapat menguasai Pertama,Hatuwe, karakteristik 6. Nursam S.Pd. (syarat) peserta SDNdiklat adanya pendidikan danrata-rata pelatihan calon kepala materi dan dapat mempresentasikan portofolio dapat terlaksana dengan baik karena dariSDN 25 orang 7. Nur Ali, S.Pd. sekolah yang diprogramkan oleh pemerintah. mereka.Ketiga, Sehinggaberdasarkan secara keseluruhan telah sesuai dan 8. Salim Anwar, S.Pd. SDN guru untuk Kota Tidore Kabupaten yang ikut dalam analisis dokumen memenuhi kriteria evaluasi. Hal ini juga diutarakan 9. Sumiyati Karim, S.Pd. MIN guru seleksi, yang dinyatakan lulus adalah 22 orang penyelenggara, proses pelaksanaan diklat telah oleh salah satu penyelenggara dan narasumbser 10. Imran Puha Marsaoly, S.Pd. SMPN yang menjadi peserta diklat. Daftar peserta diklat sesuai tahapan dalam juklak dan juknis yang dan fasilitator diklat bahwa hasil diklat memuaskan 11. Inang Ibrahim, S.Pd. SMPN calon kepala sekolah Kota Tidore Kepualaun tahun meliputi 3 tahap dengan model “in-service karena semuanya dinyatakan lulus dengan kategori 12. Kodja,dalam S.Pd.tabel 2. SMPN 2012Djufri dapat dilihat learning 1 yaitu pembelajaran melalui kegiatan baik. Artinya saat penilaian para peserta rata-rata 13. Drs. Haryanto Kin SMAN Kemudian seluruh peserta diklat memperoleh tatap muka, on-the job learning adalah T. Puluhulawa, S.Pd. SMAN dapat menguasai materi dan dapat mempresentasikan 14. nilai Rahman memuaskan dengan kategori baik. Berdasarkan pembelajaran di lapangan dalam situasi 15. Drs. Mustafa Muhsin, MA. SMAN portofolio mereka. hasil wawancara yang dilakukan maka yang menjadi pekerjaan yang nyata, sedangkan in-service Dra Aisyah Syukur Komponen input, evaluasi input mencakup 16. persyaratan peserta diklat calon kepalaSMAN sekolah learning persoalan 2 adalah kegiatan tatap muka dengan untuk 17. Fatmah Idris, S.Pd.I., M.Si. SMAN analisis yang berhubungan adalah: (1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan mempresentasikan dan merefleksikan on18. S.Pd. pemanfaatan sumber-sumber yang hasil tersedia, YangMakrudin Maha Esa;Mandiong, (2) memiliki kualifikasiSMAN akademik the job learning. Dra. Masitha Abdullatif SMAN alternative strategi yang harus dipertimbangkan 19. paling rendah S1; (3) berusia setinggi-tingginya 56 hasilprogram. studi Dalam dokumen dan 20. S.Pd. pertama SMAN untuk Keempat, mencapai suatu penelitian tahunAbdul pada Mujid waktu Kamidin, pengangkatan sebagai wawancara Umar, S.Pd. MA evaluasi pada terdapat komponenhasil input diklat programmemuaskan pendidikan 21. kepala sekolah; (4) sehat jasmani dan rohani
karena semuanya dinyatakan lulus dengan kategori baik. Artinya, saat penilaian para peserta
