EVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KAP NOOR SALIM DAN REKAN Ryanfeiza Harashta Husri Bina Nusantara University, Jl. KH. Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480
Abstrak Penelitian ini membahas mengenai evaluasi perencanaan audit laporan keuangan pada KAP Noor Salim dan rekan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur perencanaan audit pada KAP Noor Salim dan rekan. Penelitian juga diharapkan mampu memberikan masukan kepada Managing Partner dan staff auditor. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu dengan pendekatan studi kasus di KAP Noor Salim dan rekan yang berlokasi di jalan Anggrek 3, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Data yang diperoleh dari data primer adalah hasil dari wawancara dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat kelemahan pada penerapan perencanaan audit di KAP Noor Salim dan rekan yang masih belum efektif dan efisien. Kata kunci: Perencanaan Audit, Audit Laporan Keuangan, Kantor Akuntan Publik
PENDAHULUAN Audit memiliki banyak manfaat bagi perusahaan.
Beberapa manfaat audit secara
ekonomis, antara lain: Akses ke pasar modal, biaya modal menjadi lebih rendah, pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan dan perbaikan dalam pengendalian dan operasional. Selain itu audit laporan keuangan juga diharapkan dapat menjembatani pertentangan kepentingan antara pihak internal perusahaan, yaitu manajemen dengan pihak eksternal perusahaan yaitu, investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat. Agar audit dapat bermanfaat bagi para pemakainya, auditor independen memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan pendapat yang benar-benar dapat dipertanggung jawabkan
dan memiliki objektifitas tinggi. Oleh karena itu sebelum menjalankan proses audit, tentu saja proses audit harus direncanakan terlebih dahulu. Perencanaan audit adalah suatu tahapan yang terperinci, yang menyangkut prosedur dan rencana auditor yang akan digunakan dalam pelaksanaan suatu audit. Tujuan audit, jadwal kerja audit, dan staff yang akan diikut sertakan dalam proses audit, harus diterangkan secara jelas dalam perencanaan audit. Perencanaan audit merupakan tahapan proses auditing yang sangat menetukan dalam keberhasilan penugasan audit. Oleh sebab itu tahap perencanaan audit merupakan tahap yang mau tidak mau harus mendapat perhatian yang serius dari auditor. Seperti yang dijelaskan uraian di atas, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai Perencanaan audit yang terdapat di dalam KAP Noor Salim Dan Rekan, sebuah Kantor Akuntan Publik yang beralamat di Jln. Anggrek III No.26-28, Komplek Perumahan Larangan Indah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 15154 dengan nomor izin Akuntan publik 01/SK/NSM/IX/2003 yang telah dikeluarkan langsung oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Perencanaan audit atas laporan keuangan
sangatlah penting karena banyak klien yang menggunakan jasa audit laporan keuangan di KAP ini. Jumlah klien yang cukup banyak membuat KAP harus membuat perencanaan audit yang baik agar pada saat pelaksanaan audit dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.. Oleh karena itu perencanaan audit atas laporan keuangan harus dibuat agar staff KAP dapat menjadikannya sebagai panduan pada saat akan melaksanakan kegiatan audit, sebelumnya KAP juga memiliki masalah pada ketentuan atas pelaksanaan prosedur audit yang harus dilaksanakan ketika mengaudit klien karena KAP tidak memiliki peraturan terkait dengan prosedur audit yang harus dilaksanakan. Peneliti menggunakan penelitian terdahulu milik Yosephine Endah N.D, seorang mahasiswi Universitas Negeri Semarang yang membuat sebuah makalah dengan judul :
“Penerimaan Perikatan Dan Perencanaan Audit”. Dalam makalah ini dibahas bagaimana proses penerimaan perikatan audit dan pembuatan perencanaan audit sebelum melaksanakan kegiatan audit. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian yang diberi judul: “EVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KAP NOOR SALIM DAN REKAN.”
METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1.
Kepustakaan (Library Research) Penelitian ini dilakukan dengan mencari informasi dan data yang berkaitan dengan topik
skripsi melalui teori-teori dari buku-buku, jurnal ilmiah dan literatur-literatur lain berkaitan dengan topik permasalahan yang akan dibahas. 2.
Pengamatan (Observation). Pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
perencanaan audit. 3.
Wawancara (Interview) Data dikumpukan dengan cara melakukan tanya jawab secara lisan ke Auditor yang
membuat laporan keuangan serta karyawan-karyawan yang bekerja mengenai prosedur pembuatan perencanaan audit program yang berlaku, peraturan-peraturan serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kegiatan audit. 4.
