EVALUASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PEDESAAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARKAT Oleh : Rahayu M. Sumelung ABSTRAK Pelakasanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan sebagai salah satu upaya pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Fokus penelitian ini evaluasi pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Program Pemeberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan pada periode 2013-2014 di Desa Beong Kecamatan Siau Tengah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi Simpan Pinjam Perempuan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi literatur. Program Simpan Pinjam yang ada di desa Beong pada periode 2013-2014 dapat di katakan kurang berhasil dari adanya data-data yang terkumpul dari hasil wawancara peneliti. Program SPP di desa beong terbagi 2 kelompok, yaitu kelompok PKK dan Sekar Harum. Pada program tersebut dalam pergulirannya sering mengalami kendala seperti menunggaknya penyetoran dana pada setiap bulannya dan tim pelaksana yang menyalahgunakan dana yang sudah di setor oleh anggota lainnya. Adapun hambatanhambatan dalam dana tersebut adalah masyarakat yang hanya sebagai petani yang tidak mampu membayar tiap bulannya dan dana yang di gunakan sebagai modal usaha namun karena banyaknya persaingan sehingga membuat usaha tersebut harus gulung tikar. Dan ada juga yang menyalahgunakan dana tersebut seperti masyarakat lain sudah menyetor namun masih ada saja tunggakan. Ini di karenakan adanya pengurus yang menyalahgunakan dana yang sudah di setor. Dana yang sudah di setor di salah gunakan oleh pengurus untuk kepentingan pribadinya, hal ini membuat dana yang seharusnya di gulirkan kembali menjadi tidak dapat di cairkan karena tunggakan dana yang cukup besar. Masih perlu adanya pemantauan dari tim pemantauan dan pemahaman akan tugas dan fungsi oleh pengurus atau pihak-pihak yang terlibat dalam program tersebut. Kata Kunci : Evaluasi, PNPM-MP
i
PENDAHULUAN Latar Belakang Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan sebagai salah satu upaya pemberdayaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan tujuan untuk meningkatkan efektivitas penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja. Evaluasi dalam PNPM Mandiri Perdesaan dapat dilakukan pada saat selesainya suatu tahapan kegiatan atau pada saat berakhirnya satu fase program. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai hasil pelaksanaan kegiatan yang telah dilakukan berikut kualitasnya, termasuk didalamnya adalah kinerja para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan. Sedangkan pada akhir program, evaluasi lebih ditujukan untuk melihat dampak program. Hasil dari pemantauan, pemeriksaan dan pengawasan dapat dijadikan dasar dalam evaluasi pelaksanaan program di adesa maupun di kecamatan. Hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai dasar upaya perbaikan terhadap kelemahan dan mengatasi hambatan yang terjadi. Apabila dari hasil penilaian isi laporan dinyatakan terjadi penyimpangan dari rencana, kriteria, atau standar yang ditentukan, maka dilakukan pengecekan ke lapangan, melalui berbagai sumber yang dapat dipercaya. Sementara itu, kegiatan evaluasi juga dapat dilakukan pada saat tertentu (bisa dilakukan di pertengahan atau pada akhir tahun program atau siklus). Hasil kegiatan evaluasi yang dilakukan perlu diketahui juga oleh pelaku-pelaku di lapangan. Berbicara mengenai suatu program tentu saja memiliki kelemehan dan kekuatan dalam pelaksanaannya. Permasalahan kompleks yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program. Walaupun telah terbukti beberapa daerah telah berhasil, namun masih ada saja daerah yang mengalami masalah, baik perencanaan maupun efektivitas pelaksanaanya. Desa Beong merupakan salah satu daerah sasaran Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan yang memiliki masyarakat yang homogen. Pelaksanaan PNPM ini sudah di gulirkan bebeapa kali, Program-program yang dilakukan adalah sarana/prasarana umum dan dana bergulir dengan istilah Simpan Pinjam Perempuan (SPP). Pada penelitian ini, peneliti mengambil focus pada pelakasanaa PNPM Mandiri Pedesaan di Desa Beong pada periode 2013/2014. Di berikut ini pelaksanaan PNPM Mandiri Pedesaan pada periode tahun 2013/2014 di Desa Beong. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan di Desa Beong dengan pembentukan 2 yaitu kelompok Sekar Harum dengan alokasi dana sebesar Rp. 78.000.000 dan kelompok PKK dengan alokasi dana sebesar Rp. 60.000.000 kelompok. Pada pelaksanaannya program SPP yang dalam pergulirannya melalui kelompok-kelompok simpan pinjam yang di kelola oleh Unit Pengelolah Kegiatan (UPK), sering mengalami kendala seperti penyetoran yang tersendat yang di karenakan oleh pengurus dari masing-masing kelompok yang kurang efektif sehingga mengakibatkan dana tersebut menunggak dan menjadi salah satu penghambat dalam perguliran berikutnya.