3_suryadi.indd 167
22. Abidin Lasipo, S.Pd., MM.
SMKN
167
10/11/2015 23:15:48
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 17, No. 3, Desember 2015
berdasarkan surat keterangan dari dokter pemerintah; (5) memiliki sertifikat pendidik; (6) pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun menurut jenis dan jenjang sekolah/madrasah masing-masing; dan (7) memiliki golongan ruang serendah-rendahnya III/c bagi guru pegawai negeri sipil. Kedua, karakteristik narasumber/ fasilitator, sesuai hasil wawancara dan studi dokumen maka kriteria atau syarat telah terpenuhi sesuai dengan
Tabel 3. Struktur kurikulum in-service 1, on the job Tabel 3. Struktur kurikulum in-service 1, on the syarat) peserta learning, dan in-service learning 2 baik karena dari job learning, dan in-service learning 2 dore Kabupaten IN-SERVICE LEARNING 1 dinyatakan lulus NO MATA DIKLAT JUMLAH menjadi peserta JAM A. UMUM n kepala sekolah 1. Kebijakan 2 JP 12 dapat dilihat Kementerian Pendidikan Nasional peserta diklat 2. Kebijakan Dinas 2 JP dengan kategori Pendidkan wancara yang B. INTI di persyaratan 1. Latihan 24 JP Kepemimpinan olah adalah: (1) 2. Kompetensi 31 JP han Yang Maha Manajerial kademik paling 3. Supervisi Akademik 4 JP gi-tingginya 56 C. PENUNJANG pertama sebagai 1. Pembukaan/Penutupan 2 JP ani dan rohani 2. Rencana Tindak 2 JP dari dokter Lanjut at pendidik; (6) 3. Pretes dan Postes 2 JP g-kurangnya 5 4. Evaluasi 1 JP dan jenjang Penyelenggaraan ing; dan (7) JUMLAH 70 JP ndah-rendahnya pil. ON THE JOB LEARNING 1. Pelaksanaan rencana 3 bulan narasumber/ tindakan di sekolah tempat (200 JP) cara dan studi calon kepala u syarat telah sekolah/madrasah dar yakni dari S dari berbagai IN-SERVICE LEARNING 2 editasi, baik di 1. Penjelasan kriteria 1 JP semuanya telah kelulusan sor. Selain itu, 2. Presentasi hasil on the job 10 JP tan fungsional learning a dan telah 3. Penilain portofolio 14 JP rasumber dan 4. Refleksi pelatihan 3 JP 5. Evaluasi 1 JP 6. Penutupan 1 JP am diklat dari JUMLAH 30 JP mpulkan bahwa am diklat calon Keempat, dalam penelitian ini evaluasi ima kompetensi 168 ompetensi yang terhadap sarana dan prasarana dilakukan dengan diklat yang menggunakan metode observasi checklist skala gai penanggung 5. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan hasil observasi tersebut, mengacu pada 3_suryadi.indd 168
standar yakni dari widyaiswara LPMP dan LPPKS dari berbagai Perguruan Tinggi yang terakreditasi, baik di Sulawesi maupun di Jawa, semuanya telah memiliki sertifikat sebagai asesor. Selain itu, mereka telah memiliki jabatan fungsional minimal widyaiswara muda dan telah berpengalaman menjadi narasumber dan fasilitator di berbagai diklat. Ketiga, kurikulum program diklat dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa kurikulum yang diterapkan dalam diklat calon kepala sekolah relevan dengan lima kompetensi kepala sekolah. Standardisasi kompetensi yang dijabarkan dalam materi diklat yang dikembangkan oleh LPPKS sebagai penanggung jawab program di tingkat pusat mengacu pada Permendiknas 13/2007 dan Permendiknas 28/2010 seperti dapat dilihat pada deskripsi data dalam Tabel 3. Keempat, dalam penelitian ini evaluasi terhadap sarana dan prasarana dilakukan dengan menggunakan metode observasi checklist skala 5. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel 4. Berdasarkan hasil observasi tersebut, sarana dan prasarana diklat secara keseluruhan telah memenuhi standar dan kriteria evaluasi, kecuali pada fasilitas penginapan perlu mendapat perhatian penyelenggara yaitu pada butir keamanan, kebersihan kamar dan toilet serta kebersihan seprai dan sarung bantal dengan perolehan nilai rata-rata 3,09, persentase 61,82%. Namun, demikian bila dikonversi ke dalam kategorisasi model distribusi normal, maka diperoleh pula kesimpulan bahwa fasilitas penginapan peserta diklat masuk nilai tinggi dengan kategori baik. Komponen proses, aspek-aspek yang dievaluasi dalam komponen proses adalah: pertama, penyelenggara diklat sesuai hasil wawancara dan studi dokumen bahwa mereka adalah pejabat di LPMP sebagai penanggung jawab kegiatan dan staf sebagai pelaksana kegiatan. Mereka telah memiliki sertifikat ToT tentang pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah. Kedua, evaluasi terhadap narasumber atau fasilitator dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh seorang narasumbser melaksanakan tugasnya dan kemampuan dalam menyampaikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta dengan baik. Berdasarkan hasil observasi diperoleh angka seperti pada Tabel 5.
10/11/2015 23:15:48
Suriadi Ajadan, Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala ...