Konfirmasi (Confirmation) Data-data yang diperoleh akan dikonfirmasi kepada auditor dari KAP Noor Salim dan
Rekan.
5. Dokumentasi (Documentation) Penulusuran ulang dokumen yang mendukung pelaksanaan proses yang terkait dengan kegiatan perencanaan audit.
HASIL DAN PEMBAHASAN Latar Belakang Perusahaan : KAP Noor Salim & Rekan adalah sebuah kantor akuntan publik yang beralamat di Jln. Anggrek III No.26-28, Komplek Perumahan Larangan Indah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 15154. Kantor ini berdiri sejak tanggal 1 September 2003. KAP Noor Salim dan Rekan didirikan oleh sekelompok orang professional yang telah memiliki pengalaman pada dalam bidang Akuntansi dan kantor akuntan sebelum bergabung di KAP Noor Salim dan Rekan dalam melaksanakan penugasan audit dan memberikan jasa konsultasi pada berbagai perusahaan baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Untuk melaksanakan aktivitas dalam memberikan jasanya, Kantor ini memiliki Surat Izin Kantor Akuntan Publik dengan nomor 01/SK/NSM/IX/2003 yang telah dikeluarkan langsung oleh Departemen Keuangan Republik Indonesia dalam hal ini bertindak atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Bidang Usaha : Kantor Akuntan Publik Noor Salim dan rekan bergerak di bidang Akuntansi yang memberikan jasa Accounting, Auditing, Tax Services kepada klien yang membutuhkannya.
Jasa-Jasa : Jasa-jasa yang diberikan oleh KAP Noor Salim dan Rekan adalah : 1. Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Umum (General Audit) adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan publik terhadap laporan keuangan perusahaan yang meliputi: neraca, perhitungan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas.
Tujuan pemeriksaan tersebut untuk
memberikan pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan umum diperlukan antara lain untuk keperluan :
a. Laporan pertanggung jawaban dari pimpinan perusahaan (manajemen) kepada Dewan Komisaris dan Rapat Umum Pemegang Saham. b. Persyaratan memperoleh fasilitas kredit dari bank atau lembaga keuangan non bank. c. Penilaian laporan pertanggung jawaban keuangan dari anak perusahaan kepada induk perusahaan atau dari kantor cabang kepada kantor pusat. d. Laporan keuangan untuk kepentingan merger atau joint venture. e. Untuk kepentingan perpajakan. 2. Pemeriksaan Khusus Pemeriksaan Khusus (Investigation Audit) dilakukan atas permintaan perusahaan untuk memeriksa kejadian-kejadian khusus. Pemeriksaan khusus meliputi hal-hal berikut ini : a. Masalah pembelian b. Menemukan kecurangan c. Masalah perluasan usaha d. Masalah struktur permodalan usaha e. Masalah kalkulasi harga pokok, dll 3. Pemeriksaan Manajemen Pemeriksaan Manajemen (Management Audit) disebut juga pemeriksaan operasional (Operation Audit) merupakan evaluasi secara bebas, selektif dan analistis terhadap suatu program, kegiatan atau fungsi dalam manajemen untuk memberikan saran atau informasi penting demi terselenggaranya pelaksanaan manajemen sehat, efektif dan efisien. Pemeriksaan manajemen meliputi ruang lingkup berikut ini : a.
Menilai apakah sistem akuntansi dan pelaporan sudah cukup memadai
b.
Menilai apakah kegiatan operasi perusahaan sudah berjalan efektif dan efisien
c.
Menilai apakah cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu sudah dilaksanan dengan biaya efisien.
d.
Menilai efektifitas kerja, saluran distribusi serta efektifitas pemasaran.
4. Penyusunan Sistem Akuntansi Yang dimaksud dengan sistem akuntansi adalah semua alat bantu manajemen yang dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, mengklarifikasi, melaporkan dan menafsirkan informasi mengenai transaksi perusahaan serta dapat dilaksanakannya kebijakankebijakan perusahaan yang ditetapkan. Ruang lingkup penyusunan sistem akuntansi meliputi : a. Penilaian dan penyusunan fungsi-fungsi dalam organisasi perusahaan yang dapat dipertanggungjawabkan ditinjau dari segi pengawasan intern (internal control). b. Penyusunan sistem dan prosedur berbagai fungsi dalam organisasi perusahaan yang meliputi: sistem dan prosedur penjualan dan penerimaan kas, persediaan, produksi, pembayaran gaji dan upah, hubungan kantor cabang dengan kantor pusat dan sebagainya. c. Penyusunan pedoman akuntansi umum (general accounting manual) d. Penyusunan pedoman akuntansi biaya (cost accounting manual) e. Penyusunan pedoman klarifikasi rekenening dan kode rekening f. Merancang bentuk dan isi formulir, buku besar, buku pembantu serta bentuk dan isi laporan keuangan, laporan produksi dan laporan lainnya. 5. Penyusunan Anggaran Dan Penyusunan Sistem Anggaran Penyusunan jasa ini meliputi penyusunan rencana seluruh kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu dalam bentuk kuantitatif.
