PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Lucia Indah Paskarani NIM : 122114008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal
SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi
Oleh: Lucia Indah Paskarani NIM : 122114008
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto dan Persembahan
Manusia mendapatkan jatah kegagalan masing-masing Habiskan jatah gagalmu di masa mudamu
Untuk kedua orang tuaku, terima kasih. Untuk kakak adikku, terima kasih. Untuk teman-temanku, terima kasih. Untuk penyemangatku, terima kasih pula ya
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur serta terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat da karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Evaluasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu dnegan segala kerendahan hati pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas berkat dan karunia yang tak terhingga.
2.
Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian penulis.
3.
Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4.
Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
5.
Ilsa Haruti Suryandari, S.E., S.I.P., M.Sc., Ak., dosen pembimbing skripsi yang telah membantu dan membimbing penulis menyelesaikan skripsi.
6.
Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., dosen pembimbing akademik yang telah mendampingi dan membimbing penulis dari awal kuliah hingga saat ini.
7.
Romo Laurentius Suhar Dwi Budi Prasetyo, Pr, Romo Paroki Santo Antonius Padua Kendal yang telah memberikan ijin penulis untuk penelitian di Gereja.
8.
Theresia Erni Kurniati, Yulius Bambang Wijanarko, dan Yohana Menik Aryani sebagai Bendahara I, Bendahara II dan Bendahara II Gereja yang telah meluangkan tenaga dan waktu untuk diwawancarai serta memberikan data
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berupa catatan akuntansi dan dokumen transaksi yang dibutuhkan penulis selama penelitian. 9.
Seluruh dosen Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan seluruh ilmu di setiap mata kuliah.
10. Orang tuaku, Babe Anton dan Mami Christine yang tak henti-hentinya selalu mendukung secara finansial dan mendoakan penulis selama penulisan skripsi. 11. Kakakku Putri, dan adikku Nita atas semangat dan doa untuk penulis. 12. Sepupuku Doni dan Ivan yang telah ikut mendukung penulis selama menulis skripsi. 13. Kekasihku, Dewangga Bagaskoro, atas cinta dan kesabarannya, serta kekuatan yang diberikan kepada penulis menjelang pendadaran. Jangan kapok yak 14. Teman Mudika, Aga dan Hendra yang sudah ikut membantu penulis survei data dan konfirmasi data di Keuskupan Agung Semarang. 15. Teman-teman Himpunan Mahasiswa Akuntansi (HIMAKS) angkatan 2014 yang telah mengajari penulis arti kerja sama dan berorganisasi kepada penulis. 16. Teman-teman Akuntansi 2012 atas kebersamaan dan kekerabatan yang telah dibangun selama kuliah, serta doa dan dukungan yang kalian berikan. 17. Teman-teman kelas MPAT F yang senantiasa menyemangati, mendukung dan mendorong penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. 18. Teman-teman
Gandroeng
Choir,
yang
dengan
keceriaannya
turut
menyemangati dan mendukung penulis disaat jenuh dan nyaris putus asa dalam menyelesaikan skripsi. 19. Teman-teman terbaik: Mika, Lave, Ranti, Mita, Falen yang tak pernah bosan terus menyemangati dan mendukung penulis dengan segala upaya dalam ‘memaksa’ penulis untuk segera menyelesaikan skripsi. 20. Teman-teman Fasilitator KEK III DIY: Mas Sylvan, Mas Galih, Mbak Ganesh, Mas Dion, dan Stella yang sudah meluangkan waktu untuk menyemangati penulis pada hari pendadaran
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................
iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ......................
v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ....................
vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. vii HALAMAN DAFTAR ISI ...........................................................................
x
HALAMAN DAFTAR TABEL ................................................................... xiii HALAMAN DAFTAR GAMBAR ............................................................... xv ABSTRAK .................................................................................................... xvii ABSTRACT ....................................................................................................xviii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................
1
B. Rumusan Masalah ..............................................................
5
C. Batasan Masalah ................................................................
5
D. Tujuan Penelitian ...............................................................
6
E. Manfaat Penelitian .............................................................
6
F. Sistematika Penulisan ........................................................
7
LANDASAN TEORI
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Organisasi Nirlaba .............................................................
9
B. Sistem ................................................................................. 14 C. Informasi ............................................................................ 17 D. Sistem Informasi Akuntansi ............................................... 19 E. Kas ..................................................................................... 28 F. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas .................... 29 G. Evaluasi .............................................................................. 39 H. Pengendalian Internal ........................................................ 40 I. Pengendalian Internal Penerimaan Kas ............................. 58 J. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas ............................. 60 K. Bagan Alir .......................................................................... 62 L. Pengujian Efektivitas Pengendalian ................................... 63 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .................................................................. 68 B. Subjek dan Objek Penelitian .............................................. 68 C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 69 D. Data yang Diperlukan ........................................................ 69 E. Populasi dan Sampel ........................................................... 70 F. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 71 G. Teknik Analisis Data ......................................................... 72
BAB IV
GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah dan Perkembangan Paroki .................................... 92 B. Profil Paroki ....................................................................... 101
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Tujuan Paroki ..................................................................... 105 D. Struktur Dewan Paroki ....................................................... 106 BAB V
HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrispsi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal ................................................................................ 111 B. Perbandingan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan Teori Pengendalian Internal Menurut COSO dan PTKAP ................................ 160 C. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas dengan Uji Kepatuhan ....................................................... 181
BAB VI
PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................ 184 B. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 185 C. Saran .................................................................................. 185
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 188 LAMPIRAN .................................................................................................. 190
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen Lingkungan Pengendalian ........................................................... 75 Tabel 3.2 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen Penilaian Risiko........................................................................... 77 Tabel 3.3 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen Informasi dan Komunikasi .......................................................... 78 Tabel 3.4 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen Aktivitas Pengendalian................................................................ 79 Tabel 3.5 Penjelasan Teori PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas PSAPK berdasarkan PI menurut COSO Komponen Pemantauan ................................................................................. 83 Tabel 3.6 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian ............................................................................... 87 Tabel 3.7 Stop-or-go Decision .................................................................... 88 Tabel 3.8 Attribute Sampling for Determining Stop-or-go Sample size and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base On
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sample Result ..............................................................................
89
Tabel 5.1 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada Komponen Lingkungan Pengendalian ........................................
161
Tabel 5.2 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada Komponen Penilaian Risiko .......................................................
164
Tabel 5.3 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada Komponen Aktivitas Pengendalian ............................................
166
Tabel 5.4 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada Komponen Informasi dan Komunikasi ......................................
169
Tabel 5.5 Hasil Analisis Implementasi PI pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di PSAPK berdasarkan PI COSO pada Komponen Pemantauan .............................................................
xiv
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1
Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem yang Lebih Besar dan Lebih Kecil ............................. 24
Gambar 4.1
Skema Pelayanan Pastoral DPSAPK ..................................... 110
Gambar 5.1
Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Kolekte Gereja Wilayah ...................................................................... 140
Gambar 5.2
Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Kolekte Gereja Paroki .........................................................................141
Gambar 5.3
Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Kolekte Gereja Paroki (lanjutan) ........................................................ 142
Gambar 5.4
Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat ........................................................................ 143
Gambar 5.5
Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat (lanjutan) ........................................................ 144
Gambar 5.6
Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat (lanjutan) ........................................................ 145
Gambar 5.7
Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Devosionalia.... 146
Gambar 5.8
Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Devosionalia (lanjutan)................................................................................. 147
Gambar 5.9
Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Umat ....................................................................................... 148
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 5.10 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Umat (lanjutan)....................................................................... 149 Gambar 5.11 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Teks Missa.............................................................................. 150 Gambar 5.12 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Teks Missa (lanjutan) ............................................................. 151 Gambar 5.13 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun..... 152 Gambar 5.14 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun (lanjutan) ................................................................................ 153 Gambar 5.15 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja ....................................................................................... 154 Gambar 5.16 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja (lanjutan) ...................................................................... 155 Gambar 5.17 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja (lanjutan) ...................................................................... 156 Gambar 5.18 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan ............................................................................ 157 Gambar 5.19 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan (lanjutan) ............................................................ 158 Gambar 5.20 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan (lanjutan) ............................................................ 159
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK EVALUASI PENGENDALIAN INTERNAL DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal Lucia Indah Paskarani NIM: 122114008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016 Penelitian ini bertujuan mengevaluasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal. Evaluasi ini diharapkan mampu menjadi saran dan masukan yang membangun bagi paroki agar semakin memperkuat pengendalian internal yang ada pada paroki. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah mendeskripsikansistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal, membandingkan penerapan pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan teori pengendalian internal menurut COSO dan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang, dan menguji efektivitas pengendalian internal dengan uji kepatuhan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, terdapat sepuluh fungsi yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal, empat belas catatan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, sebelas dokumen penerimaan dan pengeluaran kas, empat prosedur penerimaan kas dan dua prosedur pengeluaran kas; kemudian pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum sepenuhnya mengacu pada teori pengendalian internal menurut COSO dan PTKAP KAS, dan pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengenluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal masih lemah, sehingga pengujian efektivitas pengendalian internal tidak dapat dilakukan. Kata kunci: pengendalian internal, evaluasi, penerimaan dan pengeluaran kas
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT AN EVALUATION OF INTERNAL CONTROL IN THE ACCOUNTING INFORMATION SYSTEM OF CASH REVENUE AND CASH EXPENDITURE A Case Study at The Paris of Saint Anthony Padua of Kendal Lucia Indah Paskarani NIM: 122114008 Sanata Dharma University Yogyakarta 2016 This research aims to evaluate the internal control in the accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal. This evaluation is expected to give constructive suggestion and advise for the parish in order to further strengthen the internal control. The kind of this research is a case study. Data were obtained by interview, observation, and documentation. Steps undertaken to achieve the purpose are describing the accounting information system of cash revenue and cash expenditure flow which applied at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal, then comparing the application of internal control in the accounting information system of cash revenue and cash expenditure at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal with internal control theory based on COSO and Finances Technical Guidance and Accountancy of the Parish of Archbishopric of Semarang, and examining the effectiveness of internal control with the compliance test. The result of this research showed that there are ten functions that connected with acoounting information system of cash revenue and cash expenditure at The Parish ofSaint Anthony Padua of Kendal, fourteen accounting records of cash revenue and cash expenditure, eleven documents of cash revenue and cash expenditure, five procedures of cash revenue and two procedures of cash expenditure at The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal. The second result isthe internal control of accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied by The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal have not been fully focused on internal control theory based on COSO and Finances Technical Guidance and Accountancy of the Parish of Archbishopric of Semarang, and the third result is the internal control of accounting information system of cash revenue and cash expenditure which applied by The Parish of Saint Anthony Padua of Kendal still weak, so the effectiveness of internal control of cash revenue and cash expenditure can not be examined. Keywords: internal control, evaluation, cash revenue and cash expenditure
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Organisasi secara umum dimengerti sebagai suatu tempat atau wadah yang berisi sekumpulan orang dengan tujuan, visi, dan misi yang sama, serta saling bekerja sama untuk mencapai tujuan dan visi serta misi tersebut. Organisasi sendiri dibedakan menjadi dua jenis, yaitu organisasi berorientasi laba (profit oriented) maupun organisasi berorientasi bukan laba (non-profit oriented). Gereja dipandang sebagai suatu organisasi yang tidak berorientasi laba/nirlaba, dengan mengutamakan pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat satu sama lain. Gereja sebagai organisasi nirlaba memiliki kegiatan manajemen, baik yang berkaitan dengan sumber daya manusia maupun keuangan. Setiap organisasi, baik berorientasi laba maupun tidak berorientasi laba, memiliki laporan keuangan yang jelas dan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan gereja dalam pengelolaan keuangan gereja yang baik, meliputi cara gereja mengelola keuangannya dan mengupayakan informasi keuangan gereja. Gereja membutuhkan dana untuk mengelola dan mengupayakan serta melaksanakan tugas dan panggilannya, dan dalam mengupayakan perolehan dana serta mengatur penggunaannya, gereja memerlukan manajemen keuangan yang baik.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
Pada dasarnya, akuntansi merupakan kegiatan mengolah transaksitransaksi keuangan menjadi informasi keuangan yang siap pakai. Kegiatan dalam proses akuntansi terdiri dari pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan proses analisis data keuangan dari suatu organisasi. Proses akuntansi tersebut pada akhirnya akan menghasilkan informasi keuangan berupa laporan keuangan yang berguna bagi pihak internal organisasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan keuangan,
dan
bagi
pihak
eksternal
organisasi
dalam
menilai,
mengevaluasi, menganalisis dan memonitor. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dapat terlihat dari pengendalian internal yang dilakukan oleh organisasi tersebut. Suatu organisasi akan beroperasi dengan baik jika memiliki pengendalian internal yang baik dan efektif. Pengendalian internal yang efektif akan membantu manajemen dalam mengendalikan kegiatan penerimaan dan pengeluaran kas sehingga dapat mencegah terjadinya kesalahan dan penyelewengan. Pengendalian internal berfungsi untuk menjaga kekayaan organisasi, memeriksa ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Warren, Reeve, dan Fees, 1999:183). Baik buruknya pelaksanaan pengendalian internal sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan yang dihasilkan. Jika pengendalian internal buruk maka akan membuka peluang dilakukannya penyelewengan atau kecurangan yang dapat membentuk manipulasi, pelanggaran jabatan, pencurian, dan penggelapan. Sebaliknya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
jika pengendalian internal baik maka segala bentuk kecurangan yang akan terjadi dapat diminimalkan, sehingga dapat dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Berdasarkan penelitian Coe dan Ellis dalam The Wall Street Journal (dikutip dari skripsi “Evaluasi Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas untuk Organisasi Non Profit” oleh Priyanti, Dian Emi) mengidentifikasi bahwa terdapat kelemahan dalam pengendalian internal di lembaga negara, local, dan nirlaba. Pengujian dilakukan terhadap 127 kasus di North Carolina, dimana Negara, daerah, dan pejabat dituntut akibat kejahatan keuangan karena melaporkan pengendalian yang tidak terinci. Pengujian menetapkan bahwa 38,6 persen kejahatan adalah hasil dari pemisahan tugas yang tidak tepat. 12,6 persen merupakan hasil dari pengendalian pembelian yang lemah, dan 11,8 persen tidak terdeteksi karena tidak dilakukan audit. Lebih lanjut (Priyanti, 2014) dikutip dari Duncan, 1999, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Roma Katolik dan imam diosesan administrator menggelapkan uang gereja lebih dari $3,5 juta selama periode tiga tahun. Pencurian ini dikaitkan karena tidak adanya audit dan menggunakan sistem yang berlandaskan kepercayaan atau iman seseorang dalam mengendalikan arus kas. Staf (dikutip dari Duncan, 1999) melaporkan bahwa Ellen Cook, mantan bendahara Gereja Episkopal Centre di New York menggelapkan $2.200.000 antara tahun 1990 dan 1995. Cook mampu mengalihkan uang karena ia memiliki kendali atas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
audit dan melanggar kebijakan gereja, yakni mengisi, memeriksa formulir permintaan, dan menandatanganinya sendiri. MBCB (dikutip dari Duncan, 1999) melaporkan bahwa gereja-gereja di Amerika Serikat telah menjadi korban penipuan atau penggelapan uang. Pada tahun 1996, ditemukan sekretaris keuangan gereja telah menggelapkan uang lebih dari $700.000 selama periode tiga tahun. Selama waktu ini, setiap individu percaya mampu mengambil sekitar 33 persen dari penerimaan kas gereja tanpa terdeteksi. Berdasarkan
pemaparan
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
pengendalian internal sangat penting dan perlu diaplikasikan dalam suatu organisasi nirlaba seperti gereja. Gereja merupakan salah satu organisasi nirlaba yang memiliki beberapa karakteristik dan sering kurang memahami pentingnya pengaplikasian pengendalian internal. Beberapa karakteristik tersebut adalah tidak adanya kepemilikan saham, tidak adanya pengukur kinerja secara keseluruhan, dan sering dikelola oleh paraprofesional yang menyediakan layanan yang ditawarkan oleh organisasi (Priyanti, 2014). Para profesional biasanya tidak memiliki latar belakang manajemen bisnis dan akuntansi sehingga pengendalian internal sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasional gereja (Duncan, 1999). Paroki Santo Antonius Padua Kendal (PSAPK) pada awalnya merupakan paroki administratif yang berinduk pada Paroki Santo Martinus Weleri, kemudian resmi menjadi paroki mandiri pada tahun 2012. Meskipun tergolong sebagai paroki baru, Paroki Santo Antonius Padua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
Kendal sudah memiliki pengendalian internal penerimaan kas, namun dalam proses berjalannya, pengendalian internal penerimaan kas tersebut belum pernah dievaluasi oleh pihak manapun. Berdasarkan latar belakang tersebut, saya mengambil judul “Evaluasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas” Studi Kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang ingin dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal? 2. Apakah penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal sudah sesuai dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan pengendalian internal menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang? 3. Apakah pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal sudah berjalan dengan efektif? C. Batasan Masalah Sistem informasi akuntansi memiliki beberapa siklus yang terdapat dalam suatu organisasi. Penelitian ini hanya berfokus pada pengevaluasian seberapa efektif pengendalian internal pada penerimaan dan pengeluaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
kas yang meliputi penerimaan kolekte, persembahan, dan sumbangan serta pembayaran gaji, pembelian barang devosional dan pembayaran biayabiaya yang telah dibangun sebelumnya oleh paroki. D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengevaluasi apakah pelaksanaan pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal sudah berjalan dengan baik dan layak dengan melihat batasan berupa dokumen, catatan akuntansi, fungsi laporan, dan prosedur yang baik dalam gereja. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini diharapkan mampu menjadi referensi dan bahan informasi untuk penelitian yang akan datang, dan menambah kepustakaan mengenai evaluasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada gereja (organisasi nirlaba). 2. Bagi Paroki Santo Antonius Padua Kendal Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi saran dan informasi, serta masukan yang bermanfaat bagi tim keuangan Paroki Santo Antonius Padua
Kendal untuk menilai sistem yang sudah
dijalankan oleh paroki. Selain itu, juga mampu digunakan sebagai referensi untuk mengembangkan dan menjalankan sistem dengan lebih baik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
3. Bagi Penulis Penelitian ini sebagai wujud implementasi dari materi yang telah penulis dapat selama perkuliahan, dan juga mampu memberikan pengetahuan baru bagi penulis mengenai pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. F. Sistematika Penulisan BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai dasar dalam menilai, mengevaluasi, menganalisis, dan menggambarkan mengenai pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
BAB III
: METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, tempat dan waktu penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV
: GAMBARAN UMUM ORGANISASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
Bab ini membahas mengenai gambaran umum paroki yang terdiri dari sejarah pendirian paroki, struktur organisasi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari bagian bendahara, akuntansi, dan kasir paroki. BAB V
: HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN Bab
ini
menguraikan
sistem
informasi
akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan paroki, membandingkan penerapan pengendalian internal yang diterapkan dengan teori pengendalian internal menurut COSO dan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang. Dalam bab ini akan dijelaskan pula kelemahan dan kekurangan dari pengendalian internal yang ada pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal, menguji efektivitas pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan dalam paroki, dan BAB VI
: PENUTUP Bab ini membahas kesimpulan mengenai pengevaluasian yang terkait dengan rumusan masalah, keterbatasan penelitian, dan saran serta komentar penulis yang bermanfaat bagi paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Organisasi Nirlaba 1. Definisi Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba adalah suatu organisasi yang bersasaran pokok mendukung suatu isu atau perihal di dalam menarik perhatian publik untuk suatu tujuan tidak komersil, tanpa ada perhatian terhadap hal-hal yang bersifat mencari laba (moneter). Organisasi nirlaba meliputi gereja, sekolah negeri, rumah sakit dan klinik umum, organisasi politis, bantuan masyarakat dalam hal perundangundangan, organisasi jasa sukarelawan, serikat buruh, asosiasi profesional, institusi riset, museum, dan beberapa petugas pemerintah. Menurut PSAK No. 45, organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut (Mahsun 2011:187). 2. Karakteristik Organisasi Nirlaba a. Ciri-ciri Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Sumber daya entitas yang berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber daya yang diberikan.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
2) Menghasilkan barang dan/atau jasa tanpa bertujuan memupuk laba, dan kalau suatu entitas menghasilkan laba, maka jumlahnya tidak pernah dibagikan kepada para pendiri atau pemilik entitas tersebut. 3) Tidak ada kepemilikan seperti lazimnya pada organisasi bisnis, dalam arti bahwa kepemilikan dalam organisasi nirlaba tidak dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas pada saat likuidasi atau pembubaran entitas (Priyanti, 2014). b. Tujuan Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba tidak memiliki tujuan mendapatkan laba. Secara umum tujuan dari organisasi nirlaba adalah menyediakan layanan bagi masyarakat. Tujuan dari organisasi nirlaba adalah untuk membantu masyarakat luas yang tidak mampu khususnya dalam hal ekonomi (Priyanti, 2014). Pada organisasi nirlaba, penganggaran merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan organisasi khususnya perencanaan
program
dan
kegiatan.
Secara
garis
besar,
penganggaran diawali dengan penyusunan visi, misi, dan tujuan strategis organisasi dalam jangka panjang. Selanjutnya, tujuan strategis tersebut dijabarkan lebih terperinci dalam program dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
kegiatan jangka pendek maupun jangka menengah berupa program kerja tahunan. Di dalam program kerja tahunan, dijabarkan masingmasing kegiatan yang akan dilakukan yang mendukung tujuan startegis organisasi dan dilengkapi dengan perhitungan kebutuhan dana. Perhitungan kebutuhan dana organisasi untuk menjalankan kegiatannya sering disebut dengan penganggaran. Proses perencanaan secara garis besar digambarkan sebagai berikut: pencatatan dimulai setelah ada transaksi keuangan yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan organisasi. Pencatatan dilakukan berdasarkan dokumen transaksi keuangan yang diterima bagian keuangan dari pihak lain yang melakukan transaksi keuangan dengan organisasi. Pencatatan seharusnya dilakukan secara harian setelah ada transaksi keuangan. Pencatatan dilakukan untuk semua transaksi yang terjadi baik transaksi melalui kas, bank, dan transaksi lainnya bukan kas dan bank (Priyanti, 2014). c. Sumber Dana Organisasi Nirlaba Organisasi nirlaba banyak yang bergerak di bidang sosial sehingga tidak mencari keuntungan dalam setiap kegiatan yang diadakan. Sumber dana organisasi nirlaba pada dasarnya jauh lebih luas daripada organisasi laba. Organisasi nirlaba mendapatkan sumber dana yang berasal dari sumbangan ataupun sumber lain yang tidak direncanakan sebelumnya oleh organisasi nirlaba.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
d. Perbedaan Organisasi Nirlaba dengan Organisasi Laba Apabila dibandingkan dengan organisasi laba, organisasi nirlaba memiliki beberapa perbedaan seperti berikut: 1) Pendirian badan-badan yang berorientasi laba dimaksudkan untuk
memperoleh
keuntungan
sebanyak-banyaknya,
sedangkan organisasi nirlaba tidak semata-mata mengejar keuntungan
tetapi
lebih
banyak
untuk
memenuhi
kebutuhan/kepentingan umum. 2) Sumber pendapatan dan permodalan dari organisasi yang berorientasi laba adalah penjualan barang dan jasa, sedangkan organisasi nirlaba memperoleh pendapatan dari donatur, subsidi, iuran anggota, pinjaman, dan lain-lain. 3) Jenis barang dan jasa yang disediakan oleh organisasi nirlaba bersifat khas, oleh karena itu tidak ada di pasaran sehingga tidak ada harga yang dapat digunakan untuk mengukur nilai barang dan jasa itu secara objektif, contohnya ialah pendidikan. 3. Organisasi Nirlaba Gereja Veranda (2014:7) menjelaskan, Gereja memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lainnya serta gereja tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi. Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya dan telah dipanggil Allah dari kegelapan menuju terangNya yang ajaib untuk dijadikan milikNya. Gereja merupakan persekutuan orang-orang yang percaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
dan mengaku bahwa Yesus adalah juru selamat dunia dan manusia. Uskup mengemban tanggung jawab memelihara seluruh keuskupan, yang disebut gereja dan menunjuk para imam sebagai pastor yang mewakilinya melayani komunitas-komunitas lokal yang lebih kecil, yang sekarang disebut sebagai paroki. Dikutip dari Kitab Hukum Kanonik nomor 515 (Veranda, 2014:8), paroki ialah jemaat tertentu kaum beriman kristiani yang dibentuk secara tetap dalam gereja partikular dan yang reksa pastoralnya dibawah otoritas uskup dan dipercayakan kepada pastor paroki sebagai gembalanya sendiri. Kesimpulannya ialah paroki merupakan persekutuan umat Katolik yang dibentuk secara tetap dalam lingkup keuskupan dengan batas-batas geografis yang ditentukan oleh uskup dan yang reksa pastoralnya dipercayakan kepada pastor bersama dengan dewannya. Paroki dibagi secara teritorial dalam lingkungan-lingkungannya. Dewan paroki merupakan badan pengurus paroki, dimana para pastor bersama-sama dengan wakil-wakil umat memikirkan, merencanakan, dan melaksanakan segala sesuatu yang perlu untuk mewartakan sabda Tuhan, membagikan rahmat Allah dan membimbing umat supaya dapat menghayati iman dan mengamalkannya dalam masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
B. Sistem 1. Definisi Sistem Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur mendefinisikan sistem sebagai berikut: “suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurprosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu”, sedangkan pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urut-urutan operasi di dalam sistem (Lilis dan Sri, 2014). Setiawati (2012:3) berpendapat bahwa sistem merupakan serangkaian bagian yang saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu sistem pasti tersusun dari sub-sub sistem yang lebih kecil yang juga saling tergantung dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Pendapat lain mengatakan bahwa sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan (Romney, 2003). Hartono
(2005:2)
mengatakan
bahwa
sistem
dapat
didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
komponen. Sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Menurut Winarno (2006:1.3) sistem adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, yang terdiri dari input (masukan), process (pemrosesan), dan output (keluaran). Pendapat lain menjelaskan sistem sebagai suatu unsur yang memenuhi dua syarat, yang pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sedangkan yang kedua memiliki input, proses, dan output yang saling berhubungan dan terkait satu dengan yang lain (Septian, 2015). Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan unsur-unsur yang saling berhubungan dan saling berkembang membentuk komponen berupa input, proses, dan output yang bekerja bersama untuk mencapai suatu tujuan. 2. Karakteristik Sistem Jogiyanto (2005) memaparkan suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu: a. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan.