Tabel 4. Keadaan asrama/penginapan, ruang kelas, dan pelayanan konsumsi
∑
Ratarata 1. Kesiapan materi dan media 3.6 belajar 2. Latar belakang pendidikan 3.4 formal 3. Kesesuaian dengan materi 3.8 ajar yang diampu 4. Penguasaan materi yang 3.7 diajarkan 5. Kemampuan menyajikan 3.8 materi secara sistematis 6. Kemampuan 3.6 menyampaikan materi sesuai silabus dan RPP 7. Kemampuan memecahkan 3.8 masalah actual kepemimpinan sekolah 8. Kemampuan menjawab 3.8 pertanyaan 9. Kemampuan memotivasi 3.6 peserta 10. Penguasaan metode 3.8 pengajaran 11. Keterampilan 3.8 menggunakan alat bantu 12. Kemampuan menciptakan 3.9 suasana belajar yang menyenangkan No
1. Keadaan Asrama/Penginapan Penyiapan Penginapan
Tabel 5. Kompetensi narasumber/fasilitator
Ratarata 3.27 3.09
Kebersihan kamar tidur 36 Kebersihan kamar 34 mandi dan toilet Ketenangan dan 35 3.18 ketertiban Keamanan 34 3.09 Penggantian sprei 34 3.09 Penerangan/lampu 38 3.45 listrik Meja dan kursi 37 3.36 ∑ 248 3.22 2. Keadaan Ruang Belajar Kemampuan Penataan Rata∑ Ruang Belajar rata Suasana ruang belajar 40 3.64 Kebersihan ruang 39 3.55 belajar Kenyamanan dan 40 3.64 ketenangan ruang belajar Fasilitas belajar 40 3.64 mengajar Lampu penerangan 41 3.73 Tersedianya daya listrik 38 3.45 ∑ 238 3.61 3. Keadaan Pelayanan Konsumsi Kemampuan Pelayan Rata∑ Konsumsi rata Pengaturan waktu 41 3.73 makan dan snack Gizi makanan yang 40 3.64 dihidangkan Kesegaran hidangan 39 3.55 Variasi hidangan 39 3.55 Kebersihan makanan 41 3.73 Kebersihan ruang 40 3.64 makan Ketenangan dan 39 3.55 kenyamanan ruang makan ∑ 319 3.63
% 65.45 61.82 63.64 61.82 61.82 69.09 67.27 64.42 % 72.73 70.91 72.73 72.73 74.55 69.09 72.12 % 74.55 72.73 70.91 70.91 74.55 72.73 70.91 72.50
Aspek Yang Dinilai
13. Kemampuan berkomunikasi 14. Kemampuan kerjasama antarpengajar 15. Kemampuan memanfaatkan waktu Rata-rata
% 90.0 85.0 85.0 92.5 95.0 90.0 95.0 95.0 90.0 95.0 95.0 97.0
3.9
97.0
3.9
97.0
3.6
90.0
3.73
93.3
Evaluasi narasumber sesuai hasil observasi tersebut diperoleh nilai rata-rata yang paling tinggi adalah kemampuan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, kemampuan berkomunikasi dengan peserta diklat, kemampuan kerja sama antar pengajar, di mana nilai rata-rata dan persentase sama yaitu: nilai rata-rata 3,9 dengan persentase 97,5% kategori jawaban baik. Sedangkan nilai rata-rata yang paling rendah adalah pada butir latar belakang pendidikan formal yang dimiliki yaitu nilai ratarata sebesar 3,4 dengan persentase 85,0%, meski
169
3_suryadi.indd 169
10/11/2015 23:15:48
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 17, No. 3, Desember 2015
demikian masih termasuk dalam kategori baik. Secara keseluruhan dari hasil observasi kompetensi narasumber dapat diperoleh nilai rata-rata sebesar 3,73 dengan persentase 93,3% termasuk kategori baik. Ketiga, kurikulum diklat sesuai temuan terdapat berbagai materi yang berbasis kompetensi telah memenuhi standar sesuai dengan amanat Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah. Hasil wawancara dengan alumni diklat bahwa materi dan bahan ajar yang diperolehnya memberi kontribusi yang besar bagi kompetensi mereka sebagai seorang calon kepala sekolah. Karena kurikulum pelatihan memuat berbagai materi yang mereka butuhkan. Keempat, hasil observasi evaluasi aspek alokasi waktu dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Alokasi waktu penyelenggaraan
Persiapan/Perencanaan Untuk seluruh diklat Diskusi dan Tanya jawab Presentasi tugas Kerja kelompok Tugas mandiri Telaah modul ∑
Ratarara 39 3.55 41 3.73 48 4.36 45 4.09 43 3.91 41 3.73 257 3.89 ∑
% 70.91 74.55 87.27 81.82 78.18 74.55 77.88
Aspek pemanfaatan alokasi waktu yang telah ditentukan telah dilaksanakan sesuai standar, di mana terlihat dari alokasi waktu yang paling banyak jam pelajaran adalah pada butir presentasi dan portofolio, dan memperoleh skor rata-rata 3,91 dan persentase 78,18 % sehingga kesimpulan analisisnya tinggi dengan kategori “baik”. Akan tetapi, secara keseluruhan hasil observasi memperoleh nilai ratarata 3,89 dan persentase 77,99 %. Kemudian nilai mean (x) adalah 23,36 dan persentase 77,88% dengan kesimpulan nilainya tinggi atau kategori “baik”. Kelima, pendapat responden tentang prosedur dan metode diklat dapat dilaksanakan sesuai pada aturan-aturan main yang telah ditetapkan dalam juklak maupun juknis, terbukti dalam kegiatan tatap muka dengan peserta, semua narasumber dapat mempersiapkan perangkat pembelajaran dengan baik. Kemudian metode yang digunakan juga sangat bervariasi, karena itu sudah merupakan ketentuan