Bentuk pelayanan jasa ini meliputi : a. Penyusunan anggaran perusahaan (budget preparation), baik untuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. b. Penyusunan anggaran perusahaan untuk kegiatan khusus. c. Mengfungsionalkan anggaran perusahaan sebagai alat pengendalian biaya (budgetary control) 6. Jasa Adminitrasi Bantuan Jasa administrasi (clerical service) mencakup pembuatan buku-buku atau catatan-catatan yang perlu dimiliki perusahaan serta membimbing melakukan pembukuan sehingga dapat disusun menjadi laporan keuangan. Pelayanan jasa ini meliputi : a. Mengatur dokumen dan bukti-bukti transaksi untuk diarsipkan dengan baik, serta mempersiapkan buku-buku yang diperlukan untuk mencatat transaksi-transaksi perusahaan. b. Membantu melakukan pembukuan sampai dengan penyusunan laporan keuangan perusahaan secara manual atau dengan komputer. 7. Studi Kelayakan Pelayanan jasa studi kelayakan (Feasibility Study) mencakup kegiatan analisis dan evaluasi terhadap suatu rencana kegiatan atau proyek, yang meliputi aspek-aspek organisasi dan manajemen, pemasaran, teknis, keuangan dan ekonomi dengan tujuan untuk dapat memberikan rekomendasi mengenai kelayakan suatu proyek. Hasil studi kelayakan dapat digunakan sebagai
dasar
untuk
menentukan
apakah
suatu
rencana
kegiatan
atau
proyek
dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomis.
Studi kelayakan pada umumnya diperlukan dalam rangka : a. Membangun suatu proyek baru atau perluasan proyek yang telah ada. b. Memperoleh fasilitas kredit dari bank atau lembaga keuangan non-bank. c. Sebagai salah satu persyaratan memperoleh ijin investasi dari Badan Koordinasi Penanaman Modal, baik dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). d. Menilai Prospek dari suatu kegiatan tertentu. 8. Konsultasi Manajemen Dan Perpajakan Kegiatan Bidang ini meliputi pelayanan jasa berupa pemberian saran atau nasehat di bidang manajemen dan perpajakan yang mencakup masalah keuangan dan akuntansi, produksi, pemasaran, pengelolaan persediaan serta saran dan nasehat yang menyangkut perpajakan, termasuk cara-cara pengisian Surat Pemberitahuan Pajak (SPT), neraca fiskal serta pengurusnya.
PEMBAHASAN: Perbandingan Perencanaan Audit KAP Dengan Standar Auditing Akuntan Publik merupakan profesi yang beraktivitas utama dalam pekerjaan audit eksternal. Audit harus dilakukan secara profesional oleh orang yang independen dan kompeten. Persyaratan auditor, pekerjaan sampai laporannya diatur oleh standar audit. Standar audit tidak akan terlepas dari etika, apalagi profesi akuntan publik adalah profesi yang memerlukan tingkat kepercayaan yang tinggi dari publik. Standar audit ini berfungsi sebagai pijakan akuntan publik dalam merencanakan, melakukan aktivitas dan melaporkan hasil pekerjaannya. Sehingga dengan dipakainya standar
audit, hal yang dilarang dapat dihindari oleh akuntan publik, sedangkan hal yang diwajibkan dapat dilaksanakan dengan baik Dalam sub-bab ini penulis akan membandingkan perencanaan audit yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan terhadap Standar Auditing yang disahkan oleh IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia, Seksi 311). Berikut ini adalah elemen penting dari perencanaan audit yang terdapat pada KAP Noor Salim Dan Rekan: Penetapan prosedur perencanaan audit •
Kriteria Standar Auditing: Auditor sebagai penanggung jawab akhir atas audit dapat mendelegasikan
sebagian fungsi perencanaan dan supervisi auditnya kepada personel lain dalam kantor akuntannya. Personel lain dalam kantor akuntan selain auditor sebagai penanggungjawab akhir audit disebut dengan asisten dan istilah auditor digunakan untuk menyebut baik auditor itu sendiri maupun asistennya •