Komponen-komponen sistem atau elemen-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai karakteristik dari sistem
yang
menjalankan
suatu
fungsi
tertentu
dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. b. Batasan sistem Batasan sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. c. Lingkungan luar sistem Lingkungan di luar suatu sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi sistem operasi. d. Penghubung sistem Penghubung sistem merupakan media yang menghubungkan antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini kemungkinan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. e. Masukan sistem Masukan sistem adalah energi yang dimasukan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan dan masukan signal maintenance input yang merupakan energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat berjalan. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran dari sistem. f. Keluaran sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
Keluaran sistem adalah energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain. g. Pengolahan sistem Pengolahan atau proses merupakan perubahan dari masukan menjadi keluaran. Proses ini mungkin dilakukan oleh mesin, manusia dan komputer. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. h. Sasaran sistem Suatusistem mempunyai sasaran atau tujuan, kalau sistem tidak mempunyai sasaran maka sistem tidak akan ada. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya. Sasaran sangat berpengaruh pada masukan dan keluaran yang dihasilkan. C. Informasi 1.
Pengertian Informasi Informasi merupakan data yang sudah diolah sehingga berguna untuk pembuatan keputusan (Winarno, 2006:1.6). Data adalah representasi suatu objek. Data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan strategis. Data yang belum diolah belum dapat digunakan untuk pengambilan keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Romney (2014:4) berpendapat bahwa informasi merupakan data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data, meliputi hasil gabungan, analisis, penyimpulan, dan pengolahan sistem informasi komputerisasi. Selain itu, informasi adalah data yang telah diatur dan diproses untuk memberikan arti (Mardi, 2011:5). Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan
data yang diolah kemudian menjadi bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerima, mampu menggambarkan suatu kejadian (event), dan kesatuan nyata (fact and entity) serta digunakan dalam pengambilan keputusan strategis. 2.
Karakteristik Informasi Lebih lanjut Mardi (2011:5) menjelaskan bahwa ada enam karakteristik yang membuat suatu informasi berguna dan memiliki arti bagi pengambilan keputusan, yaitu sebagai berikut. a. Relevan, informasi harus memiliki makna yang tinggi sehingga tidak menimbulkan keraguan bagi yang menggunakannya dan dapat digunakan secara tepat untuk membuat keputusan. b. Andal, suatu informasi harus memiliki keterandalan yang tinggi, informasi yang dijadikan alat pengambil keputusan merupakan kejadian nyata dalam aktivitas perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
c. Lengkap, informasi tersebut harus memiliki penjelasan runtut dan jelas dari setiap aspek peristiwa yang diukurnya. d. Tepat waktu, setiap informasi harus dalam kondisi yang update dan tidak dalam bentuk yang usang sehingga penting untuk digunakan sebagai pengambilan keputusan. e. Dapat dipahami, informasi yang disajikan dalam bentuk yang jelas akan memudahkan orang dalam menginterpretasikannya. f. Dapat diverifikasi, informasi tersebut tidak memiliki arti yang ambigu, memiliki kesamaan pengertian bagi pemakainya. D. Sistem Informasi Akuntansi 1.
Definisi Sistem Informasi Akuntansi Sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam bentuk informasi (Bodnar, 2006:3). Sistem informasi akuntansi melakukan hal tersebut entah dengan sistem manual maupun melalui sistem terkomputerisasi. Romney (2014:10) menjelaskan sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan. Mardi (2011:4) mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
dan berbagai laporan yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi. Lilis Setiawati (2011:4) berpendapat, sistem informasi akuntansi merupakan sistem yang bertujuan mengumpulkan dan memproses data serta melaporkan informasi yang berkaitan dengan transaksi keuangan. Sumber lain mengatakan bahwa sistem informasi akuntansi adalah
suatu
komponen
organisasi
yang
mengumpulkan,
mengklasifikasi, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak-pihak di luar perusahaan, (kantor pajak, investor, dan kreditur), dan pihak internal, terutama manajemen (Baridwan, 1993:3). Dari pemaparan-pemaparan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
sistem
informasi
akuntansi
merupakan
susunan
alat
komunikasi, dokumen, dan berbagai laporan yang bertujuan mengklasifikasi, mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data keuangan yang ada untuk selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2.
Fungsi Sistem Informasi Akuntansi Romney (2000:3) dalam skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas” oleh Brigitta Vivi Veranda (2014:22) menjelaskan fungsi sistem informasi akuntansi adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
a. Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi. b. Memproses data menjadi suatu informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. 3.
Komponen Sistem Informasi Akuntansi Winarno (2006:2.3) menjelaskan bahwa komponen-komponen sistem informasi akuntansi adalah: a. Basis data, baik basis data internal (berada di bawah kendali perusahaan sepenuhnya), maupun basis data eksternal (tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan). b. Perangkat
keras
komputer
dan
berbagai
perangkat
pendukungnya, yang semuanya berfungsi untuk mencatat data, mengolah data, dan menyajikan informasi, baik secara hardcopy (tercetak) maupun softcopy (tidak tercetak). c. Perangkat lunak komputer, yang berfungsi untuk menjalankan komputer beserta perangkat pendukungnya. d. Jaringan komunikasi, baik dengan kabel, gelombang radio, maupun sarana lain, yang berfungsi untuk menghantarkan data dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain. e. Dokumen dan laporan (baik bersifat hardcopy maupun softcopy), yaitu media untuk mencatat data atau menyajikan laporan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
f. Prosedur,
atau
kumpulan
langkah-langkah
baku
untuk
menangani suatu peristiwa (atau transaksi) yang setiap hari terjadi di dalam perusahaan. g. Pengendalian, yang berfungsi menjamin agar setiap komponen sistem dapat berfungsi dengan baik. 4.
Peranan Sistem Informasi Akuntansi Septian
(2015:12)
dikutip
dari
Abdul
(1994:39-43)
menjelaskan peranan sistem informasi akuntansi adalah: a. Perencanaan Sistem informasi akuntansi menghasilkan informasi berupa informasi keuangan dan data akuntansi. Perencanaan ini merupakan data informasi akuntansi yang telah terjadi di masa lampau,
tetapi
digunakan
sebagai
titik
awal
dalam
merencanakan kegiatan masa depan. Informasi yang paling banyak dibutuhkan oleh perusahaan adalah informasi masa datang yang dapat diperoleh dari berbagai sumber. b. Koordinasi Koordinasi merupakan suatu fungsi dalam suatu organisasi perusahaan yang memerlukan kerjasama berupa informasi antar bagian untuk melaksanakan operasi perusahaan, misalnya bagian produksi, keuangan, dan pemasaran. Informasi antar bagian dalam perusahaan dapat menggunakan sistem database, dimana sistem database merupakan suatu sistem informasi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
mengintegrasikan kumpulan data yang saling berhubungan dengan data yang lainnya. c. Penilaian dan Pengendalian Ukuran prestasi kerja merupakan jenis informasi yang jelas untuk pengendalian dan data tersebut dikumpulkan selama kegiatan operasi berjalan. Proses penilaian dimulai dengan membandingkan hasil yang dicapai dan rencana. d. Pengambilan Keputusan Seseorang yang membuat keputusan harus selalu menjadi bagian dalam suatu pilihan, namum ada kecenderungan pada beberapa perancang sistem informasi akuntansi bahwa data akan banyak membantu dalam membuat keputusan. Ada tiga unsur dalam pengambilan keputusan, yaitu data, model keputusan, dan pembuat keputusan. 5.
Subsistem dalan Sistem Informasi Akuntansi Veranda (2014:22) menjelaskan subsistem dasar yang terdapat dalam sistem informasi akuntansi adalah: a. Siklus pendapatan, yaitu mencakup kegiatan pembelian dan pembayaran dalam bentuk tunai. b.
Siklus penggajian sumber daya manusia, yaitu mengontrak dan menggaji pegawai.
c.
Siklus produksi, yaitu mengubah bahan mentah menjadi barang jadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
d.
Siklus keuangan, yaitu mendapatkan dana dari investor dan kreditur dan membayar mereka kembali.
6.
Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Sistem Informasi Lainnya Winarno (2006:1.15) memaparkan bahwa sebagai suatu sistem, sistem informasi akuntansi tidak dapat berdiri sendiri, karena harus berhubungan dengan sistem-sistem informasi lain yang ada di dalam perusahaan. Suatu sistem biasanya memiliki subsistem-subsistem yang lebih kecil. Bila dilihat dari subsistem, sekumpulan subsistem akan memiliki sistem induk, atau disebut suprasistem. Sistem Informasi Perusahaan
Suprasistem
Sistem Informasi Manajemen
Sistem
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Produksi
Subsistem Sistem Informasi Anggaran
Sistem Informasi Penggajian
Sistem Informasi Pembelian
Sistem informasi Penjualan
Gambar 2.1 Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan sistem yang lebih besar dan lebih kecil Sumber: Wing Wahyu Winarno (2006:1.15) Suatu perusahaan biasanya tidak hanya memiliki satu sistem informasi saja, melainkan beberapa sistem informasi yang masing-masing bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Sistem informasi fungsional adalah sistem informasi yang dirancang dan ditujukan untuk fungsi-fungsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
tertentu dalam perusahaan, seperti fungsi produksi, fungsi keuangan, fungsi persediaan, fungsi penjaminan mutu, dan lain-lain. 7.
Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi bagi Perusahaan Sistem informasi akuntansi yang sudah dikomputerisasi akan memberi pengaruh sebagai berikut (Winarno, 2006:1.17): a. Pekerjaan administrasi dan klerikal dapat dikerjakan lebih cepat dan lebih akurat. b. Pembagian tugas dan tanggungjawab tidak dapat lagi dilakukan secara fisik. c. Struktur organisasi dalam perusahaan yang menerapkan sistem informasi manual lebih bersifat hirarkis atau birokratis, yaitu banyak
tingkatan.
Dengan
demikian,
perusahaan
yang
menggunakan sistem informasi komputerisasian dapat menerapkan struktur organisasi yang lebih ringkas. d. Dalam perusahaan yang sudah terkomputerisasi, data disimpan secara terpusat dalam suatu basis data, sehingga tidak memerlukan banyak tempat, tetapi tetap memerlukan teknik pemeliharaan dan pengawasan yang berbeda dengan cara manual. e. Dalam sistem komputerisasian, laporan dapat dihasilkan lebih cepat, lebih bervariasi, lebih akurat, dan bahkan dapat dikerjakan dari tempat yang jauh karena data dapat diakses dari tempat lain sepanjang ada jalur komunikasi. 8.
Profesi di bidang Sistem Informasi Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Dikutip dari Winarno (2006:1.13) sistem informasi akuntansi memiliki banyak komponen dan proses di dalamnya, sehingga membutuhkan karyawan dan staf untuk menjaga kelancaran alur sistem informasi akuntansi itu sendiri, dimana setiap staf dan karyawannya memiliki peran dan fungsi yang berbeda. Peran dan fungsi yang sering dijumpai di dalam perusahaan antara lain: a. Analis sistem (system analyst) adalah orang yang bertugas mengevaluasi kinerja sistem informasi. Seorang analis sistem wajib menguasai cara kerja sistem informasi akuntansi, proses bisnis, akuntansi, pengetahuan komputer, dan basis data. b. Perancang sistem (system designer) merupakan orang yang bertugas merancang sistem informasi. Pengetahuan yang harus dikuasai sama dengan pengetahuan yang ada di dalam analis sistem. c. Administrator basis data (database administrator) yaitu orang yang bertanggungjawab memelihara basis data di dalam perusahaan agar tetap berfungsi dengan baik. Administrator basis data bertugas merancang dan membuat tabel yang diperlukan, membagi hak pemakaian tabel oleh masing-masing pemakai, memelihara dan mengendalikan data agar selalu up to date. d. Penulis
program
(programmer)
ialah
staf
yang
bertugas
menerjamahkan rancangan sistem dari perancang sistem ke dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
bahasa program komputer. Penulis program harus menguasai setidaknya satu bahasa komputer. e. Perancang web (web designer) adalah orang yang bertugas membuat situs atau web perusahaan yang akan ditampilkan di internet. Perancang web wajib menguasai bahasa pemrograman internet, seluk beluk internet, jaringan komputer, dan basis data. f. Administrator jaringan (network administrator) merupakan orang yang bertugas mengendalikan jaringan komputer agar tetap berfungsi dengan baik. Administrator jaringan perlu mengetahui sistem operasi jaringan, perangkat satu jaringan komputer, dan pengetahuan komputer. g. Administrator web (web administrator) adalah orang yang bertugas memantau, memperbarui, dan mengendalikan jaringan internet. Pengetahuan yang perlu dikuasai mirip dengan administrator jaringan, ditambah dengan pengetahuan mengenai internet. h. Pustakawan
(librarian)
merupakan
orang
yang
bertugas
menyimpan dan mengadministrasi program dan data perusahaan serta memberikan akses kepada pengguna program dan data pada waktu yang diijinkan. Pustakawan wajib mengetahui pengarsipan dan penyimpanan file. i. Teknisi (technician) adalah orang yang bertugas merawat dan mereparasi perangkat komputer dan jaringan bila ada gangguan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
Pengetahuan yang wajib dimiliki ialah pengetahuan mengenai perangkat keras komputer dan jaringan. j. Pemakai akhir (end user) ialah orang yang menggunakan program aplikasi atau sistem informasi. Pemakai akhir tidak perlu mengetahui teknik pemrograman, teknik komputer, dan teknik basis data. E. Kas Standar Akuntansi Keuangan (2002:85) yang dikutip dalam skripsi yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas” (Veranda, 2014:21) menjelaskan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas merupakan suatu alat pertukaran dan digunakan sebagai suatu ukuran dalam akuntansi. Kas juga berarti aktiva lancar yang paling likuid, dimana uang logam, uang kertas dan sejenisnya merupakan aktiva lancar yang paling mudah untuk berpindah tangan dan yang paling cepat digunakan sebagai alat pembayaran resmi. Karena sifatnya yang mudah dicairkan dan mudah berpindah tangan inilah yang membuat pengendalian internal terhadap kas perlu diperketat untuk menghindari kerugian-kerugian yang akan diderita perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
F. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas 1. Definisi Penerimaan Kas Baridwan (1994:158) menjelaskan bahwa penerimaan kas merupakan berbagai macam sumber. Sumber yang sering terjadi seperti pelunasan piutang, penjualan aktiva tetap, dan pinjaman yang berasal dari bank ataupun wesel. Hall (2009:239) mengatakan, penerimaan kas merupakan ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembiayaan, dimana dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan. Mulyadi (2008:500) berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas merupakan suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Pendapat lain menurut Winarno (2006:15.3) mengatakan bahwa penerimaan kas berarti siklus yang digunakan untuk mengubah produk dan jasa perusahaan menjadi kas. Kesimpulan definisi penerimaan kas ialah proses pencatatan transaksi dari seluruh proses bisnis yang terjadi pada suatu perusahaan untuk kemudian diubah bentuknya menjadi kas dan penghasilan bagi perusahaan tersebut. 2. Sumber Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Veranda (2014:23) menjelaskan, penerimaan kas perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu penerimaan dari penjualan tunai dan penerimaan kas dari piutang atau dari penjualan kredit. a. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Mulyadi (2008:455) berpendapat bahwa berdasarkan sistem pengendalian internal yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan: 1) Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. 2) Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas Sistem penerimaan kas dari penjualan tunai melibatkan beberapa fungsi yang terkait, yaitu: 1) Fungsi Penjualan 2) Fungsi Kas 3) Fungsi Gudang 4) Fungsi Pengiriman 5) Fungsi Akuntansi Menurut Mulyadi (2008:456), prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai ada tiga macam, yaitu: 1) Prosedur penerimaan kas dari over the counter sales.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
Perusahaan menerima uang tunai, uang pribadi, atau pembayaran langsung dari pembeli dengan credit card, sebelum barang diserahkan kepada pembeli. 2) Prosedur penerimaan kas dari cash on delivery sales (COD sales). Transaksi penjualan
yang melibatkan kantor
pos
dalam
penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. 3) Prosedur penerimaan kas dari credit card sales. Salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana penagihan bagi penjual yang memberikan kemudahan, baik bagi pembeli, maupun bagi penjual. Mulyadi
(2008:462)
berpendapat,
informasi
yang
umumnya
diperlukan oleh manajemen dalam penerimaan kas dan penjualan tunai adalah: 1) Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. 2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai. 3) Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka waktu tertentu. 4) Nama dan alamat pembeli, sebagai informasi dalam penjulan produk tertentu, namun pada umumnya informasi ini tidak diperlukan oleh manajemen dalam kegiatan penjualan tunai. 5) Kuantitas produk yang dijual. 6) Nama wiraniaga yang melakukan penjualan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
7) Otorisasi jabatan yang berwenang. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: 1) Faktur penjualan tunai 2) Pita register kas (cash register tape) 3) Credit Card Sales Slip 4) Bill of Lading 5) Faktur penjualan COD 6) Bukti setor bank 7) Rekap harga pokok penjualan Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: 1) Jurnal penjualan 2) Jurnal penerimaan kas 3) Jurnal umum 4) Kartu persediaan 5) Kartu gudang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: 1) Prosedur order penjualan 2) Prosedur penerimaan kas 3) Prosedur penyerahan barang 4) Prosedur pencatatan penjualan tunai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
5) Prosedur penyetoran kas ke bank 6) Prosedur pencatatan penerimaan kas 7) Prosedur pencatatan harga pokok penjualan b. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang Menurut Mulyadi (2008:163), dalam perusahaan, penerimaan kas dari penjualan tunai biasanya merupakan sumber penerimaan kas yang relatif kecil. Sistem pengendalian internal yang baik yaitu sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimanya. 3. Prinsip-prinsip dalam Penerimaan Kas Baridwan (1994:158) berpendapat bahwa, prinsip-prinsip yang perlu diingat dalam menyusun prosedur penerimaan kas adalah sebagai berikut: a. Menetapkan tanggungjawab pengelolaan dan pengawasan fisik b. Semua surat masuk harus dibuka dengan pengawasan yang cukup c. Harus dibuat catatan oleh yang membuka surat tentang cek atau uang yang diterima, dari siapa, jumlah dan tujuannya untuk siapa. d. Semua penjualan tunai harus dibuatkan nota penjualan yang sudah diberi nomor urut atau dicatat dalam mesin cash register. e. Daftar penerimaan penerimaan uang.
uang harus
dicocokkan
dengan jurnal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
f. Tembusan nota penjualan tunai harus dikirimkan ke kasir dan bagian pengiriman. g. Bukti setor bank setiap hari dicocokkan dengan daftar penerimaan uang harian dan catatan dalam jurnal penerimaan uang. h. Semua penerimaan uang harus disetorkan pada hari itu juga atau pada awal hari kerja berikutnya. i. Rekonsiliasi laporan bank harus dilakukan oleh orang yang tidak berwenang menerima uang maupun yang menulis cek. j. Kunci cash register harus dipegang oleh orang yang tidak mengelola kas. k. Diadakan rotasi pegawai agar tidak timbul kerjasama untuk berbuat kecurangan. 4. Prosedur Penerimaan Kas Hall (2009:239), prosedur penerimaan kas memiliki dua aspek, yaitu: a. Prosedur Ruang Penerimaan Dokumen Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan permintaan pembayaran. Dokumen ini berisi informasi utama yang diperlukan untuk akun pelanggan. Permintaan pembayaran merupakan contoh dari dokumen perputaran, dan biasanya ini adalah bagian dari faktur yang telah ditagihkan ke pelanggan. b. Departemen Penerimaan Kas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan dokumen dan departemen penerimaan kas diidentifikasi pada proses ini. Jurnal penerimaan kas akan dicatat oleh bagian keuangan setelah proses rekonsiliasi antara cek dan permintaan pembayaran. Tiga departemen dalam penerimaan kas yaitu departemen piutang dagang, departemen buku besar, dan departemen controller. 5. Formulir dalam Penerimaan Kas Baridwan (1994:168) mengatakan bahwa, formulir-formulir yang digunakan dalam pengolahan dan pengawasan siklus penerimaan kas dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Dokumen asli pendukung setiap penerimaan kas. b. Data harian yang menunjukkan kumpulan atau ringkasan penerimaan kas. c. Buku jurnal. d. Buku pembantu piutang dan buku besar. 6. Diagram Alir Siklus Penerimaan Kas Menurut Winarno (2006:15.25), siklus penerimaan kas juga dapat digambarkan kegiatannya dengan diagram alir atau flowchart, yang memiliki perbedaan dengan DFD yang hanya menggambarkan aliran data dan informasi. Siklus penerimaan kas memiliki bagianbagian yang terdapat di dalamnya, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
a. Bagian penjualan, berfungsi menerima pesanan dari pembeli dan meng-inputnya ke dalam komputer. b. Bagian
kredit,
bertanggungjawab
memelihara
catatan
para
konsumen, sehingga dapat diketahui konsumen yang rajin membayar dan konsumen yang bermasalah. c. Bagian gudang, bertugas menerima perintah dari bagian penjualan untuk memberikan jasanya kepada konsumen, dan akan diberikan arsip penagihan dari jasa yang telah diberikan kepada konsumen. d. Bagian penagihan, yang bertugas mengirimkan faktur penjualan atau tagihan kepada konsumen. e. Bagian keuangan, bertanggungjawab menerima pembayaran dari pembeli dan menyelenggarakan pencatatan atas penerimaan pembayaran. 7. Kegiatan Pokok Siklus Penerimaan Kas Septian (2015:24) menjelaskan, kegiatan-kegiatan yang ada di dalam siklus ini berisi kegiatan yang berhubungan dengan penyerahan barang dan jasa dari perusahaan kepada pembeli. Winarno (2006:15.4) mengatakan kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Memenuhi permintaan penawaran harga oleh calon pembeli, b. Menerima pesanan dari pembeli untuk menjual barang atau jasa perusahaan, c. Mengirimkan barang yang dipesan oleh pembeli, d. Menyampaikan tagihan dan menerima pembayaran,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
e. Menyajikan informasi yang berhubungan dengan penjualan. Departemen yang terlibat dalam siklus penerimaan kas ada dua, yaitu bagian pemasaran dan bagian keuangan. Bagian pemasaran terlibat dalam penerimaan pesanan hingga penyampaian produk kepada pelanggan, dan bagian keuangan bertanggungjawab menagih dan menerima pembayaran dari pelanggan (Winarno, 2006:15.4). 8. Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas yang Terkomputerisasi Hall (2009:249) mengatakan bahwa teknologi dapat diubah menjadi alat yang sangat baik untuk mencapai perubahan organisasi. Perubahan organisasi dari bawah disebut otomatisasi, sedangkan perubahan organisasi dari atas disebut rekayasa ulang. Otomatisasi mencakup penggunaan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan, namun sistem yang otomatis sering hanya menyerupai proses manual tradisional yang digantikannya. Rekayasa ulang meliputi perubahan mendasar pola pikir atas proses dan alur pekerjaan, yang bertujuan memperbaiki kinerja operasional dan mengurangi biaya dengan cara mengidentifikasi dan menghilangkan tugas yang tidak bernilai tambah (Septian, 2015:26-27). Perpindahan yang utama dari sistem manual adalah tidak adanya fungsi akuntansi dalam operasi sehari-hari. Prosedur akuntansi tradisional dari penagihan, pengendalian persediaan, piutang dagang, dan buku besar umum dilakukan oleh aplikasi komputer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
Pemasukan data, dalam proses ini dimulai dengan diterimanya sekumpulan dokumen pemberitahuan pengiriman dari departemen penagihan.
Karyawan
yang
melakukan
pemasukan
data
mengkonversikan dokumen pemberitahuan pengiriman ke media digital untuk menghasilkan file transaksi pesanan penjualan. File transaksi yang dihasilkan berisi beberapa batch pesanan penjualan, kemudian total pengendalian batch secara otomatis dihitung untuk setiap batch yang disimpan pada file tersebut (Hall, 2009:251). Hall (2009:252) mengemukakan, program edit memvalidasi transaksi dengan menguji setiap record untuk mengetahui jika terjadi kesalahan yang diakibatkan karena pengetikan atau kesalahan logis. Program edit menghitung kembali total pengendalian batch untuk menunjukkan perubahan yang diakibatkan oleh pemindahan record yang salah. File pesanan penjualan yang sudah diedit kemudian dijalankan untuk proses selanjutnya. Lebih lanjut menurut Hall (2009:252) bahwa prosedur pembaharuan
file
pesanan
penjualan
yang
diedit,
program
pembaharuan memasukkan transaksi pertama ke record buku besar pembantu persediaan dan piutang dagang dengan menggunakan kunci sekunder untuk mencari record yang sesuai secara langsung. Record transaksi dicatat dalam jurnal, dan program kemudian pindah ke transaksi yang selanjutnya dan mengulangi proses ini. Kegiatan ini terus berjalan sampai seluruh catatan file transaksi selesai dibukukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
Akun buku besar umum biasanya diperbaharui setelah setiap batch, dan ketika program mencapai akhir dari file transaksi, program tersebut akan berakhir. Prosedur ini akan menghasilkan sejumlah laporan manajemen mencakup rangkuman penjualan, laporan status persediaan, daftar transaksi, daftar voucher jurnal, serta laporan anggaran dan kinerja. G. Evaluasi 1. Definisi Evaluasi Menurut mengumpulkan
Arikunto informasi
(2008:2), tentang
evaluasi bekerjanya
adalah
kegiatan
sesuatu,
yang
selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Evaluasi meliputi kegiatan mengukur dan menilai sesuatu sebagai dasar pengambilan keputusan. Mengukur pada dasarnya ialah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan kriteria atau teori tertentu (Prabowo, 2015:10). 2. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Tujuan dari evaluasi dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus (Arikunto, 2008:13). Tujuan umum diarahkan pada program secara menyeluruh, sedangkan tujuan khusus hanya difokuskan pada masing-masing komponen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
Fungsi evaluasi adalah untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dalam kegiatan, untuk memberikan objektivitas pengamatan dan menentukan kelayakan, dan untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan. H. Pengendalian Internal 1. Definisi Pengendalian Internal Romney (2014:226) mendefinisikan pengendalian internal sebagai proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian ini telah tercapai. Pengendalian internal juga merupakan sebuah proses karena menyebar ke seluruh aktivitas pengoperasian perusahaan dan merupakan bagian integral dari aktivitas manajemen. Lebih lanjut Romney (2014:226) menjelaskan, pengendalian internal memberikan jaminan memadai, jaminan menyeluruh yang sulit dicapai dan terlalu mahal. Selain itu, pengendalian internal memiliki keterbatasan yang melekat, seperti kelemahan terhadap kekeliruan dan kesalahan sederhana, pertimbangan dan pembuatan keputusan yang salah, pengesampingan manajemen, dan kolusi. Baridwan (1993:46) mendefinisikan pengendalian internal menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountants), yaitu meliputi struktur organisasi dan cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam usaha, dan membantu mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah diterapkan terlebih dahulu. Dari beberapa definisi tersebut disimpulkan bahwa pengendalian internal merupakan suatu usaha pemeriksaan, penyimpanan, dan pengawasan yang dilakukan perusahaan demi keamanan aset perusahaan. 2. Tujuan Pengendalian Internal Septian
(2015:46)
dikutip
dari
Romney
(2014:226)
mengemukakan, pengendalian internal memiliki tujuan yaitu: a. Mengamankan aset, mencegah atau mendeteksi perolehan, penggunaan, atau penempatan yang tidak sah. b. Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset perusahaan secara akurat dan wajar. c. Memberikan informasi yang akurat dan wajar. d. Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. e. Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional. f. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditentukan. g. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. 3. Komponen Pengendalian Internal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Menurut Commitee of Sponsoring Organizations of Treadway Commission (COSO) (2013: 56), pengendalian internal mempunyai lima komponen, yaitu: a.
Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian adalah seperangkat standar, proses, dan struktur yang memberikan dasar untuk melaksanakan pengendalian internal di seluruh organisasi. Lingkungan pengendalian terdiri dari: 1) Integritas dan nilai etika organisasi. 2) Parameter yang memungkinkan direksi untuk melaksanakan tanggung jawab pengawasan tata kelola. 3) Struktur organisasi, tugas, wewenang dan tanggung jawab. 4) Proses untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan individu yang kompeten. 5) Kekakuan sekitar ukuran kinerja, insentif, dan penghargaan untuk mendorong akuntabilitas kinerja. Lingkungan pengendalian (Control Environment) yang dihasilkan memiliki dampak luas pada sistem secara keseluruhan pengendalian internal.
b.
Penilaian Risiko (Risk Assessment) Setiap entitas menghadapi berbagai risiko dari sumber eksternal maupun internal. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi dan mempengaruhi pencapaian tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
Penilaian risiko melibatkan proses yang dinamis dan berulang untuk mengidentifikasi dan menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. Risiko terhadap pencapaian tujuan dianggap ‘relatif’ atau tergantung pada toleransi risiko yang ditetapkan entitas. Dengan demikian, penilaian risiko (Risk Assessment) membentuk dasar untuk menentukan bagaimana resiko akan dikelola. Sebuah prasyarat untuk penilaian risiko (Risk Assessment) adalah pembentukan tujuan, terkait pada tingkat yang berbeda dari entitas. Manajemen menentukan tujuan dalam kategori yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan dengan kejelasan yang cukup untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisa risiko untuk tujuan tersebut. Manajemen juga mempertimbangkan kesesuaian tujuan entitas. Penilaian risiko juga mengharuskan manajemen untuk mempertimbangkan dampak dari kemungkinan perubahan dalam lingkungan eksternal dan dalam lingkungan internal yang mungkin membuat pengendalian internal tidak efektif. Ada empat prinsip yang berkaitan dengan Penilaian Risiko (Risk Assessment): 1) Organisasi menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk memungkinkan identifikasi dan penilaian risiko yang berkaitan dengan tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
2) Organisasi mengidentifikasi risiko terhadap pencapaian tujuan di seluruh entitas dan analisis risiko sebagai dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. 3) Organisasi mempertimbangkan potensi kecurangan dalam menilai risiko terhadap pencapaian tujuan. 4) Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan yang signifikan dapat mempengaruhi sistem pengendalian internal. c.
Kegiatan Pengendalian (Control Activities) Kegiatan pengendalian (Control Activities) adalah tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan arahan manajemen untuk mengurangi risiko terhadap pencapaian tujuan dilakukan. Kegiatan pengendalian (Control Activities) dilakukan di semua tingkat entitas, pada berbagai tahap dalam proses bisnis, dan pada lingkup teknologi. Kegiatan pengendalian (Control Activities) bersifat preventif atau detektif dan dapat mencakup berbagai kegiatan manual maupun otomatis, seperti otorisasi dan persetujuan, verifikasi, rekonsiliasi, dan ulasan kinerja bisnis. Ada tiga prinsip yang berkaitan dengan Kegiatan Pengendalian (Control Activities): 1) Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian yang berkontribusi terhadap penanggulangan risiko terhadap pencapaian tujuan ke tingkat yang dapat diterima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
2) Organisasi memilih dan mengembangkan kegiatan pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan. 3) Organisasi kebijakan
menyebarkan
aktivitas
pengendalian
melalui
yang menetapkan tujuan dan prosedur
yang
menempatkan kebijakan ke dalam tindakan (action). d.
Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) Informasi diperlukan entitas untuk melaksanakan tanggung jawab pengendalian internal untuk mendukung pencapaian tujuannya. Manajemen
menggunakan
informasi
yang
relevan
untuk
mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian internal.
Komunikasi
adalah
bersifat
terus-menerus
yang
menyediakan, berbagi, dan memperoleh informasi yang diperlukan. Komunikasi internal adalah sarana untuk menyebarkan informasi ke seluruh organisasi. Hal ini memungkinkan personil atau karyawan menerima pesan yang jelas dari manajer senior yang mengontrol tanggung jawab. Komunikasi eksternal adalah dua kali lipat dari komunikasi internal: menyediakan informasi kepada pihak eksternal dalam menanggapi kebutuhan dan harapan pihak eksternal. Ada tiga prinsip yang berkaitan dengan Informasi dan Komunikasi: 1) Organisasi memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan, kualitas informasi yang relevan untuk mendukung fungsi pengendalian internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
2) Organisasi internal mengkomunikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk pengendalian internal, yang diperlukan untuk mendukung fungsi pengendalian internal. 3) Organisasi berkomunikasi dengan pihak luar mengenai hal-hal yang mempengaruhi fungsi pengendalian internal. e.
Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities) Kegiatan Pemantauan (Monitoring Activities) adalah evaluasi berkelanjutan, evaluasi terpisah, atau beberapa kombinasi dari keduanya yang digunakan untuk memastikan apakah masingmasing dari lima komponen pengendalian internal, ada dan berfungsi. Evaluasi berkelanjutan, dibangun dalam proses bisnis pada tingkat yang berbeda dari entitas, memberikan informasi yang tepat waktu. Sedangkan evaluasi terpisah, dilakukan secara periodik, akan bervariasi dalam lingkup dan frekuensi tergantung pada penilaian risiko, efektivitas evaluasi yang berkelanjutan, dan pertimbangan manajemen lainnya. Temuan akan dievaluasi terhadap kriteria yang ditetapkan oleh regulator, kriteria yang diakui badan penetapan standar atau manajemen dan dewan direksi, dan kekurangan dikomunikasikan kepada manajemen dan dewan direksi yang sesuai. Ada dua prinsip yang berkaitan dengan Aktivitas Pemantauan (Monitoring Activities):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
1) Organisasi memilih, mengembangkan, dan melakukan evaluasi berkelanjutan dan / atau evaluasi terpisah untuk memastikan apakah komponen pengendalian internal ada dan berfungsi. 2) Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian internal pada waktu yang tepat untuk pihakpihak yang bertanggung jawab dalam mengambil tindakan korektif, termasuk manajemen senior dan dewan direksi, yang sesuai. 4. Unsur Pokok Pengendalian Internal Veranda (2014:28) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas” menjelaskan bahwa unsur pokok pengendalian internal adalah: a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan, yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya. c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. 5. Aktivitas Pengendalian Internal Menurut Gondodiyoto (2007:240) konsep klasik pada sistem manual tentang aktivitas pengendalian internal ialah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
a. Otorisasi Gondodiyoto (2007:241) mengatakan bahwa transaksi-transaksi tertentu pada sistem harus diotorisasi dengn semestinya unuk mengurangi risiko penyalahgunaan. Otorisasi dapat diberikan dalam bentuk umum maupun khusus. Otorisasi umum berarti bahwa manajemen menetapkan kebijakan yang dirumuskan untuk dilaksanakan di dalam organisasi. Contoh otorisasi umum ialah dikeluarkannya daftar harga penjualan barang yang pasti untuk barang-barang yang akan dijual, jumlah kredit maksimum yang dapat diberikan kepada pelanggan, dan penetapansaat pemesanan kembali secara otomatis untuk melakukan setiap pembelian. Otorisasi khusus berlaku bagi transaksi tertentu. Contoh otorisasi khusus ialah otorisasi yang diberikan bagi transaksi penjualan oleh manajer penjualan dalam perusahaan mobil bekas. b. Pembagian Tugas dan Fungsi Pedoman pembagian tugas untuk mencegah kesalahan (kelalaian, tidak disengaja) atau penyalahgunaan (kekeliruan, disengaja) yang perlu diperhatikan (Gondodiyoto, 2007:243) ialah: 1) Pemisahan Pengelolaan Aktiva – Akuntansi Alasan tidak diperkenankannya satu
orang
memegang
tanggung jawab atas seluruh aktiva ialah untuk menghindari kesalahan atau penyalahgunaan. Contoh pemisahan fungsi yang tidak baik ialah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
a) Pembayaran gaji oleh petugas pembukuan yang menangani gaji karyawan. b) Pengolahan catatan persediaan barang oleh karyawan bagian gudang. c) Pada sistem berbasis komputer, operator seharusnya tidak
dibenarkan
untuk
berpartisipasi
dalam
penyusunan program, dan para pemrogram seharusnya tidak diperkenankan melakukan kegiatan pemasukan data. Sebagai ketentuan umum, sebaiknya setiap orang yang menyelenggarakan fungsi akuntansi (baik yang berbasis komputer maupun manual) tidak diperkenankan berhubungan dengan aktiva perusahaan yang dapat mereka manfaatkan untuk kepentingan pribadi, untuk setiap transaksi dari penanganan aktiva bersangkutan. 2) Pemisahan Otorisasi – Penanganan Aktiva Sebaiknya orang yang memberi otorisasi transaksi tidak turut berpartisipasi dalam pengendalian terhadap aktiva yang bersangkutan. Contohnya, tidak boleh orang yang memberikan otorisasi untuk pembayaran faktur penjualan sekaligus menandatangani cek untuk pembayaran tagihan atas faktur tersebut. 3) Pemisahan Tugas dalam fungsi Akuntansi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
Sistem akuntansi dikatakan kurang baik apabila dalam sistem tersebut seorang karyawan bertanggung jawab untuk mencatat transaksi, dari sejak tahap pertama pembukuan (jurnal) sampai akhir berupa posting dalam buku besar dan pelaporan. Hal ini memperbesar kemungkinan bahwa kesalahan yang disengaja tidak terungkap, dan mendorong pelaksanaan kerja yang serampangan. Dengan pemisahan tugas penyusun jurnal berbeda dengan petugas posting ke buku besar, akan terbuka kesempatan periksa silang (cross-checking antar karyawan). 4) Pemisahan Tanggung Jawab Operasi dengan Akuntansi Fungsi akuntansi mempunyai sifat independen terhadap kegiatan unit lainnya dari segi pandang pucuk pimpinan organisasi perusahaan. Jika tiap-tiap bagian melakukan pembukuan/pelaporan sendiri-sendiri, akan cenderung untuk membuat
laporan/hasil
kegiatan
secara
berat
sebelah
(subjektif). Oleh karena itu, untuk mencegahnya dibuat secara khusus bagian penanganan catatan dalam departemen sendiri (akuntansi) dibawah pengawasan kontroler. Setidak-tidaknya harus ada 3 macam pemisahan yang paling penting: a) Akuntansi sepenuhnya terpisah dibawah pengawasan seorang kontroler, yang tidak memiliki tanggung jawab operasi atau penanganan aktiva (custodial) sama sekali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
b) Penanganan kas, termasuk penerimaan dan pengeluarannya, merupakan tanggung jawab pejabat bendahara (secretarytreasurer). c) Auditor internal bertanggung jawab langsung kepada direktur utama. c. Dokumen atau Catatan Memadai Dokumen merupakan objek fisik untuk membawa data (dokumen sumber, source document), dan catatan akuntansi untuk recording transaksi, diikhtisarkan, dan dilaporkan. Dokumen dan catatan akuntansi merupakan unsur penting dalam sistem akuntansi, yang jika tidak memadai dapat menyebabkan timbulnya masalah besar. Dokumen berfungsi sebagai penerus informasi di lingkungan organisasi atau di antara organisasi yang berbeda. Bebeapa prinsip tertentu mengenai penggunaan dokumen/form yang tepat adalah sebagai berikut: 1) Diberikan nomor urut tercetak (pre-printed number) untuk mencegah adanya dokumen yang hilang, berkaitan erat dengan tujuan kelengkapan, dan untuk membantu melacaknya kembali apabila dibutuhkan di masa mendatang. 2) Form harus sederhana agar benar-benar mudah dimengerti dan mudah diisi. 3) Memuat data yang lengkap sesuai kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
4) Dibuat pada saat transaksi terjadi atau segera sesudahnya (ketepatan waktu), sebab jika ada tenggang waktu lama, kemungkinan untuk terjadi kesalahan lebih besar dan catatan itu kurang dapat dipercayai lagi. d. Pengamanan Fisik Pengamanan
fisik
sangat
penting,
terutama
untuk
tujuan
safeguarding assets. Pengamanan fisik tersebut merupakan salah satu bentuk pengendalian internal. e. Verifikasi Independen Istilah teknis akuntansi verifikasi (internal check) ialah menguji kecermatan data transaksi dengan pengecekan ulang oleh orang lain (perbandingan antara hasil kerja dua orang atau lebih yang tidak saling mempengaruhi karena mereka bekerja secara bebas, independent, antara yang satu dan lainnya, lazimnya unitnya berbeda). Contohnya, untuk menentukan apakah data akuntansi mengenai jumlah persediaan benar, dapat diperoleh dengan membandingkan catatan buku dari faktur pembelian dan penjualan, dengan catatan barang yang dibuat oleh petugas gudang. Contoh lain misalnya bukti/dokumen yang dikerjakan oleh petugas pada suatu unit diperiksa ulang isinya: tanggal, kode, jumlah, dan sebagainya (akurasi mekanis). Kegiatan cek ulang oleh petugas lain (atau divisi lain) yang independen (tidak bias) disebut dengan istilah verifikasi independen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
6. Fungsi-fungsi dalam Pengendalian Internal Menurut
Romney
(2014:227),
pengendalian
internal
menjalankan tiga fungsi penting yaitu: a. Pengendalian preventif (preventive control), untuk mencegah masalah sebelum timbul, misalnya adalah merekrut personel yang berkualifikasi
baik,
memisahkan
tugas
pegawai,
dan
mengendalikan akses fisik atas aset dan informasi. b. Pengendalian detektif (detective control), menemukan masalah yang tidak terelakkan, contohnya adalah menduplikasi pengecekan kalkulasi dan menyiapkan rekonsiliasi bank serta neraca saldo bulanan. c. Pengendalian korektif (corrective control), dapat mengidentifikasi dan memperbaiki masalah serta memulihkannya dari kesalahan yang dihasilkan. Contohnya ialah menjaga salinan backup pada file, perbaikan kesalahan entri data, dan pengumpulan ulang transaksitransaksi untuk pemrosesan selanjutnya. Pengendalian internal sering kali dipisahkan ke dalam dua kategori sebagai berikut (Romney, 2014:227): 1) Pengendalian umum (general control), memastikan lingkungan pengendalian sebuah organisasi stabil dan dikelola dengan baik. Contohnya ialah pengendalian pembelian perangkat lunak, keamanan, pengembangan, dan pemeliharaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
2) Pengendalian aplikasi (application control), untuk mencegah, mendeteksi,
dan
mengoreksi
kesalahan
transaksi
serta
penipuan di dalam program aplikasi. Pengendalian ini fokus pada ketepatan, kelengkapan, validitas, serta otorisasi data yang didapat kemudian dimasukkan, diproses, disimpan, ditransmisikan ke sistem lain yang akhirnya dilaporkan. 7. Jenis-jenis Pengendalian Internal Robert Simsons dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi karya Marshall Romney (2014:227) telah menganut empat jenis kaitan pengendalian untuk membantu manajemen menyelesaikan konflik di antara kreativitas dan pengendalian, yaitu: a. Sebuah sistem kepercayaan (believe system), menjelaskan cara sebuah
perusahaan
menciptakan
nilai,
membantu
pegawai
memahami visi manajemen, dan mengkomunikasikan nilai-nilai dasar perusahaan kepada setiap karyawan. b. Sebuah sistem batas (boundary system) membantu pegawai bertindak secara etis dengan membangun batas-batas dalam perilaku kepegawaian. c. Sebuah sistem pengendalian diagnostik (diagnostic control system) berfungsi
mengukur,
mengawasi,
dan
membandingkan
perkembangan perusahaan aktual berdasarkan anggaran dan tujuan kinerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
d. Sebuah sistem pengendalian interaktif (interactive control system) membantu manajer untuk memfokuskan perhatian bawahan pada isu-isu strategis utama dan lebih terlihat di dalam kepuasan mereka. 8. Kerangka Pengendalian Internal Marshall (2014:229-231)
berpendapat bahwa terdapat tiga
kerangka untuk mengembangkan pengendalian internal, yaitu: a. Kerangka COBIT, Information System Audit and Control Association (ISACA) mengembangkan kerangka Control Objective for Information and Related Technology (COBIT). COBIT menggabungkan standar-standar pengendalian dari banyak sumber berbeda ke dalam sebuah kerangka tunggal yang memungkinkan manajemen
membuat
tolok
ukur
praktik
keamanan
dan
pengendalian lingkungan, para pengguna layanan teknologi informasi (IT) dijamin dengan adanya keamanan pengendalian yang memadai, dan para auditor yang memperkuat opini pengendalian internal. Kerangka COBIT menjelaskan praktik-praktik terbaik dan tata kelola
manajemen
yang
efektif.
Prinsip-prinsip
yang
memungkinkan dalam membantu organisasi adalah sebagai berikut: 1) Memenuhi keperluan pemangku kepentingan, membantu para pengguna mengatur proses dan prosedur bisnis untuk menciptakan sebuah sistem informasi yang menambah nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
2) Mencakup perusahaan dari ujung ke ujung, tidak hanya berfokus
pada
teknologi
informasi
(TI),
namun
juga
mengintegrasikan semua fungsi dan proses ke dalam fungsi secara keseluruhan. 3) Mengajukan sebuah kerangka terintegrasi dan tunggal, dapat disejajarkan pada tingkatan yang tinggi dengan standar dan kerangka yang lainnya. 4) Memungkinkan pendekatan holistik, memberikan sebuah pendekatan holistik yang menghasilkan tata kelola dan manajemen yang efektif. 5) Memisahkan tata kelola dari manajemen, membedakan antara tata kelola dan manajemen. b. Kerangka pengendalian internal COSO, Committee of Sponsoring Organizations (COSO) terdiri dari Asosiasi Akuntansi Amerika, Ikatan Auditor Internal, Ikatan Akuntan Manajemen, dan Ikatan Eksekutif Keuangan. COSO menerbitkan pengendalian internal dan kerangka terintegrasi pada tahun 1992 untuk pengendalian internal yang digabungkan ke dalam kebijakan, peraturan, dan regulasi yang digunakan untuk mengendalikan aktivitas bisnis. Kerangka pengendalian internal COSO diperbaharui untuk kesepakatan yang lebih baik lagi dengan proses bisnis dan penguasaan teknologi di tahun 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
c. Kerangka
manajemen
risiko
perusahaan
COSO,
dalam
memperbaiki proses manajemen resiko, COSO mengembangkan kerangka pengendalian kedua yang disebut manajemen risiko perusahaan, dan kerangka terintegrasi. Kerangka terintegrasi adalah proses yang digunakan oleh dewan direksi dan manajemen untuk mengatur
strategi,
mengidentifikasi
kejadian,
menilai
dan
mengelola risiko dan menyediakan jaminan. Kerangka manajemen risiko ini memiliki prinsip dasar (Romney, 2014:231) yaitu: 1) Perusahaan dibentuk untuk menciptakan nilai bagi para pemiliknya. 2) Manajemen
harus
memutuskan
seberapa
banyak
ketidakpastian yang akan diterima saat menciptakan nilai. 3) Prinsip ketidakpastian yang menghasilkan risiko, merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara negatif mempengaruhi perusahaan untuk menghasilkan atau mempertahankan nilai. 4) Prinsip ketidakpastian menghasilkan peluang yang merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara positif mempengaruhi kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan
atau
mempertahankan nilai. 5) Kerangka manajemen dapat mengelola ketidakpastian serta menciptakan dan mempertahankan nilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
I. Pengendalian Internal Penerimaan Kas 1. Definisi Pengendalian Internal Penerimaan Kas Pengendalian internal penerimaan kas merupakan pengendalian internal yang saling memisahkan fungsi antara pencatatan dan pengurusan
kas
yang
jelas,
penyelewengan-penyelewengan
dan yang
bertujuan mungkin
menghindari terjadi
dalam
perusahaan dan tidak dapat digelapkan oleh siapapun (Veranda, 2014:30). Dua prinsip pokok pengendalian untuk merancang prosedurprosedur antara lain: a. Terdapat pemisahan tugas secara tepat, sehingga petugas yang bertanggungjawab menangani transaksi kas dan menyimpan kas tidak merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas. b. Semua penerimaan kas hendaknya disetorkan seluruhnya ke bank secara harian. 2. Unsur Pengendalian Internal Penerimaan Kas Veranda
(2014:31)
dikutip
dari
Mulyadi
(2008:470)
mengatakan, unsur pengendalian internal penerimaan kas meliputi: a. Organisasi Untuk menciptakan pengendalian internal dalam lingkungan pengolahan data elektronik, yang fungsi otorisasi dan fungsi akuntansinya
dimasukkan
dalam
program
diadakan pemisahan fungsi-fungsi berikut ini:
komputer,
perlu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
1) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas. 2) Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. 3) Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi. b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Veranda (2014:31) mengatakan, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan terdiri dari: 1) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai. 2) Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut. 3) Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank. 4) Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai. 5) Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai. c. Praktik yang sehat Praktik yang sehat dapat dilakukan dengan cara:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
1) Faktur
penjualan
tunai
bernomor
urut
tercetak
dan
pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. 2) Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau pada awal hari kerja berikutnya. J. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas Priyanti (2014) dikutip dari Mulyadi (2001: 543) menjelaskan bahwa sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran, baik dengan cek, maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Lebih lanjut Mulyadi (2001: 455) mengatakan bahwa pengeluaran kas di perusahaan berasal dari dua sumber utama, yaitu pengeluaran kas dengan cek, dan dengan uang tunai melalui sistem pendanaan kas kecil. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu proses yang dilaksanakan untuk melaksanakan pengeluaran kas, baik dengan cek, maupun uang tunai untuk kegiatan perusahaan. Penatausahaan pengeluaran kas merupakan serangkaian proses kegiatan menerima, menyimpan, menyetor, membayar, menyerahkan, dan mempertanggungjawabkan pengeluaran uang yang berada dalam pengelolaan organisasi tersebut. Baridwan (1994: 14) mengatakan bahwa ciri-ciri pokok dari sistem pengeluaran kas adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat. b. Suatu wewenang dan prosedur pembukuan yang baik yang berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta, utang-utang, pendapatan-pendapatan, dan biaya-biaya. c. Praktek yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugas-tugas dan fungsi-fungsi di setiap bagian dalam organisasi. d. Suatu
tingkat
kecakapan
pegawai
yang
sesuai
dengan
tanggungjawabnya. Dokumen serta catatan penting yang umum digunakan dalam pengelolaan transaksi pengeluaran kas meliputi (Jusup, 2001: 111): a. Cek Perintah resmi kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang namanya tertulis dalam perintah tersebut atau kepada pembawa. b. Ikhtisar Cek Laporan yang berisi seluruh cek yang diterbitkan dalam suatu batch atau selama sehari. c. File Transaksi Pengeluaran kas Informasi tentang pengeluaran yang dilakukan dengan menggunakan cek kepada pemasok atau pihak lainnya. d. Jurnal Pengeluaran Kas atau Register Cek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
Catatan akuntansi formal mengenai cek yang diterbitkan kepada pemasok atau pihak lainnya. Fungsi pengeluaran kas adalah proses yang dilakukan perusahaan sehubungan dengan penerimaan barang dan jasa dari pihak lain. Fungsi pengeluaran kas biasanya meliputi pembayaran utang dan pada saat yang bersamaan juga melakukan pencatatan pengeluaran kas. K. Bagan Alir (flowchart) Menurut Romney (2015:67), bagan alir (flowchart) adalah teknik analisis bergambar yang digunakan untuk menjelaskan beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan logis. Mengenai simbol bagan alir (flowchart), Romney (2015:67) membaginya menjadi empat: 1. Simbol input/ output: simbol ini menunjukkan input ke atau output dari sistem. 2. Simbol pemrosesan: simbol ini menunjukkan pengolahan data, baik secara elektronik atau manual (dengan tangan). 3. Simbol penyimpanan: simbol ini menunjukkan tempat data disimpan. 4. Simbol arus dan lain-lain: simbol ini menunjukkan arus data, menunjukkan dimana bagan alir dimulai dan berakhir, menunjukkan keputusan dibuat, dan menunjukkan cara menambah catatan penjelas untuk bagan alir. Sedangkan tentang jenis bagan alir (flowchart), Romney (2015:68) membaginya menjadi tiga: 1. Bagan alir dokumen (document flowchart)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Bagan alir yang mengilustrasikan arus data dan dokumen di antara area-area pertanggungjawaban dalam organisasi. 2. Bagan alir pengendalian internal (internal control flowchart) Bagan alir yang digunakan untuk menjelaskan, menganalisis, dan mengevaluasi
pengendalian
internal,
termasuk
mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, dan ketidakefisienan sistem. 3. Bagan alir sistem (system flowchart) Bagan alir yang menggambarkan hubungan antar-input, pemrosesan, penyimpanan, dan output sistem. L. Pengujian Efektivitas Pengendalian Berdasarkan
pemahaman
mengenai
struktur
pengendalian
internal, auditor harus bisa mengidentifikasi atribut-atribut yang berkaitan dengan efektivitas pengendalian yang diuji. Mulyadi (2009) berpendapat, atribut adalah karakteristik yang bersifat kualitatif suatu unsur yang membedakan unsur tersebut dengan unsur yang lain. Dalam hubungannya dengan pengujian pengendalian, atribut adalah penyimpangan dari ada atau tidak adanya unsur tertentu dalam suatu pengendalian internal yang seharusnya ada. Jusup (2001), dikutip dalam Jehaut (2014) mendefinisikan atribut sebagai karakteristik dalam populasi yang akan diuji. Atribut harus diidentifikasi
untuk
setiap
pengendalian
yang
diperlukan
untuk
mengurangi risiko pengendalian atas suatu asersi. Auditor harus cermat dalam menentukan atribut, karena atribut akan menjadi dasar untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
penentuan berikutnya yaitu jumlah deviasi dari pengendalian yang telah ditetapkan. Pengujian kepatuhan dengan attribute sampling digunakan terutama untuk menguji efektifitas pengendalian internal dalam suatu sistem. Ada tiga model attribute sampling menurut Mulyadi (2009): a. Fixed-sample-size Attribute Sampling Model pengambilan sampel ini adalah model yang paling banyak digunakan dalam audit. Pengambilan sampel dengan model ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Misalnya, dengan model ini auditor dapat memperkirakan berapa persen bukti kas keluar (voucher) yang terdapat dalam populasi tidak dilampiri dengan bukti pendukung yang lengkap. Model ini terutama digunakan jika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian internal, dan auditor tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan (kesalahan). Prosedur pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 1) Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian internal. 2) Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. 3) Penentuan besarnya sampel. 4) Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi. 5) Pemeriksaan terhadap atribut yang menunjukkan efektivitas pengendalian internal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
6) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap atribut sampel. b. Stop-or-go Sampling Model pengambilan sampel ini sering juga disebut sebagai decision attribute sampling. Model ini dapat mencegah auditor dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini digunakan jika auditor yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Prosedur yang harus ditempuh dalam metode ini setelah menentukan attribute dan populasi adalah sebagai berikut: 1) Menetukan Desire Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat keandalan Pada tahap ini akuntan menentukan tingkat keandalan (reliability level) yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling ini menyarankan akuntan untuk memilih tingkat kepercayaan 90%, 95%, atau 97,5%. Jika kepercayaan terhadap pengawasan internal cukup besar, umumnya disarankan untuk tidak menggunakan reliability level kurang dari 95% dan tidak menggunakan acceptable precision limit lebih besar dari 5%. 2) Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menetapkan sampel pertama yang harus diambil. Setelah tingkat keandalan dan DUPL ditentukan, langkah selanjutnya menentukan besarnya sampel minimum yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
diambil dengan menggunakan bantuan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian. 3) Membuat tabel Stop-Or-Go Decision Dalam tabel Stop-Or-Go Decision auditor akan mengambil sampel sebanyak 4 kali. Namun jika dalam langkah 1 auditor melakukan pemeriksaan terhadap sampel minimum yang telah ditentukan dan tidak ditemukan kesalahan, maka auditor menghentikan
pengambilan
sampel
dan
dapat
dikatakan
pengendalian internal yang diperiksa adalah efektif. 4) Jika AUPL (Achived Upper Precision Limit) = DUPL (Desire Upper Precission Limit), maka pengendalian internal dikatakan efektif. Jika pengambilan sampel sampai dengan 4 kali dan hasilnya AUPL > DUPL maka pengendalian internal dikatakan tidak efektif. Dalam keadaan seperti ini, penulis dapat menggunakan model Fixed-Sample-Size Attribute Sampling sebagai alternatif untuk melanjutkan pemeriksaan. c. Discovery Sampling Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol). Dalam model ini auditor menginginkan kemungkinan tertentu untuk menemukan paling tidak satu kesalahan, jika kenyataannya tingkat kesalahan sesungguhnya lebih besar dari yang diharapkan. Discovery sampling dipakai oleh auditor untuk menemukan kecurangan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
pelanggaran yang serius dari unsur pengendalian internal, dan ketidakberesan yang lain. Prosedur pengambilan sampel dalam model ini: 1) Tentukan atribut yang akan diperiksa. 2) Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya. 3) Tentukan tingkat keandalan. 4) Tentukan Desire Upper Precision Limit (DUPL). 5) Tentukan besarnya sampel. 6) Periksa atribut sampel. 7) Evaluasi hasil pekerjaan terhadap karakteristik sampel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan ialah metode penelitian studi kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal mengenai “Evaluasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas”. Penelitian dilakukan di tempat penelitian tersebut dan pada objek dan subjek tertentu agar lebih fokus dan mendapat kesimpulan yang terbatas. B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian: a. Ketua dewan paroki b. Sekretaris gereja c. Bendahara paroki d. Kasir 2. Objek Penelitian: a. Dokumen penerimaan dan pengeluaran kas b. Catatan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas c. Prosedur sistem penerimaan dan pengeluaran kas
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal yang beralamat di Jalan Pemuda nomor 10 Kendal. Penelitian dilakukan mulai tanggal 1April 2016 sampai dengan tanggal 30April 2016. D. Data yang Diperlukan 1. Sejarah Paroki Data berupa sejarah paroki diperlukan dalam penelitian ini untuk membantu penulis dalam memberikan gambaran umum paroki. 2. Struktur Organisasi dan Deskripsi Paroki Struktur organisasi dan deskripsi paroki dapat membantu penulis dalam memberikan gambaran mengenai paroki, sistem pembagian tugas dari jabatan-jabatan yang ada di paroki, dan alur kerja antar divisi di paroki sehingga penulis dapat mengevaluasi sistem penerimaan kas yang telah diterapkan. 3. Prosedur Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Data prosedur penerimaan kas diperlukan penulis dalam memberikan gambaran mengenai sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang telah diaplikasikan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal. 4. Pengendalian Internal Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas Data mengenai pengendalian internal dalam sistem penerimaan dan pengeluaran kas diperlukan penulis untuk memberikan gambaran umum mengenai pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas yang telah diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
sehingga
penulis
mampu
mengevaluasi
dan
menilai
apakah
pengendalian internal tersebut mampu meminimalkan risiko terjadinya kecurangan yang terjadi pada sistem penerimaan dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal. 5. Dokumen Dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini berupa dokumen siklus penerimaan dan pengeluaran kas, deskripsi tentang siklus sistem penerimaan dan pengeluaran kas, laporan pengendalian internal dari internal control, catatan akuntansi sistem penerimaan dan pengeluaran kas, laporan keuangan bulanan, fungsi-fungsi yang terkait dengan pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas, Standard Operational
Procedures
(SOP),
dan
prosedur
dalam
sistem
penerimaan dan pengeluaran kas. E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua dokumen atau slip dan catatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dimulai dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Maret 2016. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah 60 lembar per jenis dokumen atau slip atau catatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dari 1 Januari 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
sampaidengan 31 Maret 2016. Peneliti mendapatkan angka sampel 60 lembar dari Tabel 3.6 (Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian). Dalam tabel tersebut penulis menentukan tingkat keandalan (R%) sebesar 95% dan DUPL sebesar 5% karena kepercayaan penulis terhadap efektivitas pengendalian internal sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas cukup besar. 3.