dalam petunjuk teknis yang telah ditetapkan oleh pusat. Kemudian didukung dengan hasil observasi terhadap kompetensi narasumber, di mana pada butir tentang kemampuan menyampaikan materi sesuai dengan silabus dan RPP dengan skor rata-rata 3,6 dan persentase 90,0%. Sedangkan pada butir soal tentang penguasaan metode pembelajaran diklat dengan skor rata-rata adalah 3,8 dan persentase 95,0%. Dari perolehan skor maupun persentase tersebut, maka dapat dikatakan bahwa prosedur dan metode diklat mendapat nilai yang tinggi dengan dikategorikan “baik”. Keenam, evaluasi terhadap aspek monitoring diklat adalah dengan istilah “Pendampingan OJL” yaitu petugas pendampingan dalam kegiatan on the job learning diklat calon kepala sekolah di LPMP Maluku Utara yang berasal dari unsur fasilitator diklat calon kepala sekolah di LPMP Maluku Utara tahun 2012. Dengan diselenggarakannya pendampingan kegiatan on the job learning diklat calon kepala sekolah, diharapkan peserta diklat calon kepala sekolah di Maluku Utara yang dilaksanakan oleh LPMP akan dapat melakkukan tugasnya secara terarah dan berkualitas sesuai dengan rencana tindakan kepemimpinan yang telah disusun. Ketujuh, penilaian dilakukan terhadap peserta mencakup aspek pengetahuan dilakukan pada inservise learning 1 dengan menggunakan instrumen pretes dan postes serta tugas-tugas individu. Implementasi penilaian sikap dilakukan secara menyeluruh, baik pada saat in-service learning 1, on the job learning, dan in-service learning 2 melalui observasi. Implementasi keterampilan dilakukan pada saat in-service learning 2 terhadap portofolio dan presentasi hasil yang dilakukan pada on the job learning. Hasil penilaian dapat dilihat pada deskrisi Tabel 7. Berdasarkan data kelulusan peserta diklat telah memastikan bahwa: (1) instrumen penilaian peserta diklat calon kepala sekolah/madrasah relevan dengan perkembangan peningkatan kompetensi calon kepala sekolah/madrasah selama mengikuti diklat; (2) proses penilaian peserta diklat calon kepala sekolah/ madrasah relevan dengan materi, tujuan, dan hasil diklat pada setiap tahapan pelaksanaan diklat; dan (3) penilaian peserta diklat calon kepala sekolah/ madrasah dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
170
3_suryadi.indd 170
10/11/2015 23:15:48
Suriadi Ajadan, Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala ...
Tabel 7. Nilai akhir diklat In-On-In calon kepala sekolah Kota Tidore Kepulauan
Nama Peserta 1 Peserta 2 Peserta 3 Peserta 4 Peserta 5 Peserta 6 Peserta 7 Peserta 8 Peserta 9 Peserta 10 Peserta 11 Peserta 12 Peserta 13 Peserta 14 Peserta 15 Peserta 16 Peserta 17 Peserta 18 Peserta 19 Peserta 20
In-1 35% 76.4 77.1 77.3 78.6 78.1 78.3 75.5 77.2 77.4 77.2 78.0 79.1 77.9 77.4 77.1 79.1 79.0 78.6 80.3 81.5
Nilai OJL 15% 78.7 72.8 77.1 77.7 77.0 75.9 78.5 69.8 71.3 77.8 85.6 80.7 85.4 80.5 78.8 79.4 82.3 77.1 91.6 93.5
Nilai In-2 Kuali-fikasi Akhir 50% 75.6 76.3 Memuaskan 73.9 74.8 Memuaskan 86.5 81.8 Memuaskan 88.4 83.4 Memuaskan 84.9 81.3 Memuaskan 85.0 81.3 Memuaskan 77.5 76.9 Memuaskan 79.9 77.4 Memuaskan 78.0 76.8 Memuaskan 79.6 78.5 Memuaskan 87.9 84.1 Memuaskan 86.3 82.9 Memuaskan 86.1 83.1 Memuaskan 89.7 84.0 Memuaskan 83.0 80.3 Memuaskan 84.4 81.8 Memuaskan 86.9 83.4 Memuaskan 81.0 79.6 Memuaskan 86.6 85.1 Memuaskan 88.8 86.9 Sangat memuaskan
Peserta 21 77.3 74.1 75.6 Peserta 22 78.0 77.7 72.4
76.0 75.1
Memuaskan Memuaskan