Kondisi KAP: Perencanaan audit di KAP Noor Salim Dan Rekan dibuat dalam bentuk form
excel yang berisikan tahapan-tahapan prosedur perencanaan audit. Managing Partner KAP yang membuat form ini dan langsung memberikannya kepada auditor lainnya untuk dijadikan pedoman dan panutan dalam melaksanakan tindakan audit. Form ini ada di Bab III dan di lampiran. •
Kelebihan yang dimiliki oleh KAP: KAP Noor Salim memiliki Managing Partner yang mempunyai latar
belakang pendidikan dan pengalaman di bidang akuntansi yang cukup
professional, sehingga Managing Partner dapat membuat form perencanaan audit dengan baik dan tertata dengan rapi. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: Dalam form perencanaan audit tidak ada peraturan tertulis terhadap
bagaimana perencanaan audit ini harus ditetapkan sehingga beberapa auditor terkadang mengabaikan perencanaan audit yang sudah dibuat dan melaksanakan prosedur audit dengan tidak melihat perencanaan audit terlebih dahulu. Managing Partner juga tidak mem-briefing auditor-auditor terlebih dahulu terhadap perencanaan audit yang sudah dibuatnya. Managing Partner hanya memberikan form perencanaan audit tersebut secara langsung dan menginstruksikan para auditornya untuk hanya membaca terlebih dahulu sebelum melaksanakan audit. •
Rekomendasi untuk KAP: KAP Noor Salim Dan Rekan sebaiknya membuat peraturan tertulis didalam
hal yang terkait dengan perencanaan audit, agar para staff auditor baik junior maupun senior dapat melaksanakan prosedur audit dengan memahami perencanaan audit terlebih dahulu. Para auditor harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur harus dilaksanakan seperti sifat bisnis satuan usaha yang bersangkutan dengan penugasan dan masalah-masalah akuntansi dan audit. Pengetahuan tentang bisnis entitas klien •
Kriteria Standar Auditing: Auditor harus memperoleh pengetahuan tentang bisnis entitas yang
memungkinkannya untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya berdasarkan
standar
auditing
yang
ditetapkan
Ikatan
Akuntan
Indonesia.
Tingkat
pengetahuannya harus memungkinkan auditor untuk memahami peristiwa, transaksi, dan praktik yang, menurut pertimbangannya, kemungkinan mempunyai dampak terhadap laporan keuangan. Tingkat pengetahuan yang umumnya dimiliki oleh manajemen tentang pengelolaan bisnis entitas jauh lebih banyak dibandingkan dengan pengetahuan mengenai hal yang sama yang diperoleh auditor dari pelaksanaan auditnya. Pengetahuan tentang bisnis entitas membantu auditor dalam: a. Mengidentifikasi bidang yang memerlukan pertimbangan khusus. b. Menilai kondisi yang di dalamnya data akuntansi dihasilkan, diolah, direview, dan dikumpulkan dalam organisasi. c. Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresiasi, penyisihan kerugian piutang, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang. d. Menilai kewajaran representasi manajemen. e. Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya. •
Kondisi KAP: Dalam perencanaan audit yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan,
terdapat tahapan dalam memahami bisnis klien terlebih dahulu. Ini dibuat agar auditor dapat memahami segala aspek yang terdapat dalam klien dan menentukan masalah-masalah akuntansi dan audit terhadap klien.
•
Kelebihan yang dimiliki oleh KAP: Dalam pelaksanaan proses ini KAP memiliki standar untuk mengirimkan
minimal 3 staff auditor ke klien. Sehingga dalam proses pemahaman bisnis klien dapat berlangsung dengan cepat karena auditor dapat membagi tugas. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: Untuk proses pemahaman bisnis klien terkadang staff senior auditor hanya
mempelajarinya sendiri dan junior auditor tidak diberikan penjelasan terlebih dahulu oleh seniornya.