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah random sampling. Penulis mendapatkan sampel acak dari populasi dengan menggunakan program Microsoft Excel.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara adalah proses tanya jawab yang dilakukan oleh seseorang kepada narasumber untuk mendapatkan sumber informasi secara tatap muka. Teknik wawancara dilakukan secara langsung dengan pihakpihak yang terkait, seperti bendahara, kasir, serta ketua dewan paroki untuk mencari data terkait dengan sistem penerimaan dan pengeluaran kas. 2. Dokumentasi Dokumentasi ialah kumpulan data berbentuk nyata yang diperoleh berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses dokumentasi. Dokumen yang akan dianalisis berupa: a. Bukti Kas Masuk (BKM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
b. Bukti Kas Keluar (BKK) c. Bukti Bank Masuk (BBM) d. Bukti Bank Keluar (BBK) e. Bukti Memorial f. Laporan Kas Harian g. Laporan Keuangan h. Nota dan bukti penerimaan dan pengeluaran kas lain yang relevan i. Bagan alir (flowchart) sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas 3. Observasi Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melihat dan mengamati langsung kegiatan organisasi tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
langsung dengan subjek
yang diteliti.
Observasi
dilaksanakan untuk mengetahui langkah penerimaan dan pengeluaran kas dan cara menyimpan kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal. G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah pertama adalah dengan menggunakan analisa deskriptif, yaitu dengan menjelaskan dan memaparkan secara keseluruhan mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang ada pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal. Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah kedua ialah dengan menggunakan metode analisa deskriptif dan analisa komparatif.Teknik analisis data untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
menjawab rumusan masalah ketiga ialah menguji efektivitas pengendalian internal dengan menggunakan Stop-Or-Go Sampling. 1. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menjawab rumusan masalah pertama ialah: a. Mendeskripsikan fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal. b. Mendeskripsikan catatan akuntansi yang terkait dengan sistem penerimaan dan pengeluaran kas paroki. c. Mendeskripsikan
dokumen-dokumen
akuntansi
yang
terkait
dengan sistem penerimaan dan pengeluaran kas paroki. d. Memaparkan
prosedur-prosedur
pencatatan
akuntansi
yang
diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal. e. Menggambarkan alur sistem dan dokumen penerimaan dan pengeluaran kas dalam sebuah bagan alir/flowchart. 2. Langkah-langkah untuk menjawab rumusan masalah keduaadalah dengan melakukan perbandingan antara penerapan pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang telah disesuaikan dengan teori pengendalian internal menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang, adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
a. Membandingkan kesesuaian antara pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan lima komponen pengendalian internal menurut COSO yang telah disesuaikan dengan teori pengendalian internal menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki (PTKAP) Keuskupan Agung Semarang akan dijabarkan pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4, dan Tabel 3.5 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.1 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian Elemen Komponen Pengendalian Lingkungan Struktur Organisasi
Nilai integritas dan etika
Komitmen terhadap kompetensi
Pembagian wewenang pembebanan tanggung jawab
Teori menurut COSO
Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS Struktur organisasi memberikan Setiap paroki harus memiliki struktur rerangka untuk perencanaan, organisasi yang jelas agar mudah dalam pelaksanaan, pengendalian, dan pembagian tugas antar tim kerja dewan paroki. pemantauan aktivitas entitas. Struktur organisasi harus dipaparkan dengan jelas sehingga terlihat pembagian tugas setiap orang dengan jelas. Manajemen harus menciptakan Setiap paroki disarankan untuk memberi lingkungan bisnis yang menjunjung pelatihan dan rekoleksi kepada karyawan tinggi nilai integritas dan nilai etika gereja dan pengurus dewan paroki yang baru agar tercipta iklim kerja yang kondusif. agar mereka memahami tugas-tugas yang harus diembannya. Untuk mencapai tujuan entitas, Setiap ketua dewan paroki memilih awam yang personil di setiap tingkat organisasi menguasai bidang tertentu untuk mengisi harus memiliki pengetahuan dan formasi pengurus Dewan Paroki sesuai dengan keterampilan yang diperlukan untuk kecakapan ilmu mereka masing-masing. melaksanakan tugasnya secara efektif. dan Dengan pembagian wewenang yang Pengendalian internal yang baik harus jelas, organisasi dapat mengalokasikan memisahkan fungsi akuntansi dengan fungsi berbagai sumber daya yang dimilikinya yang lainnya untuk meminimalkan terjadinya untuk mencapai tujuan organisasi. kecurangan atau penyalahgunaan aset.
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.1 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Pengendalian Lingkungan ebijakan dan praktik sumber daya manusia
Teori menurut COSO
Perusahaan seharusnya memiliki karyawan yang kompeten dan jujur sehingga unsur pengendalian internal yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. (Sumber: COSO Framework, 2013, Mulyadi, 2002, dan PTKAP, 2008)
Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS Ketua Dewan Paroki (Pastor Paroki) memilih karyawan-karyawan (Sekretariat Gereja dan Koster) yang kompeten dan jujur untuk membantu Dewan Paroki menjalankan tugas kepengurusannya.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.2 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Penilaian Risiko Elemen Komponen Penilaian Risiko Bencana alam atau kerusuhan politik
Produk dan aktivitas baru
Sistem informasi dan teknologi baru
Teori menurut COSO Perusahaan harus memiliki arsip data untuk mengurangi risiko data hilang atau rusak akibat bencana alam atau kerusuhan politik seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, perang, atau kerusuhan masa. Pembaruan produk atau pembaruan aktivitas harus disosialisasikan agar dimengerti oleh seluruh staf sehingga tidak mengganggu proses bisnis yang sedang berlangsung. Pembaruan sistem informasi dan teknologi baru mempengaruhi proses bisnis dan transaksi yang sedang berjalan.
Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS Bendahara Dewan Paroki harus membuat back up data laporan keuangan di tempat terpisah dan menyimpan bukti-bukti transaksi di tempat yang aman. Ketika ada pengajuan program kerja baru atau pengajuan ijin penelitian, Ketua Dewan Paroki membicarakannya dalam rapat harian Dewan Paroki.
Jika ada pembaruan sistem informasi dan teknologi, Ketua Dewan Paroki sebaiknya mengadakan sosialisasi bagi karyawan dan pengurus dewan paroki. Personil baru Personil yang baru perlu menguasai teknik Melatih dan melakukan orientasi bagi dan teori yang diterapkan sehingga karyawan baru (Koster dan Kasir) oleh perannya dapat membantu manajemen Ketua Dewan Paroki. dalam mencapai tujuannya. (Sumber: COSO Framework, 2013 dan Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011)
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.3 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Informasi dan Komunikasi Elemen Komponen Informasi dan Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian Komunikasi Internal menurut PTKAP KAS Mengidentifikasi dan mencatat semua Pihak entitas harus mencatat semua Transaksi-transaksi penerimaan dan transaksi yang valid transaksi yang valid, yaitu mencatat pengeluaran kas dicatat pada dokumen dan seluruh transaksi penerimaan dan catatan akuntansi yang berkaitan, seperti pengeluaran kas dalam satu periode. Bukti Kas Masuk (BKM), Bukti Kas Apabila transaksi penerimaan dan Keluar (BKK), Bukti Bank Masuk (BBM), pengeluaran kas dalam satu periode Bukti Bank Keluar (BBK), dan Buku Kas tersebut tidak tercatat, akan Harian Bendahara Dewan Paroki mengakibatkan kerancuan antara kas yang (BKHBDP). dicatat pada catatan akuntansi entitas dengan jumlah kas yang sesungguhnya. Mengklasifikasi transaksi seperti yang Entitas harus mengklasifikasikan transaksi Penerimaan sumbangan umat, kolekte, seharusnya seperti yang seharusnya agar pencatatan penerimaan APBU, devosionalia, menjadi tepat, misalnya utang keuskupan penerimaan hasil kebun, dicatat pada diklasifikasikan sebagai penerimaan, maka penerimaan kas paroki, dan pembiayaan penerimaan kas akan dicatat terlalu kebutuhan rumah tangga, tim kerja dan berlebih. kepanitiaan dicatat pada pengeluaran kas. Mencatat transaksi pada periode akuntansi Entitas harus mencatat transaksi pada Pencatatan transaksi pada BKM, BKK, yang tepat periode yang tepat agar tidak menyesatkan BBM, BBK, dan BMM dicatat hanya pada pengguna laporan keuangan. waktu transaksi. Menyajikan transaksi dan pengungkapan Entitas harus menyajikan transaksi dan Penerimaan kas setelah dikurangi dengan terkait dalam laporan keuangan dengan pengungkapan dalam laporan keuangan pengeluaran kas akan dicatat pada akun tepat yang terkait agar laporan keuangan dapat kas dalam laporan keuangan Paroki Santo dipertanggungjawabkan. Antonius Padua Kendal. (Sumber: COSO Framework, 2013, James Hall, 2007, dan PTKAP KAS, 2008)
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian Elemen Komponen Aktivitas Teori menurut COSO Pengendalian Desain dokumen yang baik dan bernomor Desain dokumen yang baik adalah desain urut tercetak dokumen yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh pengguna sehingga meminimalkan terjadinya kecurangan. Dokumen yang baik juga harus memuat tempat tanda tangan bagi yang berwenang, dan bernomor urut tercetak untuk menghindari adanya penyelewengan dokumen transaksi. Pemisahan tugas Entitas harus memisahkan tugas antara karyawan keuangan yang satu dengan yang lainnya untuk meminimalkan terjadinya kecurangan, pencurian, dan pemalsuan dokumen transaksi.
Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS a. Seluruh bukti transaksi didesain dengan sederhana dan mudah digunakan. b. Seluruh bukti transaksi terdapat tempat tanda tangan. c. Seluruh bukti transaksi harus bernomor urut tercetak.
Bendahara Dewan Paroki sebaiknya lebih dari satu orang dan tiap bendahara memiliki tugasnya masing-masing.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikn dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Aktivitas Teori menurut COSO Penyesuaian dengan Pengendalian Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS Pengamanan harta dan catatan perusahaan Yang dapat dilakukan perusahaan untuk a. Uang kolekte dan APBU sebaiknya mengamankan harta dan informasi dipisah dan disimpan di tempat yang tersebut, antara lain meliputi: aman. a. Membatasi akses fisik terhadap harta b. Laporan keuangan dan semua bukti (seperti pengamanan kotak brankas, transaksi disimpan oleh satu bendahara dan lain-lain). dan diletakkan di tempat yang aman. b. Menjaga catatan dan dokumen dengan c. File laporan keuangan hanya dipegang menyimpan catatan dan dokumen oleh satu bendahara yang bertugas dalam lemari yang terkunci, serta menyusun laporan keuangan. dengan membuat back-up yang memadai. c. Pembatasan akses terhadap ruang komputer dan terhadap file perusahaan. Otorisasi yang memadai atas transaksi Otorisasi merupakan pemberian Otorisasi harus dilakukan pada suatu bisnis wewenang oleh manajer kepada stafnya dokumen sebagai bukti bahwa dokumen untuk melakukan aktivitas atau mengambil tersebut sah. Otorisasi harus dilakukan keputusan tertentu. Otorisasi diwujudkan sesaat setelah transaksi selesai dilakukan. dalam bentuk tanda tangan atas suatu dokumen.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian Review atas kinerja
Teori menurut COSO
Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS Beragam aktivitas untuk pemeriksaan a. Ketua Dewan Paroki harus memeriksa independen antara lain meliputi: laporan keuangan secara berkala. a. Membandingkan catatan dengan aktual b. Bendahara Dewan Paroki memeriksa fisik. Misalnya, perusahaan dapat jumlah aset secara aktual dengan membandingkan antara catatan jumlah aset yang tertera pada laporan persediaan dengan saldo persediaan keuangan. yang benar-benar ada. b. Prinsip double entry bookkeeping. Prinsip bahwa total debet akan sama dengan total kredit merupakan salah satu sarana pengecekan. c. Menciptakan adanya review atau pemeriksaan independen. Contoh: laporan keuangan perusahaan diaudit oleh auditor independen.
Pelaporan keuangan tepat waktu
Kondisi keuangan organisasi harus Laporan keuangan dilaporkan ke KAS dilaporkan sesuai periodenya agar setiap tanggal 10 setiap bulan, dan selalu informasinya relevan dengan kondisi dan dilaporkan dalam rapat pengurus harian. situasi yang bersangkutan sehingga mampu sebagai sarana pengambian keputusan yang tepat.
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.4 Penjelasan Teori Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian Dasar anggaran
Teori menurut COSO
Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menurut PTKAP KAS Setiap organisasi harus memiliki dasar RAPB dan RAI disusun berdasarkan visi, yang jelas dalam membuat anggaran misi, dan fokus pastoral. Penyusunannya tahunan, termasuk gereja. Ada RAPB dan sebagai berikut. RAI yang disusun berdasarkan visi, misi, a. Tim kerja, ketua bidang dan bendahara dan fokus pastoral. menyusun kegiatan sesuai dengan sasaran strategis dan rincian anggarannya. b. Bendahara dan Dewan Harian memeriksa anggaran yang diajukan apakah sesuai atau tidak. c. RAPB dan RAI disahkan melalui Rapat Pleno. Pembagian tugas Tugas yang sama dengan pengurus atau Pembagian tugas abtara bendahara dan karyawan yang lebih dari satu harus dibagi kasir masih belum seimbang. Fungsi Kasir agar lebih fokus. juga belum maksimal. (Sumber: COSO Framework, 2013, Mulyadi, 2012, Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011, dan PTKAP KAS, 2008)
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 3.5 Penjelasan Teori Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Pemantauan Elemen Komponen Pemantauan
Teori menurut COSO
Penyesuaian dengan Pengendalian Internal menuurut PTKAP KAS Supervisi yang efektif Supervisi yang efektif meliputi monitor Sebaiknya diadakan supervisi secara rutin kinerja karyawan serta mengamankan oleh Ketua Dewan Paroki agar aset gereja harta dengan mengawasi karyawan yang tetap terkendali. memiliki akses terhadap harta perusahaan. Supervisi sangat penting, terutama di perusahaan kecil yang tidak memiliki pemisahan tugas yang cukup memadai. Pengauditan internal Pengauditan internal meliputi: Ketua Dewan Paroki secara berkala Evaluasi kepatuhan karyawan terhadap memeriksa laporan keuangan yang kebijakan dan prosedur manajemen, disusun oleh Bendahara I. dan terhadap aturan atau regulasi yang Secara berkala, kinerja seluruh pengurus berlaku. Dewan Paroki dievaluasi oleh Ketua Evaluasi terhadap efektivitas dan Dewan Paroki dan Ketua Tim Kerja efisiensi manajemen. masing-masing. (Sumber: COSO Framework, 2013, James Hall, 2007, dan PTKAP KAS, 2008)
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
b. Mendeskripskan kesesuaian antara pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan lima komponen pengendalian internal menurut COSO yang telah disesuaikan dengan pengendalian interal menurut PTKAP KAS. c. Mendeskripsikan hasil analisis komponen pengendalian menurut COSO yang telah disesuaikan dengan PTKAP KAS dan pengendalian internal yang telah diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal secara keseluruhan. 3. Untuk menjawab rumusan masalah ketiga, langkah-langkah yang ditempuh ialah dengan menguji efektivitas pengendalian internal yang diterapkan di Paroki Santo Antonius Padua Kendal. Untuk menguji efektif atau tidaknya pengendalian internal yang diterapkan, digunakan pengujian kepatuhan dengan metode stop-or-go sampling. Stop-or-go Sampling dapat mecegah penulis dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini digunakan jika penulis yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Penulis menggunakan uji pengujian kepatuhan Stop-Or-Go Sampling karena penulis yakin bahwa kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat kecil. Adapun langkah-langkah dalam uji pengujian kepatuhan StopOr-Go Sampling sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
a. Menentukan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian internal: 1) Attribute I: adanya otorisasi dari pejabat berwenang. Hall Singleton (2007: 33) mengatakan bahwa tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi material yang diproses valid dan sesuai dengan tujuan pihak manajemen. Otorisasi sebaiknya dilakukan pada seluruh bukti transaksi yang terkait dengan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, yaitu pada Bukti Kas Masuk, Bukti Kas Keluar, Bukti Bank Masuk, Bukti Bank Keluar, dan Bukti Memorial. 2) Attribute II: adanya nota transaksi yang menyertai bukti transaksi. Nota transaksi penting untuk disertakan dengan bukti transaksi sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benarbenar terjadi dengan nominal yang sama dengan nota transaksi yang menyertai. Untuk penerimaan kas, seharusnya ada Tanda Terima yang menyertai Bukti Kas Masuk dan Bukti Bank Masuk sebagai bukti diterimanya uang, sedangkan untuk pengeluaran kas seharusnya ada Tanda Bayar atau nota transaksi yang menyertai Bukti Kas Keluar dan Bukti Bank Keluar sebagai bukti pembayaran. 3) Attribute III: adanya kesesuaian antara bukti transaksi dengan catatan akuntansi. Bukti transaksi yang sesuai dengan catatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
akuntansi menjadi hal yang penting karena hal tersebut membuktikan bahwa bukti transaksi yang telah dibuat valid dan sinkron dengan catatan akuntansi yang berkaitan. Pada penerimaan kas, uang yang diterima beserta nama pengirim dan penyetor uang dan nominal yang tertera di bukti transaksi harus sama dengan yang tertera pada catatan akuntansi, dan pada pengeluaran kas, nominal dan tujuan pembayaran yang ada di bukti transaksi harus sama dengan yang ada di catatan akuntansi. 4) Attribute IV: adanya nomor urut tercetak pada dokumen transaksi. Menurut Romney (2004: 240), dokumen perlu bernomor
urut
tercetak
agar
dokumen
dapat
dipertanggungjawabkan dan agar mengurangi kesempatan pengguna dokumen melakukan kecurangan (fraud). Nomor urut tercetak seharusnya ada pada setiap dokumen transaksi pada
penerimaan
dan
pengeluaran
kas
paroki
untuk
memperkuat pengendalian internal. 5) Attribute V: adanya tanda validasi di bukti transaksi yang membuktikan bahwa transaksi yang tertulis di bukti transaksi sinkron dan valid dengan transaksi yang tertulis di buku kas harian dewan paroki elektronik. b. Setelah menentukan attribute, maka langkah selanjutnya adalah menentukan populasi. Populasi yang akan diambil sampelnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
adalah dokumen-dokumen dan catatan-catatan yang berkaitan dengan penerimaan dan pengeluaran kas dari 1 Januari 2016 sampai dengan 31 Maret 2016. c. Menentukan tingkat keandalan (R%) dan DUPL Pada tahap ini penulis menentukan tingkat keandalan yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang masih diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling menyarankan penulis untuk memilih tingkat kepercayaan 90%, 95%, dan 97,5%. d. Menentukan
jumlah
sampel
yang
harus
diambil
dengan
menggunakan tabel besarnya sampel minimum. Tabel 3.6 Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian Acceptable Uper Sample Size Based on Confidence Levels Precision Limit 90% 95% 97,5% 10% 24 30 37 9% 27 34 42 8% 30 38 47 7% 35 43 53 6% 40 50 62 5% 48 60 74 4% 60 75 93 3% 80 100 124 2% 12 150 185 1% 240 300 370 Sumber: Mulyadi (2002: 265) e. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi secara acak. Agar setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel anggota, maka pemilihan sampel dari keseluruhan anggota populasi harus dilakukan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
acak. Sampel yang diambil ini sebanyak 60. Sampel ini diambil dengan tujuan untuk memperkirakan besarnya DUPL. f. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas pengendalian internal.