ii
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah yaitu : Bagaimana evaluasi pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Progaram Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa? Tujuan Penelitian Untuk mengetahui evaluasi pelaksanaan simpan pinjam perempuan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Manfaat Penelitian 1. Secara ilmiah, penelitian dapat memberikan sumbangan atau masukan dalam khasanan bidang pengetahuan, khususnya di bidang ilmu pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 2. Secara praktis, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang cukup berarti untuk pembangunan di Desa Beong Kecamatan Siau Tengah
TINJAUAN PUSTAKA Kerangka Teori 1. Konsep Evaluasi Evaluasi berasal dari kata Evaluation (bahasa inggris). Kata tersebut di serap kedalam perbendaharaan kata istilah bahasa Indonesia dengan tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit penyesuaian lafal Indonesia menjadi “evaluasi”. Patton dan Sawicki (1991) di kutip oleh Riant Nugroho (2003) dalam bukunya Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan Evaluasi : 1. Before and after compairisong 2. With and Without compairisong 3. Actual versus Planed Performance compairisong Evaluasi kebijakan pada dasarnya dipandang sebagai pola aktivitas yang berurutan atau bagian akhir dari suatu proses kebijakan. Evaluasi kebijakan adalah suatu proses untuk menilai seberapa jauh suatu kebijakn dapat membuahkan hasil, yaitu dengan membandingkan hasil yang di peroleh dengan tujuan dan atau target kebijakan publik yang di tentukan. 2. Konsep PNPM Mandiri Pedesaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat –Mandiri Pedesaan (PNPM-PM) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan memperluas kesempatan kerja di wilayah pedesaan. PNPM mengadopsi sepenuhnya mekanisme dan prosedur program pengembangan Kecamatan (PPK) yang telah di laksanakan sejak tahun 1998. PNPM mandiri sendiri di kukuhkan secara resmi oleh presiden RI pada 30 april 2007 di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
iii
Program pemberdayaan masyarakat ini dapat dikatakan sebagai program pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Dalam pelaksanaannya, program ini memusatkan kegiatan bagi masyarakat Indonesia paling miskin di wilayah pedesaan. Program ini menyediakan fasilitas pemberdayaan masyarakat / kelembagaan local , pendamping, pelatihan, serta dana bantuan langsung untuk masyarakat (BLM) kepada masyarakat secara langsung. Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) adalah kegiatan yang dilakukan oleh kaum perempuan dengan aktifitas/kegiatan pengelolaan dana simpanan dan pengelolaan dana pinjaman. Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan
3. Konsep Kesejahteraan Masyarakat Menurut S. Hartono (1927 :79) mengemukakan bahwa masyarakat adalah kelompok orang yang menaruh perhatian pada satu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama, dimana mereka terlibat dalam suatu pertukaran pikiran melalui komunikasi. Di dalam UU no 11 tahun 2009 tentang kesejahteraan social mengatakan bahwa kesejahteraan social adalah Kesejahteraan Sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Kualitatif. Jenis penelitian kualitatif ini biasanya di gunakan dalam pengamatan dan penelitian sosial. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian keadaan objek yang di teliti. Data yang terkumpul akan di analisa secara kualitatif. Jenis data kualitatif adalah data yang di nyatakan dalam bentuk kata, kalimat dan gambar (Sugiyono, 2002:15). Lokasi Penelitian Yang menjadi lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah : Desa Beong, Kecamatan. Siau Tengah, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO). Fokus Penelitian Fokus Penelitianya adalah manfaat program PNPM mandiri pedesaan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Yang mencakup : kualitas kerja dari tim pelaksana program PNPM tersebut dalam menjalankan tugas dari program PNPM itu sendiri.