Mengakibatkan terkadang junior kewalahan dalam
memahami bisnis klien terutama junior yang baru terjun ke dalam pelaksanaan audit. •
Rekomendasi untuk KAP: Senior auditor disarankan untuk membantu memberikan penjelasan tentang
cara memahami bisnis klien kepada junior auditor agar junior auditor dapat memahami bisnis klien dengan baik dan benar. Dikarenakan jika kondisi KAP sedang banyak memiliki klien, terkadang senior auditor suka meninggalkan junior auditor sebagai person in-charge di dalam klien tersebut dan agar proses audit terlaksana dengan baik, di dalam perencanaan audit disarankan agar staff auditor baik Junior maupun senior harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam memahami bisnis klien sebelum memulai kegiatan audit. Lingkungan sistem informasi komputer terkait perencanaan audit •
Kriteria Standar Auditing: Auditor harus mempertimbangkan apakah keahlian khusus diperlukan untuk
mempertimbangkan dampak pengolahan komputer terhadap auditnya, untuk
memahami pengendalian intern, kebijakan dan prosedur, atau untuk merancang dan melaksanakan prosedur audit. Jika keahlian khusus diperlukan, auditor harus mencari asisten atau tenaga ahli yang memiliki keahlian tersebut, yang mungkin berasal dari staf kantor akuntannya atau dari ahli luar. Jika penggunaan jasa tenaga ahli tersebut direncanakan, auditor harus memiliki pengetahuan memadai yang bersangkutan dengan komputer untuk mengkomunikasikan tujuan pekerjaan ahli lain tersebut; untuk mengevaluasi apakah hasil prosedur yang telah ditentukan tersebut dapat mencapai tujuan auditor; dan untuk mengevaluasi hasil prosedur audit yang diterapkan yang berkaitan dengan sifat, saat, dan lingkup prosedur audit lain yang direncanakan. Tanggung jawab auditor atas penggunaan ahli komputer tersebut sama dengan tanggung jawab auditor atas penggunaan ahli komputer tersebut sama dengan tanggung jawab auditor atas penggunaan ahli komputer tersebut sama dengan tanggung jawabnya atas penggunaan asisten. •
Kondisi di KAP: Dalam KAP Noor Salim, sistem yang biasa digunakan dalam KAP tersebut
adalah MYOB, FINA dan ACL. Sedangkan software untuk pembuatan laporan biasa menggunakan dari form Microsoft Excel, Microsoft Word serta Adobe Reader. Jika terdapat kejanggalan dalam penggunaan sistem informasi, KAP menggunakan tenaga senior auditor atau Managing Partner untuk membantu dalam penggunaan sistem informasi. Managing Partner yang bertanggung jawab atas penggunaan sistem komputer yang digunakan di KAP.
•
Kelebihan yang dimiliki oleh KAP: Dalam KAP Noor Salim Dan Rekan pembuatan dan pengolahan data
tergolong cukup baik dan rapi. Dari awal terbentuk, KAP ini sudah menggunakan Microsoft Excel untuk membuat laporan audit, serta untuk mendraft laporan KAP menggunakan Adobe Reader. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: KAP Noor Salim Dan Rekan jarang menggunakan tenaga ahli untuk
mempertimbangkan dampak pengolahan komputer. Ini mengakibatkan pelaporan audit suka terhambat karena ada kendala di sistem baik dari pengolahan data maupun pembuatan laporan keuangan.
Setiap ada kondisi seperti ini, KAP
mengandalkan kemampuan dari Managing Partner atau senior auditor sehingga mengakibatkan pembuatan laporan audit suka terhambat. •
Rekomendasi untuk KAP: Dengan kelemahan ini, penggunaan tenaga ahli sistem informasi yang
memadai sangat dibutuhkan dalam membantu pembuatan laporan audit. Dalam perencanaan audit yang dibuat sebaiknya dibuat peraturan terkait dengan keadaan ini agar pada saat auditor mengalami kendala dalam sistem informasi komputer, tenaga ahli dapat digunakan untuk membantu pengerjaan laporan audit. Penentuan tingkat materialitas •
Kriteria Standar Auditing: Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan
dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, lingkup, dan luas saat perencanaan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman mengenai entitas,
dan pengetahuan tentang bisnis entitas. Dalam perencanaan audit, auditor harus mempertimbangkan, antara lain: a. Masalah yang berkaitan dengan bisnis entitas dan industri yang menjadi tempat usaha entitas tersebut. b. Kebijakan dan prosedur akuntansi entitas tersebut. c. Metode yang digunakan oleh entitas tersebut dalam mengolah informasi akuntansi yang signifikan, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan. d. Tingkat risiko pengendalian yang direncanakan. e. Pertimbangan awal tentang tingkat materialitas untuk tujuan audit. f. Pos
laporan
keuangan
yang
mungkin
memerlukan
penyesuaian
(adjustment). g. Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti risiko kekeliruan atau kecurangan yang material atau adanya transaksi antar pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. h. Sifat laporan auditor yang diharapkan akan diserahkan (sebagai contoh, laporan auditor tentang laporan keuangan konsolidasian, laporan keuangan yang diserahkan ke Bapepam, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak perjanjian). •