Dalam pengujian kepatuhan, atribut yang
sudah ditentukan di atas diuji apakah ketiga atribut tersebut ada pada sampel yang diambil. g. Membuat tabel Stop-Or-Go Decision Tabel Stop-Or-Go Decision berisi informasi tentang jumlah sampel awal dan tindakan yang harus diambil jika terdapat kesalahan. Langkah-langkah untuk menyusun Stop-Or-Go Decision yaitu: Tabel 3.7 Tabel Stop-Or-Go Decision Langkah
Besarnya smpel kumulatif yang digunakan
1 60 2 96 3 126 4 156 Sumber: Mulyadi (2002: 266)
Berhenti jika kesalahan kumulatif yang terjadi sama dengan 0 1 2 3
Lanjutkan ke langkah berikutnya jika kesalahan yang terjadi sama dengan 1 2 3 4
Lanjutkan ke langkah 5 jika kesalahan paling tidak sebesar 4 4 4 4
Langkah 1: Jika pemeriksaan terhadap 60 sampel tersebut tidak ditemukan kesalahan, atau DUPL = AUPL, maka pengambilan sampel dihentikan. AUPL dihitung dengan menggunakan rumus:
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
Menurut tabel 3.3, Confidence level factor pada R = 95% dan tingkat keandalan = 0 adalah 3, maka AUPL = 3/60 adalah 5%. Jika kesalahan yang dijumpai = 0 dan DUPL = AUPL maka pengambilan sampel dihentikan. Tabel 3.8Attribute Sampling for Determining Stop-Or-Go Sample Size and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base on Sample Result Number of Convidance Levels Occurance 90% 95% 97,5% 0 2,4 3,0 3,7 1 3,9 4,8 5,6 2 5,4 6,3 7,3 3 6,7 7,8 8,8 4 8,0 9,2 10,3 5 9,3 10,6 11,7 6 10,6 11,9 13,1 7 11,8 13,2 14,5 51 61,5 64,5 67,0 Sumber: Mulyadi (2002:268-269) Langkah 2: Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan anggota sampel = 1 maka confidence level factor pada R = 95% adalah 4,8 dan AUPL = 4,8/60 adalah 8%. Karena AUPL > DUPL maka perlu mengambil sampel tambahan dengan rumus:
=
Besar sampel dihitung sebagai berikut 4,8/5% = 96. Angka besarnya sampel kemudian dicantumkan dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel = 1, maka AUPL = 4,8/96 adalah 5%. Karena AUPL = DUPL, maka pengambilan sampel dihentikan. Langkah 3: Jika pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel pada langkah 2 ditemukan dua kesalahan maka perlu diambil sampel tambahan. Besarnya sampel dihitung sebagai berikut 6,3/5% = 126. Angka besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 3. Jika 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat dua kesalahan, maka AUPL = 6,3/126 adalah 5%. Karena AUPL = DUPL maka pengambilan sampel dihentikan. Langkah 4: Jika dalam pemeriksaan terhadap 126 anggota sampel ditemukan 3 kesalahan atau penyimpangan, maka harus diambil sampel tambahan. Besarnya sampel dihitung sebagai berikut: 7,8/5% adalah 156. Angka besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom “ besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 4. Jika 156 anggota tersebut hanya terdapat tiga kesalahan, penulis akan mengambil keputusan bahwa sistem pengendalian internal adalah efektif, dan penulis akan menghentikan pengambilan sampelnya kaena AUPL = DUPL. Namun jika dari
156 anggota sampel tersebut penulis
menemukan 4 kesalahan maka AUPL menjadi sebesar 5,9% (9,2/156).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Dalam keadaan ini penulis beralih ke langkah kelima yaitu mengambil kesimpulan bahwa elemen sistem pengendalian internal yang diperiksa tidak dapat dipercaya atau penulis dapat menggunakan fixed-sample-sizeattribute sampling sebagai alternatif. h. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima (DUPL) dengan tingkat kesalahan yang dicapai (AUPL). Apabila AUPL = DUPL, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal efektif. Tetapi bila AUPL > DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal belum efektif. Fungsi, catatan, prosedur, dan dokumen pengendalian internal tidak semuanya memiliki kelemahan, ada juga yang tidak memiliki kelemahan. Fungsi, catatan, prosedur, dan dokumen yang tidak memiliki kelemahan juga akan dijelaskan bahwa ketiga hal tersebut sudah berjalan dengan baik. Kemudian untuk fungsi, catatan, prosedur, dan dokumen pengendalian internal yang masih lemah atau memiliki kelemahan akan diberikan rekomendasi yang akan dibahas di langkah ketiga. Perekomendasian tersebut dapat dilakukan dengan menceritakan kelemahan-kelemahan terkait pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang ditemukan dalam bentuk narasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI
A. Sejarah dan Perkembangan Paroki 1. Sejarah Paroki Santo Antonius Padua Kendal Perjalanan Gereja Kendal tidak dapat dilepaskan dari keberadaan orang-orang Belanda yang bertugas di perkebunan tebu dan pabrik gula Cepiring. Tidak ada satupun orang Kendal yang memeluk agama Katolik. Pada tahun 1945, orang-orang Belanda mulai meninggalkan Kendal dan bersamaan itu pula datanglah orang-orang Jawa yang beragama Katolik ke perkebunan tebu dan pabrik gula Cepiring. Situasi Kendal mulai berubah. Sekitar tahun 1950-an, puluhan orang Katolik pendatang hidup di Kendal, yang bekerja sebagai guru, polisi, pegawai pemerintah daerah, pegawai kejaksaan dan pengadilan, pegawai pabrik gula Cepiring dan perhutani. Pada tahun 1948, Rm. Petrus Chrisologus Soetapanitra, SJ, yang tinggal di paroki Gedangan Semarang, mulai memperhatikan kehidupan iman umat di Kendal, Weleri, dan Sukorejo secara intensif. Romo sering mengadakan kunjungan keluarga, sehingga terbentuklah paguyuban keluarga-keluarga Katolik yang diyakini sebagai perintis dan dasar berkembangnya umat Katolik di Kaliwungu, Kendal, dan Pegandon. Di Kaliwungu ada keluarga bapak Supardjono, bapak Sukirman, dan bapak Soejadi. Di Pegandon ada keluarga bapak Tamsi
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
dan bapak Tjipto (Carik Magangan). Di Pabrik Gula Cepiring ada keluarga Ibu Sumodarmono. Di Kendal ada keluarga bapak Atmowijoyo (Ketua Partai Katolik Kabupaten Kendal), bapak Sudarmo, ibu Nanik, dan bapak van Ersen (orang Belanda). Pada tahun 1969-1972, Rm. Constantinus Harsasuwita SJ. ditugaskan menjadi pastor di Weleri-Kendal-Kaliwungu, sekaligus menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tingkat II Kabupaten Kendal. Keterlibatan beliau di DPRD, menjadikan Gereja Katolik dikenal di seluruh kabupaten, baik di kalangan pemerintah maupun masyarakat luas. 2. Pelindung Paroki (Santo Antonius Padua) Antonius dilahirkan pada tahun 1195 di Lisabon, ibu kota Portugal. Ayahnya adalah kapten dari angkatan bersenjata kerajaan di situ. Ketika berumur lima belas tahun, pemuda ini telah masuk Kongregasi Regular Kanon dari St. Agustinus dan sangat memusatkan diri sungguh-sungguh dalam studi dan melakukan kesalehan dalam biara di Coimbra. Pada tahun 1220 terjadilah suatu kejadian penting yang mengubah kariernya seumur hidup. Relikui St. Bernardus dan kawan-kawannya, para martir Ordo Fransiskan yang pertama, dipindahkan dari Afrika ke Coimbra. Ketika menyaksikan hal itu, Antonius terasuki dengan kerinduan yang sangat kuat untuk menderita kemartiran sebagai seorang misionaris Fransiskan di Afrika. Sebagai jawaban atas permohonannya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
sederhana dan berulang-ulang itu, akhirnya dengan berat hati atasannya memberikan ijin untuk berpindah ke Ordo Fransiskan. Ketika dia berpamitan meninggalkan mereka, salah seorang Kanon berkata kepadanya dengan sedikit mengejek, “Pergilah saja, mungkin engkau akan menjadi seorang santo dalam Ordo yang baru itu.” Antonius menjawab: “Saudara, bila engkau mendengar bahwa saya menjadi seorang santo, engkau akan memuji Tuhan karenanya.” Dalam sebuah biara Fransiskan yang kecil dan sepi di Coimbra dia diterima dengan ramah tamah dan dalam tahun yang sama itu kerinduannya yang besar untuk dapat diutus sebagai misionaris ke Afrika terpenuhi. Tetapi Tuhan telah memutuskan sesuatu yang lain. Begitu Antonius menginjakkan kakinya di Afrika, dia langsung tertimpa sakit berat. Bahkan setelah sembuh, dia menjadi begitu lemah, sehingga dia menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan dan naik ke sebuah perahu dan kembali ke Portugal. Tetapi angin badai menerpa perahu itu dan menghanyutkannya ke pantai Sisilia. Dari sana Antonius pergi ke Asisi. Dan di sana tengah diadakan kapitel general Ordo, pada bulan Mei 1221. Antonius dikirim ke Forli dengan beberapa saudara lain, untuk menghadiri upacara pentahbisan. Di biara itu, atasan menghendaki seseorang memberikan sambutan. Setiap orang memberikan dalih bahwa dirinya tidak siap dan akhirnya Antonius diminta untuk memberi sambutan. Ketika dia juga dengan sangat rendah hati minta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
dimaafkan, atasan itu pun memerintahkannya demi kaul ketaatan untuk memberikan kotbah. Antonius mulai berbicara dalam nada yang sangat sederhana; tetapi segera semangat yang kudus menyergapnya, dan dia pun berbicara dengan kefasihan, keilmuan dan keagungan yang sedemikian menakjubkan, sehingga setiap orang menjadi tercengang-cengang. St. Antonius sendiri memberikan nilai yang lebih besar pada keselamatan jiwa-jiwa daripada pada studi. Dengan alasan itulah dia tidak pernah berhenti melaksanakan tugasnya sebagai pengkhotbah, di samping karyanya sebagai pengajar. Jumlah para pendengarnya seringkali sedemikian besar sehingga tidak ada gereja yang cukup luas untuk menampungnya; dan dia harus berkhotbah di tempat terbuka. Dia dihiasi dengan mukjizat-mukjizat pentobatan yang sejati. Orangorang yang sudah bermusuhan sampai mati dapat dirujukkan kembali satu sama lain. Pencuri-pencuri dan pemeras-pemeras memberikan kembali barang-barang yang telah diperolehnya dengan tidak halal. Orang-orang pemfitnah dan pengumpat menjadi saling minta maaf. Dia sedemikian bersemangat mempertahankan kebenaran Iman Katolik, sehingga banyak orang-orang tersesat kembali masuk ke naungan Gereja, sehingga Paus Gregorius IX menggelarinya “tabut perjanjian.” Berkat-berkat khotbah St. Antonius tidaklah terhalang oleh perbatasan Italia. St. Fransiskus mengirim dia ke Perancis, di mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
selama hampir tiga tahun (1225-1227) dia berjerih payah dengan hasil-hasil yang melimpah baik di biara-biara maupun dari mimbar. Dalam semua kerja kerasnya itu, dia tidak pernah melupakan nasehat dari Bapa rohanianya, bahwa semangat doa tidak boleh dipadamkan. Bila dia menghabiskan hari itu dengan pengajaran, dan dia mendengar pengakuan orang-orang berdosa sampai jauh malam, maka kemudian dia menghabiskan berjam-jam malam itu dalam kesatuan yang mesra dengan Tuhan. Pada 1227, Antonius dipilih menjadi Minister Provinsial dari Italia Utara. Sesudah itu dia mulai lagi karya khotbahnya. Karena terhisap oleh kerja keras dan laku hidup matiraganya yang keras, segeralah dia merasa bahwa kekuatannya sedemikian terkuras sehingga dia mempersiapkan diri menghadapi ajalnya. Setelah menerima Sakramen Terakhir, dia tetap melihat ke atas dengan senyum kebahagiaan. Ketika dia ditanya ada apa di atas sana, dia menjawab, “Aku melihat Tuhanku.” Lalu dia pun menghembuskan nafasnya yang terakhir pada 13 Juni 1231, dan baru berumur 36 tahun saja. Serta merta anak-anak di jalanan kota Padua itu berteriak-teriak, “Sang Santo telah meninggal. Antonius telah wafat.” Tahun berikutnya Paus Gregorius IX memasukkan Antonius di antara para Santo. Di Padua sebuah basilika yang megah dibangun untuk menghormatinya. Relikwi kudusnya dimakamkan di sana pada 1263. Sejak waktu kematiannya sampai hari ini, tak terbilang jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
mukjizat telah terjadi berkat pengantaraan St. Antonius, sehingga dia terkenal dengan nama Pembuat Mukjizat. Pada 1946 dia juga dinyatakan sebagai Doktor Gereja. 3. Pembangunan Gereja a. Pembangunan Gereja Kendal Pada saat itu, Kendal memiliki sebuah gereja yang sangat kecil dan sederhana sehingga tidak mampu lagi untuk menampung umat yang mulai berkembang jumlahnya. Umat berusaha untuk mendirikan gereja yang lebih baik dan besar. Usaha ini juga didukung oleh Bupati Kendal, bahkan beliau juga memberikan sumbangan dana untuk pendirian gereja. Gereja mulai dibangun pada tahun 1969 di atas tanah milik Yayasan Kanisius, yaitu bekas gedung Sekolah Katolik Budi Murni (telah dibubarkan dan dipindahkan ke Weleri). Pada tahun 1971, gereja selesai dibangun, diberkati, dan diresmikan pemakaiannya dengan berlindung di bawah naungan Santo Antonius Padua. Gedung gereja lama, sesuai dengan kehendak umat, dijadikan pastoran dan ruang pertemuan dalam mengadakan aktivitas paroki. Pada Tahun 1996, gereja dibangun lebih besar dan ditinggikan dari permukaan tanah sebab sering terkena banjir. Sampai sekarang gereja masih berdiri dengan megahnya. b. Pembangunan Gereja Kaliwungu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Umat di Kaliwungu tumbuh dan berkembang bersama dengan keberadaan anggota Brimob yang beragama Katolik dan usaha mereka untuk memertahankan identitasnya sebagai orang Katolik di tengah masyarakat. Mereka berusaha untuk mendirikan gereja, meski menemui banyak tantangan yang berasal dari masyarakat yang beragama non Katolik. Perjuangan mereka menghasilkan buah yang membahagiakan, sebab pada tahun 1974 umat mulai membangun gereja di atas tanah yang disediakan oleh pemerintah. Dengan bantuan pelbagai pihak dan penggalian potensi umat, akhirnya gereja dapat berdiri pada tahun 1975, dengan nama pelindung Santa Maria Diangkat ke Surga, sehingga umat tidak lagi merayakan Ekaristi di rumah umat secara bergantian dan dapat merayakannya setiap hari Minggu. Umat semakin berkembang jumlahnya, sehingga gereja tidak mampu lagi menampung umat yang merayakan Ekaristi. Pada tanggal 18 Desember 2001, dilaksanakan pemugaran gereja dengan melakukan peletakan batu pertama oleh Rm. Johannes Baptista Suyitna, SJ. Gereja baru diresmikan oleh bupati Kendal Hendy Boedhoro, SH, Msi pada tanggal 26 Mei 2005 dan diberkati oleh Mgr. Ignatius Suharyo pada tanggal 24 Juni 2005, c. Terbentuknya Lingkungan Bleder dan Pembangunan Kapel. Sebelum tahun 1974, Bleder merupakan daerah rawa-rawa yang belum didiami oleh penduduk. Pemerintah menyediakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
tanah tersebut untuk didiami dan diolah menjadi tanah pertanian oleh para Veteran. Pemerintah juga memberikan sebagian tanah yang ada untuk umat Katolik agar dapat beribadat dengan baik. Umat mulai membangun kapel dengan kemampuan finansial yang ada dan berkat bantuan dari pelbagai pihak, akhirnya kapel dapat didirikan yang letaknya berada di tengah-tengah 2 (dua) gereja Kristen, yaitu Gereja Kristen Jawa (GKJ) dan Gereja Pentakosta di Indonesia. 4. Perkembangan Paroki a. Paroki Administratif Sejak tanggal 29 Januari 2006, karya pastoral paroki St. Martinus Weleri, termasuk paroki administratif St. Antonius Padua Kendal, diserahkan dari Yesuit Provinsi Indonesia kepada Keuskupan Agung Semarang. Romo Benedictus Yosef Labre Subagio Atmodiharjo, Pr.ditugaskan sebagai pastor kepala untuk menggantikan Rm. Joannes Baptista Suyitna, SJ dan 2 (dua) bulan berikutnya, tanggal 1 April 2006, hadirlah Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr. sebagai pastor pembantu. Mereka berkarya untuk menggembalakan umat Paroki Weleri dan Paroki Administratif Kendal.
Mereka
berusaha
untuk
mewujudnyatakan
tertib
administrasi keuangan dan kesekretariatan paroki, sebagaimana yang dituntut oleh Keuskupan Agung Semarang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
Mereka mempunyai pembagian tugas yang jelas dalam menggembalakan umat, yaitu Rm. Benedictus Yosef Labre Subagio Atmodiharjo, Pr bertanggungjawab atas pelayanan umat di paroki Weleri dan Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr bertanggungjawab atas pelayanan umat di paroki administratif Kendal. Dalam pendampingan karya bidang di kedua paroki ini, Rm.
Benedictus
Yosef
Labre
Subagio
Atmodiharjo,
Pr
mendampingi bidang Pewartaan dan Pelayanan Kemasyarakatan, sedangkan Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr mendampingi bidang Liturgi dan Peribadatan serta Paguyuban dan Tata Organisasi. Pada tanggal 15 Juli 2009 hadirlah Rm. Petrus Tri Margana Pr menjadi pastor pembantu menggantikan Rm. Antonius Dadang Hermawan, Pr. Awalnya beliau tinggal di pastoran Weleri, tetapi pada bulan September 2009 beliau hidup di pastoran Kendal. Di Kendal, beliau melayani Ekaristi harian setiap hari serta melakukan pembangunan pastoran, gedung pelayanan pastoral, taman doa, dan wisma. Semuanya dilakukan untuk mempersiapkan Kendal menjadi paroki. b. Paroki Pada tanggal 13 Juni 2012, paroki administratif St. Antonius Padua Kendal diresmikan menjadi paroki, dengan Surat Keputusan dari Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 101
Johannes Pujasumarta, nomor 0395/B/I/b-59/12. Keberadaannya tentu tidak dapat dilepaskan dari posisi strategis Kendal yang berada di pusat kota kabupaten. Status baru ini pun mengandung konsekuensi bahwa paroki harus hidup dan berkembang sebagai paroki penuh, meski dengan umat yang berjumlah 670 orang (berdasarkan statistik umat tahun 2013). Pastor paroki pertama yang menggembalakan umat paroki St. Antonius Padua Kendal adalah Romo Laurentius Suhar Dwi Budi Prasetya Pr. Beliau memulai tugas penggembalaannya dengan melakukan kunjungan umat, dari rumah ke rumah, bersama dengan pengurus Dewan Harian. Beliau juga berupaya untuk menyatukan umat yang tersebar di 2 (dua) wilayah, baik di Kendal maupun Kaliwungu.
Penataan
paroki
yang
terkait
dengan
tata
penggembalaan, tata kelola keuangan, dan tata kelola administrasi juga menjadi perhatiannya. Penataan paroki dilakukan secara pelan-pelan, sedikit demi sedikit, baik melalui rapat-rapat Dewan Paroki, pendampingan fungsionaris Dewan Paroki, maupun kursus umat. B. Profil Paroki Santo Antonius Padua Kendal a. Letak Geografis Paroki Paroki St. Antonius Padua Kendal terletak sekitar 28 Km sebelah barat kota Semarang. Dari ujung Timur hingga Barat, Paroki ini berjarak sekitar 15 Km dan dari Utara sampai Selatan sekitar 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
Km. Wilayah seluas itu terdiri atas 7 wilayah pemerintahan kecamatan yaitu Kendal, Patebon, Kaliwungu, Kaliwungu Selatan, Brangsong, Ngampel, dan Pegandon. Di keempat penjuru mata angin, Paroki Administratif St. Antonius Padua – Kendal berbatasan dengan beberapa paroki tetangga, antara lain Paroki Bongsari – Semarang (Timur), Paroki St. Isidorus -Sukorejo (Selatan), Paroki St. Martinus – Weleri (Barat), dan Laut Jawa (Utara). Paroki Santo Antonius Padua Kendal terbagi ke dalam beberapa lingkungan: 1. Lingkungan St. Thomas – Kendal 2. Lingkungan St. Paulus – Kendal 3. Lingkungan St. Bartholomeus – Kendal 4. Lingkungan St. Mikhael (Kartika Jaya – Bleder) – Kendal 5. Lingkungan St. Thadeus (Pegandon) – Kendal 6. Lingkungan St. Magdalena – Kaliwungu 7. Lingkungan St. Paulus – Kaliwungu 8. Lingkungan St. Petrus – Kaliwungu Ketiga
lingkungan
terakhir
masuk
sebagai
Wilayah
Kaliwungu. Beberapa keluarga dari lingkungan St. Petrus Kaliwungu memiliki jarak yang cukup jauh dan tidak memungkinkan bergabung dengan keluarga-keluarga lain dalam kegiatannya sehingga dalam satu tahun terakhir ini diberi pelayanan tersendiri. Dari sekian lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 103
yang ada, terhubung oleh jalan-jalan yang relatif lumayan baik sehingga tidak terlalu memakan waktu untuk menjangkaunya. Selain itu Paroki St. Antonius Padua – Kendal memiliki geografis yang relatif datar, hanya lingkungan St. Petrus – Kaliwungu yang berada dalam dusun Darupono yang jalannya agak berbukit. Khusus untuk lingkungan St. Thadeus – Pegandon, jarak antara keluarga katolik sangat berjauhan satu dengan yang lainnya. Selain Gereja pusat paroki, dua kapel yang ada di Paroki St. Antonius Padua – Kendal, adalah Kapel St. Perawan Maria Diangkat Ke Surga di Wilayah Kaliwungu dan Kapel St. Mikhael di lingkungan Kartika Jaya / Bleder – Patebon - Kendal. b. Kelompok Kategorial yang Hidup di Paroki Jumlah kelompok kategorial yang ada di Paroki St. Antonius Padua – Kendal tidaklah banyak. Namun demikian, kelompokkelompok tersebut cukup mewarnai kehidupan menggereja dan memasyarakat. Paguyuban-paguyuban yang ada antara lain PD Karismatik, PD Hati Kudus Yesus, WKRI, Paguyuban Guru-guru Katolik, Kelompok Kitab Suci “ Ngangsu Kawruh “ dan OMK. Dengan memperhatikan keterlibatan atau peran serta umat dalam hidup menggereja di paroki dan lingkungan, tidak terlalu berlebihan bila dikatakan membanggakan. Semua lingkungan rutin mengadakan kegiatan tiap minggu dengan kreativitasnya masingmasing. Kaum muda, remaja dan anak-anak dalam wadahnya masing-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 104
masing menghidupi kelompoknya dengan kegiatan rutin dan incidental yang terprogram. Sedang dalam perencanaan yang matang untuk membuat kegiatan belajar bersama anak-anak sekolah yang diampu oleh guru-guru katolik yang ada. Tim-tim kerja dan bidangbidang dalam kepengurusan Dewan Paroki sudah berjalan mesti perlu banyak pembinaan dalam perjumpaan yang lebih intensif dan rutin. Menurut Statistik Paroki hingga tanggal 31 Desember 2010 jumlah umat katolik Paroki St. Antonius Padua Kendal ada 1.050 jiwa. Jumlah tersebut sudah termasuk umat yang kerja di luar wilayah Kendal atau studi ke kota lain. Lebih dari 85 % umat katolik yang ada adalah pendatang dari kota-kota lain yang sebagian besar Jogja dan Solo. Karena itu 90% dari umat yang ada adalah suku Jawa. Selebihnya dari jumlah umat yang ada adalah suku Batak, Flores, Tionghoa, Irian Jaya dll. Jumlah umat yang bekerja sebagai buruh 30%, pegawai negri sipil 45%, polisi/tentara 5%, pensiunan/purnawirawan 5%, wiraswasta 10% dan petani 5%. Dari keseluruhan jumlah umat, kebanyakan dari mereka termasuk keluarga-keluarga muda dan tentu berusia produktif. Dengan demikian bisa dimengerti bahwa jumlah anak-anak usia sekolah cukup besar. Bisa dipastikan anak-anak pada jenjang usia kuliah pergi ke kota lain untuk menuntut ilmu. Karena sebagian besar pendatang, pada hari-hari libur banyak umat menyempatkan pulang ke kampung halaman untuk menengok keluarga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
C. Tujuan Paroki Santo Antonius Padua Kendal Paroki St. Antonius Padua Kendal merumuskan tujuannya sebagai berikut: a. Tujuan Jangka Panjang Umat Paroki St. Antonius PaduaKendal ingin hadir ditengah masyarakat dengan semakin melayani sehingga kehadiran Gereja menjadi relevan dan signifikan di wilayah Pantai Utara dengan segala karakteristiknya yang khas. b. Tujuan Jangka Menengah Umat Paroki St. Antonius Padua Kendal ingin menjadi paroki yang mandiri dengan didukung hidup iman umat yang mendalam, pengelolaan administrasi secara baik, dukungan finansial yang cukup dan sarana prasarana yang memadai. c. Tujuan Jangka Pendek Umat Paroki St. Antonius Padua Kendal dengan segala kekuatan, keprihatinan dan peluang-peluang melalui pendataan umat yang diupayakan; mampu mendalami ARDAS KAS (Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang) dengan baik demi iman yang signifikan dan relevan; dan menjadikan keluarga-keluarga sebagai basis pengembangan iman yang mendalam dan tangguh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
D. Struktur Dewan Paroki Santo Antonius Padua Kendal 1. Dewan Paroki Dewan paroki merupakan persekutuan para pelayan umat yang terdiri dari umat beriman kristiani yang diketuai oleh Pastor Paroki, secara bersama-sama mengambil bagian dalam reksa pastoral di paroki dan memberikan bantuannya untuk mengembangkan kegiatan pastoral. Dewan Paroki terdiri dari: a. Dewan Harian 1) Ketua (Pastor Kepalaex officio) 2) Wakil Ketua (Awam) 3) Ketua Bidang Liturgi dan Peribadatan 4) Ketua Bidang Pewartaan dan Evangelisasi 5) Ketua Bidang Pelayanan Kemasyarakatan 6) Ketua Bidang Paguyuban dan Persaudaraan 7) Ketua Bidang Rumah Tangga 8) Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan 9) Sekretaris I 10) Sekretaris II 11) Bendahara I 12) Bendahara II 13) Bendahara III b. Dewan Inti 1) Dewan Harian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
2) Ketua-ketua Wilayah 3) Ketua-ketua Tim Kerja c. Dewan Pleno 1) Dewan Inti 2) Pengurus Tim Kerja 3) Ketua-ketua Lingkungan 4) Ketua Kelompok Kategorial 5) Tokoh-tokoh 2. Tim Kerja Tim Kerja merupakan sekelompok orang yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang menjalankan tugas dalam lingkup unit pelayanan terbatas di salah satu bidang pelayanan Dewan Paroki. Prinsip Tim Kerja ialah membicarakan dan melaksanakan segala sesuatu bersama-sama dalam tim sedemikian rupa sehingga setiap anggota tim ikut terlibat. Tim Kerja terdiri dari: a. Bidang Liturgi dan peribadatan 1) Tim Kerja Prodiakon 2) Tim Kerja Putra-putri Altar 3) Tim Kerja Musik Liturgi 4) Tim Kerja Lektor 5) Tim Kerja Paduan Suara dan Pemazmur 6) Tim Kerja Dekorasi dan Paramenta 7) Tim Kerja Teks Misa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
b. Bidang Pewartaan dan Evangelisasi 1) Tim Kerja Katekis 2) Tim Kerja Inisiasi 3) Tim Kerja Pendampingan Iman Anak (PIA) 4) Tim Kerja Pendampingan Iman Remaja (PIR) 5) Tim Kerja Pendampingan Iman OMK (PIOM) 6) Tim Kerja Pendampingan Iman Keluarga (PIKEL) 7) Tim Kerja Pendampingan Iman Usia Lanjut (PIUL) 8) Tim Kerja Kitab Suci 9) Tim Kerja Evangelisasi c. Bidang Pelayanan Kemasyarakatan 1) Tim Kerja Karya Kerasulan Kemasyarakatan 2) Tim Kerja Kesehatan 3) Tim Kerja Pendidikan 4) Tim Kerja Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) 5) Tim Kerja Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) 6) Tim Kerja Aksi Puasa Pembangunan (APP) 7) Tim Kerja Keutuhan Ciptaan d. Bidang Paguyuban dan Persaudaraan 1) Tim Kerja Komunikasi Sosial (Komsos) 2) Tim Kerja Pangrukti Laya 3) Tim Kerja Ibu-ibu Paroki 4) Tim Kerja Bapak-bapak Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
5) Paguyuban Guru-guru e. Bidang Rumah Tangga 1) Tim Kerja Rumah Tangga Paroki 2) Tim Kerja Rumah Tangga Pastoran 3) Tim Kerja Listrik dan Audio Visual 4) Tim Kerja Inventaris 5) TimKerja Keamanan dan Ketertiban f. Bidang Penelitian dan Pengembangan 1) Tim kerja Data 2) Tim kerja Pengembangan Sumber Daya Adapun alur pelayanan seluruh struktur dewan paroki dapat dilihat dalam skema berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