Komponen produk, observasi pada komponen ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki oleh para calon kepala sekolah pascadiklat, di mana kompetensi yang dimiliki calon kepala sekolah merupakan salah satu komponen yang menjadi penilaian kinerja guru. Kompetensi dimaksud adalah sikap dan perilaku teridiri atas: kedisiplinan, kerjasama, prakarsa, dan tanggung jawab. Sedangkan kompetensi kepemimpinan terdiri atas: kepribadian, sosial, kewirausahaan, dan kepemimpinan. Berdasarkan observasi diperoleh hasil sebagai berikut: Pertama, penguasaan pengetahuan (knowledge). Secara umum hasil observasi kompetensi penguasaan pengetahuan calon kepala sekolah yang telah didiklat berada dalam kategori
baik, hal ini sesuai dengan kriteria evaluasi yang telah ditetapkan, di mana sesuai dengan hasil wawancara dengan peserta menunjukkan para calon kepala sekolah dapat menguasai pengetahuan secara teoretis atau materi diklat yang disampaikan oleh narasumber. Kedua, evaluasi terhadap sikap dan perilaku calon kepala pascadiklat dengan responden kepala sekolah dan pengawas sekolah yang bersangkutan dengan menggunakan metode observasi. Responden yang dianggap cocok untuk mengetahui kompetensi para calon kepala sekolah pascadiklat yaitu kepala sekolah di tempat tugasnya serta pengawas sekolah yang menilai kinerja para calon kepala sekolah yang bersangkutan. Karena kepala sekolah setiap saat dapat mensupervisi mereka sedangkan pengawas sekolah setiap semester melakukan penilaian kinerja sehingga kepala sekolah dan pengawas sekolah mengetahui secara pasti kinerja calon kepala sekolah tersebut. Hasil observasi sikap dan prilaku calon kepala sekolah pasca diklat yang menunjukkan bahwa (1) aspek kedisiplinan kategori sangat baik; (2) aspek kerjasama kategori sangat baik; (3) aspek prakarsa kategori sangat baik; dan (4) aspek tanggung jawab kategori sangat baik. Ketiga, evaluasi penguasaan keterampilan yaitu pada saat calon kepala sekolah melakukan praktik di lapangan (on the job learning), di mana mereka ditugaskan untuk menyelesaikan tagihan-tagihan yang akan dipresentasikan pada saat in-service learning 2. Hal ini membutuhkan keterampilan seorang calon kepala sekolah untuk mempertanggungjawabkan semua kegiatan yang dilakukan pada on the job learning. Di samping itu ada sumber data tentang hasil observasi tentang kompetensi kepemimpinan seperti dapat digambarkan pada Tabel 8. Tabel 8.Aspek evaluasi kepemimpinan
KEPRIBADIAN Kedisiplinan Ketaatan Kerapihan Kesopanan Antusias dan motivasi diri ∑
37 38 39 38 39
Ratarata 3.70 3.80 3.90 3.80 3.90
92.50 95.00 97.50 95.00 97.50
191
3.82
95.50
∑
%
171
3_suryadi.indd 171
10/11/2015 23:15:48
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 17, No. 3, Desember 2015
Kategori sangat baik RataSOSIAL ∑ rata Kepedulian 38 3.80 Keterbukaan 37 3.70 Keteladanan 38 3.80 Akseptabilitas 37 3.70 Toleransi 39 3.90 ∑ 189 3.78 Kategori sangat baik RataKEWIRAUSAHAAN ∑ rata Keunggulan 36 3.60 Keunikan 37 3.70 Keaktifan 37 3.70 Kepeloporan 37 3.70 Menarik 39 3.90 ∑ 186 3.72 Kategori sangat baik RataKEPEMIMPINAN ∑ rata Responsif 39 3.90 Koordinatif 38 3.80 Memotivasi 39 3.90 Mengilhami 38 3.80 Memberdayakan 38 3.80 ∑ 192 3.84 Kategori sangat baik
% 95.00 92.50 95.00 92.50 97.50 94.50 % 90.00 92.50 92.50 92.50 97.50 93.00 % 97.50 95.00 97.50 95.00 95.00 96.00
Berdasarkan hasil observasi secara umum penulis menarik suatu kesimpulan bahwa, ternyata kompetensi guru yang telah mengikuti diklat calon kepala sekolah rata-rata dalam kategori “memadai” dan layak untuk diangkat menjadi kepala sekolah. Hal ini di perkuat dengan hasil wawancara peneliti dengan kepala seksi peningkatan mutu PTK pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga dan juga kepala seksi yang menangani kepala sekolah di Kemenag Kota Tikep. Hasil wawancara juga berpendapat yang sama bahwa pengetahuan dan kompetensi yang dimiliki oleh para calon kepala sekolah cukup baik sehingga mereka sangat layak diangkat menjadi kepala sekolah. Komponen outcomes (dampak), evaluasi pada tahap outcomes adalah peneliti menggunakan