Kondisi dalam KAP:
Penentuan materialitas dalam KAP dibuat agar pada saat menetapkan strategi audit secara keseluruhan, auditor dapat menetukan materialitas untuk laporan keuangan secara keseluruhan. Jika dalam kondisi spesifik entitas, terdapat satu
atau lebih golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu yang mengandung salah saji yang jumlahnya lebih rendah daripada materialitas laporan keuangan, maka auditor harus menetapkan materialitas yang akan diterapkan terhadap golongan transaksi, saldo akun atau pengungkapan tertentu tersebut. Dalam KAP ini, Managing Partner yang berwewenang untuk menentukan materialitas dan materialitas pelaksanaan dalam perencanaan audit. •
Kelebihan yang dimiliki oleh KAP:
Penentuan materialitas yang dibuat oleh KAP sudah sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia). Dalam audit pun diterapkan dengan baik dan benar sehingga kemungkinan salah saji material laporan audit yang dihasilkan cukup sedikit. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: Untuk penentuan materialitas di KAP Noor Salim Dan Rekan, perencanaan
auditnya dibuat oleh Managing Partner dan hanya Managing Partner saja yang berwewenang untuk menentukan materialitas. Sehingga setiap auditor terkadang mempunyai penentuan yang berbeda ketika sedang menentukan penentuan materialitas. •
Rekomendasi untuk KAP: Untuk penentuan materialitas KAP, sebaiknya diberikan ketentuan didalam
KAP. Agar KAP memiliki standar dan ketentuan dalam penentuan materialitas. Karena jika audit pun diterapkan dengan baik dan penentuan materialitas yang benar kemungkinan salah saji material laporan audit yang dihasilkan cukup sedikit.
Ketentuan Audit Program: •
Kriteria Standar Auditing: Dalam perencanaan auditnya, auditor harus mempertimbangkan sifat,
lingkup, dan luas saat pekerjaan yang harus dilaksanakan dan harus membuat suatu program audit secara tertulis (atau satu set program audit tertulis) untuk setiap audit. Program audit harus menggariskan dengan rinci prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit. Bentuk program audit dan tingkat kerinciannya sangat bervariasi sesuai dengan keadaan. Dalam mengembangkan
program audit, auditor harus diarahkan oleh hasil
pertimbangan dan prosedur perencanaan auditnya. Selama berlangsungnya audit, perubahan kondisi dapat menyebabkan diperlukannya perubahan prosedur audit yang telah direncanakan tersebut. •
Kondisi di KAP: Dalam KAP Noor Salim Dan Rekan, audit program sudah dibuat dalam
bentuk form softcopy. Audit progam ini memicu kepada perencanaan audit dan dibuat untuk dijadikan panduan untuk auditor ketika sedang dalam kegiatan audit. •
Kelebihan yang dimiliki KAP: Audit program yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan sesuai dengan
tahap perencanaan audit yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam audit program tersebut terdapat cara-cara untuk kegiatan pemeriksaan pada akun-akun tertentu yang ada di dalam klien, seperti contoh: Kas dan setara kas, beban dan pendapatan, hutang jangka panjang dan pendek, kewajiban jangka panjang dan pendek.
•
Kelemahan yang dimiliki KAP: Untuk audit program hampir sama dengan penentuan materialitas, hanya
Managing Partner yang berhak untuk membuat audit program. Sehingga, form dari audit program tidak bisa di review terlebih dahulu. •
Rekomendasi untuk KAP: Dalam pembuatan audit program baiknya dibuat oleh senior auditor atau
dikonsultaskan bersama dengan Managing Partner. Hal ini bertujuan agar audit program tersebut dapat di review terlebih dahulu sebelum diberikan kepada staff auditor yang lain. Prosedur Analitis dalam perencanan audit •
Kriteria Standar Auditing: Prosedur yang dapat dipertimbangkan oleh auditor dalam perencanaan dan
supervisi biasanya mencakup review terhadap catatan auditor yang berkaitan dengan entitas dan pembahasan dengan personel lain dalam kantor akuntan dan personel entitas tersebut. Contoh prosedur tersebut meliputi: a. Me-review arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan, dan laporan auditor tahun lalu. b. Membahas masalah-masalah yang berdampak terhadap audit dengan personel kantor akuntan yang bertanggung jawab atas jasa non audit bagi entitas. c. Meminta keterangan tentang perkembangan bisnis saat ini yang berdampak terhadap entitas. d. Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan.
e. Membahas tipe, lingkup, dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris atau komite audit. f. Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia, terutama yang baru. g. Mengkoordinasi bantuan dari personel entitas dalam penyiapan data. h. Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis, dan auditor intern. i. Membuat jadwal pekerjaan audit. j. Menentukan dan mengkoordinasi kebutuhan staf audit. Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan yang dipandang perlu.