Gambar 4.1 Skema Pelayanan Pastoral Dewan Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal 1. Fungsi-fungsi yang Berkaitan dengan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas a. Fungsi Penerimaan Fungsi penerimaan kas paroki terdiri dari tiga kategori, yaitu kategori penerimaan rutin paroki, kategori penerimaan devosionalia, dan kategori penerimaan lain-lain. Penerimaan rutin paroki berasal dari penerimaan kolekte dan penerimaan persembahan mingguan, dan amplop persembahan bulanan umat yang dikoordinasi langsung oleh Bendahara II. Penerimaan devosionalia terdiri dari penerimaan hasil penjualan barang-barang rohani, madah bakti, dan buku bacaan rohani. Hasil dari penerimaan devosionalia ini diterima oleh Kasir kemudian diteruskan ke Bendahara III untuk selanjutnya Bendahara III meneruskan laporan ke Bendahara II. Penerimaan lain-lain berasal dari penerimaan sumbangan umat, sumbangan teks missa, dan hasil kebun yang dikelola oleh Bendahara I. b. Fungsi Penghitung Kolekte Kolekte terdiri dari dua jenis, yaitu kolekte wilayah dari Gereja Santa Maria Diangkat Ke Surga Kaliwungu (gereja wilayah) dan kolekte
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
paroki. Kolekte wilayah dihitung dan dihimpun oleh bendahara wilayah, untuk selanjutnya diserahkan ke Bendahara III. Bendahara III kemudian mencatat penerimaan kolekte dan menyerahkan uang beserta catatan berupa Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte (BAPK) ke Bendahara II. Kolekte paroki dihitung, dihimpun, dan dicatat oleh Bendahara II, untuk selanjutnya bendahara melaporkan catatan Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte (BAPK) kolekte wilayah dan paroki ke Bendahara I, sedangkan uang kolekte sebagian disimpan di bank, sebagian disimpan di brankas kas operasional. c. Fungsi Penghimpun Amplop Persembahan Bulanan Umat Amplop Persembahan Bulanan Umat (APBU) dikelola dan dihimpun oleh
bendahara
masing-masing
lingkungan,
dan
selanjutnya
diserahkan ke Bendahara II. Bendahara II bertugas menghitung kemudian merekap penerimaan APBU secara rinci berdasarkan nama kepala keluarga dari masing-masing lingkungan, lalu melaporkan ke Bendahara I. d. Fungsi yang Memerlukan Kas Fungsi ini maksudnya ialah karyawan, kepanitiaan, dan tim kerja yang membutuhkan dana untuk mendanai kegiatan tim kerja paroki. Tim kerja paroki terlebih dahulu menyusun proposal kegiatan, kemudian diserahkan ke Ketua Tim Kerja, untuk selanjutnya Ketua Tim Kerja membawa proposal tersebut ke dalam rapat dewan paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
untuk mendapat persetujuan dari Ketua Dewan Paroki dan Bendahara I. e. Fungsi Kas Fungsi kas bertugas menyimpan uang yang berasal dariamplop persembahan bulanan umat. Bagian ini juga bertanggungjawab mengeluarkan dana kesekretariatan (kas kecil), liturgi dan dana imamat. Fungsi kas dilaksanakan oleh Bendahara II dan Bendahara I serta Ketua Dewan Paroki (Pastor Paroki). Bendahara II bertugas menerima kolekte, dan amplop persembahan bulanan umat, sedangkan Bendahara I bertanggungjawab mengeluarkan dana untuk tim kerja, liturgi dan dana imamat, dan dana kesekretariatan dalam bentuk kas kecil. f. Fungsi Kas Rinci Kas terdiri dari kas kecil paroki, kas kecil gereja wilayah, kas operasional, dan kas pada bank. Kas kecil paroki dikeluarkan oleh Bendahara II kepada Kasir (sekretariat) dengan nominal Rp 3.000.000,00
hingga
Rp
4.000.000,00
tiap
bulannya
untuk
pembiayaan rumah tangga paroki, seperti membayar listrik dan air, dan bensin. Kasir bertugas mencatat seluruh pengeluaran dari kas kecil paroki, kemudian melaporkan penggunaan dan sisanya kepada Bendahara II. Kas kecil gereja wilayah dikeluarkan oleh Bendahara II kepada Bendahara III dengan nominal Rp 1.500.000,00 setiap bulannya untuk pembiayaan rumah tangga gereja wilayah. Bendahara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
III bertugas mencatat seluruh pengeluaran kas kecil gereja wilayah dan melaporkan penggunaan dan sisanya kepada Bendahara II. Kas operasional berfungsi menyimpan uang sementara (transit) dari kolekte mingguan dan digunakan untuk membiayai program kerja yang membutuhkan dana nominal kecil. Kas operasional disimpan pada sebuah brankas terkunci password dan hanya Bendahara II serta Ketua Dewan Paroki yang bisa mengaksesnya. Kas pada bank berisi kas dengan nominal besar. Paroki Santo Antonius Padua Kendal memiliki tiga rekening bank, yaitu Bank Paroki, Bank Pendidikan, dan Bank Pembangunan. g. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggungjawab mencatat seluruh penerimaan dan pengeluaran kas paroki. Fungsi ini dilaksanakan oleh Bendahara III, Bendahara II dan Bendahara I. Bendahara III bertugas mencatat seluruh penerimaan (kolekte dan persembahan umat) dan pengeluaran serta kas kecil gereja wilayah. Bendahara II bertugas mencatat penerimaan kolekte mingguan, dan Amplop Persembahan Bulanan Umat (APBU). Kasir bertugas mencatat pengeluaran dari kas kecil dan merekap saldo kas kecil bulan lalu kemudian melaporkannya kepada Bendahara II. Bendahara I bertanggungjawab merekap penerimaan dan pengeluaran yang telah dicatat sebelumnya oleh Bendahara II, mencatat penerimaan lain-lain paroki, mencatat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
pengeluaran dana (tim kerja dan gaji karyawan) lalu menyusun laporan keuangan. h. Fungsi Transfer Bank Fungsi ini dilaksanakan oleh Bendahara I. Bendahara I bertugas mentransfer dana ke Keuskupan Agung Semarang. i. Fungsi Pengesahan Fungsi ini bertanggungjawab melakukan pengesahan proposal permohonan dana dan laporan pertanggungjawaban yang telah disusun oleh tim kerja dalam masing-masing bidang. Fungsi ini dilaksanakan oleh Ketua Dewan Paroki, Ketua Tim Kerja atau Ketua Panitia, dan Bendahara I. j. Fungsi Audit Internal Fungsi ini dilaksanakan oleh Ketua Dewan Paroki. Fungsi ini bertanggungjawab memeriksa kas secara periodik dan mencocokkan hasil penghitungan kas dengan saldo menurut catatan akuntansi yang telah disusun oleh Bendahara I, Bendahara II, dan Bendahara III. 2. Catatan Akuntansi Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas a. Tanda Terima (Pemasukan) dan Tanda Terima (Pengeluaran) Catatan akuntansi ini berisi pemasukan dan pengeluaran dana gereja wilayah yang disusun oleh Bendahara III. Tanda terima (pemasukan) berfungsi sebagai bukti diterimakannya kas kecil untuk gereja wilayah dari Bendahara II ke Bendahara III, sedangkan tanda terima (pengeluaran)
berisi
rincian
kolekte
mingguan
dan
amplop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
persembahan umat gereja wilayah yang diserahkan kepada Bendahara II dari Bendahara III. Tanda terima ini ada pada Lampiran 1. b. Buku Kas Harian Bendahara Dewan Paroki Buku kas harian ini mencatat aktivitas keuangan (pemasukan dan pengeluaran) harian paroki. Buku kas harian disusun oleh Bendahara II, dan diserahkan ke Bendahara I untuk diinput dan diolah ke dalam laporan yang berbentuk Microsoft Excel. Buku kas harian ini ada pada Lampiran 2. c. Laporan Buku Harian Paroki Laporan buku harian paroki disusun oleh Bendahara I menggunakan program Microsoft Excel. Laporan ini berisi catatan kas harian paroki yang sebelumnya telah dicatat secara manual oleh Bendahara II, buku kas kecil dewan paroki, buku kas kecil gereja wilayah, buku bank aktiva bersih tidak terikat (ABTT), buku bank aktiva bersih terikat sementara (ABTS) dana pendidikan, buku bank pembangunan, dan buku memorial. Laporan buku harian tertera pada Lampiran 3. d. Penerimaan Uang Persembahan Lingkungan dan Rekap Amplop Persembahan Bulanan Umat Penerimaan
uang
persembahan
lingkungan
mencatat
seluruh
pemasukan uang persembahan tiap lingkungan. Uang persembahan lingkungan ini diklasifikasi ke dalam tiga jenis, yaitu penerimaan paroki; penerimaan pendidikan; dan penerimaan NaPas (Natal dan Paskah) atau pelayanan gereja, dan dicatat berdasarkan nomor dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
nama anggota (kepala keluarga) dari lingkungan yang bersangkutan. Penerimaan uang persembahan lingkungan ada di Lampiran 4. Rekap amplop persembahan bulanan umat mencatat ringkasan dari seluruh penerimaan dan dicatat berdasarkan nama lingkungan yang ada di paroki Santo Antonius Padua Kendal. Rekap amplop persembahan bulanan umat ada pada Lampiran 5. e. Nomor, Nama, dan Saldo Akun Catatan ini berisi kode rekening, rekening atau pos, dan saldo umum dan detail dari setiap rekening yang dicatat pada laporan keuangan bulanan paroki. Nomor, nama, dan saldo akun ini terlampir pada Lampiran 6. f. Jurnal Umum Jurnal umum mencatat penerimaan dan beban yang ditanggung oleh paroki dalam satu bulan. Contoh jurnal umum ada pada Lampiran 7. g. Laporan Arus Kas dan Bank Laporan arus kas dan bank berisi kas dan bank yang digunakan selama periode tersebut; jumlah dan asal penerimaan paroki selama satu bulan bersangkutan yang meliputi jumlah penerimaan aktiva bersih tidak terikat (ABTT), jumlah penerimaan aktiva bersih terikat sementara (ABTS); jumlah biaya paroki selama satu bulan, meliputi jumlah pengeluaran ABTT, dan jumlah pengeluaran ABTS; dan perubahan saldo kas paroki dari rekening ABTT dari bulan lalu, bulan berjalan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
dan akhir bulan berjalan. Laporan arus kas dan bank terlampir pada Lampiran 8. h. Lampiran Laporan Keuangan Lampiran laporan keuangan berisi penjelasan lebih rinci mengenai kas, bank, deposito ABTT, deposito ABTS, dan dana pembangunan paroki pada bulan bersangkutan. Lampiran laporan keuangan disusun oleh Bendahara I, dan terlampir pada Lampiran 9. i. Berita Pengiriman Uang Berita pengiriman uang mencatat uang yang telah ditransfer atau dikirim ke Keuskupan Agung Semarang pada bulan bersangkutan, meliputi dana solidaritas paroki (DSP), kolekte pelayan-pelayan gereja (KPG), kolekte khusus, dan angsuran pinjaman/beban paroki. Berita pengiriman uang terlampir pada Lampiran 10. j. Neraca dan Neraca Rinci Neraca berisi posisi keuangan paroki pada bulan bersangkutan yang meliputi jumlah aktiva dan jumlah kewajiban serta aktiva bersih. Neraca rinci berisi penjelasan lebih rinci mengenai aktiva lancar; kas dan bank; kas yang terdiri dari kas dewan paroki, kas kecil sekretariat dan kas kecil gereja wilayah; bank tidak terikat yang meliputi bank ABTT 1 dan bank ABTT 2; bank terikat sementara yang meliputi bank pendidikan, tabungan ABTS 2, dan tabungan ABTS 3; dan bank dana pembangunan yang terdiri dari bank pembangunan dan tabungan bank pembangunan bank 2 beserta perubahannya dari bulan sebelumnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
bulan berjalan, dan akhir bulan bersangkutan. Neraca dan neraca rinci diolah menggunakan Microsoft Excel dan disusun oleh Bendahara I, terlampir pada Lampiran 11. k. Laporan Aktivitas dan Laporan Aktivitas Rinci Laporan aktivitas mencatat penerimaan yang meliputi penerimaan aktiva bersih tidak terikat (ABTT), penerimaan aktiva bersih terikat sementara (ABTS), biaya ABTT-program, biaya ABTT-rutin, beban ABTS, kenaikan (penurunan) ABTT, kenaikan (penurunan) ABTS, dan kenaikan (penurunan) aktiva bersih dan perubahannya dari bulan sebelumnya, bulan berjalan, dan akhir bulan bersangkutan. Laporan aktivitas rinci berisi penjelasan lebih rinci mengenai sub-sub rekening yang ada pada laporan aktivitas. Laporan aktivitas dan laporan aktivitas rinci disusun oleh Bendahara I, dan terlampir pada Lampiran 12. l. Laporan Saldo Dana Aktiva Bersih Terikat Sementara (ABTS) Laporan ini berisi perubahan saldo awal bulan, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhir bulan dari beberapa dana ABTS yang meliputi Dana Papa Miskin (DANPAMIS), Dana Pendidikan, Dana Kesehatan, Dana Seminari, Dana Aksi Puasa Pembangunan (APP), dan Dana Untuk Maksud Tertentu. Laporan ini disusun oleh Bendahara I, dan terlampir pada Lampiran 13. m.Laporan Penerimaan dan Biaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Laporan penerimaan dan biaya mencatat total penerimaan aktiva bersih tidak terikat (ABTT), total penerimaan aktiva bersih terikat sementara (ABTS), jumlah penerimaan ABTS dan ABTT, jumlah biaya ABTT Program, ABTT Rutin, total pengeluaran ABTS, dan total penerimaan dan pengeluaran sehingga diketahui keuangan paroki pada bulan bersangkutan mengalami surplus atau defisit. Laporan penerimaan dan biaya disusun oleh Bendahara I, dan terlampir pada Lampiran 14. 3. Dokumen yang Terkait dengan Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas a. Bukti Kas Masuk (BKM) Bukti kas masuk digunakan sebagai bukti internal untuk mencatat semua penerimaan uang oleh kasir dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti kas masuk dapat dilihat pada Lampiran 15. b. Bukti Kas Keluar (BKK) Bukti kas keluar digunakan sebagai bukti internal untuk mencatat semua pengeluaran uang oleh Bendahara Dewan Paroki dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti kas keluar dapat dilihat pada Lampiran 16. c. Bukti Bank Masuk (BBM) Bukti bank masuk digunakan sebagai bukti internal untuk mencatat semua penerimaan uang melalui bank oleh Bendahara Dewan Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti bank masuk dapat dilihat pada Lampiran 17. d. Bukti Bank Keluar (BBK) Bukti bank keluar digunakan sebagai bukti internal untuk mencatat semua pengeluaran uang melalui bank oleh Bendahara Dewan Paroki dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti bank keluar dapat dilihat pada Lampiran 18. e. Bukti Memorial (BMM) Bukti memorial digunakan untuk mencatat transaksi keuangan yang bukan merupakan transaksi kas dan atau bank. Contohnya ialah transaksi pembebanan kewajiban khusus paroki yang belum dibayar pada akhir periode akuntansi (PTKAP, 2008). Bukti memorial dapat dilihat pada Lampiran 19. f. Tanda Bayar Tanda bayar berfungsi sebagai: Media otorisasi/tanda persetujuan Pastor Paroki dan Bendahara Dewan paroki atas pengeluaran uang yang akan dilakukan. Bukti eksternal. Dalam bukti ini terdapat nomor urut bukti yang tercetak sebagai bentuk pengendalian internal (PTKAP, 2008). Tanda bayar dapat dilihat pada Lampiran 20. g. Tanda Terima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Tanda terima berfungsi sebagai bukti penerimaan sumbangan dan penerimaan lain-lain secara tunai/wesel/Cek/BG (PTKAP, 2008). Tanda terima dapat dilihat pada Lampiran 21. h. Bon Sementara Bon sementara merupakan bukti pengeluaran uang yang bersifat sementara,
sehingga
belum
dicatat/dibebankan
sebagai
beban/biaya/pengeluaran lainnya dalam Buku Kas Dewan Paroki (PTKAP, 2008). Bon sementara dapat dilihat pada Lampiran 22. i. Catatan Bon Sementara (CTBS) CTBS dibuat oleh Bendahara Dewan Paroki untuk mencatat pengeluaran Bon Sementara dan Bon Sementara yang sudah dipertanggungjawabkan (PTKAP, 2008). CTBS dapat dilihat pada Lampiran 23. j. Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte (BAPK) BAPK digunakan sebagai bukti atas penghitungan kolekte mingguan, berisi rincian uang kertas dan uang logam sesuai nominal yang diterima dari kotak kolekte. Kolekte dihitung oleh dua orang, yang salah satunya merupakan Bendahara II Dewan Paroki dan ditandatangani oleh keduanya, kemudian BAPK dibawa oleh Bendahara II beserta uangnya. BAPK dapat dilihat pada Lampiran 24. k. Laporan Keuangan Kas Kecil Sekretariat Laporan ini disusun oleh Kasir (Sekretariat Gereja) yang berisi penghitungan penerimaan dan pengeluaran kas kecil selama satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
bulan. Laporan keuangan kas kecil sekretariat dapat dilihat pada Lampiran 25. 4. Prosedur pencatatan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas a. Prosedur pencatatan penerimaan hasil kolekte Penerimaan hasil kolekte gereja wilayah 1. Petugas atau Tim Penghitung Kolekte setelah selesai missa, melakukan penghitungan kolekte di tempat yang telah ditentukan
dan
setelah
selesai
wajib
mengisi
dan
menandatangani Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte (BAPK). 2. Petugas atau Tim Penghitung Kolekte selanjutnya menyerahkan BAPK beserta uang hasil kolekte kepada Bendahara wilayah. 3. Bendahara wilayah kemudian mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada BAPK, kemudian menandatangani BAPK. 4. Bendahara wilayah selanjutnya menyerahkan BAPK beserta uang hasil kolekte kepada Bendahara III. 5. Bendahara III menerima uang dan BAPK dari Bendahara wilayah, mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada BAPK dan menandatanganinya. 6. Kemudian, Bendahara III menyerahkan BAPK, Buku Tanda Terima (pengeluaran), dan uang hasil kolekte kepada Bendahara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
II setelah sebelumnya mencatat terlebih dahulu ke dalam Buku Tanda Terima (pengeluaran). 7. Bendahara II mencocokkan jumlah uang yang diterima dengan BAPK dan catatan Buku Tanda Terima (pengeluaran) kemudian menandatanganinya. Penerimaan hasil kolekte gereja paroki 1. Bendahara II atau Tim Penghitung Kolekte setelah selesai missa, melakukan penghitungan kolekte di tempat yang ditentukan
dan
setelah
selesai
wajib
mengisi
dan
menandatangani Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte (BAPK). 2. BAPK dibuat masing-masing untuk Kolekte pertama dan Kolekte kedua. 3. Bendahara II atau Tim Penghitung Kolekte selanjutnya mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada BAPK, kemudian menandatanganinya. 4. Bendahara II kemudian menyerahkan BAPK kepada Bendahara I, lalu Bendahara I mencocokkan jumlah uang dengan yang tertera pada BAPK. 5. Berdasarkan BAPK, Bendahara I membuat Bukti Kas Masuk dan menandatanganinya, lalu mencatat penerimaan kas pada Buku Kas Harian Bendahara Dewan Paroki (BKHBDP).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
6. Selanjutnya, Bendahara I membuat dan menandatangani Bukti Kas Keluar (BKK) untuk menyetorkan uang ke bank dan mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP. 7. Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan menandatangani Bukti Bank Masuk (BBM) dan mencatat pada Buku Bank Tidak Terikat (BBTT). 8. Berdasarkan BKM, BKK, dan BBM yang telah ditandatangani Pastor Paroki dan bukti-bukti pendukungnya, Bendahara I yang juga bertindak sebagai operator memasukkan/entry data ke komputer dengan menggunakan program akuntansi yang telah disediakan, dan menyimpan BKM, BKK, dan BBM beserta bukti-bukti pendukungnya. b. Prosedur pencatatan penerimaan persembahan bulanan umat Penerimaan persembahan bulanan umat diterima dan dikordinir oleh pengurus lingkungan, maka prosedur pencatatannya adalah sebagai berikut. 1. Pengurus lingkungan
yang
menerima
APBU
dari
umat,
mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada APBU, kemudian menandatangani APBU pada kolom penerima, mengisi Catatan Penerimaan Amplop Persembahan Bulanan Umat (CPAP, terlampir pada Lampiran 26) dan selanjutnya mengembalikan APBU kepada umat. 2. Pengurus lingkungan menyerahkan uang dan CPAP kepada Kasir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
3. Kasir mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada CPAP, kemudian menandatangani CPAP. Berdasarkan uang yang diterima, kasir membuat Tanda Terima dan menyerahkan tindasan Tanda Terima dan CPAP kepada pengurus lingkungan. 4. Kasir mencatat penerimaan uang pada Catatan Penerimaan Lainlain (CPLL, terlampir pada Lampiran 27) pada kolom yang disediakan. 5. Berdasarkan
Tanda
Terima,
Kasir
membuat
BKM
dan
menyerahkan uang persembahan, BKM, Tanda Terima, dan CPLL kepada Bendahara II. 6. Bendahara II mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada Tanda Terima, CPLL, dan BKM. 7. Kemudian Bendahara II menandatangani CPLL dan menyerahkan CPLL kepada Kasir. 8. Kemudian Bendahara II membuat rekap amplop persembahan dan menandatanganinya. 9. Selanjutnya Bendahara II menandatangani BKM dan mencatat penerimaan kas pada BKHBDP. 10. Selanjutnya Bendahara II membuat dan menandatangani BKK, menyetorkan
uang
persembahan
ke
bank
dan
mencatat
pengeluaran kas pada BKHBDP. 11. Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara II membuat dan menandatangani BBM dan mencatat pada BBTT.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
12. BKM, BKK dan BBM kemudian diserahkan kepada Bendahara I untuk diinput ke komputer. 13. Berdasarkan BKM, BKK, dan BBM yang telah ditandatangani Pastor Paroki dan bukti-bukti pendukungnya, Bendahara I yang juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki memasukkan atau entry data ke komputer dengan menggunakan program akuntansi pada yang telah disediakan, dan menyimpan BKM, BKK, dan BBM beserta bukti-bukti pendukungnya. c. Prosedur pencatatan penerimaan devosionalia Penerimaan devosionalia meliputi penerimaan hasil penjualan barangbarang rohani, madah bakti, dan buku-buku bacaan rohani. Prosedur pencatatannya adalah sebagai berikut. 1. Kasir menerima uang hasil penjualan barang-barang rohani, dan menyimpan nota/bukti penerimaan penjualan. 2. Berdasarkan bukti penerimaan penjualan, Kasir mencatatnya ke dalam Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK, terlampir pada Lampiran 28) dan menandatanganinya. 3. Kemudian, Kasir memberikan TPKK dan uang hasil penjualan devosionalia kepada Bendahara II. 4. Bendahara II mencocokkan uang dengan yang tertera pada TPKK, kemudian menandatangani TPKK. 5. Berdasarkan TPKK, Bendahara II membuat dan menandatangani BKM lalu menyerahkannya kepada Bendahara I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
6. Kemudian, Bendahara I mencatat penerimaan kas pada BKHBDP. 7. Selanjutnya,
Bendahara
I
menyetorkan
uang
penerimaan
devosionalia ke bank, membuat dan menandatangani BKK dan mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP. 8. Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan menandatangani BBM. 9. Selanjutnya, berdasarkan BBM, BKM, dan BKK yang telah ditandatangani Pastor Paroki dan bukti-bukti pendukungnya, Bendahara I memasukkan atau entry data ke komputer menggunakan program akuntansi yang telah disediakan dan menyimpan TPKK, BKM, BBM, BKK, dan bukti-bukti pendukungnya. d. Prosedur pencatatan penerimaan lain-lain Penerimaan
lain-lain
meliputi
penerimaan
sumbangan
umat,
sumbangan teks missa, dan hasil kebun. 1. Prosedur penerimaan sumbangan umat. Kasir menerima uang sumbangan umat dan menyimpan nota/bukti penerimaan sumbangan umat. Berdasarkan bukti penerimaan sumbangan umat, Kasir mencatatnya ke dalam Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK) dan menandatanganinya. Kemudian, Kasir memberikan TPKK dan uang sumbangan umat kepada Bendahara I.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
Bendahara I mencocokkan uang dengan yang tertera pada TPKK, kemudian menandatangani TPKK. Selanjutnya, Bendahara I membuat dan menandatangani BKM dan mencatat penerimaan kas pada BKHBDP. Selanjutnya, Bendahara I menyetorkan uang penerimaan devosionalia ke bank, membuat dan menandatangani BKK dan mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP. Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan menandatangani BBM dan mencatat pada BBTT. Berdasarkan ditandatangani
BBM,
TPKK,
Pastor
dan
Paroki
BBM beserta
yang
telah
bukti-bukti
pendukungnya, Bendahara I, yang juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki, kemudian memasukkan atau entry data ke komputer dengan menggunakan program akuntansi yang telah disediakan dan menyimpan TPKK, BKM, dan bukti-bukti pendukungnya. 2. Prosedur penerimaan sumbangan teks missa. Kasir menerima uang sumbangan umat dan menyimpan nota/bukti penerimaan sumbangan teks missa. Berdasarkan bukti penerimaan sumbangan teks missa, Kasir mencatatnya ke dalam Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK) dan menandatanganinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Kemudian, Kasir memberikan TPKK dan uang sumbangan teks missa kepada Bendahara I. Bendahara I mencocokkan uang dengan yang tertera pada TPKK, kemudian menandatangani TPKK. Selanjutnya, Bendahara I membuat dan menandatangani BKM dan mencatat penerimaan kas pada BKHBDP. Selanjutnya, Bendahara I menyetorkan uang penerimaan devosionalia ke bank, membuat dan menandatangani BKK dan mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP. Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan menandatangani BBM. Berdasarkan BBM, BKK, dan BKM yang telah ditandatangani Pastor Paroki beserta bukti-bukti pendukungnya, Bendahara I, yang juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki, kemudian memasukkan atau entry data ke komputer dengan menggunakan program akuntansi yang telah disediakan dan menyimpan TPKK, BKM, BKK, BBM, dan bukti-bukti pendukungnya. 3. Prosedur penerimaan hasil kebun. Kasir menerima uang hasil kebun dan menyimpan nota/bukti penerimaan hasil kebun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
Berdasarkan bukti penerimaan hasil kebun, Kasir mencatatnya ke dalam Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK) dan menandatanganinya. Kemudian, Kasir memberikan TPKK dan uang hasil kebun kepada Bendahara I. Bendahara I mencocokkan uang dengan yang tertera pada TPKK, kemudian menandatangani TPKK. Selanjutnya, Bendahara I membuat dan menandatangani BKM dan mencatat penerimaan kas pada BKHBDP. Selanjutnya, Bendahara I menyetorkan uang penerimaan devosionalia ke bank, membuat dan menandatangani BKK dan mencatat pengeluaran kas pada BKHBDP. Berdasarkan bukti setoran bank, Bendahara I membuat dan menandatangani BBM. Berdasarkan BKM, BBM, dan BKK yang telah ditandatangani Pastor Paroki beserta bukti-bukti pendukungnya, Bendahara I, yang juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki, kemudian memasukkan atau entry data ke komputer dengan menggunakan program akuntansi yang telah disediakan dan menyimpan TPKK, BKK, BKM, BBM, dan bukti-bukti pendukungnya. e. Prosedur pencatatan pengeluaran gereja 1. Prosedur pencatatan pengeluaran biaya tim kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
a) Tim Kerja wajib membuat proposal kegiatan sebelum meminta uang dari Bendahara I. b) Proposal kegiatan minimal mencakup: 1) Tujuan kegiatan 2) Target/sasaran peserta yang mencakup kelompok peserta yang dituju dan jumlah peserta yang diharapkan 3) Penanggung jawab 4) Pelaksana kegiatan 5) Waktu/lama penyelenggaraan 6) Tempat kegiatan 7) Teknis
pelaksanaan,
contoh;
dengan
mengundang
pembicara dari luar paroki (dalam hal ini harus disebutkan nama pembicaranya) 8) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya Kegiatan. Rancangan harus dibuat cukup rinci supaya tidak terlalu banyak penjelasan lisan. 9) Ditandatangani oleh Koordinator Tim Kerja dan Ketua Bidang. c) Proposal dibuat rangkap 2 (dua) dan diserahkan kepada Bendahara I paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum kegiatan dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip. d) Proposal kegiatan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
e) Bendahara I memeriksa apakah kegiatan yang akan dilaksanakan terdapat dalam program kegiatan yang telah disahkan dalam rapat Dewan Paroki Pleno. f)
Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki dapat langsung memberikan persetujuan proposal kegiatan, apabila: 1) Proposal kegiatan tersebut tercantum dalam program kerja yang telah disahkan, dan 2) anggaran biaya dalam proposal kegiatan sama atau lebih kecil dari RAPB Paroki.
g) Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki dapat memberikan persetujuan proposal kegiatan setelah melalui rapat Dewan Paroki Harian, apabila: 1) proposal kegiatan tersebut tidak tercantum dalam program kerja yang telah disahkan, atau 2) anggaran biaya dalam proposal kegiatan lebih besar dari RAPB Paroki. h) Setelah proposal kegiatan disetujui, pelaksana kegiatan dapat menerima uang yang diperlukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. i)
Untuk menerima uang, pelaksana kegiatan mengajukan permintaan dengan mengisi Bon Sementara rangkap 2 (dua).
j)
Bendahara I menyerahkan uang dan tindasan bon sementara kepada pelaksana kegiatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
k) Berdasarkan Bon Sementara asli, Bendahara I mencatat pada Catatan Bon Sementara. l)
Bon Sementara harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana kegiatan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan.
m) Setelah kegiatan selesai dilakukan, pelaksana kegiatan wajib membuat laporan pertanggungjawaban yang mencakup laporan
pelaksanaan
kegiatan
dan
laporan
anggaran
penerimaan dan biaya kegiatan yang disertai dengan buktibukti. n) Berdasarkan
laporan
pertanggungjawaban
tersebut,
Bendahara I: 1) Membuat dan menandatangani BKK untuk semua biaya yang dikeluarkan, 2) Membuat dan menandatangani BKM untuk semua penerimaan yang diperoleh dari kegiatan tersebut, contoh; kontribusi peserta, sumbangan dari umat. 3) Membukukan/mencatat
transaksi
tersebut
dalam
BKHBDP. 4) Mengembalikan Bon Sementara asli kepada pelaksana kegiatan dan mencatat realisasi pada Catatan Bon Sementara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
o) Berdasarkan BKK dan BKM yang telah ditandatangani oleh Pastor Paroki, Bendahara I yang juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki memasukkan/entry data ke komputer dengan menggunakan aplikasi akuntansi yang telah disediakan. p) Bendahara I menyimpan BKK dan BKM beserta bukti-bukti pendukungnya. 2. Prosedur pencatatan pengeluaran biaya kepanitiaan a. Panitia, yang dibentuk oleh Dewan Paroki wajib membuat proposal kegiatan kepanitiaan sebelum meminta uang dari Bendahara I. b. Proposal kegiatan minimal mencakup: 1) Tujuan kegiatan 2) Target/sasaran peserta yang mencakup kelompok peserta yang dituju dan jumlah peserta yang diharapkan 3) Susunan panitia 4) Waktu/lama penyelenggaraan 5) Tempat kegiatan 6) Teknis
pelaksanaan,
contoh;
dengan
mengundang
pembicara dari luar paroki (dalam hal ini harus disebutkan nama pembicaranya)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
7) Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya Kegiatan. Rancangan harus dibuat cukup rinci supaya tidak terlalu banyak penjelasan lisan. 8) Ditandatangani oleh Ketua dan Bendahara Panitia. c. Proposal kegiatan kepanitiaan dibuat rangkap 2 (dua) dan diserahkan kepada Bendahara I paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum kegiatan dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip. d. Proposal kegiatan kepanitiaan harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki. e. Bendahara
I
memeriksa
apakah
kegiatan
yang
akan
dilaksanakan terdapat dalam program kegiatan yang telah disahkan dalam rapat Dewan Paroki Pleno. f. Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki dapat langsung memberikan persetujuan proposal kegiatan, apabila: 1) proposal kegiatan kepanitiaan tersebut tercantum dalam program kerja yang telah disahkan, dan 2) anggaran biaya dalam proposal kegiatan kepanitiaan sama atau lebih kecil dari RAPB Paroki. g. Ketua dan Bendahara I Dewan Paroki dapat memberikan persetujuan proposal kegiatan kepanitiaan setelah melalui rapat Dewan Paroki Harian, apabila:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
1) proposal kegiatan kepanitiaan tersebut tidak tercantum dalam program kerja yang telah disahkan, atau 2) anggaran biaya dalam proposal kegiatan kepanitiaan lebih besar dari RAPB Paroki. h. Setelah proposal kegiatan kepanitiaan disetujui, bendahara panitia dapat menerima uang yang diperlukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan. i. Untuk
menerima uang, bendahara
panitia mengajukan
permintaan dengan mengisi Bon Sementara rangkap 2 (dua). j. Bendahara I menyerahkan uang dan tindasan bon sementara kepada bendahara panitia. k. Berdasarkan Bon Sementara asli, Bendahara I mencatat pada Catatan Bon Sementara. l. Bon Sementara harus dipertanggungjawabkan oleh bendahara panitia paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan. m. Setelah kegiatan selesai dilakukan, Ketua Panitia wajib membuat laporan pertanggungjawaban yang mencakup laporan pelaksanaan kegiatan dan laporan anggaran penerimaan dan biaya kegiatan yang disertai dengan bukti-bukti pendukung dengan batas waktu sesuai dengan yang ditetapkan dan diserahkan kepada Dewan Paroki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
n. Laporan pertanggungjawaban panitia dibahas secara khusus dalam rapat yang dihadiri oleh Dewan Paroki Harian dan Panitia untuk memutuskan penerimaan atau penolakan atas laporan pertanggungjawaban panitia. o. Kepanitiaan dibubarkan setelah laporan pertanggungjawaban kegiatan diterima oleh Dewan Paroki. p. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban tersebut, Bendahara I: 1) Membuat dan menandatangani BKK untuk semua biaya yang dikeluarkan, 2) Membuat
dan
menandatangani
BKM
untuk
semua
penerimaan yang diperoleh dari kegiatan tersebut, contoh; kontribusi peserta, sumbangan dari umat. 3) Membukukan/mencatat transaksi tersebut dalam BKHBDP. 4) Mengembalikan Bon Sementara asli kepada pelaksana kegiatan dan mencatat realisasi pada Catatan Bon Sementara. q. Berdasarkan BKK dan BKM yang telah ditandatangani oleh Pastor Paroki, Bendahara I yang juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki memasukkan/entry data ke komputer dengan menggunakan aplikasi akuntansi yang telah disediakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
r. Bendahara I menyimpan BKK dan BKM beserta bukti-bukti pendukungnya. 5. Gambar sistem penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal menggunakan bagan alir (flowchart). Pemaparan untuk menjelaskan alur dokumen, catatan dan prosedur penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal akan dijabarkan dalam bagan alir/flowchart berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
Gambar 5.1 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte Gereja Wilayah Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
Gambar 5.2 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte Gereja Paroki Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
Gambar 5.3 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte Gereja Paroki (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
Gambar 5.4 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
Gambar 5.5 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Gambar 5.6 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
Gambar 5.7 Flowchart Pencatatan Penerimaan Devosionalia Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Gambar 5.8 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Devosionalia (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Gambar 5.9 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Umat Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Gambar 5.10 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Umat (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Gambar 5.11 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Teks Missa Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
Gambar 5.12 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Sumbangan Teks Missa (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Gambar 5.13 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
Gambar 5.14 Flowchart Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kebun (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
Gambar 5.15 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
Gambar 5.16 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
Gambar 5.17 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
Gambar 5.18 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
Gambar 5.19 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
Gambar 5.20 Flowchart Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan (Lanjutan) Sumber: Paroki Santo Antonius Padua Kendal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
B. Perbandingan Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan Teori 1. Perbandingan kesesuaian antara pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang ada di Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan lima komponen pengendalian internal menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan PTKAP KAS. Pengendalian internal sangat penting untuk diterapkan pada sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal guna meminimalkan terjadinya penyimpangan dan kecurangan (fraud). Dengan kuatnya pengendalian internal yang ada, akan memaksimalkan fungsi-fungsi yang telah berjalan sehingga uang kas yang ada dapat digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan sasaran dan tujuan Dewan Paroki. Pada penelitian ini, peneliti membandingkan antara implementasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang meliputi komponen Lingkungan Pengendalian, Penilaian Risiko, Informasi dan Komunikasi, Aktivitas Pengendalian, dan Pemantauan yang akan dipaparkan lebih rinci ke dalam Tabel 5.1, Tabel 5.2, Tabel 5.3, Tabel 5.4, dan Tabel 5.5 berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.1 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan PI COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian Elemen Komponen Penyesuaian PI menurut Praktik Pengendalian yang Sesuai atau Tidak Keterangan Pengendalian COSO dan PTKAP dilaksanakan Paroki Santo Sesuai Lingkungan KAS Antonius Padua Kendal Struktur Organisasi Struktur organisasi Paroki Santo Antonius Padua Sesuai memberikan rerangka Kendal memiliki struktur untuk perencanaan, organisasi yang jelas dalam pelaksanaan, bentuk uraian. pengendalian, dan pemantauan aktivitas entitas. Struktur organisasi paroki harus dipaparkan dengan jelas sehingga terlihat pembagian tugas setiap pengurus dengan jelas. Nilai integritas dan etika Pimpinan organisasi harus a. Antar koordinator tim kerja Sesuai menciptakan lingkungan memberitahukan kepada organisasi yang Pastor Paroki apabila ada menjunjung tinggi nilai kesalahan, baik yang integritas dan nilai etika dilakukan oleh pengurus agar tercipta iklim kerja inti maupun anggota tim yang kondusif. kerja. b. Dewan Paroki mengadakan Sesuai rekoleksi dua kali dalam setahun.
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.1 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian (lanjutan) Elemen Komponen Penyesuaian PI menurut Pengendalian COSO dan PTKAP Lingkungan KAS Komitmen terhadap Untuk mencapai tujuan kompetensi entitas, termasuk tujuan paroki, setiap personil di setiap tingkat organisasi harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Pembagian wewenang Dengan pembagian dan pembebanan wewenang yang jelas, tanggung jawab organisasi dapat mengalokasikan berbagai sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi.
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan Paroki Santo Antonius Padua Kendal Ketua Dewan Paroki memilih awam dengan kompetensi tertentu untuk menduduki jabatan dalam kepengurusan Dewan Paroki sesuai dengan ilmunya, misalnya Bendahara I, Bendahara II dan Bendahara II diisi oleh Sarjana Ekonomi Akuntansi.
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Sesuai
-
Dewan Paroki Santo Antonius Padua Kendal memiliki job desc yang jelas dan terperinci.
Sesuai
-
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.1 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan PI COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Lingkungan Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Penyesuaian PI menurut Pengendalian COSO dan PTKAP KAS Lingkungan Kebijakan dan praktik Setiap organisasi, termasuk sumber daya manusia gereja, seharusnya memiliki kriteria karyawan yang kompeten dan jujur sehingga unsur pengendalian internal yang lain dapat dikurangi sampai batas minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan. Karyawan yang dipilih sebaiknya memiliki kriteria khusus seperti pendidikan terakhir, dan pengalaman kerja.
Praktik Pengendalian yang Sesuai atau dilaksanakan Paroki Santo Tidak Sesuai Antonius Padua Kendal a. Ketua Dewan Paroki Sesuai selalu melakukan evaluasi bagi seluruh pengurus Dewan Paroki melalui pertemuan khusus setiap akhir bulan. b. Ketua Dewan Paroki Sesuai selalu berusaha membantu pengurus dalam menangani masalahnya dengan berkonsultasi kepada beliau saat beliau bisa ditemui di tempat. c. Tidak ada hukuman bagi Tidak Sesuai pengurus Dewan Paroki yang melanggar peraturan. d. Tidak ada kriteria khusus Tidak Sesuai dalam memilih karyawan. (Sumber: COSO Framework, 2013; PTKAP KAS, 2008; dan Mulyadi, 2002; data diolah, 2016)
Keterangan -
-
Memungkinkan terjadi kesalahan yang sama di kemudian hari. Berpengaruh ke hasil kerja.
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.2Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Penilaian Risiko Elemen Komponen Penilaian Risiko Bencana alam kerusuhan politik
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
atau Setiap organisasi harus memiliki arsip data untuk mengurangi risiko data hilang atau rusak akibat bencana alam atau kerusuhan politik seperti banjir, gempa bumi, kebakaran, perang, atau kerusuhan masa. Produk dan aktivitas baru Pembaruan produk atau pembaruan aktivitas harus disosialisasikan agar dimengerti oleh seluruh pengurus sehingga tidak mengganggu aktivitas organisasi yang sedang berlangsung.
Praktik Pengendalian yang dilaksanakan Paroki Santo Antonius Padua Kendal Bendahara Dewan Paroki selalu membuat back-up data secara teratur dalam bentuk print out yang disimpan di Sekretariat Paroki.
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Sesuai
-
Ketika ada pengajuan program kerja baru atau pengajuan ijin penelitian, Ketua Dewan Paroki selalu membicarakannya dalam rapat harian Dewan Paroki.
Sesuai
-
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.2Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Penilaian Risiko (lanjutan) Elemen Komponen Penilaian Risiko
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang Sesuai atau Tidak dilaksanakan Paroki Santo Sesuai Antonius Padua Kendal Sistem informasi dan Pembaruan sistem informasi Ketika ada pembaruan sistem Sesuai teknologi baru dan teknologi baru informasi dan teknologi, mempengaruhi aktivitas Ketua Dewan Paroki organisasi dan transaksi menghadirkan ekonom dari yang sedang berjalan. Keuskupan Agung Semarang untuk memberikan pelatihan bagi Bendahara Dewan Paroki dan Kasir. Personil baru Personil yang baru perlu Ketika terjadi pergantian Sesuai menguasai teknik dan teori posisi Kasir atau Koster yang diterapkan sehingga gereja, Ketua Dewan Paroki perannya dapat membantu melatih dan memberitahu manajemen atau pimpinan tugas-tugas dari Kasir dan dalam mencapai tujuannya. Koster. (Sumber: COSO Framework, 2013; Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011; data diolah, 2016)
Keterangan -
-
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.3 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan PI COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Informasi dan Komunikasi Elemen Komponen Penyesuaian PI menurut Praktik Pengendalian Sesuai atau Tidak Keterangan Informasi dan COSO dan PTKAP KAS yang dilaksanakan Sesuai Komunikasi Paroki Santo Antonius Padua Kendal Mengidentifikasi dan Organisasi harus mencatat Kasir dan seluruh Sesuai mencatat semua transaksi semua transaksi yang valid, Bendahara Dewan Paroki yang valid yaitu mencatat seluruh transaksi mencatat transaksipenerimaan dan pengeluaran kas transaksi penerimaan dan dalam satu periode. Apabila pengeluaran kas pada transaksi penerimaan dan dokumen dan catatan pengeluaran kas dalam satu akuntansi yang berkaitan. periode tersebut tidak tercatat, Pada penerimaan kas, akan mengakibatkan kerancuan penerimaan sumbangan antara kas yang dicatat pada umat, sumbangan teks catatan akuntansi entitas dengan misa, hasil kebun, jumlah kas yang sesungguhnya. devosionalia, kolekte dan APBU didokumentasikan pada BKM, BBM dan diakui sebagai penerimaan kas paroki, sedangkan pada pengeluaran kas, pembayaran gaji karyawan, kas kecil, dan pencairan dana untuk kegiatan tim kerja dan
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.3 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Informasi dan Komunikasi (lanjutan)
Elemen Komponen Informasi dan Komunikasi
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang valid (lanjutan) Mengklasifikasi transaksi Keuangan organisasi harus seperti yang seharusnya mengklasifikasikan transaksi seperti yang seharusnya agar pencatatan tepat, misalnya utang diklasifikasikan sebagai penerimaan, maka penerimaan kas akan dicatat terlalu berlebih. Mencatat transaksi pada Organisasi, termasuk Bendahara periode akuntansi yang tepat Dewan Paroki, harus mencatat transaksi pada periode yang tepat agar tidak menyesatkan pengguna laporan keuangan (Ketua Dewan Paroki).
Praktik Pengendalian Sesuai atau Tidak yang dilaksanakan Sesuai Paroki Santo Antonius Padua Kendal kepanitiaan didokumentasikan pada BKK dan BBK serta diakui sebagai pengeluaran kas paroki. Seluruh penerimaan dan Sesuai pengeluaran kas dicatat pada pos rekeningnya masing-masing. Penerimaan kas dicatat pada penerimaan kas, dan pengeluaran kas dicatat pada pengeluaran kas paroki. Pencatatan transaksi pada Sesuai BKM, BKK, BBM, BBK, dan BMM dicatat hanya pada waktu transaksi.
Keterangan
-
-
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.3 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Informasi dan Komunikasi (lanjutan)
Elemen Komponen Informasi dan Komunikasi
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian Sesuai atau Tidak yang dilaksanakan Sesuai Paroki Santo Antonius Padua Kendal Menyajikan transaksi dan Bendahara Dewan Paroki harus Penerimaan kas setelah Sesuai pengungkapan terkait dalam menyajikan transaksi dan dikurangi dengan laporan keuangan dengan pengungkapan dalam laporan pengeluaran kas akan tepat keuangan yang terkait agar dicatat pada akun kas laporan keuangan dapat dalam laporan keuangan dipertanggungjawabkan. Paroki Santo Antonius Padua Kendal. (Sumber: COSO Framework, 2013; James Hall, 2007; PTKAP KAS, 2008; data diolah, 2016)
Keterangan
-
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.4 Hasil Analisis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian Elemen Komponen Penyesuaian PI menurut Praktik Pengendalian yang Sesuai atau Keterangan Aktivitas Pengendalian COSO dan PTKAP KAS Dilaksanakan Paroki Santo Tidak Sesuai Antonius Padua Kendal Desain dokumen yang baik Desain dokumen yang baik a. BKM, BKK, BBM, BBK, Sesuai adalah desain dokumen dan BMM didesain dengan yang sederhana, jelas, sederhana dan mudah dicetak rangkap dan ada digunakan serta terdapat pembedaan warna, pembedaan warna. pengarsipan dokumen yang b.BKM, BKK, BBM, BBK, Sesuai salah tulis atau rusak,dan dan BMM terdapat tempat mudah dipahami oleh tanda tangan. pengguna sehingga c. BKM, BKK, BBM, BBK, Tidak Sesuai Ada peluang meminimalkan terjadinya dan BMM tidak bernomor pemalsuan bukti kecurangan. Dokumen yang urut tercetak. transaksi. baik juga harus memuat d.Dokumen tidak ditulis Tidak Sesuai Hanya satu rangkap tempat tanda tangan bagi rangkap. saja. yang berwenang, dan e. Jika terdapat kesalahan Tidak Sesuai Kerusakan dokumen bernomor urut tercetak penulisan atau kerusakan, yang dibuang tidak untuk menghindari adanya dokumen yang rusak tidak cukup berpengaruh penyelewengan dokumen disimpan atau diarsipkan. karena tidak transaksi. bernomor urut tercetak
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Penyesuaian PI menurut Praktik Pengendalian yang Sesuai atau Keterangan Aktivitas Pengendalian COSO dan PTKAP KAS Dilaksanakan Paroki Santo Tidak Sesuai Antonius Padua Kendal Pemisahan tugas Setiap organisasi, termasuk Terdapat pemisahan tugas Sesuai gereja, harus memisahkan yang jelas antara Bendahara tugas antara karyawan I, Bendahara II, dan keuangan yang satu dengan Bendahara III. Penerimaan yang lainnya untuk sumbangan umat, sumbangan meminimalkan terjadinya teks misa, hasil kebun kecurangan, pencurian, dan ditangani oleh Bendahara I, pemalsuan dokumen penerimaan kolekte dan transaksi. APBU gereja paroki ditangani oleh Bendahara II, dan penerimaan kolekte gereja wilayah ditangani oleh Bendahara III. Pengeluaran dana kegiatan tim kerja, kepanitiaan, pembayaran gaji karyawan, pengiriman dana ke KAS ditangani oleh Bendahara I, pengisian dana kas kecil gereja paroki oleh Bendahara II, dan kas kecil gereja wilayah oleh Bendahara III yang dananya
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Pemisahan tugas (lanjutan) Pengamanan harta catatan perusahaan
dan Yang dapat dilakukan untuk mengamankan harta dan informasi tersebut, antara lain meliputi: a. Membatasi akses fisik terhadap harta (seperti pengamanan kotak brankas, dan lain-lain) b. Menjaga catatan dan dokumen dengan menyimpan catatan dan dokumen dalam lemariyang terkunci, serta dengan membuat back-up yang memadai. c. Pembatasan akses terhadap ruang komputer dan terhadap
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo Antonius Padua Kendal sebelumnya telah dikeluarkan oleh Bendahara II. a. Hanya Bendahara II seijin Pastor Paroki dan Pastor Paroki saja yang berhak mengakses kas operasional dan kas pada Bank. b. Kas operasional dan kas kecil diletakkan pada brankas yang terkunci dan diletakkan di Ruang Romo yang juga selalu terkunci ketika ditinggalkan. c. Bendahara I harus menyimpan catatan dan dokumen transaksi di tempat yang aman. d. Laporan keuangan hanya diolah, disusun, dan
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Sesuai
-
Sesuai
-
Sesuai
-
Sesuai
-
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo Antonius Padua Kendal disimpan oleh Bendahara I.
Pengamanan harta dan file perusahaan. catatan perusahaan (lanjutan) Review atas kinerja Beragam aktivitas untuk a. Bendahara I membuat pemeriksaan independen rekap dan melakukan antara lain meliputi: perbandingan antara kas a. Membandingkan yang dimiliki dengan catatan dengan aktual catatan kas pada laporan. fisik. Misalnya, b. Paroki Santo Antonius perusahaan dapat Padua Kendal membandingkan antara menggunakan double entry catatan persediaan bookkeeping dalam dengan saldo pencatatannya. persediaan yang benar- c. Setiap rapat harian Dewan benar ada. Paroki, Ketua Dewan b. Prinsip double entry Paroki selalu memeriksa bookkeeping. Prinsip laporan keuangan yang bahwa total debet akan disusun oleh Bendahara I sama dengan total dalam setiap kurun waktu kredit merupakan salah tertentu diaudit oleh satu sarana auditor dari Keuskupan
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Sesuai
-
Sesuai
-
Sesuai
-
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian Review atas kinerja (lanjutan)
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
pengecekan. d. Menciptakan adanya review atau pemeriksaan independen. Contoh: laporan keuangan diaudit oleh auditor independen. Pelaporan keuangan tepat Kondisi keuangan waktu organisasi harus dilaporkan sesuai periodenya agar informasinya relevan dengan kondisi dan situasi yang bersangkutan sehingga mampu sebagai sarana pengambian keputusan yang tepat.
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo Antonius Padua Kendal Agung Semarang.