metode wawancara, di mana peneliti melakukan wawancara dengan pejabat yang berwewenang terhadap seleksi calon kepala sekolah, baik di Dinas Pendidikan maupun di kantor Kemenag Kota Tidore Kepulauan. Pertama, jawaban responden bahwa, memang sangat bermanfaat karena ternyata guruguru yang telah ikut diklat calon kepala sekolah di LPMP bila dibandingkan dengan sebelumnya, perbedaannya signifikan. Hasil penilaian kinerja guru rata-rata mereka memperoleh nilai memuaskan bila dibandingkan dengan guru-guru yang belum mengikuti diklat. Banyak hal positif yang kita peroleh dari informasi kepala sekolah masing-masing maupun pengawas sekolah yang menilai kinerja mereja. Termasuk melaksanakan tugas pembelajaran di kelas, itu sangat berbeda. Hasil penilaian kinerja guru rata-rata mereka memperoleh nilai memuaskan bila dibandingkan dengan guru-guru yang belum mengikuti diklat. Para siswa yang mereka bimbing merasa semakin bersemangat pada saat guru calon kepala sekolah melaksanakan pembelajaran di kelas setelah memperoleh pengalaman bagaimana mengelola pembelajaran yang terfokus pada siswa serta masih banyak hal positif yang dapat diterapkan di sekolah. Kedua, hasil monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas di sekolah terbukti bahwa, hasil diklat sangat bermanfaat bagi guru-guru calon kepala sekolah dalam tugasnya. Kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya dapat melimpahkan kepada mereka jika kepala sekolah berhalangan dan mereka melaksanakannya dengan baik dan tidak pernah mengeluh dan tidak terlalau banyak kendala karena mereka telah paham semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Pembahasan Evaluasi adalah proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi yang diperoleh untuk menentukan apakah sesuatu rencana berhasil sehingga dapat digunakan untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan merupakan tindakan yang diambil oleh seseorang atau lembaga dalam rangka perbaikan atau penyempurnaan manajemen suatu program. Penelitian ini fokus pada evaluasi program pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah tahun 2012 di LPMP Propinsi Maluku Utara. Tujuan dari
172
3_suryadi.indd 172
10/11/2015 23:15:49
Suriadi Ajadan, Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala ...
evaluasi ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah pada masa yang akan dating. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat dikemukakan bahwa evaluasi program pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah tahun 2012 di LPMP Maluku Utara telah berjalan secara efektif, dengan kata lain proses pelaksanaan diklat sudah berjalan dengan baik dan benar sesuai dengan yang direncanakan karena mulai dari evaluasi konteks, input, proses, produk, dan outcome telah memenuhi beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Selanjutnya beberapa hal yang menjadi temuan penelitian. Evaluasi pada komponen konteks (context) difokuskan pada kesesuaian aspek latar belakang dan landasan hukum program, rancangan manajemen diklat, tujuan penyelenggaraan program diklat, dan tahapan pelaksanaan diklat. Berkaitan dengan latar belakang dan landasan hukum pelaksanaan pendidikan dan pelatihan adalah adanya suatu analisis kebutuhan kepala sekolah yang dilakukan oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan maupun Kantor Kemenag Kota Tidore Kepulauan untuk 2 tahun ke depan dan memahami serta memiliki landasan hukum pelaksanaan diklat. Hal ini dapat menjawab bahwa kriteria dari aspek latar belakang dilakukannya seleksi dan diklat calon kepala sekolah adalah karena adanya kebutuhan kepala sekolah. Tahapan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dilakukan dengan cara rekrutmen sebagai hasil analisis catatan lapangan bahwa peserta diklat calon kepala sekolah adalah para guru yang telah lulus seleksi administrasi dan seleksi akademik. Peserta yang telah lulus seleksi akademik dipanggil oleh LPMP untuk mengikuti diklat. Tujuan pendidikan dan pelatihan sudah terlaksana dengan baik dalam meningkatkan kompetensi profesionalitas kepala sekolah sudah menjadi prioritas. Ketercapaian tujuan tersebut sesuai dengan kriteria atau standar kualifikasi dan kompetensi yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007, yakni kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi, dan kompetensi sosial. Evaluasi masukan (input) diklat calon kepala sekolah telah terpenuhi, baik dari aspek peserta, narasumber, kurikulum maupun sarana dan prasarana.