Auditor dapat membuat memorandum yang menetapkan
rencana audit awalm terutama untuk entitas yang besar dan kompleks. •
Kondisi di KAP: Dalam prosedur analitis yang diterapkan oleh KAP, perencanaan auditnya
ditentukan oleh staff audit yang sedang bertugas itu sendiri. Karena di KAP Noor Salim Dan Rekan ini tidak ada peraturan tertulis tentang cara perlakuan prosedur analitis ataupun ketentuan-ketentuan. •
Kelebihan yang dimiliki oleh KAP: Prosedur yang diterapkan oleh KAP ini memacu kepada teori-teori prosedur
analitis yang ada. Managing Partner menentukan bahwa prosedur analitis yang
diterapkan oleh KAP Noor Salim Dan Rekan, mengikuti teori yang ada sehingga pelaksanaan tinggal mengikuti teori yang telah ada. •
Kelemahan yang dimiliki oleh KAP: Dikarenakan tidak adanya peraturan tertulis terkait dengan bagaimana
perlakuan prosedur analitis, maka auditor terkadang tidak mengikuti prosedur analitis yang ada, dan melakukannya sesuai dengan teori yang sudah dipahami masing-masing auditornya. Terkadang mengakibatkan pelaksanaan audit menjadi terhambat atau ada kendala. •
Rekomendasi untuk KAP: Sebaiknya KAP menentukan prosedur analitis yang akan digunakan didalam
KAP Noor Salim dan Rekan. Managing Partner dan senior auditor yang berhak untuk menentukan, teori prosedur analitis yang cocok untuk melaksanakan kegiatan audit.
KESIMPULAN 1. KAP Noor Salim memiliki Managing Partner yang mempunyai latar belakang pendidikan dan pengalaman di bidang akuntansi yang cukup profesional, sehingga Managing Partner dapat membuat form perencanaan audit dengan baik dan tertata dengan rapi. 2. Dalam perencanaan audit yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan, terdapat tahapan dalam memahami bisnis klien terlebih dahulu. Ini dibuat agar auditor dapat memahami segala aspek yang terdapat dalam klien dan menentukan masalah-masalah akuntansi dan audit terhadap klien.
3. KAP Noor Salim Dan Rekan memiliki banyak staff, sehingga dalam pembagian tugas dapat cukup terlaksanakan. Terkait dengan porses pemahaman bisnis klien dapat berlangsung dengan cepat karena auditor dapat membagi tugas dengan baik. 4. KAP Noor Salim Dan Rekan pembuatan dan pengolahan data tergolong cukup baik dan rapi. KAP ini sudah menggunakan Microsoft Excel untuk membuat laporan audit, serta untuk mendraft laporan KAP menggunakan Adobe Reader dan bentuk laporan yang dihasilkan tergolong rapi dan baik. 5. Penentuan materialitas yang dibuat oleh KAP sudah sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI (Ikatan Akuntan Publik Indonesia). Dalam audit pun diterapkan dengan baik dan benar sehingga laporan audit yang dihasilkan cukup memadai. 6. Audit program yang dibuat oleh KAP Noor Salim Dan Rekan sesuai dengan tahap perencanaan audit yang sudah dibuat sebelumnya. Audit program yang dibuat sudah dijadikan pedoman untuk para auditor ketika melaksanakan audit ke klien. 7. Prosedur yang diterapkan oleh KAP ini memacu kepada teori-teori prosedur analitis yang ada. Tetapi selain terdapat kelebihan-kelebihan dalam prosedur perencanaan audit yang ada di KAP Noor Salim Dan Rekan, juga terdapat kelemahan-kelemahan dalam prosedur tersebut, yaitu: a. Dalam form perencanaan audit tidak ada peraturan tertulis terhadap bagaimana perencanaan audit ini harus ditetapkan sehingga beberapa auditor terkadang mengabaikan perencanaan audit yang sudah dibuat dan melaksanakan prosedur audit dengan tidak melihat perencanaan audit terlebih dahulu. Managing Partner juga tidak mem-briefing auditor-auditor terlebih dahulu terhadap perencanaan audit yang sudah
dibuatnya.
Managing Partner hanya memberikan form perencanaan audit tersebut
secara langsung dan menginstruksikan para auditornya untuk hanya membaca terlebih dahulu sebelum melaksanakan audit. b. Sering terjadi kurang komunikasi antara senior auditor dengan junior dalam hal penetapan perencanaan audit terkait tentang pemahaman bisnis klien. Junior kadang kewalahan karena tidak diberikan arahan terlebih dahulu oleh senior. Sebagian besar yang berwewenang untuk menentukan prosedur perencanaan audit baik itu dari penentuan materialitas maupun prosedur analitis, hanya Managing Partner yang berwewenang dalam menentukannya. Sehingga tidak ada yang bisa me-review dari hasil yang sudah dibuat.