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Laporan keuangan dilaporkan ke KAS setiap tanggal 10 setiap bulan, dan selalu dilaporkan dalam rapat pengurus harian.
Sesuai
-
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.4 Hasil Analisis Inplementasi Pengendalian Internal dalam Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal berdasarkan Pengendalian Internal menurut COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Aktivitas Pengendalian (Lanjutan) Elemen Komponen Aktivitas Pengendalian
Penyesuaian PI menurut COSO dan PTKAP KAS
Dasar anggaran
Setiap organisasi harus memiliki dasar yang jelas dalam membuat anggaran tahunan, termasuk gereja. Ada RAPB dan RAI yang disusun berdasarkan visi, misi, dan fokus pastoral.
Pembagian tugas
Tugas yang sama dengan pengurus atau karyawan yang lebih dari satu harus dibagi agar lebih fokus.
Praktik Pengendalian yang Dilaksanakan Paroki Santo Antonius Padua Kendal RAPB dan RAI disusun berdasarkan visi, misi, dan fokus pastoral. Penyusunannya sebagai berikut. a. Tim kerja, ketua bidang dan bendahara menyusun kegiatan sesuai dengan sasaran strategis dan rincian anggarannya. b. Bendahara dan Dewan Harian memeriksa anggaran yang diajukan apakah sesuai atau tidak. c. RAPB dan RAI disahkan melalui Rapat Pleno. Pembagian tugas antara bendahara dan kasir masih belum seimbang. Fungsi Kasir juga belum maksimal.
Sesuai atau Tidak Sesuai
Keterangan
Sesuai
-
Tidak Sesuai
Bendahara I menjadi tidak fokus, fungsi Kasir tidak maksimal.
(Sumber: COSO Framework, 2013; Mulyadi, 2012; Diana Anastasia dan Lilis Setiawati, 2011; PTKAP KAS, 2008; data diolah, 2016)
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 5.5 Hasil Analsis Implementasi Pengendalian Internal pada Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas di Paroki Santo Antonius Padua Kendal Berdasarkan Pengendalian Internal COSO disesuaikan dengan PTKAP KAS pada Komponen Pemantauan Elemen Komponen Penyesuaian PI menurut Pengendalian Internal yang Sesuai atau Keterangan Pemantauan COSO dan PTKAP KAS dilaksanakan Paroki Santo Tidak Sesuai Antonius Padua Kendal Supervisi yang efektif Supervisi yang efektif a. Ketua Dewan Paroki harus Sesuai meliputi monitor kinerja selalu mengawasi Kasir karyawan serta yang memiliki akses mengamankan harta dengan terhadap kas. mengawasi karyawan yang b. Ketua Dewan Paroki Sesuai memiliki akses terhadap mengkoreksi kesalahan harta organisasi. Supervisi yang dilakukan oleh sangat penting, terutama di semua Bendahara Dewan organisasi kecil yang tidak Paroki. memiliki pemisahan tugas yang cukup memadai. Pengauditan internal Pengauditan internal a. Ketua Dewan Paroki Sesuai meliputi: memeriksa laporan a. Evaluasi kepatuhan keuangan yang disusun karyawan terhadap oleh Bendahara I setiap kebijakan dan prosedur bulan. Sesuai manajemen, dan b. Secara berkala, kinerja terhadap aturan atau seluruh pengurus Dewan regulasi yang berlaku. Paroki dievaluasi oleh b. Evaluasi efektivitas dan Ketua Dewan Paroki dan efisiensi manajemen. Ketua Tim Kerja masingmasing. (Sumber: COSO Framework, 2013; James Hall, 2007; dan PTKAP KAS, 2008; data diolah, 2016)
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 176
2. Deskripsi kesesuaian antara pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan komponen pengendalian internal menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan pengendalian internal menurut PTKAP KAS. a. Lingkungan Pengendalian Berdasarkan Tabel 5.1 tentang hasil analisis implementasi pengendalian internal Paroki Santo Antonius Padua Kendal dengan teori, Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum sepenuhnya melaksanakan
pengendalian
internal
komponen
Lingkungan
Pengendalian. Dewan Paroki tidak menetapkan hukuman bagi pengurus yang melanggar peraturan. Hal yang mendasari tidak ditetapkannya hukuman
bagi pelanggar
peraturan
ialah
rasa
kekeluargaan dan kepercayaan yang melandasinya. Namun, hal ini berdampak negatif bagi kinerja Pengurus Dewan Paroki ke depannya. Dengan tidak diberlakukannya hukuman bagi pelanggar aturan, pengurus akan merasa bahwa segala hal yang dia lakukan benar. Selain itu, tidak ditetapkannya hukuman bagi pelanggar memicu terjadinya pelanggaran yang sama di kemudian hari sehingga tidak ada efek jera bagi yang melanggar peraturan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 177
b. Penilaian Risiko Menurut tabel 5.2, semua implementasi pengendalian internal sudah sesuai dengan teori pengendalian internal elemen penilaian risiko. c. Informasi dan Komunikasi Menurut tabel 5.3, semua implementasi pengendalian internal sudah sesuai dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang telah disesuaikan dengan pengendalian internal menurut PTKAP KAS elemen Informasi dan Komunikasi yang sudah disesuaikan dengan pengendalian internal PTKAP KAS. d. Aktivitas Pengendalian Berdasarkan tabel 5.4, Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum sepenuhnya melaksanakan pengendalian internal elemen aktivitas pengendalian. Desain bukti-bukti transaksi seperti BKM, BKK, BBM, BBK, dan BMM tidak bernomor urut tercetak dan hanya melakukan penomoran secara manual, penulisan bukti transaksi yang tidak rangkap, dan jika terdapat kesalahan penulisan atau kerusakan bukti transaksi, bukti transaksi tidak disimpan atau diarsipkan. Bukti transaksi yang tidak bernomor urut tercetak ini merupakan kelemahan yang cukup fatal, karena berisiko memungkinkan terjadinya pemalsuan dan atau penggelapan bukti transaksi oleh pihak yang berwenang. Bukti transaksi yang tidak bernomor urut tercetak juga dapat memicu terjadinya mark up pada proses pengklaiman anggaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 178
Apabila bukti transaksi bernomor urut tercetak, akan meminimalkan terjadinya kecurangan tersebut. Hal ini juga dapat membantu Bendahara Dewan Paroki untuk mengurutkan bukti transaksi dengan tepatdan sebagai acuan dalam pengurutan bukti transaksi apabila terdapat bukti transaksi dengan tanggal yang sama. Pada elemen pembagian tugas, praktik pengendalian internal yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal dan teori pengendalian internal menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan pengendalian
internal
menurut
PTKAP
KAS
belum
sesuai.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dan Ketua Dewan Paroki Santo Antonius Padua Kendal, Kasir berfungsi sebagai penerima pertama penerimaan-penerimaan gereja yang meliputi penerimaan kolekte, penerimaan APBU, dan penerimaan lain-lain. Menurut PTKAP (2008), selain fungsi di atas, kasir juga bertugasBukti Kas Masuk sebagai bukti penerimaan untuk selanjutnya diteruskan ke Bendahara dan ditandatangani. Dalam praktiknya di Paroki Santo Antonius Padua Kendal terutama pada penerimaan kolekte, Kasir tidak menerima uang kolekte beserta BAPK (Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte) dan karena tidak menerima uang kolekte dan BAPK, Kasir juga tidak membuat BKM atas penerimaan kolekte tersebut. Uang kolekte dikoordinir secara langsung oleh Bendahara II, diteruskan ke Bendahara I untuk kemudian Bendahara I membuat BKM atas uang kolekte tersebut. Hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 179
ini dapat menyulitkan Ketua Dewan Paroki ketika mengadakan pengecakan fisik secara langsung dan membuat kerja Bendahara I menjadi terlalu banyak. e. Pemantauan Menurut tabel 5.5, semua implementasi pengendalian internal sudah sesuai dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan pengendalian internal menurut PTKAP KAS elemen pemantauan. 3. Deskripsi hasil komparasi antara teori pengendalian internal menurut COSO yang disesuaikan dengan pengendalian internal menurut PTKAP dan pengendalian internal yang diterapkan Paroki Santo Antonius Padua Kendal secara keseluruhan. Dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa implementasi pengendalian internal dalam sistem informasi penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum seluruhnya sesuai dengan teori pengendalian internal menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan pengendalian internal menurut PTKAP KAS. Ada beberapa komponen yang tidak sesuai dengan implementasi di lapangan, yaitu komponen Lingkungan Pengendalian dan komponen Aktivitas Pengendalian. Implementasi yang tidak sesuai dengan komponen Lingkungan Pengendalian ialah tidak adanya hukuman bagi karyawan dan pengurus yang melanggar peraturan. Sementara dari komponen Aktivitas Pengendalian adalah bukti transaksi yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 180
bernomor urut tercetak, penulisan bukti transaksi yang tidak rangkap, dan jika terdapat kesalahan penulisan atau kerusakan bukti transaksi, bukti transaksi tidak disimpan atau diarsipkan. Kemudian ketidaksesuaian yang lain yaitu pembagian tugas antar Bendahara Dewan Paroki dan fungsi Kasir yang tidak maksimal. Sebaiknya dilakukan pembagian tugas antara yang membuat bukti transaksi atas suatu kejadian ekonomi dengan yang mencatat transaksi tersebut dalam catatan akuntansi. Bendahara I juga bertindak sebagai Operator Akuntansi Paroki yang menginput data keuangan ke komputer yang berpengaruh terhadap terbukanya peluang Bendahara I untuk melakukan kecurangan dan manipulasi data laporan karena tidak ada bendahara lain yang mengawasi. Ketidaksesuaian berikutnya adalah tidak adanya kriteria khusus dalam memilih karyawan. Paroki Santo Antonius Padua Kendal dalam memilih karyawannya tidak memiliki kriteria khusus, seperti latar belakang keluarga, pendidikan terakhir, pengalaman kerja, dan lain-lain yang akan mempengaruhi kinerja karyawan tersebut. C. Pengujian Efektivitas Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas dengan Uji Kepatuhan Hasil dari perbandingan teori pengendalian internal menurut COSO yang sudah disesuaikan dengan PTKAP KAS praktek pengendalian internal menurut Paroki Santo Antonius Padua Kendal menunjukkan bahwa ada kelemahan pada item desain dokumen yang baik. Kelemahan terjadi pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 181
sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas. Pada penerimaan kas, kelemahan terjadi pada: a) Tidak adanya nomor urut tercetak pada dokumen penerimaan kas, yaitu pada Bukti Kas Masuk, Bukti Bank Masuk, Bukti Memorial, dan Tanda Terima; b) Tidak dilakukannya penulisan rangkap terhadap Bukti Kas Masuk, Bukti Bank Masuk, Bukti Memorial, dan Tanda Terima; c) Bukti Kas Masuk, Bukti Bank Masuk, Bukti Memorial, dan Tanda Terima yang mengalami kerusakan atau salah penulisan tidak disimpan. Implikasi dari kelemahan tersebut adalah: 1) Menyulitkan Bendahara Dewan Paroki dalam melakukan pengurutan pengarsipan dokumen, 2) Ketika akan dilakukan pengecekan kembali oleh Ketua Dewan Paroki akan mengalami kesulitan, 3) Rawan terjadi penyalahgunaan, kecurangan atau pencurian uang kas paroki, 4) Menyulitkan Bendahara Dewan Paroki dalam menyesuaikan antara nominal pada dokumen transaksi dan nominal pada catatan akuntansi, 5) Laporan keuangan menjadi tidak andal dan tidak dapat dipercaya lagi karena adanya peluang kecurangan yang cukup besar dalam sistem penerimaan kas paroki. Kelemahan pada dokumen pengeluaran kas ialah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 182
a) Tidak adanya nomor urut tercetak pada dokumen pengeluaran kas, yaitu pada Bukti Kas Keluar, Bukti Bank Keluar, Bukti Memorial, dan Tanda Bayar; b) Tidak dilakukannya penulisan rangkap terhadap Bukti Kas Keluar, Bukti Bank Keluar, Bukti Memorial, dan Tanda Bayar; c) Bukti Kas Keluar, Bukti Bank Keluar, Bukti Memorial, dan Tanda Terima yang mengalami kerusakan atau salah penulisan tidak disimpan. Implikasi dari kelemahan pada pengeluaran kas ialah: 1) Rawan terjadi kecurangan atau pencurian uang, 2) Penulisan dokumen yang tidak secara rangkap menyulitkan proses pemeriksaan, penyesuaian dan pengecekan kembali, baik oleh Bendahara Dewan Paroki maupun oleh Ketua Dewan Paroki, 3) Tidak adanya nomor urut tercetak akan menyulitkan proses pengarsipan dokumen transaksi dan menyulitkan pelacakan kembali, 4) Laporan keuangan akan diragukan keandalannya karena terdapat peluang terjadi kecurangan yang cukup besar dalam sistem pengeluaran kas paroki. Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal masih lemah, sehingga pengujian efektivitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas tidak dapat dilakukan. Berdasarkan hasil kesimpulan tersebut, sebaiknya paroki memperbaiki desain dokumen penerimaan dan pengeluaran kas sehingga memperkecil risiko terjadinya kecurangan dengan melakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 183
a) Pemberian nomor urut tercetak pada dokumen penerimaan dan pengeluaran kas sehingga memudahkan pengarsipan dan proses pelacakan kembali, b) Penulisan dokumen transaksi secara rangkap, untuk membantu memudahkan konfirmasi antar data, c) Penyimpanan dokumen yang mengalami kesalahan penulisan atau kerusakan sebagai bukti bahwa dokumen tersebut ada, hanya tidak digunakan karena rusak sehingga meminimalkan timbulnya persepsi negatif dari auditor.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada sepuluh fungsi, empat belas catatan, sebelas dokumen, empat prosedur penerimaan kas, dan dua prosedur pengeluaran kas yang berkaitan dengan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal. 2. Pengendalian internal yang diterapkan oleh Paroki Santo Antonius Padua Kendal belum sepenuhnya sesuai dengan teori pengendalian internal menurut
COSO
Ketidaksesuaian
yang tersebut
telah
disesuaikan
terdapat
pada
dengan
PTKAP
komponen
KAS.
Lingkungan
Pengendalian dan komponen Aktivitas Pengendalian. Implementasi yang tidak sesuai dengan komponen Lingkungan Pengendalian ialah tidak adanya hukuman bagi karyawan dan pengurus yang melanggar peraturan. Sementara dari komponen Aktivitas Pengendalian adalah bukti transaksi yang tidak bernomor urut tercetak, penulisan bukti transaksi yang tidak rangkap, dan jika terdapat kesalahan penulisan atau kerusakan bukti transaksi, bukti transaksi tidak disimpan atau diarsipkan yang sangat rawan menimbulkan kecurangan dan penyalahgunaan bukti transaksi. Kemudian,
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 185
pembagian tugas antar Bendahara Dewan Paroki dan fungsi Kasir yang tidak maksimal, dan tidak ada kriteria khusus dalam memilih karyawan. 3. Berdasarkan hasil perbandingan atara teori dan praktik pengedalian internal pada rumusan masalah kedua menunjukkan bahwa pengendalian internal yang diterapkan oleh Paroki Santo Antonius Padua Kendal masih lemah, sehingga tidak dapat dilakukan pengujian efektivitas pengendalian internal. B. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan yang ditemui penulis selama penelitian ialah: 1. Bendahara I sulit ditemui sehingga penulis melakukan pengambilan data terhadap Bendahara I dengan wawancara melalui media sosial, dan wawancara secara tatap muka dilakukan penulis kepada Bendahara II dan Bendahara III sehingga informasi yang didapat kurang lengkap dan ada kemungkinan dalam memberikan informasi bersifat subjektif. 2. Keterbatasan akses data yang dialami penulis, karena data keuangan tahun 2015 sudah direkap dan tidak dapat diberikan kepada penulis, maka penulis menggunakan data tahun 2016 sebagai objek penelitian. C. Saran Saran yang mampu diberikan oleh penulis kepada pihak Paroki Santo Antonius
Padua
Kendal
berkaitan
dengan
ketidaksesuaian
antara
implementasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 186
teori pengendalian internal menurut COSO yang telah disesuaikan dengan PTKAP KAS adalah: 1. Berkaitan dengan ketidaksesuaian antara implementasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Antonius Padua Kendal dan teori pengendalian internal menurut COSO pada komponen Lingkungan Pengendalian dan Aktivitas Pengendalian, Paroki Santo Antonius Padua Kendal sebaiknya: a. Memberi hukuman atau peringatan berupa teguran dan nasihat bagi karyawan
yang
melakukan
kesalahan
agar
peluangterjadinya
kesalahan yang sama di kemudian hari semakin kecil, dan agar kinerja mereka ke depannya lebih baik lagi, b. Memberi nomor urut tercetak pada bukti-bukti transaksi untuk memperkecil peluang terjadinya kecurangan dan atau penyalahgunaan bukti
transaksi,
dan
untuk
memudahkan
Bendahara
dalam
mengurutkan bukti transaksi, c. Melakukan pencatatan rangkap pada bukti transaksi, d. Ketika bukti transaksi sudah bernomor urut tercetak, jika ada kesalahan penulisan atau ada bukti transaksi yang rusak sebaiknya disimpan atau diarsipkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dan memudahkan pelacakan, e. Pembagian tugas disarankan lebih merata, tidak terpusat pada Bendahara I saja. Fungsi Kasir lebih dimaksimalkan lagi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 187
prosedur penerimaan kolekte disarankan untuk mengacu pada PTKAP KAS, f. Perlu adanya kriteria khusus dalam memilih karyawan, seperti pendidikan terakhir, pengalaman kerja, dan lain-lain agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh tanggung jawab. 2. Pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas paroki masih lemah. Sebaiknya dilakukan perbaikan desain dokumen yang baik untuk memperkuat pengendalian internal yang sudah ada sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini dan Jabar, Cepi Syafrudin Abdul. 2008. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Baridwan, Zaki. 1993. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta Bodnar, George H & William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta Gondodiyoto, Sanyoto Drs. 2007. Audit Sistem Informasi +Pendekatan CobIT. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media Hall, A James. 2009. Accounting Information System. Edisi keempat. Jakarta: Salemba Empat Hall, A. James dan Tommie Singleton. 2007. Information Technology Auditing and Assurance. Jakarta: Salemba Empat Haryono. 2002. Auditing (pengauditan). Buku 2. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 1. Edisi ketujuh. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta Jehaut, Yohanes K. 2014. “Analisis Efektifitas Pengendalian Intern Sistem Pemberian Kredit”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Jogiyanto, H. M. 2005. Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta Mahsun, Firma Sulistyowati, Heribertus Andre Purwanugraha. 2011. Akuntansi Sektor Publik. Edisi ketiga. Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM Yogyakarta Mardi, Dr. 2011. Sistem Informasi Akuntansi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 189
Mulyadi. 2009. Auditing 1. Jakarta: Salemba Empat Prabowo, Ireneus. 2015. “Evaluasi Pengendalian Internal Sistem Penyaluran Kredit Umum”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Priyanti, Dian Emi. 2014 “Evaluasi Pengendalian Intern Penerimaan dan Pengeluaran Kas untuk Organisasi Non Profit”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Puspitawati, Lilis & Sri Dewi Anggadini. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: Graha Ilmu Romney, Marshal B & Paul John Steintbart. 2003. Accounting Information System. Jakarta: Salemba Empat Romney, Marshal B & Paul John Steintbart. 2014. Accounting Information System. Edisi 13. Jakarta: Salemba Empat Septian, F. A. D. 2015. “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Setiawati, L. 2011. Sistem Informasi Akuntansi (Perancangan, Proses, dan Penerapan). Yogyakarta: Penerbit ANDI Yogyakarta Tim Akuntansi Keuskupan Agung Semarang. 2008. Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Veranda, V. B. 2014. “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas”. Skripsi. Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Winarno, W. W. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Yogyakarta: UPP (Unit Penerbit dan percetakan) STIE YKPN Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 192
Lampiran 1 Tanda Terima (Pemasukan) dan Tanda Terima (Pengeluaran)
Lampiran 2 Buku Kas Harian Bendahara Dewan Paroki (BKHBDP)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 193
Lampiran 2 Buku Kas Harian Bendahara Dewan Paroki (lanjutan)
Lampiran 3Laporan Buku Harian Paroki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 194
Lampiran 4 Amplop Persembahan Bulanan Umat (APBU)
Lampiran 5 Rekap APBU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 195
Lampiran 6 Nomor, Nama dan Saldo Akun
Lampiran 7 Jurnal Umum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 196
Lampiran 8 Laporan Arus Kas dan Bank
Lampiran 9 Lampiran Laporan Keuangan
Lampiran 10 Berita Pengiriman Uang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 197
Lampiran 11 Neraca dan Neraca Rinci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 198
Lampiran 12 Laporan Aktivitas dan Aktivitas Rinci
Lampiran 13 Laporan Saldo Dana ABTS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 199
Lampiran 14 Laporan Penerimaan dan Biaya
Lampiran 15 Bukti Kas Masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 200
Lampiran 16 Bukti Kas Keluar
Lampiran 17 Bukti Bank Masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 201
Lampiran 18 Bukti Bank Keluar
Lampiran 19 Bukti Memorial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 202
Lampiran 20 Tanda Bayar
Lampiran 21 Tanda Terima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 203
Lampiran 22 Bon Sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 204
Lampiran 23 Catatan Bon Sementara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 205
Lampiran 24 BAPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 206
Lampiran 25 CPAP
Lampiran 26 CPLL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 207
Lampiran 27 Laporan Keuangan Kas Kecil Sekretariat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 208
Lampiran 28 Tanda Penerimaan Kas Kasir (TPKK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 209
HASIL WAWANCARA: PENULIS DENGAN KETUA DEWAN PAROKI
Penulis
: Selamat pagi, Romo. Saya mau tanya, Romo. Orang-orang yang menangani keuangan gereja ada berapa ya?
Rm Pras : Dalam struktur organisasi Dewan Paroki ada tiga bendahara dan satu karyawan bagian sekretariat gereja yang sekaligus berperan sebagai kasir yang mengurusi keuangan gereja. Penulis : Siapa sajakah bendahara-bendahara serta kasir tersebut? Rm Pras : Bendahara Dewan Paroki ada tiga, yaitu Bu Erni sebagai Bendahara I, Pak Bambang sebagai Bendahara II dan Sdri Menik sebagai Bendahara III. Sedangkan Kasir yaitu Pak Benny. Penulis
: Apakah mereka semua merupakan Sarjana Ekonomi-Akuntansi, Romo?
Rm Pras : Bendahara I merupakan Sarjana Ekonomi-Akuntansi, Bendahara III merupakan lulusan D3 Akuntansi, sedangkan Bendahara II dan Kasir bukan lulusan Akuntansi. Penulis
: Apakah Romo menetapkan kriteria khusus, misalnya lulusan Akuntansi, dalam memilih Bendahara Dewan Paroki?
Rm Pras : Sejauh ini saya tidak menerapkan kriteria khusus. Perlu disadari bahwa umat Paroki Kendal sebagian besar merupakan PNS dan karyawan, dan mereka ini merupakan volunteer yang sangat membantu saya dalam mengurusi keuangan Gereja. Saya menganggap mereka yang menjadi pengurus Dewan Paroki ialah relawan-relawan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 210
sangat berjasa bagi Paroki ini. Asalkan mereka bisa mengerjakan tugasnya dan melaksanakannya dengan baik, saya rasa tidak ada masalah. Namun untuk ke depannya memang perlu ada kriteria khusus dalam menerima pengurus Dewan, terutama bagian Akuntansi agar kinerjanya semakin baik. Penulis
: Apakah Gereja sudah memiliki sistem akuntansi?
Rm Pras : Sistem akuntansi keuangan Gereja mengacu pada PTKAP yang sudah disusun oleh KAS. Catatan-catatan dan dokumen-dokumen akuntansi juga sudah mengikuti pedoman pada PTKAP, penginputan secara manual dan terkomputerisasi juga sudah menganut pedoman dari KAS. Penulis
: Bagaimana pengendalian internal dalam keuangan Gereja, Romo?
Rm Pras : Selama ini baik, setiap Rapat Harian Pengurus Dewan Paroki (tiap bulan), saya selalu memeriksa laporan keuangan yang dilaporkan Bendahara I, dan memeriksa uang fisiknya juga sesuai. Dokumendokumen transaksi juga tersimpan rapi oleh Bendahara I. Penulis
: Baik, terima kasih atas waktu dan informasi yang diberikan. Selamat pagi, Romo.
Rm Pras : Yak, sama-sama, Rani. Berkah Dalem....
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 211
HASIL WAWANCARA: PENULIS DENGAN BENDAHARA III
Penulis
: Selamat sore, Mbak Menik. Minta waktunya sebentar untuk tanyatanya seputar keuangan gereja, Mbak.
Mb Menik: Oiya, Dek. Silakan, silakan. Mau tanya apa ya? Penulis
: Mbak Menik disini posisinya sebagai Bendahara III bukan? Nah, tugas-tugasnya Mbak Menik sebagai Bendahara III apa aja sih, Mbak?
Mbak Menik: Iya, saya Bendahara III. Kebetulan saya juga baru menjabat, karena Bendahara III sebelumnya mengundurkan diri karena urusan keluarga. Untuk tugas-tugas, saya bagian mengurusi keuangan Gereja Wilayah Kaliwungu. Saya yang mengisi kas kecil Gereja Wilayah. Gereja Wilayah memiliki Bendahara Wilayah, dan saya utusan dari Gereja Paroki, ikut memeriksa dan mengontrol penggunaan kas kecil, ikut mengawasi penghitungan kolekte, dan melaporkan penerimaan dan pengeluaran kas Gereja Wilayah ke Bendahara II. Penulis
: kemudian, tugas-tugas Bendahara II dan Bendahara I apa ya, Mbak?
Mbak Menik: Bendahara II bertugas menerima kolekte mingguan dari tim penghitung kolekte, menerima laporan keuangan dari saya (Gereja Wilayah),
mengurusi
urusan
transfer-mentransfer
Bank,
dan
melaporkan APBU Gereja Wilayah dan Gereja Paroki. Bendahara I bertugas menerima laporan dan rekapan APBU dan kolekte dari Bendahara II, menyusun laporan keuangan, mengesahkan proposal pengajuan dana, dan melaporkan laporan keuangan tiap bulan ke Romo.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 212
Penulis
: Baik. Menurut Mbak Menik adakah kesulitan selama menjalankan tugas sebagai Bendahara III Dewan Paroki?
Mbak Menik: Sejauh ini nggak ada kesulitan sih, Dek. Kami memang mengikuti sistem yang ditetapkan KAS, dan selama ini kami lancar-lancar saja. Penulis
: Oke, trimakasih atas waktu dan informasi yang diberikan ya, Mbak. Selamat sore..
Mbak Menik: Oiya, Dek, sama-sama. Sukses skripsinya ya...