Peserta diklat adalah guru yang telah lulus rekrutmen yang dimulai dari seleksi administratif, penilaian potensi kepemimpinan, dan penulisan makalah kepemimpinan. Kriteria narasumber diklat calon kepala sekolah yang ditetapkan oleh LPPKS adalah widyaiswara LPMP, LPPKS, dan dosen perguruan tinggi terakreditasi yang telah mengikuti ToT master trainer dan memperoleh sertifikat dari LPPKS, akan tetapi dalam pelaksanaannya hanya widyaiswara LPMP dan LPPKS yang menjadi nara sumber. Materi dan bahan ajar pendidikan dan pelatihan telah disusun dari pemerintah pusat dalam hal LPPKS sebagai penanggung jawab dan pelaksana di tingkat daerah. Oleh karena itu, mereka memiliki kewenangan untuk menyusun materi atau bahan ajar diklat calon kepala sekolah, sedangkan daerah hanya melaksanakannya. Artinya bahwa materi atau bahan ajar diklat calon kepala sekolah disusun oleh pusat sehingga tidak LPPKS menggunakan tenaga yang tidak professional. Sarana dan prasarana yang digunakan dalam pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah terdiri atas akomodasi berupa penginapan, konsumsi, tempat belajar, dan lain-lain sehingga para peserta tidak kesulitan untuk memperolehnya, merasa nyaman dan lancer pada saat mengikuti proses kegiatan. Evaluasi fasilitas sarana dan prasarana di sini berkenaan dengan kelengkapan, ragam jenis, dan modelnya, kemudahannya untuk digunakan, mudah untuk diperolehnya, kecocokan dengan materi atau bahan ajar, jumlah persediaannya. Evaluasi komponen proses (process) meliputi kompetensi penyelenggara dan narasumber. Penyelenggara diklat selain menyediakan sarana dan prasarana untuk kelancaran diklat, juga lebih pada aspek pelayanan kesekretariatan. Memberikan pelayanan yang baik bagi peserta yang membutuhkan bantuan administratif maupun teknis pelatihan, misalnya meminta data dan pas foto dari peserta untuk STTPL, serta mendampingi instruktur ketika melakukan kegiatan di kelas sehingga kebutuhan lain instruktur dapat dipenuhi, termasuk membantu instruktur dalam pelaksanaan belajar kelompok peserta diklat. Evaluasi aspek narasumber atau widyaiswara adalah kesiapan materi dan media belajar sebelum melakukan aktivitas pembelajaran, latar belakang pendidikan formal yang dimiliki, kesesuaian
173
3_suryadi.indd 173
10/11/2015 23:15:49
Jurnal Teknologi Pendidikan Vol. 17, No. 3, Desember 2015
dengan mata ajar yang diampu, penguasaan materi yang diajarkan, kemampuan menyajikan materi secara sistematis yang sesuai dengan silabus dan RPP, kemampuan memecahkan masalah actual kepemimpinan sekolah, kemampuan menjawab pertanyaan dari peserta yang relevan dengan materi, kemampuan mendorong peserta, penguasaan metode, keterampilan menggunakan alat serta kemampuan memanfaatkan waktu dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil menunjukkan bahwa kemampuan narasumber sudah sesuai dengan kriteria dan standar evaluasi. Evaluasi aspek kesesuaian kurikulum dan materi ajar dapat dinyatakan bahwa kurikulum suadah sesuai dengan materi diklat dengan tujuan dan tema diklat. Materi dan bahan ajar diklat menunjang dalam pelaksanaan tugas dan fungsi sebagai guru di sekolah karena penekanannya pada aspek kepemimpinan sekolah. Kesimpulannya bahwa kurikulum dan materi ajar yang diberikan kepada peserta diklat calon kepala sekolah sesuai dengan kebutuhan merekan dalam menjalankan tugas di sekolah karena hal ini sudah sesuai dengan kriteria evaluasi. Evaluasi pada aspek pemanfaatan alokasi waktu untuk keseluruhan kegiatan diklat telah dilaksanakan secara maksimal. Ini dibuktikan dengan adanya waktu untuk telaah modul yang tersita oleh diskusi dan Tanya jawab. Demikian pula dengan alokasi waktu untuk presentasi tugas pada saat In-2 yang hanya 30 menit sangat dirasakan kurang karena harus melayani beberapa pertanyaan dari narasumber dan sanggahan dari peserta. Kesesuaian prosedur dan mata diklat dapat dinyatakan bahwa proses pelaksanaan diklat calon kepala sekolah berjalan sesuai dengan prosedur dan metode yang telah ditetapkan. Sementara penyelenggaraan diklat harus ada monitoring dan evaluasi oleh penyelenggara pada setiap tahapan kegiatan, baik pada saat praktik di lapangan maupun pembelajaran tatap muka. Evaluasi terhadap aspek monitoring diklat adalah dengan istilah “pendampingan OJL”. Dengan diselenggarakannya pendampingan on the job learning diklat calon kepala sekolah diharapkan peserta diklat calon kepala sekolah yang dilaksanakan oleh LPMP akan dapat melakukan tugasnya secara terarah dan berkualitas sesuai dengan rencana tindakan kepemimpinan yang telah disusun. Evaluasi terhadap aspek penilaian yang