SARAN 1. Untuk kelemahan dalam penentuan pelaksanaan audit dari perencanaan yang sudah dibuat, penulis menyarankan KAP Noor Salim Dan Rekan sebaiknya membuat peraturan tertulis didalam hal yang terkait dengan perencanaan audit, agar para staff auditor baik junior maupun senior dapat melaksanakan prosedur audit dengan memahami perencanaan audit terlebih dahulu. Auditor harus diberitahu hal-hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, lingkup, luas dan saat prosedur harus dilaksanakan seperti sifat bisnis satuan usaha yang bersangkutan dengan penugasan dan masalah-masalah akuntansi dan audit 2. Untuk kelemahan dalam komunikasi antar staff, penulis menyarankan staff senior auditor sebaiknya memberikan penjelasan tentang cara memahami bisnis klien kepada junior auditor agar junior auditor dapat memahami bisnis klien dengan baik dan benar agar proses audit terlaksana dengan baik, di dalam perencanaan audit disarankan agar staff auditor baik junior maupun senior harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam memahami bisnis klien sebelum memulai kegiatan audit.
3. Untuk kelemahan lingkungan sistem informasi komputer, penulis menyarankan agar dalam perencanaan audit yang dibuat sebaiknya dibuat peraturan agar laporan audit tidak terhambat, auditor sebaiknya menyewa tenaga ahli sistem informasi komputer ketika sedang mengalami hambatan dalam pengolahan data ataupun pembuatan laporan audit. 4. Untuk kelemahan dalam penentuan materialitas, penulis menyarankan agar sebaiknya diserahkan kepada senior auditor. Karena jika diberikan ke senior auditor, maka penentuan materialitas tersebut dapat di review oleh Managing Partner dan diberikan saran ataupun tambahan agar pelaksanaan audit dapat berjalan dengan baik. Karena jika hanya Managing Partner yang menentukan materialitas, tidak ada yang berwewenang untuk me-review penentuan tersebut. 5. Untuk kelemaham dalam pembuatan audit program, penulis menyarankan agar dalam pembuatan audit program baiknya dibuat oleh senior auditor atau dikonsultaskan bersama dengan Managing Partner. Hal ini bertujuan agar audit program tersebut dapat di review terlebih dahulu sebelum diberikan kepada staff auditor yang lain. 6. Untuk kelemahan prosedur analitis, penulis menyarankan sebaiknya KAP menentukan prosedur analitis yang akan digunakan didalam KAP Noor Salim dan Rekan. Agar tidak terjadi penyalahgunaan teori terkait dengan prosedur analitis, dan KAP Noor Salim Dan Rekan memiliki teori panutan dalam melaksanakan prosedur analitis. Untuk kelemahan perencanaan audit laporan keuangan yang ada di KAP Noor Salim dan rekan belum ada format perencanaan audit yang resmi dan tertulis. Form perencanaan audit di KAP ini hanya berbentuk format excel. Penulis menyarankan agar KAP membuat form perencanaan audit yang tertulis dan menentukan peraturan tentang penggunaan perencanaan audit agar hasil audit dapat dihasilkan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ACUAN Amin Widjaya Tunggal. (2007). Financial Statement Auditing. Jakarta: Harvarindo Amin Widjaya Tunggal. (2012). Pedoman Pokok Audit Internal. Jakarta : Harvarindo. Amin Widjaya Tunggal. (2012). Pokok-pokok Operational & Financial Auditing. Jakarta : Harvarindo. Bhayangkara, I.B.K. (2008). Audit Manajemen : Prosedur dan Implementasi. Jakarta : Salemba Empat Hery. (2011). Auditing 1 (Dasar-Dasar Pemeriksaan Akuntansi), Jilid satu, Jakarta : Kencana Prenada Media Group Soekrisno Agoes. (2004). Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, Edisi 3, Jilid 1. Jakarta : Salemba Empat. Elder, Beasley, Arrens. (2008). Auditing And Assurance Services : An Integrated Approach Edisi 12, Jilid 1. New Jersey : Pearson Prentice Hall (http://iapi.or.id, 2010) http://id.wikipedia.org/wiki/Standar_Auditing http://standarprofesionalakuntanpublik.blogspot.com/ http://dedysuarjaya.blogspot.com/2012/11/penerimaan-dan-perencanaan-audit.html http://yosephineendahnurdiani.blogspot.com/2010/10/penerimaan-perikatan-danperencanaan.html