iv
Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang valid dan relevan di lapangan atau di lokasi penelitian sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti maka digunakan teknik antara lain: wawancara, observasi dan studi literatur. Metode Pengumpulan dan Analisis Data Untuk memperoleh data yang valid dan relevan di lapangan atau di lokasi sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti maka digunakan teknik antara lain: wawancara, observasi dan studi literatur. Analisa data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu, suatu analisa berdasarkan data yang di peroleh, selanjutnya di kembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang di rumuskan bedasarkan data tersebut, selanjutnya di carikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutntya dapat di simpulkan. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan mengenai evaluasi pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) di Desa Beong, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (SITARO) maka, jawaban dari rumusan masalah dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM-MP) di desa Beong, Kecamatan Siau Tengah, Kabupaten Kepulauan SITARO pada periode 2013/2014 dapat di katakan kurang berhasil dari adanya data-data yang telah di kumpulakan oleh peneliti. Pada pembahasan ini, peneliti akan memberikan pemaparan terlebih dahulu mengenai hasil penelitian. Berdasarkan hasil dari wawancara dengan beberapa informan dapat di jelaskan bahwa pelaksanaan program SPP di Desa Beong Kecamatan Siau Tengah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dapat di katakan belum efektif atau kurang berhasil. Hal ini di tunjukan dari hasil pelaksanaan program SPP tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, yang di lakukan di Desa Beong mengenai Evaluasi Pelaksanaan PNPM-MP dalam Program SPP. Dari hasil wawancara bersama dengan beberapa informan mengenai dana bergulir ini pada pelaksanaannya mengalami beberapa hambatan. Program SPP di Desa Beong di bagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Sekar Harum dan kelompok PKK. Pada kelompok Sekar Harum terdiri dari 9 anggota sudah termasuk dengan pengurus. Masing-masing anggota meminjam dana yang cukup besar. Pada kelompok ini sering mengalami kendala di karenakan adanya tunggakan dana dari beberapa anggota. Jumlah dana yang di pinjam pada kelompok ini sebesar Rp. 78.000.000 namun dana yang di kembalikan hanya Rp. 61.146.000 dan tunggakan dana adalah sebesar Rp. 26.994.000 dapat di katakan hanya satu dua orang yang tidak dapat menyetor dana tersebut. Di bandingkan dengan kelompok Sekar Harum, pada kelompok PKK juga mengalami hal tersebut. Kelompok PKK terdiri dari 8 anggota sudah termasuk pengurus kelompok. Jumlah dana yang di pinjam adalah sebesar Rp. 60.000.000 namun dana yang di kembalikan hanya Rp. 30.300.000 dan tunggakan dana adalah sebesar Rp. 37.500.000 dapat di katakan jumlah tunggakan dan pengembalian lebih besar
v
tunggakan, ini berarti pada kelompok PKK ini hanya setengah anggota saja yang menyetor tiap bulannya. Adapun hambatan-hambatan dalam dana tersebut adalah masyarakat yang hanya sebagai petani yang tidak mampu membayar tiap bulannya dan dana yang di gunakan sebagai modal usaha namun karena banyaknya persaingan sehingga membuat usaha tersebut harus gulung tikar. Dan ada juga yang menyalahgunakan dana tersebut seperti masyarakat lain sudah menyetor namun masih ada saja tunggakan. Ini di karenakan adanya pengurus yang menyalahgunakan dana yang sudah di setor. Dana yang sudah di setor di salah gunakan oleh pengurus untuk kepentingan pribadinya, hal ini membuat dana yang seharusnya di gulirkan kembali menjadi tidak dapat di cairkan karena tunggakan dana yang cukup besar. Pemerintah Desa sebagai pengawas dalam program tersebut sudah mengadakan beberapa kali pertemuan dengan Tim Pelaksana Kegiatan, dan pengurus dari masingmasing kelompok namun tetap saja tidak ada perkembangan dalam setiap pertemuannya. Berdasarkan pemaparan di atas mengenai hambatan-hambatan yang terjadi pada pelaksanaan PNPM-MP di Desa Beong terlebih khusus pada program SPP yang di jelaskan berdasarkan data bahwa pelaksanaan Program tersebut kurang efektif dan belum sepenuhnya mensejahterakan masyarakat. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian mengenai Evaluasi PNPM Mandiri Pedesaan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Beong, di mana penelitian ini di kaji dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Evaluasi pelaksanaan program SPP ini di katakan belum berhasil dengan baik. Ada beberapa masalah yang terjadi dalam pelaksanaannya seperti dana yang menunggak di akibatkan oleh beberapa anggota yang tidak menyetor setiap bulan dan adanya pengurus yang menyalahgunkan dana yang sudah di setor. Hal ini membuat pada perguliran berikutnya menjadi terhambat dan membuat tim pengelola menjadi kesulitan dalam mengelola dana tersebut. Hal ini juga di sebabkan oleh kurangnya pemantauan dari tim pemantau kegiatan dan juga Tim Pelaksana kegiatan yang tidak bisa mengkoordinasikan, mengelola dengan baik pelaksanaan kegiatan tersebut. pelaksanaan program tersebut tidak mencapai tujuan yang sebernarnya yaitu mensejahterakan masyarakat miskin dan memberikan peluang kerja. Dan juga pada program dana bergulir ini bertujuan untuk memberikan modal usaha agar masyarakat bisa membangun usaha sendiri. karena adanya beberapa hambatan dalam pelaksanaannya sehingga program ini tidak berjalan sesuai dengan prosedur yang ada. Adanya terdapat factor penghambat dalm pelaksanaan program tersebut yaitu adanya anggota dan pengurus yang jarang datang dalam pertemuan kelompok dan tidak melaksanakan pengembalian dana setiap bulannya. Beberapa faktor penghambat ini tentu saja mempengaruhi pencapaian tujuan program tersebut. Juga terdapat faktor pendukung dalam pelaksanaan program tersebut yaitu semangat dari pengurus dan anggota yang pro aktif dalam pelaksanaan pengembalian dana setiap bulannya. Faktor pendukung ini mempengaruhi pencapaian tujuan yaitu memberikan kesempatan kaum perempuan meningkatkan ekonomi rumah tangga.
vi
Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut: - Perlu adanya pemahaman akan tugas dan fungsi serta rasa memiliki terhadap kegiatan oleh pengurus atau pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program tersebut. - Perlu adanya pemantauan dari tim pemantau kegiatan, aagar dalam pelaksnaan program tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. - Terhadap berbagai faktor pendukung harus di manfaatkan secara baik oleh para pelaku dalam kegiatan sehingga kualitas pemberdayaan terhadap kelompok penerima dana SPP benar-benar optimal. - Terhadap faktor penghambat perlu di benahi dengan cara memaksimalkan pelaksanaan untuk menghindari terjadinya konflik di dalam kelompok serta memberikan pemahaman yang baik kepada seluruh anggota. DAFTAR PUSTAKA. Arikontu suharsimi, 1999 Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi) Jakarta Bumi: askar Arikontu Suharsimi dkk, 2014, Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta. Danim, Sudarwan. 2000. Pengantar Studi Penelitian Kebijakan. Jakarta: Bumi Aksara Dunn, William. N 2003. Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta:Gadjah Mada University Press Dunn, Wiliam. N 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik (edisi kedua). Yogyakarta: Gajah Mada University Press Hartono, dkk, 1986. Pembangunan Masyarakat Desa. Modul UT Karunika, Jakarta. Nugroho, Riant, 2003, Kebijakan Publik Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi. Jakarta Gramedia Suharto, Edi. 2006, Analisa Kebijakan Publik – Panduan Praktis Mengkaji Masalah dan Kebijakan Sosial, Bandung : alfabeta Sugiono, 2014, Memahami Penilitian Kualitatif, Alfa Beta, Bandung. Sugiono, 2009, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, dan, R&D, Bandung Sumber-sumber lainnya : UU No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Masyarakat PTO PNPM Mandiri Pedesaan Profil Desa Beong
vii