dilakukan terhadap peserta diklat calon kepala sekolah sebagaimana dalam deskripsi temuan menunjukkan bahwa proses penilaian yang diterapkan oleh narasumber, fasilitator, maupun penyelenggara sudah sesuai dengan kriteria evaluasi yaitu mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Evaluasi komponen produk (product) meliputi evalusi aspek penguasaan pengetahuan yang menunjukkan bahwa peserta diklat calon kepala sekolah dapat menguasai pengethuan secara teoretis materi diklat yang disampaikan oleh narasumber. Aspek penguasaan sikap dan prilaku yang dievaluasi pascadiklat oleh kepala sekolah dan setiap semester dilakukan penilaian kinerja oleh pengawas sekolah untuk mengetahuai secara pasti kinerja calon kepala sekolah tersebut. Dan hal menunjukkan bahwa para calon kepala sekolah yang telah mengikuti diklat mendapatkan penilaian yang memuaskan, artinya bahwa kriteria yang dicapai sudah sesuai dengan standar. Evaluasi pada aspek penguasaan keterampilan yang paling mendasar adalah pada saat calon kepala sekolah melakukan praktik di lapangan di mana mereka ditugaskan untuk menyelesaikan tagihan-tagihan yang akan dipresentasikan pada saat in-service learning 2. Hal ini membutuhkan keterampilan seorang calon kepala sekolah untuk mempertanggungjawakan semua kegiatan yang dilakukan pada on the job learning. Oleh karena itu, secara keseluruhan aspek yang dievaluasi pada komponen produk dapat terpenuhi sesuai dengan kriteria evaluasi. Evaluasi pada komponen dampak (outcomes) berdasarkan pada hasil evaluasi dapat dikatakan bahwa sangat bermanfaat karena ternyata guru-guru yang telah mengikuti diklat calon kepala sekolah di LPMP terdapat perbedaan yang signifikan dengan kinerja sebelumnya. Banyak hal positif yang dilakukan oleh calon kepala sekolah berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepala sekolah dan pengawas sekolah yang menilai kinerja mereka. Dampak atau pengaruh diklat terhadap pelaksanaan tugas mereka cukup besar. Ini sesuai hasil monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas di sekolah terbukti bahwa hasil diklat sangat bermanfaat bagi guru-guru calon kepala sekolah dalam tugasnya. Kepala sekolah dalam menjalankan tugasnya dapat melimpahkan kepada mereka jika kepala sekolah berhalangan. Dan mereka dapat
174
3_suryadi.indd 174
10/11/2015 23:15:49
Suriadi Ajadan, Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala ...
melaksanakannya dengan baik dan tidak pernah mengeluh dan tidak terlalu banyak kendala karena mereka telah memahami pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Manajemen pembelajaran di kelas semakin baik karena telah memperoleh pengalaman bagaimana mengelola pembelajaran yang berfokus pada siswa serta masih banyak hal positif yang dapat diterapkan di sekolah. Begitu besar manfaat dan pengaruh dari program diklat calon kepala sekolah sehingga dapat dikatakan bahwa program pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah masih sangat perlu dilanjutkan pada masa-masa yang akan dating. Atau dengan kata lain, bahwa rata-rata responden menyampaikan permohonan agar program ini jangan dihentikan sebab program ini dapat membantu pemerintah daerah dalam rangka peningkatan sumber daya manusia (SDM) di bidang pendidikan terutama pada guru di sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah yang ada di Kota Tidore Kepulauan..
dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis) sebagai penjabaran dari Permendiknas No. 28/2010. Walaupun demikian masih terdapat beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian dari penyelenggara.
KESIMPULAN
Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah/ Madrasah.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan terdahulu, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Manajemen pelaksanaan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah tahun 2012 di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Maluku Utara telah berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan sehingga kriteria dalam evaluasi dapat terpenuhi; dan (2) Proses pelaksanaan pendidikan dan pelatihan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagaimana diatur dalam Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010 tentang Guru Yang Diberi Tugas Tambahan Sebagai Kepala Sekolah. Persyaratan menjadi peserta diklat, kriteria penyelenggara, kriteria narasumber, ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana serta tahapan pelaksanaan diklat dapat dilaksanakan sesuai
DAFTAR PUSTAKA Agustinus. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan. Jakarta: Gramedia, 2013. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian-Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Fitzpatrick & James R. Sanders. Program Evaluation: AlternativeApproaches and Practical Guidelines. Boston: Pearson Education, Inc., 2004. Haryati, Mimin. Panduan Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010).
Purwanto. Evaluasi Program Diklat. Jakarta: STIALAN Press, 1999. Russell, Joyce & John Bernardin. Human Resources Management An Expehental Approach. New York: Mc Graw Hill, 1998. Siagian, Sondang. Organisasi Kepemimpinan Perilaku Administrasi. Jakarta: Haji Mas Agung, 1994. Sudjana. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah: Untuk Pendidikan Nonformal. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006. Sutikno, Muzayanah, Evaluasi Program, Jakarta: Universitas Negeri Jakarta Press, 2011 Wirawan. Evaluasi– Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011.
175
3_suryadi.indd 175
22/11/2015 22:28:51